Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
ANALISIS MINAT MASYARAKAT TERHADAP PRODUK ASURANSI KEBAKARAN PADA PT. JASINDO TAKAFUL CABANG PEKANBARU AMELIA WIRDA Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Saintika Pekanbaru Jl. Hangtuah Ujung (Belakang Pemancar RCTI) Telp. (0761) 8406090 HP. 085264770094 e-mail:
[email protected] ABSTRACT This study aims to determine the Analysis of Public Interests Against Fire Insurance Products at PT. Insurance Branch Jasindo Pekanbaru. Implementation of this research is expected to benefit as the development of science, particularly in the area of the insurance market to the public, as an input and contribution to the company in order mengethaui public interest in the fire insurance on the PT. Pekanbaru Jasindo Takaful Insurance Branch; for customer service can feel the increase in prices as the impact and suitability to improve the quality of the company: for the author is one of the efforts in deepening and expanding field of science writers' ll issue as another reference who wish to continue the discussion same with this problem. While the problem as follows: "How Big Interests Against Insurance Society Kabakaran At PT. Takaful Insurance Branch Jasindo Pekanbaru. This study uses descriptive kualilatif conducted at PT. Takaful Insurance Branch Jasindo Pekanbaru. As the population was 100 respondents. Types and sources of data are primary data and secondary data obtained through interviews, questionnaires and observation. Regarding the public interest in the fire insurance is good. This can be proved by the respondents who chose alternative answers nearly 50% said good, it is a barometer for the PT. Pekanbaru Jasindo Takaful Insurance Branch to develop fire insurance Keywords: Interests, Products, Insurance, Fire. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran Pada PT. Asuransi Jasindo Cabang Pekanbaru. Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang memasarkan asuransi kepada masyarakat; sebagai masukan dan sumbangan bagi pihak perusahaan dalam rangka mengethaui minat masyarakat terhadap asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru; bagi nasabah dapat merasakan peningkatan pelayanan dan kesesuaian harga sebagai dampak untuk meningkatkan mutu perusahaan tersebut; bagi penulis merupakan salah satu usaha dalam memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan penulis dibidang masalah ini.Dan sebagai referensi lain yang ingin melanjutkan dalam pembahasan yang sama dengan masalah ini. Sedangkan yang menjadi
336
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
permasalahan sebagai berikut:” Berapa Besar Minat Masyarakat Terhadap Asuransi Kabakaran Pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualilatif yang dilaksanakan pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Sebagai populasi adalah 100 orang responden. Jenis dan sumber data adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara, angket dan observasi. Mengenai minat masyarakat terhadap asuransi kebakaran adalah baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan responden yang memilih alternatif jawaban hampir 50% menyatakan baik, hal ini menjadi tolak ukur bagi PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru untuk mengembangkan asuransi kebakaran. Kata Kunci: Minat, Produk, Asuransi, Kebakaran.
A. PENDAHULUAN Dalam Ensiklopedi Indonesia di sebutkan bahwa asuransi ialah jaminan atau perdagangan yang di berikan oleh penanggung kepada yang bertanggung, untuk risiko kerugian sebagai yang ditetapkan dalam surat perjanjian bila terjadi kebakaran kecuriam kerusakan dan sebagainya ataupun mengenai kehilangan jiwa atau kecelakaan lainnya dengan yang tertanggung membayar premi sebanyak yang di tentukan kepada penanggung tiap-tiap bulan. A. Abbas Salim memberi pengertian bahwa asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil yang sudah pasti sebagai kerugiankerugian besar yang belum pasti. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hal itu sama dengan orang yang bersedia membayar kerugian yang sedikit pada masa sekarang agar dapat menghadapi kerugiankerugian besar yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.1 Dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of risk yaitu pemindahan risiko dari peserta/tertanggung ke perusahaan/penanggung sehingga terjadi pula transfer of fund yaitu pemindahan dana dari tertanggung kepada penanggung. Sebagai konsekwensi maka kepemilikan dana pun berpindah, dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi.
Sementara
asuransi syariah atau takaful risiko tersebut ditanggung bersama-sama(sharing of risk). Jadi risiko tidak menjadi beban perusahaan, namun tanggungan
1
Abbas salim, Asuransi dan manajemen resiko( Jakarta:Grafindo Persada, 2000), Hal. 7
337
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
bersama. Asuransi takaful adalah bagian dari pengembangan ekonomi syariah, yang dibenarkan dan tidak ada dalil yang melarangnya.2 1. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al Maidah: 2. ان ِّ اونُو ْا َعلَى ا ْل َ بر َوالتَّ ْق َوى َوالَ تَ َع َ َوتَ َع ِ اإل ْث ِم َوا ْل ُع ْد َو ِ اونُو ْا َعلَى “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerkajan ) kebajikan dan takwa,
dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.” (Al-maidah: 2)
2. Sunnah Hadits-hadits Rasul yang dapat dijadiakn rujukan dalam asuransi takaful Dari Nu’man bin Basyir ra. Rasulullah Saw. Bersabda: “Perumpamaan Persaudaraan kaum muslim dalam cinta kasih dan sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuh. Bilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak bisa tidur atau ketika demam” (HR. Muslim ).3 Dari Abu Musa ra, Rasulullah Saw bersabda. “Seorang mu’min dengan mu’min lainnya (dalam satu masyarakat) adalah seumpama satu bangunan dimana satu dengan yang lain saling mengukuhkan.” ( HR. Bukhari). Asuransi syariah merupakan salah satu dari aplikasi ekonomi Islam yang menjawab kegagalan sistem konvensional yang bergerak dibidang jasa. Asuransi syariah merupakan solusi dan menentramkan jiwa bagi pada nasabah yang berlandaskan syariat Islam sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri.4 Asuransi syariah merupakan bentuk tolong-menolong dalam kontribusi dana kebajikan (dana tabarru’) sebesar yang ditetapkan. Apabila salah satu 2
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah (Jakarta: Elek Media Komputindo 2006), hlm 20. Ismanto Kuat, Tinjauan Azas-azas Hukum Islam (Jakarta: Pustaka Pelajar 2009 ), hlm.
3
190. 4
Khairudin,Analisisn Kualitas Pelayanan Klaim Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Kasus PT. Asuransi Takaful Cabang Pekanbaru), Skripsi Jurusan Ekonomi Islam, perpustakaan STEI Iqra Annisa.
