PENAMBAHAN CACING TANAH Lumbricus rubellus, ALGAE MERAH Eucheuma cottonii DAN KEONG MAS Pomacea canaliculata PADA PAKAN AYAM PETELUR DALAM PENINGKATAN KANDUNGAN OMEGA-3 PADA TELUR THE ADDITION OF THE EARTHWORM Lumbricus rubellus, RHODOPYCEAE Eucheuma cottoni AND GOLDEN APPLE SNAIL Pomacea cannaliculatta IN THE FEED OF LAYING HENS TO INCREASED CONTAIN OF OMEGA-3 IN THE EGGS Aldila Dinar Dahniar¹, Eddy Soekandrsih², Zohra Hasyim², Eddyman W. Ferial² 1) 2)
Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Dosen Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Hasanuddin, Makassar.
E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penambahan Cacing Tanah Lumbricus rubellus Algae merah Eucheuma cottoni dan Keong mas Pomacea canaliculata Pada Pakan Ayam Petelur Dalam Peningkatan Kandungan Omega 3 Pada Telur yang bertujuan untuk mengetahui hubungan bahan tambahan Cacing tanah Lumbricus rubellus, Algae merah Eucheuma cottoni dan Keong mas Pomacea canaliculata L pada ayam petelur dalam meningkatkan kandungan omega 3 pada telur ayam petelur. Serta Mengetahui konsentrasi penambahan cacing tanah Lumbricus rubellus, Algae merah Eucheuma cottoni dan keong mas Pomaceaca naliculata dalam meningkatkan kandungan omega pada telur ayam petelur. Pengambilan sampel telur dilakukan setelah pemeliharaan selama 4 minggu( 1 bulan ), dimana telur yang di ambil sebanyak 3 butir / perlakuan, sehingga total sampel telur yang diamati sebanyak 12 butir. Analisis omega 3 dengan menggunakan spektrofotmeter dengan panjang gelombang (λ=640nm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan cacing tanah lumbricus rubellus, Algae merah Eucheuma cottoni dan keong mas Pomacea canaliculata dalam pakan ayam ras dapat meningkatkan kandungan omega 3 pada telur dengan jumlah pemberian terbaik pada level dalam pakan yaitu 15 % Algae merah Eucheuma cottoni, 10% earthworm Lumbricus rubellus and 5% golden apple snail Pomacea canaliculata. Kata kunci : telur, omega-3, cacing tanah Lumbricus rubellus, Rodhopyceae, Algae merah Eucheuma cottoni, keong mas, Pomacea canaliculata ABSTRACT This research was about the addition of the earthworm Lumbricus rubellus, Rodhopyceae Eucheuma cottoni and the golden apple snail Pomacea canaliculata in the feed of laying hens to increasing the contain of omega-3 in the egg of the laying hens, it had been conducted to know the connection of addition earthworm Lumbricus rubellus, Rodhopyceae Eucheuma cottoni and the golden apple snail Pomacea canaliculata in feed of laying hens to increasing omega-3 contain in the eggs. This study also purposed to knowing the addition concentration of earthworm Lumbricus rubellus, Rodhopyceae Eucheuma cottoni and the golden apple snail
Pomacea canaliculata for increasing the omega-3 in the eggs. The samples of eggs were taken after 4 weeks (1 month) look after, which there were 3 samples taken from each treatment, so there were 12 eggs to be observed. The analysis of omega-3 used spectrophotometer UV-VIS in (λ = 640 nm) lenght of wave. The research showed that the addition of the earthworm Lumbricus rubellus, Rodhopyceae Eucheuma cottoni and the golden apple snail Pomacea canaliculata in the feed of laying hens can increase the contain of omega-3 of the eggs with the best concentration to additioned in feed was at the level of composition 10% earthworm Lumbricus rubellus, 15 % Rodhopyceae Eucheuma cottoni and 5% golden apple snail Pomacea canaliculata. Key words : eggs, omega-3, earthworm Lumbricus rubellus, Rodhopyceae Eucheuma cottoni, golden apple snail Pomacea canaliculata
PENDAHULUAN Asam lemak Omega-3 adalah nama
yang mudah diperoleh dan tahan lama jika disimpan.
