milihan Peerancanga an Sistem m Penduku ung Kepu utusan Pem Router Cisco Meenggunak kan Metod de Analycctical Hierrarcy Proccess (AHP P)
A Artikel Ilm miah
Diajukan kepada k Fakulltas Teknolo ogi Informasi untuk meperoleeh Gelar Sa arjana Komp puter
Oleh : R Ridwan Hida ayat N NIM: 672010 0167
Pro ogram Stu udi Tekniik Inform matika Fakultas F T Teknologii Informa asi Un niversitas Kristen Satya S Wa acana Salatiga D Desemberr 2015
3
4
5
6
Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Router Cisco Menggunakan Metode Analyctical Hierarcy Process (AHP) 1)
Ridwan Hidayat, 2) Prihanto Ngesti Basuki, 3)Wiwin Sulistyo Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia Email: 1)
[email protected], 2)
[email protected], 3)
[email protected]
Abstract Router is a network device that serves as a liaison between two or more computer networks to carry data from one network to another . Router has multiple developers , one of the developers of the famous router is a router brand CISCO . There are many series of brand CISCO routers that can be used by the company upper middle and middle class , kind of - kind of router specifications ranging from the size of the RAM (Random Access Memory ) until the price is varied. A network administrator must understand the need for a router or a company where he works in accordance with the needs of companies tersbut . This research using AHP (Analyctical Hierarcy Process) in decision making. Weighting of each criterion and alternatives as input from the user that will result in the recommendation . The end result of this desktop -based application will be displayed in the form of ranking product .
Keywords: Router, AHP, Criteria, Alternative, Weight Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi sebagai penghubung antar dua jaringan komputer atau lebih untuk mengirim data dari satu jaringan ke jaringan lain. Router dikembangkan oleh banyak vendor, salah satu vendor router yang terkenal yaitu CISCO. Terdapat banyak seri dari router merk CISCO yang dapat digunakan perusahaan menengah ke atas dan menengah kebawah, macam – macam spesifikasi router mulai dari ukuran RAM (Random Access Memory) sampai harga yang bervariatif. Seorang admin jaringan harus mengerti kebutuhan router untuk perusahaan atau tempat dia bekerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersbut. Penelitian ini menghasilkan aplikasi yang menggunakan metode AHP (Analyctical Hierarcy Process) dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan spesifikasi dari router Cisco sebagai parameter dalam menentukan router mana yang akan dipilih. Pembobotan dari setiap kriteria dan alternatif sebagai input dari user akan menghasilkan bentuk rekomendasi. Hasil akhir dari aplikasi ini akan ditampilkan dalam bentuk rangking produk. Kata kunci : Router, AHP, Kriteria, Alternatif, Bobot. 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
1
1.
Pendahuluan
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi khususnya jaringan komputer sangat pesat. Seiring dengan perkembangan ini maka perlu adanya manajemen yang baik terhadap sebuah infrastruktur jaringan agar dapat dimanfaatkan dan berjalan dengan baik [1]. Dalam membangun sebuah infrastruktur jaringan hal yang harus diperhatikan antara lain adalah router. Router merupakan salah satu perangkat keras jaringan yang sangat penting, berfungsi sebagai penghubung antar dua jaringan atau lebih untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lain. Sangat vital bila sebuah perusahaan salah dalam memilih sebuah router karena akan merugikan perusahaan tersebut. Terdapat beberapa vendor yang memproduksi router, salah satu vendor yang terkenal dengan perangkat-perangkat jaringan yang telah diproduksi termasuk router adalah Cisco System Inc. Router Cisco adalah peralatan utama yang banyak digunakan pada jaringan area luas atau Wired Area Network (WAN) dan digunakan di perusahaan kecil maupun perusahaan besar sesuai kebutuhan masing-masing [2]. Banyak nomor seri yang digunakan Cisco dalam pembuatan router-nya sesuai dengan tingkat kebutuhan dan jenisnya, macam – macam spesifikasi router dengan harga yang bervariatif. Seorang admin jaringan harus mengerti kebutuhan router untuk perusahaan atau tempat dia bekerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut, pemilihan router yang salah dapat mengganggu kinerja perusahaan tersebut dan dapat merugikan perusahaan tersebut. Metode AHP merupakan metode yang dapat menguraikan suatu masalah multicriteria yang kompleks menjadi sautu hirarki. Kelebihan dari metode AHP dari beberapa metode sistem