ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI PADA PASIEN ANAK PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DENGAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK NONPARAMETRIK ADITIF BERDASARKAN ESTIMATOR KERNEL (Studi Kasus di RSU Haji Surabaya)
SKRIPSI
MAKSYUFATUL ILMI
PROGRAM STUDI S-1 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 i SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI PADA PASIEN ANAK PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DENGAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK NONPARAMETRIK ADITIF BERDASARKAN ESTIMATOR KERNEL (Studi Kasus di RSU Haji Surabaya)
SKRIPSI
MAKSYUFATUL ILMI
PROGRAM STUDI S-1 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 i SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seijin penulis dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah.Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga
iv SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
v SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pemodelan Kejadian Malnutrisi pada Pasien Anak Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut dengan Pendekatan Regresi Logistik Nonparametrik Aditif Berdasarkan Estimator Kernel (Studi Kasus di RSU Haji Surabaya)” dapat diselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atas kesempatan yang telah diberikan untuk melanjutkan pendidikan tingkat Strata melalu Bidikmisi. 2. Kedua orang tua yang senantiasa mengiringi langkah penulis dengan doa dan restu serta keluarga 3. Badrus Zaman, S.Kom., M.Cs. selaku Ketua Departemen Matematika 4. Drs. Eko Tjahjono, M.Si. selaku Koordinator Prodi Statistika 5. Drs. H. Sediono, M.Si. selaku dosen wali yang selama ini telah mendampingi dan mengarahkan 6. Dr. Nur Chamidah, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Dr. Ardi Kurniawan, M.Si. selaku dosen pembimbing II 7. Teman-teman Statistika angkatan 2012, Saudara “64 SAKLAWASE” Menwa 801, dan teman-teman kos H. Benu yang hadir dalam perjalanan empat tahun terkahir kehidupan penulis Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran akan penulis terima sebagai sarana pembelajaran pada penulisan selanjutnya. Demikian, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada setiap pembaca.
Surabaya, Agustus 2016
Penulis vi SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Maksyufatul Ilmi, 2016. Pemodelan Kejadian Malnutrisi pada Pasien Anak Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut dengan Pendekatan Regresi Logistik Nonparametrik Aditif Berdasarkan Estimator Kernel (Studi Kasus di RSU Haji Surabaya). Skripsi ini dibawah bimbingan Dr. Nur Chamidah, M.Si dan Dr. Ardi Kurniawan, M.Si. Program Studi S-1 Statistika, Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
ABSTRAK Malnutrisi Rumah Sakit (MRS) merupakan kondisi yang sering mengakibatkan gangguan daya tahan tubuh yang mencakup respon hormonal dan selular melambat terhadap infeksi.Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui model kejadian MRS pada anak penderita Infeksi Saluran Pernapasan. Salah satu cara untuk mengetahui model kejadian MRS adalah regresi logistic nonparametric aditif dengan estimator kernel. Data yang digunakan adalah 57 data pasien anak penderita ISPA, dengan 21 anak terkena MRS dan 36 lainnya tidak terkena MRS. Prediktor yang digunakan meliputi usia, lama rawat, dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Kesimpulan yang diperoleh adalah berdasarkan usia peluang MRS bersifat fluktuatif, sedangkan berdasarkan lama rawat, semakin lama dirawat maka peluang mengalami MRS semakin kecil dan berdasarkan IMT, pasien dengan IMT normal memiliki peluang mengalami MRS relative lebih kecil. Ketepatan klasifikasi etimasi model untuk data in sample dengan pendekatan regresi logistik nonparametrik berdasarkan estimator Kernel adalah 85% sedangkan berdasarkan regresi logistik biner adalah 62,5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi logistik nonparametrik berdasarkan estimator Kernel lebih baik dibandingkan regresi logistik biner. Ketepatan klasifikasi etimasi model untuk data out sample adalah 65%. Kata Kunci: Malnutrisi Rumah Sakit (MRS), Regresi Logistik, Regresi Nonparametrik Aditif, Estimator Kernel
vii SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Maksyufatul Ilmi, 2016. Modeling Genesis Malnutrition in Acute Respiratory Infections Padiatrics with Nonparametric Additive Logistic Regression Approach Based on Kernel Estimator (Case Studies in RSU Haji Surabaya). This Skripsi is under supervised by Dr. Nur Chamidah, M.Si and Dr. Ardi Kurniawan, M.Si. S-1 Statistika Major, Mathematic Department, Sains dan Teknologi Faculty, Universitas Airlangga, Surabaya.
ABSTRACT Malnutrition Hospital (MRS) is a condition that often results in impaired resistance that includes hormonal and cellular responses to infection slowed. The purpose of this paper was to determine the incidence of MRS models in children with respiratory diseases. One way to determine the incidence of MRS models are nonparametric additive logistic regression with kernel estimators. The data used is the data 57 pediatric patients with ARI, with 21 children affected by MRS and the other 36 are not affected by MRS. Predictor used include age, length of stay, and Body Mass Index (BMI). The conclusion is based on the age of the opportunities MRS fluctuated, while based on length of stay, the longer cared for the opportunity to experience MRS getting smaller and based on BMI, patients with normal BMI have a chance to experience relatively smaller MRS. The classification accuracy of model estimation for in sample data with additive nonparametric logistic regression based on Kernel estimator is 85% while with binary logistic regression is 62,5%, so it can be concluded additive nonparametric logistic regression is better than binary logistic regression.The classification accuracy of model estimation for in sample data is 65%. Keywords: Hospital Malnutrition, Logistic Regression, Aditive Nonparametric Regression, Kernel Estimator
viii SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii PEDOMAN PENGGUNAAN SKRISPSI ............................................................ iv SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS ..................................... v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ............................................................................................................ viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4 1.3 Tujuan ............................................................................................................ 4 1.4 Manfaat .......................................................................................................... 5 1.5 Batasan Masalah ............................................................................................ 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Anak ............................................................................................. 6 2.2 Malnutrisi Rumah Sakit .................................................................................. 8 2.3 Infeksi saluran Pernapasan Akut ..................................................................... 10 2.4 Matriks ............................................................................................................ 13 2.5 Regresi Logistik Nonparametrik Aditif .......................................................... 13 2.6 Estimator Kernel dalam Regresi Logistik Nonparametrik .............................. 14 2.7 Pemilihan Bandwidth Optimum ...................................................................... 17 2.8 Algoritma Local Scoring dan Backfitting ....................................................... 18 2.9 Deviance ......................................................................................................... 20 ix SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.10 Cut of Probability ......................................................................................... 20 2.11 Ketepatan Klasifikasi .................................................................................... 21 2.12Software R ...................................................................................................... 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Data dan Sumber Data .................................................................................... 26 3.2 Variabel Penelitian .......................................................................................... 26 3.3 Langkah Pengolahan Data .............................................................................. 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Estimasi Model Kejadian Malnutrisi dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Logistik Berdasarkan Estimator Kernel ................................. 30 4.1.1 Menentukan Estimasi Nilai Awal Fungsi Penghalus ............................. 30 4.1.2 Mengestimasi Model Regresi Logistik Nonparametrik Aditif .............. 36 4.1.3 Menentukan nilai cut off probability dan menghitung ketepatan klasifikasi data in sample ....................................................................... 40 4.2 Memvalidasi Data Out Sample Berdasarkan Model yang Telah Diperoleh ... 43 BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 49 5.2 Saran ............................................................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51 LAMPIRAN
x SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Judul Gambar
Halaman
4.1
Plot Bandwidth dan
untuk Prediktor Usia
31
4.2
Plot Bandwidth dan
untuk Prediktor Lama Rawat
31
4.3
Plot Bandwidth dan
untuk Prediktor IMT
32
4.4
Plot Estimasi Peluang Kejadian MRS Berdasarkan Usia
38
Plot Estimasi Peluang Kejadian MRS Berdasarkan Lama 4.5
Rawat
39
4.6
Estimasi Peluang Kejadian MRS Berdasarkan IMT
39
4.7
Plot Ketepatan Klasifikasi Cut off Probability
41
4.8
Plot Estimasi Peluang Kejadian MRS Berdasarkan Usia dengan Metode Logistik Biner Parametrik
4.9
46
Plot Estimasi Peluang Kejadian MRS Berdasarkan Lama Rawat dengan Metode Logistik Biner Parametrik
4.10
47
Plot Estimasi Peluang Kejadian MRS Berdasarkan IMT dengan Metode Logistik Biner Parametrik
47
xi SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Tabel
Judul Tabel
Halaman
2.1
Perintah Internal dalam Software R
24
3.1
Variabel Penelitian
26
4.1
Bandwidth dan GCV untuk Masing-masing Prediktor
31
4.2
Estimasi Awal Fungsi Regresi untuk Setiap Prediktor
34
4.3
Mean Square of Error (MSE)
36
4.4
Ketepatan Klasifikasi Nilai Cut of Probability
40
4.5
Ketepatan Klasifikasi Data In Sample
41
4.6
Validasi Data In Sample
42
4.7
Ketepatan Klasifikasi Data out Sample
44
4.8
Ketepatan Klasifikasi Data Out Sample
45
xii SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN
Lampiran
Judul Lampiran
1
Data In Sample
2
Data Out Sample
3
Program Estimasi Model
4
Program Cut off Probability
5
Output Bandwidth Optimum
6
Output Nilai Awal Fungsi Regresi
7
Output Estimasi Model Aditif
8
Cut of Probability
9
Peluang Kejadian untuk Masing-Masing Prediktor
10
Selang Prediksi untuk Data Out Sample
11
Estimasi Model Data Out Sample
xiii SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malnutrisi Rumah Sakit (MRS) merupakan kondisi yang sering mengakibatkan gangguan daya tahan tubuh yang mencakup respon hormonal dan selular terhadap infeksi melambat, respon terhadap nyeri menurun, penyembuhan luka terhambat, penutupan jahitan kurang sempurna, dan gangguan terhadap saluran cerna seperti gangguan absorpsi dan digesti (Saryono, dkk., 2006). Fakta menunjukkan bahwa insiden kasus MRS di negara berkembang berada di selang antara 6.9 % - 53 % (Jessie, 2008). Negara Indonesia sendiri mempunyai riwayat MRS yang cukup tinggi di beberapa rumah sakit diantaranya di RSU Dr. Pirngadi Medan sebanyak 38% dan di RS Dr. Sutomo Surabaya terdapat 47% mengalami MRS (Rianlegio, 2014). Sebelumnya telah banyak dilakukan penelitian yang menyangkut kejadian MRS. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Juliaty (2013) yang menyatakan bahwa anak yang dirawat lebih dari satu minggu dengan penyakit kronis dan diagnosis multiple mempunyai risiko MRS lebih besar dibandingkan dengan anak yang diarawat kurang dari satu minggu. Penyakit infeksi juga mempunyai faktor risiko lebih besar mengalami MRS dibanding penyakit non infeksi, penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif. Salah satu penyakit yang sering menyerang anak yang menderita gizi kurang adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Penyakit ISPA merupakan penyakit masyarakat yang mudah menular dan terutama terjadi pada anak-anak yang memberikan kontribusi terhadap morbiditas
1 SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
pada anak (Pujadara, 2015). Salah satu penelitian tentang sebelumnya dilakukan oleh Hadiana (2013) dengan menggunakan metode Chi square menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi terhadap terjadinya ISPA dan nilai Rasio Prevalensinya adalah sebesar 27,5 yang berarti bahwa anak yang mengalami gizi kurang berisiko 27,5 kali terkena ISPA dibanding anak dengan gizi baik. Penelitian-penelitian sebelumnya hanya bertujuan untuk mencari ada atau tidaknya hubungan antara variabel prediktor dengan responnya atau mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respon sehingga tidak dapat membuat model, memprediksi peluang kejadian, dan mendapat odd rasio. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membuat model, memprediksi peluang kejadian, dan mendapat odd rasio adalah regresi logistik nonparametrik berdasarkan estimator Kernel. Regresi logistik merupakan suatu model matematik yang digunakan untuk menggambarkan hubungan dengan variabel antara beberapa variabel prediktor dengan variabel respon biner atau dikotom (Kleinbaum, 1994). Regresi logistik dikenal sebagai model logit karena menggunakan transformasi logit sebagai link function (fungsi penghubung) dari μ (Rifada, 2009). Variabel respon Y bersifat biner dibedakan menjadi dua kategori, yaitu sukses dan variabel prediktor Apabila variabel prediktor
dan gagal
yang diasumsikan linier pada parameter β. tidak diasumsikan berbentuk tertentu
atau tidak ada asumsi berdasarkan teori atau pengalaman masa lalu maka model dapat diestimasi dengan pendekatan nonparametrik. Model yang dapat didekati dengan metode parametrik disebut Generalized Linier Model (GLM), sedangkan
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
model yang didekati dengan metode nonparametrik disebut Generalized Additive Models (GAM). Estimasi untuk pendekatan nonparametrik dapat dilakukan berdasarkan data pengamatan menggunakan teknik smoothing. Terdapat banyak teknik smoothing antara lain estimator Spline, estimator Kernel, estimator Deret Orthogonal, estimator Deret Fourier, Wafelet, dll. (Eubank, 1988). Dalam skripsi ini estimator yang digunakan adalah estimator Kernel karena beberapa keunggulan yang dimilikinya yaitu memiliki bentuk lebih fleksibel dan secara matematik mudah diselesaikan serta mempunyai rata-rata kekonvergenan yang relatif cepat (Hardle, 1990). Salah satu penelitian yang menggunakan metode regresi Kernel dilakukan oleh Puspitasari, dkk. (2012). Penelitian tersebut untuk menganalisis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilakukan dengan tiga metode yakni analisis runtun waktu klasik, regresi linier sederhana, dan regresi nonparametrik Kernel, dari perbandingan tiga metode tersebut diperoleh nilai Mean Square Error (MSE) terkecil adalah pada analisis menggunakan regresi nonparametrik Kernel.Fungsi yang digunakan dalam skripsi ini adalah fungsi Kernel Gaussian karena fungsi Kernel Gaussian lebih mudah dalam perhitungan dan penggunaannya serta lebih sering digunakan (Kurniasih, 2013).Kurniasih (2013) dalam penelitiannnya menyimpulkan bahwa estimator fungsi kernel Gaussian lebih efisien dan merupakan model terbaik. Model terbaik ini dapat digunakan untuk peramalan kurs USD terhadap JPY. Berdasarkan uraian di atas, di dalam penulisan skripsi ini dibahas tentang pemodelan risiko kejadian malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA di RSU
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
Haji Surabaya berdasarkan pendekatan regresi logistik nonparametrik aditif dengan estimator Kernel.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagaimana mengestimasi model kejadian malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA di RSU Haji Surabaya dengan pendekatan regresi nonparametrik logistik berdasarkan estimator Kernel? 2. Bagaimana memvalidasi data out sample berdasarkan model yang telah diperoleh untuk kejadian malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA di RSU Haji Surabaya dengan pendekatan regresi nonparametrik logistik berdasarkan estimator Kernel?
1.3 Tujuan Adapun untuk menjawab rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Mengestimasi bentuk model kejadian malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA di RSU Haji Surabaya dengan pendekatan regresi nonparametrik logistik berdasarkan estimator Kernel. 2. Memvalidasi data out sample berdasarkan model yang telah diperoleh untuk kejadian pada pasien anak penderita ISPA di RSU Haji Surabaya dengan pendekatan regresi nonparametrik logistik berdasarkan estimator Kernel.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
1.4 Manfaat Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini diantaranya adalah: 1. Bagi bidang keilmuan khususnya statistika diharap mampu memberikan penjelasan tentang metode yang digunakan yaitu pendekatan regresi nonparametrik logistik berdasarkan estimator Kernel. 2. Bagi pemerintah dan instansi terkait diharap selalu meningkatkan kualitas layanan untuk mencegah dan meminimalisir angka morbiditas dan mortalitas anak yang terserang ISPA sehingga gizinyapun menurun karena infeksi penyakit tersebut. 3. Bagi pembaca secara umum dapat diketahui pentingnya pengetahuan tentang status gizi anak dan infeksi penyakit yang sering menyerang pada anak-anak.
