PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SLB B YAPENAS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BOLA BERMUATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh : Paulina Lystianingsih Riardi 081414076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SLB B YAPENAS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BOLA BERMUATAN
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Paulina Lystianingsih Riardi NIM : 081414076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“ Sedikit pengetahuan yang dilaksanakan jauh lebih berharga daripada banyak pengetahuan tapi tidak digunakan” (Kahlil Gibran)
“ Segala Sesuatu Indah Pada Waktunya” (Pengkhotbah 3:11a)
Skripsi ini ku persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan melimpahkan kasih-Nya untukku. Bapak dan Ibu ku tercinta Nenek ku tersayang Mbak-mbak dan adik-adik ku tersayang Semua orang yang aku sayangi Terimakasih atas segala doa, dukungan dan kasih yang diberikan.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Paulina Lystianingsih Riardi. 2013. Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat Di SLB B Yapenas Kelas V Dengan Menggunakan Alat Peraga Bola Bermuatan. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk (1) mengetahui aktivitas belajar siswa-siswi SLB B (tunarungu) dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga dan (2) mengetahui apakah pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi di SLB. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SLB B Yapenas, tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 2 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari: (1) lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, (2) soal tes hasil belajar siswa berupa pre test dan post test, (3) wawancara dan (4) dokumentasi. Analisis data aktivitas siswa diperoleh berdasarkan lembar pengamatan, video rekaman dan hasil wawancara sedangkan analisis hasil belajar siswa dengan cara menghitung nilai pada saat pre test dan juga post test, kemudian dibandingkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Dyah dan Ika melakukan aktivitasaktivitas belajar meliputi visual activities seperti siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, listening activities seperti siswa mendengarkan guru saat menjelaskan dan siswa berdiskusi/bekerjasama, writing activities seperti siswa mencatat hal-hal penting, motor activities seperti siswa melakukan praktek menggunakan alat peraga bola bermuatan dan mental activities seperti siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Aktivitas yang kurang menonjol adalah oral activities seperti bertanya dan menyatakan pendapat. (2) Hasil belajar siswa pada pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga terlihat ada peningkatan, nilai Dyah pada saat pre test 46,63 naik menjadi 67, 86 pada saat post test sedangkan nilai Ika pada saat pre test 53,57 naik menjadi 75 pada saat post test jadi nilai post test mereka memenuhi KKM yaitu 67.
Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Alat Peraga, Bilangan Bulat, SLB B (tunarungu)
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Paulina Lystianingsih Riardi. 2013. Student Activities and Student Learning Result in Learning Integer Count Operation in SLB B Yapenas Grade V with Using Contained Ball Props. Thesis. Yogyakarta: Mathematic Education, Deaprtment of Mathematic and Science Education, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma University. The purposes of this research were to (1) elaborate the learning activities of SLB B students (with hearing impairment) in Learning Integer Count Operation with using props and (2) know learning integer with using props can increase student’s SLB B learning result. The subjects of this research is all of the SLB B Yapenas grade V students, school year 2012/2013 which were two students. This research was QualitativeQuantitative Descriptive Research. The research instruments were as following (1) student activities observation sheet, (2) test material and student’s test result in form of pre test and post test, (3) interview and (4) documentation. Data analysis of student activities was obtained according to observation sheet, recorded videos, and interview result, while student learning result analysis was obtained by calculation the pre test and post test score, then both of them were compared. The result of this research showed that (1) Dya and Ika did learning activities such as visual activities which is student’s paid attention of the teacher when describe of material, listening activities which is student’s listening when teacher explained and student’s did disscusion, writing activities which is student’s take a note the important things, motor activities which is student’s did practicing use contained ball props and mental activities which is student’s did exercises that giving. The less activity that showed is oral activities which is student’s asked and explained opinion. (2) student learning result in integer count operation using props increases. Dyah’s score increases from 46,63 in pre test to 67,86 in post test, while Ika’s score increases from 53,57 in pre test to 75 in post test. Therefore, their post test scores have passed KKM which is 67.
Keywords: Student activities, learning result, props, integer, SLB B (Students with hearing impairment)
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Pengasih atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis diberi waktu dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat di SLB B Yapenas Kelas V dengan Menggunakan Alat Peraga”. Pembuatan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bangtuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP. 2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memberikan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Bapak Drs. Th. Sugiarto, M.T dan Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan bagi penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. 7. Segenap dosen JPMIPA yang telah membantu dan memberikan dukungan selama penulis menempuh kuliah, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi dengan tepat waktu. 8. Segenap Staf Sekretariat JPMIPA yang telah membatu dalam hal administrasi kampus selama penulis melakukan studi disini. 9. Bapak Marjani, M.Pd selaku kepala sekolah SLB Yapenas Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 10. Ibu Sayekti Ningsih, S.Pd selaku guru kelas V SLB B Yapenas Yogyakarta dan Bapak Tri Rukmana, S.Pd selaku guru konsultan, yang dengan tulus dan sabar membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian. 11. Siswa-siswa SLB B Yapenas kelas V atas kesediaan terlibat dalam penelitian ini. 12. Orang tua terkasih, Bapak Clement Junardi dan Ibu Theresia Riami. Terimakasih atas doa dan dukungan yang diberikan untuk penulis. 13. Mbak Ana, Mbak Eko, Adik-Adikku Agung, Siska, Vendo dan Cicing. Terimakasih untuk doa dan dukungan yang telah diberikan. 14. Teman-temanku yang telah membantu selama penelitian Ana, Nesya, Ayu, Gustin, Dika, Maria, Evi dan seluruh teman seperjuangan dari program
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
studi Pendidikan Matematika angkatan 2008 yang memberikan dukungan kepada penulis selama studi. 15. Teman-teman Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma atas dukungan yang diberikan kepada penulis. 16. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah turut serta membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Paulina Lystianingsih Riardi
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN .....................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .....
vi
ABSTRAK ...................................................................................................
vii
ABSTRACT .................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................
4
C. Pembatasan Masalah..................................................................
5
D. Rumusan Masalah......................................................................
5
E.
Batasan Istilah............................................................................
6
F.
Tujuan Penelitian .......................................................................
7
G. Manfaat Penelitian .....................................................................
8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................
9
A. Aktivitas Belajar ........................................................................
9
B. Hasil Belajar ..............................................................................
13
C. Bilangan Bulat ...........................................................................
14
D. Alat Peraga.................................................................................
15
E.
Bola Bermuatan .........................................................................
17
F.
Klasifikasi Sekolah Luar Biasa..................................................
25
G. Tunarungu..................................................................................
29
1. Pengertian Anak Tunarungu.................................................
29
2. Klasifikasi Anak Tunarungu................................................
29
3. Dampak Ketunarunguan.......................................................
34
4. Karakteristik Kecerdasan Anak Tunarungu.........................
35
5. Metode Komunikasi Anak Tunarungu.................................
37
H. Prinsip Pendidikan Anak Berkelainan........................................
39
I. Kerangka Berpikir.......................................................................
42
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................
44
A. Jenis Penelitian ..........................................................................
44
B. Variabel Penelitian ....................................................................
44
C. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................
45
D. Subyek Penelitian ......................................................................
45
E.
Bentuk Data ...............................................................................
45
F.
Metode Pengumpulan Data .......................................................
46
G. Instrumen Penelitian ..................................................................
48
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB
H. Analisis Data..............................................................................
51
I.
52
Prosedur Pelaksanaan Penelitian................................................
IV
DESKRIPSI
PENELITIAN,
ANALISIS
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................
55
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ..............................................
55
1. Observasi Sebelum Pelaksanaan Penelitian ........................
56
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................
58
a. Pertemuan Pertama ........................................................
58
b. Pertemuan Kedua ...........................................................
64
c. Pertemuan Ketiga ..........................................................
68
d. Pertemuan Keempat .......................................................
77
e. Pertemuan Kelima .........................................................
83
f. Pertemuan Keenam ........................................................
89
B. Data Hasil Penelitian .................................................................
90
C. Analisis Data..............................................................................
94
1. Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa .......
94
2. Analisis Hasil Belajar Siswa................................................
101
BAB V PENUTUP .......................................................................................
107
A. Kesimpulan ................................................................................
107
B. Saran ..........................................................................................
108
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
109
LAMPIRAN .................................................................................................
110
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Soal Pre Test Bagian A .........................
93
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa Soal Pre Test Bagian B .........................
93
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Soal Pre Test Bagian C .........................
93
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa Soal Post Test Bagian A .......................
93
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siswa Soal Post Test Bagian B .......................
94
Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa Soal Post Test Bagian C .......................
94
Tabel 4.7
Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Bagian A ..........
103
Tabel 4.8
Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Bagian B...........
103
Tabel 4.9
Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Bagian C...........
104
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN A Lampiran A.1
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ..............................
111
Lampiran A.2
Kisi-Kisi Soal Pre Test dan Post Test ................................
117
Lampiran A.3
Soal Pre Test .....................................................................
118
Lampiran A.4
Soal Post Test ....................................................................
120
Lampiran A.5
Kunci Jawaban Soal Pre Test .............................................
122
Lampiran A.6
Kunci Jawaban Soal Post Test ...........................................
124
Lampiran A.7
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ................................
126
Lampiran B.1
Hasil Rangkuman Pengamatan Aktivitas Siswa ................
127
Lampiran B.2
Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa .......................
131
Lampiran B.3
Hasil Pre Test .....................................................................
155
Lampiran B.4
Hasil Post Test ...................................................................
159
Lampiran B.5
Foto Penelitian ...................................................................
163
Lampiran B.6
Surat Ijin Penelitian ............................................................
165
Lampiran B.7
Surat Keterangan Penelitian ...............................................
166
LAMPIRAN B
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bidang studi yang diajarkan sejak siswa menginjak usia sekolah. Hal ini dimaksudkan agar siswa-siswi tidak merasa asing dengan pelajaran matematika dan mereka dapat berpikir logis sejak usia dini. Walaupun demikian, sebagian besar siswa-siswi kurang berminat dalam mata pelajaran matematika. Mereka memandang matematika sebagai sesuatu yang sulit dan membebani. Kesulitan yang mereka hadapi diantaranya adalah matematika merupakan mata pelajaran yang abstrak dan berisi perhitungan yang menggunakan banyak rumus. Hal seperti ini juga dirasakan oleh siswa-siswi di Sekolah Luar Biasa, bahkan mungkin kesulitan yang mereka alami lebih banyak daripada kesulitan yang dialami oleh siswa-siswi di sekolah umum karena kondisi mereka yang berbeda. Pengertian berbeda/berkelainan adalah suatu kondisi yang menyimpang dari rata-rata umumnya. Penyimpangan tersebut secara eksplisit ditujukan kepada anak yang dianggap memiliki kelainan penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal umumnya, dalam hal fisik, mental, maupun karakteristik perilaku sosialnya (Mohammad Efendi, 2006: 2). Anak berkelainan adalah anak yang berbeda dari rata-rata umumnya, dikarenakan ada permasalahan dalam
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
kemampuan berpikir, penglihatan, pendengaran, sosialisasi, dan bergerak (Hallahan dan Kauffman dalam Mohammad Efendi, 2006: 2). Sekolah Luar Biasa adalah sekolah yang ditujukan untuk anakanak berkebutuhan khusus. Pengklasifikasian anak berkelainan di Indonesia jika dikaitkan dengan kepentingan pendidikannya dapat dibagi menjadi: bagian A adalah sebutan untuk kelompok anak tunanetra (anak berkelainan penglihatan), bagian B adalah sebutan untuk kelompok anak tunarungu (anak berkelainan pendengaran), bagian C adalah sebutan untuk kelompok anak tunagrahita (anak berkelainan mental subnormal), bagian D adalah sebutan untuk kelompok anak tunadaksa (anak berkelainan fungsi anggota tubuh), dan bagian E adalah sebutan untuk kelompok anak tunalaras (anak berkelainan perilaku) (Mohammad Efendi, 2006: 11). Tunarungu adalah anak yang berkekurangan pada indera pendengaran, anak-anak ini berkomunikasi dan berinteraksi dengan menggunakan bahasa isyarat dan membaca bibir. Prinsip pendidikan anak berkelainan berbeda dengan prinsip pendidikan untuk anak di sekolah umum. Prinsip pendidikan bagi anak berkelainan antara lain kasih sayang, layanan individual, kesiapan, keperagaan, motivasi, belajar dan bekerja kelompok, keterampilan, penanaman dan penyempurnaan sikap (Mohammad Efendi, 2006: 24). Salah satu prinsip pendidikan bagi anak berkelainan adalah keperagaan yang maksudnya
adalah penggunaan
alat
peraga
dalam
proses
pembelajaran. Alat peraga dapat digunakan untuk mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Khususnya untuk mata pelajaran matematika, penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa-siswi agar dapat memahami konsep-konsep matematika yang abstrak dengan lebih mudah. Matematika banyak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, setiap siswa-siswi di SLB pasti mengalami kejadian-kejadian yang berhubungan
dengan
matematika.
Sehingga
penggunaan
media
pembelajaran berupa alat peraga dalam pembelajaran kiranya dapat meningkatkan minat siswa-siswi untuk belajar yang tentunya dapat berdampak pada hasil belajar dan aktivitas belajar siswa di kelas. Alat peraga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bola bermuatan. Alasan menggunakan alat peraga ini adalah untuk lebih menarik perhatian siswa-siswi SLB kelas V karena alat peraga ini menggunakan bola-bola dengan 2 macam warna. Pemanfaatan alat peraga dalam pelajaran matematika dapat membantu menyampaikan konsep matematika yang membutuhkana alat bantu seperti materi bilangan bulat. Materi ini tidak mudah dalam menanamkan konsepnya dan terbukti masih banyak siswasiswi yang kesulitan untuk memahami konsep materi ini. Bilangan bulat terdiri dari semua bilangan asli, nol dan semua lawan bilangan asli. Materi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah operasi hitung bilangan bulat khususnya pada operasi penjumlahan dan pengurangan pada siswa-siswi SLB B kelas V. Materi ini sudah didapat di kelas IV namun masih banyak kesulitan yang dihadapi oleh para siswa. Kesulitan yang ditemui adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
kesulitan dalam menjumlahkan bilangan negatif dengan bilangan negatif dan juga mengurangkan bilangan negatif dengan bilangan negatif. Berdasarkan observasi di SLB Yapennas, proses pembelajaran yang berlangsung disini lebih terfokus pada siswa-siswi, guru mengajar berdasarkan kemampuan dan kondisi siswa-siswi karena guru mengetahui bagaimana tingkat pemahaman siswa-siswi. Akan tetapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan, siswa-siswi disini kurang aktif dalam proses pembelajaran. Mereka cenderung pasif dan melakukan apapun sesuai dengan petunjuk guru dan juga proses pembelajaran yang berlangsung, guru belum memanfaatkan penggunaan alat peraga. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, siswa-siswi disini kurang cepat dalam memahami materi sehingga guru akan sering mengulang materi yang sedang dipelajari. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di SLB. Dengan demikian peneliti memilih judul “AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SLB B YAPENAS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BOLA BERMUATAN”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pengamataan peneliti, identifikasi masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
1. Masih kurangnya pemanfaatan media pembelajaran berupa alat peraga yang digunakan oleh guru 2. Banyaknya siswa-siswi yang kurang berminat dan kurang aktif dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
C. Pembatasan Masalah Penelitian yang akan dilaksanakan dibatasi pada: 1. Pembelajaran hanya pada materi operasi hitung bilangan bulat terutama untuk penjumlahan dan pengurangan. 2. Kelompok sasaran yang akan dikenai tindakan adalah siswa-siswi di SLB B kelas V. 3. Alat peraga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bola bermuatan. 4. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diperoleh setelah siswa-siswi melakukan proses pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk angka (skor).
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan peneliti teliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah
aktivitas
belajar
siswa-siswi
SLB
dalam
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada materi operasi hitung bilangan bulat?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi di SLB?
E. Batasan Istilah 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi pada saat proses pembelajaran berlangsung dibatasi dengan adanya peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan keaktifan siswa. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh atau di dapat sebagai bentuk perubahan, dimana perubahan ini di dapat setelah seseorang melakukan proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai (skor). 3. Alat Peraga Suatu alat/benda yang sengaja dibuat untuk membantu menanamkan konsep matematika kepada siswa-siswi sehingga siswa-siswi dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan. 4. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan-bilangan yang terdiri atas semua bilangan asli, nol dan semua lawan bilangan asli. Bilangan asli dikenal dengan bilangan bulat positif dan lawan bilangan asli dikenal dengan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan bulat dapat dituliskan sebagai berikut :{... , -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
5. Siswa SLB B Yapennas kelas V adalah siswa-siswi kelas V SLB tunarungu di sekolah SLB Yapennas tahun ajaran 2012/2013. Tunarungu
adalah
individu
yang
memiliki
hambatan
dalam
pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Dari berbagai batasan istilah di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat di SLB B Yapenas Kelas V dengan Menggunakan Alat Peraga Bola Bermuatan adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa-siswi kelas V SLB tunarungu selama proses pembelajaran berkaitan dengan keaktifan siswa dan hasil yang telah dicapai setelah siswa mengikuti pembelajaran matematika mengenai operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga bola bermuatan.
F. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Mengetahui aktivitas belajar siswa-siswi SLB B (tunarungu) dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga 3. Mengetahui apakah pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi di SLB?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
G. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti a. Peneliti mendapat pengalaman dan menjadi lebih mengerti bagaimana cara mengajarkan materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa-siswi di SLB b. Peneliti dapat mengetahui aktivitas dan hasil belajar yang dicapai
siswa-siswi
SLB
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan alat peraga pada materi operasi hitung bilangan bulat. 2. Bagi siswa Siswa-siswi dapat tertarik untuk belajar matematika dengan pemanfaatan alat peraga yang menarik dan tepat sasaran. 3. Bagi guru Hasil
penelitian
dapat
dijadikan
sebagai
masukan
dalam
menemukan metode yang tepat untuk membuat pembelajaran matematika lebih menarik. 4. Bagi sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi sarana dan prasarana belajar dalam menunjang peningkatan kualitas hasil belajar siswa khususnya penggunaan alat peraga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar Aktivitas sangat penting dalam proses pembelajaran, pembelajaran di kelas tidak dapat berlangsung jika tidak ada aktivitas belajar siswasiswi. Aktivitas belajar adalah kegiatan dan kesibukan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuannya dan dapat menimbulkan perbuatan belajar. Perbuatan belajar ini akan membawa perubahan pada diri seseorang
untuk
memperoleh
suatu
kecakapan/pengetahuan
baru.
