Equity Valuation 20 Oktober 2014
Alkindo Naratama, Tbk Laporan Utama
Target Harga Terendah 795
Tertinggi 900
Konversi Kertas dan Kimia Property Kinerja Saham
Mengintegrasikan Bisnis, Mempertahankan Pertumbuhan
Sumber : Bloomberg, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Informasi Saham
Rp
Kode saham
ALDO
Harga Saham tanggal 17 Oktober 2014
700
Harga Tertinggi 52 minggu terakhir
770
Harga Terendah 52 minggu terakhir
620
Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 minggu (miliar) Kapitalisasi Pasar Terendah 52 minggu (miliar)
424 341
Market Value Added & Market Risk
Sumber : Bloomberg, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Pemegang Saham*
(%)
PT Golden Arista International
58,41
Lili Mulyadi Sutanto
7,66
Herwanto Sutanto
4,48
Erik Sutanto Publik (dibawah 5% kepemilikan)
2,18 27,27
Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380
[email protected] “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) memproduksi produk konversi kertas, bahan kimia untuk kertas, kayu, cat, benang, dan tekstil, dan juga bergerak di bidang perdagangan bahan kimia. Produk konversi kertas ALDO terdiri dari paper tube, paper core, honeycomb, dan edge protector. ALDO juga menghasilkan perekat, bahan pelapis, bahan kimia tekstil, dan bahan kimia khusus di segmen manufaktur kimia. Segmen ini berada di bawah PT Alfa Polimer Indonesia (API), anak perusahaan yang diakuisisi pada akhir tahun 2013. Bisnis distribusi kimianya dijalankan oleh anak perusahaan lainnya, PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI), yang diakuisisi pada akhir tahun 2011. Kegiatan usaha ALDO berbasis di Bandung, Jawa Barat, dan ALDO telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Juli 2011. ALDO memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun, dan produk-produknya telah diekspor ke berbagai negara, meskipun pasar terbesar tetap pasar domestik, yang mencerminkan kualitas produknya yang unggul.
Halaman ke 1 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk PARAMETER INVESTASI Sinergi dari bisnis yang terintegrasi Ketika pertama kali mulai beroperasi, ALDO hanya merupakan produsen bobbin, namun saat ini merupakan produsen paper tube terbesar di Indonesia, dan portofolio produk konversi kertas (paper converting) terdiri dari berbagai jenis paper tube, paper core, honeycomb, edge protector, dan produk lainnya yang merupakan hasil kombinasi. Bisnis ALDO menjadi lebih terintegrasi setelah mengakuisisi anak perusahaan PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI) dan PT Alfa Polimer Indonesia (API). SNI adalah distributor berbagai produk kimia tekstil untuk benang dan tekstil produk, sedangkan API adalah produsen dan distributor produk kimia untuk kertas, kayu, cat, benang, dan industri tekstil. Dengan integrasi tersebut, kami memperkirakan akan terjadi perkembangan positif yang datang dari sinergi perusahaan-perusahaan dalam melayani para pelanggan. Kami juga percaya bahwa hal tersebut akan berdampak pada komposisi pendapatan yang lebih seimbang dan peningkatan stabilitas pendapatan dalam menghadapi fluktuasi ekonomi. Mengamankan masa depan Dengan meningkatnya permintaan untuk produk konversi kertas, ALDO meningkatkan kapasitas produksi sebesar 8% tahun ini menjadi 37.200 ton. Kapasitas paper core dan dan honeycomb meningkat masing-masing sebesar 10% dan 25%, mencerminkan pertumbuhan permintaan yang kuat. Tingkat utilisasi produk Perseroan secara historis berada di tingkat 75%-85%. Kapasitas produksi API pada tahun 2013 menjadi dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2011, dan bahkan naik lebih tinggi pada tahun 2014. Dengan tingkat utilisasi yang masih rendah pada tingkat 60%-65%, kami percaya bahwa potensi pertumbuhan API di tahun-tahun mendatang pada posisi yang aman. Mempertahankan laju pertumbuhan pendapatan Sekitar 45% dari pendapatan ALDO berasal dari produk konversi kertas, diikuti oleh bahan kimia dan polimer masing-masing sebesar 37% dan 17%. Perseroan mencatatkan pertumbuhan yang kuat, dengan tingkat pertumbuhan majemuk rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 