Meria Octavianti: Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Dalam Meningkatkan Kesadaran Kebersihan Lingkungan
ALUR PESAN KAMPANYE GERAKAN CIKAPUNDUNG BERSIH DALAM MENINGKATKAN KESADARAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN Meria Octavianti Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung – Sumedang KM.21 Jatinangor Jawa Barat Email:
[email protected]
Abstract: Awareness of environmental cleanliness is very important, especially for those who live along the river. Cikapundung is a river that stream down from the north until the south in Bandung City, the Capital of West Java Province, Indonesia. Cikapundung river's conditions is so bad. The data showed that 90% rubbish from the people who live along the Cikapundung River discarded in to the river. The condition causes the river receives the waste bin more than 5.5 million liters/day. To resolve this problem, the government launched a environmental cleanliness campaign that called “Gerakan Cikapundung Bersih” (GCB). The purpose of this campaign will not be achieved if the campaign messages can not be conveyed properly to the public, especially people who live in the Cikapundung Riverbank. Therefore, this research contains a study on the flow delivery of campaign messages consisting of the receipt of the message, the form of the message and the use of media in the GCB campaign. This research showed that the presence of the local community who care of cleanliness Cikapundung River has an important role in the process of delivering campaign message. Face to face communication channels with the informal message used by the local community. While the mass media with the formal message used by the government to delivering campaign messages. Abstrak: Kesadaran kebersihan lingkungan sangat penting, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai. Cikapundung merupakan sungai yang mengalir dari utara sampai ke selatan Kota Bandung. Kondisi Sungai Cikapundung sangatlah buruk. Data menunjukkan bahwa 90% sampah dari orang-orang yang tinggal di sepanjang Sungai Cikapunung dibuang ke sungai. Kondisi tersebut menyebabkan sungai ini menerima limbah sampah lebih dari 5,5 juta liter/hari1. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mencanangkan
1
Angel. 2011. Gerakan Cikapundung Bersih di Hari jadi Kota Bandung ke-201. Dalam http://www.rakyatdemokrasi.com/2011/gerakan-cikapundung-bersih-di-hari-jadi-bandung-ke-201.html diakses pada tanggal 13 Juni 2012, pukul 23.15 WIB.
ISSN 2085-1979
42
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun VI/02/2014
kampanye kebersihan lingkungan yang disebut Gerakan Cikapundung Bersih (GCB). Tujuan dari kampanye ini tidak akan tercapai apabila pesan-pesan kampanye tidak dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung. Oleh karena itu, penelitian ini berisikan kajian mengenai alur penyampaian pesan kampanye yang terdiri dari proses penerimaan pesan, bentuk pesan dan penggunaan media dalam kampanye Gerakan Cikapundung Bersih (GCB). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan studi kepustakaan. Triangulasi sumber dilakukan dan member check dilakukan untuk menguji keabsahan data yang digunakan. Penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan komunitas yang peduli akan kebersihan Sungai Cikapundung memiliki peran penting dalam proses penyampaian pesan kampanye. Saluran komunikasi tatap muka digunakan oleh komunitas dalam menyampaikan pesan kampanye secara informal. Sedangkan saluran komunikasi massa digunakan oleh pemerintah untuk menyampaikan pesan kampanye secara formal. Pendahuluan
C
ikapundung adalah salah satu sungai yang membelah Kota Bandung dari utara menuju selatan. Hulu sungai ini berada tepat di wilayah utara Kota Bandung yaitu di Lembang dan bermuara ke Sungai Citarum yang berada di selatan Kota Bandung. Bantaran Sungai Cikapundung yang memiliki panjang 11 km ini telah disesaki oleh lebih dari 1.100 bangunan yang dihuni oleh lebih dari 75.000 jiwa sehingga terjadi penyempitan badan sungai. Menurut data yang diperoleh, 90% sampah yang dihasilkan oleh masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Cikapundung ini dibuang langsung ke Sungai Cikapundung. Kondisi tersebut menyebabkan Sungai Cikapundung menerima limbah sampah lebih dari 5,5 juta liter/hari2.
