SINOPSIS Persahabatan nayla dan alif sangat dekat dan tak bisa terpisahkan. Mereka selalu melewati seluruh harinya bersama-sama, terlebih nayla yang kekurangan kasih sayang orang tua. Alif tak pernah kesal pada nayla meskipun nayla sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh baginya. Suatu hari tibalah saat nayla harus mengetahui bahwa ia menderita sebuah penyakit yang mematikan bernama kanker. Tapi ia selalu terlihat ceria dan selalu meminta alif membawakan bunga matahari kesukaannya. 7 tahun kemudian, ini adalah fase dimana mereka mulai remaja. Inilah saat dimana mereka mengenal tisya, teman baru mereka. Namun, setelah mengenal tisya, alif menjadi berbeda dan tak lagi memperdulikan nayla, sehingga membuat nayla menjauhinya. Beberapa pekan setelah ini penyakitnya kambuh lagi, namun penyakitnya kali ini lebih parah dari sebelumnya sehingga mengharuskan ia menjalani kemo, beruntung mama saat itu berada di dekatnya. Suatu hari alif dan tisya mengetahui tentang penyakit nayla dan mencoba menemuinya, mereka rela melakukan apa saja demi bisa bertemu nayla. pada saat mereka sampai di rumah sakit tempat nayla dirawat, mereka mendapati suasana yang sangat mengerikan, nayla koma dan dokter menyarankan untuk melepas alat bantu nafas nayla agar tak tersiksa lebih lama lagi. Tepat tanggal kelahirannya, alif memberikan serangkai bunga matahari untuk nayla, yang ia belikan spesial untuknya. Namun mereka semua harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa tepat pada hari itu juga, nayla dijemput oleh sang maha kuasa. Dan rangkaian bunga itu menjadi bunga terakhir yang ia dapatkan dari seorang sahabat terbaiknya.
Sahabat itu kata paling sempurna , dimana didalamnya terdapat ikatan yang tak bisa terpisahkan , sahabat itu adalah kebiasaan , kekompakkan , ketulusan dan rasa saling memiliki. Sahabat , Semua berawal dari menyatukan sebuah perbedaan menjadi sebuah tujuan yang sama , meraihnya bersama dan mempertahankannya bersama Dan seiring berputarnya waktu , manusia akan menua , lingkungan akan berubah , tapi persahabatan akan selalu tumbuh , bagaikan rumput , ia takkan pernah habis , akan selalu tumbuh walaupun dipotong berulang kali Mungkin , banyak orang selalu bertanya-tanya , siapa yang akan jadi sahabat sejati mereka ? tapi sesungguhnya dialah yang berada di dekatmu , setia mendampingimu dan rela berkorban untukmu Dear sahabat , engkau akan menemukannya dikala engkau terpuruk , sendiri , sepi dan engkau akan melihat siapa yang akan datang menghiburmu dengan candaan konyol , dengan tawa polos dan akan selalu ada untukmu , membiarkanmu bahagia .
***
Nayla dan alif sedang duduk menikmati hembusan angin sore di sebuah taman favorit mereka , mereka melihat mentari yang akan terbenam mulai membuat langit berubah menjadi warna jingga , mereka melihatnya dengan penuh keceriaan
“em , alif ! kira-kira matahari lelah gak sih tiap hari pulang pergi terus? Kan cape , iya kan?” tanya polos nayla anak berusia 5 tahun itu Sahabatnya tertawa kecil “kamu pikir mereka lelah gak?” tanya balik alif Nayla menoleh kearah sahabatnya “iya” “hemm” alif menggelengkan kepalanya , kemudian ia berlari menuju pohon bunga matahari dan memetiknya satu tangkai untuk sahabatnya , ia berlari lagi menghampiri sahabatnya itu Nayla tersenyum “lucu ya lif ? itu bunga apa?” “bunga matahari”
Nayla mengambilnya dari tangan alif “buat aku kan?” Alif mengangguk tersenyum “alif kalo ambil bunga pasti buat nayla kan?” Alif duduk disebelahnya “iya dong , kamukan sahabat aku selamanya” Nayla menoleh kearahnya dan menepuk pundaknya “iya , selama-lamanya”
Mereka melanjutkan lagi melihat matahari terbenam itu dan bercanda seperti biasa , sehingga yang terdengar ditaman itu hanya suara tawa polos 2 anak berusia 5 tahun yang sedang menyaksikan warna-warna indah dilangit senja itu
***
hari ini sesudah pelajaran selesai mereka melanjutkan harinya dengan belajar di taman bersamasama
“lif , matahari punya anak ya?” seperti biasa , segala sesuatu yang keluar dari mulut nayla selalu pertanyaan-pertanyaan aneh dan penuh penasaran Alif lagi-lagi tertawa mendengarnya “lho? Anaknya apa?” “bunga” balas sahabatnya Alif mulai bingung dengan pertanyaan-pertanyaan yang selalu aneh itu “kok bisa?” “kan alif bawain bunga matahari kecil , berarti anaknya matahari , kan matahari gede, iyakan?” Alif terus tertawa dan langsung mengeluarkan bukunya “udah deh , kita fokus belajar perkalian aja , kamu belum lancarkan?” Nayla mengangguk terpaksa dan mengeluarkan buku-bukunya , padahal ia masih penasaran dengan anak matahari itu , dan terus mengeja-ngeja kalimat bunga matahari anaknya matahari , sehingga konsentrasinya tak begitu terkumpul dan akhirnya pelajaran yang ia ulang bersama alif tidak begitu ia mengerti
“kamu udah pahamkan?” tanya alif Nayla menggelengkan kepalanya “lah, terus dari tadi serius mikirin apa sambil tulis-tulis dibuku?” alif mengambil buku nayla dan terkejut melihatnya , ia menutup mulutnya yang menganga karena kaget dengan tangan kanannya dan lagi-lagi menggelengkan kepala “anak matahari? Dari tadi kamu nulis ini dan mikirin ini?” Nayla tersenyum lebar Alif menaruh buku nayla dan segera mengajaknya pulang “lif kamu janjikan bakal metikin lagi bunga matahari buat ku?”
Sebelum menjawab pertanyaan nayla Alif langsung tersenyum dan berlari , disusul oleh nayla yang tertawa-tawa melihat alif yang berlari seperti burung dengan mengepakkan kedua lengannya , mereka berdua seperti dua anak burung yang mengepakkan sayapnya , terbang dengan rasa gembira menuju rumah mereka
***
Alif sedih melihat sahabatnya di suruh menyakikan lagu di depan kelas sebagai hukuman karena dia tidak mengerjakan tugas rumahnya dan tidak bisa menjawab perkalian pedahal sudah 2 minggu ia bersikeras untuk mempelajarinya namun selalu gagal , konsentrasinya selalu terpusat pada matahari dan anaknya , ia tertunduk malu dihadapan teman-teman dan gurunya , ia melihat ke arah alif yang sedari tadi tersenyum kepadanya
“nayla , ayo nyanyi !” suruh bu guru Nayla melihat ke arah bu guru yang sedang tersenyum membimbingnya menyelesaikan hukumannya itu “nayla malu” iya berbisik pada bu guru
Bu guru memakluminya dan membebaskan ia dari hukuman itu , terlihat seulas senyum dari bibir mungil anak manis itu , ia berlari menuju tempat duduknya “alif maaf , aku gagal konsentrasi terus” keluhnya Alif tersenyum dan menatapnya penuh rasa percaya “kamu lain kali bisa kok, aku yakin! Aku akan terus nemenin kamu sampai kamu bisa!” Gadis kecil itu memegang tangan sahabatnya dengan penuh rasa yakin sahabatnya akan selalu ada menemaninya sampai kapanpun Mereka melanjutkan lagi pelajarannya dan sesekali nayla minta bimbingan alif dan bu guru untuk membantu menyelesaikan soal-soal yang diberiakan gurunya. Mereka terlihat serius namun selalu diselingi tawa polos dan candaan-candaan konyol Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh siang , itu tandanya mereka harus segera membereskan buku-buku mereka dan segera menutup pelajaran disekolah dengan berdo’a bersama dipimpin oleh ibu guru
Alif dan nayla keluar dari ruang kelas dan berjalan menuju gerbang untuk kemudian menunggu jemputan orang tua mereka Waktu begitu cepat berlalu , suasana disekelilingnya sudah sepi , teman-teman mereka sudah dijemput , kini hanya tinggal mereka berdua disana , mereka lagi-lagi melihat jam tangannya yang kini menujukkan pukul 12 siang “nay , mungkin kita gak bakal dijemput” Nayla menoleh ke arah alif dan memegang tangannya “jalan aja yuk!” Alif tersenyum lebar Mereka berdua mulai berjalan menyusuri jalan-jalan besar , melewati trotoar dan merasakan panasnya sinar matahari yang membakar kulit mereka
***
Jam makan malam telah tiba , nayla terus menatap jam dindingnya berharap mama akan segera pulang , perutnya sudah keroncongan , tapi ia akan terus menunggu mamanya sampai mamanya pulang
Mama kemana? Tanyanya dalam hati berulang kali Bi surti pembantunya melihat nayla yang sedang duduk , menaruh kedua tangannya diatas meja dan menatap jam dinding di ruangan itu “non kok belum dimakan?” Ia menoleh ke arah bi surti dan menggelengkan kepalanya “mau disuapin?” “enggak bi, makasih” Bi surti terus menatapnya dengan iba , karena ia tahu bahwa putri kecil itu sedang menunggu kedatangan mamanya , bi surti kemudian berjalan ke arahnya dan duduk disebelahnya Nayla tersenyum melihat bi surti yang dengan pedulinya duduk menemaninya “bi , mama belum pulang?” Bi surti tersenyum dan memegang tangannya “mamamu sibuk” Nayla menundukan kepalanya “kapan pulangnya?” “sebentar lagi” bi surti rela berbohong demi melihat putri kecil itu tersenyum dan tak lagi penasaran dengan apa yang ia fikirkan , pedahal bi surti sudah tau mamanya akan kerja lembur hari ini
Detik demi detik begitu cepat berlalu , nayla berbaring di tempat tidurnya , sekarang jam sudah menunjukkan pukul 23.18 tapi mama tak kunjung datang , nayla terus melihat kearah jam dan sesekali ia memejamkan matanya , bi surti yang melihatnya dari pintu merasa kasihan dan ia beranjak dari tempat ia berdiri menuju tempat tidur nayla “belum tidur non?” Nayla menggelengkan kepalanya “bibi temenin ya?” Ia mengangguk “bi , bunga matahari itu anaknya matahari ya?” tanyanya polos seorang anak yang selalu penasaran dengan hal itu
Bi surti mendengarnya dengan seksama lantas tertawa kecil “si non ini ada-ada aja , menurut non bunga matahari itu anaknya matahari?” bi surti balik nanya “iya” Bi surti mengambil sebuah buku dongeng di samping tempat tidur nayla “sekarang jangan mikirin yang aneh-aneh , bibi bacain dongeng ya?” Nayla mengangguk dan menarik selimutnya Bi surti membacakan dongeng itu dengan jelas , membuat nayla mulai memejamkan matanya karena rasa nyaman mendengarkan dongeng yang dibacakan bi surti itu , ia perlahan mulai menghilangkan kesadarannya , menghilangkan apa yang ia fikirkan dan tertidur lelap sekali , mungkin juga karena ia kecapean hari ini
***
Alif berjalan menuju rumah nayla masih dengan pakaian seragam sekolahnya , karena hari ini nayla tidak masuk sekolah
“nanay...?” teriak alif dari luar Nayla mendengarnya , ia langsung turun ke lantai bawah membukakan pintu ruang tamunya dan memeluk alif erat Alif kaget melihat tingkah laku nayla , belum lagi badannya yang terasa hangat ketika memeluk alif “kamu kenapa?” tanya alif Nayla melepaskan pelukkannya dan menarik alif ke dalam ruang tamunya dan duduk di sofa yang sangat empuk Alif ikut duduk di sofa itu , disamping nayla “kamu sakit?” Nayla mengangguk “mama mana?” tanya alif
“mama selalu sibuk dengan pekerjaannya , malahan mama gak pulang” Alif merasa iba mendengarnya “ sabar ya , walaupun kamu sendiri , sepi , aku akan selalu ada untuk kamu , memiliki hari bersama kamu , aku takkan jauh dari kamu , seperti rambut dengan kepala . aku sahabatmu” Nayla tersenyum mendengarnya “oh ya , ini buat nayla” alif mengambil bunga matahari di tasnya dan memberikannya pada nayla “anak matahari” nayla menatap bunga itu dengan penuh senyuman “alif janji ya, bakal sering bawain bunga ini buat nayla” “janji” Kedua anak itu melanjutkannya dengan bercerita-cerita tentang apa yang mengganjal di fikiran mereka , mereka sesekali tertawa lepas , merenung bahkan meneteskan air mata, mereka berdua terlihat begitu akrab , tak ada yang disembunyikan dari satu sama lain , mereka dengan polosnya akan menegur satu sama lain jika ada yang salah , menasihati , menguatkan dan saling berbagi apapun itu Alif terlalu asyik menemani nayla hingga mereka merasa lelah setelah berjam-jam bercerita dan akhirnya mereka terlelap di atas sofa itu Tangan mereka saling berpegangan , menandakan tak ada yang akan memisahkan persahabatan mereka , hanya maut , ya , mautlah yang akan memisahkan mereka . Ketika anak lain sibuk dengan menghabiskan waktu bersama keluarganya , mereka menghabiskan waktu dengan bercanda bersama-sama . sahabat yang sesungguhnya akan tetap mendampingimu untuk selamanya , sampai kapanpun ia ada untuk sahabatnya Mereka sesungguhnya ingin sepeti anak lain , di jemput mama , di temani mama sepanjang hari dan dibacakan dongeng pengantar tidur oleh mama mereka , bukan oleh tenaga kerja lain . tapi sayang mama mereka selalu sibuk , bahkan untuk sekedar menanyakan kabar anaknya pun jarang
***
Hari ini mama nayla pulang , nayla berlari menghampirinya “ma , mama kemana aja?”
Mama nayla membungkuk dan mencium kening putrinya “mama sibuk” mamanya langsung pergi menuju kamar dan beristirahat Nayla tersenyum bahagia , moment yang ia tunggu akhirnya terjadi , mama kini pulang Nayla membuatkan teh hangat untuk mamanya “mamaa..” nayla mengetuk pintu kamar mamanya “masuk!” mamanya berteriak dari dalam Nayla membuka pintu kamar mamanya “mam , ini teh hangat buat mama” Mama yang sedang membereskan barang-barangnya menoleh kearahnya “oh ya?” Nayla mengangguk dan tersenyum Mama menghabiskan teh itu , dan segera mengambil tasnya lagi “mama mau kemana?” Mamanya tersenyum “mama sibuk! Kamu sama bibi aja ya , mama Cuma pergi 2 hari kok, kalo papa udah pulang bilangin mama ada bisnis ya” “iya mam, emang kapan papa pulang? Papa tugasnya udah selesai? Kata mama kan papa pulang kalo udah 11 bulan diluar negri?” “papa kan udah 11 bulan diluar , tapi dia pasti pulang Cuma 3 atau 4 hari deh . emm , mama udah mau telat pesawat nih , bye babby” mama mencium kening nayla
Nayla tersenyum melihat mamanya yang melangkah pergi keluar dari ruangan itu , mamanya berjalan tergesa-gesa hingga ia tidak sempat melambaikan tangannya untuk putri kecilnya itu Ia selalu berharap mama,papa berkumpul bersamanya , menghabiskan seluruh waktu bersama , dalam kata “keluarga harmonis” , uang , harta , semua fasilitas ini menurutnya sia-sia , ia hanya menginginkan waktu bersama keluarganya , bukan dengan gadget paling canggih keluaran terbaru sekalipun
***
Seperti biasa nayla dan alif selalu makan bersama dikantin bu yum , kantin favorit mereka , mereka hari ini bercerita-cerita tentang cita-cita mereka
“kamu kalo udah gede , mau jadi apa?” tanya alif Nayla berfikir sejenak “jadi ... jadi .. jadi ... jadi tukang bunga matahari aja” celotehnya Alif tertawa mendengarnya Nayla memang sangat mengidolakan bunga matahari itu , ia selalu berharap ia mempunyai kebun bunga yang luas , yang didalamnya hanya ada bunga matahari Tawa alif terhenti ketika ia melihat bobby , anak super gemuk , sombong dan suka meremehkan orang lain berjalan kearahnya , dan berhenti di hadapannya Bobby menaruh satu tangannya di bahu alif “hey lif , kamu itu..” bobby sengaja memotong ucapannya Mendengar bobby yang berbicara begitu lantang pada alif membuat anak-anak di sekitarnya mulai memperhatikan mereka “apa?” tanya alif Bobby tertawa “banci ! main juga sama anak cewek!” Seluruh anak di tempat itu tertawa , menertawakan alif , alif hanya menunduk karena malu “lif kita ke kelas aja yuk?” ajak nayla Alif mengangguk
Terdengar suara ejekan teman-teman menyebutnya “banci” tapi alif tak mendengarkannya Alif dan nayla pergi dari tempat itu menuju kelas mereka , alif masih tertunduk malu karena ejekkan bobby tadi
***
Seperti biasa alif dan nayla melihat matahari terbenam dari taman , mereka duduk berdampingan , melihat matahari yang semakin bergeser ke bawah dan paduan warna jingga dan orange yang begitu sempurna , bagaikan dunia terasa milik mereka berdua , belum lagi hembusan angin senja yang begitu segar
Nayla menoleh ke arah alif “lif , meskipun kamu di ejek temen-temen , kamu gak bakal ninggalin aku kan?” Alif tersenyum “kamu sahabat aku , mungkin mereka gak suka sama persahabatan kita yang selalu kompak dan bahagia” Nayla memegang erat tangan alif , mereka berdua menyaksikan matahari perlahan-lahan mulai tenggelam , langit mulai menjadi gelap , namun bulan terlihat lebih terang dari biasanya , ditambah taburan bintang-bintang dilangit dan gemerlap lampu-lampu taman , hembusan angin malam perlahan terasa dingin menusuk , membuat mereka saling berdekatan dan bergenggam tangan lebih erat “meskipun mama selalu sibuk , kamu gak bakal sibukkan lif? Iyakan?” tanya nayla “aku diciptakan tuhan untuk menjagamu , sahabatku.” Balas alif dengan penuh senyuman Nayla menarik tangan alif ke hadapan sepedanya “kamu kan sahabat aku, bonceng aku ke anak matahari” Alif menurutinya dan menaiki sepedanya , nayla duduk di jok belakang , tangannya memegang pinggang alif erat dan alif mulai mengayuh pedal sepedanya , nayla merentangkan kedua tangannya dan mukanya menghadap langit dan ia tersenyum mereka sampai di tempat bunga matahari itu Alif memetikan bunga matahari untuk nayla (lagi) “nih nay” alif memberikannya pada nayla Nayla menerimanya dan tersenyum “wah, makasih ya alif , kamu memang sahabat terbaik yang pernah ku miliki” Alif tersenyum dan memegang tangan nayla “aku ada untuk kamu! Inget ya”
Mereka melanjutkan lagi perjalannya untuk pulang dan sepanjang perjalan terdengar suara tawa mereka penuh dengan kebahagian
***
Pagi ini alif makan di kantin sendiri , ia merasa sangat sepi karena sosok sahabat yang selalu berada disampingnya kini menjadi sering sakit , padahal ia tahu sahabatnya itu dulu kebal , ia hampir tak pernah sakit , meskipun sakit pasti hanya sakit ringan , misalnya batuk atau flu , tapi kini sahabatnya menjadi sangat lemah , beda dari biasanya .
Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya , alif segera memutarkan badannya “bobby” alif terkejut Bobby menaikan satu alisnya dan tersenyum sinis “mana sahabat kamu yang katanya selalu ada?” Alif tak terima dengan apa yang di ucapkan bobby “nayla sakit!” Bobby menepuk bahunya lagi “dasar banci, masa digituin aja nyewot!” bobby pergi meninggalkan alif Mata alif terlihat melotot , kedua tangannya mengepal dan pipinya ia kembungkan awas aja bobby , gimanapun kamu ngejek aku , aku gak bakal ninggalin nayla , nayla sahabat aku , selamanya Tak berselang lama dari itu , ia mengingat nayla pernah mengatakan kebencian itu milik mereka yang tak mampu seperti kita , kemudian ia segera menstabilkan tubuhnya dan bergegas menuju ruang kelas Langkah kaki bu guru terdengar dari jauh karena suasana mulai sepi , semua anak yang tadinya ribut dan bermain kesana kemari kini sudah duduk rapi di tempat duduknya Bu guru memasuki kelas , duduk dibangkunya dan kelihatannya akan menyampaikan sesuatu , suana sudah tegang dan hening “anak-anak..” bu guru memotong ucapannya dan menelan ludah Semua anak sudah tegang , mendengar apa yang akan ibu guru sampaikan , mereka saling liriklirikan , saling menatap dan sudah gundah
“anak-anak , sekolah kita menang lomba melukis bunga yang dibawakan oleh teman kita Nayla Talitha Putri , ibu seneng banget” ujar bu guru yang tersenyum lebar
Semua anak di kelas itu tersenyum merasa lega , juga merasa senang , terutama alif , ia bangga dengan sahabatnya , ia bangga mengenalkan bunga matahari itu pada sahabatnya , rasanya ia ingin cepat pulang memberi tahu semuanya pada nayla
***
Nayla terlelap tidur sendiri ditempat tidurnya memakai kompresan penurun panas suhu tubuh di keningnya , ia mendengar pintu kamarnya terbuka dan tersenyum ketika melihat siapa yang datang menemuinya “papaaaa” ia langsung beranjak dari tempat tidurnya , berlari menuju papanya , dan memeluknya erat Papanya mencium kening nayla “kamu sakit apa? Mendingan kamu istirahat” papa mengantarnya kembali ketempat tidur Nayla menatap mata papanya dengan penuh kebahagiaan , tapi ia langsung kembali seperti biasa karena mendengar pintu kamarnya terbuka lagi “alif” ia tersenyum melihat alif yang datang menengok ke rumahnya “nayla gak papakan?” tanya alif dengan polosnya sambil memegang kening nayla “kamu panas lagi” Nayla hanya tersenyum dan melirik lagi kearah papanya , papanya membalasnya dengan senyum lagi “om .. om tau gak?” alif memegang tangan papa nayla sambil menggoyang-goyangkannya Papa nayla tersenyum kepada alif “iya lif?” “nayla menang lomba melukis bunga loh , tingkat taman kanak-kanak di seluruh bandung” alif menyampaikannya dengan penuh semangat “oh ya?” “iya loh om”
Papa nayla mencium kening nayla lagi “hebat kamu” Nayla tersenyum bahagia “emang iya lif?” “iya tadi ibu guru ngomong kok” Papanya tersenyum “kamu minta hadiah apa?” tanya papanya “aku gak minta banyak , Cuma minta mama, papa , semuanya kumpul lagi nemenin aku , menghabiskan waktu bersama sepanjang hari , seperti anak-anak lain , aku ingin merasakan apa yang dirasakan mereka” balasnya dengan penuh harap Papanya mengelus-elus rambutnya dan tersenyum “mama,papa kan kerja buat nayla , nayla pengen apapun kan dibeliin” papanya meyakinkan nayla Nayla menoleh kepada alif yang duduk disebelahnya , dan kemudian kembali menoleh ke arah papanya “apa gak ada waktu buat nayla?” Papanya kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaan nayla dan mulai mengganti topik pembericaan agar nayla tak selalu memikirkn hal itu “oh iya, kata bibi, nayla pernah bilang kalo matahari itu mamanya bunga matahari?” Nayla yang dengan polosnya membiarkan topik pembicaraan terganti begitu saja dan ia dengan mudahnya teralihkan “iya lho pa, tau gak yang suka ngasih nayla bunga matahari sama yang nemenin nayla seharian itu siapa?” Papanya menggelengkan kepala dan tersenyum Nayla menunjuk anak disampingnya “alif?” tanya papanya Nayla mengangguk puas
Mereka bercerita-cerita sambil sesekali bercanda , nayla sepertinya melupakan apa yang akan ia tanyakan , sudah hampir beberapa jam mereka berada diruangan itu , nayla kini merasa kehangatan keluarga , tapi sayang kurang lengkap tanpa kehadiran mama , perlahan nayla memejamkan matanya dan terlelap dalam tidurnya
***
Sudah satu minggu nayla tak pergi kesekolah , alif merasa sangat kesepian , ia hanya bermain-main dengan teman-teman ketika waktu istirahat tiba sedangkan di rumah , ia hanya bermain dengan mainannya , ia sangat merindukan sosok nayla yang selalu tertawa lepas bersamanya , menghabiskan waktu sepanjang hari , bercerita bersama , melihat matahari terbenam bersama dan banyak lagi hal lain yang membuat alif rindu sosok sahabatnya itu Di mata alif nayla adalah orang yang mampu membuatnya merasa nyaman , ia tak bisa berada jauh dari sahabatnya , alif rela melakukuan apapun demi nayla karena menurut alif sahabat sejati takkan pernah jauh , dimanapun ia berada , dia tetap ada di hatiku , tinggal menemani hari-hariku , menyatu dalam jiwaku , dan takkan pernah terlupa
Jam bekernya berbunyi , itu tanda alif harus langsung bergegas menuju kamar mandi , membereskan tempat tidur , berpakaian sekolah lengkap dan sarapan , sebelum ia berangkat menuju sekolah Alif berjalan menuju ruang makan Mama alif yang sekarang memutuskan untuk tidak bekerja karena ingin fokus mengurus anaknya , ia memperhatikan gerak-gerik anaknya dan menyapanya “hey lif , dont forget your breakfast” Alif tersenyum dan menghampiri mamanya yang sedang menyiapkan sarapan dan bekal untuknya “mama gak kerja?” Mama alif tersenyum dan mengelus rambutnya “orang tua yang baik akan selalu mementingkan anaknya , dibanding karir dan harta” mamanya menaruh dua potong roti dan menempatkannya di hadapan alif Alif mengambil sepotong roti itu dan mengoleskan strawberry jam kesukaannya “aku seneng mam” Mama alif memasukan bekal alif ke dalam tasnya dan duduk disebelahnya “mama juga” ia tersenyum pada anaknya yang sedang memakan sarapannya dan terus melihat ke arahnya “makannya cepet lif, nanti kita berangkat” Mendengar mamanya akan mengantarnya kesekolah ia sangat bersemangat menghabiskan sarapannya , mama tersenyum bahagia melihat buah hatinya sangat bersemangat Alif dan mamanya bergegas menuju mobil dan mama segera memutar stir nya mengantar alif kesekolah , alif tak bisa menyembunyikan ke bahagiannya , ia tersenyum sepanjang jalan dan berkata dalam hati keadilan tuhan akan datang seiring berjalannya waktu
***
Sepulang sekolah alif berkunjung ke rumah nayla , ia mendapati nayla yang sudah terlihat lebih fresh dari hari kemarin , ia datang kerumah nayla bersama mamanya , membawa sebuah keranjang buahbuahan yang isinya buah-buah kesukan sahabatnya itu Nayla melihat alif datang bersama mamanya membuat ia rindu sososk mama , mama yang katanya hanya akan tugas 2 hari tapi sampai sekarang tak kunjung datang , ia mulai iri dengan alif yang kini selalu bersama mamanya , ia juga menginginkan hal yang serupa terjadi pada mamanya , namun mustahil mamanya akan berubah menjadi ibu rumah tangga biasa , tapi ia perlahan mulai sadar , mamanya juga pasti suatu saat akan datang berkumpul bersamanya Alif meletakkan keranjang itu tepat disamping nayla Nayla tersenyum melihatnya dan langsung terbangun dari tempat tidur tempatnya berbaring “makasih alif selalu datang tiap hari nemenin nayla” Alif memegang tangan nayla “seorang sahabat takkan membiarkan sahabatnya merasa sepi dan sendiri” Nayla tersenyum lebar , ia menatap mata sahabatnya dan kemudian memejamkan matanya , bagi nayla alif lebih peduli kepadanya di banding mama , bahkan mama tidak tahu kondisinya sekarang ini , karena mamanya selalu sibuk , untuk menelponnya saja itu sudah jarang , apalagi datang menemuinya yang kini sering sakit Mama alif tersenyum lebar tercampur haru , melihat dua anak kecil yang mempunyai rasa solidaritas yang tinggi , mereka terlihat seperti orang dewasa yang selalu bersikap bijak dan selalu memperdulikan satu sama lain Nayla mulai membuka matanya “oh iya , alif bawa bunga matahari enggak?” Alif memejamkan matanya dan menempelkan tangan kanannya di keningnya “yah lupa” Nayla terlihat cemberut mendengarnya Alif mengambil tasnya dan mengeluarkan bunga matahari “ini” ia menyodorkan bunga itu pada nayla “aku gak lupa kok”
Nayla mengambilnya dan tersenyum “makasih ya lif” iya memperhatikan bunga itu dan tertawa kecil Seperti biasanya jika mereka sudah berada ditempat yang sama mereka berdua akan selalu bercanda, tertawa , melepaskan semua gundah dihati , melupakkan semua hal yang mereka tertekan dan membuat hati mereka tentram , membuat otak mereka segar dan membuat mereka merasa sangat terjaga Seperti sebuah kupu-kupu dengan warna yang indah , dan menghisap nektar di bunga yang indah , dan wangi yang semerbak , mereka merasa keindahan dunia yang sesungguhnya telah tiba , ia tak sungkan untuk saling melakukan hal-hal konyol demi membuat suasana menjadi hangat dan hanya tawa yang terdengar di ruang itu
***
Hari ini hari spesial , hari ini nayla sudah bisa pergi sekolah seperti biasa , ia sangat bersemangat untuk kembali belajar , bermain dan mempelajari dan mengenal hal baru di luar sana , memang selama 2 minggu menghabiskan waktu hanya di dalam kamar membuatnya merasa jenuh , ia ingin untuk kembali bebas , ia ingin mengerjakan sesuatu yang dulu sering kerjakan Alif sudah menunggunya di depan rumah , mereka pergi sekolah bersama , melihat lagi indahnya pemandangan diluar , merasakan udara pagi yang sejuk di kota Bandung , mata nayla tak pernah bisa diam , matanya terus memperhatikan semua objek diluar sana Tak lama mereka berjalan , akhirnya mereka sampai disekolah , tapi pagi ini sekolah diliburkan , nayla merasa sedih , hari pertama ia sekolah lagi tak begitu mengesankan , berhubung ada rapat guru mendadak jadi terpaksa sekolah harus libur , untuk hari ini saja . hati nayla menjadi sedikit terkikis , ini adalah hari yang ia damba-dambakan , karena bisa masuk sekolah lagi seperti biasa Alif memegang tangan nayla , mereka berbalik arah menuju rumah lagi , nayla dengan kecewa melangkahkan kakinya untuk kembali kerumah. Disepanjang perjalanan pulang alif terus menghibur nayla , namun nayla tak seperti biasanya , ia hanya tersenyum , bukan tertawa lepas seperti biasa , alif memakluminya , mereka berjalan dengan keheningan . dua anak yang sedang berpegangan tangan itu terlihat tak seperti biasa , keheningan terjadi begitu lama , hingga sampai rumah pun keheningan itu tetap terjadi , mereka hanya melambaikan tangan dan tersenyum ketika mereka berpisah di jalan depan rumah mereka , ya , rumah mereka memang berhadapan , hanya dibatasi jalan komplek saja
***
Alif dan nayla sedang duduk dibangku taman , menikmati udara pagi yang sangat sejuk , mereka saling berpegangan tangan .