24% untuk tahun 2009-2013. Tahun ini ALDO sepertinya akan tetap mempertahankan laju pertumbuhannya terefleksi dari pertumbuhan 25% year-on-year (YoY) di 1H2014. Polimer membukukan pertumbuhan terbesar, yaitu hampir 70% YoY, kemudian diikuti oleh bahan kimia (28%) dan konversi kertas (13%). Kami memperkirakan ALDO akan membukukan pendapatan sebesar Rp490 miliar untuk tahun 2014. Dengan permintaan yang kuat untuk produk-produknya, dan melalui strategi perusahaan organik dan anorganik yang diterapkan oleh Perseroan, kami percaya ALDO akan mempertahankan kecepatan pertumbuhannya dan kami memperkirakan sebesar CAGR 22% untuk tahun 2012-2015. Profitabilitas yang semakin kuat Marjin laba bersih ALDO dalam perkembangan tren naik yang menggembirakan seiring dengan meningkatnya marjin laba kotor. Marjin laba bersih naik menjadi 3,4% pada tahun 2013 dan 1H2014 dari hanya 1,6% pada tahun 2010. Kami berpendapat ALDO menerima manfaat lebih dari peningkatan skala ekonomisnya dan dari berbagai upaya efisiensi produksi yang berkesinambungan. Mempertimbangkan hal tersebut, kami memperkirakan EBITDA akan menjadi lebih kuat, meskipun pertumbuhannya tahun ini akan lebih lambat. Di tengah berbagai ekspansi baik organik dan anorganik, kami memperkirakan tingkat gearing akan tetap stabil di 0,4x-0,5x, meskipun nilai ini telah meningkat dibandingkan dengan dua tahun terakhir. Kami memperkirakan interest coverage juga akan tetap tinggi dengan EBITDA-to-interest ratio di atas 6,0x pada tahun 2014. Prospek bisnis Kami tetap optimis terkait dengan perekonomian Indonesia. Indonesia telah mencatat pertumbuhan yang menggembirakan. Meskipun terdapat beberapa masalah mendasar yang perlu diselesaikan, pertumbuhan yang kuat dari kelas menengah dan penduduk usia produktif yang besar merupakan suatu keuntungan bagi pertumbuhan. Kami memiliki eskpektasi positif terhadap pemerintah baru yang akan mempercepat pembangunan infrastruktur, memperbaiki konsumsi energi dan iklim investasi, dan juga terhadap pemulihan ekonomi global. Kami juga percaya dalam beberapa tahun ke depan ekspor akan kembali berperan dan investasi akan meningkat. Mengingat semua perkembangan ini, serta bisnis yang lebih terintegrasi, kami berharap potenis pertumbuhan ALDO akan tetap kuat.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 2 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk Tabel 1: Ringkasan Kinerja Pendapatan kotor [Rp miliar] Pendapatan bersih [Rp miliar] Laba sebelum pajak [Rp miliar]
2011
2012
2013
2014P
20115P
245
318
399
490
582
12
19
34
33
41 19
6
9
14
16
11
17
25
28
35
EPS [Rp]
68,3
51,5
47,2
14,7
24,0
Pertumbuhan EPS [%]
33,4
28,0
26,7
24,7*
19,9*
2,5
2,4
2,6
2,4*
2,1*
Laba bersih [Rp miliar]
P/E [x]
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing *) Berdasarkan harga saham ALDO tanggal 17 Oktober 2014 – Rp 700/lembar
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 3 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk INFORMASI BISNIS Profil singkat ALDO mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993 setelah fasilitas produksi pertamanya di Cimareme, Bandung, dibangun. Pada awalnya ALDO hanya memproduksi bobbin atau paper tube yang digunakan untuk menggulung benang jenis draw textures yarn (DTY) dan partially oriented yarn (POY). Namun, dengan meningkatnya permintaan, ALDO menambahkan berbagai jenis produknya. Pada tahun 2007 ALDO mulai memproduksi honeycomb, paper core, edge protector, dan produk lainnya yang dihasilkan dari kombinasi honeycomb dan edge protector. Untuk memperkuat kapasitas produksi, pada tahun 2010 ALDO membangun fasilitas produksi kedua yang dikhususkan untuk produk konversi kertas selain paper tube. ALDO memiliki kapasitas produksi 37.000 ton per tahun untuk produk konversi kertas berlokasi di Cimareme, Bandung, di atas lahan seluas 6,3 hektar (ha). Pada bulan Juli 2011 ALDO menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di BEI. ALDO memperluas bisnisnya secara anorganik dengan mengakuisisi perusahaan afiliasinya, PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI), sebuah perusahaan distribusi bahan kimia, dan PT Alfa Polimer Indonesia (API), produsen dan distributor produk kimia untuk kertas, kayu, cat, benang, dan industri tekstil. Gambar 1: Struktur Perusahaan