Telur merupakan bahan pangan
sekelompok lemak tak jenuh tertentu yang
yang ada diseluruh penjuru dunia, terkhusus
diperlukan tubuh tetapi tidak dibuat oleh
di Indonesia telur
tubuh. Asam lemak omega-3 dianggap
makanan
sebagai asam lemak esensial yang artinya
memenuhi kebutuhan akan gizi, perilaku
asam lemak ini penting bagi kesehatan tubuh
konsumtif telur memberi dampak yang positif
tetapi tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh.
terhadap usaha peternakan ayam petelur yang
Oleh karena itu asam lemak omega-3 harus
bertindak sebagai produsen utama (Marzuki,
diperoleh dari asupan luar baik minuman
2015).
yang
merupakan salah satu berperan
besar
dalam
maupun makanan khususnya dari ikan dan
Peternakan ayam petelur saat ini
minyak nabati tertentu. Turunan asam lemak
memberikan distribusi yang cukup besar atas
Omega-3 yaitu asam eicosa pentanoat (EPA)
kebutuhan akan protein, data yang disebutkan
dan asam dokosa heksanoat (DHA) banyak
oleh Direktorat Jendral Peternakan dan
terdapat dalam produk-produk ikan dan
Kesehatan Hewan (2011), untuk wilayah Sul-
minyak ikan (Farrel, 1993).
Sel produksi telur tahun 2010-2014 adalah
Salah satu inovasi pangan yang
73.857 hingga 90.570 butir.
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
Farrel (1993) mengatakan bahwa
tubuh akan asam lemak esensial omega-3
sebagaimana ternak lainnya, ternak ayam
adalah dengan meningkatkan omega-3 pada
juga memerlukan manajemen pemeliharaan,
telur. Telur adalah salah satu sumber protein
pemuliaan serta pemberian ransum yang baik
dan
terkontrol
untuk
menghasilkan
produktifitas yang tinggi.
mineral, protein, dan asam lemak tak jenuh ( Dewi, 2012).
Ransum merupakan kumpulan bahan
Sumber lain menyebutkan bahwa
makanan yang layak dimakan oleh ayam dan
pada tiap 100 gram keong mas Pomacea
telah disusun mengikuti aturan tertentu.
canaliculata terdapat energi makanan 83
Aturan itu meliputi nilai kebutuhan gizi dari
kalori, protein 12,2 gram, lemak 0,4 gram,
bahan makanan yang digunakan. Penyamaan
karbohidrat 6,6 gram, abu 3,2 gram, fosfor 61
nilai gizi yang ada di dalam bahan makanan
mg, natrium 40 mg, kalium 17 mg, riboflavin
yang digunakan dengan nilai gizi yang
12 mg, niacin 1,8 mg serta kandungan nutrisi
dibutuhkan
makanan yang lain seperti Vitamin C, Zn,
ayam
dinamakan
teknik
penyusunan ransum (Rasyaf, 2006).
Cu, Mn dan Iodium ( Manunggal, 2012).
Penyusunan ransum yang tepat akan
Kandungan omega-3 yang tinggi juga
meningkatkan kualitas sesuai dengan yang
ditemukan pada tumbuhan jenis alga merah
diharapkan, beberapa sumber menyebutkan
Eucheuma cottonii. Alga atau rumput laut
bahwa
sumber
Eucheuma cottonii yang merupakan bagian
omega- 3 tinggi misalnya saja cacing tanah
dari jenis Rhodophyceae adalah rumput laut
Lumbricus rubellus. Hasil analisa didapatkan
potensial dan banyak ditemukan di perairan
bahwa kandungan protein tepung cacing
Indonesia (Dewi, 2012)
tanah sebesar 60-70%, lemak kasar 7%,
Rumput
ada
banyak
jenis-jenis
laut
ini
banyak
kalsium 0,55%, fosfor 1%, serat asar 1,08%
dibudidayakan sebab mengandung mineral,
(Palungkun, 1999).
seperti kalsium, kalium, zat besi, magnesium,
Invertebrata lainnya yang juga kaya
yodium, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C,
akan kandungan asam lemak omega-3 adalah
omega 3, omega 6, juga antioksidan.