2
Angel. 2011. Gerakan Cikapundung Bersih di Hari jadi Kota Bandung ke-201. Dalam http://www.rakyatdemokrasi.com/2011/gerakan-cikapundung-bersih-di-hari-jadi-bandung-ke-201.html diakses pada tanggal 13 Juni 2012, pukul 23.15 WIB. 43
ISSN 2085-1979
Meria Octavianti: Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Dalam Meningkatkan Kesadaran Kebersihan Lingkungan
Gambar 1 Kondisi Sungai Cikapundung3 Kondisi yang memprihatinkan tersebut disadari oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai sebuah masalah lingkungan yang harus segera diatasi. Kondisi penumpukan sampah di Sungai Cikapundung yang menyebabkan pendangkalan sungai ini berakibat buruk pada keseimbangan ekosistem di Kota Bandung. Banjir dan sampah akan terus menjadi permasalahan utama yang akan dihadapi Kota Bandung apabila masalah ini tidak dapat teratasi. Oleh karena itu, pemerintah Kota Bandung telah memasukkan Sungai Cikapundung dalam salah satu prioritas program kegiatan dalam rencana pembangunan, baik jangka menengah (2009-2013) dan jangka panjang (2005-2025). Rehabilitasi Sungai Cikapundung pun dicanangkan melalui program Gerakan Cikapundung Bersih yang didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat. Usaha penyelamatan yang direncanakan oleh pemerintah Kota Bandung ini tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak ada dukungan dari berbagai pihak, terutama dari masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Cikapundung itu sendiri. Mereka yang setiap hari berinteraksi dengan Sungai Cikapundung dan mereka juga yang memiliki kepentingan yang besar dari keberadaan Sungai Cikapundung ini. Mereka merupakan objek dan juga sekaligus subjek dalam Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bandung ini. Maka dari itu diperlukan sinergitas yang kuat antara pemerintah dan juga masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung dalam rangka menyukseskan gerakan pembangunan lingkungan hidup ini. Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) ini dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan dalam Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) ini terdiri dari tujuh tahapan yaitu, bakti sosial; pengerukan sedimen; normalisasi sungai; inventarisasi bangunan di bantaran sungai serta perubahan tata letak bangunan yang semula membelakangi menjadi menghadap sungai; penataan sempadan sungai; pembangunan bangunan air; dan penghijauan.
3
Dokumentasi pribadi (waktu pengambilan gambar pada Juni 2012)
ISSN 2085-1979
44
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun VI/02/2014
Tahapan-tahapan tersebut tidak akan berjalan dengan lancar apabila masyarakat yang menjadi subjek dan objek dalam kegiatan ini tidak bersinergi dengan pemerintah Kota Bandung. Sinergitas akan timbul apabila adanya komunikasi yang efektif dari pemerintah kepada masyarakat mengenai program yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Bentuk pesan serta pemilihan media yang tepat dalam mengkampanyekan “Gerakan Cikapundung Bersih” merupakan kunci sukses dari kampanye peningkatan kesadaran lingkungan di Bantaran Sungai Cikapundung. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji mengenai alur pesan kampanye ”Gerakan Cikapundung Bersih” yang meliputi proses penerimaan pesan, bentuk pesan, serta penggunaan media kampanye dalammeningkatkan kesadaran kebersihan lingkungan pada masyarakat yang tinggal di kawasan Bantaran Sungai Cikapundung. Adapun penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian yang telah peneliti lakukan sebelumnya yaitu ”Apresiasi masyarakat di Bantaran Sungai Cikapundung terhadap Gerakan Cikapundung Bersih (GCB)”. Walaupun kedua penelitian ini memiliki objek yang sama yaitu Gerakan Cikapundung Bersih, tetapi dari segi fokus, objek, metode, maupun sumber anggarannya, memiliki perbedaan sehingga manfaat dan luaran yang dihasilkan dari penelitian ini pun akan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Secara