pengambilan keputusan yang ada adalah dengan cara membandingkan secara berpasangan setiap kriteria yang dimiliki oleh suatu permasalahan sehingga didapatkan bobot nilai dari kepentingan setiap kriteria kriteria yang ada serta dapat memecahkan masalah yang tidak terstruktur menjadi terstruktur dengan menggunakan hirarki AHP dimana dalam penelitian ini data diolah menjadi tahapan - tahapan yang terstrukur [3]. Penelitian ini melakukan analisis untuk menentukan router Cisco seri apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Penelitian ini menggunakan data yang didapat melalui kuesioner yang dibagian kepada sebagian dosen jaringan Fakultas Teknologi Informasi(FTI) Universitas Kristen Satya Wacana(UKSW) khususnya dosen yang mengampu mata kuliah dibidang jaringan, para teknisi yang ada di FTI dan teknisi yang bekerja di BTSI serta mahasiswa FTI UKSW yang mengambil jurusan jaringan, serta melakukan analisa data di internet khusunya website Cisco. Pemilihan router Cisco dapat dilakukan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dalam memberikan rekomendasi router Cisco seri berapa yang akan digunakan. Pada penelitian ini menggunakan beberapa kriteria dari spesifikasi router Cisco, yaitu kriteria harga, besarnya ukuran RAM, flash memori, garansi dan banyaknya port dan slot pada masing masing router. Selain itu, digunakan lima alternatif dalam penelitian ini, alternatif tersebut adalah Router Cisco seri 1921, Router Cisco seri 1941, Router Cisco seri 2901, Router Cisco 2911 dan Router Cisco 2921 . Penentuan pembobotan kriteria dalam perbandingan berpasangan menggunakan range pembobotan 1 sampai 5. 2
Hasil perhitungan kriteria dan alternatif tersebut digunakan untuk memberikan rekomendasi Router Cisco seri berapa yang akan dipilih dengan menggunakan metode AHP dan output berupa aplikasi berbasis desktop. Seluruh proses perhitungan, tujuan dan hasil rekomendasi digunakan untuk membantu admin jaringan dalam pemilihan Router Cisco. 2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Cisco Learning Routing Network” memperkenalkan beberapa router merk Cisco yang digunakan dalam penelitian dan penggunaan router untuk keperluan bisnis dan lembaga, serta penggunaan router sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya [5]. Penelitian yang berjudul “Penentuan Perangkat Lunak Network Monitoring Sistem Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Dengan Pendekatan AHP Pada PT XYZ ” dalam penelitian ini menentukan perangkat lunak apa yang akan digunakan sebagai monitoring jaringan dengan menggunakan metode AHP sebagai metode dalam pengambilan keputusan menggunakan tool expert chooice 200 dimana kriteria yang digunakan adalah Teknologi related, User related dan vendor realted, sedangkan untuk alternatif menggunakan macam-macam dari software monitoring jaringan seperti Nagios, Cacti, Open NMS dan Dude [6]. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu masalah dalam proses pengambilan keputusan. Masalahnya adalah pengambilan keputusan dalam pemilihan router Cisco sangat riskan bila tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dari perusahaan. Dengan bermacam-macam spesifikasi dari masing masing router Cisco diharapakan seorang admin jaringan mengerti akan kebutuhan dari router dari perusahaan tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan router. Dengan demikian dibutuhkan sistem pendukung keputusan yang dapat membantu masalah diatas. Sistem pendukung keputusan merupakan mengkombinasikan alternatifalternatif solusi sehingga dapat diperoleh solusi tersebut. Sistem pendukung keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur. Pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambil keputusan, melainkan merupakan sistem yang mendukung pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat [4]. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty (1993), seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan memepercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut ke dalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan sebjektif tentang pentingnya setiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut [4].
3
Dalam metode Analytical Hierarchy Process dilakukan langkah-langkah sebagai berikut [7] : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam tahap ini menjelaskan tentang menentukan masalah yang akan dipecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Melalui masalah yang ada didapatkan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya dikembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya. 2. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang diberikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan). 3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Nilai dari rondom index(RI) dan skala penilaian perbandingan berpasangan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1 Tabel Nilai RI [7]
