ADOLESCENT UNWANTED PRAGNANCY
DIKALANGAN REMAJA BENGKULU
Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Jln. Pembangunan No. 10 Padang Harapan Bengkulu 38224 Telp/Fax (0736) 21144 website http://bengkulu.bkkbn.go.id
BAB I PENDAHULUAN
Bila pada tahun 2011 di Provinsi Bengkulu diproyeksi penduduknya sebesar 1.743.825 diantaranya 318.160 atau 18,24 persen merupakan penduduk golongan remaja usia 15 – 24 tahun. Besarnya proporsi penduduk berusia muda, secara teoritis mempunyai dua makna, Pertama, besarnya penduduk usia muda merupakan modal pembangunan yaitu sebagai faktor produksi tenaga manusia (human resources), apabila mereka dapat dimanfaatkan keahlian secara tepat dan baik. Di antaranya adalah kemampuan keakhlian, kemampuan keterampilan dan kesempatan untuk berkarya. Kedua, apabila persyaratan tersebut tidak dapat dimiliki oleh penduduk usia muda, yang terjadi sebaliknya, yaitu penduduk usia muda justru menjadi beban pembangunan. Remaja memiliki dua nilai yaitu nilai harapan (idelisme) dan kemampuan. Apabila kedua nilai tersebut tidak terjadi keselarasan maka akan muncul bentuk-bentuk frustasi. Macam-macam frustasi pada gilirannya akan merangsang generasi muda untuk melakukan tindakan-tindakan abnormal atau menyimpang. Dari sudut pandang kesehatan, tindakan menyimpang yang
mengkhawatirkan
adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas (unprotected sexuality), penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak dikehendaki (adolescent unwanted pragnancy) di kalangan remaja. Masalah-masalah yang disebut terakhir ini dapat menimbulkan masalah-masalah sertaan lainnya yaitu aborsi dan pernikahan usia muda. Semua masalah ini oleh WHO disebut sebagai masalah kesehatan reproduksi remaja, yang telah mendapatkan perhatian khusus dari berbagai organisasi internasional . Target
pencapaian
menuju
Penduduk
Tumbuh
Seimbang
tahun
2015
sebagaimana yang diamanatkan pada Undang-Undang nomor 52 tahun 2009 dengan indicator Angka Kelahiran Total 2,1 anak per wanita usia reproduksi, NRR sebesar 1, unmed need 5 persen, Usia Kawin Pertama 21 tahun di Provinsi Bengkulu sangat berat sehingga perlu dilakukan kajian termasuk kepada remaja melalui perencanaan hidup dengan life skill. Generasi Berencana sangat menentukan kehidupan remaja dimasa mendatang sehingga perlu dikaji hasil RPJMN Remaja tahun 2011. Survei RPJMN Remaja mengumpulkan berbagai keterangan tentang umur, pendidikan, jenis pekerjaan dari remaja, tingkat pengetahuan dari kesehatan reproduksi 1
remaja serta sumber pengetahuan diperoleh dan pada tahun 2012 diperoleh gambaran tentang remaja yang telah melakukan kegiatan diluar norma seperti penggunaan narkoba, dan hubungan sex pra nikah.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Remaja sebagai sebuah fase merupakan masa tumbuhnya kemandirian dan proses kematangan seksualitas, baik secara fisik dan psikologis, yang di dalamnya remaja dan keluarga akan memilki peran penting (Chilman, 1990)…..”Dikutip dalam buku Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi hal 247”. Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek. Remaja akan mengalami kesulitan apabila tidak ada pihak yang membantu dan mengarahkan mereka, dari sini peran orang tua sangat penting sebagai orang terdekat bagi remaja, Orang tua harus mempunyai pengetahuan yang cukup agar dapat menjelaskan kepada remaja sehingg tidak timbul kebingungan dan membuat mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada sumber yang tepat, selain itu eran sekolah guru BP, tenaga medis, teman dan Pusat PIK Remaja sangat penting.
3
BAB III ANALISA SURVEY RPJMN REMAJA TAHUN 2012
3.1 Latar Belakang Responden
3.1.1 Umur Responden
Jumlah Responden hasil Survei RPJMN Remaja tahun 2012 sebesar 517 terdiri jenis kelamin laki-laki sebesar 49,32 persen dan remaja perempuan sebesar 50,68 persen dan dibagi menjadi kelompok umur 15 – 19 tahun sebesar 63,44 persen terdiri responden laki-laki sebesar 29,79 persen dan perempuan 33,66 persen, dan pada kelompok umur 20 – 24 tahun sebesar 36,56 persen terdiri dari laki-laki sebesar 19,54 persen dan perempuan sebesar 17,56 persen.
