Zaenal A Budiyono
Agus Harimurti Yudhoyono The Rising Star
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) The Rising Star Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si. Selalu Yang Pertama Penulis Zaenal A Budiyono Riset Tole Sutrisno, Angga Indrawan Layout Mhoeis
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang HAK CIPTA, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1987 jo. Undang-Undang No. 12 Tahun 1997, bahwa: 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau menyebarkan suatu ciptaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,(satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000.- (lima ratus juta rupiah).
2
The Rising Star
Daftar Isi DAFTAR ISI.......................................................... 3 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)..... The Rising Star...................................................................... 5 I. Terlahir dengan darah pejuang .................. 11 II. Adhi Makayasa dari Kawah Chandradimuka 17 III. The Peacekeeper Soldier............................ 22 IV. Tidak Pernah Berhenti Berlari...................... 28 V. Kepemimpinan dimulai dari keluarga ......... 32 VI. Cerita dari Darwin: Ketika Panggilan itu Datang ........................................................ 37 VII. Saatnya Pemuda Tampil ke Depan.............. 41 VIII. #JakartaUntukRakyat .................................. 45 Profil Agus Harimurti Yudhoyono........................ 51 Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si, Selalu Yang Pertama ........................................... 61 I. Mengenal Demokrasi Sejak Kecil................ 63 II. Pengabdian untuk Dunia Pendidikan.......... 70 3
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
III. Walikota Perempuan Pertama..................... 75 IV. Sylvi Di Mata Mereka................................... 82 V. Kembali Ke Balai Kota................................. 85 Biodata Sylviana Murni........................................ 89
4
The Rising Star
Agus Harimurti Yudhoyono
(AHY)
The Rising Star “Warga Jakarta butuh didengar oleh pemimpinnya. Warga Jakarta jangan termarjinalkan dalam pembangunan kota dan pembangunan manusia,” Slogan #JakartaUntukRakyat menjadi segenggam harapan yang ditawarkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menata Jakarta yang lebih baik, lebih santun dan manusiawi. Konsep pembangunan anak muda—yang penuh gagasan baru, sarat nilai idealisme dan kreativitas, boleh jadi akan menjadi hal yang dinantikan masyarakat terhadap kota yang berumur 489 tahun. “Rising Star”, AHY tak henti menjadi perbincangan publik saat Partai Demokrat, PPP, PAN, dan 5
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
PKB mendaulatnya maju sebagai calon gubernur dalam Pilgub DKI 2017. Bersama Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH, M.Si. sebagai calon wakil gubernur— birokrat tulen dari Pemprov Jakarta, Koalisi Cikeas resmi mengusungnya. Pasangan ini tak ayal memberi daya kejut jelang proses pendaftaran di KPUD DKI, bahkan hingga saat ini. Bagi masyarakat awam, wajar jika ada yang menyayangkan mengapa Agus terlalu dini meninggalkan dunia militer. Para seniornya di TNI meyakini Agus akan mencapai karir tertinggi di TNI. Untuk itu, meski dua tahun lagi umurnya mencapai angka 40, usia yang selalu dijadikan ukuran awal kematangan seseorang, tetapi banyak kalangan masih menganggap Agus terlalu muda. Mungkin saja karena publik melihat kepangkatan Agus yang masih menyandang melati satu atau pangkat Mayor. Banyak yang berharap agar Agus mencapai pangkat Jenderal terlebih dulu. Sejumlah fakta dan opini publik yang terjaring mendadak membuat arah politik berubah. Perlahan tapi pasti, dalam rekam survei sejumlah lembaga, AHY-Sylvi menjelma menjadi kandidat paling diperhitungkan. Pasangan AHY-Sylvi diyakini menjadi alternatif, kandidat yang menjanjikan perubahan dan paling diterima semua golongan.
6
The Rising Star
7
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
8
The Rising Star
Dengan karakternya yang kuat, leadership yang tak diragukan, kemampuan manajemen yang andal dan kesantunannya yang melekat, AHY diyakini mampu mengubah wajah Jakarta. Bukan hal yang berlebihan, putera Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono ini menawarkan konsep yang secara garis besar akan membawa perubahan DKI Jakarta menjadi kota yang lebih bermartabat, bersahabat, aman, damai, makmur dan sejahtera untuk seluruh rakyat. Sebagai anak muda, AHY tidak terbiasa dengan mimpi-mimpi indah. AHY terbiasa dengan kerja keras dan kerja nyata dalam mewujudkan sebuah harapan. Ada keyakinan, dengan semangat tinggi dan kerja keras, pemerintah Provinsi DKI akan mampu mewujudkan ‘Jakarta untuk Rakyat’. AHY ingin membuktikan kepada semua orang, Jakarta dapat menjadi Ibu Kota yang lebih humanis melalui tangan dingin generasi muda. Sebagai sosok baru dalam dunia politik, tentu banyak yang penasaran dengan sosok AHY. Banyak fakta menarik tentang sosok AHY. Meski jejak politiknya dipandang masih baru dimulai, namun karier mentereng di dunia militer menjadi garansi tersendiri. 9
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Predikat lulusan terbaik Akademi Militer pada tahun 2000, dengan mendapatkan bintang Adhi Makayasa dari Presiden RI, merupakan satu jawaban kecil atas bukti kemampuannya. Satu yang pasti, penghargaan itu murni pencapaian pribadi dan hasil dari kerja keras, bukan karena pengaruh siapapun. Masih banyak penghargaan dan prestasi AHY yang tentu menarik dicermati.
10
The Rising Star
I. Terlahir dengan darah pejuang AHY lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga pejuang. Kakeknya dari garis ibu, Sarwo Edhi Wibowo merupakan jenderal yang cukup disegani dalam sejarah perjalanan militer dan bangsa. Sang Kakek dipercaya negara dalam posisi krusial untuk memimpin operasi penumpasan PKI pasca G/30/S. Sementara sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden selama dua periode (2004/2009, 2009/2014). Militer adalah dunia yang begitu diidamkannya sejak kecil. AHY begitu terinspirasi oleh apa yang ia lihat. Utamanya tentu sang ayah— yang biasa ia panggil ‘Pepo’, seorang tokoh militer peletak dasar profesionalisme TNI di era reformasi. AHY, pemuda yang lahir pada 10 Agustus 1978 itu melihat sang kakek dan ayah adalah sosok pemimpin yang memiliki karakter pejuang yang kuat. Jiwa leader11
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
12
The Rising Star
ship keduanya mampu menjadi panutan bagi AHY. Sarwo Edhi dipandangnya sebagai sosok tegas tapi penyayang, sedangkan Pepo yang berdedikasi dan memiliki manajemen kuat menjadi alasan AHY kecil ingin menjadi tentara. Sejak dibangku Sekolah Dasar, AHY sudah bercita-cita ingin masuk militer karena ia akrab dengan kehidupan militer. Tinggal di barak, penuh dengan lalu lalang orang berpakaian militer, semakin meneguhkan hatinya untuk menjadi seorang militer. Pendidikan Sekolah Dasar AHY dimulai pada tahun 1984 di Bandung, namun kemudian ia lanjutkan di Timor-timur selama lebih dari dua tahun untuk mengikuti Ayahnya yang dipindah tugaskan. Sejenak ia pindah ke Jakarta, dan tidak lama kemudian ia pindah ke Amerika Serikat di tahun 1990--mengikuti sang ayah yang ditugaskan sebagai siswa di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat AS di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat. Sejak kecil pula AHY sudah memahami: semua pekerjaan itu baik dan mulia. Begitu pula dengan profesi Militer. Pilihan dunia militer lahir dari dirinya sendiri tanpa paksaan dari pihak luar maupun kedua orang tuanya.
13
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Berbekal mimpi dan cita-cita yang kuat, Agus mempersiapkan diri untuk menjadi tentara sekaligus pemimpin dengan bersekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang. Ia berpikir, melalui SMA ini, jalannya menuju Akademi Militer semakin terbuka lebar. Saat masuk di SMA Taruna Nusantara Magelang, jiwa kepemimpinannya semakin terlihat. AHY banyak mengikuti organisasi seperti menjadi Ketua Umum OSIS dan mendirikan peleton PKS (Patroli Keamanan Sekolah). AHY pun kemudian lulus sebagai lulusan terbaik di SMA Taruna Nusantara pada tahun 1997 dan memperoleh medali Garuda Trisakti Tarunatama Emas. Setelah lulus dari SMA Taruna Nusantara, AHY tidak larut dalam masa puberitas. Boleh dibilang, dia anti hura-hura. AHY fokus dalam mengejar cita-citanya menjadi militer. Izin dari keluarga ia terima untuk memantapkan hati dan masuk militer. Sebuah pilihan yang tentunya menjauhkan AHY dari hingar-bingar tempat hiburan kota dan gaya gaul anak-anak kota metropolitan. AHY meyakini bahwa pilihannya sudah tepat. Beruntung, keluarga menanamkan kebebasan bertanggung jawab kepada anak-anaknya. Ani Yudhoyono, sang ibu, telah melatihnya untuk siap 14
The Rising Star
15
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
mengambil risiko dari sebuah pilihan. AHY mantap saat memilih militer menjadi jalan pengabdian untuk bangsa dan negara. Begitu pun keputusannya meninggalkan pengalaman lebih kurang 16 tahun di dunia militer. Dengan memutuskan untuk mengakhiri ikatan dinas di TNI pada usia muda dan maju di Pilgub DKI, AHY paham akan risiko dan konsekuensinya. Namun demikian, AHY melihat ini sebagai sebuah panggilan atau call of duty. Ada persoalan serius di Jakarta yang harus ia tangani sesuai dengan bekal kepemimpinan dan manajemen yang selama ini dipelajari dan dipraktekannya. Karena mengalir darah pejuang di tubuhnya, ia keluar dari zona nyaman dengan mengorbankan karier di TNI yang diyakini banyak orang bakal cemerlang. Lalu, ia menata dan meneguhkan hati untuk hijrah ke jalur pengabdian di politik dan pemerintahan untuk kemashlahatan umat yang lebih besar.
