Majalah
Edisi September 2012
No. 175 Th. XIV September 2012
AL-MARHAMAH
Media Kerukunan, Kekeluargaan, Kebersamaan, Keakraban dan Pendidikan
Wagub Lepas Kloter 1, Minta Petugas Beri Pelayanan Terbaik
Menag: Keberagaman dan Perbedaan Harus Dijadikan Kekuatan Ibadah Al-Marhamah Qurban: Upgrade Dan Totalitas Ketaqwaan 1 No. 175 Th. XIV September 2012
WAGUB Sulsel H Agus AN menyampaikan arahan, di acara pelepasan jamaah calon haji kloter 1 Embarkasi Makassar, di aula II asrama haji Sudiang, Kamis malam (20/9). (foto.arf)
TIM Komisi VIII DPR RI, yang dipimpin H Jazuli Juwaini, Lc, MA (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) meninNo. 175 Th. XIV September 2012 Al-Marhamah jau2poliklinik asrama haji Sudiang, usai pelepasan kloter 1, Kamis malam (20/9). (foto.arf)
8Daftar
AL-MARHAMAH
Isi 5
F Wagub Lepas Kloter 1, Minta Petugas Beri Pelayanan Terbaik.....
Media Kerukunan, Kekeluargaan, Kebersamaan, Keakraban dan Pendidikan F DAFTAR ISI .................................................................. F SALAM REDAKSI.......................................................
3 4
F TOPIK UTAMA - Wagub Lepas Kloter 1, Minta Petugas Beri Pelayanan Terbaik........................... 5 - Garuda Siapkan Dua Pesawat Haji................................ 7 - Lima Hikmah Diwajibkannya Haji.................................. 8 - Spirit Haji Membangun Akhlakul Karimah................... 9 - Menahan Diri dari Dosa Selama Haji............................ 10 F LAPORAN UTAMA - Dari Workshop Regional untuk KUB di Palu Kitorang Basudara, Wujudkan Damai di Sulawesi...... 11 - Kerukunan Umat Beragama di Indonesia yang Terbaik........................................................................ 13 - Menag: Keberagaman dan Perbedaan Harus Dijadikan Kekuatan........................................................... 14 F NASIONAL - Dari Kunjungan Dubes Arab Saudi di Sulsel Serahkan Bantuan Pembinaan Umat............................. - Kapus Pinmas: Ketidakmutakhiran Data Menjadi Titik Lemah Birokrasi....................................................... - Lesson Learned Pengelolaan Website........................... - Sekjen: Sudah 300 Guru Madrasah Tersertifikasi........
F Menag: Keberagaman dan Perbedaan Harus Dijadikan Kekuatan........ 14
15 17 18 19
F JADWAL........................................................................... 21 F KANWIL - Dialog Taklim Islami Kementerian Agama-RRI............ 22 F DINAMIKA - Gubernur pada Halal bi Halal MAN 1 Makassar Jadikan Masjid Sebagai Pusat Kajian Keilmuan............ - Musyker Diniyah Takmiliyah Kota Makassar................ - Rakor Pimpinan Lembaga Keagamaan Bone............... - DDTK Kemenag Wajo..................................................... - Implementasi Block Grand MEDP................................. - Manasik Haji Optimalkan Tri Sukses............................. - Halal bi Halal Kemenag Makassar..................................
WAGUB Sulsel H Agus AN berjabat tangan dengan salah satu jamaah kloter 1, usai pelepasan di aula II asrama haji Sudiang. (foto.arf)
MENAG Suryadharma Ali berjabat tangan dengan undangan dan peserta workshop untuk KUB, di Palu, Sulteng. (foto.arf)
F Ibadah Qurban: Upgrade Dan Totalitas Ketaqwaan ..............34
23 24 25 26 27 28 29
F SOSIALISASI................................................................. 30 F PUSTAKA Memahami Isi Alquran...................................................... 31 F OPINI - Implementasi Keikhlasan Dalam Kehidupan................ 32 - Ibadah Qurban: Upgrade Dan Totalitas Ketaqwaan... 34 F KHUTBAH JUMAT Makna Haji: Idealisme Versus Fakta Sosial.................. 36
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
Illustrasi.
WAGUB Sulsel H Agus AN, menyerahkan bendera merah putih, kepada ketua kloter 1 embarkasi Makassar, tanda pelepasan jamaah di aula II asrama haji Sudiang, Kamis malam (20/9). (foto.arf)
3
Salam R E D A K S I
Al-Marhamah SK MENTERI PENERANGAN RI No. 231/SK/Dirjen PPG/STT/1997 SK KEPALA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SULAWESI SELATAN NO. 07 Tahun 2012 Tanggal 9 Januari 2012 SUSUNAN PENGELOLA Pembina/Penanggung Jawab : Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Ketua Dewan Pengarah : Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Anggota Dewan Pengarah: Para Kepala Bidang dan Pembimas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Ketua Dewan Redaksi : H. Muh. Tonang, S.Ag, M.Ag (Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan) Redaktur Pelaksana : Sudirman, S.Ag Anggota Dewan Redaksi : Rahmawati Firdaus, S.Sos H. Zulkifli Hijaz, SE Dr. Budiarti A. Rahman, S.HI, MH Abdul Jabbar, S.Ag
Sekretaris Redaksi : Husni Hanis, S.Ag, S.IPI, MA Staf Redaksi : Mujahidah Rapi, A.Md Hj. Nahdiah Thahir, SE, MM
I
Makna Kurban
DUL Adha dan peristiwa kurban, yang setiap tahun dirayakan umat muslim di dunia, seharusnya tak lagi dimaknai sebatas proses ritual, tetapi juga diletakkan dalam konteks peneguhan nilai-nilai kemanusiaan dan spirit keadilan, sebagaimana pesan tekstual utama agama. Makna kurban, Kurban dalam bahasa Arab sendiri, disebut dengan qurbah yang berarti mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ritual Idul Adha itu, terdapat apa yang biasa disebut udlhiyah (penyembelihan hewan kurban). Pada hari itu, kita menyembelih hewan tertentu, seperti domba, sapi, atau kerbau, guna memenuhi panggilan Tuhan. Idul Adha juga merupakan refleksi atas catatan sejarah perjalanan kebajikan manusia masa lampau, untuk mengenang perjuangan monoteistik dan humanistik yang ditorehkan Nabi Ibrahim. Idul Adha bermakna keteladanan Ibrahim yang mampu mentransformasi pesan keagamaan, ke aksi nyata perjuangan kemanusiaan. Berkurban, dalam konteks ini merupakan pengejawantahan, mimpi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Ismail, merupakan sebuah ujian Tuhan, sekaligus perjuangan maha berat seorang Nabi, yang diperintah oleh Tuhannya melalui malaikat Jibril, untuk mengurbankan anaknya. Peristiwa itu harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang menunjukkan ketakwaan, keikhlasan, dan kepasrahan seorang Ibrahim pada titah sang pencipta. Kurban bukan cuma bermakna bagaimana manusia mendekatkan diri kepada Tuhannya, akan tetapi juga mendekatkan diri kepada sesama, terutama mereka yang miskin dan terpinggirkan. Jalaluddin Rakhmat (1995) menyebut, ibadah kurban mencerminkan dengan tegas pesan solidaritas sosial Islam, mendekatkan diri kepada saudara-saudara yang kekurangan. Dengan berkurban, kita mendekatkan diri kepada mereka yang fakir. Bila memiliki kenikmatan, wajib berbagi kenikmatan itu dengan orang lain. Bila puasa, akan merasa lapar seperti mereka yang miskin. Ibadah kurban mengajak mereka yang mustadh’afiin untuk merasakan kenyang. Atas dasar spirit itu, peringatan Idul Adha dan ritus kurban memiliki tiga makna penting sekaligus. Pertama, makna ketakwaan manusia atas perintah sang Khalik. Kurban adalah simbol penyerahan diri manusia secara utuh kepada sang pencipta, sekalipun dalam bentuk pengurbanan seorang anak yang sangat kita kasihi. Kedua, makna sosial, di mana Rasulullah melarang kaum mukmin mendekati orang-orang yang memiliki kelebihan rezeki, akan tetapi tidak menunaikan perintah kurban. Dalam konteks itu, Nabi bermaksud mendidik umatnya agar memiliki kepekaan dan solidaritas tinggi terhadap sesama. Kurban adalah media ritual, selain zakat, infak, dan sedekah yang disiapkan Islam untuk mengejewantahkan sikap kepekaaan sosial itu. Ketiga, makna bahwa apa yang dikurbankan merupakan simbol dari sifat tamak dan kebinatangan yang ada dalam diri manusia seperti rakus, ambisius, suka menindas dan menyerang, cenderung tidak menghargai hukum dan norma-norma social, menuju hidup yang hakiki. (*)
Bendahara : Hasri Ainun Rahman, S.Sos Fotografer : Arfan, S.pd.I Muzakkir, S.Pd.I, MM Desain Grafis : Aditya_TroJhan Koresponden Daerah : Para Kasubbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se Sulawesi Selatan Alamat Redaksi : Jl. Nuri No. 53 Makassar, Telepon (0411) 872219. Fax: 873459 email:
[email protected]
4
Illustrasi
REDAKSI menerima tulisan, opini, laporan dan foto-foto kegiatan sesuai misi majalah Al-Marhamah. Tulisan dapat dikirim ke Redaksi Jl. Nuri No 53 Makassar, Telp/faks. 0411-873459, atau ke email:
[email protected]
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vTopik
Utama
Wagub Lepas Kloter 1, Minta Petugas Beri Pelayanan Terbaik Komisi VIII Tinjau Dapur Asrama Haji WAKIL Gubernur (Wagub) Sulsel, H. Agus Arifin Nu’mang, melepas jamaah calon haji kelompok terbang (Kloter) 1, Embarkasi Hasanuddin Makassar, Kamis (20/9) malam, di Aula II Asrama Haji Sudiang Makassar. Dalam arahannya,Wagub meminta, petugas haji agar memberikan pelayanan yang terbaik untuk para jamaah.
M
elaksanakan ibadah haji menjadi kewajiban bagi setiap orang mampu, dan diberi kesempatan oleh Allah Swt. Meski demikian, disadari bahwa setiap jamaah memiliki keterbatasan. Sebab itu, petugas yang mendampingi jamaah, hendaknya bersikap proaktif memberi pelayanan kepada setiap jamaah. Sementara itu, soal kouta haji, Wagub berharap tetap ada penambahan kuota haji mengingat minat masyarakat Sulsel untuk berhaji semakin tinggi. ‘’Antrian daftar tunggu kita terbilang tinggi,’’ ujar Wagub. Dikatakana, penetapan kuota berdasarkan keputusan konferensi negara-negara OKI (organisasi Konferensi Islam), tidak mutlak berlaku bagi seluruh wilayah di Indonesia, mengingat Sulsel terbilang tinggi minat warganya, dalam menunaikan ibadah haji, sehingga perlu indikator lain yang dilakukan dalam menetapkan kuota setiap provinsi sehingga daftar antrian jamaah Sulsel bisa diberangkatkan. Sebelumnya, Kakanwil Kemenag Sulsel melaporkan, tahun ini Embarkasi Hasanuddin Makassar, akan memberangkatkan 40 kelompok terbang (Kloter), terdiri atas 14.990 jamaah. Pemberangkatan dimulai 21 September 2012, pukul 08.15 wita. Kloter 1 masuk asrama haji Sudiang 20 September 2012 pukul 08.00 wita. Kloter 1 yang akan diberangkatkan adalah rombongan jemaah asal Kota Makassar sebanyak
WAGUB Sulsel H Agus AN berjabat tangan dengan salah satu jamaah kloter 1, usai pelepasan di aula II asrama haji Sudiang. (foto.arf)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
370 orang jemaah ditambah lima orang petugas kloter (1 TPHI, 3 TKHI, dan 1 TPIHI) sehingga jumlahnya menjadi 375 orang. Kakanwil dalam sambutannya meminta, semua stake holder menunjukkan partisipasinya dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Selain akan meningkatkan pelayanan dengan melakukan sinergiats dengan sesama petugas, juga akan menggalang kerja sama dengan Orari Daerah Sulsel dalam hal koordinasi dan peningkatan kualitas pelayanan di lapangan. Kakanwil juga akan menggalang bantuan dengan organisasi Pramuka (salah satu organisasi penggalang) dalam memberikan pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji. Upaya sinergitas ini dipandang sangat penting karena akan memberikan ketenangan, kelancaran dan kesuksesan pemberangkatan calon jemaah haji. Proses pemberangkatan jemaah calon haji dijadwalkan akan berlangsung selama 30 hari, mulai 21 September dan berakhir 14 Oktober 2012. Pemberangkatan akan berlangsung selama dua gelombang, gelombang kedua mulai 6 Oktober 2012. Embarkasi Makassar terdiri dari Provinsi Sulsel (7.221), Gorontalo (891), Sultra (1683), Maluku (710), Maluku Utara (1.065), Sulbar (1.445), Papua (1.065), Papua Barat (710). Pelepasan jamaah haji turut dihadiri tim Komisi VIII DPR RI dan ditutup dengan pembacaan doa oleh Ketua MUI Sulsel AGH Sanusi Baco, Lc. Tinjau Dapur Tim Komisi VIII DPR RI, di antaranya H Jazuli Juwaini, Lc, MA (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) selaku Wakil Ketua Komisi dan DR H Ali Maschan Moesa, M.Si (Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa) Anggota Fraksi, melakukan peninjauan ke Poliklinik Asrama Haji dan dapur asrama haji, usai menyaksikan pelepasan jamaah calon haji kloter 1 Embarkasi Hasanuddin Makassar, Kamis (20/9) malam. Tim Komisi VIII didampingi Kakanwil Kemenag Sulsel, Drs. H. M. Gazali Suyuti, M.HI, Kadis Kesehatan Provinsi Sulsel dr. H Rachmat Latif, Kepala Kesehatan Pelabuhan Makassar, dr Slamet, dan PPIH lainnya. Dalam peninjaun itu, Komisi VIII sempat berbincangbinacang dengan salah satu jamaah yang sakit dan dirawat di Poliklinik. Selain itu, dia sempat meninjau tempat tidur pasien di ruang-ruang perawatan poliklinik. Sementara itu, saat berada di ruang dapur asrama haji, Komisi VIII berharap agar kebersihan dalam penyajian makanan dan kebersihan bagian-bagian dapur dan alat memasak, tetap terjaga. ‘’Ini sangat penting untuk menghindari adanya permasalahan apalagi terkait dengan katering jamaah, sebab itu semua harus steril,’’ katanya. Sebelumnya, pada pagi harinya jamaah calon haji embarkasi Hasanuddin Makassar, Kloter 1, masuk asrama haji Sudiang. Kloter 1 berjumlah 370 orang jamaah, ditambah lima orang petugas kloter, masing-masing 1 TPHI 3 TKHI dan 1 TPIH. Jamaah Embarkasi Makassar didampingi Kepala Kantor Kemenag Kota Makassar, H.Abd Wahid, SH, MH,
5
vTopik
Utama
Kasi Penyelenggara Haji Kemenag Kota Makassar, H. Isman Nurdin, dan sejumlah pejabat dari Pemkot Makassar. Mereka diterima oleh Seksi Penerimaan Jamaah di Aula II, Asrama Haji Sudiang Makassar. Proses masuk asrama haji kloter 1 Embarkasi Makassar, yang merupakan kloter perdana, pemberangkatan jemaah calon haji musim haji 1433H/2012M ini, berjalan lancar, aman dan terkendali. Koordinasi antar petugas, panitia dan pihak yang terkait lainnya, berjalan dengan baik. Usai diterima di aula II, mereka kemudian mengikuti proses pemeriksaan kesehatan di Poliklinik Mustasyfa Asrama Haji Sudiang Makassar. Selain Kloter 1 yang masuk asrama haji hari ini, kloter dua, juga masuk asrama haji pada sore hari ini, sekitar pukul 16.00 Wita. Mereka adalah gabungan jamaah calon haji asal Kota Palopo, Sidrap dan Kota Makassar, semua jamaah asal Sulsel. (dir)
TIM Komisi VIII DPR RI, yang dipimpin H Jazuli Juwaini, Lc, MA, (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) meninjau poliklinik asrama haji Sudiang, usai pelepasan kloter 1. (foto.arf)
Tujuh Persiapan Kesehatan Bagi Jamaah Haji
K
ementerian Kesehatan mengingatkan tujuh persiapan kesehatan yang sebaiknya dilakukan calon jamaah haji Indonesia sebelum berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekah. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, mengatakan, masih ada waktu sekitar sebulan sebelum jemaah haji Indonesia berangkat, maka para calon jemaah sebaiknya melakukan tujuh persiapan kesehatan dari sekarang, Senin. Pemberangkatan kloter pertama jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi akan dilakukan pada 21 September dan pemberangkatan kloter terakhir pada 20 Oktober 2012. Tujuh persiapan itu adalah pertama untuk para jemaah haji memeriksakan kesehatan mereka secara rinci ke dokter yang biasa dikunjungi atau dokter terdekat.“Tujuannya adalah agar dapat dideteksi kemungkinan penyakit dan masih ada waktu untuk mengatasinya,” kata Tjandra. Persiapan kedua adalah jika jemaah haji memang memiliki penyakit kronik dan memerlukan obat secara teratur, agar dapat membawa persediaan obat yang dibutuhkan selama di Tanah Suci. Selain itu, untuk persiapan ketiga,Tjandra mengingatkan jika menurut dokter yang bi-
PETUGAS poliklinik asrama haji Sudiang siap melayani jamaah untuk pemeriksaan kesehatan. (foto.arf)
6
asa menangani di Tanah Air seorang jemaah haji memiliki masalah kesehatan, maka agar tidak lupa meminta surat keterangan dokter. “Ini untuk diserahkan ke dokter kloter nantinya. Kalau dari sekarang sudah tahu siapa dokter kloter atau dokter rombongan bila ONH plus, maka dari sekarang bicarakan dengan dokter kloter/rombongan tentang masalah kesehatan Anda, dengan membawa surat dari dokter yang biasa merawat Anda itu,” ujarnya. Persiapan keempat adalah dengan melakukan olahraga teratur seperti jalan kaki sebanyak 3-4 kali per minggu. Hal itu karena dalam perjalanan haji nantinya minimal ada empat rute jalan kaki yang cukup jauh, yaitu tawaf, sai, jalan dari hotel/pondokan ke masjid, dan jalan dari kemah di Mina ke tempat melontar jumroh. “Belum lagi kegiatan jalan kaki lain, misalnya ziarah atau mungkin saja berbelanja. Jadi harus dibiasakan berolahraga,” katanya. Persiapan kelima adalah jika jemaah haji berangkat bersama orangtua yang berusia lanjut, apalagi yang memang sudah sakit, maka harus melakukan persiapan lebih rinci seperti pengetahuan tentang menyewa kursi roda atau kemungkinan ikut safari wukuf dan lainnya. Tjandra juga mengingatkan para jemaah haji bahwa persiapan nomor enam adalah untuk mulai mengenal dan mempelajari tentang fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di Arab Saudi pada musim haji. Mulai dari petugas kesehatan kloter, pelayanan kesehatan di sektor, Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), ataupun lokasi RS Arab Saudi. Sedangkan persiapan ketujuh, adalah agar para jemaah haji juga dapat mempelajari situasi kesehatan atau wabah penyakit yang mungkin muncul di musim haji kali ini. “Amat dianjurkan untuk mulai sekarang untuk menyediakan waktu membaca berbagai tulisan tentang situasi penyakit di Arab Saudi pada musim Haji,” katanya. Tjandra mencontohkan tulisan yang baru dipublikasikan oleh Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO) di “Weekly epidemiological record” pada tanggal 27 Juli 2012 lalu (http://www.who.int/wer) atau bisa juga di www.who.int/ith dalam “Update for travellers”. (ant/dir)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vTopik
Utama
Garuda Siapkan Dua Pesawat Haji Sekda Pimpin Apel Siaga Pemberangkatan PIHAK Garuda Indonesia menyiapkan sedikitnya dua pesawat berbadan lebar, dengan jenis boeing, buatan Spanyol, untuk mengangkut jamaah calon haji (JCH), asal Embarkasi Hasanuddin Makassar, untuk musim haji 1433H/2012M.