Keong Mas Pomacea canaliculata. Keong
Beberapa
mas
merupakan
kandungan antioksidan dalam Eucheuma 550
moluska air tawar yang belum dimanfaatkan
kali lebih kuat daripada vitamin C, dengan
secara
Pomacea
protein yang lebih tinggi dari pada susu, dan
canaliculata banyak dimanfaatkan sebagai
kandungan omega 3 dan omega 6 yang juga
pakan dan terbatas dimanfaatkan sebagai
lebih tinggi dari pada ikan (Diennazola,
bahan pangan, padahal keong mas memiliki
2014).
Pomacea
optimal.
canaliculata
Keong
mas
kandungan gizi yang cukup bagus, antara lain
penelitian
menyebutkan,
Seperti yang telah diuraikan diatas
Keong mas Pomacea canaliculata sebelum
selanjutnya akan dilakukan penelitian untuk
digunakan sebagai bahan campuran dalam
menemukan formulasi yang tepat dalam
ransum pakan terlebih dahulu dibuat tepung
peningkatan kualitas telur dari ayam ras
kering dengan cara dicuci dan dikeringkan
petelur
“
hingga kadar air kurang dari 2%. Ransum
Lumbricus
ayam dengan komposisi: jagung kuning,
Eucheuma cottonii
dedak halus, tepung ikan, bungkil kedelai,
dan Keong Mas Pomacea canaliculata pada
bungkil kelapa, CaCO3, minyak kelapa,
pakan ayam petelur dalam meningkatkan
Premix.
kandungan omega 3 pada telur ”,
Pelaksanaan
dengan
judul
penelitian
Penambahan Cacing Tanah rubellus, Algae merah
dalam
penelitian ini hasil yang diharapkan adalah
penelitian
adalah
sebagai
berikut:
kandungan telur yang kaya akan omega-3.
Komposisi
pakan,
Pakan
yang
ditambahkan pada ransum ayam petelur dalam
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan
penelitian
ini
disusun
dengan
komposisi perlakuan sebagai berikut :
Oktober - November 2015, Preparasi sampel
P0 = Ransum 100%
dilakukan di Laboratorium Zoologi, Jurusan
P1 = Ransum 70% + tepung cacing tanah
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lumbricus rubellus 5% + tepung alga
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.
merah Eucheuma cottonii 10% +
Alat yang digunakan antara lain: kandang ayam tempat penelitian , tangki air sebagai penyimpan air guna keperluan ayam,
tepung
keong
mas
Pomacea
canaliculata 15% P2 = Ransum 70% + tepung cacing tanah
timbangan digital untuk mengukur berat telur
Lumbricus rubellus 10%
yang dihasilkan oleh ayam petelur, sprayer
alga merah Eucheuma cottonii 15% +
digunakan
tepung
untuk
disinfektan
kandang
keong
mas
+ tepung
Pomacea
canaliculata 5%
bertelur dan oven. dalam
P3 = Ransum 70% + tepung cacing tanah
penelitiain ini adalah ayam petelur yang telah
Lumbricus rubellus 15% + tepung alga
memasuki masa produktif bertelur dengan
merah
usia 18 bulan. Cacing tanah Lumbricus
tepung
rubellus, Rumput laut Eucheuma cottonii dan
canaliculata 10%
Bahan
yang
digunakan
Eucheuma cottonii 5% + keong
mas
Pomacea
Pemeliharaan
menggunakan
pengambilan
sampel
telur
dilakukan
kandang sistem battery, yaitu kandang
setelah ayam dipelihara selama 4 minggu
berbentuk sangkar yang disusun berderet,
( 1 bulan ), dimana telur yang di ambil
setiap ruangan kandang hanya dapat
adalah telur pada minggu keempat yang
menampung satu – dua
ekor ayam
jumlahnya sebanyak 3 butir / perlakuan,
(Sistem kandang individual) kandang ini
sehingga total sampel telur yang diamati
lebih
sebanyak 12 butir.
