Alternatif Penanggulangan Banjir Melalui Manajemen Lubang Resapan Biopori (LRB) Sudjatmiko1, Achmad Fadillah2, Bekti Prihatiningsih3, Andy Kristafy Arifianto4 1
1,2,3
Teknik Mesin,2,3 Teknik Sipil ,4 Teknik Sipil Universitas Merdeka Malang Jln. Terusan Raya Dieng 64,4Universitas Tribhuwanatunggadewi Malang 1
[email protected]@gmail.com,
[email protected] Abstrak
Lubang Resapan Biopori merupakan teknologi ramah lingkungan dan murah untuk menyelamatkan lingkungan hidup dan menjaga ketersediaan air serta pencemaran lingkungan akibat sampah. Dengan teknologi ini, bukan hanya dapat menyimpan air limpasan hujan, melainkan dapat berfungsi ganda yaitu dalam mengelola sampah yang dihasilkan, karena LRB dapat digunakan sebagai lubang sampah. Alternatip pemasangan LRB yang dijadikan proyek percontohan program IbW adalah Kecamatan Blimbing dan Sukun merupakan dua kecamatan yang paling luas di Kota Malang dengan kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Kelurahan dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, terutama Kelurahan Bunulrejo , Kelurahan Jodipan, Kelurahan Sukun dan Kelurahan Pisang Candi. Minimnya lahan terbuka sebagai ruang resapan air hujan dan fasilitas drainase, di kedua wilayah Kecamatan ini sering dijumpai genangan-genangan air di waktu hujan tiba yang tentunya sangat mengganggu aktivitas masyarakat sekitarnya. Program alternatippemasangan LRB dan penghijauan yang melibatkan Perguruan Tinggi (Unmer dan Unitri Malang) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Malang sebagai fasilitator yang diwakili oleh DKP Kota Malang menunjukkan adanya keberpihakan dan dukungan Pemerintah dalam ikut mensukseskan setiap program terkait kepentingan masyarakat.Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan IbW peremajaan LRB, telah terealisasinya penerapan pada pemasangan ± 650 titik LRB atau 163 rumah di Kel. Bunulrejo ( 4 RW),Jodipan (4 RW), dan Kel. Sukun (1 RW),Kel. Pisang Candi ( 1 RW), (dalam hal ini mewakili perkantoran yaitu pada Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang).Untuk penghijauan yang tersebar pada wilayah 10 RW diatas tertanam 388 pohon (5 macam pohon), hal ini dimaksudkan untuk mendukung program pemkot Malang menjadikan yaitu Green City. Dengan adanya LRBdiharapkan dapat mengurangi genangan air/banjir yang disebabkan oleh hujan, sehingga terbentuk komposer (kompos) secara alami yang masuk melalui LRB dan program penghijauan dapat mencegah erosi dan memperbanyak oksigen pada lingkungan hidup, dengan demikian pentingnya mengajak warga kota Malang ikut memelihara, melestarikan dan sekaligus merawat tanaman pelestarian lingkungan hidup. Kata-kata kunci : Green City,Komposer, Lubang resapan Biopori
1. PENDAHULUAN Persoalan drainase perkotaan/wilayah menjadi sangat pelik.Data yang diperoleh dari Pemerintah kota Malang, menunjukkan, Ruang terbuka hijau tercatat hanya tersisa seluas 3.188 hektare atau 2,89 persen dari luas wilayah keseluruhan. RTH itu terinci taman atau hutan kota seluas 12 hektare, sempadan sungai 80 hektare, tanah pekarangan dan kebun 150 hektare, dan sawah 2.940 hektare [1]. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam penanganan banjir dan genangan adalah dengan cara sederhana dan murah yaitu dengan menerapkan sistem manajemen air yang paling sederhana dengan mengelola air melalui sistem lubang resapan biopori.Masyarakat dilibatkan secara langsung dalam kegiatan penanganan permasalahan sehingga merasa ikut andil dalam Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
