Karakteristik Keuangan Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Perbedaan Laba Komersial dan Laba Fiskal (Book-Tax Differences) Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011 Afrian Jowan Pangarso Putro Departement of Accounting, Faculty of Economics, Universitas of Indonesia, Depok, Indonesia, 16424 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini menguji apakah karakteristik keuangan perusahaan yang diwakili oleh kualitas laba, profitabilitas, ukuran perusahaan, level likuiditas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap book-tax differences. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di tahun 2010 dan 2011. Sampel perusahaan tahun 2010 adalah 168 perusahaan, sementara pada tahun 2011 sejumlah 169 perusahaan. Sementara penghitungan book-tax differences diproksikan pada pajak tangguhan yang merupakan indikator adanya beda waktu dalam rekonsiliasi fiskal. Penelitian menggunakan metode regresi berganda sesuai penelitian Sodan (2012). Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan negatif dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap book-tax differences. Sementara itu, kualitas laba, level likuiditas dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap book-tax differences.
Finance Characteristics of Corporate and Its Effect on Book-Tax Differences of Listed Companies in Indonesia Stock Exchange Year 2010-2011 Abstract This research is a kind of test research hypotheses to be tested whether the financial characteristics of the companies represented by earnings quality, profitability, firm size, liquidity levels and sales growth affects the outcome of book-tax differences. The study was conducted using secondary data to companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010 and 2011. Sample firms are 168 firms in 2010, while in 2011 some 169 companies. While the calculation of book-tax differences focused on the deferred tax is the indicator of the timing differences in fiscal reconciliation. The research using linier regression methods used by Sodan (2012). Results of the research indicating that the profitability have significantly negative effect on book-tax differences and firm size have significantly positive effect on book-tax differences. Meanwhile, the quality of earnings, liquidity levels and sales growth does not significantly influence the book-tax differences. Keyword : Earnings Quality, Profitability, Company Size, Liquidity Level, Sales Growth, Book-Tax Differences
Pendahuluan Manajemen laba dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas laba dan BTD dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya praktik tersebut seperti penelitian yang dilakukan oleh Tang (2006) dan Frank et al. (2006). Seperti yang dikemukakan Hanlon (2005) bahwa perusahaan yang mempunyai nilai book-tax differences yang besar mempunyai laba yang kurang persisten (tetap) dibanding perusahaan yang mempunyai nilai book-tax differences yang kecil.
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
Cho, Wong and Wong (2006) menghubungkan pengaruh book-tax differences terhadap koreksi pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Inland Revenue di Selandia Baru. Hasilnya adanya korelasi positif antara book-tax differences terhadap koreksi pemeriksaan yang dilakukan oleh Inland Revenue. Semakin besar book-tax differences maka koreksi pemeriksaan yang dihasilkan akan semakin besar. Penelitian ini meneruskan penelitian Mills (1998) yang dilakukan di Amerika Serikat dengan hasil yang serupa. Penelitian serupa yang terbaru dilakukan oleh Windarti (2013) yang melakukan pengujian korelasi antara book-tax differences terhadap koreksi pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Empat Direktorat Jenderal Pajak, dengan didapat kesimpulan bahwa book-tax differences berpengaruh signifikan dan negatif terhadap koreksi pemeriksaan pajak Pengaruh book-tax differences terhadap koreksi pemeriksaan inilah yang menjadi awal ketertarikan penulis untuk menguji hubungan antara karakter keuangan perusahaan dengan book-tax differences, sehingga dapat menjadi starting point untuk pemeriksa pajak dalam menentukan prioritas pemeriksaan pajak. Penelitian ini disusun untuk mencari karakter keuangan apa berpengaruh terhadap adanya perbedaan laba menurut akuntansi dan laba menurut pajak (book-tax differences) serta menguji perbedaannya sebagai indikator yang mempengaruhi ada atau tidaknya manajemen laba dalam rangka berusaha mengurangi kewajiban pajak yang harus dibayar. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkirakan faktor-faktor lain yang dapat menjelaskan variasi yang terdapat pada book-tax differences (BTD). Menurut Sodan (2012), karakteristik keuangan perusahaan yang mempengaruhi variasi book-tax differences (BTD) adalah kualitas laba, profitabilitas, ukuran perusahaan, level likuiditas dan pertumbuhan penjualan. Penelitian Sodan (2012) dilakukan terhadap perusahaan yang terdaftar di Zagreb Stock Exchange (ZSE) di Kroasia, sehingga dapat diuji terhadap perusahaan yang terdaftar pada Indonesia Stock Exchange (IDX). Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh kualitas laba, profitabilitas, ukuran perusahaan, level likuiditas, dan pertumbuhan penjualan terhadap book-tax differences. Tinjauan Teoritis Kualitas Laba (EQ) Kualitas laba (EQ) diukur dengan menghitung rasio dari arus kas operasi dengan laba operasi ditambah penyusutan. Dengan demikian, kualitas laba yang tinggi ataupun rendah akan tercermin ke dalam arus kas operasi. Nilai yang rendah dalam rasio ini mengindikasikan