Nayla mulai merasa bosan , karena dari tadi mereka hanya duduk tanpa ada perbincangan dan topik untuk dibicarakan “lif?” alif langsung melirik kehadapnya dengan muka kusut , alif juga merasakan bosan , ingin rasanya ia memulai topik pembicaraan , namun melihat nayla yang belum boleh banyak berbicara oleh dokter membuat alif mengurungkan niatnya “emm?” nayla menunduk dan menaruh tangannya dikursi , ini bermaksud agar alif tahu dia bosan alif melihatnya merasa iba , memang sahabatnya sudah lama ini ingin bersikap seperti biasa , ingin bebas seperti dulu , nayla juga menginginkan melihat matahari terbenam lagi bersama alif “kenapa nay?” nayla puas , akhirnya alif mengerti “kesana yuk” nayla menunjuk ke arah para pedagang makanan favoritenya itu alif langsung menuruti permintaan sahabatnya itu , ia melihat nayla memperhatikan satu kios disana , nayla melihatnya dan tersenyum lalu menundukan kepalanya “kenapa?” tanya alif Nayla mengangkat kepalanya dan menoleh kearah sahabatnya “ice cream” “kamu pengen ice cream?” Nayla mengangguk Alif bingung , jika ia membelikan sahabatnya ice cream ia takut sahabatnya akan sakit lagi , jika ia tidak membelikannya , mungkin sahabatnya akan pulang kerumah dengan marah,kecewa dan sedih yang tercampur aduk , kemudian ia akan sakit lagi , alif terus melihat ke arah sahabatnya , nampaknya ia memang sangat menginginkan makanan itu , karena memang ia sangat suka dengan makanan itu
“boleh ya lif?” ia memohon “ya lif ya” ia memasang muka sangat penuh harap alif akan membelikannya Alif berfikif sejenak “boleh deh , tapi kalo sakit jangan nyalahin alif ya” alif tertawa kecil Nayla terlihat cemberut lagu ia pun tertawa dan mengangguk senang Mereka membeli 2 ice cream rasa vanilla blue , rasa kesukaan mereka , mereka menikmatinya sambil duduk disebuah kursi ditaman , saling bercanda , saling menghibur dan seakan saling berlomba-lomba untuk terlihat lebih lucu dari satu sama lain Ice cream yang mereka makan membuat muka mereka belepotan , mereka saling menertawakan dan meledek , nayla seakan lupa dengan sakitnya yang baru sembuh , alif seakan merasa dunia telah kembali seperti dulu , alif begitu lega dan bahagia , ia bisa melihat sahabatnya tertawa lepas lagi dan menghabiskan harinya bersama-sama , mereka seakan lupa semua masalah , mereka seakan terbang keangkasa , menari diatas awan , dan terbang bersama burung , menembus atmosfer dan memeluk bintang-bintang Matahari sudah mulai berada di atas kepala mereka , mereka merasakan panasnya terik matahari yang membakar kulit mereka , mereka seakan tak mau pergi ke tempat lain , meskipun mereka merasakan panasnya terik matahari , mereka tetap tertawa bebas , tanpa merasa terganggu sama sekali
***
Papa nayla kini pergi untuk bertugas lagi , mama masih belum pulang , kini ia ditinggal lagi bersama bi surti , nayla begitu merasa sepi dan sendiri , tak jarang ia keluar rumah , mendekati keramaian , kehangatan dan kebersamaan Suhu tubuhnya kini meningkat lagi , ia baru sadar kemarin ia bermain dari mulai matahari terbit hingga larut malam ditaman , hanya demi mengobrolkan bunga matahari dan matahari Suara pintu kamarnya yang terbuka menyedarkannya dari renungannya , tampak bi surti yang membawa sapu di tangan kanannya memasuki ruangan kamar yang sepi itu Mata bi surti terbelengkak , melihat kamar nayla dipenuhi bunga matahari yang sudah layu dan mengering , dan tampak terlihat juga bunga matahari segar yang baru dipetik ditempatkan di vass
bunga , bi surti menggelengkan kepala begitu melihat bunga-bunga yang sudah layu dan mengering berserakan dilantai kamar nayla “non , bibi bersihin ya? Udah numpuk” desah bi surti sambil sedikit tertawa Nayla langsung menengok ke bawah , tepatnya kearah lantai , memang benar bunga-bunga itu berserakan , kamar itu terlihat bagaikan taman dikala musim gugur, semuanya sangat berantakkan “gak usah bi” jawabnya dengan nada lemas Bi surti menarik nafas pasrah , ia telah membujuk nyonya kecilnya setiap hari , namun nampaknya nayla memang tak mau bunga-bunga itu hilang , pergi dan terbuang. “bibi gak apa-apakan? Tanya nayla Bi surti lagi-lagi berbohong , ia terpaksa menganggukkan kepalanya, demi membuat putri kecil itu tersenyum , karena memang bi surti sudah lama berada dirumah ini , jauh-jauh hari sebelum kelahiran nayla , bi surti sudah menganggap nayla cucunya sendiri , karena mama dan papanya mempercayakan bi surti untuk menjaga putri semata wayangnya Terlihat senyum yang begitu manis di wajah nayla nayla biasanya selalu menceritakan semua yang ada dalam fikirannya kepada bi surti , karena menurut nayla bi surti bagaikan ibu ke 2 baginya , berada di dekat bi surti terkadang terasa lebih nyaman dibanding dekat mama , ia tak pernah sungkan untuk menceritakan apapun yang ia rasa perlu ia ceritakan , bahkan terkadang , hal yang tak perlupun ia ceritakan , menurutnya bi surti adalah pendengar terbaik bi surti kemudian pergi dari ruangan kamarnya dan membereskan pekerjaan bi surti yang lain , bi surti memang sangat rajin dan disiplin , ia tak pernah membuat mama,papa dan nayla kesal , semua masakan bi surti enak di lidahnya , semua perlakuan bi surti sopan dihadapnya , terkadang jika ia kesepian ia selalu memanggil bi surti tanpa ragu dan tanpa ada kata sungkan lagi
***
Teman-teman nayla semuanya berkunjung ke rumahnya , menengok nayla yang sakit beserta ibu guru , nayla merasa senang melihatnya , mereka membawa kado , makanan , buah-buahan , bahkan ada yang membelikannya boneka , yaitu bobby , sekarang alif dan nayla tau mengapa bobby selalu
mengganggu persahabatan mereka , karena bobby merasa suka pada nayla , tapi karena usia mereka yang masih sangat kecil , bobby berniat untuk menjadikan nayla teman biasa saja
“nay keadaan nayla gimana sekarang? Udah mendingan?” tanya ibu guru Nayla hanya tersenyum , ia tau , ibu guru pasti akan mengerti apa yang terjadi padanya “semoga cepat membaik ya” ibu guru mengelus-elus rambutnya yang panjang , yang dibiarkan terurai dan berantakan Semuanya mulai mengobrol membicangkan hal-hal yang mereka alami pada nayla , terlebih bobby , ia sangat bersemangat untuk mengobrolkannya , hingga nayla merasa bosan dan ngantuk Bobby ini tak seperti alif, ia lebih mementingkan ke inginan dirinya sendiri tanpa pernah memikirkan perasaan orang lain , sedangkan alif lebih mementingkan kebahagiaan orang lain tanpa pernah menujukan sikap egoisme nya sekalipun , sehingga nayla dengan mudah bergaul dengannya , dan bersahabat. Nayla tau alif tidak menyukai bermain masak-masakkan dan barbie , tapi demi nayla ia rela berjamjam memainkan boneka barbie dan bermain-main dengan miniatur alat-alat dapur itu. Ruangan yang biasa sepi , kini terasa lebih hangat. Mereka semua terlihat terlarut dalam perbincangan , semua anak-anak itu terlihat sibuk dengan topik pembicaan , mereka saling berebutrebut kesempatan untuk bercerita. Ruangan ini kini jauh lebih hangat dibanding biasanya , nayla tersenyum lebar dan sesekali ikut bercampur dengan teman-temannya , mereka kini terlihat menyatu bagaikan ranjang dan kasurnya yang dibalut dengan sprai dan bad cover Salah satu dari mereka selalu mengganti topik pembicaraan jika yang di bicarakannya sudah mulai membuat mereka bosan , mereka selalu tertawa sambil sesekali memakan makanan ringan yang bi surti sediakan , beserta orange jus yang begitu segar Nayla merasa sangat terhibur dengan semua ini , alif , bu guru dan teman-teman lainnya sangaja datang untuknya , tapi hatinya selalu menangis , mengingat mama yang tak ada disampingnya dan lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya Nayla berkata dalam hatinya hidup yang sempurna bukan dengan harta , tapi dengan keluarga . ia melanjutkan lagi untuk bergabung dengan teman-temannya dan melupakan apa yang ia fikirkan tadi
***
Ini hari uang tahun alif , ia membujuk bi surti untuk membuatkan kue ulang tahun untuk sahabatnya , hari ini adalah hari yang alif tunggu-tunggu , tiada lagi yang bisa ia berikan sebagai hadiah selain kue ulang tahun , ia sengaja membeli banyak buah strawberry karena alif sangat menyukai buah itu , ia akan membuat buah strawberry ini sebagai hiasan diatas kue ulang tahun alif Bi surti kemudian mencampur telur,terigu,cokelat bubuk dan bahan lainnya kepada satu wadah , untuk selanjutnya ia aduk dengan mixer , bi surti terlihat sangat capek , karena ia tadi pergi kepasar dan sekarang ia harus membuatkan kue itu , nayla tak mau membuat bi surti merasa lelah , ia terus memakai berbagai cara agar bi surti tetap bekerja dengan stabil , bahkan ia rela mengoleskan adonan kue dimukanya yang lucu itu , demi membuat bi surti tersenyum “nayla cuci muka” kata bi surti menyuruhnya Nayla segera melakukan perintah itu , dan ia kembali lagi kedapur , ia melihat bi surti sedang memasukan adonan kue itu ke oven . tak lama dari itu terdengar suara oven yang menandakan ke sudah matang , nayla membantu bibi untuk menghias kue itu dan menambahkan beberapa butir buah strawberry di atasnya Nayla terus menatap bi surti , ia melihat senyum lega di muka bi surti yang terlihat capek , muka bi surti terlihat kusam dan berminyak , tapi ia tetap berusaha melakukan pekerjaannya dengan baik agar ia melihat seulas senyum di wajah manis putri kecil itu
***
Nayla tersenyum melihat alif yang perlahan melebarkan senyumnya , tiada yang lebih indah selain melihat senyum di wajah sahabatnya , nayla perlahan mengambil ransel kecilnya dan mengeluarkan 6 lilin , sebagai tanda ulang tahun alif yang ke 6 , ia menancapkan keenam lilin itu diatas kue dan menyalakan api diatasnya Alif merasa bahagia , malam ini ia bisa berada ditaman menyaksikan terangnya bulang dan taburan bintang yang menghiasi langit yang gelap gulita itu , terlebih ia di temani orang spesial di sampingnya Nayla menatap alif tersenyum lebar dan melihat kearah kuenya “lif , tiup lilinnya cepet!”
Alif mengangguk dan ia menundukkan kepalanya sejenak , nayla mengerti alif sedang mengajukan permohonan kepada tuhan dan mengucap syukur Ya tuhan , semoga aku menjadi anak yang baik dan menjadi sahabat yang terbaik untuk sahabatku , semoga di umur aku yang sekarang dan seterusnya masih diberi kesempatan untuk melihat senyum sahabatku , jaga aku dan jaga keluargaku , juga sahabatku , izinkan aku membahagiakan mereka semua .. tuhan . alif berkata dalam do’anya , tak lupa ia menyelipkan do’a untuk sahabatnya “ayolah..” nayla menggoyang-goyangkan badan alif dengan tangannya Alif perlahan menunduk lagi , namun kali ini ia menunduk untuk meniup keenam lilin yang berada di atas kue itu kemudian nayla mencabut lagi semua lilin yang sudah habis ditiup alif , alif memotongkan kue itu dan ia berikan pada nayla “buat kamu” alif menyodorkan sepotong kue untuk sahabatnya itu , ia melihat nayla tersenyum lebar dan ia meyakini nayla sangat senang atas perlakuannya itu Nayla mengambilnya dengan seulas senyum “makasih alif” Alif tersenyum , namun tiba-tiba isengnya muncul , ia memotong sedikit kue dihadapannya dan kemudian meletakannya kedepan mulut , tapi ia malah menggeser tangannya dan mengolesoleskan kue itu ke muka nayla , nayla terlihat cemong , rambutnya yang tadinya terkuncir rapi kini berantakan , seperti badut yang biasa ia lihat di taman ketika minggu pagi Bukannya marah , nayla malah tertawa lepas dan melakukan hal yang sama kepada alif , mereka terlihat heboh meskipun hanya berdua , alif berlari mencoba menghindar sambil terus tertawa , nayla tak mau kalah , ia juga terus berusaha membuat muka sahabatnya sama sepertinya Mereka melakukan itu untuk menghibur diri mereka sendiri , mereka selalu terlihat bahagia dan senang di hadapan orang banyak , selalu tertawa karena hal-hal bodoh yang mungkin orang dewasa menganggapnya kurang kerjaan untuk melakukannya , namun ketika mereka sendiri , itulah saat dimana mereka harus menumpahkan semua yang mengganjal dihatinya , dan perlahan meneteskan air mata
***
Tepat pukul delapan malam , nayla dan alif terus menunggu mama nayla pulang dari luar kota , mata mereka sudah semakin kecil , terkadang mereka meraskan kantuk yang begitu berat , namun mereka tetap memaksakan untuk membuka mata mereka , sesekali mereka duduk dilantai depan , berdiri menyender ke tiang , bahkan melakukan hal aneh seperti menjatuhkan sandal ke tanah dan mengambilnya kembali , semua hal ini mereka lakukan demi mata mereka terbuka Terdengar suara mobil yang halus dari kejauhan , sepertinya mobil itu adalah mobil yang mama ceritakan pada nayla beberapa hari lalu saat mama menelponnya , mobil itu adalah mobil hadiah dari atasan mama , mobil keluaran terbaru dengan desain yang sangat nyaman Mereka yang sedang duduk terbangundan berdiri , mereka melihat dari kejauhan sebuah mobil bercat putih yang terlihat begitu classic namun elegan menuju rumah mereka , mereka melihatnya tanpa berkedip hingga perlahan mobil itu memasuki pekarangan rumah nayla Keluar seorang wanita berpakaian kantor dengan sepatu high heelsnya yang terlihat mengkilap , wanita itu keluar dari mobilnya menuju arah teras rumah nayla , ia berjalan bak model yang sedang memperkenalkan pakaian mewah diatas karpet merah , nayla menyambutnya dengan seulas senyum di bibir mungilnya wanita itu kian mendekat dan perlahan ia membuka lebar tangannya , nayla segera berlari menghampiri wanita itu , wanita itu perlahan menghentikan langkahnya dan membiarkan putri kecil yang berlari menghampirinya memeluknya dengan erat dan berkata “mama” seperti biasa ia mengecup kening putri itu dan memeluknya erat lagi , mereka sudah lama berpisah , rasanya mereka seperti sudah bertahun-tahun tak bertemu , pedahal mama hanya meninggalkan nayla 5 bulan “mama , mama sibuk lagi enggak nanti?” celoteh putri kecil itu Mamanya menghela nafas dan tersenyum “mama sekarang bisa ada buat kamu tiap hari” mamanya memegang erat tangan nayla Nayla merasa lega mendengarnya “wah, nayla seneng kalo gitu, nayla sayang mama” ia kemudian memeluk mamanya lagi dengan senyum yang masih terulas di wajahnya , rasanya ini bagaikan mimpi , mama yang selama ini mustahil untuk berada disampingnya tiap hari kini menjadi sebuah kenyataan Alif melihatnya merasa terharu , ia kini bisa melihat sahabatnya dalam dekapan mama tercintanya , ini adalah hal yang ditunggu-tunggu nayla , alif tahu , ia bisa membaca fikiran sahabatnya itu ketika mendengar mama mengatakan hal yang selalu ia fikir mustahil (dulu)
***
Nayla kini merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya , mama, papa, bi surti ,alif , semuanya berkumpul, mereka hari ini makan bersama , mama juga hari ini memasak makanan favorit nayla (nasi goreng) . semuanya terlihat lengkap Sambil menunggu mama dan bi surti selesai masak , nayla , alif dan papa bercerita-cerita , terlebih nayla yang memang sangat menyukai bercerita-cerita , nayla seperti biasa , apa yang ia bicarakan selalu bunga matahari dan ibunya , hingga alif dan papa merasa bosan dengan apa yang ia ceritakan Mama yang sedang memasak memperhatikan putri kecilnya itu bercerita , mungkin bagi nayla ia menceritakannya dengan serius , tapi yang mama lihat , nayla lucu , ya , nayla lucu menceritakan itu semua , gerakkannya yang polos yang membuat semakin lucu , gaya bicaranya yang terkadang seperti sedang membaca cepat , sampai ekspresi wajahnya yang terlihat sangat menggemaskan di mata mama Mama dan bi surti mengambil hasil masakkan mereka , dan membawanya keruang makan “nasi goreng spesial siap...” teriak mama , sambil menyodorkannya kehadapan nayla dan kemudian menariknya kembali “ini buat papa” mama sedikit tertawa Nayla cemberut lalu ia juga segera tertawa , ia tak bisa menyembunyikan perasaan gelinya terhadap candaan mamanya, ini memang hari pertama ia merasakan kehangatan keluarga , bercanda bersama keluarga , makan bersama dan tentunya ini akan menjadi salah satu moment terindah sepanjang hidupnya Mama berjalan lagi kearahnya membawa sepiring nasi goreng Nayla membuang muka dan pura-pura cemberut “yuhuuu , ini buat nayla” mamanya berbisik Nayla tetap tidak memperdulikannya , namun perlahan ia mulai tergoda untuk menyantapnya , namun sebisa mungkin ia harus terlihat acuh Mama menggelitik pinggangnya untuk menggoda , dan akhirnya nayla tertawa. Mama menaruh sepiring nasi goreng dihadapannya , dan mama duduk tepat di sampingnya Suasana hari ini terlihat beda , terlihat hangat , juga ramah dipandang mata Semoga moment indah ini terjadi seterusnya , aku berharap kata nayla dalam hati Kini mereka makan bersama , bi surti juga ikut duduk di meja makan , mereka sarapan pagi bersama dan saling bercanda satu sama lain , seakan moment kali ini terlihat ramah dipandang , tak
sedikitpun garing tanpa candaan, selalu ada yang memulai topik pembicaraan dan candaan , membuatnya lebih sempurna
***
Suhu badan nayla naik , badannya sangat panas. Mama sedari tadi menghubungi papa, namun sepertinya papa ada meeting bersama karyawanya. Hati mama cemas, ia hampir kehabisan akal untuk menurunkan panas putrinya, kompresan sudah ia coba , tapi tetap tidak berpengaruh. Bi surti dengan tangkas nya mengambil selembar cool paper dan menempelkannya ke kening putri kecil itu. Sudah hampir 4 jam , panasnya belum juga turun , mama begitu kewalahan menurunkan menurunkan panasnya , sedangkan papa belum juga pulang Mama terus mundar-mandir dengan rasa cemas di kamar nayla , ia begitu merasa khawatir , ia kini sadar , selama ia tinggalkan putrinya ia sering sakit , bahkan sepertinya bi surti adalah pahlawan bagi nayla , ia mampu mengatasi panas badan nayla dan membuatnya sehat kembali, sedangkan alif adalah penyemangat nayla , ia merasa bodoh pernah meninggalkan putrinya Telephone di rungan itu berdering , mama sedera mengangkat panggilan itu , ia harap panggilang tersebut adalah panggilan dari papa “hallo” Tak lama dari itu terdengar balasan “maaf bu, laundry-an ibu sudah bisa diambil sekarang” Tanpa banyak basa-basi mama langsung menutup telpon itu , ia menyimpan kedua tangannya diatas kepala sambil mengacak-acak rambutnya karena emosi yang tak terkendalikan , ini menurutnya lebih dari sekedar gagal mendapatkan partener kerja. telpon dokter ! telpon dokter ! tiba-tiba ia ingat sesuatu , tak perlu banyak fikir ia langsung menelpon dokter , tapi telpon dokter itu tidak terhubung dengan jaringan , akhirnya mama berdiskusi dengan bi surti ,bagaimana jika nayla dibawa kerumah sakit , bi surti langsung menyetujuinya , karena sakit nayla kali ini lebih parah dari biasanya Mereka berdua segera membawa putri kecil itu kerumah sakit dengan menggunakan mobil keluaran terbaru bercat hitam
***
Papa pulang , papa segera merbakan tubuhnya di sofa ruang keluarga dan mengecek ponselnya , ternyata ada 38 panggilan tak terjawab dari mama , papa lantas menaruh kopernya di sofa dan mengendorkan dasinya , kemudian memanggil mama “mamaaa...” papa melirik ke semua arah , nampaknya rumah terlihat kosong “mammmm” papa terus berteriak Akhirnya ia memutuskan untuk mengecek ke kamar utama , diruangan itu tak ada siapa-siapa , hanya saja kamar yang berantakan seperti kapal pecah , ia langsung berlari menuju kamar nayla , namun ia tak mendapatkan siapapun diruangan itu , hanya taburan bunga layu dan kering dan beberapa wadah berisi air dan handuk di atas tempat tidur nayla Papa kemudian berjalan menuju dapur , dapur juga kelihatan begitu kotor dan berantakan. Wajan masih terletak di atas kompor , piring kotor menumpuk ditempat cucian , dan pakaian kotor di keranjang yang tak jauh dari mesin cuci “bibi .....” papa memanggil dengan suara lantang , namun tetap tak ada jawaban Pedahal hari ini bukan hari sekolah , lagi pula jika hari ini hari sekolah , mungkin bi surti tetap berada di rumah , sedangkan mama mungkin sedang menjemput nayla , tapi tadi papa lihat alif sudah berada di mall bersama mamanya, ketika papa membelikan mainan baru untuk nayla Jika mereka ingin meberi kejutan .. tapi ini juga bukan hari ulang tahun papa , papa bingung , sekarang papa sadar untuk apa mama menelpon papa hingga berpuluh-puluh kali jika ia tidak ada hal penting , mereka tak mungkin pergi tanpa berpamitan dengan pesan singkat kepada papa Mereka juga tidak mungkin pergi jika rumah berantakan , dan untuk apa bi surti juga ikut pergi , semuanya terkesan rumit difikiran papa Ia kemudian pergi ke kamar , ia merebahkan badannya diatas spring bad empuk , memejamkan matanya . namun saat ia memejamkan matanya terlintas suatu pemikiran hebat di otaknya kompresan , kertas pendingin , termometer ? untuk apa semua hal itu , sekarang papa tau , nayla pasti sedang sakit , dan dilarikan ke rumah sakit swasta yang biasanya di pakai chek up saat nayla sering sakit dulu Ia segera bergegas menuju rumah sakit itu , masih dengan mengenakan jas kantornya
