TEMU ILMIAH IPLBI 2015
Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Riana V. Gunawan Program Studi Magister Rancang Kota/Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Abstrak Kawasan Pusat Olahraga menjadi suatu bagian penting yang harus diperhatikan dalam perkotaan, hal ini karena selain memiliki fungsi kesehatan juga memiliki fungsi ekologis terkait kawasan hijau bagi lingkungan perkotaan. Kurang optimalnya dalam pengelolahan dan pemanfaatan Kawasan Pusat Olahraga membuat kawasan ini menjadi bagian yang terlupakan bahkan tidak memiliki perhatian terhadap perkembangannya. Perkembangan Kawasan Pusat Olahraga dapat diketahui dengan mengkaji hal terkait alternatif dalam pemilihan kawasan Pusat Olahraga yang bertujuan untuk mengumpulkan kritera-kriteria terkait Kawasan Pusat Olahraga yang ideal dan diamati oleh responden pada Kawasan Pusat Olahraga yang ada di Kota Bandung. Pengumpulan Kriteria dilakukan dengan penyebaran kuesioner online yang dilakukan dengan teknik Non-Probability Sampling dengan penyebaran kuesioner secara acak (non-random) dan kemudian dilakukan metode analisis berdasarkan hasil jawaban responden dengan memberikan frekuensi pada setiap jawaban. Hasil analisis terkait frekuensi dikategorikan berdasarkan kata kunci dan dikelompokkan menjadi beberapa variabel yang nantinya akan memberikan tindak lanjut berupa hasil akhir terkait hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung. Artikel ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan pemanfaatan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung. Kata-kunci : Ekologis, Non-Probability Sampling, non-random.
Pendahuluan Kawasan Pusat Olahraga dapat dideskripsikan sebagai suatu tempat yang dikhususkan bagi aktivitas berolahraga dan rekreasi yang terintergrasi secara langsung dalam satu kawasan. Kawasan Pusat olahraga juga merupakan kawasan yang menyediakan fasilitias-fasilitas olahraga yang lengkap berupa area pribadi, area umum dan area pelayanan. Kawasan Pusat Olahraga ini juga mampu mengayomi masyarakat dengan membuat kawasan yang berkonsep ‘mass open space’ atau ruang terbuka yang berwawasan lingkungan dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat perkotaan. Tingginya aktivitas masyarakat pada kawasan perkotaan membuat keberadaan Kawasan Pusat olahraga menjadi penting, hal ini karena Kawasan Pusat Olahraga mampu memberikan
kepuasaan berupa rasa relax serta kesehatan dan kebugaran jasmani. Dampak positif yang ditimbulkan oleh Kawasan Pusat Olahraga inilah yang menjadi titik mula dalam perkembangan berbagai macam Pusat Olahraga Terpadu, khususnya di Kota Bandung. Kota Bandung sendiri merupakan kota yang padat akan aktivitas warga yang heterogen, sehingga keberadaan Kawasan Pusat Olahraga menjadi salah satu dari beberapa hal utama yang dipertimbangkan dan dianggap penting dalam perkembangannya. Kepentingan dalam pengembangan Kawasan Pusat Olahraga ini berkaitan dengan kebutuhan masyarakat akan sarana berolahraga yang ramah lingkungan dan dapat menjadi penyumbang bagi RTH di Kota Bandung, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Pertamanan, kondisi Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | B 009
Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung
Ruang Terbuka Hijau (RTH) menunjukkan bahwa luas RTH Bandung sebesar 1.466 ha atau sekitar 8,76% dari seluruh luas wilayah Kota Bandung. Jauh dari kondisi ideal yaitu 30% luas wilayah kota. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya keterpaduan dalam pembangunan Kawasan Pusat Olahraga yang memiliki fungsi ekologi didalamnya. Munculnya beragam Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung, menimbulkan beberapa spekulasi tentang bagaimana alternatif dalam pemilihan Kawasan Pusat Olahraga baik dari segi visual, fungsional dan lingkungan, dengan mempertimbangkan kualitas kepuasan pada pelayanan, sehingga dapat diketahui kriteria-kriteria dengan cara membandingkan persepsi masyarakat atas layanan yang benar-benar mereka terima. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait kriteria-kriteria dalam pemilihan Kawasan Pusat Olahraga, berdasarkan pada persepsi warga Kota Bandung, sehingga dapat diketahui faktor utama yang mempengaruhi intensitas kunjungan pada Kawasan Pusat Olahraga, serta dapat menjadi masukan dalam penyediaan, pengelolahan dan pemanfaatan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung dengan mempertimbangkan peluang-peluang terkait trend dan kebutuhan Kawasan Pusat Olahraga yang ideal menurut warga Kota Bandung.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner online dan dilakukan pengambilan sampel secara Non-Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dan dilakukan secara non-random. (Sugyono : 2012). Data yang dikumpulkan sampai temuannya jenuh dan tanpa ada pembatasan jumlah responden Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan yang merupakan mixedmethod (penggabungan analisis kualitatif dan kuantitatif), adapun tahapan sebagai berikut :
Metode Analisis Kualitatif Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan mengunakan kuesioner online. Data Kuesioner yang terkumpul sebanyak 84 Responden yang dilakukan selama 5 hari pembukaan kuesioner. Data dianalisis keterkaitannya dengan menggabungkan setiap kata kunci menjadi variabel.
