AKTUALISASI NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA MELALUI PROGRAM ADIWIYATA DI SMA NEGERI 3 MAGETAN ACTUALIZATION NOBLE VALUES PANCASILA THROUGH ADIWIYATA PROGRAM AT SMAN 3 MAGETAN Bagus Azhar Mubarok* Dra. Sri Untari, M.Si** Hj. Yuniastuti, SH., M.Pd** *Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM E-mail:
[email protected] **Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM Jalan Semarang 5 Malang ABSTRAK : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Pelaksanaan Program Adiwiyata. (2) Aktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila melalui program Adiwiyata, (3) Nilai-nilai luhur Pancasila yang terkandung dalam Program Adiwiyata. (4) Evaluasi Program Adiwiyata. (5) Faktor-faktor pendukung dan penghambat. (6) Serta upaya mengatasi hambatan tersebut dalam Aktulisasi nilai-nilai luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan. Data dikumpulkan dengan analisis dokumen, observasi, wawancara, dan dianalisis dengan tehnik deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. SMA Negeri 3 Magetan salah satu sekolah yang melaksanakan Program Adiwiyata. (2) Dalam Program Adiwiyata menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila meliputi; nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, serta keadilan. (3) Nilai-nilai luhur Pancasila yang terkandung dalam Program Adiwiyata. Nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa ialah menyadarkan bahwa alam semesta beserta isinya merupakan ciptaan Tuhan Sang Maha Pencipta yang harus dijaga. Nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab ialah manusia harus sadar hak dan kewajibannya terhadap lingkungan. Nilai sila persatuan Indonesia ialah Program Adiwiyata tidak bisa hanya dilakukan oleh salah satu pihak. Nilai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan ialah terlaksananya Program Adiwiyata berdasarkan hasil musyawarah. Nilai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ialah Program Adiwiyata dapat berjalan dengan baik dan lancar, apabila seluruh warga sekolah mempunyai rasa sama-sama peduli menjaga lingkungan yang hasilnya akan dirasakan bersama. (4) Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan hasil pelaksanaan Program Adiwiyata. Sehingga perlu adanya monitoring secara berkelanjutan. (5) Faktor Pendukung dan penghambat aktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata. Faktor pendukungnya, yaitu: (a) kebijakan
sekolah; (b) peran serta seluruh warga sekolah; (c) Sarana dan prasarana sekolah; dan (d) menjalin kemitraan dengan instansi lain. Faktor penghambat yaitu (a) kesadaran lingkungan rendah dan (b) Faktor lahan sekolah. (6) Upaya mengatasi hambatan tersebut. Faktor kesadaran lingkungan, upaya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, pada pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) dan mencantumkan matapelajaran lingkungan hidup. Faktor lahan sekolah, memanfaatkan lahan kosong yang tidak mungkin digunakan/didirikan untuk bangunan. Kata Kunci : Aktualisasi, Nilai-Nilai Luhur Pancasila, Program Adiwiyata ABSTRACT : The purpose of this study was to determine : (1) Program Implementation Adiwiyata. (2) The actualization of the noble values of Pancasila through Adiwiyata programs, (3) The great value of Pancasila contained in Adiwiyata Program. (4) Evaluation Program Adiwiyata. (5) The factors supporting and inhibiting. (6) And efforts to overcome these obstacles in Aktulisasi noble values of Pancasila through Adiwiyata program at SMAN 3 Magetan. Data collected by document analysis, observations, interviews, and analyzed using qualitative descriptive techniques. The results of this study were (1) program is one program Adiwiyata Ministry of Environment of the Republic of Indonesia in order to encourage the creation of knowledge and awareness of the school community in efforts to conserve the environment. SMA 3 Magetan one of the schools that had implemented Adiwiyata.(2) In Program Adiwiyata uphold the noble values of Pancasila include; value of divinity, humanity, unity, democracy, and justice. (3) The great value of Pancasila contained in Adiwiyata Program. Value precepts on God is to realize that the universe and its contents are the creation of God the Creator that must be maintained. Fair value of the precepts of humanity and civilized man is to be aware of their rights and obligations towards the environment. Indonesia is the value of unity silaAdiwiyata program can not only be done by either party. Value populist precepts that guided by the wisdom of deliberation / representation is based on the results of the implementation program Adiwiyatadeliberation. Value precepts of social justice for all Indonesian people are Adiwiyata program can run well and smoothly, when the whole school community has a sense equally concerned keeping the environment will be felt with the results. (4) Evaluation needs to be done to know the progress and results of the implementation of Adiwiyata. So the need for continuous monitoring.(5) Supporting and inhibiting factors actualization of the noble values of Pancasila through Adiwiyata Program. Supporting factors, namely : (a) the school policy ; (b) the participation of the whole school community ; (c) Means and school infrastructure ; and (d) establish partnerships with other agencies. Inhibiting factors, namely (a) the low environmental awareness and (b) factors of school land. (6) Efforts to overcome these obstacles. Factors environmental awareness, an effort to raise awareness of the
