SUARA PENGHARAPAN Edisi Tahun VIII/ Minggu Kelima/ Agustus 2010
REDEEMED & RELEASED (KITAB HOSEA, YOEL, AMOS)
PENA GEMBALA Syalom
SELAMAT DATANG Kepada yang baru pertama kali hadir di kebaktian ini. Jika belum memiliki tempat berbakti yang tetap, kami mengundang Saudara/i untuk hadir bersama kami pada kebaktian minggu yang akan datang. KASIH & PENGHARGAAN Kami sangat mengasihi dan menghargai semua jemaat yang setia berbakti dan memberikan persembahan, perpuluhan, dan atau janji imannya. Kirannya Tuhan Yesus selalu mencukupi segala kebutuhan Saudara/I bahkan mencurahkan berkatberkatNya sampai berkelimpahan. Amin.-
Apa khabar hari ini? So pasti semuanya sehat sejahtera dalam anugerah Tuhan, bukan? Wah.., bulan ini akan berakhir dan akan berganti bulan yang baru; apakah Saudara semakin dekat dan mesra dengan Tuhan? Tanyakan itu dalam diri Saudara masing-masing. Saudara, dalam sepanjang bulan ini kita telah belajar mengenai Etos ke-7 gereja kita, yakni: Loyal atau kesetiaan. Apakah kita sebagai jemaat CWS Rajawali telah berjuang dan menumbuhkembangkan loyalitas itu dalam kehidupan kita? Apakah kita sekarang mulai belajar menjadi pribadi yang loyal atau setia?
√ Dalam pekerjaan kita, apapun pekerjaan yang Tuhan percayakan pada kita.
√ Dalam hubungan kita dengan keluarga (suami, istri dan anak) dan sesama.
√ Dalam hubungan kita dengan Tuhan dan pelayanan kita.
Saudara, seharusnya kita semakin menyadari bahwa loyalitas itu sangat penting bagi kita. Tuhan mencari orang-orang yang bukan saja baik hati tapi juga orang yang setia, “Banyak orang yang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah yang menemukannya?” (Ams 20:6). Semoga dalam diri kita ditemukan kesetiaan yang sungguh, sepanjang hidup kita. Firman Tuhan berkata, “Orang yang berlaku setia dikenan-Nya” (Ams 12 : 22). Mengakhiri bulan ini, jangan lupa untuk terus memupuk dan memiliki serta menghidupi kesetiaan itu dan menjadikannya pagar pengaman bagi berbagai serangan hama rohani yang merugikan. Tuhan beserta kita selalu. Amin!
Bacaan Alkitab : Amos 4
Senin, 30 Agustus 2010
Kembali Kepada Tuhan "Sekalipun Aku ini telah memberi kepadamu gigi yang tidak disentuh makanan di segala kotamu dan kekurangan roti di segala tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman Tuhan” (Amos 4 : 6) Ketika kita mempelajari kitab Amos, maka kita akan menemukan beberapa frasa yang tak terlupakan: "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" (3:3). "Bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu" (4:12). "Tetapi biarlah keadilan bergulunggulung seperti air" (5:24). Namun, frasa yang paling sering disebutkan dalam Kitab Amos disebutkan lima kali di dalam pasal 4. Berulang kali Tuhan berbicara mengenai semua hal yang telah dilakukanNya untuk menghukum umat-Nya yang suka melawan dan mau menang sendiri, kemudian membawa mereka kembali kepada-Nya. Respons terhadap setiap kasus selalu sama: "‘Kamu tidak berbalik kepada-Ku,’ demikianlah firman Tuhan" (Amos 4:6, 8-11). Saat kita membaca dan heran dengan kekerasan hati mereka, kita juga harus bertanya apakah hal yang sama juga terjadi pada kita. Kita sudah merasa bahwa Tuhan berusaha mendapatkan perhatian kita, bagaimana kita merespons-Nya? Nubuat Amos terdiri dari peringatan atas penghakiman, penawanan, dan penghancuran. Kendati demikian, tersedia panggilan untuk bertobat dan janji pemulihan: "Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Tuhan, Allah semesta alam, akan menyertai kamu" (5:14). Kitab Amos memiliki banyak frasa yang mudah diingat, tetapi seharusnya kita tidak pernah melupakan undangan Allah bagi semua orang yang menjauh dari-Nya: “Kembalilah pada-Ku!”. Jika Anda belum kembali, maka kembalilah sekarang juga. Pertobatan sejati berarti berbalik dari jalan yang salah dan kembali ke jalan yang benar.
Bacaan Alkitab : Amos 5
Selasa, 31 Agustus 2010
Carilah Yang Baik! “Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian Tuhan, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan”. (Amos 5:14) Para penjahat pada umumnya ketakutan ketika berjumpa dengan para petugas keamanan, maka sering terjadi perubahan roman muka atau gerak-gerik, bahkan ketika terjebak mereka sering berteriak lebih dulu dengan gertakan keras guna membela diri. Begitulah juga yang terjadi dengan setan yang bertemu dengan Yesus dan berteriak, “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?...Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu” “(Mat 10 : 29, 31). Apa yang diminta dikabulkan oleh Yesus dan setan-setan itupun masuk ke dalam babi-babi. Hal yang kita pelajari bahwa siapapun yang sedang berbuat jahat pada umumnya merasa diri tidak aman dan terancam terus menerus, serta selalu berusaha melindungi diri melalui berbagai cara. Semakin melindungi diri berarti semakin menyendiri dan juga semakin terancam, maka kepada yang berbuat dosa harus bertobat sungguh-sungguh. Apa yang kita lakukan atau katakan, bahkan yang sedang kita pikirkan dan dambakan diketahui oleh Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi sedikitpun perihal diri kita di mata Tuhan. Menyadari akan hal itu, maka sebagai orang beriman, hendaklah kita mencari dan melakukan hal-hal yang baik; yakni hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan. Jika kita dapat setia mencari dan melakukan yang baik, maka dengan mudah kita mempengaruhi orang lain dan berdampak bagi sesama dan lingkungan hidup kita. Pastikan Anda menjadi orang Kristen yang terus menerus mencari hal yang baik dan melakukan yang baik, sehingga Anda menjadi berkat bagi orang lain.