1.5 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan skripsi ini bahwa dalam pemilihan bandwidth optimum dengan menggunakan Generalized Cross Validation (GCV) dan fungsi Kernel yang digunakan adalah fungsi Kernel Gaussian.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Anak Malnutrisi menurut World Health Organization (WHO) didefinisikan sebagai ketidakseimbangan seluler antara pasokan nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh terhadap mereka untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi tertentu.Malnutrisi adalah suatu keadaan yang mana tubuh mengalami gangguan terhadap absorbsi, pencernaan, dan penggunaan
zat gizi untuk
pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas. Malnutrisi merupakan kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolute untuk periode tertentu. Terdapat dua penyebab malnutrisi yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.Secara langsung gizi dipengaruhi oleh ketidakcukupan asupan makanan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi.Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kurangnya ketahanan pangan keluarga yang meliputi keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan makanan, kualitas perawatan ibu dan anak, buruknya pelayanan kesehatan, dan sanitasi lingkungan yang kurang. Beberapa pengaruh yang ditimbulkan akibat menderita malnutrisi diantaranya sebagai berikut: 1. Meningkatkan resiko terjadi infeksi 2. Penurunan kekebalan tubuh 3. Menurunkan kemampuan tubuh untuk penyembuhan luka 4. Sarkopenia
6 SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
5. Frailty syndrome Penderita malnutrisi akan mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini: 1. Hilangnya massa otot (sarkopenia) 2. Berkurangnya lemak di bawah kulit 3. Penurunan berat badan (5% berat awal tubuh) 4. Tulang yang terlihatmenonjol 5. Bibirpecah-pecah, cekung di bawah mata 6. Rambut kusam dan mudah rontok 7. Memar di kulit 8. Kulit kering bersisik 9. Ada penumpukan cairan di bawah kulit Penilaian Status Gizi menurut Rosalind S. Gibson pengertian penilaian status gizi sebagai “the interpretation of information obtained from dietary, biochemical, anthropometric, and clinical studies”. Tujuan dari penilaian status gizi yaitu untuk memperoleh gambaran sekilas tentang status gizi masyarakat yang bersangkutan.Status gizi anak umur 5-18 tahun dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu umur 5-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-18 tahun (RISKESDAS, 2013). Salah satu cara untuk menilai status gizi adalah dengan antropometri. Antropometri dikenal sebagai indikator untuk penilaian gizi baik perorangan maupun masyarakat. Penilaian status gizi secara langsung dengan antropometri antara laindengan pengukuran: 1. Berat Badan (BB)
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
2. Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) 3. Lingkar Lengan Atas (LLA) atau (LILA) 4. Lingkar Dada (LD) 5. Lapisan Lemak Bawah Kulit (LLBK) Sedangkan indeks yang digunakan untuk menentukan penilaian status gizi adalah sebagai berikut: 1. BB/U
: Berat badan menurut umur
2. PB/U
: Panjang badan menurut umur
3. TB/U
: Tinggi badan menurut umur
4. BB/TB
: Berat badan menurut tinggi badan
Masing-masing indeks tersebut mempunyai standard baku rujukan untuk menilai gizi masyarakat atau seseorang. Terdapat banyak standard baku yang digunakan di dunia internasional, salah satunya adalah menurut standard Baku Antropometri WHO-NCHS kategori status gizi BB/U (Z-Score) 1. >+2 SD
: BB lebih (gizi lebih)
2. -2 SD s/d +2 SD : BB normal (gizi normal) 3. -3 SD s/d <-2 SD : BB rendah 4. <-3 SD
: BB sangat rendah (gizi buruk)
2.2 Malnutrisi Rumah Sakit (MRS) Malnutrisi Rumah Sakit (MRS) merupakan suatu keadaan akibat dari perhatian yang tidak optimal terhadap status nutrisi anak (Juliaty, 2013). Malnutrisi Rumah Sakit ditandai dengan penurunan berat badan (BB) saat dirawat di rumah sakit. Menurut Walker (2003) dalam (Juliaty, 2013), pasien dikatakan
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
mengalami MRS jika terjadi penurunan berat badan lebih dari 1% selama kurang dari tujuh hari, lebih dari 5% untuk 7-30 hari, 7.5% untuk 1-3 bulan, dan lebih dari 10% untuk 3-6 bulan. Malnutrisi pada pasien bisa terjadi karena dua hal yaitu proses penyakit yang dideritanya yang bisa mempengaruhi asupan makanan, meningkatkan kebutuhan, merubah metabolisme dan bisa terjadi mal absorpsi dan yang kedua adalah tidak kuatnya asupan kalori makanan yang dikonsumsi oleh pasien (Nurparida, dkk., 2015). Pada keadaan sakit tubuh akan mengalamai peningkatan metabolisme, kerusakan jaringan, dan meningkatnya pembentukan zat anti sehingga membuat kebutuhan gizi ikut meningkat. Banyak penyakit yang dapat menyebabkan anoreksia dan penurunan asupan kalori apalagi jika kebutuhan nutrisional meningkat akibat keadaan katabolik pada penyakit tersebut. Penurunan asupan kalori pada saat dirawat di rumah sakit dapat menyebabkan pasien mengalami penurunan status gizi sehingga pasien tersebut dapat dikatakan mengalami malnutrisi rumah sakit. Menurut Davey (2006) identifikasi malnutrisi pada pasien rawat inap dapat diketahui dengan indikasi seperti di bawah ini: 1. Secara umum, pasien kekurangan kalori-protein. Pada pasien rawat inap asupan kalori-protein seringkali terlewatkan. Kelaparan sangat sering terjadi dan bisa diketahui dari penurunan berat badan, adanya stomatic angularis, pengecilan otot, dan edema perifer. 2. Secara khusus terjadi defisiasi vitamin dan mineral. Defisiasi vitamin akut sering terjadi vitamin yang larut dalam air khususnya vitamin B1
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
(tiamin) dan vitamin C, daripada vitamin yang larut dalam lemak. Akibat yang ditimbulkan karena defisiasi diantaranya adalah: a. Defisiasi tiamin (sering terjadi ± < 3 minggu) menyebabkan ensefalopati wernikc. b. Simpanan folat menyebabkan anemia makrositik. c. Defisiasi vitamin C (scurvy) memperlambat penyembuhan luka. d. Defisiasi Fe, kalsium, dan magnesium bisa terjadi pada pasien rawat inap. Malnutrisi Rumah Sakitakanmempengaruhi banyak hal, diantaranya adalah waktu perawatan yang semakin lama, proses penyembuhan yang semakin lambat, biaya perawatan yang terus meningkat, dan peningkatan mortalitas. Berikut merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya MRS pada pasien anak penderita ISPA diantaranya adalah: 1. Usia pasien anak ketika masuk RS 2. Lama perawatan di RS 3. Indeks Masa Tubuh (IMT) Pada umumnya pasien yang menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan status gizi karena hilangnya nafsu makan mereka. Kematian pada kasus MRS erat kaitannya dengan penyakit infeksi (Juliaty, 2013).
2.3Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) mempunyai tiga kata dasar, yaitu “infeksi”, “saluran dasar”, dan “akut”. Berikut akan dijelaskan pengertian dari masing-masing ketiga kata tersebut.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. 2. Saluran pernapasan, yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organorgan di sekitarnya. 3. Infeksi Akut adalah Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut. Jadi dapat disimpulkan bahwa ISPA adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura (Keputusan Menteri Kesehatan, 2002). Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika kekebalan tubuh lemah. Hal ini cenderung terjadi pada anak-anak dan orang yang lebih tua.Berikut ini adalah beberapa mikroorganisme penyebab munculnya ISPA yang sudah diketahui. 1. Adenovirus merupakan gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia bisa disebabkan oleh virus ini yang memiliki lebih dari 50 jenis. 2. Rhinovirus adalah jenis virus yang menyebabkan pilek. Tapi pada anak kecil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, pilek biasa bisa berubah menjadi ISPA pada tahap yang serius. 3. Pneumokokus adalah jenis bakteri yang menyebabkan meningitis. Tapi bakteri ini bisa memicu gangguan pernapasan lain, seperti halnya pneumonia.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
Penyakit ISPA diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu infeksi saluran pernapasan bagian atas yang meliputi rhinitis, faringistis, tonsillitis, rinosinositis, dan otitis media, dan infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang terdiri dari epligotitis, laringotrakeobronkitis, bronchitis, bronkiolitis, dan pneumonia (Rahajoe, 2012). Penderita ISPA akan ditandai dengan gejala-gejala seperti di bawah ini: 1. Hidung tersumbat atau berair. 2. Para-paru terasa terhambat. 3. Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit. 4. Kerap merasa kelelahan. 5. Tubuh merasa sakit. Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti: 1. Kesulitan bernapas. 2. Demam tinggi dan menggigil. 3. Tingkat oksigen dalam darah rendah. 4. Kesadaran yang menurun dan bahkan pingsan. Infeksi sering terjadi pada anak, Pujadara (2015) menyebutkan bahwa ISPA merupakan penyakit masyarakat yang mudah menular dan terutama terjadi pada anak-anak yang memberikan kontribusi terhadap morbiditas pada anak.Hartati, dkk. (2012) juga menyebutkan dalam hasil penelitiannya bahwa anak yang mempunyai status gizi kurang berpeluang 6,52 kali terjadi pneumonia (termasuk jenis ISPA) dibandingkan dengan pasien anak yang berstatus gizi baik.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
2.4 Matriks Matriks adalah susunan bilangan atau variabel dengan elemen penyusun bilangan riil. Berbentuk persegi panjang atau persegi, mempunyai
baris dan
kolom dengan bentuk :
[
]
Beberapa sifat – sifat matriks adalah sebagai berikut: 1. Transpos dari matriks 2. Invers dari matriks
didefinisikan sebagai didefinisikan sebagai
, maka , maka (Rencher dan Schaalje, 2008)
2.5 Regresi Logistik Nonparametrik Aditif Regresi merupakan suatu teknik statistik untuk mengetehui hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen
. Metode
nonparametrik digunakan apabila data tidak memenuhi asumsi dari metode parametrik atau tidak ada informasi mengenai bentuk fungsi dari parameter, maka fungsi regresi dapat didekati menggunakan metode nonparametrik. Model regresi logistik dikenal sebagai model logit karena menggunakan transformasi logit sebagai link function dari , yaitu: (
)
(2.1)
Regresi logistik merupakan salah satu bentuk fungsi regresi yang yang manavariabel dependen Y dari regresi logistik bersifat biner atau dikotom yaitu
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
sukses {(
dan gagal
)
}
yang
. Misalkan diberikan n data pengamatan
diasumsikan
memenuhi
model
regresi
logistik
nonparametrik aditif sebagai berikut:
(
Dengan
)
∑
(2.2)
dapat diperoleh dengan cara seperti di bawah ini: (
∑
)
(
∑
) ∑
∑
∑
(
∑
∑
)
∑
∑
(2.3)
∑
2.6 Estimator Kernel dalam Regresi Logistik Nonparametrik Teknik smoothing dilakukan dengan tujuan membuang variabilitas dari data yang tidak memiliki efek sehingga ciri-ciri data tampak lebih jelas (Halim, 2006). Salah satu teknik smoothing yang dapat digunakan adalah dengan estimator Kernel.Kelebihan dari estimator Kernel adalah memiliki bentuk lebih fleksibel dan
secara
matematik
mudah
diselesaikan
serta
mempunyai
rata-rata
kekonvergenan yang relatif cepat (Hardle, 1990).