3.1.2 Pendidikan Responden
Pendidikan Responden Remaja pada Survey RPJMN 2012 yang pernah sekolah sebesar 98,26 persen dan tidak pernah sekolah 1,74 persen. Responden laki-laki pada saat pengumpulan data yang masih sekolah rata-rata masih sekolah tingkat SLTA sebesar 14,96 persen dilanjutkan Perguruan Tinggi 6,69 persen, sedangkan remaja perempuan yang masih meneruskan ekolah di SLTA 4
sebesar 18,70 persen dan Tamat Perguruan Tinggi 10,43 persen. Untuk gambaran remaja yang tidak sekolah jenis kelamin laki-laki tertinggi tamat SLTA 11,61 persen dan Tamat SLTP 5,91 persen dan Tamat SD 4,33 persen sedangkan remaja perempuan tertinggi tamat SLTA 10,63 persen dilanjutkan tamat SD 3,15 persen. Lebih lengkap pada gambar 2
Gambar 2. RESPONDEN MENURUT KARAKTERISTIK MASIH SEKOLAH DAN TIDAK SEKOLAH DAN JENJANG PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN SURVEI RPJMN 2012
Pendidikan Tdk Tmt SD Masih Sekolah Tidak Sekolah
Tmt SD
Tmt SLTP
Tmt SLTA
Tmt DI/D2/D3
Tmt PT
0
0.39
2.36
14.96
6.69
0.20
0.00
24.61
0
0.00
2.56
18.70
10.43
0.59
0.20
32.48
0
1.77
4.33
5.91
11.61
0.39
0.39
24.41
0
1.38
3.15
2.76
10.63
0.39
0.20
18.50
Masih Sekolah
Tidak Sekolah
3.1.3 Jenis Pekerjaan Responden
Remaja saat pengumpulan survey RPJMN Remaja tahun 2012 sudah bekerja 28,82 persen menurut jenisnya pekerjaan sebagai berikut; a) Pertanian 49,66 persen, terdiri jenis kelamin laki-laki 40,27 persen dan perempuan 9,40 persen, selanjutnya jenis pekerjaan industry 4,03 persen, perdagangan 12,75 persen, jasa 14,77 persen, PNS/TNI/POLRI 4,03 persen dan jasa lainnya 14,77 persen. Selengkapnya gambar 3.
5
3.2. Perilaku Remaja Melakukan Hubungan Sex Pra Nikah
Pada analisa hasil Survey RPJMN Remaja 2012 akan difokuskan pada perilaku menyimpang dari remaja berkaitan dengan perilaku melakukan hubungan sex pra nikah.
3.2.1 Remaja Telah Melakukan Hubungan Sex
Dari remaja yang diwawancarai 3,50 persen mengatakan sudah melakukan hubungan sex pra nikah, menurut jenis kelamin 2,52 persen per total remaja dilakukan oleh remaja laki-laki dan 0,97 persen dilakukan remaja perempuan sedangkan yang mengatakan tidak pernah melakukan dari responden remaja laki-laki sebesar 45,05 persen, remaja perempuan 48,35 persen dan yang mengatakan tidak tahu remaja lakilaki sebesar 1,75 persen, dan 1,36 persen remaja perempuan
6
3.2.2 Umur Pertama Kali Melakukan Hubungan Seksual
Remaja yang menyatakan pernah melakukan hubungan sex ketika ditanya umur berapa ketika melakukan hubungan sex pertama kali terendah di umur 14 tahun sebesar 11,11 persen yang semuanya menyatakan punya pacar dan tertinggi pada umur 21 tahun sebesar 5,56 persen sedang yang menyatakan lupa sebesar 16,67 persen. Gambaran umum perilaku hubungan sex pra nikah tertinggi pada kelompok umur 16 tahun, 18 tahun, 19 tahun dan lupa sebesar 16,67 persen terendah dilakukan pada umur 15 tahun dan 21 tahun sebesar 5,56 tahun. Menurut jenis kelamin remaja laki-laki tertinggi pada kelompok umur 16 tahun dan 18 tahun sebesar 16,67 persen dan remaja perempuan rata-rata sama 5,56 persen. Selengkapnya Gambar 4
3.2.2 Hubungan Perilaku waktu pacaran dengan Melakukan Hubungan Seksual
Pada kegiatan ini ingin mengetahui perilaku semasa pacaran dengan pernyataan melakukan hubungan sex pra nikah, dari responden remaja yang semasa pacara berpegangan tangan atau jemari, menyatakan telah melakukan hubungan sex pra nikah pada remaja pria telah melakukan sebesar 2,68 persen, tidak melakukan 38,69 persen dan tidak tahun 1,70 persen, sedangkan remaja perempuan yang melakukan hubungan sex sebesar 1,22 persen dan tidak melakukan sebesar 42,82 persen dan tidak tahu 7