Bacaan Alkitab : Amos 6
Rabu, 01 September 2010
Rasa Aman Yang Palsu “Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!” (Amos 6 : 1) Pasal 6 ini adalah peringatan keras nabi Amos kepada bangsa Israel, di mana mereka sudah berpuas diri dengan keberadaan mereka saat itu. Mereka berpikir bahwa keberhasilannya secara materi merupakan bukti bahwa mereka hidup di bawah berkat Tuhan. Mereka merasa aman di Sion dan merasa tenteram di gunung Samaria. Sion adalah kota yang menjadi pusat peribadatan bagi bangsa Yehuda, tempat di mana mereka biasanya melakukan ritual agama dan mempersembahkan korban. Mereka berpikir bahwa semua yang dikerjakan itu berkenan di hadapan Tuhan. Sayang sekali, Tuhan tidak berkenan atas mereka sebab ibadah mereka hanyalah sebuah ritual agama yang rutin atau kebaisaan saja, tanpa disertai pertobatan sejati. Bangsa Israel masih suka menyembah berhala! Saat ini, umat Tuhan juga mengalami hal sama. Kita mengira bahwa dengan rajin ke gereja, menyumbang gereja dalam jumlah besar, atau bahkan aktif dalam pelayanan adalah ibadah yang menyenangkan hati Tuhan. Itu tidak salah! Tetapi hal itu hanyalah sebagian kecil saja. Ibadah yang sesungguhnya adalah berkenaan dengan ketaatan kita melakukan firman Tuhan. Alkitab mencatat “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.” (1 Yoh 2:4). Sedangkan Samaria adalah pusat kekayaan dan kuasa. Bangsa Israel merasa aman dan tenteram karena memiliki harta atau materi yang berlimpah, padahal firman Tuhan jelas mengingatkan bahwa hal itu hanyalah suatu ‘rasa aman yang palsu’, seharusnya kita tidak mengandalkan hal itu, (Baca: Mat. 16:26). Amos hendak mengingatkan kepada kita: “daripada hidup berbahagia dengan segala kemewahan materi, lebih baik bangsa Israel meratapi dosa-dosanya dan segera bertobat sebelum malapetaka itu datang menimpa. Bukan berarti Anda dilarang untuk menjadi kaya, tetapi Anda diingatkan untuk selalu waspada supaya hati Anda jangan terpaut pada kekayaan itu.
Bacaan Alkitab : Amos 7
Kamis, 02 September 2010
Amos, Sang Peternak “Aku ini bukan nabi dan aku tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan” (Amos 7 : 14). Amos sebagai utusan Allah yang juga menderita, awalnya ia tidak pernah membayangkan akan ditunjuk Allah menjadi nabi atau utusanNya. Ketika ia harus pergi karena kehendak Allah, ia tidak dapat menolak; karena mau lari kemanapun atau mau berusaha dengan menghindari kehendak Allah adalah perbuatan yang sia-sia. Amos menerima kehendak Allah yang menyatakan pada dirinya, supaya ia menjadi pekabar kebenaran atau keselamatan, meluruskan tindakan yang bengkok di masyarakat, bahkan di kalangan penguasa dan ia melaksanakan tugas itu secara baik, walaupun tantangan dan hambatan yang dihadapinya tidaklah bisa dipandang enteng. Satu hambatan yang besar telah dijalaninya, ia diusir Imam Besar Amazia; Amos dengan perasaan enteng dan tanpa takut, berani mengatakan, (Amos 7:14). Ucapan itu sekaligus menegaskan akan sikap dan keberadaan Amos sebagai utusan Tuhan, bahwa ia bukanlah anak seorang nabi atau keturunan nabi, dan juga bukan orang yang dengan semangatnya rajin belajar firman Tuhan, sebagaimana yang dilakukan atau dijalankan oleh golongan nabi. Dia ingin menegaskan, bahwa dirinya hanyalah kaum awam, namun ia diutus menjadi ‘penyambung lidah’ bagi Allah; sebagai orang awam sepertinya ia tidak berbeban berat manakala menghadapi tantangan pengusiran; semata-mata karena keyakinannya bahwa Tuhan akan selalu menyertainya. Menjadi pekabar kebenaran Kristus, selalu memerlukan keberanian dan pengorbanan. Berani karena mengabarkan sesuatu yang berbeda di benak banyak orang; pekabar kebenaran akan mendapati keadaan yang bertolak belakang dalam praktek kehidupan di masyarakat; manakala seseorang diperhadapkan pada permasalahan kehidupan yang sepertinya tidak berujung pangkal dalam roda kehidupan manusia. Pengorbanan menjadi penting untuk meluruskan yang bengkok yang telah berkembang sedemikian hebatnya di masyarakat; bahkan harga diripun tidak perlu lagi ditonjolkan untuk menjadi teladan; karena semua yang dimiliki telah di persembahkan pada Kristus. Pastikan Anda memecahkan permasalahan diatas kebenaran Kristus, dan hanya Kristus yang harus dimuliakan sebagai Tuhan.