338
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
dari peserta takafuli atau peserta asuransi syariah mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung risiko, dimana klaimnya dibayarkan dari akumulasi dana tabarru’ yang terkumpul.
Pada beberapa praktik asuransi
syariah, surplus dana tabarru’di kembalikan sebagian kepada peserta melalui mudharabah (bagi hasil ). 5 Asuransi kebakaran adalah salah satu produk dari asuransi syariah atau takaful dimana Memberikan pertanggungan pada harta benda berupa gedung/bangunan rumah, kantor, hotel, pabrik, toko, dan lain-lain, berikut isinya (perabotan, perlengkapan, furniture, mesin-mesin, persediaan bahan baku serta barang jadi dan lain-lain) terhadap kemungkinan kerugian yang disebabkan oleh risiko kebakaran, kejatuhan pesawat terbang, sambaran petir, peledakan dan asap. Jenis asuransi kerugian yang memberikan jaminan/ganti rugi terhadap bangunan atau isinya akibat kebakaran. Misalnya dalam asuransi kebakaran seseorang mengasuransikan rumahnya pabriknya atau tokonya kepada perusahaan asuransi. Orang tersebut harus membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila terjadi kebakaran maka perusahaan akan mengganti kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kebakaran itu. Banyak orang yang baru mau menjadi nasabah ketika ditawari, ataupun ketika mengetahui informasi terutama manfaatnya. "Sangat sedikit masyarakat yang datang ke kantor asuransi untuk menyatakan kesediaannya menjadi pemegang polis, justru terbanyak mau menjadi nasabah ketika ada petugas memberi penjelasan kemudian menawarkan. Disisi lain keberadaan asuransi kebakaran di tingkat masyarakat belum mendapat tempat. Dan masih kurangnya minat masyarakat mengikuti asuransi kebakaran. Ini tak lain karena kurangnya pengetahuan tentang lembaga keuangan tersebut. Masyarakat masih minim dengan pengetahuan asuransi. Apalagi ketika asuransi telah disandingkan dengan nama syariah, tentu lebih banyak istilah yang perlu diketahui. Tak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, sebenarnya berasuransi juga sangat penting dijalankan oleh pebisnis dalam rangka menanggulagi risiko kerugian pada aset-aset usahanya. 4
http://blog.re.or.id/asuransi-dalam pandangan-islam.html.
339
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Berangkat dari uraian tersebut diatas adalah menarik apabila dilakukan suatu penelitian yang bisa mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat terhadap produk Asuransi Kebakaran. Menyadari luasnya cakupan, penelitian ini hanya sebatas pada Asuransi Kebakaran di PT. Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran Pada PT. Jasindo Takaful Pekanbaru”.
B. KONSEP TEORITIS 1. Pengertian Asuransi Secara Konvensional Istilah asuransi di Indonesia berasal dari kata Belanda assurantie yang kemudian menjadi “asuransi” dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya bukanlah istilah asli bahasa Belanda akan tetapi berasal dari bahasa latin, yaitu assecurare bagi penanggung dan geassureerde bagi tertanggung.6 Banyak defenisi tentang Asuransi secara baku, defenisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian.7 Asuransi atau pertanggungan mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang tidak diharapkan. Pengertian asuransi menurut Undang-undang Hukum Dagang pasal 246: Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung,
dengan
menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
6
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Life and general) Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: 2004) hlml 26. 7 Ismanto Kuat, Tinjauan Azas-azas Hukum Islam (Jakarta: Pustaka Pelajar 2009), hlm. 10.
340
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Beberapa pengertian asuransi konvensional berdasarkan sudut pandang.8 a. Sudut pandang ekonom Asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi resiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (finansial). b. Sudut pandang hukum Asuransi merupakan suatu kontrak pertanggungan resiko antara tertanggung dan penanggung. Penanggung berjanji membayar kegiatan yang di sebabkan oleh resiko yang di pertanggungkan kepada tertanggung.
Sementara itu tertanggung membayar premi secara
periodik. Kepada penanggung, sehingga tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil. c. Sudut pandang bisnis Asuransi merupakan sebuah perusahaan yang usaha utamanya adalah menerima/menjual jasa,
memindahkan resiko dari pihak lain dan
memperoleh keuntungan dengan berbagai resiko (sharing of risk) dari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi. d. Sudut pandang sosial Asuransi merupakan organisasi sosial yang menerima pemindahan resiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya yang membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Dari berbagai sudut pandang tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa asuransi
konvensional
adalah
pemindahan
pengalihan
resiko
dari
tertanggung kepada penanggung atau istilahnya transfer risk.
2. Pengertian Asuransi Syariah 8
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihan di Tengah Asuransi Konvensional (Jakarta, PT Alex Media Komputindo), Hlm. 7-8
341
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Dalam bahasa Arab Asuransi disebut at-tamin, penanggung disebut muammin,
sedangkan tertanggung disebut mustamin.9 Dewan syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesian ( DSN-MUI ) dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi. Menurutnya Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset
atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad ( perikatan ) yang sesuai dengan syariah.10 Secara umum asuransi Islam atau sering diistilahkan dengan takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada syari’at Islam dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan As-sunnah.11 Dari defenisi diatas tampak bahwa asuransi syariah bersifat saling melindungi dan tolong menolong yang disebut dengan ta’awun,
yaitu
prinsip hidup saling tolong menolong atas dasar ukhuwah islamiah antara sesama anggota peserta asuransi syariah dalam menghadapi malapetaka (resiko).
