PENGARUH MUSIM TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI BRAHMAN CROSS (BX) YANG DIPELIHARA SECARA FEEDLOT FASE FINISHER PADA PT. BULI (BERDIKARI UNITED LIVESTOCK) DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
SKRIPSI
ALDES ALWANTO TANDI I 111 10 255
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
i
PENGARUH MUSIM TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN SAPI BRAHMAN CROSS (BX) YANG DIPELIHARA SECARA FEEDLOT FASE FINISHER PADA PT. BULI (BERDIKARI UNITED LIVESTOCK) DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
SKRIPSI
Oleh :
ALDES ALWANTO TANDI I 111 10 255
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
ii
PERNYATAAN KEASLIAN 1. Yang bertandatangan di bawah ini : Nama
: Aldes Alwanto Tandi
NIM
: I 111 10 255
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa ; a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil dan Pembahsan,tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku. 2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Makassar, 27 November 2014 TTD
Aldes Alwanto Tandi
iii
HALAMAN PENGESAHAN
JudulPenelitian
: Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (BX) yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) Kabupaten Sidenreng Rappang
Nama
: Aldes Alwanto Tandi
No. Pokok
: I 111 10 255
Program Studi
: Produksi Ternak
Jurusan
: Produksi Ternak
Fakultas
: Peternakan Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing Utama
Prof. Dr. Ir. H. SudirmanBaco, M.Sc NIP. 19641231 198903 1 025
Dekan Fakultas Peternakan
Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc. NIP. 19641231 198903 1 025
Pembimbing Anggota
Muhammad Hatta, S.Pt, M.Si NIP. 19691231 200501 1 013
Plt Ketua Jurusan Produksi Ternak
Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc NIP. 19640712 198911 2 002
Tanggal Lulus : 27 November 2014
iv
ABSTRAK Aldes Alwanto Tandi (I 111 10 255). Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (Bx) Yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher Pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) Di Kabupaten Sidenreng Rappang. Dibimbing Oleh Sudirman Baco Sebagai Pembimbing Utama dan Muhammad Hatta Sebagai Pembimbing Anggota Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musim terhadap pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX) yang dipelihara pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) di Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian ini menggunakan sapi Brahman Cross (BX) pada fase grower hingga finisher yang digemukkan pada musim hujan dan kemarau yang dipelihara di Bila River Ranch. Jumlah ternak yang digunakan masing-masing 44 ekor sapi Brahman Cross (BX) jantan pada musim hujan dan 38 ekor sapi Brahman Cross (BX) jantan pada musim kemarau. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat data sekunder yang diperoleh dari catatan atau recording Sapi Brahman Cross (BX). Parameter yang diamati yaitu pertambahan berat badan harian (PBBH). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji banding, yaitu uji t-test independent sample. Berdasarkan analisis statistic menunjukkan bahwa rata-rata berat awal pada musim kemarau sekitar 223 kg dan hujan 206,3 kg, sedangkan berat akhir pada musim kemarau 397,8 kg dan hujan sekitar 346 kg. PBBH musim kemarau sekitar 0,674 kg/ekor/ hari dan hujan 0,708 kg/ekor/hari. Hal ini menunjukkan bahwa Pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX) yang dipelihara secara feedlot fase finisher pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) di Kabupaten Sidenreng Rappang tidak dipengaruhi oleh musim.
Kata Kunci : Feedlot, Pertambahan BobotBadan, Brahman Cross (BX), Musim
v
ABSTRACT Aldes AlwantoTandi (I 111 10 255). Effect of season on the in daily weight gain Brahman Cross cattlemaintained by feedlot fattaning phase finisher feedlot in PT. Buli (Berdikari United Livestock) Sidenreng Rappang regency. Supervisor by SudirmanBaco as main supervisor and Muhammad Hatta as co-supervisor. This study aimed to determine the effect of season in daily weight gain Brahman Cross (BX) were maintained inthe PT. Buli (Berdikari United Livestock) Sidrap regency. In this study was used Brahman Cross (BX) cattle phasefinisherin rain and day seasons were maintained in Bila River Ranch. The number of animals used 44 heads Brahman Cross (BX) bulls at rain season and 38 head of cattle Brahman Cross (BX) bulls in the day season. Data was collected from secondary data obtained from records or recording from fattaning division. Parameters observed on the daily weight gain (PBBH). Data were analyzed by descriptive and t-tests (Independent samplet-test). Results of showed that the initial average daily gain on dry season and rain around 223 kg 206.3 kg, while the final weight in the dry season and the rain season 397.8 kg approximately 346 kg. PBBH on the dry season around 0.674 kg/head/day and rain season 0.708 kg/head /day. This suggest shows that season had no effect ondaily weight gain in Brahman Cross (BX) cattle of phase finisher at PT. Buli (Berdikari United Livestock) in Sidenreng Rappang.
Keywords :Feddlot, Daily Weight Gain , Brahman Cross (BX), Season
vi
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan petunjuk, tuntunan dan berkat bagi umat manusia, sehingga penyusunan makalah skirpsi ini dengan judul “Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (BX) yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) di Kabupaten Sidenreng Rappang”dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menghantur ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat kepada: 1.
Bapak Prof. Dr.Ir.H. Sudirman Baco, M.Sc selaku PembimbingUtama dan Muhammad Hatta, S.Pt, M.Si selaku Pembimbing Anggota, atas segala bantuan dan keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan saransaran sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.
2.