Bacaan Alkitab : Amos 8
Jumat, 03 September 2010
Tegurlah Yang Salah! “Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini”. (Amos 8 : 4) Itulah yang dilakukan Amos. Dia menegur Israel karena mereka telah menginjak-injak orang miskin dan membinasakannya. Menarik disimak, Amos tidak mendasarkan tegurannya karena dia merasa lebih baik dari umat Israel. Tidak! Dia mendasarkan tegurannya itu pada Firman Allah itu sendiri. Kata-kata Amos memang lugas, tegas, terkesan kasar! Tetapi, itulah kondisi Israel waktu itu. Perhatikan rincian teguran Amos: ”Kamu berkata kepada dirimu sendiri, ’Bukan main lamanya hari-hari perayaan. Kita ingin cepat-cepat menjual lagi gandum kita, tetapi perayaan itu tidak kunjung selesai. Kapankah hari Sabat berakhir, supaya kita dapat mulai berjualan lagi? Kita ingin sekali mencatut, menipu dengan takaran, dan berbuat curang dengan timbangan. Gandum yang rusak dapat kita jual dengan harga yang tinggi. Kita mencari orang miskin yang tak sanggup membayar utangnya, sekalipun utang itu hanya seharga sepasang kasut, dan kita membeli dia menjadi hamba kita.’” (Am. 8:5-6, BIMK). Ngeri bukan keadaannya! Di satu sisi umat Israel beribadah, tetapi di luar waktu ibadah mereka merasa boleh melakukan apa saja. Ibadah jalan terus, kejahatan pun jalan terus! Ibadah dan kejahatan berbanding lurus. Amos dipanggil Tuhan untuk menyatakan kesalahan Israel. Itu berarti Amos tidak menegur pribadi lepas pribadi, tetapi dia menegur sebuah bangsa! Saudarapun dipanggil oleh Tuhan untuk menyuarakan kebenaran ditengah ketidakadilan dan kemerosotan moral yang ada. Walaupun Amos sebenarnya telah menjadi musuh negara nomor satu, namun dia tetap melakukannya karena ketaatan kepada Allah lebih dari segala sesuatu. Yang pasti, Amos mengasihi bangsanya. Apakah Saudara mengasihi bangsamu? Jangan kompromi dengan dosa! Tegorlah yang salah, dan suarakan kebenaran itu!
Bacaan Alkitab : Amos 9
Sabtu, 04 September 2010
Kasih-Nya Memulihkan “Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala,” (Amos:9 : 11) Tahukah Saudara bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang suka memulihkan? Ia senang untuk memulihkan kehidupan yang hancur, senang untuk memperbaiki dan membalut hati yang hancur, keluarga yang hancur, ekonomi yang hancur, dan senang untuk mengembalikan pengharapan yang hilang dan mimpi-mimpi yang terkubur? Ya, Ia adalah ahlinya. Buluh yang terkulai tidak Ia patahkan, sumbu yang pudar tidak Ia padamkan. Ia senang untuk mengembalikan semangat yang pudar. Ia menutup kembali retakan-retakan dinding kehidupan kita dan mendirikan kembali reruntuhannya, supaya Ia boleh menyatakan kemuliaan-Nya Ada banyak pemulihan yang sedang Tuhan lakukan hari-hari ini. Salah satunya adalah pemulihan dari perasaan gagal atau perasaan bersalah atas kejadian di masa lalu. Satu hal yang cukup banyak menghambat seseorang untuk menerima kelimpahan atau kepenuhan janji-janji Allah adalah adanya bayang-bayang kegagalan di masa lalu, yang menyebabkan adanya perasaan bersalah atau perasaan gagal di dalam dirinya. Orang ini kerap melihat dirinya sebagai orang yang kurang berhasil; ia merasa dirinya telah gagal karena telah banyak membuat kesalahan atau telah berbuat suatu kesalahan yang fatal dalam mengambil keputusan atau dalam mengikuti tuntunan Tuhan di waktu yang lampau. Perasaan ini kerap kali mengintimidasi dan menghantuinya, sehingga ia merasa dirinya telah gagal dan telah keluar dari rencana Tuhan yang sempurna. Dan perasaan ini akhirnya dapat menimbulkan keragu-raguan dalam dirinya bahwa ia layak menerima kepenuhan janji-janji Allah yang sempurna. Tapi sekali lagi; Tuhan itu baik. Ia datang dengan firman-Nya dan dengan kasih-Nya yang memberi kelepasan dan kesembuhan. KasihNya yang tanpa syarat melenyapkan ketakutan. Kasih-Nya menjadikan identitas orang tersebut menjadi baru kembali. Dengan kasih-Nya, Anda yang tadinya merasa sebagai orang yang gagal menjadi orang yang diterima dan dikasihi Tuhan dan memiliki pengharapan yang baru.
