HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SUPERVISI, DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS III WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Agustina Dwi Rahayu dan Samsi Haryanto
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1) hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman; 2) hubungan supervisi dengan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani. Ngemplak, Sleman; 3) hubungan motivasi dengan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman; dan 4) hubungan kepemimpinan kepala sekolah, supervisi dan motivasi secara bersama-sama dengan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Populasi penelitian adalah seluruh guru SD di Gugus III Wedomartani Ngemplak Sleman yang berjumlah 98 guru, langsung menjadi sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan regresi ganda tiga prediktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Ada hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Hasil analisis data: rxy = 0.260, p = 0,010; 2) Ada hubungan positif yang signifikan supervisi dan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Hasil analisis data: nilai rxy =0.818, p = 0.000; 3) Ada hubungan positif yang signifikan motivasi dan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Hasil analisis data: rxy = 0.632, p = 0,000; 4) Ada hubungan positif yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah, supervisi dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Hasil analisis data: F = 66.286 dengan p = 0,000. Kata kunci: kepemimpinan kepala sekolah, supervisi, motivasi, dan kinerja guru
This research aims to determine: 1) the relationship of school headmaster leadership and elementary school teachers performance in Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman; 2) the relationship of supervision and elementary school teachers performance in Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. 3) the relationship of motivation and elementary school teachers performance in Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. 4) the relationship of school headmaster leadership, supervision, and motivation with elementary school teachers performance in Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. This research population are all of elementary school teachers in Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman (98 teachers), are also becoming research samples. The technique of collecting data is using questionnaires and analysis data is using multiple regression three predictors. The results showed that: 1)
Agustina Dwi Rahayu adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta dan Samsi Haryanto adalah Guru Besar Program Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta.
163
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 2, November 2014
Rahayu dan Haryanto, Pengaruh Kepemimpinan Kepsek
there is a significant positive relationship between school headmaster leadership and elementary school teachers’ performance in Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. The results of data analysis: rxy = 0.260, p = 0.010; 2) there is a significant positive relationship between supervision and elementary school teachers performance in Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. The results of data analysis: rxy = 0818, p = 0.000; 3) there is a significant positive relationship between motivation and elementary school teachers performance in Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. The results of data analysis: rxy = 0632, p = 0.000; and 4) there is a significant positive correlation between school leadership, supervision, and motivation together with elementary school teachers performance in Gugus III Wedomartani Ngemplak Sleman. The results of data analysis: F = 66 286 with p = 0.000. Keywords: school leadership, supervision, motivation, and performance of teachers
PENDAHULUAN Perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan semakin meningkat, dilihat dari diadakannya program sekolah gratis, dana BOS untuk setiap sekolah, penerapan standar kelulusan melalui UN dan kurikulum 2013 serta yang lain. Namun, kualitas pendidikan nasional masih memprihatinkan apabila dilihat dari permasalahan pendidikan yang masih banyak, di antaranya masih ada siswa yang tidak lulus Ujian Nasional. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan yang masih rendah di Indonesia, contoh faktor guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, manajemen, dan potensi peserta didik. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan tersebut, faktor guru merupakan faktor utama yang menentukan ketercapaian tujuan pendidikan. Keberhasilan pembaharuan sekolah sangat ditentukan oleh gurunya, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan diri secara mandiri serta tidak bergantung pada inisiatif kepala sekolah dan supervisor (Murphy dalam Mulyasa, 2009: 8). Guru merupakan human resources yang dapat mengubah dan memanipulasi material resources sesuai yang diinginkan dan untuk itulah diperlukan inovasi dan kreativitas dari guru. Berdasarkan hasil prasurvei, kinerja guru di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman masih kurang. Hal ini ditunjukkan masih banyak guru yang datang terlambat dan pada saat proses pembelajaran tidak menggunakan metode yang menarik serta belum menggunakan teknik evaluasi yang tepat. Sementara itu, kinerja guru dipengaruhi banyak faktor, antara lain kepemimpinan kepala sekolah, supervisi, dan motivasi. Kinerja Guru Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, „performance’. Performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Performance adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja. Sejalan dengan hal ini, kata performance 164
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 2, November 2014
Rahayu dan Haryanto, Pengaruh Kepemimpinan Kepsek
memiliki tiga arti, yaitu: (1) „prestasi‟ seperti dalam konteks frasa high performance car, „mobil yang sangat cepat‟; (2) „pertunjukkan‟ seperti dalam konteks frasa folk dance performance, „pertunjukkan tari-tarian rakyat‟; (3) „pelaksanaan tugas‟ seperti dalam konteks frasa in performing his/her duties (Ruky dalam Supardi, 2013: 45). Lineburg juga memberikan definisi tentang kinerja guru adalah “The importance of teachers instructional practices is demonstrated by current studies devoted to analyzing the effect of teacher quality on student achievement. Teacher quality refers to the characteristics and qualifications held by teachers” (2010: 2). Hal penting dari praktik pembelajaran oleh guru yang dijelaskan melalui beberapa studi terkini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas guru terhadap prestasi belajar siswa. Kualitas guru mengacu pada karakteristik dan kualifikasi yang dimiliki guru. Selanjutnya, Vroom mengemukakan bahwa “performance = f (ability x motivation).” Menurut model ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara kemampuan (ability) dan motivasi. Hubungan perkalian tersebut mengandung arti bahwa jika seseorang rendah pada salah satu komponen maka prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari motivasi yang rendah dengan kemampuan yang rendah. (dalam Mulyasa, 2009: 136). Kepemimpinan Kepala Sekolah Definisi kepemimpinan diungkapkan oleh Stogdill sebagai suatu proses yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang di organisasi menuju kepada penentuan dan pencapaian tertentu (dalam Purwanto, 2009: 27). Selanjutnya, Certain theories of leadership have been identified by researchers. These include the trait theory, situational theory, contigency theory, behavioural theory, and path goal theory. The traits theory tend to emphsize the personality traits of the leader such as apparance, height, initiative, aggressiveness, enthusiasm, self confidence, drive, material, method of teaching, class participation and evaluation of teaching (Adeyemi, 2010: 84). Teori kepemimpinan tertentu telah diidentifikasi oleh para peneliti. Ini termasuk teori sifat, teori situasional, teori kontingensi, teori perilaku, dan teori tujuan. Teori sifat cenderung menekankan ciriciri kepribadian pemimpin seperti apparance, tinggi, inisiatif, agresivitas, antusiasme, rasa percaya diri, drive, material, metode pengajaran, partisipasi kelas dan evaluasi pengajaran. Sementara itu, Davis menyatakan bahwa kepemimpinan ialah kemampuan untuk membujuk orang lain supaya mengejar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan bergairah (Dadi Permadi & Daeng Arifin, 2010: 42). Hersey & Blanchard (1977: 83) menjelaskan bahwa kepemimpinan “is the process of influencing the activities of an individual or group in efforts toward goal achievement in a given situation”. Kepemimpinan merupakan proses yang
165
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 2, November 2014
Rahayu dan Haryanto, Pengaruh Kepemimpinan Kepsek