Ayahanda tercinta Sattu Tandi dan ibunda Bertha Sampe terima kasih atas segala doa, motivasi,dan kasih sayang serta materi yang diberikan kepada penulis dan saudara saya Wira Nisrina yang senantiasa membantu dan memberikan motivasi untuk selalu lebih semangat.
3.
Ibu Prof. Rr. Sri Rachman Aprilita Bugiwati, M.Sc, Ph.D, Bapak Prof. Dr. Ir. H. Abd Latief, M.Sc danBapakProf. Dr. Ir. H. Herry Sonjaya, DEA, DES selaku dosen pembahas yang memberikan saran-saran dan masukan untuk perbaikan dari skripsi ini.
4.
Ibu drh. Kusumandari Indah Prahestidan Bapak SutomoSyawal, S.Pt, M.Si selaku Penasehat Akademik penulis yang telah bersedia meluangkan
vii
waktunya selama penulis duduk dibangku perkuliahan dan senantiasa memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis. 5. Prof. Dr. Ir. H. SudirmanBaco, M. Sc DekanFakultasPeternakanUniversitas Hasanuddin, dan Bapak/ ibu wakil Dekan I, II, III, yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama menjadi mahasiswa. 6. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, S.Pt sebagai Sekertaris Jurusan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan, dukungan dan bantuannya kepada Penulis. 7. Semua Dosen-Dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah member ilmunya kepada penulis. 8. Pimpinan PT. Berdikari United Livestock Sidrap beserta para karyawan dan peternaknya yang telah memberi kesempatan kepada Penulis untuk mengadakan penelitian di PT. BULI. 9. Kepada kakanda Cecep Atmo Sugiharto.H, S.Pt terima kasih atas bantuan dan dukungan selama mengadakan penelitian di PT. BULI. 10. Keluarga besar yang telah memberikan doa, kasih sayang, motivasi, dukungan serta arahan selama ini kepada penulis. 11. Bapak Drs. Budan Tandi Rammang beserta keluarga yang telah memberikan tumpangan sekaligus menjadi wali selama menempuh pendidikan di Makassar. 12. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sepenelitian Dhian Ramadhanty Mustakim, Risna, Evitiara dan Nurfitriani yang telah
viii
mencurahkan segenap tenaga dan perhatiannya, sekali lagi terima kasih banyak yang sebesar-besarnya. 13. Kepada Sahabat- Sahabat Seperjuangan Hermawansyah, Yafet Rumengan, Irsan, Ichwan, Ahmad David, Restiawan AR, Apriawan Hasanddin, Ibnu Mudzir, Muh Farid Abbas, Syahril Hamsah, Aidil Amirullah dan Samsu Alam Rab, S. Pt, Lili Andriani Salman S.Pt dan Linda Rahman S.Pt terima kasih atas segala cinta, pengorbanan, bantuan, pengertian, canda tawa serta kebersamaan selama ini, waktu yang dilalui sungguh merupakan pengalaman hidup yang berharga dan tak mungkin untuk terlupakan. 14. Teman – temantercinta “Produksi Ternak” Ifha, Dhian, Tenri, Ceceng, Lili, Nurmi, Uchy, Inna, Wheny, Rahmi, Putri, Risna, Linda, Evi, Kiki, Maya, Vivi, Farid, Alam, Yafet, Ryan, Ibnu, Herman, Aidil, Nawir, Icwhan, Irsan, Dafit, Yogi, Syahril, April, Sudirman, danAndink telah membantu baik material maupun moril. 15. Teman angkatan “L10N” yang selama ini sudah menjadi keluarga kecil bagi penulis, suka maupun duka telah dilewati bersama mulai dari MABA sampai saat ini. 16. Lili Andriani Salman S.Pt yang telah memberikan semangat, arahan, doa, motivasi, bantuan baik materi dan moril yang tidak dapat saya ungkapkan. 17. Saddank dan Fredi yang telah memberikan motivasi dan semangatnya kepada penulis
ix
18. Teman angkatan “Matador 2010” dan “Situasi 2010”yang telah menjadi teman dari MABA hingga sekarang yang memberikan bantuan moral kepada penulis. 19. Teman-temanku yang ada di “Toko”, Pian, Langi’, Sambo, Lolang, Galo’ dan Rapa’ yang telah memberikan doa, semangat, motivasi dan canda gurau selama ini kepada penulis. 20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih atas bantuannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya.Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi diri penulis sendiri. Amin. Makassar,
November 2014
Penulis
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ...........................................................................
i
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
ii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iv
ABSTRAK..............................................................................................
v
ABSTRACT ...........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................
xi
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xiii
PENDAHULUAN ..................................................................................
1
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Brahman Cross (BX) ................................................................. Pengaruh Musim Terhadap Produktivitas Ternak .............................. Sistem Pemeliharaan ......................................................................... Pakan ................................................................................................ Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Badan Ternak ........................
4 5 6 7 8
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ MateridanBahanPenelitian ................................................................ Sumber Data ..................................................................................... Parameter yang Diamati .................................................................... Analisis Data.....................................................................................
11 11 11 11 12
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (BX) yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) di Kabupaten Sidenreng Rappang ......................... 13
xi
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ....................................................................................... Saran.................................................................................................
17 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
18
LAMPIRAN ...........................................................................................
20
DOKUMENTASI ...................................................................................
26
RIWAYAT HIDUP ................................................................................
28
xii
DAFTAR TABEL No.