3. Perbedaan Asuransi syariah dengan Asuransi Konvensional. Dasar didirikannya asuransi syariah adalah penghayatan terhadap semangat saling bertanggung jawab, bekerjasama dan perlindungan12 dalam kegiatan-kegiatan masyarakat umumnya. Letak perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional adalah pada bagaimana risiko itu dikelola dan ditanggung, dan bagaimana dana asuransi syariah dikelola. Dalam pengelolaan dan penanggung risiko, asuransi syariah tidak memperbolehkan adanya gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir (perjudian). Dalam investasi atau manajeman dana
9
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta:2004 ), Hal. 28 10 Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihan di Tengah Asuransi Konvensional (Jakarta: Elek Media Komputindo, 2006), Hal 3 11 Djazuli Janwari Yadi, Lembaga Perekonomian Umat (Jakarta: PT.Raja Gratindo Persada,2002), Hal 120 12 Renasan, Sistem Operasional Asuransi Syariah ( Jakarta:Kencana,2007) , Hal 17-18
342
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
tidak diperkenankan adanya riba (bunga). Dari ketiga larangan ini, Gharar, Maisir,
dan Riba adalah yang harus dihindari dalam praktek Asuransi
Syariah. a. Gharar Definisi Gharar menurut mahzab Imam Syafi’i adalah apa-apa yang diakibatkan tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling menungkin muncul adalah yang paling kita takuti.13 Menurut bahasa arti gharar adalah al-khida “penipuan” suatu tindakan yang didalamnya diperkirakan tidak adan unsur kerelaan. Dalam upaya menghindari gharar, pada setiap kontrak asuransi syariah harus dibuat sejelas mungkin dan sepenuhnya terbuka,
itu dapat dilihat di
kedua sisi, yaitu baik pada pokok permasalahan maupun pada ketentuan kontrak.
Tidak diperboleh di dalam kontrak asuransi syariah bila
terdapat elemen yang tidak jelas dalam pokok permasalahan atau ruang lingkup itu sendiri.
b. Maisir Kata Maisir dalam bahasa Arab, secara harfiah artinya adalah memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja yang biasa disebut berjudi. 14 Maisir timbul karena ada gharar,
peserta (tertanggung) mungkin memiliki
kepentingan yang dipertanggungkan, tetapi apabila perpindahan resiko (atau pembagian risiko dalam asuransi syariah) berisikan elemen-elemen spekulatif, maka tidak diperkenankan dalam asuransi syariah.
c. Riba Riba secara bahasa adalah bermakna ziyadah “tambahan”. Secara linguistik riba berarti tumbuh dan membesar. Beberapa pendapat dalam menjelaskan riba,
namun secara pengertian Riba adalah
13
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional (Jakarta:2004 ), Hal. 46 14 Ibid, Hal 48
343
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara bhatil atau bertentangan dengan prinsip muamalat Islam.15 Sedangkan secara umum pengertian riba adalah pengambilan tambahan yang harus dibayarkan. Riba sama sekali dilarang dibawah hukum syariah dan dibawah pengaturan asuransi syariah.
Untuk
menghindari riba, dalam asuransi syariah, konstribusi para peserta dikelola dalam skema dan bukan premi.
Dalam ketentuan asuransi
syariah diberlakukan adanya kontribusi dalam bentuk donasi dengan kondisi atas kompensasi (tabarru’). Lebih jauh lagi sumber dana yang berasal dari kontribusi atau donasi para peserta itu, harus dikelola dan diinvestasikan berdasarkan ketentuan syariah. Dalam asuransi
konvensional
adalah sebuah mekanisme
perpindahan risiko yang oleh suatu organisasi dapat diubah dari tidak pasti menjadi pasti. Ketidakpastian mencakup faktor-faktor antara lain, apakah kerugian akan muncul, kapan terjadinya, dan seberapa besar dampaknya dan berapa kali kemungkinannya terjadi dalam satu tahun. Dari berbagai sudut pandang tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa asuransi konvensional adalah pemidahan pengalihan resiko dari tertanggung kepada penanggung atau istilahnya transfer risk.
4. Peraturan Hukum yang Terkait dengan Asuransi Syariah Peraturan perundang-undangan tentang perasuransian syariah di Indonesia masih terbatas dan belum diatur secara khusus dalam Undangundangan.
Secara teknis operasional perusahaan asuransi berdasarkan
prinsip syariah mengacu kepada SK Dirjen Lembaga Keuangan No. 4499/LK/2000 tentang jenis penilaian dan pembatasan investasi perusahaan dan perusahaan reasuransi dengan sistem syariah.
Disamping
itu,
perasuransian syariah di Indonesia juga diatur di dalam beberapa fatwa DSN-MUI antara lain fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah di Indonesia. 15
Fatwa DSN-MUI No
Ibid, Hal 53
344
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
51/DSM-MUI/III/2006 tentang akad Mudarobah Musyarokah pada asuransi syariah, Fatwa DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 tentang akad wakalah bi ujrah pada
dan reasuransi syariah. Fatwa DSN-MUI No.53/DSN-
MUI/III/2006 tentang akad Tabarru’ pada asuransi dan reasuransi.
5. Perkembangan dan Pertumbuhan Asuransi Syariah di Indonesia Pada saat ini perkembangan ekonomi yang berbasis syariah sedang diminati oleh masyarakat karena banyak keuntungan yang didapat, maka dari itu didirikanlah asuransi-asuransi syariah sebagai bentuk partisipasi dalam membangun perkembangan ekonomi syariah. Sampai saat ini asuransi berkembang sangat pesat, banyak asuransi konvensional yang melahirkan unit atau cabang yang berbasis syariah dan beberapa perusahaan yang sedang persiapan untuk mendirikan asuransi Islam negara baru. Beriringan dengan perkembangan tersebut, perusahaan syariah yang telah ada saat ini pada tanggal 14 Agustus 2003 yang lalu kemudian membentuk suatu wadah perkumpulan atau Assosiasi Asuransi Islam Indonesia ( AASI ). AASI dibentuk selain sebagai wadah resmi untuk mewakili asuransi islam baik kepada pemerintah, legislatif, maupun luar negeri. Perolehan premi industri asuransi syariah tanah air pada tahun 2011 tumbuh sebesar 60% - 70%,
Pada 2010,
industri asuransi syariah
membukukan pertumbuhan premi sebesar 73% dengan nilai total Rp 475 miliar.