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
adanya proporsi yang besar untuk akuntansi akrual sehingga memperlihatkan kualitas laba yang rendah. Mills dan Newberry (2001) melakukan penelitian serupa dengan sampel perusahaan manufaktur besar di periode 1981-1996 dan melaporkan bahwa perusahaan dengan insentif manajemen laba memiliki book-tax differences lebih besar. Profitabilitas (ROA) Profitabilitas diukur dengan menggunakan indicator return on total asset (ROA) yaitu rasio dari laba sebelum pajak dengan jumlah total asset. ROA memberikan gambaran tentang bagaimana manajemen yang efisien menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Dihitung dengan membagi laba tahunan perusahaan dengan total aset, ROA ditampilkan sebagai persentase. Kadang-kadang ini disebut sebagai "laba atas investasi". Asumsinya semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan, maka motivasi untuk mengurangi laba pada laporan untuk keperluan pengurangan pajak semakin besar. Artinya, akan ada perbedaan yang cukup besar antara laba menurut pajak dengan laba menurut akuntansi (book-tax differences). Sodan (2012) membuktikan dalam kesimpulan penelitiannya bahwa ROA yang besar mempengaruhi besarnya book-tax differences. Ukuran perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan (SIZE) dilihat dari logaritma natural dari total aset. Asumsi yang diambil adalah perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil akan merasa berat untuk memenuhi kewajiban perpajakan. Hal ini akan membuat book-tax differences menjadi besar. Watts dan Zimmerman (1990) memprediksi bahwa perusahaan yang tergolong kecil akan lebih senang melakukan kebijakan akuntansi yang lebih agresif untuk memperbesar laba yang dilaporkan dalam akuntansi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengurangi beban pajak, yang sebenarnya berdampak pada pendapatan untuk keperluan perpajakan menjadi lebih kecil dari pendapatan menurut akuntansi. Likuiditas (CFOR) Likuiditas (CFOR) diukur dengan menggunakan cash flow liquidity ratio (CFOR). Rasio ini dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan hutang lancar. Apabila perusahaan memiliki rasio yang rendah, maka dapat dikatakan perusahaan memiliki potensi untuk menghadapi masalah likuiditas. Hal ini bisa jadi menjadi pemicu untuk melakukan manajemen laba. Sebaliknya, apabila ternyata rasio ini tinggi, maka penyebab yang mungkin adalah besarnya arus kas operasi. Padahal arus kas operasi yang besar memberikan gambaran
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
bahwa laba operasi juga besar. Laba yang besar akan memicu terjadinya manajemen laba untuk menurunkan pajak penghasilan yang akan dibayar. Dengan demikian besar atau kecilnya likuiditas perusahaan dapat berpengaruh terhadap book-tax differences. Sodan (2012) membuktikan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap book-tax differences. Pertumbuhan Penjualan (SALES_D) Pertumbuhan penjualan (SALES_D) adalah persentase perubahan penjualan tahun sekarang dengan penjualan tahun sebelumnya. Asumsinya, apabila perusahaan memiliki pertumbuhan yang tinggi, maka akan berusaha untuk melakukan pengurangan pajak yang akan dibayar. Hal ini menyebabkan book-tax differences bernilai besar. Pertumbuhan penjualan adalah salah satu indikator dari pertumbuhan perusahaan. Pajak Penghasilan Badan Mengacu pada Mardiasmo (2003), apabila dilihat dari penggolongannya Pajak Penghasilan termasuk pajak langsung, yaitu pajak yang dikenakan secara periodik yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak boleh dilimpahkan kepada orang lain. Bila dilihat dari sifatnya, PPh adalah pajak subjektif, yaitu pajak yang dikenakan berdasarkan pada subjek, dengan memperhatikan keadaaan diri Wajib Pajak. Jika digolongkan menurut lembaga pemungut, maka PPh dikategorikan sebagai pajak pusat, karena dipungut oleh pemerintah pusat serta digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Badan. Atau dalam istilah akuntansi adalah entitas atau perusahaan. Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, Pasal 17 ayat (1) huruf b disebutkan bahwa tarif pajak untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Kemudian dalam ayat (2) dan (2a) disebutkan mulai tahun 2010 tarif berubah menjadi 25% (dua puluh lima persen). PSAK 46 (revisi 2010) paragraf 4 menjelaskan definisi istilah perpajakan sebagai berikut : 1. Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas. 2. Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
3. Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang (dilunasi). 4. Beban pajak (penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu periode. 5. Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode.