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,14 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,58
4
Tab bel 2 Skala peenilaian perbaandingan berpaasangan [8]
Nilai 1 3 5 7 9 2,4,6,8
Interrpretasi Elemeen A dan B sama s pentin ng Elemeen A lebih penting p darip pada B Elemeen A kuat tin ngkat kepen ntingannya ddaripada B Elemeen A sangat kuat tingkaat kepentinggannya darip pada B Elemeen A mutlak k lebih pentiing daripadaa B Nilai-nnilai interm mediet
HP dalam peenelitian inii dapat dilih hat pada Gam mbar 1 Hiraki AH
G Gambar 1 Hirrarki AHP
Gaambar 1 meenjelaskan m mengenai hirarki AHP dalam pennelitian ini, tahap pertama adalah a tujuaan utama yaang akan diicapai atau penyelesaiaan masalah yang akan dikajji yaitu Ciscco Router. T Tahap yang g kedua adallah kriteria,, kriteria apa saja yang haruus dipenuhi oleh semuaa alternatif agar layak untuk menjjadi pilihan yang paling ideeal. Tahap ketiga adallah alternattif atau piliihan penyellesaian massalah, tahap ini jumlah dari alternatif tiidak dibatassi sesuai dengan kebutu tuhan, sedan ngkan h mengggunakan lim ma alternatiif. dalam pennelitian ini hanya Roouter adalah h komputer khusus yan ng berfungsi sebagai peenghubung antar dua jaringgan atau leebih jaringgan komputter untuk meneruskan m n data darii satu jaringan ke k jaringan lain. l Routerr memiliki komponen k yang y sama ddengan Perrsonal Computerr (PC) deksttop, router m memiliki Central C Proccessing Unitt (CPU), meemori sistem buss dan banyaak sistem innput/outputt [9]. Routerr didisain uuntuk melak kukan tugas khussus yang tid dak dimilikii oleh PC deesktop. Roouter memb butuhkan ooperating system sy untu uk menjalannkan fungssinya, yaitu Interrnetwork Operating O Sy System (IOS S) software untuk menj njalankan fille-file konfigurassinya. Konffigurasi-konnfigurasi inii berisi perin ntah-perintaah dan param meter yang menngontrol alliran trafikk yang maasuk dan keluar k dari router. Router R menggunaakan protok kol routing uuntuk meneentukan jalu ur terbaik. K Komponen utama u dari routeer adalah random-acc r ess memory ry (RAM), nonvolatilee random-a access memory (NVRAM), ( flash mem mory, read--only memo ory (ROM)) dan interrfaceinterface [9]. [ Koomponen utama dari roouter adalah h sebagai berrikut [10]: CP PU – Centrral Process ing Unit beertugas men njalankan pperintah-perrintah dalam opperating sysstem. Bebeerapa fungssi yang dilaukan oleeh CPU seeperti: 5
inisialisasii sistem, routing, dan kkontrol inteerface jaring gan. CPU roouter merup pakan sebuah miicroprocesso or. RA AM – Rand dom Access M Memory dig gunakan un ntuk informaasi table rou uting, cache fastt switching, konfigurassi yang sedaang jalan, dan d mengatu tur antrian paket. p Pada kebaanyakan ro outer RAM meyediakaan space memory m unttuk menjalaankan fungsi rouuter. Secaraa logik RA AM dibagi menjadi memory prossesor utamaa dan memory share s input//output (I/O O). Memoryy share I/O merupakann share diaantara interface-iinterface ro outer untuk penyimpanan paket sem mentara. Isii dari RAM M akan hilang kallau router dimatikan atau di-resstart. RAM biasanya bbertipe dyn namic random-acccess memo ory (DRAM M) dan dap pat di-upgrrade dengann menambaahkan suatu moddule memorii yang disebbut dengan dual d in-linee memory m module (DIM MM). Flaash – flash h memory digunakan untuk meenyimpan im mage dari IOS. Router noormalnya membutuhkann IOS default dari flassh. Image ddapat di-upg grade dengan caara men-dow wnload imagge baru ke dalam d flash. IOS bisa jjadi ter-kom mpresi maupun tiidak. Pada kebanyakan k n router unttuk meng-ccopy IOS diitansfer ke RAM R selama prroses bootin ng. Pada rrouter yang g lain IOS mungkin ddapat dijalaankan langsing dari d flash. Flash F terpaasang secara single slo ot SIMM aatau berupa card PCMCIA yang dapat ditambahkaan atau dileepas pada saaat upgradee flash. OM – ROM M digunakann secara peermanen un ntuk menyim mpan kode--kode RO startup diaagnostic, yaang dikenall dengan naama ROM monitor. m Tuugas utama ROM R adalah unttuk diagnosa hardwaree selama rou uter booting g dan loadinng IOS dari flash ke RAM. Beberapa router, RO OM juga bissa digunakaan sebagai sumber bo ooting alternatif. Dan dapat di-upgrade dengan carra melepas chip c pada soocketnya. 3.