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Beroperasi selama lebih dari 20 tahun, pasar terbesar ALDO adalah pasar domestik, meskipun telah mengekspor produknya ke berbagai negara, mencerminkan kualitas produknya yang unggul. Untuk kinerjanya yang sangat baik pada tahun 2013, ALDO menerima beberapa penghargaan bergengsi, memenangkan Packindo Star 2013 dari Federasi Pengemasan Indonesia dalam kategori kemasan transportasi, penghargaan sebagai pemimpin pasar dari Rekor Bisnis Indonesia untuk produksi dan penjualan paper tube di Indonesia, dan perusahaan tercatat terbaik di sektor kehutanan dari Majalah Investor. Produk kertas mengkonversi diversifikasi Secara historis, produk unggulan ALDO adalah produk konversi kertas, dengan ragam jenisnya yang kaya di dalam portofolio ALDO, memungkinkan ALDO untuk memasok berbagai macam industri. Produk-produk ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Paper tube Paper tube adalah bobbin terutama digunakan dalam penggulungan benang. Paper tube ALDO dapat digunakan untuk DTY, POY, FDY (fully drawn yarn), dan diproduksi dalam berbagai jenis diameter, ketebalan, panjang, pola, dan warna. Produk ini digunakan terutama oleh industri benang poliester dan perusahaan pendukung otomotif seperti perusahaan ban dan jok mobil. ALDO adalah pemasok terbesar dari paper tube untuk industri benang. Paper core Paper core adalah bobbin digunakan untuk plastik film atau kemasan fleksibel, kertas, kain, dan kertas timah. ALDO memproduksi berbagai jenis paper core untuk aplikasi yang berbeda dalam industri yang berbeda. Seperti paper tube, paper core juga diproduksi dalam berbagai diameter, ketebalan, panjang, pola, dan warna. Paper core secara luas digunakan dalam industri kemasan, terutama untuk kemasan makanan dan minuman yang menyumbang sekitar 50% dari keseluruhan industri. Pangsa paper core ALDO relatif masih rendah, namun akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan yang stabil dari industri barang konsumsi. Honeycomb Honeycomb terbuat dari karton berbentuk seperti sarang lebah dengan struktur Halaman ke 4 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk heksagonal. Honeycomb memiliki banyak kualitas unggul seperti lebih kuat, lebih ringan, dan multi guna. Honeycomb dianggap sebagai produk hijau karena dapat digunakan sebagai pengganti untuk interior berbahan kayu dan furniture. Bobotnya yang lebih ringan dapat membawa biaya produksi lebih rendah, sehingga honeycomb dapat menjadi solusi yang baik untuk kontraktor dan perusahaan furniture yang akan digunakan sebagai inner structure untuk produkproduk seperti pintu ringan, dinding pemisah, dan beberapa jenis furniture. Edge protector Edge protector adalah produk sederhana yang dibuat dari laminasi kertas karton daur ulang yang dibentuk menjadi sudut yang keras yang dapat memberikan solusi bagi berbagai masalah pengemasan. Bersama dengan palet kertas, edge protector bisa menjadi pengganti untuk kemasan bahan kayu, yang sekarang diatur lebih ketat di banyak negara maju. Edge protector dikategorikan sebagai produk pendukung. Namun, dapat dibuat menjadi produk baru bila dikombinasikan dengan produk lain seperti sarang lebah. Gambar 2: Produk Kertas Konversi Kertas Paper tube
Paper core
Honeycomb
Edge protector
Paper pallete
Paper box
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Optimisme ekonomi Indonesia Ekonomi Indonesia diperkirakan akan melambat dengan Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan hanya sebesar 5,3% YoY untuk tahun 2014 disebabkan oleh lingkungan pengetatan moneter dan larangan ekspor mineral. Meskipun demikian, ALDO membukukan pertumbuhan pendapatan yang tinggi sebesar 25% YoY di 1H2014. Untuk tahun 2015, kami memperkirakan ekonomi akan rebound seiring dengan harapan bahwa pemerintah baru akan mempercepat pembangunan infrastruktur, dan memperbaiki konsumsi energi dan iklim investasi, seiring dengan pemulihan ekonomi global. Ekspor diperkirakan akan kembali berperan untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi domestik seiring dengan membaiknya ekonomi mitra dagang utama, dan investasi juga diperkirakan akan meningkat. Namun demikian, kenaikan harga energi, khususnya harga BBM, akan menyebabkan inflasi meningkat untuk sementara waktu. Oleh karena itu, kami berharap potensi pertumbuhan akan ALDO akan tetap kuat dan Perseroan akan mendapatkan keuntungan dari prospek ekonomi yang lebih baik.