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
Bentuk umum dari fungsi Kernel adalah sebagai berikut:
(2.4)
( ) dengan
adalah parameter penghalus (bandwidth) serta memenuhi sifat berikut:
1. 2. ∫
3. ∫ 4. ∫ Sehingga estimator fungsi densitas Kernel berbentuk seperti di bawah ini: ̂
∑
Ketika diberikan
∑
(
)
(2.5)
data pengamatan
yang mengikuti
model regresi nonparametrik seperti di bawah ini, (2.6) dengan fungsi
tidak diketahui bentuknya, maka fungsi
tersebut dapat
diestimasi dengan pendekatan estimator Kernel sebagai berikut: [ |
]
∫
(2.7)
dengan ̂
SKRIPSI
∑
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
dan ̂
∑
sehingga ∫
̂
∫
∑
∑
dengan memisalkan
(
maka
̂
∫
∫
, sehingga
∑
∑
)
∫
(
∫
(
∫
)
)
Persamaan di atas sesuai dengan sifat Kernel yang kedua dan ketiga yaitu ∫
dan ∫
∫
, sehingga ̂
∑
Dengan demikian diperoleh estimator Kernel dalam regresi logistik noparametrik
̂
∑ ∑
∑ ∑
(2.8)
(Tjahjono, 2004)
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
sehingga estimator Kernel untuk prediktor ke-j pada pengamatan ke-i berbentuk: ̂(
∑
)
(
∑
) (
(2.9)
)
Bentuk fungsi Kernel yang digunakan adalah fungsi Kernel Gaussian seperti dibawah ini (
√
(2.10)
)
(Hardle, 1990)
2.7 Pemilihan Bandwidth Optimum Dalam menggunakan regresi Kernel pemilihan parameter pemulus (bandwidth) lebih penting dibandingkan dengan memilih fungsi Kernel. Nilai bandwidth yang kecil akan memberikan grafik yang kurang mulus namun memiliki bias yang kecil, sedangkan nilai bandwidth yang besar akan memberikan grafik yang mulus namun dengan bias yang besar pula (Widiardi, 2014). Pemilihan bandwidth dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya yaitu menggunakan metode
Generalized Validation
(GCV)
yang mempunyai
persamaan sebagai berikut: ( ) (
[
( )])
(2.11)
dengan ( )
∑(
̂(
))
(2.12)
dan ̂(
SKRIPSI
)
( )
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
̂(
)
[
]
dengan (2.13)
[ ]
(2.14)
[ ]
dan (
) (
(2.15)
) (
[
)]
sehingga ( ) dengan matriks
[
]
(2.16)
diperoleh dari persamaan (2.15).
Nilai h yang optimum berasal dari nilai GCV yang paling kecil (Eubank, 1988).
2.8 Algoritma Local Scoring dan Backfitting Algoritma local scoring merupakan algoritma umum untuk mendapatkan estimasi dari fungsi-fungsi GAM. Algoritma local scoring terdiri dari loop yaitu langkah scoring (outer loop) yang diitersaikan sampai nilai rata-rata deviance konvergen dan langkah backfitting terboboti (inner loop) yang diiterasikan sampai nilai rata-rata Residual Sum of Square (RSS) konvergen (Rifada, 2009). Langkah scoring (outer loop) meliputi:
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
1. Menetukan nilai variabel adjusted dependent (z) (
∑
Dengan
)(
̂
(
)
) dan
(
)
(
) (
)
sehingga
(
)
{
}
{
}
(2.17) Berdasarkan persamaan (2.17) maka diperoleh (
)
(2.18)
2. Menentukan matriks dengan diagonal bobot (B) ( dengan
adalah {
(
)
sehingga }
{
{
}
{
}{
SKRIPSI
)
}
}
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
{
}
(2.19) Sedangkan langkah backfitting terboboti (inner loop) adalah menentukan estimasi dari fungsi penghalus dalam model untuk
̂
( )
( ){
∑̂
∑ ̂
}
(2.20)
)}
(2.21)
dan menentukan nilai rata-rata kuadrat residual terboboti {(
)
(
hingga diperoleh nilai rata-rata residual yang konvergen (
)
(2.22)
Dengan demikian diperoleh estimasi model regresi logistik nonparametrik aditif berdasarkan estimator Kernel dengan menggunakan algoritma local scoring seperti berikut:
(
∑
([
]
{
̂ ̂ ∑
)
∑̂
̂
∑
̂
}) (2.23)
2.9 Deviance Deviance merupakan salah satu satu uji statistik yang digunakan untuk menilai kesesuaian model (goodness of fit).
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
Diberikan data
maka bentuk deviance-nya adalah: }
∑{
(2.24) (Collet, 2002)
Bentuk nilai rata-rata deviance (
)
∑{
(
)}
(2.25)
dan nilai rata-rata deviance yang konvergen (
(
)
(
)
)
(2.26)
2.10 Cut off Probability Berdasarkan Kalhori, et al. (2010), Cut off Probability merupakan titik poin yang digunakan untuk mengukur akurasi model dengan mengklasifikasikan hasil estimasi status pasien anak penderita ISPA. {(
)
}
dengan
{
Misal diberikan data
MRS
dengan menerapkan persamaan (2.2) pada data tersebut maka akan diperoleh ̂
sebagai bentuk estimator model data in sample. Proses validasi dilakukan
dengan menghitung ̂
untuk setiap nilai cut off probability dari 0 sampai 1
dengan increment 0,01 sehingga dapat diperoleh titik poin terbaik, yaitu titik yang mana jumlah tertinggi klasifikasi yang benar telah dilakukan. Untuk setiap cut off probability di atas, dapat dihitung nilai error sebagai berikut : |
SKRIPSI
∑
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
(2.27)
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
̂
Untuk ̂
cut off probability maka hasil prediksi adalah 1, dan jika
cut off probability maka hasil prediksi adalah 0.
2.11 Ketepatan Klasifikasi Apparent Error Rate (APPER) merupakan suatu nilai yang digunakan untuk melihat peluang kesalahan dalam mengklasifikasi objek. Nilai APPER adalah : (2.28) dengan : banyaknya kejadian gagal hasil pengamatan yang diklasifikasikan gagal dari hasil prediksi. : banyaknya kejadian gagal hasil pengamatan yang diklasifikasikan sukses dari hasil prediksi. : banyaknya kejadian sukses hasil pengamatan yang diklasifikasikan gagal dari hasil prediksi. : banyaknya kejadian sukses hasil pengamatan yang diklasifikasikan sukses dari hasil prediksi.
2.12
Software R R merupakan salah satu software yang banyak digunakan dalam bidang
statistik atau mengolah data.R adalah proyek GNU yang mirip dengan bahasa S dan lingkungan yang dikembangkan oleh John Chambers dan rekan di Bell Laboratories (sebelumnya AT & T, sekarang Lucent Technologies). Lingkungan yang dimaksud dalam R mempunyai pengertian bahwa R adalah suite terintegrasi
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
fasilitas perangkat lunak untuk manipulasi data, perhitungan dan tampilan grafi, termasuk: 1. Sebuah penanganan data yang efektif dan fasilitas penyimpanan 2. Suite operator untuk perhitungan di array, dalam matriks tertentu 3. Koleksi terpadu dari alat perantara untuk analisis data yang besar dan koheren 4. Fasilitas grafis untuk analisis data dan tampilan baik di layar atau hardcopy 5. Perkembangan bahasa pemrograman yang baik, sederhana dan efektif yangmeliputi conditional, loop, user-defined fungsi rekursif dan fasilitas inputdanoutput. Software ini menyediakan berbagai macam statistik seperti: linier dan pemodelan nonlinier, uji statistik klasik, analisis time-series, klasifikasi, clustering, dan teknik grafis. Keunggulan R dibanding software sejenis lainnya adalah kemudahan yang dirancang dengan baik plot berkualitas publikasi dapat diproduksi, termasuk simbol matematika dan rumus mana diperlukan (cran.rproject.org, 2016).
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
Berikut adalah beberapa perintah internal yang digunakan dalam menjalankan program R: Tabel 2.1 Perintah Internal dalam Software R Nama Perintah
Fungsi
Bentuk
Menunjukkan function()
yang
akan
fungsi digunakan
function(…)
dalam program Menunjukkan banyaknya Length()
Length(…)
data Menjumlahkan
Sum()
semua
bilangan anggota vector
Sum(…)
Menuliskan argumentasi Cat()
dan mencetak file yang
Cat(“…”)
telah ditetapkan Win.graph() Plot()
Membuat gambar
Win.graph()
Membuat plot
Plot(x,y,…)
Membentuk
matriks
dengan jumlah anggota a, Matrix(a,b,c)
banyak
baris
b,
dan
Matrix(…,…,…)
banyak kolom c Membentuk Rep(a,b)
vector
dengan jumlah anggota a
Rep(…,…)
sebanyak b
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
Nama Perintah
Fungsi
Bentuk
Mengulang suatu blok While pernyataan secara terus { While
menerus selama kondisi Pernyataan logika
while
berlaku }
benar Mengulangi
eksekusi Repeat
pernyataan secara terus { menerus, sehingga perlu Pernyataan a Repeat
pernyataan
lain
untuk If (pernyataan b) break
menghentikan perulangan } eksekusi Mengulang suatu blok pernyataan sesuai dengan For()
kondisi
yang
telah
For(kondisi){pernyataan}
ditentukan Menjalankan pernyataan If (kondisi) pertama If-else
jika
kondisi Pernyataan a
benar dan menjalankan Else pernyataan b kondisi selanjutnya jika } kondisi pertama salah
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data sekunder dari rekam medis pasien anak penderita ISPA yang dirawat di RSU Haji Surabaya dari Januari 2015 sampai dengan Mei 2016. Variabel respon adalah kejadian malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA dengan MRS dan
untuk yang mengalami
untuk yang tidak mengalami MRS. Variabel prediktor yang
digunakan dalam skripsi ini terdiri dariusia pasien anak ketika masuk RS lama perawatan di RS
, dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
,
.