akademis, hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran mengenai sebuah model alur informasi yang efektif dalam sebuah kegiatan kampanye di dalam bidang pembangunan dan peningkatan kesadaran lingkungan. Bagaimana pesan komunikasi harus disampaikan secara efektif kepada penduduk sub urban yang tinggal di wilayah pusat Kota Bandung dan memiliki budaya dan kebiasaan yang kurang baik dalam masalah kebersihan lingkungan. Sedangkan secara praktis, luaran dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Bandung mengenai alur penyampaian pesan yang efektif dalam menyukseskan “Gerakan Cikapundung Bersih” ini. Dikarenakan gerakan peningkatan kesadaran akan kebersihan lingkungan di sekitar Bantaran Sungai Cikapundung ini sudah dijadikan prioritas program kegiatan dalam rencana pembangunan Jawa Barat, baik jangka menengah (2009-2013) dan jangka panjang (2005-2025) maka luaran dari penelitian ini akan memberikan rekomendasi mengenai alur penyampaian pesan yang paling cocok sehingga menjadi bahan masukan untuk penyusunan program yang selanjutnya. Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) merupakan sebuah gerakan sosial guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggalnya, yang pada kasus ini merupakan kawasan bantaran Sungai Cikapundung. Menurut Wood dan Jackson (dalam Sztompka, 1994:326) gerakan sosial berkaitan erat dengan perubahan sosial. Gerakan sosial mempunyai berbagai status penyebab berkenaan dengan perubahan. Tetapi pendekatan yang paling masuk akal adalah melihat gerakan sosial sebagai mediator dalam rangkaian penyebab perubahan sosial. Gerakan sosial dilihat sebagai produk perubahan sosial terdahulu dan sebagai produsen transformasi sosial selanjutnya. Disini gerakan sosial lebih terlihat sebagai wahana, 45
ISSN 2085-1979
Meria Octavianti: Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Dalam Meningkatkan Kesadaran Kebersihan Lingkungan
pembawa atau pemancar perubahan terus-menerus ketimbang sebagai penyebab utama terjadinya perubahan sosial. Gerakan sosial sendiri harus dimengerti sebagai sebuah (1) kolektivitas orang yang bertindak bersama; (2) tujuan tindakan bersamanya adalah perubahan tertentu dalam masyarakat dengan cara yang sama; (3) kolektivitas relatif tersebar namun lebih rendah derajatnya daripada organisasi formal; (4) tindakannya mempunyai derajat spontanitas relatif tinggi namun tak terlembaga dan bentuknya tak konvensional. Jadi gerakan sosial adalah tindakan kolektif yang diorganisir secara longgar, tanpa cara terlembaga untuk menghasilkan perubahan dalam sebuah masyarakat. Sebagian besar perubahan yang dihasilkan oleh gerakan sosial adalah perubahan (internal) dalam gerakan itu sendiri (anggotanya, ideologinya hukumnya, pranatanya, bentuk organisasinyaa,dsb) dan juga perubahan eksternal dalam masyarakat lebih luas (hukumnya, rezim politiknya, kulturnya) yang ditimbulkan oleh umpan balik gerakan terhadap anggotanya dan strukturnya sendiri. Gerakan sosial adalah sebuah gerakan yang unik dalam hubungan timbal balik yang erat antara perubahan internal dan eksternal. Keunikannya, gerakan sosial merubah masyarakat dalam proses mengubah dirinya sendiri dan memobilisasi serta mengorganisir untuk mengubah masyarakat secara lebih efektif. Dalam penelitian ini, perubahan sosial yang dimaksudkan merupakan sebuah gerakan konservatif yang mengarah ke masa lalu dan ditekankan pada tradisi. Tradisi masyarakat yang dahulu sangat sadar akan kebersihan lingkungan sehingga kondisi sungai Cikapundung yang sangat indah dan sehat. Seiring dengan berjalannya waktu dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, maka tradisi tersebut mulai mengalami perubahan ke arah yang negatif dan berakibat pada tercemarnya Sungai Cikapundung serta kondisi lingkungan yang sangat jauh dari kondisi sehat. Melihat kondisi tersebut, pemerintah Kota Bandung dengan salah satu programnya mengadakan kampanye “Gerakan Cikapundung Bersih” guna memperbaiki institusi, hukum, cara hidup, dan keyakinan yang telah