Gambar 1 Grafik Jumlah Penerimaan Pajak dari PPh Badan Sumber : Diolah dari website Direktorat Jenderal Pajak, www.pajak.go.id
Dari Gambar 1 diketahui bahwa selama tahun 2009 sampai dengan 2010, penerimaan dari sektor PPh Badan memiliki nilai yang besar. Selama 3 tahun sumbangsih PPh Badan terhadap penerimaan pajak berkisar antara empat ratus triliun rupiah sampai dengan enam ratus triliun rupiah. Besarnya porsi penerimaan pajak dari PPh Badan memberikan gambaran bahwa perusahaan sebagai Wajib Pajak Badan adalah potensi penerimaan pajak yang dapat diandalkan.
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
Gambar 2 Grafik Persentase Penerimaan PPh Badan Dibanding Penerimaan Pajak Keseluruhan Sumber : Diolah dari website Direktorat Jenderal Pajak, www.pajak.go.id
Dari Gambar 1 dapat dilihat penerimaan pajak dari PPh Badan cukup besar dan setiap tahun menunjukkan tren meningkat. Demikian pula pada Gambar 2, persentase penerimaan dari PPh Baadn dibanding penerimaan dari pajak secara keseluruhan cukup besar, antara 65% sampai dengan 70%. Hal ini menunjukkan sumbangsih PPh Badan yang begitu besar dalam penerimaan pajak dalam negeri. Laba Komersial Laba komersial dihitung berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Laba komersial menggunakan prinsip matching cost against revenue yaitu penandingan antara penghasilan dengan biaya–biaya terkait. Dengan demikian dalam akuntansi diakui bahwa seluruh pengeluaran/beban perusahaan sepanjang memang harus dikeluarkan oleh perusahaan maka akan diakui sebagai biaya/beban. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Bab Pendahuluan Paragraf 70 (a) “Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.“ Penghasilan meliputi pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan dihasilkan melalui aktivitas perusahaan seperti penjualan barang, penghasilan dari jasa, bunga, dividen, royalti, dan lain-lain. Keuntungan berasal dari pos lain
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
selain aktivitas perusahaan, yang memenuhi definisi penghasilan misalnya keuntungan pengalihan aktiva. Sedangkan definisi biaya menurut Standar Akuntansi Keuangan Bab Pendahuluan Paragraf 70 (b) “Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.” Laba Fiskal Laba fiskal dalam Undang-undang disebut penghasilan kena pajak. Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Penghasilan menurut pasal 4 Undang-undang No 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2008 penghasilan merupakan “ setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. “ Sedangkan definisi biaya tidak didefinisikan secara spesifik dalam peraturan perundang-undangan
akan
tetapi
disatukan
dalam
pengertian
pengurangan
yang
diperkenankan dari penghasilan bruto dalam rangka menghitung Penghasilan Kena Pajak diatur dalam pasal 6 Undang-undang No 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2008. Perbedaan Laba Komersial dan Laba Fiskal (Book-Tax Differences) Perbedaan antara standar akuntansi dengan ketentuan pajak menyebabkan perusahaan umumnya untuk menyusun dua macam laporan laba rugi pada setiap akhir periode, laporan laba rugi komersial dan laporan laba rugi fiskal. Laporan laba rugi komersial merupakan pelaporan laba yang dibuat berdasarkan standar akuntansi keuangan dan menghasilkan laba bersih sebelum pajak (laba komersial), sedangkan laporan laba rugi fiskal dibuat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak (laba fiskal).
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
Peraturan pajak yang berlaku di Indonesia mengharuskan laporan laba rugi fiskal dihitung berdasarkan metode akuntansi yang digunakan perusahaan dalam menghitung laba komersial, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan ganda untuk dua tujuan pelaporan laba tersebut. Untuk menentukan besarnya laba rugi fiskal, perusahaan melakukan rekonsiliasi fiskal. Rekonsiliasi fiskal merupakan penyesuaian antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal melalui perbedaan permanen dan perbedaan temporer atau koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif (Zain,2007). Menurut Zain (2007) perbedaan utama antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal disebabkan oleh perbedaan tujuan serta dasar hukumnya. Walaupun dalam beberapa hal terdapat kesamaan antara akuntansi pajak yang mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan akuntansi keuangan yang mengacu kepada standar akuntansi keuangan, namun tidak seluruhnya harus diubah karena perbedaan terdapat pada laporan laba rugi perusahaan. Sementara laporan posisi keuangan tidak banyak terdapat perbedaan. Koreksi fiskal dapat berupa koreksi positif maupun koreksi negatif. Koreksi positif apabila jumlah penghasilan yang menjadi dasar penghitungan pajak menjadi bertambah setelah adanya koreksi. Dapat terjadi karena berkurangnya beban atau bertambahnya pernghasilan. Sebaliknya, koreksi negatif terjadai karena naiknya beban dan turunnya penghasilan, sehingga penghasilan yang menjadi dasar penghitungan pajak menurun. Perbedaan kedua dasar penyusunan laporan keuangan tersebut mengakibatkan perbedaan penghitungan laba (rugi) suatu entitas yang pada akhirnya akan menimbulkan jumlah laba yang berbeda antara laba akuntansi dengan laba fiskal atau yang dikenal dengan istilah book-tax differences. Book-tax differences merupakan perbedaan jumlah laba yang dihitung berdasarkan akuntansi dengan laba yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan. Book-tax differences terdiri atas perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Pajak Kini (Current Taxes) Pajak kini adalah beban pajak penghasilan perusahan yang dihitung berdasarkan tarif pajak penghasilan dikalikan dengan laba fiskal, yaitu laba akuntansi yang telah dikoreksi agar sesuai dengan ketentuan perpajakan atau jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak. Jumlah pajak ini harus dihitung sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif pajak, kemudian dibayar sendiri dan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
