Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana1
Abstrak Skripsi ini berjudul “Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh trauma yang dialami tokoh utama (Nayla) pada kepribadian dan kehidupannya sebagai seorang pengarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Teori psikoanalisis digunakan dengan tujuan mengetahui keadaan struktur kepribadian tokoh Nayla. Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana penyiksaan psikis dan fisik yang dialami oleh tokoh Nayla berpengaruh terhadap kepribadian dan kehidupanya sebagai seorang pengarang. Kepribadian tokoh Nayla lebih didominasi oleh id dan mengabaikan norma-norma atau superego yang ada.
Abstract This thesis is entitled "Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu". This study aims to determine the effect of trauma experienced by the main character (Nayla) on the personality and life as an author. The method used in this research is descriptive analysis method with the theory of psychoanalysis Sigmund Freud. Psychoanalytic theory is used with the aim of knowing the character's personality structure Nayla. These results show how the psychological and physical torture suffered by Nayla character and personality affect the next life as an author. Nayla character's personality is more dominated by the id and ignore the norms of the existing or the superego. Kata Kunci: Trauma, Psikologi Sastra, Psikoanalisis, Freud.
1
Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Univ. Padjadjaran. Dosen Pembimbing: Nana Suryana, M.Hum & Dr. Lina Meilinawati, M.Hum. Telah menempuh ujian sidang sarjana pada tanggal 28 Juni 2012.
I.
Pendahuluan Novel merupakan potret realitas yang terwujud melalui bahasa yang
estetis karena sifatnya bersinggungan dengan kehidupan manusia. Dalam hal ini, pengarang bertugas menyampaikan maksud dan tujuan penceritaan kepada pembaca melalui karyanya. Ratna (2009: 314) berpendapat bahwa novel menyediakan media yang paling luas sehingga pengarang memiliki kemungkinan yang seluas-luasnya untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Salah satu cara pengarang dalam menyampaikan maksudnya tersebut antara lain melalui penampilan para tokoh yang menjadi fokus cerita. Fenomena yang menarik belakangan ini adalah munculnya sejumlah pengarang perempuan yang hadir lewat karya-karya yang bertemakan psikologis, dari kekerasan hingga seksualitas. Satu di antaranya ialah Djenar Maesa Ayu dengan kumpulan cerpennya yang bertemakan seksualitas seperti “Mereka Bilang, Saya Monyet!” (2003), “Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu)” (2004), “Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek” (2005), “1 Perempuan 14 Laki-laki” (2011), dan “T(W)ITIT” (2012). Pada tahun 2005 Djenar juga menulis sebuah novel berjudul Nayla yang bertemakan tentang kekerasan tetapi tetap dibumbui oleh seksualitas. Karya-karya Djenar tersebut dianggap sebagai pendobrak nilai-nilai moralitas yang dianut masyarakat umum, dengan melakukan pendobrakan terhadap nilai-nilai seksualitas. Dalam hal ini, Djenar seperti ingin menegaskan bahwa perempuan bukan merupakan objek seksualitas laki-laki. Ia juga merupakan subjek seksualitas, seperti kaum laki-laki. Dalam penelitian ini, akan dibahas salah satu novel Djenar Maesa Ayu yang berjudul Nayla. Nayla berkisah tentang kehidupan seorang perempuan yang mengalami masa kecil yang tidak bahagia. Tidak hanya karena ibunya yang sangat keras, bahkan kejam dalam mendidik anaknya, Nayla kecil pun mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh kekasih ibunya. Pada umur tiga belas tahun Nayla lari dari rumah ibunya, tinggal bersama ayah dan ibu tirinya untuk masa yang singkat, lalu hidup sendiri setelah ayahnya meninggal. Hubungan cinta dengan dua kekasih yang diceritakan, yaitu
dengan seorang perempuan bernama Juli yang dipacarinya pada masa remaja, dan seorang laki-laki bernama Ben yang menjadi pacar Nayla ketika dewasa. Di samping itu, karier Nayla yang gemar menulis cerpen dan akhirnya menjadi pengarang terkenal pun diceritakan. Trauma yang dialami oleh tokoh Nayla serta pengaruh trauma tersebut pada dunia kepengarangan, terutama pada karya-karyanya, serta mengenai hal-hal apa saja yang menjadi inspirasi tokoh Nayla dalam menulis merupakan pokok persoalan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Persoalan tersebut akan ditelaah melalui pendekatan psikologi sastra dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud sebagai alat bantu dalam penganalisisan. Jean Le Galiiot dalam Djokosujatno (2001: 34) mengatakan bahwa teori psikoanalisis dapat digunakan untuk mengkaji pengarang atau pencipta umumnya, karya sastra, teks sastra sebagai suatu proses produktivitas, dan pembaca sebagai penikmat karya sastra. Hal ini pula yang mendasari penulis dalam pemilihan teori psikoanalisis sebagai pendekatan terhadap novel Nayla.
II.
