Aktivitas Humas PT. Telkom Tbk Dalam Mengelola Corporate Social responsibility pada program “sambut Bulan suci ramadhan dan idul fitri bersama Telkom” periode September 2008. Skripsi Diajukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Skripsi Pada Bidang Studi Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi .
Disusun Oleh : Nama
: HENDRA PRAYUDHI.
Nim
: 04203-102
Bidang Studi
: Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
iv
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Public Relations 2009
ABSTRAKSI
Hendra Prayudhi (04203-102) Aktivitas Humas PT. Telkom Tbk Dalam Mengelola CSR Pada Program “ Sambut Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri Bersama Telkom” Periode September 2008. 77 halaman + 16 lampiran Bibliografi = 29 buku (1972-2007) + 1 situs internet Annual report PT. Telkom. CSR atau Corporate Social Responsibility adalah merupakan sebuah tanggung jawab sosial dari sebuah Perusahaan terhadap lingkungannya khususnya ditempat mereka melakukan kegiatan usahanya, dan hal ini sudah merupakan sebuah etika bisnis ,sehingga sebuah Perusahaan yang ingin melakukan kegiatan usahanya secara berkesinambungan, harus mau dan mampu melakukan program program CSR dengan sebaik baiknya. Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kembali meluncurkan Program Telkom group Peduli Siaga dengan serangkaian program yang selaras dengan semangat Ramadhan dan Idul Fitri. Program tersebut antara lain Flexi Content Ramadhan, Pos Telkom Mudik dan Mudik Gratis Bersama Telkom group. Program tersebut merupakan agenda tahunan Telkom group sebagai rasa terima kasih dan apresiasi atas dukungan mitra Kerja Telkom group. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas humas PT. Telkom Tbk dalam mengelola CSR pada program “sambut bulan suci ramadhan dan idul fitri bersama telkom” Periode September 2008. sedangkan kerangka Teori yang di gunakan yaitu meliputi definisi komunikasi, pengertian, fungsi, tugas, peran PR, konsep CSR dan langkah-langkah CSR. Selain itu, tipe penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode penelitiannya adalah studi kasus. Sedangkan teknik pengumpulan data yang di lakukan adalah wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Dari penelitian yang telah di lakukan, maka dapat di simpulkan bahwa Aktivitas Humas PT. Telkom pada program sambut bulan suci ramadhan dan idul fitri ini sebagai bagian dalam pembentukan reputasi perusahaan baik itu untuk persaingan bisnis maupun dalam peningkatan kinerja karyawan dan mitra kerja PT. Telkom itu sendiri.
v
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Aktivitas Humas PT. Telkom Tbk Dalam Mengelola Corporate Social Responsibility Pada Program “Sambut Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri bersama Telkom” Periode September 2008. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW, beserta para sahabat dan keluarganya.
Skripsi ini pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman yang nyata kepada mahasiswa fakultas komunikasi jurusan Public Relations tentang kegiatan CSR yang sebenarnya, yang nantinya dapat diaplikasikan sesuai dengan kapabilitas ilmu yang dimiliki.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu :
1. Bpk Heri Budianto selaku pembimbing. Terima kasih atas segala bimbingan, motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Marhaeni Fajar Kurniawati, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana. 3. Kedua orang-tuaku. Atas dukungan, semangat, dan nasihat yang berarti. Mohon doa, semoga dapat menjadi anak yang berbakti, Amin. Both of you are my reason to life. Adik-adikku, yang selalu menghibur kala penulis mengalami kesulitan.
vi
4. Bapak Amri. Atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan riset di Telkom. 5. Bpk. Mas’ud Khamid, selaku Executive General Manager Telkom Divre II. You’re really the true inspiring for me. 6. ibu Dede & Pak Jalal yang baik. Terima kasih atas segala bimbingannya, mohon maaf kalau selama ini sudah merepotkan. Pak Jaenudin, atas segala kesempatan yang sudah bersedia menjelaskan seluk beluk CSR di Telkom. 7. Teman-teman ku, yang telah mensupport penulis selama mengerjakan skripsi ini. Adi, Agung, Nduy, Ian, Bayu Lela Muda, Rico, Gunawan, dan semua sobat-sobat PR yang belum disebutkan, Thank you very much! 8. Dan semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih sebesar-besarnya atas semuanya.
Dalam menyusun Skripsi ini penulis berusaha menyelesaikan dengan semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik, tetapi disadari karena keterbatasan waktu dan bebagai faktor-faktor lain yang membuat skripsi ini kurang sempurna. Untuk itu penulis berharap agar diberikan masukan-masukan sehingga dapat lebih baik lagi ke depannya.
Jakarta, 18 Maret 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI………………………………..i LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI………………………………………….ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI………………………………..iii ABSTRAKSI ……………………………………………………………………..iv KATA PENGANTAR …………………………………………………………....v DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..vii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………………..1 1.2 Perumusan Masalah …………………………………………………………………7 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………….7 1.4 Signifikansi Penelitian……………………………………………………………….7 1.4.1 Manfaat Akademis…………………………………………………………7 1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………………………………….8 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi……………………………………………………………..9 2.2 Pengertian PR………………………………………………………………………12 2.3 Fungsi PR…………………………………………………………………………..13 2.4 Tugas PR…………………………………………………………………………...14 2.5 Peran PR……………………………………………………………………………15 2.4.1 Corporate Social Responsibility …………………………………………………20 2.4.2 Konsep CSR………………………………………………………………………20
viii
2.4.3 Tahapan Pelaksanaan CSR……………………………………………………….22 2.4.4 Prinsip CSR………………………………………………………………………24 2.4.5 Program dan Bidang-bidang Program CSR……………………………………...26 2.4.6 Tujuan dan Alasan Pelaksanaan CSR…………………………………………....30 2.4.7 Manfaat CSR…………………………………………………………………….31 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TipePenelitian………………………………………………………………………33 3.2 MetodePenelitian…………………………………………………………………...35 3.3 Tehnik Pengumpulan Data………………………………………………………....36 3.1.1 Teknik Pengumpulan Data Primier………………………………………………36 3.1.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder…………………………………………….37 3.4 Key Informan……………………………………………………………………….38 3.5 Definisi Konsep…………………………………………………………………….39 3.6 Fokus Penelitian……………………………………………………………………40 3.7 Teknik Analisis Data……………………………………………………………….41 BAB IV : HASIL PENELITIAN 4.1 Latar belakang perusahaan…………………………………………………………42 4.1.2 Visi, Misi, sasaran & nilai PT. Telkom……………………………………..........46 4.1.3 Pokok-pokok reposisi peran& fungsi korporat Telkom………………………….48 4.1.4 Deskripsi divisi corporate communication…………………………………….....49 4.2 Struktur Organisasi………………………………………………………………....50 4.3 Hasil penelitian…………………………………………………………………......51 4.4 Pembahasan…………………………………………………………………...........61
ix
BAB V : KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………67 5.2 Saran…………………………………………………………………………..70 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN CURICULUM VITAE
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai perubahan dialami masyarakat di dunia. Begitu juga perubahan yang terjadi di Indonesia dan satu-satunya adalah perubahan politik. Dari system politik otoriter menjadi system politik yang mengarah pada system demokratis. Sejalan dengan itu masyarakat muncul sebagai kekuatan penyeimbang dominasi kekuatan Negara. Mereka mulai menyuarakan hak-haknya bahkan menuntut untuk ikut menentukan dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan Negara. Organisasi-organisasi yang beroperasi di Indonesia telah merasakan dampak dari perubahan yang begitu cepat tersebut. Seiring dengan itu, masyarakat diberbagai tempat seperti kota/kabupaten ingin memperoleh manfaat dari keberadaan organisasi yang beroperasi di daerahnya. Mereka pun mulai menuntut
organisasi
nasional
untuk
memberikan
kontribusi
langsung
pada
pengembangan masyarakat di wilayah operasinya melalui peran-peran social. Perusahaan tersebut harus mengupayakan agar dapat menampung dan menjawab tuntutan tersebut yang sekaligus merupakan tantangan bagi perusahaan. Barangkali dari itu, organisasi mulai mempertimbangkan aspek sosial. Artinya organisasi tidak sekedar berorientasi pada laba semata dalam aktivitas bisnisnya. Pada hakekatnya, organisasi / perusahaan memerlukan dukungan dari stakeholdernya seperti konsumen, Staf karyawan, investor, pemerintah, organisasi non pemerintah dan termasuk komunitas lokal serta masyarakat luas untuk kelangsungan jalannya perusahaan. Dukungan tersebut mau tidak mau harus didapatkan
sehingga
memperolehnya.
perusahaan
harus
berupaya
semaksimal
mungkin
untuk
2
Bagaimanapun juga komunitas atau masyarakat luas ikut menentukan eksistensi suatu perusahaan. perusahaan tidak mungkin dapat beroperasi secara normal bila komunitas setempat antipati terhadap perusahaan tersebut. Tanpa dukungan dan jalinan kemitraan dengan stakeholder lainnya, bisa dipastikan dalam waktu dekat mereka mengalami kerugian secara social dan ekonomi, akibat berbagai tekanan dan Claim yang menyudutkan keberadaan perusahaan mereka, bahkan berkelanjutan sampai pada reputasi perusahaan mereka.1 Dukungan tersebut tidak dapat terbentuk dengan sendirinya. Hal tersebut tentu mengalami proses melalui usaha-usaha yang direncanakan dan pertimbanganpertimbangan yang matang. Dari fenomena tersebut muncul konsep mengenai tanggung jawab social perusahaan atau Corporate social responsibility (CSR). Maka organisasi tersebut perlu menjalankan konsep CSR dalam organisasinya untuk menjawab permasalahan yang sekaligus merupakan tantangan bagi organisasi/perusahaan.2 Namun begitu kompleksnya cakupan kegiatan CSR ini, maka diperlukan suatu pengorganisasian yang tepat, sehingga terlaksana dengan lancer dan efektif. Tidak itu saja, pelaksanaan CSR juga harus dimaknai secara strategis melalui upaya yang sistematis, bervisi jelas dan berkelanjutan untuk menopang strategi bersaing organisasi/perusahaan. Dalam hal ini tanggung jawab praktisi humas/public relations (PR) yang mana fungsinya adalah untuk membina hubungan yang harmonis dengan stakeholdernya.
1
Arif Budimanta, Adi Prasetijo, Bambang Rudito, Corporate Social Responsibility Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. ( ICSD, Jakarta, 2004), Hal.80 2 Yuswohady, dalam artikel “CSR For Profit”, Majalah Swasembada, Jakarta, Edisi 26/XXI/2006, Hal.26
3
Humas yang merupakan fungsi manajemen bertanggung jawab mendukung pencapaian tujuan organisasi terutama dalam membentuk citra positif dan memelihara reputasi baik dalam hal ini melalui program-program CSR-nya. Selain itu, humas juga mempunyai tugas salah satunya adalah mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan
kepentingan
publiknya.
Maka
dengan
tugas
tersebut
humas
dapat
mengimplemetasikan tugasnya dalam program CSR. Dinamika perkembangan fungsi dan kedudukan humas telah menempatkan fungsi humas bukan hanya sebagai fungsi teknisi, namun sudah berkembang menjadi fungsi strategis yang bertanggung jawab terhadap hubungan organisasi dengan stakeholdernya. Peran dan fungsi ini menuntut humas tidak hanya berhenti kepada orientasi hasil akhir seperti simbol, image atau citra, namun lebih dari itu harus mengarah kepada adanya suatu relasi jangka panjang antara organisasi/perusahaan dengan publiknya. CSR atau Corporate Social Responsibility adalah merupakan sebuah tanggung jawab sosial dari sebuah Perusahaan terhadap lingkungannya khususnya ditempat mereka melakukan kegiatan usahanya, dan hal ini sudah merupakan sebuah ethika bisnis , sehingga sebuah Perusahaan yang ingin melakukan kegiatan usahanya secara berkesinambungan, harus mau dan mampu melakukan program program CSR dengan sebaik baiknya. Sebagai bagian dari masyarakat, Telkom memiliki komitmen untuk mendukung pengembangan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan sebagai bagian dari strategi bisnis Telkom. Kebijakan Telkom CSR diintegrasikan dalam suatu keputusan direksi yang menjadi dasar bagi pengelolaan Telkom CSR sehingga pelaksanaannya sejalan dengan visi dan misi perusahaan, serta sesuai dengan ketentuan perundangan dan
4
norma yang berlaku di masyarakat. Untuk itu telah dikeluarkan KD 41/2006 tentang Telkom Corporate Social Responsibility.3 Strategi dan kebijakan pengelolaan Telkom CSR jangka panjang ditetapkan dalam Corporate Strategic Scenario (CSS) yang selanjutnya dituangkan menjadi rencana tahunan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), serta ditetapkan Kontrak Manajemen pada tingkat kantor perusahaan, unit bisnis, anak perusahaan, dan afiliasi. Pelaksanaan Telkom CSR ditopang dengan tujuh pilar kegiatan. Selain dilakukan secara mandiri, Telkom juga melakukan sinergi melalui Telkom group, lembaga, atau perusahaan lainnya, mengikutsertakan partisipasi seluruh karyawan dan keluarganya, membentuk satuan tugas, serta melibatkan peran dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dalam menjalankan kegiatan CSR, Telkom berpegang pada tiga aspek utama yang menjadi sasaran dan ruang lingkup kepedulian Telkom CSR, yaitu aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Untuk aspek sosial, Telkom CSR memberikan dukungan pada peningkatan kualitas pendidikan masyarakat melalui bantuan fasilitas dan pengetahuan, khususnya pendidikan yang berkaitan dengan teknologi InfoComm; mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat; serta peduli pada pelestarian kebudayaan dan keadaban nasional. Untuk aspek ekonomi, Telkom CSR berupaya memberikan kontribusi bagi para pemangku kepentingan, mulai dari peningkatan kesejahteraan hidup karyawan, membangun loyalitas dan kepercayaan para pelanggan, mitra usaha, dan investor, menjaga kepatuhan regulasi, sampai dengan kontribusi pada pengembangan kegiatan usaha kecil dan menengah. Selain juga membantu penyebaran sarana dan prasarana
3
Sustainability Report PT. Telkom 2006.