Koreksi fiskal dilakukan karena adanya perbedaan perlakuan atas pendapatan maupun biaya yang berbeda antara standar akuntansi dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Untuk kepentingan internal dan kepentingan lain wajib pajak dapat menggunakan standar akuntansi yang berlaku umum, sedangkan untuk perhitungan dan pembayaran pajak harus berdasarkan peraturan perpajakan. Mekanisme ini bertujuan untuk menghindari adanya penghindaran pajak melalui pemanfaatan standar akuntansi keuangan, karena tujuan perpajakan adalah kepentingan penerimaan negara. Pajak Tangguhan (Deferred Taxes) Pajak tangguhan adalah pajak yang kewajibannya ditunda sampai waktu yang ditentukan atau diperbolehkan. Pada dasarnya antara akuntansi pajak dan akuntansi keuangan memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran dan pengakuan penghasilan dan biaya. Namun ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tidak sekadar instrumen pentransfer sumber daya (fungsi budgeter) namun seringkali pula digunakan untuk tujuan mempengaruhi perilaku Wajib Pajak untuk investasi, kesejahteraan dan sebagainya (fungsi mengatur) yang kadang merupakan alasan untuk membenarkan penyimpangan dari standar akuntansi keuangan. 1. Aset Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan timbul apabila beda waktu yang menyebabkan terjadinya koreksi positif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih kecil daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan. Aset pajak tangguhan adalah jumlah Pajak Penghasilan terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian. 2. Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban pajak tangguhan timbul karena adanya perbedaan waktu yang menyebabkan terjadinya koreksi negatif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih besar daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan. Kewajiban pajak tangguhan adalah jumlah Pajak Penghasilan terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. 3. Pengakuan Pajak Tangguhan Pengakuan kewajiban pajak tangguhan didasarkan pada fakta adanya kemungkinan pelunasan kewajiban yang mengakibatkan pembayaran pajak untuk periode mendatang menjadi lebih besar atau lebih kecil sebagai akibat pelunasan kewajiban pajak. Perbedaan
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
periode pengakuan pendapatan maupun beban atara standar akuntansi keuangan dan peraturan perpajakan memberikan kemungkinan yang besar terjadi perbedaan nilai beban pajak menurut akuntansi maupun pajak. Metode Penelitian Sasaran penelitian ini adalah perusahaan publik yang aktif selama tahun 2010 dan 2011 serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari populasi tersebut, di klasifikasikan berdasarkan kriteria yang diinginkan. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan membatasi sampel yang dipilih berdasarkan tipe tertentu sehingga didapatkan hasil yang diinginkan (Uma Sekaran, 2010). Pemilihan sampel ini dilakukan karena tidak semua perusahaan yang dapat dijadikan sampel, memiliki informasi yang dibutuhkan untuk operasionalisasi variabel. Kriteria yang dipakai pada penelitian ini adalah : 1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2011. 2. Menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun 2010-2011. 3. Bukan merupakan bank dan lembaga keuangan karena memiliki struktur aset yang berbeda. 4. Arus kas dari operasi bernilai positif. 5. Tidak mengalami kerugian di tahun 2010 dan 2011. 6. Tidak memiliki foreign deferred tax expense. 7. Memiliki penjualan di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah). Total sampel yang diperoleh adalah 337 perusahaan di tahun 2010 dan 2011. Jumlah perusahaan tahun 2010 adalah 168 perusahaan dan tahun 2011 berjumlah 169 perusahaan. Perusahaan yang sama dimungkinkan masuk di tahun 2010 dan 2011 sepanjang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan antara kualitas laba (earning quality), profitabilitas, ukuran perusahaan (size), likuiditas dan pertumbuhan perusahaan terhadap perbedaan laba komersial dan laba fiskal (book-tax differences). Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi yang digunakan dalam penelitian oleh Sodan (2012) yang telah disesuaikan dengan kondisi sampel yang didapatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun model penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: BTDi = β0 + β1*SIZEi + β2*SALES_Di + β3*ROAi + β4*EQi
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
+ β5*CFORi + εi BTDi
(3.1)
= book-tax difference beda waktu, pajak tangguhan (deferred taxes) dalam negeri bersih dibagi dengan tarif pajak dan dibagi dengan rata-rata total aset.