H
al ini dijelaskan Suherman, Manager Operasional Garuda Indonesia, pada acara rapat Pemantapan Pemberangkatan Jamaah calon Haji, di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Selasa (18/9). Rapat pemantapan digelar usai apel siaga, persiapan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji Embarkasi Makassar, yang dipimpin Sekda Provinsi Sulsel, H Andi Muallim. Selain menyiapkan dua pesawat, kata Suherman, pihaknya juga menyiapakan 80 orang kru pramugara dan pramugari yang nota bene 40 persen merupakan putra daerah. Kedua pesawat yang merupakan pesawat terbaru, dari semua embarkasi, dan merupakan pesawat keluaran tahun 2010 ini, saat ini sedang diparkir di bandara internasional Hasanuddin Makassar, untuk siap dioperasikan. ‘‘Pesawat tersebut, kini sedang kita ganti logo Garuda, untuk selanjutnya dipake mengangkut haji,’‘ ujar Suherman. Dia mengatakan kesyukurannya, karena bandara Hasanudin Makassar (Bandara Lama) yang digunakan untuk operasional haji, terbilang sangat dekat dari asrama haji sehingga menjangkaunya sangat mudah. “Jika ada deley, jamaah gampang dibawa pulang ke asarama haji,” katanya. Jauh berbeda misalnya dengan bandara Lombok yang juga sudah mendapat predikat sebagai bandara embarkasi, lokasinya harus ditempuh satu setengah jam, hingga dua, sehingga sangat menyulitkan jika terjadi deley atau keterlambatan penerbangan. Suherman menjamin, pihaknya akan menanggung risiko terjadinya deley atau keterlambatan penerbangan. “Jika terjadi deley, kita akan bawa kembali jamaah ke asrama haji dan menyiapkan konsumsinya yang menjadi tanggungan Garuda,’‘ katanya.
Soal keamanan penerbangan, Suherman mengimbau jamaah untuk tidak membawa alat-alat atau bahan-bahan yang bisa mencelakakan dalam penerbangan, seperti pisau, silet, korek dan benda tajam lainnya. “Kita akan menjaga semua kemungkinan yang tidak diinginkan demi kelancaran, keselamatan, dan kesuksesan pemberangkatan jamaah haji tahun ini,” kunci Suherman. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulsel H Andi Muallim, sebelumnya memimpin apel siaga persiapan pemberangkatan jamaah calon haji embarkasi Hasanuddin Makassar, Selasa, (18/), di asrama Haji Sudiang, Makassar.Apel siaga turut dihadiri Kakanwil Kemang Sulsel, Drs H M Gazali Suyuti MHI, selaku Ketua PPIH Embarkasi Makassar. Andi Muallim dalam arahannya mengatakan, PPIH dan Pembantu PPIH Embarkasi Hasanuddin Makassar, hendaknya dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. “Kami berharap amanah ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ucap Muallim. Menurut dia, sukses tidaknya pemberangkatan dan pemulangan haji, atau yang biasa disebut operasional haji, tergantung dari kesiapan petugas, dalam menjalankan amanah, membantu jamaah haji dalam kelancaran proses operasional haji, baik saat masih di daerah, di asrama haji, di tanah suci, maupun setelah pulang ke tanah air. Kakanwil pada kesempatan itu meminta kesiapan dan partisipasi semua pihak, untuk ikut ambil bagian sesuai tugas yang diberikan untuk kesuksesan dan kelancaran kegiatan ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima ini. Usai apel siaga yang dihadiri unsur terkait, seperti pihak Kesehatan Pelabuhan, Imigrasi, Beacukai, Garuda, Otoritas Bandara, unsur keamanan (kepolisian) dan pihak lainnya, dilanjutkan dengan rapat persiapan dan pemantapan pemberangkatan. Dalan rapat tersebut, dikemukana berbagai hal, termasuk mengevaluasi pengalaman tahun lalu yang turut memberi andil dan kesuksesan kegiatan, serta merancang program untuk sukses operasional ke depan. (dir)
Pesawat garuda yang disiapkan mengangkut jamaah. (foto.ist)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
7
vTopik
Utama
Lima Hikmah Diwajibkannya Haji
S
ETIAP ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT, mengandung hikmah tersendiri. Allah tidak pernah sekalipun memerintahkan manusia melakukan suatu perbuatan yang tak bermakna, atau tidak mengandung hikmah. Hikmah yang bisa kita petik dari pelaksanaan ibadah haji antara lain: 1. Menyaksikan secara langsung Masjidil Haram, Ka’bah, tempat turunnya Alquran, serta tempattempat bersejarah dalam kehidupan Rasulullah SAW, dan penyebaran Islam. Umat Islam yang mengunjungi tempat-tempat tersebut, diharapkan dapat menghayati nilai-nilai keimanan, ketakwaan, keikhlasan, kepahlawanan, dan pengorbanan Rasulullah SAW, dan para sahabat dalam menyebarkan agama Islam. 2. Ketika memasuki Makkah dan melihat Ka’bah, umat Islam diajak untuk mengingat nilai-nilai ketakwaan Nabi Ibrahim AS, beserta keluarganya. Seberat apa pun perintah Allah SWT, bahkan meninggalkan istri di padang tandus, dan menyembelih seorang anak sekalipun, tetap dilaksanakan dengan baik oleh Ibrahim. 3. Ketika memakai pakaian ihram yang berwarna putih polos, tanpa jahitan dan pernak-pernik umat manusia, dari segala penjuru seakan-akan diingatkan bahwa mereka adalah umat yang satu. Mereka tidak dibedakan berdasarkan kelas sosial, ras, etnis, bahasa, atau kebudayaan. Mereka semua sama di mata Allah SWT. Satu-satunya yang membedakan hanyalah ketakwaan masingmasing. Dalam ibadah haji, terpapar persamaan atas nama agama, yaitu Islam (al-musawah al-lslamiyah). Mereka berkumpul di tempat yang sama dan dengan penampilan yang sama. Semuanya tunduk, merendah dan takut kepada Allah. 4. Haji adalah ibadah yang menyempurnakan kehidupan spiritual umat Islam. Setelah shalat, puasa, dan zakat ditunaikan maka ibadah haji adalah penyempurnanya. Umat Islam dari penjuru dunia berkumpul ditempat
Illustrasi
8
yang sama dan pada waktu yang sama. Mereka membawa rasa cinta yang sama, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sekalipun aliran teologi dan madzhab fikih mereka berbeda, namun masingmasing digerakkan oleh satu alasan yang sama, yaitu kepatuhan kepada Allah SWT dan kecintaan kepada Rasulullah SAW. 5. Haji adalah pertemuan akbar yang dihadiri oleh umat Islam dari segala penjuru dunia. Dengan demikian, haji memberikan kesempatan yang sangat besar bagi umat Islam untuk menggalang persatuan di antara sesamanya, menyatukan tekad dan semangat, dan bersama-sama memikirkan persoalan yang mendera umat Islam. Pada musim haji, setiap orang bahkan dapat membangun komunikasi atau relasi dengan orang lain, baik untuk kepentingan duniawi maupun ukhrawi. Hal ini tidak lain merupakan realisasi doa Nabi Ibrahim AS, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Wahai Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim ayat 37). Massa yang begitu besar itu bergerak dan berputar mengelilingi Ka’bah. Mereka adalah orang-orang yang terpanggil untuk berkunjung dan bertamu ke rumah Allah (Baitullah) itu. Karena mereka adalah tamu Allah, maka Allah akan menyuguhkan ‘jamuan’ yang tak terbilang nikmatnya bagi mereka. ‘Jamuan’ itu adalah kasih sayang dan ampunan Allah yang tak terbatas. Haji mabrur mampu mendorong terjadinya perubahan orientasi, visi dan misi ke arah peningkatan amal saleh, baik ritual maupun social, dalam menuju kehidupan lebih baik, sesuai dengan ajaran Islam, guna menciptakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Ibadah haji mempunyai karakteristik tersendiri. Terutama jika dikaitkan dengan masalah waktu dan tempat pelaksanaan. Agama Islam menetapkan pelaksanaan ibadah formal (mahdhah) dalam tiga criteria: (a)Waktu pelaksanaan ditentukan tetapi tempat pelaksanaannya tidak ditentukan. (b)Tempat pelaksanaannyaditentukan tetapi waktunya boleh dikerjakan kapan saja. (c)Waktu dan tempat pelaksanaannya diatur dan ditetapkan oleh Allah SWT. Ibadah Haji termasuk dalam ibadah katagori yang ketiga ini. Barangkali, faktor ini yang memberikan ketetapan bahwa menunaikan haji diwajibkan Allah kepada kaum muslimin yang mampu hanya satu kali dalam seumur hidup. (rep/dir)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vTopik
Utama
Spirit Haji Membangun Akhlakul Karimah OlehDr HM Harry Mulya Zein LABAIK Allahumma Labaik. Panggilan haji kembali tiba. Mulai 21 September 2012, jamaah haji Indonesia mulai diberangkatkan ke tanah suci Makkah dan Madinah. Haji adalah momen yang mampu memberikan inspirasi bagi kemajuan kemanusiaan. Proses ini ditandai dengan jutaan manusia berbondong-bondong ke baitullah Ka’bah, simbol pemersatu umat Islam.
D
alam ritual haji, manusia diperlakukan secara sama dan adil, tanpa melihat ras, suku dan latar belakang dunia lainnya. Harkat dan martabat mereka sebagai manusia adalah sama. Hak dan kewajiban mereka sebagai hamba juga sama. Tujuan dan arah perjuangan hidup mereka hakikatnya juga sama, yaitu berusaha meraih kebahagiaan yang sejati abadi. Itulah sesungguhnya yang menjadi hikmah dan tujuan utama disyariatkannya ibadah haji. Dalam bahasa Alquran, hikmah dan tujuan ibadah haji -yang merupakan puncak tertinggi ajaran rukun Islam– diungkapakan dengan istilah liyasyhaduu manaafi`a lahum, yaitu untuk “menyaksikan” kemanfaatan-kemanfaatan duniawi dan ukhrawi (kebahagiaan sejati) yang maha dasyat yang akan terus mengalir dan menjadi “milik” mereka yang berhasil menunaikan haji secara mabrur. (QS. Al-Hajj 22:28). Secara etimologis, sebagaimana dikemukan Ibn Mandzur dalam kitabnya, Lisaan al-Arab, kata hajj antara lain berarti “menuju pada target tertentu” (al-qashd). Lebih spesifik lagi, al-Ishfahani dalam kitabnya, Mufradaat Alfaadz al-Qur`aan, menjelaskan pengertian hajj sebagai “menuju kepada target tertentu untuk dikunjungi” (al-qashd li al-ziyarah). Dari situlah muncul istilah haji dalam Islam yang asal-muasalnya diambil dari kalimat hajj al-bait atau “berkunjung ke baitullah”, yaitu kunjungan khusus ke Masjidil Haram dengan tujuan menunaikan manasik haji (QS. Ali `Imran 3:97). Ditilik dari segi filosofis, makna kata (fiqh qiyaas al-lughah), kata hajj yang dibentuk oleh rangkaian tiga huruf dasar haa` jiim, jiim pada hakikatnya menunjukan simpul makna dasar yang menggambarkan “keberadaan sesuatu yang bisa dijadikan landasan, sandaran, atau fokus perhatian” (ma u`tumida`alaihi) atau “berproses menuju landasan, sandaran, atau fokus perhatian” (al-i`timaad).
Misalnya, kata hujjah yang memiliki arti dasar argumentasi (al-daliil) atau bukti kebenaran (al-burhaan). Begitu juga kata mahajjah yang berarti jalan terbuka yang arah-arahnya (al-thariiq al-jaaddah). Disebut demikian karena jalan tersebut bisa dijadikan sandaran untuk sampai pada alamat yang dituju. Atau kata hajj (al-syijaaj) yang memiliki arti memeriksa luka di kepala secara teliti, terfokus, dan penuh perhatian untuk keperluan pengobatan serta penyembuhan. Jadi, substansi haji adalah mencari dan mengukuhkan sandaran atau landasan yang hakiki bagi kehidupan menuju kebahagiaan sejati yang merupakan fokus perhatian dan target pencarian yang dituju oleh seluruh umat manusia. Karena itu, banyak ulama menyebutkan, haji mabrur adalah yang disertai dengan tanda-tanda kemabrur-an setelah berhaji, di antaranya akhlak dan amal perbuatannya menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Nilai-nilai kemabruran haji akan membawa virus positif kehidupan masyarakat yang lebih humanis, lebih berakhlak dan lebih beriman. Kita berharap, haji yang dijalankan para jamaah bukan sekadar haji ritual, tetapi haji yang membawa perubahan. Hal itu pula dilakukan para jamaah haji di masa perjuangan kemerdekaan. Bahwa nilai-nilai haji dari tanah suci menjadi spirit perjuangan melawan penjajahan kafir (Belanda). Kita menginginkan hal serupa, bahwa para jamaah nantinya bisa membawa nilai-nilai spirit keislaman untuk menjadikan masyarakat yang berperadaban akhlak mulya dan selalu mendapat karunia dari Allah SWT. (rep/dir)
Illustrasi
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
9
vTopik
Utama
Menahan Diri dari Dosa Selama Haji
Illustrasi
SUDAH semestinya seorang hujjaj yang telah mengunjungi rumah Allah SWT, selalu menjaga dirinya untuk menjauhi semua perbuatan yang dilarang Allah. Bahkan, hal-hal yang dimakruhkan sekalipun haruslah ia jauhi.
M
akruh, yang berarti dibenci Allah meski dibolehkan, sudah seharusnya dijauhi seorang mukmin yang taat. Bagaimana mungkin ia melakukan sesuatu yang dibenci oleh Tuhannya, seperti duduk mengobrol sesuatu yang tidak bermanfaat, dan lain sebagainya. Apakah layak seorang yang mengunjungi baitullah demi memenuhi panggilanNya namun dalam perjalanan tersebut ia malah bermaksiat, dan melakukan perbuatan yang diharamkan di Tanah Haram Alllah SWT. Allah berfirman, “Dan barangsiapa bermaksud melakukan kejahatan dan berbuat aniaya di dalamnya, kepadanya Kami timpakan azab yang pedih Menyakitkan. (QS. Al-Baqarah, 25). Ketika Allah memberikan ancaman untuk menghukum mereka yang melakukan perbuatan dosa di
dalam Tanah Suci, setiap orang semestinya bisa mengukur seberapa besar azab yang akan ditimpakan-Nya. Paling tidak, hujjaj tersebut tidak dapat memperoleh manfaat dan pahala untuk ibadah hajinya begitu pula ampunan, untuk dosa-dosanya kecuali ia meninggalkan semua larangan-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang yang melaksanakan ibadah haji dan tidak melakukan perbuatan buruk dan melanggar hukum, ia akan kembali laksana se¬orang bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.” Salah satu dari dosa besar dan cukup serius adalah memohon kepada orang yang telah meninggal. Menggantungkan harapan terhadap orang meninggal bahwa mereka akan merekomendasikan kasus mereka kepada Allah, bisa mengobati orang sakit, atau dapat membuat orang hilang pulang. Orang yang melakukan perbuatan semacam ini jelas melakukan perbuatan syirk. Perbuatan syirk adalah praktik politeis (menyembah banyak Tuhan) di zaman Jahiliyah. Untuk menghentikan praktik-praktik kemusyrikan semacam itulah Allah mengutus Rasul-Nya dan menurunkan Kitab-Nya. Telah menjadi tugas dan kewajiban baik seorang haji dan bukan haji untuk memberantas praktik seperti ini, bertobat kepada Allah se¬andainya ia pernah melakukan dosa serupa di masa lalu, dan mempersiapkan sesuatu yang baru untuk ibadah haji. Kemusyrikan menghapus semua perbuatan baik sebagaimana difirmankan Allah, “Tetapi jika mereka mempersekutukan Dia, maka sia-sia sajalah perbuatannya.” (QS. Al- An’am [6], 88). Musyrik kecil adalah mengangkat sumpah dengan nama orang lain dan bukan dengan nama Allah, seperti dengan nama Nabi, Kabah, dan iman seseorang. Demikian juga kemunafikan dan hasrat untuk termasyhur dan ungkapan-ungkapan seperti, “Apa yang diinginkan Allah adalah keinginanmu”, atau “Seandainya Allah dan kamu tidak ada di sana”. (Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz/rep/dir)
Keluarga Besar Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Haji 1433H/2012M Bagi Warga yang Mendapat Kesemapatan Berhaji Tahun Ini, Semoga Mendapat Predikat Haji Mabrur yang Diridhai Allah, Swt. Amin Kepala,
Drs. H.M. Gazali Suyuti, M.HI
10
Kabag Tata Usaha,
Drs. H.Rappe, M.Pd
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vLaporan
Utama
Dari Workshop Regional untuk KUB di Palu
Kitorang Basudara, Wujudkan Damai di Sulawesi
UNGKAPAN kitorang basudara (kita orang bersaudara), sering digunakan masyarakat di kawasan Indonesia Timur, khususnya Ambon-Maluku, Papua (Irian) dan sebagian Sulawesi. Selama berabad-abad, persaudaraan antar etnis dan agama di kawasan itu, terpelihara dengan baik. Sayang sekali karena provokasi, persaudaraan tersebut, sempat ternoda oleh konflik bernuansa SARA yang sangat berdarah-darah, dan belum sepenuhnya pulih hingga kini.