mapan di masa lalu tetapi mengalami erosi di masa sekarang ini. Posisi komunikasi dalam mensukseskan program ini sangat besar sekali. Hal tersebut dikarenakan tanpa adanya komunikasi yang baik, maka masyarakat yang menjadi objek dan subjek dalam Gerakan Cikapundung Bersih ini tidak akan mengerti dan paham mengenai manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan. Program yang sudah sangat baik direncanakan akan menjadi sebuah program yang sia-sia apabila masyarakat tidak memiliki pemahaman dan kemauan untuk sama-sama menjalankan program tersebut. Maka dari itu diperlukan pengemasan pesan kampanye yang sesuai dengan masyarakat setempat dan juga disampaikan dengan media yang bisa diterima dengan baik oleh mereka. Hal-hal ini dapat dijawab dengan melaksanakan penelitian ini sesuai dengan kerangka pemikiran seperti di bawah ini :
ISSN 2085-1979
46
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun VI/02/2014
Proses Sosial Terdahulu
Gerakan Sosial
Pesan
Gerakan Sosial Berikutnya
Media
Komunikator
Bagan 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif pendekatan studi kasus. Studi kasus yang merupakan uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Pendekatan ini mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, sehingga dapat memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti (Mulyana, 2002: 201). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi lapangan untuk mendapatkan data primer serta studi kepustakaan untuk mendapatkan data sekunder. Sedangkan tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seperti yang dijelaskan oleh Creswell (1997: 63), yaitu tahap deskripsi data, analisis tema dan penonjolan. Uji keabsahan data yang didapat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber dan member check. Triangulasi sumber dilakukan pada tiga orang sumber yang sangat paham dengan Gerakan Cikapundung Bersih yaitu: 1. Walikota Bandung, Bapak Ayi Vivananda 2. Ketua Komunitas Kuya Gaya, dan 3. Ketua Komunitas Entog Sedangkan member check dilakukan dengan kegiatan melakukan cross check data setelah pengumpulan data selesai. HASIL Penelitian dan Pembahasan Komunitas Kuya Gaya sebagai Motor Penggerak Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) merupakan sebuah program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan masyararakat yang tinggal di 47
ISSN 2085-1979
Meria Octavianti: Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Dalam Meningkatkan Kesadaran Kebersihan Lingkungan
Bantaran Sungai Cikapundung. Menurut Wood dan Jackson (dalam Sztompka, 1994:326) gerakan sosial berkaitan erat dengan perubahan sosial. Gerakan sosial mempunyai berbagai status penyebab berkenaan dengan perubahan. Gerakan Cikapundung Bersih (GCB) ini dapat dipandang sebagai mediator dalam sebuah perubahan sosial, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik. Gerakan Cikapundung Bersih merupakan sebuah gerakan yang bertujuan memperbaiki institusi, hukum, cara hidup, dan keyakinan yang telah mapan di masa lalu tetapi mengalami erosi di masa sekarang ini, yaitu kesadaran akan kebersihan lingkungan tempat tinggal. Gerakan Cikapundung Bersih ini memang merupakan sebuah gerakan yang diusung oleh Pemerintah Kota Bandung, tetapi karena ini merupakan gerakan sosial maka diperlukan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan tempat tinggal dan menjadikan kondisi Sungai Cikapundung sebagai sebuah sungai yang indah dan sehat serta dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung ataupun oleh masyarakat umum secara luas. Komunitas Kuya Gaya merupakan motor penggerak dalam upaya menumbuhkan kesadaran kebersihan lingkungan di benak masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah Pulosari RT 9 dan RT 10 RW 15 Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung. Terungkap dari beberapa informan yang menyatakan ketidaktahuannya mengenai Gerakan Cikapundung Bersih yang merupakan sebuah program yang dicanangkan oleh pemerintah Kota