Halaman Teks
1. Rata-rata Berat Awal, Berat Akhir, Pertambahan bobot badan harian, dan Lama Pemeliharaan Sapi Brahman Cross (BX) yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher Pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) Rappang.
xiii
16
PENDAHULUAN
Peningkatan populasi dan produksi ternak guna mencukupi kebutuhan dalam negeri, ekspor dan mengurangi impor, merupakan salah satu tujuan pembangunan peternakan menuju swasembada protein hewani serta meningkatnya permintaan produk-produk peternakan, seharusnya diikuti dengan program pengembangan ternak, khususnya ternak potong. Ternak potong ruminansia merupakan komoditi kedua terbesar setelah komoditi ternak unggas untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Pengembangan ternak potong di indonesia belum berkembang dalam mensuksekan swasembada daging indonesia. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa laju pertumbuhan ternak cenderung lambat dan tidak sejalan dengan peningkatan permintaan daging nasional dengan laju 6-8%/ tahun. Ternak sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging yang terdiri dari berbagai bangsa. Salah satunya adalah sapi Brahman Cross (BX), yang merupakan sapi silangan antara sapi Brahman keturunan bos indicus dan sapi-sapi eropa yang merupakan kelompok bos taurus. Brahman Cross (BX)banyak dipelihara di indonesia sebagai penghasil daging dan mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan sapi jenis silang. Diantaranya ketahanan tubuhnya yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sapi-sapi hasil perkawinan silang. Karakteristiknya yang tahan terhadap ektoparasit tersebut membuat sapi brahman sangat baik untuk indukan. Pertambahan dan perkembangan ternak berhubungan dengan faktor umur, jenis kelamin, bobot hidup dan musim. Keadaan musim ini sangat berpengaruh
xiv
terhadap fluktuasi temperatur udara dan juga mempengaruhi perkembangan ternak pada status fisiologis yang berbeda. Kondisi lingkungan yang ekstrim akan sangat terasa bagi ternak untuk meningkatkan pertambahan bobot badan. Pengaruh lingkungan terhadap ternak dapat mempengaruhi performans ternak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh lingkungan secara langsung adalah terhadap tingkat produksi melalui metabolisme basal, komsumsi makanan, gerak laju makanan, kebutuhan pemeliharaan, reproduksi pertumbuhan dan produksi susu, sedangkan pengaruh tidak langsung berhubungan dengan kualitas dan ketersediaan makanan untuk ternak. Atas dasar pemikiran ini, maka akan dilakukan penelitian ini untuk melihat pengaruh musim terhadap petambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX)yang dipelihara pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) dikabupaten sidenreng rappang. Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perubahan musim. Tingkat produktivitas ternak sapi yang dipelihara secara ekstensif relatif rendah dan berfluktuasi mengikuti musim. Selama musim hujan kualitas pakan meningkat dan sebaliknya pada musim kemarau, kandungan protein dan mineral pada rumput mengalami penurunan dan serat kasar (SK) meningkat. Akibat fenomena ini terjadi penurunan bobot badan ternak yang sangat ekstrim yang dapat mencapai 20% dari bobot optimal pada musim hujan. Apakah ketersedian pakan yang terbatas pada musim kemarau penelitian berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX) yang dipelihara pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) dikabupaten sidenreng rappang.
xv
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh musim terhadap pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX)yang dipelihara pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) dikabupaten sidenreng rappang. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi peternak tentang sejauh mana pengaruh musim terhadap pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX)yang dipelihara pada PT. Buli (Berdikari United Livestock) dikabupaten sidenreng rappang, yang dapat dijadikan dasar dalam manajemen produksi ternak potong Brahman Cross (BX).
xvi
TINJAUN PUSTAKA
Sapi Brahman Cross (BX) Secara Umum Sapi brahman cros pada awalnya merupakan bangsa sapi brahman amerika yang diimpor australia pada tahun 1993. Pane (1990) menyatakan bahwa sapi brahman mempunyai penampilan dengan ciri-ciri kuping lebar dan terkulai ke bawah, punuk dan gelambir yang besar, badan panjang dengan kedalaman sedang, mempunyai kaki agak panjang, muka agak panjang. Warna dari putih atau merah sampai hitam, umumnya putih abu-abu, tetapi ada juga yang kemerahan atau hitam. Warna bulu menyeluruh tetapi ada juga yang berwarna campuran. Jantan yang telah dewasa biasanya berwarna gelap pada leher, bahu, paha dan panggul bagian bawah. Kulit kendor, halus dan lembut, ketebalannya sedang (tanduk betina lebih tipis dibanding jantan). Sapi brahman memiliki sifat-sifat seperti: (1) persentase kelahiran 81,2%, (2) rataan bobot lahir 28,4 kg, bobot umur 13 bulan mencapai 212 kg dan umur 18 bulan bisa mencapai 295 kg, (3) angka mortalitas postnatal sampai umur 7 hari sebesar 5,2%, mortalitas sebelum disapih 4,4%, mortalitas lepas sapih sampai umur 15 bulan sebesar 1,2% dan mortalitas dewasa sebesar 0,6%, (4) daya tahan terhadap panas cukup tinggi karena produksi panas basal rendah dengan pengeluaran panas yang efektif, (5) ketahanan terhadap parasit dan penyakit sangat baik, serta (6) efisiensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman dan persilangan Hereford-shorthon (Turner, 1977).