MENAG Suryadharma Ali (kanan) didampingi gubernur Sulteng, pada workshop regional untuk kerukunan umat beragama. (foto.arf)
W
alaupun akhir-akhir ini kerukunan umat beragama di Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya di Kota Palu agak terusik, namun sesungguhnya sudah sejak lama masyarakat hidup di dalam suasana rukun dan damai. Dengan demikian Masyarakat Palu (Sulteng), yang majemuk memang rentan terhadap kemungkinan timbulnya kesalahpahaman, yang menjurus ke arah terjadinya konflik. Melalui Workshop Regional Kantor Wilayah Kementerian Agama-Balai Diklat Keagamaan Se Sulawesi, untuk Kerukunan Umat Beragama, 30 Agustus -2 September 2012 di Palu, Sulteng, diharapkan terjalin hubungan harmonis antara sesama peserta, para pemimpin agama dari agama yang berbeda, juga dilakukan pengembangan wawasan, sehingga diharapkan dapat memperluas wawasan multi kultural, serta meningkatkan keterbukaan, saling pengertian serta
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
saling menghargai antara para pemimpin agama pusat dan daerah. Kegiatan ini juga akan membangun visi dan misi bersama, tentang pemeliharaan kerukunan antar umat beragama, menginventarisir kearifan-kearifan lokal yang dapat mendukung kerukunan umat beragama, menghindari terjadinya sekat perbedaan baik vertikal maupun horizontal, yang ada dalam masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan globalisasi di satu sisi merupakan perkembangan zaman, namun pada sisi lain akan berakibat pada menurunnya nilai-nilai moral dan etik dalam kehidupan nasional, di antaranya timbulnya sikap lebih mementingkan diri sendiri. Menghadapi kenyataan demikian, kerukunan umat beragama merupakan suatu kondisi yang didambakan. Umat Islam di Provinsi Sulawesi Tengah, hingga kini merasakan hubungan dengan umat beragama lain berjalan dengan lebih baik, dan harmonis. Pastur Dr. Willan Chang dalam tulisannya mengatakan, kemajemukan merupakan suatu kemutlakan, nilai-nilai dalam kemajemukan mencakup religiusitas, di balik kemajemukan, keindahan, kekayaan sosial dan manejemen kemajemukan itu sendiri. Beberapa prinsip dasar kerukunan meliputi kesadaran kemajemukan, saling menghargai, saling menghormati dan kerja sama membangun masyarakat. Seperti dalam ungkapan, KITORANG SAMUA BASUDARA dan adanya budaya “TORARANGA” (saling mengingatkan). Inilah yang menjadi salah satu butir kesepahaman dalam kegiatan WORKSHOP REGIONAL Kanwil Kementerian Agama-Balai Diklat se Sulawesi di Palu, 30 Agustus-2 September 2012. Indonesia sebagai negara yang majemuk, baik dilihat dari etnitas, agama maupun budaya, menjadi salah satu komponen yang dapat memperkaya bangsa. Karena itu, pemerintah dan masyarakat hendaklah mengawal integrasi bangsa. Untuk menjaga integrasi teritorial maka politik dan kebijakan nasional pemerintahan hendaklah merancang strategi untuk meningkatkan kesadaran kebhinekaan tunggal ika. Beruntunglah Indonesia telah memiliki banyak pengalaman tentang upaya pemeliharaan kemajemukan, di bawah kebijaksanaan para pendiri bangsa yang disebut kearifan lokal, dan tradisional.
11
vLaporan
Utama
Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu sintesa budaya yang diciptakan oleh aktor-aktor lokal, melalui proses yang berulang-ulang, melalui internalisasi dan interpretasi ajaran agama dan budaya yang disosialisasikan dalam bentuk norma-norma (tata aturan tak tertulis) dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Sebagai bangsa yang memiliki keragaman dalam kategori apapun; keyakinan beragama, karakter budaya, identitas etnik, adat, dan sebagainya. Keragaman tersebut merupakan potensi untuk mengapresiasikan kerukunan untuk saling memberi dan saling berbagi. Keragaman disadari sebagai kumpulan identitas beragama dan berbeda satu sama lain yang akan melahirkan jarak. Jarak itu bisa saja melebar dan menyempit, tergantung sejauh mana interaksi dan komunikasi antar agama dilakukan oleh pemeluknya. Jika keragaman tersebut merenggang dan tidak dikelola secara hatihati, ramah dan penuh kearifan, maka menjadi problem krusial yang memicu ketegangan dan mengarah kepada konflik. Ada kisah unik ketika seorang pendeta dan kiai yang berteman dan sama-sama jalan untuk melakukan sosialisasi ke suatu daerah. Pada saat naik ke bis, kiai itu mengucap Bismillah, pendeta lalu menyela, katanya ini adalah bis malam bukan Bismillah. Kemudian pada saat di tengah perjalanan, hujan pun turun, ketika terjadi halilintar, pendeta itu berucap haleluya, kiai pun menyela salah bukan haleluya tetapi halilintar. Hal tersebut bukan masalah bagi pendata dan kiai itu, tetapi bisa saja menjadi potensi masalah bagi orang yang tidak mengetahui situasi/ kondisi yang sebenarnya. Bangun Komunikasi Berdasarkan kasus di atas, jelaslah bahwa komunikasi menjadi faktor yang sangat penting untuk membangun kesepahaman dalam hubungan masyarakat multi etnik antar umat beragama. Keberhasilan
KAKANWIL Kemenag Sulsel H M Gazali Suyuti (tengah) pada Workshop Regional untuk KUB di Palu, Sulteng. (foto.arf)
12
berkomunikasi antar umat beragama akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kelompok agama lainnya. Sebaliknya komunikasi yang tidak baik akan mendorong timbul kecurigaan dan kesalahpahaman yang akan menjadi benih-benih konflik, yang melibatkan berbagai etnik dan agama. Pertikaian antar umat beragama sering terjadi, karena kesalahan pemahaman pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh para tokoh lintas agama agar kerukunan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. Workshop Regional Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Balai Diklat Keagamaan se Sulawesi Untuk Kerukunan Umat Beragama, yang mengangkat tema “Membangun Komitmen Kerukunan Nasional di Indonesia Timur”, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi membangun kerunan di negeri ini. Kegiatan yang berlangsung di Bumi Tadulako, Palu, Sulteng 30 Agustus s/d 2 September 2012 ini Menteri Agama dihadiri Gubernur Provinsi Sulteng, Kepala Kanwil Kementerian Agama se Sulawesi beserta para Kepala Balai Diklat Keagamaan serta para tokoh lintas agama yang mewakili provinsi masing-masing. Melalui kegiatan ini, aksi dan praktek toleransi di atas hendaknya tidak dipandang sebelah mata, sebab selama ini sikap-sikap intoleransi dan permusuhan, khususnya yang terjadi antar penganut agama, dapat muncul dari berbagai kalangan, baik dari kalangan elit, tokoh masyarakat bahkan dari pihak bawah sekalipun. Berbagai kasus konflik yang terjadi, tidak semuanya murni karena dorongan semangat permusuhan yang muncul untuk membela agama masing-masing tetapi juga dikarenakan dimensi sosiologi dan antropologi yang mengitari masyarakat. Perbedaan Fitrah Menag Suryadharma Ali dalam sambutannya mempertegas, perbedaan itu ciptaan Tuhan, maka barang siapa yang mengingkari perbedaan itu maka dia mengingkari ciptaan Tuhan. Menurut Menag, Indonesia memiliki banyak sekali suku, bahasa, bermacammacam adat istiadat, bermacam-macam sistem nilai yang tersebar lebih dari 17.000 pulau akan tetapi Indonesia tetap bisa bersatu dalam kesatuan NKRI dan bingkai Bhineka Tunggal Ika, ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa, makanya negara Barat dan Eropa harus belajar tentang Kerukunan Umat Beragama kepada Indonesia. ‘’Kita patut mensyukuri keberagaman tersebut, karena kekuatan kita ada pada keberagaman, keberagaman ini jangan kita jadikan kelemahan, keberagaman dan perbedaaan itu harus kita jadikan sebagai
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vLaporan kekuatan,’’ ucapnya. Bayangkan, kata Menag, jikalau di sebuah taman, bunganya warnanya putih semua, merah semua, kuning semua, maka itu tidaklah indah, akan tetapi kalau taman itu bunganya berwarna-warni, maka taman itu sanagatlah indah dan elok di pandang mata. Keberagaman itulah yang menjadi kekuatan kita apalagi bila keberagaman itu dihiasi dengan nilai-nilai agama, maka itu akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat. Semua agama di Indonesia sangat menghormati perbedaan dan keberagaman, karena keberaga-
I
Utama
man dan perbedaan itu adalah cipataan Tuhan Yang Maha Esa, sekali lagi menolak perbedaan sama saja menolak ciptaan Tuhan, kata dia. Menurut Menag, ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan perbedaan itu menjadi senjata untuk saling mengadu domba, hingga menimbulkan terjadinya kerusuhan di antar umat beragama, kerukunan umat beragama di Indonesia yang terbaik di dunia, karena menghormati minoritas, salah satu contoh kongkrit yaitu hari besar umat beragama di Indonesia. (slh-lam-kif-dir)
Kerukunan Umat Beragama di Indonesia yang Terbaik
ndonesia merupakan bangsa dan negara majemuk dengan bermacam agama yang dianut rakyatnya. Namun demikian kerukunan antar umat beragama di tanah air bisa dikatakan sebagai kerukunan yang terbaik di dunia. Demikian dikemukakan Menteri Agama Suryadharma Ali pada pembukaan kompetisi Sippa Dhamma Samajja dan Mahaniti Loka Dhamma tingkat nasional di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Selasa (18/9) malam. Menurut Menag, penilaian tersebut bukan tanpa dasar, karena sudah dibuktikan sendiri oleh umat beragama di tanah air tercinta. “Disini mayoritas beragama Islam, tapi menghormati seluruh agama yang ada. Termasuk pula presiden kita beragama Islam, tapi senantiasa memberi sambutan pada peringatan agama apa pun. Dan pada hari raya Idul Fitri, Natal, Nyepi, Waisak, hari raya Konghucu kita libur nasional,” jelasnya. Meskipun demikian Menag mengingatkan agar
semua pihak tidak menjadi lengah, karena ada saja kepentingan yang ingin merusak kerukunan di tanah air. “Ada kelompok yang mengumbar ketegangan,” ucapnya. Padahal kalau pun di tempat kita masih ada konflik atau gesekan kecil itu sebenarnya biasa dalam kehidupan, ibarat sebuah keluarga tentu ada saja masalah yang terjadi. Misalnya antara ibu dengan ayah atau dengan anak-anak. “Sekarang banyak tukang kipas, selama konflik tidak dikipas-kipas, digosok-gosok, dikompori, akan reda juga,” katanya. Menag juga mengatakan, agama merupakan bahagian yang terpenting, sebab tanpa agama kehidupan terasa kering. Karena itu agama harua menjadi pegangan hidup, sehingga semua aktifitas kita pun harus dilandasi agama. Begitu pula sikap saling menghormati antara penganut agama juga sangat penting. “Jadikan keberagamaan sebagai kekuatan.Agama sangat sensitif, kalau disinggung sedikit saja umatnya marah,” katanya. “Kita harus menjaga kehormatan agama. Juga menjaga keutuhan bangsa ini dengan saling menghormati satu sama lain,” imbuh menteri. Sementara pimpinan Walubi, Bhiksu Duta Vira Sthavira menyatakan pihaknya merasa prihatin dengan munculnya film yang mendzolimi agama Islam. Untuk itu kita jangan terpancing sehingga bangsa menjadi kacau. Kompetisi Sippa Dhamma Samajja dan Mahaniti Loka Dhamma tingkat nasional berlangsung hingga 21 September mendatang. Hadir dalam pembukaan acara, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Irjen Kemenag M. Jasin, dan Dirjen Bimas Buddha Joko Wuryanto. (kemenag.go.id/dir) MENAG Suryadharma Ali bersama sejumlah tokoh agama dan pejabat di Jakarta. (foto.ist)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
13
vLaporan
Utama
Menag: Keberagaman dan Perbedaan Harus Dijadikan Kekuatan MENTERI Agama Suryadharma Ali, menegaskan, keberagaman dan perbedaan harus dijadikan kekuatan, apalagi keberagaman yang diikat oleh nilai-nilai ajaran agama. Menolak perbedaan berarti menolak ciptaan Tuhan.
MENAG Suryadharma Ali berjabat tangan dengan undangan dan peserta workshop untuk KUB, di Palu, Sulteng. (foto.arf)
“
Perbedaan itu adalah fitrah, ” kata Menag, saat menyampaikan pengarahan sebelum membuka Workshop Regional Kanwil Kemenag-Balai Diklat Keagamaan se Sulawesi, untuk Kerukunan Umat Beragama, di SwissBell Hotel, Jumat malam, 31 Agustus 2012. Menag didampingi Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof. Dr.H.Abdul Jamil, MA, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama pada Setjen Kemenag RI, Prof. Dr. H. Achmad Gunaryo. Menag pada workshop yang juga dihadiri Gubernur Sulteng, Drs. H. Longki L. Djanggola, MSi, Kakanwil Kemenag Sulteng, Dr. H. Mohsen, MM, tokoh agama dan pengurus FKUB meminta, tokoh agama agar tidak mudah tersulut oleh pengaruh, atau gesekan-gesekan kecil yang dapat menimbulkan konflik baik konflik horisontal, maupun konflik internal di daerah. Menag mengakui, Sulteng termasuk salah satu wilayah di Indonesia yang masih sering muncul konflik. Sebab itu, dia juga berharap agar pengurus forum kerukunan umat beragama (FKUB) peka terhadap masalah-masalah yang terjadi, dan memberikan penguatan terhadap pentingnya pembinaan kerukunan umat beragama. Sebelumnya, Gubernur Sulteng menyampaikan, untuk
14
menciptakan kerukunan umat beragama di Provinsi Sulawesi Tengah, diperlukan keterlibatan semua pihak dan unsur, termasuk pertemuan di Sulawesi Tengah ini, dan di Indonesia secara umum. Gubernur meminta pengurus FKUB terus membina dan menjalin keharmonisan di Provinsi Sulawesi Tengah. Kakanwil Kemenag Sulteng, dalam laporannya mengatakan, dibutuhkan upaya dan strategi untuk mengatur kemajemukan, agar kemajemukan menjadi kebaikan. Tidak mendatangkan kerusuhan serta pemusuhan. Egoisme kedaerahan serta sentimen agama, kata kakanwil, menjadi alat yang dapat menyulut perpecahan, bahakan permusuhan. Oleh kaena itu, lanjut dia, dibutuhkan itikad baik, serta usha yang keras dari semua pihak, baik itu pemerintah maupun masyarakat, utuk meredam gesekan-gesekan antar daerah, maupun keyakinan. Selain itu, diperlukan kearifan lokal yang memang dimiliki oleh bangsa ini. “Banyak kearifan daerah yang patut digali dan dikembangkan karena bangsa ini sangat kaya dengan kearaifan lokal yang sangat tinggi bagi kerukunan,” lanjutnya. Workshop yang berlangsung mulai 30 Agustus hingga 2 September ini, diikuti sedikitnya 240 orang peserta dari Kanwil Kemenag Sulteng, Sulsel, Sultra, Sulbar, Sulut, Gorontalo , Balai Diklat Keagamaan Manado, Balai Diklat Keagamaan Makassar, pengrus FKUB Provinsi Sulteng, dan Ketua FKUB Kabupate/kota se Sulteng, serta Kepala Kemenag Kota/Kabupaten se Sulteng. Workshop Regional yang berlangsung empat hari ini, selanjutnya ditutup kakanwil Kemenag Sulteng, sebelumnya pemaparan materi oleh para Kakanwil Kemenag se Sulawesi, dilanjutkan sidang pleno, pemaparan hasil siding pleno dan hiburan, para kakanwil dan undangan lainnya tampil membawakan lagu masing-masing. Kakanwil Kemenag Sultra, Muhdar Bintang sebagai penampil pertama, disusul Kakanwil Gorontalo Muhajirin, Kakanwil Sulut, Sulteng dan Kakanwil Sulbar yang didampingi Kabag TU Kabid Urais dan Dharma Wanita Kemenag Sulbar. Selain dari Kanwil yang tampil membawakan lagu, juga tampil dari Balai Diklat Keagamaan Makassar, dan peserta workshop lainnya, serta para undangan. Acara penutupan juga dirangkaikan dengan penyerahan hadiah pertandingan olah raga yang digelar dalam menyemarakkan workshopr regional tahun ini. Pada pertandingan olah raga itu, tim Kanwil Kemenag Sulsel hanya berhasil merebut dua juara, yakni pada cabang lown tenis putra juara II, dan cabang bulutangkis putri juara III. Kakanwil Kemenag Sulteng saat menutup workshop ini menuturkan, pihaknya menyampaikan terimah kasih atas partispasi semua undangan yang telah hadir pada acara ini. Kakanwil kemudian meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan yang terjadi. Dalam pemaparan komisi, salah satu poin disebutkan bahwa rencana pelaksanaan workshop serupa berikutnya, akan digerar di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kakanwil Kemenag Sultra yag hadir pada kesempatan tersebut, menyatakan siap sebagai tuan rumah. (dir)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vNasional Dari Kunjungan Dubes Arab Saudi di Sulsel
Serahkan Bantuan Pembinaan Umat
SELAMA empat hari 29 Agustus hingga 1 September 2012, Duta Besar (Dubes) Arab Saudi Syekh Mustafa Ibrahim Al-Mubarak dan rombongan, melakukan kunjungan ke Sulawesi Selatan. Apa dan dimana kunjungan itu dilakukan? Dubes yang disertai Atase Agama Kedubes Arab Saudi di Indonesia Ibrahim bin Sulaeman Annugaemsyi dan didampingi Wakil Menteri Agama (Wamenag), Prof. Dr.H.Nasaruddin Umar, MA, tiba Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kamis (29/8) pukul 21.00 Wita dari Jakarta.
K
edatangan Dubes dan rombongan disambut langsung Kakanwil Kemenag Sulsel H.M Gazali Suyuti dan beberapa pejabat di lingkup Kanwil Kemenag Sulsel, di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, kemudian menuju ke Hotel Santika tempat mereka menginap. Adapun agenda kunjungan Dubes Arab Saudi di Sulsel, adalah ke UIN Alauddin, Rumah Sakit Islam Faisal, Masjid Al-Markaz Al-Islami, Unhas, UMI, Rujab Gubernur, Kediaman Mantan Wapres Jusuf Kalla, dan Ponpes AlIkhlas Ujung, Bone. UIN Alauddin Di UIN, kedatangan Dubes Arab Saudi, disambut Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Qadir Gassing HT, MS, di Ruang Rektorat. Dubes berbincangbincang bersama Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA, selaku Pembatu Rektor IV UIN. Kamaruddin menjelaskan, mutu dan kualitas pendidikan yang ada di UIN, serta menjelaskan nama- nama fakultas yang ada sekarang. Dubes berpesanm, UIN terus berkembang baik melalui ilmu pengetahuan Islam, maupun ilmu pengetahuan teknologi ke depan, sehingga alumninya mampu menjadi lulusan yang paripurna, baik dari segi keimanan maupun keilmuan. Wamenag yang juga merupakan salah satu alumni
DUBES Arab Saudi saat berkunjung ke Masjid Al-Markaz Al Islami. (foto.pik)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
DUBES Arab Saudi saat berkunjung ke UIN Alauddin. (foto.pik)
UIN Makassar (yang dulu masih IAIN Alauddin Ujung Pandang), mengatakan, syukur hingga sekarang UIN Alauddin terus berkembang pesat.‘’Semoga UIN mampu menjadi pusat peradaban Islam, sebagaimana yang telah kita cita-citakan bersama,’’ tandas Nasaruddin. Sebelum meninggalkan UIN, Dubes dan rombongan mengunjungi masjid kampus UIN dan berharap masjid tersebut diperluas, agar mampu menampung banyak mahasiswa dan dosen untuk beribadah. Di UIN, Dubes berkesempatan memberikan bantuan dana untuk kemajuan pendidikan dan juga bantuan untuk pembangunan sarana dan prasarana kampus. RS Islam Faisal Selepas kunjungannya ke UIN, rombongan Dubes melanjutkan lawatan ke Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Diterima Kepala Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Mereka berkesempatan meninjau setiap ruang dan kamar rumah sakit dan berbincang langsung dengan para pasien yang sedang dirawat di dalamnya. Dubes juga berkenan memberikan bantuan berupa dana untuk membantu kelengkapan peralatan medis, serta perbaikan infrastruktur rumah sakit. ‘’Semoga dengan bantuan ini, pelayanan dan fasilitas untuk pasien bisa lebih diutamakan dan memuaskan, serta mampu menjaga citra rumah sakit, sebagai rumah sakit Islam terbaik di kawasan ini,’’ ujar Wamenag. Masjid Al-Markaz Al-Islami Kedatangan Dubes Arab Saudi beserta rombongan di Masjid Al-Markaz Al-Islami disambut gembira oleh panitia dan remaja masjid Al-Markaz, mengingat Masjid Al Markaz Al Islami merupakan masjid yang terbesar dan termegah di Sulsel.‘’Kami mengharapkan dukungan, baik berupa moril maupun materil,’’ ujar salah satu panitia masjid di hadapan Dubes dan Wamenag, di ruang pertemuan Al Markas. Pada kesempatan itu, Dubes memberikan bantuan dana kepada pengelola dan panitia pembangunan untuk dimanfaatkan, demi pembinaan dan kemaslahatan umat di Makassar dan Sulsel pada umumnya.