5
telekomunikasi umum yang memudahkan akses informasi bagi masyarakat sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk aspek lingkungan, selain pelestarian lingkungan, Telkom CSR pun cepat tanggap dalam memberikan bantuan kemanusiaan, pada saat terjadi bencana maupun pasca bencana. Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kembali meluncurkan Program Telkom group Peduli Siaga dengan serangkaian program yang selaras dengan semangat Ramadhan dan Idul Fitri. Program tersebut antara lain Flexi Content Ramadhan, Pos Telkom Mudik dan Mudik Gratis Bersama Telkom group. Program tersebut merupakan agenda tahunan Telkom group sebagai rasa terima kasih dan apresiasi atas dukungan mitra Kerja Telkom group. Sementara itu untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat yang akan melakukan tradisi mudik, khususnya menjelang tibanya Idul Fitri 1429 H, Telkom group menyelenggarakan layanan “Pos Telkom Mudik” di jalur-jalur utama mudik, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera. Pos Telkom Mudik dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi pelanggan Telkom group yang melakukan perjalanan mudik ke kampung halamannya masing-masing,. Pos Telkom Mudik disediakan bagi pelanggan Telkom group yang memerlukan sarana komunikasi ataupun sekadar beristirahat dalam perjalanan mudik maupun ketika kembali setelah berlebaran di kampung halaman. Posko Mudik dilengkapi dengan berbagai sarana untuk menjaga kebugaran para pemudik, antara lain berupa fasilitas : penyediaan ta’jil & air minum, toilet umum, tempat sholat ber AC dan tempat istirahat ber AC, cek dan isi tekanan ban, relaksasi dengan alat pijit, penjualan voucher & kartu perdana telkom group, medis (P3K & Tekanan Darah), internet gratis (speedy), telepon lokal gratis, dan lain-lain.
6
Untuk meningkatkan kenyamanan, Telkom group telah menyiapkan 26 Posko Telkom Mudik di jalur-jalur utama mudik di seluruh Indonesia. Sementara itu, untuk memberikan kemudahan bagi para mitra Telkom group dan karyawannya dalam menyelenggarakan kegiatan mudik ke kampung halaman, Telkom group meneruskan tradisi mudik bersama gratis. Telkom group mudik gratis bagi mitra dengan fasilitas dan penanganan yang nyaman dan aman. ”Telkom group akan memfasilitasi Karyawan outlet mitra / dealer beserta keluarganya agar bisa mudik hemat dan berkualitas. Tradisi mudik berama Telkom group dimaksudkan sebagai penghargaan dan apresiasi Telkom group kepada mitra kerja yang telah memberikan dukungan kepada Telkom group. Lokasi keberangkatan Mudik Bersama Telkom group terbagi atas tiga titik pemberangkatan, yakni Surabaya (15 Bus), Bandung (6 Bus), Jakarta (80 Bus) dan Medan (3 Bus) dengan kota tujuan kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Rencananya, keberangkatan pada H-3 Idul Fitri. Alasan pemilihan judul tersebut adalah karena ketertarikan peneliti pada kegiatan sosial tahunan PT. Telkom Tbk, yakni Memberikan Santunan ke 31 Yayasan dan Pesantren, yang diantaranya PT. Telkom memberikan Sarana Komputer Gratis serta pemasangan Internet Gratis ke beberapa yayasan dan pesantren Darul Qur’an di Tangerang Banten. Selain itu, PT. Telkom merupakan satu-satunya perusahaan yang terbaik dalam menjalankan kegiatan CSR bila di bandingkan dengan perusahaanperusahaan BUMN lain maupun Swasta. Perlu ditekan kan juga disini bahwa PT. Telkom beberapa bulan yang lalu yakni pada tanggal 19 Agustus 2008, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Telkom untuk program CSR di bidang Pendidikan. Kegiatan CSR di bidang pendidikan tersebut antara lain meliputi pemberian
7
Beasiswa, pembangunan Labolatorium, pengadaan peralatan sekolah dan lain-lain.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahannya adalah: Bagaimana Aktivitas Humas PT. Telkom Tbk Dalam Mengelola Corporate Social Responsibility (CSR) pada program “Sambut Bulan Suci Ramadhan Dan Idul Fitri Bersama Telkom” periode September 2008 ?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: Ingin mengetahui Aktivitas Humas PT. Telkom Tbk Dalam Mengelola Corporate Social Responsibility (CSR) pada program “Sambut Bulan Suci Ramadhan Dan Idul Fitri Bersama Telkom” periode September 2008”.
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pengelolaan Corporate Social Responsibility. Di samping itu, penelitian ini merupakan suatu kajian dibidang kehumasan yang diharapkan dapat melengkapi literature tentang Aktivitas PR / Humas khususnya tentang pengelolaan Corporate Social Responsibility.
8
1.4.2 Manfaat Praktis dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan pada PT. Telkom (Persero) tentang Aktivitas pengelolaan Corporate Social Responsibility. Karena bagaimana pun juga, pelaksanaan Corporate Social Responsibility memiliki manfaat yang besar baik bagi perusahaan maupun masyarakat.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi, berasal dari perkataan bahasa Latin: communicatio berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran “pikiran”.4 Dengan demikian, secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator dan komunikan. Sementara itu, proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum pesan-pesan tersebut dikirim kepada komunikan, komunikator memberikan makna-makna dalam pesan tersebut (decode) yang kemudian ditangkap oleh komunikan dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode). Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupannya sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif, dan informatif. Tanpa komunikasi, tidak adanya proses interaksi, saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, informasi dan lain sebagainya. Proses penyampaian pesan atau informasi tersebut pada umumnya berlangsung dengan melalui suatu media komunikasi, khususnya bahasa percakapan yang mengandung makna yang dapat dimengerti atau dalam lambang yang sama. 4
Rosady Ruslan, Manajemen PR & Media Komunikasi, Edisi Revisi, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. Hal. 79
10
Bila dikaitkan dengan kegiatan PR, sarana komunikasi tersebut sangat penting dalam penyampaian pesan-pesan demi tercapainya tujuan, serta pengertian bersama dengan publik, dan khalayak sasarannya. Newson and Siefried, (1981) mengungkapkan pentingnya peranan komunikasi dalam kegiatan PR, “Finally and most important of all, (The Public Relations Officer must be an expert in communication aspects)”, akhirnya dan yang terpenting dari semua, seorang pejabat humas haruslah seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi.5 Dari pernyataan tersebut di atas, hal ini jelas bahwa praktisi humas mutlak mempunyai keterampilan dalam menguasai aspek dan teknis komunikasi, atau unsurunsur pokok dalam proses berkomunikasi, yaitu sebagai berikut; 1) Source, yaitu individu atau pejabat Humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan atau informasi yang akan disampaikan. 2) Message, suatu gagasan, dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan
komunikator
kepada
perorangan
atau
kelompok
tertentu
(komunikan). 3) Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayaknya. 4) Receiver, pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
5
Ibid (Hal. 81)
11
5) Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut. Dapat berakibat positif maupun negatif bergantung kepada tanggapan, persepsi, dan opini dari hasil komunikasi tersebut. Sedangkan fungsi komunikasi menurut A.W. Widjaya dalam buku “Komunikasi dan Hubungan Masyarakat” dapat dirumuskan sebagai berikut:6 1) Informasi. Pengumpulan, penyampaian, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambaran, fakta dan pesan opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain dapat mengambil keputusan yang tepat. 2) Sosialisasi. Menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang untuk bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di masyarakat. 3) Motivasi. Menjelaskan tujuan setiap masyarakat, baik jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya serta mendorong kegiatan individu. 4). Diskusi.Menyediakan dan saling menyebar fakta yang diperlukan untuk Persetujuan.
6
A.W. Widjaya, Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1993. Hal. 64
12
2.2. Pengertian Public Relations. Hingga saat ini PR/Humas masih sering disalah artikan terutama menyangkut tugas dan peranannya. Banyak PR pada suatu lembaga/Organisasi yang sangat terbatas wewenangnya sehingga tidak dapat mencapai hasil yang optimal dalam menjalankan tugasnya. Sering terjadi mereka hanya di tugaskan hanya membuat kliping, membuat rilis, surat-menyurat dan sebagainya yang sebetulnya sangat jauh dari tugas yang sebenarnya karena itu hanya sebagian kecil dari tugas PR. Untuk lebih jelas mengenai pengertian PR, maka berikut akan diuraikan beberapa definisi PR menurut para ahli. Pengertian PR menurut John Marston yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi adalah hubungan masyarakat merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap public, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara sebuah organisasi demi kepentingan public, dan melaksanakan program kegiatan atau komunikasi untuk meraih pengertian umum dan dukungan public.7 Sedangkan menurut Cultip, Center dan Brown menyebutkan public relations is the distinctive management function which help estabilish and mutual lins of communications, understanding, acceptance and cooperation between on organization and its public (PR adalah funsi maqnajemen secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama antara organisasi dengan berbagai publiknya).8
7
Onong Uchjana Effendi, Hubungan Masyarakat Prinsip, Kasus, Masalah. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta, 1972, hal. 177 8 Soleh Soemitrat dan Elvirano Ardianto, Dasar-dasar Public Relations. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal. 14
13
Kemudian pengertian PR berikutnya menurut Denny Grisword, editor PR news, mengungkapkan bahwa adalan fungsi manajemen
yang mengevaluasi public,
memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan public, dan membuat perencanaan dan melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan public.9 Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa peranan PR begitu penting yang pada intinya menjalankan fungsi manajemen. Kaitannya dengan penelitian ini adalah bagaimana PR dapat menjaga alur komunikasi, pengertian dan pemahaman sehingga tercipta kerja sama antara organisasi dengan publiknya atau stakeholdersnya.
2.3. Fungsi public relations. Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Menurut Rosady Ruslan pada prinsipnya, secara structural, fungsi humas/PR dalam organisasi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi. Humas terikat langsung dengan fungsi Top manajemen.10 Menurut pakar humas Internasional Cultip & Centre, dan Canfield fungsi public relations dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 9 10
Soleh Soemitrat dan Elvirano Ardianto, Op. Cit, hal. 12 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komnikasi Konsepsi dan Aplikasi. Penerbit PT. Remaja Grafindo Persada, 2005, hal. 119
14
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi, serta pesan dari badan organisasi kepubliknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.11
2.4. Tugas Public Relations. Mengenai tugas PR dalam perusahaan belum ada ukuran atau deskripsi secara pasti. Namun secara umum terdapat tiga tugas PR dalam organisasi/Lembaga yang berhubungan dengan tujuan dan fungsi PR. Ketiga tugas tersebut adalah : 1. Mengintepretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku public. Kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/Lembaga. Kecenderungan perilaku public diklasifikasikan dengan baik oleh Frank Jeffkins menjadi 4 (empat) situasi/kondisi kecenderungan public yang dihadapi oleh humas, yakni tidak tahu, apatis, prasangka dan memusuhi. Mengacu pada klasifikasi public menurut Jeffkins tersebut, maka tugas humas adalah merubah public yang tidak tahu menjadi tahu, yang apatis menjadi peduli, yang berprasangka menjadi menerima, dan yang memusuhi menjadi simpati. Tugas ini melekat dengan kemampuan praktis humas mengamati dan meneliti prilaku berdasarkan kajian ilmu-ilmu social.
11
Ibid. Hal. 19
15
2. Mempertemukan kepentingan organisasi/Lembaga dengan kepentingan public. Kepentingan organisasi/Lembaga dapat menjadi jauh berbeda dengan kepentingan public dan sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini sedikit berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama. Dalam kondisi yang manapun, tugas humas adalah mempertemukan kepentingan ini menjadi saling dimengerti, dipahami, dihormati, dan dilaksanakan. Bila kepentingannya berbeda, maka humas dapat bertugas untuk menghubungkannya. 3. Mengevaluasi program-program organisasi/Lembaga, khususnya yang berkaitan dengan public. Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinggi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wewenang untuk memberi nasihat apakah suatu program sebaiknya diteruskan ataukah ditunda ataukah dihentikan. Disini humas bertugas untuk senantiasa memonitor semua program.12
2.5. Peran Public Relations. Peran PR dalam organisasi/perusahaan cukup beragam atau berbeda-beda. Namun pada intinya terdapat empat peran besar dalam praktek hubungan masyarakat, yaitu: a. Teknisi Komunikasi. Kebanyakan praktisi memulai karir hubungan masyarakat mereka sebagai teknisi komunikasi. Biasanya dalam deskripsi kerja tingkat pemula tercantum syarat keterampilan komunikasi dan jurnalistik. Teknisi komunikasi ditujukan untuk 12
Farida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat. Penerbit PT. Ghalia Indonesia Dengan UUM Press, Bogor, 2004, hal. 25-26
16
menulis dan menyunting majalah karyawan, menulis siaran pers dan cerita feature, mengembangkan isi situs Web, dan berurusan dengan kontak media. b. Penentu Ahli. Ketika praktisi menjalankan peran ahli, sehingga tentunya akan dipandang oleh pihak lain sebagai yang berwenang atas masalah dan penyelesaian hubungan masyarakat. Manajemen puncak menyerahkan hubungan masyarakat di tangan sang ahli dan mengambil peran yang relatif pasif. Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi ahli bertugas mendefinisi masalah, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas peranannya. c. Fasilitator Komunikasi. Peran fasilitator komunikasi menjadikan praktisi sebagai pendengar yang sensitif dan pialang informasi. Fasilitator komuinikasi berfungsi sebagai penghubung, penerjemah, dan mediator antara komunikasi dan public. Mereka mengelola komunikasi dua arah, memfasilitasi perubahan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan, dan membuat sasaran komunikasi tetap terbuka. d. Fasilitator Pemecah Masalah. Praktisi yang mengambil peran fasilitator pemecah masalah bekerja sama dengan manajer lainnya dalam mendefinisi dan menyelesaikan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan strategis.13 Dari empat macam peran yang dimainkan oleh humas dalam praktek kerjanya tersebut, maka dapat ditangkap bahwa dalam peranannya tersebut, humas sekali lagi tidak jauh dari komunikasi. Komunikasi mutlak dilakukan untuk menjalin hubungan yang
13
Scott M. Cultip, Effective Public Relations. Majalah Indeks, Jakarta, 2005, hal. 32-37
17
harmonis dengan publiknya baik public internal dan public eksternal. Sebagai landasan perencanaan dan program kerja manajemen strategi humas (Strategy Management of Public Relations), yaitu secara garis besar memenuhi faktorfaktor sebagai berikut: 1. Melakukan atau merancang suatu “SWOT Analisis”, yaitu untuk memprediksi sejauh mana sumber-sumber daya kekuatan atau kemampuan dan posisi kelemahan (strengths and weekness), yang dilihat dari segi internalnya. Kemudian sejauh mana pengevaluasian mengenai kesempatan atau peluang yang ada (opportunities) dan bahkan berupa ancaman (threats) yang datang dari segi eksternalnya. 2. Mengevaluasi mengenai perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, pengkomunikasian, dan pencapaian tujuan yang diharapkan di masa-masa mendatang khususnya dan mencapai tujuan bersama yang terintegrasi dengan tujuan organisasi/Lembaga pada umumnya. 3. Melaksanakan
manajemen
dan
aktivitas
public
Relations
berdasarkan
pengumpulan fakta (Fact Finding), perencanaan (Planning), Komunikasi (Communication), Pelaksanaan (Implementasi) dan pengevaluasian (evaluating). 4. Penyampaian analisis fakta dan aktual yang ada beredar di masyarakat, baik mengenai persepsi, sikap, maupun opini dan lain sebagainya, berdasarkan pengamatan kliping beritaq yang disiarkan di berbagai massa media cetak, bahan publikasi perusahaan dan mengadakan wawancara tertentu dengan pihak audiens atau tokoh yang dianggap terkait dengan kepentingan tetentu.14
14
Ibid, hal. 135-136
18
Akan tetapi dalam implementasinya faktor-faktor tersebut tidak selalu menjadi patokan bagi humas sebagai landasan perencanaan dan program kerja. Karena tidak sedikit pula yang lebih mengembangkan dari masing-masing faktor tersebut maupun lebih disederhanakan. Hal itu tentu tergantung kondisi internal maupun eksternal yang mempengaruhi. Pada dasarnya, humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang bersifat nonkomersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinggi, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah. Kebutuhan akan kehadirannya tidak dapat dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Danny Griswood dalam bukunya “Public Relations News, International Public Relations Weekly for Executives”, mengatakan: “Public relations adalah fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikapsikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang atau perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik”.15 Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
15
Bambang Siswanto, Hubungan Masyarakat Teori dan Praktek, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1992. Hal. 4
19
Landasan umum dalam proses penyusunan strategi Public Relations yang berkaitan dengan fungsi-fungsi PR melekat pada manajemen suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut: 16 1) Mengidentifikasi permasalahan yang muncul. 2) Identifikasi unit-unit sasarannya. 3) Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya. 4) Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran. 5) Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relations. 6) Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan. 7) Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi public relations, dan taktik atau cara
menetapkan
langkah-langkah
program
yang
telah
direncanakan,
dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian/evaluasi hasil kerja. Dalam pelaksanaan kegiatannya, humas akan menggunakan konsep-konsep tersebut untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya, seperti membuat rencana, melakukan persiapan-persiapan, melakukan aksi dan komunikasi dan diakhiri dengan tindakantindakan pengendalian melalui proses evaluasi. Dengan proses tersebut, diharapkan tujuan semula organisasi atau perusahaan dapat tercapai dan melihat berhasil atau tidaknya kegiatan yang sudah diselenggarakan. Humas pada intinya adalah berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan dan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian humas adalah suatu
16
Ahmad, S, Adnanputra, PR Strategy, Gramedia Widiasarana, Jakarta, 1994. Hal. 130
20
bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial maupun non-komersial, di sektor publik (pemerintah) maupun privat (swasta).
