ALTENATOR
Gambar 1. Altenator 1.
2.
Fungsi Alatenator Altenator Berfungsi sebagai pengubah energi mekanis berupa putaran dari mesin menjadi tenaga listrik. Energi putar di hubungkan melalui V-belt/Vribbed belt ke pulley pada altenator. Pulley langsung terhubung dengan rotor bermedan magnet dan akan menghasilkan arus listrik. Komponen Utama Altenator Ada beberapa komponen utama altenator : 1. Rotor, rotor adalah bagian yang berputar didalam altenator, pada rotor terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Jari-jari yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada rotor yang berfungsi penyalur listrik ke kumparan rotor. Rotor di beri poros berupa bearing. Batang as rotor berhubungan langsung dengan pulley dan kipas pendingin, sedangkan bagian belakang berubungan dengan slip ring.
Gambar 2. Rotor
Fawwaz Aji/016. A12 2016
2. Stator, stator merupakan komponen berupa kumparan yang tidak bergerak. Biasanya stator terdapat 3 buah kumparan yang biasanya bebentuk bintang, yang jika kumparan tersebut di beri gaya magnet, maka akan timbul arus listrik AC. Karena ada 3 buanh kumparan yang saling berhubungan maka altenator jenis ini menggunakan stator 3 phase. Bagian tengah kumparan/salah satu ujung kumparan berhubungan sehinga menjadi terminal āNā yang menghasilkan arus listrik bolak balik.
Gambar 3. Stator 3. Rectifier (doida), Arus bolak-balikyang keluar dari kumparan stator akan menjadiarus searah yang di konversikan oleh doida yang berfungsi sebagai penyearah arus listrik. Maka Dioda adalah salah satu kumponen utama dari Altenator.
Gambar. 4 Rectifier (dioda) 4.
Komponen pendukung altenator Ada beberapa komponen utama altenator : 1. Sikat Karbon, berfungsi sebagai penghubung arus listrik dari aki ke kumparan rotor. 2. Bearing, berfungsi sebagai bantalan/poros berputarnya rotor. 3. Pulley, berfungsi sebagai penerima gerak putar dari mesin melalui V-belt.
Fawwaz Aji/016. A12 2016
4. Kipas, berfungsi sebagai pendingin pada altenator. 5. Body altenator, sebagai tempat penyusunan komponen altenator. 6. Connector, sebagai terminal ke kabel pada sistem pengisian baterai.
Gamabr 5. Susunan komponen Altenator
Fawwaz Aji/016. A12 2016
Regulator Tegangan listrik dari altenator tidak selalu konstan, selalu berubanh-ubanh berdasarkan putaran mesin. Semakin tinggi putaran mesin maka tegangan akan semakin tinggi pula dan sebaiknya. Rotor berfungsi sebagai magnet. Adapun magnet yang dihasilkan adalah magnet listrik atau elektromagnet, maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk ke rotor coil akan mempengaruhi medan magnet yang dihasilakan, sehingga hasil pada stator coil pun alan terpengaruhi oleh adanya arus listrik yang masik ke rotor coil. Fungsi regulator adalah mengatur besar-kecilnya arus yang masuk ke dalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oaleh altenator tetap konstan(sama) menurut perhitungan yang telah ditentukan walaupun kecepatan putarannya berubah-ubah. Regulator juga berfungsi memberi tanda atau isyarat berfungsi atau tidaknya sistem pengisian melalui lampu indikator. Ada 2 tipe regulator yaitu, tipe poin (point type) dan tipe tanpa poin (ponitless type). Tipe tanpa poin juga disebut IC Regulator karena terdoro dari Inegrated Circuit.
Gambar. 7 IC Regulator Gambar. 7 IC Regulator Adapun ciri-ciri Ic regulator yang dirancang jadi satu dengan Altenator adalah sebagai berikut : a) Ukuranya kecuil tapi out-putnya tinggi b) Tidak diperlukan penyetelan Tegangan. c) Memepunyai konpensasi temperatur untuk kontrol tegangan yang dimiliki untuk oengisisan baterai dan suplay ke lampu. Kelebihan Sistem Pengisian Ic Regulator Dibanding Sistem Pengisian Regulator Mekanik, antara lain adalah : 1. Stabilitas pengaturan tegangan dan arus yang dihasilkan lebih tinggi. 2. Ukuran regulator lebih kecil sehingga memungkin dijadikan satu kesatuan dengan unit altenator. Fawwaz Aji/016. A12 2016
3. Rangkaian sistem pengisian lebih sederhana. 4. Tidak memerlukan penyetelan. 5. Dapat dirancang altenator yang mampu bekerja pada putaran tinggi, sehingga ukuran altenator lebih kecil untuk daya sama. 6. Diameter rotor lebih kecil guna meningkatkan putaran alternator. 7. Menggunakan V ribbed belt untuk memperluas kontak belt dengan pully sehingga tidak slip. 8. Lubang radiasi lebih banyak dan kipas pendingin ada di dalam alternator sebagai upanya meningkatkan proses pendinginan.
