Proses Pengambilan Keputusan (Decision Making Process) untuk Memilih Universitas dan Program Studi: Studi Kasus pada Mahasiswi Fakultas Teknologi dan Desain (FTD) Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Alika Siti Maulia Angiza Ananda Putri Intan Amalia Melia Ikkiu Raniah Farah Nadhifah Program Studi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] ABSTRAK Pengambilan keputusan adalah proses mencapai kesimpulan setelah melakukan berbagai pertimbangan untuk memilih satu kemungkinan dengan mengesampingkan yang lain. Sebagai tugas payung mata kuliah Metode Observasi dan Wawancara, tulisan ini bertujuan mendapatkan gambaran proses tersebut pada mahasiswi dewasa awal angkatan 2016 saat memilih Program Studi Arsitektur (ARS), Desain Komunikasi Visual (DKV), Desain Produk Industri (DP), Teknik Sipil (TSP) dan Sistem Informasi (SIF) Fakultas Teknologi dan Desain (FTD) Universitas Pembangunan Jaya (UPJ). Manfaat tulisan ini adalah untuk menjawab kebutuhan Bagian Marketing UPJ terkait rekrutmen mahasiswa baru. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dengan 5 (lima) orang subyek yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Analisis terhadap transkripsi memunculkan hasil berikut. Subyek memilih universitas utamanya karena tidak diterima di universitas negeri. Subyek memilih prodi karena faktor internal yaitu minat dan pengalaman sebelumnya, dan faktor eksternal yaitu prospek kerja dan aspirasi orang tua. Tulisan ini menyimpulkan bahwa subyek menjalankan pengambilan keputusan sesuai proses. Tulisan ini menyarankan penelitian lanjutan menggunakan metode kuantitatif dengan subyek yang representatif terhadap populasi agar dapat digeneralisasi. Kata Kunci: proses pengambilan keputusan (decision making process), pemilih universitas, pemlihan program studi, wawancara semi terstruktur
I. PENDAHULUAN Pengambilan keputusan, menurut Morgan dan Cerullo (dalam Salusu, 2015) adalah proses untuk mencapai satu kesimpulan yang didahului oleh serangkaian pertimbangan yang menghasilkan dipilihnya satu kemungkinan serta dikesampingkannya kemungkinankemungkinan lain. Salah satu contoh pengambilan keputusan adalah ketika mahasiswa memilih universitas dan program studi. Hal ini terjadi manakala individu, lazimnya saat menginjak usia remaja akhir, telah menyelesaikan pendidikan setingkat sekolah menengah atas (SMA). Dalam menjalani proses tersebut, mahasiswa melakukan apa yang dijelaskan oleh Terry (2000), sebagai proses menggunakan kriteria tertentu untuk menentukan pilihan yang hasilnya akan terjadi nanti di masa depan. Hal ini karena pendidikan tinggi merupakan investasi jangka panjang (long-term investment) yang membuka pintu menuju banyak hal, antara lain prospek karir di masa mendatang. Oleh karena itu, masa depan seorang mahasiswa di kemudian hari ditentukan dari hasil pembuatan keputusan, yang diungkapkan oleh Salusu (2015) sebagai proses memilih alternatif menggunakan metode yang efisien sesuai situasi. Dalam menjalani proses tersebut, terdapat berbagai pendekatan. Brinckloe (dalam Salusu, 2015) menjelaskan pendekatan-pendekatan tersebut sebagai berikut. Pertama, berdasarkan pada fakta, dimana individu mengumpulkan fakta tentang masalah dan kemungkinan hasil. Kedua, berdasarkan pada pengalaman, dimana individu mengandalkan hal-hal yang ia alami di masa lalu dalam membuat keputusan. Dengan demikian, individu yang telah memiliki banyak pengalaman kemungkinan besar akan lebih matang dalam mengambil keputusan. Ketiga, berdasarkan pada intuisi, dimana individu mengambil keputusan tanpa berbekal pengumpulan fakta. Keempat, berdsaarkan logika, dimana individu melakukan proses pengambilan keputusan dengan cara memperhitungkan kemungkinan keberhasilan secara cermat dengan memperhatikan tingkat akurasi dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Proses pengambilan keputusan sendiri terdiri dari berbagai tahap. Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson (2008), tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut. Proses pengambilan keputusan diawali pada titik dimana individu melakukan penetapan tujuan. Hal tersebut dilakukan oleh individu secara spesifik dan obyektif.