2.4.1 Corporate Social Responsibility (CSR) 2.4.2. Konsep CSR Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) boleh dikatakan sebagai konsep yang telah lama dikenal dalam sejarah, ada bukti-bukti tentang kepedulian kalangan bisnis terhadap masyarakat selama berabad-abad. Namun memang baru dalam abad ke-20 terutama 50 tahun terakhir CSR di kupas dalam tulisan-tulisan para ilmuwan dan juga menjadi isu cukup hangat untuk diperdebatkan di kalangan bisnis. Dalam perkembangannya, Corporate Social Responsibility yang dipraktikkan oleh korporat memiliki istilah atau nama yang kadang-kadang berbeda. Muslim Basya menyebutkan beberapa istilah digunakan yang tidak selalu sama dan terus berubah apabila membicarakan CSR seperti, etika Bussiness, good corporate citizenship, tanggung jawab sosial perusahaan dan berkesinambungan.17 Bila berbicara CSR, belum ada batasan atau definisi yang secara pasti. Ada banyak pihak atau ahli yang mendefinisikan CSR, dan tentunya masing-masing memberikan penekanan-penekanan yang beragam pula. Namun kita tidak perlu mencari perbedaan dari definisi-definisi tersebut karena pada dasarnya Corporate Social Resposibility memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda. Untuk lebih memberikan pemahaman mengenai CSR, berikut akan diuraikan beberapa definisi CSR yang 17
Muslim Bsya, Perhumas Dalam Warna Menyusun Strategi, Membangun Korporasi dan Menjaga Reputasi. Penerbit BPP PERHUMAS, Bandung, 2004. Hal. 9
21
berkaitan dengan penelitian ini. Pengertian Corporate Social Responsibility menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, yaitu: Corporate Social Responsibility is a Commitment to improve community weelbeing through discretionary business practices and contributions of corporate resources. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen untuk memperbaiki komunitas malalui praktik bisnis yang bijaksana dan kontribusi dari daya sumber perusahaan.18 Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tentang nilai dan standar yang dilakukan berkaitan dengan beroperasinya korporat. Berdasar Trinidad dan Tobasco Burcau of Standars (TTBS) menyatakan bahwa corporate social responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti local dan masyarakat secara luas. 19 Sedangkan menurut The World Business Council For Suistanable Development (WBCSD), definisi Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab perusahaan secara sosial adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komuniti-kominiti setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Dengan kata lain corporate social responsibility merupakan cara korporat mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada masyarakat.
18
Philip Kotler dan Nancy Lee, Corporate Social Responsibility doing the most good for your company and your cause, Penerbit Willey & Sons Inc, New Jersey, 2005. Hal. 48 19 Arif Budimanta, Adi Prasetijo, Bambang Rudito, Op. Cit. Hal. 72
22
Sedangkan Muslim Basya dalam buku perhumas dalam warna mendefinisikan CSR secara umum sebagai mencapai tujuan perusahaan secara komersial dengan menjunjung tinggi nilai etika dengan cara menghargai masyarakat dan orang-perorangan, serta lingkungan (natural environment). Hal ini juga berarti bahwa perusahaan melaksanakan dan mematuhi hukum, budaya, etika business, dan harapan-harapan lainnya dalam menjalankan business. Singkat kata segala keputusan-keputusan yang dibuat memenuhi harapan secara seimbang terhadap semua stakeholders.20
2.4.3. Tahapan Pelaksanaan Corporate Social Responsibility. Dalam pelaksanaan CSR setiap perusahaan berbeda dalam langkah-langkah implementasi tergantung kepada beberapa faktor seperti, besar kecilnya perusahaan, sektor usaha, budaya perusahaan dan nilai (value) yang di anut, dan terpenting komitmen manajemen atau pimpinan perusahaan. Ada yang hanya memfokuskan kepada area tertentu, misalnya lingkungan hidup atau polusi, atau pengembangan ekonomi masyarakat, sementara yang lain mengintegrasikan Visi CSR kedalam seluruh aspek dari operasi perusahaan. Berikut contoh strategi dalam rangka menjadikan CSR sebagai langkah nyata dari komitmen perusahaan: Menyusun penyataan tentang Misi, Visi, dan nilai-nilai (Mission, and Values Statement).
20
Ibid. Hal. 72-73
23
Apabila CSR dianggap sebagai bagian integral dari proses pengambilan keputusan oleh manajemen, maka selayaknya tempat CSR akan berada ditempat yang penting dalam Misi, Visi dan Nilai-nilai perusahaan. Walaupun terlihat sederhana pencantuman nilai CSR dalam Misi dan Visi akan memberikan pandangan yang dalam, bukan hanya bertujuan untuk mencari laba atau menjadi yang terbaik, menjadi terbesar, tetapi juga perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial, di mana semua keputusan yang di buat merupakan keseimbangan dari kebutuhan-kebutuhan semua stakeholders, karyawan, masyarakat, lingkungan sekitar dan kelestarian lingkungan.21 Tujuan dari sistem manajemen CSR adalah untuk mengintegrasikan CSR kedalam Nilai-nilai dan budaya perusahaan (values and corporate culture), selanjutnya bercermin didalam setiap keputusan penting, kedalam operasi perusahaan, sehingga menjadi bagian dari setiap jenjang didalam organisasi perusahaan termasuk para karyawan. 22 Sebagai mana dikemukakan sebelumnya, sistem atau cara biasa berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Yang terpenting bahwa komitmen CSR haruslah berada pada manajemen puncak sehingga pelaksanaanya konsisten dan terusmenerus yang pada gilirannya akan terjadi perbaikan dan peningkatan pelaksanaan.23 Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan CSR, akan memberikan pengaruh yang positif bagi perusahaan-perusahaan lain untuk mempunyai komitmen yang sama. Pada akhirnya CSR akan menjadi daya tarik bagi semua pihak, karena keberadaan dan kelangsungan perusahaan tergantung pada stakeholdersnya.24
21
Muslim Basya, Op. Cit. Hal.14 Ibid. Hal. 14-15 23 Ibid. Hal. 15 24 Ibid. Hal. 14-15
22
24
2.4.4. Prinsip Corporate Social Responsibility. ada beberapa prinsip yang perlu dicermati atau ditelaah mengenai CSR. Warhurst mengusulkan 16 prinsip tanggung jawab sosial korporat (CSR), yaitu: 1. Prioritas Korporat. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi Korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan. Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan program dan praktik dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial. 2. Manajemen terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktik kedalam Setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen. 3. Proses perbaikan. Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program Dan kinerja sosial korporat, mempertimbangkan temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan criteria sosial tersebut secara internasional. 4. Pendidikan karyawan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta Memotivasi karyawan. 5. Kajian. Selalu melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan Atau proyek baru dan sebelum menutup suatu fasilitas atau pabrik. 6. Produk dan jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak Negatif secara sosial. 7. Informasi public. Memberi informasi dan bila diperlukan mendidik pelanggan, Distributor, dan public tentang penggunaan, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk dan begitu juga halnya dengan jasa.
25
8. Fasilitas dan operasi. Mengembangkan, merancang dan mengoperasikan fasilitas Serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial. 9. Penelitian. Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, Produk, proses emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha dan penelitian pun jadi sarana untuk menimbulkan dampak negatif. 10. Prinsip pencegahan. Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau penggunaan Produk atau jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir, untuk mencegah dampak sosial yang negatif. 11. Kontraktor dan pemasok. Mendorong penggunaan prinsip-prinsip tanggung jawab Sosial korporat dijalankan kalangan kontraktor dan pemasok, selain mendorong dan bila diperlukan memprasyaratkan perbaikan dalam praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok. 12. Siaga menghadapi darurat. Menyusun dan merumuskan rencana menghadapi Keadaan darurat, dan bila terjadi keadaan bahaya bekerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal. Sekaligus mengakui potensi bahaya yang muncul. 13. Alih praktik yang baik. Menyumbangkan pengembangan dan alih praktik bisnis Yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sector public. 14. Memberi sumbangan pada ikhtiar bersama. Memberi sumbangan untuk Pengembangan kebijakan public dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
26
15. Keterbukaan. Menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan Public, mengantisipasi dan memberi respon terhadap keprihatinan pekerja dan public atas kemungkinan keadaan bahaya dan dampak operasi, produk, limbah atau jasa. 16. Pencapaian dan Pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit Sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan criteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan juga berdasarkan prinsip-prinsip ini, dan menyampaikan informasi ini pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan public.25 Peran public relations tentu sangat penting, jika 16 prinsip diatas diterima sebagai prinsip dalam menjalankan korporat yang bertanggung jawab secara sosial.
2.4.5. program dan bidang-bidang Program CSR. Kotler dan Lee mengidentifikasi enem pilihan program bagi perusahaan untuk melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial sekaligus sebagai wujud komitmen dari tanggung jawab sosial perusahaan. Enam program tersebut adalah:
25
Yosal Iriantara. Op. Cit. Hal. 59-60
27
1. Cause Promotions. Dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau pelanggan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah sosial tertentu seperti bahaya narkotika. 2. Cause releated marketing. Bentuk kontribusi perusahaan dengan menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu. 3. Corporate social marketing. Di sini perusahaan membentuk pengembangan maupun implementasi dari kampanye dengan focus untuk merubah prilaku tetentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti misalnya kebiasaan berlalu-lintas yang beradab. 4. Corporate Philantrophy. Adalah inisiatif perusahaan dengan memberikan kontribusi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih sering dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai. 5. Community Volunteering. Dalam aktivitas ini perusahaan memberikan bantuan dan mendorong karyawan, serta mitra bisnisnya untuk secara sukarela terlibat dan membentuk masyarakat setempat. 6. Social responsible business pratices. Ini adalah sebuah inisiatif di mana perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tetentu serta investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan melindungi lingkungan.26
26
Philip Kotler dan Nancy Lee, Corporate Social Resposibility doing the most good for your company and your cause. Penerbit Wille & Sons. Inc, New Jersey, 2005. Hal. 49-207
28
Iriantara dalam bukunya, dalam pelaksanaannya bidang-bidang program tanggung Jawab sosial korporat dibagi kedalam beberapa bidang, yaitu: 1. Komunitas dan masyarakat luas. Unsur potensial yang tercakup antara lain meliputi: kajian dampak sosial, konsultasi komunitas, program pengembangan masyarakat, program penduduk setempat, filantropi, memperkerjakan tenaga local, program merespons kondisi darurat, pemantauan HAM dan sebagainya. 2. Program-program karyawan. Unsur potensial yang tercakup antara lain: pelatihan/kemajuan karir, program insentif, program-program bantuan karyawan, partisipasi karyawan dalam pengembalian keputusan, pekerja anak/HAM, kesehatan dan keselamatan kerja, saluran komunikasi yang terbuka antara karyawan dan manajer, survey kepuasan karyawan, negosiasi kolektif. 3. Program-program penanganan pelanggan atau produk. unsur potensial yang tercakup antara lain meliputi: program penanganan produk, program pelabelan, informasi kesehatan dan lingkungan pada produk dan jasa, keterlibatan pelanggan dalam pengembangan produk, kajian pelanggan, komunikasi dengan pelanggan berdasarkan standar perusahaan. 4. Program-program lingkungan. unsur potensial yang tercakup antara lain meliputi: rancangan lingkungan, manajemen akhir pemakaian, program efisiensi sumber daya, program pengadaan berwawasan lingkungan, evaluasi lingkungan atas investasi/proyek modal. 5. Program-program keterlibatan stakeholder. Unsur potensial yang tercakup antara lain meliputi: komunikasi berbasis Web, pertemuan dengan komunitas atau balai kota, survey, komite manajemen bersama, dewan penasihat dan sebagainya.