Meetode Perancangan Siistem
Sisstem pend dukung kkeputusan untuk menentukan m router Cisco C menggunaakan dua metode yaaitu metod de linear squential ssebagai metode m pengembaangan peran ngkat lunakk dan Analyytical Hierarcy Processs (AHP) seebagai metode peenelitian daalam pembuuatan sistem m pendukung g keputusann. Metode linear l squential atau serin ng disebutt juga den ngan metod de waterfaall. Metode ini melakukann pendekattan secara sistematis dan urut, dimulai daari level an nalisa kebutuhann, perancang gan sistem, implementa asi, integra asi dan mainntenance. Secara S detail, alurr metode lin near squenttial digambaarkan sepertti Gambar 2
Gam mbar 2 Metod de linier squen nital[6]
6
Tahap pertama dalam metode ini adalah analisa kebutuhan, pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner kepada para responden yaitu dosen Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang mengampu mata kuliah jaringan komputer, beberapa teknisi jarigan FTI dan BTSI Universitas Kristen Satya Wacana yang bertugas sebagai pengelola jaringan komputer di dalam kampus serta beberapa mahasiswa yang mempelajari atau memiliki konsentrasi jaringan komputer guna memperoleh kriteria apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi pemilihan router. Data yang telah didapat lalu disaring kembali untuk melihat kriteria apa yang paling dominan dipilih oleh para responden. Dalam isian data diambil dari sumber website Cisco dimana di website tersebut terdapat spesifikasi dari router yang akan digunakan sebagai data alternatif di penelitian ini. Hasil dari kuesioner dan spesifikasi router dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Data alternatif dan kriteria
Router Series 1921 1941 2901 2911 2921
RAM 512 MB 512 MB 2000 MB 2000 MB 2000 MB
Flash Memory 256 MB 256 MB 8000 MB 8000 MB 8000 MB
Garansi
Harga
360 Hari 360 Hari 90 Hari 90 Hari 90 Hari
Rp 13.000.000 Rp 15.000.000 Rp 18.000.000 Rp 20.000.000 Rp 25.000.000
Jml Port & Slot 4 5 9 11 13
Tahap selanjutnya adalah perancangan sistem dan perangkat lunak, dalam tahap ini dilakukan penyusunan data ke dalam sistem, serta aliran proses pembuatan dan hubungan antar data yang telah diperoleh dengan menggunakan UML. Tahap ini menjelaskan aliran bagaimana data akan diproses dan menjadi sebuah sistem. Use case diagram yang dapat dilihat pada Gambar 3, menggambarkan hak akses admin dalam mengelola seluruh data mulai dari user melakukan login dari sistem kemudian user dapat melakukan lihat data alternatif, menambah data alternatif, mengedit data alternatif, menyimpan data alternatif dan menghapus data alternatif. Selain itu user juga dapat melihat data kriteria, menambah data kriteria, mengedit data kriteria, menghapus data kriteria dan menyimpan data kriteria. Selanjutnya user dapat melakukan penilaian terhadap alternatif dan juga melakukan pembobotan kriteria yang bertujuan untuk mendapatkan hasil dari perhitungan AHP.
7
Gam mbar 3 Use Ca ase Diagram
8
System
: admin
login
Database
request username and password input username and password verifikasi username and password
akses
input data Router
data Router
Lihat data Router input data kriteria data kriteria
Lihat data kriteria
identifikasi proses
evaluasi data Router data kriteria data seleksi seleksi
data router data kriteria data seleksi
hasil seleksi
Gambar 4 Sequence diagram
Gambar 4 menjelaskan gambaran skenario atau rangkaian langkah-langkah yang terjadi di dalam sistem. Admin melakukan login terhadap sistem. Sistem meminta username dan password dari admin untuk bisa melakukan login. Admin memasukkan username dan password kepada sistem. Sistem melakukan verifikasi terhadap username dan password. Sistem melakukan sinkronisasi permintaan kepada database untuk data yang akan disajikan. Sistem memberikan akses data yang tersimpan dalam database kepada admin. Admin melakukan input data yang akan disimpan kedalam database. Data yang telah disimpan dalam database dapat dilihat oleh admin.
9
Sistem memiliki relasi database seperti pada Gambar 5 Router *id_router ns_router jenis_router
1 Seleksi_nilai id_router id_seleksi KodeKriteria skala nilai isian
n n Seleksi_header id_seleksi nm_seleksi tgl_seleksi
1
1 n Seleksi_bobot id_seleksi KodeKriteria bobot
1 n
Kriteria KodeKriteria nm_Kriteria
1
n
Skala KodeKriteria skala BatasMax Nilai
Gambar 5 relasi database
Relasi database pada Gambar 5 dapat dijelaskan sebagai berikut. Relasi database terdiri dari tabel-tabel yang digunakan dalam sistem. Tabel router menyimpan informasi mengenai data router. Tabel router mempunyai relasi dengan tabel seleksi_nilai. Selanjutnya tabel seleksi_header, tabel ini berisi nama seleksi apa yang akan dilakukan dan tanggal seleksi dilakukan, tabel seleksi_header juga memiliki relasi dengan tabel seleksi_nilai dan tabel seleksi_bobot. Berikutnya yaitu tabel seleksi_bobot dalam tabel ini menyajikan kode kriteria yang telah ditentukan dalam database dan bobot yang digunakan. Selanjutnya tabel kriteri, dalam tabel kriteria memiliki kode kriteria yang telah ditentukan dan nama dari kriteria yang digunakan. Selanjutnya tabel skala dalam tabel skala terdapat kode kriteria, skala besaran isi dari kriteria, batas maximum dari isi kriteria dan nilai dari isi kriteria. Terakhir tabel seleksi_nilai dalam tabel ini menyakup id_router, id_seleksi, kode kriteria, skala, nilai dan isian. Aplikasi yang dibuat akan berupa dekstop dimana untuk penerapan aplikasi ini nantinya dibutuhkan spesifikasi minimum dari PC, seperti Tabel 4. Tabel 4 Spesifikasi Minimum PC
Prosesor
Inetel Pentium 4
RAM
1 GB
Free Disk space Database
100 MB
Selain spesifikasi minimum dari PC, juga ditentukan kebutuhan dari perangkat lunak, seperti pada Tabel 5.