15
v
Nasional
DUBES Arab Saudi saat berkunjung ke kediaman mantan Wapres Jusuf Kalla. (foto.pik)
Unhas Dubes Arab Saudi Mustafa Bin Ibrahim dan Atase Agama Kedubes Arab Saudi di Indonesia Ibrahim Bin Sulaeman Annugaemsyi berkunjung ke Universitas Hasanuddin Makassar. ‘’Tahun lalu, Saudi Arabia mengabulkan permintaan penambahan kuota haji sebanyak sepuluh ribu orang ’’ tandas Wamenag, saat ditemui di Rektorat Unhas. Dengan begitu, lanjut Wamenag, jumlah kuota haji tahun lalu meningkat menjadi 221 ribu orang. Wamenag menyebutkan, pemerintah akan terus berjuang agar kuota tahun ini bisa ditambah sepuluh ribu jamaah haji. Dubes Arab Saudi menjelaskan, sebelum disetujui penambahan kuota, terlebih dahulu dibicarakan dalam forum Organisas Konferensi Islam (OKI). Pemerintah Arab Saudi tetap akan mempertimbangkan Indonesia dengan melihat jumlah populasi umat Islam di Indonesia yang semakin bertambah. Mustafa bin Ibrahin juga menyoroti stigma menyudutkan aliran Syiah yang dituding sebagai aliran sesat. Menurut dia, Syiah merupakan salah satu aliran yang sudah ikut melengkapi perkembangan Islam. Dubes berharap Indonesia menjadi contoh akan sikap toleransi beragama di dunia. UMI Di UMI, Dubes Arab Saudi mengatakan, perguruan tinggi ini, masih menjadi satu-satunya kampus yang ada di hati masyarakat Arab Saudi, UMI dan Arab Saudi telah lama menjalin kerja sama. ‘’Pemerintah Arab Saudi pasti akan terus meningkatkan jalinan kerja sama demi meningkatkan harmonisasi,’’ kata Dubes. Setelah pertemuan singkat tersebut berlangsung, Wamenag dan Dubes Arab Saudi berkunjung ke Rumah Sakit Ibnu Sina, dan memberikan bantuan berupa peralatan medis guna meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Sementara Prof Syahnur yang mewakili Rektor UMI menyampaikan permohonan maaf kepada Dubes dan rombongan, karena beberapa petinggi UMI, tidak sempat hadir mendampingi dikarenakan kunjungan ke Jepang, untuk menjamin kerja sama dengan beberapa universitas di Jepang. Dia mengatakan UMI sangat berterima kasih atas kerja sama yang telah terjalin selama ini. ‘’Kami berharap ke depan, UMI dan Arab Saudi bisa semakin meningkatkan kerja sama tidak hanya dalam bidang pendidikan,
16
melainkan di bidang-bidang lainya,’’ ungkapnya. Kediaman Mantan Wapres Dubes didampingi Wamenag melakukan kunjungan silaturrahim ke kediaman mantan Wapres H M Jusuf Kalla di Jl H Bau, Makassar. Silaturrahmi dan halal bi halal ini merupakan tradisi lokal umat Islam di Makassar, sehingga menjadi sarat makna, terlebih dengan kehadiran Dubes Arab Saudi. Dengan demikian, silaturrahim antar individu sangat penting dengan tujuan merestorasi martabat kemanusiaan, sebagai tujuan sentral dan menjadi agenda kolektif bagi umat Islam pasca lebaran. Ponpes Ujung Dalam kunjungannya ke Sulawesi Selatan, Duta Besar (Dubes) Arab Saudi Syekh Mustafa Ibrahim AlMubarak, berkesempatan mengunjungi Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ikhlas Ujung, Kabupaten Bone, Jumat 31 Agustus 2012. Dubes yang didampingi Wakil Menteri Agama (Wamenag) Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA, sekaligus Ketua Yayasan Ponpes Al-Ikhlas Ujung Bone, mengunjungi daerah itu dengan pesawat helicopter. Mereka tiba lebih awal, dari rombongan/ajudan Dubes, di lapangan yang akan didarati helicopter, yang sudah dipenuhi tamu, beserta warga sekitar Ponpes Al-Ikhlas. Dubes dan rombongan menghadiri acara halal bi halal yang diselenggarakan pesantren tersebut. Mereka disambut dengan tari ‘paduppa’ oleh santri Ponpes Al-Ikhlas. Dubes juga didampingi penerjemah Dr. Lukman Arake, MA.Yang merupakan Alumni S1, S2 dan S3 di Mesir. Setelah sambutan Dubes menyerahkan bantuan pembangunan kepada pihak Ponpes Al-Ikhlas, Ujung. Pada kesempatan itu Ketua Yayasan Al-Ikhlas menyampaikan terima kasih atas kunjungan Dubes Arab Saudi. Ponpes Al-Ikhlas Ujung ini, merupakan pondok pesantren yang pertama dikunjunginya di luar pulau Jawa. Selain bantuan pembangunan masjid senilai Rp 10 Miliar, pemerintah Arab Saudi juga memberikan beasiswa kepada alumni yang berkeinginan melanjutkan studi ke Arab Saudi dengan berbagai jurusan yang diminati, tidak saj jurusan keagamaan, tapi juga jurusan-jurusan di bidang sains dan teknik mesin maupun kedokteran atau jurusan umum lainnya. Direktur Ponpes Al-Ikhlas Ujung Dr. H. Lukman Arake, MA, dalam hikmah halal bi halal mengatakan, bulan Ramadan telah kita lewati, seyogianya halal bi halal menjadi momentum untuk membangun ukhuwah islamiyah yang lebih baik, mengingat pentingnya hubungan manusia dengan sesamanya, tetap menjaga tali silaturahim di antara mereka. (pik-slh-dir)
DUBES Arab Saudi saat berkunjung ke Ponpes Al-Ikhlas Ujung Kabupaten Bone. (foto.slh)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vNasional
Kapus Pinmas: Ketidakmutakhiran Data Menjadi Titik Lemah Birokrasi
KAPUS Pinmas Zubaedi menyampaikan sambutan. (foto.arf)
SALAH satu penyebab lemahnya birokrasi bangsa ini, adalah disebabkan data yang tidak mutakhir, dan tidak tervalidasi. ‘’Kita ingin data dikoordinir, dimutakhirkan, dan divalidasi sesuai perekam data yang digunakan, sehingga data yang tersedia senantiasa baru dan up to date,’’ kata Kepala Pusat Informasi dan Humas pada Setjen Kementerian Agama RI, Drs. Zubaedi, M.Ed saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka Koordinasi Pengelolaan Data dan Informasi Tahun 2012, di Hotel Aryaduta Makassar, Kamis (13/9).
M
enurut Zubaedi pada acara yang turut dihadiri Kakanwil Kemenag Sulsel, Drs. H. M. Gazali Suyuti, MHI, Kabid Data pada Pinmas, H. Afrizal Zein, saat ini tata kelola
di bidang pengembangan data harus terus dilakukan. Koordinasi pengelolaan data, lanjut Kapus, dimaksudkan untuk menyamakan persepsi pada setiap unit kerja, atau Satker untuk menghindari data yang tidak lengkap. Kakanwil Kemenag Sulsel dalam sambutannya mengatakan, kegiatan Koordinasi Pengelolaan Data dan Informasi seperti ini, adalah merupakan mometum yang sangat tepat dan strategis, dalam upaya peningkatan wawasan, khususnya wawasan mengenai data dan informasi. ‘’Kami menyampaikan terima kasih, dan penghargaan atas usaha, dan upaya yang dilakukan Pinmas, sehingga acara ini bisa terselenggara dengan baik, terlebih karena acara ini ditempatkan di Makassar. Kita semua tentu berharap, kegiatan ini bisa berjalan dan sukses sesuai rencana,’’ ujar Gazali Suyuti. Kabid Data, Afrizal Zein melaporkan, koordinasi pengelolan data berlangsung dua hari, diikuti 61 orang peserta utusan Sulsel 58 orang, Sulbar 1, Sultra 1 dan Sulteng 1. Kegiatan ini bertema “Dengan Koordinasi Pengelolaan Data, kita Tingkatkan Layanan Informasi kepada Publik Sebagai Implementasi UU No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). (dir)
Kakanwil: Kedisiplinan PNS Perlu Ditingkatkan
K
EDISIPLINAN pegawai negeri sipil (PNS), menjadi harapan di semua instansi, baik negeri maupun swasta. ‘’Kedisiplinan PNS perlu dibenahi dan ditingkatkan,’’ kata Kakanwil Kemanterian Agama Provinsi Sulsel, Drs H M Gazali Suyuti M HI, pada acara Rakor Penyelenggaraan Ujian Nasional, Pendidkan Kesetaran Paket A, B dan C, Bidang Pekapontren, di Aula Kanwil Kemenag Sulsel, Kamis (13/9). Menurut kakanwil, aparat Kemenag tidak boleh tiba masa, tiba akal, apalagi Kemenag, lanjut dia, telah meraih predikat pengelolaan keuangan wajar tanpa pengecualian (WTP). “Ini berkat SDM teman-teman yang begitu baik, dan luar biasa. Sebab itu, mari kita memperbaiki Kementerian Agama,’’ katanya. Dijelaskan, soal kedisiplinan, kakanwil akan kembali mengefektifkan absen masuk kantor dan pulang kantor. Selain itu, pihaknya akan melakukan pengawasan semacam inspeksi mendadak (Sidak) ke daerah. Selama ini beberapa Kemenag sudah disidak, seperti Kemenag
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
Kota Makassar, Kabupaten Maros dan Gowa. Soal UN, lanjut mantan PR III UIN Alauddin Makassar ini, perlu dilakukan kerja sama dengan Dinas Pendidi-
KAKANWIL Kemenag Sulsel H M Gazali Suyuti menyampaikan arahan. (foto.rdi)
17
v
Nasional
KABID Pekapontren H Abd Wahid Tahir didampingi para kasi. (foto.rdi)
kan Provinsi dalam hal pengelolaan UN. ‘’Untuk teknis dan semuanya, mereka banyak tahu,’’ ucap Gazali. Olehnya itu, sebagai pengelola paket harus banyak belajar, jangan sekedar melaksanakan UN. Perlu persiapan sebelum UN, dan kita harus tahu siapa-siapa yang akan ikut UN, dan yang sudah lulus diberi ijazah. Sebelumnya, Panitia Pelaksana, Dra. Hj. Tuti Andriani, dalam laporannya mengatakan, tujuan Rakor untuk meningkatkan wawasan dan kualitas sumber daya pelaksana di lapangan, terkait ujian paket A, B, dan C. Kegiatan diikuti 60 orang peserta, terdiri para kasi Pekaponteran Kemenag Kota dan Kabupaten se Sulsel, serta staf pelaksana. Selain pemateri dari Kanwil Kemenag Sulsel, juga ada nara sumber dari konsultan pendidikan Dinas Pendidkan Provinsi Sulsel dan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP). (dir)
Lesson Learned Pengelolaan Website
K
EPALA Pusat Informasi dan Humas, pada Setjen Kemenag RI, H.Zubaedi menyebutkan, website merupakan bagian kecil dari e-goverment dan TIK. Web merupakan level 1 dari e-goverment, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah menggunakan website, untuk kepentingan informasi yang dibutuhkan masyarakat, misalnya informasi layanan haji, pendidikan, pengumuman CPNS, dan layanan pengadaan barang dan jasa. “TIK bukan sekedar menyediakan informasi, tapi apakah sudah mendukung tata kelola pemerintahan yang baik, kualitas penggunaan juga harus diperhatikan,’’ kata Zubaedi saat menyampaikan sambutan dan membuka kegiatan Lesson Learned Website yang diselenggarakan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan, belum lama berselang. Dikatakan Zubaedi, TIK tidak lagi sekedar pelengkap, tapi sudah menjadi pendukung tata kelola pemerintahan yang baik. Dia sangat mengapresiasi Kanwil Kemenag Sumsel, dalam acara ini, karena telah membuka diri untuk menjadi tuan rumah kegiatan Lesson Learned Website. Sebelumnya, Kabid TIK pada Pinmas, H.Ahmad Gufron, mengatakan, di zaman ini teknologi memegang peranan yang sangat penting. ‘’Humas Kanwil Kemenag sebagai pengelola website, harus bisa menjadi garda terdepan dalam pemanfaatan dan pengelo-
18
laan website, di tempatnya bertugas,’’ ucapnya. Panitia pelaksana melaporkan, kegiatan ini bertujuan untuk ajang sharing sekaligus memotivasi pengelola website, di lingkup Kanwil Kemenag Provinsi, agar bisa lebih bersemangat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan kepada masyarakat, melalui media website Kemenag. Diharapkan, agar pengelola website mendapat pelajaran bagi pengelolaan website di tempat masingmasing, kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari Rakornas petugas Humas, di Jakarta. Acara ini diikuti 61 peserta berasal dari 25 provinsi, dari 33 provinsi yang diundang dan dihadiri oleh Kepala Kanwil Kemenag Sumsel, Drs.H.Najib Tayyib,MM, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sumsel dan para pejabat di lingkup Kanwil Kemenag Sumsel. (ryf/dir)
KAPUS Pinmas H Zubaedi (tengah) pada acara pengelolaan website, di Kanwil Kemenag Sumatera Selatan. (foto.ist)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vNasional
Sekjen: Sudah 300 Guru Madrasah Tersertifikasi
H. Bahrul Hayat. (foto.ist)
‘’SAMPAI saat ini sudah sekitar 300 ribu guru madrasah di tanah air yang telah menempuh proses sertifikasi,’’ ungkap Sekjen Kementerian Agamam, Bahrul Hayat PhD. Sampai saat ini Kementerian Agama terus memproses sertifikasi guru madrasah, baik guru negeri maupun swasta.
“
Jumlah guru madrasah saat ini, ada sekitar 650 ribu, memang belum sampai 50 persen yang sudah sertifikasi,’’ kata Bahrul Hayat usai mengisi materi pada Workshop Peningkatan Wawasan Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, Rabu (29/8) menjelang tengah malam. Kegiatan ini diselenggarakan Pusat Litbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag di Hotel Lor In Sentul, Bogor berlangsung 28-30 Agustus. ‘’Peningkatan kualitas pendidikan di tanah air tidak terlepas dari perbaikan kualitas guru,’’ ungkap Sekjen, untuk itu diperlukan sertifikasi guru yang tentunya akan meningkatkan kualitas guru. ‘’Proses sertifikasi guru madrasah di
lingkungan Kementerian Agama, ditargetkan rampung pada 2014,’’ lanjut Sekjen. Dalam kesempatan itu, Sekjen juga memaparkan tentang buku yang bertajuk Benchmark Internasional Mutu Pendidikan yang ditulisnya bersama Dr Suhendra Yusuf, MA yang mengupas soal kebijakan pendidikan yang dinilai telah bergeser dari input-oriented ke outcome-based. Menurut alumnus S-2 Universitas Pittsburgh (1989) dan S-3 Universitas Chicago, Amerika Serikat (1992) ini perbaikan dan peningkatan mutu masukan dan proses pendidikan harus merupakan upaya penjabaran untuk mencapai expected outcome tadi. Oleh karena itu, standarisasi expected outcome dalam bentuk kompetensi menjadi titik awal untuk standarisasi masukan dan proses pendidikan. Selain itu, pada era globalisasi, telah terjadi mutual recognition antar negara tentang kualifikasi lulusan ini, sehingga meniscayakan adanya proses nasionalisasi dan transnasionalisasi kompetensi lulusan lembaga pendidikan. Kompetensi lulusan itu bergeser dari local specific ke global universal sebagai survival kit untuk dapat bertahan pada era mendatang. Pola pikir ini telah sejak lama menjadi bagian dari diskusi-diskusi pakar pendidikan di Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA), yang kemudian menghasilkan upaya benchmarking internasional mutu pendidikan. Buku tersebut membahas studi internasional yang diadakan oleh OECD dan IEA, yaitu Program for International Student Assessment (PISA), Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), dan The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS). Hasil studi itu telah mengingatkan bahwa sistem pendidikan di negeri ini perlu penataan baru agar senantiasa berperan merintis dan memantapkan kemajuan kehidupan mendatang dalam peradaban yang tinggi, indah, dan bermartabat. ‘’Potensi manusia dapat dikembangkan secara proporsional jika, pendidikan, literasi bahasa, matematika dan sains dilakukan secara terintegrasi,’’ kata Sekjen Bahrul Hayat. (dari berbagai sumber/dir)
Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru 1. 2.