BAHAN EFC
: ETOS 7 — “L O Y A L”
Bahan EFC tahun 2010 akan membahas “8 Etos Rajawali”. Dengan kasih Tuhan, kami mengajak saudara-saudari semua untuk menumbuhkembangkan “8 etos Rajawali”, yaitu : R - Rajin A - Andalkan Tuhan J - Jujur A - Antusias W - Wawasan Luas A - Akur L - Loyal I - Innovatif
ETOS ke-7 : L O Y A L PERANAN KOMUNIKASI UNTUK MEMBANGUN KOMITMEN KESETIAAN KELUARGA 1. Pendahuluan Banyak masalah yang ada dalam upaya menegakkan kesetiaan keluarga agar tetap bertahan pada janji perkawinan. Kita terkadang ingin menjadikan pasangan kita menjadi seperti yang kita kehendaki. Padahal bila kita mau menyadari bahwa yang bersatu itu adalah pribadi yang sama sekali berbeda dengan diri saya, seharusnya keduanya tidak pada pendirian untuk kemenangan masing-masing. Sadarilah bahwa yang menyatukan diri dalam keluarga itu justru pribadi-pribadi yang berbeda, maka mutu pribadi itu berperan dalam setiap aktivitas pasangan. Bukan kemenangan diri sendiri yang dicari melainkan komunikasi serta kesepakatan bersama agar tetap tegaknya kesetiaan dalam keluarga (suami – istri).
Banyak persoalan yang sederhana tetapi menyeret keluarga pada konflik yang berkepanjangan dan akhirnya sampai pada pemikiran sudah tidak cocok lagi atau jalan terbaik adalah perceraian. Apakah memang perceraian solusi terbaik? Keputusan-keputusan semacam itu sebenarnya tidak memecahkan masalah karena permasalahanya adalah bagaimana kesiapan pasangan itu untuk membangun relasi yang terbuka dan penuh kerendahan hati serta saling menghargai sebagai pribadi-pribadi yang utuh dan dihormati sebagi mana adanya. Peran komunikasi sebenarnya adalah sarana yang cukup ampuh, bila pasangan itu tetap mau memperjuangkan komitmen kesetiaan mereka. Bila komunikasi tidak jalan maka sekecil apapun permasalahan tetap akan menjadi bumerang dan dapat menjadi besar. Hal itu tidak perlu terjadi bila suami – istri mau berkomunikasi sebagi sarana menjalin keakraban. Patner tidak akan tahu bila tidak mengungkapkan sesuatu permasalahan. Disinilah peran dialog dan komunikasi sangat dibutuhkan, sebab kita tidak dapat mengubah tingkah laku bawaan pasangan kita, tetapi kita dapat meningkatkan relasi yang positif. Dalam relasi dan komunikasi kebaikan bersama dan harmonisnya hubunganlah yang menjadi perjuangan.
2. Komunikasi Keluarga dalam Membangun Kesetiaan Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu transformasi antar orang atau antar kelompok orang, bentuknya bisa berlangsung dalam berita, tulisan, gambar, lambang tertentu, dan sebagainya. Namun yang paling efektif dari semua komunikasi adalah komunikasi antar pribadi, sebab seseorang bisa berhubungan aktif dengan orang lain melalui hubungan pengungkapan langsung dari sumber yang berdialog. Maksud dan tujuan yang tidak jelas dapat langsung ditanyakan sekiranya tidak jelas apa maksudnya, sebab komunikasi langsung dari dua arah.
Tingkat-tingkat Komunikasi Komunikasi memiliki peran penting dalam relasi pribadi. Bila diteliti lebih jauh dikenal ada lima tingkatan. a. Basa-basi, tingkat hubungan yang dangkal dan lemah. b. Membicarakan orang lain, pembicaraan tentang orang lain, tidak ada pendirian pribadi, hanya berupa laporan. c. Menyatakan gagasan atau pendapat, hubungan sudah erat, berani ambil resiko atas gagasan kita, ada usaha menyenangkan orang lain. d. Perasaan, pada tingkatan ini yang terpenting orang sudah saling membuka pikiran tetapi lebih jauh adalah perasaan dan emosi. e. Hubungan puncak, persatuaan perkawinan harus berdasarkan cinta kasih yang diwujudkan dalam komunikasi yang mendalam, yaitu ungkapan perasaan secara terbuka dan jujur. Bila itu tercapai maka akan mudah terjadi persatuan emosional dan personal yang timbal balik dan mendekati sempurna.
Masalah Komunikasi Keluarga untuk Membangun Kesetiaan Di antara sekian banyak permasalahan yang dihadapi oleh keluarga atau Pasutri, yang mendasar adalah masalah komunikasi. Sering kali komunikasi dan dialog tidak jalan, sehingga permasalahan yang sepele/ kecil menjadi besar karena tidak adanya maksud untuk memecahkan secara bersama dan terbuka. Permasalahan semakin bertambah, karena baik pihak istri maupun suami tidak ada inisiatif untuk mendialogkannya, maka dari masalah ini berkembanglah suatu kecurigaan. Berprasangka pasangan tidak setia lagi. Muncul konplik yang selama ini dipendam, terjadi perselisihan yang seharusnya tidak perlu terjadi bila sejak dini mau mengkomunikasikan. Dalam kasus semacam ini dibutuhkan keberanian untuk berdialog dan berkompromi terhadap konflik yang terjadi. Dialog akan efektif bila semua pihak mengutamakan kepentingan bersama yaitu menyelamatkan janji setia perkawinan, bukannya kemenangan pribadi.