16
The Rising Star
II. Adhi Makayasa dari Kawah Chandradimuka Apa yang diyakini AHY sebagai pilihan yang benar akhirnya berbuah nyata. Saat bergelut dengan peluh dan darah dalam pelatihan militer yang keras dan menguras mental, ia mampu mengatasi semua dan akhirnya keluar sebagai ‘the best’ di angkatannya. Momen itu tentu tak akan pernah ia lupa, ketika Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri atas nama Presiden Abdurahman Wahid, memberikan penghargaan sebagai lulusan terbaik yakni Bintang Adhi Makayasa tahun 2000. Anugerah itu menjadi saksi bagaimana kualitas seorang AHY muda. Bintang Adhi Makayasa adalah penghargaan tahunan kepada lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan Kepolisian, baik Matra Darat (Akmil Magelang), Matra Laut (Akademi Angkatan Laut Surabaya), 17
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Matra Udara (Akademi Angkatan Udara Yogyakarta) maupun Matra Kepolisian (Akpol Semarang). Penerima penghargaan ini adalah mereka yang secara seimbang mampu menunjukkan prestasi terbaik di tiga aspek: akademis, jasmani, dan kepribadian (mental). Medali atau bintang Adhi Makayasa langsung diberikan oleh Presiden RI atau yang mewakili atas nama presiden pada saat wisuda Perwira dari Akademinya. Peraih medali Adhi Makayasa tentulah bukan orang sembarangan. Mereka terbukti memiliki kemampuan yang mumpuni di bidangnya. 18
The Rising Star
Bahkan dalam perjalanannya, banyak peraih medali Adhi Makayasa yang menjadi sosok berpengaruh dalam perjalanan republik ini. Salah satunya adalah Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono, peraih Adhi Makayasa tahun 1973. Selain prestasi di pendidikan militer, di pendidikan sipil pun AHY punya catatan yang mentereng. Gelar Master pertama diraih AHY di Singapura pada tahun 2005. Ia lulus dengan predikat sangat memuaskan dan berhak atas gelar Master of Science in Strategic Studies dari Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University. Selama berada di Singapura, AHY juga terlibat dalam berbagai kegiatan, baik sebagai observer pada kegiatan Shangri-la Dialogue dan Asia Pacific Program, serta peserta pada forum The Asean 100 Leadership. Dan setelahnya, menjadi peserta forum Asean Leadership ketiga di Malaysia pada tahun 2006. Mei 2010, AHY sukses meraih gelar Master of Public Administration pada John F. Kennedy School of Government, Harvard University, Massachusetts AS. Pada tahun yang sama, berpangkat Kapten Infanteri, Agus Harimurti Yudhoyono meraih tiga 19
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
penghargaan sekaligus, yaitu Distinguish International Honour Graduated, Medali The Order of Saint Maurice, dan The Commandants List dari sekolah militer Angkatan Darat di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat (AS). Gelar demi gelar, penghargaan demi penghargaan terus diraih AHY. Pada 12 Oktober 2013, dia kembali dianugerahi penghargaan Nanyang Outstanding Alumni Award dari almamaternya sewaktu menempuh pendidikan di S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University (NTU). Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi NTU terhadap AHY atas kontribusinya dalam bidang militer kepada masyarakat. Kategori ini dikhususkan untuk alumni yang berprestasi dan berusia di bawah 40 tahun. Apa kontribusi AHY yang dinilai NTU sebagai sebuah keberhasilan? AHY secara aktif ikut menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam memajukan pasukan perdamaian Indonesia di bawah bendera PBB melalui pendirian Indonesian Peace and Security Center, termasuk di dalamnya pendirian Universitas Pertahanan. Pencapaian AHY dinilai sangat membanggakan NTU dan diharapkan dapat menginspirasi alumni-alumni NTU lainnya untuk tidak henti-hentinya berkontribusi pada masyarakat dan dapat mengha20
The Rising Star
rumkan almamater. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Presiden NTU, Prof Bertil Andersson dan Menteri Kebudayaan dan Kepemudaan Singapura, Mr. Lawrence Wong. Pada bulan Juni 2014, Agus menempuh tugas pendidikan militer setingkat Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di US Army Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat. Sekolah ini merupakan sekolah yang sama diikuti oleh Ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono. Selain SBY, sekolah ini juga menghasilkan beberapa Kepala Negara diantaranya Presiden AS Eisenhower, Presiden Pakistan Zia Ul Haq dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong. Di Seskoad AS, Agus menuntaskan tugas pendidikannya selama satu tahun dan lulus pada 12 Juni 2015 dengan hasil sempurna yaitu IPK 4.0. Di samping menempuh pendidikan militer, Agus juga berhasil menyelesaikan program Master dalam bidang Kepemimpinan dan Manajemen (MA in Management and Leadership) dari George Herbert Walker School di Webster University dengan hasil yang juga sempurna, yaitu IPK 4.0. Prestasi akademis yang cukup bisa dibanggakaan. Tak salah bila Almamaternya di Akmil mengganjarnya dengan Adhi Makayasa. 21
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
III. The Peacekeeper Soldier Sebagai prajurit TNI, AHY ditempa melalui medan pendidikan, latihan, penugasan dan operasi tempur. Dalam penugasan ke Aceh tahun 2002, AHY ditunjuk sebagai Komandan Tim Khusus (Dan Timsus). Ia berhasil melakukan tugasnya dengan baik dalam melumpuhkan para pelaku separatis yang ingin memisahkan dari NKRI. Selama bertugas, AHY juga berperan aktif dalam mendirikan media center bersama Korem Teuku Umar. AHY berperan aktif sebagai Public Information Officer (PIO). Setahun setelah bertugas di Aceh, AHY mendapat kepercayaan sebagai Perwira Seksi Operasi (Pasiops) di Yonif Linud 305/ Tengkorak. Penunjukkan AHY tidak lepas dari prestasinya sebagai lulusan terbaik Kursus Pasiops di Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan Infanteri Bandung. Namanya kian melambung saat dipercaya menjadi bagian dari peace keeping forces. AHY 22
The Rising Star
menjalankan misi PBB untuk menjaga perdamaian di perbatasan Libanon dan Israel sebagai anggota Kontingen Garuda XXIII-A pada tahun 2006. Ini bisa jadi menjadi pengalaman terbaik seorang AHY. Dia bergabung bersama pasukan perdamaian yang diterjunkan ke Libanon Selatan yang merupakan daerah konflik antara Israel dan pasukan Hizbullah. Sebagai Pasiops Batalyon Infanteri Mekanis Kontingan Garuda XXIII-A, AHY tidak hanya melakukan tugas pokoknya untuk mengatur pasukan. AHY juga terlibat bersama para perwira lainnya di bawah arahan Dansatgas dan perwira senior dalam memenangkan hati, dan melindungi rakyat Lebanon melalui program Smart Car yang pada saat itu digagas oleh ibu negara Ani Yudhoyono. AHY kembali ke Tanah Air dengan sejumlah prestasi. Selain mendapatkan tanda jasa dari PBB dan Pemerintah Indonesia, AHY juga mendapatkan tanda jasa dari Pemerintah Libanon sebagai apresiasi atas kontribusinya dalam program kemasyarakatan dan Civil and Military Cooperation (CIMIC). Sepulang dari Lebanon, sebagai Komandan Kompi di Yonif Linud 305/ Tengkorak, AHY kembali berprestasi. Kemampuan kepemimpinan lapangannya diapresiasi Panglima Divif 1 Kostrad sebagai Komandan Kompi Terbaik di jajaran Divisi Infanteri 1 23
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
24
The Rising Star
Kostrad pada 2008. Pada 2008 juga, AHY mengikuti Latihan Gabungan Cobra Gold yang diselenggarakan oleh United States Pacific Command (USPACOM) di Thailand. Selanjutnya, pada tahun 2008 AHY ditugaskan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar pada TNI. AHY diminta oleh Kementerian Pertahanan untuk bergabung dalam tim kecil dalam rangka merealisasikan gagasan Presiden SBY mendirikan Universitas Pertahanan (Unhan). Meski hanya terdiri dari beberapa orang, tim kecil itu berhasil mewujudkan terbentuknya Universitas Pertahanan Indonesia. AHY dipandang sukses membantu para senior membentuk Unhan. Sebagai apresiasi, AHY diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi program Master di Harvard University. Ia pun berhasil lolos seleksi tersebut. Program studi yang diikuti AHY adalah Master in Public Administration/ Mid Career (MPA/MC). Syarat menjadi mahasiswa di Mid Career minimal harus memiliki pengalaman berkarir di lembaga/ instansi tertentu minimal 8 tahun. AHY adalah satu-satunya perwira militer internasional yang mengikuti program Mid Career. AHY menyelesaikan seluruh program di Mid Career dengan hasil sangat memuaskan. 25