Kendati asuransi syariah mengalami pertumbuhan yang pesat,
kontribusi terhadap total industri baru mencapai 1,11% per 2010 dan diperkirakan meningkat ke posisi 1.33% tahun 2011. Hal ini tidak terlepas dari jumlah pelaku industri asuransi syariah yang masih terbatas baru menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir. Pada 2003 hanya ada 11 pemain dalam industri syariah. Jumlah itu meningkat menjadi 30 pemain pada 2010. Pada tahun 2011, terdapat 38 pemain asuransi syariah dengan
345
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
rincian 2 perusahaan asuransi syariah, 1 asuransi umum, 12 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah dan 3 asuransi syariah. Total penetrasi pasar asuransi di Indonesia hanya sekitar 3 % dari jumlah penduduk. Asuransi syariah mendapat porsi sangat kecil sekali atau sekitar 0,014 dari total penduduk atau hanya sekitar 1,5 % dari total penetrasi pasar asuransi di Indonesia. Sedangkan secara global, premi asuransi syariah saat ini kurang dari 0,1 % dari total premi asuransi global, asuransi syariah sangat berpotensi untuk dapat berkembang pesat di lihat dari seperempat negara di dunia adalah negara dengan penduduk muslim dan di antara terdapat negara-negara kaya.16 Walaupun secara kuantitas perkembangan asuransi syariah di Indonesia relatif pesat, tetapi dalam kenyataannya asuransi syariah masih menghadapi beberapa kendala. Hal-hal yang menjadi kendala antara lain, kurangnya sosialisasi,
media komunikasi yang digunakan cenderung
tradisional, yaitu dengan cara presentasi, ceramah. Sementara sosialisasi melalui koran, televisi, dan radio masih terbatas. Hal ini tentu saja karena faktor pemodalan. Keterbatasan tenaga ahli asuransi syariah yang profesional. Dukungan umat Islam yang masih rendah. Mereka belum menjadikan asuransi syariah sebagai sehingga
motif
finansial
masih
kewajiban dominan
di dalam muamalat,
menjadi
pertimbangan
dibandingkan dengan kebutuhan kesesuaian dengan ketentuan hukum Islam.
6. Pemasaran dan Konsep Pemasaran Asuransi a. Definisi Pemasaran Pemasaran adalah aspek manajemen yang sangat penting dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dimana kegiatan saling berhubungan ditujukan untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
mempromosikan
dan
mendistribusikan barang dan jasa kepada sekelompok orang atau 16
Soemitra Andri, Bank & Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta:Kencana,2010), hlm,
285.
346
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
pembeli. Di dalam pemasaran menyangkut pemindahan hasil produksi dari produsen ke konsumen. Berikut ini beberapa definisi pemasaran: 1) Kotler pemasaran adalah ilmu dan seni menjelajahi, menciptakan, dan menyampaikan nilai-nilai untuk memuaskan kebutuhan pasar sasaran (target market) demi laba. Pemasaran mencaritahu semua kebutuhan dan keinginan
yang belum
mencaritahu,
dan menghitung ukuran pasar yang
mengukur,
terpenuhi.
Pemasaran
teridentifikasi serta potensi laba.17 2) Peter F.Drucker pemasaran adalah keseluruhan bisnis yang dilihat dari sudut pandang hasil yang dicapai, yaitu sudut pandang pelanggan.18 3) Sebuah falsafah bisnis yang menyatakan pemasaran adalah kebutuhan konsumen dan merupakan syarat ekonomi
dari sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Definisi pemasaran di atas dapat ditarik beberapa unsur pokok yang menjadi dasar pemasaran yaitu: 1) Adanya kebutuhan dan keinginan individu dan kelompok akan suatu produk atau jasa guna mendapatkan kepuasaan tertentu. 2) Adanya permintaan suatu produk tertentu yaitu diikuti dengan pembelian produk atau jasa tersebut. 3) Adanya nilai kepuasaan yang ditawarkan dimana nantinya diharapkan akan memberi manfaat atau nilai guna. 4) Adanya produk yang diberikan kepada individu atau kelompok untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. 5) Adanya pertukaran transaksi yang terjadi dalam upaya mendapatkan produk (jual beli).
17
Philip Kotler,According Kolter (Jakarta:Bhuana Ilmu Populer 2005) hlm. 2. Peter F.Ducker, Manajemen: Tasks,Responsibilites,/Practices,Harper & Row, New York,1973 Hlm. 65. 18
347
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
b. Konsep Pemasaran Asuransi Konsep
pemasaran
adalah
sebuah
falsafah
bisnis
yang
menyatakan bahwa kepuasaan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelancaran hidup perusahaan.19 Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu: 1) Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen atau pasar. 2) Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan. 3) Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.
c. Inti dari konsep pemasaran 1) Menitik beratkan pada kebutuhan dan keinginan pembeli atau pasar. 2) Produsen menentukan apa kebutuhan keinginan pembeli untuk mencari keuntungan serta menyalurkan produk atau jasa untuk memuasakan kebutuhan tersebut melalui pemasaran terpadu. 3) Ekstern orientasinya ke pasar.
d. Pengertian Minat Minat biasanya disebut juga sikap yang pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri, semakin kuat atau besar hubungan tersebut semakin besar minat sikap (attitude) dakaadalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.20 Minat tidak dibawa dari lahir melainkan diperoleh kemudian sebagai akibat rangsangan atau adanya suatu hal yang menarik dimana 19
Swasta, Basu. Dan Irwan. Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta: 1996), Hlm.
17. 20
Philip Kotler, According Kolter (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer 2005), hlm. 200.
348
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
suatu objek itu dapat memberikan keuntungan kepada diri seseorang minat juga akan tumbuh apabila ada perhatian (attention) terhadap suatu objek. Salah satu yang mempengaruhi permintaan suatu barang adalah minat konsumen. Bila
suatu produk yang dihasilkan atau dipasarkan
tersebut sangat sensitif sekali terhadap perubahan minat, maka hal ini bisa mengakibatkan konsumen pindahnya keproduk lain dengan bentuk yang lebih bagus dan mutu yang lebih baik. Harga sering dijadikan indikator kualitas oleh konsumen. Orang cendrung memilih harga yang lebih tinggi sebagai kreteria utama dalam menentukan nilainya. Untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen dapat dilihat dari faktor:21 1) Stimulasi Pemasaran22 a) Produk: kualitas, merek, kemasan, label b) Harga: kondisi keuangan konsumen,
harga pesaing, potongan
harga c) Promosi: menghibur, efektif, atraktif, informatif, profesional. d) Distribusi:
ketersediaan produk,
kemudahan mencari tempat
penjualan
2) Stimulasi lainnya: a) Ekonomi b) Teknologi c) Politik d) Budaya
3) Perilaku Konsumen a) Budaya: budaya, sub budaya, kelas sosial b) Sosial: kelompok acuan, keluarga, peran dan status 21
http://www.questionpro.com.tanggal 8 April 2012 Martha Barletta, Marketing To Women (Jakarta: PPM 2004), hlm. 145.