dikenal
dengan
sebutan
cage
(Piyatno, 1994 dalam Nurcholis, dkk,
2. Proses
ekstraksi
dengan
sonikasi,
dimana
2009). Keuntungan sistem ini yaitu
menggunakan
tingkat produksi individual dan kesehatan
sebanyak 0,25gr kuning telur ayam
masing-masing ayam dapat dikontrol,
dicampur
memudahkan pengontrolan pakan ayam,
sebanyak
kanibalisme ayam dapat dihindari dan
dimasukkan
penyakit tidak mudah menjalar dari satu
tertutup kemudian disonikasi pada suhu
ayam ke ayam yang lainnya.
50° C selama 6 jam.
Pemberian
pakan
dengan pelarut n-heksana 5
ml,
yang
kedalam
kemudian
botol
sampel
ayam
3. Hasil ekstraksi biomassa kuning telur
dilakukan dengan takaran khusus. Untuk
yang diperoleh, dimasukkan kedalam
penelitian ini ayam yang digunakan yaitu
tabung
ayam petelur usia 18 bulan dan sudah
dengan n-heksana sebanyak 5 ml. Sampel
memasuki masa produktif. Pemberian
kemudian disentrifuse selama 20 menit
pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada
dengan kecepatan 90 rpm dan diambil
pagi hari pukul 06.00 WITA dan pada
supernatannya untuk analisis omega-3
sore hari pukul 16.00 WITA. Pakan yang
pada spektrofotometri UV-VIS dengan
diberikan
panjang gelombang
memiliki
pada
alat
dilakukan
takaran
75
sentrifuse
dan
dicampurkan
(
gram/ekor/hari dan air minum diberikan
yang dibandingkan dengan standar baku
secara ad libitum. Pakan perlakuan mulai
pada penggunan spektrokopi UV-VIS.
diberikan setelah aklimatisasi selama 1
4. Data yang diperoleh diolah dengan
minggu. 1. Sampel telur untuk data sekunder diambil tiap satu minggu untuk diukur panjang, lebar dan beratnya. Untuk uji omega-3
analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. 2 Pembahasan
Setelah pemeliharaan sampel ayam
Hasil analisa laboratorium dengan
petelur selama 4 minggu, telur pada minggu
menggunakan
keempat
kandungan
pada λ : 640 nm menunjukkan adanya
menggunakan
peningkatan omega-3 pada telur ayam,
spektrofotometer UV-VIS dan memperoleh
peningkatan omega-3 naik hingga 4 kali lipat
hasil sebagai berikut :
pada telur ayam per 0,25g kuning telur
Tabel 2 : Nilai rerataan kandungan omega-3 telur hasil penelitian pada uji spektrofotometer UV-VIS ( λ : 640 nm ).
setelah mendapat penambahan pakan yang
selanjutnya
omega-3nya
No .
Sampel
1.
diamati
dengan
Nilai Absorbansi
Konsentrasi Kuning Telur (0.25 g)
K
1,030
7, 107 mg/l
2.
P1
0.605
10,833 mg/l
3.
P2
1,451
28,341 mg/l
4.