29
6. Program-program komunikasi dan pelaporan. unsur potensial yang tercakup antara lain meliputi: memasukkan data pembangunan sosial dalam laporan tahunan, membuat laporan tersendiri tentang lingkungan hidup, Situs Web, berbagai laporan pada pemerintah, kombinasi pelaporan sosial, ekonomi dan lingkungan. 7. Pemegang saham. unsur potensial yang tercakup antara lain meliputi: semua informasi tentang program atau kegiatan yang dijalankan perusahaan untuk melibatkan pemegang saham dalam hal-hal non financial. Dan informasi semua tentang cara yang dilakukan perusahaan dalam menyampaikan informasi kepada pemegang saham minoritas (yang bukan suara mayoritas atau tak punya pengaruh signifikan pada pengambilan keputusan) yang memungkinkan mereka bisa beradaptasi secara efektif dalam pengambilan keputusan perusahaan. 8. Program-program pemasok. unsur potensial yang tercakup antara lain meliputi: kajian atas pemasok, komunikasi dengan pemasok, audit pemasok internal atau pihak ketiga, dan pelatihan atau bekerja bersama pemasok untuk memperbaiki kinerja. 9. Program tata-pamong/tata cara. unsur potensial yang tercakup antara lain meliputi: kode etik, system akuntabilitas, system penunjang kode etik dan kajian investasi (HAM, lingkungan hidup).27
27
Yosal Iriantara. Op. Cit. Hal. 62-64
30
2.4.6. Tujuan dan Alasan pelaksanaan Corporate Social Responsibility. Ada keragaman tujuan dalam pelaksanaan CSR. Hal ini diantaranya dikarenakan perbedaan kebijakan masing-masing perusahaan yang mana disesuaikan dengan lokasi tempat perusahaan, komuniti sekitar, bersar kecilnya perusahaan dan sebagainya. Meskipun dermikian pada umumnya mereka memilki tujuan yang tidak jauh berbeda. Beberapa tujuan dari pelaksanaan CSR adalah untuk menciptakan keseimbangan dan berkelanjutan hidup dan hubungan kemitraan yang saling timbal balik antara perusahaan dengan rekanannya (stakeholder lainnya). Tanpa dukungan dan jalinan kemitraan dengan stakeholders lainnya bisa dipastikan dalam waktu dekat mereka mengalami kerugian secara sosial dan ekonomi, akibat berbagai tekanan dan claim yang menyudutkan keberadaan perusahaan mereka, bahkan keberlanjutan dan reputasi mereka.28 Pendapat senada mengenai tujuan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility, mengatakan bahwa selain tujuan pokoknya untuk meningkatkan kesan masyarakat terhadap perusahaan, juga menciptakan hubungan yang baik dengan para karyawan, komunitas sekitarnya, para pendidik, dealer, distributor, pemegang saham, dan pelanggan.29 Selain mempunyai tujuan-tujuan diatas, pelaksanaan CSR juga memiliki alasanalasan yang menunjukan perlunya tanggung jawab sosial perusahaan. Alas an-alasan itu berangkat dari harkat bisnis serta perusahaan tersebut. Adapun alasan-alasan perlunya tanggung jawab sosial perusahaan antara lain:
28 29
Arif Budimanta, Adi Prasetijo, Bambang Rudito. Op. Cit. Hal. 80 Frazier Moore, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. Hal. 638
31
a. Kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin berubah. b. Kewajiban moral. c. Terbatasnya sumber daya. d. Lingkungan sosial yang lebih baik. e. Perimbangan tanggung jawab dan kekuasaan. f. Bisnis mempunyai sumber-sumber daya yang berguna. g. Keuntungan jangka panjang.30
2.4.7. Manfaat Corporate Social Responsibility. Pelaksanaan CSR bukanlah suatu yang sia-sia. Meskipun ada beberapa argument yang menentang anggapan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial. Hal ini kerena beberapa dari mereka masih beranggapan bahwa tujuan bisnis adalah mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun anggapan tersebut dapat berubah apabila mereka dapat melihat manfaat tanggung jawab sosial korporat yang sesungguhnya. Dalam tahun-tahun terakhir beberapa fakta menunjukkan perusahaan-perusahaan yang menjalankan CSR pada akhirnya memperoleh hal yang menjadi prioritas utama setiap perusahaan yaitu, peningkatan keuntungan dan efisiensi. Walaupun pada tahap awal perusahaan harus mengeluarkan dana dan daya (resources), tetapi dalam jangka panjang mendapat imbalan yang sangat penting bagi kelanjutan perusahaan (sustain) yaitu, Laba dan Citra.31
30
A. Sonny Keraf dan Robert Haryono Imam, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Kanisius, 1995, hal. 92-96 31 Muslim Basya. Op. Cit. Hal. 15
32
Sebuah perusahaan yang dianggap bertanggung jawab terhadap lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial justru akan memnadap keuntungan baik dari peningkatan reputasi dengan masyarakat yang akan mendorong meningkatnya reputasi dikalangan inmdustri, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan-kesempatan usaha. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Environics International CSR monitor (2001) menuinjukkan hal-hal mempengaruhi opini seseorang terhadap reputasi perusahaan adalah social responsibility (49%), kualitas produk (40%), dan kinerja perusahaan secara keseluruhan (32%).32 Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa pada intinya muara dari pelaksanaan CSR adalah meningkatnya reputasi perusahaan yang pada gilirannya mendorong peningkatan keuntungan. Namun manfaat yang didapat tersebut tidak diperoleh secara instant. Dan memang pelaksanaan CSR tersebut merupakan investasi di masa mendatang.
32
Ibid. Hal. 16
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.
3.1. Tipe Penelitian. Tipe penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif. yang bertujuan untuk memberikan gambaran fakta secara factual dan cermat. Secara harfiah, penelitian deskrpitif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam artian, penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriptif.33 Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.34 Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian lainnya. Mereka menyebut metode yang ‘melulu’ deskriptif sebagai penelitian survey atau penelitian observasional.35
33
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Rajawali Press, Jakarta, 1983, hal. 76 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal. 63 35 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 24 34
34
Dalam konteks ilmu komunikasi, sebagaimana juga konteks ilmu-ilmu sosial (social sciences) dan ilmu-ilmu perilaku (behavioral sciences) yang lebih luas, metode penelitian kualitiatif kadang kala dipahami sebagai lawan dari__atau setidaknya banyak berbeda dengan__metode penelitian kuantitatif. Perbedaan yang ada meliputi beberapa hal, misalnya tujuan. Penelitian komunikasi kualititatif biasanya tidak dimaksudkan untuk
memberi
penjelasan-pnejelasan
(explanations),
mengontrol
gejala-gejala
komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih
dimaksudkan
untuk
mengemukakan
gambaran
dan/atau
pemahaman
(understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.36 Isaac dan Michael menyembutkan bahwa metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat.37 Penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa dan penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.38 Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat luas, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tetentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pendangan-pandangan, serta prosesproses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam
36
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKiS, Yogyakarta, 2007, hal. 35 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 23 38 Ibid. Hal. 24 37
35
metode deskriptif, peneliti bisa membandingkan fenomena-fenomena tetentu sehingga merupakan studi komperatif.39 Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala yang menjawab pertanyaan sehubungan dengan penelitian saat ini.40 Dari pengertian di atas dapat di pahami bahwa , tipe penelitian deskriptif di mana penulis bertindak sebagai pengamat dari apa yang di teliti berdasarkan fakta yang ada sebagai obyek penelitian. Jadi dalam penelitian deskriptif menjelaskan suatu fenomena mengenai masalah tertentu atau situasi tertentu yang digambarkan atau dilukiskan melalui kata-kata secara sistematis untuk mengungkap fakta yang ada berkaitan dengan tujuan penelitian. 3.2. Metode Penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif . Metode kualitatif menggunakan khasanah dari pengalaman pribadi, kisah hidup, wawancara, observasi, dan sejarah. Metode kualitatif tidak dapat di ukur secara statistik, melainkan harus di ukur melalui pengalaman dan pengumpulan fakta yang ada di lapangan.41 Sedangkan pendekatan kualitatif dipilih oleh peneliti dengan alasan bahwa dimensi penelitian
yang ingin diungkapkan lebih bersifat kualitatif dari pada
pengungkapan dengan data kuantitatif. Dan pada penelitian kualitatif berciri deskriptif yang artinya data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambaran bukan berupa angka-angka yang sering terdapat pada tipe penelitian kuantitatif. 39
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hal. 55 Sumanto, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, And Offset, Yogyakarta, 1990, hal. 6 41 Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta, 1992, hal. 157 40
36
3.3. Teknik Pengumpulan Data. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data.42 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 3.1.1
Teknik Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti,
adapun teknik pengumpulan data primer dengan : 1. Wawancara Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data. Wawancara dilakukan terutama karena ada anggapan bahwa respondenlah yang paling tahu tentang diri mereka sendiri, sehingga informasi yang tidak dapat diamatinya atau tidak dapat diperoleh dengan alat lain, akan diperoleh dengan wawancara.43 2. Observasi Penulis melakukan pengamatan terhadap kegiatan sambut bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri yang telah berjalan. Hasil pengamatan tersebut dapat digunakan untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan mengenai kegiatan Sambut bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri.
42 43
Mohammad Nazir, Op Cit. Hal. 211 Rianto Adi, Op Cit, Hal. 72
37
3.1.2
Teknik Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang sudah dalam bentuk jadi, seperti data dalam
dokumen dan publikasi, adapun data sekunder diperoleh melalui : 1. Studi Dokumen atau Bahan Pustaka Jika data yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian dicari dalam dokumen atau bahan pustaka, maka kegiatan pengumpulan data itu disebut sebagai studi dokumen atau “literature study”. Data yang diperlukan sudah tertulis atau diolah oleh orang lain atau suatu lembaga; dengan kata lain datanya sudah “matang” (jadi), dan disebut data sekunder.44 Guna menunjang pengumpulan data maka dilakukanlah studi kepustakaan yang meliputi jurnal, serta referensi lainnya. Seperti surat kabar, majalah, dan internet. Serta data-data dari perusahaan sendiri seperti annual report, newsletter dan media internal lainnya.
44
Rianto Adi, Op Cit, Hal. 61
38
3.4. Key Informan. Key informan adalah orang-orang atau mereka-mereka yang memberikan informasi yang berkaitan dengan topik yang diambil kategorinya adalah mereka yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan Aktivitas Humas PT. Telkom Tbk Dalam Mengelola Corporate Social Responsibility (CSR) pada program “Sambut Bulan Suci Ramadhan Dan Idul Fitri Bersama Telkom” periode September 2008”. Adapun Key informannya adalah: 1. Mas’ud Khamid (Executive General Manager Telkom Divre II Jakarta ). Sebagai pihak yang melakukan pelaksanaan Program Safari Ramadhan dan Idul Fitri PT. Telkom Tbk, sehingga dapat memberikan informasi mengenai Program Sambut Bulan Suci Ramadhan Dan Idul Fitri Bersama Telkom. 2. Dede Kusmiati (Karyawan PT. Telkom.) Sebagai pihak yang dapat memberikan pendapatnya saat mudik gratis yang di selenggarakan oleh PT. Telkom. 3. Bpk Jalal ( Penjaga Wartel). Sebagai pihak yang ikut dalam penyelenggaraan Mudik gratis PT. telkom.
39
3.5. Definisi Konsep. Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Menurut Masri Singaribuan, konsep adalah merupakan unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak.45 Agar tidak menimbulkan kerancuan atau kesalah pahaman, maka diperlukan batasan-batasan konsep dari judul penelitian, konsep-konsep tersebut terdiri dari: 1. Aktivitas Humas. Menciptakan hubungan harmonis antara organisasi / perusahaan yang di wakilinya dengan publiknya sebagai sasaran khalayak yang terkait dengan komunitas. 2. Corporate Social Responsibility. Adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komuniti-komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam sangka meningkatkan kualitas kehidupan.
45
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1982, Hal. 28
40
3.6. Fokus Penelitian. Aktivitas dalam mengelola CSR merupakan suatu alternatif optimal atau cara dalam hal ini yang dipilih oleh Public Relations untuk menangani program CSR sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan terhadap stakeholdersnya guna mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh public relations. Maka penulis lebih memfokuskan penelitiannya pada Aktivitas yang merupakan cara yang dipilih Humas untuk ditempuh dalam pengelolaan CSR yaitu pada program Telkom “ Sambut Bulan Suci Ramadhan Dan Idul Fitri Bersama Telkom” periode September 2008 guna mencapai suatu objective yang telah ditetapkan. Tahapan-tahapan yang di tempuh Humas dalam pengelolaan CSR meliputi: a. Fact Finding 1. Pengumpulan data mudik gratis bersama Telkom. 2. Pengumpulan data pelayanan mudik gratis di posko mudik Telkom. 3. Pengumpulan data pemberian santunan. b. Planning. 1. Cost mudik karyawan dan mitra kerja Telkom. 2. Kegiatan mudik gratis Telkom. c. Communicating. 1.Target peserta mudik gratis adalah : a. karyawan dan keluarganya. b. mitra kerja Telkom seperti penjaga wartel, Outlet Voucher, PT. Telkomsel, PT. Pramindo Ikat Nusantara, PT. Telekomunikasi Internasional, PT. Multi Media Nusantara dan PT. Graha sarana duta.
41
d. Implementasi 1. Pelaksanaan program Telkom group Peduli Siaga. 2. Pelaksanaan penyelenggaraan layanan pos Telkom mudik gratis. e. Evaluating. 1. Pembahasan hasil kegiatan. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Adapun kekurangan nya antara lain kendala cuaca dan kurang nya koordinasi di lapangan. 3.7 Teknik Analisis Data. Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam penelitian, karena dengan analisalah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.46 Teknik analisa data penelitian ini adalah dengan menggunakan Deskriptif Kualitatif, yakni merupakan cara guna memperoleh gambaran dan tindakan dengan menggunakan wawancara dengan key informan. Setelah itu analisa disajikan dalam bentuk narasi untuk mengetahui Aktivitas humas dalam PT. Telkom dalam mengelola CSR pada program “Sambut Bulan suci ramadhan dan Idul fitri bersama Telkom” periode September 2008. Cara untuk mengetahui Aktivitas humas dalam PT. Telkom dalam mengelola CSR pada program “Sambut Bulan suci ramadhan dan Idul fitri bersama Telkom” periode September 2008, yakni dengan cara wawancara.
46
Mohammad Nazir, Op Cit, Hal. 405
42
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1
Latar Belakang Perusahaan
4.1.1
Sejarah Perusahaan PT
Telekomunikasi
Indonesia,
Tbk.