Aktivitas belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah. Dari beberapa uraian di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik (Sardiman A. M, 2008: 97). Menurut Sardiman A. M, aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus terkait. Sebagai contoh seseorang sedang belajar dengan membaca, secara fisik terlihat bahwa dia sedang membaca menghadapi suatu buku tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Begitu pula sebaliknya jika yang aktif hanya mentalnya. Misalnya ada seseorang yang yang berpikir tentang sesuatu/ide-ide yang perlu
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
diketahui
oleh
masyarakat
tetapi
jika
tidak
disertai
dengan
perbuatan/aktivitas fisik seperti dituangkan pada tulisan atau disampaikan kepada orang lain maka ide/pemikiran tersebut tidak berguna. Oleh karena itu, harus ada keserasian antara aktivitas fisik dengan aktivitas mental agar tercipta proses belajar yang optimal. Prinsip-prinsip aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni Ilmu Jiwa Lama dan Ilmu Jiwa Modern (Sardiman A.M, 2008: 97). 1. Menurut pandangan Ilmu Jiwa Lama John Locke dengan konsepnya Tabularasa, mengibaratkan jiwa seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis kemudian kertas ini akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar. Konsep semacam ini kemudian di transfer ke dalam dunia pendidikan. Siswa diibaratkan kertas putih sedangkan unsur dari luar yang menulisi adalah guru sehingga aktivitas berpusat pada guru, siswa hanya pasif dan menerima begitu saja. Selanjutnya Herbert memberikan rumusan bahwa jiwa adalah keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh hukum-hukum asosiasi, hubungannya dengan konsep John Locke adalah bahwa guru pulalah yang aktif sedangkan siswa pasif, secara mekanis hanya menuruti alur dari hukumhukum asosiasi tadi. Berdasarkan pendapat 2 ahli tersebut, yaitu John Locke dan Herbert, dalam proses pembelajaran di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
kelas, guru lebih mendominasi kegiatan yang berlangsung sedangkan siswa-siswi pasif dan hanya menerima apa saja yang guru berikan. Aktivitas siswa-siswi terutama terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Aktivitas yang dilakukan siswasiswi didasarkan atas perintah guru, menurut cara yang ditentukan guru sehingga proses belajar mengajar seperti ini tidak mendorong siswa-siswi untuk berpikir dan beraktivitas. 2. Menurut pandangan ilmu Jiwa Modern Aliran
ilmu
jiwa
yang
tergolong
modern
akan
menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu, secara alami siswa-siswi juga bisa menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacammacam kebutuhan, mereka dipandang sebagai manusia yang yang mempunyai potensi untuk berkembang. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran tetapi yang mengolah dan mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar belakang masing-masing siswa. Menurut Paul B. Diedrich (Sardiman A. M, 2008: 101), aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain: 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran,
mengeluarkan
pendapat,
mengadakan
wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan siswa-siswi pada saat proses pembelajaran berlangsung dibatasi dengan adanya peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan keaktifan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
B. Hasil Belajar Hasil perilaku belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku dalam keseluruhan pribadi pelajar. Perilaku hasil belajar mencakup
aspek-aspek
kognitif
(penguasaan
intelektual),
afektif
(berhubungan dengan sikap dan nilai), dan psikomotorik (kemampuan keterampilan bertindak/berperilaku). Para pengajar sangat diharapkan mampu mengantisipasi aspek-aspek perubahan perilaku ini yang dimulai dengan perencanaan kegiatan belajar berakhir. Akan tetapi perlu diingat bahwa perilaku belajar sesungguhnya bersumber dari berbagai aspek perilaku lainnya, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Aspekaspek internal peserta didik yang perlu dipahami antara lain aspek potensi, prestasi, kebutuhan, minat, sikap, pengalaman, keadaan fisik, cita-cita, dsb. Sedangkan aspek eksternal adalah antara lain latar belakang keluarga, sosial budaya, ekonomi, lingkungan fisik, dan sebagainya (Mohammad Surya, 2004: 50). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Nana Sudjana, 2010: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne (Nana Sudjana, 2010: 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni: (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diperoleh atau di dapat sebagai bentuk perubahan, dimana perubahan ini di dapat setelah seseorang melakukan proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai (skor).
C. Bilangan Bulat Menurut B. Harahap dan ST. Negoro (1979: 7), bilangan bulat adalah bilangan-bilangan yang terdiri atas semua bilangan asli, nol dan semua lawan bilangan asli. Dengan demikian bilangan bulat meliputi: a. Bilangan asli atau bilangan bulat positif b. Bilangan nol dan c. Lawan bilangan asli atau bilangan bulat negatif Berdasarkan Ensiklopedia Matematika, bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif {1, 2, 3, ... }, bilangan bulat negatif {..., -3, -2, -1}, dan nol {0}. Jadi, himpunan bilangan bulat dapat dituliskan seperti berikut :{... , -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}. Dengan diagram digambarkan sebagai berikut :
-5 -4 -3 -2 -1
Bilangan bulat negatif
0
1
Bilangan 0
2 3 4
5
Bilangan bulat positif
Melalui garis bilangan di atas, anak dapat melihat dan memahami dimanakah letak bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
bilangan nol. Nol dapat dianggap sebagai batas antara bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Pada umumnya, bilangan bulat negatif berada di sebelah kiri bilangan nol dan bilangan bulat positif berada di sebelah kanan bilangan nol. Semakin jauh ke kiri dari nol letak bilangan bulat negatif, maka nilainya akan semakin kecil. Sedangkan semakin jauh ke kanan dari nol letak bilangan bulat positif, maka nilainya akan semakin besar.
D. Alat Peraga Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alat peraga adalah alat bantu untuk mendidik/mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik. Alat peraga merupakan alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan pengetahuan dan pelajaran, yang tentunya alat ini mampu diserap oleh mata dan telinga agar proses belajar mengajar dapat bekerja secara efektif dan lebih efisien, intinya dengan menggunakan alat peraga dapat mempermudah penyampaian pesan yang akan disampaikan. Alat peraga pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Kelebihan penggunaan alat peraga menurut Ruseffendi (1990: 1), yaitu dengan alat peraga:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
1. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik murid maupun guru, dan terutama murid, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika. 2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit dan karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti. 3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan bendabenda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami. 4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru, menjadi bertambah banyak. Menurut Ruseffendi (1990: 3), beberapa hal supaya diperhatikan dalam pembuatan alat peraga yang baik adalah, alat peraga itu: 1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat). 2. Bentuk dan warnanya menarik. 3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit). 4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak. 5. Dapat menyajikan (dalam bentuk real, gambar atau diagram) konsep matematika. 6. Sesuai dengan konsep pembelajaran matematika. 7. Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
8. Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa. 9. Menjadikan
siswa
belajar
aktif
dan
mandiri
dengan
memanipulasi alat peraga, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan dan diutak-atik, atau dipasangkan dan dicopot, dan lain-lain. 10. Bila mungkin dapat berfaedah lipat (banyak). Proses pembelajaran memerlukan media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi/materi pelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Fungsi media pendidikan atau alat peraga pendidikan dimaksudkan agar komunikasi antara guru dan siswa dalam hal penyampaian pesan, siswa lebih memahami dan mengerti tentang konsep abstrak matematika. Siswa diajar lebih mudah memahami materi pelajaran jika ditunjang dengan alat peraga pendidikan.
E. Bola Bermuatan Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah bola bermuatan. Alat peraga ini terdiri dari bola-bola yang memiliki 2 warna yang berbeda dan dapat membantu siswa-siswi dalam menanamkan konsep matematika materi operasi hitung bilangan bulat khususnya untuk operasi penjumlahan dan pengurangan. Bilangan bulat mencakup bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif sehingga secara langsung siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
akan belajar mengenai penjumlahan bilangan positif dengan bilangan positif, penjumlahan bilangan positif dengan bilangan negatif dan sebaliknya, penjumlahan bilangan negatif dengan bilangan negatif, pengurangan bilangan positif dengan bilangan positif, pengurangan bilangan positif dengan bilangan negatif dan sebaliknya, pengurangan bilangan negatif dengan bilangan negatif. Asumsikan bahwa bola-bola tersebut bermuatan positif dan negatif. Kemudian dilakukan kesepakatan terlebih dahulu bahwa satu warna mewakili nilai +1, satu warna yang lain mewakili nilai -1 dan sepasang kedua bola tersebut (bernilai +1 dan -1) bernilai nol. Jumlah bola yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Buat kesepakatan bahwa: a.
+
= +1
b.
-
= -1
c.
+
-
=0
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
-
-
-
-
-
+
+
+
+
+
+
-
-
-
-
+
+
+
+
-
-
-
+
+
+
-
-
+
+
-
-
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Penggunaan alat peraga: a. Operasi Penjumlahan 1) Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Contoh: 3 + 2 = Langkah-langkah: a) Ambil 3 buah bola bermuatan positif dan masukkan ke dalam kotak
+ + + b) Karena
penjumlahan
maka
terjadi
proses
penambahan atau penggabungan sehingga ambil lagi 2 buah bola bermuatan positif dan masukkan ke dalam kotak
+ + + + + c) Hitung semua bola yang ada dalam kotak, sehingga didapatkan 3 + 2 = 5. 2) Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Contoh: 6 + (-2) = Langkah-langkah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
a) Ambil 6 buah bola bermuatan positif dan masukkan ke dalam kotak
+ + + + + + b) Karena
penjumlahan
maka
terjadi
proses
penambahan atau penggabungan. Sehingga ambil lagi 2 bola negatif dan masukkan kedalam kotak.
+ + + + + + -
Keluarkan pasangan bola bernilai 0
c) Sebelumnya telah disepakati bahwa sepasang bola positif dan negatif bernilai 0. Maka keluarkan semua pasangan bola yang bernilai 0, pada contoh ini ada dua pasang bola bernilai nol sehingga didapatkan 4 + 0 + 0 = 4. Hasil dari 6 + (-2) = 4. 3) Bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Contoh: (-4) + (-1) = Langkah-langkah: a) Ambil 4 bola bermuatan negatif dan masukkan ke dalam kotak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
-
-
b) Karena
penjumlahan
maka
terjadi
proses
penambahan atau penggabungan. Sehingga, ambil satu lagi bola bermuatan negatif dan masukkan ke dalam kotak.
-
-
-
c) Terdapat 5 bola bermuatan negatif di dalam kotak sehingga hasilnya di dapat (-4) + (-1) = (-5) b. Operasi Pengurangan 1) Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Contoh: 4 – 6 = Langkah-langkah: a) Ambil 4 buah bola bermuatan positif dan masukkan ke dalam kotak
+ + + +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
b) Lakukan proses pengurangan dengan mengambil 6 buah bola bermuatan positif tetapi bola yang ada di dalam kotak masih kurang sehingga kita mengingat kembali sifat bilangan bulat yaitu suatu bilangan bila ditambah nol hasilnya tidak berubah. c) Kita ambil 2 pasang bola bermuatan positif dan negatif ke dalam kotak sehingga di dalam kotak telah ada 6 buah bola bermuatan positif sehingga dapat dilakukan proses pengurangan.
+ + + + + + - -
Tambahkan pasangan bola bernilai 0
d) Sekarang ambilah 6 buah bola bermuatan positif dan didapatkan 2 buah bola bermuatan negatif yang ada di dalam kotak. Sehingga 4 – 6 = -2
-
-
2) Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Contoh: 2 – (-3) = Langkah-langkah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
a) Ambil 2 buah bola bermuatan positif dan masukkan ke dalam kotak
+ + b) Lakukan proses pengurangan dengan mengambil 3 buah bola bermuatan negatif tetapi ternyata di dalam kotak hanya terdapat 2 buah bola bermuatan positif
sehingga kita mengingat kembali sifat
bilangan bulat yaitu suatu bilangan bila ditambah nol hasilnya tidak berubah. c) Kita ambil 3 pasang bola bermuatan positif dan negatif ke dalam kotak sehingga di dalam kotak telah ada 3 buah bola bermuatan negatif sehingga dapat dilakukan proses pengurangan.
+ - - + + + +
Tambahkan pasangan bola bernilai 0
d) Sekarang ambilah 3 buah bola bermuatan negatif dan didapatkan 5 buah bola bermuatan positif yang ada di dalam kotak. Sehingga 2 – (-3) = 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
+
+
+ +
+
3) Bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Contoh: (-4) – (-3) = Langkah-langkah: a) Ambilah 4 buah bola bermuatan negatif dan masukkan ke dalam kotak
-
-
-
b) Lakukan proses pengurangan dengan mengambil 3 buah bola bermuatan negatif. Dari 4 buah bola bermuatan negatif diambil 3 buah bola bermuatan negatif lalu dihitung bola yang masih ada di dalam kotak adalah 1 bola bermuatan negatif. Sehingga didapat (-4) – (-3) = -1. Dari beberapa penjabaran mengenai alat peraga di atas, alat peraga dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu alat/benda yang sengaja dibuat untuk membantu menanamkan konsep matematika kepada siswa-siswi sehingga siswa-siswi dapat lebih mudah memahami diajarkan.
materi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
F. Klasifikasi Sekolah Luar Biasa 1. Tunanetra (SLB A) Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Klasifikasi anak tunanetra ditinjau dari ketajaman untuk melihat bayangan benda dapat dikelompokkan sebagai berikut (Mohammad
Efendi,
2006:
31):
(a)
anak
yang
mengalami
ketunanetraan yang memungkinkan dikoreksi alat optik atau terapi medis, (b) anak yang mengalami ketunanetraan yang memungkinkan dikoreksi alat optik atau terapi medis, tetapi masih mengalami kesulitan menggunakan fasilitas awas/lemah penglihatan, (c) anak mengalami ketunanetraan yang tidak memungkinkan dikoreksi alat optik atau terapi medis serta tidak dapat sama sekali memanfaatkan penglihatan untuk kepentingan pendidikan. 2. Tunarungu (SLB B) Tunarungu
adalah
individu
yang
memiliki
hambatan
dalam
pendengaran. Klasifikasi anak tunarungu ditinjau dari kepentingan tujuan pendidikannya dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut (Mohammad Efendi, 2006: 59): (a) anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB (slight losses), (b) anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB (mild losses), (c) anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-60 dB (moderate losses), (d) anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB (severe losses), (e) anak tunarungu yang kehilangan pendengaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
lebih dari 75 dB (profoundly losses). Sedangkan ditinjau dari lokasi terjadinya ketunarunguan (Mohammad Efendi, 2006: 63), klasifikasi anak tunarungu dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut: tunarungu konduktif, tunarungu perseptif, dan tunarungu campuran. 3. Tunagrahita (SLB C) Tunagrahita adalah individu yang memiliki taraf kecerdasan yang sangat rendah sehingga untuk meniti tugas perkembangannya ia sangat membutuhkan layanan pendidikan dan bimbingan secara khusus. Klasifikasi anak tunagrahita dapat dilihat pada angka tes kecerdasan, seperti IQ 0-25 dikategorika idiot, IQ 25-50 dikategorikan imbecil, dan IQ 50-75 dikategorikan debil/moron (Mohammad Efendi, 2006: 90). Sedangkan klasifikasi anak tunagrahita didasarkan pada penilaian program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut (Mohammad Efendi, 2006: 90): (a) anak tunagrahita mampu didik (debil) adalah anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti program sekolah biasa, tetapi masih memilki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal. Anak tunagrahita mampu didik berarti anak tunagrahita yang dapat dididik secara minimal dalam bidang-bidang akademis, sosial, dan pekerjaan. (b) anak tunagrahita mampu latih (imbecil) adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi anak tungrahita mampu didik. Anak tungrahita mampu latih hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas kehidupan sehari-hari, serta melakukan fungsi sosial kemasyarakatan menurut kemampuannya. (c) anak tunagrahita mampu rawat (idiot) adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga ia tidak mampu mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Untuk mengurus kebutuhan diri sendiri sangat membutuhkan orang lain. Dengan kata lain (menurut Patton dalam Mohammad Efendi, 2006: 91), anak tungrahita mampu rawat adalah anak tungrahita yang membutuhkan perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena ia tidak mampu terus hidup tanpa bantuan orang lain. 4. Tunadaksa (SLB D) Tunadaksa adalah individu yang memiliki ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya secara normal akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna. Klasifikasi anak tunadaksa (Mohammad Efendi, 2006: 115), dapat dikelompokkan menjadi: (a) anak tunadaksa ortopedi adalah anak tunadaksa yang mengalami kelainan, kecacatan, ketunaan tertentu pada bagian tulang, otot tubuh, ataupun daerah persendian (Heward & Orlansky, 1998 dalam Mohammad Efendi, 2006: 115), baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh kemudian (karena penyakit atau kecelakaan) sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi tubuh secara normal. (b) anak tunadaksa saraf (Heward & Orlansky, 1991 dalam Mohammad Efendi, 2006: 116) adalah anak tunadaksa yang mengalami kelainan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
akibat gangguan pada susunan saraf di otak. Otak sebagai pengontrol tubuh memiliki sejumlah saraf yang menjadi pengendali mekanisme tubuh sehingga jika otak mengalami kelainan, sesuatu akan terjadi pada organisme fisik, emosi dan mental. 5. Tunalaras (SLB E) Tunalaras adalah individu yang memiliki tingkah laku yang berkelainan, tidak memiliki sikap, suka melakukan pelanggaran terhadap peraturan dan norma sosial dengan frekuensi yang cukup besar, tidak/kurang mempunyai toleransi terhadap kelompok dan orang lain, mudah terpengaruh suasana, sehingga dapat membuat kesulitan bagi diri sendiri maupun orang lain. Klasifikasi anak tunalaras ditinjau dari sumber pemicu tumbuhnya perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi (Mohammad Efendi, 2006:144): (a) penyimpangan tingkah laku ekstrem sebagai bentuk kelainan emosi, anak yang dikategorikan memiliki penyimpangan ini adalah anak yang mengalami kesulitan menyesuaikan perilakunya dengan lingkungan sosial karena adanya tekanan dari dalam, adanya hal-hal yang bersifat neurotic atau psikotic. Indikasi anak berkelainan emosi dapat dipantau dari tekanan jiwa yang ditunjukkan
dalam
bentuk
kecemasan
yang
mendalam.
(b)
penyimpangan tingkah laku sebagai bentuk kelainan penyesuaian sosial, anak yang dikategorikan memiliki penyimpangan ini adalah anak yang mempunyai tingkah laku tidak sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku di rumah, di sekolah, dan di masyarakat lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
G. Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu Yang dimaksud dengan tunarungu atau berkelainan pendengaran adalah jika dalam proses mendengar terdapat satu atau lebih organ telinga bagian luar, organ telinga bagian tengah, dan organ telinga bagian dalam mengalami gangguan atau kerusakan disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak diketahui sehingga organ tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Anak yang berada dalam keadaan kelainan pendengaran seperti itu disebut anak berkelainan pendengaran atau anak tunarungu (Mohammad Efendi, 2006: 57). 2. Klasifikasi Anak Tunarungu Ketajaman pendengaran seseorang diukur dan dinyatakan dalam satuan bunyi deci-Bell (disingkat dB). Penggunaan satuan tersebut untuk membantu dalam interpretasi hasil tes pendengaran dan mengelompokkan
dalam
jenjangnya.