environment, the implementation of the Student Orientation Period (MOS) and include environmental lesson. Factors school grounds, utilizing vacant land may not be used / set up for the building. KEYWORDS : Actualization, Noble Values Pancasila, Adiwiyata Program PENDAHULUAN Lingkungan hidup mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, hewan maupun makhluk hidup lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 526), istilah lingkungan didefinisikan daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk di dalamnya; semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan: kita harus mencegah pencemaran. Dan definisi lingkungan hidup ialah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Sudjoko, dkk. 2009: 1.15). Apabila memahami definisi tersebut, ialah daerah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan lain untuk hidup. Manusia sadar, bahwa alam ini diciptakan untuk dijaga dan dilestarikan untuk mencegah terjadinya pencemaran, Namun dalam kenyataannya sekarang, terdapat banyak tempat yang lingkungannya tercemar. Padahal dalam defenisinya lingkungan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan lainnya yang seyogyanya dijaga untuk mencegah terjadinya pencemaran. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak peduli terhadap lingkungan yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Apabila kebiasaan buruk tersebut dipandang dengan nilai-nilai luhur Pancasila sangat bertentangan. Hal tersebut terjadi, akibat minimnya kesadaran manusia terhadap lingkungan. Yang akhirnya, menteri yang bersangkutan ialah Menteri Lingkungan Hidup memberikan sebuah terobosan melalui Program Adiwiyata. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka penerapan kesepakatan bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Program Adiwiyata tersebut sebagai upaya untuk peduli dan membudidayakan
lingkungan
sebagaimana
mestinya,
untuk
menimimalisir
terjadinya pencemaran lingkungan. Program adiwiyata bertujuan untuk menciptakan
kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat atau sarana pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja lainnya), sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Program Adiwiyata, aktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam Program Adiwiyata, nilai-nilai luhur Pancasila yang terkandung dalam Program Adiwiyata, evaluasi Program Adiwiyata, faktor pendukung dan penghambat, serta solusi untuk mengatasi hambatan tersebut. Penelitian tentang Program Adiwiyata tersebut akan dilakukan pada SMA Negeri 3 Magetan yang sudah mendapatkan penghargaan nasional pada tahun 2012 dan penghargaan sekolah adiwiyata mandiri pada tahun 2013. METODE Penelitian ini yang berjudul “Aktualisasi Nilai-Nilai Luhur Pancasila Melalui Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan” menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistickontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif (PPKI UM, 2011: 28). Menurut Mcmillan dan Schumacher (dalam Wiyono, 2007: 72), penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan secara sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang fenomena sosial dengan menggunakan fenomena sosial itu sendiri. Penelitian kualitatif lebih ditekankan pada pemahaman terhadap fenomena sosial ditinjau dari perspektif subjek penelitian. Dengan metodemetode yang telah ditentukan, peneliti akan meneliti secara mendalam tentang aktulisasi nilai-nilai luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata tersebut. Dalam penelitian kualitatif, sumber data diperoleh dari situasi yang wajar dan naturalistik. Peneliti mengumpulkan data dari situasi yang wajar sebagaimana adanya dan tidak terdapat faktor memanipulasi data (Wiyono, 2007: 74). Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong 1988: 95), sumber data adalah segala bentuk data yang didapatkan oleh peneliti baik yang berupa kata-kata maupun tindakan dan selebihnya berupa data-data tambahan yang bisa berupa dokumentasi, sumber data
tertulis, maupun statistik. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data. Untuk memperoleh data penelitian ini, maka teknik yang digunakan diantaranya teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Observasi adalah dasar memperolah fakta, sebelum menggunakan teknik pengumpulan data lainnya. Dalam proses mengadakan pengamatan ada tiga sasaran yang harus diperhatikan, yaitu informasi, konteks, dan waktu (Wiyono, 2007: 78). Observasi dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan Program Adiwiyata sebagai objek penelitian. Peneliti akan melakukan hal yang dilakukan oleh informan sebagai sumber data. Wawancara adalah percakapan yang dilakukan antara peneliti dan subyek penelitian. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam, mengkontruksi, dan memproyeksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan lain-lainnya (Wiyono, 2007: 79). Dalam teknik wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak berstuktur. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan mengenai Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan. Serta dokumentasi kepustakaan yang di ambil dari buku-buku ada kaitannya dengan objek yang di teliti. Serta dokumen lain, mengenai perencanaan Program Adiwiyata dan foto-foto pelaksanaan program adiwiyata sebagai bukti peduli dan berbudaya lingkungan. Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan dan disimpulkan. Menyusun data berarti menata, menggolongkan, membuat pola, dan menyusun kategori data. Menafsirkan atau menginterpretasi berarti menjelaskan pola atau kategori, memberikan makna, dan mencari hubungan di antara konsep dalam analisis (Wiyono, 2007: 90). Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2010: 336), menyatakan bahwa analisis data telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Menurut Miles dan Huberman (dalam Wiyono, 2007: 93), ada tiga langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Agar
hasil
penelitian
benar-benar
dapat
dipertanggungjawabkan, diperlukan adanya keabsahan dari data yang diperoleh. Untuk menentukan absah tidaknya data yang ada, maka peneliti menggunakan tiga teknik yaitu: peningkatan ketekunan, triangulasi sumber data, dan member check.