Setelah itu, individu mengidentifikasi langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut, termasuk di dalamnya tantangan dan masalah. Menghadapi hal tersebut, individu kemudian mengembangkan berbagai alternatif yang kemudian dievaluasi berdasarkan prioritas. Setelah solusi tercapai, maka individu kemudian mengevaluasi hasil dari keputusan tersebut. Terkait dengan langkah-langkah tersebut di atas, Gibson, Ivanchevich, Donnelly dan Konopaske (2009) menjelaskan bahwa terdapat tipe pengambilan keputusan yang berbedabeda. Pembuatan keputusan dapat dilakukan dengan berbasis pada prosedur. Tipe ini cocok untuk masalah yang sifatnya berulang dan rutin. Selain itu, pembuatan keputusan juga dapat bersifat komprehensif, hal ini tepat untuk masalah-masalah yang terbilang baru maupun yang terjadi di luar rutinitas. Luthans (2011) memperkenalkan berbagai gaya dalam mengambil keputusan. Terdapat yang disebut sebagai directive style, yakni pengambilan keputusan yang berorientasi pada tugas dan masalah-masalah yang bersifat teknis serta memiliki toleransi yang rendah terhadap ambiguitas. Ada juga yang dikenal dengan analytical styles, yaitu pengambilan keputusan yang juga berorientasi teknis tetapi memiliki toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas. Selain itu, ada juga yang disebut sebagai conceptual styles, yaitu pengambilan keputusan yang berbasis kuat pada kepedulian sosial serta dengan toleransi tinggi terhadap ambiguitas. Ada juga yang dikenal dengan behavioral style, gaya yang nyaris serupa dengan gaya sebelumnya, hanya saja memiliki toleransi yang rendah terhadap ambiguitas. Adapun kombinasi dari berbagai gaya dikenal dengan istilah style implication, dimana dua atau tiga gaya digunakan tergantung pada variasi pekerjaan serta budaya. Selain uraian di atas, terdapat sederetan hal lain yang juga berpengaruh pada pengambilan keputusan, sebagaimana diungkap oleh Robbins & Judge (2011). Salah satunya adalah kepribadian. Mereka yang memiliki harga diri tinggi cenderung mengambil keputusan dengan cepat dan kuat mempertahankan keputusan tersebut. Hal lain yang juga berpengaruh adalah gender. Sejumlah studi mengungkapkan bahwa dalam membuat keputusan, perempuan lebih banyak mengalokasikan waktu untuk menganalisis masa lalu, masa kini serta masa depan.
Memperhatikan uraian di atas tentang pengambilan keputusan, maka tulisan ini bertujuan untuk memotret proses tersebut. Tulisan ini secara khusus bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai proses pengambilan keputusan pada mahasiswa bergender perempuan yang berstatus mahasiswa aktif Angkatan 2016 di Universitas Pembangunan Jaya (UPJ). UPJ sendiri adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang berlokasi di Bintaro Jaya dan didirikan pada tahun 2011 oleh Kelompok Usaha Pembangunan Jaya yang selama ini berperan dalam pembangunan dan pengembangan kota-kota besar di Indonesia. UPJ memiliki 2 (dua) fakultas dengan 10 (sepuluh) Program Studi (Prodi). Fakultas Humaniora dan Bisnis (FHB) memayungi Prodi Akuntansi (AKT), Ilmu Komunikasi (KOM), Manajemen (MAN) dan Psikologi (PSI). Sedangkan Fakultas Teknologi dan Desain (FTD) memayungi Prodi Arsitektur (ARS), Desain Komunikasi Visual (DKV), Desain Produk (DPI), Teknik Informatika (TIF), Teknik Sipil (TSP) dan Sistem Informasi (SIF). Dalam tulisan ini, urutan Fakultas dan Prodi disusun berdasarkan urutan abjad dan tidak mencerminkan populasi mahasiswa. Sebagai bagian dari mata kuliah Observasi dan Wawancara di Prodi Psikologi, manfaat praktis dari tulisan ini adalah untuk menjawab kebutuhan dari Bagian Marketing UPJ terkait rekrutmen mahasiswa baru. Bagian Marketing UPJ memiliki kebutuhan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan mahasiswa baru. Hal ini nantinya digunakan lebih lanjut oleh Bagian Marketing UPJ untuk pengembangan program dengan sasaran untuk menarik minat mahasiswa baru. Hal ini membantu Bagian Marketing UPJ mengembangkan materi promosi yang saat ini disusun berdasarkan pertimbangan gender serta fakultas. Latar belakang tersebut menghasilkan rumusan tujuan dari tulisan ini adalah untuk memotret proses pengambilan keputusan pada mahasiswi FTD dalam memilih universitas dan program studi. Penentuan fokus ini merupakan bagian dari pembagian kerja di bawah payung mata kuliah Observasi dan Wawancara.