22
349
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
c) Pribadi:
umur dan tahap siklus hidup,
pekerjaan,
kondisi
ekonomi, gaya hidup.
Manajer harus mengetahui atau peka terhadap perubahan minat konsumen terhadap suatu produk,
pengukuran minat seseorang
konsumen dengan konsumen lain sangatlah berbeda tergantung dengan karakter sifat masing-masing individu.
Minat dapt digunakan untuk
mengetahui dimana letak kekuatan dan kelemahan produknya dengan produk yang dihasilkan, sesuai minat konsumen, sehubungan dengan ini maka konsep pemasaran dilakukan mengandung dasar pemikiran sebagai berikut: 1) Tugas utama perusahaan adalah menciptakan pembeli yang puas dan sehat. 2) Perusahaan atau produsen selalu berusaha mencari barang-barang yang lebih baik dalam artian menaruk dan berguna bagi konsumen. 3) Perusahaan atau produsen berusaha menghindari produk-produk yang dapat merugikan konsumen. 4) Konsumen akan membeli dari perusahaan yang memperhatikan terhadap kesejahteraan dan kepuasan pembeli.
e. Pemasaran Polis Asuransi Pemasaran polis asuransi adalah menawarkan produk yang dihasilkan perusahaan dan memberikan kepuasan kepada konsumen dalam bentuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan melalui pelayanan yang baik.23 Adapun tahap-tahap dalam memasarkan polis asuransi. 1) Mencari calon pembeli Dalam mencari calon pembeli merupakan tahap pertama dan bagian terpenting dalam memasarkan polis asuransi kebakaran. Maksud dari mencari calon pembeli adalah suatu usaha untuk mendapatkan orang 23
http://www.jasindo.co.id/
350
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
yang bersedia membeli polis asuransi kebakaran serta mempunyai kemampuan untuk membayar premi dan mempunyai kebutuhan terhadap asuransi kebakaran. 2) Pendekatan Pedekatan adalah kegiatan untuk menghubungi calon pembeli yang bersedia membeli polis asuransi dengan cara memperkenalkan produk yang ditawarkan. 3) Penyajian penjualan Penyajian penjualan merupakan tahap pemberian penjelasan kepada calon pembeli tentang manfaat dari produk asuransi yang ditawarkan. 4) Penutupan Penutupan adalah tahap dimana calon pembeli memutuskan untuk membeli polis asuransi kebakaran. 5) Pelayanan Purna Jurnal Setelah proses penutupan selesai, polis segera disampaikan kepada pemegang polis dan ini merupakan awal dari pelayanan resmi yang harus diberikan kepada nasabah yang baru.
Dalam memasarkan asuransi kebakaran
ada beberapa jenis
sistem distribusi diantaranya.24 1) Sistem penjualan asuransi kebakaran melalui agen. Yaitu tenaga agen yang mencari nasabah dan mengadakan kontak langsung dengan calon nasabah kepada mereka biasanya telah diberikan formulir-formulir aplikasi asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi yang diwakili oleh agen.
Agen mempunyai
kekuasaan untuk menulis kontrak-kontrak asuransi, yang selanjutnya menyerahkannya kepada tertanggung. 2) Sistem Penjualan langsung. Yaitu perusahaan asuransi melakukan penjualan langsung tanpa melalui perantara. Perusahaan ini memakai tenaga jual yang digaji, 19
Darmawi, Manajemen Asuransi (Jakarta: Bumi Aksara,2000), Hlm. 192.
351
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
atau melalui pengiriman surat langsung. Perusahaan ini sering pula beroperasi melalui kantor cabang atau kantor pemasaran yang mempunyai tenaga penjual yang menyelenggarakan dan memberi jasa bisnis di daerah masing-masing. 3) Sistem Kantor Cabang. Yaitu kantor cabang
di suatu wilayah tertentu, yang berhubungan
langsung dengan para lokal agen di wilayah tersebu.
Hal ini
dilakukan untuk menekan biaya dan perusahaan asuransi lebih dapat melakukan kontrol yang lebih besar terhadap penditribusian pusatnya. 4) Penjualan Langsung Melalui Surat. Yaitu penjualan kontrak asuransi dapat dilakukan secara langsung melalui surat dimana seluruh perundingan mengenai syarat-syarat pertanggungan akan dilakukan secara langsung antara calon tertanggung dan penanggung, setelah calon tertanggung menanggapi secara positif surat penawaran dari perusahaan asuransi.
f. Penjualan dan Konsep Penjualan 1) Defenisi Penjualan Yang Ditentukan Atas Persetujuan Bersama Penjualan
adalah
usaha
yang dilakuka
manusia
untuk
menyampaikan barang kebutuhan yang telah dihasilkan kepada mereka
(konsumen) yang memerlukannya, dengan imbalan uang
yang ditentukan atas persetujuan bersama.25 Dari devinisi diatas dapat diambil kesimpulan: a) Usaha atau kerja dari perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa untuk menyampaikan kepada konsumen. b) Produk/jasa harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen c) Harga dari produk atau jasa ditentukan atas dasar tawar-menawar dan akhirnya tercapai persetujuan.
25
Susanto,Teknik Menjual Barang (Jakarta: Bumi Aksara,1990), hlm.19.
352
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Konsep Penjualana konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk/jasa, kecuali jika produsen mengupayakan promosi dan penjualan yang agresif.
2) Promosi dan Promotion Mix a) Pengertian Promosi Promosi merupakan alat komunikasi pasar dan sering juga disebut sebagai proses berkelanjutan, karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan oleh karena itu promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasif satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.26 Dari pengertian promosi diatas dapat diambil beberapa uraian: a) Sebagai alat komunikasi perusahaan adalah berbentuk yang diharapkan adanya respon bagi calon konsumen terhadap perusahaan. b) Arus informasi yang mengarahkan konsumen untuk menimbulkan rasa ingin tahu. c) Tindakan yang berupa pembelian sebagai
C. METODE Penelitian ini berlokasi pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru yang bertempat di Jl Jendral Sudirman No 349 Pekanbaru. Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Nopember 2011. Subjek penelitian ini adalah nasabah asuransi kebakaran PT.Asuransi Jasindo Takaful dan objek penelitiannya adalah minat masyarakat terhadap asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Jasindo Takaful.