3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam skripsi ini tersaji pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Variabel Penelitian Variabel
Nama variabel
Kejadian MRS
Skala Data
Keterangan
Nominal
Usia anak ketika masuk Rasio
Tahun
Lama perawatan di RS
Rasio
Hari
IMT
Rasio
kg/m2
RS
26 SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
3.3 Langkah Pengolahan Data Model kejadian malnutrisi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA di RSU Haji Surabaya dapat diperoleh dengan beberapa langkah sebagai berikut: 1. Mengestimasi bentuk model kejadian malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA di RSU Haji Surabaya dengan pendekatan regresi nonparametrik logistik berdasarkan estimator Kernel dengan langkahlangkah:
a. Menentukan estimasi nilai awal fungsi penghalus pada masingmasing variabel prediktor dengan langkah sebagai berikut:
1) Menentukan nilai bandwidth optimal dengan GCV pada masing-masing prediktor 2) Mendefinisikan variabel respon
dan variabel prediktor
3) Menentukan fungsi Kernel yaitu fungsi Kernel Gaussian berdasarkan persamaan (2.10) 4) Menginput nilai bandwidth( ) optimal yang telah diperoleh dari langkah pertama 5) Mendapatkan matriks diagonal
berdasarkan persamaan
(2.15) 6) Mendapatkan matriks 7) Menghitung nilai ̂
berdasarkan persamaan (2.16) ( )
sebagai nilai awal fungsi
regresi.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
b. Mengestimasi model regresi logistik nonparametrik dengan algoritma local scoring dengan langkah sebagai berikut:
1) Menetukan nilai variable adjusted dependent (z) berdasarkan persamaan (2.18) serta menentukan matriks dengan diagonal bobot (B) berdasarkan persamaan (2.19) 2) Mengiterasikan langkah backfitting terboboti (inner loop) seperti dibawah ini: i.
Untuk iterasi awal ̂
ii.
( )
̂
, didefinisikan ( ) dan
Menentukan estimasi dari fungsi-fungsi penghalus dalam model berdasarkan persamaan (2.20)
iii.
Menentukan nilai rata-rata jumlah kuadrat residual terboboti berdasarkan persamaan (2.21)
iv.
Mengulangi langkah (ii) dan (iii) untuk
hingga
nilai rata-rata RSS tidak berubah/konvergen berdasarkan persamaan (2.22) dengan 3) Didefinisikan ̂
( )
̂
( ), kemudian
menetukan nilai rata-rata deviance berdasarkan persamaan (2.25) 4) Mengulang langkah (1) sampai (3) untuk
hingga
nilai rata-rata deviance konvergen berdasarkan persamaan (2.26) dengan
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
5) Menghitung estimasi model berdasarkan persamaan (2.3) c. Menentukan cut off probability d. Memvalidasi data in sample 2. Melakukan validasi data out sample berdasarkan model yang telah diperoleh untuk kejadian pada pasien anak penderita ISPA di RSU Haji Surabaya dengan pendekatan regresi nonparametrik logistik berdasarkan estimator Kernel dengan langkah:
a. Menentukan selang prediksi untuk data out sample dari data in sample b. Memperoleh nilai ̂
berdasarkan letak pada selang prediksi
c. Menghitung ∑
(
∑
)
d. Memvalidasi model data out sample berdasarkan nilai cut off
probability yang telah diperoleh sebelumnya.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas cara mengestimasi model kejadian malnutrisi rumah sakit pada pasien anakpenderita ISPA di RSU Haji Surabaya berdasarkan pendekatan regresi nonparametrik logistik berdasarkan estimator kernel. Data yang digunakan adalah data dari 57 pasien anak yang terdiri dari 21 pasien terkena MRS dan 36 lainnya tidak terkena MRS.
4.1 Estimasi Model Kejadian Malnutrisi dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Logistik Berdasarkan Estimator Kernel Estimasi model kejadian MRS menggunakan 40 data pasien anak (data in sample) dari 57 data yang ada, terdiri 15 anak mengalami MRS dan 25 anak tidak mengalami MRS (Lampiran 1). Pengambilan 40 data ini berdasarkan pada penentuan peneliti sendiri. 4.1.1
Menentukan Estimasi Nilai Awal Fungsi Penghalus Langkah-langkah dalam menentukan estimasi nilai awal sesuai dengan
subbab 3.3. 1) Menentukan bandwidth optimum Nilai bandwidth ini diperlukan untuk menentukan nilai awal fungsi regresi yang diestimasi. Berdasarkan program pada Lampiran 3 diperoleh bandwidth optimum dan
untuk masing-masing prediktor seperti pada
Lampiran 5 yang diringkas pada tabel 4.3 berikut.
30 SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
Tabel 4.1 Bandwidth dan Prediktor Usia Lama Rawat IMT
untuk Masing-Masing Prediktor Bandwidth 0,62 1 1
0,250 0,258 0,266
Supaya lebih jelas, berikut diberikan plot Bandwidth dan
untuk masing-
masing prediktor. Scatterplot of gcv1 vs h1 0.266 0.264 0.262
gcv1
0.260 0.258 0.256 0.254 0.252 0.250 0.4
0.5
0.6 h1
0.7
Gambar 4.1 Plot Bandwidth dan
0.8
untuk Prediktor Usia
Scatterplot of gcv2 vs h2 0.32 0.31
gcv2
0.30 0.29 0.28 0.27 0.26 0.25 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
h2
Gambar 4.2 Plot Bandwidth dan SKRIPSI
untuk Prediktor Lama Rawat
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
Scatterplot of gcv3 vs h3 4
gcv3
3
2
1
0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
h3
Gambar 4.3 Plot Bandwidth dan
2) Mendefinisikan variabel respon
untuk Prediktor IMT
dan variabel prediktor
Variabel respon terdiri dari Variabel respon adalah kejadian malnutrisi pada pasien anak penderita ISPA dengan dan dari
untuk yang terkena MRS
untuk yang tidak terkena MRS. Variabel prediktor untuk usia,
untuk lama rawat, dan
terdiri
untuk IMT.
3) Menentukan fungsi Kernel Fungsi kernel yang digunakan adalah fungsi kernel Gaussian berdasarkan persamaan (2.10) untuk semua prediktor. 4) Menginput nilai bandwidth( ) Nilai bandwidth yang diinputkan adalah nilai bandwidth pada Tabel 4.1. 5) Mendapatkan matriks diagonal Matriks diagonal
sesuai dengan persamaan (2.15) dapat diperoleh
berdasarkan program pada Lampiran 3.Berikut merupakan bentuk matriks dengan dimensi
SKRIPSI
dan bandwidth optimum dari masing-masing
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
prediktor. Prediktor usia dengan
diperoleh Mtriks
sebagai
berikut.
[
]
Prediktor lama rawat dengan
diperoleh Mtriks
sebagai
berikut.
[
]
Prediktor IMT dengan
diperoleh Mtriks
[
sebagai berikut.
]
6) Mendapatkan matriks Matriks
sesuai dengan persamaan (2.16) dapat diperoleh
berdasarkan program pada Lampiran 3.Berikut merupakan bentuk matriks dengan dimensi diperoleh Mtriks
untuk setiap prediktor. Prediktor usia dengan sebagai berikut.
[
Prediktor usia dengan
SKRIPSI
]
diperoleh Mtriks
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
sebagai berikut.
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
[
]
Prediktor usia dengan
diperoleh Mtriks
sebagai berikut.