P3
1.190
22,947 mg/l
UV-VIS
kaya omega-3. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
penambahan pakan yang kaya akan omega-3 memberikan pengaruh terhadap kualitas telur yang diperoleh, sejalan dengan hal tersebut Rasyaf (2007) berpendapat dalam bukunya “Beternak Ayam Pedaging” bahwa apabila energi yang masuk pada tubuh unggas berlebih
Keterangan :
spektrofotometer
atau
maka
= Kontrol, pakan basal 100%
kelebihan
P1
= pb. 70% + t. Cacing t. 5% +
cadangan yang antara lain berupa lemak,
P2
= pb. 70% + t. Cacing t. 10%
+ t. Algae 15% + t. Keong m. 5% P3
= pb. 70% + t. Cacing t. 15%
+ t. Algae 5% + t. Keong m. 10%
akan
dilebihkan
K
t. Algae 10% + t. Keong m. 15%
itu
sengaja
disimpan
sebagai
serta dalam kajian fisiologinya Sarwono (1997) berpendapat bahwa pada anatomi ayam terdapat folikel yang merupakan bakal sel
telur,
folikel
–
folikel
tersebut
membentuk rangkaian seperti buah anggur yang kemudian akan berkembang menjadi
Perbandingan hasil omega-3 yang
kuning telur, kuning telur dalam folikel ini
diperoleh dari tiap perlakuan menurut data
terbentuk
dari
sari-sari
makanan
yang
diatas dapat dilihat dalam histogram seperti
dikonsumsi oleh ayam. Kedua pendapat
berikut :
diatas memperkuat hasil penelitian ini, yang mana kualitas telur ayam meningkat karena penambahan pakan yang kaya akan omega-3.
Selanjutnya hasil analisa kuning telur
yang menunjukkan adanya sampel yang
menunjukkan kandungan omega-3 tertinggi
kandungannya lebih rendah bukan hanya
terdapat pada telur ayam P2 yang mana
dikarenakan pemberian pakan yang tidak
diberikan penambahan konsentrasi pakan
seimbang
sebanyak
tanah
kelebihan protein yang diberikan, tabel hasil
Lumbricus rubellus, 15% tepung algae merah
uji yang memperlihatkan peningkatan paling
Eucheuma cottoni dan 5% tepung keong
rendah
mas Pomacea cannalicullata dari hasil uji
konsentrasi sebanyak 5% tepung cacing tanah
terlihat bahwa omega-3 pada telur P2
Lumbricus rubellus, 10% tepung algae merah
meningkat hingga 28,341 mg/l pada tiap 0.25
Eucheuma cottonii dan 15% tepung keong
g kuning telur dari kontrol yang hanya
mas Pomacea cannalicullata ini terdapat
menunjukkan nilai kadar omega-3 7,107
kelebihan protein hewani yang diperoleh dari
mg/l, hal ini tentu berkaitan dengan perlunya
cacing tanah Lumbricus rubellus dan keong
menyeimbangkan
protein
mas Pomacea cannalicullata yang menurut
penyusunan
Wahyu (1992) dalam Mufida (2015) bahwa
nabati
10%
dan
tepung
antara
hewani,
cacing
sumber
dalam
ransum ayam.
tetapi
pada
kelebihan
juga
P1
protein
mengacu
dengan
pada
penambahan
akan
membuat
Rasyaf (2007) menjabarkan bahwa
metabolisme ayam memecahnya menjadi
protein nabati tidak mengandung asam amino
nitrogen dan dikeluarkan melalui ginjal, tak
yang
perlu
hanya itu konsentrasi pakan pada P1 juga
mengkombinasikan antara protein nabati
menunjukkan angka 15% pada penggunaan
dengan protein hewani untuk memperoleh
tepung keong mas Pomacea cannalicullata
hasil yang baik dan harga yang murah. Hal
yang
ini sejalan dengan hasil penelitian yang
berpendapat
menunjukkan peningkatan omega-3 yang
keong mas perlu dibatasi sebab didalamnya
tertinggi terdapat pada P2 dengan konsentrasi
terdapat anti nutrisi yang bersifat racun bagi
protein nabati sebanyak 15% dan hewani
ayam apabila diberikan secara berlebihan.
15%.