Guru yang masih aktif mengajar di sekolah. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan. 3. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK pengangkatan sebagai guru. o bagi pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau o bagi pengawas selain dari guru yang diangkat setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus pernah memiliki pengalaman
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
formal sebagai guru. 4. Sudah menjadi guru pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan (30 Desember 2005). 5. Pada tanggal 1 Januari 2013 belum memasuki usia 60 tahun. 6. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK). 7. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila: o pada 1 Januari 2012 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau o mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat). (dari berbagai sumber/dir)
19
vJadwal
TGL
PKL
MASUK ASRAMA
Waktu setempat KLO TER TGL
BERANGKAT TGL
NOMOR FLIGHT BTA BRU BON BLK ERK GOA JPT LWU
TK TP LWU LWU GORON SUL MALU MALU SULB PAPUA PLP MRS PKP PRE PRG SLY SDR SJI SOP TKR TTR MKS WJO TALO TRA KU T AR PAPUA BARAT TPHI UTR TMR HI IHI
375
JUM LAH
JADWAL PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JAMAAH HAJI TAHUN 1433 H/2012 M EMBARKASI HASANUDDIN MAKASSAR PKL
TIBA DI JEDDAH
1
TGL
PKL
BERANGKAT
TGL
NOMOR FLIGHT
DRAFT I PKL
TIBA INDONESIA
31-Okt-12 10.15 01-Nop-12 04.30 GA 1401 01-Nop-12 06.15 02-Nop-12 00.30 GA 1501
3
375
02-Nop-12 03.30 02-Nop-12 21.45 GA 1402
1
1
375
02-Nop-12 15.45 03-Nop-12 10.00 GA 1502
370
3
1
375
03-Nop-12 22.15 04-Nop-12 16.30 GA 1503
1101
1
3
1
375
04-Nop-12 11.15 05-Nop-12 05.30 GA 1403
JED 21-Sep-12 16.00 GA
BAN PKL DARA
1
3
1
375
04-Nop-12 17.15 05-Nop-12 11.00 GA 1801
20-Sep-12 08.00 21-Sep-12 08.15 1201
1
3
1
375
05-Nop-12 13.15 06-Nop-12 07.30 GA 1504
1 JED 22-Sep-12 05.00 GA 1102
1
3
1
375
05-Nop-12 21.15 06-Nop-12 15.30 GA 1404
45
36 334
30
14
10
20-Sep-12 16.00 21-Sep-12 21.15 JED 23-Sep-12 05.00 GA 1202
1
3
1
375
253
2 21-Sep-12 16.00 22-Sep-12 21.15 JED 23-Sep-12 14.00 GA 1203
9
1
3
1
06-Nop-12 01.15 06-Nop-12 18.45 GA 1802
107
3 22-Sep-12 07.00 23-Sep-12 06.15 JED 24-Sep-12 21.30 GA 1103
14
1
3
375
06-Nop-12 23.15 07-Nop-12 17.30 GA 1505
256
4 23-Sep-12 12.00 24-Sep-12 13.45 JED 25-Sep-12 14.00 GA 1701
370
1
1
375
07-Nop-12 14.15 08-Nop-12 08.30 GA 1405
114
5 24-Sep-12 07.00 25-Sep-12 06.15 JED 25-Sep-12 15.31 GA 1204
340
3
1
375
08-Nop-12 14.15 09-Nop-12 08.00 GA 1803
185 171
6 24-Sep-12 08.00 25-Sep-12 08.01 JED 26-Sep-12 13.15 GA 1104
1
3
1
375
08-Nop-12 15.15 09-Nop-12 09.30 GA 1506
370
7 25-Sep-12 07.00 26-Sep-12 05.30 JED 26-Sep-12 20.00 GA 1702
1
3
1
375
08-Nop-12 22.15 09-Nop-12 16.30 GA 1406
234
8 25-Sep-12 11.00 26-Sep-12 12.15 JED 26-Sep-12 23.00 GA 1205
1
3
1
375
09-Nop-12 21.15 10-Nop-12 15.00 GA 1804
127
9 25-Sep-12 15.00 26-Sep-12 15.30 JED 27-Sep-12 22.00 GA 1105
1
3
1
375
09-Nop-12 22.15 10-Nop-12 16.30 GA 1507
356
10 26-Sep-12 14.00 27-Sep-12 14.15 JED 28-Sep-12 14.00 GA 1206
1
3
1
375
10-Nop-12 18.00 11-Nop-12 12.15 GA 1407
370
11 27-Sep-12 07.00 28-Sep-12 06.15 JED 29-Sep-12 13.30 GA 1703
1
3
1
375
325
370
12 28-Sep-12 08.00 29-Sep-12 05.45 JED 29-Sep-12 14.30 GA 1106
1
3
1
268
13 28-Sep-12 10.00 29-Sep-12 07.00 JED 29-Sep-12 22.00 GA 1704
1
3
11-Nop-12 15.00 12-Nop-12 09.15 GA 1508
102
14 28-Sep-12 12.00 29-Sep-12 14.15 JED 30-Sep-12 22.00 GA
1
375
370
15 29-Sep-12 12.00 30-Sep-12 14.30 1207
370
1
370
16 JED 30-Sep-12 23.00 GA 1107
3
30
45
370
29-Sep-12 14.00 30-Sep-12 15.15 01-Okt-12 23.00 GA
1
17 JED
340
01-Okt-12 15.15 1208
30-Sep-12 14.00 02-Okt-12 14.00 GA
18 JED
13-Nop-12 06.00 14-Nop-12 00.15 GA 1408
02-Okt-12 06.15
375
07.00
1
01-Okt-12
3
19
1
JED
370
03-Okt-12 19.15
1108
16.00
04-Okt-12 03.00 GA
02-Okt-12
13-Nop-12 09.15 14-Nop-12 03.30 GA 1509
20
375
04-Okt-12 14.00 GA
1
JED
3
04-Okt-12 06.15
1
07.00
370
03-Okt-12
1209
21
1109
14-Nop-12 13.00 15-Nop-12 07.15 GA 1409
05-Okt-12 12.15 GA
375
JED
1
05-Okt-12 04.30
3
08.00
1
04-Okt-12
325
22
No. 175 Th. XIV September 2012
Al-Marhamah
20
Al-Marhamah TGL
TGL
PKL
TIBA DI JEDDAH BAN DARA
05-Okt-12 15.00 06-Okt-12 15.45 JED 06-Okt-12 23.30 GA 06-Okt-12 15.00 07-Okt-12 15.45 JED 07-Okt-12 23.30 GA 07-Okt-12 09.00 08-Okt-12 09.15 JED 08-Okt-12 17.00 GA 08-Okt-12 08.00 09-Okt-12 08.15 JED 09-Okt-12 16.00 GA 08-Okt-12 13.00 09-Okt-12 14.15 JED 09-Okt-12 22.00 GA 09-Okt-12 13.00 10-Okt-12 14.15 JED 10-Okt-12 22.00 GA 10-Okt-12 16.00 11-Okt-12 20.45 JED 12-Okt-12 04.30 GA 11-Okt-12 16.00 12-Okt-12 20.45 JED 13-Okt-12 04.30 GA 12-Okt-12 07.00 13-Okt-12 05.15 JED 13-Okt-12 13.00 GA 13-Okt-12 07.00 14-Okt-12 06.15 JED 14-Okt-12 14.00 GA 13-Okt-12 13.00 14-Okt-12 14.15 JED 14-Okt-12 22.00 GA 14-Okt-12 13.00 15-Okt-12 14.15 JED 15-Okt-12 22.00 GA 15-Okt-12 07.00 16-Okt-12 05.15 JED 16-Okt-12 13.00 GA 15-Okt-12 19.00 16-Okt-12 21.15 JED 17-Okt-12 05.00 GA 16-Okt-12 16.00 17-Okt-12 18.15 JED 18-Okt-12 02.00 GA 17-Okt-12 07.00 18-Okt-12 08.15 JED 18-Okt-12 16.00 GA 18-Okt-12 15.00 19-Okt-12 15.15 JED 19-Okt-12 23.00 GA
25 26 27 28 29
No. 175 Th. XIV September 2012 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1119
1118
1217
1117
1216
1116
1215
1115
1214
1114
1213
1113
1212
1112
1211
1111
1210
1110
12
2
69
167
343
224
155
262
52
84
219 4
4
2
263
36
370
24 12
27
108
35
27
151
370
370
203
370
370
370
370
335
370
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
375
375
375
375
375
375
375
375
375
375
375
375
375
375
375
375
375
375
40 120 40 15000
AGUSTUS 2012
710
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PKL
21
DRS. H. M. GAZALI SUYUTI, M.HI NIP. 19600603 198703 1 003
TGL
PKL
TIBA INDONESIA
NOMOR FLIGHT
28-Nop-12 23.15 29-Nop-12 17.30 GA 1419
27-Nop-12 14.00 28-Nop-12 08.15 GA 1418
27-Nop-12 00.15 27-Nop-12 18.30 GA 1517
26-Nop-12 05.45 27-Nop-12 00.01 GA 1417
25-Nop-12 14.00 26-Nop-12 08.15 GA 1516
24-Nop-12 22.00 25-Nop-12 16.15 GA 1416
23-Nop-12 22.00 24-Nop-12 16.15 GA 1515
23-Nop-12 14.00 24-Nop-12 08.15 GA 1415
22-Nop-12 14.00 23-Nop-12 08.15 GA 1514
22-Nop-12 03.00 22-Nop-12 21.15 GA 1414
21-Nop-12 05.15 21-Nop-12 23.30 GA 1513
19-Nop-12 22.15 20-Nop-12 16.30 GA 1413
18-Nop-12 22.15 19-Nop-12 16.30 GA 1512
18-Nop-12 15.15 19-Nop-12 09.30 GA 1412
17-Nop-12 13.30 18-Nop-12 07.45 GA 1511
17-Nop-12 02.00 17-Nop-12 20.15 GA 1411
16-Nop-12 01.00 16-Nop-12 19.15 GA 1510
15-Nop-12 19.00 16-Nop-12 13.15 GA 1410
TGL
BERANGKAT
KEPALA STAF PENYELENGGARAAN URUSAN HAJI PROPINSI SULAWESI SELATAN,
MAKASSAR,
185 173 766 410 188 606 343 268 224 155 107 314 303 127 356 114 257 238 256 265 36 1122 418 891 1683 710 1065 1445 1065
2
282
38
370
188
II
TK TP JUM LWU LWU GORON SUL MALU MALU SULB PAPUA PLP MRS PKP PRE PRG SLY SDR SJI SOP TKR TTR MKS WJO TALO TRA KU T AR PAPUA BARAT TPHI UTR TMR HI IHI LAH
G E L O M B A N G
NOMOR FLIGHT BTA BRU BON BLK ERK GOA JPT LWU
05-Okt-12 10.00 06-Okt-12 10.45 JED 06-Okt-12 18.30 GA
PKL
BERANGKAT
TGL
PKL
MASUK ASRAMA
24
23
KLO TER
vJadwal
vKanwil
Dialog Taklim Islami Kementerian Agama-RRI
H. Rappe.
(foto.dir)
K
EMENTERIAN Agama Kanwil Provinsi Sulawesi Selatan, bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Makassar, menyelenggarakan Dialog Taklim Islami. Dialog tak-
P
Wahid Tahir: Waspadai Joki Ujian Nasional
ENYELENGGARAAN Ujian Nasional (UN) setiap tahun, kerap tercoreng oleh adanya joki. ‘’Oleh sebab itu, perlu saatnya diwaspadai peserta ujian yang diwakili alias menggunakan joki,’’ kata Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulsel, yang diwakili Kabid Pekapontren, Drs. H. Abd Wahid Tahir, M.Ag pada acara Rakor Penyelenggaraan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C Bidang Pekapontren Tahun 2012. Menurut Wahid, pengelola paket harus mencermati, mengamati peserta ujian, jangan-jangan ada yang ikut ujian, padahal, bukan dia yang berhak. Aturan pelaksanan UN, harusnya tetap diterapkan, jangan sampai ada paket yang dianggap sudah jauh dari aturan. Perlu evaluasi terahadap eksistensi paket di daerah. Termasuk penyiapan data dan nilai siswa yang masuk harus disiapkan oleh pengelola. Salah satu yang saat ini juga menuai masalah, lanjut mantan Kepala Kantor Kemenag Luwu Timur ini, adalah pengelola pendidikan terpadu anak harapan (Dikterapan). ‘’Banyak pelaksanaan Dikterapan sudah tidak sesuai aturan, sehingga perlu didegradasi tahun depan,’’ ucap dia. Menurut Kabid Pekapontren, ada dua macam pola pelaksanaan ujian nasioanl, pertama ada sendiri-sendiri dan yang kedua, ada gabungan. Dikatakan, kedua pola ini, harusnya dievaluasi sejauh mana pelaksanaannya. Dan harus terus berkoordinasi dengan in-
22
lim islami yang merupakan siaran tunda, RRI Makassar, menampilkan nara sumber Kepala Bagian Tata Usha Kanwil Kemenag Sulsel, Drs. H. Rappe, M.Pd, dan Pemandu, Dra.Hj Muhaeni, MH, Senin (17/9). Dialog Taklim Islami yang merupakan program Seksi Siaran dan Tamaddun Bidang Penamas Kanwil Kemenag Sulsel, telah lama melakukan kerja sama ini, sebagai upaya bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat melalui RRI. RRI dianggap sebagai salah satu media penyampai informasi, untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat. Sebagai media audia, dianggap akan mudah memberi pengetahuan kepada masyarakat, di maan saja dan kapan saja. Kabag TU saat menyampaikan taklim, dengan topik Peranan Pendidikan Agama dalam Kehidupan Rumah Tangga menyebutkan, keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama, dan utama mempunyai peranan yang sangat strategis, dalam membina dan mengembangkan minat, bakat dan kepribadian anaka-anak. Sebab itu, lanjut Rappe, perlu diberikan metode pendidikan dan pembelajaran dalam rumah tangga, yakni pendidikan yang dilandasi dengan keteladanan sehingag orang tua yang harus menjadi teladan, bagi anak-nakanya. (dir)
stansi terkait, yakni Dinas Pendidikan Provinsi. Sebelumnya, Panitia Pelaksana, Dra. Hj. Tuti Andriani dalam laporannya mengatakan, tujuan Rakor untuk meningkatkan wawasan dan kualitas sumber daya pelaksana di lapangan, terkait ujian paket A, B, dan C. Kegiatan diikuti 60 orang peserta, terdiri para kasi Pekaponteran Kemenag Kota dan Kabupaten se Sulsel, serta staf pelaksana. Selain pemateri dari Kanwil Kemenag Sulsel, juga ada nara sumber dari konsultan LPMP, dan Dinas Pendidkan Provinsi Sulsel. (dir)
H. Abd Wahid Tahir. (foto.rdi)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vDinamika Gubernur pada Halal bi Halal MAN 1 Makassar
Jadikan Masjid Sebagai Pusat Kajian Keilmuan
H. Syahrul Yasin Limpo. (foto.rdi)
T
IDAK akan mendatangkan kerugian sama sekali, orang-orang yang mewakafkan hartanya dengan ikhlas untuk membangun rumah Allah/masjid, justru malah akan mendatangkan keberkahan dunia akhirat. Inilah inti dari tausiyah yang disampaikan al-ustadz, H. Mustari Ago, saat mengisi acara Halal bi Halal Orang Tua Siswa dan Alumni MAN 1 Makassar, dirangkaikan Peresmian Masjid Maulana Rauf MAN 1 Makassar, Jl. Talla Salapang. Acara turut dihadiri Gubernur Sulsel, H. Syahrul Yasin Limpo, Jumat (7/9). Rombongan gubernur tiba di lokasi acara pukul 10.30 Wita, disambut dengan prosesi atraksi “angngaru” oleh salah seorang siswa MAN 1 Makassar, selanjutnya disam-
but di lokasi acara dengan tarian “padduppa” persembahan siswa-siswi MAN 1 Makassar. Gubernur Sulsel dalam arahannya mengatakan, di dunia ini hanya satu yang tidak bisa diulang, yakni door prize, yang merupakan faktor keberuntungan. ‘’Saya salut akan semangat kebersamaan dan kepedulian yang ada dalam pondasi pembangunan masjid MAN 1 ini. Karena itu merupakan suatu bukti bahwa pihak pendidik di sekolah ini, mampu memadukan antara ilmu dan imtak,’’ ucap Syahrul YL. Dikatakan, dahulu fungsi masjid di zaman Rasulullah, dan masa keemasan Islam merupakan pusat kegiatan keislaman dan keilmuan. Olehnya itu, ruh dari fungsi masjid tersebut harus hadir juga di masjid MAN 1 ini, menjadi pusat kajian keilmuan dan keislaman, khususnya di tengah-tengah anak didik di sekolah ini, bahkan mungkin di masyarakat sekitarnya,’’ tambahnya. Kakanwil Kemenag Sulsel, H. M. Gazali Suyuti berterima kasih atas perhatian yang diberikan gubernur terhadap program di Kementerian Agama dan berharap hal tersebut bisa berlanjut agar tujuan kesejahteraan rakyat di bidang religiusitas di Sulsel, bisa semakin membaik. Kepala MAN 1 Makassar Drs. Amiruddin Rauf, S.Pd, M.Pd menyatakan kesyukurannya atas kedatangan gubernur di sekolah yang dipimpinnya. Dia berharap apresiasi pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana sekolah, baik yang sifatnya fisik maupun moral ke depan. Kepala MAN 1 menggambarkan kronologis awal pembangunan masjid tersebut, yang semua dananya berasal dari sumbangan orang tua siswa, donator dan juga alumni. Usai gubernur menyampaikan arahan, dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita sebagai simbol peresmian dan difungsikannya masjid Maulana Rauf MAN 1 Makassar. Gubernur berkesempatan melihat-lihat kondisi masjid tersebut, didampingi Kakanwil Kemenag Sulsel, Kepala Kantor Kemenag Kota Makassar, beberapa pejabat Pemprov, Ketua Dewan Alumni MAN 1 yang juga Ketua Kadin Kota Makassar Ir. Amirullah Abbas. Sebelum meninggalkan lokasi, gubernur menyerahkan sumbangan berupa 100 zak semen kepada MAN 1, untuk penyelesaian bangunan masjid yang masih dianggap kurang. (rdi/dir)
Delapan Fungsi Masjid Situs IAIN Sunan Ampel Surabaya menyebut, sedikitnya ada delapan fungsi masjid: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sebagai bangunan suci Sebagai pusat pelaksanaan ibadah ritual Sebagai pusat pembinaan spiritual Sebagai pusat penghayatan keberagamaan Sebagai pusat pembinaan akhlakul karimah Sebagai pusat pengembangan wawasan keislaman dan keilmuan Sebagai pusat pengembangan budaya dan tradisi islami Sebagai pusat pemberdayaan sosial dan ekonomi. (dir)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
GUBERNUR Sulsel H Syahrul YL (tengah) didampingi kakanwil dan kepala MAN 1 Makassar. (foto.rdi)
23
vDinamika
Musyker Diniyah Takmiliyah Kota Makassar
Illustrasi
MAKASSAR--Kementerian Agama Kota Makassar, melalui Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren (Pekapontren), menggelar Musyawarah Kelompok Kerja Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah (KKK-MDT) se Kota Makassar, di aula Kantor Kemenag Kota Makassar, Rabu (19/9). Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulsel, Drs H M Gazali Suyuti MHI, saat menyampaikan sambutan mengatakan, saat ini eranya diniyah takmiliyah. ‘’Kita berharap Kemenag tampil ke depan jadi contoh bagi orang atau instansi lain,’’ katanya sambil menambahkan bahwa, Kementerian Agama ke depan hendaknya menjadi instansi yang lebih baik, dengan memperbaiki semua komponen yang ada. Permasalahan-permasalahan yang muncul di Kemenag harus segera ditangani dengan serius, sehingga instansi ini menjadi lebih baik,’’ ucap kakanwil. Menurutnya, saat ini Kementerian Agama terus memberikan perhatian kepada lembaga pendidikan, termasuk pendidikan diniyah takmiliyah. Tahun ini,
kata kakanwil, sedikitnya ada sekitar 30 lokal madrasah yang menerima bantuan Kemenag Sulsel. Bantuan itu dipergunakan untuk pengadaan sarana perpustakaan, pembuatan RKB dan lain-lainnya. ‘’Kemenag Sulsel ke depan, juga akan membina model lembaga pendidikan seperti yang ada di Malang, Jawa Timur, dengan model sekolah terpadu, ada ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah, sehingga nanti tidak ada lagi diketemukan anak-anak yang berkeliaran di jalan, tidak bersekolah,’’ papar Gazali. Kepala Kantor Kemenag Kota Makassar, H. Abd Wahid, SH, MH dalam sambutannya mengatakan, pendidiakn diniyah takmiliyah menjadi satu sistem acuan pembelajaran dan masuk pada jajaran pendidkan Pekapontren. ‘’Kita berharap anak-anak kita lahir dari pendidikan diniyah takmiliyah yang mengajarkan pendidikan agama dan budi pekerti untuk generasi muda ke depan,’’ ucap Wahid. Sebelumnya, Kasi Pekapontren Kemenag Kota Makassar, Jamaruddin, S.Ag, M Ag melaporkan, pihaknya telah membentuk forum KKK-MDT. Dia juga menambahkan, Kemenag Kota Makassar telah menyalurkan bantuan dana untuk pembinaan program diniyah takmiliyah sebanyak Rp 161 juta, dengan dengan jumlah penerima 149 orang. Dia juga akan memberikan tunjangan operasional sebanyak 60 juta untuk pendidikan diniyah takmiliyah. Adapun materi pada kegiatan ini adalah Program Kebijakan dalam Pengembangan Pendidikan Keagamaan oleh Kakanwil Kemenag Sulsel, Strategi Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Makassar dan Mekanisme Pembentukan KKK-MDT oleh Kasi Pekapontren Kantor Kemenag Kota Makassar. (dir)
Kepala Sekolah Harus Berinovasi PINRANG--Bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pinrang, Kamis (20/9), Kepala Kantor Kemenag Pinrang, H. M. Arsyad Ambo Tuo, mengambil sumpah dan melantik dua kepala sekolah lingkup Kemenag Pinrang. Kedua pejabat baru dimaksud, yaitu Drs. H. Imran Achmad, M.Ag menjabat sebagai Kepala MTs Darud Qur’an At-Taqwa Jampue, Kecamatan Lanrisang, dan Drs. Abd. Halim sebagai Kepala MAS Darud Qur’an At-Taqwa. Kepala Kemenag Pinrang dalam sambutannya berharap, kepala sekolah yang dilantik dapat lebih banyak berinovasi, dan melakukan reformasi dalam meningkatkan proses belajar mengajar, sesuai metodologi pembelajaran. “Pelantikan ini merupakan langkah awal, dari pelaksanaan tugas yang telah menanti di depan, dalam memajukan dunia pendidikan di Pinrang,’’ kata Arsyad. Hadir pada pelantikan ini, Kasubbag TU, para kasi
24
Kemenag Pinrang, serta beberapa kepala sekolah, dan guru-guru lingkup Kemenag Pinrang. (lam/dir)
PEJABAT Kemenag Pinrang yang dilantik.