[
]
7) Menghitung nilai ̂
( )
Berdasarkan program pada Lampiran 3 dengan masing-masing bandwidth pada Tabel 4.1, diperoleh estimasi awal fungsi regresi untuk masingmasing prediktor seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Estimasi Awal Fungsi Regresi untuk Setiap Prediktor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
SKRIPSI
m1topi(0) 0,425 0,437 0,376 0,245 0,425 0,355 0,218 0,376 0,468 0,425 0,355 0,468 0,355 0,376 0,355 0,355
m2topi(0) 0,430 0,383 0,399 0,383 0,408 0,430 0,399 0,059 0,383 0,408 0,408 0,399 0,383 0,399 0,384 0,408
m3topi(0) 0,40 0,266 0,642 0,116 0,651 0,060 0,202 0,454 0,399 0,652 0,546 0,176 0,653 0,244 0,153 0,148
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
m1topi(0) 0,245 0,425 0,355 0,376 0,425 0,376 0,376 0,355 0,376 0,425 0,376 0,437 0,355 0,355 0,355 0,332 0,425 0,218 0,218 0,376 0,355 0,355 0,376 0,437
8) Menghitung nilai Nilai
m2topi(0) 0,430 0,430 0,383 0,399 0,384 0,430 0,383 0,399 0,399 0,384 0,383 0,383 0,399 0,059 0,399 0,384 0,383 0,383 0,430 0,383 0,430 0,221 0,430 0,430
m3topi(0) 0,000 0,179 0,400 0,630 0,565 0,573 0,308 0,624 0,618 0,640 0,655 0,555 0,137 0,284 0,514 0,451 0,653 0,310 0,081 0,542 0,163 0,156 0,378 0,548
( ) berdasarkan persamaan (2.12)
( ) dapat diperoleh dari persamaan (2.12) dengan masing-
masing bandwidth pada Tabel 4.1 yang selanjutnya digunakan untuk menghitung
. Diberikan penjelasan untuk prediktor usia, penjelasan
ini berlaku untuk prediktor lama rawat dan IMT. Pada prediktor usia, bandwidth optimumnya adalah 0,62, sehingga diperoleh
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
∑(
̂(
))
∑
Berdasarkan program pada Lampiran 3 nilai
untuk masing-masing
prediktor seperti pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Mean Square of Error (MSE) Prediktor Usia Lama Rawat IMT
MSE 0,183 0,222 0,168
Setelah melewati tujuh langkah di atas maka diperoleh nilai awal fungsi regresi beserta error seperti pada Lampiran 6.
4.1.2
Mengestimasi Model Regresi Logistik Nonparametrik Aditif Mengestimasi model regresi logistik nonparametrik aditif dapat dilakukan
dengan menggunakan algoritma local scoring. Algoritma ini terdiri dari scoring (outer loop) yang diiterasikan sampai nilai rat-rata deviance konvergen dan backfitting terboboti (inner loop) yang diiterasikan sampai nilai rata-rata Residual Sum of Square (RSS) konvergen.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
1) Menentukan nilai variabel adjusted dependent (z) Variabel adjusted dependent (z) dapat diperoleh berdasarkan persamaan (2.18). Diberikan penjelasan untuk z pengamatan pertama, penjelesan ini akan berlaku pada pengamatan selanjutnya. (
)
2) Mengiterasikan langkah backfitting terboboti (inner loop) Langkah backfitting ini diiterasikan hingga diperoleh rata-rata RSS yang konvergen dan berdasarkan program pada Lampiran 3 dengan diperoleh rata-rata RSS konvergen 1,824847. 3) Mengiterasikan langkah scoring (outer loop) Langkah backfitting ini diiterasikan hingga diperoleh rata-rata deviance yang konvergen dan berdasarkan program pada Lampiran 3 dengan di peroleh rata-rata deviance konvergen 0,7794558. 4) Memperoleh estimasi model Estimasi model dengan fungsi logit dapat diperoleh berdasarkan persamaan (2.3) dan program pada Lampiran 3. Diberikan penjelasan untuk pengamatan pertama, penjelasan ini berlaku untuk pengamatan selanjutnya. Estimasi fungsi regresi untuk pengamatan pertama pada setiap prediktor adalah ̂ ̂
SKRIPSI
, ̂
, dan
, sehingga
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
̂ Estimasi model pada pengamatan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Selain estimasi model untuk keseluruhan prediktor, berikut ini ditampilkan plot estimasi peluang kejadian untuk masing-masing prediktor dengan menganggap prediktor lain bernilai konstan. Nilai estimasi model untuk setiap prediktor dapat dilihat pada Lampiran 9.
Scatterplot of Peluang vs Usia 0.64 0.62
Peluang
0.60 0.58 0.56 0.54 0.52 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Usia
Gambar 4.4 Plot Estimasi Peluang Kejadian Berdasarkan Usia
Dari Gambar 4.4 diketahui bahwa peluang kejadian MRS berdasarkan usia pasien bersifat fluktuatif. Pasien anak dengan resiko paling tinggi mengalami MRS adalah pasien anak yang berusia 11 tahun dan yang beresiko paling kecil adalah pasien anak dengan usia 9 tahun.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
Scatterplot of Peluang* vs Lama Rawat 0.60
Peluang*
0.58
0.56
0.54
0.52 2
3
4
5 Lama Rawat
6
7
8
Gambar 4.5 Plot Estimasi Peluang Kejadian Berdasarkan Lama Rawat
Dari Gambar 4.5 diketahui bahwa semakin lama pasien anak dirawat di RS atau pasien anak yang dirawat lebih dari satu minggu memiliki peluang kejadian mengalami MRS semakin kecil. Hal ini bisa saja terjadi karena proses adaptasi dari anak itu sendiri.
Scatterplot of Peluang** vs IMT 0.66 0.64
Peluang**
0.62 0.60 0.58 0.56 0.54 0.52 0.50 5
10
15
20
25
30
IMT
Gambar 4.6 Plot Estimasi Peluang Kejadian Berdasarkan IMT
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
Dari Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa peluang kejadian MRS untuk anak yang memiliki IMT dibawah 18,5 kg/m2 dan diatas normal 23 kg/m2 beresiko mengalami MRS lebih besar dibandingkan dengan anak yang memiliki IMT normal yaitu antara 18,5 kg/m2 - 22,9 kg/ m2 yang pada umumnya memiliki resiko mengalami MRS lebih kecil.
4.1.3 Menentukan nilai cut off probability dan menghitung ketepatan klasifikasi data in sample Esimasi model regresi aditif memiliki kriteria selang
yaitu
yang dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan program pada Lampiran 4 diperoleh nilai cut off probability seperti pada Tabel 4.8.
Tabel 4.4 Ketepatan Klasifikasi Nilai Cut off Probability No Treshold 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,71 0,72
Ketepatan Klsasifikasi 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 37,5 65 67,5 70
No
Treshold
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0,73 0,74 0,75 0,76 0,77 0,78 0,79 0,80 0,90 1,00
Ketepatan Klasifikasi 70 72,5 80 82,5 85 85 75 77,5 62,5 62,5
Berdasarkan output pada Lampiran 8 dapat dilihat plot dari nilai cut off probability pada Gambar 4.7 seperti di bawah ini.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
Scatterplot of kk vs tresshold 90
80
kk
70
60
50
40 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
tresshold
Gambar 4.7 Plot Ketepatan Klasifikasi Cut off Probability
Dari Gambar 4.7 diketahui bahwa nilai cut off probability terbaik terletak pada ketepatan klasifikasi tertinggi 85% yaitu pada titik 0,78. Proses validasi dilakukan dengan menghitung
̂
untuk setiap nilai cut off probabilityterbaik.
Berdasarkan output pada Lampiran 7 diperoleh estimasi model pada setiap pengamatan sehingga dapat diklasifikasian berdasarkan nilai cut off probability = 0,78.
Tabel 4.5 Ketepatan Klasifikasi Data In Sample
MRS Tidak MRS Jumlah
Pengamatan
SKRIPSI
Prediksi MRS Tidak MRS 12 2 4 22 16 24
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
Jumlah 14 26 40
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dihitung nilai APPER sebagi berikut:
Jadi,
Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa ketepatan klasifikasi untuk estimasi model logistik nonparametrik aditif berdasarkan estimator kernel untuk data in sample adalah
. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model
sudah cukup valid.Berikut ini adalah Tabel validasi data in sample.
Tabel 4.6 Validasi Data In Sample No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Y 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1
SKRIPSI
Peluang Kejadian 0,789 0,769 0,811 0,657 0,833 0,683 0,662 0,717 0,783 0,833 0,774 0,745 0,788 0,743 0,693 0,697 0,642 0,760 0,743 0,810 0,817
Kejadian MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS MRS MRS
Estimasi Kejadian MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS MRS
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
Validasi Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
No 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Y 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Peluang Kejadian 0,806 0,752 0,786 0,808 0,820 0,811 0,816 0,693 0,650 0,767 0,734 0,829 0,683 0,642 0,793 0,705 0,658 0,773 0,822
Kejadian MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS MRS
Estimasi Kejadian MRS Tidak MRS MRS MRS MRS MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS
Validasi Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
4.2 Memvalidasi Data Out Sample Berdasarkan Model yang Telah Diperoleh Estimasi model pada data out sample dilakukan menggunakan model yang telah diperoleh berdasarkan data in sample dengan cut off probability sebesar 0,78. Data out sample yang digunakan adalah 17 data pasien anak dari 57 data yang ada, terdiri 6 anak terkena MRS dan 11 anak tidak terkena MRS (Lampiran 2). Langkah pertama untuk memperoleh ̂ (
) dari data out sample adalah
dengan melihat selang prediksi pada Lampiran 10, sehingga dapat ditentukan estimasi model berdasarkan letak selang tersebut. Diberikan penjelasan perhitungan data out sample pengamatan pertama, untuk pengamatan lainnya proses yang dilakukan sama dengan pengamatan pertama.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
Data pada pengamatan ke-1 prediktor ke-1 yaitu
. Data tersebut
, sehingga ̂
berada pada selang
. Data pada
pengamatan ke-1 prediktor ke-2 yaitu 6. Data tersebut berada pada selang , sehingga ̂
. Data pada pengamatan ke-1
prediktor ke-3 yaitu 17,93. Data tersebut berada pada selang , sehingga ̂
. Setelah didapat seluruh nilai ̂ (
untuk masing – masing prediktor, kemudian ̂ (
)
) tersebut dijumlahkan, Pada
data pengamatan ke-1 jumlahan yaitu 0,837122. Langkah terakhir yaitu menghitung ̂ . ∑
̂ (
Jadi, nilai untuk ̂
∑
)
, sehingga dengan cut off probability sebesar 0,78
pengamatan ke-1 diklasifikasikan tidak mengalami MRS
.