SIZEi
= ukuran perusahaan, dihitung dengan mencari logaritma natural dari total aset perusahaan i pada tahun sesuai sampel yang diperlukan.
SALES_Di
= pertumbuhan penjualan, didefinisikan sebagai persentase perubahan penjualan perusahaan i di tahun t dibandingkan dengan tahun t-1 untuk setiap perusahaan i.
ROAi
= profitability ratio, yakni return on total assets sebagai indikator efisiensi penggunaan aset untuk menghasilkan laba dalam setiap perusahaan i. = earnings quality ratio, dihitung dengan cara membagi arus kas
EQi
operasi dengan laba operasi yang telah lebih dulu dikurangi beban penyusutan perusahaan i. CFORi
= cash flow liquidity ratio, dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan kewajiban lancar untuk setiap perusahan i. Penelitian ini termasuk penelitian deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis
melalui validitas teori atau pengujian aplikasi kepada teori tertentu. Ruang lingkup penelitian ini hanya membatasi pembahasannya pada menguji apakah karakter keuangan perusahaan yang berupa kualitas laba (earning quality), profitabilitas, ukuran perusahaan (size), likuiditas dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap perbedaan laba komersial dan laba fiskal (book-tax differences). Tabel 1 Definisi Operasional Variabel dan Arah Hipotesis No
Variabel
Pengertian
Arah
Perhitungan
Pengaruh 1
Kualitas Laba
Rasio yang
(-)
Arus Kas Operasi /
(EQ)
menunjukkan proporsi
(Laba Operasi +
akuntansi akrual dalam
Beban
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
laba yang
Penyusutan)
menyebabkan tinggi atau rendahnya kualitas laba. 2
Profitabilitas
Rasio yang
(-)
Laba Sebelum
(ROA)
menunjukkan
Pajak / Rata-rata
kemampuan perusahaan
Total Aset
menghasilkan laba dengan menggunakan aset yang ada. 3
Ukuran
Logaritma natural total
Perusahaan
aset yang dapat
(SIZE)
mengklasifikasikan
(+)
Logaritma Natural dari Total Aset
besar kecilnya perusahaan. 4
Level Likuiditas Rasio likuiditas arus (CFOR)
( + )/( - )
kas untuk melihat
Arus Kas Operasi / Utang Lancar
kemampuan arus kas operasi untuk membayar utang lancar. 5
Pertumbuhan
Pertumbuhan penjualan
(+)
Penjualan Tahun t
Penjualan
sebagai salah satu cara
– Penjualan Tahun
(SALES_D)
mengukur pertumbuhan
t-1 / Penjualan
perusahaan.
Tahun t-1
Sumber : telah diolah kembali
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis Tabel 2 Hasil Analisis Determinasi Model Summary
Model
R
1
.291
b
Adjusted R
Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
.085
.070
.09089621
a
a. Predictors: (Constant), SALES_D, SIZE, ROA, @EQ, CFOR b. Dependent Variable: BTD
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Tabel 3 Hasil Uji F ANOVA Model 1
b
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
.237
5
.047
5.733
.000
Residual
2.553
309
.008
Total
2.790
314
a. Predictors: (Constant), SALES_D, SIZE, ROA, @EQ, CFOR b. Dependent Variable: BTD
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Tabel 4 Uji T Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-.326
.073
@EQ
.002
.005
ROA
-.118
SIZE
Coefficients Beta
t
Sig.
-4.474
.000
.021
.372
.710
.047
-.164
-2.482
.014
.016
.003
.263
4.764
.000
CFOR
.009
.010
.061
.921
.358
SALES_D
-.005
.023
-.012
-.212
.832
a. Dependent Variable: BTD
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
a
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi dinyatakan dengan R2 dan Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi berada diantara 0 dan 1. Jika mendekati 0 maka kemampuan model lemah, sebaliknya bila mendekati 1 maka kemampuan model menerangkan variabel independen kuat. Dalam Tabel 2 nilai R2 adalah 0,085 dan adjusted R2 memiliki nilai 0,070. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (EQ, ROA, SIZE, CFOR dan SALES_D) terhadap variabel dependen (BTD) sebesar 8,5%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (EQ, ROA, SIZE, CFOR dan SALES_D) mampu menjelaskan sebesar 8,5% variasi variabel dependen (BTD). Sedangkan sisanya sebesar 91,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Uji Pengaruh Simultan (F test) Dalam Tabel 3, F sebesar 5,733 adalah F hitung. Sementara F tabel didapat dari F Tabel Statistik, untuk df regression 5 dan df residual 309, maka F tabel adalah 2,24. Karena F hitung > F tabel (5,733 > 2,24), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara EQ, ROA, SIZE, CFOR dan SALES_D secara bersama-sama terhadap terhadap BTD. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa EQ, ROA, SIZE, CFOR dan SALES_D secara bersama-sama berpengaruh terhadap BTD perusahaan. Dalam Tabel 3 di atas, sig F sebesar 0,000 atau lebih dari 0,05 sehingga Ho ditolak, yakni variabel bebas secara serentak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan, sehingga model yang digunakan menurut data yang ada variabel independen (EQ, ROA, SIZE, CFOR dan SALES_D) mempengaruhi variabel dependen (BTD). Uji Parsial (t test) a. Hasil Pengujian Hipotesis EQ Dari tabel hasil uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,372. Sedangkan nilai t tabel dengan α = 5%, dan df = (n – k) = 315 – 6 = 309 adalah 1,646. Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima, artinya secara parsial EQ tidak berpengaruh signifikan terhadap BTD. Hal ini diperkuat dengan nilai significant level sebesar 0,710 lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima.