Berdasarkan
kriteria
International Standard Organization (ISO) klasifikasi anak kehilangan pendengaran atau tunarungu dapat dikelompokkan menjadi kelompok tuli dan kelompok lemah pendengaran. Menurut ISO, seseorang dikategorikan tuli (tunarungu berat) jika ia kehilangan kemampuan mendengar 70 dB atau lebih sehingga ia mengalami kesulitan untuk mengerti
atau
memahami
pembicaraan
orang
lain
walaupun
menggunakan alat bantu dengar atau tanpa menggunakan alat bantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
dengar. Sedangkan seseorang dikategorikan lemah pendengaran jika ia kehilangan kemampuan mendengar antara 35-69 dB sehingga mengalami kesulitan mendengar suara orang lain secara wajar, namun tidak terhalang untuk mengerti atau mencoba memahami bicara orang lain dengan menggunakan alat bantu dengar. Ditinjau dari kepentingan tujuan pendidikannya (Mohammad Efendi, 2006: 59), secara terinci anak tunarungu dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut: a. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20 – 30 dB Ciri-ciri anak tunarungu kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut antara lain: (a) kemampuan mendengar masih baik karena berada di garis batas antara pendengaran normal dan kekurangan pendengaran taraf ringan, (b) tidak mengalami kesulitan memahami pembicaraan dan dapat mengikuti sekolah biasa dengan syarat tempat duduknya perlu diperhatikan, terutama harus dekat guru, (c) dapat belajar bicara secara efektif dengan melalui kemampuan pendengarannya, (d) perlu diperhatikan kekayaan perbendaharaan bahasanya supaya perkembangan bicara dan bahasanya tidak terhambat, dan (e) disarankan yang bersangkutan menggunakan alat
bantu
dengar
untuk
meningkatkan
ketajaman
daya
pendengarannya. Untuk kepentingan pendidikannya pada anak tunarungu kelompok ini cukup hanya memerlukan latihan membaca bibir untuk pemahaman percakapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
b. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut antara lain: (a) dapat mengerti percakapan biasa pada jarak sangat dekat, (b) tidak mengalami kesulitan untuk mengekspresikan isi hatinya, (c) tidak dapat menangkap suatu percakapan yang lemah, (d) kesulitan menangkap isi pembicaraan dari lawan bicaranya jika berada
pada
posisi
tidak
searah
dengan
pandangannya
(berhadapan), (e) untuk menghindari kesulitan bicara perlu mendapatkan bimbingan yang baik dan intensif, (f) ada kemungkinan dapat mengikuti sekolah biasa, namun untuk kelaskelas permulaan sebaiknya dimasukkan dalam kelas khusus, dan (g) disarankan menggunakan alat bantu dengar untuk menambah ketajaman daya pendengarannya. Kebutuhan layanan pendidikan untuk anak tunarungu kelompok ini yaitu membaca bibir, latihan pendengaran, latihan bicara, artikulasi, serta latihan kosakata. c. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-60 dB Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut antara lain: (a) dapat mengerti percakapan keras pada jarak dekat, kira-kira satu meter sebab ia kesulitan menangkap percakapan pada jarak normal, (b) sering terjadi mis-understanding terhadap lawan bicaranya jika ia diajak bicara, (c) penyandang tunarungu kelompok ini mengalami kelainan bicara terutama pada huruf konsonan. Misalnya huruf konsonan “K” atau “G” mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
diucapkan menjadi “T” dan “D”, (d) kesulitan menggunakan bahasa dengan benar dalam percakapan, (e) perbendaharaan kosakatanya sangat terbatas. Kebutuhan layanan pendidikan untuk anak tunarungu kelompok ini meliputi latihan artikulasi, latihan membaca bibir, latihan kosakata, serta perlu menggunakan alat bantu dengar untuk membantu ketajaman pendengarannya. d. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB Ciri-ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut adalah (a) kesulitan membedakan suara, dan (b) tidak memiliki kesadaran bahwa benda-benda yang ada di sekitarnya memiliki getaran suara. Kebutuhan layanan pendidikannya, perlu layanan khusus dalam belajar bicara maupun bahasa, menggunakan alat bantu dengar sebab anak yang tergolong kategori ini tidak mampu berbicara
spontan.
Kebutuhan
pendidikan
anak
tunarungu
kelompok ini perlu latihan pendengaran intensif, membaca bibir, dan latihan pembentukan kosakata. e. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran 75 dB ke atas Ciri-ciri anak yang kehilangan pendengaran pada kelompok ini, ia hanya dapat mendengar suara keras sekali pada jarak kira-kira 1 inchi (± 2, 54 cm) atau sama sekali tidak mendengar. Biasanya ia tidak menyadari bunyi keras, mungkin juga ada reaksi jika dekat telinga. Kebutuhan layanan pendidikan untuk anak tunarungu dalam kelompok ini meliputi membaca bibir, latihan mendengar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
untuk kesadaran bunyi, latihan membentuk dan membaca ujaran dengan menggunakan metode-metode pengajaran yang khusus, seperti tactile kinestetic, visualisasi yang dibantu dengan segenap kemampuan indranya yang tersisa. Klasifikasi anak tunarungu ditinjau dari lokasi terjadinya ketunarunguan (Mohammad Efendi, 2006: 63), dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut: a. Tunarungu Konduktif Ketunarunguan tipe konduktif ini terjadi karena beberapa organ yang berfungsi sebagai penghantar suara di telinga bagian luar, seperti liang telinga, selaput gendang, serta ketiga tulang pendengaran (malleus, incus, dan stapes) yang terdapat di telinga bagian dalam dan dinding-dinding labirin mengalami gangguan. Ada beberapa kondisi yang menghalangi masuknya getaran suara atau bunyi ke organ yang berfungsi sebagai penghantar, yaitu tersumbatnya liang telinga oleh kotoran telinga (cerumen) atau kemasukan benda-benda asing lainnya; mengeras, pecah, berlubang pada selaput gendang telinga dan ketiga tulang pendengaran sehingga efeknya dapat menyebabkan hilangnya daya hantaran organ tersebut. b. Tunarungu Perseptif Ketunarunguan tipe perseptif disebabkan terganggunya organorgan pendengaran yang terdapat di belahan telinga bagian dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Ketunarunguan perseptif ini terjadi jika getaran suara yang diterima oleh telinga bagian dalam (terdiri dari rumah siput, serabut saraf pendengaran) yang bekerja mengubah rangsang mekanis menjadi rangsang elektris tidak dapat diteruskan ke pusat pendengaran otak. c. Tunarungu Campuran Ketunarunguan tipe campuran ini sebenarnya untuk menjelaskan bahwa pada telinga yang sama rangkaian organ-organ telinga yang berfungsi sebagai penghantar dan menerima rangsangan suara mengalami gangguan, sehingga yang tampak pada telinga tersebut telah terjadi campuran antara ketunarunguan konduktif dan ketunarunguan perseptif. Kondisi ketunarunguan yang dialami anak, dapat dihubungkan dengan kurun waktu terjadinya, yaitu sebelum anak lahir (prenatal), saat anak
lahir
(neonatal),
atau
sesudah
anak
lahir
(posnatal).
Ketunarunguan yang terjadi sebelum anak lahir maupun saat anak lahir disebut tunarungu bawaan, sedangkan ketunarunguan yang terjadi ketika anak mulai meniti tugas perkembangannya disebut tunarungu perolehan. 3. Dampak Ketunarunguan Anak tunarungu akan menanggung konsekuensi sangat kompleks berkaitan dengan masalah kejiwaannya. Pada diri mereka seringkali dihinggapi rasa keguncangan sebagai akibat tidak mampu mengontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
lingkungannya dan mereka juga harus berjuang dalam meniti tugas perkembangannya. Ada dua bagian penting dari dampak ketunarunguan berdasarkan uraian di atas yaitu: Pertama, konsekuensi akibat gangguan pendengaran tersebut bahwa penderitanya akan mengalami kesulitan dalam menerima segala macam rangsang atau peristiwa bunyi yang ada di sekitarnya. Kedua, akibat kesulitan menerima rangsang bunyi tersebut konsekuensinya penderita tunarungu akan mengalami kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat di sekitarnya. 4. Karakteristik Kecerdasan Anak Tunarungu Kecerdasan yang dimiliki anak tunarungu sebenarnya tidak berbeda dengan anak normal umumnya karena anak tunarungu ada yang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata (superior), rata-rata (average), maupun di bawah rata-rata (subnormal). Namun, untuk mengetahui kondisi kecerdasan anak tunarungu memerlukan cara yang agak berbeda dibandingkan dengan anak normal umumnya. Cruickshank (Mohammad Efendi, 2006: 79) mengemukakan bahwa anak tunarungu seringkali memperlihatkan keterlambatan dalam belajar. Hal ini dapat disebabkan karena derajat gangguan pendengaran yang dialami oleh anak dan juga potensi kecerdasan yang dimiliki anak itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Jensema (Mohammad Efendi, 2006: 80) mencatat bahwa kemampuan membaca anak tunarungu usia 14 tahun setingkat dengan anak kelas III. Demikian juga dalam kemampuan berhitung, anak tunarungu usia 10 tahun setingkat dengan anak normal kelas III. Trybus dan Kurchmer (Mohammad Efendi, 2006: 80) melaporkan bahwa hasil penelitiannya tentang kemajuan membaca dan berhitung pada 1.543 anak tunarungu usia 3 tahun. Ia menemukan bahwa pemahaman membaca anak tunarungu usia 9 tahun setingkat anak kelas II, dan pada usia 20 tahun setingkat dengan anak normal kelas V. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan secara berkelanjutan, Van Uden (Mohammad Efendi, 2006: 84) berhasil mencatat beberapa sifat kepribadian anak tunarungu yang berbeda dengan anak normal, antara lain: a. Anak tunarungu lebih egosentris. b. Anak tunarungu lebih tergantung pada orang lain dan yang sudah dikenal. c. Perhatian anak tunarungu lebih sukar dialihkan. d. Anak tunarungu lebih memerhatikan yang konkret. e. Anak tunarungu kurang dalam berfantasi. f. Anak tunarungu umumnya mempunyai sifat polos, sederhana, tanpa banyak masalah. g. Perasaan anak tunarungu cenderung dalam keadaan ekstrem tanpa banyak nuansa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
h. Anak tunarungu lebih mudah marah dan lekas tersinggung. i. Anak tunarungu kurang mempunyai konsep tentang hubungan. j. Anak tunarungu mempunyai perasaan takut akan hidup yang lebih besar. 5. Metode Komunikasi Anak Tunarungu Terdapat berbagai cara komunikasi untuk anak-anak yang memiliki masalah pendengaran (Jamila K.A Muhammad, 2008: 70), yaitu sebagai berikut: a. Metode auditory oral - Menekankan pada proses mendengar serta bertutur kata dengan penggunaan alat bantu pendengaran, penglihatan, dan sentuhan - Menekankan pada metode pembacaan gerak bibir (lip reading) - Menggunakan bantuan bunyi sebagai latihan pendengaran agar anak-anak
berlatih
untuk
mendengar
bunyi
dan
dapat
mengklasifikasikan bunyi-bunyi yang berbeda. b. Metode membaca bibir - Metode ini baik untuk anak-anak yang mampu berkonsentrasi tinggi dan mempunyai penglihatan yang baik. c. Metode bahasa isyarat - Bahasa isyarat digunakan dengan menggabungkan perkataan dengan makna dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
d. Metode komunikasi universal - Metode yang menggabungkan gerakan jari, isyarat, pembacaan gerak bibir, penuturan, dan bahasa isyarat manual-visual - Elemen penting dalam metode ini adalah penggunaan isyarat dan penuturan secara bersamaan. e. Penuturan isyarat (cued speech) - Menggunakan simbol-simbol tangan untuk membantu bunyibunyian. Simbol-simbol tangan yang dilambangkan ditentukan dengan bentuk-bentuk tangan yang menentukan maksud perkataan. Pada penelitian ini, siswa-siswi tunarungu di SLB Yapenas berkomunikasi menggunakan metode membaca bibir dan bahasa isyarat. Ada dua hal penting yang menjadi ciri khas hambatan anak tunarungu dalam aspek kebahasaannya, yaitu: pertama, konsekuensi akibat kelainan pendengaran (tunarungu) berdampak pada kesulitan dalam menerima segala macam rangsang bunyi atau peristiwa bunyi yang ada di sekitarnya. Kedua, akibat keterbatasannya dalam menerima rangsang
bunyi,
penderita
akan
mengalami
kesulitan
dalam
memproduksi suara atau bunyi bahasa yang ada di sekitarnya. Adanya dua kondisi ini pada anak tunarungu secara langsung dapat berpengaruh terhadap kelancaran perkembangan bahasa dan bicaranya (Mohammad Efendi, 2006: 75). Sehingga, terdapat kecenderungan bahwa seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
yang mengalami tunarungu seringkali diikuti pula dengan tunawicara (kesulitan dalam hal berbicara). Di SLB Yapennas ini, siswa-siswi tunarungu sudah pada klasifikasi tuli, mereka juga kesulitan dalam hal berbicara (tunawicara), mereka berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat dan membaca bibir. Alasan menggunakan alat peraga bola bermuatan dalam penelitian ini adalah karena siswa-siswi tunarungu terbatas dalam hal mendengar dan berbicara tetapi penglihatan dan indera yang lain dapat berfungsi dengan baik. Sehingga, pemilihan alat peraga bola bermuatan ini sesuai dengan kondisi siswa-siswi tunarungu karena alat peraga ini dapat dilihat dan juga menggunakan bola-bola dengan dua warna yang berbeda yang diharapkan dapat menarik perhatian dan minat siswasiswi tunarungu. Selain itu, alat peraga ini mudah digunakan. Penggunaannya hanya hanya dengan menjumlahkan (menggabungkan) dan mengurangkan (memisahkan/mengambil) bola-bola tersebut.
H. Prinsip Pendidikan Anak Berkelainan Mendidik anak berkelainan tidak sama dengan mendidik anak normal karena memerlukan suatu pendekatan dan strategi yang khusus. Pengembangan prinsip-prinsip pendekatan secara khusus, yang dapat dijdikan dasar dalam upaya mendidik anak berkelainan (Mohammad Efendi, 2006: 24), antara lain sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
1. Prinsip kasih sayang Pada dasarnya prinsip kasih sayang adalah menerima mereka sebagaimana adanya, dan mengupayakan agar mereka dapat menjalani hidup seperti anak normal lainnya. Oleh karena itu, upaya yang perlu dilakukan untuk mereka adalah tidak bersikap memanjakan, tidak bersikap acuh tak acuh terhadap kebutuhannya, dan memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan anak. 2. Prinsip Layanan Pendidikan Prinsip ini sangat penting karena setiap anak berkelainan dalam jenis dan derajat yang sama seringkali memiliki keunikan masalah yang berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, upaya yang perlu dilakukan untuk mereka selama pendidikannya adalah: jumlah siswa yang dilayani guru tidak lebih dari 4-6 anak dalam setiap kelasnya, pengaturan kurikulum dan jadwal pelajaran dapat bersifat fleksibel, penataan kelas harus dirancang sedemikian rupa sehingga guru dapat menjangkau semua siswanya dengan mudah, dan modifikasi alat bantu pengajaran. 3. Prinsip Kesiapan Untuk menerima suatu pelajaran tertentu diperlukan kesiapan. Khususnya kesiapan anak untuk mendapatkan pelajaran yang akan diajarkan. Anak berkelainan secara umum mempunyai kecenderungan cepat bosan dan cepat lelah apabila menerima pelajaran. Oleh karena itu, guru dalam kondisi tidak perlu memberi pelajaran baru, melainkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
mereka diberikan kegiatan yang menyenangkan dan rileks, setelah segar kembali guru baru dapat melanjutkan memberikan pelajaran. 4. Prinsip Keperagaan Kelancaran pembelajaran pada anak berkelainan sangat didukung oleh penggunaan alat peraga sebagai medianya. Fungsi dari penggunaan alat peraga adalah dapat mempermudah guru dalam mengajar dan juga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan guru. 5. Prinsip Motivasi Prinsip ini lebih menitikberatkan pada cara mengajar dan pemberian evaluasi yang disesuaikan dengan kondisi anak berkelainan. Contoh, bagi anak tunanetra, mempelajari orientasi dan mobilitas yang ditekankan pada pengenalan suara binatang akan lebih menarik dan mengesankan jika mereka diajak ke kebun binatang. Bagi anak tunagrahita, untuk menerangkan makanan empat sehat lima sempurna, barangkali akan lebih menarik jika diperagakan bahan aslinya kemudian diberikan kepada anak untuk dimakan, daripada hanya berupa gambar-gambar saja. 6. Prinsip Belajar dan Bekerja Kelompok Arah penekanan prinsip ini adalah agar mereka sebagai anggota masyarakat dapat bergaul dengan masyarakat lingkungannya, tanpa harus merasa rendah diri atau minder dengan orang normal. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
kegiatan ini diharapkan mereka dapat memahami bagaimana cara bergaul dengan orang lain secara wajar. 7. Prinsip Keterampilan Pendidikan keterampilan yang diberikan kepada anak berkelainan dapat berfungsi: (a) selektif yang berarti untuk mengarahkan minat, bakat, keterampilan dan perasaan anak berkelainan secara tepat guna. (b) edukatif yang berarti membimbing anak berkelainan untuk berpikir logis, berperasaan halus, dan kemampuan untuk bekerja. (c) rekreatif yang berarti unsur kegiatan yang diperagakan sangat menyenangkan bagi anak berkelainan. (d) terapi yang berarti aktivitas keterampilan yang
diberikan
dapat
menjadi
salah
satu
sarana
habilitasi
(penyembuhan) akibat kelainan atau ketunaan yang disandangnya. Dan (e) dapat dijadikan sebagai bekal dalam kehidupannya kelak. 8. Prinsip Penanaman dan Penyempurnaan Sikap Secara fisik dan psikis sikap anak berkelainan memang kurang baik sehingga perlu diupayakan agar mereka mempunyai sikap yang baik serta tidak selalu menjadi perhatian orang lain. Misalnya anak tunarungu memiliki kecenderungan rasa curiga pada orang lain akibat ketidakmampuannya menangkap percakapan orang lain.
I. Kerangka Berpikir Ketepatan
pemilihan
dan
penggunaan
alat
peraga
dalam
pembelajaran matematika akan berpengaruh terhadap kelancaran proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
pembelajaran matematika. Untuk itu penggunaan alat peraga dalam pembelajaran akan membantu siswa dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan dan membantu guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Proses pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bola bermuatan. Alat peraga bola bermuatan ini diberikan untuk anak-anak tunarungu di SLB B Yapenas kelas V. Alat peraga ini bertujuan agar anak-anak tunarungu dapat memanfaatkan indra yang lain karena satu indra tidak dapat digunakan. Anak-anak tunarungu adalah anak-anak yang berkekurangan dalam hal indra pendengaran tetapi indra yang lain seperti indra penglihatan, indra penciuman, indra perasa, dan indra peraba masih dapat digunakan. Oleh karena itu, pemilihan alat peraga bola bermuatan ini dimaksudkan untuk memanfaatkan indra yang lain tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Menurut Best (Sukardi, 2003: 157), penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek penelitian sesuai dengan apa adanya. Penelitian kualitatif menurut Margono (2007: 39) merupakan data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, analisis data yang dilakukan dengan memberi pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat pengumpulan data (Margono, 2007: 105). Dikatakan kualitatif karena data yang diperoleh sesuai dengan apa adanya dan untuk menganalisa aktivitas siswa berdasarkan instrumen pengamatan aktivitas siswa. Sedangkan data mengenai hasil belajar siswa yang berupa angka-angka dideskripsikan secara kuantitatif.
B. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga.
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SLB B Yapennas.
D. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi tunarungu di SLB B Yapenas kelas V yang berjumlah 2 orang dan menderita kehilangan pendengaran 75 dB ke atas. E. Bentuk Data Dalam penelitian ini terdapat dua macam data yang akan diambil oleh peneliti. Adapun data-dat tersebut adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
1. Data aktivitas siswa Data ini diperoleh dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dan pengisian lembar pengamatan oleh observer yang telah disiapkan oleh peneliti. 2. Data hasil belajar siswa Data ini didapat dengan menggunakan hasil pre-test dan post-test. Pre-test dan post-test berupa soal isian singkat yang sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru yang mengajar kelas V di SLB Yapennas.
F. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan selama pelaksaan penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu sebagai berikut : 1. Pengamatan Pengamatan/observasi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi Arikunto, 2002: 133). Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data selama penelitian berlangsung berupa aktivitas dan keterlibatan siswa-siswi selama proses pembelajaran matematika untuk materi operasi hitung bilangan bulat. Melalui pengamatan dapat diketahui tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh subyek penelitian,
dan
membuat
pencatatan-pencatatan
secara
objektif
mengenai apa yang diamati, serta dapat juga dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
menggunakan teknik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, checklist, atau daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada penelitian ini, peneliti menyiapkan lembar observasi yang akan diisi oleh observer yang membantu untuk mencatat kejadian yang berlangsung selama penelitian. 2. Dokumentasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto dan video. Melalui dokumentasi ini, peneliti dapat melihat sejauh mana proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini dapat menjadi salah satu bukti peneliti dalam melaksanakan penelitian. 3. Wawancara Wawancara
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu.