(telkom)
merupakan
perusahaan
penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. telkom (yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau Perusahaan) menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Sampai dengan 31 Desember 2006 jumlah pelanggan telkom sebanyak 48,5 juta pelanggan yang terdiri dari pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 4,2 juta pelanggan dan 35,6 juta pelanggan jasa telepon bergerak. Pertumbuhan jumlah pelanggan telkom di tahun 2006 sebanyak 30,73% telah mendorong kenaikan Pendapatan Usaha telkom dalam tahun 2006 sebesar 23% dibanding tahun 2005.47 Sejalan dengan visi telkom untuk menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional serta mewujudkan telkom Goal 3010 maka berbagai upaya telah dilakukan telkom untuk tetap unggul dan leading pada seluruh produk dan layanan. Hasil upaya tersebut tercermin dari market share produk dan layanan yang unggul
47
Sustainability Report PT. Telkom 2006
43
di antara para pemain telekomunikasi. Selama tahun 2006 Telkom telah menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya The Best Value Creator, The Best of Performance Excellence Achievement, Asia’s Best Companies 2006 Award dari Majalah Finance Asia. Saham Telkom per 31 Desember 2006 dimiliki oleh pemerintah Indonesia (51,19%) dan pemegang saham publik (48,81%), yang terdiri dari investor asing (45,54%) dan investor lokal (3,27%). Sementara itu harga saham Telkom di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2006 telah meningkat sebesar 71,2% dari Rp 5.900,menjadi Rp 10.100,-. Kapitalisasi pasar saham telkom pada akhir 2006 sebesar USD 22,6 miliar. Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh Telkom, penguasaan pasar untuk
setiap
portofolio
bisnisnya,
kuatnya
kinerja
keuangan,
serta
potensi
pertumbuhannya di masa mendatang, saat ini Telkom menjadi model korporasi terbaik Indonesia. Berikut adalah History PT. Telkom mulai Tahun 1884 – 2005 : a. 1884 Pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta untuk menyediakan layanan pos dan telegrap dosmetik dan, selanjutnya, layanan telegrap internasional. b. 1906 Pemerintah kolonial Belanda membentuk instansi pemerintah untuk mengontrol seluruh layanan pos dan telekomunikasi di Indonesia. c. 1961 Sebagian besar dari layanan ini dialihkan ke perusahaan milik negara yang baru didirikan untuk menyediakan layanan pos dan telekomunikasi di Indonesia.
44
d. 1965 Pemerintah memisahkan layanan pos dan telekomunikasi menjadi dua perusahaan milik negara, yaitu PN Pos dan Giro serta PN Telekomunikasi. e. 1974 PN Telekomunikasi selanjutnya dipecah menjadi dua perusahaan milik negara, yaitu Perusahaan Umum Telekomunikasi (“Perumtel”) untuk menyediakan layanan telekomunikasi domestik dan internasional serta PT Industri Telekomunikasi Indonesia Tbk (“PT INTI”) untuk menyediakan manufacturing peralatan telekomunikasi. f. 1991 Perumtel diubah menjadi “Persero”, atau perseroan terbatas milik negara dengan tujuan komersial dan diganti namanya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, yang dikenal sebagai Telkom. g. 1995 Pemerintah melakukan penjualan saham Telkom melalui penawaran saham perdana (Initial Public Offering). Saham Telkom tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dan tercatat dalam bentuk ADS di Bursa Efek New York dan Bursa Efek London. Selain itu saham Telkom juga terdaftar di Jepang dalam bentuk Public Offering With out Listing. h. 1997 Telkom mengadakan perjanjian kerjasama dengan operasi (KSO) untuk memperoleh kendali atas mitra KSO di wilayah I, III dan VI serta mengubah perjanjian KSO wilayah IV dan VII.
45
i. 1999 Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Telekomunikasi No. 36 tentang panduan utama bagi reformasi industri, termasuk liberalisasi industri, fasilitasi pemain baru dan persaingan yang ditingkatkan. j. 2001 Telkom memperoleh kepemilikan 35% Indosat di Telkomsel. Telkom memiliki 77,72% saham Telkomsel dan Indosat memperoleh 22,5% kepemilikan hak Telkom di Satelindo dan 37,7% kepemilikan di Lintasarta. k. 2002 Telkom menjual 12,72% Telkomsel kepada Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (“SingTel Mobile”), yang membuat kepemilikan Telkom berkurang menjadi 65% saham Telkomsel. l. 2004 Telkom menerima lisensi komersial untuk menyediakan layanan sambungan telpon tidak bergerak SLI. m. 2005 Para Pemegang Saham mengesahkan rencana untuk membeli kembali hingga maksimum 5% dari 20.159.999.279 saham Seri B yang dikeluarkan dan beredar dari Telkom.
46
4.1.2 Visi, Misi , sasaran, & nilai PT. Telkom
4.1.2.1 Visi Menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional.
4.1.2.2 Misi Memberikan pelayanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. Telkom akan mengelola bisnis melalui praktik-praktik terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.
4.1.2.3 Sasaran Telkom telah menetapkan tiga sasaran strategis yaitu: upaya untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan dan marjin laba yang berkelanjutan, upaya untuk menciptakan nilai tambah (value creation) bagi segenap stakeholder, dan upaya untuk mencapai kualitas unggul (quality excellence) dari segi produk dan layanan. Sasaran strategis Telkom adalah menciptakan nilai unggul untuk mencapai kapitalisasi pasar sebesar US$ 30 miliar pada tahun
47
4.1.2.4 Nilai PT. Telkom. Nilai-nilai utama yang ditetapkan dan berusaha ditanamkan pada anggotanya dari yang tertinggi hingga yang terendah tercakup, antara lain;
1.
Integritas Itikad untuk melakukan pekerjaan dengan menjunjung tinggi etika kerja bagi kepentingan perusahaan, pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemerintah dan masyarakat serta bertindak berdasarkan kebijakan, pedoman dan atau peraturan yang berlaku.
2.
Kerjasama Mengutamakan
kepentingan
perusahaan,
keterbukaan,
komitmen,
kepercayaan, partisipasi aktif. Proses kerja bersama berdasarkan komitmen, kepercayaan, keterbukaan, saling membantu dan menghargai serta berpartisipasi aktif dalam memberikan kontribusi dan dukungan bagi kepentingan perusahaan. 3.
Keunggulan Semangat menjadi yang terbaik, pengembangan kemampuan, jaminan, kehandalan, keunggulan teknologi. Niat dan usaha untuk melebihi standar yang diharapkan dengan cara terus menerus mengembangkan kemampuan.
4.
Kemitraan Kesadaran akan adanya saling membutuhkan, kesadaran akan perlunya saling percaya membangun dan atau membina hubungan dengan pihakpihak yang terkait atas dasar saling membutuhkan dan saling percaya untuk kepentingan bersama.
48
5.
Fokus Pada Pelanggan
Prioritize internal as well external customers by understanding and fulfilling the needs over the expectation. Memprioritaskan kalangan internal sebagaimana kalangan eksternal dengan pemahaman dan pemenuhan kebutuhan yang diharapkan.
4.1.3. Pokok-pokok Reposisi peran fungsi-fungsi korporat PT. Telkom. a. Mendukung organisisi persero yang efektif dan efisien melalui optimalisasi tugas dan pekerjaan fungsi serta organisasi yang sederhana dan ramping. b. Menetapkan kebijakan, pedoman, ketentuan dan standar korporat serta tidak menangani kegiatan oprasional fungsi. c. Menjadi consultant dan penasehat bagi direksi sesuai bidang masing-masing. d. Merumuskan arah kegiatan pengembangan kegiatan fungsi yang mendukung strategi korporat dalam mencapai visi dan misi perusahaan di bidang masing-masing. e. Menetapkan strategi dan kebijakan pembinaan kompetensi SDM fungsi menuju profesionalisme fungsi. f. Mengkaji kemungkinan pembentukan unit bisnis yang menangani kegiatan operasional dan jasa penunjang sebagai dampak dari reposisi, untuk meningkatkan nilai tambah dari peran fungsi korporat.
49
4.1.4 Deskripsi Divisi Corporate Communication. Salah satu divisi yang berada langsung dibawah pengawasan dan bertanggung jawab langsung kepada direktur utama adalah Divisi Corporate Communication. Divisi ini terdiri dari : a. Manager Divisi Corporate Communication. Bertanggung
jawab atas fungsi manajemen perusahaan dalam pembentukan dan
pemeliharaan lalu lintas komunikasi pemahaman, penerimaan lalu lintas komunikasi. Pemahaman, penerimaan, dan kerjasama yang berkualitas antara perusahaan dengan publik. Manager Divisi Corporate Communication membawahi langsung CDC (Corporate Development Community). b. Manager CDC (Corporate Development Community). Bertanggung jawab atas fungsi manajemen perusahaan dalam pembentukan dan pemeliharaan lalu lintas komunikasi pemahaman, penerimaan lalu lintas komunikasi. Pemahaman, penerimaan, dan kerjasama yang berkualitas antara perusahaan dengan publik. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, Manager CDC dibantu senior Public Relations Officer (Assistant Manager) Media Relations dan internal Publication dan Senior Public Relations Officer (Assistant Manager) Corporate Promotion dan Community Relation. c. Senior Public Relations Officer (Assistant Manager) Media Relations & internal publication. d. Senior Public Relations officer (Assistant manager) Corporate Promotion & Community Relations. e. Public Relation Officer media relations. f. Public Relations Officer Internal Internal publication.
50
g. Public Relation Officer Corporate Promotion. h. Public Relation Officer Community Relation.
4.2. Struktur Organisasi. Direktur Utama Presiden Direktur (CEO)
Wakil Direktur Utama Wakil Presiden Direktur (COO)
Head of Corporate Affair Para VP / VPs
Head of Corporate Communication Para VP / VPs
Head of Internal Audit Para VP / VPs
Director of
Director of
Director of
Director of
Director of
Director of
Director of
EVP
Network & Solution
Consumer Para VP /
Enterprise &
IT (CIO) Para VP /
Finance (CFO)
Human Capital &
Compliance
Strategic Investment
Para VP /
VPs & SGM
Wholesale
VPs &
Para VP /
GA
Risk
&
Para VP / VPs
SGM
VPs & SGM
Para VP / VPs &
Manageme
Corporate Planning
SGM
Para VP /
VPs SGM GM
& SGM
&
nt
VPs SGM &
Secara umum, organisasi Telkom pada tahun 2008 terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, dan Unit-unit Bisnis. Sejak RUPS Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 28 Pebruari 2008, komposisi Direksi Telkom berubah. Direktur Telkom menjadi berjumlah delapan orang yang terdiri dari Direktur Utama (CEO), Direktur Network & Solution, Direktur Konsumer, Direktur Enterprise & Wholesale, Direktur Keuangan (CFO) dan
Para VP / VPs
51
Direktur Human Capital & General Affairs, Direktur Information & Supply (CIO) serta Direktur Compliance & Risk Management. Dengan perubahan ini, struktur organisasi Telkom menjadi sebagai berikut: Corporate Office Group meliputi Direktorat Human Capital & General Affair, Direktorat Keuangan, Direktorat Information Technology & Supply, Direktorat Compliance & Risk Management, Unit Strategic Investment & Corporate Planning, Internal Auditor Group, Departemen Corporate Affairs dan Departemen Corporate Communications, sedangkan Business Operations Group meliputi Direktorat Konsumen, Direktorat Enterprise & Wholesale dan Direktorat Network and Solution. Organisasi Telkom secara fundamental telah didesain dan dikembangkan untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan jangka panjang yang berfokus kepada kepuasan pelanggan, infrastruktur, penyediaan layanan berkualitas, serta pada pendayagunaan sumber daya yang kompeten.
4.3. Hasil Penelitian. Dalam penelitian ini, guna mendapatkan hasil yang relevan dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana proses kegiatan CSR PT. Telkom sebagai bagian dalam pembentukkan reputasi perusahaan. Maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam (indepth interview) kepada pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan tersebut yaitu Executive General Manager Telkom Divre II Jakarta bapak Mas’ud khamid dan ibu Dede kusmiati sebagai Karyawan PT. Telkom serta bapak Jalal sebagai penjaga wartel. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif yang sesuai dengan metode penelitian studi kasus dan diuraikan secara deskriptif sebagai berikut.