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Nama Indonesia harum di pundak AHY. Dalam beberapa diskusi di sana, AHY diketahui paling sering menjadi narasumber dalam pembahasan isuisu besar tertentu. Karena pemaparan AHY itulah, Indonesia dinilai sebagai role model dalam disuksi di kelas program Mid Career. Sejauh ini banyak teman-teman AHY yang tertarik untuk mencari pekerjaan dan melakukan penelitian di Indonesia setelah lulus dari Harvard University. Ganjaran demi ganjaran diberikan pemerintah atas pengabdian AHY. Bahkan Kemenenterian Pertahanan memilih AHY sebagai salah satu peserta The Young Future Defence Leader Worshop pada tahun 2010. Tidak berhenti sampai disitu, pengalaman lapangan AHY selama berada di Libanon ditambah dengan ilmu manajemen yang ia dapatkan dari Harvard University, membuat AHY semakin percaya diri untuk kembali ikut mewujudkan gagasan Presiden SBY guna mendirikan Indonesian Peace and Security Center (IPSC). IPSC yang berlokasi di Sentul ini meliputi pula Peacekeeping Center. Instansi inilah yang bertugas untuk meyakinkan kontribusi TNI dalam menjalankan amanah konstitusi untuk menjaga perdamaian dunia. Sebagai perbandingan, ketika AHY berdinas di Libanon tahun 2006, pasukan 26
The Rising Star
Garuda hanya berjumlah kurang lebih 850 orang. Saat ini, Indonesia semakin dipercaya dan diberi kesempatan untuk berkontribusi mengirimkan pasukan lebih dari 1850 orang. Kepercayaan ini tentu tidak lepas dari peran AHY, sekecil apapun itu, yang mampu memberikan pondasi bagaimana pasukan perdamaian yang profesional harus beroperasi dan bagaimana pasukan perdamaian disiapkan melalui proses rekrutmen yang selektif dan dibekali melalui pelatihan yang berat.
27
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
IV. Tidak Pernah Berhenti Berlari Dalam kaca mata AHY, kesehatan adalah aset utama dalam kehidupan. Menurutnya, dengan masyarakat yang sehat, ketahanan nasional dapat ditopang untuk semakin kuat. Namun untuk sehat tidak perlu mahal. AHY memberi contoh, hanya dengan berlari rutin dapat menjaga tubuh semakin bugar dan mencegah penyakit. Ia menyukai lari sejak di tentara. Berkat dari kebiasaan sehat itu, AHY menjadi inisiator Garuda Finisher, yaitu kelompok pelari yang terdiri dari banyak kalangan. Komunitas lari Garuda Finishers mempromosikan gaya hidup sehat dengan cara yang mudah dan murah meriah. Lewat lari, AHY ingin mempromosikan hidup sehat tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Menurutnya, lari itu gratis dan siapa pun bisa melakukannya di mana saja dan kapan saja. Baginya, lari pun tidak harus menggunakan sepatu 28
The Rising Star
29
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
bagus yang harganya mahal. Tidak menggunakan sepatu pun bisa lari. Hal itu yang melatar belakangi AHY membentuk komunitas lari Garuda Finisher pada 20 Mei 2013. AHY berprinsip, tidak peduli seberapa cepat atau lambat seseorang berlari, karena yang terpenting adalah sampai pada garis finis. Ada satu yang ingin disampaikan AHY dalam komunitas Garuda Finisher ini, yaitu jangan pernah menyerah dan putus asa. AHY ingin mengajak berlari secara bersama-sama, tidak peduli seberapa cepat atau lambat, yang penting bersama mencapai finish. Karena apapun itu kalau dilakukan bersama, akan terasa ringan, tidak capek dan lebih mudah mencapainya. Komunitas lari yang dibentuk AHY bersifat terbuka. Siapa saja boleh bergabung, mulai dari TNI, Polisi, hingga semua masyarakat dari semua kalangan. Untuk mensosialisasikan komunitasnya, AHY rajin mengikuti lomba lari nasional. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang bergabung dengan komunitas Garuda Finisher. Bagi AHY, tidak ada salahnya kalau kita menjadikan lari sebagai hobi. Selain sehat, juga murah meriah. Apa yang dilakukan AHY untuk membuktikan bahwa anak muda tidak harus bergaya dengan se30
The Rising Star
suatu yang ingin dilihat ‘wah’. Tidak ada dalam kamus AHY bahwa untuk berolah raga saja harus kelihatan mewah. Saat ini, fenomena yang berkembang di kalangan anak muda, yaitu menjadikan olahraga sebagai ajang untuk menunjukkan gaya dan eksistensi. Padahal olahraga bisa menjadi passion hidup yang akan menunjang kesehatan jasmani dan rohani. Itulah kenapa AHY selalu menyosialisasikan pentingnya olahraga, karena seperti pepatah mengatakan ‘di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat’.
31
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
V. Kepemimpinan dimulai dari keluarga AHY dan sang istri tercinta, Annisa Pohan boleh jadi dibilang potret keluarga ideal dan idaman. Bisa juga, relationship goal sesungguhnya ada dalam keluarga kecil ini. AHY menikahi Annisa Larasati Pohan pada Juli 2005. Hingga kini banyak pihak menganggap AHY adalah potret anak muda yang mampu menyinergikan antara tugas dan keluarga. AHY bersama Annisa Pohan dianggap oleh banyak kalangan sebagai role of family, keluarga muda yang ideal yang bahagia. Terbukti, di tengah kesibukannya yang luar biasa semasa berdinas di militer, AHY tetap mampu menjaga keharmonisan keluarga. Siapa tidak mengenal Annisa Pohan yang awalnya ngetop sebagai artis dan presenter. Namun setelah menikah dengan AHY, Annisa mampu mentransformasikan dirinya menjadi seorang istri dan ibu dari anaknya. Di tengah tren perceraian di kalang32
The Rising Star
33
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
an artis, Annisa justru menunjukkan diri sebagai istri dan ibu sejati. Banyak pengorbanan yang telah dilakukan Annisa, di antaranya mundur teratur dari dunia keartisan yang glamour. Dia rela tinggal di barak, ber34
The Rising Star
gaul dengan lingkungan militer untuk menemani suami tercinta. Kecintaan Annisa juga diuji setelah menikah, yaitu ketika AHY ditugaskan ke Lebanon untuk menjadi pasukan perdamaian di daerah yang sedang berkecamuk perang. Padahal pada saat itu AHY-Annisa belum memiliki momongan. Tidak hanya di kalangan anak muda, di militer pun keluarga AHY banyak menjadi contoh. Kesetiaan Annisa dalam menemani AHY menjadi contoh bagi istri-istri prajurit. Ketika AHY bersekolah ke Amerika Serikat, Annisa dengan setia menemani. Semua itu dilakukan dalam rangka mendukung dan menguatkan AHY. Bahkan, untuk menjaga asupan gizi AHY, Annisa rela berkutat di dapur untuk memasak. Kegiatan Annisa memasak di dapur tidak hanya dilakukan saat menemani AHY betugas. Ketika di barak, Annisa juga rajin memasak untuk AHY. Ketika sudah dikaruniai putri cantik Almira Tunggadewi Yudhoyono, Annisa masih rajin memasak untuk keluarganya. Baginya, AHY adalah sosok suami ideal. Begitupun di mata AHY, Annisa adalah istri idaman setiap laki-laki. Selain cantik, Annisa juga pengertian. AHY sering menyampaikan rasa syukurnya karena didampingi istri sebaik Annisa. 35
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Atas support dan doa Annisa, AHY mengaku mampu melewati semua tantangan dan marabahaya dalam setiap tugasnya. Dukungan Annisa juga yang menguatkan AHY, sehingga mau maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta, meninggalkan dunia militer yang telah banyak memberikan kenangan dan prestasi. Sebelum akhirnya memantapkan hati melalui shalat istikharoh, AHY juga banyak mendapatkan masukan Annisa atas sikapnya menerima pinangan empat partai politik (Demokrat, PKB, PPP dan PAN) untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2017. Lagi-lagi Annisa menunjukkan kecintaannya sebagai seorang istri, ketika AHY mengikuti berbagai tahapan dan kegiatan menjelang Pilgub DKI Jakarta. Dari mulai deklarasi sampai tes kesehatan, Annisa selalu setia menemani AHY. Dalam sebuah kesempatan, AHY mengatakan nikmat yang paling disyukuri dalam hidupnya saat ini adalah memiliki istri yang baik dan anak yang saleha. Baginya, keluarga adalah nomor satu. Kalaupun dia diberikan amanat untuk menjadi pemimpin, baik di militer, politik dan bidang kehidupan lainnya, semuanya berkat dukungan keluarga, khususnya istri dan anak.