26
Swasta, Basu, Dan Sukatjo, Pengantar Bisnis Modern (Yogyakarta: 1993), Hlm. 222.
353
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.27 Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah konsumen atau pemakai produk Asuransi Kebakaran
PT. Asuransi Jasindo Takaful
Pekanbaru pada tahun 2007 sebanyak 1.025 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.28 Oleh karena keterbatasan dana dan waktu, penulis mengambil sampel dari populasi tersebut sebanyak 100 orang yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Rumus yang digunakan untuk menentukan besaran sampel tersebut adalah rumus Slovin yaitu29 n=
N 1 + Ne2
n = Besaran Sampel N= Besaran Populasi e= Nilai kritis n=
N 1+ Ne2
n=
1.025 1 + 1.025 (10%)2
=
1.025 1 + 1.025 (0,01 )
=
1.025 1 + 10,25
=
1.025 11,25
27
Sugiyono,Metode Penelitian Bisnis,Cet 5 (Bandung:Alfabeta, 2003),hlm. 72. Ibid. Hlm. 73. 29 Praseto,Bambang dan Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Teori dan Aplikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hlm. 137. 28
354
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
= 91,11 100 Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. Adapun cara yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan
metode Porpusive Sampling (teknik sampling
bertujuan), yaitu teknik yang digunakan untuk mengambil anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian.30 Adapun jenis dan sumber data dari penelitian ini yang peneliti gunakan adalah: a. Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh atau sumber dari objek penelitian yaitu berupa pendapat atau tanggapa konsumen tentang harga, produk dan promosi termasuk juga dokumen perusahaan. b. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang terdiri dari data mengenai peningkatan jumlah nasabah, sejarah berdirinya organisasi perusahaan PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Agar data yang dibutuhkan dalam penulisan ini dapat terkumpul lebih rinci, maka penulis melakukan dengan tiga teknik, yaitu: a. Interview Yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung pada pimpinan dan karyawan PT. Asuransi Jasindo Takaful Pekanbaru untuk menanyakan objek yang diteliti. b. Kuesioner Yaitu dengan membuat daftar pertanyaan yang akan di ajukan kepada responden yang dianggap sebagai sampel. c. Dokumentasi dan buku-buku terkait
30
Husaini, Usman dan akbar, Pengantar statistika, (Jakarta: Bumi aksara, 2006), hlm.
186.
355
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Adapun teknik analisa data yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah
deskriptif
kuantitatif
yaitu
menggambarkan
dan
menjelaskan
permasalahan yang diteliti dalam bentuk kalimat bukan dalam bentuk angka.
D. HASIL PEMBAHASAN 1. Pendapat Responden Tentang Kegiatan Promosi Pada produk asuransi Kebakaran PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Sebelum melakukan analisis dari penelitian perlu dijelaskan deskripsi variabel dari masing-masing variabel yang diteliti, sehingga dapat diketahui bagaimana cara menganalisa data yang telah terkumpul dari penyebaran kuisioner. Seperti yang dijelaskan sebelumnya penelitian ini mencoba untuk mengetahui pengaruh l produk,
harga dan promosi terhadap minat
konsumen pada produk asuransi kebakaran pada PT. Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Selanjutnya disajikan data dari kuisioner tentang data umur dan jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel IV.1
Umur Responden
Umur Jumlah Responden 26 – 35 30 36 – 45 36 46 – 55 28 56 – 65 6 Jumlah 100 Sumber : Data Olahan
Persentase 30 36 28 6 100
Dari Tabel IV.1 diatas dapat dilihat bahwa umur responden 26-35 tahun berjumlah 30 orang atau 30,0%, umur 36 – 45 tahun berjumlah 36,0 orang atau 36%, umur 46 – 55 tahun berjumlah 28 orang atau 28,0% dan umur 56 – 65 tahun berjumlah 6 orang atau 6,0%. Selanjutnya disajikan data jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada:
356
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Tabel IV.2 Responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Pria 62 Wanita 38 Jumlah 100 Sumber : Data Olahan
Persentase 62,0 38,0 100
Dari Tabel IV.2 diatas dapat dilihat bahwa jenis kelamin pria berjumlah 62 orang atau 62%, dan responden wanita berjumlah 38 orang atau 38,0%. Selanjutnya hasil penelitian terhadap indikator-indikator tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: Tabel IV.3
Tanggapan Responden terhadap kegiatan personal selling yang dilakukan pihak PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru
Alternatif Jawaban Frekuensi Sangat Setuju 26 Setuju 46 Netral 21 Tidak Setuju 7 Sangat Tidak Setuju Jumlah 100 Sumber : Data Olahan
Persentase 26,0 46,0 21,0 7,0 100
Dari tabel IV.3 diatas dapat diatas dapat dilihat bahwa 26 responden atau 26,0% menyatakan sangat setuju,
46 responden atau 46,0%
menyatakan setuju, 21 responden atau 21,0% menyatakan netral dan 7 responden atau 7,0 % menyatakan tidak setuju. Dari hasil penelitian berdasarkan tanggapan responden penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
di atas
personal selling yang
dilakukan disetujui karena penjualan dilakukan secara langsung kepada konsumen sehingga konsumen mengerti tentang asuransi kebakaran.
357
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Tabel IV.4
Tanggapan Responden terhadap kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru berupa periklanan.
Alternatif Jawaban Frekuensi Sangat Setuju 26 Setuju 50 Netral 19 Tidak Setuju 5 Sangat Tidak Setuju Jumlah 100 Sumber : Data Olahan
Persentase 26,0 50,0 19,0 5,0 100
Dari tabel IV.4 diatas dapat dilihat bahwa 26 responden atau 26,0% menyatakan sangat setuju, 50 responden atau 50,0% menyatakan setuju, 19 responden atau 19,0% menyatakan netral dan 5 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan berupa iklan
disetujui responden.
Dimana
responden mengetahui asuransi. Tabel
IV.5
Tanggapan Responden terhadap kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru berupa brosur.