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Industri fiber dan poliester: tren naik global yang kuat Produsen fiber dan poliester di Indonesia sudah memiliki kemampuan dan kapasitas untuk memproduksi berbagai jenis benang yang digunakan di industri tekstil hilir. Penjualan benang fiber dan poliester untuk semester pertama tahun ini masingmasing naik 3% YoY dan 4% YoY. Sementara itu, kapasitas produksi masih berada pada 63% untuk SDY, 78% untuk DTY, dan 73% untuk POY, menurut data asosiasi. Industri ini menghadapi tantangan dari produk impor yang diduga memiliki harga dumping, dan kenaikan biaya produksi dari listrik dan upah. Meskipun perkembangan yang kurang menguntungkan, kami tetap optimis tentang industri ini dan permintaan industri tersebut terhadap paper tube ALDO. Serat poliester menunjukkan Halaman ke 5 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk pertumbuhan paling cepat dalam permintaan global untuk 2001-2013, dan diharapkan akan mempertahankan lajunya di tahun-tahun mendatang. Serat polyester telah mengalahkan jenis serat lainnya, dan investasi akan tetap kuat di industri ini. Gambar 3: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber: Tradingeconomics.com, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 4: Tingkat Utilisasi Benang Fiber dan Poliester
Sumber: GAPMMI, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Prospek industri otomotif yang menjanjikan Indonesia adalah pasar mobil terbesar kedua di ASEAN setelah Thailand, dengan perkiraan penjualan tahun ini sekitar 1,25 juta unit. Pertumbuhan penjualan mobil domestik diperkirakan tetap positif dan diproyeksikan akan menyalip Thailand. Indonesia diprediksi akan menjadi pasar terbesar di ASEAN di masa depan, dan diperkirakan bahwa pasar domestik dapat menyerap tiga juta mobil. Namun, untuk mencapai target tersebut, Indonesia perlu meningkatkan kualitas produk, khususnya yang berkaitan dengan produk ramah lingkungan, serta memperkuat industri pendukung. Kenaikan pasar properti Sebagai akibat dari peraturan loan-to-value dan pengetatan penyaluran kredit ke sektor properti, industri ini melamban tahun ini. Namun sektor ini diperkirakan akan meningkat pada tahun 2015, ditambah dengan optimisme terhadap pemerintah baru dan peningkatan kepercayaan investor, meskipun kenaikan harga energi mendorong biaya material yang lebih tinggi. Percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara akan meningkatkan permintaan properti. Kebutuhan perumahan di negara ini hingga tahun 2030 diproyeksikan akan mencapai 30 juta unit. Oleh karenanya, dengan pasokan yang hanya terbatas saat ini, backlog perumahan diperkirakan akan mencapai 22 juta unit dibandingkan dengan 15 juta saat ini. Prospek industri properti tentu menguntungkan bagi ALDO, khususnya untuk produk honeycomb yang yang memiliki paparan yang besar di industri ini. Gambar 5: Produksi Mobil di Negara-negara ASEAN
Sumber: ASEAN Automotive Federation, Kontan, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Gambar 6: Backlog Perumahan Indonesia
Sumber: BPS, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Industri kimia: aktivitas yang kuat Industri kimia tumbuh dengan kokoh, menguntungkan bagi anak usaha ALDO yang terlibat dalam produksi dan distribusi produk kimia. Investasi di industri diperkirakan akan mencapai USD7 miliar dalam tahun 2014-2017 dibandingkan dengan USD10 miliar sepanjang tahun 1992-2013, menurut perkiraan asosiasi industri. Didorong oleh meningkatnya permintaan dari industri hilir dan konsumsi swasta yang lebih kuat, impor bahan baku diproyeksikan tumbuh 9% tahun ini menjadi Rp18,5 miliar.