Wawancara dilakukan oleh dua orang yaitu seorang sebagai pewawancara yang menanyakan pertanyaan dan seorang lagi sebagai terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan proses pembelajaran. 4. Tes Hasil Belajar Siswa Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintahperintah yang harus dikerjakan oleh testee (pihak yang diberi tes),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai tersebut dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Anas Sudijono, 2011: 67). Ada 2 macam tes yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu pre-test dan post-test. Pre-test dilaksanakan sebelum peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan pada saat akan memulai materi baru, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai materi yang akan disajikan (Muhibbin Syah, 2008: 201). Sedangkan, post-test dilaksanakan setelah dilakukan serangkaian pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan dilaksanakan pada saat akhir penyajian materi dengan alat peraga, tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan (Muhibbin Syah, 2008: 201).
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan dalam penelitian dengan metode tertentu untuk pengumpulan data. Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan (Sukardi, 2003: 75). Dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
ini, ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. 1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat untuk 4 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan adalah 70 menit. 2. Instrumen Penelitian a. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pengamatan merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap subyek penelitian. Lembar pengamatan ini berfungsi untuk mencatat hal-hal yang dilakukan siswa-siswi selama proses penelitian berlangsung. Lembar pengamatan ini berisi pertanyaanpertanyaan mengenai aktivitas siswa-siswi di kelas dan mengacu pada kriteria siswa yang termotivasi dalam belajar. Lembar pengamatan ini diisi oleh observer pada saat melakukan pengamatan aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. b. Soal Tes Hasil Belajar Siswa Untuk dapat mengetahui hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, peneliti melakukan pre-test sedangkan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga, peneliti melakukan tes prestasi belajar siswa berupa post-test. Pre-test dan post-test ini disusun berdasarkan indikator dan kisi-kisi yang ditentukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Soal-soal pre-test dan post-test dibuat setara dan terdapat 3 bagian yaitu mengenai membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata, menentukan lawan dari sebuah bilangan, dan mengenai operasi hitung bilangan bulat. Hasil dari pre-test dan post-test ini nantinya akan dibandingkan dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan di SLB B Yapenas untuk mata pelajaran matematika yaitu 67. c. Wawancara Wawancara akan dilakukan kepada siswa dan guru. Pertanyaan-pertanyaan akan berkembang sesuai dengan jawaban terwawancara. Inti pertanyaan yang diajukan saat wawancara adalah mengenai kegiatan atau kesulitan yang dialami siswa selama penelitian berlangsung. d. Dokumentasi Dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini menggunakan rekaman video dan foto kegiatan pembelajaran untuk melengkapi data aktivitas siswa. Hal-hal yang akan
direkam
seperti:
keadaan
siswa-siswi
ketika
guru
menerangkan materi, keadaan siswa-siswi saat mengerjakan soalsoal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
H. Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam katakata. Data kuantitatif berupa hasil test yang dilakukan selama penelitian sedangkan data kualitatif berupa hasil pengamatan aktivitas siswa-siswi di kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil wawancara. Analisis
data
dilakukan
dengan
cara
mentranskrip
hasil
pengamatan peneliti yang datanya berupa video rekaman, lembar observasi, hasil wawancara dan hasil belajar siswa yaitu tes awal dan tes akhir. Kedua tes ini nantinya hasilnya akan dibandingkan. Untuk mengetahui validitas setiap instrumen dilakukan teknik penilaian pakar (expert judgment) yakni oleh guru kelas dan dosen pembimbing. Sedangkan untuk uji validitas butir soal menggunakan uji validitas konstruk (construct validity) yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan konstruksi teoritik dimana tes itu dibuat. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-soal tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum (Sumarna Surapranata, 2006: 53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan, yaitu : a. Menghubungi
pihak
Kepala
Sekolah
SLB
untuk
memberitahukan maksud dan tujuan serta meminta ijin untuk melaksanakan penelitian. b. Bertemu
dengan
guru
kelas
yang
bersangkutan,
memberitahukan mengenai penelitian yang akan dilakukan dan merencanakan untuk melakukan observasi. c. Melaksanakan observasi di kelas yang nantinya akan dilaksanakan penelitian dan mengetahui bagaimana kondisi kelas tersebut. d. Menyiapkan alat peraga untuk proses pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. e. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). f. Menyiapkan kelengkapan surat-surat penelitian dan beberapa instrumen pengumpulan data. g. Mempelajari karakteristik siswa-siswi SLB dan mempelajari bahasa isyarat yang digunakan. h. Menyiapkan alat elektronik untuk dokumentasi saat pelaksanaa penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
i. Menyiapkan soal-soal pre-test dan post-test yang nantinya akan digunakan dalam penelitian yang sudah disetujui oleh guru kelas dan dosen pembimbing. 2. Rencana Kegiatan Peneliti dibantu guru kelas dalam melakukan proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain : a. Berhubungan dengan kegiatan pembelajaran a) Membuat RPP b) Mempraktekkan alat peraga c) Melakukan evaluasi setelah pembelajaran b. Berhubungan dengan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran a) Mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran. b) Mengamati respon dan reaksi siswa selam proses pembelajaran. 3. Evaluasi Pembelajaran Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, peneliti bersama dengan guru kelas melakukan evaluasi hasil belajar siswa. Evaluasi ini berupa latihan soal dan dilakukan satu kali setelah seluruh proses pembelajaran yang dilakukan peneliti selesai. Peneliti juga mengamati aktivitas siswa pada setiap proses pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
4. Pengolahan Data Dari data-data yang diperoleh selama penelitian berupa data lembar pengamatan aktivitas siswa, data hasil belajar siswa (pre-test dan posttest), penulis mengolah data dan menarik kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV DESKRIPSI PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SLB Yapenas yang beralamatkan di jalan Sepakbola Nglaren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan di kelas V SLB B Yapenas tahun ajaran 2012/2013, siswanya berjumlah dua orang yaitu Dyah dan Ika. Sebelum melaksanakan penelitian, persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan materi, alat peraga, alat pengumpulan data berupa lembar pengamatan, tes hasil belajar (pre test dan post test), daftar pertanyaan wawancara dan merekam pembelajaran dengan video recorder serta menyiapkan rancangan pembelajaran yang berupa RPP. Peneliti melaksanakan observasi sebanyak 3 kali. Materi yang diambil adalah operasi hitung bilangan bulat tetapi dalam penelitian ini hanya diambil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dan menggunakan alat peraga berupa bola bermuatan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 6 pertemuan, 1 pertemuan untuk pretest, 4 pertemuan unituk proses pembelajaran dan 1 pertemuan terakhir untuk postest. Berikut ini akan dijelaskan proses pembelajaran dari setiap pertemuan dari saat observasi sampai proses pembelajaran saat penelitian.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
1. Observasi Sebelum Pelaksanaan Penelitian Peneliti melaksanakan 3 kali observasi. Tujuan melakukan observasi ini adalah untuk mnegetahui bagaimana proses pembelajaran yang terjadi, bagaimana anak-anak belajar dan juga untuk mendekatkan diri dengan anak-anak. Pada observasi yang pertama, peneliti mengamati keadaan sekolah, bertemu dengan kepala sekolah, guru kelas dan juga dengan anak-anak yaitu Dyah dan Ika. Kami berkenalan dan mulai mengamati bagaimana mereka belajar. Hari itu peneliti hanya melakukan observasi sebentar karena anak-anak sudah waktunya pulang. Ketika anak-anak sudah pulang, peneliti banyak berbincang-bincang dengan guru kelas mengenai bagaimana keadaan anak-anak disini khususnya keadaan anak-anak tunarungu dan juga bagaimana pembelajaran disekolah ini berlangsung. Berdasarkan informasi dari guru kelas yaitu Ibu Sayekti, pembelajaran dikelas dilaksanakan dari hari senin sampai rabu, anakanak belajar mata pelajaran pokok seperti matematika, bahasa indonesia, IPA, IPS dan lain-lain sedangkan untuk hari kamis sampai sabtu anak-anak melaksanakan pembelajaran diluar kelas seperti olahraga dan juga mata pelajaran muatan lokal lainnya. Kurikulum yang digunakan di SLB Yapenas untuk anak-anak tunarungu sama dengan kurikulum yang digunakan di sekolah umum. Walaupun kurikulum yang digunakan sama dengan kurikulum yang digunakan di sekolah umum tetapi dalam penerapannya guru harus selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
menyesuaikan keadaan anak-anak. Menurut Ibu Sayekti, kemampuan anak-anak tunarungu tidak jauh berbeda dengan anak-anak umum biasa, hanya saja mereka memiliki keterbatasan dalam hal pendengaran dan juga pengucapan. Pada observasi kedua, peneliti datang pada hari Kamis dan pada hari itu proses pembelajaran berlangsung di luar kelas. Anak-anak berolahraga dan bermain bersama. Peneliti berusaha mendekati Dyah dan Ika dan juga anak-anak lain di sekolah tersebut. Kesulitan saat mendekati mereka adalah dalam hal komunikasi karena peneliti belum paham dalam penggunaan bahsa isyarat yang digunakan. Pada observasi ketiga, peneliti datang pada saat mata pelajaran matematika. Materi yang sedang dipelajari oleh anak-anak adalah mengenai KPK dan FPB. Selama proses pembelajaran, peneliti berusaha untuk selalu mendekati anak-anak dan membantu mereka. Berdasarkan observasi yang sudah peneliti laksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa Dyah adalah anak yang pendiam, rajin, dan juga pemalu, dalam hal pengucapan kata-kata masih sedikit kurang jelas karena suaranya kecil. Sedangkan Ika adalah anak yang aktif, pintar, dia memiliki suara yang keras tetapi terkadang dalam pengucapan kataakata masih ada yang kurang jelas. Sosialisasi keduanya dengan teman yang lain sangat baik, pemahaman mereka akan suatu materi tertentu sama. Sedangkan hal-hal yang penting untuk diingat adalah pendekatan dengan anak-anak adalah hal yang utama, proses pembelajaran berpusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
pada siswa dan juga diperlukan pembelajaran yang menarik agar anakanak tidak merasa bosan.
2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bola bermuatan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Berikut ini adalah penjabaran dari setiap pertemuan: a.
Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama ini yaitu pada tanggal 3 September 2012, anak-anak yaitu Dyah dan Ika diberikan soal pretest. Mereka mengerjakan soal-soal tersebut bertujuan untuk dapat mengetahui sejauh mana pemahaman anak-anak terhadap materi operasi hitung bilangan bulat khususnya pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Soal-soal pretest terdiri dari 3 sub bagian. Sub bagian pertama adalah mengenai membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata, sub bagian kedua adalah mengenai menentukan lawan dari suatu bilangan dan sub bagian ketiga dibagi lagi menjadi 8 bagian mengenai operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, total ada 28 soal. Anak-anak diberi waktu 2 jam pelajaran untuk mengerjakan soal pretest. Pembelajaran dimulai pada pukul 8 pagi karena sebelumnya diadakan upacara bendera terlebih dahulu. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
ketika akan mengerjakan soal, guru merasa perlu untuk memberikan sedikit materi terlebih dahulu. Berikut ini rangkuman kegiatan yang berlangsung : G : Guru
D : Dyah
I : Ika
G : Ini ada mbak yang kemarin, datang mau belajar bersama. Tapi kerjakan soal ini dulu ya. (Siswa terlihat bingung ketika menghadapi soal, dan guru mengamati kemudian berfikir untuk sedikit mengingatkan mengenai bilangan) G : Kenapa? Lupa ya? Ini mba, mereka suka lupa. Diingatkan sebentar ya mba? (berkata kepada peneliti. Ini coba lihat. (menuliskan angka 9 ) Ini berapa? I : Sembilan. G : Kalau yang ini? (menuliskan angka sepuluh) Dyah ayo jawab. D : Sepuluh. G : Kalau yang ini? (menuliskan angka sebelas (11) ) Ika? I : Satu satu. G : Satu satu? Ya, tidak papa. Tuh kan mba, anak-anak sering lupa begini (berkata kepada peneliti). Dyah tahu ini berapa? D : satu belas. G : Satu belas? Hayo.. kok pada lupa ini? Dulu sudah pernah diajarkan bacanya kan? I : Lupa. G : Lupa? Ya.. perhatikan ya, ini dibaca sebelas ditulis sebelas. Ayo ucapkan sama-sama. G, I, D : sebelas. G : Ingat ya, diingat-ingat. Jangan lupa lagi. Kalau ini? (menuliskan angka tiga belas dipapan tulis (13) ). Dibaca apa? Ika? I : Satuuu... (menggaruk-garuk kepala) G : Dyah, ini dibaca berapa? D : Tiga.. G : Tiga?? D : Belas. G : Jadi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
D : Tiga belas. G : tiga belas. Sebutkan, Ika. I : Tiga belas. G : Iya, diingat-ingat ya. Yok, kalau yang ini berapa? Yang keras suaranya biar ibu dengar, Dyah? D : Lima belas. G : Ika? I : Lima belas. G : Bisa ya? Diingat-ingat jangan lupa-lupa lagi, ya? (Ika dan Dyah menganggukkan kepala) G : Kalau ini? (menuliskan angka dua puluh satu (21) ) D : Dua puluh satu. G : Yak, Kalau ini Ika? (menuliskan angka dua puluh tiga (23) ) I : Dua puluh tiga. G : Perhatikan disini. (sambil menuliskan lambang bilangan negatif (-) dan positif (+) ) Ini, (menunjuk ke negatif) dibaca ne..ga..tif. Apa? I : Netif. G : Salah, Negatif. Ne..Ga..Tif. Coba Dyah. D : Negatif. G : Sekali lagi, yag keras supaya ibu dengar ya.. Ayo. D : Negatif (memperkeras suaranya) G : Bagus, coba Ika.. apa tadi? I : Negatif. G : Bagus bisa ya, ayo ucapkan bersama-sama. G, I, D : Negatif. G : Kalau tanda yang ini? (menunjuk ke tanda positif (+) ). Ika? Dyah? ( Ika dan Dyah hanya diam) G : Ini dibaca Positif. Po..Si..Tif. Positif. Ulangi Ika. I : Potif? G : Dyah? D : Positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
G : Coba dyah menghadap Ika, ajarkan Ika membaca positif. Ika perhatikan Dyah ya? (Ika dan Dyah berhadapan, Dyah mengucapkan kata positif dan Ika menirukan berkali-kali) G : Sudah bisa belum? Coba Ika.. I : Positif. G : Oke, bisa ya. Diingat-ingat. Sekarang kembali ke gelas lagi ya, ayo perhatikan ini, penggaris yang ibu masukkan menunjuk angka berapa? I : tiga. G : Tiga? Kok tandanya tidak dibaca? I : Negatif tiga. G : Oke, sekarang Dyah, ini berapa? (penggaris menunjukk negatif lima) D : Negatif lima. G : (menunjukkan angka 5). Ika? I : Positif lima. G : ( menunjukkan angka 7) . Dyah? D : Positif tujuh. G : Baik, sekarang Ika tunjukkan angkanya, biar Dyah yang baca, nanti bergantian, ya? Ayo Ika dicoba. ( Ika dan Dyah saling menunjukkan bilangan menggunakan alat peraga gelas, dan saling menyebutkan bilangannya secara bergantian ). I : (menunjuk angka negatif tiga) D : Negatif tiga I : (menunjuk angka negatif lima) D : Negatif lima I : (menunjuk angka positif sepuluh) D : Positif sepuluh. I : (menunjuk angka negatif sepuluh) D : negatif sepuluh. G : Bisa? (Dyah menganggukkan kepala) G : Sekarang gantian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
D : (menunjuk angka negatif lima) I : Negatif lima D : (menunjuk angka positif tujuh) I : Positif tujuh D : (menunjuk angka negatif dua) I : Negatif dua D : ( menunjuk angka positif delapan) I : Positif delapan G : Sudah, bisa ya? Jadi bilangan bulat ada dua, negatif dan positif. Coba sekarang, belajar menuliskannya didepan ya? Yok, dilihat disini. Ini (menuliskan +3) dibaca? I : Positif tiga. G : Coba Ika maju menuliskan positif tiga. I : (maju kedepan dan manulis „potisif‟ tiga) G : Coba Dyah maju kedepan bantu ibu tulis ya? D : (maju kedepan menuliskan “positif tiga”) G : Sama atau beda yang yang ditulis Dyah dengan Ika? I & D : Beda G : Yang benar yang mana? (Ika menggelengkan kepala tidak tahu) G : Yang benar punya Dyah ini ya, Ika salah. Coba Ika maju perbaiki. (Ika maju kedepan dan membenarkan tulisannya) G : Coba yang ini Ika.(sambil menuliskan +11) I : (menuliskan “poitif sebelas”) G : Yak, Dyah, lihat tulisan Ika, benar atau salah? D : Salah. G : Coba maju kedepan dibenarkan. D : (Maju kedepan menuliskan “positif sebelas”) G : Ika, coba, dilihat, dibandingkan, punyamu salah yang mana? Ayo dibenarkan. I : (membenarkan menulis positif sebelas”)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
G : Coba Ika sekali lagi ya, tulis (menulis +21) I : (menulis “positif dua puluh satu”) G : Bisa ya? (Ika dan Dyah mengangguk) G : Sekarang yang ini (menulis -6), coba tuliskan, Ika. I : (menulis “negtif enam”) G : Dyah.. ini benar atau salah? D : Salah. G : Ayo benarkan penulisannya. D : (menulis “ negatif enam”) G : Ayo Ika perhatikan ya supaya tidak salah lagi. Ayo diperbaiki tulisannya. I : (menuliskan “negatif enam”) G : Untuk Ika sekali lagi ya. Coba tuliskan (menulis -13). I : (menulis “ negatif tiga belas”) G : Sudah bisa? Ika? I : sudah G : Sekarang dikerjakan soalnya, sebisa kalian, diingat-ingat waktu dulu kelas empat kita sudah pernah belajar (Ika dan Dyah mengangguk dan mengerjakan soal)
Setelah diberikan materi sebentar, anak-anak mengerjakan soal-soal tersebut dan ternyata waktu pengerjaan hanya 30 menit mereka sudah selesai, hasil pekerjaan mereka dikumpulkan dan akan dilanjutkan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga esok hari. Pembahasan Pertemuan Pertama : Pada awalnya anak-anak terlihat sangat bingung ketika diberikan soal, guru mengetahui hal tersebut sehingga guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
meminta waktu sebentar kepada peneliti untuk dapat memberikan materi. Materi yang diberikan hanyalah dalam hal membaca bilangan dan menuliskannya dalam bentuk kata-kata. Dari hasil yang ada terlihat bahwa mereka masih sering lupa akan pengucapan bilangan seperti 11 (sebelas) dibaca satu satu atau satu belas, 13 (tigabelas) dibaca tiga puluh belas. Walaupun dahulu sudah bisa tetapi anak-anak sering lupa jadi perlu untuk diulang lagi. Setelah diberikan materi sebentar, anak-anak diberi waktu untuk mengerjakan soal-soal dan mereka mengerjakan dalam waktu 30 menit saja. b. Pertemuan kedua Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 10 September 2012, proses pembelajaran dimulai pada pukul 8 pagi karena sebelumnya diadakan upacara bendera. Pada pertemuan ini, anak-anak memulai pembelajaran dengan pengenalan bilangan bulat terlebih dahulu. Rangkuman kegiatan adalah sebagai berikut: G : Guru
D : Dyah
I : Ika
G : Selamat pagi anak-anak, sudah siap? Berdoa dulu ya? (Siswa dan Guru berdoa bersama) G : Baik anak-anak, sekarang keluarkan buku berhitungnya. Kita belajar berhitung. (intinya belajar ucap angka-angka dan positif negatif) G : Kemarin kan kita sudah belajar sekilas mengenai bilangan bulat. Ayo sekarang ini bacanya gimana (sambil menuliskan angka 17). Ayo Dyah, ini dibaca apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
D : Satu puluh..... G : Satu puluh? Benar satu puluh? Ayo ingat-ingat yang kemarin gimana bacanya. Ayo coba Ika. I : Tujuh belas G : Iya bagus. Ayo Dyah udah ingat belum? Kalau ini dibaca apa? (sambil menuliskan angka 18) D : Delapan belas G : Iya bagus. Sekarang perhatikan ini (sambil menuliskan lambang bilangan negatif (-) dan positif (+) ) Ini, (menunjuk ke negatif) dibaca ne..ga..tif. Apa? D & I : Ne..tif. G : Ne..ga..tif. Ayo Dyah dibaca apa? D : Ne..ga..tif G : Iya bagus. Ayo Ika ini dibaca apa? (sambil menunjuk ke negatif) I : Ne..ga..tif. G : Iya bagus. Kalau ini (menunjuk ke positif) dibaca po..si..tif.Ayo Ika dibaca apa? I : Po..si..tif. G : Bagus. Ayo Dyah dibaca apa ini (sambil menunjuk ke positif) D : Po..si..tif. G : Bagus, sekarang kalau ini (menulisakan bilangan -9) dibaca apa? Ayo Dyah. D : Ne..tif sembilan G : Ayo Dyah diulangi, dibaca apa? D : Ne..ga..tif sembilan. G : Bagus. Kalau yang ini (menuliskan bilangan -13) dibaca apa? Ayo Ika. I : Negatif tiga belas G : Bagus, sekarang ayo tuliskan di papan tulus. Coba ini dibaca apa (sambil menuliskan bilangan -15). Ayo siapa yang mau maju? Ayo Ika. I : Menuliskan dengan kata kata negatif lima belas di papan tulis. G : Sudah betul belum itu Dyah? D : (Mengangguk) G : Ayo kalau sekarang ini dibaca apa (menuliskan bilangan -11) Ayo Dyah. D : Menuliskan dengan kata-kata negatif sebelas di papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
G : Baik sekarang ayo tuliskan di papan tulis (sambil menuliskan bilangan -19 dan -16). Ayo Ika dan Dyah maju kerjakan satu-satu. I : Mengerjakan soal pertama dan menuliskan dengan kata-kata negatif sembilan belas di papan tulis. D : Mengerjakan soal kedua dan menuliskan dengan kata-kata negatif enam belas di papan tulis. G : Ayo Ika, jawabannya Dyah udah bener apa belum? I : (Mengangguk) G : Kalau jawabannya Ika udah bener apa belum, Dyah? D : (Mengangguk) G : Iya bagus, udah bisa ya? D & I : (Mengangguk) G : Masih ingat ya kalau yang ini, baik kita teruskan. Tadi ibu sudah bilang kita mau belajar bilangan bulat. Ingat waktu kelas empat kemarin ya... ini namanya garis bilangan. Ingat ini? (menggambar garis bilangan) ( Ika dan Dyah menganggukkan kepala ) G : Nah, kalau bilangan bulat itu, ada negatif, ini yang sebelah kiri dan ada yang positif ini disebelah kanan. Ingat ya? Masih ingat? Atau lupa? ( Ika dan Dyah hanya diam dan saling memandang bingung) G : Ya, kalau lupa, ini lihat ada gelas disini, ada nomornya... nah dibatas air ini angkanya 0. Kalau dibawah air ada tanda seperti ini namanya negatif, kalau ini namanya positif, tidak ada tandanya ya.. tapi sama dengan ditulis ada tandanya. Contohnya +5 dibaca positif lima, kalau ini 5 juga dibaca lima atau positif lima. Sama ya.. sama. (Ika dan Dyah menganggukkan kepala) G : Coba perhatikan. Ini penggaris ibu masukkan ya, ibu masukkan sampai ke air. Lihat, ini menunjuk angk berapa? Ika? I : tiga G : Tadi kalau dibawah air dan ada tanda ini dibaca apa? I : (menggaruk-garuk kepala) G : Sudah lupa lagi? Ya , tidak papa. Dyah juga lupa? D : (menganggukkan kepala) G : Coba tadi diingat, lihat gelas ini, yang diatas air bilangan apa ya? I : positif G : Apa Dyah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
D : Positif G : Bagus, kalau yang dibawah air tadi? Ayo apa Dyah? D : Negatif. G : Ika? I : Negatif. G : Ya, bagus. Coba kalo lima ini (sambil menunjuk positif lima pada penggaris digelas), positif ya? Kalau angka lima yang dibawah air, positif atau negatif? I & D : Negatif. G : Bagus, jadi bilangan yang diatas air itu lawannya bilangan yang dibawah air. Yang diatas air bilangan apa tadi? I & D : Positif G :Terus yang dibawah air bilangan apa? I & D : Negatif. G : Jadi, bilangan positif lawannya bilangan negatif. Coba sekarang, (-9) >< (sambil menuliskan dipapan tulis) lawannya apa? (sambil menuliskan dipapan tulis) Kalau tanda ini (><) artinya lawan ya? Ayo coba ucapkan. Lawan. I & D : Lawan G : Ya,sekarang Siapa mau maju kerjakan? Dyah? D : (maju lalu menulis angka 9) G : Coba dituliskan menggunakan kata-kata, ibu beri contoh, „negatif sembilan lawan dari „(sambil menuliskan dipapan) apa? Jawabanmu coba dituliskan. D : (menulis „positif sembilan‟) G : bagus, coba sekarang ika, langsung kata-kata saja ya, positif tujuh lawan dari? (sambil menuliskannya dipapan) I : (maju kedepan dan menuliskan jawaban „negatif tujuh‟) G : Oke, sekarang latihan soal saja ya, ini soalnya dikerjakan ya. (Ika dan Dyah mengangguk langsung mengerjakan soal latihan).