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah Sumber : Data Olahan
Frekuensi 24 45 23 8 100
Persentase 24,0 45,0 23,0 8 100
Dari tabel IV.5 diatas dapat dilihat bahwa 24 responden atau 24,0% menyatakan sangat setuju, 45 responden atau 45,0% menyatakan setuju, 23 responden atau 23,0% menyatakan netral 8 responden atau 8,0% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan analisis penilaian responden terhadap kegiatan promosi berupa brosur disetujui oleh responden dimana responden mengetahui produk dari asuransi tersebut.
358
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
2. Pendapat Responden Tentang Keutamaan produk Asuransi Kebakaran Pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Produk merupakan salah satu dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang biasa disebut marketing mix (bauran pemasaran). Produk adalah salah satu bagian yang mempengaruhi minat konsumen. Baik tidaknya suatu produk akan mempengaruhi minat konsumen terhadap suatu merk dan menjadi dasar konsumen untuk mengambil keputusan apakah akan membrli produk dengan merek tersebut atau tidak. Produk diukur berdasarkan kuesioner pertanyaan 1 (satu) sampai 3 (tiga). Agar mengetahui tanggapan responden. Tabel
IV.6
Tanggapan Responden terhadap produk Asuransi kebakaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru sudah memenuhi kebutuhan dan sudah sesuai dengan keinginan konsumen.
Alternatif Jawaban Sangat memenuhi memenuhi Netral Tidak memenuhi Sangat Tidak memenuhi Jumlah Sumber : Data Olahan
Frekuensi 43 44 13 100
Persentase 43,0 44,0 13,0 100
Dari tabel IV.6 di atas dapat dilihat bahwa 43 responden atau 43,0% menyatkan sangat memenuhi, 44 responden atau 44,0% menyatakan memenuhi dan 13 responden atau 13,0% menyatakan netral. Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan, bahwa produk asuransi
kebakaran yang di keluarkan oleh perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dan sudah sesuai dengan keinginan konsumen, dan dapat disimpulkan sudah memenuhi kebutuhan responden.
359
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Tabel
IV.7
Tanggapan Responden terhadap kualitas produk asuransi kebakaran yang dipasarkan oleh PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru.
Alternatif Jawaban Sangat berkualitas Berkualitas Netral Tidak berkualitas Sangat Tidak berkualitas Jumlah Sumber : Data Olahan
Frekuensi 32 51 15 2 100
Persentase 32,0 51,0 15,0 2 100
Dari tabel IV.7 diatas dapat dilihat bahwa 32 responden atau 32,0% menyatakan sangat memenuhi,
51 responden atau 51,0% memenuhi,
menyatakan netral 15 responden atau 15,0% menyatakan netral, dan 2 responden atau 2,0% menyatakan tidak memenuhi. Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kualitas produk asuransi kebakaran yang dipasarkan sudah memenuhi keinginan responden. Tabel
IV.8
Tanggapan Responden terhadap kepuasan setelah membeli produk asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru.
Alternatif Jawaban Sangat puas Puas Netral Puas tidak Sangat Tidak puas Jumlah Sumber : Data Olahan
Frekuensi 37 50 13 100
Persentase 37,0 50,0 13,0 100
Dari tabel IV.8 diatas dapat dilihat bahwa 37 responden atau 37,0% menyatakan sangat puas, 50 responden atau 50,0% menyatakan puas, dan 13 responden atau 13,0% menyatakan netral. Dari hasil penelitian berdasarkan tanggapan responden menyimpulkan bahwa kepuasan konsumen,
dapat
setelah membeli produk
asuransi kebakaran adalah puas. Hal ini perlu mendapat perhatian secara
360
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
khusus karena kepuasan
konsumen adalah kunci pokok kesuksesan
perusahaan. Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai produk asuransi kebakaran adalah puas. asuransi kebakaran,
Dimana nasabah puas dengan adanya produk
ini dapat dibuktikan hasil responden hampir 50%,
menyatakan bahwa produk asuransi kebakaran memenuhi kebutuhan konsumen di dalam meminimalikan kerugian.
3. Tanggapan Responden Tentang Harga Produk Asuransi Kebakaran PT. Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Harga yang terdapat dalam kuisioner diwakili oleh 2 buah pertanyaan yang mencerminkan dari indikator harga. Indikator harga ini antara lain: harga dengan kesesuain yang ditawarkan, kualitas produk dengan harga. Selanjutnya hasil penelitian terhadap indikator-indikator tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini. Tabel
IV.9
Tanggapan Responden terhadap kesesuain harga yang di tawarkan pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru .
Alternatif Jawaban Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Tidak memuaskan Jumlah Sumber : Data Olahan
Frekuensi 44 42 14 100
Persentase 44,0 42,0 14,0 100
Dari tabel IV.9 di atas dapat dilihat bahwa 44 responden atau 44,0% menyatakan sangat sesuai, 42 responden atau 42,0% menyatakan sesuai, dan 14 responden atau 14,0% menyatakan cukup sesuai. Dari tabel diatas dapat disimpulkan
kesesuaian harga yang
ditawarkan sangat sesuai dengan kebutuhan konsumen.
361
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Tabel IV.10
Tanggapan Responden terhadap kualitas harga yang ditawarkan pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru .
Alternatif Jawaban Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Tidak memuaskan Jumlah Sumber : Data Olahan
Frekuensi 32 50 16 2 100
Persentase 32,0 50,0 16,0 2 100
Dari data IV.10 di atas dapat dilihat bahwa 32 responden atau 32,0% menyatakan sangat sesuai, 50 responden atau 50,0% menyatakan sesuai, 16 responden atau 16% menyatakan cukup sesuai, dan 2 responden atau 2,0% menyatakan kurang sesuai. Dari hasil penelitian berdasarkan tanggapan responden terhadap kualitas harga yang ditawarkan,
dapat disimpulkan bahwa kesesuaian
kualitas harga sangat dominan mempengaruhi kualitas suatu harga. Dalam memasarkan produknya yaitu asuransi kebakaran perusahaan memperhatikan harga yang ditawarkan ke konsumen. Hal ini dibuktikan dengan respon yang memilih jawaban hampir 50%, menyatakan bahwa harga yang ditawarkan sesuai dengan kempuan nasabah.