1,22 persen. Pada kelompok remaja jenis kelamin laki-laki yang ketika pacaran tidak melakukan berpegangan tangan atau jemari melakukan hubungan sex pra nikah sebesar 0,24 persen, tidak melakukan sebesar 6,08 persen dan pernyataan tidak tahu sebesar ,24 persen, untuk remaja perempuan tidak melakukan hubungan sex sebesar 4,87 dan tidak tahun 0,24 persen selanjutnya pada gambar 5
Kegiatan remaja laki-laki masa pacaran melakukan berciuman dan pernah melakukan hubungan sex pra nikah 2,43 persen, untuk remaja perempuan 0,97 persen, sedangkan yang tidak melakukan berciuman masa pacaran tetapi telah melakukan hubungan sex pra nikah remaja laki-laki sebesar 0,49 persen dan remaja perempuan 0,24 persen. Pernyataan remaja laki-laki melakukan berciuman tetapi tidak melakukan hubungan sex pra nikah 11,92 persen untuk remaja perempuan 10,95 persen sedangkan yang tidak melakukan berciuman dan tidak melakukan hubungan sex pra nikah pada remaja laki-laki 32,85 persen dan remaja perempuan 36,74 persen. Lebih lengkap gambar 6
8
Gambar 6. HUBUNGAN ANTARA PERILAKU BERCIUMANMASA PACARANDENGANHUBUNGANSEX PRA NIKAH, SURVEY RPJMN REMAJA2012
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki
Ya Berciuman
Perempuan
Tidak Berciuman
Ya
2.43
0.97
0.49
0.24
Tidak
11.92
10.95
32.85
36.74
Tidak Tahu
1.46
0.24
0.49
1.22
Ya
Tidak
Tidak Tahu
Kegiatan remaja laki-laki masa pacaran melakukan meraba/merangsang dan pernah melakukan hubungan sex pra nikah 2,19 persen, untuk remaja perempuan 0,97 persen, sedangkan yang tidak melakukan meraba/merangsang masa pacaran tetapi telah melakukan hubungan sex pra nikah remaja laki-laki sebesar 0,73 persen dan remaja perempuan 0,24 persen. Pernyataan
remaja
laki-laki
melakukan
meraba/merangsang
tetapi
tidak
melakukan hubungan sex pra nikah 4,14 persen untuk remaja perempuan 1,46 persen sedangkan yang tidak melakukan meraba/merangsang dan tidak melakukan hubungan sex pra nikah pada remaja laki-laki 40,63 persen dan remaja perempuan 46,23 persen. Lebih lengkap gambar 7
9
3.2.3 Mengkonsumsi NAPZA dengan Melakukan Hubungan Sex Pra Nikah
Hubungan remaja Provinsi Bengkulu yang pernah mengkonsumsi Napza dengan hubungan sex pertama kali rendah, ada 0,43 persen remaja laki-laki mengkonsumsi Napza melakukan hubungan sex pertama kali dan yang tidak melakukan hubungan sex pertama kali sebesar 1,74 persen, untuk remaja perempuan 0,22 persen dan pengguna Napza tetapi tidak melakukan sex pertama kali 0,87 persen. Remaja bukan pengguna Napza yang melakukan hubungan sex pra nikah 2,39 persen untuk remaja laki-laki dan khusus remaja perempuan 0,22 persen
10
3.2.4 Tempat Melakukan Hubungan Sex Pra Nikah Kejadian di rumah paling aman dan sering digunakan oleh remaja Provinsi Bengkulu dalam melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya, dari hasil Survey RPJMN Remaja Tahun 2012 sebesar 22,22 persen remaja laki-laki menyatakan melakukan hubungan sex pertama kali dirumah, untuk remaja perempuan 16,67 persen, selanjutnya disusul tempat kost 22,22 persen dilakukan oleh remaja lakilaki.Lebih lengkap gambar 9
3.2.5 Keamanan Dalam Melakukan Hubungan Sex Pertama Kali Resiko remaja Provinsi Bengkulu dalam melakukan hubungan sex pra nikah untuk hamil sangat tinggi, hasil Survei RPJMN Remaja 2012 sebesar 38,89 persen remaja laki-laki menyatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam melakukan hubungan sex pertama kali, untuk remaja perempuan 16,67 persen, Sedangkan yang menyatakan kondom pernyataan dari remaja laki-laki 27,78 persen dan 11,11 persen dari pernyataa remaja peremuan.