Pembahasan Pertemuan Kedua: Pada pertemuan kedua ini, anak-anak diajarkan untuk mengenal bilangan bulat terlebih dahulu. Walaupun pada saat kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
IV mereka sudah belajar mengenai bilangan bulat tetapi pada pertemuan ini mereka akan diingatkan kembali. Guru mengajar mengenai cara membaca positif dan negatif, cara penulisan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata, dan juga mengenai lawan bilangan bulat. Guru menggunakan alat peraga dalam menjelaskan materi mengenai lawan bilangan bulat, hal ini bertujuan agar anak dapat lebih mengerti dan tidak menerima begitu saja. Guru mengajar dengan sangat sabar terbukti bahwa guru sering mengulang-ulang agar anak-anak dapat ingat dan mengerti. Guru memberikan banyak latihan dalam hal penulisan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata. Dyah dan Ika sebenarnya memiliki kemampuan yang hampir sama. Adakalanya Dyah bisa tetapi Ika tidak dan sebaliknya. Dyah memiliki suara yang kecil sehingga sering kurang jelas dalam hal pengucapan. Untuk pertemuan selanjutnya akan dimulai dengan operasi hitung bilangan bulat yaitu penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan alat peraga. c.
Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 12 September 2012 dan proses pembelajaran dimulai pada pukul 7:30 pagi. Pada pertemuan ini anak-anak akan diajarkan bagaimana menggunakan alat peraga bola bermuatan pada operasi penjumlahan terlebih dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Rangkuman kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: G : Guru
D : Dyah
I : Ika
G : Kemarin masih ingat ini tanda apa ini ? (sambil menuliskan lambang bilangan negatif dipapan tulis) I : negatif G : negatif. Tanda apa Dyah? D : Negatif. G : Masih ingat ya? ( Ika dan dyah menganggukkan kepala ). G : Sekarang, kalau yang ini tanda apa? Ika? ( Ika hanya diam dan mengingat-ingat lalu menggelengkan kepala ). G : Lupa? Dyah, tanda apa ini? D : Positif. G : Coba ika ulangi ( Ika masih terlihat bingung ). G : Dyah ajari Ika coba ( Dyah menghadap Ika dan mengucapkan kata Positif ). G: Apa Ika? I : Positif G : Bagus. Coba ulangi. Ini tanda apa? Ika? (sambil menunjukkan lambang bilangan negatif) I : negatif. G : Dyah? D : Negatif. G: Kalo yang ini? (sambil menunjukkn lambang bilangan positif) D: Positif G : Ika? I : Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
G : Coba lihat ini sekarang. Ada bola. Warnanya ada 2. Ini warna orange. Apa Ika? I : Orange. G : Dyah ? D : Orange. G : Bola yang satunya lagi ini, ada yang tahu warna apa? (sambil mennjukkan bola biru) I : (diam sambil mengingat-ngat) G : Dyah? D : Biru G : Yak, Dyah, warna apa? D : Biru. G : Coba Ika perhatikan Dyah, ini warna apa ? I : Biru. G : Ya, jadi ini warna apa? (Sambil menunjukkan bola berwarna orange) I & D : Orange. G : Kalo yang ini? (Sambil menunjukkan bola berwarna Biru) I & D : Biru G : Baik. Diingat-ingat ya? Jangan lupa lagi (Ika dan Dyah mengangguk-angguk) G : Sekarang kita beri tanda dibolanya ya... (Sambil menuliskan lambang posiif di bola biru). Nah, iki opo? Tandanya? I : aaaa... Positif. G : ah, bola biru positif. Coba kalau ini. (Sambil menuliskn lambang bilangan negatif pada bola orange). I : Negatif. G : Negatif. Dyah? D : Negatif. G : Tau ya? Bisa? ( Ika dan Dyah mengangguk-angguk) G : Iya, jadi bola biru adalah positif dan bola orange adalah negatif. (Sambil menulis dipapan tulis apa yang diucapkan). Diingat ya? Diingat ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
( Ika dan Dyah mengangguk) G : Kalau nanti ibu ambil bola biru, biru, artinya bola positif, kalo ibu ambil bola warnanya orange artinya? I : Negatif. G : Satu bola ini artinya 1, ya... Ingat. G : mmm, mau dihitung dulu bolanya yang negatif berapa yang positif berapa? Yok Coba.Dibedakan dibedakan mana yang negatif dan positif. Yok Ika, Dyah.. sama-sama berdua yok? (Ika dan Dyah memisahkan bola orange dan biru yang berada didalam kotak menjadi dua tetapi tidak menghitungnya) G : Ingat ya, yang bola biru positif, yang bola orange negatif. Nah kalo sekarang dicobakan untuk operasi hitung. Menghitung ya ? Berhitung ya? (Ika dan Dyah mengangguk-angguk) G : Lima tambah empat (sambil menuliskannya dipapan tulis 5 + 4 = ). Kalo ibu menuliskan seperti ini, tidak sama ya tidak sama dengan positif. Berbeda kalau begini (menuliskan +4). Ini kemaren tanda apa? Siapa masih ingat ? (Sambil menunjuk tanda operasi tambah/penjumahan) I : tambah. G : Jadi apa? I : lima tambah empat G : Kalau ini apa? (sambil menunjuk +4 dipapan tulis) I : positif empat G : iya. Jadi lima tambah empat sama dengan? Kalo ga ada tandanya seperti ini berarti positif ya, bolanya biru. (Ika dan Dyah mengangguk-angguk) G : Jadi caranya, ambil bola, lima, yang warnanya biru, lima. I : Lima. (Guru memasukkan bola biru kedalam kotak) I dan D : Satu, dua, tiga, empat, lima. G : Tambah berapa? I : Satu G : Lho kok tambah satu piye? Tambah berapa? (Ika dan Dyah hanya diam) G : Ini tambah berapa ini? Ini berapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
I : Empat. G : Ambil lagi, ambil lagi, bola biru masukkan kedalam kotak kalo ditambah, ya? Yok bantu ibu hitung terus masukkan. (Ika dan Dyah menghitung dan guru memasukan bola kedalam kotak) I & D : Satu, dua, tiga , empat. G : he em. Sekarang dihitung. I : satu, dua, tiga, empat. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, tujuh.. G : delapan kok tujuh I : satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. G : berapa? Delapan? Oh delapan, ya ga papa. Coba dihitung lagi, berapa Dyah? D : satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. G : Sembilan. Nih ditulis hasilnya. (sambil memberikan sepidol) (Dyah menuliskan jawabannya di papan) G : yak, yang benar Dyah ya, jadi lima tambah empat sama dengan? I & D : Sembilan. G : Sekarang lagi ya, soal selanjutnya ya.. ini dibaca? (menunjukkan tulisan 3 + 4 =... ) I : tiga tambah empat. G : Yok sekarang tiga tambah empat berapa, ika? I : satu, dua, tiga (sambil memasukkan bolanya kedalam kotak) G : hu um. Tambah berapa? I : satu, dua, tiga, empat. G : Ada berapa dihitung semua? I : satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. G : Coba dituliskan didepan sini tapi bicara. Ayo . Sebutkan. ( Ika maju kedepan ) G : Ini, tak kasih tau ya, Dyah sekalian belajar ya, belajar sama-sama. Ini tiga tambah empat samadengan tujuh. Coba ulangi. I : Tiga tambah empat sama dengan tujuh. G : Iya, diingat juga Dyah, belajar yok, ini tandanya adalah tanda sama dengan (menuliskan sama dengan). Jadi ini tiga tambah..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
D : tiga tambah empat sama dengan tujuh G : Sekarang dyah mengerjakan soal nomor tiga ya.. (Dyah mengerjakan 2 + 5 =... ) D : satu, dua. Satu, dua, tiga, empat, lima. (sambil memasukkan bola kedalam kotak lalu menghitung semua bola) satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. G : yo, coba tulis. (Dyah menulis hasil dipapan) G : Ucapkan dulu, ucapkan.. Ini berapa? D : Dua eeee G : kok eeee? Ini apa? Tam.. bah.. Jadi, dua tambah.. D : Dua tambah lima.. (lalu diam) G : ini kan ini (sambil menunjukkan tanda “=” dan tulisan “sama dengan”) D : Sama dengan tujuh. G : Tujuh. Bisa? (Ika dan Dyah menganggukkan kepala) G : sekarang Ika kerjakan soal nomor 4, Dyah nomor lima ya? I : (mengerjakan soal 1 + 8 =... ). Satu. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. (lalu maju kedepan menuliskan jawabannya). G : Tuliskan disini yo... Sekarang Dyah ya, mengerjakan soal nomor lima, dua tambah sembilan ya? D : (menganggukkan kepala) . satu, dua. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas. G : Berapa? D : Sebelas. G : Coba ditulis didepan sini.. (Dyah maju kedepan menuliskan jawabannya) G : Pintar. Bisa ya? Bisa? (Ika dan Dyah menganggukkan kepala) G : Coba diperhatikan sini, baca sama-sama yok, nomor satu, tiga tambah empat sama dengan tujuh. D & I : Tiga tambah empat sama dengan tujuh G : Perhatikan, ini didepan angka tiga ada tandanya tidak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
I : gaa.. G : Iya, jadi ini positif tiga ya... kalo tidak ada tandanya jadi positif. ( Menuliskan -3) Nah kalo begini dibaca apa? Dyah? D : Negatif tiga. G : jadi positif tiga bisa ditulis tiga saja ya? D & I : Iya. (menganggukkan kepala) G : Perhatikan. Tiga tambah empat. Tiganya bilangan apa tadi? I : positif G : empatnya apa? I : Positif. G : Jadi ini bilangan positif ditambah bilangan positif hasilnya apa ini? D : Tujuh G : Iya, tujuh itu apa? D : positif. G : Jadi kalau bilangan positif ditambah bilangan positif itu hasilnya positif juga, ya? Bisa? Mengerti? I : Bisa ( Dyah menganggukkan kepala) G : Coba sekarang, ini bola apa tadi? (sambil menunjukkan bola berwarna orange) D & I : Orange G : Pintar. Tadi bola biru positif. Kalo orange apa? I : Negatif G : Apa Dyah? D : Negatif G : Iya. Benar. Sama ya.. sama yang tadi.. hanya ini bulangan negatif. Jadi nanti kalo tambah, bolanya dimasukkan lagi kedalam kotak, bisa? (Ika dan Dyah menganggukkan kepala) G : Coba ya.. latihan coba. Ni soalnya, negatif lima ditambah negatif tiga sama dengan (sambil menuliskan (-5) + (-3) = ....) Coba Ika, pake ini bolanya, bisa ngga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
I : (mengambil bola orange, menghitung dan memasukkan kedalam kotak) satu, dua, tiga, empat, lima. Satu, dua, tiga. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. G : Berapa Ika? Berapa? I : Delapan. G : Eee.. kok delapan saja? Ini bolanya tadi kalo orange artinya apa? Masa sudah lupa? I : negatif G : Jadi ini negatifnya ada berapa? I : Delapan. Negatif delapan. G : Yak pintar. Ayo maju tuliskan jawabannya. Sambil dibaca ya.. Ini dibacanya gimana? I : Negatif tiga tambah negatif lima sama dengan negatif delapan. G : Oke. Sekarang Dyah coba ini, kerjakan negatif tujuh tambah negatif empat sama dengan (sambil menuliskan (-7) + (-4) = ...) D : (mengambil bola orange, menghitung dan memasukkan kedalam kotak) Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. Satu, dua, tiga, empat. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas. G : Berapa? D : Sebelas. E...Negatif sebelas. G : Coba dituliskan didepan sini. Sambil dibaca, ayo baca.. D : Negatif tujuh tambah negatif empat sama dengan negatif sebelas. G : Iya, sudah bisa semua? Kalau tadi bilangan positif ditambah bilangan positif hasilnya apa tadi? D : Positif. G : Ika? Apa? I : Positif . G : Kalo yang ini tadi ini tujuh bilangan apa? (menunjuk (-7) + (-4) = ...) I : Negatif. G : Jadi kalau begini, bilangan negatif ditambah bilangan negatif sama dengan apa? I : Negatif. G : Ayo ucapkan sama-sama. G , I & D : Bilangan negatif ditambah bilangan negatif sama dengan bilangan negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
G : Sekarang, dicatat ya... buku berhitungnya mana? Dibuka dicatat. Jangan Cuma dicatat sja, ini harus diingat-ingat, dikunci, supaya tidak lupa. Ya? ( Ika dan Dyah menganggukkan kepala kemudian mencatat) G : kalau sudah latihan ya, ini soalnya. Nanti yang ini pakai alat peraga, yang ini kalau sudah bisa ga pake alat peraga langsung dikerjakan saja. Bisa ya? (Ika dan Dyah menganggukkan kepala)
Pembahasan Pertemuan Ketiga: Pada pertemuan ketiga ini, anak-anak diajarkan bagaimana menggunakan alat peraga bola bermuatan. Sebelumnya disepakati dahulu bahwa bola-bola tersebut bermuatan positif dan negatif, satu bola berwarna biru mewakili nilai +1dan satu bola berwarna orange mewakili nilai -1. Pertemuan ketiga ini mereka belajar mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan positif dan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Untuk operasi penjumlahan harus disepakati bahwa menjumlah berarti menggabungkan. Kesulitan yang dihadapi adalah anak-anak masih sering lupa dan terkdanag kurang teliti dalam menghitung. Untuk yang penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif terlihat tidak ada kesulitan tetapi untuk yang penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, anak-anak terkadang lupa bahwa hasilnya negatif, mereka sering lupa untuk mengucapkan kata negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
d. Pertemuan Keempat Pada pertemuan keempat ini, anak-anak diajarkan bagaimana menggunakan
alat
peraga
bola
bermuatan
pada
operasi
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan sebaliknya. Pertemuan ini dilaksanakan pada tanggal 24 September 2012 dan pembelajaran dimulai pada pukul 8 pagi karena diawali dengan upacara bendera terlebih dahulu Rangkuman kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: G : Guru D : Dyah
I : Ika
G : Sekarang kita akan belajar penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif (guru menuliskan dipapan tulis “penjumlahan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif). Yok kita lihat contoh soalnya. Enam ditambah negatif tiga. (guru menuliskan dipapan tulis : 1. 6 + (-3) = .... 2. 7 + (-5) = .... G : Sama seperti kemarin ya.. kita masukkan bolanya. Bagaimana kemarin? (Ika dan Dyah diam dan memperhatikan) G : Kita ambil bola, yang pertama ini, enam. Positif. Kemarin warna apa? I : (menunjuk bola biru) G : Iya, itu bola warna apa? Disebutkan. I : Biru. G : Masih ingat ya? Bisa? Kita masukkan bola warna biru. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. Sudah? (Ika dan Dyah mengangguk) G : Lalu ditambahkan negatif tiga. Kalau negatif kemarin warna apa? (Ika dan Dyah diam tidak menjawab) G : Orange. Lupa? D & I : Mengangguk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
G : Ya, jadi masukkan bola orange. Tiga ya. Masukkan, satu, dua, tiga. Sudah.Lihat ini. Bagaimana menghitungnya? Kita buat perjanjian dulu. Kalau bolanya ada sepasang, ini, seperti ini (mengangkat bola orange dan biru) nilainya 0. Jadi, diambil saja karena nilainya 0. Mengerti? (Ika dan Dyah mengangguk) G : Ini lihat, ibu ambil yang berpasangan, satu, dua, tiga. Ada tiga pasang. Yang dihitung sekarang yang ada dikotak ini. Tinggal berapa ini? D & I : Tiga G : Positif apa negatif? D : Positif. G : Iya, positif ya, jadi ini berapa? D : Tiga. G : Tiga, betul opo salah? Betul? D : Betul G : Iya. Sekarang dicoba yang nomer dua ya, b ya. Tujuh. Positif apa negatif? I : Positif G : Positif. Warna apa? I : Biru. G : Coba yok Dyah diambil bolanya. Nomer dua. Gantian ya nanti. D : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. ( Sambil memasukkan tujuh bola biru kedalam kotak) G : ditambah negatif lima. Ya. D : Satu, dua, tiga, empat, lima. (sambil memasukkan lima bola orange lalu dilanjutkan dengan mengeluarkan pasangan-pasangan bola didalam kotak) G : Berapa hasilnya? D : (menjawab dengan mengacungkan tangan membentuk huruf v yang maksudnya dua) G : Negatif ? Positif? D : Positif ( sambil memeragakan menggunakan tangannya membentuk tanda tambah) G : Sekarang Ika kerjakan yang nomor tiga. I : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas ( sambil memasukkan bola biru kedalam kotak dan dilanjutkan memasukkan bola berwarna orange). Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. (kemudian Ika mulai mengeluarkan pasangan-pasangan bola dalam kotak)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
G : Berapa? I : Empat. G : Positif? Negatif? I : Positif. G : Sekarang gantian lagi ya , gantian. Dyah c, Ika d. Nanti setelah tahu hasilnya, maju kedepan tuliskan jawabannya didepan ya. (Ika dan Dyah mengangguk kemudian Dyah mulai mengerjakan soal dengan bantuan alat peraga, disini Ika dan Dyah bekerja sama, saling membantu dalam menghitung boa hingga kemudian keduanya menemukan jawabannya dan maju kedepan menuliskan jawabannya) G : Bisa ya? Bisa. Jangan lupa positif negatifnya. Sekarang coba kerjakan soal latihan ini ya. Ayo dikerjakan sendiri-sendiri, boleh pakai alat peraga, kalo sudah bisa tidak usah dipakai lagi. Ya? (Ika dan Dyah menganggukkan kepala kemudian mulai mengerjakan soal latihan) Setelah soal latihan dikerjakan : G : Sudah selesai? Sini Ibu lihat hasilnya . (Ika dan Dyah menyerahkan hasil kerja mereka) (....) G : Baik, sudah benar ya. Sekarang kita masuk ke pengurangan ya. Yang pertama adalah Penguragan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. (Guru menuliskan judul dipapan tulis). Kalau penjumahan kan bola dimasukkan ya, kalau ada suatu bilangan dikurangi, berarti nanti ada bola yang dikeluarkan. Langsung contoh saja ya, supaya tidak bingung. (Guru menuliskan : 1. 2. 3. 4.