Berdasarkan output pada Lampiran 11 diperoleh estimasi model pada setiap pengamatan sehingga dapat diklasifikan berdasarkan nilai cut off probability = 0,78. Tabel 4.7 Ketepatan Klasifikasi Data out Sample Prediksi Jumlah MRS Tidak MRS MRS 2 4 6 Pengamatan Tidak MRS 2 9 11 Jumlah 4 13 17 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dihitung nilai APPER sebagi berikut:
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
Jadi, Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa ketepatan klasifikasi untuk estimasi model logistik nonparametrik aditif berdasarkan estimator kernel untuk data out sample adalah 65%. Nilai ketepatan klasifikasi ini lebih besar dibandingkan jika menggunakan metode regresi logistik biner (parametrik) yang mempunyai ketepatan klasifikasi 64,7%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model sudah cukup valid.Berikut ini diberikan Tabel 4.8 Untuk melihat validasi estimasi model data out sample. Tabel 4.8 Ketepatan Klasifikasi Data Out Sample No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Y 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
SKRIPSI
Peluang Kejadian 0,698 0,757 0,718 0,740 0,765 0,766 0,783 0,732 0,813 0,651 0,703 0,772 0,771 0,807 0,730 0,726 0,791
Kejadian Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS MRS MRS MRS MRS
Estimasi Kejadian Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS Tidak MRS Tidak MRS MRS
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
Validasi Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
Data in sample di atas jika diolah menggunakan metode regresi logistik biner (parametrik) dengan bantuan software SPSS, maka diperoleh nilai dan
masing masing sebesar 0,869; -0,018; -0,200; dan -0.025
(Output pada Lampiran 13), sehingga diperoleh model logistik biner sebagai berikut
̂
(4.1) ̂
Berdasarkan hasil estimasisesuai dengan persamaan (4.1) diperoleh ketepatan klasifikasi sebesar 62,5%. Berikut ini diberikan plot estimasi model untuk masingmasing prediktor dengan menganggap variabel prediktor yang lain konstan pada Gambar 4.8, Gambar 4.9, dan Gambar 4.10 sebagai berikut: Scatterplot of p1 vs x1 0.40 0.39 0.38
p1
0.37 0.36 0.35 0.34 0.33 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
x1
Gambar 4.8 Plot Estimasi Model Kejadian MRS Berdasarkan Usia dengan Metode Logistik Biner Parametrik
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
Scatterplot of p2 vs x2 0.50 0.45
p2
0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 2
3
4
5 x2
6
7
8
Gambar 4.9 Plot Estimasi Model Kejadian MRS Berdasarkan Lama Rawat dengan Metode Logistik Biner Parametrik
Scatterplot of p3 vs x3 0.50
0.45
p3
0.40
0.35
0.30
5
10
15
20
25
30
x3
Gambar 4.10 Plot Estimasi Model Kejadian MRS Berdasarkan IMT dengan Metode Logistik Biner Parametrik
Dari Gambar 4.5, Gambar 4.6, dan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa semua plot untuk semua prediktor menurun, artinya bahwa semakin bertambah usia dan
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
semakin lama anak dirawat serta semakin tinggi IMT anak maka peluang pasien anak penderita ISPA mengalami MRS semakin kecil. Ketepatan klasifikasi sebesar 85% diperoleh dari pendekatan model regresi nonparametrik aditif berdasarkan estimator Kernel, sedangkan berdasarkan pendekatan logistik biner parametrikdiperoleh ketepatan klasifikasi sebesar 62,5%, sehingga disimpulkan bahwa estimasi model dengan pendekatan logistik nonparametrik aditif lebih baik daripada estimasi model dengan pendekatan logistik biner (parametrik).
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang elah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan 4.1 adalah sebagai berikut: a. Pertama, peluang kejadian MRS berdasarkan usia bersifat fluktuatif dan yang mempunyai risiko paling tinggi terkena MRS adalah pasien anak yang berusia 11 tahun dan terendah adalah pasien anak dengan usia 9 tahun. Kedua, berdasarkan lama rawat, semakin lama pasien dirawat maka peluang terkena MRS semakin kecil. Ketiga, berdasarkan IMT, pasien dengan IMT normal mempunyai peluang relatif lebih kecil untuk mengalami MRS. b. Hasil pemodelan kejadian MRS pada pasien anak penderita ISPA dengan pendekatan logistik nonparametrik
aditif berdasarkan
estimator Kernel diperoleh ketepatan klasifikasi sebesar 85%, sedangkan berdasarkan pendekatan logistik biner parametrikdiperoleh ketepatan klasifikasi sebesar 62,5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa estimasi model dengan pendekatan logistik nonparametrik aditif lebih baik daripada estimasi model dengan pendekatan logistik biner (parametrik).
49 SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
2. Validasi data out sample berdasarkan model yang telah diperoleh dengan cut off probability 0,78 memiliki ketepatan klasifikasi 65%.
5.2 Saran Dari kesimpulan yang didapat saran yang diberikan oleh peneliti adalah:Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel prediktor karena ketepatan klasifikasi untuk data out sample masih kurang memuaskan. Selain itu peneliti juga bisa menggunakan estimator regresi nonparametrik yang lain seperti Spline, Lokal linier, dan Wafelet. .
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA Chambers, J. 2016. About R. (https://cran.r-project.org, diakses pada tanggal 28 Maret 2016) Claudia, R. 2015. Prevalensi Malnutrisi Berdasarkan Antropometri pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit DR Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2015. Skripsi , Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar. Collet, D. 2002.Modelling Binary Data 2nd Edition.Chapman & Hall/CRC. Davey, P. 2006.At A Glance Medicine.Alih bahasa: Anissa Rahmalia.Jakarta: Erlangga. Eubank, R. 1988. Spline Smoothing and Nonparametrik Regression. New York: Marcel Dekker. Hadiana, S. 2013. Hubungan Status gizi Terhadap Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Puskesmas Pajang Surakarta. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Halim, S. dan Bisono, I. 2006. Fungsi-Fungsi Kernel pada Metode Regresi Nonparametrik dan Aplikasinya pada Priest River Experimental Forest's Data. Jurnal Teknik Industri, Vol. 8, No.1 , 74. Hardle, W. 1990. Applied Nonparametrik Regression. New York: Cambridge University Press. Hartati, S., Nani N., dan Dewi G. 2012. Faktor Resiko Terjadinya Pneumonia Pada Anak Balita. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 15, No. 1 , 1320. Jessie. 2008. Prevalence of Malnutrition in Pediatric Hospital Patients. Rotterdam: Lippincott Williams & Wilkins. Juliaty, A. 2013. Malnutrisi Rumah Sakit Pada Bangsal Anak Rumah sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sari Pediatri, Vol. 15, No. 2 , 65-68. Kleinbaum, D. 1994. Logistik Regression. New York: Springer. Kurniasih, D. 2013. Efisiensi Relatif Estimator Fungsi Kernel Gaussian terhadap Estimator Polinomial dalam Peramalan USD terhadap JPY. Skripsi, Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang. Kalhori, S. R. N., Nasehi, M., dan Zeng, X-J. 2010. A Logistik Regression Model to Predict High Risk Patients to Fail in Tuberculosis Treatment Course 51 SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
