TEMBELANG ESQ PECAH Pihak ESQ Leadership Training mendakwa bahawa modul ESQ Way 165 mendapat sokongan dan pengiktirafan badan-badan Islam di Indonesia termasuk Majlis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDI). Walau bagaimanapun dakwaan ini ternyata tidak benar apabila Pengurus Majlis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, H Amin Djamaluddin, merangkap Pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat mendedahkan penyelewengan ajaran dan fahaman ESQ oleh Ary Ginanjar dalam buku utama ESQ. H Amin Djamaluddin merupakan pakar rujuk dan pemerhati pelbagai aliran dan fahaman sesat di Indonesia. Sementara itu Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) melalui pernyataan rasmi yang ditandatangani oleh ketua umumnya H. Syuhada Bahri dan Sekretaris Umum H. Abdul Wahid Alwi M.A. menafikan yang pertubuhan tersebut ada mengeluarkan surat sokongan kepada ESQ. Berikut ini diperturunkan kenyataan kedua-dua pertubuhan berkenaan yang disiarkan melalui laman web “Voice of Al-Islam”;
Amin Djamaluddin: Ajaran ESQ Ary Ginanjar tentang Asma Allah Jelas Menyimpang Jum'at, 09 Jul 2010
RAMAINYA kontroversi ESQ Model Ary Ginanjar Agustian setelah difatwa sesat oleh Mufti Malaysia, tak luput dari perhatian H Amin Djamaluddin. Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini memang telah menjadi rujukan informasi berbagai aliran dan paham sesat di Indonesia. Hampir setiap aliran sesat yang merebak di nusantara, Aminlah yang menjadi saksi ketika kasusnya disidang di pengadilan.
Bulan lalu, tepatnya 1 Juni 2010 tokoh bersahaja yang akrab disapa Pak Amin menjadi saksi ahli dalam sidang penodaan agama yang dilakukan oleh aliran sesat Surga Eden Cirebon, Jawa Barat. Aliran Surga Eden yang dipimpin oleh Nabi Palsu Tantowi ini divonis sesat karena ajarannya menyimpang dari Islam, antara lain: pimpinannya, Ahmad Tantowi mengaku sebagai Tuhan semesta alam yang menjanjikan surga bagi pengikut wanitanya dengan satu syarat: mau ML (bersetubuh) dengannya. Sebagai tuhan sekte, Tantowi melarang pengikutnya mengamalkan syariat agama Islam, seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan, dan mengaji Al-Qur’an. Ditemui wartawan voa-islam.com, Kamis malam (8/7/2010) di kantor Lembaga
Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) kawasan Tambak, Jakarta Pusat, pakar dan pemerhati aliran sesat ini bicara blak-blakan tentang ESQ. Dengan bahasa yang gamblang, tanpa tedeng aling-aling, Pak Amin yang juga pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat ini menyatakan penyimpangan ajaran ESQ Ary Ginanjar dalam buku resmi ESQ. Berikut petikan wawancaranya: Bagaimana tanggapan Pak Amin tentang kontroversi ESQ Ary Ginanjar. Bagi saya, setelah membaca buku “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ” yang ditulis oleh Ary Ginanjar, pemahaman tentang Asmaul Husna itu jelas sangat menyimpang. Sebab dalam ayat itu kan disebutkan “walillahil asmaa`ul Husna fad’uuhu bihaa.” Begitu perintah Allah dalam Al-Qur'an. Terjemahan Depag disebutkan, “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu.”