mempengaruhi tindakan perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi yang telah ditentukan. Pandangan senada dikemukakan bahwa “leadership is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement”. Kepemimpinan adalah proses yang mempengaruhi tindakan kelompok terhadap penyusunan dan pencapaian tujuan (lihat dalam Permadi & Arifin, 2010: 43). Supervisi Beberapa ahli pendidikan memberikan penafsiran atau tanggapan yang berbeda terhadap istilah supervisi. Keragaman pendapat ini membawa implikasi yang berbeda pula dalam pelaksanaannya di sekolah-sekolah. “Supervision is the process or act of seeing to it that the policies, principles, and methods established for achieving the objectives of education are properly and successfully carriod out” (Oyedeji, 2010: 2). Pengawasan adalah proses atau tindakan memantau apakah kebijakan, prinsip, dan metode yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan telah baik dan berhasil dilakukan. Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (Purwanto, 2009: 76). Sementara itu, menurut Adams & Dickey (dalam Daryanto & Farid, 2013: 179), supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Carter (dalam Daryanto & Farid, 2013: 179) memberi pengertian bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahanbahan pengajaran dan metode pengajar serta evaluasi program pengajaran. Motivasi Motivasi merupakan: (1) Dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; (2) Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai (Asrori, 2009: 183). Selanjutnya, Dornyei (dalam Ozturk, 2012: 33) “motivation explains why people decide to do something, how hard they are going to pursue it and how long they are willing to sustain the activity.” Motivasi menjelaskan mengapa orang memutuskan untuk melakukan sesuatu, seberapa keras mereka akan mengejar itu dan berapa lama mereka bersedia untuk mempertahankan tindakan tersebut. Selain itu, motivasi juga dijelaskan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu, oleh oleh Callahan & Clark (dalam Mulyasa, 2002: 120). Dengan demikian, motivasi merupakan suatu faktor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain ke arah efektivitas kerja (Mulyasa, 2002: 119). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
166
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 2, November 2014
Rahayu dan Haryanto, Pengaruh Kepemimpinan Kepsek
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, penelitian yang menekankan analisis pada data numerial (angka) yang diolah dengan metode statistik. Data yang digunakan adalah angka yang diperoleh dari hasil pengisian angket. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27 Januari 2015 sampai dengan 28 April 2015 di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman Tahun Ajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman yang berjumlah 98 guru. Peneliti menggunakan angket sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data pokok dengan cara membagikan daftar pertanyaan kepada para responden, yaitu guru-guru SD Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Angket dalam penelitian ini disusun sesuai dengan dimensi-dimensi dari variabel penelitian dengan menggunakan skala Linkert. Angket yang dibagikan sebanyak 98 eksemplar sesuai dengan jumlah guru yang menjadi responden. Uji coba instrumen menggunakan uji coba terpakai. Hasil data diolah dengan korelasi product moment dan regresi ganda.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari hasil uji coba instrumen semua data dinyatakan sahih, reliabel, terdistribusi normal, linier, dan bebas multikolonieritas. Sementara itu, hasil deskripsi data keempat variabel sebagai berikut. Tabel 1. Deskripsi Hasil Analisis Variabel Penelitian Variabel Kepemimpinan KS Supervisi Motivasi Kinerja Guru
Mean 83,95 87,01 86,01 86,49
Median 84 87 86 87
Modus 84 86 84 87
Sd 4,31 5,29 4,96 5,70
Sementara itu, untuk pengkategorian tiap variabel dilakukan seperti yang dijelaskan oleh Sunarti (2012:182) dengan hasil sebagai berikut. Tabel 2. Deskripsi Hasil Pengkategorian Variabel Penelitian Kategori
Gagal Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Kepemimpinan KS f % 0 0% 0 0% 0 0% 13 13,27% 85
86,73%
Supervisi f 0 0 0 15 83
% 0% 0% 0% 15,3 1% 84,6 9%
Motivasi f 0 0 0 15 83
% 0% 0% 0% 15,31 % 84,69 %
Kinerja Guru F % 0 0% 0 0% 0 0% 15 15,3 1% 83 84,6 9%
167
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 2, November 2014
Rahayu dan Haryanto, Pengaruh Kepemimpinan Kepsek
Pembahasan 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rxy = 0.260, p = 0,010, yang berarti semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik kinerja guru, sebaliknya semakin kurang baik kepemimpinan kepala sekolah maka akan menurun pula kinerja guru. 2. Ada hubungan positif yang signifikan antara supervisi dan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh nilai rxy = 0.818, p = 0,000 yang berarti semakin baik supervisi yang dilakukan maka semakin tinggi kinerja guru, sebaliknya semakin kurang supervisi yang dilakukan maka semakin kurang kinerja guru dalam bekerja. 3. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi dan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh uji rxy = 0.632, p = 0,000 yang berarti semakin tinggi motivasi kerja guru maka semakin tinggi kinerja guru sebaliknya semakin rendah motivasi kerja guru maka semakin rendah kinerja guru. 4. Ada hubungan positif yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah, Supervisi, dan motivasi secara bersama-sama dengan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai F = 66.286 dengan p = 0,000. Sementara itu, sumbangan efektif hubungan kepemimpinan kepala sekolah, supervisi dan motivasi kerja sebesar 67.9% dengan kinerja guru. Hal ini berarti secara bersama-sama kepemimpinan kepala sekolah, supervisi dan motivasi mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja guru. Berdasarkan penghitungan analisis data dan penghitungan sumbangan relatif dan efektif, berikut disajikan sumbangan masing-masing variabel terhadap kinerja guru : 1. Sumbagan relatif a. Sumbangan relatif kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 9.40%,. b. Sumbangan relatif supervisi dengan kinerja kepala sekolah sebesar 82.83%, c. Sumbangan relatif motivasi kerja dengan kinerja guru sebesar 7.77%. 2. Sumbangan Efektif a. Sumbangan efektif kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 6.38%,. b. Sumbangan efektif supervisi dengan kinerja kepala sekolah sebesar 56.24%, c. Sumbangan efektif motivasi kerja dengan kinerja guru sebesar 5.28%. Berdasarkan hal di atas, dapat dijelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat tiga faktor, yaitu kepemimpinan kepala sekolah, supervisi, dan motivasi kerja yaitu
168
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 2, November 2014
Rahayu dan Haryanto, Pengaruh Kepemimpinan Kepsek
berhubungan 67.9%, sedangkan hubungan yang lain tidak dibahas dalam penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Berdasarkan hasil anailsis data diperoleh rxy = 0.260, p = 0,010. Ada hubungan positif yang signifikan antara supervisi dan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Selanjutnya hasil analisis data diperoleh nilai rxy =0.818, p = 0.000. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi dan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Sementara itu, hasil analisis data selanjutnya diperoleh uji rxy = 0.632, p = 0,000. Ada hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah, supervise, dan motivasi secara bersama-sama dengan kinerja guru SD di Gugus III Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai nilai F = 66.286 dengan p = 0,000.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi dalam penelitian ini adalah perlunya pembinaan terhadap kepala sekolah baru tentang bagaimana kepemimpinan kepala sekolah yang baik. Kinerja guru berimplikasi pada perlunya kepala sekolah untuk lebih intensif melakukan supervisi dan selalu memotivasi guru untuk bekerja lebih giat melakukan tugas profesionalnya. Selain itu, perlu dilakukan bimbingan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami guru tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Adeyemi. 2011. Principals’ Leadership Styles and Teachers’ Job Performance in Senior Secondary Schools in Ondo State, Nigeria. Nigeria: Department of Educational Foundations and Management, University of Ado-Ekiti. Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Daryanto & Mohammad Farid. 2013. Konsep dasar manajemen pendidikan di sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Lineburg, Paul N. 2010. The Influence of The Instructional Leadership of Principals on Change in Teachers’ Instructional Practices. Virginia: Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University.
169
Jurnal Sosialita, Vol. 1, No. 2, November 2014
Rahayu dan Haryanto, Pengaruh Kepemimpinan Kepsek
Mulyasa, E. 2002.Manajemen berbasis sekolah: konsep, strategi, dan implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. --------------. 2009. Menjadi kepala sekolah profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. --------------. 2009. Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Oyedej, 2010. Supervision and Standard of Education in Nigerian Secondary Schools. Nigeria: Department of Educational Management, University of Ilorin. Ozturk, Elcin Olmezer. 2012. Contemporary Motivation Theories In Educational Psychology And Language Learning: An Overview. Turkey: The International Journal of Sosial Sciences, School of Foreign Languages, Afyon Kocatepe University. Permadi, Dadi & Daeng Arifin. 2010. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan komite sekolah. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa. Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sunarti & Selly Rahmawati.2012.Penilaiam Hasil Belajar untuk SD, SMP dan SMA. Yogyakarta: Penerbit Andi.
170