Bandung tetapi dengan cepat tanggap mereka mengemukakan bahwa yang mereka tahu adalah Kuya Gaya. Menurut mayoritas informan tersebut, gerakan penghijauan, membersihkan sampah di Sungai Cikapundung dan kukuyaan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Kuya Gaya. Mereka melihat bahwa pesan-pesan mengenai kebersihan lingkungan sungai ini mereka dapatkan dari masyarakat yang tergabung dalam komunitas Kuya Gaya. Gerakan sosial adalah sebuah gerakan yang unik dalam hubungan timbal balik yang erat antara perubahan internal dan eksternal. Keunikannya, gerakan sosial merubah masyarakat dalam proses mengubah dirinya sendiri dan memobilisasi serta mengorganisir untuk mengubah masyarakat secara lebih efektif. Itulah yang terjadi pada masyarakat yang tinggal di kawasan Pulosari ini. Mereka merupakan masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung dan merupakan subjek yang menjadi pelaku penyebab kondisi Sungai Cikapundung yang menjadi terpuruk. Tetapi dengan Gerakan Cikapundung ini mulai mampu mengubah masyarakat dalam mengubah dirinya sendiri dan memobilisasi serta mengorganisir untuk mengubah masyarakat lain agar mau berubah secara lebih efektif. Terbentuknya komunitas Kuya Gaya merupakan wujud dari Gerakan Sosial ini. Semua kegiatan yang mengkampanyekan Gerakan Cikapundung Bersih dilakukan oleh Komunitas ini. Program yang dicanangkan oleh pemerintah Kota Bandung ini dapat tersampaikan dengan baik dengan bantuan dari keberadaan komunitas Kuya Gaya. Apabila dilihat dari model komunikasi, maka model komunikasi yang terjadi dalam Gerakan Cikapundung Bersih adalah Model Two Step Flow Communication. Pesanpesan kampanye tentang kebersihan lingkungan disampaikan melalui komunitasISSN 2085-1979
48
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun VI/02/2014
komunitas yang terbentuk di kawasan Bantaran Sungai Cikapundung, seperti komunitas Kuya Gaya yang terbentuk di wilayah Pulosari RW 15 Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan.
Bagan 2 Model Two Step Flow Communication dalam Gerakan Cikapundung Bersih Bentuk Pesan Gerakan Cikapundung Bersih Gerakan Cikapundung Bersih merupakan sebuah gerakan yang mengkampanyekan gerakan sadar akan kebersihan sungai. Sebuah kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengirim kepada khalayak sasaran. Pesan-pesan tersebut dapat disampaikan dalam berbagai bentuk. Apapun bentuknya, sebuah pesan pastilah menggunakan sebuah simbol, baik verbal maupun nonverbal yang diharapkan dapat memancing respons khalayak. Applbaum dan Anatol (1974) menekankan pentingnya menyadari bahwa kegiatan kampanye mengandalkan pesan-pesan simbolis. Melalui simbol-simbol tersebut, pesan-pesan kampanye dapat dirancang secara sistematis agar mendapatkan respon dari khalayak sasaran. Begitu juga dengan Gerakan Cikapundung Bersih ini, pemerintah secara formal merancang pesan-pesan yang disampaikan melalui media komunikasi luar ruang yaitu papan pengumuman. Pesan kampanye disampaikan secara formal melalui himbauan yang ditulis dalam media luar ruang tersebut. Papan himbauan tersebut dipasang di tempat-tempat strategis yang selalui dilalui oleh khalayak sasaran. Selain itu, Rogers dan Synder (2002) mengungkapkan bahwa di balik kesuksesan setiap kampanye itu selalu hadir para perancang pesan kampanye yang sensitif dan kreatif. Para perancang pesan umumnya memiliki kepekaan dalam mengidentifikasi karakteristik khalayaknya. Hal ini juga yang terjadi dalam penyusunan pesan kampanye Gerakan Cikapundung Bersih (GCB). Masyarakat di bantaran Sungai Cikapundung memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai pada umumnya. Keunikan ini muncul karena masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung, khususunya di wilayah Pulosari merupakan masyarakat yang termasuk ke dalam kategori masyarakat miskin perkotaan. Hunington (dalam Panjaitan, 2000: 9) mengungkapkan bahwa masyarakat miskin di daerah perkotaan terdiri dari mereka yang berpendidikan dan berketerampilan rendah atau
