i
AMPLIFIKASI GEN BAR DAN GEN HPT TERKAIT STABILITAS PADI MUTAN SERTA EVALUASI KARAKTER AGRONOMINYA
NETRIA WAHYUNI
DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Amplifikasi Gen bar dan Gen hpt Terkait Stabilitas Padi Mutan Serta Evaluasi Karakter Agronominya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2014 Netria Wahyuni NIM G84100090
ABSTRAK NETRIA WAHYUNI. Amplifikasi Gen bar dan Gen hpt Terkait Stabilitas Padi Mutan Serta Evaluasi Karakter Agronominya. Dibimbing oleh SURYANI dan TRI JOKO SANTOSO. Sistem transposon Ac/Ds mengandung konstrak sebagai penanda aktivasi dan berfungsi dalam mengembangkan tanaman mutan yang menghasilkan perubahan-perubahan fenotipe. Penelitian ini bertujuan mengamplifikasi gen bar dan gen hpt berkaitan dengan stabilitas padi mutan transposon Ac/Ds dan perubahan fenotipe berdasarkan karakter agronominya. Materi tanaman padi yang digunakan untuk penelitian adalah 6 galur padi IR.64 T2 mutan (total 214 tanaman) dan padi IR.64 sebagai kontrol. Tanaman-tanaman mutan diisolasi DNA-nya dan diamplifikasi PCR dengan menggunakan pasangan primer spesifik untuk gen bar dan hpt. Hasil penelitian menunjukkan ukuran gen bar dan gen hpt masing-masing berukuran ± 700 bp dan ± 600 bp. Perubahan karakter-karakter agronomi pada tanaman padi IR.64 mutan generasi T2 disebabkan adanya insersi elemen transposon yang mengandung 4x enhancer. Kata kunci: IR64, karakter agronomi, Transposon Ac/Ds.
ABSTRACT NETRIA WAHYUNI. Amplification of bar Gene and hpt Gene Related to Rice Mutant Stability and The Evaluation of it’s Agronomy Character. Supervised by SURYANI and TRI JOKO SANTOSO. Transposon Ac / Ds system containing an activation tagging constructs serves to develop a mutant plant that will produce changes in phenotype. This study aims to amplify the bar and hpt genes related to the stability of the mutant rice transposon Ac/Ds and observe the changes in phenotype based on the agronomy characters. Rice plant materials used for the study were six mutant T2 rice lines IR.64 (total 214 plants) and IR64 wild type rice as a control. The DNA of mutant plants was isolated and then amplified by PCR technique using primers specific for the bar and hpt genes. The results showed that the bar and hpt genes in the rice plant IR.64 mutant T2 with size were ± 700 bp and ± 600 bp. Evaluation of agronomic characters showed there were changes in these characters of mutant rice lines IR64 generation T2 that probably caused by the transposon insertion element containing 4x enhancer. Keywords: Ac / Ds transposon, agronomic traits, IR64.
iii
AMPLIFIKASI GEN BAR DAN GEN HPT TERKAIT STABILITAS PADI MUTAN SERTA EVALUASI KARAKTER AGRONOMINYA
NETRIA WAHYUNI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biokimia
DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
iv
i
Judul Skripsi : Amplifikasi Gen Bar dan Gen Hpt Terkait Stabilitas Padi Mutan serta Evaluasi Karakter Agronominya Nama : Netria Wahyuni NIM : G84100090
Disetujui oleh
Dr Suryani, SP MSc Pembimbing I
Dr Tri Joko Santoso, SP MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir I Made Artika, MAppSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
ii
PRAKATA Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari hingga bulan Mei 2014 ini adalah Amplifikasi Gen Bar dan Gen Hpt Terkait Stabilitas Padi Mutan Serta Evaluasi Karakter Agronominya. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Suryani, SP MSc dan Bapak Dr Tri Joko Santoso, SP MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan saran. Terima kasih kepada bapak Dr Tri Joko Santoso untuk proyek penelitian dan kesempatan melakukan penelitian sampai selesai di BB Biogen Cimanggu Bogor. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Nur, Ka Mira, Mba Mariana, Ka Ammar, Wulan beserta seluruh staf Konservasi Biologi Molekuler BB-Biogen yang telah membantu selama pengumpulan data penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak serta seluruh keluarga dan teman-teman Biokimia 47 untuk segala doa, kasih sayang dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2014 Netria Wahyuni
iii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
iv
PENDAHULUAN
1
METODE
2
Bahan dan alat
2
Prosedur Penelitian
2
HASIL
4
Tanaman Padi IR.64 Mutan Generasi T2
4
Kuantitas dan Kualitas DNA Genom Padi
5
Amplifikon PCR Gen bar dan Gen hpt
5
PEMBAHASAN
8
Hasil Isolasi DNA Padi
8
Amplikon Gen bar dan Gen hpt
9
Evaluasi Karakter Agronomi SIMPULAN DAN SARAN
10 11
Simpulan
11
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
11
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
32
iv
DAFTAR TABEL 1. Galur-galur padi IR.64 mutan generasi T2 dan padi IR.64 tipe liar (kontrol) 2. Jumlah tanaman padi IR.64 T2 mutan dan padi IR.64 tipe liar (kontrol) setelah ditanam di bak semai 3. Konsentrasi dan kemurnian DNA hasil isolasi dari beberapa tanaman perwakilan galur padi IR64 mutan generasi T2 4. Hasil analisis kestabilan beberapa tanaman padi mutan 5. Hasil rekapitulasi analisis PCR gen bar dan hpt pada 6 galur padi IR64 mutan generasi T2 6. Tinggi tanaman, jumlah malai, panjang malai dan panjang daun bendera padi IR64 T2 mutan 7. Bobot 100 butir, jumlah gabah isi dan jumlah gabah hampa padi IR64 T2 mutan
2 4 5 7 7 7 8
DAFTAR GAMBAR 1. Elektroforegram hasil amplifikasi PCR menggunakan primer bar pada tanaman padi IR.64 T2 mutan galur T2.64.B2.4.12.2. 2. Elektroforegram hasil amplifikasi PCR menggunakan primer hpt pada tanaman padi IR.64 T2 mutan galur T2.64.B2.4.12.1. 3. Peta T-DNA genom yang digunakan pada transformasi transposon Ac/Ds
6 6 9
DAFTAR LAMPIRAN 1. Diagram alur penelitian 2. Konsentrasi dan kemurnian DNA 3. Elektroforegram Sampel Tanaman Padi IR.64 T2 Mutan Hasil Amplifikasi Menggunakan Primer Bar 4. Elektroforegram Sampel Tanaman Padi IR.64 T2 Mutan Hasil Amplifikasi Menggunakan Primer Hpt 5. Hasil analisis kestabilan transposon Ds 6. Motif sekuen primer yang digunakan
14 14 21 24 26 31
1
PENDAHULUAN Kekayaan genom padi dapat dieksplorasi melalui identifikasi gen-gen penting yang terdapat di dalam genom padi yang berperan dalam menentukan fenotipe, dan mendapatkan informasi mengenai fungsi gen-gen padi sehingga kualitasnya dapat ditingkatkan (Jeoung et al. 2002). Menurut Bouchez dan Hofte (1998) pendekatan yang dilakukan dalam menganalisis fungsi gen ada dua yaitu forward genetics dan reverse genetics. Pendekatan forward genetics dilakukan dengan menganalisis fungsi gen dari tanaman mutan kemudian dilanjutkan ke sekuen gennya, sedangkan pendekatan reverse genetics dilakukan dengan berpedoman pada informasi sekuen gen yang diketahui. Transposon merupakan segmen DNA spesifik yang dapat bertransposisi dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam genom sel dengan cara memotong segmen suatu DNA dan meligasinya (Griffth et al. 1999). Transposon Ac (activator) telah mengalami delesi pada bagian inverted repeat sehingga bersifat tidak mampu berpindah, tetapi menghasilkan enzim transposase (otonom) (Greco et al. 2003). Transposon Ds (dissociation) mengalami delesi pada bagian gen transposase sehingga tidak menghasilkan enzim transposase (non-otonom) dan mampu berpindah (mobile) (Brooker 2005). Transposon Ds akan berpindah posisi dalam genom menuju tempat