7 – 3 =.... 9 – 4 =.... 6 – 7 =.... 2 – 5 =.... )
G : Yuk lihat yang nomor satu, tujuh dikurangi tiga. Ingat ini tanda dikurangi ya, masih ingat kan? Begii ya, kalau ibu beri tanda kurung seperti ini (menuliskan (-5) ) ini dbaca negatif lima, tapi, kalau tidak diberi kurung seperti soalnya, berarti dikurangi. Coba diucapkan. Dikurangi. D & I : Dikurangi. G : Sekali lagi? D & I : Dikurangi. G : Baik ya, diingat ya. Yok mulai. Tujuh, ini positif atau negatif? I : Positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
G : Yang dimasukkan bola berwarna biru ya? Lihat. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. Lalu dikurangi. Dikurangi tiga. Keluarkan ini bola yang ada dikotak tiga buah. Satu, dua, tiga. Hitung yuk sisanya ada berapa. D & I : Satu, dua, tiga, empat, lima. G : Positif atau negatif? D & I : Positif. G : Berarti positif tujuh dikurangi positif tiga sama dengan positif lima ya (sambil menuliskan jawaban (5) dipapan ). Sekarang yuk dikerjakan yang nomor 2, Ika dan Dyah bersama-sama ya. (Ika langsung mulai mengambil bola biru dan memasukkannya kedalam kotak sementara Dyah membantu menghitung) D & I : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. ( Lalu Ika mengeluarkan empat bola dari dalam kotak) I : Satu, dua, tiga, empat. ( Lalu Ika menyerahkan kotak kepada Dyah untuk menghitung hasilnya) D : Satu, dua, tiga, empat, lima. G : Berapa? D : Lima. G : Positif atau Negatif? I : Positif. G : Siapa mau maju tuliskan jawaban didepan? ( Dyah kemudian maju menuliskan jawaban didepan) G : Yuk lanjut mengerjakan soal selanjutnya, masih sama-sama ya kerjanya. (Ika kembali memasukkan enam bola kedalam kotak diikuti Dyah yang menghitung) D : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. (Lalu ika mulai mengurangi dengan mengeluarkan bola didalam kotak dibantu oleh Dyah) D & I : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. I : Habis. G : kenapa Ika? Harusnya dikurangi berapa? I : Tujuh. G : Bisa tidak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
D : Habis. (Lalu bertatapan dengan Ika saling memandang sambl bingung) G : Nah kalau bilangan positif yang didepan tanda kurang lebih kecil, maka seperti ini, masukkan dari awal ya, enam bola positif. Mau dikurangi tujuh, kurangnya berapa? (Ika dan Dyah hanya diam) G : Coba, Ibu masukkan lagi ya bola positifnya satu. Sekarang sudah bisa? D : Bisa. G : Tetapi, kalau kita menambahkan supaya bisa dikurangi, tambahkan sepasang seperti ini. Masukkan bola orange dan biru sama-sama. Nah, sekarang coba dikurangi. ( Ika mngeluarkan bola dari dalam kotak dan Dyah memperhatikan) I : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. G : ada sisanya? D : Satu. Negatif. G : Bagus. Berarti hasilnya satu. Negatif satu karena yang tersisa bola orange. Sudah mengerti belum? Kerjakan soal selanjutnya ya? Dicoba dulu nanti bisa mengerti. ( Ika mulai memasukkan dua bola biru kedalam kotak) I : Satu, dua. G : Dikurangi berapa? D : Lima. G : Sudah bisa dikurangi?? D : Belum. (Kemudian memasukkan sepasang bola orange dan biru) I : (menghitung bola biru) Satu, dua, tiga. Belum (lalu melihat kearah guru) G : Ya masukkan lagi sepasang. Coba I : (memasukkan sepasang bola orange dan biru lagi kedalam kotak) D : (melihat kedalam kotak dan menghitung bola biru) Belum. (Lalu memasukkan sepasang lagi bola orange dan biru) I : Satu, dua, tiga, empat, lima. (Ika menghitung bola biru didalam kotak). Sudah. (Lalu mengeluarkan bola biru dari dalam kotak. D : (Menghitung bola orange didalam kotak). Satu, dua, tiga. Tiga. I : Negatif. G : Iya, benar. Coba gantian Ika tuliskan jawabannya didepan ya? (Ika maju kedepan dan menuliskan jawabanya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
G : Coba ini dikerjakan soal latihan ya, bersama-sama saja, tidak papa. (Lalu menuliskan soal lagi dipapa tulis 8 – 2 =.... dan 4 – 7 =.... ) ( Ika dan Dyah lalu mengerjakannya tanpa bantuan guru dan menuliskan jawabannya dipapan tulis yaitu 6 dan (-3) setelah selesai menghitung). G : ya. Sudah cukup untuk hari ini ya, besok dilanjutkan lagi. Diingat-ingat yang sudah dipelajari, besok dipakai lagi. Ya? Dicatat dulu. D & I : (menganggukkan kepala kemudian mulai mencatat)
Pembahasan Pertemuan Keempat : Pada pertemuan ini, anak-anak belajar mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan sebaliknya. Pada awalnya anak sedikit lupa bahwa bola berwarna biru menyatakan nilai +1 dan bola berwarna orange menyatakan nilai -1 tetapi guru mengingatkan dan menjelaskan kembali, guru juga menambahkan kesepakatan baru bahwa nilai dari bola berwarna biru dan orange adalah 0. Untuk operasi hitung penjumlahan ini, anak-anak tidak terlalu mengalami kesulitan. Karena masih ada cukup waktu, guru melanjutkan pada operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. Kendalanya adalah ketika bilangan yang akan dikurangi lebih kecil dari pengurang, anak merasa bingung maka guru membimbing jika kondisinya seperti itu maka lakukan penambahan bola bernilai 0 yaitu masukkan bola berwarna biru dan orange. Anak-anak dapat mengerti sehingga untuk mengerjakan soal-soal yang selanjutnya tidak terlalu merasa kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
e.
Pertemuan Kelima Pertemuan kelima ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2012 dan proses pembelajaran dimulai pada pukul 7:30 pagi. Pada pertemuan ini, anak-anak akan diajarkan menggunakan alat peraga bola bermuatan pada operasi pengurangan bilangan bulat. Rangkuman kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: G : Guru D : Dyah
I : Ika
(Guru dan siswa memulai kgiatan dengan berdoa) G : Buku berhitungnya dikeluarkan ya? ( Ika dan Dyah mengeluarkan buku matematika) G : Masih ingat tidak yang kemarin? Sudah belajar pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. Diingat dulu. Kalau kemarin, tiga dikurangi eman bagaimana ya? Ika atau Dyah siapa bisa? ( Ika dan Dyah hanya diam) G : Kenapa? Sudah lupa lagi? Ya sudah tidak papa. Belajar lagi saja ya. Tiga dikurangi enam. Pertama ambil bola apa? Orange? I : Ya G : Bola orange? Ini negatif? D : Positif, biru. G : Ika lupa? Kalau positif bolanya apa? Ika? I : Biru G : Kok sebentar saja sudah lupa lagi. Berarti berapa bola ini yang dimasukkan? I : Tiga. G : Yok, masukkan. I : Satu, dua, tiga. G : Dikurangi enam bagaimana? (Ika dan Dyah diam)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
G : Ingat kemarin kalau bola yang dikotak kurang, diapakan? Bisa tiak ini dikurangi enam? Bisa? I : Tambah lagi ini. (Sambil memegang sepasang bola orange dan biru) G : Ya, coba bagaimana. (Ika dan Dyah bersama-sama memasukkan pasangan bola orange dan biru sebanyak tiga pasang) G : Mengapa Cuma tiga pasang? Boleh tidak ibu tambah lagi? ( Ika dan Dyah hanya terdiam dan saling pandang) G : Kalau sudah bisa dikurangi yang dikotak sini, ya ga usah ditambah lagi. Ya? (Ika dan Dyah menganggukkan kepala) G : Coba yuk diambil. Berapa bola? D : enam. G : satu, dua, tiga, empat, lima, enam. Hasilnya? I : Tiga. G : Tiga apa? I : Negatif tiga. G : Ya, sekarang kita belajar pengurangan, seperti yang ini tadi, tetapi sekarang pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilagan bulat negatif. Contohnya ya : (-5) – (-1) =.... (sambil menuliskan dipapan tulis) G : Bagaimana? Ada yang mau coba? Ika? I : ya. G : Dicoba. Masukkan dulu ini bola apa? I : Negatif. (kemudian Ika mulai memasukkan bola orange kedalam kotak). Satu, dua, tiga, empat, lima. Ambil satu. Negatif? G : Ya. I : Satu (sambil mengeluarkan satu bola dari dalam kotak kemudian menghitung sisanya). Satu, dua, tiga, empat. Empat, negatif. G : Dyah, benar atau salah jawaban Ika? D : Benar. G : Bisa kan? Bisa ya, sama seperti kemarin kok. Coba sekarang Dyah, Ika boleh bantu, (-3) – (-4) = .... ( sambil menuliskan soal dipapan tulis) D : Satu, dua, tiga. (sambil memasukkan tiga bola orange, kemudian memasukkan sepasang bola orange dan biru dan dilanjutkan mengambil empat bola orange lalu menghitung sisanya). Satu, positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
G : Ya, sudah bisa ya. Coba diingat yang kemarin, kalau ini kan negatif tiga dikurangi negatif empat. Coba kalau negatif tiga ditambah empat. Berapa? ( sambil menuliskan soal dipapan tulis) ada yang bisa? G : Dyah mau coba? D : (Dyah segera mengambil bola orange dan mulai memasukkan tiga buah kedalam kotak). G : kemudian tanda apa ini? I : Positif. G : Positif? Kalau ini tanda apa? (sambil menunjukkan tanda kurang disoal sebelumnya) I : dikurangi. G : kalau yang ini positif? D : ditambah. G : Ya, kalo ditambah bolanya bagaimana? D : (Langsung mengambil 4 bola positif) G : Dikeluarkan yang nilainya 0. Bagaimana caranya? (Ika dan Dyah diam sambil berfikir) G ; Lupa ya? Jadi yang dikeluarkan itu sepasang, kan nilainya 0. Bagaimana coba? D : (mengeluarkan 3 pasang bola dari dalam kotak) Satu, positif. G : Baik, coba tuliskan dipapan tulis jawabannya. (Ika maju menuliskan jwabannya) G : hasilnya sama ya kalau negatif tiga dikurangi negatif empat dengan negatif tiga ditambah positif empat. Jadi kalau ada soal yang seperti soal nomor dua ini, nanti kalau lupa hitung yang negatif dengan yang negatif begini, boleh pakai yang positif. Hasilnya sama. Diingat-ingat ya? ( Ika dan Dyah menganguk) G : Dicatat dulu. Cepat ya. ( Ika dan Dyah mencatat) G : Sudah? Sekarang pengurangan bilangan positif dengan biangan ngatif. Contohnya, 8 – (-6) = .... (sambil menuliskannya dipapan) G : Siapa bisa? Ika mau coba? I : (menganggukkan kepala dan mencoba). Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. (sambil memasukkan bola biru lalu melihat kedalam kotak, setelah menyadari bahwa belum bisa dikurangi Ika langsung menambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
pasangan bola bernilai 0 kedalamnya dan dilanjutkan dengan mengeluarkan bola orange lalu menghitung hasilnya). G : Berapa? I : tigabelas G : Tiga belas? Coba dihitung lagi. Pelan-pelan saja. I : (menghitung ulang kemudian manjawab) empat belas. G : Positif, negatif? I : negatif. G : Negatif? D : Positif. I : (menganggukkan kepalanya) positif. G : Coba sekarang Dyah, Ika perhatikan dan bantu Dyah boleh ya. ....Coba 4 – (-5) = .... (sambil menuliskannya dipapan tulis) D : (mulai menghitung, memasukkan empat bola positif (berwara biru) dilanjutkan dengan memasukkan sepasang bola bernilai 0 dan kemudian mulai mengeluarkan bola orange) G : Berapa? D : sembilan. Positif. G : Coba sekarang dihitung, Ika dan Dyah bersama-sama ya, kalau 4 + 5 = .... I : sembilan (sambil manghitung jarinya, tanpa menggunakan alat peraga). G : Berapa dyah? D : sembilan. G : positif ya.. hasilnya sama ya dengan 4 – (-5) ? D : sama. G : Jadi besok jika ada soal begini 2 – (-6) = .... (sambil menuliskan dipapan tulis), bisa dihitung bagaimana? (Ika dan Dyah hanya diam) G : Tadi yang tadi 4 – (-5) sama hasilnya dengan 4 + 5. Berarti kalau 2 – (-6) bagaimana? Ada yang mau menuliskan? G : Ika? (Ika maju kedepan menuliskan 2 + 6) G : Ya, begitu ya. Berapa hasilnya? I : delapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
G : Tuliskan hasilnya. (Ika menuliskan hasilnya) G : Berarti kalau 2 – (-6) berapa? Dyah mau maju? (Dyah maju dan menuliskan jawabannya) G : baik. Diingat. Sekarang boleh dicatat. G : Sudah mencatatnya? Sekarang kita akan belajar penguranga bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. Contohnya (-8) – 5 =.... (sambil menulisknnya dipapan tulis). Siapa bisa? I : (lalu mengambil bola orange dan memasukkan delapan bola kealam kotak) G : lalu? I : ( lalu ika mengambil 5 bola orange didalam kotak) G : Jadi hasilnya berapa? I : negatif tiga. G : Tuliskan hasilnya didepan. (Ika maju dan menuliskan jawabannya didepan) G : Dyah bisa hitung juga? Ini positif ya... dan ini tanda kurang bukan negatif. Ayo coba, sama tidak hasilnya? (Dyah memasukkan 8 bola orange kemudian berhenti dan terlihat bingung) G : Ini tanda apa? (sambil menunjukkan tanda kurang pada soal) D : dikurangi. G : Dikurangi berapa? (Ika dan Dyah hanya diam) G : Oke, sini ibu bantu ya, (-8) – (+5) =... (sambil menuliskannya dipapan tulis) Kalau begini bisa? Siapa bisa? Sama-sama saja ya. (Ika kemudian memasukkan 8 bola orange dan Dyah membanti menghitung) D : satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. G : lalu dikurangi positif lima. Bisa ini yang dikotak dikurangi positif 5? D : belum G : Lalu? Ayo dilakukan cara seperti tadi, masukkan sepasang-sepasang bola 0. Ingat kan? I : Oooo... (lalu memasukkan sepasang bola orange dan biru kedalam kotak) satu, dua, tiga, empat, lima. G : Lalu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
D : (mengeluarkan lima bola positif dari dalam kotak) G : berapa? I : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, duabelas, tigabelas. G : Tuliskan jawabannya didepan Dyah? (Dyah maju dan menuliskan jawabannya) G : Tadi pertamanya hasilnya tiga, sekarang tiga belas, yang benar yang mana? (Ika dan Dyah hanya diam saja) G : Yang benar yang tiga belas. Ingat ya kalau (-8) – 5 itu sama artinya dengan (-8) – (+5). Kan kalau positif andanya tidak harus ditulis tidak seperti negatif. Ingat ya? (Ika dan Dyah mengangguk) G : Sekarang dicoba bergantian. Dyah lebih dulu ya. (-3) – 7 =.... (sambil menuliskannya dipapan tulis) D : (mulai memasukkan tiga bola orange) satu, dua, tiga. (Lalu menambahkan pasangan bola orange dan biru bernilai 0) . Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. (kemudian Dyah mulai mengeluarkan 7 bola biru dan menghitung hasilnya) G : Berapa Dyah? D : negatif sepuluh. G : Tuliskan didepan jawabannya. (Dyah maju kedepan dan menuliskan jawabannya) G : Ya, benar. Coba Ika? (-7) – 2 =... (sambil menuliskan dipapan tulis) I : (Ika memasukkan tujuh bola orange kedalam kotak sambil menghitungnya) satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. (kemudian ia memasukkan sepasang bola orange dan biru bernilai 0 dan mengeluarkan satu bola biru dan menghitung hasilnya) G : kalau sudah boleh dituliskan jawabannya. (Ika maju kedepan dan menuliskan jawabannya yaitu (-9) ) G : Oke, bisa? I : Bisa. G : Dyah bisa? (Dyah menganggukkan kepalanya) G : ternyata hasilnya negatif semua ya? Jadi kalau ada bilangan negatif dikurangi biangan positif hasilnya adalah? Apa? (sambil menuliskannya dipapan tulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
I : negatif. G : ya, bagus. Sekarang boleh dicatat. (Ika dan Dyah menganggukkan kepalanya) G : Sekarang coba kerjakan soal-soal latihan ini ya. Pakai alat peraganya boleh, tapi nanti kalau sudah bisa ya tidak usah dipakai. Ya? (Ika dan Dyah menganggukkan kepala dan mulai mengerjakan soal latihan)
Pembahasan Pertemuan Kelima : Pada pertemuan ini,
anak-anak melanjutkan materi
mengenai operasi hitung pengurangan bilangan bulat, karena pertemuan yang lalu sudah dibahas pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif maka sekarang dilanjutkan mengenai pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan sebaliknya. Awalnya anak sedikit lupa materi yang lalu yaitu menganai operasi pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif tetapi guru dengan sabar membantu anak-anak untuk mengingat kembali. Setelah itu, anakanak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, hampir tidak ada kendala dan mereka dapat mengerjakan soal-soal latihan dengan baik. f.