49
ISSN 2085-1979
Meria Octavianti: Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Dalam Meningkatkan Kesadaran Kebersihan Lingkungan
tidak berpendidikan dan tidak berketerampilan sama sekali, dengan upah yang rendah dan tidak memiliki kemungkinan untuk memiliki upah yang lebih baik. Karakteristik masyarakat yang sepeti ini mengharuskan pesan kampanye dalam Gerakan Cikapundung bersih harus dirancang dengan sangat kreatif agar dapat sampai dan diterima dengan baik oleh khalayak sasaran. Pesan-pesan formal yang sudah dirancang melalui papan-papan himbauan atau peringatan tersebut belum cukup untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan tempat tinggalnya dan kebersihan Sungai Cikapundung yang mengalir melalui rumah tempat mereka tinggal. Pesan yang bergaya informal dapat memperkuat penerimaan pesan-pesan formal yang telah disampaikan melalu media luar ruang. Pesan-pesan informal ini disampaikan oleh masyarakat sendiri baik secara lisan maupun tulisan. Secara lisan, para aktivis Kuya Gaya maupun masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya kebersihan Sungai Cikapundung selalu memberikan himbauan-himbauan secara langsung ketika terlihat ada masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai. Selain itu, pesan informal juga disampaikan ketika akan diladakannya sebuah program seperti penghijauan maupun kerja bakti. Masyarakat menyebarkan informasi mengenai program tersebut menggunakan media word of mouth atau komunikasi dari mulut ke mulut. Masyarakat, baik yang telah tergabung dalam komunitas Kuya Gaya maupun yang tidak, bersama-sama saling mengajak dan menghimbau masyarakat lainnya untuk melaksanakan program tersebut. Imbauan pesan yang digunakan dalam pesan informal ini adalah imbauan pesan emosional. Menurut Venus dalam bukunya Manajemen Kampanye (2009: 72) menyatakan bahwa melalui pendekatan emosional, orang akan lebih menerima pesan berdasarkan dimensi afektif yang dimilikinya. Pesanpesan informal yang disampaikan dalam Gerakan Cikapundung Bersih ini disampaikan dengan mengangkat dimensi afektif atau perasaan dari masyarakat. Berikut merupakan model bentuk pesan kampanye yang ditemukan dalam penelitian mengenai Gerakan Cikapundung Bersih ini.
Bagan 3 Bentuk Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih
ISSN 2085-1979
50
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun VI/02/2014
Media Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Saluran yang digunakan dalam mensosialisasikan pesan dari Gerakan Cikapundung Bersih ini adalah menggunakan saluran komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Media yang digunakan dalam saluran komunikasi massa adalah papan pengumuman dan spanduk yang dipasang di tempat-tempat strategis. Saluran komunikasi antarpribadi memiliki peran yang sangat besar dalam penyampaian pesan dalam Gerakan Cikapundung Bersih ini. Pesan-pesan yang disampaikan oleh para aktivis yang tergabung dalam Komunitas Kuya Gaya ini jauh lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung, khususnya wilayah Pulosari. Dalam Gerakan Cikapundung Bersih, media massa digunakan hanya sebagai media tambahan untuk menyampaikan pesan kampanye. Pemanfaatan saluran komunikasi antarpribadi sangat dipentingkan untuk mengoptimalkan pesan-pesan yang sudah disampaikan melalui media massa, yaitu papan pengumuman dan spandukspanduk yang dipasang di tempat-tempat strategis. Pengoptimalan saluran komunikasi antarpribadi ini mewujudkan sebuah kampanye yang bersifat dua arah (bi-directional campaign). Penyampaian pesan dalam Gerakan Cikapundung Bersih sangat menekankan keberadaan komunitas Kuya Gaya yang lewat jaringan komunikasinya dapat menyebarkan pesan-pesan mengenai pentingnya kebersihan Sungai Cikapundung ini hingga tahap penerimaan pada khalayak sasaran. Kampanye dua arah ini disebut juga sebagai audience oriented campaign. Berikut merupakan model penggunaan media kampanye dalam Gerakan Cikapundung Bersih.