yang berbeda dan tersisip pada gen-gen fungsional. Sedangkan elemen Ac akan menyandikan enzim untuk mengaktifkan elemen Ds selama bertransposisi. Transposon Ds yang terdapat dalam genom tanaman akan stabil jika tidak disertai dengan transposon Ac (Kolesnik et al. 2004). Kestabilan mutan diketahui dengan mengidentifikasi gen-gen ketahanan terhadap antibiotik higromisin (gen hpt) dan ketahanan terhadap herbisida (gen bar) yang masing-masing berada pada elemen Ac dan elemen Ds. Enzim higromisin fosfotransferase yang dihasilkan gen hpt memiliki peran dalam mendetoksifikasi aminosiklitol antibiotik higromisin B. Gen bar (basta resistant) adalah gen yang membawa ketahanan terhadap fosfinotrisin (PPT), yang merupakan bahan aktif herbisida bialaphos dan basta (Rodriguez & Nottenburg 2002). Posisi mutasi yang berbeda-beda di dalam tanaman padi dapat diperoleh melalui aktivitas perpindahan transposon Ds (Greco et al. 2001). Kestabilan tanaman mutan berdasarkan ada tidaknya elemen Ac dapat diidentifikasi menggunakan teknik PCR dengan mengamplifikasi gen bar yang dibawa oleh elemen Ds dan gen hpt yang dibawa oleh elemen Ac. Tanaman padi IR64 mutan akan stabil dalam kromosom tanaman apabila gen bar menyisip dan teramplifikasi setelah pengecekan melaui PCR sedangkan gen hpt tidak teramplifikasi pada tanaman tersebut. Pengujian tanaman yang menunjukan tidak stabilnya mutan pada tanaman padi mutan (transposon Ds) akan terus mengalami perubahan fenotipe pada tanaman padi sampai generasi selanjutnya dan transposon Ds terus menyisip dan berpindah kekromosom lainnya. Tanaman padi mutan yang stabil akan mengalami perubahan fenotipe yang sama dari generasi ke generasi selanjutnya. Penelitian ini bertujuan mengamplifikasi gen bar dan gen hpt berkaitan dengan stabilitas padi mutan transposon Ac/Ds dan perubahan fenotipe berdasarkan karakter agronominya. Manfaat penelitian ini adalah diperolehnya galur-galur padi IR.64 mutan generasi T2 yang stabil yang dapat digunakan sebagai sumber tanaman
2
untuk mengidentifikasi gen-gen penting di bidang pertanian dapat dimanfaatkan sebagai varietas unggul baru setelah dilakukan pengujian-pengujian lebih lanjut.
METODE Bahan dan alat Bahan tanaman yang digunakan untuk penelitian terdiri 6 galur tanaman padi IR.64 mutan generasi T2 dan 1 galur tanaman padi IR 64 tipe liar dengan total tanaman sebanyak 239. Bahan-bahan lain yang digunakan adalah NF water, primer hpt (higromisin fosfotransferase) dan primer bar (basta resistant), 10x Bufer PCR, MgCl2, dNTP mix 10 mM, Taq DNA polymerase, gel agarosa, 1x buffer TAE (Tris HCl-asam asetat-EDTA), loading dye, T4 DNA polymerase (gel red), DNA hasil PCR, dan marker 1 kb ladder. Peralatan yang digunakan adalah tabung mikro 2 mL, tabung mikro 1.5 mL, pipet mikro 1000p, 200p, 20p, 2p dan multichanel mikropipet, tip, oven, microfuge, neraca analitik, spektrofotometer nanodrop, stirer, vorteks, UV Illuminator ChemiDoc EQ Biorad, perangkat elektroforesis vertikal, ice maker, labu Erlenmeyer, microwave, gelas ukur, gelas piala, baki gel agarosa, plate PCR, kulkas penyimpanan sampel, dan mesin PCR tetrad PTC-225. Prosedur Penelitian Penanaman Padi IR.64 Mutan Generasi T2 Tanaman padi IR.64 mutan generasi T2 yang digunakan sebagai bahan sampel penelitian memiliki kode tanaman untuk masing-masing galur dengan arti sebagai berikut, T2 menyatakan tanaman padi mutan generasi T2, 64 sebagai tanaman padi kultivar IR.64, B2 menyatakan transposon (konstrak B2) dan 4.12.1 menyatakan nama galur tanaman padi mutan. Galur-galur tanaman sebanyak 6 galur digunakan sebagai sampel untuk pengujian kestabilan elemen transposon Dc di dalam genom tanaman tersebut, dan digunakan untuk mengetahui pengamatan perubahan karakter agronominya. Total benih tanaman yang digunakan sebanyak 360 bulir padi IR.64 T2 mutan (6 galur padi IR.64 mutan generasi T2) dan 25 bulir (1 galur) padi IR.64 tipe liar yang digunakan sebagai kontrol (Tabel 1). Tabel 1 Galur-galur padi IR.64 mutan generasi T2 dan padi IR.64 tipe liar (kontrol) Kode Tanaman T2.64.B2.4.12.1 T2.64.B2.4.12.2 T2.64.B2.4.5.1 T2.64.B2.4.5.2 T2.64.B2.5.3.8 T2.64.B2.5.3.2 Kontrol
Jumlah benih 60 benih 60 benih 60 benih 60 benih 60 benih 60 benih 25 benih
3
Isolasi DNA Daun Padi (Doyle & Doyle 1987) Sampel daun dipotong dari tanaman padi sepanjang 10 cm dan dimasukkan ke dalam tabung mikro 2 mL. Sampel daun bersama dengan tabung direndam ke dalam nitrogen cair dan digerus dengan penggerus (sumpit bambu) sampai halus berbentuk serbuk. Hasil gerusan kemudian ditambahkan bufer CTAB sebanyak 1000 µL, dicampur dan kemudian diinkubasi pada suhu 65oC selama 15 menit pada penangas air (setiap 5 menit tabung dibolak-balik). Setelah itu sampel didinginkan pada suhu ruang, dan kemudian ditambahkan dengan natrium asetat 3M sebanyak 100 µL dan chisam (perbandingan klorofom:isoamil sebanyak 24:1) sebanyak 1 mL. Campuran kemudian dibolak-balik secara perlahan-lahan kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 12000 rpm selama 5 menit. Supernatan di ambil dan dipindahkan ke dalam tabung mikro 2 mL yang baru dan kemudian ditambahkan natrium asetat sebanyak 1/10 µL volume supernatan dan isopropanol sebanyak 2/3 µL volume supernatan. Campuran kemudian di bolak-balik secara perlahan-lahan untuk mempresipitasi DNA. Sampel disentrifugasi kembali selama 15 menit dengan kecepatan 12000 rpm. Supernatan dibuang perlahan-lahan agar pelet DNA tidak ikut terbuang. Pelet DNA yang terbentuk ditambahkan etanol 70% sebanyak 200 µL dan disentrifugasi pada kecepatan 12000 rpm selama 5 menit. Selanjutnya supernatan dibuang dan pelet DNA dikeringkan di oven pada suhu 60oC sampai kering. Sampel DNA yang diperoleh kemudian dimurnikan dari RNA-nya dengan ditambahkan TE-RNase sebanyak 50 µL dan kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 menit, setelah itu DNA disimpan pada suhu -20oC. Analisis Kuantitatif DNA Genom dengan Nanodrop (Thermo Fisher Scientific 2009) Sebanyak 2 μL larutan buffer TE dimasukkan ke dalam lubang ukur sebagai blanko. Setelah itu, lubang ukur dibersihkan dengan mengelap menggunakan kertas tisu. Kemudian, sampel DNA sebanyak 2 μL dimasukkan ke dalam lubang ukur dan diukur konsentrasinya mengikuti prosedur pengukuran dari alat nanodrop tersebut. Hasil pengukuran akan muncul dalam satuan konsentrasi ng/μL. Nilai kemurnian DNA dapat dilihat berdasarkan nilai rasio pembacaan Å260/Å280. Amplifikasi Gen bar dan Gen hpt dengan PCR (Trijatmiko et al. 2011) Amplifikasi dilakukan dengan menggunakan dua pasang primer yang spesifik terhadap sampel yang digunakan yaitu primer untuk gen ketahanan basta (bar) dan gen ketahanan antibiotik higromisin (hpt). Sekuen primer hpt dan bar yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 6. Total volume reaksi PCR di dalam satu tabung adalah 10 μL dengan komposisi 3 μL NF Water, 5 μL KAPA2G, 0.5 μL primer forward (5 uM), 0.5 μL primer reverse (5 uM), 0.5 μL DMSO, dan 1 μL DNA cetakan. Reaksi amplifikasi dilakukan dengan mesin PCR. Profil PCR yang digunakan adalah pre-denaturasi 940C selama 5 menit, denaturasi 940C selama 30 detik, penempelan primer 670C untuk primer bar dan 600C untuk primer hpt selama 30 detik, dan pemanjangan primer 720C selama 30 detik dengan pengulangan sebanyak 30 siklus.