36
The Rising Star
VI. Cerita dari Darwin: Ketika Panggilan itu Datang Dalam hingar bingar jelang pesta demokrasi di DKI Jakarta, banyak muncul tokoh yang menghiasi konstelasi pilkada. Di tengah rakyat Jakarta yang merindukan sosok pemimpin tegas namun teduh, jujur namun santun, koalisi empat partai (Demokrat, PKB, PPP dan PAN) memunculkan nama AHY sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Pada saat penggodogan nama-nama cagub, AHY sedang berada di Darwin, Australia, memimpin pasukannya mengikuti joint training dengan angkatan darat Negeri Kanguru tersebut. Situasi ini jelas membuktikan bahwa bukan AHY yang menyodorkan diri untuk dicalonkan dalam Pilkada DKI. Munculnya nama AHY murni karena permintaan masyarakat yang disaring oleh koalisi Partai Demokrat, PKB, PPP dan PAN. Penunjukkan AHY sebagai cagub dari Koalisi Cikeas mengejutkan semua pihak. 37
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
38
The Rising Star
AHY yang sedang moncer di militer dengan berbagai prestasinya selama berkiprah, usia yang terbilang masih muda (38 tahun) dan pangkatnya yang baru menyandang melati satu (Mayor). AHY sendiri pun mengaku terkejut meskipun AHY sadar bahwa ia harus mengakhiri karier militernya ketika memutuskan menerima pinangan Koalisi Cikeas untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Saat diberitahu mengenai keputusan koalisi partai yang sedang rapat di Cikeas, AHY hanya memiliki waktu sangat singkat untuk menjawab. Untuk meyakinkan jawabannya, AHY langsung menelepon istrinya untuk berkonsultasi. Selain Annisa Pohan, istrinya. AHY juga bertanya kepada sang anak, Almira Tunggadewi Yudhoyono. Meskipun masih kecil, dukungan Almira diakui memberikan kekuatan tersendiri buat AHY. Setelah berdiskusi dengan istri, anak dan keluarganya, AHY kemudian melakukan shalat istikharoh sebagai langkah terakhir sebelum memberikan jawaban kepada Koalisi Cikeas. Pada akhirnya, AHY memantapkan hati menerima tawaran untuk menjadi Cagub, berpasagan dengan Sylviana Murni untuk bertarung dengan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan juga Anies Baswedan. 39
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
AHY menegaskan bahwa keputusan maju sebagai cagub DKI Jakarta bukan berdasarkan ambisi politik semata. AHY meyakinkan pada khalayak bahwa dirinya maju bukan juga karena ingin melanjutkan, serta melanggengkan dinasti SBY yang berkecimpung di dunia politik. Semua keputusan, diakuinya, sudah melalui serangkaain pertimbangan yang matang. Tidak serta merta, tidak ujug-ujug, dan tidak menggunakan aji mumpung. Pada akhirnya AHY meyakini bahwa keputusannya itu benar. Pengalamannya di bidang militer, leadership yang selama ini diembannya, menjadi modal berharga selain berbagai prestasi yang diraihnya untuk mengarungi kerasnya persaingan menunju kursi DKI-1.
40
The Rising Star
VII. Saatnya Pemuda Tampil ke Depan Sejarah menunjukkan kepada kita bagaimana Jenderal Sudirman menghabiskan masa mudanya untuk memimpin pasukan. Beliau sejak muda telah mendapat gelar jenderal dan berada di barisan terdepan revolusi kemerdekaan. Hal yang sama dilakukan oleh Presiden Pertama RI, yang masih sangat muda saat memimpin PNI, dan kemudian menjadi presiden. Di luar negeri, tren pemimpin muda juga sudah ada sejak lama dan masih aktual sampai sekarang. 41
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Seperti PM Kanada yang memenangkan pemilu pada usia sangat muda. Di bidang militer, banyak contoh politisi dunia yang mengakhiri kedinasan militer pada usia muda justru meraih puncak karier di politik. Sebut saja John F Kennedy, John McCain, Vladimir Putin, dan masih banyak lagi. Semuanya berhenti dari dinas militer saat muda, dan melanjutkan pengabdian di politik sampai menjadi pemimpin negaranya masing-masing. AHY dikenal sebagai sosok yang memopulerkan istilah ‘Generasi Muda yang Ceria’. Maksud dari istilah yang disampaikan AHY adalah anak muda harus berperan aktif dalam mengubah peradaban dunia, menjadi tatanan dunia yang lebih baik. Caranya tidak harus serius. Dengan gayanya sendiri, anak muda bisa memberikan sentuhan perubahan. Bagi AHY, anak muda harus menjadi agen perubahan. 42
The Rising Star
Untuk itu anak muda harus bisa mandiri dan bekerja keras, sehingga tidak mudah dipengaruhi atau disetir oleh pihak lain yang tidak menginginkan adanya perubahan. Sebagai bagian dari peran aktif anak muda dalam melakukan perubahan, AHY muncul sebagai sosok yang siap bertarung dan memberikan sentuhan berbeda. Tidak bermaksud sombong, apalagi meremehkan para pengikut generasi tua, namun semangat anak muda yang dibawa AHY adalah semangat perubahan yang nyata. AHY adalah metamorfosis anak muda yang menekankan pentingnya melihat peluang dan tantangan. Dua dasar itulah yang selama ini dipelajari AHY di kemiliteran. AHY juga menekankan pentingnya berpikir out of the box untuk menyikapi peluang dan tantangan. Karena kalau anak muda berpikir biasa-biasa saja dan tidak mau keluar dari zona nyaman yang ada saat ini, tidak akan menghasilkan perubahan apaapa. Anak-anak muda yang kreatif, menurutnya, akan memberikan dimensi lain dalam memanfaatkan setiap tantangan menjadi peluang dan menjadikan peluang sebagai tantangan. Seperti sudah dicontohkan di atas, banyak pemimpin dunia yang berhasil mengubah keadaan menjadi lebih baik, meskipun usia mereka masih muda. Menurutnya, 43
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
tidak perlu takut dianggap belum berpengalaman karena usia muda. Karena sebenarnya, pengalaman itu tidak memandang usia. Keberhasilan juga bukan monopoli orang-orang yang sudah tua. Justru keberhasilan harus dimulai dari anakanak muda. K a r e n a orang-orang tua tinggal menikmati hasilnya saja.