10
Tabel 5 Kebutuhan Perangkat Lunak
Microsoft Access 2010 Rational Rose 2002 Visual Basic 6
Database UML Designer Program Tools
Tahapan ketiga adalah penerapan dan pengujian, dalam hal ini mulai membuat aplikasi dengan bahasa pemrograman dan dilakukan pengujian untuk mengetahui kesalahan pemrogramannya, hasilnya akan dievaluasi kembali, jika masih belum sempurna maka akan dikembalikan ke tahap sebelumnya yaitu tahap perancangan dari tahap tersebut. Pada tahap ini akan dilampirkan perhitungan manual dari penelitian ini dimana perhitungan ini digunakan sebagai acuan dalam pengisian program. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan AHP. 1. Membuat matriks perbandingan berpasangan. Dalam tahap ini dilakukan perbandingan antar kriteria dengan cara memberikan bobot antar satu kriteria dengan kriteria yang lain. Hasil dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Matrix Perbandingan Berpasangan
Harga RAM
Flash
Port
Memori
&
Garansi
Slot
Harga
1
2
3
4
5
RAM
0,5
1
2
3
4
FM
0,33
0,5
1
2
3
Port&slot
0,25
0,33
0,5
1
2
Garansi
0,2
0,25
0,33
0,5
1
Jumlah
2,28
4,08
6,83
10,5
15
Angka 1 pada kolom Harga baris Harga menjelaskan tingkat kepentingan yang sama antara Harga dengan Harga, sedangkan angka 2 pada kolom RAM baris Harga menunjukan Harga sedikit lebih penting dibandingkan dengan RAM. Angka 0,5 pada kolom Harga baris RAM merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom RAM (2). Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. FM(Flash Memori). 2. Membuat matriks nilai kriteria Matriks ini diperoleh dengan rumus berikut: Nilai baris kolom baru = Nilai baris-kolom lama/jumlah masing-masing kolom lama. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 7.
11
Tabel 7 Matriks Nilai Kriteria
Harga RAM FM port&slot Garansi
Harga
RAM
FM
Port&Slot
Garansi
JML
Priori tas
0,43 0,21 0,14 0,10 0,08
0,49 0,24 0,12 0,08 0,06
0,43 0,29 0,14 0,07 0,04
0,38 0,28 0,19 0,09 0,04
0,33 0,28 0,2 0,13 0,06
2,06 1,28 0,79 0,47 0,28
0,41 0,26 0,16 0,09 0,06
Nilai 0,43 pada kolom Harga baris Harga Tabel 5 diperoleh dari nilai kolom Harga baris Harga Tabel 4 dibagi jumlah kolom Harga baris Harga pada tabel 4 (1/2,28). Nilai kolom jumlah pada tabel 5 diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 2,06 merupakan hasil penjumlahan dari 0,43 + 0,49 + 0,43 + 0,38 + 0,33 = 2,06. Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam hal ini ada 5 kriteria. Contoh perhitungan 2,06/5 = 0,41. 3. Membuat metriks penjumlahan tiap baris Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada Tabel 7 dengan matriks perbandingan berpasangan Tabel 6. Hasil perhitungan ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8 Matriks Penjumlahan Tiap Baris
Harga RAM FM Port&slot Garansi
Harga
RAM
FM
0,41 0,13 0,05 0,02 0,01
0,82 0,26 0,08 0,03 0,01
1,23 0,52 0,16 0,04 0,02
Port &Slot 1,64 0,78 0,32 0,09 0,03
Garansi
JML
2,05 1,04 0,48 0,18 0,09
6,15 2,73 1,09 0,36 0,16
Nilai 0,41 pada baris harga kolom harga Tabel 8 diperoleh dari nilai prioritas baris harga pada Tabel 7 (0,41) dikalikan dengan nilai baris Harga kolom harga pada Tabel 6 (1). Nilai 0,13 pada baris RAM kolom harga Tabel 8 diperoleh dari nilai prioritas baris RAM pada Tabel 7 (0,26) dikalikan dengan nilai dari baris RAM kolom harga pada Tabel 6 (0,5). Kolom jumlah pada Tabel 8 didapatkan dari penjumlahan dari setiap baris pada Tabel 8. Contohnya nilai 6,15 pada kolom jumlah merupakan hasil penjumlahan dari 0,41 + 0,82 + 1,23 + 1,64 + 2,05 = 6,15 4. Perhitungan rasio konsistensi Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0,1. Jika ternyata CR lebih besar dari 0,1, maka matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki atau dimulai dari awal.Untuk menghitung rasio konsitenti, dibuat tabel seperti pada Tabel 9.