***
Sudah hampir 1 minggu nayla dirawat dirumah sakit , namun penyakitnya belum jelas , hari ini hasil dari lab tentang penyakit nayla akan segera di umumkan kepada keluarga Mama,papa,alif bahkan bi surti semuanya terlihat cemas, mereka begitu khawatir akan apa yang akan di sampaikan pihak rumah sakit , namun baik atau buruknya hasil lab itu akan membuat mereka tenang dan akan memokuskan sistem pengobatan terhadap penyakit nayla Memang nayla sudah agak membaik , panasnya sudah turun , tapi lemasnya masih terus terasa , untuk minum pun ia perlu bantuan dari orang lain , ia hanya bisa berbaring lemas tak berdaya diatas kasur rumah sakit tersebut Dokter kevin dari jauh terlihat jalan tak bersemangat , ia membawa map hasil lab tentang penyakit nayla , mama dan papa menyambutnya dengan khawatir Dokter kevin sampai di depan mereka “bu,pak bisa kita berbicara di dalam” Mama dan papa mengangguk dan segera masuk kedalam ruangan tempat nayla berbaring , dan duduk di kursi tempat mama dan papa biasa berkonsultasi dengan dokter di ujung ruangan itu . mama melihat ke arah nayla , nayla nampak tersenyum dengan wajah pucatnya Dokter kevin mengambil map itu dan menaruhnya di atas meja “ibu dan bapak siap dengan hasilnya?” ia bertanya pada mama dan papa Mama dan papa saling melirik , tak lama dari itu mama menjawab “apapun hasilnya saya siap” mama terlihat cemas , kemudian papa menimpali “saya juga” Dokter kevin tersenyum “baiklah” Dokter kevin membuka isi map itu dan memberikannya pada mama dan papa Papa membacanya “kanker” ia langsung melirik pada mama Terlihat rona tak percaya di mata mama, matanya berkunang-kunang dan perlahan meneteskan air mata “ini benar dok?” mama seakan tak percaya , putri semata wayangnya harus menderita penyakit yang mematikan Dokter kevin terlihat lesu , ia sebenarnya tak tega memperlihatkan hasil ini kepada orang tua nayla , karena memang dokter kevin sudah menjadi teman baik papa nayla sejak kecil Dokter kevin segera tersenyum pahit dan membalas “benar , yakin saja Tuhan akan menyembuhkan nayla” dokter kevin mencoba menguatkan hati mama dan papa “apa harus dilakukan kemo dok?” tanya papa
Dokter kevin mengangguk , mengiyakannya Sekarang hati mama dan papa bagaikan selembar kertas yang di remas , mereka tak bisa menerima ini semua. Mereka seakan tak percaya dengan semua yang terjadi , mereka sangat merasa bersalah pada putri kecilnya itu
***
Kondisi nayla sudah agak membaik , nayla sekarang sudah bisa di bawa kerumah , meskipun ia harus berjalan dengan kursi roda , semuanya terasa menyiksa bagi nayla , ia tidak bisa bebas lagi seperti dulu , tapi ia yakin suatu saat ia akan mendapatkan yang lebih indah dari hari ini “mam, nayla sakit apa sih?” celoteh nayla Mama tersenyum lirih , membungkuk dihadapannya dan memegang pipinya yang mungil itu “nayla sehat kok” mama sedikit berlinang air mata “bener mam?” Mama tersenyum “iya , mama gak bohong” ia mengelus-elus rambut putri kecilnya Nayla tersenyum mendengarnya “mama yakin?” Mama tersenyum balik “ya yakin dong , kalaupun kamu sakit kamu jangan khawatir , mama ada untuk kamu” nayla tersenyum lagi “janji mam?” ia mengajukan kelingking mungilnya itu kehadapan mama Mama kemudian menyambutnya dengan ramah “janji” Mama menatap mata nayla dan nayla menatap mata mama , mereka saling menatap juga sekaligus saling menguatkan Tatapan nayla yang penuh kepolosan membuat mama merasa tegar , membuat mama yakin bisa melewati semua ini , mama yakin penyakit ini takkan lama di dalam tubuh nayla , mama yakin penyakitnya akan pergi , mama yakin , mama bisa membuat nayla seperti dulu lagi
Mama berdiri dan langsung mendorong kursi roda nayla ke arah kamarnya , mama tak bisa menyembunyikan perasaan sedihnya , ia kini hanya bisa berusaha untuk kesembuhan putri kecilnya itu , ia nyaris saja kehilangan harapan , namun ketika melihat putri kecilnya tersenyum , ia kembali semangat dan bangkit dari keterpurukkannya Dulu mama sering meninggalkan nayla demi kepentingan kerjanya , namun sekarang mama akan terus berada disamping nayla , mendampinginya menuju kesembuhan yang sempurna Dan bagi nayla mama adalah malaikat yang tak bersayap , mama adalah penerang dalam kegelapan , dan pelindung dari ancaman dan kerasnya kehidupan , mama orang paling tulus sedunia yang paling menyayangi kita
“mam , nayla pengen tidur ditemenin mama yah?” celoteh nayla Mata mama melirik ke atas , seakan sedang mempertimbangkan “emm , gak mau” mama tersenyum dan menjulurkan lidahnya Nayla menunduk , terlihat kesedihan di wajahmya dan di tepi matanya , ia menggulungkan bibirnya dan kedua tangannya berpegangan Mama melihatnya lirih , ia fikir candaannya ini bisa membuat nayla membujuknya lebih lagi , namun sayang nayla hanya mengeluarkan ekspresi itu saja “maksud mama , mama gak mau nolak” mama tersenyum Nayla perlahan mengangkat kepalanya dan tersenyum , ia menatap mata mama lebih dalam lagi , sehingga membuat mama merasa menjadi seorang ibu yang sempurna
***
Alif hari ini tidak datang ke rumah nayla , ia tidak mambawakan bunga bagi sahabatnya. Pedahal sekarang nayla sudah tidak memakai kursi roda lagi , nayla ingin bermain lagi dengan alif Nayla perlahan membuka tirai kamarnya dan berharap ia akan melihat alif diluar sana Hatinya menjadi resah , tak seperti biasanya sahabatnya seperti ini , ia merasa ada yang tidak beres dengan alif , ia perlahan membuka jendela kamarnya mencari udara segar , dan matanya tertuju
pada satu titik , ya , satu titik , dimana alif berdiri memegang bola di depan gerasi rumahnya , alif meleparkan bola itu hingga jauh . mata nayla mengikuti arah bola itu terlempar , ia melihat ada seseorang yang menerima lemparan bola itu dengan sempurna Hal ini yang selalu alif tuntut pada nayla , karena nayla tidak pernah bisa menerima bola sesempurna itu , ia iri , ia perlahan memperhatikan orang yang berhasil menerima bola itu dengan sempurna Matanya seperti memburam , ia kemudian mengambil teropong miliknya dan memusatkannya pada orang tersebut Cantik , rambutnya panjang tergerai , mengenakan dress kids berwarna merah muda dengan kombinasi biru , kulitnya putih , nyaris sempurna , enak dipandang mata , itulah yang nayla lihat dari hasil teropongannya Ia tak berhenti sampai disitu , ia terus memata-matai gadis kecil itu , ia kini melihat gadis kecil itu melemparkan bola kearah alif , sempurna . mereka terlihat akrab bahkan mungkin kedekatan mereka lebih dari kedekatan nayla pada alif Hatinya serasa terbakar , ia langsung menutup jendelanya lagi , bahkan tirainya pun ikut ditutup , ia menuruni tangga kamarnya menuju lantai bawah , ia berlari sampai tak menghiraukan apapun , bahkan saat ia berlari menuruni tangga langkahnya tak tetap membuatnya tak seimbang , akhirnya ia tergelincir Meskipun tak parah tapi hal itu membuat kakinya lemas dan perlahan terasa nyeri “mamaaaaa” ia berteriak juga menjerit , merasakan apa yang ia alami , sakit , nyeri , ngilu , lemas semuanya tercampur menjadi satu Nayla terus merasakan sakitnya , namun mama tak kunjung datang , “mamaaaa” ia berteriak kembali Bi surti berlari dari arah dapur , ia terlihat terburu-buru juga cemas “kenapa non?” bi surti kemudian bertekuk di hadapannya Nayla melihat bi surti dengan penuh harap , agar bi surti dapat menghilangkan rasa sakitnya “ini bi, disini rasanya sakit” ia memegang pergelangan kakinya Bi surti menyimaknya dengan teliti , ia kemudian sedikit memijat di daerah pergelangan kaki nayla “gimana non?” “enakkan bi, oh ya mama mana?” ia melirik ke semua arah Bi surti juga ikut melirik ke semua arah “mama kayaknya ada meeting non”
Nayla merasa sedih , kata mamanya ia tak akan meninggalkan lagi nayla , buktinya semua itu hanya fiktif belaka , ia tak bisa lagi menahan sedihnya , matanya perlahan berlinang air mata dan kemudian ia meneteskan air matanya
***
Alif menunggu nayla di tempat duduknya , ia duduk dan tangannya memegang sekotak sarapan di atas mejanya , setiap ada langkah kaki terdengar ia selalu memalingkan wajahnya kearah pintu , berharap itu nayla Dari luar sudah terdengar suara cempreng nayla , ia langsung bersiap-siap duduk dengan rapi menyambut ke datangan nayla Ia kemudian melirik ke arah pintu , nampak nayla mengenakan tas punggung baru berwarna cokelat muda dengan gambar bunga matahari , juga sepatu cokelat polos yang senada dengan warna tasnya Alif memanggil nayla keras “sini” ia melambai-lambaikan tangannya Dan secara bersamaan bobby yang duduk 2 jajar di belakang alif juga melambaikan tangannya , nayla tersenyum berlari menghampiri , alif sudah sangat senang , ia telah bergeser posisi ke bangku di sebelahnya Namun.. diluar dugaan , nayla ternyata melewatinya , ia kemuduian membalikan badannya , melihat nayla menghampiri bobby , sedikit tak percaya , namun inilah yang ia lihat , ia tak sanggup berkata apa-apa lagi , ia kini hanya bisa melihat sahabatnya , lebih mempedulikan orang lain terhadap dirinya, ia hanya bisa menelan ludah dan menyimpan kembali sekotak sarapannya Tak terasa jam pelajaran telah usai , ia berlari menuju gerbang menyusul nayla yang sudah lebih dulu menuju gerbang sekolah bersama bobby dan kawan-kawan , ia berlari tanpa ragu , ia terus mengejar nayla , hingga akhirnya ia berhasil menghadang nayla , bobby juga yang lainnya “tunggu” alif merentakan kedua tangannya di hadapan nayla , ia terlihat kecapean dan sesak Melihat perilaku alif mereka semua mengentikan langkahnya Nayla melihat alif dari ujung rambut hingga ujung kaki , ia kemudian tersenyum sinis dan memajukan langkahnya satu langkah lagi “apa lif?” ia menaruh kedua tangannya di pinggang
Alif shock dengan perlakuan nayla “kamu kenapa?” ia menelan ludah “kamu fikir , kamu gak salah? Kamu kemarin main sama anak lain , gak merduliin aku , terus sekarang aku harus merduliin kamu? Fikir!” tanpa berfikir panjang dan dengan dorongan emosi nayla begitu saja meluapkan perasaannya Alif memandang nayla mencoba meyakinkan nayla “itu kesya , sepupu aku” alif dengan nada lirih “maaf ya nay, aku janji aku akan lakuin apa aja yang kamu minta” Seakan langsung terhipnotis ia tersenyum “janji? Ya udah pulang bareng yuk” ia mengajukan tangannya untuk menggandeng alif Seneng bukan main , alif tersenyum dan langsung menerima tangan nayla Nayla seakan melupakan ia sedang bersama bobby , bobby menggeleng-gelengkan kepala dan di tertawakan teman-temannya. bobby risi , ia lagi-lagi gagal mengajak pulang bareng dengan nayla , semua itu karena nayla lebih memihak alif Alif dan nayla semakin jauh dari mata bobby , tapi tawa mereka masih jelas terdengar ditelinga bobby , bobby menghela nafas pasrah dan kembali melanjutkan perjalanannya
***
Nayla hari ini datang ke rumah alif , ia membawakan kue brownies kesukaan alif dengan taburan buah strawberry diatasnya “em lif aku punya hadiah loh” nayla menyembunyikan sekotak kue itu di belakang punggungnya Alif mencoba menebak “apa? Pasti tulisan perintah suruh ngambil bunga matahari lagi” memang biasanya hadiah dari nayla adalah sepucuk surat yang berisikan perintah itu Nayla terlihat heboh , ia terus tertawa , memang biasanya ia akan tertawa jika alif bisa menebaknya , tapi kali ini ia tertawa karena alif terlihat agak kesal dan mimik mukanya menggemaskan , ia mencubit hidung alif hingga memerah , alif mencoba menghindarinya dan tertawa kecil Alif kemudian mengelitiknya dan nayla terbangun dari posisi duduknya dikursi , ia melihat kotak di bungkus seperti kado tak jauh dari nayla tadi duduk “wah , ini asli ya? Alif mengambil kotak itu “palsu” nayla berbisik kepada alif masih dengan nada tersenggal-senggal karena ia terlalu banyak tertawa , kemudian ia duduk di tempatnya semula “buka dong” ia tersenyum
Tanpa ragu alif membuka bungkusan kado itu , kemudian di lihatnya ada kotak bergambar brownies di dalam bungkusan itu “ini brownies aslikan?” Nayla merasa tak sabar dengan pertanyaan alif , ia langsung merebutnya dari tangan alif “sini ah” Alif tak mau kalah begitu saja , ia juga menarik kotak itu “ini hadiah aku!” Nayla kemudian menyerahkannya kembali “nih” dengan nada kesal Alif membuka bungkusan kotak itu , dan ternyata memang kali ini sahabatnya tak berbohong , ia benar-benar membawakan makanan itu “wah makasih” Nayla melupakan masalahnya dengan alif , ia kini tersenyum dan mengangguk Kebersamaan ini enak , aku lebih suka semua ini daripada boneka barbieku celoteh nayla dalam hati , ia terus memandang muka alif hingga alif merasa risi Alif kemudian menyodorkan tangannya yang di kepal dengan cepat kehadapan nayla , seperti orang yang hendak menonjok Nayla kaget , ia langsung menghindarinya dan berdiri “apaan lif , jangan main kayak gituan” nayla semakin berjalan mundur dan perlahan menundukan kepala “naylakan Cuma mandangin alif, udah kok” nayla terlihat lemas , wajahnya memerah Alif tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi sahabatnya ,polos,lucu dan yang pasti sangat menggemaskan Alif menarik tangan nayla “aku bercanda” ia mengedipkan satu matanya “duduk lagi” ia menepuknepuk tempat disebelahnya Nayla merasa lega , ia kemudian perlahan maju dan duduk kembali di sofa itu , di sebelah alif “alif kalo jail sekarang aneh-aneh aja , naylakan jadi takut” nayla menyederkan punggungnya ke sofa itu “maaf deh ya, alif kan gak bermaksud nakut-nakutin kamu” alif menyodorkan tangannya kepada nayla sebagai tanda maaf Nayla menyambutnya dengan ramah dan kemudian melanjutkan lagi bermain Mereka selalu asik bermain bersama , meskipun kadang ada yang membuat mereka merasa kesal , tapi mereka selalu meminta maaf jika benar mereka salah , sikap egois itu jauh diri mereka , mereka lebih tenang blak-blakkan dibandingkan harus saling egois
***
Kemarin Sepulang sekolah nayla bermain bersama alif , hingga ia lupa waktu untuk mengerjakan Prnya , nayla cemas , hatinya berdetak kencang, karena 5 menit lagi bel pelajaran pertama akan berbunyi Alif melihatnya dengan aneh , tak biasanya sahabatnya terlihat tegang , pucat dan ekspresinya datar , biasanya ia melihat nayla bermain dengan teman-teman perempuannya , berbicara tentang boneka barbie keluaran terbaru atau masak-masakan dengan kualitas yang baru yang lebih menarik , atau bahkan membicarakan serial kartun favorite mereka setiap pagi , tapi pagi ini nayla terlihat sangat tegang Alif memegang tangan nayla “nay , kenapa sih?” Nayla melirik ke arah alif , tanpa sungkan ia mengeluarkan hal yang mengganjal difikirannya “aku belum ngerjain tugas yang kemarin lif , aku takut dihukum lagi” ia memegang tangan alif “kamu inget gak janji kamu?” Alif melihat sahabatnya sangat cemas , akhirnya ia mengingat-ingat janjinya “oh, aku janji bakal lakuin apa aja yang kamu minta” Nayla mengangguk puas , ia tersenyum dan mukanya menjadi lebih fresh “aku minta contekan boleh?” ia menatap mata alif “boleh ya” ia meminta dengan nada lirih Alif merasa kasihan , akhirnya ia mengeluarkan bukunya dari tas dan menaruhnya di hadapan nayla “nih , janji aku lunas ya?” Nayla tertawa mendengarnya .ia menerimanya dan langsung menyalin tugas tersebut ke buku tulisnya Tak lama dari itu suara sepatu bu guru terdengar semakin mendekat. Beruntung nayla telah menyalinnya semua ke buku tulis miliknya. Bu guru semakin mendekat dan memasuki ruang kelas , anak-anak terlihat sudah rapi di tempat duduknya. Bu guru mengabsen satu persatu murid di kelas itu sambil memeriksa tugas harian mereka yang sengaja ibu berikan sebagai PR Hati nayla kini terasa lega , ia dapat melewatinya dengan sempurna . ia sangat merasa beruntung mempunyai sahabat seperti alif , alif selalu rela membantunya dari setiap masalah yaang ia hadapi Ia kini menjadi yakin , alif akan selalu ada untuknya menemaninya , seperti janji alif padanya. Alif tak pernah ingkar janji , ia sudah mengenal sikap alif sejak dulu.
Sahabat sejati akan selalu menolong sahabatnya tanpa pamrih dan akan senantiasa membantunya ketika sahabatnya mempunyai masalah .
***
Minggu pagi ini semua teman nayla datang kerumahnya , mereka belajar dan bermain bersama. Seperti biasa, Bobby selalu ikut kelompok nayla ketika ada tugas yang harus dikerjakan bersama , nayla sekarang sudah terbiasa dengan sikap teman tergemuk di kelasnya ini Dulu bobby membenci dan menjauhi nayla dan alif , tapi sekarang mereka sering bermain bersama , bobby itu menurut nayla anak aneh . meskipun ia satu kelompok dengan bobby , nayla tak pernah memanggil bobby secara Cuma-cuma karena sebetulnya ia risi dengan bobby
Pagi ini nayla dan bi surti sengaja membuat cokelat capucino untuk teman-teman nayla , juga menghidangkan kentang goreng. Anak-anak memang lebih suka bermain,bercanda dan bercerita dibanding belajar , karenanya agar saat belajar mereka tak jenuh , bi surti dan nayla mebuatkan makanan dan minuman Alif terlihat begitu serius belajar , padahal bobby dan teman lelaki lainnya sedang membicarakan serial kartun action terbaru , mereka terlihat sangat heboh bahkan berisik , mereka saling mengemukakan pendapat tentang film kartun terbaru itu , dan saking berisiknya hingga mereka lebih heboh di bandingkan anak perempuan Nayla dan teman-teman perempuannya memulai topik pembicaraan dengan beef steak yang terdapat di restaurant samping sekolah yang terlihat lezat , tapi nayla tak begitu saja terlarut dalam topik itu , ia sesekali melirik kearah alif yang terlihat serius Alif mempergoki nayla sedang memperhatikannya , ia tersenyum dan meletakan bukunya “kenapa nay? Kurang kerjaan?” Nayla tersadar alif berbicara padanya , ia langsung mengumpulkan kesadarannya yang sedikit memudar dan segera menjawab “emmm” nayla mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja “apaan sih lif?” ia memalingkan wajahnya Alif sedikit tertawa , ia kemudian melemparkan buku matematika kepada nayla. Buku itu menimpa kepala nayla dan membuatnya cemberut
“ini apa sih lif?” nayla menaruh buku itu di meja Alif kemudian berjalan ke arahnya dan duduk di sebalahnya “itu buku matematika” kemudian ia membuka tas nayla Nayla menoleh ke arahnya , ia kemudian bergeser sedikit ke arah tasnya “ngambil apa?” Alif kemudian mengambil pensil dari tas nayla dan memperlihatnya pada nayla “ngambil ini” ia kemudian pergi lagi ke tempat duduknya dan mulai mencatat Alif memperhatikan semua anak sibuk dengan obrolannya kemudian ia berteriak “kerjaaaaaaa” ia sebagai ketua kelas dengan tegasnya menyuruh anak-anak bekerja Semua anak menoleh ke arahnya dan mulai mengerjakan tugas yang di berikan bu guru kemarin disekolah. Nayla juga sekarang terlihat sibuk mengerjakan tugas itu , ia terlihat sedang berdiskusi dengan teman-teman perempuannya dan terkadang ia minum, mungkin untuk menenangkan otaknya
***
Jam sudah menujukan pukul 06.30 itu tandanya 45 menit lagi bel pelajaran akan di mulai , sementara nayla baru bangun. Biasanya ia pergi kesekolah pukul 07.00 dan bangun pukul 06.00. nayla sekarang menuruni tangga untuk menuju kamar mandi di lantai bawah , selesai mandi ia langsung berpakaian seragam dan meminta bibi untuk merapikan buku yang akan dibawanya hari ini , ia kemudian memakai sepatunya dan membereskan tempat tidur yang berantakan. Suara alif sudah terdengar berarti jam sudah menujukan pukul 07.00 pas , ia langsung menuruni tangga dan mengambil tasnya di ruang belajar dan pergi keluar untuk berangkat sekolah bersama alif , karena alif sudah menunggunya di depan rumah Nayla melihat hari ini alif membawa sepedanya , sepeda dengan boncengan empuk kesukaan nayla “lif kami bawa sepeda?” Alif menoleh kearahnya “kamu tuh udah telat , banyak nanya , bikin repot!” alif dengan nada ketus Nayla baru saja akan menjawab alif yang berkata seperti itu , tapi dari dalam terdengar suara bi surti yang menyuruhnya sarapan
“non sarapan” teriak bi surti dari dalam Nayla lekas menjawab “gak usah bi , nanti nayla beli aja di kantin” ia berteriak. Ia langsung naik ke boncengan sepeda alif , dan alif langsung mengayuh pedal sepedanya “belum sarapan?” Nayla tersenyum “belum” Alif kemudian menoleh ke arahnya “kenapa?” Nayla kemudian menundukan kepalanya “aku...” ia malu untuk mengatakannya “kamu kenapa?” tanya alif “kesiangan” jawab nayla dengan polos Alif hanya menggelengkan kepala dan tertawa , kemudian mereka melanjutkan lagi perjalan mereka . alif mengayuh pedalnya dengan lebih cepat agar ia tak terlambat ke sekolah Dari situ keheningan panjang terjadi , alif dengan serius dan sangat hati-hati mengayuh pedal sepedanya , hingga ia sampai di sekolah tepat waktu . mereka sampai di sekolah 10 menit sebelum bel pelajaran pertama dimulai
***
Alif yang sedang bermain play station di kamarnya langsung berlari ke arah jendela dan membuka tirainya , ia melihat ada anak berambut sebahu yang di ikat dua berdiri di depan pintu depan dan mengetuk pintu Alif segera melupakan play station-nya dan berlari ke luar , ia membukakan pintu ruang tamunya yang sedari tadi terus diketuk oleh anak perempuan itu “nayla” alif tersenyum Tangan nayla perlahan memegang tangan alif Alif terdiam melihatnya , ia kemudian tersenyum “kenapa nay?”