3. Kesetiaan Dalam pengertian umum, kesetiaan merupakan sebuah sikap hati untuk tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan komitmen yang telah dipilih. Bila itu bagi dirinya, maka ia tidak akan beralih dari pilihan semula untuk berpindah pada pilihan lain. Bila itu terjadi antara dua individu, yang satu menjaga agar jangan sampai terdapat pilihan lain antara mereka, demikian pula dengan yang satunya lagi. Kedua-duanya harus saling menjaga agar pilihan semula tetap menjadi komitmen bersama. Dengan kesetiaan, sikap saling percaya muncul dan menumbuhkan rasa bersatu. Dalam hidup berkeluarga kesetiaan merupakan pilar utama untuk membangun bahtera rumah tangga. Kesetiaan dalam hidup perkawinan mencakup segala aspek, yang menjadikan perkawinan itu utuh untuk selamanya.
Tantangan Membangun Komunikasi Demi Kesetiaan Masalah yang menghalangi komunikasi dalam keluarga terutama adalah sikap egois pasangan itu sendiri, dimana tiadanya kerendahan hati untuk membangun kesatuan yang otentik, tidak ingin berkorban untuk yang lain, kurangnya perasaan kebersatuan, perasaan yang ingin dimengerti secara berlebihan, sehingga pasangan tidak lagi merasa wajib memberi tetapi ia lebih banyak menuntut pasangan agar berbuat untuk dirinya. Sikap-sikap ingin menjadi lebih berkuasa atas patner inilah beberapa penghalang dalam komunikasi. Kemajuan jaman di mana antara pria dan wanita sudah sama-sama bekerja, sehingga bila pulang kerja sudah merasa kelelahan, dan komunikasi tidak terlaksana, tidak menyadari lagi peran ia sebagai istri dan ia sebagi suami. Kurang matangnya pribadi-pribadi dalam memasuki mahligai rumah tangga dan masalah-masalah yang lainya adalah kendala dalam berkomunikasi.
Tantangan Membangun Kesetiaan Kita dapat melihat beberapa permasalahan yang menghalangi pasutri membangun kesetiaan selain halangan dalam komunikasi. Kita dapat melihat kehidupan jaman sekarang dimana orang yang terlalu mengagungkan kehidupan seksualitas yang bebas adalah kendala yang mau tidak mau berbenturan dengan perkawinan Kristen yang monogami dan memegang teguh hanya melalui perkawinan seksualitas yang suci. Sistem kehidupan yang sering berganti pasangan adalah godaan utama pasangan untuk hanyut dalam arus, apa bila mutu pribadi tidak kuat. Lemahnya pengetahuan akan tujuan perkawinan dan pengetahuan hidup berkeluarga, memungkinkan kematangan psikologis dan mentalnya tidak mencukupi. Sebab apa bila mengetahui hakekat perkawinan yang merupakan persatuan antara pria dan wanita yang diberkati oleh Allah sendiri, dan diberi tugas bersama oleh-Nya untuk meneruskan generasi manusia serta memelihara dunia, maka perkawinan itu sendiri adalah lambang persatuan Allah dan gerejanya, sehingga perlu dipertahankan dan diperjuangkan. Masih banyak lagi permasalahan yang merintangi untuk mewujudkan dan membangun kesetiaan suami istri.
4. Peranan Komunikasi Dalam Membangun Kesetiaan Suami Isteri dalam Hidup Keluarga Pembukaan Undang-Undang No.1 tentang perkawinan menyatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga dan rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. Sedangkan dalam Pandangan Kristiani, perkawinan mempunyai sifat hakiki yang monogami dan tak terputuskan, yang dalam perkawinan kristiani memperoleh kekhususan karena sakramen sehingga menjadi jelas bahwa perkawinan dalam Gereja adalah suci dan memperoleh peneguhan dari Allah sendiri, karena perkawinan itu dipandang sebagai sakramen atau dikuduskan oleh Allah sendiri. Apakah perkawinan yang langgeng atau setia itu dapat dicapai sekalipun pribadi-pribadi itu berbeda satu dengan yang lainya? Jawabanya adalah dapat, karena tidak sedikit keluarga yang rukun dan damai, walau kita tidak dapat menutup mata ada juga pertengkaran dan perceraian dan ketidak setiaan. Ternyata yang menunjang cinta kasih mereka telah mengembangkan cara komunikasi yang mendalam, secara sadar maupun tidak sadar. Tanpa komunikasi yang mendalam, tidak akan dapat dicapai, sebab perkawinan yang dapat dikatakan baik atau tidak itu tergantung dengan baik buruknya komunikasi suami istri. Komunikasi yang diharapkan adalah meliputi keseluruhan tinggkat komunikasi, sehingga tidak saja hanya dangkal tetapi sungguh-sungguh membaur demi tujuan dari perkawinan itu sendiri. Bila komunikasi sudah mencapai tahap komunikasi perasaan dan hubungan puncak maka memungkinkan suami isteri mewujudkan cinta kasih dan kebahagiaan. Dengan komunikasi itu maksud dan pendapat masing-masing pasangan dapat diketahui, dan bisa dicari jalan yang terbaik bagi keduanya. Sehingga dengan komunikasi yang tulus akan mempermudah pasutri menghadapi masalah sebesar apapun.