44
The Rising Star
VIII. #JakartaUntukRakyat Apa yang akan dilakukan AHY untuk warga Jakarta? Banyak dan kompleks. Namun beberapa prioritas ini yang dibutuhkan para Jakartans—sebutan penduduk Jakarta. Pertama, Jakarta membutuhkan tidak sekadar pembangunan fisik, namun yang lebih penting adalah pembangunan manusia. Dalam hal ini contoh kepemimpinan yang tegas, jujur dan santun sangat diharapkan oleh warga. Kedua, rakyat Jakarta perlu mendapatkan manfaat dari semua pembangunan yang dilakukan. Bukan sebaliknya, hanya menjadi penonton pembangunan, bahkan menjadi korban. Inilah harapan warga Jakarta untuk AHY. Ketiga, rakyat Jakarta menginginkan tata kelola pemerintahan yang berbasis konstitusi dan aturan, karena hanya dengan taat pada konstitusi maka kemakmuran akan digapai. Tak ada ceritanya manajemen menabrak konstitusi akan sukses. Kalaupun 45
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
46
The Rising Star
sepintas kelihatan “cepat” dan “lugas”, itu hanya persepsi yang dibangun pihak tertentu untuk kepentingan kelompok. Pada akhirnya semua bangunan kebijakan yang tidak bertumpu pada konstitusi akan rapuh dan runtuh oleh mis manajemen, ketidakadilan, hingga penolakan warga. AHY memiliki visi yang luas untuk Jakarta sampai dengan 2022 mendatang. Pertama yang ingin diwujudkan AHY adalah Jakarta menjadi semakin maju, aman, adil dan sejahtera. Tentu tidak mudah mencapai visi itu. Namun AHY sudah memiliki stra-
47
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
tegi untuk menjadikan Jakarta yang maju, aman, adil dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya. AHY ingin menjadikan Jakarta sebagai kota yang beradab. #JakartaUntukRakyat tidak hanya sekadar menjadi semangat, namun juga diimplementasikan dalam bentuk langkah nyata dalam pembangunan infrastruktur dan pembangunan peradaban. Membangun peradaban sama pentingnya dengan pembangunan fisik, karena terkait dengan moral dan mentalitas masyarakat dan seluruh elemen yang ada di Jakarta. Sebagaimana diketahui bahwa tantangan abad ke-21 ada di depan mata. Kemajuan teknologi dan globalisasi tidak akan bisa dipisahkan dari masyarakat Jakarta. Namun AHY yakin mampu menjadikan tantangan abad ke-21 ini sebagai sebuah peluang. Selain pembangunan, isu utama di Jakarta adalah soal kesenjangan sosial. Dengan sistem pemerintahan yang tertib dan transparan, serta terbebas dari penyimpangan hukum, AHY meyakini bisa mengurangi kesejangan sosial yang terjadi. Tentu saja ini menjadi tugas yang tidak mudah, dan juga tantangan yang besar untuk AHY dan Sylviana Murni. Namun dalam hati kecil, AHY yakin bahwa Jakarta yang lebih baik akan bisa diwujudkan bersama. 48
The Rising Star
49
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
50
The Rising Star
PROFIL AGUS HARIMURTI YUDHOYONO Nama
: Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc., MPA., M.A Lahir : Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1978 Istri : Annisa Larasati Pohan Anak : Almira Tunggadewi Yudhoyono Orang Tua : Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono Pendidikan : Sekolah dasar di Bandung hingga Amerika Serikat SMP Negeri 5 Bandung SMA Taruna Nusantara Akademi Militer Magelang Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan Kursus Combat Intel · Master of Science in Strategic Studies Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Techno logical University · Master Public Administration Harvard University · Sekolah Lanjutan Perwira di Fort Benning, Amerika Serikat · · · · ·
51
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
52
The Rising Star
• Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat AS, Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat • Master of Arts in Leadership and Management George Herbert Walker School, Webster University Penghargaan: · Medali Garuda Trisakti Tarunatama · Pedang Tri Sakti Wiratama dan medali Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik akmil. · Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun · Satya Lencana Dharma Nusa · Satya Lencana Santi Dharma · Medali PBB · Medali Penghargaan dari pemerintah dan Angkatan Bersenjata Lebanon · Medali Kepeloporan · Medali penghargaan Distinguished Honor Graduate dari Angkatan Darat Amerika Serikat dan Commandant’s List of the Maneuver Captain Career Course dari the US Army Maneuver Center · Excellence dan The Order of Saint Maurice dari the US National Infantry Association. • Satya Lencana Wira Siaga 53
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
• Satya Lencana Wira Karya • Nanyang Outstanding Young Alumni Award • Honorary member 707th Special Mission Battalion South Korea Riwayat Jabatan: • Pama Pussenif (2000) • Pama Kostrad (2001) • Pama Divif 1 Kostrad (2002) • Danton III/C Yonif Linud 305/Tengkorak (2002) • Danton II/C Yonif Linud 305/Tengkorak (2003) • Pasi 2/Ops Yonif Linud 305/Tengkorak (2004) • Dankipan C Yonif Linud 305/Tengkorak (2005) • Pasiops Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A (2006) • Ps. Kasi Amerika Kemhan RI (2008) • Kasi 2/Ops Brigif Linud 17/Kujang I Kostrad (2011) • Kasubbag Kerja sama Dalam Negeri Universitas Pertahanan (2014) • Danyonif Mekanis 203/Arya Kemuning (2015) Instruktur dan Pembicara pada Seminar: • Pembicara pada kegiatan UN Day tahun 2008 dan International Peacekeeper Day tahun 2011; 54
The Rising Star
• Pembicara pada ASEAN Regional Forum Heads of Defense Universities / Colleges / Institutions Meeting (ARF-HDUCIM) tahun 2011; • Pembicara pada The International Conference on Futurology pada tahun 2011 dan 2012; • Instruktur di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI sejak tahun 2007 hingga sekarang; • Pembicara di forum Karang Taruna se-Indonesia; pembicara pada kegiatan pembekalan kepemimpinan Paskibraka Nasional 2012; • Pembicara mewakili Generasi Muda TNI di Akademi Militer kepada para Taruna Akademi TNI, Akpol, Mahasiswa DIY/Jateng dan Siswa SMA Taruna Nusantara Magelang dalam rangka Kegiatan Taruna Integratif pada bulan September 2012. • Pembicara pada Forum Diskusi Kebangsaan yang diselenggarakan oleh HIPMI pada bulan Oktober 2012; • Pembicara pada Forum Dialog dengan anggota Resimen Mahasiswa Mulawarman di ITB pada bulan Oktober 2012; • Pembicara pembekalan kepemimpinan wirausaha muda kreatif; • Pembicara Forum Akademis Persatuan Pelajar Indonesia UK, 2012; 55
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
56
The Rising Star
• Pembicara di Forum International Conference on Global Terrorism di Universitas Katolik Parahyang an pada bulan Januari 2013, • Pembicara dalam Dialog Mata Najwa di Universitas Sumatera Utara pada bulan April 2013; • Pembicara dalam Indonesian Young Leaders Forum yang diselenggarakan oleh HIPMI pada bulan April 2013; • Pembicara dalam sesi Pemuda pada Indonesian Youth Conference yang diselenggarakan oleh IYC dan Sinergi Muda pada bulan Juli 2013; • Pengisi kuliah tamu tentang Tantangan Keamanan dan Pertahanan di Universitas Pertahanan pada bulan Juli 2013 • Pembicara dalam Talkshow “Reach Higher” dengan topik Indonesia 2045 dalam rangka orientasi mahasiswa baru di Universitas Pelita Harapan, Karawaci pada bulan Agustus 2013; • Pembicara dalam pembekalan “Kepemimpinan Militer” pada Program Pendidikan Kepemimpin an Bank Indonesia Tingkat Menengah (PKBI-1) Gelombang 1 Tahun 2013 pada bulan Agustus 2013; • Pembicara pada Indonesia and Korea: 40 years of friendship; 57
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
• Pembicara dalam diskusi Indonesian Defense Institute (IDI) dan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA) di St. Petersburg, Rusia pada bulan September 2013; • Pengisi kuliah tamu pada Diklat Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) Angkatan XXXVII dengan topik “Kepemimpinan Pemuda dalam Penyelesaian Konflik” pada bulan September 2013; • Pembicara dalam pembekalan PSP3 yang diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan topik “Pemuda (sarjana) dan Tantangan Pertahanan dan Keamanan Nasional” pada bulan September 2013; • Pembicara pada Country Briefing Know Your World: Indonesia, tahun 2014 di AS; • Pembicara pada acara Hipmi Jabar tahun 2015; • Pembicara pada acara pembekalan kepemimpinan mahasiswa program beasiswa LPDP, 2015; • Pembicara pada civic education di SMA 70, 2015 • Pembicara pada civic education di SMA Lab School, 2015; • Pembicara pada civic education di UI, 2016
58
The Rising Star
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
SELALU
1
Yang Pertama 59
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
60
Selalu Yang Pertama
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
SELALU YANG PERTAMA "Saya siap di mana saja yang penting melayani masyarakat" Ungkapan sederhana itu mewakili niat mulia Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H.,M.Si ikut maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Sylviana Murni diberi kepercayaan untuk mendampingi Cagub Agus Harimurti Yudhoyono dalam Pilgub DKI Jakarta yang diusung Partai Demokrat, PAN, PKB dan PPP. Tokoh perempuan yang lahir dan besar di Betawi ini diyakini memberikan nuansa baru dalam perpolitikan di DKI Jakarta. Mengapa demikian? ini karena tokoh perempuan masuk dalam bursa calon gubernur 2017 dan tercatat sebagai sejarah di ibukota. 61
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
Mpok Sylvi, begitu sapaan akrabnya, tentu akan mewakili dan mengakomodasi peran perempuan dalam pembangunan ibu kota. Jakarta yang dikenal sebagai ‹ibu› kotanya negara, tentu rindu sentuhan seorang ibu. Sylviana diyakini mampu memberikan ruang itu saat mendampingi Agus membangun ibu kota. Sepak terjangnya lebih dari tiga dekade tanpa catatan buram di pemerintahan, khususnya di Provinsi DKI Jakarta, menjadi garansi terciptanya birokrasi yang bersih dan profesional. Karakternya yang tak pernah bosan terjun ke lapangan, menjadi sosok pemimpin yang tentu dirindukan. Kehadiran Sylviana Murni dalam kontestasi Pilgub DKI pun bukan tanpa membawa pesan dari masyarakat Betawi. Mpok Sylvi seolah hadir membuktikan bahwa orang Betawi, khususnya kaum hawa, tak melulu harus mengurus dapur, tak terpelajar, nggak berbudaye, bahkan dikesankan primitif di tengah perkembangan kota. Siapa yang mengira, Wanita cantik ini pernah menjadi None Jakarta pada tahun 1981. Ia juga pernah menulis buku tentang budaya betawi dengan judul “Nuju Bulanin ala Betawi (2011) dan Pernak Pernik Abang & None (2011). Siapakah Sylviana Murni? alangkah baiknya jika kita mengenal lebih jauh Profesor perempuan Betawi pertama dari UHAMKA ini. 62