52
4.2.1 Fact Finding. Setiap perusahaan memang sejak awal berdirinya memerlukan dan adanya peran serta dari Public Relations (yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan Humas-Hubungan Masyarakat). Oleh karena itulah perusahaan telekomunikasi terbesar pertama di Indonesia, yakni PT. Telkom pun membutuhkan Public Relations dalam struktur organisasi perusahaan dan dalam menjalankan fungsional serta tugas-tugas dari seorang Public Relations. Adapun mengenai sejarah didirikannya Divisi Public Relations, penulis tidak mendapatkan data yang pasti. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan Executuve General manager Telkom Divre II bapak Mas’ud Khamid, Divisi Public Relations sudah ada sejak PT Telkom mengalami transformasi menjadi perusahaan publik. Menurut pendapat bapak Mas’ud Khamid (Executive General manager Telkom Divre II) didirikannya Divisi Public Relations di PT Telkom : “Kalau sejak didirikan, kan kita didirikan tahun 1884 ya. 125 tahun yang lalu. Terus terang saya tidak mengikuti secara kronologis sejarah Telkom, apalagi berdirinya Public Relations. Karena juga setahuku informasi tentang itu kita enggak ada, harus tanya kepada yang mengalami benar. Tapi setahu saya memang sejak kita menjadi public company itu peran PR menjadi lebih penting. Karena kita menjadi perusahaan terbuka, kita harus mengikuti ketentuan-ketentuan pasar modal, harus terus menyampaikan informasi perusahaan kepada publik. Nah, peran PR disini menjadi sangat signifikan. Tapi saya tidak bisa bilang bahwa kapan lahirnya PR Division, karena saya tidak punya info tentang itu. Tapi kalau yang saya lihat, perannya menjadi semakin penting dan penting khususnya setelah menjadi public company sampai sekarang. Jadi mungkin hal itu saja yang bisa saya sampaikan. Apakah berdasarkan kebutuhan perusahaan? Ya pastinya iya. PR itu seharusnya disesuaikan dengan strategi dan visi perusahaan, jadi tidak sekedar butuh terus diadakan tapi memang perusahaan itu punya visi, misi dan strategi bagaimana perusahaan dapat menciptakan itu? PR problem itu adalah satu hal yang menjadi bagian yang bisa membantu mencapai misi dan strategi serta tujuan perusahaan. Di situlah posisi pentingnya PR khususnya di Telkom. Jadi
53
tidak sekedar sebagai sekretariat, penerima tamu, atau membuat kliping, tidak seperti itu. “48
Telkom mengembangkan rencana kerja dan sasaran strategis jangka panjang dalam menjalankan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Telkom yang kedua kalinya untuk melaporkan kegiatan Perseroan yang berkaitan langsung dengan keberlanjutan usaha maupun kegiatan tanggung jawab sosial, atau CSR, yang memiliki manfaat yang berkelanjutan bagi mereka yang dituju. Laporan ini adalah untuk periode 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008. Sebagaimana layaknya setiap kegiatan, kegiatan CSR dapat menuai hasil yang optimal apabila telkom fokus serta mengerahkan sebagian besar sumber daya yang dimiliki pada satu tujuan tertentu. Untuk itu, telkom mengembangkan rencana kerja dan sasaran strategis jangka panjang dalam menjalankan kegiatan CSR, sebagai bagian dari upaya Perseroan memastikan pertumbuhan yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Telkom melakukan kegiatan CSR yang fokus pada bidang sosial, khususnya pendidikan dan pengenalan dunia telematika dalam rangka membangun masyarakat informasi yang dapat menuai manfaat layanan telekomunikasi modern yang sebesarbesarnya bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Perseroan pun melakukan kegiatan CSR lainnya, seperti pemberdayaan perekonomian masyarakat, misalnya, yang kami laporkan pada Laporan Keberlanjutan ini yang telah disiapkan untuk sedapat mungkin mengacu pada kaidah Global Reporting
48
Wawancara dengan Mas’ud Khamid (Executive General manager Telkom Divre II). Hal.1
54
Initiative (GRI) G3 2006 yang menjadi acuan pelaporan upaya-upaya keberlanjutan bagi sebagian besar perusahaan dunia. Bagi masyarakat yang melakukan mudik lebaran, Telkom Divre II siap melayani melalui 4 (empat) posko mudik yang tersedia di wilayah Jabodetabek. Keempat posko mudik tersebut berada di stasiun gambir, Rest area KM 57 Tol Cikampek, Masjid AtTawun puncak bogor dan pelabuhan merak. Menjelang Lebaran, Telkom melaksanakan mudik bersama dengan tema ‘Mudik Hemat dan berkualitas bersama Flexi’ pada tanggal 27 September 2008 pukul 10.00 WIB dari lokasi keberangkatan parker timur senayan. Dalam mudik bersama telkom ini akan di berangkatkan para mitra Telkom sebanyak 1800 personal dan 200 karyawan Telkom dengan 45 bus menuju lokasi jogya (via selatan dan utara), malang (via selatan dan utara), semarang, sumedang, Surabaya dan tasikmalaya. Loyalitas masyarakat terhadap produk Telkom flexi maupun speedy merupakan hal yang sangat berarti bagi telkom, dan untuk itu telkom akan berusaha untuk tidak mengecewakan dengan memberikan pelayanan yang paling baik kepada masyarakat di masa depan. Dengan dukungan masyarakat, Telkom berharap dapat meningkatkan jumlah pelanggan flexi maupun speedy. “Untuk wilayah Jabodetabek. Diupayakan jumlah pelanggan flexi maupun speedy dapat meningkat di atas 100 % sampai dengan akhir tahun 2008. Khusus
Telkomsel
yang
merupakan
anak
perusahaan
Telkom,
selain
menyediakan angkutan bus seperti yang sudah disebutkan di atas, juga menyediakan angkutan untuk pemberangkatan melalui Kereta Api, Kapal Laut, Pesawat Terbang dan
55
Mobil Keluarga. Target Peserta Mudik Bersama dengan Bus sebanyak 4905 orang karyawan dari Mitra Kerja Telkom (Authorized Dealer, Outlet Pinggir Jalan (OPJ), Wartel, Costumer Service dan Front Liner, Flexter dan Sales Force Speedy / Flexi maupun Telkomsel). Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Mas’ud Khamid (Executive General manager Telkom Divre II) mengenai kegiatan mudik gratis yang dilaksanakan ini, telah berlangsung sejak lama. ”Histori menunjukkan seperti ini, tiap tahun ada. Karena kami berkomitmen sesuai dengan visi, misi, CSR PT Telkom.”49 Selain itu, PT Telkom juga menyelenggarakan Program Pemberian Santunan yang mana program ini ditujukan ke beberapa yayasan, sebagai bentuk kepedulian PT Telkom terhadap masyarakat. Sebagaimana yang diutarakan dalam hasil wawancara sebagai berikut: “Dalam pemberian program santunan ke beberapa yayasan atau pesantren adalah merupakan tanggung jawab PT Telkom untuk masyarakat yakni dalam hal CSR. Oleh karena itu PT Telkom sebagai perusahaan besar harus mampu mengupayakan tanggung jawab yang diberikan Pemerintah kepada perusahaan perusahaan BUMN di Indoensia agar dapat menampung dan menjawab tuntutan tersebut yang sekaligus merupakan tantangan bagi perusahaan. Barangkali dari ini, organisasi mulai mempertimbangkan aspek sosial. Artinya organisasi tidak sekedar berorientasi pada laba semata dalam aktivitas bisnisnya.”50
49 50
Wawancara dengan Mas’ud Khamid (Executive General manager Telkom Divre II). Wawancara dengan Mas’ud Khamid (Executive General manager Telkom Divre II).
56
PT Telkom dalam hal ini, yang menjadi tolak ukur penyelenggaraan kegiatan ini adalah semua pihak yang telah membesarkan PT Telkom, seperti penjaga wartel dan outlet voucher yang turut serta dalam acara ini. Adapun pendapat karyawan PT Telkom selaku peserta dalam acara ini, penyelenggaraannya sudah sangat baik. Sebagaimana hasil wawancara berikut ini : “Sangat baik. Hanya saja perlu ditingkatklan armada bus yang ada, sehingga semua mitra kerja Telkom khususnya yang ada di Jakarta dapat terangkut semua.”51 Menurut peserta kegiatan tersebut yakni ibu Dede selaku karyawan PT. Telkom, kualitas pelayanan sudah sangat bagus dan perlu ditingkatkan lagi pada tahun berikutnya. Adapun harapan terhadap penyelenggaraan acara tersebut adalah sebagai berikut : “Saya berharap (acara ini) tetap ada, karena Telkom di sini mempunyai komitmen yang jelas dalam melaksanakan program CSR baik berupa mudik atau hal lainnya.”52 Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bpk. Jalal selaku penjaga wartel di daerah kemanggisan, menurut bpk. Jalal keikut sertaan dalam pelaksanaan program mudik gratis yang di selenggarakan oleh telkom dikarenakan tentunya untuk menghemat / meringankan biaya pulang kampung keluarganya, karena sekarang ini biaya transportasi seperti transportasi kereta api dan bus naik dari tahun ke tahun, oleh karena itu, kami tentunya senang dengan adanya mudik gratis tersebut.53 Selain itu, bpk. Jalal juga berharap agar Telkom terus menyelenggarakan Event mudik gratis ini tiap tahunnya.
51
Wawancara dengan ibu Dede selaku karyawan PT. Telkom. Wawancara dengan ibu Dede, karyawan PT. Telkom. 53 Wawancara dengan bpk. Jalal (Penjaga Wartel). 52
57
4.2.2. Planning. Sebagai mana wawancara peneliti dengan Bpk. Mas’ud Khamid selaku Executive General manager Telkom Divre II, dalam menyusun perencanaan kegiatan dalam menyelenggarakan mudik gratis tersebut, sebagai berikut : Tentunya kami dalam perencanaan penyelenggaraan kegiatan mudik gratis ini dimulai dari lokasi keberangkatan Mudik Bersama Telkom group yang terbagi atas empat titik pemberangkatan, yakni Surabaya (15 Bus), Bandung (6 Bus), Jakarta (80 Bus) dan Medan (3 Bus) dengan kota tujuan kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera. Rencananya keberangkatan pada H-3 Idul Fitri. Selain itu PT. Telkom juga menyiapkan posko mudik gratis, yang di mana kegiatan yang kami lakukan tentu saja melayani masyarakat yang melintas, fasilitas yang kami sediakan di posko mudik telkom cukup lengkap. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ini, hampir semua unit kerja mulai dari Direksi, Divisi Communications, Divre II, hingga Costumer Service. PT Telkom juga tidak mengadakan kerjasama dengan pihak lain di luar perusahaan sebagai sponsor karena PT Telkom berada di atas naungan Telkom Group sebagai anak perusahaan dari PT Telkom yang terdiri dari Telkomsel, PT Pramindo Ikat Nusantara, PT Telekomunikasi Internasional, PT Multi Media Nusantara, dan PT Graha Sarana Duta. Menurut pendapat karyawan PT. Telkom, sebelum melakukan perjalanan mudik, mereka dan keluarga membuat perencanaan untuk Cost biaya saat mudik, hal ini dilakukan untuk membeli oleh-oleh dan lain-lain. Para karyawan juga merasa senang dengan adanya acara ini, walaupun semua karyawan telkom sejahtera hidup nya, tetapi
58
tetap ada antusias karena mungkin kebersamaan saat mudik yang paling di rasakan. Bpk Jalal dan keluarga 3 hari sebelum berangkat mudik, beliau dan keluarga membuat perencanan untuk cost biaya di perjalanan saat mudik, hal ini dilakukan untuk biaya membeli oleh-oleh dan pemberian uang Lebaran kepada sanak sudara yang ada di kampung halaman. Ketika peneliti menanyakan dengan adanya acara ini, bpk. Jalal dan keluarga merasa terbantu untuk dapat pulang kampung, beliau dan keluarga mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada Telkom, karena sedah peduli kepada usaha kecil dan menengah yang ada di Jakarta termasuk dirinya dan keluarga. 4.2.3 Communicating. Kiat PT telkom dalam mengkomunikasikan program mudik gratis ini adalah melalui via point. Seperti pendapat bapak Mas’ud Khamid berikut ini : “Kiat – kiat PT Telkom dalam mengkomunikasikan Program Mudik Gratis ini melalui via point. Via point ini khusus untuk para mitra kerja PT Telkom. Maksud via point di sini adalah kelipatan point yang diberkan kepada wartel dan outlet voucher setiap mereka membeli atau memakai produk telkom yang akan dihitung berdasarkan kelipatannya. Sedangkan untuk karyawan kami mengkomunikasikannya melalui brosur atau leaflet.”54 Target mudik PT Telkom ini difokuskan hanya untuk mitra kerja saja. Karena sebagian besar peserta kegiatan ini adalah mitra kerja PT Telkom. Respon karyawan pun cukup baik sebagaimana pendapat narasumber berikut ini : “Respon karyawan terhadap acara ini bagus. Mereka sangat appreciate terhadap acara ini. Walaupun semua karyawan Telkom sudah sejahtera dan hidup berkecukupan.”
54
Wawancara dengan Mas’ud Khamid (Executive General manager Telkom Divre II)
59
Pendapat senada juga diungkapkan oleh karyawan PT Telkom yakni ibu Dede Kusmiati, bahwa komunikasi manajemen PT Telkom dengan karyawan dalam hal penyelenggaraan acara mudik gratis ini berjalan dengan lancar sesuai rencana. Informasi yang didapat juga cukup lengkap dan terkoordinasi dengan baik. Menurut bpk. Jalal komunikasi PT. Telkom dengan mitra kerja dalam penyelenggaraan mudik gratis ini berjalan dengan lancar, tidak menemui kendala apapun. Dan menurut nya Telkom sangat profesional dalam menyelenggarakan kegiatan mudik gratis ini. Berkaitan dengan acara ini, beliau mengaku mendapatkan informasi yang cukup dalam penyelenggaraan acara ini. 4.2.4. Implementasi. Dalam implementasinya, seluruh anak perusahaan Telkom juga ikut terlibat dalam pelaksanaan program Telkom Peduli ini. Misalnya dengan memasang TV berukuran besar di setiap pintu tol yang ada di Pulau Jawa, seperti di pintu tol Jakarta – Cikampek. TV yang dipasang tersebut berguna untuk menginformasikan situasi jalan raya yang dipantau melalui koneksi internet Speedy lalu dihubungkan ke kamera CCTV yang ada di posko Peduli Siaga tersebut. Masyarakat umum yang melintasi posko mudik Telkom pun bisa turut mendapatkan pelayanan di tempat tesebut. Karena posko mudik diperuntukkan juga untuk masyarakat yang melintas. sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut : “Untuk semua pengunjung yang memerlukan. Karena di sana terdapat pelayanan penyediaan air minum untuk berbuka puasa, toilet umum, tempat sholat dan tempat istirahat ber – AC, cek dan isi tekanan angin ban, relaksasi dengan alat pijit, penjualan
60
voucher dan kartu perdana Telkom Group, medis (P3K dan tekanan darah), internet gratis (Speedy), dan telepon local gratis.” Menurut karyawan PT. Telkom, pelayanan di posko mudik gratis ini Cukup memuaskan, karena di posko mudik telkom sangat lengkap, bila di bandingkan dengan pesaing telkom yakni indosat, saya berpendapat sangat jauh berbeda antara kualitas yang di berikan oleh indosat bila di bandingkan dengan telkom. Selain itu, hasil keseluruhan kegiatan yang diadakan oleh telkom ini sangat baik, hanya saja seperti yang saya bilang tadi, armada bus yang perlu di perbanyak. Menurut bpk. Jalal pelayanan di posko mudik Telkom cukup memuaskan, karena pelayanan di posko mudik telkom sangat lengkap dan semua yang di butuhkan para pemudik semuanya ada. Menurut bpk. Jalal, hasil keseluruhan kegiatan yang diadakan oleh telkom ini sangat baik, hanya saja armada bus yang perlu di tambahkan, karena banyak mitra kerja telkom yang tidak ikut. 4.2.5 Evaluating. Sebagai bahan evaluasi dalam penyelenggaraan acara ini. Menurut bpk. Mas’ud Khamid, semua data dan aspek yang berkaitan akan dievaluasi. Tujuannya tentu saja agar dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan kegiatan ini pada tahun berikutnya. Kegiatan Posko Mudik Gratis Telkom ini juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan pada umumnya. Selain itu, juga dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dalam membina hubungan dengan karyawan, mitra kerja, dan seluruh pelanggan. Selain itu, bpk Mas’ud Khamid juga mengatakan bahwa Kegiatan-kegiatan CSR telkom seperti Posko Mudik Gratis Telkom ini juga dapat meningkatkan reputasi
61
perusahaan pada umumnya. Karena sebagian besar yang ikut kegiatan ini adalah mitra kerja telkom. Menurutnya acara ini tentu akan menjadi tolak ukur tidak hanya dalam membina hubungan dengan karyawan atau mitra kerja saja, tetapi juga dengan pelanggan telkom. Menurut pendapat ibu Dede selaku karyawan PT. Telkom, kualitas pelayanan sudah sangat bagus dan perlu ditingkatkan di tahun-tahun berikutnya. Saya juga berharap untuk kegiatan ini di tahun mendatang tetap ada, karena telkom disini mempunyai komitmen yang jelas dalam melaksanakan program-program CSR, baik itu berupa mudik atau kegiatan yang lainnya. Bpk. Jalal selaku penjaga wartel juga berharap untuk pelaksanaan kegiatan ini di tahun mendatang tetap ada, karena telkom disini mempunyai komitmen yang jelas dalam program mudik gratis ini. 4.4. Pembahasan. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis peroleh, dapat di katakan bahwa Telkom sangat serius dalam penyelenggaraan kegiatan CSR PT. Telkom, dan tentunya kegiatan ini dilakukan setahun sekali yang di mana kegiatan tersebut di laksanakan pada bulan ramadhan dan idul fitri. Di sisi lain, PT. Telkom juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab nya kepada masyarakat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yakni dengan cara memberikan bantuan sosial, pelayanan prima berupa sinyal kuat seluler dan kualitas jaringan Telekomunikasi, serta pelayanan posko mudik yang terlengkap untuk kenyamanan para pemudik yang melintas.