5. Kesetiaan Menumbuhkan Kemurnian Dalam Tatanan Hidup Berkeluarga Keluarga dan perkawinan perlu memperjuangan kemurnian. Keluarga adalah dasar dan awal mula pendidikan bagi anggota keluarga, yang kemudian akan hidup dalam masyarakat. Pertemuan seorang pria dan wanita dalam perkawinan terjadi karena dorongan Allah sendiri. Allah dalam perkawinan itu memberikan tugas bersama kepada pria dan wanita untuk meneruskan keturunan dan membangun cinta kasih sejati antara suami-isteri serta memelihara dunia. Hubungan suami isteri harus saling memperhatikan, juga menyerukan agar menghormati cinta sejati. Oleh karena itu perzinahan itu merusak hubungan suami isteri. Perkawinan itu kudus, maka suami isteri harus menikmati kebahagiaan dengan patnernya sendiri, bukan dengan orang lain. Sebagai patner mereka harus saling mengakui keberadaan patnernya sebagai orang yang amat akrab dengannya, sebagai orang yang bersatu secara erat dengannya. Persatuan keduanya sangat erat, sehingga keduanya menjadi satu daging dan menjadi manusia baru. Ajaran Yesus tentang Perkawinan tampak jelas dari sikap-Nya yang menentang perceraian (Bdk. Mrk 10:1-12, Mat 19:1-12). Meskipun Matius dan Markus menggarisbawahi perceraian, secara tidak langsung mereka mengungkapkan visi Yesus tentang Perkawinan. Sebenarnya Yesus mau menyatakan bahwa dahulu Musa mengizinkan perceraian itu karena ketegaran hati orangorang Yahudi. Yesus di sini menekankan hakikat perkawinan, yang sebetulnya adalah persatuan erat antara suami isteri. Cinta mereka itu dipersatukan oleh Allah sendiri sedemikian rupa dan kokohnya, sehingga mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Dan kesatuan itu tak dapat dipisahkan oleh manusia, kecuali karena meninggal dunia. Demikianlah persatuan antara pria dan wanita yang terikat dalam janji perkawinan seturut dengan kehendak Allah, yaitu tak terceraikan: “Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mrk 10:9). Gagasan Yesus tersebut dikembangkan oleh Rasul Paulus. Paulus melihat ada bahaya jika seorang pria dan wanita tidak kawin (1 Kor 7:1-2). Menurut Paulus perkawinan mempunyai konsekuensi, karena mereka harus menyerahkan diri secara utuh demi kebahagiaan mereka bersama. Di samping itu, perkawinan juga mempunyai nilai eskatologis, karena mereka saling menguduskan dan menyelamatkan. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, melukiskan bahwa perjanjian antara pria dan wanita dalam perkawinan merupakan perwujudan cinta Kristus kepada Gereja-Nya. Kiranya tidak terlalu berlebihlebihan jikalau Paulus menyatakan bahwa tidak hanya sekedar menyatakan cinta dan kesetiaan Kristus kepada Gereja yang menjadi model cinta dan kesetiaan suami isteri yang merupakan tanda kehadiran cinta dan kesetiaan Kristus terhadap Gereja-Nya.
Semua orang Kristen dipanggil untuk hidup murni, baik murni badan maupun pikiran. Perkawinan atau hidup berkeluarga merupakan penyerahan diri seorang pribadi secara bebas kepada pribadi lain – lawan jenis – dalam cinta yang saling mengembangkan. Dalam cinta harmonis, antara persamaan dan perbedaan dengan saling melengkapi. Rasa kesatuan yang didasarkan oleh ikatan mesra dalam cinta membuat cinta suami-istri menjadi cinta yang tunggal, suci dan murni seperti cinta Kristus kepada Gereja (Ef 5:25).
6. Penutup Kesetiaan tidak akan datang dengan sendirinya dalam kehidupan rumah tangga. Kesetiaan itu perlu diperjuangkan dan diusahakan secara bersama oleh pasutri itu sendiri. Baik dan buruk serta maju mundurnya keluarga itu juga tergantung pribadi-pribadi menjalin relasi dan komunikasi. Sebab masa pacaran dan pertunangan yang panjang tidak menjamin keduanya untuk saling mengenal dan memahami. Maka dari itu komunikasi sangat diperlukan dalam membina kesetiaan rumah tangga, dan akan selalu ada menyertai sepanjang kehidupan berumah tangga, apa yang dikatakan konflik dan pertengkaran. Namun bila keduanya tetap pada komitmen yang sama untuk memperjuangkan kesatuan dan kesetiaan serta keutuhan rumah tangga, maka mengedepankan komunikasi adalah jalan yang terbaik. Disamping terus berpegang pada tujuan semula dari perkawinan itu sendiri. Mengedepankan kepentingan bersama dalam dialog antar pasangan adalah yang utama dalam membina tali kesetiaan rumah tangga. Tidak ada kata selesai untuk membina relasi dan komunikasi itu sendiri.
Bahan Diskusi : 1. Menurut Saudara, seberapa penting komunikasi itu berpengaruh dalam menumbuhkembangkan kesetiaan antar hubungan, baik hubungan antara suami istri, orang tua dan anak, serta hubungan dengan sesama? Mengapa? Berikan penjelasan Saudara dalam kelompok! 2. Menurut pengalaman Saudara, apakah sajakah yang bisa terjadi jika dalam suatu hubungan tanpa adanya komunikasi yang baik? 3. Kesetiaan itu perlu diperjuangkan dan diusahakan secara bersama dalam suatu hubungan. Selain dengan komunikasi, hal apa saja yang menurut Saudara perlu untuk dilakukan dalam membangun kesetiaan itu?