Selalu Yang Pertama
I. Mengenal Demokrasi Sejak Kecil Sylviana Murni lahir di Jakarta, 11 Oktober 1958 (kini 58 tahun). Merupakan tokoh wanita Betawi yang cukup dikenal karena pengabdiannya yang tak pernah surut untuk masyarakat ibu kota. Dalam diri Sylviana Murni, ada takdir mengalir darah Betawi asli. Mpok Sylvi merupakan puteri ketiga dari sepuluh bersaudara pasangan H Dani Moerdjani (alm), anggota TNI berpangkat Kolonel asal Rawa Bunga--dulu dikenal dengan daerah Rawa Bangke. Sementara sang ibu, Hj Nimah (almh), perempuan cantik yang lahir dari tanah Cikini. Sylviana menjalani kehidupan sehari-hari sebagaimana anak-anak seusianya. Namun sejak kecil, Sylviana dididik dalam disiplin militer yang cukup ketat untuk anak-anak seusianya. Sang ayah, seorang perwira TNI yang dikenal tegas, menempatkan disiplin sebagai ramuan khusus untuk menempa 63
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
64
Selalu Yang Pertama
anak-anaknya menjadi pribadi berkualitas. Ini yang juga menjadikan Sylvi, meski terkesan anggun dan lembut—hingga menjadi None Jakarta pada 1981, tetap hadir sebagai perempuan yang tegas. Citra itu yang bahkan hingga menjadikannya banyak dipercaya menempati pos-pos strategis di lingkungan pemerintah provinsi Jakarta dari masa ke masa. Bahkan, boleh jadi ketegasannya membuat Sylvi, pernah dipercayakan menjadi Pelaksana Tugas Kepala Satpol PP DKI Jakarta—posisi yang masih langka dipegang seorang perempuan dan tercatat sebagai perempuan pertama di pos ini. Penunjukan itu dilakukan Joko Widodo—saat masih menjadi Gubernur DKI. Perempuan cantik itu pun sukses memimpin pasukan Satpol PP DKI Jakarta yang saat itu berjumah 6.000 personel. Kendati demikian, ada sisi lain yang Sylviana petik dalam didikan militer sang ayah. Wajah militer di keluarga tak menjadikan kehidupan Sylvi kecil tak memahami makna demokrasi. Sylviana mengaku ayahnya tegas, namun tidak keras seperti stereotipe militer yang banyak dipahami masyarakat sipil dan awam. Keluarga, diakui Sylvi menjadi tempat pertama mantan Deputi Gubernur bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta itu belajar demokrasi. 65
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
«Di rumah kami dulu ada meja makan besar. Seluruh keluarga berkumpul di «meja demokrasi», berdiskusi dan bahkan dapat mendebat kebijakan ayah atau ibu,» ungkap Sylviana dalam satu kesempatan. Setelah lulus dari SMP 44 Jakarta dan SMA 12 Jakarta, Sylviana melanjutkan studinya di S1 Fakultas Hukum Universitas Jayabaya, Jakarta; S2 di Manajemen Kependudukan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI); dan meraih gelar doktor di Manajemen Pendidikan Fakultas Kependidikan Universitas Jakarta. Satu hal, berkat kegigihannya, program S3 yang dijalaninya berpredikat cumlaude dengan IPK 3,98--hanya dijalani Sylviana selama 1 tahun 8 bulan. Berorganisasi, berkumpul dan berserikat, kemudian menjadi hobi Sylviana Murni yang menjadikannya perempuan yang aktif di berbagai organisasi. Sejak kecil Sylvi telah dikenal sebagai sosok yang aktif bergaul dan aktif berorganisasi. Ada jiwa kepemimpinan yang sudah tertanam sejak kecil. Ia sudah berulang kali menduduki jabatan yang tinggi semasa sekolah dan ketika menimba pendidikan di perguruan tinggi. Ia sudah pernah menjadi sekretaris OSIS SMAN 12 Jakarta, kemudian pernah penduduki jabatan sebagai Sekretaris Senat Mahasiswa 66
Selalu Yang Pertama
Fakultas Hukum Universitas Jayabaya 1977-1979, lalu pernah juga Kabid Ekstern Kohati HMI Cabang Jakarta, Ketua Peranan Wanita Iwarda Jakarta 1990, Ketua Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia DKI Jakarta 2006, dan masih sangat banyak lagi. Bekal kedisiplinan tentang hidup dan pelajaran agama yang didapat Sylvi mengawal kepribadian Sylvi dikenal baik di lingkungan organisasi dan masyarakat hingga kini. Bekal itu pula yang mempengaruhi perkembangan diri sekaligus dalam pergaulan sehari-harinya. Sylviana mengakui, sejak kuliah, ia tak ragu terjun menjadi aktivis kampus. Pascakuliah, Sylvi pun terus melanjutkan aktivitas di berbagai organisasi, baik organisasi budaya seperti organisasi kebetawian, organisasi wanita maupun organisasi sosial, seperti penanggulangan narkoba dan sebagainya. Sylvi mengakui, dunia organisasi menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupannya.
67
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
68
Selalu Yang Pertama
69
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
II. Pengabdian untuk Dunia Pendidikan Berpenampilan modis, enerjik, dan memiliki kepakaran melebihi siapapun tentang pendidikan sekaligus tata kelola pemerintahan. Di samping profesionalismenya sebagai seorang birokrat, Sylviana tak pernah mengabsenkan perannya dalam dunia pendidikan Indonesia. Mpok Sylvi merupakan Guru Besar bidang Manajemen Pendidikan. Gelar profesor tersebut ia raih dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka. Sang Guru Besar setidaknya masih tercatat menjadi pengajar di tujuh universitas di Indonesia. Sylviana juga masih meluangkan waktu menjadi dosen-dosen Tamu di berbagai Universitas di Indonesia. Dalam pemahaman Mpok Sylvi, berbagi ilmu merupakan kewajiban seorang manusia dalam mengawal peradaban. Kepakarannya di dunia pendidikan dilirik pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Membuat Sylviana 70
Selalu Yang Pertama
diamanahkan menjadi Kepala Dinas Pendidikan Dasar Provinsi DKl Jakarta pada Tahun 2004–2008. Di posisi itu, ilmu dan segala teori yang pahami dapat dieksekusi dalam berbagai kebijakan yang pro-terhadap kemajuan pendidikan Indonesia, khususnya di ibu kota. Dia dikenal sebagai salah satu pejabat dalam gerbong pendukung sekolah gratis. Mpok Sylvi juga memperjuangkan beberapa kebijakan terobosan, termasuk sekolah gratis bagi pendidikan dasar melalui optimalisasi program bantuan operasional sekolah (BOS). Pada masa-masa awal kepemimpinannya di Dinas Pendidikan Provinsi DKI, sejak 19 Oktober 2004, ia langsung dihadapkan dengan kasus tukar guling SMP Negeri 56 Jakarta. Kasus ini mampu diselesaikannya dengan damai, melalui pendekatan dari hati ke hati. Selain itu, ia juga sukses meluncurkan program pendidikan gratis khususnya program Biaya Operasional Pendidikan (BOP), rehabilitasi sekolah rusak, meningkatkan tingkat kelulusan, mencegah kebocoran dan sebagainya. Sylvi menduduki jabatannya dengan prinsip dasar: dengan pendidikan, seseorang memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidup. Sylviana memiliki komitmen amat luar biasa untuk memajukan dunia pendidikan di Ibu kota. Pe71
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
rempuan berhijab itu berpedoman, hanya dengan pendidikan seseorang memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidup. Untuk itu ia berjuang mewujudkan program pendidikan yang memerdekakan. Bahkan, ia bertekad menjadikan pendidikan dasar DKI Jakarta sebagai barometer pendidikan Nasional. Sejumlah strategi dan kebijakan pun diputuskan Sylvi bersama jajarannya. Antara lain sekolah gratis bagi pendidikan dasar, peningkatan kesejahteraan guru, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan sarana dan prasarana, perbaikan sistem, prosedur, manajerial, sumber daya manusia, kunjungan ke sekolah serta pakta integritas pejabat eselon III dan eselon IV. Untuk membuat sekolah gratis bagi SD dan SMP, Sylvi mengatakan bahwa pemerintah perlu menggulirkan program BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang dananya bersumber dari APBN dan BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) yang diambil dari APBD DKI Jakarta. Pada 2006, dana BOS dari APBN yang disalurkan sebesar Rp 332 miliar, sedangkan dana BOP yang dikucurkan sebesar 698 miliar. Total siswa yang berhak menerima dana tersebut kala itu yaitu sebanyak Rp 127 ribu dari 2.500 siswa di Jakarta. Sementara siswa SMP Negeri mendapat jatah Rp 127.500, 72
Selalu Yang Pertama
dengan rincian dari BOS Rp 27.500,- dan dari BOP Rp 100.000,-. Penyaluran BOS dan BOP dilakukan melalui Bank DKI dengan mekanisme langsung dikirim ke rekening setiap sekolah. Tak hanya itu, saat Dinas Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya, secara nasional angka kelulusan pendidikan dasar di DKI Jakarta berada pada posisi teratas. Data dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Departemen Pendidikan Nasional, kelulusan siswa SMP di Jakarta pada tahun 2006 mencapai 99,84 persen. Angka kelulusan ini jauh lebih bagus dari pada tahun 2004/2005 yang angka kelulusannya hanya mencapai 96,93 persen. Secara internal, Sylviana Murni, juga termasuk pemimpin yang sukses mendongkrak kesejahteraan guru di DKI Jakarta, tunjangan guru yang awalnya dari Rp 700 ribu menjadi Rp 2,5 juta per bulan. Pada tahun 2003, tunjangan guru hanya Rp 700 ribu dan secara bertahap sejak Sylviana menjadi Kepala Dinas Pendidikan Dasar, gaji guru terus naik. Tahun 2004 Rp 1 juta, Tahun 2005 Rp1,5 juta, Tahun 2006 Rp 2 juta dan Tahun 2007 menjadi Rp 2,5 juta. Sylviana Murni, dengan segala pengabiannya untuk pendidikan dan masyarakat, sudah diakui berbagai kalangan di Provinsi DKI. Perjalanan kariernya 73
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
bahkan sempat dibukukan dengan judul “Pendidikan yang Memerdekakan” yang diluncurkan pada tahun 2008. Buku setebal 251 halaman itu ditulis oleh Saiful Anam. Di dalamnya menceritakan perjalanan karier Sylviana saat menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Dasar (Diknas) DKI Jakarta hingga menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat kala itu. Dalam buku itu diceritakan, Mpok Sylvi merupakan sosok perempuan yang lincah, gesit, dan enerjik serta memiliki loyalitas yang tinggi terhadap pimpinan.