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
b. Hasil Pengujian Hipotesis ROA Dari tabel hasil uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar -2,482. Sedangkan nilai t tabel dengan α = 5%, dan df = (n – k) = 315 – 6 = 309 adalah 1,646. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak, artinya secara parsial ROA berpengaruh signifikan (negatif) terhadap BTD. Hal ini diperkuat dengan nilai significant level sebesar 0,014 lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak. c. Hasil Pengujian Hipotesis SIZE Dari tabel hasil uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar 4,764. Sedangkan nilai t tabel dengan α = 5%, dan df = (n – k) = 315 – 6 = 309 adalah 1,646. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak, artinya secara parsial SIZE berpengaruh signifikan (positif) terhadap BTD. Hal ini diperkuat dengan nilai significant level sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak. d. Hasil Pengujian Hipotesis CFOR Dari tabel hasil uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,921. Sedangkan nilai t tabel dengan α = 5%, dan df = (n – k) = 315 – 6 = 309 adalah 1,646. Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima, artinya secara parsial CFOR tidak berpengaruh signifikan terhadap BTD. Hal ini diperkuat dengan nilai significant level sebesar 0,358 lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima. e. Hasil Pengujian Hipotesis SALES_D Dari tabel hasil uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar -0,212. Sedangkan nilai t tabel dengan α = 5%, dan df = (n – k) = 315 – 6 = 309 adalah 1,646. Karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima, artinya secara parsial SALES_D tidak berpengaruh signifikan terhadap BTD. Hal ini diperkuat dengan nilai significant level sebesar 0,832 lebih besar dari 0,05 sehingga Ho diterima. Pembahasan Hasil regresi memberikan hasil yang cukup beragam. Nilai adjusted R2 yang hanya 0,070 membuktikan bahwa variabel EQ, ROA, SIZE, CFOR dan SALES_D hanya 7% mempengaruhi BTD. Sisanya dipengaruhi oleh hal lain diluar variabel independen. Hal ini memberikan gambaran sedikitnya tingkat kontribusi pengaruh variabel independen terhadap BTD. Secara keseluruhan, variabel kualitas laba, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas dan pertumbuhan penjualan secara bersama-sama dan simultan mempengaruhi book-tax
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
differences. Meskipun proporsi yang dapat dijelaskan cenderung kecil, dengan angka adjusted R2 7% dari keseluruhan yang mungkin berpengaruh terhadap BTD. Sedangkan untuk variabel independen yang mempengaruhi secara parsial terhadap BTD melalui uji–t diketahui hanya variabel ROA dan SIZE yang berpengaruh signifikan terhadap BTD. Sementara EQ, CFOR dan SALES_D tidak berpengaruh secara signifikan. Namun, dari variabel independen yang diuji pengaruhnya terhadap BTD, variabel EQ, ROA dan SIZE sesuai dengan hipotesis awal. Sementara untuk variabel CFOR dan SALES_D tidak sesuai dengan hipotesis. Kualitas laba (EQ) tidak berpengaruh signifikan terhadap book-tax differences (BTD). Sehingga apabila kualitas laba mengalami kenaikan maka book-tax differences tidak akan berpengaruh. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Linda, et al (2012), membuktikan bahwa yang lebih dipengaruhi oleh kualitas laba adalah konsistensi dari book-tax differences (BTD), bukan BTD itu sendiri. Penelitian ini membuktikan bahwa EQ tidak berpengaruh terhadap book-tax differences (BTD). Besar atau kecilnya rasio kualitas laba tidak mempengaruhi besar kecilnya book-tax differences (BTD). Profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap book-tax differences (BTD). Hal ini sesuai dengan Mills and Newberry (2005) yang pernah meneliti komponen perbedaan dalam BTD dan menyimpulkan bahwa ROA dan BTD berhubungan secara signifikan dengan arah negatif. Perusahaan yang memiliki tingkat probabilitas yang rendah memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengurangi laba karena memiliki laba yang tidak memuaskan. Ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan dan positif terhadap book-tax differences (BTD). Sehingga apabila profitabilitas dan/atau ukuran perusahaan mengalami kenaikan maka book-tax differences akan bertambah. Perusahaaan yang besar akan memiliki sumber daya yang memadai untuk melakukan kebijakan akuntansi yang lebih agresif. Ini terkait pula dengan ruang lingkup perusahaan yang besar dan rumit. Hal ini sesuai dengan penelitian Mills and Newberry (2005) menyatakan bahwa BTD memiliki hubungan yang signifikan positif dengan ukuran perusahaan. Sementara itu, dalam UU PPh diatur mengenai penyusutan aktiva tetap yang berbeda dengan perlakukan akuntansi. Sehingga hal ini memberikan indikasi bahwa semakin besar nilai aset perusahaan, maka semakin besar kemungkinan adanya kontribusi penyusutan aktiva dalam BTD. Level likuiditas (CFOR) tidak berpengaruh signifikan terhadap book-tax differences (BTD). Sehingga apabila level likuiditas mengalami kenaikan maka book-tax differences tidak akan berpengaruh. Hal ini sejalan dengan penelitian Suyanto dan Suparmono (2012) yang
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
membuktikan bahwa BTD tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba untuk mengurangi pajak. Besar atau kecilnya likuiditas perusahaan tidak mempengeruhi perilaku manajemen dalam melakukan upaya manajemen laba untuk mengurangi pajak. Pertumbuhan penjualan (SALES_D) tidak berpengaruh signifikan terhadap book-tax differences (BTD). Sehingga apabila pertumbuhan penjualan mengalami kenaikan maka book-tax differences tidak akan berpengaruh. Petumbuhan penjualan erat kaitannya dengan pertumbuhan perusahaan. Dengan begitu hasil penelitian ini seiring dengan penelitian Theresa (2012) yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan manajemen laba dalam rangka mengurangi pajak. Joos et al (2000) menyimpulkan bahwa book-tax differences mencerminkan adanya manajemen laba. Kesimpulan 1. Kualitas laba (EQ) tidak berpengaruh signifikan terhadap book-tax differences (BTD). Sehingga apabila kualitas laba mengalami kenaikan maka book-tax differences tidak akan berpengaruh. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Linda, et al (2012), membuktikan bahwa yang lebih dipengaruhi oleh kualitas laba adalah konsistensi dari book-tax differences (BTD), bukan BTD itu sendiri. 2. Profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap book-tax differences (BTD). Hal ini sesuai dengan Mills and Newberry (2005) yang pernah meneliti komponen perbedaan dalam BTD dan menyimpulkan bahwa ROA dan BTD berhubungan secara signifikan dengan arah negatif. Perusahaan yang memiliki tingkat probabilitas yang rendah memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengurangi laba karena memiliki laba yang tidak memuaskan. 3. Ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan dan positif terhadap book-tax differences (BTD). Sehingga apabila profitabilitas dan/atau ukuran perusahaan mengalami kenaikan maka book-tax differences akan bertambah. Perusahaan yang besar akan memiliki sumber daya yang memadai untuk melakukan kebijakan akuntansi yang lebih agresif. Ini terkait pula dengan ruang lingkup perusahaan yang besar dan rumit. Hal ini sesuai dengan penelitian Mills and Newberry (2005) menyatakan bahwa BTD memiliki hubungan yang signifikan positif dengan ukuran perusahaan. Sementara itu, dalam UU PPh diatur mengenai penyusutan aktiva tetap yang berbeda dengan perlakukan akuntansi. Sehingga hal ini memberikan indikasi bahwa semakin besar nilai aset perusahaan, maka semakin besar kemungkinan adanya kontribusi penyusutan aktiva dalam BTD.