81
mengatasi permasalahan yang pada akhirnya memperbesar rasa memiliki lingkungan sekitarnya.Pada dasarnya, program pengelolaan air melalui pembuatan LUBANG RESAPAN BIOPORI telah tercantum dengan jelas pada[2] Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, selokan-selokan atau drainase di Kota Malang, banyak yang ditutup permukaannya sehingga air yang berasal dari jalan raya tidak dapat masuk ke dalam selokan/parit.Akibatnya air melimpas langsung diatas jalan, dan jika jumlahnya banyak maka terjadilah banjir. Selain hal tersebut, rumah tanpa halaman/pekarangan juga memicu terjadinya banjir. Dengan semakin habisnya lahan terbuka, tertutupnya selokan yang berfungsi sebagai resapan air, mendorong pemerintah Kota Malang, untuk berusaha dan berupaya merubah mindset atau mental models bagaimana cara mengatasi banjir di lingkungannya serta manfaat lingkungan yang bersih dan sehat[3]. Pemkot Malang bersama dengan Perguruan Tinggi (Unmer dan Unitri Malang) wajib melakukan tindakan riil untuk mengatasi permasalahan banjir dan genangan air ini, dimana salah satu cara yang dapat dilakukan adalah: 1) Melakukan sosialisasi melalui pemicuan terhadap masyarakat mengenai manajemen air dalam mengatasi banjir dan genangan, serta 2) Menjaga dan menambah resapan air dengan membuat Lubang Resapan Biopori (LRB) di seluruh penjuru Kota Malang. Mengingat luasnya daerah administrasi Kota Malang, pada kesempatan ini dipilihsebagai lokasi penerapan LRB diambil untuk mewakili untuk permukiman padat, mewakili tingkat kepadatan menengah dan pada waktu turun hujan banyak dijumpai genangan yaitu Kecamatan Blimbing (Kelurahan Bunulrejo dan Jodipan)dan Kecamatan Sukun (Perkantoran dan Sekolah/kampus) dengan pertimbangan sudah tidak ditemukan ruang terbuka yang berfungsi sebagai resapan serta sistem drainase lingkungan permukiman yang tidak memenuhi persyaratan.LRB ditawarkan, sebagai upaya untuk mengurai permasalahan terjadinya pengenangan air (khususnya daerah yang cekung) adalah teknologi yang bersifat mudah diterapkan dan sederhana serta murah dalam pelaksanaannya di lapangan.LRB merupakan teknologi sederhana yang tepat guna dan ramah lingkungan. Lubang biopori ini mampu meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah sehingga mampu mengurangi resiko banjir akibat genangan atau meluapnya air hujan. Selain itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan jumlah cadangan air bersih di dalam tanah [4].. Misi ini diharapkan dapat mendorong pemerintah, masyarakat dan swasta untuk mengembangkan potensi Kota Malang, untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat yang menekankan perlunya strategi pembangunan daerah yang tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Ke depan, diharapkan tidak terjadi kasus-kasus pelanggaran lingkungan, disertai dengan meningkatnya luas lahan yang berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan kawasan resapan air sebagai pencegahan terhadap bencana banjir. Penjabaran visi terkait selanjutnya adalah Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Kota Malang Baik Fisik, Maupun Mental Untuk Menjadi Masyarakat Yang Produktif..Misi ini diarahkan untuk peningkatan kualitas lingkungan sehat dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mendorong pemberdayaan masyarakat yang dimulai dari lingkup masyarakat terkecil yakni keluarga. Dengan suasana dan kondisi keluarga yang sehat, produktivitas masyarakat di segala bidang akan meningkat [5].