11
3.2.6 Mengikuti Wadah PIdan KKRR dengan Melakukan Hubungan Sex Pra Nikah Remaja laki-laki di Provinsi Bengkulu yang mengetahui adanya tempat Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja dan mengikuti kegiatan tersebut tetapi telah pernah melakukan nhubungan sex pertama kali sebesar 2,14 persen sedangkan yang tidak mengikuti kegiatan tersebut dan pernah melakukan hubungan sex pertama kali sebesar 0,71 persen, untuk kasus yang sama bagi remaja perempuan yang mengikuti dan melakukan hubungan sex pertama kali sebesar 0,71 persen dan tidak mengikuti tetapi pernah melakukan hubungan sex pertama kali sebesar 0,71 persen. Remaja laki-laki yang pernah mendengar adanya wadah Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja serta ikut pada kegiatan tersebut dan tidak pernah melakukan hubungan sex pertama kali sebesar 10,71 persen sedangkan tidak pernah mengikuti dan tidak pernah melakukan hubungan sex pertama kali 30 persen, dengan kasus yang sama bagi remaja perempuan tidak mengikuti dan tidak melakukan hubungan sex pertama kali 15 persen dan tidak mengikuti serta tidak melakukan hubungan sex pertama kali sebesar 35 persen. Selengkanya
12
13
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Adanya ketimpangan gender dalam masalah pendidikan dan pekerjaan hal ini terlihat pendidikan dan pekerjaan bagi Remaja Perempuan di Provinsi Bengkulu Rendah dibandingkan dengan remaja laki-laki. 2. Remaja lak-laki usia sekolah tingkat SLTA rawan untuk melakukan hubungan sex pertama kali dibandingkan remaja perempuan 3. Hubungan sex pertama kali bagi remaja yang mempunyai pacar dimulai dari perpegangan tangan/jemari, dan dilanjutkan dengan berciuman dan meraba. 4. Pengguna NAPZA bagi remaja sangat rendah mempengaruhi hubungan sex pertama kali 5. Tempat yang sering terjadi hubungan sex pertama kali, aman dan tertinggi dilakukan dirumah sendiri/orang tua memperlihatkan ketahanan keluarga yang mempunyai remaja rapuh, dilanjutkan ditempat kost 6. Resiko kehamilan di luar nikah bagi remaja di Provinsi Bengkulu sangat tinggi 7. Wadah tempat Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja belum sepenuhnya dapat sebagai filter dalam kasus hubungan sex pertama kali.
B. REKOMENDASI 1. REVITALISASI KELOMPOK BINA KELUARGA REMAJA YANG TERPADU DAN TERINTEGRASI DENGAN WADAH PIK REMAJA BAIK DI BKKBN DAN INSTANSI LAINNYA DALAM MEMPERKUAT KETAHANAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI REMAJA 2. PELIBATAN DAN SINERGIS SERTA EVALUASI TERPADU KEGIATAN REMAJA DENGAN UNSUR KELOMPOK LAIN SEPERTI TOKOH AGAMA, TOKOH MASYARAKAT, TOKOH ADAT, LSM PEDULI REMAJA DALAM PENGGARAPAN REMAJA 3. PERLU ADANYA MODEL PENGGARAPAN REMAJA DENGAN SASARAN REMAJA TINGGAL SENDIRI/KOST DAN KELOMPOK REMAJA RAWAN SOSIAL.
14