Hal ini juga dibuktikan dengan adanya ayam
lengkap
sehingga
dalam
kajiannya bahwa
Sinurat(1992)
penggunaan
tepung
Jika diurutkan maka P1 merupakan
yang mati saat penelitian dan produktivitas
kelompok sampel yang memiliki omega-3
telur yang menurun pada minggu ke dua dan
terendah dengan jumlah omega-3 sebesar
ketiga. Hasil penelitian ini menunjukkan
10,833 mg/l tiap 0.25 g kuning telur, hasil
perlunya penyusunan ransum yang tepat
dalam pemberian pakan untuk memeperoleh
beromega-3 tinggi yang dikarenakan selaput
hasil yang lebih baik lagi.
luarnya lebih tebal.
Dalam penelitian ini juga diambil
Ayam
merupakan
ternak
yang
beberapa data sekunder yang berupa berat
memiliki sistem pencernaan yang sederhana
telur, ukuran panjang dan lebar serta warna
yang lebih dikenal dengan istilah ternak
dari kuning telur, sebagai bahan dalam
monogastrik atau berlambung tunggal, oleh
mengkaji kualitas telur yang diperoleh, hasil
karena itu produk yang dihasilkan bergantung
dari
pada asupan yang masuk kedalam tubuhnya
pengamatan
yang
terlampir,
menunjukkan bahwa keseluruhan berat telur
(Ridlo, 2013)
berada diatas angka 50 – 60 gram dengan
Banyaknya asupan yang diberikan
panjang antara 5,1 – 6 dan lebar 4,1 – 4,8
pada ayam tidak akan terpakai seluruhnya
yang artinya telur ada pada kualitas yang baik
oleh proses pencernaan dan metabolismenya,
seperti
lebih
yang
dideskripsikan
oleh
banyak
yang
tersimpan
menjadi
Saerang(1992) bahwa telur dikatakan baik
cadangan yang berupa lemak, sementara itu
apabila beratnya berkisar antara 50-70 gram
sari-sari
dengan bentuk bulat lonjong.
makanan langsung tersimpan pada kantong
makanan
yang
diperoleh
dari
Pengamatan data sekunder ini tidak
yolk yang terbentuk dari folikel-folikel yang
dapat dijadikan patokan untuk melihat tinggi
menggantung seperti buah anggur didalam
atau rendahnya konsentrsi omega-3 yang
tubuhnya (Sarwono, 1997).
terkandung pada telur ayam sebab telur yang
Hal ini menyebabkan kandungan gizi
memiliki bobot berat dan terlihat besar belum
pada telur ayam sangat tinggi terlebih lagi
tentu memiliki kandungan omega-3 yang
jika
tinggi,
(1997)
nutrisi melalui modifikasi pangan yang
berpendapat dalam Ridlo (2013) bahwa untuk
dilakukan pada pakannnya begitupun dalam
melihat kandungan omega-3 pada telur ayam
memodifiksikan pakan yang kaya akan
dapat dilakukan pengamatan fisik berupa
omega-3.