HASIL DAN PEMBAHASAN Program Adiwiyata Program Adiwiyata merupakan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang secara konsisten menjaga dan memperbaiki kondisi lingkungannya agar dapat dijadikan tempat yang ideal untuk pembelajaran dan penyadaran bagi warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Hal ini sejalan dengan tujuan Program Adiwiyata yakni menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah sehingga dikemudian hari ikut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. SMA Negeri 3 Magetan salah satu sekolah yang melaksanakan Program Adiwiyata yang peduli dan berbudaya lingkungan. Program Adiwiyata dapat terlaksana dengan baik dan lancar, apabila seluruh warga sekolah ikut mendukung untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan menghindari dampak lingkungan yang negatif. Untuk mewujudkan hal tersebut, Team Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan membagi beberapa kelompok kerja (pokja) yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Melalui pokja-pokja tersebut membuat adanya kegiatan yang dilakukan secara terur menerus dan terencana. Hal ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan Program Adiwiyata, yaitu: (1) partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran, dan (2) berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif. Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah. Semenjak SMA Negeri 3 Magetan mengarah pada sekolah Adiwiyata. Pihak sekolah membuat kebijakan dengan merubah visi dan misi yang mengarah kepada peduli dan berbudaya lingkungan. Visi tersebut berbunyi “berdisiplin, bermoral, berintelektual, dan berbudaya lingkungan”, dan terdapat 10 point misi. Hal ini sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam Program Adiwiyata yang tercantum pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pada point pertama, kebijakan berwawasan lingkungan. Kebijakan
berwawasan lingkungan ini ditandai dengan perubahan visi dan misi yang relevan dengan lingkungan hidup. Selain itu, pihak sekolah membuat kebijakan memberikan mata pelajaran lingkungan hidup sebagai mata pelajaran muatan lokal pada peserta didik kelas X di SMA Negeri 3 Magetan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan pada peserta didik baru terhadap lingkungan. Sehingga kebijakan sekolah tersebut dijadikan sebagai motivasi agar visi dan misi agar cepat tercapai. Hal ini sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam Program Adiwiyata tercantum pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pada point kedua, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan. Pelaksanaan kurikulum ini ditandai dengan adanya pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pelaksanaan Program Adiwiyata mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Pihak guru mendukung dengan cara bersedia menjadi Pembina untuk masingmasing kelompok kerja Program Adiwiyata. Agar kinerja dari masing-masing pokja terarah pada Program Adiwiyata. Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan terdapat 12 kelompok kerja, yaitu: (1) Pokja pengembangan dan perawatan tanaman hias; (2) Pokja pemeliharaan dan perawatan green house; (3) Pokja pemeliharaan dan pembudidayaan fauna; (4) Pokja pemeliharaan biopori dan sumur resapan; (5) Pokja pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah/IPAL; (6) Pokja pengolahan komposting; (7) Pokja perawatan hutan mini; (8) Pokja budi daya kebun toga; (9) Pokja budi daya jamur tiram; (10) Pokja karya aksi 3R; (11) Pokja pengolahan minyak; dan (12) Pokja pengolahan sampah. Hal ini sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam Program Adiwiyata tercantum pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pada point ketiga, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Adanya pokja-pokja tersebut sebagai wujud kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah.