Metode Analisis Kuantitaif Proses analisis kuantitatif dilakukan dalam beberapa tahapan penerusan dari analisis kualitatif yaitu :
Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan: kualitatif dankuantitatif atau mixed-method (Creswell, 2008). Metode ini merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Adapun tahapan dalam mixed-method terdiri dari: (1) Mengumpulkan dan menganalisis data, (2) Mengintegrasi temuan dan (3) menarik kesimpulan secara inferensial dengan menggunakan dua pendekatan. (Tashakkori and Crasswell dalam Dona M Martens : 2010) Metode Pengumpulan Data
B 010 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
1. Tahapan Open Coding yaitu merupakan tahapan identifikasi kata-kata kunci dari keseluruhan jawaban responden terkait definisi dalam pemilihan kawasan pusat olahraga di Kota bandung. 2. Tahapan Axial Coding yaitu membuat kategori dari setiap kata kunci yang ditemukan. Pembuat kategori dilakukan dengan melakukan diskusi sesama anggota peneliti. 3. Tahapan Selective coding yaitu membuat frekuensi dari kategori berdasarkan pada jawaban responden. Frekuensi ini kemudian dihitung dan dibuat dalam bentuk histogram, pie chartdangrafik.
Riana Viciani G
4. Tahapan selanjutnya adalah Analisis korespondensi yang bertujuan untuk melihat keterkaitan antara variabel satu dengan variabel lainnya bentuk analisis berupa dendogram. Karakteristik Responden Jumlah responden dalam penelitian terdiri dari 39 orang laki-laki dan 45 orang perempuan dengan total responden 84 orang. Usia responden rata-rata sekitar 15-24 tahun (58 orang), 25-34 tahun (15 orang) dan 35-44 tahun (2 orang). Umur 21
Perempuan Jenis Kelamin
46 4
6
4
0
0
0
0
1
38
15
20
25
Analisis dan Interpretasi Analisis Open Coding yang dilakukan menghasilkan 27 kata kunci dari 84 responden dengan total frekuensi 179, analisis ini juga menunjukan tingkat pengelompokan kata kunci yang paling banyak muncul adalah fasilitas terpadu (40 kata-kunci), lokasi yang nyaman (25 kata-kunci), jarak yang mudah dijangkau (20 kata-kunci), teduh / sejuk (15 kata-kunci) serta bersih (14 kata-kunci), untuk lebih jelas lihat diagram 3. Pengelompokan kata kunci menjadi 5 kategori yang terdiri dari :
10
Laki-laki
Karakteristik ini mempengaruhi dalam kriteriakreteria terkait alternatif pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung, yang nantinya keseluruhan data akan diketahui kerensponden atau keterkaitannya dalam analisis.
30
35
Kategori Aksesibilitas yang mewakili kata kunci jarak keterjangakauan pada Kawasan Pusat Olahraga.
Kategori Ekonomi yang mewakili kata kunci biaya yang dikeluarkan untuk masuk Kawasan Pusat Olahraga.
Kategori Suasana Kawasan yang mewakili kata kunci keramaian, lokasi yang aman dan nyaman, dan jauh dari jalan raya.
Kategori Keastrian Lingkungan yang mewakili kata kunci RTH, keanekaragaman vegetasi, bebas polusi udara dan suara, bersih, teduh / sejuk, bebas PKL, bebas macet dan tertib.