Halaman ke 6 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk Industri makanan dan minuman untuk tetap solid Kami percaya industri makanan dan minuman akan terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian. Industri makanan dan minuman dan tembakau merupakan penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) untuk sector non-minyak dan gas, sebesar 35% pada tahun 2013, terhitung 7,4% dari total PDB. Diperkirakan industri makanan dan minuman akan tumbuh 6% tahun ini mencapai Rp790 triliun dalam hal omzet penjualan. Investasi di industri makanan dan minuman juga diperkirakan akan naik 10% tahun ini menjadi Rp40 triliun. Perkembangan ini terutama akan menguntungkan paper core ALDO yang banyak digunakan dalam industri tersebut. Gambar 7: Omzet Penjualan Makanan dan Minuman Domestik
Sumber: GAPMMI, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 8: Nilai Impor Bahan Baku di Industri Kimia
Sumber: BPS, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Distribusi bahan kimia terus meningkat ALDO mengakuisisi SNI pada akhir tahun 2011. SNI mendistribusikan berbagai macam produk kimia tekstil untuk benang dan tekstil produk, termasuk novasol, lyoprint, eriopon, uvitex, albatex, novacron, dan terasil. Fokus SNI adalah pada pasar domestik, dan mendistribusikan ke seluruh Indonesia. Meskipun usianya masih muda (didirikan pada tahun 2006), SNI sudah memiliki pelanggan terkemuka seperti PT Sri Rejeki Isman, PT Wawang Tejalaksana, PT Tyfountex Indonesia, PT Behastex, PT Marga Sadang, dan PT Wonorejo Katon. SNI juga memberikan kontribusi signifikan terhadap total pendapatan sebesar 26% pada tahun 2013, dan 37% untuk 1H2014. Gambar 9: Aktivitas Bisnis SNI
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Akuisisi API untuk mendukung pertumbuhan di masa depan Pada akhir tahun 2013, ALDO mengakuisisi 51% saham afiliasinya, API, dengan nilai Rp16 miliar. API adalah produsen dan distributor produk kimia untuk kertas, kayu, cat, benang, dan industri tekstil. ALDO bertujuan untuk tumbuh secara anorganik sebab API memiliki kapasitas pertumbuhan yang besar berasal dari kapasitas produksi yang belum digunakan. API juga merupakan distributor ALDO untuk bahan kimia perekat yang digunakan untuk produksi produk konversi kertas. Kami berpandangan bahwa akuisisi ini akan menghasilkan sinergi yang positif untuk mendukung pertumbuhan di masa depan. Ada tiga alasan untuk hal ini: sekitar 40% pendapatan API berasal dari penjualan ke ALDO; fasilitas produksi API berlokasi di lokasi yang sama; dan API juga mendistribusikan ke basis pelanggan yang sama, terutama untuk industri benang dan tekstil. Meskipun usianya relatif muda, sekitar tujuh tahun beroperasi, API telah berhasil menggaet beberapa pelanggan terkemuka, seperti: PT Pura Barutama, PT Tatalestari Rimbabuana, PT Pulcra Chemicals Indonesia, PT Buanatama Indah Gemilang, PT Kertas Trimitra, PT Cipta Inti Indah Ekajaya, dan PT Albasia Sejahtera MDR. “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 7 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk Tabel 2: Kinerja Keuangan API USD ‘000
2011
2012
9M13
Pendapatan Laba kotor
5.854 528
6.917 705
6.463 937
Laba usaha Laba bersih
281 166
346 205
538 434
Aset
2.335
3.855
6.440
Liabilitas
1.597
2.487
3.279
738
1.368
3.161
Marjin laba kotor
9,0%
10,2%
14,5%
Marjin laba usaha
4,8%
5,0%
8,3%
Marjin laba bersih
2,8%
3,0%
6,7%
22,4%
15,0%
18,3%*
Ekuitas
ROE
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing * disetahunkan
KEUANGAN Ukuran yang membesar Tahun ini ALDO memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 37.000 ton untuk menghasilkan produk konversi kertas, naik 8% dari tahun lalu. Seiring dengan permintaan untuk paper core dan honeycomb yang menggembirakan, ALDO telah memperbesar kapasitas produksi produk tersebut masing-masing sebesar 10% dan 25%. Secara rata-rata, utilisasi total produk konversi kertas telah berada di tingkat 75%-85% di masa lalu, mencerminkan manajemen yang konservatif dalam investasi kapasitas produksi. Kapasitas produksi API pada tahun 2013 adalah dua kali lipat dari 2011, dan akan lebih tinggi tahun ini. Oleh karena itu, tingkat utilisasinya masih rendah, hanya 60%-65%, sehingga dapat mengamankan potensi pertumbuhan di tahun-tahun mendatang. API mengalami lonjakan permintaan yang kuat sehingga mendorong manajemen untuk mempercepat laju kapasitas produksi. Gambar 10: Kapasitas Produksi API dan Tingkat Utilisasinya