4
Analisis Produk PCR dengan Elektroforesis Gel Agarosa (Sambrook & Russell 2001) Sebanyak 1.2 gram agarosa dicampur dengan 120 mL 1x bufer TAE (konsentrasi gel 1%). Larutan tersebut dipanaskan dalam microwave selama 2 menit. Agarose yang sudah terlarut dimasukkan ke dalam cetakan agar yang sudah diberi cetakan sumur. Setelah gel agarosa padat, gel dimasukkan ke dalam tangki elektroforesis yang berisi 1x bufer TAE. Sebanyak 5 μL produk PCR dicampur dengan 2 μL loading dye kemudian dimasukkan ke dalam sumur gel. Penanda migrasi (marker) 1 kb ladder juga dimasukan ke dalam sumur gel yang lain. Tahap selanjutnya sampel DNA dialiri arus dengan voltase 75 volt selama 40 menit. Hasil elektroforesis gel agarose divisualisasi menggunakan chemidoc gel system. Analisis Kestabilan Transposon Ds Data kemunculan pita-pita DNA hasil PCR menggunakan primer hpt dan bar digunakan untuk menentukan kestabilan transposon Ds di dalam tanaman padi IR64 mutan. Tanaman padi IR64 mutan generasi T2 dikatakan stabil apabila data hasil elektroforegram menunjukan hasil positif untuk primer bar dan negatif untuk primer hpt. Evaluasi Karakter Agronomi Padi Mutan Pengamatan karakter-karakter agronomi padi dilakukan terhadap 6 galur padi IR.64 T2 mutan dan 1 galur IR.64 tipe liar (kontrol). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah malai per tanaman, jumlah biji isi dan hampa per malai, panjang malai, jumlah anakan, panjang daun bendera, bobot 100 butir. Data hasil pengamatan diuji menggunakan analisis ragam dengan software statistik SAS 7 dan uji lanjut duncan.
HASIL Tanaman Padi IR.64 Mutan Generasi T2 Galur-galur padi IR64 mutan generasi T2 yang ditanam di rumah kaca menunjukkan bahwa dari sebanyak 60 benih per galur tidak semuanya dapat tumbuh menjadi tanaman. Total tanaman yang tumbuh dari masing-masing galur ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2 Jumlah tanaman padi IR.64 T2 mutan dan padi IR.64 tipe liar (kontrol) setelah ditanam di bak semai Kode Tanaman T2.64.B2.4.12.1 T2.64.B2.4.12.2 T2.64.B2.4.5.1 T2.64.B2.4.5.2 T2.64.B2.5.3.8 T2.64.B2.5.3.2 Kontrol
Tanaman Normal 20 Tanaman 25 Tanaman 46 Tanaman 26 Tanaman 51 Tanaman 46 Tanaman 25 Tanaman
Tanaman Albino 11 Tanaman 9 Tanaman 3 Tanaman 16 Tanaman 4 Tanaman 6 Tanaman -
Tanaman Mati 29 Tanaman 26 Tanaman 11 Tanaman 18 Tanaman 5 Tanaman 8 Tanaman -
5
Kuantitas dan Kualitas DNA Genom Padi Hasil pengukuran konsentrasi dan kemurnian DNA pada tanaman padi IR.64 T2 mutan dan tanaman padi IR.64 tipe liar (kontrol) ditunjukkan pada Tabel 3. Data yang ditampilkan merupakan wakil dari setiap galur (satu galur terdiri dari dua tanaman), adapun data secara lengkap disajikan pada bagian lampiran. Galur padi mutan T2.64.B2.5.3.2.9 memiliki konsentrasi DNA yang paling rendah (82.4 ng/ul) dan memiliki kemurnian DNA yang rendah (1.8) jika dibandingkan dengan galur tanaman padi IR.64 mutan generasi T2 yang lainnya dan kontrol. Beberapa galur tanaman padi menunjukan nilai kemurnian yang baik pada kisaran 1.8-2.0 yang berarti bebas dari kontaminan protein maupun RNA. DNA hasil isolasi dari enam galur padi IR.64 T2 mutan dan satu galur padi IR.64 tipe liar (kontrol) selanjutnya digunakan sebagai cetakan pada proses amplifikasi PCR untuk mendeteksi keberadaan gen bar dan hpt menggunakan primer spesifik gen. Tabel 3 Konsentrasi dan kemurnian DNA hasil isolasi dari beberapa tanaman perwakilan galur padi IR64 mutan generasi T2 Sampel T2.64.B2.4.12.1.15 T2.64.B2.4.12.1.16 T2.64.B2.4.12.2.14 T2.64.B2.4.12.2.15 T2.64.B2.4.5.1.4 T2.64.B2.4.5.1.5 T2.64.B2.4.5.2.1 T2.64.B2.4.5.2.2 T2.64.B2.5.3.8.4 T2.64.B2.5.3.8.5 T2.64.B2.5.3.2.9 T2.64.B2.5.3.2.10 IR.64 Kontrol 1 IR.64 Kontrol 2
Konsentrasi 2190 1792.3 650.8 457.8 1278.7 858.7 1180.1 534 486 376.9 82.4 627.6 441.2 689.5
A 260/280 2.0 2.0 1.9 1.8 2.0 2.0 2.0 1.9 1.9 1.9 1.8 1.9 1.9 1.9
Amplifikon PCR Gen bar dan Gen hpt Gen bar dan hpt sebagai marka seleksi yang digunakan untuk melihat kestabilan tanaman-tanaman padi IR.64 mutan generasi T2. Kedua gen pada tanaman diamplifikasi dengan menggunakan primer spesifik terhadap keberadaan gen bar dan primer spesifik terhadap gen hpt. Berdasarkan data hasil amplifikasi PCR diketahui bahwa sebagian besar tanaman-tanaman padi IR.64 mutan generasi T2 menunjukkan hasil positif setelah diamplifikasi dengan primer bar yaitu diindikasikan dengan terbentuknya fragmen DNA berukuran ±700 bp. Hasil amplifikasi PCR terhadap gen bar diambil perwakilan pada tanaman-tanaman mutan galur T2.64.B2.4.12.2 dan ditampilkan pada Gambar 1. Hasil amplifikasi menunjukkan bahwa dari 10 tanaman mutan, 9 diantaranya positif mengandung gen bar sedangkan tanaman negatif terhadap pengujian gen bar yaitu tanaman nomor 13 (T2.64.B2.4.12.2.20). Sementara itu, hasil amplifikasi PCR dengan primer spesifik bar pada galur-galur yang lain ditampilkan pada lampiran. Hasil amplifikasi DNA padi dengan primer hpt pada padi galur T2.64.B2.4.12.1 nomor (4-15 dan 18-20) menyatakan hasil adanya gen hpt yang diindikasikan dengan terbentuknya pita DNA hasil amplifikasi berukuran 600 bp
6
(Gambar 2). Adapun pada tanaman nomor 16 dan 17 tidak mengandung gen hpt karena tidak terbentuk pita DNA dengan ukuran yang diharapkan. Sementara itu, hasil amplifikasi PCR dengan primer gen hpt pada galur-galur yang lain ditampilkan pada lampiran.