Program Adiwiyata diusahakan untuk bekerjasama dengan pihak luar sekolah. Di SMA Negeri 3 Magetan melakukan kerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pekerja Umum (DPU). Bentuk kerjasama tersebut BLH bersedia untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai lingkungan hidup. Serta memberikan alat-alat, seperti alat komposting dan penggiling untuk membuat pupuk kompos. Dan bentuk kerjasama dengan DPU yaitu bersedia untuk mengangkut sampah-sampah yang berada disekolah apabila sampah tersebut tidak dapat dikelola sendiri oleh pihak sekolah. Hal ini sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam Program Adiwiyata tercantum pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pada point ketiga, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif yaitu menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain). Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan menekankan kepada setiap warga sekolah untuk dapat mengembangkan keahlianya melalui pokja-pokja yang terdapat di Program Adiwiyata. Salah satunya, untuk masalah sampah di sekolah berusaha untuk dimanfaatkan agar dapat digunakan kembali, hal ini dilakukan melalui pokja-pokja yang menjadikan sampah sebagai bahan utamanya. Di SMA Negeri 3 Magetan terdapat berbagai kelompok kerja dalam Program Adiwiyata sebagai sarana siswa untuk mengembangkan keahliannya dibidang masing-masing. SMA Negeri 3 Magetan benar-benar sekolah yang mempunyai program untuk peduli dan budidaya lingkungan, guna mendukung suasana untuk menuntut ilmu yang kondusif. Sebagai salah satu wujudnya, di sekolah tersebut terdapat pokja-pokja yang mempunyai kegiatan yang berbeda-beda, namun berkaitan dengan lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal itu guna menumbuhkan kesadaran warga sekolah untuk peduli dengan lingkungan. Hal ini sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam Program Adiwiyata tercantum pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata pada point keempat, pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Dengan berbagai pokja, sebagai ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan bagi siswa untuk berkreasi dalam peduli dan berbudaya
lingkungan. Secara tidak langsung akan terjadi peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan di sekolah Aktualisasi Nilai-Nilai Luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata Program Adiwiyata merupakan program yang dicetuskan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Segala aktifitas yang berlaku di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan Pancasila, yang sebagai dasar negara dan ideologi negara. Program Adiwiyata yang berlaku di Indonesia sebagai salah satu upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, tidak bertentangan dengan Pancasila. Program Adiwiyata terbukti tidak bertentangan dengan Pancasila, melainkan berupaya untuk menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila. Karena didalam Program Adiwiyata menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila meliputi; nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, serta keadilan. Dengan begitu, Program Adiwiyata dapat berjalan dengan baik, sekaligus dapat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila. Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Darmadi (2013: 98), aktualisasi Pancasila adalah bagaimana proses nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari pimpinan negara, aparatur negara sampai kepada rakyat biasa. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan situasi dan kondisi yang memungkinkan seluruh lapisan masyarakat yang dapat mencerminkan nilainilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Adapun upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila yang terdapat pada Program Adiwiyata melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter dalam lingkup Program Adiwiyata berperan untuk membentuk karakter siswa, agar siswa tumbuh rasa untuk menjaga kelestarian lingkungan yang berdasarkan Pancasila. Untuk merealisasikan tersebut, SMA Negeri 3 Magetan mengintegrasikan pendidikan karakter melalui materi lingkungan tersebut. Sehingga, sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila yang terdapat dalam Program Adiwiyata.
Hasil temuan tersebut sesuai dengan definisi aktulisasi Pancasila yang objektif, yang dikemukan oleh Darmadi (2013: 98), yaitu Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara antara lain: legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya. Seperti politik, ekonomi, hukum terutama dalam penjabaran ke dalam undang-undang, garis-garis besar haluan negara, pertahanan dan keamanan, serta pendidikan maupun bidang kenegaraan lainnya. Siswa tidak hanya mendapatkan materi lingkungan hidup, tetapi juga mempraktekkan langsung di lapangan. Sehingga, terintegrasikan kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan di lapangan. Dengan cara tersebut, memunculkan kebiasaan siswa dalam melestarikan lingkungan, baik di dalam lingkungan sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Berawal dari menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada diri sendiri, diharapkan dapat menumbuhkan rasa tersebut kepada orang sekitar. Tindakan yang dilakukan didasari dengan memanusiakan manusia sebagaimana mestinya. Hasil temuan tersebut sesuai dengan definisi aktualisasi Pancasila yang subjektif, yang dikemukakan oleh Darmadi (2013: 98), adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu, terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak terkecuali baik warga negara biasa, aparat penyelenggara negara, penguasa atau pemimpin negara, terutama kalangan elit politik dalam kegiatan politik, sehingga perlu mawas diri supaya memiliki moral ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, serta keadilan yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-Nilai Luhur Pancasila yang Terkandung dalam Program Adiwiyata Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Nilai-nilai luhur Pancasila yang terkandung dalam Program Adiwiyata pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa, disamping Program Adiwiyata sebuah program untuk peduli dan berbudaya lingkungan, juga menyadarkan bahwa alam semesta beserta isinya merupakan ciptaan Tuhan Sang Maha Pencipta. Manusia sebagai makhluk ciptaan harus menjaga dan merawat ciptaan-Nya. Manusia seyogyanya bersyukur atas diciptakannya alam semesta tersebut, dengan cara menjaga dan
