Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013 “Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional “
Aktivitas Antioksidan dari Kombinasi Ekstrak Etanol Kulit Manggis, Daun Sirsak, dan Daun Sirih Merah Vienna Saraswaty, Chandra Risdian, Thelma A. Budiwati, dan Tjandrawati M Pusat Penelitian Kimia LIPI Kampus LIPI Gd. 50 Lt. 3Jl. Sangkuriang Bandung – INDONESIA Telp. 022 2503051Email:
[email protected],
[email protected] Abstract–Berbagai penyakit seperti kanker, atherosclerosis, neurodegeneratif, dan inflamasi terjadi karena adanya induksi dari radikal bebas.Oleh karena itu, peranan agen antioksidan sangatlah penting dalam menangkal radikal bebas tersebut.Berbagai tanaman obat tradisional memiliki kandungan senyawa fenolik dan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan sehingga berkhasiat untuk pengobatan berbagai penyakit.Beberapa tanaman obat seperti manggis (Garcinia mangostana Linn.), sirsak (Annona muricata Linn.), dan sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav) telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit termasuk kanker dan infeksi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit manggis, daun sirsak, dan daun sirih merah.Selain itu, kombinasi dari ketiga ektrak tersebut juga dipelajari untuk memperoleh aktivitas antioksidan yang lebih baik. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH, selain itu kadar total fenol dan flavonoid juga ditentukan sebagai parameter aktivitas antiokidan. Pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH terhadap masing-masing ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% v/v kulit manggis (KM), daun sirsak (DS), dan daun sirih merah (DSM) memiliki nilai IC50 sebesar 11,46±0,04 µg.mL-1;10,62±0,41 µg.mL-1; dan 222,73±11,31 µg.mL-1 secara berurutan. Analisa kuantitatif untuk kadar total flavonoid dan fenol menunjukkan bahwa ekstrak DSM memiliki kadar flavonoid tertinggi yaitu 2,07±0,09% b/b diikuti dengan ekstrak KM (1,87%±0,14 b/b) dan DS (0,62±0,1%b/b). Sedangkan untuk kadar total fenol ekstrak KM memiliki kadar yang paling tinggi (11,41±0,06 % b/b) diikuti dengan daun sirsak (4,38±1,05 %b/b) dan daun sirih merah (0,78±0,81% b/b). Dengan demikian dapat diketahui bahwa aktivitas antioksidan ekstrak KM yang tinggi dapat disebabkan oleh tingginya senyawa fenol.Pengujian aktivitas antioksidan dengan variasi kombinasi ekstrak dilakukan dengan menggunakan 3 variasi dosis terhadap ketiga kombinasi ekstrak dengan penambahan ekstrak keladi tikus. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak dengan variasi dosis LHHL untuk setiap ekstrak secara berurutan pada perbandingan volume yang sama (1:1:1:1) memiliki aktivitas tertinggi dengan kemampuan inhibisi sebesar 93,73±0,13%. Kata Kunci: antioksidan, DPPH, manggis, sirsak, sirih merah
1.PENDAHULUAN Berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, atherosclerosis, neurodegeneratif, dan inflamasi terjadi akibat induksi dari radikal bebas.Radikal bebeas tersebut mengakibatkan modifikasi oksidatif pada DNA, protein dan lipid. Sebagian besar radikal bebas yang dapat merusak sistem biologis merupakan radikal oksigen bebas atau yang dikenal dengan nama “Reactive Oxygen Species” (ROS). ROS merupakan produk samping dari aktivitas aerobik sel dan dapat menginisiasi reaksi autokatalisis pembentukan molekul radikal yang menyebabkan kerusakan secara berantai pada tubuh.Sumber ROS dapat berasal dari faktor endogen ataupun faktor eksogen.Faktor endogen misalnya dari mitokondria, metabolisme sitokrom 450, peroksisom, dan aktivasi sel inflamatori.Sedangkan untuk faktor eksogen yaitu xenobiotik, senyawa terklorinasi, polusi lingkungan, logam, ion, dan radiasi [1]. Untuk mengatasi kerusakan