Gambar 1 Elektroforegram hasil amplifikasi PCR menggunakan primer bar pada tanaman padi IR.64 T2 mutan galur T2.64.B2.4.12.2. Marker, plasmid, kontrol (IR64 tipe liar), tanaman padi mutan nomor 4-12 positif gen bar, sampel nomor 13 negatif gen bar
Gambar 2 Elektroforegram hasil amplifikasi PCR menggunakan primer hpt pada tanaman padi IR.64 T2 mutan galur T2.64.B2.4.12.1. Marker, plasmid, kontrol (IR.64 tipe liar), tanaman padi nomor 4-15 dan 18-20 positif mengandung hpt, tanaman padi nomor 16 dan 17 negatif hpt Stabilitas Transposon Ds pada Tanaman Padi IR.64 Mutan Generasi T2 Hasil analisis kestabilan tanaman-tanaman mutan padi IR.64 mutan generasi T2 disajikan pada Tabel 4. Data yang ditampilkan merupakan perwakilan tanaman dari tiap-tiap galur dan setiap galur diambil perwakilan 2 sampel tanaman. Tanaman-tanaman mutan padi yang telah stabil diindikasikan dengan positif gen bar dan negatif gen hpt. Hal ini menunjukan bahwa pada tanaman-tanaman mutan yang stabil sudah tidak mempunyai elemen transposon Ac (negatif hpt) namun
7
masih mengandung elemen transposon Ds (positif bar). Hasil analisis PCR untuk semua tanaman pada 6 galur padi IR.64 mutan generasi T2 dengan jumlah total 214 tanaman menunjukkan bahwa 94 tanaman telah stabil tranposon Ds di dalam genom tanaman (Tabel 5). Tabel 4 Hasil analisis kestabilan beberapa tanaman padi mutan Padi Mutan T2.64.B2.4.12.1.15 T2.64.B2.4.12.1.16 T2.64.B2.4.12.2.14 T2.64.B2.4.12.2.15 T2.64.B2.4.5.1.4 T2.64.B2.4.5.1.5 T2.64.B2.4.5.2.1 T2.64.B2.4.5.2.2 T2.64.B2.5.3.8.4 T2.64.B2.5.3.8.5 T2.64.B2.5.3.2.9 T2.64.B2.5.3.2.10
Gen bar + + + + + + + + + +
Gen hpt + + + + -
Kestabilan Tidak ada mutan Stabil Stabil Tidak stabil Stabil Tidak stabil Stabil Tidak stabil Tidak stabil Stabil Tidak stabil Stabil
Tabel 5 Hasil rekapitulasi analisis PCR gen bar dan hpt pada 6 galur padi IR64 mutan generasi T2 Nama galur T2.64.B2.4.12.1 T2.64.B2.4.12.2 T2.64.B2.4.5.1 T2.64.B2.4.5.2 T2.64.B2.5.3.8 T2.64.B2.5.3.2 Jumlah
Positif bar (stabil) 4 2 6 6 33 43 94
Jumlah tanaman Positif bar Positif hpt dan hpt 1 8 1 22 3 34 0 20 0 18 0 0 5 102
Negatif bar dan hpt 7 0 3 0 0 3 13
Total tanaman 20 25 46 26 51 46 214
Evaluasi Karakter Agronomi Padi Mutan Hasil analisis menunjukkan bahwa karakter agronomi seperti tinggi tanaman, jumlah malai, panjang malai dan panjang daun bendera, jumlah gabah hampa dan gabah isi, serta bobot 100 butir menunjukkan karakter agronomi pada tanaman padi IR.64 mutan generasi T2 lebih baik dibandingkan dengan tanaman padi kontrol pada taraf uji beda nyata 5% pengujian lanjutan duncan (Tabel 6 dan Tabel 7). Dari hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat dua galur padi mutan yang mempunyai karakter agronomi tinggi tanaman, jumlah malai, panjang malai, panjang daun bendera berbeda nyata dengan kontrol yaitu galur F dan G (Tabel 6). Hasil analisis karakter komponen hasil tanaman padi IR.64 T2 mutan dibandingkan dengan kontrol disajikan pada Tabel 7. Bobot 100 butir dari semua galur padi mutan berbeda nyata dengan kontrol. Semua galur padi mutan mempunyai bobot 100 butir yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Sementara itu, jumlah gabah isi dan hampa untuk beberapa galur padi mutan berbeda nyata dengan kontrol. Satu galur mutan yaitu mutan G mempunyai jumlah
8
gabah yang secara nyata lebih tinggi dari kontrol dan semua galur padi mutan mempunyai jumlah gabah hampa yang lebih tinggi dari kontrol. Tabel 6 Tinggi tanaman, jumlah malai, panjang malai dan panjang daun bendera padi IR64 T2 mutan
Varietas Kontrol IR.64 (A) T2.64.B2.4.12.1 (B) T2.64.B2.4.12.2 (C) T2.64.B2.4.5.1 (D) T2.64.B2.4.5.2 (E) T2.64.B2.5.3.8 (F) T2.64.B2.5.3.2 (G) Keterangan:
88.53b 89.73b
Panjang Jumlah Malai (cm) Daun Malai (n=1) (n=5) bendera (cm) (n=5) 21.47a 25.72b 34c a b 21.47 25.67 39.39b
94.77a
22.55a
26.97a
40.34ab
95.02a 96.11a 95.77a 96.99a
21.41a 21.83a 18.20b 16.84b
26.53ab 27.16a 27.02a 27.48a
39.64ab 41.50ab 40.61ab 41.80a
Tinggi tanaman (cm) (n=1)
a dan b
Angka-angka pada kolom yang diikuti huruf yang sama dan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada taraf beda nyata 5% uji Duncan. n menunjukan banyak ulangan perlakuan.
Tabel 7 Bobot 100 butir, jumlah gabah isi dan jumlah gabah hampa padi IR64 T2 mutan Varietas Kontrol IR.64 (A) T2.64.B2.4.12.1 (B) T2.64.B2.4.12.2 (C) T2.64.B2.4.5.1 (D) T2.64.B2.4.5.2 (E) T2.64.B2.5.3.8 (F) T2.64.B2.5.3.2 (G)
Bobot 100 butir (g) (n=1) 2.44a 2.11c 2.28b 2.29b 2.23b 2.24b 2.18bc
Jumlah Gabah Isi (n=5) Hampa (n=5) 112.17bc 97.25c 112.52bc 103.40bc 101.49c 118.26b 137.30a
24.40c 82.24ab 79.48ab 74.40b 91.31a 77.93ab 70.66b
Keterangan: a,b,cAngka-angka pada kolom yang diikuti huruf yang sama dan menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada taraf beda nyata 5% uji Duncan. n menyatakan banyaknya ulangan perlakuan.