Gambar 1.Kondisi Jln. Kampung Kota Malang Gambar 2. Kondisi SoehatKota Malang saat terjadi
82
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
yang sisi kanan kiri diplester,sehingga resapan airhujan, Kurang baiknya drainase 2012-14 [6]. yang masuk ke tanah sangat berkurang
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam penanganan banjir dan genangan adalah dengan cara sederhana dan murah yaitu dengan menerapkan sistem manajemen air yang paling sederhana dengan mengelola air melalui lubang resapan biopori (LRB). Masyarakat dilibatkan secara langsung dalam kegiatan penanganan permasalahan sehingga merasa ikut andil dalam mengatasi permasalahan yang pada akhirnya memperbesar rasa memiliki lingkungan sekitarnya. Penerapkan LRB, banyak keuntungan yang diperoleh, bukan hanya dapat mengurai permasalahan banjir, namun juga dapat digunakan untuk mengolah sampah sehingga sampah yang dihasilkan tidak perlu lagi dibuang dengan mengandalkan pengangkutan sampah dari RW, bahkan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya retribusi sampah karena sampah yang dihasilkan sudah dapat dikelola oleh warga sendiri. 2. METODE Metoda kegiatan implementasi LRB dilakukan kegiatan program IbW dilakukan dengan beberapa program sebagai berikut : A.Program untuk menyelesaikan permasalahanprioritas pada tahun pelaksanaan (1). Pada tahun pertama kegiatan yang telah dilaksanakan. Untuk mendukung kegiatan IbW ini Tim melakukan identifikasi dan sosialisasi dan FGD (forum diskusi grup) di masing wilayah Kecamatan Blimbing (Kelurahan Bunulrejo dan Jodipan) serta Kecamatan Sukun (Kelurahan Pisang Candi dan kelurahan Sukun) Kota Malang. Hal ini dilakukan untuk menambah wawasan pada masyarakat akan sadar lingkungan dan melestarikan ekosistem yang kurang baik. Serta fungsi dari pemasangan Lubang Resapan Biopori (LRB). Untuk FGD dan sosialisasi ini dilakukan oleh Tim IbW dengan pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang dalam hal ini diwakili oleh pihak Kelurahan (Para Ketua RW dan RT) yang terkait pada program IbW ini. Pada pelaksanakan FGD dan sosialisasi dilakukan secara bergantian untuk masing-masing wilayah yang terkena program pemasangan LRB ini, pada gambar 3, 4 dan 5 ditunjukkan salah satu kegiatan FDG dan sosialisasi program IbW di RW 19 kelurahan Bunulrejo ,RW5 Kelurahan Sukun dan RW 7 Kelurahan Jodipan. Dalam Forum diskusi ini menjelaskan fungsi tanaman lingkungan hidup untuk mendukung ekosistem yang lebih baik dan menahan adanya erosi serta memperbaiki daya serap air tanah untuk melestarikan sumber air sekitar lingkungan warga tersebut.
Gambar 3, 4 dan 5.Pada Forum Grup Diskusi dengan Ketua RW. 19 Bunulrejo (Kiri),Warga RW 05 Kelurahan Sukun (tengah) dan Warga dan staff dari DKP saat FGD dan Sosialisasi LRB di RW 7 KelurahanJodipan (Kanan).
Bahan pertimbangan untuk alternatip pemasangan Lubang Resapan Biopori (LRB) di daerah/wilayah terjadi genangan air pada waktu turun hujan, diantaranya pada daerah bermasalah Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
83
genangan air atau jalan/ gang dengan kondisi tertutup plester/semen/ aspal/paving. Untuk wilayah di Kota Malang diterapkan pada 2 wilayah di kecamatan diperlihatkan pada gambar 6 yang meliputi : Kecamatan Blimbing Kelurahan Bunulrejo RW 19,10, 9 dan 8 Kelurahan Jodipan RW. 8, 7, 6 dan 5. Kecamatan Sukun Kelurahan Pisang Candi RW 06 (Perkantoran/Kampus UnMer Malang) dan Kelurahan Sukun pada RW.05 RT 15. Sedangkan untuk pelestarian penanaman pohon menyesuaikan kondisi di dua kecamatan dengan geografi masing-masing pada tingkat RW atau RT.