Di situ ada kata “hanya.” Asmaul Husna itu hanya milik Allah. Kita diperintahkan
“fad’uhu biha” bermohonlah kepadanya dengan menyebut Asmaul Husna itu, yaitu berdoa dengan menyeru: Ya Allah, ya Rahman, ya Ghaffar, dan seterusnya. Tapi Asmaul Husna dalam buku ESQ diartikan menyimpang. Misalnya “Al-Majid” diartikan saya bersifat mulia. “Al-Majid”nya Allah diartikan Ary Ginanjar dengan makna “saya bersifat mulia.” Mengaku sebagai orang yang mulia itu adalah sifat yang angkuh dan sombong. Kalau orang lain yang menilai kita mulia, itu ndak masalah. Tapi kalau kita sendiri yang mengaku mulia, ini kan pengakuan yang angkuh dan sombong. Contoh lainnya, Asmaul Husna “Huwal awwalu wal-akhir” diartikan menjadi “saya bersikap selalu menjadi orang pertama dan terakhir.” Ayat “Huwal awwalu wal-akhir” itu disamakan dengan kita. Tidak bisa manusia masuk menyerupai asma Allah, kekuasaan Allah, kebesaran Allah, dan Rahman Rahimnya Allah. Tidak bisa! Jangan dibandingkan manusia dengan Allah. Apa sih artinya manusia, kok dibandingkan dengan kebesarannya Allah? Apa saja yang dinilai menyimpang dalam buku ESQ tersebut? Menurut saya, kesalahan yang paling mendasar dalam buku ESQ ini adalah penyimpangan makna Asmaul Husna, karena ini adalah kunci dan inti buku ini. Dalam buku ini, masalah Asmaul Husna merupakan kesimpulan akhir. Asmaul Husna “Al-Muqsith” diartikan saya adil dalam menghukum. Bagaimana mungkin menyamakan keadilan Allah dengan keadilan manusia? Ini adalah penyimpangan yang ingin menyaingi Allah SWT. Sama kayak HMA Bijak Bestari yang dulu sering tampil di televisi tiap Sabtu mengobati orang. Bijak Bestari mengaku dirinya tuhan tertinggi di atas Allahu Akbar. Allahu Akbar setingkat di bawah dia. Hampir sama ESQ dengan HMA Bijak Bestari. ...kesalahan yang paling mendasar dalam buku ESQ ini adalah penyimpangan makna Asmaul Husna. Ini adalah penyimpangan yang ingin menyaingi Allah SWT...
Bagaimana dengan doktrin ESQ Ary Ginanjar yang menjadikan suara hati sebagai sumber utama kebenaran? Dalam buku tersebut Ary Ginanjar menulis imbauan: “Pergunakanlah suara hati anda yang terdalam sebagai sumber kebenaran, yang merupakan karunia Tuhan” (Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ, hal. liv). Ini tidak benar. Tidak ada ukuran kebenaran dengan suara hati. Manusia tidak bisa menemukan kebenaran kalau mengikuti suara hati. Karena kebenaran itu hanya dari Allah dan Rasul-Nya. Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 147 Allah menyatakan: “Alhaqqu min robbika.” Kebenaran itu hanya dari Allah. Jadi tidak ada jaminan kebenaran berdasarkan suara hati. Apa sih artinya suara hati? Kebenaran menurut Islam, sumbernya adalah qolalloh dan qola rosululloh (apa kata Allah dan Rasulnya, red.). Jangan jadikan suara hati sebagai sumber kebenaran, karena setan bisa mengendalikan hati. Apa ukurannya, rumusannya apa kalau suara hati dijadikan kebenaran? Karena suara hati setiap orang itu berbeda-beda. Jangan coba-coba jadikan suara hati sebagai sumber kebenaran! ...ESQ tidak benar. Manusia tidak bisa menemukan kebenaran kalau mengikuti suara hati. Karena kebenaran itu hanya dari Allah dan Rasul-Nya. Jadi tidak ada jaminan kebenaran berdasarkan suara hati... Tapi menurut Ary Ginanjar, Nabi Muhammad adalah pemimpin yang mengandalkan logika dan suara hati. Tidak benar! Rasulullah itu bertindak sesuai dengan petunjuk dan wahyu Allah. Rasulullah itu tidak menggunakan suara hati, tapi dibimbing wahyu. Rasulullah pernah memakai sepatu (khuf). Ketika bersuci, Rasulullah mengusap bagian atas sepatu. Padahal menurut logika, seharusnya yang diusap (dibersihkan) adalah bagian bawah sepatu, karena yang kotor adalah bagian bawah sepatu. Makanya dalam hadits Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Seandainya agama itu dengan akal niscaya yang lebih pantas diusap adalah bagian bawah khuf daripada bagian atasnya. Sungguh aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap di atas kedua khufnya.” Agama adalah wahyu, bukan logika dan suara hati. Logika dan suara hati setiap manusia itu tidak sama. ...Agama adalah wahyu, bukan logika dan suara hati. Logika dan suara hati setiap manusia itu tidak sama...