PEMBAHASAN Hasil Isolasi DNA Padi Isolasi DNA daun padi IR.64 T2 mutan galur T2.64.B2.4.12(1), T2.64.B2.4.12(2), T2.64.B2.4.5(1), T2.64.B2.4.5(2), T2.64.B2.5.3(8) dan T2.64.B2.5.3(2) bertujuan untuk mendapatkan DNA murni. Hasil isolasi DNA tanaman padi selanjutnya diuji menggunakan nanodrop untuk mengetahui kualitas atau kemurnian DNA dan konsentrasi DNA. Uji kuantitas dan kualitas DNA dari 6 galur tanaman padi IR.64 T2 mutan dan tanaman padi IR64 tipe liar (kontrol) menunjukkan bahwa sebagian besar sampel DNA memiliki kemurnian yang baik
9
pada kisaran nilai 1.8-2.0. Konsentrasi hasil pengukuran cukup untuk digunakan sebagai cetakan pada tahap amplifikasi dengan teknik PCR. Kontaminasi RNA dan protein yang terdapat di dalam beberapa sampel tidak membutuhkan proses pemurnian atau isolasi ulang. Hal ini dikarenakan RNA dan protein yang terdapat di dalam sampel DNA akan terdegradasi pada saat proses PCR terutama pada tahapan denaturasi. Kontaminan baik RNA maupun protein yang terdapat di dalam sampel DNA konsentrasinya sangat kecil sehingga dapat diabaikan dan tidak berpengaruh terhadap proses amplifikasi PCR (Sambrook et al. 2001). Amplikon Gen bar dan Gen hpt Konfirmasi keberadaan elemen transposon Ac/Ds di dalam tanaman padi dilakukan dengan teknik polymerase chain reaction (PCR) melalui amplifikasi gen bar dan gen hpt. Dari informasi keberadaan elemen Ac dan Ds dapat digunakan untuk mengetahui stabilitas tanaman padi IR64 mutan generasi T2. Elektroforesis hasil amplifikasi PCR pada sampel DNA padi mutan generasi T2 dilakukan menggunakan gel agarosa 1%. Hasil elektroforesi gel agarose terlihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Agarosa memiliki resolusi pemisahan lebih rendah dibandingkan dengan pemisahan menggunakan poliakrilamid, kisaran pemisahan lebih besar dan pengujian kualitatif DNA lebih baik (Sambrook et al. 2001). Primer bar digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan elemen transposon Ds sedangkan primer hpt untuk mengidentifikasi keberadaan transposon Ac di dalam tanaman. Hal ini dikarenakan gen bar berada satu fragmen dengan elemen Ds sedangkan gen hpt (hyg) berada satu fragmen dengan elemen Ac (Gambar 3). Hasil analisis PCR menggunakan primer bar pada tanaman IR.64 T2 mutan menunjukkan hasil positif apabila terbentuk amplikon gen bar yang berukuran ± 700 bp sedangkan primer hpt menunjukkan hasil positif apabila terbentuk amplikon dengan ukuran 600 bp. Hasil analisis PCR menunjukkan bahwa elemen transposon Ac dan Ds masih tersisip di dalam genom atau kromosom galur-galur tanaman padi IR.64 T2 mutan. Berdasarkan hasil PCR gen bar dan gen hpt, dapat diketahui sampel tanamantanaman mutan padi yang stabil. Tanaman IR.64 mutan generasi T2 telah stabil trasnposon Ds apabila hasil amplifikasi PCR positif dengan primer bar dan negatif dengan primer hpt. Secara umum, hasil analisis PCR pada 6 galur padi IR64 mutan generasi T2 diperoleh sebanyak 94 dari total 214 tanaman (43,9%) yang telah stabil yang diindikasikan dengan hasil PCR positif pada gen bar saja (Tabel 5).
Gambar 3. Peta T-DNA genom yang digunakan pada transformasi transposon Ac/Ds (Trijatmiko et al. 2005)
10
Menurut Greco et al (2001) untuk memperoleh tanaman mutan yang diinginkan diperlukan transposon yang stabil, sehingga tidak terjadi perpindahan ke kromosom lain. Kualitas pita-pita hasil elektroforegram yang dihasilkan cukup baik, karena hanya sedikit intensitas fragmen smear (Gambar 1 dan Gambar 2). Fragmen ini muncul karena terpotongnya untaian DNA utuh penyusun kromosom selama ekstraksi DNA. Fragmen DNA terpotong disebabkan kerusakan mekanis karena penggerusan, ataupun aktifitas enzim selama isolasi, konsentrasi DNA yang tinggi, dan penggunaan voltase yang terlalu besar (Jamsari 2007). Evaluasi Karakter Agronomi Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada waktu tanaman memiliki malai dan bulir malai padi berisi padat. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi. Evaluasi karakter tinggi tanaman menunjukkan bahwa semua galur padi mutan mengalami perubahan tinggi tanaman yaitu lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kontrol kecuali untuk galur B (Tabel 6). Evaluasi karakter jumlah malai menunjukkan bahwa empat galur padi mutan mempunyai jumlah malai tidak berbeda nyata dengan kontrol (galur B, C, D dan E), sementara 2 galur lainnya (galur F dan G) mempunyai jumlah malai yang lebih sedikit dibanding kontrol (Tabel 6). Panjang malai, empat galur padi mutan mempunyai malai yang lebih panjang dibandingkan dengan kontrol. Panjang daun bendera 6 galur tanaman padi IR.64 T2 mutan menunjukan hasil yang berbeda nyata pada taraf beda nyata 5% yaitu lebih panjang dibandingkan tanaman padi IR.64 kontrol. Peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif tanaman padi ditunjukan dengan tanaman padi yang mulai berbunga. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa umur berbunga padi IR.64 T2 mutan (84 hari) lebih cepat dibandingkan tanaman IR.64 kontrol positif (90 hari). Perbedaan pembungaan tanaman merupakan sifat agronomi yang dipengaruhi faktor genetik dan fisiologi. Sehingga diduga terjadi akumulasi alel-alel dari tetua pada individu (Trijatmiko 2001). Bobot 100 butir padi IR.64 kontrol (2.44 g) lebih besar dibandingkan 6 galur tanaman padi IR.64 T2 mutan. Hasil analisis menunjukkan bobot 100 bulir gabah untuk masing-masing galur (6 galur) padi IR.64 mutan berbeda nyata dengan bobot IR.64 kontrol karena bobot kontrol lebih berat, sedangkan perbandingan terhadap sesama galur mutan menunjukan hasil tidak berbeda nyata pada taraf uji lanjut 5%. Bobot IR.64 T2 mutan dan bobot bulir IR64 kontrol masih lebih kecil dibandingkan bobot bulir padi ideal (2.8-3.0 g) (Ma et al. 2006). Tanaman padi ideal memiliki jumlah gabah berkisar antara 180-240, dengan gabah isi lebih dari 85 persen (Ma et al. 2006). Hasil analis lanjut pada taraf 5% uji duncen gabah isi menunjukkan jumlah gabah isi terbesar pada galur padi mutan T2.64.B2.5.3.2 (G) dan berbeda nyata terhadap IR.64 kontrol dan galur mutan lainnya (Tabel7). Hasil pengamatan gabah hampa menunjukkan bahwa padi IR.64 T2 mutan pada galur T2.64.B2.4.5.2 (E) memiliki jumlah gabah hampa terbanyak serta berbeda nyata terhadap gabah galur T2.64.B2.5.3.2, T2.64.B2.4.5.1 dan IR64 kontrol (Tabel7). Hasil analisis pada panjang daun bendera (Tabel 6) dengan hasil pengukuran terpanjang pada galur mutan G yang berbeda nyata terhadap IR.64 kontrol dan galur mutan B pada taraf uji lanjut 5%. Hasil penelitian Peng et al (2008) menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil padi tipe baru dibutuhkan tetua yang memiliki karakter agronomi seperti tanaman yang tinggi, jumlah gabah per malai dan ukuran malai yang besar. Hasil
11
analisis karakter agronomi tanaman padi IR.64 T2 mutan dan IR.64 kontrol telah menunjukan hasil yang sesuai dengan hasil penelitian Peng et al (2008) karena hasil pengujian tinggi tanaman, jumlah gabah per malai dan ukuran malai tanaman padi IR.64 T2 mutan yang lebih besar dibandingkan IR.64 kontrol. Perubahanperubahan karakter agronomi diduga disebabkan oleh adanya insersi elemen transposon yang mengandung 4x enhancer pada segmen-segmen kromosom yang berada dekat dengan gen-gen yang mungkin terkait dengan karakter-karakter agronomi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Gen bar dan gen hpt di dalam tanaman padi IR.64 T2 mutan dapat diamplifikasi menggunakan primer spesifik gen bar dan gen hpt dan menghasilkan amplikon masing-masing berukuran ± 700 bp dan ± 600 bp. Hasil analisis PCR pada 6 galur padi IR64 mutan generasi T2 diperoleh sebanyak 94 dari total 214 tanaman (43,9%) yang telah stabil yang diindikasikan dengan hasil PCR positif pada gen bar saja. Evaluasi karakter-karakter agronomi menunjukkan telah terjadi perubahan karakter-karakter tersebut pada tanaman padi IR64 mutan generasi T2. Perubahan-perubahan tersebut kemungkinan diduga disebabkan oleh adanya insersi elemen transposon yang mengandung 4x enhancer pada segmen-segmen kromosom yang berada dekat dengan gen-gen yang mungkin terkait dengan karakter-karakter agronomi. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi gen-gen yang berhubungan dengan perubahan-perubahan karakter agronomi pada generasi tanaman padi IR64 mutan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah B, Tjokrowidjojo S, Kustianto B, Daradjat AA. 2005. Pembentukan padi varietas unggul tipe baru. Penelitian Pertanian 24(1):1-7. Bouchez D, H Hofte. 1998. Functional genomic in plants. Plant Physiol. 118:725732. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Berita Resmi Statistik. Jakarta: BPS Brooker R J. 2005. Analysis and Principle. 2nd ed. New York (US): McGraw-Hill companies, Inc. Griffith AJF. 1999. An Introduction to Genetic Analysis. Ed ke-7. New York (US): W.H. Freeman. Greco R, PBF Ouwerkerk, AJC Taal, C Favalli, T Begiristain, P Puigmonech, L Colombo, JHC Hoge, A Pereira. 2001. Early and multiple Ac transpositions in rice suitable for efficient insertional mutagenesis. Plant Molecular Biology 46: 215-227.