4. Tanggapan
Masyarakat Tentang
Minat Masyarakat
Produk Asuransi Kebakaran Pada PT. Jasindo Takaful
Terhadap Cabang
Pekanbaru. Minat masyarkat terhadap asuransi kebakaran yang terdapat dalam kuesioner diwakili oleh 3 buah pertanyaan yang mencerminkan dari indikator
minat konsumen.
Indikator minat konsumen ini antara lain:
senang dengan adanya produk asuransi, pelayanan pada saat pembelian polis, pelayanan pembayaran klaim.
362
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Selanjutnya hasil penelitian terhadap indikator-indikator tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: Tabel
IV.11 Tanggapan Responden terhadap senang adanya produk asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru.
Alternatif Jawaban Sangat senang Senang Cukup senang Kurang senang Tidak senang Jumlah Sumber : Data Olahan
Frekuensi 25 43 25 7 100
Persentase 25,0 43,0 25,0 7 100
Dari tabel IV.11 di atas dapat dilihat bahwa 5 responden atau 25,0% menyatakan sangat senang, 43 responden atau 43,0% menyatakan senang, 25 responden atau 25,0% menyatakan cukup senang, dan 7 responden atau 7,0% menyatakan kurang senang. Berdasarkan tanggapan responden adanya produk asuransi kabakaran dapat disimpulkan, bahwa asuransi kebakaran dapat meminimalisasikan resiko kebakaran terhadap konsumen. TabelIV.12
Tanggapan Responden terhadap pelayanan pada saat pembelian polis pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru.
Alternatif Jawaban Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik Jumlah Sumber : Data Olahan
Frekuensi 27 49 19 5 100
Persentase 27,0 49,0 19,0 5 100
Data tabel IV.12 di atas dapat dilihat bahwa 27 responden atau 27,0% menyatakan sangat baik, 49 responden atau 49,0% menyatakan baik, 19 responden atau 19,0% menyatakan cukup baik, 5 responden atau 5,0% menyatakan kurang baik.
363
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Berdasarkan hasil analisis pelayanan saat pembelian polis dapat disimpulkan bahwa pelayan yang diberikan oleh perusahaan pada pembelian polis adalah baik. Hal ini dapat meningkatkan jumlah nasabah. Tabel
IV.13 Tanggapan Responden terhadap pelayanan pembayaran klaim pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru
Alternatif Jawaban Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik Jumlah Sumber : Data Olahan
Frekuensi Persentase 27 27,0 48 48,0 23 23,0 4 4 100 100
Data tabel IV.13 di atas dapat dilihat bahwa 25 responden atau 25,0% menyatakan sangat baik, 48 responden atau 48,0% menyatakan baik, 23 responden atau 23,0% menyatakan cukup baik, 4 responden atau 4,0% menyatakan kurang baik. Berdasarkan analisis responden terhadap pelayanan pembayaran klaim, yang di berikan oleh perusahaan, menyumpulkan.
Bahwa
maka penulis dapat
pelayanan yang dilakukan dalam pembayaran
klaim adalah baik. Berdasarkan hasil responden, mengenai minat masyarakat terhadap asuransi kebakaran adalah baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan responden yang memilih alternatif jawaban hampir 50% menyatakan baik, hal ini menjadi tolak ukut bagi PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru untuk mengembangkan asuransi kebakaran. Klarifikasi kelas dan tipe ditentukan oleh supervisor ini dibuktikan dengan penambahan jumlah polis nasabah setiap tahun.
364
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
E. KESIMPULAN Berdasarkan analisis minat masyarakat terhadap asuransi kebakaran pada PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Yang telah dilakukan berdasarkan data penelitian dan didasari konsep dan teori yang relevan dengan permasalahan penelitian ini, maka dapatlah penulis tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Tanggapan masyarakat terhadap promosi, keutamaan dan harga yang di pasarkan oleh PT. Asuransi Jasindo Takaful Cabang Pekanbaru. Disetujui masyarakat karena dengan adanya promosi masyarakat mengetahui tentang asuransi kebakaran.
Sedangkan mengenai harga yang di tawarkan ke
masyarakat cukup terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarkat itu sendiri. 2. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap produk asuransi kebakaran cukup puas,
kepuasan konsumen dapat dicapai melalui peningkatan kualitas
pelayanan. Konsumen tidak hanya sekedar
membeli produk melainkan
memperhatikan segala sesuatu yang menyangkut aspek kualitas yang melekat pada produk asuransi kebakaran. Konsumen merupakan pihak yang memberikan penilaian terhadap kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan
yang baik memiliki arti penting bagi kelangsungan hidup perusahan karena dapat menciptakan kepuasan konsumen.
F. DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Terjemahan, Semarang: PT Karya Toha Putra 2002. Abdullah Amrin, Asuransi Syariah, Jakarta: Elek Media Komputindo 2006. Djojosoedarso Soeisno, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Jakarta: Salemba 1999. Djazuli, Janwari Yadi, Lembaga Perekonomian Umat, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2002 http://blog.re.or.id/asuransi-dalam pandangan-islam.htm. http://www.jasindo.co.id/
365
Amelia Wirda: Analisis Minat Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Kebakaran
Keraf, Gorys, Prof, D. Komposisi, Jakarta: Nusa Indah 1993. Kotlerphilip, KartajayaHermawan, dkk, Rethinking Marketing, Jakarta: Prenhalindo 2009. Khairudin, Analisis Kualitas Pelayanan Klaim Terhadap Loyalitas Nasabah i Skripsi Jurusan Ekonomi Islam, perpustakaan STEI Iqra Annisa. 2009. Radiosunu, Dasar-Dasar Manajemen Univ.Gajah Mada, 1992.
Pemasaran,
Yogyakarta:
BPFE
Sula, Syakir, Muhammad, Asuransi Syriah, (Life and General) Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: Gema Insani 2004. Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta:Kencana 2009. Strumphler, Pengetahuan Umum Asuransi, Jakarta: Bhrata Karya Aksara 1980. Swasta, Basu, Dan Irwan, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta:1996 Swasta, Basu, Drs. Dan Sukatjo. Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta:1993. Teguh Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi, Teori dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2000. Umar Husein, Metode Penelitan Untuk Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2009. Waridah Ernawati, EYD dan seputar Bahasa Indonesia, Pustaka 2008.
Jakarta:Kawan
366