Kelurahan Bunulrejo
Kelurahan Pisangcandi Kelurahan Jodipan Kelurahan Sukun
Gambar 6.Peta Lokasi Alternatip pemasangan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Tanaman Penghijauan
(2). Menentukan titik-titik untuk pembuatanLubang Resapan Biopori (sekitar jalan, rumah, sekolah, kantor, sekeliling pepohonan dan tanahkosong). (3). Pembuatan Lubang Biopori (PVC), di privat sektor terutama permukiman dan perkantoran/Kampus B. Kegiatan yang menunjukkan solusimenyelesaikan masalah, pada kegiatan IbW ini identifikasi terdiri dari : (1). Permasalahan yang terdapat pada Lingkungan (2). Kondisi yang terjadi dampak air hujan (3). Akibat yang ditimbulkan genangan air (4). Solusi Kegiatan pada pemasangan titi LRB (5). Kondisi lingkungan Hidup (Penghijauan). C. Kontribusi Pemkot Malang dalam pelaksanaan program Dalam pelaksanaan penerapan LRB dan Penghijauan di Kecamatan Blimbing kota Malang yaitu (Kelurahan Bunulrejo [4 RW) dan Jodipan [4 RW] ) dan Kecamatan Sukun (Kelurahan Pisang Candi [1 RW] an Kelurahan Sukun [1 RW]). Pemerintah Kota Malang yang diwakili oleh 84
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Dinas Kebersihan dan Pertamanan memberikan kontribusi berupa pemberian fasilitas/infrastruktur pembuatan Lubang Resapan Biopori serta membantu mensosialisasikan Program kepada masyarakat , diperlihatkan pada gambar 7.
Gambar 7.Salah satu wujud konstribusi PemKot (Melalui DKP) dengan Warga alternatip pemasangan LRB di RW.19 Bunulrejo dan Program Penghijauan warga RT 08 Kelurahan Jodipan Kota Malang.
Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai alternatif yang ditawarkan, sebagai upaya untuk mengurai permasalahan diperkampungan di dua kecamatan diatas merupakan teknologi yang bersifat mudah diterapkan dan sederhana serta murah dalam pelaksanaannya di lapang ditunjukkan pada gambar 8.
Gambar 8. Salah satu Alternatip pemasangan LRB oleh warga RW.05 Pisangcandi sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan pemukiman untuk menanggulangi banjir.
Dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain: (a). Dengan memperhatikan prinsip penanganan secara holistik atau ekologis dan ekosistem sehingga diperlukan keterkaitan antar Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
85
berbagai sector(b). Melalui pendekatan partisipatif dengan cara melibatkan kesadaran bersama para pelaku atau warga setempat, menjalin kemitraan serta mengefektifkan baik pengambilan keputusan maupun perencanaan mulai dari tingkat terbawah (grassroot level), (c). Peran perempuan sangat penting, sehingga seringkali memiliki peran sentral yang berkaitan dengan masalah kerumahtanggaan. 3.HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.Hasil Kegiatan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait dengan lingkungan, hal ini dapat memberikan dorongan/ motivasi padawarga masyarakat dikecamatan Blimbing dan Sukun kota Malang untuk sadar kebersihan,lingkungan dan pencegahan banjir serta menjaga ekosistem yang lebih baik.Dampak yang bisa dirasakan dari kegiatan alternatip pemasangan LRB bagimasyarakat Warga/masyarakat Kecamatan Blimbing ( 4 RW di Kelurahan Bunulrejo ) dan (4 RW di Jodipan) dan 2 RW (RW.06 Pisangcandi) dan RW.05 (Kelurahan Sukun) di kecamatan Sukun) sangat antusias dengan pemasangan/peremajaan LRB dan program penghijauan. Warga/masyarakat mempraktekkan dan mengimplementasikan peralatan Bor tanah dan pemasangan LRB, yang dibantu dari DKP dan Tim IbW perguruan tinggi UnMer Malang dan Unitri Malang. Manfaatnya,terasa sebagai wujud gotongroyong dari masyarakat, DKP dan Perguruan Tinggi. Walaupundemikian,menganggap pentingbahwa kegiatan diimplementasi pemasangan LRB pada warga/masyarakat yangdiberikansebab sangatmenunjang untuk pelestarian lingkungan yng bersih , sehat dan warga ikut peduli menjaga LRB dan ekosistem yang kurang baik menjadi lebih baik. Pada perawatan dan kepedulian warga/masyarakat diperlukan pembinaan lebih lanjut agar LRB bermanfaat jika datangnya musim penghujan. Selain hal itu diperlukan sifat handar beni (Dalam bhs jawa) atau rasa memiliki, sehingga LRB sangat bermanfaat bagi manusia dan mahkluk lain (Cacing) serta pemanfaatan kompos dari LRB ini sebagai nilai tambah untuk ekonomi masyarakat, meskipun belum optimal hasilnya. Pada Tabel 1 menunjukkan pendistribusian alternatip Penanggulangan Banjir MelaluiManajemen Lubang Resapan Biopori (LRB), serta program penghijauan , diharapkan dapat meminimasir genangan air yang terjadi dipemukiman.