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 11: Kapasitas Produksi Konversi Kertas dan Tingkat Utilisasinya
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Kontribusi pendapatan yang lebih seimbang Berdasarkan pendapatan di 1H2014, sekitar 45% pendapatan berasal dari produk konversi kertas, dan bahan kimia dan polimer terhitung masing-masing sebesar 37% dan 17%. Untuk produk konversi kertas, paper tube masih merupakan kontributor yang dominan sebesar 71% dari pendapatan segmen. Kami berpandangan bahwa akuisisi membawa dampak komposisi pendapatan yang lebih seimbang dan meningkatkan stabilitas pendapatan dari fluktuasi ekonomi. Dengan basis pelanggan lebih bervariasi dan model bisnis yang terintegrasi, kami berharap efektivitas bisnis dan efisiensi operasional akan meningkat di tahun-tahun mendatang.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 8 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk Gambar 12: Komposisi Pendapatan 2013
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 13: Komposisi Pendapatan 1H2014
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Pertumbuhan pendapatan yang kuat, keuntungan yang meningkat ALDO mencatatkan pertumbuhan pendapatan dua digit sebesar CAGR 24% pada tahun 2009-2013, mencerminkan permintaan yang kuat untuk produk-produknya, dan membukukan pertumbuhan 25% YoY pada 1H2014. Polimer membukukan pertumbuhan terbesar sebesar hampir 70% YoY, diikuti oleh bahan kimia (28%) dan konversi kertas (13%). Oleh karena itu, kami memperkirakan ALDO akan mencetak pendapatan sebesar Rp490 miliar di tahun 2014. Dengan permintaan terhadap produknya yang kuat dan strategi perusahaan melalui organik dan anorganik, kami percaya ALDO akan mampu mempertahankan laju pertumbuhannya yang tinggi dengan perkiraan kami sebesar CAGR 22% untuk tahun 2012-2015. Perkembangan majin laba bersih ALDO secara mengembirakan bergerak dalam tren naik seiring dengan meningkatnya marjin laba kotor. Marjin laba bersih naik menjadi 3,4% pada tahun 2013 dan 1H2014 dari hanya 1,6% pada tahun 2010. Kami percaya bahwa ALDO menerima lebih banyak manfaat dari membesarnya skala ekonomisnya serta langkah-langkah efisiensi produksi yang terus menerus. Gambar 14: Pendapatan
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 15: Marjin Laba
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Likuiditas yang stabil Berkenaan dengan prospek ALDO, kami memperkirakan EBITDA akan menjadi lebih kuat, meskipun tahun ini akan lebih lambat. Meskipun langkah-langkah ekspansi baik secara organik dan anorganik, kami memperkirakan tingkat gearing akan tetap stabil di 0,4x-0,5x, meskipun telah meningkat dibandingkan dengan dua tahun terakhir. Kami memperkirakan interest coverage juga akan tetap di atas 6,0x dalam bentuk rasio EBITDA-to-interest di tahun 2014. Selanjutnya, kami juga memperkirakan current ratio akan tetap stabil pada 1,2x-1,3x, mencerminkan tidak adanya masalah yang signifikan dalam hal likuiditas
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 9 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk Gambar 16: EBITDA dan Interest Coverage
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 17: Leverage dan Current Ratio
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
ANALISIS SWOT Tabel 3: Analisis SWOT Strength (Kekuatan)
Perjalanan bisnis yang panjang, terutama untuk paper tube yang saat ini merupakan pemimpin pasar. Sinergi positif dari akuisisi serta prospek yang lebih baik untuk pertumbuhan di masa depan.