12
Greco R, PBF Ouwerkerk, RJ De Kam, C Sallaud, C Favalli, L Colombo, E Guiderdoni, AH Meijer, JHC Herawati R, Purwoko BS, Dewi IS. 2009. Keragaman genetik dan karakter agronomi galur haploid padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru hasi kultur antera. J Agron Indonesia.37(2):87-94. Hoge, A Pereira. 2003. Transpositional behavior of an Ac/Ds system for reverse genetics in rice. Theory Applied Genetics 108: 10-24. Jeoung DH, S An, HG Kang, S Moon, J Han, S Park, HS Lee, K An, and G An. 2002. T-DNA insertional mutagenesis for activation tagging in rice. Plant Physiology 130: 1636-1644. Kolesnik T, I Szeverenyi, D Bachman, CS Kumar, S Jiang, R Ramamoorthy, M Cal, ZG Ma, V Sundaresan, S Ramachandran. 2004. Establishing an efficient Ac/Ds tagging system in rice. The Plant Journal 37: 301314. [LITBANG] Balai Penelitian Bahan Pangan. 2006. Mengenal padi VUTB Fatmawati. http://jakarta.litbang.deptan.go.id/klinikagribisnis. J Litbang 12:1-6. Ma J, W Ma, D Ming, S Yang, Q Zhu. 2006. Characteristics of rice plant with heavy panicle. Agricultural Sciences 5(12):101-105. Peng S, GS Khush, P Virk, Q Tang, and Y Zou. 2008. Progress in ideotype breeding in increase rice yield potential. Field Crop Res 108:32-38. Rahmawati S. 2006. Status perkembangan dan perbaikan genetik padi menggunakan teknik transformasi Agrobacterium. AgroBiogen 2: 364-375. Rodriguez RC, Nottenburg C. 2003. Antibiotic resistance genes and their use in genetic transformation especially in plants. [internet]. [diunduh pada 2014 Juni 15]. Tersedia pada http:www.cambiaip.org/whitepapers/TransgenidAb. Sambrook J, DW Russel. 1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual. New York (US): Cold-Spring Harbor Laboratory Press. Thermo Fisher Scientific. 2009. Nanodrop 2000/200c Spectrpphotometer V1.0 User Manual. Wilmington (US): Thermo Fischer Scientific. Trijatmiko KR, GV Arkel, A Karaba, EV Enckevort, A Pereira. 2005. Activation tagging using En-I and Ac-Ds maize transposon systems in rice. Dalam Comparative Analysis of Drought Resistance Genes in Arabidopsis and Rice. Ph.D. Thesis Wageningen University, Wageningen, The Netherland with Summaries in English, Dutch and Indonesian. p. 111-128. Trijatmiko KR, Olivia N, Slamet-Loedin IH, Kohli A. 2011. Molecular Analysis of Transgenic Plants. NewYork (US): Springer. Webb KJ, Morris P. 1992. Methodologies of plant transformation, In: Gatehouse AMR, Hilder VA, Boulter D, editor. Plant Genetic Manipulation for Crop Protection. United Kingdom (GB): CAB International.
13
LAMPIRAN
14
Lampiran 1 Diagram Alur Penelitian
Penanaman benih (IR64 mutan generasi T2 dan IR64 kontrol)
Isolasi DNA padi
Analisis kuantitatif dan kualitatif DNA
Amplifikasi DNA dengan PCR
Elektroforesis
Identifikasi karakter unggul agronomi
Analisis data
15
Lampiran 2 Konsentrasi dan Kemurnian DNA Sampel T2.64.B2.4.12.1.1
Konsentrasi
A 260/280
846.1
1.93
T2.64.B2.4.12.1.2
623.5
1.92
T2.64.B2.4.12.1.3
1081.5
1.92
T2.64.B2.4.12.1.4
425.4
1.89
T2.64.B2.4.12.1.5
611.3
1.88
T2.64.B2.4.12.1.6
657.4
2.02
T2.64.B2.4.12.1.7
792.1
1.92
T2.64.B2.4.12.1.8
991.3
1.93
T2.64.B2.4.12.1.9
500.4
1.89
T2.64.B2.4.12.1.10
902.4
1.91
T2.64.B2.4.12.1.11
892.7
1.92
T2.64.B2.4.12.1.12
1417.6
1.89
T2.64.B2.4.12.1.13
578.8
1.9
T2.64.B2.4.12.1.14
651.8
1.9
T2.64.B2.4.12.1.15
2190
1.96
T2.64.B2.4.12.1.16
1792.3
2
T2.64.B2.4.12.1.17
943.3
1.94
T2.64.B2.4.12.1.18
932.9
1.94
T2.64.B2.4.12.1.19
652.5
1.93
T2.64.B2.4.12.1.20
560
1.88
T2.64.B2.4.12.2.1
1510.1
1.93
T2.64.B2.4.12.2.2
881
1.98
T2.64.B2.4.12.2.3
1020.9
1.96
T2.64.B2.4.12.2.4
711.2
1.87
T2.64.B2.4.12.2.5
1312.1
1.94
T2.64.B2.4.12.2.6
610.6
1.93
T2.64.B2.4.12.2.7
893.6
1.91
T2.64.B2.4.12.2.8 T2.64.B2.4.12.2.9
257.5 424.4
1.87 1.9
T2.64.B2.4.12.2.10
486.2
1.9
T2.64.B2.4.12.2.11
729.5
1.93
T2.64.B2.4.12.2.12
1074.9
1.94
T2.64.B2.4.12.2.13
963
1.96
T2.64.B2.4.12.2.14
650.8
1.92
T2.64.B2.4.12.2.15
457.8
1.77
T2.64.B2.4.12.2.16
1197.7
1.95
T2.64.B2.4.12.2.17
1412
1.48
T2.64.B2.4.12.2.18
585.2
1.28
T2.64.B2.4.12.2.19
638.2
T2.64.B2.4.12.2.20
779.2
1.89 2
T2.64.B2.4.12.2.21 T2.64.B2.4.12.2.22
2602.1 883.3
1.69 1.74
16
Lanjutan Lampiran 2 Konsentrasi dan Kemurnian... Sampel
Konsentrasi
A 260/280
T2.64.B2.4.12.2.23
1103.6
1.95
T2.64.B2.4.12.2.24
1392.6
2
T2.64.B2.4.12.2.25
558.4
1.91
T2.64.B2.4.5.1.1
1720.5
1.94
T2.64.B2.4.5.1.2
726.8
1.93
T2.64.B2.4.5.1.3
52.3
1.6
T2.64.B2.4.5.1.4
1278.7
1.98
T2.64.B2.4.5.1.5
858.7
1.99
T2.64.B2.4.5.1.6
1250.9
1.97
T2.64.B2.4.5.1.7
732.2
1.9
T2.64.B2.4.5.1.8
594.2
1.89
T2.64.B2.4.5.1.9
789.8
1.92
T2.64.B2.4.5.1.10
1254.7
1.93
T2.64.B2.4.5.1.11
598.4
2.03
T2.64.B2.4.5.1.12
1091.2
1.96
T2.64.B2.4.5.1.13
752.4
1.89
T2.64.B2.4.5.1.14
1169
1.99
T2.64.B2.4.5.1.15
1153.5
1.93
T2.64.B2.4.5.1.16
825.7
1.96
T2.64.B2.4.5.1.17
1160.4
1.96
T2.64.B2.4.5.1.18
713.3
1.9
T2.64.B2.4.5.1.19
1160.1
1.94
T2.64.B2.4.5.1.20
1054.9
1.99
T2.64.B2.4.5.1.21
3222.8
1.97
T2.64.B2.4.5.1.22
1948.3
1.96
T2.64.B2.4.5.1.23
567.8
1.92
T2.64.B2.4.5.1.24
2077.5
2.05
T2.64.B2.4.5.1.25
566.6
1.85
T2.64.B2.4.5.1.26