Al-Marhamah
(foto.lam)
No. 175 Th. XIV September 2012
vDinamika
Rakor Pimpinan Lembaga Keagamaan Bone
RAKOR pimpinan lembaga keagamaan. (foto.slh)
WATAMPONE--Kementerian Agama Kabupaten Bone, melalui Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren (Pekapontren) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pimpinan Lembaga dan Workshop Pengembangan Kurikulum Paket A, B dan C, di Aula Pondok Pesantren Al-Junaediyah, Biru, Watampone, Rabu (19/9). Acara ini dihadiri Kepala Kantor Kemenag Bone, Drs. H. Hamzah Djunaid, M.Si, dan Kabid Pekapontren Kanwil Kemenag Sulsel, Drs. H. Abd. Wahid Thahir, M.Ag, sekaligus membuka Rakor.
Dalam sambutannya, Kabid mengatakan, madrasah diniyah takmiliyah, harus tampil ke depan menjadi contoh bagi instansi lain, terutama membina lembaga pendidikan, nantinya tidak ada lagi ditemukan anakanak yang berkeliaran di jalan, tidak bersekolah,’’ ujar Wahid. Pelaksanaan Rakor dihadiri 120 orang peserta, yang terdiri atas para pimpinan pondok (PP) 17 orang, Kepala DTA 23 orang, kepala TPQ 20 orang, peserta workshop pengembangan Kurikulum paket A, B dan C sebanyak 30 orang guru, dari pondok pesantren/ pengelola paket, serta peserta musyawarah kelompok kerja guru (KKG) PPS, sebanyak 30 orang dari Pondok pesantren pengelola PPS. Ketua Panitia Pelaksana, H. Nur Alamsyah, SE mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksaan program dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas pada guru dan santri. ‘’Kita berharap, pengelola pondok pesantren mendapatkan bekal pengetahuan, dalam pembinaan santri PP diniyah takmiliyah,’’ ujar Alamsyah yang juga Kasi Pekapontren Kementerian Agama, Kabupaten Bone. (slh/dir)
Dilepas, 237 JCH Sinjai SINJAI--Sebanyak 237 orang jemaah calon haji (JCH), asal Kabupaten Sinjai (sesuai kuota), dilepas Bupati Sinjai diwakili Asisten II Sekdakab Sinjai, H. Muhlis Isma SE, M.Si, Selasa (18/9) di Masjid Agung Nujumul Ittihad Sinjai. Dari 237 orang jamaah tersebut, terdiri 172 orang wanita, dan 65 orang pria. Asisten II Sekdakab Sinjai, dalam sambutannya mengatakan, pemerintah daerah sangat gembira dengan animo masyarakat, untuk menunaikan rukun Islam kelima, di mana dari tahun ke tahun menunjukkan grafik peningkatan yang cukup signifikan. Selaku pemerintah daerah, dia menitip pesan kepada JCH yang merupakan duta-duta Sinjai untuk tetap menjaga solidaritas, kekompakan dan kebersamaan, baik saat pemberangkatan hingga kepulangannya nanti, mudah-mudahan jamaah dapat memperoleh haji yang mabrur. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sinjai, Drs. H. Mudarak Dahlan, MH dalam laporannya menyampaikan, para jamaah agar tetap mempertahankan fisik, dan mental yang prima, karena ini merupakan modal utama bagi jamaah dalam melaksanakan ibadah di tanah suci nantinya. Dia berharap, jamaah calon haji yang telah siap berangkat ke tanah suci, dapat mengkondisikan diri untuk meningkatkan kesabaran, dan menata niat secara
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
tulus guna mendapatkan ridho dari Allah SWT, berupaya menjaga kesehatan dan tetap mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Acara pelepasan ditandai penyerahan bendera merah putih, oleh Bupati Sinjai kepada Ketua Kloter 6 JCH Sinjai, didampingi tim pemandu haji daerah. Hadir Ketua DPRD Sinjai, Unsur Muspida, para camat se Kabupaten Sinjai, Ketua MUI Sinjai, Ketua IPHI Sinjai dan para pimpinan BPS BPIH, serta para kepala KUA. (fat/dir)
PELEPASAN jamaah calon haji Kabupaten Sinjai. (foto.fat)
25
vDinamika
DDTK Kemenag Wajo WAJO--Diklat di Tempat Kerja (DDTK) yang dilaksanakan Balai Diklat Keagamaan Makassar dibuka (14/9), oleh kepala Kantor Kemenag Wajo, Drs H. M.Amin M dan ditutup Senin (17/9) oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Makassar diwakili Drs. Abdul Muis, M. Si. Diklat berlangsung empat hari di lingkup Kemenag Wajo. Amin dalam sambutannya menegaskan DDTK merupakan program yang amat penting demi terlaksananya sistem birokrasi yang baik, para pegawai/guru di lingkup Kemenag diharapkan mengikuti dengan sungguh-sungguh sepenuh hati, agar dapat memetik ilmu yang dapat diterapkan di tempat kerja masing-masing. Sementara Muis dalam acara penutupan mengatakan diklat tahun depan akan lebih ditingkatkan lagi. Dia menambahkan, diklat yang sementara dirancang untuk ke depan adalah diklat di wilayah kerja sehingga semua lini di wilayah kerja aparatur negara akan langsung disaksikan dan dibina. Diklat diikuti 60 orang peserta, 30 peserta SOP ter-
DDTK Kemenag Wajo. (foto.war)
diri dari para kepala KUA se Kabupaten Wajo dan staf Kantor Kemenag Wajo dan 30 peserta terdiri dari para kepala madrasah dan guru agama di lingkup Kemenag Wajo. Semua peserta dari dua diklat tersebut menginginkan agar Diklat kembali dilaksanakan di Kantor Kemenag Wajo tahun 2013 mendatang. (war/dir)
CJH Pinrang Diminta Siap Fisik dan Mental
MANASIK haji di Kabupaten Pinrang. (foto.lam)
PINRANG--Sebanyak 10 orang calon jamaah haji (CJH) Kabupaten Pinrang, yang merupakan pengganti dari calon jamaah haji yang batal, diberikan ilmu manasik haji, panduan perjalanan haji, serta masalah kesehatan haji. Mereka juga diminta siap fisik dan mental, sehingga nantinya dapat melaksanakan haji yang mabrur. Saat manasik haji di aula Kemenag Pinrang, Senin (17/9), Kepala Kantor Kemenag Pinrang, H.M. Arsyad
Ambo Tuo, M.Ag didampingi Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah beserta staf, meminta jamaah, agar mulai sekarang terus mempersiapkan diri. “Menunaikan ibadah haji, adalah sesuatu yang amat dirindukan semua umat Islam. Bagi yang dimudahkan Allah untuk bisa menunaikan ibadah haji tahun ini, agar menggunakan kesempatan emas tersebut, dengan sebaik-baiknya, dengan banyak bersyukur,’’ imbau Ambo Tuo. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Pinrang melaporkan, tahun ini kuota haji Pinrang sebanyak 356 orang. Beberapa di antaranya tidak melunasi BPIH, karena berbagai alasan. Calon haji yang tidak melunasi BPIH, dikembalikan ke pusat, kemudian kuota tersebut dialokasikan kembali untuk para calon haji lanjut usia. Untuk musim haji tahun ini, calon jamaah haji Pinrang memiliki calon haji usia lanjut berkisar 87 tahun. Persiapan pemberangkatan calon jamaah haji Pinrang, sudah rampung sekira 90 % dan siap untuk melakukan perjalanan menuju ke asrama haji Sudiang Makassar, 23 September 2012, dini hari. (lam/dir)
256 JCH Sidrap Dilepas SIDRAP—Sebanyak 256 jamaah calon haji (JCH) Kabupaten Sidrap, dilepas di aula Kantor Kemenag Sidrap, Kamis (6/9). Acara tersebut dihadiri bupati, yang diwakili Sekretaris Daerah. Hadir Kabag Kesra, Kepala Kantor Kemenag Sidrap, unsur Muspida, serta para pimpinan bank penerima setoran. Sekda dalam arahannya mengatakan, JCH Sidrap harus serius dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah haji, menjaga kesehatan sehingga nantinya setelah kembali dari tanah suci, selamat dan memperoleh haji mabrur. (rin/dir)
26
PELEPASAN JCH Sidrap. (foto.syr)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vDinamika
Implementasi Block Grand MEDP
IMPLEMENTASI Block Grand Kemenag Bone. (foto.slh)
WATAMPONE--Menindaklanjuti Surat Country Director IRM ADB Tanggal 13 Agustus 2012, dan Surat Direktur Jendral Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Tanggal 10 Agustus 2012, yang isinya menyebutkan, ADB telah menyetujui perpanjangan ‘closing date’ yang semula Tanggal 30 September 2012, menjadi 31 Desember 2012. Berkaitan hal tersebut, diharapkan kepala sekolah menyelesaikan pelaksanaan kegiatan implementasi block grant, selambat-lambatnya 30 September 2012.
Kasi Mapendais Kantor Kemenag Bone, Dra. Hj.Nafisah selaku Koordinator DCU memimpin Rapat Implementasi Block Grant MEDP 2009-2012 di Musallah Kantor Kemenag Bone, Senin (27/8). Dalam rapat itu disebutkan, ada 17 madrasah, sasaran MEDP yang ada di Kabupaten Bone, termasuk MAN 2 Watampone, MA Palattae, MTs swasta, 2 MI Negeri, dan 5 MI swasta. ‘’Apabila sebelum 30 September 2012, diperkirakan terdapat sisa dana block grant, dari seluruh atau sebagian komponen, maka bagi madrasah yang bersangkutan, harus melakukan revisi MEDP, dengan persetujuan DCU dan melaksanakan kegiatan, sebelum tanggal tersebut,’’ jelas Nafisah. Dia lalu menambahkan, sedangkan bagi madrasah penerima block grant tambahan (‘additional block grant’), dan madrasah yang menerima block grant tahap ketiga di tahun 2012, jika sebelum minggu kedua Desember 2012 diperkirakan terdapat sisa dana, baik dari seluruh atau sebagian komponen, maka bagi madrasah yang bersangkutan, harus melakukan revisi MEDP dengan persetujuan DCU, dan melaksanakan kegiatan sebelum minggu kedua Desember 2012. (slh/dir)
Dilantik, Sembilan Pejabat Kemenag Bone WATAMPONE--Dalam rangka rotasi dan mengisi kekosongan jabatan, serta menjamin kelancaran pelaksanaan tugas-tugas, dalam lingkungan Kantor Kemenag Bone, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone, Drs. H. Hamzah Djunaid, M.Si, melantik sembilan pejabat struktural/fungsional, di Aula Kantor Kemenag Bone, Senin ( 3/9). Hadir dalam acara ini, seluruh kasi, dan kepala KUA kecamatan, di lingkungan Kemenag Bone. Kepala Kantor Kemenag Bone, dalam sambutannya menyampaikan, beberapa hal soal pelantikan/pergantian pejabat, sebagai suatu hal yang biasa, di jajaran Kementerian Agama, cepat atau lambat, pasti ada pergeseran pejabat. ‘’Sudah empat tahun, harus kita pantau, dipindahkan dan dimutasikan, itu hal yang biasa,’’ kata Hamzah. Sesuai hasil Baperjakat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulsel, No. Kw.21.1/2/BAPER/05/2011, Tanggal 29 Juni 2012, nama-nama yang dilantik adalah: 1) Drs. H. Mappasere, sebagai kepala KUA Kecamatan Ulaweng, sebelumnya Kepala KUA Kecamatan Tellu Siattinge. 2) Ahmad D, S.Pd.I sebagai Kepala KUA Kecamatan Tellu Siattingnge, sebelumnya Kepala KUA Kecamatan Ulaweng. 3) Drs. Abd. Azis, sebagai kepala KUA Kecamatan Tellulimpoe, sebelumnya sebagai pelaksana pada KUA Kecamatan Patimpeng. 4) Drs.Wahyuddin, seba-
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
gai Kepala MA DDI Ponre, sebelumnya Guru Madya pada MA DDI Ponre. 5) Drs. Jusman Pattawe, sebagai kepala MA Muhammadiyah Lita, sebelumnya sebagai Guru Madya pada MA Muhammadiyah Lita. 6) Drs. Sabang, sebagai Kepala MI Miftahul Jannah Watang Lempu, sebelumnya sebagai Kepala MI Nurul Hikmah Pajalele. 7) Amunansar, S.Ag, sebagai kepala MI No. 32 Ulaweng, sebelumnya guru pertama pada MI No. 32 Ulaweng. 8) Hairil, S.Pd.I sebagai Kepala MI Baitul Mukaddas Cenranae, sebelumnya, Guru Pertama pada MI Baitul Mukaddas. 9) Hamsinar, S.Pd.I sebagai Kepala MI DDI Gottang, sebelumnya sebagai Guru Pertama pada MIS DDI Gottang. (slh/dir)
PEJABAT Kemenag Bone yang dilantik. (foto.slh)
27
vDinamika
Manasik Haji Optimalkan Tri Sukses
MANASIK haji Kabupaten Sinjai. (foto.fat)
SINJAI--Menunaikan ibadah haji dengan benar dan baik, tentulah menjadi tujuan utama para calon jamaah haji untuk mendapatkan haji mabrur. Olehnya itu, bimbingan manasik haji tetap dilakukan untuk mengoptimalkan standar opersional pelayanan haji, dengan sasaran tri sukses, yaitu sukses pemberangkatan, sukses pelayanan dan pelaksanaan ibadah di tanah suci, dan sukses pemulangan haji. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Keme-
nag Sinjai, H. Roslan, S.Ag, M.Pd.I mengatakan hal itu, saat membawakan sambutan pada acara bimbingan manasik haji, bagi calon jamaah haji yang tergabung dalam tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sinjai Utara, Kecamatan Pulau Sembilan, dan Kecamatan Bulupoddo, di Masjid Al Ikhlas Kemenag Sinjai, Selasa (4/9). ‘’Diperlukan dasar-dasar pengetahuan menyangkut pelaksanaan haji yang baik, dan sesuai dengan ketentuan ajaran Islam, yang tentunya didapatkan melalui bimbingan haji, seperti yang dilaksanakan hari ini,’’ papar H. Roslan. Dia menyampaikan, ada kebijakan yang diambil dengan meniadakan pungutan tambahan biaya manasik haji, karena pemerintah telah menganggarkan biaya bimbingan manasik haji sejumlah Rp. 20.000 per jamaah, per pertemuan dengan jumlah pertemuan sebanyak 7 kali. Camat Sinjai Utara A. Jefriyanto Asapa, S.Sos yang membuka acara tersebut menekankan, para jamaah calon haji, untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan baik sebelum, selama dan sampai kepulangan dari tanah suci, dan tetap menjaga nama baik Kabupaten Sinjai. (fat/dir)
Manasik Haji Pangkep PANGKEP--Setelah bulan suci Ramadan 1433H, dan di awal bulan Syawal ini, para calon jamaah haji Pangkep kembali dibekali soal haji. Kegiatan ini dilaksanakan di masjid Mujahidin Palampang Kecamatan Pangkajene. Kegiatan tersebut dilaksanakan seluruh kecamatan se Kabupaten Pangkep yang berjumlah 303 orang, termasuk didalamnya TPHD 2 orang. Kegiatan manasik tahap ke III ini, diberikan materi kesehatan yang dibimbing oleh Dinas Kesehatan Pangkep dengan pembicara dr. H. Alwi Samsong, setelah sebelum Ramadan, calon jamaah haji dilaksanakan di kecamatan masing-masing selama 6 kali pertemuan dan untuk kegiatan di kabupaten dilaksanakan 4 kali pertemuan. Para calon jamaah haji sangat antusias mendengarkan pemaparan para pemateri, di samping materi dari dinas kesehatan, diisi pula oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Pangkep Drs. KH. Abd. Waqi Murtala, MM, dengan materi seputar haji dan umrah. Halal bi Halal Kementerian Agama Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) mengadakan halal bi halal, di aula Kemenag Pangkep, belum lama ini. Kegiatan ini dihadiri Kepala Kantor Kemenag Pangkep, para kasi,
28
MANASIK haji di Kemenag Pangkep. (foto.zul)
kepala KUA, pengawas Pendais, kepala madrasah negeri dan swasta, dan ibu-ibu dharma wanita persatuan unit Kemenag Pangkep. Halal bi halal menghadirkan penceramah ustas Drs. H. Misbahuddin, M. Ag, menguraikan pentingnya halal bi halal, yakni meluruskan yang telah bengkok, mengurai benang kusut dan mencairkan yang sudah beku. Kepala Kantor Kemenag Pangkep Drs. H. Mangenre, M.Ag mengatakan, halal bi halal dimaksudkan untuk saling memaafkan antara sesama dalam menjalankan tugas keseharian. (kif/dir)
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vDinamika
Halal bi Halal Kemenag Makassar MAKASSAR--Halal bi halal Kementerian Agama Kota Makassar 1433H/2012M, kali ini dilaksanakan dalam formulasi yang baru, di mana pembawa hikmah diisi dengan pengarahan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara Makassar, terkait peningkatan kedisiplinan PNS pada semua satuan kerja lingkup Kemenag Kota Makassar. Kepala Kantor Kemenag Kota Makassar, H. Abd. Wahid, MH mengatakan, syukur dengan adanya pencerahan bagi semua PNS. Dia berharap kedisiplinan PNS dalam lingkungan Kementerian Agama, khususnya di Kota Makassar, semakin meningkat dan mengarah kepada perbaikan sikap dan pelayanan. (has/dir)
HALAL bi halal Kemenag Makassar.