xvii
Pengaruh Musim Terhadap Produktivitas Ternak Sifat iklim di daerah tropis seperti di indonesia tergolong iklim panas dan lembab. Hal ini ditandai dengan kelembaban udara rata-rata di atas 60%, curah hujan rata-rata di atas 1.800 mm/tahun serta perbedaan suhu antara siang dan malam hari tidak begitu menyolok sekitar 2-5 0C (Reksohadiprodjo, 1984). Stres panas terjadi apabila temperatur lingkungan berubah menjadi lebih tinggi. Pada kondisi ini, toleransi ternak terhadap lingkungan menjadi rendah atau menurun, sehingga ternak mengalami cekaman (Yousef, 1985). Stres panas ini akan berpengaruh terhadap petumbuhan, reproduksi dan laktasi sapi potong dan perah termasuk di dalamnya pengaruh terhadap hormonal, produksi dan komposisi susu (Mc Dowell, 1972) ternak yang mengalami stres panas akibat meningkatnya temperatur lingkungan, fungsi kelenjar tiroidnya akan terganggu. Hal ini mempengaruhi selera makan dan penampilan (Mc Dowell, 1972). Pengurangan konsentrasi hormon ini, berhubungan dengan pengurangan laju metabolik selama stres panas. Selain itu, selama stres panas konsentrasi prolaktin meningkat dan diduga meningkatkan metabolisme air dan elektrolit. Hal ini akan mempengaruhi hormon aldosteron yang berhubungan dengan metabolsme elektrolit tersebut. Pada ternak yang menderita stres panas, kalium yang disekresikan melalui keringat tinggi menyebabkan pengurangan konsentrasi aldosteron (Anderson, et al, 1985). Tinggi rendahnya curah hujan di suatu lokasi berhubungan erat dengan kondisi temperatur di daerah tersebut. Lokasi ideal untuk pengemukan sapi potong adalah lokasi yang daerah bercurah hujan 800-1.500 mm/tahun. Tingkat
xviii
kelembaban tinggi (basah) cenderung berhubungan dengan tingginya peluang bagi tumbuh dan berkembangnya parasit dan jamur. Sebaliknya, kelembaban rendah (kering) menyebabkan udara berdebu, yang merupakan pembawa penyakit menular, sekaligus menyebabkan gangguan pernafasan. Kelembaban ideal bagi sapi potong adalah 60-80 % (Abidin, 2006) Sistem Pemeliharaan Sistem pemeliharaan sapi potong dikategorikan dalam tiga yaitu sistem pemeliharaan intensif yaitu ternak dikandangkan, sistem pemeliharaan semi intensif yaitu ternak dikandangkan pada malam hari dan dilepas di padang pengembangan pada pagi hari dan sistem pemeliharan ekstensif yaitu ternak dilepas di padang pengembalaan (Hernowo, 2006) Pemeliharaan secara intensif adalah sapi yang dipelihara dalam kandang tertentu, tidak dipekerjakan tetapi hanya diberi pakan dengan nilai nutrisi yang optimal untuk meningkatkan berat badan dan kesehatan kambing yang maksimal. Produktivitas sapi yang dipelihara secara intensif dapat ditunjang dengan pemberian pakan hijauan maupun konsentrat yang baik dengan komposisi yang sesuai, penanggulangan penyakit, penanganan pasca panen dan pemasaran serta jenis bangsa Sapi dan umurnya (Syafrial, dkk 2003). Pemeliharaan secara ekstensif yaitu sistem pemeliharaan dimana ternak dilepas di padang pengembalaan. Sistem pemeliharaan ini sendiri sudah mulai berkurang. Keuntungan sistem ini adalah pengunaan bahan pakan hasil ikutan dari beberapa industri lebih intensif dibandingkan dengan sistem ekstensif. Kelemahan
xix
terletak pada modal yang dipergunakan lebih tinggi, masalah penyakit dan limbah peternakan (Safitri, 2011). Pada sistem pemeliharaan semi intensif, umumnya ternak dipelihara dengan cara sapi-sapi ditambatkan atau digembalakan di ladang, kebun, atau pekarangan yang rumputnya tumbuh subur pada siang hari. Sore harinya, sapi tersebut dimasukkan kedalam kandang sederhana dan lantainya dari tanah yang dipadatkan. Pada malam hari, sapi diberi pakan tambahan berupa hijauan. Dapat juga ditambah pakan penguat berupa dedak halus yang dicampur dengan sedikit garam. Dalam hal perawatan, kandang sapi dibersihkan setiap hari atau minimal seminggu sekali. Sementara sistem intensif adalah sapi-sapi dikandangkan dan seluruh pakan disediakan oleh peternak. Sapi deiberikan pakan sebaik mungkin sehingga cepat besar dan gemuk. Kotorannya pun bisa terkumpul salam satu tempat sehingga mudah dibersihkan dan dimamfaatkan untuk keperluan lain (Haryanti, 2009) Pakan Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan, sedangkan pengertian pangan (food) digunakan untuk manusia. Berkaitan dengan pakan maka dihadapkan pada masalah-masalah: kuantitatif, kalitatif, kontinuitas, dan keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya (Sutardi, 1980). Menurut Mulyono dan Sarwono (2008), pada dasarnya sapi tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam daun-daunan dan rumput disukai, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai dari pada rumput. Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu tua dan belum menghasilkan bunga karena xx
hijauan yang masih muda memiliki kandungan PK (Protein kasar) yang lebih tinggi. a. Hijauan Hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi sebagai sumber gizi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan mineral. Pemanfaatan