Nayla sangat senang alif meresponnya , ia melepaskan tangan alif yang sedang ia pegang kemudian menarik alif ke ujung teras dan ia duduk disana Melihat nayla duduk , alif juga ikut duduk di sampingnya Nayla menoleh kearahnya “ada yang mau nayla bilangin sama alif” Alif langsung melirik ke arahnya “apa?” Senyum lebar terulas di bibir mungilnya “aku minta di ajarin sepeda” Dalam hati alif ia berbicara nayla pengen belajar sepada, gimana kalo dia gak bisa-bisa , bisa abis nih aku . alif menempelkan tangannya di keningnya “duh nay , bannya kempes” ia terpaksa berbohong demi kebaikan sahabatnya Ia tahu , nayla memang dari dulu menginginkan bisa mengendarai sepeda sendiri , nayla selalu membujuk alif dari dulu , tapi alif selalu mempertimbangkan dahulu hal yang akan di lakukannya. Ia takut nayla terluka , ia takut nayla kecewa , walau sebenarnya ia ingin bisa mewujudkan keinginan sahabatnya itu. Ia tahu sifat nayla , nayla mudah kecewa , nayla mudah mengeluh , nayla mudah bosan , nayla selalu ceroboh , itulah mengapa alif tak ingin mengajari nayla mengendarai sepeda Alif menoleh ke arahnya dan memegang tangannya “lain kali yah” Nayla terlihat sedih dan nampaknya ia kurang puas dengan jawaban alif , tapi ia tetap tersenyum di hadapan sahabatnya , sepertinya ia memang ingin terlihat beda dari biasanya . ia menyembunyikan sikap sedihnya di balik senyum manisnya
***
Lagi-lagi nayla menatap kalender rumahnya , tanggal demi tanggal silih berganti , tapi mama , papa , belum juga pulang , ia merasa bosan , ia ingin di masakan lagi nasi goreng oleh mama , bercanda bersama papa. Ia kemudian berjalan menuju meja belajarnya , ia mengambil foto yang terpanjang di atas meja belajarnya , foto saat ia bersama mama,papa,alif dan bi surti , ketika semuanya terasa lengkap. Ia menatap foto itu , ia memandangnya terus-terusan dan sesekali mencium foto itu
Tak terasa matanya kini dipenuhi air mata , ia tak bisa lagi menahan air matanya. Akhinya terteteslah air mata itu , membasahi pipinya , ia perlahan menangis tersedu-sedu. Ia merindukan sosok ibu dan ayah , ia merindukan kasih sayang mereka , ia merindukan segala hal tentang mereka Ma,pa , kapan kalian pulang? Nayla rindu mama sama papa , nayla juga ingin di perhatiin sama orang tua kayak anak lain , nayla pengen di temenin sama mama,papa. Nayla pengen mama , papa pulang Ia memeluk foto itu dan menangis lebih dalam lagi , hingga tangisannya terdengar ke ruang tamu Alif mendengarnya , ia yang akan memberikan bunga matahari untuk nayla segera berjalan menaiki tangga , ia mendengar suara tangis dari lantai atas , ia takut nayla kenapa-kenapa Di bukalah pintu kamar nayla oleh alif , sehingga membuat nayla kaget dan menoleh kearahnya “alif” ia kemudian mengusap air matanya Alif berjalan ke arahnya “kamu gak apa-apakan?” Nayla mengangguk “bener?” tanya alif sekali lagi Tapi nayla hanya mengangguk lagi Alif menaruh bunga matahari di meja belajar nayla , lengkap dengan tulisan for you yang ditulis di pita yang membalut rangkaian bunga itu “hari ini spesial” Nayla berdiri dan tersenyum , matanya masih sayu karena air matanya tadi “makasih , alif dateng terus , ada terus buat nayla. Gak kayak mama sama papa” “mama sama papa kan kerja , buat nayla” balas alif Nayla menunduk , ia merenung mungkin bagi papa sama mama kerjaan itu lebih penting dari nayla , bahkan nayla sampai lupa rasanya di perhatiin , nayla kan gak minta apa-apa , Cuma minta mama sama papa gak sibuk. Papa aja yang kerja cukupkan? Seenggaknya nayla pengen mama ada disini Melihat nayla yang menunduk lama alif langsung menepuk pundaknya “maen ular tangga yuk?” Ya , alif memang selalu datang disaat yang tepat , disaat nayla kesepian , di saat nayla sendiri , alif memang sahabat yang paling ia banggakan , ia tak tahu jika seandinya di dunia ini tidak ada sosok alif Ia perlahan mengangkat kepalanya dan mengangguk Ia bermain bersama alif , seperti biasa , menghabiskan waktu bersama dalam kekonyolan khas mereka . semua terlihat indah jika mereka bersama
***
Terdengar suara mobil dari kejauhan , nayla saat itu sedang bermain game di dalam kamarnya. Ia membuka tirai kamarnya melihat sebuah mobil menuju kerumahnya , ia segera menuruni tangga dan bergegas keluar rumah Langkahnya terhenti ketika bi surti memanggilnya “non” Ia membalikan badannya “apa bi?” dan melanjutkan berjalan lagi “non ngapain?” terdengar tanya bi surti dengan nada penasaran Nayla berhenti sejenak , tapi tak lama ia langsung melanjutkan langkahnya lagi , nalurinya kuat , batinnya seperti ingin menyeretnya keluar rumah , entah ada apa diluar sana , sampai-sampai ia tak menghiraukan pertanyaan bi surti Ia membuka pintu rumahnya dan melihat jauh kearah mobil yang berjalan ke arah rumahnya. Bi surti mengikutinya , ia mengintip dari balik pintu Ngapain si non ini , gak ada kerjaan celotehnya dengan nada rendah Tak lama dari itu terdengar suara mobil yang menyalakan klaksonnya berulang-ulang , nayla segera membukakan gerbang pagar rumahnya , sementara bi surti terus memata-matainya. Keluar dari mobil itu seorang perempuan muda berbaju terusan jingga mengenakan kerudung pasmina dan seorang laki-laki yang mengenakan baju koko putih dengan bawahan celan jeans biasa Nayla tak bisa mengedipkan matanya , hatinya seperti terbang keawan , ia melihat dua malaikat datang menemuinya “mama,papa” celotehnya Ya , kedua orang itu adalah mama dan papa , merekalah malaikat bagi nayla. Mereka berjalan kearahnya , mencium keningnya seperti biasa dan menggandengnya ke dalam rumah Bi surti kini tersenyum , ia kini mengetahui apa maksud putri kecil itu berlari keluar rumah. Ia menyambut malaikatnya. Kini bi surti senang , ia melihat nyonya kecilnya tersenyum bahagia lagi , ini yang selama ini bi surti idamkan , ini yang selama ini bi surti tunggu-tunggu Tak ada kata lain selain aku senang itulah yang di ucapkan nayla , ia memandang mata kedua orang tuanya , berharap mereka takkan pergi lagi , berharap mereka akan selalu menemani hari-harinya
***
Sepulang sekolah nayla terus mengerjakan PR matematikanya , ia tak bisa mengerjakan seorang diri , biasanya ia selalu meminta bantuan alif , tapi kini alif sedang menengok neneknya yang sakit. Hatinya resah , sampai ia menyadari langit mulai melukiskan warna jingganya Ia menunggu mama dan papa pulang , ia harap mama dan papa bisa membantunya mengerjakan tugas yang di berikan ibu guru tadi Tak lama terdengar suara mesin mobil masuk ke pekarangan rumahnya , ia melihatnya dari jendela . ia melihat mama sudah pulang Nayla membukakan pintu untung mamanya “mam , tumben masih sore” ia tersenyum Mama kemudian mengelus rambutnya “mama bawa kerjaan mama kerumah” mama berjalan ke kamar tanpa menghiraukan lagi nayla Sudah hampir jam delapan malam , mungkin mama sudah beristirahat dengan cukup. Nayla menuju ke kamar mamanyaa membawa tugasnya tadi dengan penuh semangat , ia yakin mama akan membantunya mengerjakkan tugas Nayla membuka pintu kamar mama , terlihat mama sedang sibuk dengan laptop dan kertas-kertas yang berserakan di meja kerjanya “mam” Mama menoleh ke arahnya “apa?” Nayla menyodorkan buku tugasnyaa kehadapan mama “bantuin nayla ngerjain PR ya ma, nayla gak bisa” Mama menggaruk-garuk kepalanya “duh mama sibuk , kerumah alif aja ya” Nayla tertunduk lemas , mama melihatnya dan menegakkan kepala nayla “hey , kamu kenapa?” Perlahan kepala nayla mulai mengangkat dan menatap mata mamanya “aku kan minta bantuan ke mama” Mama melihatnya iba “ya udah bukunya taruh aja disini , nanti malem mama kerjain , kamu bobo aja”
Nayla mengangguk , pedahal ia sebenarnya ingin di ajari mama , belajar bersama mama , bukan untuk menyuruh mama mengerjakan tugas ssekolahnya , hatinya sempat membeku namun ia berusaha tegar dan kembali menuju kamar untuk tidur
***
Nayla pagi ini sangat semangat ia menemui mamanya untuk meminta PR yang mama kerjakan “mam , PRnya udahkan? Nayla pengen sarapan bareng loh sama mama” celotehnya Mama memberikan buku PR miliknya dan segera merapikan map-map warna-warni mama kedalam tas kerjanya “ini Prnya , mama hari ini mau langsung ada meeting” mama mengecup keningnya dan mengambil kunci mobilnya “mama pergi dulu ya” Ia hanya bisa tersenyum , tapi sebenarnya hatinya menangis. Mama lagi-lagi sibuk dan sibuk , apalagi papa . semuanya terasa sangat menyedihkan baginya. Bahkan ketika ia melihat anak lain bersama orang tuanya bermin di taman , ia menangis , ia iri , sangat sangat sangat iri Ia segera menyadarkan dirinya dan kemudian berjalan ke arah meja makan Sepertinya bi surti sudah lama menunggunya di meja makan “non nanti telat loh, ini sarapannya bibi siapin” Nayla masih berfikiran tentang mamanya , sehingga pertanyaan bi surti tak bisa ia cerna dengan baik , konsentrasinya memudar namun perlahan mulai kembali “apa bi?” ia menoleh kearah bi surti Bi surti bisa mengerti , ia hanya tersenyum dan menggelengkan kepala Kemudian nayla menyantap sarapannya dan meminum susu yang telah bi surti siapkan . ia menoleh ke arah jam dan hampir memuntahkan susu yang belum ia telan “bibi...” ia berteriak dengan suara yang sangat keras Bi surti berlari dari arah dapur “ia non?” “bibi, pak hasan adakan? Nayla kesiangan nih” nayla tergesa-gesa merapikan pakaian dan mengecek barang bawaannya di tas “ada non , nanti bibi panggilin. Non tunggu aja didepan”
Nayla mengangguk dan segera menuju halaman depan Tak lama dari itu pak hasan datang membawa mobil pribadi keluarga nayla , pak hasan kemudian berhentidi depannya. Nayla segera membuka pintu mobil dan duduk di jok mobil itu Huh.. akhirnya , kalo kayak gini kan gak mungkin telat celotehnya dalam hati sambil terus menatap jam tangannya yang berwarna merah muda dengan gambar bunga matahari kecil
***
Suasana sore ini sangat cerah , ia ingin sekali melihat mentari terbenam bersama alif . ia kemudian beranjak dari tempat duduknya kearah rumah alif Rumah alif terlihat tertutup , nampaknya alif sedang beristirahat sambil menunggu malam “lif ... alif” ia berteriak-teriak di depn rumah alif Alif kemudian membukakan pintu rumahnya “iya nay?” “lif , kita liat ibu matahari terbenam yuk?” Alif terlihat sangat bersemangat “yuk , bentar ya” kemudian ia masuk kedalam rumahnya dan tak lama kembali lagi “yuk” ajak alif sambil menyodorkn tangannya pada nayla Nayla menerima tangan alif kemudian mereka berjalan bersama , hingga tak terasa mereka sudah sampai di taman Tak beda dari hari-hari biasanya , alif selalu memetikan bunga matahari untuk nayla dari taman , sampai-sampai bunga matahari di taman ini tinggal sedikit Alif memberikannya pada nayla “nih” Nayla tertawa kecil dan menarik alif untuk duduk di sebelahnya “lif ..” “emm” alif menoleh ke arahnya Nayla kemudian senyum-senyum sendiri , entah apa yang ada dalam fikirannya “lif , aku mau jadi bunga matahari loh” senyumnyaa semakin lebar Alif menepuk bahunya dan tertawa kecil “kamu itu aneh-aneh aja”
Nayla kemudian tertawa dan menyenggol badan alif “apaan” ia menjulurkan lidahnya Nayla dan alif kemudian tertawa , mereka tertawa dibawah langit yang perlahan merubah warnanya menjadi jingga bercampur orange dan di saksikan puluhan jenis bunga di taman itu. Tawa mereka selalu menghiasi taman ketikaa sore hari Suara jangkrik perlahan mulai terdengar dan kepakkan sayap burung yang terbang menuju tempat tinggalnyapun mulai menambah keributan di taman setiap sore , momen-momen inilah yang paling nayla dan alif suka , momen dimana mereka bisa melupakan seluruh masalahnya dan tertawa lepas, bersama
***
Mama sama papa itu orang super sibuk yang pernah nayla kenal , bahkan nayla sudah seperti hanya hidup bersama bi surti dan alif , masa kecilnya selalu bersama bi surti. Kini ia tumbuh menjadi seorang anak perempuan manis dan cantik Beruntung ia mempunyai teman seperti alif , alif dalah solusinya untuk membuatnya tertawa , alif jarang membuatnya menangis , atau bahkan tidak akan pernah. Hidup bersama sahabat itu indah , namun lebih indah jika keluarga juga berkumpul Hidup itu gak selalu kayak yang kita harapkan . terkadang orang yang kita sayang lebih mentingin dirinya sendiri, mungkin menurutnya itu bisa buat kita seneng , taapi nyatanya itu membuat kita lebih sedih Bagi nayla bertemu dengan mama 24 jam itu adalah hal yang luar biasa. Hal tersebut mungkin hanya akan terjadi 1 minggu satu kali . itu pun masih mungkin Mama baru saja pulang dari kantor , nayla menyambutnya dengan membuatkan teh hangat “em , mam . ini teh hangat buat mama” nayla meletakkannya di atas meja kerja mama , sakit senangnya tubuhnya bergetar , tanpa ia sengaja teh hangat itu tumpah di meja kerja mama yang di penuhi dengan berkas-berkas penting “naylaaaaa” mama kelihatan begitu marah , mukanya merah dan tangannya mengepal , nayla menjadi takut . ia kini mundur beberapa langkah dari tempatnya tadi “ma..ma..maaf mam” nayla gugup , bandannya semakin gemetar , air mata berlinang di matanya, sekali saja ia mengedipkan matanya , air mata itu akan jatuh ke pipinya
Mama menghela nafas pasrah , kemudian ia membereskan berkas-berkasnya “ini tuh penting! Mama kerja keras buat bikin ini” Perlahan air mata nayla menetes “tapi nayla kan udah minta maaf” nayla mulai menangis tersedusedu “oke, kali ini mama maafin. Lain kali? Gak akan! Ngerti?” balas mamanya dengan nada tinggi Nayla hanya menganggukan kepala , ia kemudian mengambil cangkir teh yang tumpah dan segera bergegas lagi menuju dapur. Ia menangis sendiri di dapur, bi surti sedang ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari . sedangkan alif sedang berada di rumahnya Ia menangis , sepi , sendiri . tapi ia berusaha tegar , berusaha menerima keadaan. Mama memang sibuk , nayla akan mencoba memahami itu samua . meski ia sudah terbiasa namun ia masih merasa ada satu yang kurang dari hidupnya (orangtua)
***
Murid-murid sudah berkumpul dikelas , ada yang bermain , mengobrol , belajar bahkan ada yang sedang sarapan. Suasana di kelas itu saangat ribut , hingga murid-murid tak menyadari bahwa ibu guru sudah datang “anak-anak!” teriak ibu guru dengan lantang dari tempat duduknya Semua anak kembali ke tempat duduknya dan mencoba merapikan baju , kemudian mereka mulai memperhatikan ke arah ibu guru “em, baik murid-murid semua . ibu akan memberi tahu , besok akan di adakan rapat akhir semester . ibu harap orang tua kalian akan meluangkan waktu untuk berkumpul di ruangan ini” kata bu guru , kemudian ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya “oh ya , alif sini!” igu guru memanggil alif Tanpa ragu alif segera menuju ke arah ibu guru “iya bu?” Ibu guru memberikan sesuatu tersebut pada alif “ini surat undangan rapat besok. Alif bagikan ya” Alif menangguk mengerti dan mulai membagikannya pada semua anak di ruang itu
Bel pulang berbunyi , semua anak terlihat gembira , hanya saja nayla yang terus menundukan kepalanya Alif mengeluarkan bunga matahari dari tasnya dan menghampiri nayla “nayl nih!” Tanpa sepatah katapun nayla ucapkan ia langsung menerima bunga itu , tanpa ucapan terimakasih sekalipun. Alif heran , biasanya nayla akan senang jika di beri bunga matahari , tapi mengapa kini ia tetap terlihat murung “kamu kenapa?” tanya alif Nayla tetap menunduk “nay” alif mencoba membujuknya gar ia menceritak apa yang membuatnya murung “ayolah” Nayla menatap mata alif Alif kemudian tersenyum “cerita dong” “ini lif , besok siapa yang ngewakilin nayla di rapat orang tua?” “ya, mama kamu” alif kemudian berjalan dan di ikuti nayla “mama sibuk terus lif , kamu tau kan? Kapan mama ada waktu buat nayla? Gak pernah lif!” Alif menghentikan langkahnya dan membalikan badan ke arah nayla , ia memeluk nayla erat , terlihat solidaritas yang begitu tinggi yang dimiliki mereka “sabar nay, alif rasa apa yang nayla rasa kok” Nayla juga kemudian memeluknya lebih erat lagi “makasih lif , emang Cuma alif yang adaa buat nayla” Mereka kemudian saling melepaskan pelukkannya dan kembali berjalan . alif terus menghibur nayla sebisa dan semampunya , ia berusaha membut nayla tertawa lagi. Hampir semua candaan andalannya ia keluarkan , namun nayla tetap tak tertawa Alif mulai geli , kemudian ia mengelitik nayla sampai akhirnya nayla tertawa . kini mereka tertawa sepanjang jalan . saling bercanda konyol dan saling bertanya pertanyaan aneh yang membuat mereka merasa terhibur dan tertawa. Merekka berusaha menghibur diri mereka sendiri dengan semua candaan konyol ini
***
Mama terlihat sedang tidak sibuk , mama duduk di ruang di tv sambil memakan cemilan kesukaannya Nayla perlahan mendekatinya dan duduk di sampingnya Mama menoleh ke arahnya “eh, nay” Nayla tersenyum kemudian memegang tangan mama “mam, nayla boleh minta sesuatu gak?” “apa?” mama memasukan cemilannya kedalam mulut dan mengunyahnya sambil menoleh ke arahnya “mama besok datang ya , ke acara rapat orang tua semester akhir , ya mam.” Ia memberikan undangan yang di bagikan tadi pada mama “mama ada rapat juga di perusahan. Wakilin sama mama alif aja ya?” Nayla menatap mata mamanya , ia seakan tak percaya . acara sepenting ini mama rela mewakilkan pada orang lain , padahal ini terakhir kalinya rapat yang di adakan sekolah untuk angkatannya Nayla hanya tersenyum dan kemudian pergi ke kamarnya Mama tiba-tiba tergerak hatinya untuk menghampiri nayla di kamar . mama membuka pintu kamar nayla “nay , gak apa-apakan?” Nayla hanya berdiam diri tanpa menengok ke arah mamanya “nay?” mama kemudian menghampirinya “oke , kalo gitu mama batalin rapat perusahaan besok, mama undur semua jadwal rapat besok” Nayla menoleh ke arah mama dan tersenyum “mama janji?” “janji dong” mama tersenyum pada putri kecilnya itu Ia memeluk mama erat , begitupun mama . nayla harap janji kali ini bukan omong kosong semata , nayla harap semua kan benar-benar terjadi
***
Hati nayla senang tiada tara , mama benar-benar datang ke rapat itu. Ia sangat merasa bersyukur , akhirnya tuhan mengabulkan permintaannya itu. Nayla berjalan menuju halaman belakang , dimana di sana di tanami puluhan macam bunga-bunga cantik kesukaan mama , dianataranya tulip,mawar,anggrek dan masih banyak lagi jenisnya. Mama terlihat sedang menyirami bunga-bunga itu Ia mendekat ke arah mama “mama, makasih” ia memegang tangan mama “makasih?” mama kaget mendengar itu “iya makasih , mama udah datang di rapat kemarin” jawabnya Mama tersenyum “demi kamu!” Mendengar ucapan itu keluar dari mulut mama membuat nayla senang , ia terus tersenyum dan selalu memandang mama Mama terlihat cantik sekali hari ini , ia mengenakan baju berkebunnya dengan style dress , rambutnya ia ikat satu atas-atas , tatanan riasnya hari ini juga terlihat natural dan lebih fresh. Ulasan lipgloss yang berwana fresh orange terlihat lembut di bibirnya , mama sangat cantik hari ini Nayla tak ingin menyia-nyiakan waktu , ia terus berada di samping mamanya . bertanya-tanya tentang segala sesuatu dan selalu tersenyum saat mama menjawabnya Semua bisa jadi bahan obrolan bagi nayla , termasuk bunga matahari . hal ini memang selalu membuat orang yang mendengarnya bosan , tapi ia tak pernah sedikitpun mencoba melupakan rasa penasarannya terhadap bunga matahari Ia senang , mama mau menjawab semua pertanyaannya dengan jawaba yang memuaskan baginya
***
“alif...alif...” suara teriakan ini terdengar dari kamar mandi perempuan di sebelah ruang kelas Alif terkejut mendengarnya “nayla” ia langsung berlari menuju ke luar “alif” ibu guru memanggilnya alif segera menghentikan langkahnya dan memutarkan badan
“mau kemana?” tanya ibu guru Alif gemetar , karena biasanya ia tidak pernah melihat wajah ibu guru yang terlihat marah seperti sekarang “nayla bu” “nayla di kamar mandi , mau apa?” balas ibu Badan alif semakin gemetar “jawab” nada tanya ibu guru semakin tinggi Ibu guru maju ke arahnya Tanpa banyak basa-basi alif langsung menarik ibu ke arah kamar mandi perempuan “ibu... alif... bukain” terdengar suara tangis nayla yang berusaha minta tolong Ibu guru cemas , ia segera memanggil pak Adam satpam di sekolah itu , untuk mendobrak pintu kamar mandi Beruntung , pintu itu dengan mudah pak adam dobrak , nayla langsung keluar dari kamar mandi itu dan segera memeluk ibu guru “ibu .. nayla takut” nayla masih dengaan tangisnya Ibu memeluknya erat “udah ya udah , kan ada ibu” “kan ada alif” alif tersenyum pada nayla Nayla kemudian tersenyum , padahal air matanya terus bercucuran , hingga membuat pipinya basah Alif mendekat kearahnya , mengusap air mata nayla dengan kedua tangannya “ada aku” Senyum nayla semakin lebar Hanya alif , hanya alif yang tak pernah berubah dari dulu , alif selalu ada dan takkan tergantikan
***
Hujan deras mengguyur wilayah sekitar tempatnya tinggal , padahal hari ini alif bersedia mengajarinya mengendarai sepeda , hal yang sangat ia dambakan Ia membuka tirainya dan mengeluh duh,kok hujan? Jadinya gak jadikan, bisa belajar sepeda . ia menatap keluar , menyaksikan rintik-rintik air hujan turun ke tanah, membasahi bumi ini Ia teringat sesuatu , dulu saat ia dan alif masih berusia 3 tahun. Ia sering sekali bermain air hujan , alif selalu datang kerumahnya setiap hujan turun . alif selalu mengajaknya bermain perosotan dan ayunan di halaman belakang rumah nayla ketika hujan mulai reda Ia teringatkan lagi satu hal , dulu mama selalu memarahinya ketika ia hendak bermain keluar saat hujan Setelah ia selesai bermain , mama selalu menyiapkan air hangat dan handuk untuk mandinya Saat itu ia sangat nakal sekali , di usianya yang baru 3 tahun , ia lebih suka bermain keluar , bermain hingga bajunya kotor , bahkan ia pernah hampir tenggelam di kolam renang alif karena ia memang belum bisa berenang Nayla kini mulai tersadar , bibirnya dari tadi tersenyum lebar , mengingat sesuatu yang sangat indah baginya Tapi.. ini semua hanya kenangan , tak lebih Kenangan itu terkadang membuat kita tersenyum lebar , membuat kita ingin mengulangnya lagi. Namun terkadang , kenangan itu menyakitkan Memang jika melihat kebelakang , hidup nayla saat itu masih damai , saat mama dan papa belum mengenal bisnis. Saat mama dan papa ada sepenuhnya untuknya Tapi , jika mama dan papa tak seperti saat ini , belum tentu nayla bisa seperti ini juga. Nayla belajar dari setiap kesalahan yang ia perbuat Ia tersadar , ketika mama begitu perhatian , ia selalu membuat mama kesal , tapi ketika sekarang ia membutuhkan perhatian mama , mama eakan sibuk dengan dunianya Tapi ... nayla yakin , ia bisa menghadapi semuanya bersama sahabatnya , sahabat yang tak pernah meninggalkannya
***
Malam sudah semakin larut , diluar sana terlihat cahaya bulan yang sangat indah. Kebetulan malam ini adalah malam bulan purnama , terlihat juga bintang-bintang yang indah di langit sana Malam ini nayla menginap dirumah shindy , bersama alif,irene dan bobby. Mereka sengaja mengiap karena ada tugas yang harus dikerjakan bersama “malam ini indah ya?” celoteh nayla “ya iyalah” balas shindy sambil mengarahkan teropongnya ke arah cahaya bintang di langit Nayla mengamati bintang dan bulan dilangit “bisa gak yah kita selalu bareng kayak bulan sama bintang?” celotehnya “bisa” jawab alif yang tersenyum padanya Tiba-tiba bobby berlari kearahnya dan menempati tempat di sebelahnya “oh bintang.... oh bulan... oh nayla.. oh ... kau cantik sekali” bobby berpuisi Alif yang berdiri di depannya meghadap menggelengkan kepala sambil tertawa kecil, di ikutu shindy dan irene “wah puisi bobby hebat ya?” irene tertawa kecil “ngeledek ya?” bobby menggaruk-garuk kepala Nayla kemudian dengan cekatnya menjawab “ohh..bobby.. dasar asem!!!” ia berlari menuju kamar shindy Lagi-lagi alif,irene dan shindy tertawa sambil menggelengkan kepala “yah , dia kabur” bobby menangis cengeng Alif,irene dan shindy pergi meninggalkannya sendiri di luar rumah Bobby memang unik, bobby lucu , tapi bobby aneh. Mskipun bobby sudah tidak egois tapi dia malah menjadi aneh. Keanehan itu yang membuatnya lucu , tapi menurut nayla , bobby konyol
***
Hari ini langit biru terang di hiasi awan putih yang cerah , mataharipun tak begitu terik hari ini. Udara sejuk , angin sepoi-sepoi Sepulang sekolah nayla dan alif bermain ke teman , mereka duduk di bawah pohon yang rindang “lif , bobby cinta sama nayla? Cinta itu apa si?” seperti biasa nayla selalu memulai percakapan dengan perrtanyaan aneh Alif tersenyum dan menoleh , tapi ia tak langsung menjawab. Ia malah membuka botol minumnya dan segera meminumnya hingga habis “lif..” ia menggoyang-goyangkan badan alif “jawab dong” nayla memang anak yang tidak suka menunggu , ia selalu ingin pertanyaannya di jawab dengan cepat “cinta?” alif terlihat eperti sedang berfikir , ia menempelkan tangannya di dagunya Alif tiba-tiba menggelengkan kepala “kenapa lif?” tanya nayla sambil mengunyah cemilannya Alif menghela nafas “aku gak ngerti cinta” ia menoleh ke arah nayla Nayla hanya tersenyum pahit Alif kemudian menoleh ke arah nayla lagi “aku akan belajar cinta seumur hidupku , aku akan memberitahumu jika aku sudah mengerti cinta” Hanya senyum yang terlihat di wajah nayla “apa kamu akan tetap jadi sahabat aku?” tanya nayla “tentu” jawab alif Alif menatap nayla dalam . aku gak akan pernah ninggalin kamu , karena kamu yang pertama kali membuat aku merasakan arti seorang teman sesungguhnya (sahabat). Kamu mennngajarkan aku arti sahabat yang sebenarnya, alif berbicara dalam hatinya “bunga matahari apa kabar ya lif? Nyla pengen banget dapet bunga itu lagi” nayla teringat akan kebiasaannya yang selalu memetik bunga matahari “belum tumbuh lagi” alif terlihat jenuh ketika mendengar nayla berbicara bunga matahari , sebenarnya ia bosan jika harus pergi ke taman hanya untuk memetik bunga matahari , tapi ia sadar , ini untuk sahabatnya
Apapun rela ia lakukan demi membuat sahabatnya bahagia , kebahagian nayla juga kebahagian alif
***
Pagi yang cerah , pagi ini indah. Nayla berangkat sekolah bersama alif. Mereka berdua berjalan sampai tiba di sekolah “lif apa tuh?” nayla menujuk kerumunan anak-anak “mana?” tanya alif Tak perlu persetujuan dari alif ia langsung menyeret alif ketempat itu “bazar boneka” bisiknya pada alif Alif kemudian menengok ke arah kerumunan itu “emang” Nayla kesal , alif tak meresponnya dengan baik “alif...” “em?” jawab alif “pengen” ia menatap mata sahabatnya Alif kemudian memegang tangannya dan menyeretnya menjauh dari kerumunan itu “di rumah banyak , udah. buat apalagi?” Mata nayla memburam karena air mata , ia kemudian berlari pergi ke kelas. Alif kemudian menyusulnya
“nay?” alif memanggil nayla Nayla hanya menangis cengeng “apalagi?” “ini” alif memberikan satu bantal berbentuk bunga matahari , berwarna kuning dan di tengahnya terdapat warna orange “jangan marah” Nayla tersenyum “buat aku?”