74
Selalu Yang Pertama
III. WALIKOTA PEREMPUAN PERTAMA Sylviana mengawali karier birokrat sebagai pegawai negeri sipil sebagai staf penatar di Badan Pembinaan Pendidikan dan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) 1985-1987. Kariernya berlanjut menjadi Staf Biro Pembinaan Mental DKI. Seiring perjalanan waktu, ia menduduki bermacam jenis kepala biro. Berbagai kebijakannya nyaris tanpa protes atau meninggalkan kesan buruk. Sejak awal kariernya di dunia birokrasi, Sylvi yang dikenal concern menangani problem kependudukan DKI Jakarta, sukses mencatatkan banyak prestasi. Selama menduduki posisi ini, Sylvi tercatat dan dikenal sebagai pegawai teladan yang hampir tidak cacat dan banyak prestasi di mata negara.
75
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
Sylviana pernah cuti dari PNS karena terpilih sebagai anggota DPRD dari Golkar periode 19971999. Kesempatan itu datang menjelang reformasi 1998. Sejak saat itu ia sempat cuti di luar tanggungan negara. Ketika terbit peraturan pemerintah (PP) yang mengharuskan PNS tidak memihak atau netral dari partai politik, ia memilih kembali menjadi PNS. Akibat keputusan tersebut, sebelum terdaftar lagi sebagai PNS, Sylvi sempat dua bulan menganggur. Sebab, berdasarkan ketentuan yang berlaku, setelah berhenti menjadi anggota dewan tidak bisa langsung kembali ke posisi yang lama di PNS, Sylvi sudah mencapai tingkat Eselon IV saat itu. Satu hal lainnya, Sylviana Murni dikenal sebagai birokrat yang langka dalam hal akademik. Maklum, masih hal yang jarang di antara banyak PNS Pemprov DKI yang bergelar Profesor. Ini yang menjadikan Sylviana Murni juga banyak disibukkan aktif mengajar di sejumlah universitas. Pada 21 April 2008, ia dilantik menjadi Wali Kota Jakarta Pusat oleh Gubernur Fauzi Bowo. Saat menjadi Wali Kota Jakarta Pusat, ia berhasil membuat terobosan dengan Pelayanan Terpadu Malam Hari yang menyediakan 23 layanan bagi masyarakat.
76
Selalu Yang Pertama
Banyak kalangan, termasuk para pejabat yang mengamini penilaian tentang pribadi Sylviana Murni. Sylvi diakui memiliki karakter yang bagus dalam bergaul, terlepas dari komitmen kuatnya dalam dunia pendidikan. Sylviana juga diakui taat berpedoman pada manajerial sebagai kunci keberhasilan organisasi. Tak hanya itu, ia juga punya prinsip 2R yaitu religi dan regulasi. Dia menjadi pejabat tinggi yang menolak format asal terima laporan--Asal Ibu Senang. Sebagai wali kota perempuan pertama di ibu kota Negara, Sylviana Murni menunjukan performa ciamiknya dalam memangku jabatan tertinggi. Siapa yang mengira, dalam kepemimpinannya itu, sejumlah penghargaan disabet pemerintahan administrasi Jakarta Selatan. Dari banyak prestasi yang diukirnya, Pelayanan Terpadu Malam Hari merupakan pelayanan yang mendapat respons luar biasa dan masyarakat. Konsep ini dikembangkan Sylvi dari ide Gubemur Fauzi Bowo yang meminta para wali kota melakukan pelayanan langsung di tengah permukiman masyarakat. "Saya banyak mengunjungi berbagai Negara. Tapi baru di Indonesia (Jakarta) ini saya melihat ada pelayanan malam hari dengan jenis layanan begitu (23 jenis) banyak," komentar Kolonel Thay Boon Kai 77
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
dan Singapura yang melihat langsung pelayanan malam di Kelurahan Kwitang pada 27 Januari 2009. Sedikitnya, tercatat 14 Penghargaan telah diraih oleh Pemkot Jakarta Pusat hanya selama 9 bulan masa kepemimpinan Sylviana, antara lain meraih • Piala Adipura oleh Presiden RI, • MURI untuk Wanita Pertama sebagai Wali Kota di ibu kota negara, • Piala Citra Pelayanan Terpadu Terbaik tk. Nasional (Sudin P2B Jakpus), Pelayanan Terpadu Terbaik Tk. Provinsi (Walikota Jakpus), • Juara 1 Lomba P2WKSS tk. Provinsi untuk Kel. Kramat, • Juara 1 Lomba Sekolah Sehat Tk. Prov. untuk SMPN 40 Jakpus, • Juara 1 Lomba Gugus Tk. Prov DKI untuk SDN 02 Menteng, Juara 2 untuk Gerakan sayang Ibu Kec Sawah Besar, • Lurah Berprestasi Terbaik Tk. Provinsi untuk Lurah Kenari, • Camat Berprestasi Terbaik Tk. Provinsi untuk Camat Menteng, 78
Selalu Yang Pertama
• Pelayanan Terbaik Tk. Provinsi (untuk Sudin Kependudukan & Catatan Sipil Jakpus), dan tentunya masih banyak penghargaan lainnya di tingkat Provinsi. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menjabat pemimpin tertinggi Negara kala itu pun mengakui keunggulan Sylviani dalam mengelola pemerintahan. Kerja keras Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat ternyata tidak sia-sia. Pelayanan satu pintu yang dikemas dalam pelayanan prima, mampu meraih penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima (CPP) dari pemerintahan pusat. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara. Penghargaan ini melengkapi penghargaan sebelumnya, saat Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat juga mendapatkan penghargaan Program Bangun Praja atau dikenal dengan piala Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Pengangkatan Syliviana sebagai Wali Kota Jakarta Pusat itu bukan tanpa hambatan dan tantangan. Banyak yang menganggap meski telah ‘lulus’ dengan predikat baik di tiap-tiap pos pemerintahan, bukan berarti Sylviana dianggap akan mudah begitu saja menjadi orang nomor satu di Jakarta Pusat. 79
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
Meski telah diakui kinerjanya memang bagus baik ketika dipercaya menjabat sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil maupun sebagai Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta, segala tes dan ujian bagi Sylvi bukan berarti luput. Gubernur Fauzi Bowo tetap merasa perlu menegaskan sikap hati·hati Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelum mengambil keputusan menciptakan Sylvi sebagai wali kota. Kehati·hatian itu antara lain pengangkatannya dilakukan melalui proses uji kelayakan oleh DPRD setelah melalui proses internal yang dilakukan oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Hal ini tercermin dengan jelas melalui kata sambutan yang disampaikan Fauzi Bowo sesaat setelah melantik Sylvi pada 1 April 2008. "Pengangkatan dan pelantikan Saudari Sylviala Murni, dilakukan dengan hati-hati, setelah melalui observasi mendalam terhadap rekam jejak disertai pertimbangan-pertimbangan objeklif. Proses tersebut meyakinkan saya jika Saudari Sylvi memiliki kapasitas untuk mengemban amanah kepercayaan sebagai Walikota Jakarta Pusat," kata Gubernur Fauzi Bowo ketika itu.