12
Tabel 9 Perhitungan Rasio Konsistensi
Jumlah per Baris Harga 6,15 RAM 2,73 FlashMemori 1,09 Port&Slot 0,36 Garansi 0,16
Prioritas
Hasil
0,41 0,26 0,16 0,09 0,06
6,56 2,99 1,25 0,45 0,22
Kolom jumlah per baris diperoleh dari kolom jumlah pada Tabel 8, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas pada Tabel 7. Dari Tabel 9, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Nilai kolom Hasil pada Tabel 9 diperoleh dari penjumlahan nilai kolom jumlah per baris + nilai kolom prioritas. contoh (6,15 + 0,41 = 6,56). Jumlah (penjumlahan dari nilai-nilai hasil) : (6,56 + 2,99 + 1,25 + 0,45 + 0,22 = 11,47). n(jumlah kriteria) : 5 λ maks (jumlah/n) : 11,47/5 = 2,29 CI((λmaks - n)/n) : ((2,29-5)/5) = -0,54 CR(CI/RI (lihat pada Tabel daftar Indeks Random Konsistensi)) : -0,54/1,12 = -0,48 Oleh karena CR < 0,1, maka rasio konsitensi dari perhitungan tersebut dapat diterima. Jika tahapan-tahapan sebelumnya telah diperbaiki maka dilanjutkan ketahap keempat yaitu menyatukan program dan melakukan pengujian sistem, apakah memberikan manfaat dari segi efisien dan efektif serta memudahkan pengguna dalam pemakaiannya sehingga bisa menciptakan sebuah sistem yang tekomputerisasi dengan baik. Pada tahapan ini sistem akan dievaluasi. Tahapan terakhir, menjaga dan merawat aplikasi baru yang telah dikembangkan serta terus mengevaluasi kelemahan-kelemahan yang ada untuk mendapatkan hasil yang maksimal, jika dikemudian hari sistem tersbut masih perlu penyempurnaan, maka hasil evaluasi terakhir ini akan menjadi analisa data dan kebutuhan baru yang baru untuk pengembangan kedepan. 4.
Hasil dan Pembahasan Sesuai dengan tujuannya aplikasi ini dirancang untuk membantu seorang admin dalam memilih router cisco sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan dari perusahaan dengan membandingkan nilai dari kriteria yang telah ditentukan. Tampilan form utama digunakan sebagai tampilan home yang menampung beberapa proses sub tampilan lainnya. Di dalam tampilan ini terdapat menu yang antara lain menu master yang di dalamnya terdapat sub menu data alternatif yang digunakan untuk menampilkan data alternatif, selain itu terdapat sub menu data kriteria untuk menampilkan data kriteria. Menu AHP yang berisi sub menu evaluasi dan seleksi dimana sub menu ini merupakan proses dalam perhitungan
13
AHP. Sellanjutnya terdapat meenu laporan n, dalam menu m ini ddigunakan untuk u menampilkan hasil laaporan darii perhitungaan AHP. Menu M keluar berfungsi untuk u keluar darri program. Tampilan fo form utama dapat d dilihaat pada Gam mbar 6.
Gamb bar 6 Tampilan n Form Utama
Sellanjutnya taampilan forrm data alteernatif dan form kriterria dimana pada form terssebut berisii daftar allternatif daan kriteria yang diggunakan seebagai parameterr dalam perrhitungan A AHP. Form data altern natif dan foorm data krriteria dapat dilihhat pada Gambar G 7 ddan Gambaar 8. Di dalam form ttersebut terrdapat fasilitas menambah m data, d mengeedit data, menghapus m data dan m menyimpan data. Kode Proogram untuk k menampiilkan form data altern natif dan foorm data krriteria dapat dilihhat pada Ko ode Program m 1 dan Kod de Program 2. 1
Gambar 7 Tampilan Fo orm Data Alternatif
14
Kode Progrram 1 Kode Program P Untukk Menampilkaan Data Altern natif Private Sub tampilkan( () On Error GoTo bablas kosongkan Alternatifnama = Nul(r rsAlternatif f!Nm_Alterna atif) AlternatifID_Alternati if = Nul(rsA Alternatif!I Id_Alternatif) If Nul(rsA Alternatif!Se eleksi, 0) = "1" Then vSeleksi.Value = 1 Else vSeleksi.Value = 0 End If AlternatifTipe = Nul(r rsAlternatif f!Jenis) AlternatifKeterangan = Nul(rsAlte ernatif!Kete erangan) AlternatifNmFoto = Nul l(rsAlternat tif!Gambar) If AlternatifNmFot to <> "" The en _ AlternatifFoto. .Picture = L LoadPicture( (App.Path & "\Gambar\" & AlternatifNmFoto) bablas: If Err.Num mber = 3021 Then T End If End Sub