Alif mengangguk dan tersenyum , kemudian duduk di sebelah nayla “iya , buat sahabat terbaik aku” Tawa nayla mulai terdengar “sahabat?” ia melanjutkan lagi tawanya meski air mata masih membasahi pipinya “aku sahabat kamu , masa kamu lupa?” alif melihat lirih ke arah nayla Senyum manis terlihat di bibirnya “aku bercanda , aku sayang kamu” nayla memeluk alif Nayla sangat merasa terjaga ketika bersama alif , alif selalu membuatnya sedih , tapi alif juga yang membuatnya kembali terenyum dan tertawa Semua karena rasa saling memiliki , mereka merasa sangat bahagia ketika bersama. Nayla harap ini akan berlanjut hingga ia dewasa . hingga ia bisa mandiri , hingga ia takkan merepotkan alif lagi
***
Ulang tahun mama , hari yang sangaat indah , hari ini alif dan nayla sengaja menyiapkan semuanya. Bi surti dan pak hasan juga sangat membantu, bi surti membantu membuatkaan kue ulang tahun , sedangkan pak hasan menghias rumah dengan pita dan balon Ini adalah hari dimana usia mama bertambah , mama pasti senang di hari spesialnya ini nayla rayakan Nayla tak bisa memberi kado yang berrti untuk mama , ia hanya bisa memberi mama sepucuk surat sebagai kadonya , surat itu di bungkus amplop berwarna merah muda dengan gambar bunga matahari yang baru mekar Nayla harap , meski hanya sepucuk surat mama bisa senang , ia harap mama akan membacanya Malam semakin larut , mama belum juga pulang “lif ngantuk gak?” tanya nayla “enggak kok” padahal sebenarnya alif sudah merasakan kantuk sedari tadi , matanya sudah mengecil , tapi ia tetap berusaha membuka matanya selebar mungkin demi nayla Suasana mulai menghening , keheningan malam muali terasa. Bi surti dan pak hasan tertidur di ruang tamu menunggu ke datangan nyonya besarnya yang tak kunjung datang
Perlahan nayla dan alif pun tertidur lelap , sudah hampir pukul 12 malam , tapi mama belum juga pulang Nayla masih memegang surat untuk mama di tangannya , meskipun ia tertidur tangannya tetap erat memegang surat itu Pesta yang telah ia rencanakan gagal , tak sesuai dengan harapannya Mama selalu sibuk , mama tak tau kalau di rumah ada yang menunggunya. Kue ulang tahun untuk mama yang telah di nyalakan apinya kini padam Semua tak sesuai harap , nayla tertidur dengan rasa kecewanya, kecewa seseorang yang ia sayang tak kunjung datang Semuanya di luar dugaan , nayla , alif , bi surti , pak hasan. Mereka telah membuatnya semegah mungkin, tapi sayang semuanya gagal , semuanya hancur berantakan
***
Mama pulang pagi-pagi sekali , karena semalam ia lembur Mama membuka pintu ruang tamu dengan kunci yang ia pegang sendiri . mama melihatnya kagum , mata mama terbelengkak melihat semua itu Mata mama terarah pada satu objek , mama melihat nayla,alif,bi surti dan pak hasan tertidur lelap di ruang tamu , mama juga melihat kue ulang tahun cokelat dengan buah ceri di atasnya Balon-balon dan pita juga menarik perhatian mama , mama tersenyum melihatnya. Mama tersadar , ia telah melewati momen terindahnya Mama berjalan ke arah nayla , ia melihat nayla sedeng memegang sesuatu Surat? , mama berbicara dalam hatinya dan segera mengambil surat itu Ia kemudian mengecup kening putrinya itu dan pergi menuju kamar , ia sengaja tidak membangunkan mereka , karena mama tahu mereka pasti lelah Badannya terasa capek , mama segera merebakan badannya di tempat tidur dan meletakkan surat itu di dalam laci kamarnya
Nayla kemudian terbangun dari tidurnya , ia menyadari surat yang ia pegang hilang. Nayl berlari menuju kamar mama Langkahnya terhenti di depan pintu kamar mama. Dia melihat mama tertidur lelap. Ia tak ingin mengganggu mama. Mungkin suratnya di ambil mama, katanya dalam hati Ia segera meninggalkan tempat itu dan kembali ke ruang tamu. Ia tersenym seraya memenjamkan matanya, ia berharap hidupnya esok akan jauh lebih indah dari hari kemarin
***
Ibu guru sedang menerangkan pelajaran hari ini , hari ini ibu guru mengajar seni musik. Anak-anak di ruangan itu memperhatikan ibu guru , kecuali nayla . nayla terlihat memegang kepalanya terus “nayla sakit?” tanya ibu guru Semua mata menuju ke arah nayla , termasuk alif yang duduk disebelahnya “nayla sakit?” alif ikut menanyakan hal yang sama dengan ibu guru Nayla menggelengkan kepala Ibu guru merasa tak yakin muridnya baik-baik saja , ia menuju ke arah nayla “ke UKS yuk?” ibu memohon dan menempelkan tangannya di kening nayla “kamu panas, ayo ikut ibu” Nayla tetap menggelengkan kepala “nay..” ibu memohon Alif kemudian memegang tangannya “ayo ke UKS , nati kalo nayla sakit alif sekolah sama siapa?” Ibu guru mengangguk mengiyakan apa yang alif katakan dan tersenyum
Karena ini permohonan alif, akhirnya nayla mau melangkahkan kakinya menuju ruang UKS yang terletak di sebrang kelasnya Kepalanya sangat terasa pusing , entah untuk keberapa puluh kalinya ia masuk ruang UKS. bosan memang tapi inilah cara terbaik untuk menghilangkan pusing di kepalanya Ia ingin selalu berada dekat sahabatnya , inilah yang membuatnya semangat menjalani hari-harinya
***
Belajar sepeda , ya hari nayla belajar mengendari sepeda bersama alif. Ini adalah hal yang paling menyenangkan menurutnya Ia selalu tak bisa mengayuh pedal dengan baik sehingga ia hampir terjatuh, tapi alif selalu menyemangatinya ketika ia gagal , ketika ia terjatuh Semua hal yang ia lakukan bersama alif hari ini sangat menyenangkan, alif selalu menepati janjinya. nayla akhirnya bisa mengendarai sepeda sendiri Setelah sudai mulai cape dan haus nayla beristirahat bersama alif di bawah pohon yang rindang di dekat taman “nay, kamu hebat” Nayla menoleh ke arah alif dan tersenyum ringan “aku bisa, karena ada kamu” Alif tersenyum mendengarnya Mereka kemudian meminum habis air mineral yang di siapkan bi surti untuk mereka “lagi?” alif terbangun dan menyodorkan tangannya Nayla kemudian meraih tangan alif “cape” ia terlihat manja pada sahabatnya Alif kemudian kembali duduk di sebelahnya “oh... bisa cape ya?” Nayla tertawa dan kemudian memukul ringan bahu alif “bisalah”
Udara hari ini sangat sejuk , udara kota kembang ini sangat menenangkan hati mereka Mereka memejamkan mata, merasakan sejuknya hembusan angin. Tubuh mereka yang berkeringat perlahan mulai menyejuk, sama dengan hati mereka
***
Suasana taman sore ini terlihat ramai, kebetulan hari ini adalah hari libur Nayla merengek pada alif seharian , ia minta di ajarkan sepeda lagi “rame banget ya?” tanya nayla “emang” alif mendorong sepedanya ke arah yang lebih tenang Nayla melirik ke kanan dan kiri “disini?” “kalo disana nabrak” jawab alif Nayla mengangguk “nih” alif memberikan sepedanya pada nayla Nayla menerimanya “kamu nunggu aku kan?” “iya” Nayla mulai mengayuh pedal sepeda keliling di sekitar kawasan taman itu. Alif melihatnya tersenyum dan terus memperhatikan nayla Tapi entah kenapa, kepala nayla sangat pusing sehingga membuatnya tak seimbang dan terjatuh Alif melihatnya dan langsung menghampiri “kenapa?” ia membangunkan nayla Nayla menoleh ke arahnya “penyakitnya kambuh”
Alif menelan ludah dan membangunkan sepedanya yang terjatuh, ia kemudian menaiki jok depan sepedanya “naik” Nayla naik di jok boncengannya . mereka pulang ke rumahnya, alif tak mau membuat nayla ke capekan hari ini sehingga ia membawa nayla pulang ke rumah dan tak melanjutkan lagi belajar sepeda
***
Sejak dari tadi alif memperhatikan nayla terus memegang kepalanya, ia takut nayla pusing lagi Bel pulang berbunyi, semua murid berbondong-bondong menuju gerbang sekolah “nay, lif , aku duluan ya?” irene melambaikan tangannya, disambut hangat dengan nayla dan alif Kini mereka berdua berjalan menyusuri setiap jalan menuju rumah mereka “udah di periksa?” alif menoleh ke arahnya “belum” Alif menoleh ke arahnya lagi “cepet bilang sama mama” Nayla hanya menunduk, nayla tak bisa berbicara apa-apa lagi. Mungkin alif akan mengerti Melihat nayla yang menunduk dan menghentikan langkahnya alif memegang tangannya “kamu kuat kok” Dengan rasa haru ia tersenyum pada alif , ia tau sahabatnya selalu rasa apa yang dia rasa Terkadang nayla lebih baik diam, daripada harus menjelaskan masalahnya pada alif. Alif memang selalu memberinya solusi dan semangat , tapi untuk kali ini rasanya tak perlu. Ia sering bercerita pada alif , ia takut alif bosan mendengarnya Ia melihat mata alif sedari tadi memperhatikannya, lalu ia menepuk pundak alif “kenapa?” Alif hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, padahal ia tau yang sebenarnya terjadi. Ia tau sahabatnya menyembunyikan sesuatu
Nayla dan alif kemudian melanjutkan lagi perjalanan pulang mereka dengan sejuta keheningan. Biasanya nayla akan selalu megisi keheningan itu dengan lawakkan konyol khasnya, yang membuat alif tertawa
***
Hari ini nayla merasa tak enak badan, sehingga ia tidak berangkat ke sekolah. Badannya panas, namun ia merasa ke dinginan. Beruntung ia mengenal sosok bi surti dalam hidupnya, bi surti selalu berada di sampingnya dan mendampinginya “bi telpon mama sama papa aja, nayla pusing banget” Bi surti lantas mengangguk dan mengambil ponsel yang di belikan mama nayla untuknya Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangka area , cobalah beberapa saat lagi . hanya suara ini yang terdengar bukan suara mama atau papa “bi, gak aktif ya?” Bi surti mengangguk “mama sama papa sibuk banget. Jadi nayla yang sabar ya” Nayla tetap memaksakan senyumnya, padahal hati dan fikirannya terasa sangat kacau sekali Di mana mama saat nayla butuh? Saat nayla sakit? Saat nayla perlu perhatian lebih , ini yang membuatnya melamun tak karauan “non, waktunya minum obat” bi surti tersenyum dan menunjuk ke arah jam Nayla tersadar dari lamunannya dan tersenyum Bi surti mengambilkan segelas air putih dan beberapa macam obat-obatan “kok banyak?” tanya nayla dan menatap bi surti penuh heran “beda dari biasanya bi” Bi surti duduk di sebelahnya dan menjelaskan “inikan obat dari apotik jadi bibi kurang tau, bibi Cuma di kasih resepnya sama mama non”
Hanya obat apotik yang kini di konsumsi nayla, bukan obat mahal dari spesialis kanker lagi. Mama seakan lupa putri kecilnya menderita penyakit yang mematikan, mama malah santai mengerjakan pekerjaannya dan menitipkan nayla pada bi surti yang tak tahu apa-apa Bi surti takut kondisi nayla drop seperti dulu lagi, bi surti takut nayla kenapa-kenapa lagi. Mama sepertinya memang menyerahkan semua ke wajibannya mengurus putri kecilnya kepada bi surti, tapi yang sebenarnya nayla butuhkan itu mama dan papa bukan orang lain
***
Mama dan papa pulang , karena tidak ada yang menyambutnya di pintu depan mereka langsung pergi ke kamar nayla Kaget , mama dan papa kaget melihat nayla yang sekarang terlihat sangat lemas. Wajahnya memucat , bibirnya kering dan tubuhnya mengurus Papa segera memanggil bi surti dan menanyakan ada apa sebenarnya ini
“bi nayla kenapa?” tanya papa dengan penuh cemas dan penasaran “anu..” bi surti berfikir sejenak “non nayla akhir-akhir ini kondisinya semakin drop tuan” Mata papa menatap tajam ke arah mama dan menghampirinya “pah?” mama menatap papa aneh Papa perlahan mengangkat tangannya dan menampar mama “maksud papa?” mama memegang pipnya yang sakit karena tamparan dan matanya berkaca-kaca Papa kemudian menujuk nayla “lihat ! kamu asik dengan pekerjaan kamu sampai-sampai anak menjadi korbannya” papa memaki mama Bi surti pusing melihatnya , sepertinya ia harus menjadi penengah di antara mama dan papa nayla “sudah-sudah nonya , tuan” bi surti menoleh ke arah mama dan papa “nayla itu sakit , sebaiknya kita membawanya ke dokter dan berdo’a. Bukan bertengkar seperti ini”
Papa dan mama berpandangan merasa saling bersalah , mama dan papa tersadar apa yang di ucapkan bi surti itu benar “tidak ada gunanya bertengkar. Bertengkar hanya akan memperumit masalah” bi surti melanjutkan perkataannya Papa segera mengambil kunci mobilnya “bawa nayla ke mobil” Mama dan bi surti membawa nayla yang sedang pingsan ke mobil yang akan papa kemudi , sementara papa mengambil kuncinya di pak hasan Mama berharap nayla akan segera sembuh dan kejadian ini takkan terulang lagi . cukup rasanya melihat nayla menderita seperti ini Ia kini sadar , terlalu banyak janji yang ia ingkari terhadap putri kecilnya itu. Ia harap nayla akan kembali seperti sedia kala
***
Sudah beberapa hari ia di rumah sakit, tapi nayla tetap saja belum bisa mencerna makanan dengan sempurna, sehingga ia masih terlentang lemas di atas tempat tidurnya di rumah sakit Dokter belum memberi keterangan yang jelas tentang penyakit kanker yang di derita nayla , dan hari ini dokter kevin akan menjelaskan tentang kanker di tubuh putri mungil ini Mama dan papa sangat tegang akan hasilnya sehingga wajah mereka terlihat pucat. Tapi mama dan papa harus mengetahui latar belakang penyebab penyakit nayla dan apakah penyakit itu berangsur sembuh atau sebaliknya Mama dan papa menemui dokter kevin di ruang kerjanya yang berada di samping kamar tempat nayla di rawat “bagaimana dok?” papa bertanya pada dokter kevin “maaf pa , sepertinya nayla harus menjalani operasi , di karenakan kankernya yang sudah menguasai hampir 50% dari otak nayla” Mama terlihat kurang mengerti “maksud dokter?”
