Advokasi Kreatif Melalui Media (Sosial) Oleh: Rofiuddin ‐ AJI Indonesia
Advokasi Kreatif Melalui Media (Sosial)
penelitian • Analisis isi • Sampel: Suara Merdeka, Wawasan, Jawa Pos Radar Semarang, Koran Sindo edisi Jateng, dan Tribun Jateng edisi Juli, Agustus, September 2013 • Tema berita: politik dan hukum • Wilayah liputan: Semarang
3
Surat kabar (Jumlah Berita = 724)
4
Jenis Berita
5
Cara Mendapatkan Berita
6
Asal Berita
7
News Values
8
Teknik Penulisan Berita
9
Dua Kaki Media
idealisme jurnalistik
industri kapitalisme
Idealisme pasar
Kode Etik Jurnalistik Intervensi
Jurnalis profesi suci Posisi strategis media massa
Industri/ Politik
Pemodal /kepentingan
Industri kreatif: oplah/rating
Praktek Sensorship
Publik
Sajian Berita Tak Bebas Nilai Pilihan narasumber, angle, kalimat, mainkan judul, penempatan berita, info grafis, pilihan foto.
op pl am
Narasumber Pejabat,polisi, TNI, DPR, kepala sekolah, pengusaha, pengacara
p plo am
Teman
op ud ar a/ am pl /s a Te m an
Ekternal
Jurnalis
Redaksi
Ko leg a s i b
Ada iklan Ada berita
Pemilik media
Kolega si bos
Internal
os
Pengiklan
Jurnalis senior
Instansi swasta/negeri
Hibah/bantuan Organisasi wartawan
Anomali Jurnalisme Industri Menekankan unsur sensasi dan kontroversi. Berlaku batasan berita “when a dog bites a man that’s is not news, but when a man bites a dog that is news” Menekankan kelayakan (dan kebenaran) berita pada nama besar narasumber (big name big news, no name no news).
12
Pers industri di Indonesia yang mengalami masa represi panjang, kini memproduksi fenomena baru yang disebut sebagai talking news journalism Tertarik gagasan kecil tapi riil dibanding gagasan besar tapi tak riil.
13
Politisasi Pemberitaan Media meliputi 2 hal (baik penulisan berita maupun pemuatan foto): 1. Memilih fakta, fakta apa yang dipilih untuk ditulis 2. Menulis fakta, bagaimana sebuah fakta disajikan
14
Media Tak Pernah Bisa Netral Media dapat menyebabkan/mengupayakan: •Perubahan yang diinginkan (konversi). •Perubahan yang tak diinginkan. •Perubahan kecil (bentuk atau intensitas). •Memperlancar perubahan (diinginkan atau tidak). •Memperkuat status quo (tak ada perubahan). •Mencegah perubahan. 15
Media Sebagai Bagian Kekuasaan • Menarik dan mengarahkan perhatian. • Membujuk pendapat dan anggapan. • Mempengaruhi pilihan sikap. • Memberikan status legitimasi. • Mendefinisikan dan membentuk persepsi realitas.
16
Peta Media • Bisa dilihat dari ideologi pendiri/pemodal • Dari kecenderungan pengelola • Dari kecenderungan kelompok penerbitan sebagai sebuah kelompok bisnis • Dari model jurnalisme yang dianut • Dari segmentasi 17
Posisi media lintas zaman • Media di zaman kemerdekaan: propaganda ideologis – – – – –
PKI: Majalah Bintang Merah dan Harian Rakjat PSI: Harian Pedoman Partai Masjumi: harian Abadi Partai Nahdlatul Ulama: Duta Masyarakat. PNI: Soeloeh Indonesia Moeda
• Orde baru menghamba pada pemerintah. Organisasi tunggal PWI
• Orde reformasi: liberal/pasar:media berada di bawah ketiak:pemilik, pemodal, elit politik dan pasar.
• Konglomerasi: media beragam tapi seragam. • Tapi juga ada persaingan antar media sehingga ada sistem kontrol antar media. Misalnya: berita “parpol A korup” tak tayang di media X tapi bisa tayang di media Y, begitu juga sebaliknya. • Semua peristiwa ada baik/buruknya: tergantung angle.
Media dan Opini Publik • Opini publik tak hanya monopoli media mainstream tertentu. • Beda media lokal dan nasional semakin tipisonline. • Marak media online dan citizen journalism.
Dulu, masyarakat hanya konsumen, tapi sekarang bisa menjadi produsen
Tiap orang bisa menjadi seorang (layaknya) jurnalis.
Informasi bisa menyebar ke seluruh penjuru bumi
Citizen Journalisme dan Media Sosial = Dari advokasi konvensional ke advokasi kreatif
Media dan Advokasi Advokasi via media: Berkomunikasi melalui media massa untuk mempengaruhi pengambil kebijakan dalam menyusun peraturan dan undang-undang yang mempengaruhi kehidupan orang banyak. Mengapa media massa? Sebagian besar pengambil keputusan terjangkau oleh media massa. Media massa dapat membentuk agenda publik, menciptakan ketertarikan publik mengenai suatu isu, dan melalui pemaparan setiap hari, bisa mempengaruhi kepentingan isu tersebut, khususnya isu yang menyentuh kebutuhan dan kepedulian publik. Di media selalu ada pertarungan wacana dan gagasan.
Karena media mainstream selalu diliputi kepentingan maka bermainlah di media sosial. (facebook, BBM, twitter, youtobe, blog dll).
Media(tif) • Karena media adalah mediator sebaiknya ia justru dijadikan sebagai mitra. Jadikan ia ruang untuk menyuarakan hal‐hal yang kita pandang tak tersuarakan.
• Media massa adalah ruang publik yang harus direbut.
Agar Sebuah Isu menjadi masalah publik Walker: 1. Isu tersebut mempunyai dampak besar pada banyak orang. 2. Ada bukti yang meyakinkan, agar pemerintah mau memperhatikan masalah tersebut sebagai masalah yang serius. 3. Ada pemecahan yang mudah dipahami terhadap masalah yang sedang diperhatikan.
Terima Kasih