Kategori Kelengakapan fasilitas mewakili kata kunci fasilitas olahraga terpadu, dan jalur sepeda.
Katagori intensitas kunjungan mewakili kata kunci ramai dikunjungi, dan jumlah kunjungan yang meningkat, dan
Kategori Desain Kawasan mewakili kata kunci unik (memiliki ciri khas), kawasan outdoor dan indoor dan potensi dan daya tarik kawasan.
40
10 20 30 40 Count Gambar 1. Histogram Jenis Kelamin dan Usia Responden
Pengaruh pada pemilihan Kawasan Pusat Olahraga juga tergambar pada tingkat pekerjaan respoden yaitu pelajar (57 orang), Swasta (15 orang), PNS (1 orang) dan Lainnya (11 orang) dan lokasi tempat tinggal responden di Kota Bandung.
Gambar 2. Histogram Tingkat Pendidikan Responden
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015| B 011
Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung
label pada gambar 4)
masing-masing
Suasana Kaw asan
37
Kelestarian Lingkungan
kategori,
(lihat
Suasana Kawasan
29 Kelestarian Lingkungan
Kelengkapan Fasilitas Intensitas Kunjungan1
Gambar 3. Frekuensi Kata Kunci Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga Tabel 1. Representasi Kata Kunci Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga Variabel Aksesibilitas
Ekonomis
Suasana Kawasan Keasrian Lingkungan
Kelengkapan Fasilitas Intensitas Kunjungan Desain Kawasan
Kriteria Jarak yang mudah jangkau Berada pada pusat kota dan kawasan perbelanjaan Akses yang dekat dengan kendaraan umum Efisiensi Waktu Lokasi terletak pada daerah yang strategis Tidak mengelurkan biaya (gratis) Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan fasilitas Minim biaya namun maksimal dalam pemanfaatan fasilitas olahraga Bebas dari keramaian Menyenangkan dan aman Lokasi yang nyaman Jauh dari jalan raya Dominan Area Hijau (RTH) Keanekaragaman Vegetasi Bebas polusi udara dan suara Bersih Teduh / Sejuk Bebas PKL Bebas Macet Tertib Fasilitas olahraga terpadu Jalur Sepeda Ramai dikunjungi Jumlah Kunjungan yang meningkat Unik (memiliki ciri khas) Kawasan Outdoor dan Indoor Potensi dan Daya tarik kawasan
Nilai 20 1 8 1 6 6 1 1 3 8 25 3 1 2 5 14 15 4 3 1 40 1 1 2 2 2 3
Pengelompokan kata kunci menjadi kategori merupakan tahapan axial coding yang dilakukan berdasarkan pada diskusi yang dilakukan bertahap mulai dari mengumpulkan sampai menentukan kategori berdasarkan kelompok-kelompok pada kata kunci. Kategori ini juga dikelompokan berdasarkan kajian dalam literatur terkait pembahasan pada penelitian. Sehingga dihasilkan kelompok kategori menjadi 7 kategori dan diberikan nama atau
B 012 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Ekonomis Desain Kaw asan Akesesibilitas
41
Kelengkapan Fasilitas
3
8
Ekonomis Desain Kawasan
7
Akesesibilitas 36
Gambar 4. Frekuensi Katagori Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga
Selective coding adalah tahapan analisis selanjutnya yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara kategori dengan kata kunci, untuk melihat keterkaitan itu dilakukanlah analisis korespondensi. Hasil analisis dapat dilihat pada dendogram pada gambar 5. Hasil analisis korespondensi digunakan untuk melihat kedekatan atau keterkaitan kata kunci satu dengan lainnya. Kata kunci yang memiliki kedekatan akan tergabung dalam satu kelompok.
Akesesibilitas (36) Keasrian Lingkungan (45) Kelengkapan Fasilitas (41) Suasana Kaw asan (39) Ekonomis (8) Desain Kaw asan (7) Intensitas Kunjungan (3)
Gambar 5. Dendogram Hubungan Kategori Kata Kunci
Kedekatan antara kategori juga dapat dilihat pada diagram Mozaic sehingga dapat di identifikasi kedekatan antara kategori dengan tingkat pekerjaan (lihat gambar 6)
Riana Viciani G 1.00 Suasana Kawasan
salah satu pertimbangan menentukan pilihan.