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
4. Level likuiditas (CFOR) tidak berpengaruh signifikan terhadap book-tax differences (BTD). Sehingga apabila level likuiditas mengalami kenaikan maka book-tax differences tidak akan berpengaruh. Hal ini sejalan dengan penelitian Suyanto dan Suparmono (2012) yang membuktikan bahwa BTD tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba untuk mengurangi pajak. Besar atau kecilnya likuiditas perusahaan tidak mempengeruhi perilaku manajemen dalam melakukan upaya manajemen laba untuk mengurangi pajak. 5. Pertumbuhan penjualan (SALES_D) tidak berpengaruh signifikan terhadap book-tax differences (BTD). Sehingga apabila pertumbuhan penjualan mengalami kenaikan maka book-tax differences tidak akan berpengaruh. Petumbuhan penjualan erat kaitannya dengan pertumbuhan perusahaan. Dengan begitu hasil penelitian ini seiring dengan penelitian Theresa (2012) yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan manajemen laba dalam rangka mengurangi pajak. Saran 1. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lainnya dengan sampel dari perusahaan yang tidak terdaftar di BEI sehingga ruang lingkup penelitian menjadi lebih luas karena terdiri dari perusahaan terbuka dan tertutup. 2. Diharapkan dapat dilakukan penelitian dengan rentang tahun yang lebar, minimal 5 tahun laporan keuangan agar sampel lebih bervariasi. 3. Diharapkan menggunakan proksi book-tax differences selain beban pajak tangguhan, misalnya dengan menggunakan proksi total book-tax differences dan abnormal book-tax differences. 4. Diharapkan
dapat
dilakukan
penelitian
yang
melibatkan
bank
dan
lembaga
keuangan/pembiayaan agar dapat diketahui pengaruh karakteristiknya terhadap book-tax differences. Kepustakaan -------------------. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Blaylock, B., Shevlin, T., and Wilson, R.J. (2010). Tax Avoidance, Large Positive Temporary Book-Tax Differences, and Earnings Persistence. The Accounting ReviewVol.87, No.1 pp-91-120. Cho,J., Wong, J., and Wong, N. (2006). Book Tax Differences and Inland
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
Revenue Adjustments in New Zealand. Journal of Business Finance and Accounting, 33(9)& (10), 1650-1667. Chen, Linda H, Dan S Dhaliwal, Mark A. Trombley (2012). Consistency of Book-Tax Differences and the Information Content Earnings. The Journal of the American Taxation Association, 34, 93-116,123. Dhaliwal, D., Huber, R., Lee, H., Pincus, M. (2008). Book-tax differences, uncertainty about fundamentals and information quality, and cost of capital. University of Arizona working paper. Frank Ecker, Jennifer Francis, Irene Kim, Per M. Olsson, and Katherine Schipper (2006) A Returns-‐Based Representation of Earnings Quality. The Accounting Review: July 2006, Vol. 81, No. 4, pp. 749-780. Suyanto, Krisnata Dwi., Supramono (2012). Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, dan Manajemen Laba Terhadap Agresifitas Pajak. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 16, 2. Ghozali, Imam. (2009). Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Godfrey, Jayne., Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes. (2010). Accounting Theory. John Wiley & Sons : Australia. Gujarati, Damodar N. (1992). Ekonometrika Dasar. Erlangga : Jakarta. Hanlon, M. (2005). The persistence and pricing of earnings, accruals, and cash flows when firms have large book-tax difference. The Accounting Review, 80, 137-166. Jackson, Mark (2011). Book-Tax Differences and Earnings Growth. Desertation Doctor of Phylosophy 2009, University of Oregon. Jensen, Michael C. and William H Meckling. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics (JFE), Vol. 3, No. 4, 1976. Joos, P., Pratt, J., Young, D. (2000). Book-tax differences and the value relevance of earnings. Working paper, Massachusetts Institute of Technology, Indiana University, and INSEAD. Lev, B., Nissim, D. (2004). Taxable Income, Future Earnings, and Equity Values. The Accounting Review, 79, 1039-1074. Mardiasmo. (2003). Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan Republik
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013
Indonesia Nomor 238/PMK.03/2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan. Mills, L., Newberry, K. (2005). Firms’ Off-Balance Sheet Financing: Evidence from their Book-Tax Reporting Differences. Journal of Accounting Research, 43, 251-282. Mills, L., Newberry, K. (2001). The influence of tax and nontax costs on book-tax reporting differences: Public and private firms. Journal of the American Taxation Association, 23, 1-17. Phillips, J., Pincus, M., Rego, S. (2003). Earnings management: New evidence based on deferred tax expense. The Accounting Review, 78, 491-521. Priyatno, Duwi. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17, Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta. Sodan, Slavko (2012). Book-Tax Differences and Companies Financial Characteristics: The Case of Croatia, The Business Review, Cambrige, 19, 265-271. Tang, T. (2005). Book-tax differences, a proxy for earnings management and tax management – Empirical evidence from China. Working paper, The Australian National University. Theresa, Adelina. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Reformasi Perpajakan Terhadap Penghindaran Pajak di Perusahaan Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Skripsi: Universitas Indonesia. Watts, R. L., Zimmerman, J. L. (1990). Positive accounting theory: A ten year perspective. The accounting review, 65 (1), 131-156. Waluyo (2010). Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat. Website Bursa Efek Indonesia; www.idx.co.id diakses tanggal 1 April 2013. Website Direktorat Jenderal Pajak; www.pajak.go.id diakses tanggal 2 Juni 2013. Windarti, Hera. (2013). Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Komersial dan Laba Fiskal (BookTax Differences) terhadap Koreksi Pemeriksaan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Lebih Bayar pada KPP Penanaman Modal Asing Empat. Skripsi: Universitas Indonesia. Zain, Mohammad (2007). Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Karakteristik Keuangan ..., Afrian Jowan Pangarso Putro, FE UI, 2013