hijauan
pakan
sebagai
makanan
ternak
kambing
harus
disuplementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat agar kebutuhan nutrisi terhadap pakan dapat terpenuhi (Murtidjo, 1993). b. Konsentrat Menurut Tillman dkk (1983) bahwa konsentrat adalah bahan pakan ternakyang mengandung serat kasar kurang dari 18 persen banyak mengandung BETN (karbohidrat yang mudah dicerna), termasuk golongan biji-bijian dan sisa hasil penggilingan, umbi-umbian dan bahan berasal dari hewan. Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Badan Ternak Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran tubuh yang meliputi perubahan bobot hidup, bentuk dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponen-komponen tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ serta komponen-komponen kimia termasuk air, lemak, protein dan abu (Soeparno, 1998). Purbowati (2009) menyatakan bahwa suatu individu erat kaitanya dengan perkembangan tubuh. Perkembangan adalah perubahan bentuk suatu komformasi tubuh, termasuk perubahan struktur tubuh, perubahan kemampuan dan komposisi, jadi dalam pertumbuhan seekor ternak ada dua hal yang terjadi, yaitu (1) bobot badannya meningkat sampai mencapai bobot badan dewasa, yaitu disebut xxi
pertumbuhan dan (2) terjadinya perubahan konformasi dan bentuk tubuh serta berbagai fungsi dan kesanggupannya untuk melakukan sesuatu menjadi wujud penuh yang disebut perkembangan. Perubahan bantuk tubuh atau dala hal pertambahan berat badan sangat berguna untuk seleksi pada pemuliaan ternak sebagai petunjuk dalam performan kondisi pada “grazing” atau feedlot, meskipun demikian yang terpenting bahwa makin mendekati dewasa tubuh pertambahan berat badan semakin rendah (Wello, 2007) Pertumbuhan adalah bertambahnya bobot hingga ukuran dewasa tercapai atau lebih spesifik pertumbuhan dapat dijelaskan dengan bertambahnya produksi unit biokimia baru oeh pembagian sel, pembesaran sel. Perkembangan menunjukkan koordinasi berbagai proses hingga kematangan (kedewasaan) tercapai seperti diferensiasi seluler dan perubahan bentuk tubuh. Pertumbuhan pada umumnya dinyatakan dengan mengukur kenaikan bobot hidup yang mudah dilakukan dan biasanya dinyatakan sebagai pertambahan bobot hidup harian atau Average daily gain (ADG) (Tilman dkk, 1984) Pertumbuhan ternak terdiri atas tahap cepat yang terjadi mulai awal pubertas dan tahap lambat yang terjadi pada saat kedewasaan tubuh telah tercapai (Tillman dkk, 1984) tumbuh kembang dipengaruhi oleh factor genetik, pakan, jenis kelamin, hormon, lingkungan dan manajemen (Judge et al. 1989). Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan sapi sebelum lepas sapih adalah genotip, bobot lahir, produksi susu induk, jumlah anak per kelahiran, umur induk, jenis kelamin anak dan umur sapih (Edey, 1983).
xxii
Davies (1982) melaporkan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh zat-zat makanan, genetik, jenis kelamin dan hormon. Ternak yang mengalami stres panas akibat meningkatnya temperatur lingkungan, fungsi kelenjar tiroidnya akan terganggu. Hal ini akan mempengaruhi selera makan dan penampilan. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang dipakai tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Pertumbuhan dapat dinyatakan dengan pengukuran kenaikan bobot badan, yaitu dengan penimbangan berulangulang dan dibuat dalam pertambahan bobot badan harian, mingguan atau persatuan waktu lain (Tilman, dkk 1991). Ditambahkan siregar (1990) bahwa pertumbuhan yang cepat terjadi pada periode lahir hingga usia penyapihan dan puberitas, namun setelah usia pubertas hingga usia dewasa, laju pertumbuhan mulai menurun akan terus menurun hingga usia dewasa. Pada usia dewasa, pertumbuhan sapi berhenti. Sejak sapi dilahirkan sampai dengan usia puberitas (sekitar umur 12-15 bulan) merupakan fase hidup sapi yang laju pertumbuhannya sangat cepat.
xxiii
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2014, di PT. Buli (Berdikari United Livestock) kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan. Materi dan Bahan Penelitian Materi penelitian ini yaitu sapi Brahman Cross (BX)pada fase growerhingga finisher yang digemukkan pada musim hujan dan kemarau yang dipelihara di Bila River Ranch. Jumlah ternak yang digunakan masing-masing 44 ekor sapi Brahman Cross (BX)jantan pada musim hujan dan 38 ekor sapi Brahman Cross (BX)jantan pada musim kemarau. Sumber Data Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data yaitu data sekunder. Data sekunder diperoleh dari catatan atau recording yang dikelompokkan berdasarkan musim pada saat mulai pertambahan bobot badan pada fase growerhingga finisher. Sapi Brahman Cross (BX)yang telah dikelompokkan petugas pada budidaya breeding oleh PT. Buli. Waktu musim hujan dapat diketahui dari bulan Maret dasarian III – juli dasarian III dan musim kemarau dari bulan Agustus dasarian I – Maret dasarian II (BMKG, 2014).