Dokter kevin menelan ludahnya “kalo tidak di operasi , kemungkinan besar kankernya akan menyebar keseluruh tubuh” sebenarnya dokter kevin sangat tak tega mengatakan semua ini “apa itu berarti nayla akan sembuh dok?” mama bertanya lagi “saya tidak bisa memastikan dan menjamin. Karena tuhan yang maha tau segalanya” dokter kevin mencoba menguatkan papa dan mama dengan senyumnya , senyum harapan agar suatu saat nayla sembuh “bagaimana setuju? Kami akan melakukan langkah cepat dalam mengobati nayla” dokter kevin meyakinkan mama dan papa Mama dan papa saling bertukar pandang . mama mengangguk , menyetujui apa perataan dokter kevin Papa kemudian menoleh ke arah dokter kevin “kami setuju” “baiklah” jawab dokter kevin Mama dan papa meninggalkan ruangan itu dengan mata mereka yang berkaca-kaca , terlebih mama, mama terlihat sangat lemas seakan semua ini hanya mimpi buruk yang tak seharusnya berada di dunia nyata
***
Hari ini adalah hari dimana nayla akan melangsungkn operasi pertamanya. Alif datang membawa bunga kesukaannya dan terus mendampinginya Nayla terus memegang tangan alif dan ekspresinya datar “kamu kuat kok. Percaya sama aku, aku gak pernah bohongkan?” seakan mengetahui perasaan nayla , alif menguatkannya dengan kata-kata polos yang bisa ia ucapkan Sahabatnya tersenyum dan matanya berkaca-kaca , dan segera melirik ke arah mamanya “mah, operasi gak sakitkan?” Mama yang cemas terlihat berkaca-kaca di matanya, segera menganggukan kepalanya “gak sakit kok, kamukan malaikat terkuat yang dimiliki kita semua” mama meyakinkan nayla Nayla tesenyum dan tak lama dokter kevin menghampirinya untuk di bawa ke ruang operasi
Suster mendorong kursi roda yang di naiki nayla , nayla terus tersenyum kepada orang-orang yang menyayanginya. Hingga ia tiba di depan ruang operasi
“maaf semuanya, hanya sampai disini saja” suster menutup ruangan steril tersebut dan kembali mendorong nayla yang duduk manis di kursi roda demi menyebuhkan penyakitnya Waktu terasa begitu lambat, sudah hampir 2 jam dokter dan suster berada di ruang operasi untuk menyembuhkan nayla Papa hanya bersender pasrah ke tembok ruang operasi tersebut sambil memejamkan matanya , berharap operasi nayla lancar Sesekali mama duduk di kursi tunggu , mondar-mandir di depan pintu ruang operasi dan kadangkadang menyenderkan badannya ke tembok seperti papa, sedangkan alif, bi surti dan pak hasan hanya duduk dengan tatapan kosong Mereka semua menunggu nayla , menunggu keberhasilan operasi nayla Berselang 25 menit dari itu dokter kevin keluar dari dalam ruang operasi Mama dan papa segera mendekati dokter kevin untuk menanyakan semuanya “bagaimana dok?” mama terlihat sangat penasaran Dokter kevin melirik ke arah papa nayla tanpa ekspresi , hanya ekspresi datar yang ia tunjukkan Mama dan papa semakin cemas , mereka takut terjadi hal yang tak di inginkan kepada putrinya Perlahan dokter kevin berbicara “operasinya...” dokter kevin memanjangkan nada bicaranya untuk memotongnya Terlihat seribu kecemasan di mata papa “operasinya bagaimana?” Dokter kevin perlahan tersenyum “lancar , ini semua karena tuhan” “alhamdullilah” mama merasakan bahagia bercampur haru mendengarnya Papa memeluk mama erat dan berbisik malaikat kita bisa melewati semuanya , mama tersenyum dan matanya berkaca-kaca Alif,bi surti dan pak hasan juga terlihat bahagia, mata merek berkaca-kaca tetapi bibir mereka tersenyum bahagia menyaksikan semua ini Tuhan selalu memberikan semua yang terbaik
***
Nayla memandang jauh keluar dari jendela rumahnya , ia melihat banyak anak-anak yang hendak berangkat sekolah. Hatinya merasa sesak, ia juga ingin kembali sekolah sudah 12 hari ia hanya terbaring di kamarnya Sayangnya ia harus menunggu 10 hari setelah operasi , namun ia baru menjalani hari ke 5 setelah operasi Hatinya menjadi lebih sesak ketika ia melihat alif berjalan sendiri ke sekolah. Ia melihat alif yang menoleh ke arah rumahnya sebelum berangkat sekolah Ingin rasanya nayla menemani alif seperti dulu lagi Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah belakang yang membuat nayla menoleh “mama” Mama menghampirinya “kenapa?” mama mengelus-ngelus rambutnya “nayla pengen sekolah lagi” ia menatap mata mama Entah mama harus menjawab apa, mama bimbang. Akhirnya mama mengalihkan topik pembicaraan “emm” mama diam sejenak “apa mah?” nayla terlihat penasaran “minum obat yah , biar cepet sembuh dan cepet sekolah lagi” mama kemudian pergi mengambil obat Tak lama mama segera kembali membawa segelas air putih dan obat “nih, minum ya!” Nayla hanya terdiam dan menyenderkan tubuhnya pada kursi roda yang ia pakai untuk sementara waktu “nayla bosen, nayla tiap hari harus minum obat banyak terus” Mama juga tau kamu bosen, tapi ini demi kesembuhan penyakit kamu , mama berbicara dalam hati . matanya terlihat berkaca-kaca , bening sekali “mama kenapa? Ya udah nayla minum deh obatnya” Nayla melihat mama yang matanya berkaca-kaca tak mau menyakiti hati mama , walau mama pernah menyakiti hatinya. Ia ingin membuat mama selalu tersenyum
Sebenarnya nayla bosan, tapi yang ia tau hanya aku rela minum obat demi mama
***
Suara pintu yang terbuka , terdengar jelas di telinga nayla, ia menoleh ke arah pintu “hay nay” alif menghampirinya dan duduk berdekatan dengannya “masih sakit?” ia melihat masih ada kursi duduk di kamar nayla Nayla hanya tersenyum Kemudian alif mengeluarkan gambar bunga matahari dari tasnya “nih” Melihat gambar bunga matahari ia langsung mengambilnya “wah...” ia kagum pada gambar tesebut “aku loh yang bikin” alif membanggakan dirinya Nayla kemudian melirik sinis pada alif “maaf, gak nanya” Alif merasa kesal “sini kembaliin kalo gak suka” Nayla kemudian tertawa kecil “duh alif, udah dong jangan cepet marah” ia memegang tangan alif Senyuman tipis terlihat di wajah alif Mereka kemudian tertawa tak jelas , tak tau apa yang membuat mereka tertawa. Karena hanya dengan saling memandang saja mereka sudah bisa tertawa Mereka mulai tersenggal-senggal dan sempat terjadi keheningan sementara Alif tak ingin menyia-nyiakan momen itu, ia kemudian menggelitik pinggang nayla hingga nayla tertawa terbahak-bahak karena rasa geli Sepertinya mereka selalu tak mau kalah , mereka kini saling melempar bantal dan boneka. Kini kamar nayla terlihat seperti kapal pecah Mereka tertawa lepas, menertawakan kamar nayla yang sudah ... entahlah.. ini bisa dikatakan lebih dari sekedar kapal pecah
***
Ada satu yang berbeda dari nayla hari ini. Hari ini ia pergi sekolah dengan memakai kursi roda Semua mata seperti tajam memperhatikannya , nayla merasa tak nyaman. Ia terus melirik ke kanan dan kiri , melihat tatap tajam semua orang di sekitarnya. Ia takut, takut teman-temannya akan menjuhinya Terlihat dari jauh segerombolan anak menuju ke arahnya
“hai nay” salah satu dari anak itu menyapanya sinis Nayla hanya bisa tersenyum Tiba-tiba irene temannya menatapnya tajam, hingga matanya melotot seperti akan keluar dari tempatnya Ia takut, takut mereka akan melakukan sesuatu jahat padanya “rene?” ia menatap irene Irene kemudian membisikan di telinganya dasar anak aneh, anak yang Cuma bisa duduk di kursi roda . kita gak mau punya temen cacat . irene tertawa , di ikuti segerombolan anak-anak tadi. Kini mereka pergi meninggalkan nayla dengan rasa sedihnya Penyakit ini mengubah hidupnya, kakinya menjadi berat untuk dipijakkan seperti biasa. Ia tak tahu apa yang sebenarnya ada dalam tubuhnya Ia selalu berharap tuhan akan mencabut penyakitnya Tak mau banyak melamun ia segera mengarahkan kursi roda otomatisnya menuju ruang kelas, kejadian tadi semoga takkan terulang di dalam kelas nanti Ejekkan temannya bukanlah hal yang sangat penting dalam hidupnya, karena teman itu hanya hadir jika kita senang , beda dengan sahabat yang akan selalu menemani kita dimanapun, apapun kondisinya dan akan selalu menguatkan bukan membuat kita menjadi lemah Nayla begitu bersemangat menggerakkan kursi rodanya menuju ruang kelas, ia menghilangkan rasa takut dan malunya. Karena ia tahu yang jahat pasti punya sisi baiknya
***
Nayla menatap langit yang biru dari taman belakang rumahnya , ia bermain di kursi roda bersama boneka kesayangannya Coba deh bear (nama boneka kesukaannya), aku bisa jalan lagi , pasti enak ya? Nayla berbica sendiri sambil memainkan bonekanya Ia menyenderkan tubuhnya pada kursi roda itu dan terus menatp langit, mama melihatnya dari belakang. Terlihat tatapan kosong seorang gadis kecil yang menginginkan kebebasabbya kembali Mama tak mau melihat kebahagian nayla terenggut oleh penyakitnya. Mama menelpon mama alif meminta agar alif menemani nayla Tak berselang lama alif sudah sampai di rumah nayla dan menghamipinya di taman belakang
“nayla” alif berteriak Nayla menoleh ke arah belakang “alif” Alif berjalan ke arahnya “hey” “apa itu lif?” ia melihat ke arah jinjingan yang alif bawa Alif menempelkan tangannya pada kening “oh iya lupa, ini buah apel buat kamu” “makasih” ia memperhatikan lagi ke arah alif, matanya tak bisa diam Alif melihatnya merasa tak nyaman “hello” alif melambaikan tangannya di hadapan muka nayla Nayla merasa terganggu dan langsung melontarkan apa yang ada di fikirannya “bunga mataharinya mana?” ia menatap alif Alif memalingkan wajahnya “gak aneh” “yah alif” ia merengek pada alif
“kan udah di bilangin. Bunganya abis dan belum tumbuh lagi” alif mempertegas Nayla menunduk “nanti kapan-kapan aku bawain banyak banget” ia memanjangkan nada akhir perkataanya Nayla kemudian tersenyum dan kembali menatap langit, alif mengikutinya dan keheningan pun mulai terasa
***
Lagi-lgi nayla tidak pergi ke sekolah karena badannya sangat lemas,pusing dan mukanya pucat Mama dan papa membawanya untuk chek up ke rumah sakit hari ini Tapi berhubung kondisi nayla sangat tak memungkinkan untuk di bawa ke rumah sakit, pap terpaksa memanggil dokter kevin ke rumah saja
Pintu kamar nayla terbuka, dokter kevin langsung masuk dan memeriksanya “gimana?” papa penasaran Dokter kevin menggelengkan kepalanya “di luar dugaan, kankernya sudah menguasai 60% dari otaknnya” Mama kaget “kan sudah operasi?” Dokter kevin menjelaskan “kan sudah saya bilang, operasi ini tak menjamin. Dan sekarang kankernya tumbuh lebih dari sebelumnya” Mama mengulumkan bibirnya “harus operasi” Dokter kevin mengangguk puas dan tersenyum Mama dan papa saling bertukar pandang
Kalo nayla tau, mustahil nayla bisa tenang. Anak sekecil nayla seharusnya belum merasakan pahitnya kehidupan. Mama berbicara dalam hatinya Papa memperhatikan mama dan memegang bahunya “mah, gimana?” Mama mengangguk, mama yakin jika operasi dapat meringankan penyakitnya, mama rela mengeluarkan uang sebanyak apapun untuk membeli kesembuhan nayla, tapi sayng kesembuhan tidak dapat dibeli . bahkan jika seluruh uang di dunia ini di satukan itupun tak dapat membeli kesehatan Ketika Semua orang terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, tuhan memberikan peringatan berupa ujian dan cobaan, agar mereka lebih memperhtikan sekitarnya. Ego hanya akan membuat kita terjerumus pada hal yang sangat bodoh
***
Lima menit lagi operasi nayla akan segera di mulai, tim dokter dan keluarga sudah mempersiapkan semuanya Mama terlihat berada di samping nayla, menenangkan nayla agar tidak tegang Nayla menatap mama yang terlihat sangat tegang “mam, senyum” kemudian nayla tersenyum, ia berusaha membuat mama lebih tenang “jangan khawatir, naylakan udah pernah operasi” Mama memaksakan dirinya untuk tersenyum “mama gak tegang, kamu yang tenang yah” ia mengelus rambut putrinya Tiba-tiba dering suara ponsel papa berbunyi Papa menerima panggilan itu “iya?” papa terlihat sedang mendengarkan orang yang menghubunginya dengan seksama Sepertinya papa sedang membicarakan hal serius “mah” ekspresi papa datar “em?”
Papa menyenderkan tubuhnya ke tembok “ada hal penting tentang perusahaan kita, perusahaan asal jepang akan mencabut kerja sama dengan kita. Papa harus ke jepang, agar perusahaan itu mengurungkan niat untuk membatalkannya” Mama paham, perusahaan itu adalah aset berharga bagi papa, perusahaan itu adalah warisan dari alm orang tua papa untuk papa kembangkan “pergilah, itu yang membuat kita hidup” Papa menoleh ke arah nayla “pergi pah” nayla tersenyum “biar nanti ada uang buat bayar operasi nayla” Papa tesenyum, ia mengecup kening putrinya itu “sabar, tuhan sayang kita” ia membisikan kata-kata itu pada putrinya Nayla mengangguk “papa pergi” papa tersenyum pada semuanya Papa perlahan melangkahkan kakinya dan melambaikan tangannya Ujian itu tuhan berikan pada kita agar kita bisa lebih berhati-hati dalam hidup
***
Sudah dua minggu setelah operasi, itu tandanya nayla sudah siap untuk beraktifitas seperti biasa Operasi kali ini sangat berdampak positif pada nayla, nayla kini sudah bisa pergi sekolah tanpa menggunakan kursi roda Kali ini teman-temannya menyambutnya hangat, nayla sangat merasa bersyukur teman-temannya tidak membeda-bedakannya seperti dulu lagi Ibu guru melihatnya dari jauh sedang bercanda bersama teman-temannya dan menghampirinya “nayla” Nayla menoleh ke arah ibu guru “eh ibu” nayla tersenyum pada bu guru Ibu guru duduk di sampingnya “kemarin sakit apa?”
Nayla menggelengkan kepalanya dan menoleh pada alif “tau gak lif?” Alif juga hanya menggelengkan kepalanya “ya sudah lupakan, yang penting sekarang adalah nayla bisa sekolah lagi” ibu guru memegang tangannya “iya bu” Bu guru tersenyum lantas pergi meninggalkannya dan melambaikan tangan
Irene meliht ke arah bu guru yang semakin jauh meninggalkan mereka “kamu gak tau sakit apa?” “yang mama kasih tau Cuma, aku sehat” nayla segera menjawab pertanyaan irene dan kembali bermain bersama teman-teman Mama tak pernah memberi tahu nayla tentang penyakitnya, yang mama beri tahu hanya nayla sehat. Nayla yakin mama tak pernah menyembunyikan apapun darinya Terkadang memang lebih baik menyembunyikan hal yang membuat orang lain sedih daripada harus melihat air matanya, namun terkadang kepura-puraan hanya akan membuat orang yang kita bohongi tak percaya kita setega itu padanya. Padahal sebenarnya kita tidak ingin membuatnya menangis
***
Nayla melihat mama mengangkat telpon secara sembunyi-sembunyi di dapur, ia memberanikan diri untuk ikut mendengarkan apa yang mama bicarakn dengan lawan bicaranya Dan tanpa disengaja nayla mendengar mama berbicara mama takut kanker akan menguasai tubuh nayla suatu saat, mama takut “kanker?” nayla berbica pelan “penyakit apa itu” ia berfikir sejenak dan kemudian ia teringat akan bu guru, bu guru pasti dapat membantunya mencari tahu apa itu kanker Kata itu adalah kata yang penuh tanda tanya bagi nayla, sebelumnya ia tak pernah mendengar kata itu erucap dari mulut mamanya
Seperti ada suatu hal yang di sembunyikan mama dari nayla Mama tak akan mungkin menerima telpon dengan suara pelan dan di tempat yang sepi, apalagi itu ada kaitannya dengan penyakit yang di derita nayla Mana mungkin mama sebegitu khawatir pada nayla jika penyakitnya hanya penyakit ringan Kecurigaannya semakin mendesak di fikirannya, ia ingin segera cepat-cepat besok untuk menanyakannya pada ibu guru di sekolah
Mama kaget melihat nayla yang berdiri di depan pintu dapur “nay” mama menepuk pundak nayla “iya mah” Mama melirik ke kanan dan kiri “ngapain kamu disini?” Nayla sibuk mencari alasan, namun akhirnya ia mendapat alasan yang paling masuk akal “tadi nayla abis dari kamar mandi mah” nayla tersenyum Mama langsung saja percaya pada alasan nayla dan tersenyum padanya
Huh. Dada nayla kini lega rasanya, mama mempercayai alasannya
***
Nayla mencari-cari ibu guru, ia dari tadi terlihat menoleh ke segala arah di aula sekolah
“bu guru” ia melihat sosok ibu guru lantas berlari menghampirinya “ibu” ia memegang baju ibu guru dari belakang
Ibu guru tersenyum dan segera mengajak nayla duduk di sebuah deretan kursi di aula “ada apa?” Nayla mnggulungkan bibirnya, ia ragu untuk mengatakan yang ada di fikirannya, namun ia harus tetap menanyakannya demi kepuasan fikirannya “bu, kanker itu apa?” Ibu guru terkejut mendengar anak seusia nayla menanyakan hal tersebut “kanker adalah sebuah penyakit” “parah?” nayla terlihat serius, matanya menatap ibu tajam, berharap menerima jawaban yang sangat akurat “kanker penyakit mematikan. Tak sedikit yang bisa lari darinya, namun banyak juga yang mengakhiri hidupnya karena kanker” ibu melirik ke arahnya “kanker akan mengejarmu, tapi tuhan bisa saja membuka jalan pintas untuk penderitanya” Nayla mencerna semua kata yang ibu guru sampaikan, ia berusaha memahaminya satu persatu dan berusaha menegarkan dirinya dari apa yang dia dengar “bisa meninggal?” “ya” ibu guru terlihat terlarut dalam pembicaraan Jawaban singkat dari ibu guru rasanya lebih menyakitkan dri pada tertembak peluru baginya “memang kenapa?” tanya ibu guru Nayla tersenyum dan menggelengkan kepalanya, berussaha menyembunyikan sesuatu yang sangat menyakitkan baginya “nayla tau kanker dari mana?” Pandangan nayla terlihat kosong tanpa terisi oleh apapun Ibu guru memandangnya dengan heran “kamu baik-baik saja?” Nayla terkejut dengan nada bicara ibu yang di tinggikan dan tersadar “ya, tentu” ia tersenyum lebar pada ibu guru
Terkadang , rasa ingin tahu menyakitkan. Terkadang, rasa sesal selalu terasa ketika kita telah menanyakan hal yang salah. Lebih baik tidak mengetahui yang sebenarnya jika itu hanya akan membut kita merasa terkekang Mengetahui hal yang tidak kita harapkan itu sakit
***
Nayla selalu memikirkan apa yang ibu guru katakan, ia selalu berfikir apa kanker akan membunuhku secepat itu Sejak hari di mana ia tahu mengenai penyakitnya, ia menjadi anak yang lebih mudah menangis, ia menjadi malas untuk minum obat, karena ia fikir percuma minum obat kalo aku akan cepat meninggalkan dunia Hari-harinya kini menjadi semakin buruk dari yang terburuk
Mama datang menghampirinya membawa obat-obatan dan air putih “nayla, lagi apa? Kok serius? Minum obat ya” mama duduk di sebelahnya dan meletakkan tangan mama di pundak nayla “kalo gak minum obat, mati ya?” nayla menatap mama tajam dan tak berkedip Mama menatap kosong ke wajah nayla, mama terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut putrinya. Siapa yang memberi tahunya tentang kata meninggal Nayla terlihat memalingkan wajahnya ke arah jendela dan berjalan menuju jendela. Ia terlihat menatap jauh keluar dengan tatapan yang serupa dengan mama “kamu gak bakal meninggal, kamu akan terus ada disini” mama menghampirinya Nayla hanya menoleh sejenak dan kembali menatap kosong ke luar sana “minumlah obat” mama berdiri di sampingnya Nayla terlihat tak menghiraukan mama, ia terlihat asik sendiri dengan apa yang dia lakukan Mama terpaksa meluapkan emosinya “kamu denger mamakan?” mama membentaknya Nayla menoleh ke arah mamanya “bosan” ia menjawabnya singkat dan pergi meninggalkan mamanya
mama fikir yang di ucapkan nayla hanya sekedar kata yang terlintas di fikirannya dan mama berharap nayla takkan tau yang sebenarnya
mama harap semuanya hanya kebetulan, mama yakin nayla takkan mungkin mengerti tentang kanker
***
Nayla mengajak alif jalan-jalan sore di taman tempat biasa, untuk menunggu matahari terbenam Senja ini suasana sangat sepi, mungkin karena hari ini adalah hari dimana orang-orang sibuk dengan bertamasya ke luar kota atau jalan-jalan ke luar negeri. Hari ini adalah hari pertama libur semester akhir. Alif dan nayla akan melanjutkan sekolah mereka ke sekolah dasar yang sama, tak jauh dari taman kanak-kanak mereka sebelumnya Nayla berjalan menyusuri setiap sudut taman itu sambil menikmati sebuah ice cream kesukaannya dan ia terlihat melirik ke arah bangku taman di sebrang sana
“duduk yuk” nayla menyeret tangan alif Alif tak bisa berbuat banyak, ia segera menuruti keinginan sahabatnya “apa iya semua orang akan merasakan mati?” Alif menoleh ke arah nayla “ulang lagi” Nayla menghela nafas “apa iya semua orang akan mati?” Tanpa berfikir panjang alif langsung menjawabnya “tentu” ia menoleh ke arah nayla yang sedari tadi tak berkedip “kematian adalah hal pasti” Nayla mengulumkan bibirnya, ia menelan ludah dan bersender pasrah “kalo aku mati duluan dari kamu?” “itu mustahil” alif terkekeh dengan jawabannya “bukankah tuhan selalu punya rencana untuk setiap makhluknya” nayla menatap kosong pada wjah alif
Alif terdiam, entah melamun atau sedang berfikir, entahlah.. fikirannya menjadi buyar, seketika sahabatnya berkata seperti itu “kamu denger aku?” tanya nayla Alif mengangguk “kenapa gak di jawab? Bukan apa yang aku katakan itu benar” “itu benar, tapi itu hanya mimpi buruk bagiku. Berhentilah berbicara seperti itu” alif memejamkan matanya “lif” nayla bersandar pada bahu alif “apa?” alif menjawabnya dengan nada acuh Tangan nayla menujuk matahari yang akan terbenam “lihat” Alif memperhatikannya “matahari sudah tak terlihat, tapi dia masih tetap ada di malam hari” “memang, dia akan terbenam tapi cahayanya akan tetap ada. Ia akan membaginya dengan bulan, agar meski dia terbenam, cahayanya masih dapat kita rasakan. Walaupun tak seterang di siang hari” Nayla tersenyum, ia mendengar kalimat yang begitu ia ingin dengar, kalimat pendek yang membuatnya lebih tenang untuk tertidur malam ini
***
Hari pertama masuk sekolah menengah pertama, awal dimana mereka menuju remaja alif dan nayla berjalan menyusuri lorong sekolah baru mereka untuk mencari kelas baru mereka Terlihat dari jauh seorang gadis perempuan berambut panjang yang di kepang layaknya seorang putri dari kayangan langit berjalan ke arah mereka
“hai” gadis itu menyapa nayla dan alif Nayla hanya tersenyum sedangkan alif melambaikan tangannya “kalian nyari kelas ya?” tanya gadis itu Nayla dan alif saling menatap dan tersenyum “iya” balas nayla Gadis itu tersenyum “bareng yuk” ia menyodorkan tangannya “namaku Tisya” “tisya?” alif mencoba meyebut nama gadis itu dan menyambut tangannya dengan ramah, begitupun nayla “ya.. tisya” gadis itu menyebut namanya mengenalkan pada dua orang teman baru yang berdiri di hadapannya
Tak lama dari itu mereka melanjutkan langkah mereka untuk mencari kelas mereka bersama-sama dan saling berbicara ringan dan bercanda. Nayla maupun alif terlihat sangat nyaman dengan teman baru mereka Hari pertama mereka di sekolah baru ini sangat berkesan bagi nayla dan alif, di tambah satu teman baru mereka. Nayla dan alif berharap mereka akan selamanya menjadi sahabat dan nayla juga berharap tisya akan menjadi pelengkapnya dan alif Tisya termasuk anak yang mudah akrab, sehingga ia mampu beradaptasi dengan dua teman barunya. Nayla dan alif mampu untuk membuat nyaman teman baru mereka, meskipun mereka harus sedikit memberi ruang untuk teman baru mereka
Hari pertama telah usai, sekarang waktunya untuk kembali menuju rumah “bye” tisya melambaikan tangannya dan berjalan menuju mobil yng menjemputnya Nayla dan alif selalu menyambutnya hangat dan merekapun ikut melambaikan tangan mereka
***
Setelah pelajaran hari ini selesai, nayla dan alif mengajak tisya ke taman favorit mereka
“bagus banget pemandangannya” tisya memperhatikan sekelilingnya “ini tempat kalian main?” tisya duduk diats rerumputan ditaman itu, diikuti alif dan nayla “ini bukan tempat aku sama alif main, tapi ini akan jadi tempat kita main” nayla memegang tangan tisya Tisya terlihat bahagia, tatap matanya terlihat sangat dipenuhi kebahagian “kalian mau ngajak aku jadi bagian dari kalian?” “dengan senang hati” alif tesenyum pada tisya
Tisya harap nayla dan alif akan menerima semua kekurangannya dan menghargai semua usahanya untuk menjadi bagian dari mereka Nayla dan alif adalah orang pertama yang membuatnya merasa begitu nyaman tanpa tekanan
“sya, kok dari tadi senyum aja” tanya polos nayla Tisya menoleh ke arahnya “aku seneng, makasih ya buat kalian. Kalian mau nemenin tisya teruskan? Tisya gak punya temen” Alif perlahan mendekati tisya “kita yang bakal jadi temen kamu” alif memandang ke arah nayla “bahkan sahabat” Sahabat? Tisya berharap kata-kata nayla dan alif adalah kata-kata tulus tanpa modus, ia harap persahabatan akan terjalin erat dianatara mereka. Walaupun nayla dan alif adalah orang baru bagi tisya Mereka terlihat asik saling berpandangan, tertawa kecil dan terkadang merasa saling malu. Alif menelaktir nayla dan tisya ice cream rasa cokelat dengan taburan seres di atasnya, mereka menghabiskannya bersama-sama dan duduk saling berdekatan menikmati udara segar taman dan wangi bunga-bunga yang membuat mereka tenang
***
Semakin hari kedekatan mereka semakin erat, nayla hari ini mengajak tisya bermain ke rumahnya untuk memperkenalkannya pada mama Nayla memimpin langkah alif dan tisya ketika hendak memasuki ruang tamu “maaf rumahnya jelek ya?” Tisya menggelengkan kepala “bagus” Nayla hanya tersenyum dan segera membukakan pintu ruang tamu “duduk di sofa itu” nayla menujuk sebuah sofa yang terlihat empuk di pojok ruangan yang menghadap ke arah home theather di ruang tamunya yang luas Alif dan tisya menuju sofa itu dan duduk diatasnya “em.. bentar ya” nayla menepuk pundak tisya dan meninggalkannya berdua dengan alif
Tak lama dari itu nayla segera kembali tetapi dengan mukanya yang terlihat kusut “kenapa?” alif menatap nayla yang sedang menunduk Nayla kemudian memalingkan wajahnya ke arah tisya “maaf sya, mama gak ada” Tisya memahaminya “udah gapapa, jangan sedih. Tisya tau kok. Mama tisya juga sering pergi-pergi keluar”
Keheningan terjadi di anatara mereka bertiga diruangan ini, mama mereka sama-sama orang yang super sibuk. Entah kebetulan atau apa, mereka bertiga dipertemukan dengan nasib yang sama. Sama-sama kurang kasih sayang orang tua
“kamu gapapa?” tanya tisya pada nayla yang masih terlihat sedih “baik-baik kok” nayla tersenyum
Mereka semua masing-masing sadar, mereka di pertemukan agar mereka tau, banyak anak yang bernasib sama seperti mereka. Bahkan lebih buruk
***
Pemilihan ketua kelas dan wakilnya. Nayla mencalonkan alif dan tisya sebagai ketua dan wakilnya. Alif sudah terbiasa mempimpin kelas sedangkan tisya sangat kreatif dalam ide-idenya membangun kelas, semua itu terlihat dari cara-caranya mengatur kelas. Nayla yakin, alif dan tisya akan menjadi pemimpin yang kompak nantinya