akibat radikal bebas, diperlukan senyawa yang dapat menangkal serangan dari molekul radikal tersebut sehingga tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Senyawa tersebut dikenal dengan nama antioksidan. Beberapa senyawa antioksidan yang diproduksi oleh tubuh antara lain adalah golongan enzim yaitu glutathione peroxidase dan superoxide dismutase, golongan protein yaitu ferritin dan ceruloplasmin, serta senyawa mikromolekul seperti glutathione, vitamin C, dan vitamin E [2]. Akan tetapi, senyawa antioksidan yang diproduksi tubuh ini belum cukup untuk menangkal radikal bebas yang ada.Untuk itu diperlukan sumber antioksidan dari luar, misalnya dari tanaman obat. Berbagai tanaman obat tradisional memiliki kandungan senyawa fenolik dan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan sehingga berkhasiat untuk pengobatan berbagai penyakit.Penggunakan tanaman obat tradisional saat ini semakin diminati oleh masyarakat karena dinilai lebih ekonomis, efektif, dan efek sampingnya sangat kecil.Beberapa tanaman obat seperti manggis (Garcinia mangostana Linn.), sirsak (Annona muricata Linn.), dan sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit termasuk kanker dan infeksi [3-5]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit manggis, daun sirsak, dan daun sirih merah serta aktivitas antioksidannya dari kombinasi dari ketiga ekstrak tersebut. 196
Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013 “Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional “
2. BAHAN DAN METODE Bahan Simplisia berasal dari PT. Berkah Walatra (Perkebunan Puspahyang, Tasikmalaya).Pelarut organik yang digunakan untuk ekstraksi adalah ethanol 95% v/v yang di destillasi sebelum digunakan dan diencerkan menjadi 70% v/v dengan menggunakan aquadest, Na2CO3, Follin Ciocalteu, Metanol p.a, Alumunium Chloride, Asam asetat anhidrid, dan pyrogallol berasal dari eMerck dengan kualitas p.a. Sedangkan DPPH dan Vitamin C dari SIGMA Aldrich. Metode Ekstraksi Simplisia dikeringkan selama 24 jam dalam oven blower 50 oC, kemudian di hancurkan dan dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% selama 3-5 hari. Filtrat dipisahkan dan dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator Heidolph dengan vakum pada suhu 50 oC.Ekstrak yang telah pekat ini kemudian digunakan untuk analisa. Analisa Antioksidan 400 µl sampel yang telah ditimbang dan dilarutkan dalam methanol p.a. direaksikan dengan 1600 µl DPPH (0,077 mM). Kemudian diinkubasikan selama 30 menit pada temperatur ruangan.Setelah 30 menit absorbansi diukur dengan menggunakan spektrofotometer Hitachi U-2000 pada panjang gelombang 517 nm.Aktivitas inhibisi dari sampel dihitung dengan menggunakan rumus.Sebagai standar digunakan vitamin C. Analisa Kadar Total Flavonoid Analisa kadar total flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri dengan menggunakan alumunium klorida.Sebanyak 1 ml sampel direaksikan dengan 1 mL AlCl3 10% v/v (dalam asam asetat anhidrid).Absorban diukur dengan menggunakan spektrofotometer Hitachi U-2000 pada panjang gelombang 420 nm. Kadar total Flavonoid diukur berdasarkan kadar equivalen terhadap standar yaitu senyawa rutin. Analisa Kadar Total Fenol Analisa kadar total fenol dalam ekstrak etanol dilakukan dengan menggunakan metode spektrophotometri. Sebanyak 300 µl sampel direaksikan dengan 1500 µl reagen Folin Ciocalteu 10% v/v dan 1200 µl Na2CO3 7,5% b/v. Kemudian campuran di mixer sampai homogen dan diinkubasikan pada temperature 50o C selama 15 menit kemudian diukur absorbannya pada panjang gelombang 760 nm. Kadar total fenol dari sampel ditentukan berdasarkan persamaan regresi linier yang diperoleh dari kurva standar pyrogallol dan dinyatakan sebagai kadar equivalennya.