(foto.has)
Rakor FKUB Selayar BENTENG--Menyikapi fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, berkaitan dengan isu SARA, dan hal-hal yang berpotensi mengancam kerukunan antar umat beragama, Selasa 11 Maret 2012, di Reyhan Cafe Benteng Selayar, diselenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Hadir unsur pemerintahan beserta SKPD terkait, Kementerian Agama, para dewan pengurus FKUB Kabupaten Kepulauan Selayar, pengurus FKUB Kabupaten Kepulauan Selayar, majelis keagamaaan, kepala KUA se Kabupaten Kepulauan Selayar, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, serta para undangan yang berjumalah sekitar 50 peserta.
Wakil Bupati Kepulauan Selayar, H.Saiful Arif , SH yang mewakili bupati kepulauan Selayar menyebutkan, amat penting menjaga kerukunan antar umat beragama. Sebab itu, perlu sinkronisasi, sinergitas dan koordinasi dari seluruh stakeholder yang terlibat dalam mewujudkan masalah kerukunan tersebut, baik dari FKUB, FKDM, PELITA, KOMINDA, FAPSEDU. Kepala Kantor Kemenag Kepulauan Selayar, Drs H UMar Haris MA, selaku nara sumber mengatakan, menciptakan kerukunan antar umat beragama sejalan dengan visi dan misi pembangunan Kepulauan Selayar, terutama pada kata religious, yang bermakna terinternalisasinya nilai-nilai kegamaan pada seluruh masyarakat. (dir)
Tiga Kepala Madrasah Dilantik
PEJABAT Kemenag Pinrang yang dilantik. (foto.lam)
PINRANG—Kepala Kantor Kemenag Pinrang H.M. Arsyad Ambo Tuo, M.Ag mengambil sumpah dan melantik tiga kepala madrasah, di aula kantor Kemenag Pinrang, Rabu (5/9). Mereka yang dilantik adalah
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
Tamuddin, S.Ag menjadi kepala MTs DDI Pekkabata, sebelumnya guru muda pada MAN Pinrang, Megawati, SE, S.Pd menjadi kepala MTs DDI Lerang-lerang, sebelumnya Guru Muda pada MAN Pinrang, H. Muslikin, S.Pd.I menjadi Kepala MIS DDI Tosulo, sebelumnya Kepala MDA DDI Tosulo. Arsyad AT dalam sambutannya mengingatkan, pejabat yang dilantik dan menduduki jabatan structural, atau fungsional, harus bersikap amanah terhadap tanggung jawab yang diberikan, karena jabatan yang dipercayakan adalah amanah, bukanlah hak sehingga harus dilaksanakan dengan baik. ‘’Jabatan kepala sekolah hanya merupakan tugas tambahan, bagi pejabat fungsional guru yang dalam pengisiannya memerlukan proses yang lebih ketat, jika dibanding dengan jabatan struktural. Selain harus lolos dalam seleksi administratif dan akademis, calon kepala sekolah juga harus menguasai kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi serta mempunyai kompetensi kewirausahaan,’’ jelas kepala Kemenag Pinrang. (lam/dir)
29
vSosialisasi
30
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vPustaka
Memahami Isi Alquran l JUDUL l PENULIS l PENERBIT l CETAKAN l HALAMAN
: PESAN-PESAN ALQURAN : DJOHAN EFFENDI : SERAMBI ILMU SEMESTA : PERTAMA, JULI 2012 : 264
SEBAGAI kitab suci, Alquran sampai kepada umat Islam berupa sebuah teks yang tidak berbicara sendiri. Ia masuk ke otak kita melalui medium bahasa Arab seperti disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
S
ebagai teks,Alquran adalah satu. Namun, pemahaman kaum muslimin berbeda-beda. Bahkan, tidak jarang berlawanan satu sama lain. Karena itu, jika Alquran mengatakan “begini atau begitu”, harus kita sadari yang mengatakan bukanlah Alquran sendiri. Itu adalah simpulan kita dari hasil pemahaman yang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman diri masing-masing yang sangat terbatas. Terbatas dalam pemahaman karena pengetahuan kita tak pernah penuh, lengkap, dan mencakup segalanya sehingga mampu menangkap pesan Alquran secara utuh dan menyeluruh. Serta, terbatas pula kemampuan kita untuk mengungkapkannya karena kekurangan bahasa sebagai wadah penuangan apa yang ada dalam pikiran kita. Dalam konteks ini, terjadi distorsi ganda, yaitu keterbatasan manusia untuk memahami isi pesan yang terkandung dalam teks secara tepat dan utuh. Juga keterbatasan manusia untuk mengomunikasikan secara tepat pemahaman kita melalui bahasa kepada orang lain. Ini tidak akan pernah sempurna dan final.
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
Walaupun Alquran menurut keyakinan kita bersifat qath’i (tidak diragukan kebenarannya), pemahaman dan penafsiran kita masih bersifat zhanni (jauh dari sempurna dan pasti mengandung kemungkinan salah dan keliru). Dalam buku ini, penulis menegaskan, Alquran bukanlah sebuah dokumen ilmiah. Kisah tentang nabinabi bukan pula deskripsi historis, apalagi sebuah manifesto ideologis. Alquran adalah kitab petunjuk untuk berbuat, berkarya, bekerja, dan berjasa. Alquran adalah sumber hidayah bagi siapa yang percaya untuk mengembangkan dirinya menjadi manusia bertakwa.Yang, mampu mengendalikan dan memelihara diri dari perbuatan dosa dan noda serta bebas dari rasa takut dan duka cita. Penulis mengupas makna setiap surah dalam Alquran secara menarik dan komprehensif. Dengan demikian, kita akan bisa memahami isinya secara lebih utuh. Penulis juga menuntun kita untuk mencerna firman-Nya dengan ulasan yang singkat dan memikat. Selain memadukan dua model tafsir (analisis atau tahlili dan tematis atau mawdhu’i). Ia juga berhasil melepaskan pembaca dari kerumitan akademis dan kepelikan bahasa. Pembaca akan disuguhi inti makna ayat dan pesan moral, spiritual, dan sosialnya dengan gaya tutur yang jernih dan lugas. Karena itu, buku ini layak dibaca agar kita bisa memahami lebih jauh pesan-pesan yang terkandung dalam Alquran. Dengan demikian, kita diharapkan mampu mengamalkan dan mengajarkannya. (rep/dir)
Pustaka
31
vOpini
Implementasi Keikhlasan Dalam Kehidupan Oleh Rahmatullah Harum Peminat Masalah masalah Sosial, Tinggal di Sinjai
A. Pengertian Keikhlasan KEIKHLASAN berasal dari akar kata ikhlash. Menurut kamus istilah agama, dijelaskan, ikhlash ialah melakukan suatu pekerjaan semata-mata karena Allah, bukan karena ingin memperoleh keuntungan diri (lahiriah atau batiniah). Ibadah yang dipandang sah di hadapan Allah adalah ibadah yang dilakukan karena dan untuk Allah, tanpa terkandung sesuatu tujuan sampingan. Mereka yang ikhash dalam ibadahnya disebut mukhlish. (Qs.2:139, 7:29, 10:22, 29:65, 31:32, 40:14). (shodik, 1983:137). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ikhlas diartikan hati yang bersih (jujur), tulus hati. Keikhlasan adalah ketulusan hati, kejujuran, kerelaan. (Depdikbud. 1997: 368). Pengertian ini tidak berbeda dengan ikhlas, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karangan WJS Poerwadarminta (1986:371). Ensiklopedia Islam menulis, ikhlas berarti memberikan sesuatu hingga menjadi bersih. Seseorang melakukan perbuatan semata_mata berharap ridha Allah SWT. (Depdiknas. Pusat Perbukuan, 2003:191). Berdasarkan rumusan, pengertian ikhlas dan keikhlasan di atas, penulis memahami bahwa keikhlasan adalah sifat kejujuran. Hati yang suci bersih dan ketulusan hati yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, tidak mengharapkan keuntungan pribadi, baik dalam bentuk materi maupun non materi, kecuali hanya karena menginginkan keridhaan Allah SWT. Perbuatan yang ikhlas, tidak karena ada sesuatu yang ingin dicapai secara pribadi, dalam bentuk materi, maupun non materi. Hal ini dipahami bahwa dalam bentuk materi misalnya, berupa uang atau benda yang bersifat nyata lainnya. Kalau non materi dipahami bahwa segala sesuatu yang terkait dengan
Illustrasi
32
kepopuleran diri, pujian, dan semacamnya. B. Implementasi Keikhlasan Kalau pemahaman ikhlash dan keikhlasan seperti di atas, maka ikhlas dapat dipahami sebagai suatu ketulusan berbuat hanya untuk ridha Allah semata. Dengan demikian maka implementasi ikhlas dalam kehidupan nyata dapat dikatakan keikhlasan. Implementasi keikhlasan dalam kehidupan nyata, sangat sulit dipastikan apakah seseorang berbuat ikhlas atau tidak, sebab ikhlas atau tidak, sesungguhnya bersemi di dalam hati yang melakukan pekerjaan, bersifat subyektif (terkecuali Allah yang maha mengetahui). Namun demikian yang terlihat pada diri seseorang yang melakukan sesuatu pekerjaan, dengan melihat cara kerja, kualitas kerja, dan kondisi kejiwaan orang yang melakukannya. Dalam kehidupan seharihari, ada yang melakukan suatu pekerjaan karena didorong oleh, 1) Faktor tertentu/ada yang ingin dicapai, 2) Rasa tanggung jawab (amanah), 3)Rasa keterpaksaan, 4) Keridhaan Allah semata. Keempat dorongan tersebut, munghkin memperlihatkan sikap yang sama dalam melakukan pekerjaan. Hanya saja perlu diketahui, bahwa orang yang mkelakukan pekerjaan karena didorong oleh faktor tertentu atau karena adanya keuntungan pribadi yang ingin dicapai, apakah keuntungan yang bersifat material atau hanya popularitas, dapat dikatakan tidak ikhlas dalam melakukan pekerjaaan, kalau mereka memperlihatkan sikap seperti orang ikhlas, maka keikhlasannya bersifat semu, orang yang seperti ini dapat bekerja secara acakan, memanipulasi pekerjaan, bekerja asal jadi, tidak memperhitungkan kualitas hasil pekerjaan, sehingga cara kerja mereka tidak professional. Orang yang seperti ini sangat mudah menjadi orang yang kecewa apabila merasa tidak mendapat perhatian dalam memosisikan pada tempat yang lebih baik atau sering diistilakan (tempat basah) atau tempat yang memungkinkan memperoleh keuntungan yang lebih banyak. Mungkin inilah yang dikatakan cara bekerjanya orangorang fasik, munafik, bahkan orang kafir. Orang yang melakukan pekerjaan karena adanya rasa tanggung jawab. Orang yang serperti ini menjadikan pekerjaan sebagai amanah sehingga dia melakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, baik tanggung jawabnya kepada Allah maupun tanggung jawabnya kepada atasan, atau pun tanggung jawabnya kepada masyarakat atau orang banyak. Bekerja secara bertanggung jawab, dapat berarti di dalam jiwa orang yang bekerja bersemi rasa ikhlas sehingga dia bekerja dengan sebaik baiknya, berusaha
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vOpini bekerja dengan hasil yang maksimal dan berkualitas, tidak acak-acakan, tidak asal jadi, tidak mau mengadakan manipulasi pekerjaan, tidak mudah timbul kekecewaan, apabila tidak mendapat posisi yang lebih baik (tempat basah), semua posisi dianggapnya baik dan bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya. Orang seperti ini, dapat dikategorikan sebagai pekerja yang ikhlas dan menjadikan pekerjaan yang professional. Inilah sifat seharusnya menyemangati para pemimpin dan aparat pemerintahan maupun pekerja bebas lainnya, yang masih merasa memiliki rasa iman di dada. Orang yang melakukan suatu pekerjaan karena keterpaksaan, apakah karena memang tanggung jawabnya, atau karena takut dimarahi, takut tidak mendapat imbalan jabatan dan semacamnya. Mereka melakukan suatu pekerjaan hanya karena dilandasi rasa terpaksa, terpaksa ikhlas. Ikhlas yang seperti ini, tidak termasuk kategori ikhlas, tetapi agak dekat dengan kategori yang petama, dan mungkin dapat dikatakan ikhlasnya kaum suuk yang mempermainkan ayat-ayat Allah, untuk kepentingan dirinya (shodik,1983:324) Orang yang melakukan suatu pekerjaan hanya karena keridhaan Allah semata, mereka bekerja tanpa adanya embel-embel, kecuali bekerja hanya karena Allah semata, mereka bekerja sesuai apa adanya, mereka bekerja hanya disemangati oleh rasa Illustrasi iman kepada Allah SWT. Tidak mempunyai perhitungan untung rugi pribadi dalam melakukan pekerjaan. Kecuali hanya dijadikan sebagai bagian dari ibadah, keikhlasan inilah yang dimiliki oleh kaum ulama yang dijuluki orang zuhud, keikhlasan seperti inilah yang tidak dapat dipengaruhi atau digoda oleh iblis. Hal ini sesuai dengan permohonan iblis pada saat dikutuk oleh Allah SWT, iblis bermohon kepada Allah agar diberi kesempatan untuk menggoda anak cucu Adam, kecuali yang ikhlas. Bekerja dengan penuh keikhlasan dapat menuai dampak, 1) Keikhlasan, orang yang bekerja secara ikhlas, dapat menghasilkan kualitas pekerjaan yang bertanggung jawab, dan memungkinkan menjadi pekerja yang profesional. Mereka bekerja secara tekun, sabar dan berusaha menghasilkan sesuatu yang berkualitas, hasilnya dapat dinikmati oleh orang banyak, menjadikan pekerjaannya bernilai ibadah kepada Allah SWT. Jadi keikhlasan dapat berdampak positif bagi seseorang karena menjadi bagian penguat keimanan dan menambah nilai pahala bagi seseorang. 2)Ketidakikhlasan, bekerja secara tidak ikhlas, dapat menjadikan orang yang bekerja asal jadi, tidak bertanggungg jawab, karena apa yang dilakukan tidak
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
berupaya untuk mengejar kualitas, kecuali hanya asal jadi. Cara bekerjanya pun acak-acakan dan tidak berkeinginan untuk dinikmati hasilnya oleh orang banyak, pekerja yang seperti ini sulit menjadi pekerja yang profesional, tidak memiliki ketekunan dan kesabaran di dalam menyelesaikan pekerjaan, bahkan bisa merusak tatanan yang sudah baik, dan mudah menjadi orang yang kecewa, ketidakikhlasan berdampak negative pada diri seseorang karena dapat mengurangi nilai keimanan yang dimiliki, dari sudut ibadah tidak memperoleh pahala dari Allah SWT. Orang yang ikhlas berbuat, terkadang juga terpengaruh oleh keadaan dalam lingkungan hidupnya yang mungkin diakibatkan oleh ketidakjujuran mitra kerjanya, misalnya upah kerja yang diberikan tidak sesuai dengan kesepakatan sehingga pekerja yang tadinya ikhlas berubah menjadi tidak ikhlas. Untuk memelihara keikhlasan di semua elemen kehidupan, tentu diperlukan konsistensi kejujuran dan ketulusan dalam berbuat baik yang memberi upah maupun yang diupah, keduanya harus memiliki kejujuran dan ketulusan hati. Salah satu di antaranya yang tidak jujur dan tidak ikhlas, hatinya maka yang tulus pun akan menjadi tidak tulus, maka rusaklah yang namanya keikhlasan. Sifat keikhlasan, kejujuran, dan kesucian hati dapat terbentuk melalui latihan beribadah secara ikhlas. Buah dari latihan keikhlasan beribadah terimplementasi ke dalam berbagai lapangan pekerjaan dan pengabdian secara baik dalam kehidupan sehari-hari. C. Kesimpulan Mencermati wacana di atas, kalau disederhanakan dapat dikatakan bahwa ikhlas adalah kata benda abstrak yang berubah menjadi keikhlasan, berarti menjadi sifat yang mengandung kesucian, kejujuran dan ketulusan hati dalam berbuat atau melakukan suatu pekerjaan, tidak mengharapkan sesuatu dari sesama manusia kecuali ridahnya Allah SWT. Perbuatan atau pekerjaan yang tidak diiringi dengan keikhlasan, hasilnya bisa terjadi, tidak sesuai dengan harapan dan tidak mendapat pahala dari Allah SWT. Tetapi perbuatan atau pekerjaan yang dilakukan dan disertai keikhlasan, biasanya hasilnya sesuai dengan harapan, karena pekerjaannya merasa bertanggung jawab. Dengan demikian Allah dapat memberi pahala karena dinilai sebagai perbuatan ibadah. Keikhlasan terbentuk dari hasil pelaksanaan ibadah shalat yang ikhlas, terimplementasi dalam berbagai segi kehidupan yang membuahkan perbuatan baik, dan mencegah perbuatan mungkar. (*)
33
vOpini
Ibadah Qurban: Upgrade Dan Totalitas Ketaqwaan Oleh M Hatba
Pegawai Kantor Kemenag Kabupaten Bone
PENYEMBELIHAN hewan qurban merupakan ibadah yang diajarkan Nabi Ibrahim AS, ketika akan menyembelih putranya, Nabi Ismail AS, sebagai bukti kepatuhan atas perintah Allah SWT.