820.8
1.92
T2.64.B2.4.5.1.27
1676.4
2
T2.64.B2.4.5.1.28
869.5
1.91
T2.64.B2.4.5.1.29
615.5
1.91
T2.64.B2.4.5.1.30
2321.8
1.99
T2.64.B2.4.5.1.31
1556.7
1.94
T2.64.B2.4.5.1.32
1770.3
1.98
T2.64.B2.4.5.1.33
1909.6
1.98
T2.64.B2.4.5.1.34
1565.4
2.01
T2.64.B2.4.5.1.35
495.9
1.91
T2.64.B2.4.5.1.36
1000.3
1.93
T2.64.B2.4.5.1.37
1217.5
1.99
T2.64.B2.4.5.1.38 T2.64.B2.4.5.1.39
1436.1
1.96 1.92
758.8
17
Lanjutan Lampiran 2 Konsentrasi dan Kemurnian... Sampel
Konsentrasi
A 260/280 1.88
T2.64.B2.4.5.1.40
455.9
T2.64.B2.4.5.1.42
869.9
1.98
T2.64.B2.4.5.1.43
1060.7
1.94
T2.64.B2.4.5.1.44
1873.8
1.99
T2.64.B2.4.5.1.45
4257.9
1.86
T2.64.B2.4.5.1.46
1984.1
1.91
T2.64.B2.4.5.2.1
1180.1
1.98
T2.64.B2.4.5.2.2
534
1.89
T2.64.B2.4.5.2.3
1631.6
1.94
T2.64.B2.4.5.2.4
353.8
1.88
T2.64.B2.4.5.2.5
1417.4
1.96
T2.64.B2.4.5.2.6
814.5
1.86
T2.64.B2.4.5.2.7
300.5
1.89
T2.64.B2.4.5.2.8
346.4
1.86
T2.64.B2.4.5.2.9
509.5
1.96
T2.64.B2.4.5.2.10
606.9
1.95
T2.64.B2.4.5.2.11
1115.1
1.91
T2.64.B2.4.5.2.12
869.9
2.02
T2.64.B2.4.5.2.13
2400
1.75
T2.64.B2.4.5.2.14
1863.9
1.97
T2.64.B2.4.5.2.15
406.9
1.91
T2.64.B2.4.5.2.16
537.8
1.93
T2.64.B2.4.5.2.17
296.2
1.86
T2.64.B2.4.5.2.18
804.8
20.07
T2.64.B2.4.5.2.19
792.1
2.02
T2.64.B2.4.5.2.20
821.5
1.93
T2.64.B2.4.5.2.21
821.2
1.92
T2.64.B2.4.5.2.22
951.1
1.99
T2.64.B2.4.5.2.23
647.8
1.89
T2.64.B2.4.5.2.24
1237.8
1.96
T2.64.B2.4.5.2.25
967.5
1.92
T2.64.B2.4.5.2.26
842.7
1.93
T2.64.B2.5.3.8.1
604.8
1.89
T2.64.B2.5.3.8.2
368.4
1.88
T2.64.B2.5.3.8.3
593.9
1.88
T2.64.B2.5.3.8.4
486
1.93
T2.64.B2.5.3.8.5
376.9
1.92
T2.64.B2.5.3.8.6
671.1
1.97
T2.64.B2.5.3.8.7
433.9
1.91
T2.64.B2.5.3.8.8 T2.64.B2.5.3.8.9
284.5
1.43
468.5
1.92
18
Lanjutan Lampiran 2 Konsentrasi dan Kemurnian... Sampel
Konsentrasi
A 260/280 1.92
T2.64.B2.5.3.8.11
450.6
T2.64.B2.5.3.8.12
759.3
1.93
T2.64.B2.5.3.8.13
109.2
1.72
T2.64.B2.5.3.8.14
642.8
1.93
T2.64.B2.5.3.8.15
247.9
1.83
T2.64.B2.5.3.8.16
185.7
1.82
T2.64.B2.5.3.8.17
636
1.88
T2.64.B2.5.3.8.18
387.6
1.89
T2.64.B2.5.3.8.19
579.8
1.89
T2.64.B2.5.3.8.20
314.9
1.89
T2.64.B2.5.3.8.21
281.9
1.88
T2.64.B2.5.3.8.22
512.9
1.91
T2.64.B2.5.3.8.23
520.2
1.93
T2.64.B2.5.3.8.24
162.2
1.78
T2.64.B2.5.3.8.25
578.3
1.9
T2.64.B2.5.3.8.26
599
1.92
T2.64.B2.5.3.8.27
444.1
1.92
T2.64.B2.5.3.8.28
297.4
1.85
T2.64.B2.5.3.8.29
1416.1
1.97
T2.64.B2.5.3.8.30
608.3
1.89
T2.64.B2.5.3.8.31
291.7
1.85
T2.64.B2.5.3.8.32
149.2
1.78
T2.64.B2.5.3.8.33
683.5
1.91
T2.64.B2.5.3.8.34
953.5
1.99
T2.64.B2.5.3.8.35
599.7
1.96
T2.64.B2.5.3.8.36
689.4
1.9
T2.64.B2.5.3.8.37
152.9
1.77
T2.64.B2.5.3.8.38
682.5
1.89
T2.64.B2.5.3.8.39
524.3
1.92
T2.64.B2.5.3.8.40
679
1.88
T2.64.B2.5.3.8.41
197.2
1.85
T2.64.B2.5.3.8.42
65.8
1.55
T2.64.B2.5.3.8.43
485.2
1.89
T2.64.B2.5.3.8.44
990
1.9
T2.64.B2.5.3.8.45
996.7
1.94
T2.64.B2.5.3.8.46
250.4
1.84
T2.64.B2.5.3.8.47
1118.2
1.97
T2.64.B2.5.3.8.48
380.4
1.87
T2.64.B2.5.3.8.49
347.1
1.91
T2.64.B2.5.3.8.50
196
1.93
T2.64.B2.5.3.8.51 T2.64.B2.5.3.2.1
966.8
1.99 1.97
1072.8
19
Lanjutan Lampiran 2 Konsentrasi dan Kemurnian... Sampel
Konsentrasi
A 260/280
T2.64.B2.5.3.2.5
1233.5
1.89
T2.64.B2.5.3.2.6
453.9
1.87
T2.64.B2.5.3.2.7
755.6
1.96
T2.64.B2.5.3.2.8
1028.7
1.95
T2.64.B2.5.3.2.9
82.4
1.76
T2.64.B2.5.3.2.10
627.6
1.94
T2.64.B2.5.3.2.11
400.8
1.89
T2.64.B2.5.3.2.12
392.5
1.92
T2.64.B2.5.3.2.13
675
1.85
T2.64.B2.5.3.2.14
1971.2
1.98
T2.64.B2.5.3.2.15
1856.7
1.97
T2.64.B2.5.3.2.16
528.8
1.87
T2.64.B2.5.3.2.17
402.4
1.88
T2.64.B2.5.3.2.18
676.7
1.89
T2.64.B2.5.3.2.19
471.3
1.92
T2.64.B2.5.3.2.20
789.5
1.94
T2.64.B2.5.3.2.21
912.6
1.94
T2.64.B2.5.3.2.22
602.9
1.89
T2.64.B2.5.3.2.23
545.8
1.88
T2.64.B2.5.3.2.24
670.5
1.99
T2.64.B2.5.3.2.25
281.7
1.88
T2.64.B2.5.3.2.26
303.3
1.85
T2.64.B2.5.3.2.27
865.5
1.95
T2.64.B2.5.3.2.28
1342
1.93
T2.64.B2.5.3.2.29
692.8
1.96
T2.64.B2.5.3.2.30
553.7
1.9
T2.64.B2.5.3.2.31
560
1.9
T2.64.B2.5.3.2.32
798.3
1.93
T2.64.B2.5.3.2.33
1187.3
2
T2.64.B2.5.3.2.34
586.9
1.94
T2.64.B2.5.3.2.35
870
1.94
T2.64.B2.5.3.2.36
1888.1
2.01
T2.64.B2.5.3.2.37
779.6
1.98
T2.64.B2.5.3.2.38
601.6
1.89
T2.64.B2.5.3.2.39
1434.3
1.95
T2.64.B2.5.3.2.40
561.7
1.89
T2.64.B2.5.3.2.41
1142.9
2
T2.64.B2.5.3.2.42
620
1.92
T2.64.B2.5.3.2.43
521.9
1.89
T2.64.B2.5.3.2.44
617.1
1.89
T2.64.B2.5.3.2.45
463.5
1.87
T2.64.B2.5.3.2.46
487
1.88
20
Lanjutan Lampiran 2 Konsentrasi dan Kemurnian... Sampel
Konsentrasi
A 260/280
Kontrol 1
441.2
1.9
Kontrol 2
689.5
1.9
Kontrol 3
1151.8
1.97
Kontrol 4
568.2
1.9
Kontrol 5
650.4
1.95
Kontrol 6
666.6
1.91
Kontrol 7
859.6
1.87
Kontrol 8
947.8
1.96
Kontrol 9
993.4
1.95
Kontrol 10
635.2
1.88
Kontrol 11
686.4
1.89
Kontrol 12
687.2
1.9
Kontrol 13
362.2
1.86
Kontrol 14
449.8
1.9
Kontrol 15
541.5
1.87
Kontrol 16
735.9
2.01
Kontrol 17
351.7
1.88
Kontrol 18
737.6
1.95
Kontrol 19
1496.3
1.98
Kontrol 20
340
1.85
Kontrol 21
415.2
1.9
Kontrol 22
286.4
1.88
Kontrol 23
460.2
1.88
Kontrol 24
2012.4
1.94
Kontrol 25
979.8
1.92
21
Lampiran 3 Elektroforegram Sampel Tanaman Padi IR.64 T2 Mutan Hasil Amplifikasi Menggunakan Primer Bar
22
Lanjutan Lampiran 3 Elektroforegram Sampel Tanaman...
