LAPORAN DELEGASI DPR RI KE SIDANG THE 26TH MEETING OF EXECUTIVE COMMITTEE PARLIAMENTARY UNION OF OIC MEMBER STATES ANKARA – REPUBLIC OF TURKEY 20 NOVEMBER 2011
PENDAHULUAN Pada tanggal 20 November 2011 Delegasi DPR RI telah menghadiri the 26th Session of the Executive Committee of the Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) di Ankara, Republic of Turkey. Delegasi DPR adalah Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA, Ketua BKSAP yang menjabat anggota Executive Committee PUIC. Pertemuan Executive Committee tersebut diikuti oleh seluruh anggota Executive Committee dari Algeria, Burkina Faso, Kamerun, Indonesia, Iran, Saudi Arabia, Turki, Uganda kecuali Mesir, yang sampai saat ini belum terbentuk parlemennya. Executive Committee PUIC adalah sidang yang hanya dihadiri oleh anggota yang mewakili dari Grup Asia, Africa dan Arab. Indonesia bersama dengan Turki dan Iran adalah wakil dari Asia. Ketua Executive Committee adalah dari tuan rumah penyelenggara sidang terbatas ini. Sidang ini memutuskan agenda dan isu seperti permintaan menjadi anggota atau menangguhkan keanggotaan, mempelajari permintaan menjadi observer, menyusun agenda sidang Council dan Conference, dan memonitor kegiatan Sekretariat PUIC dalam hal pelaksanaan resolusi, keputusan dan rekomendasi PUIC (Pasal 15 Statuta PUIC).
AGENDA SIDANG THE 26TH EXCOM MEETING 1. Report of the PUIC Secretary General 2. Consideration of PUIC name : in view of the changing name of the OIC, the name of the Union shall be “Parliamentary Union of the Organization of the Islamic Cooperation of Member States” 3. Request of observer status at the PUIC by the Moro National Liberation Front (Moro National Liberation Front is an observer at the OIC since 1977) 4. Updating the draft agenda of the 6th Meeting of the Standing Specialized Committees 5. Updating the Draft Agenda of the 14th session of the PUIC General Committee 6. Updating the Draft Agenda of the 7th Session of the PUIC Conference
MISI DELEGASI
Sosialisasi penyelenggaraan the 7th Conference of PUIC and its related meetings di Palembang, 24 – 31 January 2012; Memasukkan kepentingan Indonesia untuk memasukkan agenda item tambahan mengenai pekerja migrant dan perlindungan minoritas Muslim di Negara Eropa; Mendukung MNLF untuk menjadi observer PUIC; Memberikan kontribusi dalam agenda SC lainnya .
JALANNYA PERSIDANGAN 2
Opening Session Sidang dibuka dengan memberikan acknowledgement kepada Ketua Parlemen Uganda, Mrs Rebecca Kadaga, yang hadir di Sidang Excom tersebut. Selanjutnya Sidang diawali dengan sambutan Wakil Ketua Parlemen Turki, Mr. Mehmet Saglam, yang menekankan pentingnya kerjasama PUIC dan OKI untuk berperan lebih aktif dalam perkembangan krisis di Timur Tengah baru-baru ini. Sidang kemudian dilanjutkan dipimpin oleh Mr. Emrullah Isler, Anggota Parlemen dari Turki. Pembahasan Agenda 1. Report of the PUIC Secretary General Anggota Excom mendengarkan laporan Sekjen PUIC mengenai berbagai kegiatan PUIC termasuk partisipasi di berbagai forum internasional dan regional, statement yang dikeluarkan oleh PUIC SG, masalah keorganisasian, kegiatan media, dan keuangan. Delegasi Indonesia menyampaikan intervensi mengenai poin resolusi hasil Extraordinary Meeting di Damascus, Syria, tahun 2010 mengenai Kunjungan para Ketua Parlemen PUIC ke jalur Gaza, Palestina, yang belum dilaksanakan, sehingga harus dimuat di Report, sebagai prioritas yang harus diperhatikan oleh PUIC. Masukan lain delegasi Indonesia adalah mengenai ketidakakuratan PUIC dalam penyebutan nama Ketua DPR dalam Report PUIC dan perbaikan mengenai posisi Indonesia mengenai pencalonan President IPU yang mendukung Ketua Parlemen Maroko, Mr. Abdelwahad Radi. 2. Consideration of PUIC name : in view of the changing name of the OIC, the name of the Union shall be “Parliamentary Union of the Organization of the Islamic Cooperation of Member States” Sidang menyetujui perubahan nama tersebut, dan untuk diinformasikan untuk diadopsi secara formal oleh Conference, sebagai sidang tertinggi PUIC, di Palembang nanti. Delegasi Indonesia menyatakan bahwa walaupun perubahan nama ini sesuatu yang tidak bisa dihindari karena perubahan nama di organisasi induk yaitu OKI, yang tadinya Organisasi Konperensi Islam kemudian menjadi Organisasi Kerjasama Islam, namun perubahan kata dari Conference menjadi Cooperation harus dimaknai oleh PUIC sebagai dorongan untuk melakukan hal-hal yang nyata dan konkrit (actions). Mengingat OKI seiiring dengan perubahan nama, juga merubah logo, maka Sekjen PUIC melontarkan pertanyaan apakah PUIC perlu membahas perubahan logo PUIC. Namun ide ini tidak mendapat tanggapan dari peserta sidang yang
3
menanggap bahwa logo PUIC merepresentasikan tujuan PUIC.