A
l-Qur’an merekam hakikat qurban, melalui kisah Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail tercinta dalam Surah ash-Shafaat (37) ayat: 102-109, sebagaimana dikisahkan Nabi Ibrahim kapada Nabi Ismail: “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?”. Nabi Ismail menjawab seketika dengan tenang dan penuh keyakinan : “Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (oleh Allah) kepadamu, kau akan mendapatkanku -insya Allah- termasuk orang-orang yang sabar”. Allah kemudian bercerita: “Tatkala keduanya telah berserah diri (tunduk pada perintah Allah) dan Ibrahim membaringkan anaknya (pelipisnya menempel di atas tempat penyembelihan), kami segera memanggil (dari arah gunung):Wahai Ibrahim, sudah kau benarkan (dan kau laksanakan) apa yang kau lihat dalam mimpimu itu, sesungguhnya demikianlah Kami
Illustrasi
34
memberi balasan (kepadamu) dan juga kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh (perintah penyembelihan ini) adalah benar-benar ujian (bagi Ibrahim, di mana dengannya terlihat dengan jelas siapa yang ikhlas dan siapa yang tidak). Dan kami segera menebus anak (yang akan disembelih itu) dengan seekor sembelihan yang besar. Pun Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Salam sejahtera (dari Kami) buat Ibrahim, dan sebutan yang baik baginya (dari setiap manusia)”. Merunut pada kisah tersebut di atas, ada beberapa hal yang menarik yang dapat dikemukakan. Pertama, bahwa ajaran ber-qurban datangnya dari Allah SWT. Sebuah ajaran yang agung, yang membuktikan kedekatan sang hamba kepada Rab-nya, sebuah proses pendakian yang suci menuju Allah Yang Maha Agung, pencipta langit dan bumi, pemilik alam semesta dan segala isinya. Itulah mengapa istilah yang dipakai adalah “qurban” yang maknanya berarti mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah dilimpahkan-Nya yang jumlahnya demikian banyak, sehingga tak seorangpun dapat menghitungnya (QS. Ibrahim (14) ayat 34. Kedua, menghidupkan kembali kepribadian Nabi Ibrahim, yang demikian total menunjukkan ketaatannya kepada Allah.Tidak terlihat dalam sikapnya sebuah keraguan. Begitu menerima perintah dari Allah untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail. Pun, kepribadian Nabi Ismail, yang benar-benar memahami keagungan perintah Allah. Artinya bahwa perintah itu harus segera dilaksanakan. Tidak usah ditawar-tawar dan ditunda-tunda lagi. Seketika ia berserah diri dengan penuh kesabaran. Sungguh ungkapan Nabi Ismail dengan panggilan “yaa abati” mengekspresikan kecintaan Nabi Ismail dan kedekatannya kepada sang ayah juga kepasrahan terhadap perintah Allah. Ketiga, bahwa hakikat “qurban” merupakan salah satu ujian dari Allah guna mengukur hakikat keimanan dan ketaatannya kepada perintah Allah. Sungguh Allah tidak menghendaki dari apa yang terjadi pada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, agar kita menyakiti diri kita dan melukai tubuh kita, melainkan yang Allah kehendaki adalah totalitas ketaatan kita kepada-Nya, dengan penuh keikhlasan, ketenangan, kerelaan dan keyakinan. Karenanya Allah segera menggantinya dengan seekor sembelihan. Agama mengajarkan bahwa semua ibadah hendaknya dilakukan semata-mata ikhlas karena Allah (QS. al-An’am (6): 162-163. Tak terkecuali ibadah Qurban, karena hanya dengan niat yang terikhlaslah, akan terjamin kemurnian ibadah yang akan membawa pelaksanaannya dekat kepada Allah. Tanpa adanya keikhlasan hati, mustahil ibadah akan diterima Allah (QS. al-Bayyinah (98): 5. Dalam kaitan dengan ibadah qurban, Allah menegaskan bahwa daging hewan yang diqurbankan itu tidak akan sampai kepada-Nya hanyalah ketaqwaan pelaksana qurban itu (QS.Al-Hajj (22) :37. Jadi Allah tidak mengharapkan daging dan darah hewan
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vOpini qurban itu, tetapi mental ketaqwaan ini tidak akan tumbuh di hati yang bersih dan ikhlas. Dalam ibadah qurban, taqwa dan silaturahmi memperlihatkan hikmah tersendiri sebagai sesuatu yang saling mengisi dan memaknai (sinergis), antara dimensi ibadah ritual (hablum minallah) dengan dimensi ibadah muamalah (hablum minannas). Artinya, qurban tak hanya urusan personal dalam membuktikan ketaqwaan kepada Allah. Lebih dari itu, qurban adalah refleksi kecintaan dan kasih sayang antar umat dalam wujud silaturahmi. Hal inilah perlu lebih disosialisasikan bahwa qurban pun bisa memberikan kontribusi bagi kesejahteraan umat. Ibadah qurban ini merupakan masalah ubudiyah yang bersifat sosial yang berhubungan dengan sesama manusia dengan cara mengorbankan sebagian harta. Dengan syari’at qurban ini, kaum muslimin dilatih untuk menebalkan rasa kemanusiaannya, mengasah kepekaannya dan menghidupkan hati nuraninya. Ibadah qurban ini sarat dengan nilai kemanusiaan dan mengandung nilai-nilai sosial yang tinggi. Oleh karenanya orang Islam yang tidak mampu mewujudkan nilai-nilai kemasyarakatan, dianggap sebagai pendusta agama (QS. al-Ma’un (107) :1-3. Qurban: Dimensi Keikhlasan dan Kepedulian Sosial Ibadah qurban mempunyai hikmah untuk membersihkan hati agar menjadi lahan yang subur untuk tumbuhnya iman dan taqwa. Dengan demikian, dimensi keikhlasan sudah seharusnya menjadi landasan setiap amal perbuatan manusia, agar manusia mengorientasikan kehidupannya semata-mata untuk mencapai ridha Allah SWT. Dengan ikhlas beramal, berarti seseorang membebaskan dirinya dari segala bentuk rasa pamrih, agar amal yang diperbuat tidak bernilai semu dan bersifat palsu. Dengan keikhlasan, seseorang dapat mewujudkan amal sejati. Sementara, kesejatian setiap amal diukur dari sikap keikhlasan yang melandasinya. Dan kesediaan berqurban yang dilandasi rasa keikhlasan semata-mata, dapat mengurangi atau mengekang sifat keserakahan dan ketamakan manusia untuk berlaku serakah dan tamak, namun kecenderungan itu dapat di-eliminir dengan membangkitkan kesadarannya agar bersedia berqurban untuk sesamanya. Kesediaan berqurban mencerminkan adanya pengakuan akan hak-hak orang lain, yang seterusnya dapat menumbuhkan rasa solidaritas sosial yang tinggi. Ada hal penting dalam kegiatan qurban ini. Betapa kita diperintahkan untuk selalu memperhatikan fakir miskin dalam semangat ber-qurban. Apabila sifat suka berkurban ini meresap ke jiwa seluruh umat Islam insya Allah akan terwujud ketenangan dan kedamainan dalam masyarakat dan akan dekatlah jurang yang memisahkan antara yang kaya dengan yang miskin, antara yang kuat dengan yang lemah, antara penguasa dengan rakyat biasa. Hal itu terlihat ketika pelaksanaan pemotongan hewan yang akan dikurbankan, para mustahik yang akan menerima daging-daging kurban itu berkumpul. Mereka satu sama lainya meluapkan rasa gembira dan suka cita yang dalam.Yang kaya dan yang miskin saling berpadu, berinteraksi sesamanya. Luapan kegembiraan di hari itu, terutama bagi orang miskin dan fakir, lebih-lebih dalam situasi ekonomi sekarang ini, harga bahan pokok di pasaran semakin melambung tinggi. Mereka yang mampu dapat memberikan sebagian hartanya untuk membantu mereka yang berada dalam kesusahan, seperti yang biasa dialami oleh fakir miskin, yatim
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
Illustrasi
piatu, ataupun yang memerlukan pertolongan. Tapi harus pula dibarengi oleh mereka yang menerima bantuan untuk mensyukurinya dan berusaha dengan sekuat tenaga tidak hanya bergantung kepada pemberian orang. Bukankah Rasulullah SAW, telah mengingatkan bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Berbagai perpaduan antara ketaqwaan dan silaturahmi dalam ibadah qurban merupakan bagian dari formasi Rukun Islam, terutama syahadat, zakat, dan naik haji. Ketiga Rukun Islam ini mewakili betapa pentingnya ibadah qurban. Dengan qurban, umat Islam niscaya kian ikhlas dan pasrah menerima perintah-perintah Allah (keteguhan Nabi Ibrahim ketika akan menyembelih Nabi Ismail). Dengan qurban, umat Islam kian mencintai sesama dalam ikatan silaturahmi dengan berbagi hewan qurban (dimensi zakat). Dengan qurban, umat Islam bisa meneladani perjuangan Nabi Ibrahim ketika berada di tanah suci dan akhirnya diteguhkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam rangkaian rukun dan wajib haji, yang bisa mendatangkan jutaan muslim dari seluruh dunia untuk datang ke Baitullah (dimensi haji). Begitu pentingnya ibadah qurban dalam ketiga dimensi itu, seyogyanya umat muslim bisa menyosialisasikannya kapan pun dan di mana pun. Memang qurban dilaksanakan setiap tahun, tapi makna dan hikmahnya tetap sentosa sampai akhir zaman. Qurban adalah ungkapan rasa syukur akan karunia Allah selama ini. “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (QS alKautsar (108): 1-3. Semoga pundi-pundi amalan kita terus bertambah, seiring pula diampunkan segala dosa. Mari, jadikan momentum ibadah qurban ini sebagai upgrade keimanan, keikhlasan dan ketaqwaan kita menuju ridho Allah SWT. Jadikan ini sebagai peluang untuk mengasah kepekaan dan kepedulian sosial antar sesama, sekaligus bentuk manifestasi rasa syukur nikmat atas segala apa yang telah dianugerahkan maupun diamanahkan kepada kita. Semoga. Wallahu a’lam bil ash-shawab Selamat Hari Raya Idul Adha, Mohon Maaf atas Segala Kekhilafan. Taqabbalallahu Minna wa Minkum Taqabbal Ya Karim.
35
vKhutbah
Jumat
Makna Haji: Idealisme Versus Fakta Sosial Oleh Dr Budiarti A Rahman SHI MH
Pelaksana pada Bidang Urais Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulsel
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Swt Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, karena itu tidak ada seruan yang paling baik, kecuali seruan agar kita bertaqwa kepada Allah Swt. Taqwa dalam arti memelihara diri dari segala bentuk kemusyrikan dan kemunafikan, yaitu dengan menaati dan mengerjakan semua perintah serta meninggalkan larangan-larangan-Nya. Taqwa juga yang dapat menumbuhkan amalan-amalan saleh yang nyata, sebagai pembuktian kebenaran iman, sebab segala perbuatan dan amal manusia, yang baik atau yang buruk merupakan pencerminan imannya terhadap Allah Swt. Shalawat dan taslim atas junjungan kepada Rasulullah Saw, yang diutus oleh Allah Swt ke muka bumi ini sebagai rahmatan lil alamin. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Al-quran Surat al-Anbiya/21: 107 yang artinya, dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia Mari kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah karena hanya dengan taqwa kita akan mendapatkan ampunan, pertolongan dan surga-Nya yang agung kelak. Sekarang adalah bulan Dzulqa’idah bulan kesebelas dari bulan Qamariyah, satu dari empat bulan yang disebut dengan bulan-bulan haram dan satu dari tiga bulan haji yang disebut dengan di sebut Dzulqa’idah karena mereka:
“Mereka duduk (tinggal di rumah) tidak melakukan perjalanan maupun peperangan sebagai persiapan untuk melakukan ihram haji”. Pada hari ketika menyaksikan secara bersama-sama persiapan dan pemberangkatan jamaah calon haji. Kita rasakan bersama betapa kebahagiaan telah menghiasi wajah mereka dan sejuta harapan telah tertanam di lubuk hati mereka, manakala saudara-saudara kita tadi meninggalkan kampung halamannya terbang menuju kiblat umat Islam se dunia untuk memenuhi panggilan Allah Swt. Tidak ada ibadah seagung ibadah haji, tidak ada sesuatu agama yang memiliki konsep ibadah seperti konsep haji dalam agama Islam. Haji mengandung seribu makna, merangkum sejuta hikmah.
36
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
vKhutbah
Jumat
Karena itu, haji merupakan tiang kelima dari kelima pilar utama dalam Islam. Haji adalah bermaksud (berkeinginan dan bersengaja), sementara maksud dan niat, keduanya menghantarkan seseorang menuju cita-cita, niat adalah amal yang paling mulia karena ia adalah pekerjaan anggota yang paling utama yaitu hati, manakala ibadah ini adalah ibadah yang paling besar dan ketaatan yang paling berat maka disebut ibadah yang paling utama yaitu al-haj yang berarti al-qashdu. Tatkala seorang haji tiba di ka’bah, dan sebelumnya dia sudah mengetahui bahwa pemilik rumah (ka’bah) tidak berada di sana, maka dia berputar mengelilingi rumah: Thawaf mengisyaratkakn bahwa ka’bah bukanlah maksud dan tujuan. Tetapi tujuannya adalah pemilik rumah Begitu pula mencium hajar aswad, bukan berarti dan bukan kerena menyembah batu, melainkan karena mengikuti sunah Rasul. Karena beliaulah yang mencontohkan manusia untuk melakukan yang demikian. Inilah pembeda antara musyrik dan muslim. Dulu orang musyrik mencium batu karena untuk menyembah batu. Tetapi sekarang muslim mencium batu untuk mengikuti sunah Rasul yang di antara hikmahnya adalah seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas ra. “Hajar Aswad adalah bagaikan tangan kanan Allah di muka bumi ini. Maka barang siapa yang menjabatnya (menyentuhnya) atau menciumnya maka seolah-olah ia menjabat (tangan) Allah dan mencium tangan kanan-Nya.” Karena itu, ketika menyentuhnya seorang haji harus mengingat bahwa ia sedang berbai’at kepada Allah (pencipta dan pemilik batu yang telah memerintah untuk menyentuhnya). Berbai’at untuk selalu taat dan tunduk kepada-Nya, dan harus ingat barang siapa yang menghianati bai’at maka ia berhak mendapatkan murka dan adzab Allah. Jamaah Jumat yang berbahagia Karena maksud kita bukan tetapi maka Allah brfirman:
dan karena unsur niat begitu utama dan penting
“Dan sempurnakanlah haji dan umrah itu karena Allah” Ulama menganjurkan bahwa kewajiban pertama bagi calon haji adalah bertaubat. Bertaubat dari semua dosa dan maksiat, baik calon haji itu seorang petani, pegawai, polisi, artis, dokter, mentri maupun seorang kiyai, laki-laki maupun perempuan , tua maupun muda. Inilah yang disyaratkan oleh Allah dalam firmanNya: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa”(al-Baqarah; 197). Tentu saja kita sudah maklum bahwa taqwa itu tidak bisa dicapai kecuali dengan bertaubat dan meninggalkan segala jenis perbuatan maksiat. Kalau calon haji sudah bertaubat maka ia akan mampu memahami dan menjiwai syiar haji yang teramat indah itu yaitu. Ia akan menghayati seolah-olah berucap: Ya Allah aku datang, akau datang, memenuhi panggilan-Mu, lalu aku berdiri di depan pintu-Mu. Aku singgah di sisi-Mu. Aku pegang erat kitab-Mu, aku junjung tinggi aturan-Mu, maka selamatkan aku dari adzab-Mu, kini aku siap menghamba kepadaMu, merendahkan diri dan berkiblat kepada-Mu. Bagi-Mu segala ciptaan, bagi-Mu segala aturan dan perundang-undangan, bagi-Mu segala hukum dan hukuman tidak ada sekutu bagi-Mu. Aku tidak peduli berpisah dengan anak dan istriku, meninggalkan profesi dan pekerjaan, menanggalkan segala atribut Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
37
vKhutbah
Jumat
dan jabatan, karena tujuanku hanyalah wajah-Mu dan keridhaan-Mu bukan dunia yang fana dan bukan nafsu yang serakah maka amankan aku dari adzab-Mu. Sidang Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Swt Jika calon haji sudah bertaubat maka ia pasti akan mampu mencapai hakekat haji yang telah digariskan oleh Allah, dalam firman-Nya: Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan Haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. (Al-Baqarah: 197) Seorang yang beribadah haji tidak boleh melakukan rofats yaitu jima dan segala ucapan dan perbuatan yang behubungan dengan seksual. Tidak boleh melakukan Fusuq yaitu segala bentuk maksiat dan tidak boleh melakukan jidal yaitu perdebatan yang mengikuti hawa nafsu, bukan untuk mencari kebenaran. Maka barang siapa yang telah sukses memenuhi perintah Allah tersebut ia akan mendapatkan haji yang mabrur, yang diantara tandanya adalah sepulang haji ia tidak akan mengulang maksiat, dosa-dosa yang lalu, ia akan tampil sebagai muslim yang shalih dan muslimah yang shalihah. Maka sebuah negara semakin banyak muslim dan muslimah yang taat, negara itu akan semakin aman makmur dan sentosa. Maksiat dan kemungkaran akan menepi, perjudian dan pencurian akan sepi, perzinaan dan pembunuhan akan mudah diatasi. Apalagi jika yang pergi haji adalah Bapak Pejabat baik pada Eksekutif, Legislatif, maupun Yudikatif. Sepulang haji yang kikir akan menjadi dermawan, yang kasar akan menjadi lembut dan yang biasanya menyebar kejahatan berubah menebar salam. Itu semua manakala hajinya mabrur. Namun kenyataannya adalah bagaikan siang yang dihadapkan dengan malam, semuanya bertolak belakang, mereka tidak mengambil manfaat dari ibadah haji selain menambah gelar Pak Haji atau Bu Hajjah.Yang korup tetap korup, yang lintah darat tetap lintah darat, yang jahat tetap jahat. Maka tidak heran jika Rofats, Fusuq dan Jidal marak dimana-mana sampai terjadi krisis moral, krisis nilai, krisis kemanusiaan, krisis politik, lingkungan, ekonomi dan sosial. Jamaah Jumat yang berbahagia Demikianlah sekelumit tentang makna haji, haji mabrur dan potret haji kita, semoga Allah menjadikan haji kita yang dahulu dan yang akan datang menjadi haji yang mabrur, dan semoga dijauhkan dari haji yang maghrur (tertipu).
Publikasi Subbag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Sulsel
38
Al-Marhamah
No. 175 Th. XIV September 2012
Bidik Lensa
SEKRETARIS Provinsi Sulsel H Andi Muallim bersama sejumlah pejabat, dan PPIH Embarkasi Makassar menyaksikan jenis menu (meal test) makan yang akan disajikan di pesawat, usai melantik PPIH, di Hotel Clarion. (foto.arf)
PPIH Embarkasi yang haji No. 175Makassar Th. XIV September 2012 dilantik Sekprov Sulsel bertekad menyukseskan operasional39 Al-Marhamah 1433H/2012M. Pelantikan berlangsung di Hotel Clarion Makassar. (foto.arf)
KAKANWIL Kemenag Sulsel, H. M. Gazali Suyuti, bersama sejumlah pejabat, di sela-sela acara halal bi halal dan peresmian masjid MAN 1 Makassar. (foto.rdi)
TIM Kementerian Agama Sulsel yang ikut pada Workshop Regional untuk Kerukunan Umat Beragama, foto bersama digelar di Palu, Sulteng. (foto.ida)2012 No. 175 Th. XIV September 40 usai pertandingan olah raga rangkaian kegiatan workshop yangAl-Marhamah