xxiv
Parameter yang Diamati Pertambahan Berat Badan Harian (PBBH) Pertumbuhan direfleksikan dengan pertambahan bobot badan ternak kurun waktu tertentu. Pertambahan Bobot Badan (PBBH) dihitung dengan rumus: PBBH= Bobot badan Fase finisher (kg)- bobot badan fase grower (kg) Waktu pengamatan (hari) Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji banding, yaitu uji t (t-testIndependentsample) (Sudjana,2002) , dengan perlakuan pengaruh musim terhadap pertambahan bobot badan Sapi Brahman (BX) yang dipelihara secara feedlot fase finisher di PT. Buli, dengan model matematika yang digunakan yaitu:
=
=
x₁ − x₂ 1 1 1+ 2
(n − 1)s + (n − 1)s n +n −2
Keterangan : X1
= Rata-rata sapi Brahman Cross pada musim hujan
X2
= Rata-rata sapi Brahman Cross pada musim Kemarau
S2
= Simpangan baku rataan kedua jenis musim
S1
= simpangan baku pada musim hujan
S2
= Simpangan baku pada musim kemarau
n1
= Banyak jumlah sapi Brahman Cross pada musim hujan
n2
= banyaknya jumlah sapi Brahman Cross pada musim kemarau xxv
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Brahman Cross (BX) Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengaruh musim. Keadaan musim ini sangat berpengaruh terhadap fluktuasi temperatur udara yang dimiliki oleh suatu daerah, dugaan ini dapat mengurangi potensi ketersediaan hijauan pakan yang secara langsung juga mempengaruhi perkembangan ternak pada status fisiologis yang berbeda. Berikut ini hasil penelitian terhadap rata-rata penimbangan berat awal, berat akhir, petambahan bobot badan harian dan lama pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Berat Awal, Berat akhir, Pertambahan Bobot Badan Harian dan Lama Pemeliharaan Sapi Brahman Cross (BX) Yang Dipelihara Secara Feedlot Fase Finisher Pada Pt. Buli (Berdikari United Livestock) Di Kabupaten Sidenreng Rappang No. 1. 2. 3. 4.
Musim
Parameter
Kemarau 222,9±57,9 397,8±24,7 0,67±0,19 263
Berat Awal (kg) Berat Akhir (kg) PBBH (kg) Lama Pemeliharaan (Hari)
Hujan 206,3±43,81 346±22,6 0,71±0,22 200
Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa rata-rata berat awal pada musim kemarau sekitar 222,92 kg dan hujan 206,289 kg, sedangkan berat akhir pada musim kemarau 397,77 kg dan hujan sekitar 346,000 kg. PBBH musim kemarau
sekitar
0,674
kg/ekor/
hari
dan
hujan
0,708
kg/ekor/hari.HasilinilebihtinggidibandingkanhasilpenelitianBahar dan Rakhmat (2003) melaporkan bahwaPertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) sapi Bali yangdigembalakan dengan pakan hijauan lokal pada musimkemarau berkisar xxvi
antara 0,05-0,1 kg/ekor/hari, sedangkanpada musim hujan antara 0,2-0,4 kg/ekor/hari.
Perbedaan pertambahan bobot badan ini disebabkan karena
perbedaan jumlah dan mutu pakan, jenis kelamin, umur induk, tahun kelahiran, musim dan pertumbuhan ternak (genetik). Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa musim tidak berpengaruh terhadap berat awal, berat akhir dan PBBH sapi Brahman Cross. Hal ini sesuai pendapat Yousef (1985) bahwa stres pada terjadi apabila temperatur lingkungan menjadi lebih tinggi, pada kondisi ini ternak mengalami cekaman. Stres panas ini akan berpengaruh terhadap petumbuhan, reproduksi sapi potong (Mc Dowelldkk., 1972). Menurut McDowell dkk., (1972) bahwa suhu lingkungan merupakan faktor bioklimetik yang paling penting bagi lingkungan fisis ternak. Efisiensi pengaturan suhu tubuh tergantung dari suhu lingkungan. Apabila suhu lingkungan berada di luar Comfort zonemaka elemen iklim lainnya menjadi lebih berperan terhadap pengaturan suhu tubuh hewan. Kelembaban udara, penyinaran serta kecepatan angin menjadi semakin berpengaruh sebagai faktor interaktif apabila suhu lingkungan berubah. Selanjutnya Satry dkk., (1980) mengatakan bahwa suhu yang tinggi mengakibatkan menurunnya komsumsi pakan, meningkatnya komsumsi air, serta menurunnya laju pertumbuhan. Meskipun musim kemarau panjang tetapi pakan yang diberikan lebih banyak
berupa
jerami,
fermentasi
ubi
dan
legum
sehingga
tetap
terpenuhikebutuhannutrisinya. Hal besar inimenyebabkan berat awal, berat akhir maupun PBBH sapi Brahman Crosstetaptinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Bamualim dkk (1990), bahwa pengembangan teknologi pakan sangat dibutuhkan
xxvii
untuk mengatasi keterbatasan pakan pada musim kemarau, terutama penyediaan pakan sepanjang tahun untuk meningkatkan produksi sapi potong PT. Buli telah menerapkan teknologi pakan untuk menyikapi kondisi dengan musim kemarau yang panjang. Oleh sebab itu upaya pengembangan perbaikan teknologi pakan berupa perbanyakan tanaman legum pohon, pengawetan pakan, pemberian pakan suplemen dan penyediaan pakan (Bamualim, 2011). Mulyono dan Sarwono (2008), menyatakan bahwa pada dasarnya sapi tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam daun-daunan dan rumput disukai, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai dari pada rumput salah satu contohnya centro. Beberapa faktor yang mempengaruhi PBBH adalah kualitas pakan yang diberikan, lingkungan, jenis kelamin dan kepadatan ternak (Sandford and Woodgate, 1979). Manajemen pengelolahan hijuan makanan ternak di PT. Buli (Berdikari United Livestock) yaitu pakan hijauan diberikan ini terlebih dahulu dicincang dengan menggunakan mesin pencincang rumput (chopper) sedangkan pakan konsentrat diberikan pada bak-bak penampungan pakan. Ternak yang dipelihara untuk tujuan pengemukan perlu diberikan pakan non-hijauan atau pakan penguat. Disamping karena kandungan proteinnyaa lebih tinggi, pakan penguat juga memberikan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hijauan, atas dasar inilah sehingga penggunaan pakan penguat (konsentrat) pada perusahaan ini mendapat perhatian yang cukup besar oleh pihak manajemen (Anonim, 2009).