II. METODE Tulisan ini disusun dengan metode sebagai berikut. Guna menjawab kebutuhan Bagian Marketing UPJ akan gambaran mengenai proses pengambilan keputusan, maka tulisan ini disusun dengan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sendiri memiliki fokus pada proses, peristiwa dan otentisitas melalui keterlibatan peneliti dalam interaksi dengan realitas yang diteliti (Somantri, 2005). Sesuai kebutuhan Bagian Marketing UPJ, maka pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur (semi structured interview). Daftar pertanyaan disusun sesuai kebutuhan Bagian Marketing UPJ sehingga jawaban satu orang dapat diperbandingkan dengan sesama, tetapi ada ruang untuk menggali informasi secara lebih mendalam (Kothari, 2004). Tulisan ini disusun sebagai studi kasus karena fokus pada konteks tertentu demi mendapatkan pemahaman tentang hal-hal yang menyebabkan terjadinya fenomena melalui keterkaitan antar sebab akibat (Flyvbjerg, 2011). Konteks yang jadi fokus pada penelitian ini adalah FTD UPJ. Selaras dengan kebutuhan Bagian Marketing UPJ, maka subyek wawancara adalah mahasiswi yang berstatus mahasiswa aktif Angkatan 2016 di Universitas Pembangunan Jaya (UPJ). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, yaitu subyek yang diwawancara adalah mereka-mereka yang memiliki ketersediaan waktu dan bersedia untuk berpartisipasi (Edmonds & Kennedy, 2013) Wawancara dilakukan dengan menggunakan bahan dan alat seperti handphone, laptop, buku catatan, alat tulis, serta berbagai referensi. Karena tulisan ini merupakan tugas mata kuliah Observasi dan Wawancara, maka salah satu referensi utama adalah tentang wawancara dan observasi. Hasil wawancara yang direkam secara audio kemudian dibuat transkripsinya oleh kelompok dengan cara berbagi tugas dimana setiap anggota kelompok melakukan transkripsi atas subyek yang ia wawancarai.
Transkrip wawancara tersebut kemudian dianalisa sesuai tahap Repertory Grid Technique yang diuraikan oleh Harré (2009), yaitu sebagai berikut: 1. Tim membaca transkrip dengan seksama untuk mengidentifikasi tema utama, yaitu langkah-langkah pengambilan keputusan 2. Tim memberi catatan terhadap tema temuan misalnya dengan memberikan highlight 3. Tim membuat kolom dan baris atau grid berdasarkan langkah-langkah yang tercantum dalam teori proses pengambilan keputusan 4. Dengan menggunakan grid tersebut, tim mengidentifikasi persamaan dan perbedaan baik di dalam subyek itu sendiri (intra-analysis) maupun antar subyek yang satu dengan subyek yang lain (inter-analysis). 5. Tim melakukan refleksi dan kajian terus menerus terhadap transkripsi demi memastikan hubungan antar tema utama, dan apabila perlu, melakukan revisi terhadap grid itu sendiri. 6. Demi menghindari bias personal maka proses pengolahan data dilakukan secara bersama-sama dalam tim. 7. Hasil yang dirangkum dalam grid dikonsultasikan dengan ahli (expert), dalam hal ini adalah dosen pengampu mata kuliah Observasi dan Wawancara, demi mendapatkan masukan. III. HASIL PENELITIAN Dalam menyusun tulisan ini, tim melakukan wawancara dengan 5 (lima) orang subyek yaitu : Tabel 1. Subyek Subyek 1 2 3 4 5
Prodi Arsitektur (ARS) Desain Komunikasi Visual (DKV) Desain Produk (DP) Teknik Sipil (TSP) Sistem Informasi (SIF)
Tulisan ini menemukan hasil sebagai berikut. Berdasarkan hasil wawancara, proses pengambilan keputusan yang dijalankan oleh subyek diawali dari langkah pertama. Langkah pertama adalah mengidentifikasi tujuan. Kelima subyek melakukan langkah tersebut dengan cara mengidentifikasi tujuan mereka untuk melanjutkan ke jenjang Pendidikan yang lebih tinggi yang mengharuskan mereka untuk universitas dan prodi. Tim menemukan bahwa mayoritas subyek membuka diri kepada tim bahwa mereka tidak berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri dan UPJ merupakan suniversitas swasta yang