Bagan 4 Penggunaan Media Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Keberadaan komunitas Kuya Gaya sebagai komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan kampanye yang bersifat informal, baik secara lisan maupun tulisan, 51
ISSN 2085-1979
Meria Octavianti: Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Dalam Meningkatkan Kesadaran Kebersihan Lingkungan
menjadikan pesan-pesan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan yang di dalamnya termasuk Sungai Cikapundung menjadi lebih mudah untuk diterima dengan mudah oleh khalayak sasaran yaitu masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung khususnya wilayah Pulosari. Selain itu, media massa juga digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan kampanye dalam Gerakan Cikapundung Bersih, hanya saja pesan yang disampaikan kepada masyarakat bersifat formal dan satu arah. Setiap kegiatan kampanye Gerakan Cikapundung Bersih, para anggota komunitas dan juga masyarakat yang mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut selalu menggunakan kaos-kaos yang berisikan pesan-pesan kampanye. Pesan-pesan tersebut secara langsung menerpa masyarakat yang berada di sekitar mereka. Salah tulisan yang ada di kaos yang digunakan oleh ibu-ibu adalah “Save me! Cikapundung Sanes Wadah Runtah!!” Kaos yang bertuliskan kalimat tersebut digunakan oleh para ibu-ibu yang notabene merupakan subjek yang menjadi pengambil keputusan mengenai di mana tempat untuk membuang sampah rumah tangga. Selain itu, anak-anak yang setiap saat berinteraksi dengan ibunya akan mendapatkan terpaan pesan kampanye ini secara langsung. Secara keseluruhan dihasilkan sebuah model alur penyampaian pesan dalam Gerakan Cikapundung bersih yaitu sebagai berikut:
Bagan 5 Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih Simpulan
Alur Pesan Kampanye Gerakan Cikapundung Bersih dalam Meningkatkan Kesadaran Kebersihan Lingkungan maka Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Proses penerimaan pesan kampanye dalam ”Gerakan Cikapundung Bersih” yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai usaha peningkatan kesadaran kebersihan lingkungan di Bantaran Sungai Cikapundung adalah dapat digambarkan dengan model komunikasi dua tahap atau two step flow communication model. Pesan-pesan yang telah dirancang oleh pemerintah tidak langsung disampaikan kepada khalayak sasaran melainkan melalui komunitas-komunitas yang terbentuk di sepanjang Bantararan Sungai Cikapundung. 2. Pesan kampanye dalam ”Gerakan Cikapundung Bersih” disampaikan secara formal dibuat dengan menggunakan imbauan/pendekatan rasa takut dan disampaikan melalui tulisan, sedangkan pesan yang disampaikan secara ISSN 2085-1979
52
Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, Tahun VI/02/2014
informal menggunakan imbauan/pendekatan emosional dan disampaikan secara lisan. 3. Media kampanye yang digunakan dalam ”Gerakan Cikapundung Bersih” adalah media massa dan media antarpribadi. Media massa yang berupa papan pengumuman dan spanduk digunakan untuk menyampaikan pesan kampanye yang bersifat formal, sedangkan media antarpribadi digunakan dalam menyampaikan pesan kampanye yang bersifat informal. 4. Alur penyampaian pesan kampanye Gerakan Cikapundung Bersih sangat dipengaruhi oleh keberadaan komunitas yang terbentuk di sepanjang Bantaran Sungai Cikapundung. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas tersebut menjadi media dalam penyampaian pesan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Daftar Pustaka
Pokoknya Kualitatif Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya : LP3ES. Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Denzin, Norman K. & Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook of Qualitatuve Research. Alwasilah, A. Chaedar.
2002.
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2002. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (dari Denzin Guba dan Penerapannya). Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sztompka, Piotr. 1994. The Sociology of Social Change.Oxford u.a : Blackwell. Venus, Antar. 2009. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa. Yin, Robert K. 1996. Studi Kasus: Design dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sumber Internet Angel. 2011. Gerakan Cikapundung Bersih di Hari jadi Kota Bandung ke-201. Dalam http://www.rakyatdemokrasi.com/2011/gerakan-cikapundung-bersih-di-hari-jadibandung-ke-201.html diakses pada tanggal 13 Juni 2012, pukul 23.15 WIB.
53
ISSN 2085-1979