80
Selalu Yang Pertama
Bahkan, Sutiyoso, Gubernur yang digantikan Fauzi saat itu, ikut menggaransi dengan menyebut Sylvi sebagai kader terbaik di antara ratusan atau bahkan ribuan PNS yang bekerja di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Dia (Sylvi) perempuan yang cerdas sekaligus kader terbaik. Dia pantas jadi Wali Kota," komentar Sutiyoso. 81
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
IV. SYLVI DI MATA MEREKA Bagaimanapun juga, Sylvi layak dinobatkan sebagai birokrat ulung yang lama berkarier di lingkungan pemerintahan DKI Jakarta. Jabatan terakhir yang diamanahkan kepadanya adalah Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta pada tahun 2015 sampai 2016. Sebelumnya, Sylviani dalam uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, telah sukses menjadi Wali Kota Jakarta Pusat periode 2008-2010, Plt Wali Kota Jakarta Barat pada 2013, dengan segala prestasi yang diukirnya. Kepiawaian Sylviana dalam mengelola pemerintahan bahkan diakui oleh Sandiaga Uno, yang kini menjadi kompetitornya di Pilgub 2017. Sandiaga Uno mengakui bahwa Mpok Sylvi dapat memberi angin segar bagi ibu kota. Sylviana diyakini akan menjadi motor pendorong Agus Harimurti Yudhoyono dalam menggerakan roda pemerintahan di DKI. Pasalnya, Sylviana 82
Selalu Yang Pertama
Foto: cdn.sindonews.com
lebih kaya pengalaman dalam bidang birokrasi. Sementara pengalaman dan jam terbang Agus yang tinggi dengan karier militernya juga akan menjadi pelengkap bagi Sylviana. Intinya pasangan ini akan saling melengkapi.
83
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
"Dia orang yang berpengalaman. Dia mewakili kesetaraan gender. Dia adalah profesional tulen. Beberapa kali bertemu dengan warga, nama dia juga muncul. Dia pernah menjadi Kepala Satpol PP, yang biasa dijabat oleh kaum laki-laki itu menurut saya sesuatu sekali, wow sekali," kata Sandiaga. (Detikcom, 2016). “Bu Sylvi adalah birokrat tangguh, yang sekaligus guru besar di enam kampus. Selain seorang akademisi dan aktivis organisasi” Ketua Umum PPP, Romahurmuzy "Sylviana akan melengkapi Agus yang belum pernah terjun di dunia politik dan birokrasi.," Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan. “Agus melambangkan generasi muda yang tangguh dan wajah baru. Sementara Sylviana merupakan sosok wanita karier yang berpengalaman. Kombinasi keduanya memberikan harapan," Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar “Semua juga tertarik (sama Sylviana), cantik, pintar, profesor,” Basuki Tjahaja Purnama.
84
Selalu Yang Pertama
V. KEMBALI KE BALAI KOTA Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni ,SH,M.Si sukses menembus puncak karier birokrasi saat dilantik sebagai Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata. Posisi tersebut merupakan posisi terakhirnya sebelum memutuskan pamit dan ikut serta menemani Agus Harimurti Yudhoyono dalam Pilgub DKI, Februari 2017 mendatang. Sebagai ring satu Gubernur, Deputi cantik ini tentu berat meninggalkan pekerjaannya, terlebih kantor yang telah dihuninya selama berpuluh-puluh tahun, balai kota DKI Jakarta. Sylviana memang kerap ikut berada di bariasan depan saat berhadapan dengan anggota DPRD mengawal arah dan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dan akhirnya, setelah mantap mendapat restu dari Partai Demokrat, PAN, PKB, dan PPP untuk menjadi Cawagub Agus Harimurti, Mpok Sylvi pun pamit dalam kea-
85
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
daan baik dengan pimpinannya di pemerintah Provinsi, Basuki Tjahaja Purnama. Sylviana Murni menemui Ahok untuk meminta izin menjadi calon wakil gubernur dalam pemilihan kepala daerah 2017. Sylviana mengatakan permohonan izin itu ia lakukan sebagai bentuk rasa hormatnya kepada Ahok selaku gubernur. Sylviana mengatakan, ketika meminta izin, Ahok sedang baik suasana hatinya. Ahok pun berpesan kepada Sylviana bahwa jabatan adalah amanah Tuhan, sehingga harus diemban dengan sepenuh hati. Sifat Tawadhu mpok Sylvi, tak cuma mengakui Ahok sebagai pimpinannya, Sylviana pun mengakui Ahok termasuk salah satu gurunya dalam hal pemerintahan. Dan akhirnya, tujuh gubernur Jakarta berganti dan Sylviana mengaku belajar dari semuanya, termasuk Ahok. Sylviana menyatakan siap melepas jabatannya, termasuk status PNS-nya. Dalam pemahaman di Sylviana, yang terpenting saat ini adalah memberikan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat, di mana pun berada, termasuk di Jakarta. Namun boleh jadi, pamit Sylviana Murni insya Allah hanya untuk sementara. Berbekal dukungan 4 partai, yaitu Demokrat, PKB, PPP dan PAN, pasan86
Selalu Yang Pertama
gan Agus Harimurti-Sylviana Murni menjadi salah satu penantang terbaik petahana Ahok-Djarot. Sejumlah survei melansir pasangan ini akan menjadi pesaing kuat calon petahana. Sosok Agus Harimurti dinilai lebih prospektif dan fresh jika dibandingkan bakal pasangan calon lainnya. Agus-Sylvi dipandang sebagai komposisi yang berkualitas. Dan kapabilitas keduanya sangat ideal untuk memimpin Jakarta. Kombinasi seorang militer yang meraih Adhi Makayasa, lulusan terbaik di angkatannya, dan dipadu birokrat yang berpengalaman. Hanya tunggu persoalan waktu, Mpok Sylvi akan kembali ke Balai Kota dengan amanah dan tanggung jawab yang lebih besar. Insya Allah. ----oooooOOOOooooo---Data dan informasi dari berbagai sumber
87
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
Foto: www.jurnalasia.com
88
Selalu Yang Pertama
BIODATA SYLVIANA MURNI Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, S.H., M.Si. Lahir : Jakarta, 11 Oktober 1958 (58 tahun) Agama : Islam Ayah : Kol (Purn) Drs. HD Moerdjani Ibu : Hj. Ni'mah Suami : H. Gde Sardjana, Dipl. Ing, SE, MM Anak : Shandy Aditya , Monica Andalusia Pendidikan: • S3 Manajemen Pendidikan Fakultas Kependidikan Universitas Negeri Jakarta • S2 Manajemen Kependudukan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia • S1 Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Jayabaya • SMA Negeri 12 Jakarta • SMP Negeri 44 Jakarta • SD Baluel Jakarta Timur Karier: • Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta (2015-2016)
89
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
• Plt Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pemprov DKI Jakarta (2013-2014) • Asisten Pemerintahan Pemprov DKI Jakarta (2013) • Plt Walikota Jakarta Barat (2013) • Walikota Jakarta Pusat (2008-2010) • Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI (2004-2008) • Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (DKCS) DKI (2001-2004) • Kepala Biro Bina Sosial DKI (1999-2001) • Anggota DPRD DKI Jakarta (1997-1999) • Kepala Bagian Kebudayaan Biro Bintal DKI (19951997) • Kepala Sub Bagian Seni Budaya Biro Bintal DKI (1991-1995) • Kepala Sub Bagian Pendidikan Luar Sekolah Biro Bintal DKI (1989-1991) • Staf Biro Pembinaan Mental (Bintal) DKI (19871989) • Staf Penatar BP-7 DKI (1985-1987) Organisasi: • Anggota Dewan Penasihat Pengurus Daerah Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI) Jakarta (2005-2010) • Ketua Pengurus Daerah Olahraga Squash DKI Jakarta (2006-2010) 90
Selalu Yang Pertama
• Ketua Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia DKI Jakarta (2006-2010) • Koordinator Pendidikan Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Indonesia • Wakil Ketua III Pengda PMI DKI (2001-2006) • Ketua II Bidang Hubungan Kerja sama Antar Lembaga Bamus Betawi 2001-2005 • Ketua Peranan Wanita Iwarda Jakarta (1990) • Sekretaris Umum Persatuan Wanita Betawi (PWB) (1988-1993) • Sekretaris Bamus Betawi 1988-2001 • Sekretaris Generasi Muda Kosgoro DKI (19871992) • Kabid Organisasi Himpunan Wanita Karya Jakarta Timur (1983-1984) • Waka Kohati PB HMI (1981) • Kabid Ekstern Kohati HMI Cabang Jakarta (1978) • Sekretaris Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jayabaya (1977-1979) • Sekretaris OSIS SMA Negeri 12 Jakarta • Sekretaris Karang Taruna Kelurahan Pisangan Timur
91
Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni S.H., M.Si.
92