62
Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan Telkom tersebut merupakan suatu wujud corporate social Responsibility. Hal ini sesuai dengan definisi corporate social responsibility menurut komisi masyarakat ekonomi eropa yaitu menunjukkan sebuah konsep pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup kedalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara perusahaan dan stakeholder nya. Hal
tersebut
terbukti
dengan
komitmen
CSR
PT.
telkom
untuk
mempertimbangkan masalah sosial dan lingkungan hidup yaitu dengan menyalurkan dana nya untuk kepentingan masyarakat, serta interaksi suka rela dengan cara menanggung semua biaya operasional untuk penyaluran seperti transportasi, akomodasi, biaya survey, dan lain-lain. Selain itu, konsep CSR bagi Telkom substansinya tidak jauh berbeda dengan konsep menurut The World Business Council for Suistanable Development, yaitu komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan, mitra kerja dan keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas local dan masyarakat secara lebih luas. Substansinya adalah konsep CSR dapat diaplikasikan ke dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membantu peningkatan kualitas hidup sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan dan masyarakat luas. Kegiatan Corporate social responsibility ini pada mulanya dilaksanakan oleh divisi public relations sendiri, namun seiring dengan berjalannya waktu, karena semakin
63
banyak nya kegiatan, maka dibentuklah tim CSR yang terdiri dari CDC ( corporate development community) dan divisi public relations itu sendiri. Apabila di lihat dari sisi aktivitas corporate social responsibility, maka pelaksanaan corporate social responsibility yang di lakukan oleh telkom termasuk dalam aktivitas ditempat kerja, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada para siswa dan mahasiswa melakukan program praktek kerja lapangan dan riset. Selain itu, termasuk juga ke dalam aktivitas sosial, yaitu pemberian beasiswa kepada siswa dan mahasiswa berprestasi, melakukan pelatihan kepada guru-guru, memberikan bantuan modal kepada pedagang. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh salah satu perusahaan BUMN terbesar ini, tidak lepas dari sebuah proses komunikasi, yaitu penyampaian informasi dari seorang pengirim pesan melalui sebuah saluran kepada seorang penerima pesan. Proses komunikasi ini, lebih terlihat sebagai komunikasi organisasi, karena telkom tentu saja adalah sebuah organisasi dengan struktur organisasinya yang memiliki organisasi organisasi khusus untuk menangani kegiatan corporate social responsibility dengan nama CSR PT. Telkom yang saat ini memiliki struktur organisasi. Struktur CSR itu sendiri di susun tidak terlalu banyak personil di dalamnya. Penyusunan ini lebih dipandang dari sisi ke efektifannya, yaitu bagaimana agar koordinasi dapat berjalan lebih lancar dan cepat serta dapat mencapai sasaran dan tujuan, Serta agar lebih cepat dalam pengembalian keputusan. Komunikasi organisasi
nampak,
misalnya
ketika
Div. Communications
berkoordinasi dan berkomunikasi untuk menentukan apakah sebuah yayasan / pesantren layak untuk di bantu atau tidak, serta bagaimana bagaimana proses pelaksanaannya.
64
Selain itu, Div. Communications juga melaksanakan komunikasi dengan pihak lain, yaitu melaksanakan komunikasi dengan organisasi lain yang membantu pelaksanaan berlangsungnya kegiatan CSR, seperti Telkomsel, PT. Pramindo ikat nusantara, PT. telekomunikasi internasional, PT. multi media nusantara, PT. graha sarana duta. Hal lain yang sangat nampak di lihat dari telkom sebagai sebuah organisasi adalah ketika salah satu perusahaan BUMN ini melakukan komunikasi kepada perusahaan swasta lain supaya tujuan yang di inginkan tercapai, misalnya ketika Div. Communications membuat memo kepada anak perusahaan telkom untuk meminta penggalangan dana untuk masyarakat dan yayasan / pesantren yang membutuhkan. Kegiatan corporate social responsibility yang dilaksanakan oleh telkom, di jalankan melalui sebuah strategi agar sasaran dapat tercapai dengan baik. Adapun strategi yang di jalankan adalah sesuai dengan strategi humas. Berdasarkan hal tersebut, maka strategi humas dalam pelaksanaan CSR yang di lakukan oleh telkom adalah di mulai dari fact finding, planning, Communication, dan evaluation. Fact finding dilakukan CSR telkom dengan menggunakan berbagai cara yang sangat mendukung perolehan informasi atau fakta yang akurat dan terpercaya serta melihat masalah yang di perkirakan dapat di atasi melalui CSR telkom tentunya, berdasarkan hasil survey lapangan dan meeting pengurus dan direksi. Cara-cara yang dilakukan antara lain melalui media elektronik dan internet khususnya. Melalui informasi ini dapat disusun dan di tata sudah sampai mana perkembangan kegiatan mudik gratis yang akan diselenggarakan oleh telkom serta tempat-tempat yayasan / pesantren mana saja yang memerlukan donatur. apabila mendapat informasi dari masyarakat melalui telepon atau datang langsung ke kantor kami, akan sangat membantu pelaksanaan
65
kegiatan CSR mengenai bagaimana kami dapat mensurvei tempat-tempat yayasan / pesantren yang sedang membutuhkan bantuan. Namun hal ini tentunya kami lakukan tiap tahunnya. Planning di lakukan oleh CSR telkom dengan mengadakan rapat perencanaan (planning) dana yang akan di gunakan untuk program mudik gratis serta penyaluran bantuan ke yayasan / pesantren. Setelah disepakati masalah apa yang akan diatasi, Div. Communications maka akan membentuk tim yang nantinya akan turun langsung ke lapangan. Div. Communications akan membuat proposal rencana tersebut beserta estimasi dana bantuan dan biaya operasional yang dibutuhkan, proposal rencana tersebut adalah pemrograman CSR PT. telkom. Communications – actions dilakukan oleh tim CSR PT. Telkom untuk mempublikasiklan program mudik gratis tersebut kepada karyawan telkom, dan mitra kerja melalui berbagai saluran seperti Via point, Brosur / leaflet. Semua saluran yang digunakan tersebut sangatlah efektif yang terbukti dengan banyaknya peserta mudik gratis yang di selenggarakan oleh telkom
tiap tahunnya. Sedangkan aksi adalah
penyaluran bantuan secara langsung kepada yayasan / pesantren yang terkadang bekerja sama dengan anak perusahaan telkom lainnya demi memperlancar pelaksanaan kegiatan tersebut. Pelaksanaan kegiatan tersebut harus sesuai dengan proposal rencana yang telah dibuat sebelumnya. Evaluation dilakukan tim CSR PT. Telkom yang pada dasarnya merupakan keharusan pada setiap akhir program untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program serta mengevaluasi bagaimana sikap peserta mudik terhadap telkom. Evaluasi-evaluasi ini di perlukan demi kemajuan program CSR telkom dan memperbaiki kekurangan-
66
kekurangan yang ada sehingga di tahun-tahun mendatang program CSR ini akan lebih professional dalam menghadapi masalah-masalah sosial yang ada. Telkom melalui kegiatan nya tersebut, melaksanakan strategi-strategi humas, karena dilihat lebih efektif dan efisien dalam proses pelaksanaannya. Strategi-strategi humas tersebut sangat di perlukan untuk mempercepat proses mencapai tujuan-tujuan yang ingin di raih serta juga dapat melihat ketepatan pelaksanaan kegiatan serta dapat meningkatkan komunikasi antar mitra kerja dan karyawan didalam telkom itu sendiri.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Penulisan skripsi dengan judul sambut bulan suci ramadhan dan idul fitri bersama
telkom periode 2008 ini sebagai bagian dalam pembentukkan reputasi perusahaan telah selesai dilaksanakan setelah melalui proses penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam kegiatan mudik gratis ini, peran Public Relations sangat penting dalam mengumpulkan, menyusun dan melaporkan hasil analisis kepada pihak-pihak yang ikut serta dalam kegiatan CSR telkom ini . Dengan terlaksananya kegiatan tersebut, dapat menjadi sebuah sistem evaluasi bagi perusahaan berdasarkan data yang di dapat dari kegiatan CSR ini . Tujuan dan tugas Public Relations dalam menjalankan kegiatan CSR ini dalam rangka mengawasi jalannya kegiatan CSR PT. Telkom tentang bagaimana perusahaan tetap menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan mitra kerja dan karyawan telkom sendiri. Setelah meneliti kegiatan CSR telkom secara langsung dan menganalisa data yang didapat peneliti, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Fact Finding. Fact finding dilakukan CSR telkom dengan menggunakan berbagai cara yang sangat mendukung perolehan informasi atau fakta yang akurat dan terpercaya serta melihat masalah yang di perkirakan dapat di atasi melalui CSR telkom tentunya, berdasarkan hasil survey lapangan dan meeting pengurus dan direksi. Cara-cara yang
68
dilakukan antara lain melalui media elektronik dan internet khususnya. Melalui informasi ini dapat disusun dan di tata sudah sampai mana perkembangan kegiatan mudik gratis yang akan diselenggarakan oleh telkom serta tempat-tempat yayasan / pesantren mana saja yang memerlukan donatur. apabila mendapat informasi dari masyarakat melalui telepon atau datang langsung ke kantor kami, akan sangat membantu pelaksanaan kegiatan CSR mengenai bagaimana kami dapat mensurvei tempat-tempat yayasan / pesantren yang sedang membutuhkan bantuan. Namun hal ini tentunya kami lakukan tiap tahunnya. 2. Planning. Planning di lakukan oleh CSR telkom dengan mengadakan rapat perencanaan (planning) dana yang akan di gunakan untuk program mudik gratis serta penyaluran bantuan ke yayasan / pesantren. Setelah disepakati masalah apa yang akan diatasi, Div. Communications maka akan membentuk tim yang nantinya akan turun langsung ke lapangan. Div. Communications akan membuat proposal rencana tersebut beserta estimasi dana bantuan dan biaya operasional yang dibutuhkan, proposal rencana tersebut adalah pemrograman CSR PT. telkom. 3. Communications. Communications – actions dilakukan oleh tim CSR PT. Telkom untuk mempublikasiklan program mudik gratis tersebut kepada karyawan telkom, dan mitra kerja melalui berbagai saluran seperti Via point, Brosur / leaflet. Semua saluran yang digunakan tersebut sangatlah efektif yang terbukti dengan banyaknya peserta mudik gratis yang di selenggarakan oleh telkom
tiap tahunnya. Sedangkan aksi adalah
penyaluran bantuan secara langsung kepada yayasan / pesantren yang terkadang bekerja
69
sama dengan anak perusahaan telkom lainnya demi memperlancar pelaksanaan kegiatan tersebut. Pelaksanaan kegiatan tersebut harus sesuai dengan proposal rencana yang telah dibuat sebelumnya. 4. Implementasi. Implementasi dari kegiatan ini adalah untuk semata-mata meningkatkan kepercayaan mitra kerja dan pelanggan PT. Telkom dalam meningkatkan reputasi perusahaan baik itu untuk persaingan bisnis maupun dalam meningkatkan kinerja karyawan dan mitra kerja PT. Telkom itu sendiri. 5. Evaluation. Evaluation dilakukan tim CSR PT. Telkom yang pada dasarnya merupakan keharusan pada setiap akhir program untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program serta mengevaluasi bagaimana sikap peserta mudik terhadap telkom. Evaluasi-evaluasi ini di perlukan demi kemajuan program CSR telkom dan memperbaiki kekurangankekurangan yang ada sehingga di tahun-tahun mendatang program CSR ini akan lebih professional dalam menghadapi masalah-masalah sosial yang ada.
70
5.2
Saran Saran yang dapat diberikan penulis terbagi menjadi dua, yaitu saran praktisi dan
saran akademis. A. Saran Praktisi. Besar harapan penulis agar peran Public Relations dan CDC PT. Telkom dalam mengelola kegiatan mudik gratis ini menjadi semakin baik dalam pelaksanaannya. Adapun dalam pengaplikasiannya juga diharapkan agar dapat menjadi bahan dalam penyususnan perencanaan manajemen telkom dan audit reputasi sehingga pemanfaatan hasil dari kegiatan tersebut dapat menjadi lebih optimal. Sehingga kegiatan ini dapat menjadi lebih efektif sebagai bagian dalam pembentukkan reputasi perusahaan. B. Saran Akademis Penulis
berharap
agar
dalam
penelitian
selanjutnya
dapat
menggunakan pendekatan yang berbeda. Sehingga dapat digunakan juga oleh peneliti lainnya sebagai perbandingan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan mudik gratis oleh Public Relations atau kegiatan CSR lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Budimanta, Arif, Prasetijo, Adi, Rudito, Bambang, Corporate Social Responsibility jawaban bagi model pembangunan Indonesia masa Kini. ICSD, Jakarta, 2004. Basya, Muslim, Perhumas dalam Warna Menyusun Strategi, Membangun Korporasi Dan Menjaga Reputasi, BPP PERHUMAS, Bandung, 2004. Effendi, Uchjana, Onong, hubungan masyarakat prinsip, kasus, masalah,. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1972. Gregory, Anne, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 2001. Iriantara, Yosal, Manajemen Strategi Public Relations, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004. J.Meleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. Keraf, A. Sonny dan Imam, Haryono, Robert, etika bisnis membangun citra bisnis sebagai profesi luhur. Kanisius, 1995. Kotler, Philip dan Lee, Nancy, Corporate Social Responsibility doing the Most good for your company and your cause, Willey & Sons Inc, New Jersey, 2005. Kusumastuti, Farida, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, PT. Ghalia Indonesia dengan UUM Press, Bogor, 2004. K. Robert, Studi kasus (Desain dan Metode), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997. M. Cultip, Scott, H. Center, Allen, dan M. Brom, Glen, Efective PR, Indeks, Jakarta, 2005. Moore, Frazier, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004.
Nazir, Mohammad, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988. P. Simanjuntak, Jhon, Public Relations, Ghalia Ilmu, Yogyakarta, 2003. Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKis, Yogyakarta, 2007. Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. Ruslan, Rosady, Kiat & Strategy Kampanye Public Relations, Rajawali Pers, Jakarta, 2002. Ruslan, Rosady, Manajemen Humas dan Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998. Ruslan, Rosady, manajemen PR & media komunikasi, edisi revisi, penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. Ruslan, Rosady, Manajemen PR & Media Komunikasi Konsepsi & Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1982. Siswanto, Bambang, Hubungan Masyarakat Teori dan Praktek, Bumi Aksara, Jakarta, 1992. Sustainability Report, PT. Telkom, 2006 Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian, Rajawali Pers, Yogyakarta, 1995. Soemitrat, Soleh, dan Ardianto, Elvinaro, Dasar-dasar Public Relations. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. Sumanto, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, And Offset, Yogyakarta, 1990. S. Ahmad, Adnanputra, PR Strategy, Gramedia Widiasarana, 1994. Widjaya, A.W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1993.