xxviii
Adapun jenis bahan pakan non-hijauan yang biasa digunakan sebagai pakan konsentrat pada PT. Berdikari United Livestock yaitu dedak padi, pollard, kapur, urea, garam, vetamax, dan tetes. Pengadaan pakan konsentrat dilakukan dengan cara membeli langsung pada tempat produksi pakan jenis non-hijauan (Anonim, 2009).
xxix
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross (BX) yang dipelihara secara feedlot fase finisherpada PT. Buli (Berdikari United Livestock) di Kabupaten Sidenreng Rappang tidak dipengaruhi oleh musim. Saran Sebaiknya catatan/recording ternak yang ada di PT. Buli harus diperhatikan dengan baik.
xxx
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2006. Pengemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka, Jakarta Anderson, R.R, R.J. Collier, A. J. Guidry, C. W Heald, R. Jannes, B. L. Larson and H. A. Tucker. 1985. Lactation. The Iowa university Press, Ames, Iowa. Anonim, 2009. Perusahaan Buli Berdikari.http://buliberdikari2009.com/. 2009. diakses pada tanggal 24 Oktober 2014. Bamualim, A. 2011. Pengemukan Teknologi Pakan Sapi Potong Di Daerah SemiArid Nusa Tenggara. Balai penelitian ternak, Bogor. 5 Mei 2014 Bamualim, A. M, J. Nulik, dan R. C. Gutteridge. 1990. Usaha Perbaikan Pakan Ternak Sapi di Nusa Tenggara. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9 (2): 38-44. Davies, H. L. 1982. Lactation Growth and Body Composition. In: Edey T. N. Ed. Tropical Sheep and Goad Production. Pp. 83-110. AUIDP. Canberra. Haryanti, N. W. 2009. Kualitas pakan dan kecukupan nutrisi sapi Simental di peternakan Mitra Tani Andini, Kelurahan Gunung Pati Kota Semarang. Fakultas Peternakan, Universitas Diponogoro. Semarang. Hernowo, b. 2006. Prospek pengembangan usaha peternakan sapi potong dikecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor. McDowell, R. E. 1972. Improvement of livestock production in warm climates. W. H. Freeman and Company, San Fransisco. Mulyono, S. dan B. Sarwono. 2008. Pengemukan kambing potong. Penebar Swadaya, Jakarta. Murtidjo, B. A. 1993. Kambing sebagai ternak potong dan perah. Kanisius, Yogyakarta. Pane I. 1990. Upaya peningkatan mutu genetik sapi bali. Procceding Seminar Nasional Sapi Bali. Bali. 20-22 September 1990. Purbowati, E. 2009. Usaha pengemukan domba.Penebar Swadaya, Jakarta. Reksohadiprodjo, S. 1984. Pengantar Ilmu Peternakan Tropis. BPFE. Jakarta.
xxxi
Safitri,T. 2011. Penerapan good breeding practices sapi potong di PT. Lembu jantan perkasa Serang-Banten. Skripsi. Fakultas peternakan. InstitutPertanian Bogor. Bogor. Sandford, P. C. and F. G. Woodgate. 1979. The Domextic Rabbit. 3nd Edition. Granada publishing inc. London. Siregar, S. B. 1990. Ransum ternak ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta. Siregar, S. B. 1996. Pengemukan sapi. Penebar swadaya. Jakarta. Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan ke-2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito. Bandung. Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid 1. Depertemen ilmu makanan ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Syafrial, Zubir, A. Yusri, dan E. Susilawati. 2003. Sistem usaha tani penggemukan ternak Ruminansia. Laporan Hasil Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jambi. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-5. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Turner, H. L. 1977. The Tropical adaption of beef cattle an australian study. In Breeding; selected articles from the word animal review. FAO Animal Production and Healts Paper 1:92. Wello, B. 2007. Bahan ajar Manajemen ternak potong dan kerja. Masagena Press Makassar. Yousef, m. K. 1985. Stress Physiology in Livestock. Vol. 1 : Basic Principles. CRC press, Inc.Boca Raton, Florida
xxxii
Lampiran 1 Sejarah PT. Berdikari United livestock PT. Berdikari United livestock berdiri pada tahun 1970 tepatnya di Bila Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidrap dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sebagai salah satu anak dari perusahaan PT. Berdikari Persero yang bergerak di bidang peternakan khususnya ternak potong dan sapi bibit. Pada awal berdidrinya, ternak sapi yang dipelihara sebanyak 175 ekor yang di datangkan dari australia dengan jenis sapi limousin, brahman cross dan sapi bali yang sebagian besar adalah ternak potong untuk penggemukan. Sedangkan potensi
luas
lahan
yang
dimilki
oleh
PT.