Bagaimana dengan klaim Ary Ginanjar bahwa mukjizat Nabi itu tidak bisa diterima dengan akal? Masuk akal atau tidak, mukjizat Nabi itu harus kita terima dengan iman. Karena mukjizat itu memang tidak bisa diterima oleh akal. Tapi iman bisa menerimanya. Jangan menolak mukjizat meskipun akal tidak bisa menerimanya. Makanya kayak aliran Isa Bugis yang menolak mukjizat karena dianggap tidak sesuai dengan akal pikiran. ...Jangan menolak mukjizat meskipun akal tidak bisa menerimanya, kayak aliran Isa Bugis yang menolak mukjizat karena dianggap tidak sesuai dengan akal pikiran... Apa sikap Pak Amin terhadap para tokoh Islam yang mendukung ESQ? Saya akan temui MUI dan Dewan Dakwah yang mendukung ESQ Ary Ginanjar. Juga kepada orang Depag yang membela ESQ akan saya temui, akan saya jelaskan masalah ini. Ini menegakkan aqidah. Ini bukan soal Malaysia atau Indonesia, tapi masalah aqidah. Masalah aqidah tidak terbatas wilayah negara. Orang kok diajak supaya menjadi seperti sifatnya Allah, ini tidak benar. Asma Allah “Al-Majid” diartikan Ary Ginanjar dengan makna “saya bersifat mulia.” Hanya iblis saja yang punya prinsip “ana khairun minhum” (aku lebih baik, red.) itu. Karena ini masalah akidah, siapapun yang bertanya akan saya jelaskan bahwa ESQ ini menyimpang. ...Hanya iblis saja yang punya prinsip “ana khairun minhum” (aku lebih baik)... Apa imbauan Pak Amin untuk ESQ Ary Ginanjar? Saya berharap agar dia kembali kepada kebenaran, mudah-mudahan dalam hal ini hanya khilaf karena kurangnya pemahaman tentang agama. Mudah-mudahan sadar kembali kepada kebenaran, dan mau mengakui kesalahannya. Namanya manusia itu bisa saja salah. Kita bukan cari ribut, tapi kalau dia tetap bertahan, ya akan jadi masalah nanti. Rujuklah kepada al-haqq. [taz, zak/voa-islam.com]
Dewan Dakwah Bantah Dukung ESQ Ary Ginanjar Sabtu, 17 Jul 2010
Di Harian Umum Republika tanggal 13 Juli 2010, ESQ Ary Ginanjar klaim ajarannya tidak menyimpang karena didukung oleh para tokoh agama di Indonesia dan Malaysia. Untuk membuktikan klaimnya, pada halaman 25 koran nasional itu juga dipajang beberapa surat rekomendasi berbagai ormas yang menyatakan ajaran ESQ tidak sesat. Salah satu surat rekomendasi yang paling ditonjolkan adalah Surat Rekomendasi Dewan Dakwah Indonesia (DDII) Pusat. Ternyata, surat rekomendasi DDII itu tidak sah mewakili sikap resmi DDII. Dalam pernyataan resmi yang ditandatangani Ketua Umum Syuhada Bahri dan Sekretais Umum Abdul Wahid Alwi kemarin, Jum'at (17/7/2010), DDII membantah telah mengeluarkan surat rekomendasi yang mendukung ESQ Ary Ginanjar. Berikut kutipan siaran pers DDII selengkapnya:
PERNYATAAN SIKAP DEWAN DAKWAH ISLAMIYAH INDONESIA PUSAT Tentang Kop Surat dan Stempel yang Mengandung Rekomendasi Untuk ESQ Ary Ginanjar (Bantahan Dewan Da’wah tentang Berita Di Republika tanggal 13 Juli 2010) No. 177/A-Dewan Da’wah/VII/1431 H/2010 M Bismillahirrahmanirrahim Sehubungan dengan terpampangnya kop surat dan stempel Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat di Harian Umum Republika tertanggal 13 Juli 2010 halaman 25 yang mengandung rekomendasi untuk Lembaga Pelatihan ESQ, maka dengan ini kami memandang perlu untuk menyampaikan pernyataan sebagai berikut:
1. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat TIDAK PERNAH secara resmi mengeluarkan rekomendasi/pernyataan apapun tentang pelatihan ESQ. 2. Pernyataan atau ungkapan sebagaimana termuat di harian tersebut merupakan pernyataan pribadi yang bersangkutan, dengan menggunakan nama institusi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan BUKAN merupakan pernyataan resmi Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Pusat terhadap Lembaga Pelatihan ESQ.
Demikianlah pernyataan ini dimuat dengan sebenarnya Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir.
dan
ditandatangani.
Jakarta 4 Sya’ban 1431 H/16 Juli 2010 M Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
H. SYUHADA BAHRI (Ketua Umum) H. ABDUL WAHID ALWI, MA (Sekretaris Umum)
Sumber dipetik dari: 1.
http://www.voa-islam.com/news/profile/2010/07/09/7966/amindjamaluddinajaran-esq-ary-ginanjar-tentang-asma-allah-jelas-menyimpang/
2.
http://www.voa-islam.com/news/print/2010/07/17/8276/dewan-dakwah