“aku daftarin kamu jadi ketua kelas” nayla berbisik pada alif kemudian tertawa kecil “curang” alif sepertinya agak sedikit sebal “tisya wakilnya” ia menoleh ke arah tisya Tisya terkejut mendengarnya dan langsung memprotes “aku belum pengalaman jadi organisasi” Nayla meletakkan tangannya di depat bibir tisya untuk menahan protes “gak bisa, kalian pasti bisa mimpin kelas” “terserah” alif menghela nafas Mereka melanjutkan lagi perjalan menuju perpustakkan “alif jangan marah, ini misi kamu selanjutnya. Katanya cita-citanya pengen jadi..” nayla sengaja memotong perkataannya Alif langsung menoleh kesal ke arahnya “jadi apa? Jangan bongkar aib dong” “dih, gitu aja marah masa” nayla menjulurkan lidahnya pada alif “ngeledek?” alif melotot kearahnya Tisya tertawa kecil melihat tingkah dua temannya “udah-udah” tisya melanjutkan lagi tawanya
Alif dan nayla saling menatap dan menghela nafas, teman baru mereka memang selalu menjadi penengah yang tepat untuk mereka
Kedekatan mereka membuat nayla lupa akan penyakitnya dan segala masalahnya, nayla menjadi lebih tenang ketika mendapat teman baru. Setidaknya ia bisa melupakan masalah yang ia hadapi
***
Semakin hari rasa nyaman nayla pada tisya berkurang, terlebih saat alif harus meluangkan waktunya dengan tisya untuk menata kelas Nayla merasa telah salah mengambil tindakkan. Rasanya ia menyesal, ia melihat sahabatnya kini lebih banayk menghabiskan waktu dengan orang lain di banding dirinya
Nayla memperhatikan alif yang terlihat sibuk dengan kertas-kertas penilaian kelasnya “segitu sibuknya?” nayla memalingkan muka “ini gak sibuk, ini biasa” alif menoleh ke arahnya dan tersenyum Nayla kemudian menatap alif yang sedang menatapnya “waktu buat aku?” “kita udah mau remaja” balas alif cuek “udah bukan waktunya kita menghabiskan waktu percuma” tisya ikut menyambar ke dalam percakapannya dengan alif
Nayla mulai merasa risi, yang tadinya tisya menjadi penengah kini menjadi pemecah “bener kata tisya” alif membenarkan perkataan tisya Nayla begitu tak habis fikir, alif kini berubah. Tisya yang merubahnya “apa kamu bisa bersikap kayak dulu? Aku rindu hal itu” tanpa banyak basa-basi nayla langsung mengutarakan apa yang mengganjal di hati dan fikirannya
Alif membuang nafas “kita udah mau remaja, ilangin sikap-sikap kekanak-kanakkan kita” Seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan alif, nayla begitu merasa kesal “kamu berubah” Alif tanpa berfikir langsung menjawabnya “berubah lebih baik dari sebelumnya”
Nayla begitu merasa sangat kesal, alif kini keras kepala, mementingkan keinginan dan ambisinya sendiri, tanpa menghiraukan orang lain. Tanpa pernah berfikir bagaimana jika dia berada di posisi nayla
***
Nayla begitu merasa kesal, hari ini seharian alif tak menyapanya. Alif terlihat sibuk dengan jabatannya, terlebih ia lebih sering mendahulukan tisya dari pada nayla Nayla hari ini mengajak alif pergi ke taman berdua dengan dirinya saja, meluruskan apa yang sebenarnya terjadi
Nayla memperhatikan alif yang terlihat asik dengan bacaannya “alif!” Alif hanya melirik ke arahnya sejenak dan kembali membaca “aku mau bicara” nayla terkekeh mengucapkannya “kenapa kamu selalu mentingin tisya, dibanding aku. Sahabat kamu” Alif segera menutup bukunya dan berdiri “kamu ingat, kamu pernah menanyakkan apa itu cinta?” Nayla mengangguk “aku tau” “jangan sok tau!” balas alif Nayla menatap alif tajam “menurutmu?” “cinta itu indah” alif menatap langit yang biru di atas sana “aku mencintai tisya”
Nayla kaget, sahabatnya bisa seperti itu. Sekarang nayla tau apa yang membuat alif berubah CINTA, ya cinta yang membuat alif berubah “kamu baik-baik aja” tanya alif Nayla menggelengkan kepala “kamu bilang cinta indah?” Alif tersenyum lebar “cinta itu membuat kita melupakkan segalanya. Termasuk kamu melupakkan aku” balas nayla Alif menoleh ke arahnya “itu menurutmu” “karena memang, kamu telah dibutakan oleh hal yang aneh itu, yang bernama cinta” nayla metap jauh ke depan
Sejak nayla berkata seperti itu suasana menjadi tenang, alif tak lagi mampu menjawab dan nayla hanya bisa menerima kenyataan bahwa cinta telah menguasai sahabatnya, sehingga ia melupakan segalanya
***
Dengan mata yang sedikit sembab, nayla memaksakan diri untuk tetap sekolah. Ia menangis semalaman di kamarnya, melihat foto-foto yang terletak di album fotonya. Foto adalah sebuah kenangan yang takkan mungkin hilang, foto-foto itu tertata sangat rapi di albumnya Tak hanya menangisi perubahan sikap sahabatnya, ia juga menangisi mama. Mama yang terpaksa harus berangkat ke jepang beberapa waktu lalu untuk membantu pekerjaan papa Lagi-lagi nayla selalu ditinggalkan oleh orang-orang yang dia sayangi Nayla berjalan menuju ruang kelas dengan langkah lemasnya
“kamu gak papakan” tisya menegur nayla
Nayla memandang tisya dan menggelengkan kepalanya seraya berkata “gak papa” dengan cueknya nayla segera pergi meninggalkan tisya “tunggu...” tisya memegang tangan nayla yang hendak pergi dan menariknya Nayla menoleh ke arahnya “apa lagi?” “kamu marah?” tak hentinya tisya menatap mata nayla yang sedari tadi terus memalingkan pandangannya “liat aku” “udahlah, ngapain lagi” nayla menelan ludahnya “kamu punya masalah, kamu harus jelasin kenapa kamu jauhin aku? Aku mohon untuk menjelaskan masalhnya padaku. Kamu temanku, kamu ingat?” Nayla menahan sedihnya, ia mencerna semua kata yang telah tisya ucapkan. Nayla sadar dia egois, tapi ini semua demi kebaikan sesama. Nayla pergi tanpa ragu, langkahnya begitu lebar melangkah Tisya terdiam melihat nayla yang pergi berlalu begitu saja, tanpa menjawab sepatah katapun pertanyaan-pertanyaan darinya. Sausana menjadi semakin rumit, kesalah pahaman di anataranya membuat suasana disekitar mereka menjadi keruh. Mereka saling egois dan tak memperdulikan perasaan orang lain
***
Hari yang sangat melelahkan bagi nayla. Sepulang sekolah, ia segera menuju kamarnya dan terlelap begitu saja Fikiran nayla hari ini sangat kacaw, ia hanya berusaha menenangkan dirinya sendiri. Bagaimanapun ia tak ingin menyakiti perasaan kedua sahabatnya. Tapi keegoisannya selalu datang pada dirinya, membuat hatinya di penuhi rasa benci dan benci Kebenciannya pada kenyataan yang kini terjadi membuatnya ceroboh, ia lalai meminum obat dan juga lalai mengisi perutnya. Terkadang ia tidak makan sesuap nasipun seharian Dulu ia tidak pernah seegois ini. Dulu ia tidak pernah begini, ketika ia beranjak remaja semua ini terjadi. Lingkungan kini telah berubah, sulit dipungkiri semua orangpun perlahan mulai berubah
Nayla teringat dulu, dimana ia selalu marah pada alif tapi alif tak pernah menganggapnya marah. Dulu alif yang selalu menemaninya ketika ia sedang sendiri. Dulu alif selalu meminta maaf, sekalipun yang salah adalah nayla Layaknya seorang yang beranjak remaja lainnya, masalah selalu datang menghampiri nayla. Masa ini adalah masa dimana dirinya mulai belajar menemukan dirinya yang sesungguhnya, dimana ia akan belajar lebih menghargai orang lain Perasaan alif yang semakin hari semakin membuatnya kesal. Ini adalah masa terberat dalam perjalanannya menuju remaja. Dimana ia harus terbiasa dengan sikap sahabatnya yang mulai berubah Semua itu berubah ketika alif mulai merasakan cinta. Ketika alif mulai merasakan suka terhadap seorang lawan jenisnya. Inilah awal perubahan alif Awal perubahan persahabatan mereka, awal dari kehancuran sebuah hubungan spesial yang berjalan sudah bertahun-tahun lamanya, hubungan yang dinamakan persahabatan
Nayla tertidur tapi tanpa disadari, tanpa suruhan, air matanya perlahan terjatuh di pipi manisnya, tetes demi tetes perlahan membuat wajahnya basah. Membuat matanya terasa tak nyaman saat terpejam
***
Alif mengajak tisya ketaman pagi ini. Alif ingin menyampaikan sesuatu pada tisya Sebelum alif berbicara tisya sudah duluan memulai perbincangan “lif” tisya menyebut namanya lembut Alif mendengarnya sangat nyaman, seperti suara nayla yang sedang ia dengar. Karena sejujurnya ia merindukan nayla, merindukan sosok sahabat terbaiknya Melihat alif yang sedang melamun, tisya mengulanginya “lif” Alif tersadar “iya sya?”
“kamu gak papa?” tisya memandang alif Alif hanya tersenyum “gak papa kok” “ada yang mau aku bicarain sama kamu?” dengan ragu akhirnya tisya memberanikan diri untuk menyampaikannya pada alif “apa?” Tisya menelan ludah dan perlahan mengubah posisinya berdiri, ia memalingkan badannya dari alif “tentang nayla” tisya menengok ke arah alif dan memalingkan lagi wajahnya “gak ada yang berubah” alif menjawabnya dan melangkah ke arah depan mendekati tisya Tisya hanya terdiam dan menatap ke atas langit “aku ingin nayla yang dulu” Alif meraih tangan tisya dan menggenggamnya erat “aku juga” Ini untuk pertama kalinya ada seorang lelaki yang menggenggam tangannya, tisya kaget dan menoleh ke arah alif “ini apa?” tisya menanyakan apa maksud alif menggenggam tangannya “oh.. em.. maaf” alif melepaskannya “kenapa dilepas?” tisya tersenyum pada alif yang tersipu malu disebelahnya karena perbuatannya sendiri Alif tertawa kecil “memang boleh?” Tisya tersenyum malu dan perlahan mengangguk
Suasana yang sangat damai, membuat tisya merasa nyaman dekat dengan alif. Mereka berdua kini sedang saling menatap dan perlahan tersenyum
***
Nayla sedang serius belajar di kelas, tapi ada suara sorakkan yang membuatnya merasa risi dan memutuskan untuk mencari tau ada apa
Nayla keluar kelas, ia mendapati alif berlutut pada tisya dengan menggenggam coklat dan balon di tangannya. Nayla menjadi semakin kesal, tangannya mengepal dan perlahan ia menerobos kerumunan orang-orang yang melingkari tisya dan alif “lif.. konyol” nayla berteriak dan berdiri paling depan di antara kerumunan orang-orang Alif menoleh ke arahnya dan terdiam Terdengar orang-orang bergunjing tentangnya di belakang, nayla segera membalikkan badannya “silahkan kalian cemooh aku, sampe mulut kalian berbusa” Cimbiran dan gunjingan terdengar semakin keras, membuat nayla jera dan berteriak “diam!!!” Semua orang tertawa melihat tingkah aneh nayla, bahkan ada yang menyebutnya gila dan tak tau malu. Nayla tak menghiraukan semuanya dan tetap berdiri di tempatnya. Perlahan ia menghampiri alif dan tisya “jangan gila. Jangan membuat aku malu” alif berbisik pada nayla Tisya menyentuh pundak alif dan alif berdiri di samping tisya Mata nayla terlihat sinis , keluar, emosinya semakin memuncak “kamu berubah semenjak ada dia” nayla perlahan meneteskan air mata dan menujuk tisya Tisya terkejut, ia sangat merasa bersalah “bukan maksud aku” perlahan tisya meraih tangan nayla dan matanya berkaca-kaca “tega yah” nayla menatap tisya dan alif secara bergiliran “kamu ambil sahabat aku, kamu rebut semuanya” nayla menangis tersedu-sedu Alif mulai merasa risi dengan tingkah nayla yang telah menggagalkan rencana indahnya, juga risi dengan mereka yang melingkar menonton mereka. Layaknya sebuah drama yang sangat menegangkan “hentikan” alif berteriak Tisya hanya bisa terdiam, ia menyadari, ia hanya orang baru yang perlahan masuk kedalam kehidupan dua sahabat sejati dan perlahan membuat mereka terpecah belah Nayla menatap alif sinis “kita bukan lagi sahabat, kita udah gak ada hubungan apa-apa” derai air mata perlahan begitu derasnya menetes di pipi nayla Karena emosi, alif tak mampu berfikir panjang, akhirnya ia menjawab “oke” ia mengangkat kedua alisnya dan tersenyum sinis Tisya hanya terdiam melihatnya Nayla perlahan membalikkan badannya dan berlari pergi menuju kelasnya kembali
Ini seperti tak nyata namun asli, persahabatan yang sangat kokoh kini terlah kandas dan hanya kenangan yang mampu mereka berdua pertahankan sekarang
***
Setiap hari kini nayla merasa sepi, merasa sendiri. Sahabatnya kini telah pergi jauh meninggalkannya bersama seseorang yang pernah dia banggakan. Teman memang terkadang membuat kita bingung, tapi sahabat yang pergi meninggalkan rasanya jauh lebih sakit dari ini Nayla mulai membiasakan diri melihat sahabatnya jauh darinya. Melihat alif kini jauh lebih dekat dengan orang lain. Hatinya menjadi sedikit terkikis, namun ia yakin kebahagian yang indah telah tuhan siapkan di suatu hari nanti
“naylaaa” suara teriakkan itu terdengar dari meja kantin di belakangnya Nayla menoleh ke arah belakang dan tersenyum, salah satu temannya melambaikan tangan, mengajaknya bergabung di meja itu. Nayla melihat dimeja itu ada alif dan tisya, nayla tak ingin membuat alif merasa terganggu, apalagi alif kini sedang mengaduk-ngaduk minumannya dan menatapnya penuh benci “ayooo” febby terus melambaikkan tangannya “makasih” nayla segera membalikan wajahnya lagi Seperti tak puas, febby terus mengajaknya dan akhirnya febby melangkahkan kaki ke arah nayla “ayolah” “aku disini aja” jawab nayla Tisya merasa ia telah merebut semuanya dari nayla. Akhirnya tisya berani menghampiri nayla dan duduk di sebelahnya “aku juga disini. Nemenin kamu” tisya tersenyum pada nayla “aku biasa sendiri” nayla mengedipkan matanya Tisya tak tega melihatnya, rasa bersalahnya begitu besar pada nayla “yakin”
Nayla menunduk seraya mengangguk “tentu” Dengan rasa kecewa febby dan tisya perlahan melangkahkan kakinya kemeja mereka tadi
Tisya terlihat sangat tak nyaman menghadapi semuanya, ia berasa hidup bahagia di atas penderitaan orang lain
***
Nayla membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju teras depan, ia duduk di atas bangku di halaman depan rumahnya untuk melihat bintang
“dulu, bintang itu ada di sampingku” ia terlihat menatap langit dengan penuh haru Bi surti melihat nayla yang sekarang sering menyendiri akhirnya menghampirinya “non” bi surti menepuk bahunya Nayla menoleh “bibi, duduk bi” Bi surti duduk di sebelahnya “bintangnya bagus ya bi?” wajah nayla masih menatap ke langit yang di penuhi taburan bintang “iya non” bi surti ikut melihat ke atas sana Nayla menundukan kepalanya Bi surti menoleh ke arahnya “non kenapa? Udah minum obat?” Nayla mengangguk “udah kok” “bibi lihat non beberapa minggu ini gak sama de alif?” celetuk bi surti Nayla menggelengkan kepala dan menyenderkan tubuhnya pada bangu taman
“gak marahan?” bi surti mulai merasa kepo “entahlah” nayla menjawabnya singkat Bi surti memeluknya “non jangan ngerasa sendiri, ada bibi” “nayla kuat kok” nayla meneteskan air mata “ada masalah apa sampai begini?” Nayla melepaskan pelukkan bi surti dan memejamkan matanya Bi surti mengerti, nayla belum siap menceritakannya “ya udah non, kalo gak mau curhat” Nayla hanya terdiam dan tak menghiraukannya. Bi surti paham nayla tak ingin dipaksa, itu sebabnya bi surti rela menahan rasa kepo-nya terhadap masalah alif dan nayla Padahal bi surti tau, alif dan nayla dari kecil selalu tak terpisahkan
***
Rasa bersalahnya membuat tisya menjauhi alif, memberi jarak dengan alif. Agar tidak ada hati yang ia sakiti. Tisya cukup tau diri. Tisya tahu apa yang seharusnya ia lakukan Alif merasa ada yang aneh dengan tisya, mengapa tisya menjauhi alif tanpa alasan yang jelas. Alif bingung. Dulu alif bisa bercerita pada nayla jika ada kejanggalan, tapi sekarang... mereka tak lagi sama. Semua berubah
“tisya” alif berlari dari arahnya menghampiri tisya dan meraih tangan tisya Tisya membalikan badannya menghadap alif “beri jarak!” wajahnya tertunduk dan perlahan memundurkan kakinya “kenapa?” alif memandang tisya dan melepaskan tangannya Tisya membalikan badannya “jauhi aku”
Alif heran, ada apa dengan tisya sebenarnya “kamu?” Tisya menghela nafas “aku tau. Karena kedekatan kita ini meembuat nayla merasa tak nyaman, dan aku tau apa yang harus aku lakukan” “maksud kamu?” “menjauhi kamu” balas tisya dan kemudian pergi meninggalkan alif
Kata-kata tisya terasa berngiang-ngiang di telinga alif. Ia selalu bertanya-tanya dalam hatinya siapa yang selama ini egois, apa nayla, tisya, atau jangan-jangan aku. Alif kemudian duduk di bawah pohon rindang di pinggir taman sekolahnya. Ia berfikir betapa egoisnya dia sehingga membuat orang-orang menjauhinya Semua ini bukan salah nayla, juga bukan salah tisya. Sekarang alif sadar siapa yang sesungguhnya egois. Siapa yang selalu ingin menang sendiri Keegoisannya telah membuat semuanya hancur. Mungkin, jika dulu ia tidak egois ia takkan seperti ini. Mungkin ia akan tetap memiliki sahabat seasik nayla dan sahabat seanggun tisya Tak mau banyak menghabiskan waktu untuk merenung, akhirnya ia bangkit dan pergi menuju perpustakaan. Siapa tau nayla berada ditempat itu. Ia ingin menjelaskan semua masalah itu, ia ingin meminta maaf pada sahabatnya Belum ia melangkah selangkahpun tapi ia tersadar, teringat bahwa nayla hari tidak masuk, juga tidak ada kabar tentangnya hari ini Alif hanya bisa menghela nafas dan duduk kembali di posisinya tadi. Membiarkan angin membawa semua masalahnya
***
Nayla menatap kosong ke arah dinding kamarnya, ia merasa kesepian, terlebih rasa sakitnya yang begitu dahsyat membuatnya hanya bisa terbaring lemas di tempat tidurnya
Ini untuk kesekian kalinya ia merasakan sakit, tapi ini adalah sakit pertama yang terasa sangat dahsyat, bahkan terasa bagai dunia sudah tak adil lagi. Apalagi sekarang ia kehilangan sosok penyemangatnya, sosok yang mampu mengubah dirinya menjadi gadis yang ceria Waktu terasa sangat lambat, ia tak mampu merasakan lagi sakitnya yang begitu mendalam. Kepalanya pusing seperti akan pecah, matanya memburam. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan sendiri disini Sudah lama ia berteman dengan sepi, sudah lama ia merasakan sakit hati yang begitu tajam. Ini adalah saat dimana ia harus berusaha tegar, ketika ia memang dihadapkan dengan kenyataan yang tak seharusnya Entah ia harus menangis atau menjerit, ia tak tahu. Ia hanya merasakan hidup itu perih, lebih perih dari pada tertancam pedang yang tajam sekalipun Jika ia bisa menawar, ia akan meminta tuhan untuk tak pernah menghadirkan dia di dunia. Ia sekarang tahu, apa yang orang-orang katakan, dunia itu perih. Rasanya ini penderitaan yang sangat sempurna Tuhan, jika aku bisa memilih. Aku lebih baik untuk tak pernah merasakan indahnya dunia, jika pada akhirnya aku harus menderita dengan penyakit ini, dengan kenyataan bahwa semua orang kini telah pergi, dan aku sendiri. Ia berbicara dalam hatinya. Nayla melihat ke arah meja, ia berusaha meraih gelas yang bibi letakkan di meja samping tempat tidurnya. Tangannya mencoba meraih gelas itu, sulit.. semakin ia berusaha meraihnya kepalanya menjadi pusing, dadanya sakit dan sepertinya ia tak kuat menahan rasa sakit ini Tangannya hampir saja meraih gelas itu tapi .... diluar dugaan, gelas itu tersenggol oleh tangannya dan terjatuh ke lantai Suara gelas yang terjatuh itu terdengar sangat tajam di telinga nayla, ia mencoba meraih kepingkeping pecahan gelas yang berserahkan di lantai Awww. Ia menjerit dan sedikit merengek kesakitan. Tangannya terluka akibat kepingan gelas kaca yang terjatuh di kamarnya Niatnya membereskan itu semua, bukan untuk mencelakai dirinya. Namun goresan luka menjadi saksi kepedihannya, meratapi diri yang tak berdaya, yang tak mampu berbuat apa-apa
***
Nayla sepertinya sudah tak mampu lagi berjalan seperti dulu. Kakinya tak mampu menahan beban dirinya. Ia sudah lama hanya terdiam di kamar Tiba-tiba dari arah pintu terdengar suara langkah kaki, nayla memandang ke arah suara itu “mamaa” mulutnya menganga, melihat mama datang menghampirinya Mama berlari ke arahnya, merentangkan kedua tangannya dan memeluk nayla “maaf mama telat” Nayla tersenyum lembut “maafin mama ya, kamu ngertikan?” mama meteskan air matanya dan melepaskan pelukkannya “mama gak telat, dan mama gak usah minta maaf” balas nayla Mama menggenggam tangannya Nayla melihat mama tampak sangat lemas, wajah mama terlihat kusam dan keringat dingin terus bercucuran di tubuh mama “mama istirahat aja, mama pasti capek. Nayla juga mau istirahat kok” Mama tersenyum mendengar kata-kata itu terucap dari mulut nayla, putri semata wayangnya. Harapan satu-satunya, dan kebahagiaan yang tuhan titipkan “alif mana?” mama melirik ke kanan dan kiri. Biasanya mama selalu mendapati alif di samping nayla, apapun keadaan nayla Nayla menggelengkan kepalanya Mama menatapnya, dan mengelus rambutnya “ceritalah” Nayla menundukan wajahnya dan menggelengkan kepala “ya sudah” balas mama Nayla menyederkan tubuhnya pada bantal “aku mau istirahat, mama juga istirahat ya” Mama memaksakan tersenyum “oke” Mama perlahan melangkahkan kakinya keluar dari kamar nayla “pintunya tutup” teriak nayla dari tempat tidurnya Mama hanya tersenyum dan keluar, tak lupa menutup pintu kamar nayla
***
Malam sudah semakin larut, nayla membuka tirai kamarnya. Ia sedari tadi penasaran dengan apa yang dia dengar, gemuruh yang tak tau dari mana asal suaranya Malam ini rumah ramai, meskipun sudah sangat larut. Mama sengaja mengundang karyawannya untuk meeting di rumah Suara obrolan dari lantai bawah tempat mama meeting terasa sangat mengganggu di telinganya, ditambah bi surti dan pak hasan yang memasang volume televisi yang sangat keras. Suara di seklilingnya tak begitu bisa ia dengar sepenuhnya Setelah ia membuka tirai kamarnya, ia melihat butiran-butiran air hujan jatuh ke tanah, membasahi bumi dan dengan derasnya air itu turun sehingga terdengar suara gemuruh dari luar sana Meskipun suasana sangat ricuh dan suara-suara saling tercampur aduk, ia tetap bisa merasakan hadirnya hujan. Setelah sekian lama musim kemarau melanda, akhirnya hujan turun Dalam keadaan gelap ia tetap bisa melihat air hujan turun dari langit, suasana dingin mulai terasa menusuk di tubuhnya. Nayla segera mengambil baju hangatnya dan memakainya Matanya tertuju pada suatu objek di sudut ruang kamarnya, ia tertarik ingin melihat dan mengambilnya. Ia mengarahkan kursi rodanya ke arah benda tersebut dan perlahan meraihnya “bunga matahari?” ia menaruh bunga itu di pangkuannya dan mengarahkan kursi roda tepat kedepan jendela kamarnya Bunga matahari yang sengaja di awetkan ini adalah bukti kesetiaan seorang sahabat Nayla menatap langit yang gelap, memandang ke atas sana, kosong.. ya , kosong. Malam ini bintang tertutupi oleh awan yang menggumpal menurunkan hujan. Yang terlihat hanyalah hamparan luas hitam, gelap dan bulir-bulir bening yang terjatuh dari atas sana Andai tidak ada lampu, bagaimana gelapnya malam malam ini mungkin sangat mengerikan Bunga ini, dulu alif sering mengambilkannya untukku. Ini bunga terindah yang pernah aku temui, bunga matahari ini jadi saksi, saksi akan kehidupan yang perlahan mulai menujukan sikap kerasnya. Jika tau akan jadi begini, aku takkan pernah ingin menjadi besar. Aku ingin tetap menjadi anak kecil yang polos, yang selalu saling memahami. Katanya dalam hati
Ia sepertinya ingin menceritakan semua masalahnya pada bumi, ia ingin melihat langit ikut tertawa dan bersedih. Ia ingin melihat semua kebahagiaan yang kini sudah terenggut darinya
***
Mama sengaja membawa nayla ke dokter kevin untuk menanyakan perkembangan kesehatannya. Mama bingung, nayla bisa sembuh tapi akhir-akhirnya selalu begini Dokter kevin telah menyimpulkan bahwa kankernya sudah semakin parah “maaf bu, kanker nayla ..” Mama terkecoh, mama beegitu penasaran “jelaskan” Hati mama menjadi dag-dig-dug tak menentu “kankernya sudah menjalar keseluruh tubuh nayla. Jika dilakukan operasi belum tentu nayla akan sembuh. Karena mungkin anda tau sendiri, berkali-kali kita mengoprasi nayla. Namun kankernya semakin parah” dokter kevin menjelaskan “maksud dokter?” mama mengerutkan dahinya “kemo adalah solusinya” balas dokter kevin “selain kemo apa ada lagi cara lain?” Dokter kevin menggelengkan kepalanya “mungkin kemo akan membantu, semuanya meemang tidak menjamin. Tapi tuhan yang akan menjamin semuanya” Mama berfikir sejenak “bagaimana?” tanya dokter kevin “bisa kapan mulainya?” mama sedikit gugup “secepatnya” Mendengar jawaban dokter kevin, mama merasa lega. Mungkin proses pengobatan nayla bukan operasi tapi kemo “tapi ada satu syarat?” dokter kevin memainkan jarinya
“apa?” “nayla harus di bawa ke tempat yang membuatnya tenang” jawab dokter kevin Mama menangguk, mama tau harus membawa nayla kemana
Mama melihat ke arah nayla yang sedag terbaring di tempat tidurnya dan terlihat sedang memandang jauh keluar. Mama yakin, nayla akan bebas dari penderitaannya
***
Tisya dan alif sudah bermaafan, mereka kini kembali bersama-sama. Walaupun alif harus merelakan perasaannya takkan pernah menjadi sebuah kenyataan Tisya dan alif berniat untuk menengok nayla di rumahnya hari ini Saat perjalan menuju rumah nayla, tisya sempat tertinggal langkahnya oleh alif, membuatnya berlari dan tak melihat jalan di depannya
“awww” suara teriakan tisya di iringi dengan suara jatuhnya sesuatu ke tanah yang sangat keras Alif berhenti melangkah dan menghampiri tisya “tisya gak papakan?” “sakit lif” tisya mengangkat siku lengannya “berdarah” alif keget melihat tangan tisya yang terluka Alif mengeluarkan kotak P3K kecil dari tasnya “sini aku obatin” alif memegang tangan tisya “pelan-pelan..” tisya merengek layaknya anak kecil yang kehabisan permen “ini juga pelan” alif dengan jeli mengobati tangan tisya yang terluka
Tisya memandang alif yang terlihat serius mengobatinya dan tertawa kecil “serius banget sih bos?” “kalo gak serius, ini bisa sakit” alif memandang ke wajahnya Tisya juga ikut memandangnya, mereka saling bertatap-tatapan beberapa saat “aww” tisya melepaskan tangannya “sakit tau” “kamu sih orang lagi serius” Tisya tanpa fikir menjawabnya “emang aku ngapain?” “ganggu konsentasi” alif mengeluarkan perban untuk membalut luka tisya “ihh.. pelan-pelan sih” tisya terlihat sangat kesakitan Alif meemasukkan kotak P3K miliknya “makanya diem” Alif membangunkan tisya untuk berdiri “kita jadi kerumah nayla kan?” tanya tisya “kamu luka, besokkan libur, kita kesana pagi-pagi” balas alif dengan nada cuek Mereka berdua berjalan bersama menuju rumah mereka yang kebetulan searah
Sekarang tisya tau sifat alif yang sebenarnya, alif memang ngeselin tapi alif selalu setia pada sahabatnya, tisya tak bisa membayangkan betapa indahnya persahabatan naylla dan alif dulu
***
Mama membuka pintu kamar nayla yang tertutup “nayla” mama memanggilnya dengan lembut Mata nayla tertuju pada barang bawaan mama “loh mama?”