berlokasi dekat dengan rumah mereka. Ketika mereka mengalami kegagalan untuk memasuki perguruan tinggi negeri yang menjadi incaran mereka, mereka tidak memiliki alternatif universitas swasta lainnya selain UPJ. Kedua, mencari informasi. Kelima subyek mencari informasi baik mengenai universitas maupun prodi yang mereka jadikan tujuan. Subyek 1 dan 2 menjelaskan bahwa Student Ambassador atau Duta UPJ yaitu para mahasiswa yang magang di Bagian Marketing. Tugas Student Ambassador adalah berkunjung ke SMA dan/SMK dan menyampaikan informasi tentang UPJ, termasuk Fakultas dan Prodi. Bagi subyek-subyek tersebut, Student Ambassador merupakan sumber informasi utama bagi mereka. Ketiga, mengidentifikasi alternatif. Kelima subyek melakukan hal tersebut dengan membuat daftar berisi pilihan-pilihan universitas maupun Prodi yang sesuai dengan tujuan mereka. Hal ini dilakukan dengan mencari universitas lain selain UPJ, maupun mencari Prodi lain selain Prodi sasaran. Terkait pilihan Prodi, subyek-subyek yang diwawancarai oleh tim menyebutkan bahwa minat pribadi yang selama ini menjadi passion bagi mereka ditambah dengan aspirasi dari pihak orang tua baik ayah maupun ibu sebagai hal-hal utama yang mereka pertimbangkan. Terkait dengan langkah ini, tim menemukan hal yang berbeda khusus pada Subyek 2. Dirinya menjelaskan bahwa ia tidak mencari pilihan universitas lain selain UPJ. Hal ini karena sebelumya ia sudah pernah mengambil program diploma Fashion Design dan Prodi Desain Komunikasi Visual ia ambil untuk memperdalam ilmu yang sudah ia miliki.
Alasan Subyek 2 hanya memilih UPJ adalah karena ia memiliki pengalaman sebelumnya bahwa jurusan desain lazimnya memiliki tugas kuliah yang amat banyak. Dengan demikian, kondisi tersebut mengharuskan dirinya untuk bolak balik dari rumah ke kampus. Karena Subyek 2 berdomisi di Bintaro Jaya, maka dirinya pun memilih UPJ sebagai satu-satunya univesitas di wilayah ini yang memiliki program Desain Komunikasi Visual. Keempat, membandingkan alternatif. Hal tersebut dilakukan oleh kelima subyek dengan cara membandingkan antara alternatif yang satu dengan alternatif-alternatif lainnya. Salah satu subyek, yaitu Subyek 3, menguraikan langkah tersebut yaitu sebagai berikut. Prodi yang ia minati jarang ada di universitas-universitas lain. Keunikan tersebut diperkuat dengan jumlah mahasiswa yang sedikit. Hal tersebut membuat dirinya berharap bahwa proses belajar mengajar bisa lebih nyaman bagi dirinya. Kelima, menimbang alternatif. Lima subyek yang diwawancarai oleh tim melakukan hal ini dengan memberikan bobot pada alternatif-alternatif yang mereka kumpulkan. Salah satu subyek, yaitu Subyek 3 menjelaskan bahwa bobot yang ia pertimbangkan dalam memilih adalah akreditasi dan prospek kerja yang luas. Subyek lain yaitu Subyek 4 dan 5 menjadikan dukungan dari Kelompok Usaha Pembangunan Jaya sebagai pertimbangan dengan harapan nantinya dirinya bisa mendapatkan pekerjaan dengan berkarir di berbagai anak perusahaan yang berada di bawah Kelompok Usaha Pembangunan Jaya. Langkah keenam adalah pengambilan keputusan itu sendiri. Kelima subyek melakukan hal tersebut dengan mengambil keputusan untuk memilih UPJ dan Prodi yang sesuai. Proses pengambilan keputusan ini ditutup dengan langkah terakhir yaitu langkah ke tujuh, mengevaluasi keputusan. Setelah keputusan masuk UPJ dan memilih Prodi diambil, kelima subyek menjalani proses berkuliah di Prodi pilihan di UPJ selama 1 (satu) semester. Pada semester genap ini, kelima subyek merasa puas dengan keputusan yang mereka buat. Subyek 1 menguraikan hal ini dengan menekankan pada kompetensi dosen dalam memberikan bimbingan sampai dirinya merasa mampu mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Tugas kuliah menumpuk mampu mereka nikmati sehingga di tahap akhir, mereka tidak menyesal keputusan yang mereka ambil.