merawatnya. Di samping itu, menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, ialah wujud beriman karena kebersihan sebagian dari iman. Temuan penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Notonagoro (dalam Setijo, 2010: 18), mengenai hakikat nilai-nilai luhur Pancasila pada sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan berasal dari kata Tuhan ialah pencipta segala yang ada dan semua makhluk. Yang Maha Esa/ Yang Maha Tunggal, tiada sekutu, esa dalam zatnya, esa dalam sifatnya, esa dalam perbuatannya. Jadi, Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta alam semesta berserta isinya. Sila Kemanusiaan yang Adil Dan Beradab Nilai-nilai luhur Pancasila yang terkandung dalam Program Adiwiyata pada sila kemanusiaan yang adil dan beradab, ialah kesadaran pentingnya lingkungan bagi manusia. Lingkungan mempunyai peran penting dalam kelangsungan hidup manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk lainnya. Manusia harus sadar hak dan kewajibannya terhadap lingkungan. Manusia jangan hanya menggunakan haknya untuk menikmati lingkungan, tetapi juga melaksanakan kewajibannya untuk menjaga lingkungan. Karena manusia dan lingkungan merupakan kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan dan saling membutuhkan. Hasil temuan tersebut, selaras dengan pendapat Notonagoro (dalam Setijo, 2010: 19), tentang hakikat sila kedua. Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta karena berpotensi menduduki martabat yang tinggi. Dengan mempunyai akal budi manusia menyadari akan nilai-nilai dan norma-norma. Adil mengandung makna bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan dengan norma-norma yang objektif, tidak subjektif apalagi dengan sewenang-wenang dan otoriter. Beradab berasal dari kata adab, memiliki arti budaya yang telah beradab-adab dalam kehidupan manusia. Jadi, beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umum, baik terhadap diri pribadi, terhadap manusia, terhadap alam, dan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Sang Pencipta. Sila Persatuan Indonesia Pada sila persatuan Indonesia, nilai yang terkandung dalam Program Adiwiyata adalah sikap kerjasama, gotong-royong, dan kebersamaan dalam pelaksanaan Program Adiwiyata. Program Adiwiyata dapat berjalan dengan lancar
dan baik, apabila seluruh warga sekolah ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program tersebut. Program Adiwiyata tidak bisa dilakukan oleh satu pihak, harus dilakukan oleh berbagai pihak ikut andil dalam pelaksanaan Program Adiwiyata. Temuan penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Notonagoro (dalam Setijo, 2010: 20), mengenai hakikat nilai-nilai luhur Pancasila pada sila Persatuan Indonesia. Persatuan berasal kata satu, berarti utuh tidak terpecah belah. Bersatunya mengandung corak yang beraneka ragam yang menjadikan satu kebulatan secara nasional, juga persatuan segenap unsur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam mewujudkan Bhineka Tunggal Ika secara nyata. Sila
Kerakyatan
yang
Dipimpin
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Pada sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang terkandung dalam Program Adiwiyata adalah terlaksananya Program Adiwiyata berdasarkan hasil musyawarah. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan dalam Program Adiwiyata berdasarkan musyawarah. Pendapat dari berbagai usulan, saran dan masukan, akan dimusyawarahkan untuk diambil keputusan berdasarkan kesepakatan bersama. Sehingga kesepakatan tersebut berdasarkan keputusan bersama, bukan kesepakatan yang diambil secara sepihak. Apabila dalam pelaksanaan diketahui ada kendala, upaya mengatasi permasalahan tersebut juga berdasarkan musyawarah. Hasil temuan tersebut, selaras dengan pendapat Notonagoro (dalam Setijo, 2010: 20), tentang hakikat nilai-nilai luhur Pancasila sila keempat. Kerakyatan berasal dari kata rakyat, berarti sekelompok manusia yang tinggal atau berdiam dalam satu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, atau disebut pula kedaulatan rakyat (rakyat yang berdaulat dan berkuasa). Hikmat kebijaksanaan, berarti penggunaan pikiran (ratio) yang sehat dan selalu mempertimbangkan
persatuan
dan
kesatuan
bangsa,
kepentingan
rakyat,
dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab, serta didorong dengan iktikad baik sesuai dengan hati urani. Permusyawaratan, artinya suatu tata cara kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat. Sehingga tercapainya keputusan berdasarkan mufakat. Perwakilan, artinya suatu system dalam arti tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat dalam kehidupan bernegara, antara lain melalui badan-badan perwakilan.
Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Program Adiwiyata dapat berjalan dengan baik dan lancar, apabila seluruh warga sekolah mempunyai rasa sama-sama ingin menjaga lingkungan dan hasilnya akan dirasakan bersama. Dalam Program Adiwiyata bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, sehingga suasana untuk menuntut ilmu menjadi kondusif. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap warga sekolah ikut terlibat dalam menjaga agar lingkungan tetap sehat. Jika setiap warga sekolah turut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan, maka seluruh warga sekolah tersebut akan merasakan lingkungan yang sehat. Namun sebaliknya, jika setiap warga sekolah bersikap tidak peduli terhadap lingkungan, maka seluruh warga sekolah akan merasakan kumuhnya lingkungan tersebut. Hasil temuan tersebut, sesuai dengan pendapat Notonagoro (dalam Setijo, 2010: 21), tentang hakikat nilai-nilai luhur Pancasila sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial, berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat dalam segala aspek kehidupan, baik material maupun spiritual. Seluruh rakyat Indonesia, artinya setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia, baik yang berdiam di wilayah NKRI maupun yang berada di luar negeri. Jadi, setiap bangsa Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil dan seimbang dalam bidang hukum, pendidikan, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Evaluasi Aktualisasi Nilai-Nilai Luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata Pelaksana Program Adiwiyata, pihak sekolah bermusyawarah untuk menentukan kegiatan atau agenda yang akan dilakukan pada setiap awal tahun ajaran baru. Setiap individu bebas untuk menyampaikan aspirasi untuk kegiatan Adiwiyata. Aspirasi-aspirasi tersebut akan dimusyawarahkan, untuk diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama. Kesepakatan tersebut akan ditindak lanjuti di lapangan dan juga akan dievaluasi. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan hasil pelaksanaan Program Adiwiyata yang sudah diagendakan berdasarkan
kesepakatan
bersama.