Pembahasan Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini terpusat pada trauma
yang berdampak pada kehidupan tokoh utama, Nayla, khususnya pada dunia kepengarangannya. Persoalan tersebut akan dibahas melalui teori psikoanalis Sigmund Freud. Psikoanalisis Freud memiliki ciri khas membedakan kepribadian menjadi tiga macam, id, ego, dan superego. Apabila terdapat keseimbangan yang wajar antara id, ego, dan superego akan diperoleh struktur kepribadian yang wajar. Namun, apabila terjadi ketidakseimbangan antara ketiga komponen tersebut, hal yang terjadi adalah kepribadian yang tidak wajar dan menimbulkan penyakit kejiwaan. Konsep kepribadian Freud tersebut, jika dikaitkan dengan trauma tokoh Nayla yang berdampak pada kehidupan dan dunia kepengarangannya, memperlihatkan neurosis, semacam gangguan yang ditandai dengan konflik, reaksi kecemasan, kerusakan parsial pada kepribadian dan kadangkala disertai oleh fobia (Freud, 2003:166). Gejala tersebut lahir dari rasa takut dan
kecemasan yang disebabkan oleh trauma masa lalu, pengaruh sosial, dan alam tak sadar (Id) dari pengarang (tokoh Nayla sebagai seorang penulis) yang tertuang ke dalam karya sastra. Menurut Freud (dalam Zaviera, 2008: 115), pengalaman-pengalaman traumatis berpengaruh terhadap kejiwaan. Setiap trauma pasti memiliki dampak yang unik pada diri seseorang yang dapat dipahami melalui latar belakang individual. Dalam kasus novel Nayla, Nayla mengalami penyiksaan fisik maupun psikis oleh ibunya, dan mengalami pelecehan seksual oleh pacar ibunya. Beranjak remaja ia pernah tinggal di Rumah Perawatan Anak Nakal sehingga ketika dewasa ia menjadi pribadi yang mengalami depresi. Depresi adalah perasaan tidak mampu, tidak kompeten, kehilangan harga diri, dan merasa bertanggung jawab terhadap semua kejadian buruk (pada diri dan lingkungannya). Akar masalahnya adalah kehilangan cinta dari orang tua, dari teman, dan orang terdekat. (Alwisol, 2011 : 35). Hal tersebut berpengaruh pada karier Nayla sebagai seorang penulis. Karya-karya tokoh Nayla pun digambarkan sebagai semacam ungkapan trauma masa lalunya. Di antaranya sebuah cerpen yang berjudul “Laki-Laki Binatang” (hlm. 38) serta dua buah esai yang berjudul “Tentang Seks” (hlm. 77), dan “Tentang Pelecehan Seksual” (hlm. 84). Melihat tema yang diangkat dalam kebanyakan tulisan tokoh Nayla, seperti seksualitas dan dunia perempuan, penulis berpendapat bahwa di balik itu semua sebenarnya terdapat sesuatu yang ingin disampaikan dan diekspresikan oleh tokoh Nayla, dan memiliki keterkaitan dengan trauma yang pernah dialaminya.
III.
Simpulan Penyiksaan fisik dan psikis serta pelecehan seksual yang dialami Nayla
pada waktu kecil memberikan dampak trauma dalam kehidupannya. Trauma tersebut berpengaruh terhadap kepribadian Nayla. Struktur kepribadian Nayla berkembang dengan tidak seimbang. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya id yang terlalu mendominasi dalam kepribadian Nayla. Ego selalu dituntut
untuk memenuhi apa yang diinginkan oleh id tanpa memikirkan norma-norma yang ada. Semua terjadi disebabkan tidak terbentuknya superego yang baik dalam kepribadian Nayla. Struktur kepribadian yang tidak seimbang juga mengakibatkan Nayla mengalami gangguan kepribadian seperti neurosis dan depresi. Pengalaman-pengalaman traumatis pada masa kecil memberikan inspirasi terhadap tulisan-tulisan Nayla, khususnya penyiksaan yang dilakukan oleh ibu dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh kekasih ibunya. Hal yang menjadi inspirasi Nayla dalam dunia kepengarangannya yaitu seksualitas dan dunia perempuan. Hubungan problematis ibu-anak dan seksualitas kerap menjadi tema dalam setiap tulisannya. Dalam dunia kepengarangannya, Nayla menghasilkan sebuah cerita pendek yang berjudul “Laki-laki Binatang!”, dan dua buah tulisan yang membahas seksualitas dan pelecehan seksual. Trauma yang mengikat kehidupan Nayla berdampak pada tulisantulisan yang dihasilkannya. Hal tersebut membuat tema yang dihasilkannya selalu monoton, gaya penulisan Nayla yang cenderung menggunakan stream of consciousness, yaitu teknik aliran kesadaran, dan dalam setiap tulisannya selalu dibumbui oleh seksualitas dari sudut pandang dunia perempuan.
Daftar Sumber Alwisol. 2011. Psikologi Kepribadian. Malang: Umm Press. Djokosujatno, Apsanti. 2001. Kedudukan Psikoanalisis dalam Pendekatan Sastra Modern. Dalam Modul Pelatihan Psikoanalisis. Jakarta: Pusat Penelitian Kutha Ratna, Nyoman. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.