Uji Aktivitas Antioksidan dari Kombinasi Ekstrak Uji aktivitas antioksidan dari kombinasi ekstrak dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi dosis dan dicampurkan dengan perbandingan 1:1:1:1. Setiap ekstrak etanol 70% dibuat menjadi 3 dosis yaitu dosis High (H), Medium (M) dan Low (L). Dosis H dihitung dengan nilai 4 kali angka IC50, dosis M pada angka IC50 dan dosis L pada angka seperempat kali nilai IC50. Tabel 1. Variasi Konsentrasi Dosis Dari Ekstrak Etanol 70% Ekstrak IC50(µg/mL) Variasi Konsentrasi yang dibulatkan (µg/mL) Kulit 11,46 H 60 Manggis Dibulatkan M 15 (KM) menjadi 15 L 3,75 Daun 10,62 H 40 Sirsak Dibulatkan M 10 (DS) menjadi 10 L 2,5 Daun 222,73 H 880 Sirih Dibulatkan M 220 Merah menjadi 220 L 55 (DSM) Keladi 732,35 H 2920 Tikus Dibulatkan M 730 (KT) menjadi 730 L 182,5
Analisis antioksidan untuk kombinasi ekstrak dengan variabel kombinasi “full permutation” sebanyak 81 kombinasi (Lihat Tabel 2) dan dilakukan dengan metode spektrofotometri. Sebanyak 25 µl larutan sampel kombinasi ekstrak direaksikan dengan 100 µl DPPH.Kemudian diinkubasikan pada suhu kamar selama 30 menit.Absorban diukur dengan menggunakan Multiscan GO 1.00.40 pada λ 517 nm. Aktivitas inhibisi dihitung dengan rumus : % Inhibisi = [1-(Abssampel/Abscontrol)] x 100 .(1) Tabel 2. Kombinasi “Full Permutation” Kode Sampel dan Kombinasi Dosis 1 (HHHH) 2(HHHM)
28 (MHHH) 29 (MHHM)
55 (LHHH) 56 (LHHM)
3(HHHL)
30 (MHHL)
57 (LHHL)
4(HHMH) 5(HHMM)
31 (MHMH 32 (MHMM)
58 (LHMH) 59 (LHMM)
6(HHML)
33 (MHML)
60 (LHML)
7(HHLH)
34 (MHLH)
61 (LHLH)
8(HHLM)
35 (MHLM)
62 (LHLM)
9(HHLL)
36 (MHLL)
63 (LHLL)
10(HMHH)
37 (MMHH)
64 (LMHH)
11(HMHM)
38 (MMHM)
65 (LMHM)
12(HMHL) 13(HMMH)
39 (MMHL) 40 (MMMH)
66 (LMHL) 67 (LMMH)
14(HMMM)
41 (MMMM)
68 (LMMM)
197
Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013 “Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional “
15(HMML)
42 (MMML)
69 (LMML)
16(HMLH)
43 (MMLH)
70 (LMLH)
17(HMLM)
44 (MMLM)
71 (LMLM)
18(HMLL) 19(HLHH) 20(HLHH) 21(HLHH) 22(HLMH)
45 (MMLL) 46 (MLHH) 47 (MLHM) 48 (MLHL) 49 (MLMH)
72 (LMLL) 73 (LLHH) 74 (LLHM) 75 (LLHL) 76 (LLMH)
23(HLMM) 24(HLML) 25(HLLH)
50 (MLMM) 51 (MLML) 52 (MLLH)
77 (LLMM) 78 (LLML) 79 (LLLH)
26(HLLM)
53 (MLLM)
80 (LLLM)
27(HLLL)
54 (MLLL)
81 (LLLL)
Catatan : Urutan sampel : KM, DS, DSM, KT
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 70 %v/v masing-masing ekstrak etanol dapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, aktivitas antioksidan dari ekstrak daun sirsak (DS) memiliki aktivitas tertinggi diikuti oleh ekstrak kulit manggis (KM), ekstrak daun sirih merah (DSM) dan ekstrak keladi Tikus (KT). Akan tetapi nilai IC50 dari ekstrak DS dan KM tidak berbeda jauh sehingga dapat dikatakan bahwa kedua ekstrak ini memiliki aktivitas yang sama baiknya sebagai antioksidan. Sedangkan ekstrak DSM dan KT tidak aktif sebagai antioksidan. Tabel 3. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Sampel IC50 (µg/mL) Kulit Manggis (KM) 11,46±0,04 Daun Sirsak (DS) 10,62±0,41 Daun Sirih Merah 222,73±11,31 (DSM) Keladi Tikus (KT) 732,35±13,83 n =3, Inhibisi vitamin C( 0,016% b/v) : 97,63%
Penelitian mengenai senyawa bioaktif sebagai antioksidan dari ekstrak KM dan DS telah dilaporkan.Penelitian yang dilakukan oleh Sampath dan Vijayaraghavan (2007) mengemukakan bahwa senyawa α-mangostin yang terdapat pada ekstrak KMberperan sebagai antioksidan untuk melindungi kerusakan otak akibat oksidasi [6] dan juga memiliki aktivitas sebagai antikanker khususnya terhadap sel HSC-3 dan K562 serta aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen gram positif [7]. Sedangkan ekstrakDS telah dilaporkan memiliki mengandung senyawa golongan acetogenin yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi [8] dan juga bersifat toksik terhadap sel PACA-2, PC-3, A-549, HepG2 [9]. Untuk ekstrak DSM, berdasarkan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH, ekstrak etanol DSM memiliki aktivitas yang rendah dimana nilai IC50-nya sangat tinggi yaitu lebih dari 200 µg/mL demikian pula untuk ekstrak KT. Penelitian mengenai metabolit sekunder yang