Evalusi
diharapkan
dapat
mengetahui
perkembangan dan hasil tindak lanjut di lapangan, sudah berjalan dengan baik dan lancar atau belum. Sehingga perlu adanya monitoring secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Menurut peneliti, setiap kegiatan selalu ada evalusi, agar mengetahui perkembangan dan hasil dari pelaksanaan program. Tidak terkecuali evaluasi pada Program Adiwiyata yang dapat mengukur perkembangan dan hasil dari pelaksanaan Program Adiwiyata. Apabila terdapat permasalahan yang berpengaruh pada perkembangan dan hasil, sehingga kurang sesuai dengan yang diharapkan, dapat mencari solusi sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun evaluasi terhadap siswa-siswi SMA Negeri 3 Magetan. Pelaksana dari evaluasi terhadap siswa dilakukan oleh pembina Program Adiwiyata. Kriteria evaluasi ini difokuskan pada keaktifan siswa dalam Program Adiwiyata dan pemahaman terhadap pengolahan lingkungan. Evaluasi ini dilakukan oleh Pembina Program Adiwiyata. Siswa yang aktif dalam kegiatan Program Adiwiyata akan mendapatkan hasil evaluasi berupa sertifikat. Menurut peneliti, evaluasi terhadap siswa perlu dilakukan untuk mengetahui keaktifan dan pemahaman siswa tersebut dalam pelaksanaan Program Adiwiyata. Selain itu, sebagai siswa dapat sebagai tolak ukur keaktifannya dalam Program Adiwiyata. Serta dapat sebagai motivasi siswa agar lebih aktif dalam pelaksanaan Program Adiwiyata, karena sertifikat tersebut tidak diberikan kepada seluruh siswa, hanya sebagian siswa yang aktif. Faktor Pendukung dan Penghambat Aktualisasi Nilai-Nilai Luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata Faktor Pendukung Aktualisasi Nilai-Nilai Luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata Kebijakan Sekolah Hasil penelitian menunjukkan adanya kebijakan sekolah untuk merubah visi dan misi SMA Negeri 3 Magetan. Visi dan misi tersebut mengarah pada pelestarian lingkungan. Selain itu, pihak sekolah membuat kebijakan memberikan mata pelajaran lingkungan hidup sebagai mata pelajaran muatan lokal pada peserta didik kelas X, agar dapat memahami tindakan positif terhadap lingkungan. Hal ini sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam Program Adiwiyata tercantum pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Komponen tersebut terdapat pada point kesatu dan kedua, yaitu: (1) kebijakan berwawasan
lingkungan, dengan cara mengubah visi dan misi sekolah yang mengarah pada Program Adiwiyata dan (2) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, ditandai dengan adanya tenaga pendidik yang kompeten untuk mengembangkan pendidikan lingkungan hidup yang diberikan kepada peserta didik. Seluruh Warga Sekolah Pelaksanaan Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan dapat berjalan dengan baik dan lancar, karena seluruh warga sekolah ikut berpartisipasi. Dalam melaksanakan Program Adiwiyata tidak akan bisa berjalan, apabila hanya dilakukan oleh salah satu pihak. Mulai dari kepala sekolah, para bapak-ibu guru, karyawankaryawati, dan seluruh siswa ikut andil dalam pelaksanaan Program Adiwiyata. Bahkan pihak kantin pun ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program tersebut, dengan menjual dagangan yang tidak merusak lingkungan. Temuan penelitian tersebut sesuai dengan prinsip pelaksanaan Program Adiwiyata, yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Partisipatif yaitu seluruh warga sekolah berpartisipasi dalam pelaksanaan Program Adiwiyata tanpa terkecuali, dan kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif. Serta sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam Program Adiwiyata tercantum pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Komponen tersebut terdapat pada point ketiga, yaitu kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Kegiatan tersebut berupa melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah. Sarana dan Prasarana Sekolah SMA Negeri 3 Magetan yang berdiri di area pegunungan Gunung Lawu. Letak geografis menjadikan pendukung dalam pelaksanaan Program Adiwiyata karena suasana sekolah yang sejuk dan rindang, sehingga dapat mengurangi polusi. Serta sarana dan prasarana sekolah yang menunjang dalam pelestarian lingkungan. Sarana dan prasarana tersebut, berupa green house, taman sekolah, dan tumbuhtumbuhan yang sangat mendukung untuk proses pembelajaran, agar menciptakan suasana sekolah yang kondusif untuk proses