Pertemuan Keenam Pada pertemuan ini, anak-anak diberikan soal postest, mereka mengerjakan soal-soal tersebut dan diberi waktu 2 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
pelajaran. Soal-soal postest berbeda dengan soal-soal pretest tetapi dibuat setara. Soal-soal postest juga terdiri dari 3 sub bagian. Sub bagian pertama adalah mengenai membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata, sub bagian kedua adalah mengenai menentukan lawan dari suatu bilangan bulat dan sub bagian ketiga dibagi lagi menjadi 8 bagian mengenai operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, total ada 28 soal. Pertemuan ini dimulai pada pukul 7 : 30 dan anak-anak diberi waktu 2 jam pelajaran yaitu 60 menit untuk mengerjakan soal-soal tersebut tetapi ternyata anak-anak sudah menyelesaikan soal-soal tersebut sebelum waktu yang ditentukan.
B. Data Hasil Penelitian 1. Data Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Untuk dapat mengetahui aktivitas anak-anak selama pembelajaran berlangsung, peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang akan diisi oleh peneliti dan 2 orang observer. Untuk pengisian lembar pengamatan hanya menuliskan tanda cek () pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan keadaan yang diamati. Hal-hal yang diamati sebagai bentuk dari aktivitas siswa adalah sebagai berikut : a. Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
b. Siswa bertanya pada guru mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti c. Siswa bertanya pada teman lain mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti d. Siswa berani menyatakan pendapat tentang materi pelajaran e. Siswa berdiskusi/bekerjasama dengan teman lain f. Siswa mencatat hal-hal penting g. Siswa melakukan latihan/praktek menggunakan alat peraga h. Siswa menjawab pertanyaan dari guru i. Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru j. Siswa maju mengerjakan soal di depan kelas Hasil lembar pengamatan Dyah dan Ika dimulai dari pertemuan kedua sampai pertemuan kelima akan ditampilkan pada lampiran. Dalam tabel tersebut dapat dilihat jika ada tanda cek () berarti anakanak melakukan aktivitas tersebut tetapi jika tidak ada tanda cek () berarti anak-anak tidak melakukan aktivitas tersebut. Pada tabel tersebut ditampilkan lembar pengamatan aktivitas Dyah dan Ika dari masing-masing hari dan diamati oleh 3 orang pengamat yang dalam tabel ditulis P.1, P.2 dan P.3. 2. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa berupa pretest dan post test, ada 28 soal dalam masing-masing soal. Soal pre test dan post test tidak sama tetapi dibuat setara. Ada 3 bagian dari soal-soal tersebut yaitu bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
A mengenai membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata, ada 8 soal. Bagian B mengenai menentukan lawan dari sebuah bilangan, ada 4 soal. Bagian C mengenai melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, dimana bagian ini masih dibagi lagi menjadi 8 sub bagian yaitu : penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negtif, pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, masing-masing sub bagian ada 2 soal sehingga untuk bagian 3 ini total ada 16 soal. Berikut ini akan ditampilkan data hasil belajar dari pre test dan post test. a. Pre test Berikut ini akan ditampilkan hasil belajar siswa dibagi dalam bagian A, bagian B, dan bagian C. Untuk jawaban benar akan ditulis B sedangkan untuk jawaban yang salah ditulis S.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Soal Pre Test Bagian A No. 1. 2.
Nama Siswa Dyah Ika
1 S S
2 B B
3 B B
Soal bagian A 4 5 6 B B S B B B
7 B B
8 B B
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Soal Pre Test Bagian B No.
Nama Siswa
1. 2.
Dyah Ika
1 B B
Soal Bagian B 2 3 B B B B
4 B B
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Soal Pre Test Bagian C No 1. 2.
Nama Siswa Dyah Ika
Soal Bagian C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B B S S S S S S B S S S B B S B S S S S B S S S
13 S S
14 S S
15 S S
16 S S
b. Post test Berikut ini akan ditampilkan hasil belajar siswa dibagi dalam bagian A, bagian B, dan bagian C. Untuk jawaban benar akan ditulis B sedangkan untuk jawaban yang salah ditulis S.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Soal Post Test Bagian A No. 1. 2.
Nama Siswa Dyah Ika
1 S B
2 B B
3 B B
Soal bagian A 4 5 6 B B B B B B
7 B B
8 B B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Soal Post Test Bagian B No.
Nama Siswa
1. 2.
Dyah Ika
1 B B
Soal Bagian B 2 3 B B B B
4 B B
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Soal Post Test Bagian C No 1. 2.
Nama Siswa Dyah Ika
Soal Bagian C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 B B B S B S B S B B S S B B S B B S S B B B S S
13 B B
14 S B
15 S S
16 S S
C. Analisis Data 1. Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan tabel pada lampiran sudah ditampilkan aktivitas apa saja yang dilakukan tiap anak dari tiap pertemuan. Berikut ini akan dibahas secara lebih terperinci mengenai aktivitas tiap anak. a. Aktivitas Belajar Dyah Pada pertemuan pertama, anak-anak diminta mengerjakan soal pre test tetapi Dyah terlihat sangat bingung ketika melihat soal tersebut. Guru memperhatikan hal tersebut dan memutuskan untuk memberikan materi sekilas. Dalam proses pembelajaran guru menerangkan mengenai membaca bilangan dan menuliskan dalam bentuk angka dan kata. Dyah memperhatikan saat guru menjelaskan, dia berusaha untuk memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Ketika membaca bilangan 11 (sebelas), dia membacanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
satu
belas
kemudian
guru
membantu
anak-anak
bahwa
membacanya adalah sebelas tetapi setelah itu Dyah dapat membaca bilangan dengan baik. Ketika mengenalkan negatif dan positif, Dyah juga masih salah dalam pengucapan tetapi setelah dilatih oleh guru akhirnya dia bisa juga. Setelah guru menjelaskan, Dyah dan Ika mengerjakan soal pre test yang sudah diberikan. Pada pertemuan kedua, Dyah selalu memperhatikan saat guru menjelaskan materi. Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi pengenalan bilangan bulat. Karena minggu lalu sudah sedikit dibahas maka Dyah tidak merasa kesulitan. Guru menjelaskan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga berupa tempat minum yang sudah berisi air setengah bagian kemudian ada seperti penggaris yang terbuat dari plastik mika yang menunjukkan bilangan dari -10 sampai +10. Anak-anak diminta untuk membaca bilangan tersebut. Dyah mencoba menggunakan alat peraga tersebut dan dia terlihat senang. Pada pertemuan ketiga, pembelajaran mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dimulai dengan penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Pertemuan ini, anak-anak dikenalkan menggunakan alat peraga. Dyah memperhatikan guru saat menyampaikan materi dengan menggunakan alat peraga. Ketika ada soal, Dyah mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
mengerjakan soal tersebut dan mengerjakan dengan menggunakan alat peraga. Dyah dan Ika saling bekerjasama ketika mengerjakan soal-soal latihan. Pada pertemuan keempat, pembelajaran mengenai operasi penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan sebaliknya kemudian dilanjutkan pengurangan bilangan bulat positif
dengan
bilangan
bulat
positif.
Ketika
mengikuti
pembelajaran, Dyah memperhatikan guru ketika menjelaskan menggunakan alat peraga. Pada pertemuan ini Dyah terlihat senang mengikuti pembelajaran dan tidak ada kendala dalam mengerjakan soal-soal latihan. Disini Ika dan Dyah bekerja sama, saling membantu dalam menghitung bola dan mengerjakan soal-soal hingga kemudian keduanya menemukan jawabannya dan maju kedepan menuliskan jawabannya Hanya saja ketika masuk ke operasi hitung pengurangan, Dyah dan Ika kebingungan ketika bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pengurangnya. Tetapi guru menjelaskan bahwa agar bisa dikurangi harus dimasukkan bola bernilai 0 yaitu bola berwarna biru dan orange. Hal ini sudah disepakati terlebih dahulu. Setelah dijelaskan guru, Dyah dapat mengerti dan melanjutkan mengerjakan soal yang lain. Pada pertemuan kelima, pembelajaran mengenai operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
negatif dan sebaliknya. Pertemuan ini tidak ada kendala, Dyah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dia memperhatikan ketika guru menjelaskan dan juga mengerjakan soal-soal latihan dengan menggunakan alat peraga. Dyah merupakan anak yang pendiam, selama proses pembelajaran berlangsung Dyah dapat mengikuti dengan baik. Dia selalu memperhatikan saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan
alat
peraga,
dia
juga
selalu
melakukan
latihan/praktek menggunakan alat peraga. Ketika guru menyuruh mengerjakan soal, dia mengerjakan soal latihan dan dapat mengerjakan dengan baik. Hanya saja, ketika berbicara suara Dyah kurang keras sehingga menjadi tidak jelas. b. Aktivitas Belajar Ika Pada pertemuan pertama, anak-anak diminta mengerjakan soal pre test tetapi Ika juga terlihat sangat bingung seperti Dyah ketika melihat soal tersebut. Guru memperhatikan hal tersebut dan memutuskan untuk memberikan materi sekilas. Dalam proses pembelajaran guru menerangkan mengenai membaca bilangan dan menuliskan dalam bentuk angka dan kata. Ika memperhatikan saat guru menjelaskan, dia berusaha untuk memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Ketika membaca bilangan 11 (sebelas), dia membacanya satu satu kemudian guru membantu anak-anak bahwa membacanya adalah sebelas. Ketika mengenalkan negatif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
positif, Ika masih ada yang salah dalam pengucapan tetapi setelah dilatih oleh guru akhirnya dia bisa juga. Setelah guru menjelaskan, Dyah dan Ika mengerjakan soal pre test yang sudah diberikan. Pertemuan kedua, Ika selalu memperhatikan saat guru menjelaskan materi. Pada pertemuan ini, guru menjelaskan materi pengenalan bilangan bulat. Karena minggu lalu sudah sedikit dibahas maka Dyah dan juga Ika tidak merasa kesulitan. Ika dapat membaca bilangan dengan benar, ketika guru meminta Ika untuk membaca bilangan 17 (tujuhbelas), dia dapat membaca tujuhbelas dan juga dapat mengingat dengan baik lambang positif dan negatif. Setelah sedikit mengulang materi yang lalu, guru menjelaskan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga berupa tempat minum yang sudah berisi air setengah bagian kemudian ada seperti penggaris yang menunjukkan bilangan dari -10 sampai +10. Anakanak diminta untuk membaca bilangan tersebut. Dyah dan Ika mencoba menggunakan alat peraga tersebut dan mereka terlihat senang. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga, pembelajaran mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dimulai dengan penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Pertemuan ini, anak-anak dikenalkan menggunakan alat peraga. Ika memperhatikan guru saat menyampaikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
dengan menggunakan alat peraga. Ketika ada soal, Ika mencoba mengerjakan soal tersebut dan mengerjakan dengan menggunakan alat peraga. Dyah dan Ika saling bekerjasama ketika mengerjakan soal-soal latihan. Pada pertemuan keempat, pembelajaran mengenai operasi penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan sebaliknya kemudian dilanjutkan pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. Hari ini Ika terlihat kurang bersemangat sehingga tidak terlalu berkonsentrasi tetapi dia tetap belajar dan mengerjakan soal-soal latihan bersama dengan Ika dan menggunakan alat peraga. Pertemuan kelima ini, pembelajaran mengenai operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan sebaliknya. Pertemuan ini tidak ada kendala, Ika dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dia memperhatikan ketika guru menjelaskan dan juga mengerjakan soal-soal latihan dengan menggunakan alat peraga. Ika merupakan anak yang aktif, dia selalu memperhatikan penjelasan guru dengan baik. walaupun terkadang ketika pikirannya sedang tidak berkonsentrasi, Ika tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan. Tetapi, dalam berbicara dan pengucapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Ika
memiliki
suara
yang
keras
dan
lantang
sehingga
pengucapannya dapat lebih jelas daripada Dyah. c. Pembahasan Keseluruhan Dari
keseluruhan
berlangsung
terlihat
proses
bahwa
pembelajaran
anak-anak
yang
dapat
sudah
mengikuti
pembelajaran dengan baik, mereka melakukan aktivitas belajar seperti memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, mereka dapat bekerjasama dalam menyelesaikan soal-soal dengan praktek langsung menggunakan alat peraga, mereka mencatat hal-hal penting, mereka mau maju mengerjakan soal di depan kelas, dan juga mereka mau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Berdasarkan teori yang ada mengenai aktivitas belajar, siswa-siswi tunarungu melakukan aktivitas-aktivitas belajar meliputi visual activities seperti siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, listening activities seperti siswa mendengarkan
guru
saat
menjelaskan
dan
siswa
berdiskusi/bekerjasama, writing activities seperti siswa mencatat hal-hal penting, motor activities seperti siswa melakukan praktek menggunakan alat peraga bola bermuatan dan mental activities seperti siswa mengerjakan soal-soal soal latihan yang diberikan oleh guru. Disamping itu, siswa-siswi kurang menonjol dalam hal bertanya dan mengeluarkan pendapat yang termasuk dalam oral activities. Selama pembelajaran berlangsung siswa-siswi hampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
tidak pernah bertanya. Jika ada hal yang tidak mereka ketahui, akan dapat terlihat dari ekspresi dan juga bahasa tubuh mereka sehingga guru akan segera tahu dan memberikan penjelasan lagi. Ketika peneliti tanyakan ke guru kelas mengenai siswa-siswi yang tidak suka bertanya, beliau menjelaskan bahwa anak-anak tunarungu memiliki beberapa keterbatasan seperti miskinnya kosakata sehingga mereka susah untuk bertanaya, alasan lain karena tingkat penalaran dan juga kemungkinan mereka sudah merasa tahu akan
materi yang dibahas padahal kenyataannya
penafsiran tersebut tidak seperti yang diharapkan guru. Guru juga menjelaskan bahwa untuk mengajar di sekolah luar biasa sebenarnya sangat membutuhkan alat peraga agar lebih mudah dalam membantu siswa untuk memahami konsep matematika yang abstrak. Belajar sambil bermain juga dapat membantu anak-anak agar tidak cepat bosan ketika mengikuti pembelajaran.
2. Analisis Hasil Belajar Siswa a. Cara Penilaian Sebelum dinilai, ditentukan dulu skor untuk masing-masing soal. Peneliti menentukan bahwa skor untuk semua soal sama yaitu satu, karena ada 28 soal maka skor total adalah 28. Cara penilaian yang akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
b. Hasil Pre Test Dan Post Test Berdasarkan tabel 4.1 sampai tabel 4.6 dapat dihitung banyak skor yang di dapat masing-masing anak dalam pre test maupun post test. Untuk pre test, banyak skor yang diperoleh Dyah adalah 13 sedangkan banyak skor yang diperoleh Ika adalah 15. Untuk post test, banyak skor yang diperoleh Dyah adalah 19 sedangkan banyak skor yang diperoleh Ika adalah 21. Berikut ini akan dihitung nilai Dyah dan Ika saat pre test dan post test. Nilai Pre Test
Nilai Post Test
c. Perbandingan antara Pre Test dan Post Test Dari perhitungan nilai yang sudah ada terlihat bahwa ada peningkatan dari hasil belajar siswa. Berikut ini akan dibandingkan hasil belajar siswa berdasarkan nilai pre test dan post test. 1. Perbandingan Hasil Pre Test Dan Post Test Bagian A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pre test dan Post Test Bagian A
Soal Bagian A 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test
Nama Siswa Dyah Ika S S S B B B B B B B B B B B B B B B B B S B B B B B B B B B B B
2. Perbandingan Hasil Pre Test Dan Post Test Bagian B Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Pre test dan Post Test Bagian B Soal Bagian B 1. 2. 3. 4.
Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test
Nama Siswa Dyah Ika B B B B B B B B B B B B B B B B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
3. Perbandingan Hasil Pre Test Dan Post Test Bagian C Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Bagian C
Soal Bagian C 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test Pre test Post test
Nama Siswa Dyah Ika B B B B B B B B S S B S S B B B S S B B S S S S S S B S S S B B B B B B S S B B S S S S S S S S S S B B S S S B S S S S S S S S
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada peningkatan pemahaman siswa, dimulai dari soal bagian A terlihat bahwa saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
pre test ada beberapa yang salah tetapi ketika post test jawaban mereka benar walaupun Dyah masih ada satu soal yang salah sedangkan untuk bagian B terlihat tidak ada kesulitan karena baik pre test maupun post test mereka dapat mengerjakan dengan benar semua. Sedangkan untuk bagian C, nomor 1 dan 2 mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan positif dengan bilangan bulat positif tidak ada kesulitan. Nomor 3 dan 4 mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif terlihat bahwa Dyah yang awalnya salah akhirnya bisa dan menjadi benar sehingga ada peningkatan sedangkan Ika hasil pre test dan post test sama, ada salah satu soal. Untuk soal 5 dan 6 mengenai penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif terlihat bahwa jawaban Dyah dan Ika pada saat pre test salah semua sedangkan ketika post test ada peningkatan dengan masingmasing satu nomor benar. Untuk soal 7 dan 8 mengenai penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif terlihat jawaban Dyah dan Ika pada saat pre test salah semua sedangkan dilihat dari skor post test terlihat ada peningkatan bahwa Dyah menjawab benar semua tetapi Ika masih ada salah satu. Untuk soal 9 dan 10 mengenai pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif terlihat ada peningkatan, pada saat pre test Dyah dan Ika masing-masing salah satu yaitu nomor 10 sedangkan untuk post test mereka dapat menjawab benar semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Untuk soal 11 dan 12 mengenai pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif Dyah dan Ika terlihat tidak mengalami peningkatan, pada soal pre test dan post test jawaban mereka sama-sama salah. Untuk soal 13 dan 14 mengenai pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif Dyah dan Ika terlihat ada peningkatan, ketika pre test jawaban mereka salah semua sedangkan saat post test Dyah masih salah 1 tetapi Ika dapat menjawab dengan benar semua. Kemudian untuk soal nomor 15 dan 16 tidak ada peningkatan, pada saat pre test dan post test jawaban mereka sama-sama salah. Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bermuatan ada peningkatan nilai dari pre test ke post test tetapi ada hal-hal yang masih menjadi catatan bahwa anak-anak masih tetap kebingungan dan belum mengerti mengenai pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dan juga mengenai pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SLB B Yapenas kelas V maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Aktivitas Dyah dan Ika baik. Berdasarkan teori yang ada mengenai aktivitas belajar, siswa-siswi tunarungu melakukan aktivitas-aktivitas belajar meliputi visual activities seperti siswa memperhatikan guru ketika
menjelaskan
mendengarkan
materi,
guru
listening
saat
activities
menjelaskan
seperti
siswa
dan
siswa
berdiskusi/bekerjasama, writing activities seperti siswa mencatat halhal penting, motor activities seperti siswa melakukan praktek menggunakan alat peraga bola bermuatan dan mental activities seperti siswa mengerjakan soal-soal soal latihan yang diberikan. Hanya saja ada beberapa aktivitas siswa yang kurang menonjol seperti bertanya, baik bertanya pada guru maupun teman lain dan juga dalam hal menyatakan pendapat yang merupakan oral activities. Hal ini disebabkan karena kurangnya kosakata yang dimiliki anak-anak tunarungu dan tingkat penalaran, mereka tidak bertanya karena merasa sudah bisa tetapi terkadang mereka dapat bertanya melalui bahasa tubuh.