Rangkaian Sistem Pengisian Ic Regulator
Rangkaian Sistem Pengisian IC Regulator Lokasi IC regulator menjadi satu kesatuan dengan altenator, pada altenator terdapat 4 terminal yaitu terminal B, IG, S dan L. Terminal B merupakan terminal output altenator, dihubungkan ke baterai dan beban, terminal IG dihubungkan ke kunci kontak untuk mensuplai arus ke IC regulator, terminal S dihubungkan ke baterai langsung dan terminal L ke lampu indicator pengisian.
Fawwaz Aji/016. A12 2016
Perbedaan Konstruksi Alternator Regulator Mekanik Dengan Ic Regulator
Konstruksi Alternator Regulator Mekanik
Konstruksi Alternator dengan IC regulator
Bagian
Reg. Mekanik
IC Regulator
Bobot
Berat
Ringan
Dimensi
Besar
Kecil
Fawwaz Aji/016. A12 2016
Keterangan Mengurangi biaya produksi dan bobot kendaraan Mengurangi space
Slip ring
Besar
Kecil
Bearing
Besar
kecil
Kipas
Diluar
Didalam
Regulator
Di luar
Di dalam
Model Pully
V
Multi V
Diameter Pully
Besar
Kecil
Air gap
Besar
Kecil
penempatan komponen Sikat lebih awet karena panjang gesekan tiap putaran lebih pendek Mengurangi bobot dan biaya produksi Meningkatkan efisiensi pendinginan Rangkaian lebih sederhana Memperluas bidang kontak puli dengan belt Pada putran mesin rendah output sudah besar Meningkatkan medan magnet
Macam-macam regulator Mekanik berdasarkan teminalnya: ada terminal Tipe A dan Tipe B
Terminal Regulator Mekanik
Fawwaz Aji/016. A12 2016
MACAM-MACAM/JENIS-JENIS ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR Konstruksi alternator dengan IC regulator terdapat beberapa macam diantaranya: 1. Alternator tipe A 2. Alternator tipe B 3. Alternator tipe M Alternator tipe A Ciri-ciri alternator tipe A: 1. Alternator mempunyai 3 terminal keluar yaitu terminal B, IG dan L. 2. Pemasangan lampu indicator memerlukan relay. 3. Terminal yang berhubungan IC dengan alternator adalah terminal F,E,S dan L. 4. IC Regulator menempel diluar. 5. IC regulator menggunakan 2 buah transitor. 6. Sudah jarang digunakan.
Alternator dengan IC Regulator Tipe A Alternator tipe B Ciri-ciri alternator tipe B: 1. Alternator mempunyai 4 terminal keluar yaitu terminal B, IG , L dan S. 2. Pemasangan lampu indicator memerlukan relay. 3. Terminal yang berhubungan IC dengan alternator adalah terminal F,E,S dan L. 4. IC Regulator berada di dalam frame. 5. IC regulator terdiri dari rangkaian A ditambah dengan rangkaian deteksi tegangan (S).
Fawwaz Aji/016. A12 2016
Alternator dengan IC Regulator Tipe B Alternator tipe M ciri-ciri alternator tipe M: 1. Alternator mempunyai 4 terminal keluar yaitu terminal B, IG , L dan S. 2. Pemasangan lampu indicator tidak lagi memerlukan relay. 3. Terminal yang berhubungan IC dengan alternator adalah terminal F,E,S dan L. 4. IC Regulator berada di dalam frame. 5. IC regulator merupakan Monolitic Intergrated Circuit (MIC). 6. Konctruksi lebih kompak, penggantian sikat lebih mudah.
Fawwaz Aji/016. A12 2016
Daftar Pustaka http://syariphsb.blogspot.co.id/2014/11/cara-memperbaiki-alternator-mobil.html http://www.kava-auto.com/product/533-nippondenso-alternator-partsnippondenso-55-60a-alternators-stator--27-8203--c82d/ http://fendy-automotive.blogspot.co.id/2013/04/sistem-pengisian-generatorac.html Toyota Service Training New Step 1 cetakan ke-3.
Fawwaz Aji/016. A12 2016