konsumen dalam
0.75
Label
Kelestarian Lingkungan
0.50 Kelengkapan Fasilitas
Ekonomis
0.25
Desain Kawasan
Swasta
Perlajar / Mahasiswa
Lainnya
Akesesibilitas 0.00
Pekerjaan
Gambar 6. Mozaic Hubungan Kategori Kata Kunci dengan Tingkat Pekerjaan Responden
Mozaic di atas menggambarkan tentang korespondensi antara tingkat pekerjaan dengan kategori dimana pelajar / mahasiswa cenderung memilih Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung dengan pertimbangan utama aksesibilitas, kelengkapan fasilitas, keasrian lingkungan dan suasanan kawasan, selain itu tingkat pekerjaan swasta lebih dominan mepertimbangkan pada kelengkapan fasilitas, suasana kawasan dan aksesibilitas, dan lainnya mempertimbangakan beberapa kategori secara seimbang yaitu aksesibilitas, kelengkapan fasili-tas dan keasrian lingkungan. Kata Kunci yang dominan dalam penelitian ini adalah keastrian lingkungan dan fasilitas terpadu, hal ini dikarenakan lingkungan yang baik akan menciptakan daya tarik yang besar pada kawasan seperti yang dikemukan oleh Hakim Rustam (2011) bahwa lingkungan yang asri, indah dan nyaman akan membawa suasana kawasan menjadi menarik. Kondisi yang demikian akan mempengaruhi pola penataan lingkungan di sekitar kawasan serta membawa kesadaran masyarakat akan keindahan kawasan. Begitupula dengan kelengkapan fasilitas pada kawasan akan berpengaruh pada intensitas kunjungan seperti yang dikemukan olehSulistino B. Ari (2010) kualitas pelayanan yang baik, pada fasilitas juga turut berperan dalam menjaring konsumen. Fasilitas adalah sarana yang sifatnya mempermudah konsumen untuk melakukan suatu aktivitas. Fasilitas menjadi
Menurut Tjiptono dalam Sulistino B. Ari (2010) Persepsi yang diperoleh dari interaksi pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut dimata pelanggan. Sehingga kelengkapan fasilitas menjadi unsur penentu dalam pemilihan Kawasan Pusat Olahraraga. Selain itu menurut Sulistino B. Ari (2010). Kualitas pelayanan dipandang sebagai salah satu komponen yang perlu diwujudkan karena me-miliki pengaruh untuk mendatangkan konsumen baru dan dapat mengurangi kemungkinan pelanggan lama untuk berpindah. Dengan semakin banyaknya pesaing maka akan semakin banyak pilihan bagi konsumen untuk menjatuhkan pilihan. Hal ini akan semakin membuat semakin sulit untuk mempertahankan konsumen lama, karenanya kualitas layanan arus ditingkatkannsemaksimal mungkin. Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh (Zeithaml et al dalam Sulistino B. Ari : 2010) Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hal utama yang menjadi pertimbangan dalam Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga lahraga adalah keasrian lingkungan, kelengkapan fasilitas, suasana lingkungan, aksesibilitas, ekonomis, desain kawasan dan intensitas kunjungan, sehingga dapat menjadi masukan dalam mengelola atau menciptakan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung. Penelitian terkait Alternatif dalam pemilihan kawasan pusat olahraga di Kota bandung belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga masih banyak terdapat kekuarangan dikarenakan penulis hanya mengkategorikan variabel berdasarkan pada hasil kuesioner online dalam waktu yang terbatas. Untuk itu penulis beraharap adanya penelitaian lanjutan yang dapat mem-perkuat kategori dalam penentuan pemilihan kawasan pusat olahraga di Kota Bandung. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015| B 013
Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung
Penelitan lanjutan juga diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih significant tentang variabel-variabel yang mempengaruhi pekembangan dan pengelolahan kawasan pusat olahraga di Kota Bandung dan tentunya dikaitkan dengan studi kasus pada salah satu kawasan pusat olahraga di Kota Bandung dan kelompok responden yang diambil lebih luas. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Dona M. Martens (2010) ; Research and Evaluation in Education and Psychology ; Intergrating Divesity With Quantitative and Mixed Methods ; Sage Publication Hakim Rustam. (2011). Aspek Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Nilai Tambah Pada Kawasan Perumahan Perkotaan. Karya Tulis. Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kombinasi, Bandung, Alfabeta CV. Sulistino B. Ari (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas Dan Lokasi Terhadap Keputusan Menginap. Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
B 014 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015