Mama berjalan ke arahnya “mama mau ke jepang lagi?” Mama menggelengkan kepala “terus?” nayla terus-terusan memperhatikan barang bawaan mama Mama membuka pintu lemari nayla dan mengambil koper kosong yang terletak di dalam lemari tersebut “kamu siap-siap, mama membereskan barang-barangmu” mama membereskan baju nayla dan memasukkannya pada koper Nayla bingung melihatnya “kok di masukin?” “cepat siap-siap. Sudah bagaimana nanti” Nayla bersiap-siap beberapa menit “udah mah” nayla tersenyum lebar Mama membalas senyumnya “semua barang kamu juga udah mama masukin” Ada apa sebenarnya, nayla sangat bingung “mau kemana?” “kita mau pergi ke suatu tempat, untuk kesembuhan kamu” “kemo?” nayla mengerutkan dahinya Mama mengangguk “sudah siap? Kita berangkat sekarang juga” “tunggu” nayla mengambil pena, kertas dan amplop. Nayla menuliskan surat untuk tisya dan alif Mama memperhatikannya “sudah?” Nayla mengangguk, ia memanggil bi surti “iya non” bi surti menghampirinya “bi, ini surat buat tisya sama alif. Kalo tisya sama alif kesini... tolong kasih ya bi” Bi surti mengangguk Nayla tersenyum Mama mendorong kursi roda nayla keluar dan bi surti mengikutinya dari belakang
Nayla dan mama sudah berada di dalam mobil, mam membuka sedikit kaca mobilnya “bi kita pamit. Jaga rumah ya” Bi surti tersenyum “baik nyonya. Hati-hati ya” Mama nayla tersenyum balik dan perlahan menutup kca mobilnya dan menyetirnya ke luar dari rumah menuju tempat tujuan mereka
***
Tisya dan alif mengetuk-ngetuk pintu rumah nayla “permisi...” alif berteriak dan sesekali ia membunyikan bel “lif, nayla kok lama ya?” tisya terus mengetuk pintu Alif melihat jam tangannya “baru juga jam 7 pagi. Kok sepi ya?” Mereka berdua terus mengetuk pintu “iya...” suara bi surti dari dalam Bi surti membukakan pintu “sabar” bi surti tersenyum “eh de alif, masuk de” Alif dan tisya tersenyum dan masuk kedalam ruang tamu “ada apa de?” bi surti mengambil softdrink dari lemari es yang diletakkan di sudut ruangan “maaf, ini ala kadarnya de,non” Tisya tersenyum “gapapa bi. Ini juga maaf ngerepotin” “tugas bibi kok” bi surti duduk di samping alif “nayla ada bi?” alif langsung melompat pada tujuan utamanya Bi surti meletakan tangannya di keningnya dan memejamkan matanya “oh iya, bibi ambilin surat dari non nayla dulu ya” Bi surti berjalan menuju ke kamarnya
“nayla kemana?” tanya tisya Alif hanya menggelengkan kepala
Tak lama dari itu bi surti kembali lagi ke ruang tamu “ini” bi surti memberikan sepucuk surat pada alif “itu dari non nayla” Alif memandang surat itu sejenak “ngomong-ngomong, nayla kemana?” “bibi juga kurang tau de” jawab bi surti Alif menelan ludah, ia mnoleh ke arah tisya “ya udah bi, kita pulang dulu. Terimakasih bi” tisya berpamitan “iya non,de. Hati-hati dijalan ya” bi surti mengantarkan tisya dan alif ke luar Alif dan tisya tersenyum dan mencium tangan bi surti. Perlahan mereka mulai pergi meninggalkan rumah nayla, mereka kecewa mereka tak bisa bertemu langsung dengan nayla. Mereka telat.
***
Nayla bingung, mengapa mama membawanya ke tempat seperti ini. Tempat asing baginya “kamu bakal di kemo disini” mama menjelaskan apa yang nayla imgin ketahui “disini” jawab nayla Mama mengangguk “kemo mah?” “kamu kuat kok” mama menggenggam tangannya Nayla sekarang memasuki ruangan kemo dan setelah lama di kemo akhirnya ia bisa keluar dari ruangan itu
Nayla terlihat melihat sekelilingnya “nay” mama memanggilnya lembut “mah, mereka bernasib sama sepertiku?” dengan rasa ingin tahunya yang tinggi, membuat ia menjadi anak yang banyak bertanya “ya” mama mengangguk, menahan rasa sedih dalam hatinya “mereka juga sama-sama lemas seperti akukan?” nayla menengadah melihat wajah mamanya Mama menganggukan kepalanya “rambut mereka rontok seperti naylakan?” lagi-lagi nayla bertanya Mama mengangguk (lagi), mama sudah tak tahan ingin menangis “apa kita semua akan cepat mati?” Mama terkejut mendengarnya, kali ini air matanya tak mampu untuk ia tahan “kalian kuat” mama mencoba tersenyum, padahal sudah jelas ia sedang menangis “mama jangan nangis” nayla mengusap air mata mama “mama gak nangis” mama juga menghapus air matanya Nayla tersenyum “mama tenang aja, kita semua disini sama. Berjuang untuk hidup” Air mata mama metes lagi “kalian hebat, kalian kuat, kalian punya semangat yang tinggi” “tentu” nayla sama sekali tidak terlihat sedih, matanya menujukkan harapan yang sangat besar. Senyumnya pun mampu membuat mama tenang Semua orang mempunyai sisi terkuat dalam dirinya, yaitu hati
***
Malam ini tisya dan alif sengaja bertemu di taman, mereka teringat akan surat yang bi surti berikan beberapa hari lalu
“kamu tau apa isinya?” tisya menanyakannya pada alif “aku belum baca” Tisya membuka amplop itu, tapi sebelum ia membuka ia membaca teruntuk sahabat terbaikku Alif dan tisya. Tisya memberitahunya pada alif “alif baca deh” tisya tersenyum Alif juga tersenyum melihatnya “dia gak marah” “aku yang baca ya” tisya memohon pada alif Alif mengerutkan alisnya “jangan kayak anak TK” ia tertawa kecil “apaan sih” tisya juga tertawa kecil “nih dengerin ya” tisya membuka lipatan kertas itu “untuk alif dan tisya. kalian, makasih kalian udah pernah sayang sama nayla. Dan nayla mohon, kalian jangan lupain nayla. Oh ya.. nayla lagi kemo di jakarta,nayla udah dari tk kena penyakit ini, Cuma nayla baru sempet ngasih kabar sekarang. Maaf ya nayla gak cerita dulu. Jangan khawatir nayla baik-baik kok. kabar kalian di bandung gimana? Semoga baik-baik aja ya.. maaf kalo nayla punya banyak salah sama kalian, nayla pengen pas hari ulang tahun nayla (2 minggu lagi loh) kalian ke jakarta ya, kalo nayla belum pulang. jangan lupa bawa kado yaaa nayla sayang kalian, nayla sangat merindukan kalian – i miss you salam hangat, Nayla” tisya memandang ke arah alif “kemo?” alif mengerutkan alisnya Tisya mengangguk “kanker!” Alif tak habis fikir, mengapa nayla baru cerita sekarang. Di saat penyakitnya suddah sangat parah “lif” tisya menggoyangkan badan alif “apa?” alif menoleh ke arahnya Tisya memperhatikan alif sedari tadi melamun “udah jangan ngelamun” “aku ngerasa bersalah sama nayla” jawab alif dengan cepat Tisya paham apa yang dirasakan alif, ia tak mau banyak membebani fikiran alif. Terlebih ketika menengok ke belakang, ia sadar yang membuat nayla menjauh adalah dirinya Alif melihat tisya yang menatap kosong jauh ke sana “kamu juga jangan ngelamun”
“aku hanya berfikir, nayla sedang apa disana?” jawab tisya “aku yakin nayla sedang berjuang demi sembuh” alif menatap langit dan memejamkan matanya
***
Kondisi nayla semakin menurun, ia sudah lama masuk ruang ICU. Papa dan mama sudah sangat cemas bahkan stres dengan keadaan nayla saat ini Papa terus mendar mandir kesana kemari di ruang tunggu “pa, berdo’a. Nayla butuh do’a kita. Bukan mundar mandir seperti ini” mama menaihati papa Papa mengangguk “papa ambil air wudhu. Mama tunggu disini” papa pergi menuju arah mushola
Mama seakan terkesima dalam kenyataan ini. Mama kini merasa sangat tak berguna sebagai ibu, mama merasa dirinya telah gagal menjadi ibu untuk putri semata wayangnya
Mama terus menangis, bi surti yang melihatnya menjadi iba “udah nya, jangan nangis terus, katannya berdo’a” Mama mencoba menahan tangisnya “bi ini rasanya seperti mimpi buruk” mama memeluk bi surti “sudah, serahkan semuanya pada tuhan. Biarkan tuhan yaang mengatur semuanya, kita hanya makhluk biasa. Semua usaha sudah kita lakukan, biarkan tuhan yang bertindak” bi surti menenangkan mama “bi..” mama terus menangis hingga akhirnya pingsan “nyonya” bi surti menepuk-nepuk pipi mama namun mama tak sadar-sadar Pak hasan dan bi surti memanggil dokter dan membawa mama ke ruang rawat sementara Tak berselang lama mama langsung tersadar “bi” mama memegang tangan bi surti
“iya nya?” “nayla mana?” mama masih lemas, sehingga kata-katanya terdengar kurang jelas, eruntung bi surti maasih dapat mendengarnya “non masih di ICU, nyonya tenang aja. Sekarang nyonya istirahat dulu” Mama mengangguk dan perlahan memejamkan matanya untuk beristirahat. Bibi takut mama akan sakit dan drop jika mama tak beristirahat cukup
***
Alif dan tisya berkeliling-keliling di toko bunga “lif, ketemu gak?” tisya melihat-lihat ke arah tangkaian bunga-bunga yang dipajang rapi di tempat itu Alif melirik ke arahnya “belum sya” Mereka berlanjut lagi mencari bunga matahari dan berpencar
“lif..” tisya berteriak Alif segera menghampirinya “apa?” tanya alif Tisya menujuk ke arah kumpulan bunga matahari yang sudah di rangkai Alif tersenyum “sip” Tisya memperhatikannya dan tersenyum Alif mengambil bunga itu dan segera kembali pada tisya “udah bayar?” tisya bertanya “udah” alif menarik tangan tisya
Mereka berdua berjalan ke arah terminal bus “kita mau kemana?” “jakarta” alif menariknya masuk pada sebuah bus Mereka berdua duduk bersampingan di dalam bus, tisya terlihat asik mengamati pemandangan di luar bus. Bus melaju kencang menuju ibu kota negara. Alif tersenyum kepada bunga itu dan mengecupnya, ini adalah bunga paling spesial untuk tisya Matanya terpejam dalam perjalanan. Entah apa yang membuat alif ingin sekali tertidur, ia seperti melihat masalalunya, ia seperti kembali ke masa kecilnya. Ketika Ia bermain bersama nayla di taman menyaksikan mentari terbenam dan menikmati hembusan angin sore yang sangat sejuk
***
Ini adalah fase kritis bagi nayla, ia sudah koma beberapa jam. Semuanya merasa khawatir dan cemas, terlebih mama yang sepertinya sangat terkesima Mama tak bisa menahan lagi air matanya, mama tak kuat melihat putrinya berada di posisi anatara hidup dan mati Semua ketakutan yang dahulu sempat hilang, kini datang kembali. Setelah sekian lamanya nayla bisa kuat dari penyakitnya, kini ia kembali harus bertarung dengan rasa sakitnya. Meskipun ia sakit, dulu ia tak pernah merasakan fase kritis seperti sekarang Untuk pertama kalinya nayla masuk ruang ICU dan bergelut dengan alat-alat canggih di dalamnya yang menopang hidupnya
Karena tak bisa mengontrol emosinya papa datang menemui dokter-dokter yang mengurus dan mengobati nayla. Papa menerobos masuk tanpa permisi dan dengan raut muka yang sangat serius “dokter” papa membuka pintu ruang khusus dokter dengan berteriak Semua orang di ruangan itu tersentak dan menoleh ke arah papa, salah satu dari mereka mencoba menghampiri papa
“iya, ada yang bisa di bantu?” tanya salah seorang dokter spesialis kanker Papa tak bisa menahan emosinya yang sedang memuncak “dokter, kenapa anak saya nayla terusterusan kritis. Padahal dulu 7 tahun yang lalu anak saya baik-baik saja, meskipun ia harus menjalani operasi. Tapi sekarang dia di kemo? Bukan sehat tapi malah kritis” papa memaki dokter itu Dokter itu sepertinya kewalahan dan dia menggelengkan kepala “semua kehendak tuhan, kami hanya berusaha untuk menyembuhkan. Yang mengatur semuanya tuhan” Papa terdiam, menunduk termenung. Ia tak henti-hentinya memikirkan jawaban dokter tadi “bagaimana pak?” tanya dokter itu “baiklah. Saya serahkan semuanya pada pihak dokter dan pasrah pada tuhan. Tapi saya minta tolong untuk benar-benar memperjuangkan hidup putri saya” papa menyadari semuanya dan meminta agar dokter lebih serius menanggapi nayla Dokter itu tersenyum dan mengangguk, mengiyakan apa yang dikatakan oleh papa Papa segera keluar dari ruangan itu dan terus memegang kepalanya yang berasa sangat sakit
***
Alif dan tisya sampai di tempat tujuan, yaitu rumah sakit tempat nayla di rawat. Mereka berdua berkeliling rumah sakit untuk mencari tahu ruangan nayla, meskipun capek karena harus bermacetmacetan seharian di jalan dan berdesakkan di bus Alif berhasil menemui keluarga nayla yang sedang mundar-mundir dan terlihat sangat cemas, semua itu dapat alif lihat dari raut wajah mereka Alif mengajak tisya menghampiri keluarga nayla “tante” alif memegang bahu mama nayla Mama nayla terkejut, mama yang sedang menangis segera mengusap air matanya “lif..” mama nayla juga mencoba tersenyum pada tisya dan alif “darimana kamu tahu kami disini?” Alif tersenyum “bibi” ia melihat ke arah bi surti
Bi surti tersenyum Mama melirik ke arah bi surti “kapan kamu menanyakkannya?” “sejak alif mengetahui bahwa nayla terkena kanker dan memutuskan untuk berobat di jakarta, dan dari situlah alif mencari tahu tentang semua ini” mata alif terlihat berkaca-kaca menjelaskan semua itu Keheningan mulai terjadi, tapi tak berangsur lama, ada seorang dokter berjalan ke arah mereka “dok” papa berdiri menyambut dokter itu Dokter itu melihat wajah semua orang yang terlihat memperhatikannya “maaf bu,pa, bukan saya lancang. Tapi ini demi kebaikan semuanya” Mama menatap tajam ke arah dokter “maksudnya?” “saya harap, kita bisa mengikhlaskan saja nayla. Saya tak tega rasanya jika harus melihat nayla terus menderita. Karena jika tabung oksigennya di lepas, dia mungkin bisa lebih tenang” dokter itupun menelan ludah setelah selesai berbicara Mama menelan ludah dan alisnya mengerut “saya harap yang dokter katakan tidak sama dengan apa yang saya fikirkan” mama meneteskan air mata “silahkan semua pihak bermusyawarah demi kebaikkan semuanya. Saya akan kembali besok pagi” dokter itu pun segera membalikan badannya dan pergi meninggalkan semua orang yang baru saja ia beri kabar pahit
***
Mama tetap tidak mau ini semua terjadi, mama tak mau nayla pergi. Mama terus menangis dan mukanya sangat pucat. Mama tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika nayla pergi Alif dan tisya terlihat sangat bimbang, raut mukanya menunjukkan itu semua Mereka semua tak mau membuat nayla lebih menderita, tapi di sisi lain mereka juga tak ingin melihat orang yang sangat mereka sayangi pergi dari sisi mereka
Papa berdiri, diikuti dengan wajah mama, alif dan tisya yang ikut menanggahkan kepala mereka “bagaimana kalo kita akhiri saja penderitaan nayla” papa memejamkan matanya “mama gak rela kalo nayla harus meninggal” mama terkekeh dengan ucapannya Papa menatap tajam ke arah mama dengan matanya yang berkaca-kaca “tapi papa tak tega melihat nayla hidup tapi mati, ikhlaskan saja” Semuanya menunduk dan termenung “baiklah, ini demi kebaikkan nayla. Mama akan mencoba ikhlas menerima semuanya” mama tak dapat menahan air matanya yang terus bercucuran Papa melihat satu persatu wajah-wajah orang di sekitarnya dan berhenti di alif “bagaimana lif? Kamu bisa ikhlas” Alif berdiri “nayla harus tetap hidup!” dia berteriak dan matanya di penuhi air mata Tisya meraih tangan alif dan ikut berdiri disampingnya, mennoleh ke arahnya “jangan egois, kamu harus bisa ikhlas. Nayla akan bahagia di surga nanti, jangan sakiti nayla untuk hal ini” Alif mengangguk dan kembali duduk “semuanya setuju?” tanya papa Dengan hati terpaksa mereka semua mengangguk, mereka akan berusaha mengikhlaskan apa yang sesungguhnya mereka tak inginkan. Walaupun ini keputusan sangat besar dalam hidup mereka. Ini adalah keputusan untuk menentukan hal yang bersangkutan dengan nyawa seseorang yang sangat mereka sayangi
***
Tepat setelah matahari terbenam, semua keluarga beserta alif dan tisya berkumpul di ruangan tempat nayla di rawat. Mereka semua baru menyadari, hari ini adalah hari dimana tepat tanggal kelahirannya terulang, namun.. yang seharusnya hari ini menjadi hari bahagia harus menjadi hari terburuk bagi mereka Alif dan tisya berdiri di sebelahnya
“lihat, matahari sudah terbenam nay.. lihat aku membawakan bunga matahari untukmu” alif meneteskan air matanya Tanpa di duga, nayla membuka kedua matanya perlahan dan mencoba bebicara, bibirnya ia coba gerak-gerakkan untuk berbicara, namun tanpa suara Semua orang terkejut melihatnya “nay, aku minta maaf. Selamat ulang tahun” alif meletakkan bunga matahari disebelah nayla dan dengan suara parau alif mengucapkannya dan terlihat nayla meneteskan air mata, tetapi bibirnya tersenyum kecil Nayla melirik ke arah orang tuanya, mama dan papa hanya tersenyum “kita ikhlas” mama meneteskan air matanya Mata nayla seperti mencoba memperhatikan semua wajah di sekitarnya, terlihat lambaian tangan dari semua orang yang berada di dekatnya, walau dengan penglihatan seadanya nayla bisa melihat mereka yang meneteskan air mata untuknya Terlihat nayla memandang tisya dan tersenyum, tisya mencoba membalas senyumnya walau dalam air mata kepedihan. Mungkin ini adalah senyum terakhir seorang nayla untuk semua yang berada di ruangan ini Mata nayla terpejam dia tersenyum dan saat itu juga elektrokardiograf menujukkan garis lurusnya, itu tandanya nayla telah pergi meninggalkan semuanya dengan tenang, karena setidaknya nayla bisa melihat orang-orang yang dia sayangi berkumpul di sekitarnya Mama menangis histeris melihat kepergian putrinya, alif dan tisya tak tahan untuk terus meneteskan air matanya Mama meredakan tangisnya dan berusaha tenang “selamat jalan nayla, mama sayang kamu. Terima kasih tuhan, telah mengambil nyawa putriku dengan lembut, semoga dia di tempatkan di surgaMu” mama mengecup kening nayla untuk terakhir kalinya Suasana pilu menyelimuti hati mereka, menyaksikan kepergiam seorang nayla
***
Cuaca tenang kota bandung hari ini menjadi saksi kembalinya nayla pada sang maha pencipta Semua pihak keluarga, teman dan guru menyaksikan pemakamannya Suasana berubah menjadi lebih pilu, ketika mereka menyadari sosok nayla takkan pernah ada lagi, ketika mereka menyadari ini adalah hari terakhir mereka melihat nayla Isak tangis orang-orang yang menyayanginya menghantarkannya pada tidur panjangnya, kini semuanya telah berubah, kini saatnya mereka mencoba mengikhlaskan nayla lebih jauh Kini nayla telah aman bersama sang maha kuasa Setelah pemakaman selesai alif , mama dan papa tetap berada di tempat itu menaruh kado untuk sahabatnya, bunga matahari yang sudah sedikit layu sengaja ia tempatkan di bawah batu nisan nayla “selamat tinggal sahabat terbaikku, tenanglah kamu dalam keabadian dan tawamu,candamu,dan semua kenangan bersamamu akan menjadi catatan terindah dalam sejarah hidupku, biarlah aku yang harus menjalani hidupku tanpamu lagi, tapi kamu takkan pernah jauh kamu ada di hatiku. Kamu takkan pergi jauh, kamu yang akan menemani aku dalam keseharianku. Kamu ada dalam hatiku, dalam fikiranku dan telah menyatu dalam jiwaku” alif mengecup batu nisan nayla dan perlahan mengangkat kedua tangannya untuk berdo’a, dalam tangisnya ia memohon, agar tuhan membahagiakan sahabatnya di surga Mama dan papa juga ikut berdo’a, mendo’akan putrinya. Dan setelah selesai berdo’a mama mengeluarkan sebuah amplop usang dari dalam tasnya yang berwarna merah muda “ini dari nayla, 6 tahun lalu. Isinya.. ma, makasih udah menjadi mama terbaik, maafin nayla kalau nayla banyak salam, nayla sayang mama” mama menangis membacanya dan segera mengecup batu nisan nayla. sebagai bunga terakhirnya untuk seorang saahabat sejati Mama,papa dan alif menaburkan bunga di atas tempat terakhir nayla berbaring dan perlahan mereka meneteskan air mata Mengingat, ini sudah akhir dari perjalan hidup nayla, takkan lagi ada kecerian nayla yang akan membuat mereka terhibur Takkan lagi ada tawa nayla dan semua kejahilannya. Selamat tinggal nayla Kita akan merindukanmu. Mama berkata dalam hatinya Mereka takkan pernah lupa dengan nayla, dan akan terus menyelipkan do’a untuk nayla kepada tuhan. Biarlah yang telah lalu berlalu, namun kita tetap harus mengingatnya, menyimpannya dalam memori. Bahwa sebenarnya yang ada, memang takkan tiada pada akhirnya.
Mereka melangkahkan kaki, pergi dari tempat itu. Mengikhlaskan nayla yang sekarang sudah berada di sisi sang maha penyayang
Semua adalah milik tuhan, kita hanya mampu menjaganya, merawatnya dan mengikhlaskannya jika tuhan mengambilnya kembali
TAMAT