IV. PEMBAHASAN Dari hasil di atas, tulisan ini memotret peran Student Ambassador yang ternyata penting di tahap awal pengambilan keputusan. Selain itu, menuju ke tahap akhir pengambilan keputusan, dukungan dari Kelompok Usaha Pembangunan Juga adalah hal yang penting bagi mereka. Hal-hal inilah yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih universitas. Selain itu, satu faktor yang sama yang disebut secara seragam oleh semua subyek adalah lokasi UPJ yang dekat dengan rumah mereka di bilangan Bintaro Jaya. Jarak yang dekat ini mereka nilai sebagai hal yang sangat memudahkan mereka dari segi akses dalam keseharian berkuliah. Dalam proses refleksi terhadap hasil wawancara, tim menangkap adanya pertimbangan yang dipengaruhi oleh gender yaitu perempuan. Refleksi ini tak terlepas dari kenyataan bahwa tim juga terdiri dari mahasiswa bergender perempuan. Dalam memilih Prodi, ada dua faktor yang dipertimbangkan oleh para subyek. Faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup hal-hal yang ada di dalam diri mereka sendiri. Hal-hal tersebut adalah minat serta pengalaman studi sebelumnya. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi pertimbangan penting adalah aspirasi orang tua serta prospek karir masa depan dengan adanya kemungkinan untuk diterima bekerja di salah satu unit usaha Kelompok Usaha Pembangunan Jaya. V. KESIMPULAN DAN SARAN Tulisan ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh mahasiswi sesuai dengan tahap-tahap pengambilan keputusan berdasarkan teori. Selain itu, tulisan ini juga menyimpulkan bahwa terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang dipertimbangkan oleh para subyek di setiap tahap. Tulisan ini merumuskan sejumlah saran. Saran praktis kepada Bagian Marketing UPJ adalah mengoptimalkan peran Student Ambassador untuk menyampaikan program promosi kepada calon mahasiswa baru. Saran berikutnya adalah kepada Bagian Marketing UPJ untuk menekankan kemudahan akses dengan menonjolkan lokasi UPJ di Bintaro Jaya.
Untuk penelitian selanjutnya, tim menyarankan agar melakukan penelitian serupa pada mahasiswa yang tidak berdomisili di Bintaro Jaya untuk menangkap proses pengambilan keputusan yang tentunya berbeda dengan temuan dalam tulisan ini. Terakhir, tulisan ini menyarankan adanya penelitian lanjutan menggunakan metode kuantitatif dengan subyek yang
representatif
terhadap
populasi
sehingga
mendapatkan
hasil
yang
dapat
digeneralisasikan. DAFTAR PUSTAKA Edmonds, W.A. & Kennedy, T.D. (2013) An Applied Reference Guide to Research Designs Sage: California. Flyvbjerg, B. (2011) “Case Study” dalam Denzin, N.K & Lincoln, Y.S. (eds) The SAGE Handbook of Qualitative Research edisi ke-4 London: SAGE Publication. Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donnelly, Jr. J. H., dan Konopaske, R. (2009), Organisations: Behaviour, structure, processes, 13th ed. Irwin, New York: McGrawHill. Gilgun, J.F. (2013) “Qualitative Family Research: Enduring Themes and Contemporary Variations” dalam Peterson, G.W. & Bush, K.R. (editor) Handbook of Marriage and the Family 3rd edition New York Spinger Science+Business Media. Harré R. (2009) “An Outline of the Main Methods for Social Psychology” dalam Hayes, N. (editor) Doing Qualitative Analysis in Psychology New York: Psychology Press Salusu, J. (2015). Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Grasindo: Jakarta Somantri, G.R. (2005) “Memahami Metode Kualitatif” dalam Makara Sosial Humaniora Vol. 9 No. 2 Desember 2005, hal 57-65 Terry, G. R. (2000). Asas-asas Manajemen. Mandar Maju: Jakarta. Kothari, J. (2004). Research Methodology: Methods and Techniques New York: New Age International. Luthans, Fred. (2011). Organizational Behavior : An Evidence-Based Approach. New York: McGraw-Hill. Robbins, S.P & Judge. (2011). Perilaku Organisasi. Jakarta