dilakukan terhadap ekstrak DSM menunjukkan bahwa tanaman ini diketahui mengandung senyawa mayoritas golongan sesquisabinene yaitu suatu senyawa terpenoid [10] sedangkan untuk ekstrak KT senyawa yang telah dilaporkan adalah phytol [11]. Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan perbedaan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol DS, KM, DSM dan KT dapat dipastikan karena berbedanya kandungan metabolit sekunder utama yang terdapat didalam ekstrak-ekstrak tersebut. Tabel 4. Hasil Analisa Kadar Total Fenol dan Flavonoid Sampel Kulit Manggis Daun Sirsak Daun Sirih Merah
% Kadar Total Flavonoid (b/b) 1,87 ± 0,14 0,62 ± 0,10 2,07 ± 0,09
% Kadar Total Fenol (b/b) 11,41 ± 0,06 4,38 ± 1,05 0,78 ± 1,05
n=3, kadar total flavonoid equivalent dengan senyawa Rutin. Kadar Total Fenol equivalent dengan senyawa pyrogallol.
Umumnya senyawa-senyawa yang bertanggung jawab dalam aktivitas antioksidan adalah senyawa golongan fenol dan flavonoid. Oleh karena itu penting untuk menganalisa secara kuantitatif kadar total flavonoid dan fenol dari masing-masing ekstrak. Hasil analisa kadar total flavonoid dan fenol dari masingmasing ekstrak dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan tabel maka ekstrak DSM memiliki kadar flavonoid tertinggi yaitu 2,07±0,09% b/b diikuti dengan ekstrak KM dan DS. Sedangkan untuk kadar total fenol ekstrak KM memiliki kadar yang paling tinggi yaitu 11,41±0,006 % b/b diikuti dengan ekstrak DS dan DSM. Paparan diatas mengungkapkan bahwa ketiga ekstrak tersebut memiliki kandungan senyawa golongan flavonoid yang lebih rendah daripada senyawa golongan fenol.Sehingga diduga senyawa yang lebih berperan dalam aktivitas antioksidan adalah senyawa golongan fenol. Ekstrak KM telah dilaporkan mengandung berbagai senyawa derivate fenol salah satunya yaitu senyawa xanthon [3].Aktivitas antioksidan dari derivat senyawa ini berbeda-beda.Perbedaan aktivitas antioksidan dari golongan senyawa ini dipengaruhi oleh subtituennya. Senyawa yang memiliki jumlah gugus -OH lebih banyak akan memberikan aktivitas antioksidan yang baik dibandingkan dengan senyawa yang memiliki jumlah gugus –OH lebih sedikit. Di samping itu kehadiran gugus metoksi (-OCH3) pada struktur senyawa golongan ini juga akan memberikan aktivitas antioksidan yang lebih baik [12]. Untuk ekstrak DS, seperti yang telah disebutkan diatas, mayoritas senyawa yang telah diketahui adalah golongan acetogenin [8,9]. Dan hasil perhitungan kadar senyawa golongan fenol dalam ekstrak etanol daun sirsak menunjukkan jumlah yang lebih rendah dibandingkan kadar total fenol dalam ekstrak kulit manggis, tetapi aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun sirsak memiliki nilai IC50 yang lebih 198
Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013 “Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional “
rendah dibandingkan dengan ekstrak KM. Hal ini diduga karena aktivitas antioksidan antara senyawa golongan fenol dan senyawa golongan acetogenin yang ada dalam ekstrak DS memiliki aktivitas yang sinergis. Ekstrak DSM telah disebutkan memiliki aktivitas antioksidan yang rendah.Walaupun demikian ekstrak DSM dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antikanker dengan menghambat proliferasi sel T47D [5]. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman genusPiperaceae selain memiliki aktivitas antikanker juga memiliki aktivitas antimikroba [13,14], sehingga peran ekstrak DSM apabila diberikan dalam kombinasi formulasi dapat diusulkan sebagai antimikroba dan juga sebagai antikanker. Pengujian aktivitas antioksidan dari kombinasi ke tiga ekstrak etanol yang ditambah dengan ekstrak KT dapat dilihat pada Gambar 1.Pada konsentrasi H untuk ketiga ekstrak dengan variasi konsentrasi H, M dan L dari ekstrak KT hampir tidak memberikan efek yang berarti karena tetap memberikan kemampuan inhibisi lebih dari 90%.