Hidayati
dan
Komari
diberikan
penambahan-penambahan
warna kuning telur yang lebih merah dan jika
Omega-3 adalah komponen makanan
dipisahkan dari putihnya dan diangkat ke
yang sangat baik untuk tubuh, asam lemak ini
udara maka kuning telur akan bertahan
tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sedangkan
hingga 15 menit dari pada yang tidak
manfaat yang terkandung dalam omega-3 sangat berguna bagi kesehatan. Dua turunan
utama yang ada pada omega-3 yaitu EPA dan
sistem kerja otak dan syaraf yang
DHA memiliki peranan yang sangat penting
mempengaruhi kecerdasan manusia, dan
dalam metabolisme dan kesehatan. EPA
3. Menekan kadar kolesterol dalam tubuh.
eicosa pentanoat acid dan DHA dokosa hexanoat acid berperan sangat baik dalam proses
sirkulasi
darah,
adanya
KESIMPULAN DAN SARAN
kedua
Kesimpulan
komponen ini dapat mencegah pengerasan
1. Masing-masing pakan memberikan
pembuluh darah karena mampu mengurangi
kontribusi berbeda pada peningkatan
rangsangan
omega-3 pada telur ayam, dalam
penggumpalan
darah,
dapat
meningkatkat daya intelegensi utamanya
penelitian
pada
biosintesis
kelompok
kolesterol
omega-3 paling tinggi yaitu 28,341
balita,
kolesterol
menghambat
dengan
melarutkan
dalam darah, mempertahankan kinerja otak dan sistem syaraf. Kekayaan
ini sampel
P2
merupakan
dengan
kadar
mg/l dari 0.25 g kuning telur. 2. Sesuai dengan hasil penelitian maka
manfaat
omega-3
komposisi yang paling tepat diberikan
menjadi dasar dalam pemodifikasian pangan
pada ayam adalah komposisi ransum
untuk meningkatkan kandungan omega-3
pada P2 dengan perbandingan pakan
pada
sumber-sumber
maupun
hewani,
dari
makanan
nabati
basal 70%, tepung cacing tanah 10%,
satunya
adalah
tepung algae merah 15% dan tepung
salah
penelitian dalam memodifikasi pakan ayam yang
dilakukan
untuk
meningkatkan
kandungan omega- 3 pada telur ayam. Telur memberikan
yang kaya omega-3 akan tiga
keong mas 5%.
keuntungan
sekaligus,
diantaranya (Ridlo, 2013) : 1. Menjadi sumber protein hewani yang kaya akan asam amino esensial yang sangat diperlukan oleh tubuh 2. Sumber asam lemak tak jenuh omega-3 esensial, EPA dan DHA yang sangat berguna bagi sistem peredaran darah,
DAFTAR PUSTAKA Dewi, Yunita Puspa. 2012. Perubahan Kandungan Asam Lemak Dan Kolesterol Keong Mas Pomace Canalicullata Akibat Proses Pengelolahan. http:// respostory.ipd.ac.id. handle/123456789/56772 diakses pada tanggal 24 bulan Maret 2015. Pukul 13.00 WITA. Farrel,
D.J. 1993. Manipulating the Composition of the Egg to Improve Human Health. RPAN Seminar a New Concept in Poultry Feed Technology. Jakarta 16 September.
Iman Rahayu, H. S., A Alimon, Komari, A. Lamid and R Apriyantono. 1997. The effect of omega-3 fatty acids supplementation on the lipid profil and cholesterol levers in eggs. The 9th veterinary association Malaysia scientific congress. Penang. Malaysia. Rasyaf, M.1989.Beternak Ayam Petelur.PenebarSwadaya.Yogyakarta. Rasyaf, M. 2006. Manajemen Peternakan Ayam Kampung. Kanisius. Yogyakarta. Ridlo, M. R. 2013. Telur Omega-3. http//: www.Manhajunajuna.com diakses tanggal 19 Desember 2015 pukul 21.09 WITA. Sarwono, B. A. Murtidjo dan A. Daryanto. 1995. Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. PT. Penebar Swadaya, Jakarta Swadaya. Jakarta. Saerang, J. L. P. 1997. Pengaruh Minyak Nabati Dan Lemak Hewani Dalam Ransum Puyuh Petelur Terhadap Performans, Daya Tetas, Kadar Kolesterol Telur Dan Plasma Darah. Tesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sinurat, 1992. Rangkuman Hasil Penelitian Ternak Itik di Balitnak. Teknologi Peternakan dan Veteriner, Ciawi Bogor. Wahyu.J., 1992.Ilmu Nutrisi Ternak Unggas. UGM-Press, Yogyakarta. Wahyu, J., 1997.Ilmu Nutrisi Unggas. Gajah Mada University, Yogyakarta. Winarno, F.G. dan S. Koswara. 2002., Telur : Komposisi, Penanganan dan Pengolahannya, M-Brio Press, Bogor. Winarno, F. G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.