pembelajaran. Hasil penelitian sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam Program Adiwiyata tercantum pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Komponen tersebut terdapat pada point keempat, yaitu pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan dan menunjang dalam pelestarian lingkungan. Dan peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan di sekolah. Kerjasama dari Instansi Terkait Kerjasama dengan instansi lain juga mendukung pelaksanakan Program Adiwiyata. Instansi yang membantu dalam pelaksanaan Program Adiwiyata berasal dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pekerja Umum (DPU). Bentuk kerjasama antara sekolah dengan BLH, ialah bersedia memberikan pembinaan guna meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan, melalui penyuluhan maupun pelatihan. Serta memberikan dukungan berupa alat-alat untuk proses pembuatan komposting. Adapun bentuk kerjasama lain dengan DPU, ialah pihak DPU bersedia untuk mengangkut sampah yang berada di sekolah tersebut, apabila sampah tersebut tidak bisa dikelola oleh pihak sekolah. Temuan penelitian juga sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata dalam Program Adiwiyata tercantum pada lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Komponen tersebut terdapat pada point ketiga, yaitu kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Kegiatan tersebut berupa menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain). Faktor Penghambat Aktualisasi Nilai-Nilai Luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata Kesadaran Lingkungan Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kesadaran terhadap lingkungan rendah menjadi penghambat dalam melaksanakan Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan. Hal ini disebabkan pergantian tahun ajaran baru, yang berakibat terjadi perubahan warga sekolah. Perubahan tersebut ditandai dengan keluarnya peserta didik kelas XII dan masuknya peserta didik baru pada kelas X. Mayoritas peserta didik baru mempunyai tingkat kesadaran terhadap lingkungan yang berbeda-beda, akibat dari asal sekolah sebelumnya berbeda-beda. Menurut peneliti, rendahnya kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya terletak pada peserta didik, khususnya para peserta didik baru. Melainkan juga
terjadi pada para guru dan karyawan-karyawati. Karena seluruhnya mempunyai latar belakang yang berbeda dalam kebiasaan sehari-hari. Misalnya, guru maupun karyawan tersebut mempunyai kebiasaan yang kurang peduli dengan kebersihan lingkungan. Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaan tersebut di sekitar tempat tinggal akan terbawa ke lingkungan sekolah. Sehingga, guru maupun karyawan tidak hanya menyuruh untuk peduli dengan lingkungan, melainkan juga dapat memberi teladan peduli dengan lingkungan bagi peserta didik. Lahan Sekolah Hasil penelitian SMA Negeri 3 Magetan mempunyai lahan yang luasnya 9085 m2. Apabila lahan tersebut digunakan untuk sekolah, akan terlihat sempit. Lahan sekolah seluas itu sudah dipenuhi dengan bangunan fisik, berupa gedung/ruangan, lapangan, tempat parkir, taman dan lain-lain. Akibat sempitnya lahan sekolah, berpengaruh terhadap pelaksanaan Program Adiwiyata yang cenderung menghambat pelaksanaan Program Adiwiyata. Menurut peneliti, dalam Program Adiwiyata di samping terdapat kendala mengenai perilaku warga sekolah, terdapat juga kendala mengenai keadaan fisik sekolah. Keadaan fisik ini lebih ditekankan pada lahan kosong sekolah dan penataan bangunan sekolah tersebut. Lahan kosong dan penataan bangunan mempunyai peran penting dalam pelaksanaan Program Adiwiyata, sehingga perlu diatur dengan sebaiknya. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata Kesadaran Lingkungan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan warga sekolah setiap tahun ajaran baru, menjadi hambatan dalam pelaksanaan Program Adiwiyata. Perubahan warga sekolah ditandai dengan masuknya peserta didik baru yang menduduki kelas X yang minim akan kesadaran lingkungan. Upaya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, pada pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) peserta didik baru mendapatkan materi mengenai lingkungan. Serta mencantumkan mata pelajaran lingkungan hidup sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal (mulok) di SMA Negeri 3 Magetan yang diberikan kepada siswa-siswi khusus kelas X (peserta didik baru).