Gambar 8 Tampilan Form F Data Kriteria Kode Progrram 2 Kode Program P Untukk Menampilkaan Data Kriterria Private Sub tampilkan( () On Error GoTo bablas With rsKriteria KriteriaKode = !Ko odeKriteria KriteriaNama = !Nm m_Kriteria KriteriaOrder = Nu ul(!Order, " "ASC") KriteriaSatuan = Nul(!Satuan) N ) End With Exit Sub bablas: 'If Err.Number = 3021 Then MsgBox Err.Descrip ption 'End If End Sub
15
Foorm proses perhitungaan AHP teerdapat pad da sub mennu evaluasii dan seleksi. Taampilan sub b menu evaaluasi dapaat dilihat paada Gambarr 9, dimana pada form evalluasi akan dilakukan ppenilaian teerhadap alternatif darii masing-m masing router. Setelah mellakukan peenilaian terrhadap massing-masingg alternatiff klik tombol siimpan, mak ka hasil ppenilaian yaang telah dilakukan d akan digun nakan sebagai peerhitungan AHP. A
Gambaar 9 Form Evaaluasi Alternatif
Koode Program m untuk mellakukan pen nilaian terhaadap alternaatif dapat diilihat pada Kodee Program 3. 3 Kode Progrram 3 Kode Program P Untukk Penilaian Teerhadap Altern natif Private Sub GridNilai_ _AfterColUpd date(ByVal ColIndex C As Integer) Dim vNilai As Double, vSumNilai A As Double Dim sOrder As String Select Case ColIndex Case 3 DbCon.Execute "DELETE FROM NILAI_ _TMP" DbCon.Execute "INS SERT INTO NI ILAI_TMP SEL LECT * FROM SELEKSI_NILAI WHERE ID D_SELEKSI = '" & Trim(S SeleksiID_Se eleksi) & "' AND KODEKR RITERIA='" & rsNilai!kod de & "' AND ID_ALTERNAT TIF<>'" & Trim(AlternatifID_Alte ernatif) & " "' " strSQL = "insert into i NILAI_T TMP values ('" ( & Trim(SeleksiID_Seleksi i) & "', '" & Trim(Alte ernatifID_Alternatif) & "', " strSQL = strSQL & " '" & rsNi ilai!kode & "', 0, 0, " & k2t(rsNilai!ISIAN) & ")" " DbCon.Execute strS SQL vSumNilai = DbCon.Exe ecute("SELEC CT SUM(ISIAN N) AS TOTAL FROM NILAI_TMP WHERE ID_SEL LEKSI = '" & Trim(Selek ksiID_Seleksi) & "' AND D KODEKRITER RIA='" & rsNi ilai!kode & "' ")!total l sOrder = DbCon.Exe ecute("Selec ct [order] as a Ord from Kriteria where KODEKRITERIA='" & rsNilai!k kode & "' ")!Ord Set rsFind = New ADODB.Record A dset rsFind d.Open "SELEC CT DISTINCT ID_ALTERNAT TIF, ISIAN FROM F NILAI_TMP WHERE ID_SEL LEKSI = '" & Trim(Selek ksiID_Seleksi) & "' AND D KODEKRITER RIA='" & rsNi ilai!kode & "' ORDER BY Y ISIAN " & sOrder, DbCon, adOpenKeyset rsFind d.MoveFirst
16
Do While Not rsFin nd.EOF If rsFind!ISIAN N = rsNilai! !ISIAN Then vNilai = Round(rsFind R d!ISIAN / vS SumNilai, 2) * 100 GridNilai. .Columns(4). .Text = vNil lai GridNilai. .Columns(5). .Text = rsFi ind.Absolute ePosition End d If rsFind.MoveNext t Loop End Select End Sub
Daalam sub meenu seleksi terdapat fo orm pembob botan kriteiaa, dimana dalam d form ini akan a dilaku ukan pemboobotan perb bandingan dari d masingg-masing krriteria sesuai denngan kebuttuhan user. Tampilan dari form pembobotaan kriteria dapat dilihat padda Gambar 10.
Gambar 10 Form Pem mbobotan Kriteria
Koode Program m untuk meelakukan pembobotan kriteria daapat dilihat pada Kode Proggram 4. Kode Progrram 4 Kode Program P untukk Pembobotan n Kriteria Private Sub Slider_Scr roll(Index A As Integer) preenchematriz Frm mTelecom2, M MtxCrit, num mcrit MediaGeom MtxCrit, , VectorCrit t, numcrit grafico Lblgrafcri it, Lblrescr rit, VectorC Crit, numcrit inconsistencia Mtx xCrit, Vecto orCrit, numc crit, inconCrit If inconsistenciaON(1 1) = True Th hen Cmdinconcrit.Cap ption = "Coe erência OFF" " lblIncon.BackSty yle = 1 lblIncon.Visible e = True If numcrit = 3 And A inconCri it > 0.058 Then T
17
lblIncon.Capti ion ElseIf numcrit = 4 lblIncon.Capti ion ElseIf numcrit = 5
= And inco onCrit > 0.0 09 Then = And inco onCrit > 0.1 112
Then lblIncon.Capti ion = Else lblIncon.BackS Style = 0 lblIncon.Capti ion = End If Else Cmdinconcrit.Cap ption = "Coe erência ON" lblIncon.Visible e = False End If End Sub
Haasil dari perrhitungan ppembobotan n diatas dapat dilihat ppada Gambaar 11. Pada Gam mabar 11 terrlihat hasil akhir dari aplikasi a ini adalah peraankingan prroduk router yanng telah dibaandingkan ddengan men nggunakan perhitungan p n metode AH HP.