Weakness (Kelemahan)
Opportunities (Peluang)
Perkembangan ekonomi Indonesia dan populasi kelas menengah diperkirakan akan tetap kuat. Industri yang dilayani Perseroan: fiber dan poliester, otomotif, properti, dan makanan dan minuman, memiliki prospek yang menguntungkan. Regulasi ramah lingkungan yang semakin ketat di negara-negara maju ketat dalam kemasan membuat kemasan kayu digantikan oleh kemasan berbasis kertas.
Kapasitas produksi serta skala bisnis yang masih rendah membatasi keuntungan yang datang dari skala ekonomi.
Threat (Ancaman)
Persaingan yang semakin ketat dari perusahaan sejenis, terutama dari perusahaan-perusahaan multinasional. Peningkatan harga energi dapat mendorong inflasi yang lebih tinggi serta dapat membebani profitabilitas.
Sumber: PEFINDO Equity & Index Valuation
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 10 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk PERBANDINGAN INDUSTRI Tabel 4: Perbandingan Industri, 1H2014 ALDO
FASW
SPMA
TKIM*
INKP*
INRU*
244
2.939
744
638
1.268
54
43
313
105
73
211
10
8
132
23
17
50
2
Total Aset [Rp, miliar]
359
5.650
1.864
2.569
6.553
329
Total Kewajiban [Rp, miliar]
208
3.960
1.085
1.755
4.221
200
Total Ekuitas [Rp, miliar]
151
1.690
779
814
2.333
129
Pendapatan [%]
25,5
22,3
9,1
(3,6)
(7,3)
70,6
Laba Kotor [%]
13,7
(24,0)
(5,8)
(28,5)
(12,4)
N,A,
Laba Bersih [%]
23,1
NA
1,5
(22,4)
(41,4)
N,A,
17,5
10,6
14,1
11,4
16,6
18,9
Laba Bersih [%]
3,4
4,5
3,1
2,7
4,0
3,7
ROA [%]
4,6
4,7
2,5
1,3
1,5
1,2
ROE [%]
10,9
15,6
6,0
4,2
4,3
3,1
1,4
2,3
1,4
2,2
1,8
1,6
Pendapatan [Rp, miliar] Laba Kotor [Rp, miliar] Laba Bersih [Rp, miliar]
Pertumbuhan, YoY
Profitabilitas Laba Kotor [%]
Leverage Liabilities to equity [%]
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Equity & Index Valuation * dalam juta USD ** disetahunkan
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 11 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk TARGET HARGA PENILAIAN
Metodologi Penilaian Kami mengaplikasikan pendekatan pendapatan menggunakan Discounted Cash Flows (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) ALDO jika dibandingkan dengan pertumbuhan aset. Selain itu kami menggunakan metode Guideline company method (GCM) sebagai metode pembanding. Penilaian ini didasarkan pada Nilai 100% saham per tanggal 17 Oktober 2014, menggunakan laporan keuangan ALDO per tanggal 30 Juni 2014 sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental.
Estimasi Nilai Kami menggunakan Cost of Capital sebesar 9,8% dan Cost of Equity sebesar 10,2% berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Tabel 5: Asumsi Risk free rate [%]* Risk premium [%]* Beta [x]* Cost of Equity [%] Marginal tax rate [%] Interest Bearing Debt to Equity Ratio WACC [%]
8,1 3,6 0,6 10,2 25,0 0,5 9,8
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catt: * Per tanggal 17 Oktober 2014 ** PEFINDO Beta per 16 Oktober 2014
Target harga saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 17 Oktober 2014 adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode DCF dengan asumsi tingkat diskonto 9,8% adalah sebesar Rp913 – Rp1.022 per lembar saham. Dengan menggunakan metode GCM (P/E 18,4x dan P/BV 2,2x) adalah Rp521 – Rp624 per saham.
Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan melakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk DCF dan 30% untuk GCM. Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka Estimasi Target Harga Referensi saham ALDO untuk 12 bulan adalah Rp795 – Rp900 per saham. Tabel 6: Ringkasan Penilaian Metode DCF PV of Free Cash Flows – [Rp, miliar] PV Terminal Value – [Rp miliar] Non-Operating Assets – [Rp, miliar] Interest Bearing Debt – [Rp, miliar] Total Equity Value – [Rp miliar] Number of Share, [juta saham] Fair Value per Share, [Rp]
Konservatif
Moderat
Agresif
74 496 11 (79) 502 550 913
78 522 11 (79) 532 550 967
82 548 11 (79) 562 550 1,022
Sumber: Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 12 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk
Tabel 7: Perbandingan GCM ALDO
INRU
Rata-rata
25,4
11,4
18,4
3,4
0,9
2,2
P/E, [x] P/BV, [x]
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 8: Ringkasan Metode Valuasi GCM
P/BV P/E
Multiples [x] 18,4 2,2
Est. EPS [Rp] 28 -
Est. BV/Share [Rp] 289
Value [Rp] 521 624
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Estimates
Tabel 9: Rekonsiliasi Nilai Wajar Nilai Wajar per Saham [Rp]
Batas atas Batas bawah Bobot
DCF
GCM
Rata-rata
1,022 913
624 521
900 795
70%
30%
Sumber: Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 13 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk
Tabel 10: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi
Gambar 18: P/E dan P/BV
(Rp miliar) Laporan Laba Rugi
2011
2012
2013
2014P
2015P
Penjualan
245 (204) (204) 41
318 (261)
399 (316)
490 (406)
582 (480)
57
83
85
102
Beban Operasional
(24)
(34)
(39)
(44)
(52)
Laba operasional
17
23
44
41
50
Pendapatan (beban) lain
(4)
(4)
(4)
(8)
(9)
HPP Laba kotor
Laba sebelum pajak
12
19
40
33
41
Pajak
(3)
(5)
(8)
(8)
(10)
Hak minoritas
(5)
(4)
(9)
(9)
(11)
Erek Proforma
(2)
(1)
(1)
(3)
-
3
9
14
16
19
Laba bersih
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 11: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi Neraca
Gambar 19: ROA, ROE dan Total Assets Turnover
(Rp miliar)
2011
2012
2013
2014P
2015P
5
6
7
12
21
51 29 0 73
75 44 7 83
108 60 19 105
146 81 20 119
174 96 24 122
Aset Kas dan setara kas Piutang dagang Persediaan Aset lancar lainnya Aset tetap Aset tidak lancar lainnya Total Aset
7
1
1
1
1
165
217
302
380
438 Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 12: Rasio Kunci
Kewajiban Hutang bank jangka pendek Hutang dagang
26
33
47
66
73
39 3
61 1
92 1
130 1
154 1
Hutang bank jatuh tempo dalam satu tahun
5
5
6
7
8
Kewajiban jangka pendek lainnya
2
2
4
3
4
Hutang bank jangka panjang
7
4
8
9
10
Kewajiban jangka panjang lainny
2
3
3
4
4
Total Kewajiban
83
109
162
221
255
Total Ekuitas
82
108
140
159
182
Hutang lainnya
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
2010
2011
2012
2014P
2015P
Penjualan
10,9
30,0
Laba operasional
37,7
41,2
25,4
22,8
18,7
88,4
(6,3)
21,5
Laba bersih
68,3
51,5
47,2
14,7
24,0
16,7
17,9
20,8
17,3
17,5
Laba bersih
6,8
7,4
9,5
8,4
8,6
Laba bersih
2,5
2,9
3,4
3,2
3,3
Debt to Equity
1,0
1,0
1,2
1,4
1,4
Debt to Asset
0,5
0,5
0,5
0,6
0,6
Rasio lancar
1,1
1,3
1,3
1,2
1,3
Quick ratio
0,8
0,9
0,9
0,9
0,9
Rasio Pertumbuhan [%]
Profitabilitas [%] Laba kotor
Solvabilitas [X]
Likuiditas [X]
Sumber: PT Alkindo Naratama Tbk, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 14 dari 15
Alkindo Naratama, Tbk
DISCLAIMER Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian ( cut off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat pen ggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan y ang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundament al, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang -undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh PEFINDO Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh PEFINDO Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa PEFINDO kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut, Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan prod uk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan databse yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp20 juta,- masing-masing dari Bursa Efek Indonesia dan Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh PEFINDO Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia .
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
20 Oktober 2014
Halaman ke 15 dari 15