dengan
Mesjid
Al-Aqsa
telah
dapat
3. Request of observer status at the PUIC by the Moro National Liberation Front (MNLF) (Moro National Liberation Front is an observer at the OIC since 1977) Melalui perdebatan yang cukup alot mengenai apakah MNLF adalah sebuah organisasi sehingga bisa diterima di PUIC sebagai observer, ataukan hanya sebuah gerakan, mengingat hal ini tidak diatur dalam Statuta PUIC. Sidang akhirnya menyetujui untuk merekomendasikan untuk menerima MNLF sebagai observer di PUIC mengingat MNLF sudah diterima menjadi observer di PUIC. Usulan ini juga telah menimbulkan pemikiran mengenai perbaikan/amandemen Statuta khususnya mengenai status observer dan siapa saja yang bisa meminta posisi tersebut. Sebagai catatan Indonesia mendukung penuh masuknya MNLF sebagai observer di PUIC mengingat Indonesia juga telah berperan aktif pada proses perundingan tripartite antara MNLF, pemerintah Filipina dan OKI. 4. Updating the draft agenda of the 6th Meeting of the Standing Specialized Committees Berbagai proposal dan amandemen dari delegasi sudah diakomodasi dalam agenda ini. Usulan Indonesia untuk memasukkan item mengenai Establishing legal framework for the protection of the rights of migrant workers dan PUIC supports in the fields of democracy, economy and education to Muslim population in European countries diterima untuk dibahas di Standing Specialized Committees. 5. Updating the Draft Agenda of the 14th session of the PUIC General Committee Berbagai proposal dan amandemen dari delegasi sudah diakomodasi dalam agenda ini. Usulan Indonesia mengenai Enlargement of PUIC Membership telah diterima. Usulan ini adalah bagian dari misi Indonesia sebagai current PUIC President untuk merangkul semua parlemen dari Negara yang mempunyai komunitas Muslim untuk menjadi observer di PUIC, agar PUIC menjadi organisasi yang inklusif. 6. Updating the Draft Agenda of the 7th Session of the PUIC Conference Pada agenda ini, usulan Indonesia mengenai tema umum untuk Konperensi yaitu The Need of Stronger PUIC for Promoting Democracy, Common Prosperity, Justice
4
and World Peace masih akan dibahas dalam Executive Committee PUIC ke 27 di Palembang tanggal 24 – 25 January 2012.
CATATAN/REKOMENDASI 1. Secara umum, sidang Executive Committee PUIC ke 26 telah berjalan dengan lancar, walaupun waktu pembahasan dipersingkat sehingga rancangan agenda Confrence dan sidang terkaitnya tidak dibahas secara rinci dan detail. Namun demikian, pokok-pokok utama untuk dibahas dalam Sidang PUIC di Palembang telah dapat diselesaikan dengan baik; 2. Delegasi DPR pada Sidang PUIC Executive Committee ini telah memberi kontribusi dan berperan aktif; 3. Dalam agenda Conference beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah item mengenai kesiapan Suriah menjadi tuan rumah sidang the 8th Conference of PUIC, mengingat kondisi dari Negara ini yang telah menangguhkan penyelenggaraan sidang internasional lain yang menjadi kewajibannya. Hal lain adalah usulan Turki akan mencalonkan kembali incumbent Secretary General, Prof Dr Mahmud Erol Kilic, menjadi Secretary General PUIC untuk term yang kedua. Indonesia tentunya dapat menyetujui pengusulan ini dengan beberapa catatan perbaikan misalnya penguatan dukungan Sekretariat dibidang kajian dan informasi; 4. Isu lain yang tampaknya akan menjadi perdebatan hangat di Palembang mengenai perkembangan the Arab Spring; sehingga Delegasi DPR RI untuk menyiapkan posisi dan masukan Indonesia untuk isu ini; 5. Dengan selesainya Extraordinary Conference di Ankara, Turki ini, Agenda Konferensi ke-7 PUIC dimana Indonesia menjadi Presiden yang akan berlangsung di Indonesia, pada 25-31 Januari 2012, Delegasi DPR ke Sidang the 7th Conference of PUIC harus segera menyiapkan draft resolusi dari item-item yang dianggap penting untuk diinfokan ke parlemen anggota PUIC lain melalui sekretariat PUIC untuk dibahas sebagai base document di SIdang PUIC di Palembang, Januari 2012.
5
6. Tantangan
Indonesia
dalam
Sidang
PUIC
di
Palembang
adalah:
mengupayakan kehadiran dan partisipasi aktif dari parlemen-parlemen anggota PUIC dalam sidang conference di Indonesia pada tahun 2012, dan memasukkan kepentingan Indonesia di hasil-hasil sidang. 7. Semoga hasil-hasil pelaksanaan tugas diatas dapat diterima dengan baik dan bermanfaat.
Jakarta,
November 2011
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI
Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA Anggota Executive Committee PUIC
6