Lahan Sekolah Hasil penelitian menunjukan hambatan terjadi pada lahan sekolah yang sempit. SMA Negeri 3 Magetan yang berdiri di atas area tanah seluas 9085 m2 sudah penuh dengan bangunan fisik, yang mengakibatkan lahan kosong menjadi sempit. Upaya agar Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan agar tetap terlaksana dengan baik dan lancar, yaitu memanfaatkan lahan kosong yang tidak mungkin digunakan/didirikan untuk bangunan yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan pelaksanaan Program Adiwiyata. Sehingga Program Adiwiyata dapat berjalan dengan semaksimal mungkin. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. SMA Negeri 3 Magetan salah satu sekolah yang melaksanakan Program Adiwiyata tersebut. (2) Program Adiwiyata yang berlaku di Indonesia sebagai salah satu upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, tidak bertentangan dengan Pancasila. Melainkan berupaya untuk menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata. Dalam Program Adiwiyata menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila meliputi; nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, serta keadilan. (3) Nilai-nilai luhur dari sila-sila Pancasila yang terkandung dalam Program Adiwiyata. Nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa ialah menyadarkan bahwa alam semesta beserta isinya merupakan ciptaan Tuhan Sang Maha Pencipta yang harus dijaga. Serta menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, ialah wujud beriman karena kebersihan sebagian dari iman. Nilai sila kemanusiaan yang adil dan beradab ialah manusia harus sadar hak dan kewajibannya terhadap lingkungan. Nilai sila persatuan Indonesia ialah sikap kerjasama, gotong-royong, dan kebersamaan dalam pelaksanaan Program Adiwiyata. Program Adiwiyata tidak bisa hanya dilakukan oleh salah satu pihak. Nilai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan ialah terlaksananya Program
Adiwiyata berdasarkan hasil musyawarah. Nilai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ialah Program Adiwiyata dapat berjalan dengan baik dan lancar, apabila seluruh warga sekolah mempunyai rasa sama-sama peduli menjaga lingkungan yang hasilnya akan dirasakan bersama. (4) Pelaksanaan Program Adiwiyata, pihak sekolah bermusyawarah untuk menentukan kegiatan atau agenda yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan hasil pelaksanaan Program Adiwiyata. Sehingga perlu adanya monitoring secara berkelanjutan, disetiap kegiatan Program Adiwiyata. (5) Faktor Pendukung dan penghambat aktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata. Faktor pendukungnya, yaitu: (a) kebijakan sekolah; (b) peran serta seluruh warga sekolah dalam pelaksanaan Program Adiwiyata; (c) Sarana dan prasarana sekolah yang menunjang dalam pelestarian lingkungan; dan (d) menjalin kemitraan dengan instansi lain. Faktor penghambat yaitu (a) kesadaran lingkungan rendah dan (b) Faktor lahan sekolah. (6) Upaya mengatasi hambatan tersebut. Faktor kesadaran lingkungan, upaya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan, pada pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) dan mencantumkan matapelajaran lingkungan hidup. Faktor lahan sekolah, memanfaatkan lahan kosong yang tidak mungkin digunakan/didirikan untuk bangunan yang dimanfaatkan untuk kepentingan pelaksanaan Program Adiwiyata. Saran Dari hasil penelitian aktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata di SMA Negeri 3 Magetan, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut. (1) Pihak sekolah memberikan peningkatan pembinaan kepada seluruh warga sekolah, terutama kepada siswa-siswi SMA Negeri 3 Magetan, bahwa dalam Program Adiwiyata terkandung nilai-nilai luhur sila-sila Pancasila. Agar seluruh warga sekolah dapat mengaktualisasikan nilai-nilai luhur Pancasila melalui Program Adiwiyata. (2) Siswa diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan melalui kelompok kerja Adiwiyata yang ada di SMA Negeri 3 Magetan sesuai dengan bakat dan minatnya, agar siswa lebih peduli terhadap lingkungan, baik di dalam maupun di luar sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Darmadi, Hamid, Prof, Dr. M.Pd. 2013. Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewerganegaraan di Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ______________. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Setijo, Pandji, S.H. 2010. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa Edisi Kelima. Jakarta: PT Grasindo Sudjoko, dkk. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta: Universitas Terbuka Sugiyono, Prof, Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta. _______________. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian Edisi Kelima. Malang: UM. Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Action Research. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. MoU Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 03/MENLH/02/2010 dan 01/II/KB/2010 tanggal 1 Februari 2010. (Online), (http://www.menlh.go.id/perundangundangan/keputusan-menteri-lainnya/kesepakatan-bersama-menlh-denganmendiknas-nomor-03menlh022010-nomor-01iikb2010-tentang-pendidikanlingkungan-hidup/), diakses 19 Pebruari 2014. Nilai-nilai Pancasila. (Online), (http://pelajaran-jitu.blogspot.com/2011/07/nilainilai-Pancasila.html), diakses 4 April 2013. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman pelaksanaan Program Adiwiyata. (Online), (http://jdih.menlh.go.id/pdf/ind/IND-PUU-7-2013Permen%20LH%2005%20th%202013%20Adiwiyata.pdf), diakses 19 Pebruari 2014. Program Adiwiyata. (Online), (http://Www.Menlh.Go.Id/Adiwiyata/), diakses 4 April 2013.