MHHL justru memberikan aktivitas antioksidan yang lebih rendah.Pada kasus ini diduga bahwa efek sinergis antioksidan dari ekstrak DS dan DSM pada dosis H tidak dipengaruhi oleh adanya ekstrak KT dan KM karena keduanya pada dosis L.Dan diduga ada metabolit yang dapat menurunkan aktivitas antioksidan pada ekstrak KM. Metabolit yang diduga dapat menurunkan aktivitas antioksidan yang terdapat pada ekstrak KM dan KT tidak efektif pada dosis L.
4. KESIMPULAN Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak KM dan DS memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.Metabolit sekunder dari ekstrak DS dan DSM bila dikombinasikan dapat memberikan efek sinergis.Kombinasi ekstrak dengan aktivitas antioksidan tertinggi dapat diperoleh dengan menggunakan variasi dosis LHHL untuk ekstrak KM, DS, DSM dan KT secara berurutan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Rossy Choerunissa dan Ibu Ika G. Kartika untuk bantuan teknisnya dan PT. Berkah Walatrauntuk bantuan pendanaan penelitian ini. DAFTAR REFERENSI [1]
Gambar 1. Grafik aktivitas antioksidan dari kombinasi Ekstrak etanol
Perubahan dosis DS dan DSM menjadi M dan L dengan dosis KM tetap H menunjukkan adanya tren perubahan aktivitas antioksidan yang signifikan. Berdasarkan data ini, maka dosis dari ekstrak DS, dan DSM memegang peranan penting dalam perubahan aktivitas antioksidan. Ekstrak KT akan mempengaruhi aktivitas antioksidan bila dosis ekstrak DS dan DSM diturunkan menjadi M dan L. Walaupun demikian, penurunan dosis dari ekstrak KM menjadi M dan L hampir tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan bila dosis ekstrak DS dan DSM tetap pada konsentrasi H. Demikian pula jika dosis DS diturunkan menjadi M jika dosis ekstrak DSM tetap pada konsentrasi H, karena aktivitas inhibisi tetap diatas 90%, sehingga diduga bahwa metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak KM, DS dan DSM memberikan efek sinergis. Hasil analisa antioksidan dari kombinasi ekstrak menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan tertinggi diberikan oleh kombinasi no. 57 dengan kombinasi dosis LHHL untuk ekstrak KM, DS, DSM dan KT secara berurutan.Sedangkan pada kombinasi dengan dosis ekstrak KM lebih tinggi yaitu HHHL dan
K. Rahman, “Studies on Free Radicals, Antioxidants, and Co-factors”, Clin Interv Aging, vol. 2, no. 2, 2007, hal. 219-236. [2] M. Takashima, M. Horie, M. Shichiri, Y. Hagihara, Y Yoshida, E. Niki, “Assessment of Antioxidant Capacity for Scavenging Free Radicals In Vitro: a Rational Basis and Practical Application”, Free Radic Biol Med, 2012, vol. 52, no. 7, hal. 1242-1252. [3] M.A. Shibata, M. Iinuma, J. Morimoto, H. Kurose, K. Akamatsu, Y. Okuno, Y. Akao, Y. Otsuki, “α-Mangostin Extracted from the Pericarp of the Mangosteen (Garcinia mangostana Linn) Reduces Tumor Growth and Lymph Node Metastasis in an Immunocompetent Xenograft Model of Metastatic Mammary Cancer Carrying a p53 Mutation”, BMC Med, 2011, vol. 9, hal. 69. [4] S.O. Adewole, J.A.O. Ojewole, “Protective Effects of Annona Muricata Linn. (Annonaceae) Leaf Aqueous Extract on Serum Lipid Profiles and Oxidative Stress in Hepatocytes of Streptozotocin-Treated Diabetic Rats”, Afr J TraditComplement Altern Med, 2009, vol. 6, no. 1, hal.30–41. [5] B.D. Wicaksono, Y.A. Handoko, E.T. ArungE.T., Irawan W.K., Yulia D., PancaputraA.N., and Sandra F.,”Antiproliferative Effect of the Methanol Extract of Piper crocatum Ruiz & Pav 199
Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013 “Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional “
Leaves on Human Breast (T47D) Cells In-vitro”, Tropical Journal of Pharmaceutical Research,Vol. 8, No. 4,, 2009, hal. 345-352 [6]P.D. Sampath, dan K. Vijayaraghavan, “Cardioprotective Effect of Alphamangostin, A xanthone Derivative from Mangosteen on Tissue Defense System Against Isoproterenol-Induced Myocardial Infarction in Rats”. J. Biochem. Mol.Toxicol. vol. 21,2007, hal. 336–339. [7] M. Taher, D. Susanti, M.F. Rezali, F.S.A Zohri, S.J.A Ichwan, S.I Alkhamaiseh, dan F. Ahmad, “Apoptosis, Antimicrobial andAntioxidantActivities of Phytochemicals from Garcinia malaccensis Hk.f”, Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, Vol. 5, No12, 2012, hal. 136-141 [8]L.A.R.S. Lima, L.P.S. Pimenta, M.A.D. Boaventura,”Acetogenins from Annona cornifolia and TheirAntioxidantCapacity”, Food Chemistry,Vol. 22, No.4, 2012,hal.1129-1138 [9] C.Y. Ragasa, G. Soriano, O.B. Torres, M.J. Don, C.C. Shen,”Acetogenins from Annona muricata”, Pharmacognosy Journal,Vol. 4 No. 32, 2012, hal.,32-37 [10] A.Z. Adnan, Z. Noer, dan Zulzannah, “Analysis of Essential Oil from Fresh Leaves of Piper crocatum Ruiz & Pav.And Curcuma domestica Val.”,Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol.15, No.1, 2011,hal. 17-22. [11]S. Mohan, A. Bustamam, S. Ibrahim, A.A. Zubairi, M. Aspollah, R. Abdullah, M.M. Elhassan, “In Vitro Ultramorphological Assesment of Apoptosis on CEMss Induced by Linoleic Acid Rich Fraction From Typhonium flagelliforme Tuber”, Evidence Based Complementary and Alternative Medicine, Vol 2011, 2011, 12 hal. [12] M.E. Cuvelier, V. Bondet and C. Berset,
“Behavior of phenolic antioxidants in partitioned medium: Structure-activity relationship”, J. Am. Oil Chem. Soc., Vol. 77, 2000, hal.819-824. [13] N.N. Abrahim, M.S. Kanthimathi, dan A. AbdulAziz,”Piper betleShows Antioxidant Activities, Inhibits MCF-7 Cell Proliferation and Increases Activities of Catalase and Superoxide Dismutase”, BMC Complementary and Alternative Medicine, Vol. 12, 2012, hal.220. [14] Masuda T, Inazumi A., Yamada Y, Padolina W. G., Kikuzaki H., dan Nakatani N., “Antimicrobial Phenylpropanoids from Piper sarmentosum”, Phytochemistry, Vol. 30, No. 10, 1991, hal. 3227–3228 Tanya Jawab: Pertanyaan 1: Apakah ada penelitian ( sudah dilakukan penelitian) tentang pengaruh pemanasan/ proses lain yang mengganggu aktivitas antioksidan yang telah didapatkan ? Apakah dari sereh,daun manggis dalam preparasi sebelum ekstraksi juga mendapat perlakuan yang sama? – karena yang saya baca antioksidan itu sangat sensitive terhadap panas (>100o C) dengan bertransformasi menjadi senyawa lain. Apakah mungkin perlakuasn yang berbeda menyebabkan pengaruh terhadap aktivitas antioksidan yang didapat? Jawaban : Belum saya ketahui jurna yang membahas mengenai pengaruh pemanasan, tetapi pemanasan dapat menyebaban degradasi senyawa aktif, sehingga dihindari dalam proses ekstraksi,. Dalam penelitian ini, suhu perlakuan hanya 50 o C, dan perlakuan sebelum ekstraksi sama semuanya. Jadi dalam perlakuan tidak mempengaruhi aktivitas anti oksidan yang didapat
200