3.2. Manfaat dan Hambatan Bermanfaat untuk mencegah genangan air yang mengakibatkan banjir, peningkatan cadangan air bersih di dalam tanah, dan mencegah erosi dan longsor.Mengubah sampah organik menjadi komposSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori akan dirubah menjadi kompos oleh satwa tanah seperti cacing dan rayap. Manfaat alternatip kegiatan pemasangan LRB yang bisa dirasakan bagi Pemkota Malang ((dalam hal ini dinas kebersihan dan pertamanan (DKP) 86
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
dari kerjasama Perguruan Tinggi (PT) sangat membantu pada program di DKP, terkait dengan penanggulangan banjir dan penanggulangan sampah serta membantu program penghijauan. Terdapat beberapa hambatan didalam penerapan LRB antara lain : (1).Pada identifikasi keberhasilan LRB, kondisi pemasangan dilakukan saat musim kemarau, sehingga Tim IbW belum bisa sempurna menganalisa dampak dari LRB disekitar rumah, perkantoran ataupun pada gang-gang di perumahan. (2).Terdapat sebagian kecil warga yang belum tahu fungsi LRB, padahal saat FGD telah diberikan sosialisasi dari progran IbW ini, sehingga masih harus dilakukan untuk menyadarkan warga yang acuh tak acuh dalam pemasangan dan fungsi dari LRB. (3). Diperlukan kajian yang mendalam pada LRB, yakni dampak kenaikan air tanah (resapan), cacing tanah dan dan komposer yang terbentuk saat hujan berlangsung. Secara umumseluruhkegiatan diikuti olehwarga/masyarakat (dalam hal ini RW/RT) serta perwakilan dari DKP (Mitra/Pendukung program IbW). Para warga/masyarakat yang wilayahnya (RW/RT) diimplementasi sebagai akternatip pemasangan LRB sangat senang hal ini terkait dengan program dari WaliKota Malang yaitu bebas dari genangan air/banjir, lingkungan yang bersih dan Hijau. 4. KESIMPULAN Alternatip pemasangan Lubang Resapan Biopori (LRB) sangat membantu warga dipemukiman padat yang relatip banyak terjadi genangan air dan multiguna. Sosialisasi mengelola banjir dengan LRB dilakukan secara kontinyu untuk menambah dan menanamkan pemahaman kepada masyarakat atas pentingnya kepedulian terhadap kondisi lingkungan sekitarnya, dengan penanaman pohon. Diperlukan tingkat pemahaman dan kesadaran yang lebih untuk meningkatkan keikutsertaanmasyarakat dalam setiap kegiatan yang dilakukan di lingkungannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Pusat Statistik Kota Malang, 2012Kota Malangdalam Angka, Katalog BPS: 1102001.3574,No.Publikasi:35740.0902,ISSN:0215.6008. [2] Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 tahun 2011, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010 – 2030. [3] Djumantri, Maman. Memandang Banjir Menggunakan Kacamata Lain, Kasubdit Pedoman Pengembangan Kawasan Direktorat Penataan Ruang Departemen PU, diunduh pada tanggal 7 Maret 2012.
[4] Sudjatmiko, Achmad Fadillah, Bekti Prihatingsih, Andy Kristafy Arifianto, 2015. Laporan Akhir program Iptek bagi Wilayah (IbW) tahun ke 1 Program Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Penanggulangan Banjir Melalui Manajemen Lubang Resapan Biopori.Kemenristek Dikti, Universitas Merdeka Malang,UniversitasTribhuwanatunggadewi Malang dan Pemerintah Kota Malang. [5] Pemerintah KotaMalang,Rencana Pembangunan JangkaMenengahDaerah (RPJMD)Kota Malang Tahun2013–2018, PeraturanWalikotaMalang Tahun2014. [6] Jawa Pos, Delapan Titik Terendam Air hingga 1 Meter, 16 Januari 2012.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
87