Berdikari
United
livestockadapunmenampungsekitar 5000 ekor yang terdiri dari 2100 ekor induk sedang sisanya merupakan sapi pedet, dara dan pejantan. PT. Buli memiliki paddock sebanyak 32 buah kandang yang dilengkapi tempat minum sapi. Pada tahun 1975 saham PT Bila dan United livestock service menjadi milik Badan Urusan Logistik (Bulog). Akusisi saham saham PT Bila dan United livestock service oleh bulog untuk tidak mengelola usaha peternakan sehingga semua saham dan aset termasuk seluruh karyawan dihibahkan kepada PT. Berdikari (BUMN) hingga sekarang. Karakteristik Wilayah Kabupaten Sidrap merupakan wilayah yang berlokasi di provinsi Sulawesi Selatan, sekitar 185 km ke arah utara Makassar. Secara Geografis, Kabupaten ini
xxxiii
terletak di sebelah Utara Kota Makassar, tepatnya diantara Titik Koordinat : 3043 – 4009 Lintang Selatan, dan 119041 – 120010 Bujur Timur. Luas wilayahnya 2.506,19 km2 atau sekitar 3% dari total luas wilayah Sulawesi Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah utara ada kabupaten Pinrang dan Enrekang b. Sebelah timur terletak kabupaten Luwu dan Wajo c. Sebelah selatan ada kabupaten Barru dan Soppeng d. Sebelah barat terletak kabupaten Pinrang dan Kota Pare-pare Kabupaten ini terdiri dari 11 kecamatan, 38 kelurahan, dan 65 desa. Peruntukan lahan di Sidrap didominasi oleh 37.212 Ha sawah irigasi, 19.162 Ha padang rumput dan 15.326 Ha perkebunan kelapa, dengancurah hujan wilayah yang hanya berkisar antara 100 sampai dengan 200 mmperbulan, dengan suhu udara rata-rata perbulan 270 sampai dengan 29°C.
xxxiv
Untuk melihat lebih jelas batas wilayah kabupaten Paser dapat dilihat pada peta Kabupaten Sidenreng Rappang pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang Sulawesi Selatan. Peruntukan lahan lainnya termasuk sawah tanah kering (8.987 ha), coklat (6.765 ha), buah kemiri (6.398 ha), cengkeh (4.064), kacang mende (2.304 ha), lada hitam (210 ha), kopi (172 ha), dan pohon kapuk (141 ha) (BPS Sidrap 2004). Sidrap dianggap sebagai produsen utama komoditas pertanian. Kabupaten ini merupakan produsen/pengekspor beras paling besar, juga pengekspor daging sapi/ternak di Sulawesi Selatan. Beras diekspor ke negara-negara Timur Tengah, sedangkan daging sapi/ternak diekspor ke Jakarta dan Kalimantan (BPS Sidrap 2004).
xxxv
Lampiran 2. Analisis Uji Banding (T-Test) Pengaruh Musim Terhadap Pertambahan bobot badan sapi Brahman Cross yang dipelihara di PT.Buli BERAT AWAL
Group Statistics jenismusim
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
musimkemarau
44
222,9318
57,85161
8,72146
musimhujan
38
206,2895
43,81528
7,10778
beratawal
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of
tailed)
Difference
Difference
the Difference Lower
Equal variances assumed
,409
,524
Upper
1,450
80
,151
16,64234
11,47908
-6,20175
39,48644
1,479
78,727
,143
16,64234
11,25097
-5,75336
39,03805
beratawal Equal variances not assumed
36
BERAT AKHIR
Group Statistics jenismusim
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
musimkemarau
44
397,7727
24,63960
3,71456
musimhujan
38
346,0000
22,63816
3,67240
Beratakhir
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances F
Equal variances assumed
Sig.
,804
t
,373
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of
tailed)
Difference
Difference
the Difference Lower
Upper
9,850
80
,000
51,77273
5,25626
41,31244
62,23301
9,912
79,676
,000
51,77273
5,22345
41,37708
62,16837
Beratakhir Equal variances not assumed
37
PBBH
Group Statistics jenismusim
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
musimkemarau
44
,6743
,19013
,02866
musimhujan
38
,7088
,22317
,03620
pbbh
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval of
tailed)
Difference
Difference
the Difference Lower
Equal variances assumed
3,498
,065
Upper
-,757
80
,451
-,03457
,04564
-,12538
,05625
-,749
73,183
,457
-,03457
,04618
-,12659
,05746
pbbh Equal variances not assumed
38
39
DOKUMENTASI
xl
RIWAYAT HIDUP
Aldes AlwantoTandi (I 111 10 255), lahir di Ujung Pandang pada tanggal 1 Desember 1992. Penulis merupakan anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan SattuTandi dan Bertha Sampe. Penulis memulai jenjang pendidikan pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri 120 Buntu MasakkeKabupaten Tana Toraja dan selesai pada tahun 2003, kemudian melanjutkan pendidikan pada SMP Negeri1 Sanggalla Kabupaten Tana Toraja dan selesai pada tahun 2006, dan melanjutkan pendidikan di SMAK Makassar
dan
selesai pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan disalah satu Perguruan Tinggi Negri tepatnya di Universitas Hasanuddin pada tahun 2010 melalui jalur SMPTN dan diterima di Fakultas Peternakan, jurusan Produksi Ternak.
xli
33