23
Lanjutan Lampiran 3 Elektroforegram Sampel Tanaman...
24
Lampiran 4 Elektroforegram Sampel Tanaman Padi IR.64 T2 Mutan Hasil Amplifikasi Menggunakan Primer Hpt
25
Lanjutan Lampiran 4 Elektroforegram Sampel Tanaman...
26
Lampiran 5 Hasil Analisis Kestabilan Transposon Ds Padi Mutan
Gen bar
Gen hpt
Kestabilan
T2.64.B2.4.12.1.1
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.1.2
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.1.3
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.1.4
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.4.12.1.5
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.4.12.1.6
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.4.12.1.7
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.4.12.1.8
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.4.12.1.9
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.1.10
-
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.1.11
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.1.12
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.1.13
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.1.14
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.1.15
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.4.12.1.16
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.12.1.17
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.12.1.18
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.4.12.1.19
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.12.1.20
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.12.2.1
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.2
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.3
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.4
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.5
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.6
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.7
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.8
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.9
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.10
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.11
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.12
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.13
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.12.2.14
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.12.2.15
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.16
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.17
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.18
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.19
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.20
-
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.21
+
+
T2.64.B2.4.12.2.22
+
+
Tidak stabil Tidak stabil
27
Lanjutan Lampiran 5 Hasil Analisis Kestabilan... Padi Mutan
Gen bar
Gen hpt
Kestabilan
T2.64.B2.4.12.2.23
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.24
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.12.2.25
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.1
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.2
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.3
-
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.4
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.1.5
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.6
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.1.7
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.8
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.9
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.10
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.11
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.12
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.13
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.14
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.1.15
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.1.16
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.17
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.18
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.19
-
-
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.20
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.21
-
-
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.22
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.23
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.24
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.25
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.26
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.27
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.1.28
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.29
-
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.30
-
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.31
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.32
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.33
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.4.5.1.34
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.35
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.36
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.37
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.1.38 T2.64.B2.4.5.1.39
+
+
Tidak stabil
+
+
Tidak stabil
28
Lanjutan Lampiran 5 Hasil Analisis Kestabilan... Padi Mutan
Gen bar
Gen hpt
T2.64.B2.4.5.1.40
+
+
Kestabilan Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.41
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.42
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.43
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.44
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.45
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.1.46
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.1
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.2.2
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.3
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.4
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.5
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.6
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.7
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.8
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.9
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.10
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.11
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.12
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.13
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.14
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.2.15
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.16
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.17
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.2.18
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.19
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.2.20
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.21
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.22
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.23
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.24
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.4.5.2.25
+
-
Stabil
T2.64.B2.4.5.2.26
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.1
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.2
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.3
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.4
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.5
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.6
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.7
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.8
+
-
T2.64.B2.5.3.8.9
+
-
Stabil Stabil
29
Lanjutan Lampiran 5 Hasil Analisis Kestabilan... Padi Mutan
Gen bar
T2.64.B2.5.3.8.11
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.12
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.13
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.14
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.15
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.16
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.17
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.18
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.19
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.20
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.21
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.22
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.23
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.24
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.25
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.26
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.27
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.28
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.29
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.30
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.31
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.32
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.33
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.34
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.35
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.36
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.37
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.38
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.39
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.40
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.41
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.42
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.43
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.44
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.45
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.46
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.47
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.48
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.49
+
+
Tidak stabil
T2.64.B2.5.3.8.50
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.8.51
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.1
+
-
Stabil
Gen hpt
Kestabilan
30
Lanjutan Lampiran 5 Hasil Analisis Kestabilan... Padi Mutan
Gen bar
Gen hpt
T2.64.B2.5.3.2.3
+
-
Kestabilan Stabil
T2.64.B2.5.3.2.4
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.5
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.6
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.7
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.8
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.9
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.5.3.2.10
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.11
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.12
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.13
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.14
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.15
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.16
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.17
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.18
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.19
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.20
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.21
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.22
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.23
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.24
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.25
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.26
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.27
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.28
-
-
Tidak mutan
T2.64.B2.5.3.2.29
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.30
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.31
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.32
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.33
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.34
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.35
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.36
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.37
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.38
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.39
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.40
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.41
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.42
+
-
Stabil
T2.64.B2.5.3.2.43
+
-
T2.64.B2.5.3.2.44
-
-
Stabil Tidak mutan
31
Lampiran 6 Motif Sekuen Primer yang Digunakan No.
Primer
Motif F: 5’ACC ATG AGC CCA GAA CGA CGC 3’
1.
Bar
2.
Hpt
R: 5’ CAG GCT GAA GTC CAG CTG CCA G 3’ F: 5’ AGC TGC GCC GAT GGT TTC TAC AA 3’ R: 5’ ATC GCC TCG CTC CAG TCA ATG 3’
32
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 4 Agustus 1993 dari ayah bernama Yunsuki Asim (Alm) dan ibu bernama Jaunila. Penulis merupakan anak keempat dari 4 bersaudara. Pendidikan penulis dimulai dari SDN 12 Kota Bengkulu, kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 20 Kota Bengkulu. Tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Kota Bengkulu dan pada tahun yang sama lolos seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN dan diterima di Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan organisasi kampus, diantaranya sebagai staff Divisi C-Core Community Research and Educatioan of Biochemistry (CREB’s) periode 2011/2012, dan sebagai badan pengawas Divisi C-Core Community Research and Education of Biochemistry (CREB’s) IPB tahun 2013. Penulis juga pernah aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti panitia Biochemistry Champion League 2011, SPIRIT FMIPA 2012, Seminar Kesehatan 2012, Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Biokimia tahun 2012, Seminar dan Kajian Ilmiah Kehalalan 2012, IPB Art Contest. 2012/2013. Bulan Juli-Agustus 2013 penulis melakukan Praktik Lapang di Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik (BB Biogen) Bogor dengan judul Amplifikasi Gen Aromatik Pada Padi Lokal Sulawesi.