Gambar 11 Hasil dari Perhitungan AHP A
Settelah langk kah perhituungan selessai akan diilakukan peengujian siistem, pengujian ini bertujuaan untuk meengetahui sistem telah berjalan deengan baik. Hasil dari penguujian sistem m dapat dilihhat pada Tab bel 10.
18
Tabel 10 Pengujian Sistem
Pengujian Proses Melihat Data
Validasi Dapat melihat data alternatif dan kriteria
Hasil Berhasil Melihat Data Alternatif dan Kriteria
Status Uji Berhasil
Proses Edit Data
Melakukan Edit pada salah satu data alternatif dan kriteria Menghapus salah satu data alternatif dan kriteria
Berhasil merubah isian data
Berhasil
Berhasil menghapus data
Berhasil
Proses Tambah data
Menambah data
Berhasil menambah data
Berhasil
Proses penilaian alternatif
Melakukan penilaian pada alternatif
Berhasil menampilkan nilai
Berhasil
Proses Pembobotan
Melakukan Pembobotan Kriteria
Pembobotan berhasil dilakukan
Berhasil
Proses Hapus Data
5.
Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan dengan judul perancangan sistem pendukung keputusan pemilihan router Cisco menggunakan metode Analytical Hierarcy Process(AHP) dapat disimpulkan bahwa penggunakan sistem dapat diterapkan dengan baik menggunakan metode AHP, sehingga menghasilkan perekomendasian router Cisco sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan tersebut. Sehingga dapat menanggulangi kesalahan yang vital dari seorang admin jaringan dalam memilih sebuah router yang sesuai dengan kebutuban. Penggunaan metode AHP dalam memecahkan masalah yang bersifat multi kriteria dapat dipecahkan dengan perhitungan AHP dibuktikan dengan banyaknya spesifikasi dari sebuah router dan harga yang berbeda disetiap seri router dapat diselesaikan menggunakan metode AHP dengan cara pembobotan dari masing-masing kriteria.
19
Saran untuk pengembangan sistem ini adalah dapat dibuat dengan menggunakan metode lain dalam perhitungan sistem pendukung keputusan. Memberikan sub kriteria dalam perhitungan AHP sehingga diharapkan akan lebih dinamis dalam memberikan rekomendasi router. Tidak hanya dalam memberikan rekomendasi sebuah router, sistem ini dapat digunakan sebagai aplikasi sistem pendukung keputusan yang lain sesuai dengan case yang akan dibuat. 6.
Daftar Pustaka [1] Muslim, Much Aziz, 2007, Analisa Teknis Perbandingan Router Linux Dengan Router Mikrotik Pada Jaringan Wireless, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XII: 10-21. [2] Hikmaturokhman, Alfin, Adnan Purwanto, dan Rendy Munadi, 2010,Analisis Perancangan dan Implementasi Firewall dan Traffic FilteringMenggunakanCiscoRouter,http://repository.upnyk.ac.id/3 84/1/c1_analisis_perancangan_dan_implementasi_firewall_dan_tr affic_filtering_menggunakan_cisco_router.pdf.Diakses Tanggal 16 Maret 2015. [3] Dewi, Syarifah Tri Permata, 2013, Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS, http://digilib.uinsuka.ac.id/7329/. Diakses Tanggal 15 April 2015. [4] Tanone, Radius, 2010, Perancangan dan Implementasi Sistem Pendukung Keputusan untuk Memenuhi Kelayakan Pelelangan Barang dengan Metode AHP pada Perum Pegadaian Kupang, http://repository.uksw.edu. Diakses Tanggal 20 November 2015. [5] Hidayat, Winga Latu Ayu, 2011, Rancang Bangun CISCO Learning Routing Network, http://digilib.its.ac.id/public/ITSUndergraduate-17878-Paper-pdf.pdf. Diakses Tanggal 7 April 2015. [6] Harli, Eko, 2011, Penentuan Perangkat Lunak Network Monitoring System Berdasarkan Efektifitas Sistem Informasi Dengan PendekatanAHPPadaPTXYZ,https://www.academia.edu/7686224/ Penentuan_Perangkat_Lunak_Network_Monitoring_System_Berd asarkan_Efektifitas_Sistem_Informasi_Dengan_Pendekatan_AHP _Pada_PT.XYZ_. Diakses Tanggal 09 Desember 2014. [7] Saragih, Sylvia Hartati, 2013, Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop, Pelita Informatika Budi Darma, volume 4: 2. [8] Yanti, 2010, Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga Berbasis AHP, http://repository.uksw.edu. Diakses Tanggal 14 Oktober 2015. [9] Alinazar,Alfred,2003,PengantarCiscoRouter, http://kuliahumumIlmukomputer.com Diakses Tangggal 14 April 2015. [10] Maryanto,Tri, Nur Kholis Majid, 2011, Cisco Router 2600 Series, http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=16. Diakses Tanggal 09 Juni 2015.
20