Yuswohady, CSR for Profit, Swasembada, Jakarta, 26/XXI/2006.
Sumber Wawancara : Bapak Mas’ud Khamid (Executive General Manager Telkom Divre II Jakarta). Hari / Tanggal
: kamis, 5 Februari 2009
Lokasi
: Divisi Regional II Jakarta, Jl. Gatot Subroto 52 jakarta 12710 Lt.2.
HASIL WAWANCARA
Fact Finding. 1. Apakah program mudik gratis yang dilaksanakan Telkom akan berlangsung tiap tahunnya ? Histori menunjukkan seperti itu, tiap tahun ada. Karena kami berkomitmen sesuai dengan visi, misi CSR PT. Telkom. 2. Apa yang mendorong PT. Telkom dalam melaksanakan program pemberian santunan ke beberapa yayasan / pesantren ? Dalam pemberian program santunan ke beberapa yayasan / pesantren sudah merupakan tanggung jawab PT. Telkom untuk masyarakat yakni dalam hal CSR. Oleh karena itu, PT. Telkom sebagai perusahaan besar harus mampu mengupayakan tanggung jawab yang diberikan pemerintah kepada perusahaanperusahaan BUMN di Indonesia, agar dapat menampung dan menjawab tuntutan tersebut yang sekaligus merupakan tantangan bagi perusahaan. Barang kali dari itu, organisasi mulai mempertimbangkan aspek sosial, artinya organisasi tidak sekedar berorientasi pada laba semata dalam aktivitas bisnisnya.
3. Apa yang menjadi tolak ukur PT. Telkom dalam melaksanakan program mudik gratis tersebut ? Yang menjadi tolak ukur adalah yang membesarkan PT. Telkom, seperti penjaga wartel dan outlet voucher ikut mudik bareng. Planning. 1. Bagaimana PT. Telkom menyusun perencanaan dalam menyelenggarakan kegiatan CSR mudik gratis ? Tentunya kami dalam perencanaan penyelenggaraan kegiatan mudik gratis ini dimulai dari lokasi keberangkatan Mudik Bersama Telkom group yang terbagi atas empat titik pemberangkatan, yakni Surabaya (15 Bus), Bandung (6 Bus), Jakarta (80 Bus) dan Medan (3 Bus) dengan kota tujuan kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera. Rencananya keberangkatan pada H-3 Idul Fitri. Selain itu PT. Telkom juga menyiapkan posko mudik gratis, yang di mana kegiatan yang kami lakukan tentu saja melayani masyarakat yang melintas, fasilitas yang kami sediakan di posko mudik telkom cukup lengkap. 2. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan koordinasi di lapangan saat menjalankan program pemberian santunan dan mudik gratis ? Yang terlibat dalam pemberian santunan kebeberapa yayasan / pesantren dan mudik gratis, hampir semua unit, seperti Direksi, Divre II, Div. Comminications dan Customer Service. 3. Apakah ada kerjasama antara PT. Telkom dengan pihak lain, misalnya sponsor ? Tidak ada, Karena PT. Telkom di sini tidak bekerja sendiri, karena kami di dukung oleh Telkom group. Telkom group adalah anak perusahaan dari telkom
seperti
Telkomsel,
PT.
pramindo
ikat
nusantara,
PT.
Telekomunikasi
Internasional, PT. Multi mrdia Nusantara, PT. Graha sarana duta. Communicating. 1. Apa kira-kira kiat PT. Telkom dalam mengkomunikasikan program mudik gratis tersebut kepada seluruh karyawan beserta keluarga dan mitra kerja Telkom ? Kiat-kiat PT. Telkom dalam komunikasikan program mudik gratis ini melalui Via Point. Via point ini khusus untuk para mitra kerja PT. Telkom, maksud Via point disini adalah kelipatan point yang diberikan kepada Wartel dan Outlet Voucher setiap mereka membeli / memakai produk telkom yang akan di hitung berdasarkan
kelipatannya.
Sedangkan
untuk
karyawan,
kami
mengkomunikasikannya melalui brosur / leaflet. 2. Apakah target mudik Telkom ini hanya untuk karyawan dan mitra kerja saja ? Ya, tapi kami memfokuskan untuk mitra kerja, karena sebagian besar yang ikut mudik gratis ini adalah mitra kerja PT. Telkom, karena mereka lah telkom besar seperti sekarang ini. 3. Bagaimana respon karyawan terhadap acara ini ? Bagus, mereka sangat Appreciate terhadap acara ini, walaupun semua karyawan PT. Telkom sudah sejahtera dan hidup berkecukupan. Implementasi. 1. Apakah anak perusahaan Telkom seperti Telkomsel juga ikut terlibat dalam pelaksanaan penyelenggaraan program Telkom group peduli siaga ? Ya, seluruh anak perusahaan Telkom ikut terlibat dalam acara ini, Misalnya dengan memasang TV berukuran besar di setiap pintu tol yang ada di Pulau Jawa,
seperti di pintu tol Jakarta – Cikampek. TV yang dipasang tersebut berguna untuk menginformasikan situasi jalan raya yang dipantau melalui koneksi internet Speedy lalu dihubungkan ke kamera CCTV yang ada di posko Peduli Siaga tersebut. 2. Apakah masyarakat bisa mendapatkan pelayanan di posko mudik Telkom ? Bisa, Masyarakat umum yang melintasi posko mudik Telkom pun bisa turut mendapatkan pelayanan di tempat tesebut. Karena posko mudik diperuntukkan juga untuk masyarakat yang melintas. 3. Apakah pelayanan / posko mudik gratis ini hanya diperuntukkan bagi karyawan dan mitra kerja Telkom saja ? Untuk semua pengunjung yang memerlukan. Karena di sana terdapat pelayanan penyediaan air minum untuk berbuka puasa, toilet umum, tempat sholat dan tempat istirahat ber – AC, cek dan isi tekanan angin ban, relaksasi dengan alat pijit, penjualan voucher dan kartu perdana Telkom Group, medis (P3K dan tekanan darah), internet gratis (Speedy), dan telepon local gratis. Evaluating. 1. Apa kira-kira yang akan menjadi bahan evaluasi Telkom setelah program ini berjalan ? semua data dan aspek yang berkaitan akan dievaluasi. Tujuannya tentu saja agar dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan kegiatan ini pada tahun berikutnya. 2. Apakah kegiatan ini dapat meningkatkan reputasi perusahaan ? Jelas, Kegiatan-kegiatan CSR telkom seperti Posko Mudik Gratis Telkom ini juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan pada umumnya. Karena sebagian besar
yang ikut kegiatan ini adalah mitra kerja telkom. 3. Apakah acara ini akan menjadi tolak ukur keberhasilan dalam membina hubungan dengan karyawan ? Ya sudah pasti, tidak hanya dengan karyawan atau mitra kerja saja, tetapi juga dengan pelanggan telkom.
Sumber Wawancara : Ibu Dede Kusmiati (Karyawan PT. Telkom). Hari / tanggal
: Selasa, 10 Februari 2009
Lokasi
: Divisi Regional II Jakarta, Jl. Gatot Subroto 52 jakarta 12710 Lt.2.
HASIL WAWANCARA
Fact finding. 1. Bagaimana tanggapan anda mengenai pelaksanaan program mudik gratis yang diadakan oleh Telkom ? Sangat bagus, dan perlu ditingkatkan armada bus yang ada, karena mitra kerja telkom yang ada di Jakarta sangat banyak, jadi perlu di tambah untuk tahun-tahun yang akan datang. 2. Menurut anda, apa kira-kira kekurangan dari program mudik gratis ini ? Tidak ada. 3. Apa kira-kira yang anda harapkan dari penyelenggaraan mudik gratis ini ? Saya berharap acara ini tetap ada, karena Telkom di sini mempunyai komitmen yang jelas dalam melaksanakan program CSR baik berupa mudik atau hal lainnya. Planning. 1. Apakah anda dan keluarga membuat perencanaan untuk cost biaya di perjalanan saat mudik ? Ya, cost tersebut untuk membeli oleh-oleh dan lain-lain.
2. Dengan adanya acara ini, apakah anda merasa terbantu untuk pulang kampung ? Ya, walaupun semua karyawan telkom sejahtera hidupnya, tetapi tetap ada antusias karena mungkin kebersamaan yang paling kami rasakan. Communicating. 1. Apakah selama ini menurut anda, komunikasi manajemen Telkom dengan karyawan dalam penyelenggaraan mudik gratis ini berjalan dengan lancar / menemui suatu kendala / bagaimana ? Semuanya berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana. 2. Berkaitan dengan acara ini, apakah anda mendapat informasi yang cukup berkaitan dengan penyelenggaraan acara ? Iya, informasi yang di dapat cukup dan terkoordinasi dengan baik. Implementasi. 1. Apakah menurut anda, pelayanan di posko Telkom mudik gratis ini cukup memuaskan ? Cukup memuaskan, karena di posko mudik telkom sangat lengkap, bila di bandingkan dengan pesaing telkom yakni indosat, saya berpendapat sangat jauh berbeda antara kualitas yang di berikan oleh indosat bila di bandingkan dengan telkom. 2. Apakah menurut anda, hasil keseluruhan kegiatan yang diadakan oleh Telkom ini cukup baik ? Sangat baik, hanya saja seperti yang saya bilang tadi, armada bus yang perlu di perbanyak.
Evaluating. 1. Apakah anda mempunyai saran atau kritik kepada manajemen Telkom, agar kualitas pelayanan di pos Telkom mudik gratis di tahun – tahun selanjutnya untuk lebih baik lagi ? Tidak ada, kualitas pelayanan sudah sangat bagus dan perlu ditingkatkan di tahuntahun berikutnya. 2. Bagaimana harapan anda untuk pelaksanaan kegiatan ini di tahun mendatang ? Saya berharap tetap ada, karena telkom disini mempunyai komitmen yang jelas dalam melaksanakan program-program CSR, baik itu berupa mudik atau kegiatan yang lainnya.
Sumber wawancara : Bpk. Jalal (Penjaga Wartel). Hari / tanggal
: kamis, 12 februari 2009
Lokasi
: Jl. Kemanggisan ilir no 59 jakarta barat.
HASIL WAWANCARA
Fact Finding 1. Apakah bpk. Jalal dan keluarga ikut serta dalam kegiatan program mudik gratis PT. Telkom ? Ya, saya dan keluarga tahun kemarin kebetulan ikut, jadi kami senang dengan adanya acara ini. 2. Apa yang mendorong bpk dan keluarga ikut serta dalam program mudik gratis ini ? dikarenakan tentunya untuk menghemat / meringankan biaya pulang kampung keluarganya, karena sekarang ini biaya transportasi seperti transportasi kereta api dan bus naik dari tahun ke tahun, oleh karena itu, kami tentunya senang dengan adanya mudik gratis tersebut. 3. apa kira-kira yang bapak harapkan dari program mudik gratis ini ? saya berharap agar Telkom terus menyelenggarakan Event mudik gratis ini tiap tahunnya. Planning 1. Apakah bpk dan keluarga misalnya membuat perencanaan untuk biaya di perjalanan saat mudik ?
Ya, terus terang saya dan keluarga 3 hari sebelum berangkat mudik, saya dan keluarga membuat perincian tentang biaya yang harus saya dan keluarga keluarkan nanti dan saat idul fitri nanti, misalnya untuk biaya membeli oleh-oleh dan pemberian uang Lebaran kepada sanak sudara yang ada di kampung halaman. 2. Dengan adanya acara ini, apakah bpk. dan keluarga merasa senang bisa pulang kampung ? Ya, saya sangat senang, merasa terbantu untuk dapat pulang kampung, beliau dan keluarga mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada Telkom, karena sedah peduli kepada usaha kecil dan menengah yang ada di Jakarta termasuk dirinya dan keluarga. Communicating. 1. Menurut bpk sendiri, apakah selama ini komunikasi manajemen telkom dengan mitra kerja dalam penyelenggaraan mudik gratis ini berjalan lancar ? Ya sudah pasti, saya dan telkom dalam penyelenggaraan mudik gratis ini berjalan lancar kok, tidak menemui kendala apapun. 2. Masih berkaitan dengan acara ini, apakah bpk mendapatkan informasi yang cukup dalam penyelenggaraan acara ini ? Ya, saya salut sama telkom ya, karena Telkom sangat profesional dalam menyelenggarakan kegiatan mudik gratis ini. Berkaitan dengan acara ini, beliau mengaku mendapatkan informasi yang cukup dalam penyelenggaraan acara ini. Implementasi. 1. Menurut bpk, apakah pelayanan di posko mudik telkom cukup memuaskan ?
Cukup memuaskan lah ya, karena pelayanan di posko mudik telkom sangat lengkap dan semua yang di butuhkan para pemudik semuanya ada. 2. Menurut bpk lagi nih, apakah hasil keseluruhan kegiatan dari acara ini cukup baik ? hasil keseluruhan kegiatan yang diadakan oleh telkom ini sangat baik ya, hanya saja armada bus yang perlu di tambahkan, karena banyak mitra kerja telkom yang tidak ikut. Evaluating. 1. Apakah bpk mempunyai saran dan kritik kepada telkom ? Tidak ada kayaknya ya, semuanya sudah bagus dan tetap terus di pertahan kan. 2. Apakah bpk punya harapan untuk pelaksanaan kegiatan ini di tahun mendatang ? Ya terima kasih, saya berharap untuk pelaksanaan kegiatan ini di tahun mendatang tetap ada, karena telkom disini mempunyai komitmen yang jelas dalam program mudik gratis ini.
FOTO KEGIATAN CSR PT. TELKOM BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI
CURICULUM VITAE Nama
: Hendra Prayudhi
Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta, 22-02-1984
Alamat
: Jln. Joglo Raya Rt. 09 / 03 No. 27 Kec. Kembangan Jakarta Barat.
Telp
: 021-5861704
Agama
: Islam
Anak Ke
: 1 ( Pertama )
Pendidikan Formal ( 1990-1996 ) SD ( 1996-1999 ) SMP (1999-2003 ) SMA ( 2003-2009 ) PERGURUAN TINGGI
Pendidikan Informal ( 1996 ) Master TAEKWONDO di Sulawesi Utara. ( 1995 ) Juara Renang Antar Umur Se Sulawesi Utara.