Tips Jitu Menghilangkan Kesepian Pada Lansia Mereka
yang berusia lanjut biasanya akan mengalami rasa kesepian karena mereka telah kehilangan hal-hal yang dimilikinya semasa muda seperti tubuh yang sehat dan juga penampilan fisik yang menawan. Mengatasi rasa ini memang bukanlah hal yang mudah, karena perasaan itu datang bukan dari luar tapi dari dalam diri. Hal-hal berikut ini dapat membantu para lansia untuk menghilangkan rasa sepi yang melanda mereka: Memiliki penerimaan diri dalam menghadapi siklus kehidupan. Hal ini memang paling sulit tapi bukan berarti tidak bisa untuk dimiliki. Menyadari bahwa sehat, cantik dan bahagia datang dari diri sendiri. Memelihara kemandirian. Meskipun masih membutuhkan orang lain, namun tidak bergantung. Hal ini sangat penting untuk dilakukan para lansia. Mengenali diri sendiri. Kenalilah diri sendiri, kenali perasaan dan apa penyebabnya, lalu selesaikan masalahnya. Melakukan aktivitas yang berguna bagi dirinya dan orang lain dengan membuat pengaturan waktu. Dengan olahraga yang teratur, membaca, ikut pertemuan keluarga, reuni dengan teman-teman, mengikuti kegiatan keagamaan adalah beberapa contohnya. Para lansia cenderung merasa kesepian sebagai akibat dari depresi yang disebabkan oleh rasa kehilangan, seperti kehilangan pasangan hidup, anak-anak yang sudah berkeluarga, teman-teman, jabatan atau pekerjaan, pendapatan, serta penampilan fisik yang banyak berubah karena penuaan. Untuk memperoleh masa tua yang cantik, sehat dan bugar, persiapan perlu dilakukan setiap orang mulai dari sekarang dengan menanamkan informasi tentang perubahan-perubahan dalam kehidupan. Sehingga ketika akhirnya perubahan itu terjadi, kita bisa lebih siap dan sanggup menerima diri kita dalam menjalani siklus kehidupan.
Source : yahoonews
Joke Of The Week Surat Untuk Ayah Sang Ayah mendapati kamar putri nya itu sudah rapi, dengan selembar am-
plop bertuliskan “Untuk ayah” diatas kasurnya.. perlahan dia mulai membuka surat itu…
Ayahku tercinta,
Aku menulis surat ini dengan perasaan. sedih dan sangat menyesal. Saat ayah membaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan rumah. Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik, setelah bertemu dia.. ayah juga pasti akan
setuju meski dengan tatto2 dan piercing yang melekat ditubuhnya, juga dengan motor bututnya serta rambut gondrongnya. Dia sudah cukup dewasa
meskipun belum begitu tua (aku pikir jaman sekarang 42 tahun tidaklah terlalu tua). Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi dia ayah dari anak di kandunganku saat ini. Dia memintaku untuk membiarkan anak ini lahir dan kita akan membesarkannya bersama.
Kami akan tinggal berpindah-pindah, dia punya bisnis perdagangan extacy yang sangat luas, dia juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu tidak
begitu buruk. Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami.
Para ahli pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi dia bisa segera sembuh. Aku tahu dia juga punya cewek lain tapi aku percaya dia akan setia padaku dengan cara yang berbeda.
Ayah…, jangan khawatirkan keadaanku. Aku sudah 15 tahun sekarang, aku
bisa menjaga diriku. Salam sayang untuk kalian semua. Oh iya, berikan bonekaku untuk adik, dia sangat menginginkannya.
Masih dengan perasaan terguncang dan tangan gemetaran, sang ayah membaca lembar kedua surat dari putri tercintanya itu… Ps :
Ayah, ... tidak ada satupun dari yang aku tulis diatas itu benar, aku hanya ingin menunjukkan, ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada nilai
raportku yang buruk. Kalau ayah sudah menandatangani raportku diatas meja, panggil aku ya…? Aku tidak kemana-mana, saat ini aku ada di tetangga sebelah.=))
PENGUMUMAN GEREJA Sekolah Minggu : Jemaat Umum : ♥ Bp. Peltjik Sembiring (1 Agust) ♥ Bp. Daren Kaban (6 Agust) ♥ Ibu Dewi Hariati D (8 Agust) ♥ Bp. Erick Panjaitan (9 Agust) ♥ Silas Tugiono (14 Agust) ♥ Ibu Irma Gustini (14 Agust) ♥ Roberto K.S (16 Agust) ♥ Bp. Bina Kaban (17 Agust) ♥ Bellamysuci Pangestu (22 Agust) ♥ Ibu Silvia Ayu Chrisnani (22 Agust) ♥ Ridge Kevin (29 Agust) ♥ Maureen Tallane (30 Agust)
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥
Egi (5 Agust) Mirco (5 Agust) Abigail (6 Agust) Adam Kaban (8 Agust) Eldad (9 Agust) Manuela Talita (12 Agust) Nikita (22 Agust) Josh Marcel Depari (23 Agust) Vierry (28 Agust)
Happy Anniversary -
♥ Kel. Bp. Adrian Asah (8 Agust) ♥ Kel. Loen Supith, (31 Agust)
Happy Birthday September
♥ Ibu Fransiska M. Purba (4 Sept) ♥ Adik Marcella (3 Sept) ♥ Ibu Susana Soelistijono (4 Sept)
“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera”. (Bilangan 6 : 24—26)
INFO PENGOBATAN MURAH—Dalam rangka HUT Proklamasi RI ke 65, maka besok, Senin 30 Agustus 2010, dimulai jam 9 pagi s/d 11 siang akan diadakan PENGOBATAN MURAH di Graha Rajawali. Jemaat yang membutuhkan pemeriksaan kesehatan, dihimbau untuk datang tepat waktu supaya dapat menerima pelayanan kesehatan. Gbu.-
EFC KAUM PRIA—Fellowship diadakan setiap bulan 2 kali pertemuan. Pertemuan berikutnya : Hari/Tanggal : Selasa, 31 Agustus 2010 Jam : 20.00 s/d 21.30 Wib Tempat : Graha Rajawali Diharapkan kehadirannya. Gbu
IBADAH
DOA—Ibadah
Doa
Jemaat
diadakan pada :
Hari/Tgl : Sabtu, 4 September 2010. Jam : 10.00—12.00 wib. Diharapkan kehadiran jemaat Tuhan, pelayan altar dan pendoa-pendoa gereja! Gbu
SOL (School Of Leadership) - Merupakan program Ekstensi dari STTE (Sekolah Tinggi Theologia Ekklesia) Jakarta, yang akan dibuka di kota Depok. SOL terbuka untuk umat Tuhan yang berketetapan hati memperdalam pengetahuan Alkitab, meningkatkan keterampilan pelayanan dan memperkokoh karakter sehingga menjadi hamba Tuhan yang cakap dan rendah hati. Daftarkan diri Saudara sekarang juga! Prasyarat Umum: Sudah lahir baru; terlibat pelayanan secara aktif; minimal lulusan SMU/sederajat; mendapat rekomendasi dari gembala sidangnya. Untuk keterangan lengkap: Lihat/baca Brosur. INFO YESS — DATANGLAH DALAM IBADAH YESS Sore ini, 29 Agustus 2010 (Jam 5 sore).
Semua kaum muda ataupun jemaat dewasa yang belum beribadah pada pagi hari, dihimbau untuk bergabung dalam ibadah ini di ruang CHAPEL Lt. 2. Gbu.-
Theme Song :
Lewati siang dan malam Ku teguh bersandar hanya pada janji-Mu Di setiap langkahku, setiap nafasku Hanya kasih-Mu termegah Kau angkatku dari lembah gelap terdalam Kepada terang-Mu, selamatkanku…. Reff : Kau bebaskan…. Lepas tinggi ku ‘kan terbang Kau pulihkan masa depanku Ku tinggikan…. Nama Yesus yang terhebat Sempurnalah…. Karya-Mu Tuhan dihidupku Maut telah dikalahkan Belenggupun hancur kini ku t’lah merdeka Karena darah-Mu dan pengorbanan-Mu Hanya kasih-Mu termegah Kau angkatku dari lembah gelap terdalam Kepada terang-Mu, selamatkanku…. Ending : Kaulah yang bebaskanku Sempurnalah karya-Mu By : TW (Glory To Glory)
KEGIATAN SEPEKAN SENIN
: Hari Keluarga untuk Gembala dan Staff
SELASA : Konseling Pribadi 20.00—22.00 : EFC Kaum Pria (2 Minggu sekali) RABU : Doa & Puasa Keluarga KAMIS 15.00—17.00 : EFC Ceria di Regency JUMAT 09:00—17:00 : Kunjungan jemaat SABTU 08:00—10:00 : EFC UMAS—Usia Emas (2 minggu sekali) 10:00—12:00 : Doa & Puasa Bersama 16:00—selesai : EFC & KOORDINATOR : * EFC Antiokhia (Bp. Liem Hok Djwan) * EFC Filipi (Bp. Boy Loen) * EFC Berea (Ibu Erta Sitepu) * EFC Efesus (Bp. Simson Masengi) * EFC Titus (Ibu Merry Sugito) * EFC Timotius (Sdr. Haryanto) * EFC Filadelfia (Sdr. Relly Ch. Supit) * EFC Yosua (Bp. Jonathan Saragih) * EFC Kolose (Bp. Markion Sembiring) Catatan : EFC Filadelfia terbagi dalam 3 Kelompok, yaitu : * EFC Pelajar (Nona & Amanda) * EFC Mahasiswa (Shinta & Roberto) * EFC Profesional Muda (Welly & Wilma) MINGGU 08:00—10:00 : Ibadah Raya 1 Little Eagle Sunday School (LESS) Junior Eagle Sunday Service (JESS) 10.30—12.00 : Ibadah Raya 2 17:00—19:00 : Young Eagle Sunday Service (YESS) (Ibadah Setiap Minggu Sore) SENIN SELASA—JUMAT
: Little Eagle Mandarin Course (LEMC) : Little Eagle English Course (LEEC)
CATATAN KHOTBAH
Tanggal Pengkhotbah Teks Alkitab Tema
: _____________________________ : _____________________________ : _____________________________ : _____________________________
Pendahuluan
:
Isi
:
Kesimpulan
:
SUARA PENGHARAPAN
Renungan dan Warta Jemaat GSJA CWS Rajawali
Penanggung jawab : Pdt. Antonius Mulyanto, M.Div.Koord. Pelaksana & Editor : Pdt. Relly Christian Supit, S.Th.Sekretaris Umum : Ibu Ribkha G. Mantiri Alamat Sekretariat : Ruko Depok Mall B. 42 - 43, Kota Depok.Tel. (021) 776 0204 Fax (021) 776 0205.
Kunjungi Website kita, yakni : RajawaliFamily.com