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
2.
Berdasarkan pre test dan post test yang sudah dilaksanakan terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar mereka. Nilai Dyah pada saat pre test 46, 63 naik menjadi 67,86 pada saat post test sedangkan nilai Ika pada saat pre test 53,57 naik menjadi 75 pada saat post test. Nilai post test mereka memenuhi KKM yaitu 67.
B. SARAN Pembelajaran matematika di SLB sebaiknya memanfaatkan penggunaan alat peraga. Hal ini bertujuan agar anak-anak merasa senang ketika mengikuti proses pembelajaran, dengan menggunakan alat peraga anak-anak dapat belajar dan bermain yang membuat pembelajaran lebih menarik. Belajar sambil bermain dapat dijadikan alternatif untuk mengajar anak-anak tunarungu agar mereka tidak merasa cepat bosan. Selain itu, dengan pemanfaatan alat peraga dapat membantu anak untuk lebih mudah dalam memahami materi matematika yang abstrak. Anak-anak tunarungu memiliki kekurangan dalam hal indra pendengaran tetapi indra yang lain masih dapat dimanfaatkan dan digunakan dengan baik. Oleh karena itu, diharapkan pemilihan alat peraga yang dapat memanfaatkan indra yang lain tersebut dalam proses pembelajaran dan indra yang lain itu dapat dimanfaatkan dan diunggulkan agar dapat lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Harahap, B dan Negoro, ST. 1979. Penuntun Matematika SMP 2. Jakarta: Yudhistira Jamilah K. A. Muhammad. 2008. Special Education for Special Children: Panduan Pendidikan Khusus Anak-Anak dengan Ketunaan dan Learning Disabilites. Jakarta: Hikmah Margono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Mohammad Efendi. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Mohammad Surya. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Ruseffendi, ET. 1990. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini untuk Guru dan PGSD D2 Seri Kelima. Bandung: Tarsito Sardiman. A. M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara Sumarna Surapranata. 2006. Analisis, Validitas, Reliabilitas Dan Interpretasi Hasil Tes (Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Lampiran A. 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama Sekolah
: SDLB Yapenas Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
:V/1
Standar Kompetensi : 1. Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: 1. 1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
Indikator
: 1. Membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk kata-kata atau angka 2. Menentukan lawan dari suatu bilangan 3. Melakukan
operasi
hitung
penjumlahan
dan
pengurangan. Alokasi Waktu
: 12 x 35 menit ( 6 pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk kata-kata atau angka 2. Siswa dapat menentukan lawan dari suatu bilangan 3. Siswa dapat melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
B. Materi Pembelajaran Operasi hitung bilangan bulat: Membaca dan menulis bilangan bulat Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
C. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Klasikal kooperatif Metode pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, latihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
D. Langkah – Langkah Pembelajaran Pertemuan ke 1 Pendahuluan a. Melakukan apersepsi Siswa diminta untuk menentukan lawan dari sebuah bilangan dan kemudian diberikan soal cerita sederhana untuk mengingatkan siswa tentang bilangan bulat. Tentukan lawan dari bilangan berikut ! 1. -5 lawan dari .... 2. 7 lawan dari .... 3. 8 lawan dari .... 4. -11 lawan dari .... 5. -36 lawan dari .... b. Memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan belajar. Kegiatan Inti a. Guru membantu siswa untuk mengingat tentang materi bilangan bulat yang sudah pernah diberikan dengan melakukan tanya jawab. b. Siswa diberikan soal pre test dan mengerjakan sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan. Penutup a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bertanya jawab tentang kesuitan-kesulitan yang dialami siswa mengenai soal pretest. c. Guru memberitahukan siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya yaitu pembelajaran menggunakan alat peraga bola bermuatan. Pertemuan ke 2 Pendahuluan a. Melakukan apersepsi Siswa diberikan soal cerita: Soal cerita Banu memiliki 7 bola didalam kotak milik Banu, dan Dina memiliki 8 bola didalam kotak milik Dina. Kemudian Banu memberikan 5 Bola kepada Dina dan memasukkannya dalam kotak milik Dina, berapakah bola Dina sekarang? Berapakah Bola milik bayu? b. Mengingatkan kembali tentang konsep bilangan bulat dan contohnya. Kegiatan Inti a. Guru memberikan penjelasan singkat tentang bilangan bulat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
b. Guru memfasilitasi siswa agar dapat melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dengan terlebih dahulu melakukan Tanya jawab singkat. c. Guru memperkenalkan alat peraga bola bermuatan kepada siswa dan bagaimana aturan permainan menggunakan alat peraga bola bermuatan. d. Guru membantu siswa memeragakan melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif menggunakan alat peraga bola bermuatan. e. Siswa mengerjakan soal-soal sambil memeragakan menggunakan alat peraga bola bermuatan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif menggunakan alat peraga bola bermuatan tanpa bantuan dari guru. f. Siswa mengerjakan soal-soal operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif tanpa menggunakan alat peraga. Penutup a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. c. Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dibahas bersama-sama dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke 3 Pendahuluan a. Memberikan motivasi pada siswa dengan membangkitkan semangat dan melakukan beberapa permainan kecil. b. Melakukan apersepsi dengan mengingatkan siswa materi dan panggunaan alat peraga pada materi sebelumnya. Kegiatan Inti a. Guru mengingatkan siswa tentang aturan permainan menggunakan alat peraga bola bermuatan. b. Melakukan Tanya jawab singkat mengenai melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif menggunakan alat peraga bola bermuatan. c. Guru membantu siswa memeragakan melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif menggunakan alat peraga bola bermuatan. d. Siswa mengerjakan soal-soal sambil memeragakan menggunakan alat peraga bola bermuatan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif menggunakan alat peraga bola bermuatan tanpa bantuan dari guru. e. Siswa mengerjakan soal-soal operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, operasi hitung penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif tanpa manggunakan alat peraga. Penutup a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. c. Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dibahas bersama-sama kemudian memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke 4 Pendahuluan a. Memberikan motivasi pada siswa dengan melakukan tanya jawab kabar dan kegiatan-kegiatan siswa. b. Melakukan apersepsi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan Inti a. Guru melakukan pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. b. Guru mengingatkan siswa tentang aturan permainan menggunakan alat peraga bola bermuatan. c. Melakukan tanya jawab singkat tentang operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. d. Guru membahas pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. e. Guru membantu siswa memeragakan melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif menggunakan alat peraga bola bermuatan. f. Siswa mengerjakan soal-soal sambil memeragakan menggunakan alat peraga bola bermuatan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung pengurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif tanpa bantuan dari guru. g. Siswa mengerjakan soal-soal operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif tanpa manggunakan alat peraga. Penutup a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. c. Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dibahas bersama-sama dan menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke 5 Pendahuluan a. Memberikan motivasi pada siswa dengan memberikan semangat dan permainan kecil. b. Melakukan apersepsi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan Inti a. Guru mengingatkan siswa tentang aturan permainan menggunakan alat peraga bola bermuatan. b. Melakukan tanya jawab singkat tentang operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. c. Melakukan tanya jawab singkat tentang operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. d. Guru membantu siswa memeragakan melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif menggunakan alat peraga bola bermuatan. e. Siswa mengerjakan soal-soal sambil memeragakan menggunakan alat peraga bola bermuatan operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif tanpa bantuan dari guru. f. Siswa mengerjakan soal-soal operasi hitung pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan operasi hitung pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif tanpa manggunakan alat peraga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Penutup a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. c. Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dibahas bersama-sama kemudian memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan akan diadakan test pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan ke 6 Pendahuluan a. Memberikan motivasi pada siswa dengan melakukan tanya jawab singkat kabar dan kegiatan-kegiatan siswa. b. Melakukan apersepsi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan Inti a. Guru membahas pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. b. Guru mengingatkan siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya melalui beberapa contoh soal. c. Siswa diberikan soal postest. d. Guru mengingatkan batas waktu pengerjaan soal. e. Guru mengumpulkan soal hasil pekerjaan siswa. Penutup a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa membahas kesulitan-kesulitan yang dialami siswa saat mengerjakan soal post test. c. Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah dibahas bersama-sama. E. Sumber Pembelajaran 1. Buku Paket Tim Matematika. 2007. Cerdas Matematika 5A Kelas 5 SD Semester Pertama. Jakarta: Yudistira. Zaini M. Sani dan Siti M. Amin. 2007. Matematika SD di Sekitar Kita Untuk Sekolah Dasar Kelas V Semester 1. Jakarta: Erlangga 2. Media Pembelajaran a. White Board b. Alat Peraga Bola Bermuatan c. Handout / LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Lampiran A. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Lampiran A. 3 Soal Pre Test Nama : Kelas : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti ! A. Membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Negatif tujuh belas ditulis .... Positif dua puluh sembilan ditulis.... Negatif dua puluh satu ditulis.... Positif tiga puluh lima ditulis.... (-13) dibaca .... (-24) dibaca.... 16 dibaca.... 32 dibaca....
B. Menentukan lawan dari sebuah bilangan 1. 2. 3. 4.
(-19) lawan dari .... 13 lawan dari .... 15 lawan dari .... (-17) lawan dari ....
C. Melakukan opererasi pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat. a. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. 1. 13 + 11 =…. 2. 22 + 15 =… b. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. 1. (-13) + (-23) =…. 2. (-19) + (-10) =…. c. Penjumlahan Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. 1. 10 + (-17) = …. 2. 24 + (-14)=….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
d. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif 1. (-21) + 16 =.... 2. (-11) + 18 =... e. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif 1. 27 – 15 =…. 2. 10 – 18 = …. f. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif 1. (-12) – (-16) = .... 2. (-23) – (-17) = .... g. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 1. 14 – (-22) =…. 2. 25 – (-13)=…. h. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif 1. (-20) – 11 = …. 2. (-21) – 29 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Lampiran A. 4 Soal Post Test Nama : Kelas : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti ! A. Membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Negatif delapan belas ditulis .... Positif dua puluh tujuh ditulis.... Negatif dua puluh lima ditulis.... Positif tiga puluh sembilan ditulis.... (-17) dibaca .... (-26) dibaca.... 19 dibaca.... 33 dibaca....
B. Menentukan lawan dari sebuah bilangan 1. 2. 3. 4.
(-28) lawan dari .... 31 lawan dari .... 24 lawan dari .... (-37) lawan dari ....
C. Melakukan opererasi pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat. a. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. 1. 14 + 12 =…. 2. 21 + 16 =… b. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. 1. (-11) + (-23) =…. 2. (-18) + (-19) =…. c. Penjumlahan Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. 1. 13 + (-18) = …. 2. 23 + (-14)=….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
d. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif 1. (-21) + 17 =.... 2. (-15) + 19 =... e. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif 1. 29 – 17 =…. 2. 15 – 19 = …. f. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif 1. (-17) – (-21) = .... 2. (-25) – (-18) = .... g. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 1. 13 – (-23) =…. 2. 27 – (-12)=…. h. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif 1. (-21) – 14 = …. 2. (-24) – 29 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Lampiran A. 5 Kunci Jawaban Soal Pre Test Nama : Kelas : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti ! A. Membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Negatif tujuh belas ditulis -17 Positif dua puluh sembilan ditulis 29 Negatif dua puluh satu ditulis -21 Positif tiga puluh lima ditulis 35 (-13) dibaca negatif tiga belas (-24) dibaca negatif dua puluh empat 16 dibaca enam belas 32 dibaca tiga puluh dua
B. Menentukan lawan dari sebuah bilangan 1. 2. 3. 4.
(-19) lawan dari 19 13 lawan dari -13 15 lawan dari -15 (-17) lawan dari 17
C. Melakukan opererasi pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat. a. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. 1. 13 + 11 = 24 2. 22 + 15 = 37 b. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. 1. (-13) + (-23) = (-36) 2. (-19) + (-10) = (-29) c. Penjumlahan Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. 1. 10 + (-17) = (-7) 2. 24 + (-14)= 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
d. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif 1. (-21) + 16 = (-5) 2. (-11) + 18 =.7 e. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif 1. 27 – 15 = 12 2. 10 – 18 = (-8) f. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif 1. (-12) – (-16) = 4 2. (-23) – (-17) = (-6) g. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 1. 14 – (-22) = 36 2. 25 – (-13)= 38 h. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif 1. (-20) – 11 = (-31) 2. (-21) – 29 = (-50)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Lampiran A. 6 Kunci Jawaban Post Test Nama : Kelas : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti ! A. Membaca dan menuliskan bilangan bulat dalam bentuk angka dan kata. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Negatif delapan belas ditulis -18 Positif dua puluh tujuh ditulis 27 Negatif dua puluh lima ditulis -25 Positif tiga puluh sembilan ditulis 39 (-17) dibaca negatif tujuh belas (-26) dibaca negatif dua puluh enam 19 dibaca sembilan belas 33 dibaca tiga puluh tiga
B. Menentukan lawan dari sebuah bilangan 1. 2. 3. 4.
(-28) lawan dari 28 31 lawan dari (-31) 24 lawan dari (-24) (-37) lawan dari 37
C. Melakukan operasi pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat. a. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. 1. 14 + 12 = 26 2. 21 + 16 = 37 b. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. 1. (-11) + (-23) = (-34) 2. (-18) + (-19) = (-37) c. Penjumlahan Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. 1. 13 + (-18) = (-5) 2. 23 + (-14)= 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
d. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif 1. (-21) + 17 = (-4) 2. (-15) + 19 = 4 e. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif 1. 29 – 17 = 12 2. 15 – 19 = (-4) f. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif 1. (-17) – (-21) = 4 2. (-25) – (-18) = (-7) g. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 1. 13 – (-23) = 36 2. 27 – (-12)= 39 h. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif 1. (-21) – 14 = (-35) 2. (-24) – 29 = (-53)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Lampiran A. 7 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Di Kelas Pertemuan ke
:
Hari,Tanggal
:
Nama Siswa
:
Nama Observer
:
Petunjuk: 1. Amatilah aktivitas siswa di kelas dalam mengikuti proses belajar mengajar. 2. Tuliskan tanda cek () pada kolom YA atau TIDAK sesuai dengan keadaan yang anda amati. No. Aktivitas Siswa Ya Tidak 1. Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga 2. Siswa bertanya pada guru mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti 3. Siswa bertanya pada teman lain mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti 4. Siswa berani menyatakan pendapat tentang materi pelajaran 5. Siswa berdiskusi dengan teman lain 6. Siswa mencatat hal-hal penting 7. Siswa melakukan latihan/praktek menggunakan alat peraga 8. Siswa menjawab pertanyaan dari guru 9. Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru 10. Siswa maju mengerjakan soal di depan kelas Tuliskan berbagai kendala yang ditemui dan bagaimana alternatif penyelesaiannya: ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Lampiran B. 1 Hasil Rangkuman Pengamatan Aktivitas Siswa a. Hasil Lembar Pengamatan Dyah dan Ika Pertemuan Kedua
No.
1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8. 9.
10.
Aktivitas Siswa Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga Siswa bertanya pada guru mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti Siswa bertanya pada teman lain mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti Siswa berani menyatakan pendapat tentang materi pelajaran Siswa berdiskusi/bekerjasama dengan teman lain Siswa mencatat hal-hal penting Siswa melakukan latihan/praktek menggunakan alat peraga Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru Siswa maju mengerjakan soal di depan kelas
P.1
Dyah P.2 P.3
P.1
Ika P.2
P.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
b. Hasil Lembar Pengamatan Dyah dan Ika Pertemuan Ketiga
No.
1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8. 9.
10.
Aktivitas Siswa Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga Siswa bertanya pada guru mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti Siswa bertanya pada teman lain mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti Siswa berani menyatakan pendapat tentang materi pelajaran Siswa berdiskusi/bekerjasama dengan teman lain Siswa mencatat hal-hal penting Siswa melakukan latihan/praktek menggunakan alat peraga Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru Siswa maju mengerjakan soal di depan kelas
Dyah P.1 P.2 P.3
P.1
Ika P.2
P.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
c. Hasil Lembar Pengamatan Dyah dan Ika Pertemuan Keempat
No.
1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8. 9.
10.
Aktivitas Siswa Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga Siswa bertanya pada guru mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti Siswa bertanya pada teman lain mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti Siswa berani menyatakan pendapat tentang materi pelajaran Siswa berdiskusi/bekerjasama dengan teman lain Siswa mencatat hal-hal penting Siswa melakukan latihan/praktek menggunakan alat peraga Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru Siswa maju mengerjakan soal di depan kelas
Dyah P.1 P.2 P.3
P.1
Ika P.2
P.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
d. Hasil Lembar Pengamatan Dyah dan Ika Pertemuan Kelima
No.
1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8. 9.
10.
Aktivitas Siswa Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi dengan menggunakan alat peraga Siswa bertanya pada guru mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti Siswa bertanya pada teman lain mengenai materi/penggunaan alat peraga yang belum dimengerti Siswa berani menyatakan pendapat tentang materi pelajaran Siswa berdiskusi/bekerjasama dengan teman lain Siswa mencatat hal-hal penting Siswa melakukan latihan/praktek menggunakan alat peraga Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru Siswa maju mengerjakan soal di depan kelas
Dyah P.1 P.2 P.3
P.1
Ika P.2
P.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Lampiran B. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Lampiran B. 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
Lampiran B. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
Lampiran B. 5 Gambar Aktivitas Siswa
Gb.1 Ika sedang menggunakan alat peraga
Gb.2 Ika dan Dyah dibantu guru dalam menggunakan alat peraga bola bermuatan
Gb. 3 Dyah mengerjakan soal latihan
Gb. 4 Ika sedang mencatat
Gb. 5 Dyah dan Ika mengerjakan soal latihan Gb. 6 Ika menggunakan alat peraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
Gb. 7 Ika menggunakan alat peraga
Gb. 8 Dyah dan Ika bersama-sama menggunakan alat peraga
Gb. 9 dan 10 Dyah dan Ika memperhatikan saat guru menjelaskan
Gb. 11 Dyah maju mengerjakan soal peraga
Gb. 12 Dyah menggunakan alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
Lampiran B. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
Lampiran B. 7