Completion. IAENG International Journal of Applied Mathematics, 40:2 IJAM_40_2_08. Nurparida, I.S., Dewi MDH, dan Nita A. 2015. Peran Tim Terapi Gizi (TTG) dalam Mengatasi Malnutrisi Pasien Selama Dirawat di Rumah Sakit. Suatu Kajian Literatur, Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran. Pujadara, R. A. 2015. Pola Penggunaan Obat ISPA Atas Pada Pasien Anak (Penelitian Dilakukan Di Instalasi Rawat Jalan SMF / Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya). Undergraduate Thesis . Puspitasari, I., Suparti, dan Yuciana W. 2012. Analisis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Menggunakan Model Regresi Kernel. Jurnal Gaussian, Volume 1, Nomor 1 , 93-102. Rahajoe. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak, cetakan ketiga. Ikatan Dokter Indonesia. Rancher, A. C., and Schaalje, G. B., 2008,Linier Models in Statistics, Second Edition, John Wiley and Sons Inc, United State of America. Rianlegio. 2014. Asuhan Keperawatan pada Klien Malnutrisi. (http://rianlegio.blogspot.co.id/2014/05/: asuhan-keperawatan-pada-klienmalnutrisi.html, diakses pada tanggal 12 April 2016). Rifada, M. 2009. Estimasi Model Regresi Logistik Nonparametrik Aditif Berdasarkan Estimator Kernel. Skripsi , Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. RISKESDAS. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI. Saryono, Agus P, dan Mekar DA. 2006. Perbedaan Kadar Albumin Plasmapada pasien Sebelum dan Setelah Menjalani Rawat Inap di RSUD Prof. DR Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Journal of Soedirman), Volume 1, Nomor 1, Juli 2006. Tjahjono, D. 2004. Pendekatan estimator Kernel pada Model Regresi Nonparametrik dengan Error Berdistribusi Lognormal. Skripsi, Departemen Matematika, FMIPA Universitas Airlangga Surabaya. Widiardi, H. R. 2014. Model Regresi Nonparametrik Menggunakan Fungsi Kernel (Pada Kasus Berat Badan Balita Desa Buduran Kabupaten Sidoarjo). Jurnal Mahasiswa Statistik, Vol 2, Nomor 2.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 1 Data In Sample No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
SKRIPSI
Y 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Usia 8 11 5 10 7 6 9 5 12 7 6 12 6 5 6 6 10 7 6 5 7 5 5 6 5 8 5 11 6 6 6 13 7 9 9 5
Lama Rawat 5 3 4 3 2 5 4 8 3 2 2 4 3 4 6 2 5 5 3 4 6 5 3 4 4 6 3 3 4 8 4 6 3 3 5 3
IMT 14,22 25,32 11,49 16,87 11,71 19,90 24,63 13,88 25,96 12,13 13,29 17,81 12,12 15,10 15,65 15,69 6,23 17,92 14,21 12,56 22,74 22,47 21,26 12,64 12,71 11,46 11,89 27,15 17,16 25,42 23,12 27,92 12,09 14,73 19,52 10,59
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
No 37 38 39 40
SKRIPSI
Y 0 0 1 1
Usia 6 6 5 11
Lama Rawat 5 7 5 5
IMT 17,54 18,72 14,34 13,28
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 2 Data Out Sample No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
SKRIPSI
Y 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
Usia 6 8 10 12 12 7 5 5 7 13 6 5 6 5 7 5 7
Lama Rawat 6 4 3 5 4 4 2 3 3 3 2 4 3 3 10 11 7
IMT 17,93 15,56 14,55 17,86 26,06 14,25 12,98 24,21 10,26 19,05 17,30 13,63 27,60 12,46 28,30 28,03 23,63
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 3 Program Estimasi Model ginverse<-function(x,eps=1e-016) { x<-as.matrix(x) xsvd<-svd(x) diago<-xsvd$d[xsvd$d>eps] if(length(diago)==1) { xplus<-as.matrix(xsvd$v[,1])%*%t(as.matrix(xsvd$u[,1])/diago) } else { xplus<xsvd$v[,1:length(diago)]%*%diag(1/diago)%*%t(xsvd$u[,1:length(diago)]) } return(xplus) } kernel<-function(u) { (1/sqrt(2*pi)*exp(-0.5*(u^2))) } bw<-function(respon,predictor,h) { data<-cbind(respon,predictor) y<-data[,1] x<-data[,2] n<-length(y) Kh<-rep(0,n) C<-rep(1,n) W<-matrix(0,n,n) Ah<-matrix(0,n,n) h1<-h+1 vh<-seq(h,h1,by=0.01) VGCV<-seq(h,h1,by=0.01) k<-1 cat("==========================") cat("\n Bandwidth \t GCV") cat("\n==========================") while(h
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kh[b]<-(1/h)*kernel(u) } W<-diag(1,n,n)*Kh f1<-t(C)%*%W%*%C f2<-ginverse(f1) Ah[a,]<-f2%*%t(C)%*%W } mtopi<-Ah%*%y MSE<-t(y-mtopi)%*%(y-mtopi)/n bawah<-((1/n)*sum(diag(diag(1,n,n)-(Ah))))^2 GCV<-MSE/bawah cat("\n",format(h),"\t\t",format(GCV)) vh[k]<-h VGCV[k]<-GCV h<-h+0.01 k<-k+1 } cat("\n===========================") cat("\nh.Optimum\tGCV minimum") cat("\n") s<-matrix(c(vh,VGCV),length(vh),2) GCVminimum<-min(VGCV) h1.optimal<-s[s[,2]==GCVminimum] win.graph() plot(vh,VGCV,col=2,type="l",xlim=c(min(vh),max(vh)),ylim=c(min(VG CV),max(VGCV)),xlab="BANDWIDTH",ylab="GENERALIZED CROSS VALIDATION(GCV)") title(main=" PLOT BANDWIDTH TERHADAP GCV ",col=2) return(h1.optimal) } ex<-function(respon,predictor,h) { data<-cbind(respon,predictor) y<-data[,1] x<-data[,2] n<-length(y) Kh<-rep(0,n) C<-rep(1,n) W<-matrix(0,n,n) Ah<-matrix(0,n,n) mtopi<-rep(0,n) error<-rep(0,n) for(a in 1:n) { for(b in 1:n)
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
{ u<-(x[a]-x[b])/h Kh[b]<-(1/h)*kernel(u) } W<-diag(1,n,n)*Kh f1<-t(C)%*%W%*%C f2<-ginverse(f1) Ah[a,]<-f2%*%t(C)%*%W } return(x) } eW<-function(respon,predictor,h) { data<-cbind(respon,predictor) y<-data[,1] x<-data[,2] n<-length(y) Kh<-rep(0,n) C<-rep(1,n) W<-matrix(0,n,n) Ah<-matrix(0,n,n) mtopi<-rep(0,n) error<-rep(0,n) for(a in 1:n) { for(b in 1:n) { u<-(x[a]-x[b])/h Kh[b]<-(1/h)*kernel(u) } W<-diag(1,n,n)*Kh f1<-t(C)%*%W%*%C f2<-ginverse(f1) Ah[a,]<-f2%*%t(C)%*%W } return(W) } eAh<-function(respon,predictor,h) { data<-cbind(respon,predictor) y<-data[,1] x<-data[,2] n<-length(y) Kh<-rep(0,n)
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
C<-rep(1,n) W<-matrix(0,n,n) Ah<-matrix(0,n,n) mtopi<-rep(0,n) error<-rep(0,n) for(a in 1:n) { for(b in 1:n) { u<-(x[a]-x[b])/h Kh[b]<-(1/h)*kernel(u) } W<-diag(1,n,n)*Kh f1<-t(C)%*%W%*%C f2<-ginverse(f1) Ah[a,]<-f2%*%t(C)%*%W } return(Ah) } emtopi<-function(respon,predictor,h) { data<-cbind(respon,predictor) y<-data[,1] x<-data[,2] n<-length(y) Kh<-rep(0,n) C<-rep(1,n) W<-matrix(0,n,n) Ah<-matrix(0,n,n) mtopi<-rep(0,n) error<-rep(0,n) for(a in 1:n) { for(b in 1:n) { u<-(x[a]-x[b])/h Kh[b]<-(1/h)*kernel(u) } W<-diag(1,n,n)*Kh f1<-t(C)%*%W%*%C f2<-ginverse(f1) Ah[a,]<-f2%*%t(C)%*%W } mtopi<-Ah%*%y return(mtopi)
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
} eerror<-function(respon,predictor,h) { data<-cbind(respon,predictor) y<-data[,1] x<-data[,2] n<-length(y) Kh<-rep(0,n) C<-rep(1,n) W<-matrix(0,n,n) Ah<-matrix(0,n,n) mtopi<-rep(0,n) error<-rep(0,n) for(a in 1:n) { for(b in 1:n) { u<-(x[a]-x[b])/h Kh[b]<-(1/h)*kernel(u) } W<-diag(1,n,n)*Kh f1<-t(C)%*%W%*%C f2<-ginverse(f1) Ah[a,]<-f2%*%t(C)%*%W } mtopi<-Ah%*%y error<-y-mtopi return(error) } eMSE<-function(respon,predictor,h) { data<-cbind(respon,predictor) y<-data[,1] x<-data[,2] n<-length(y) Kh<-rep(0,n) C<-rep(1,n) W<-matrix(0,n,n) Ah<-matrix(0,n,n) mtopi<-rep(0,n) error<-rep(0,n) for(a in 1:n) { for(b in 1:n)
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
{ u<-(x[a]-x[b])/h Kh[b]<-(1/h)*kernel(u) } W<-diag(1,n,n)*Kh f1<-t(C)%*%W%*%C f2<-ginverse(f1) Ah[a,]<-f2%*%t(C)%*%W } mtopi<-Ah%*%y error<-y-mtopi MSE<-sum((error)^2)/n return(MSE) } na<-function(respon,predictor,h) { data<-cbind(respon,predictor) y<-data[,1] x<-data[,2] n<-length(y) mtopi<-rep(0,n) error<-rep(0,n) optimal1<-emtopi(y,x,h) mtopi<-optimal1 optimal2<-eerror(y,x,h) error<-optimal2 optimal3<-eMSE(y,x,h) MSE<-optimal3 cat("\n ========================================") cat("\n X\tY\tmtopi\t\terror") cat("\n ========================================") for(i in 1:n) { cat("\n",x[i],"\t",y[i],"\t",mtopi[i],"\t",error[i]) } cat("\n ========================================") cat("\n\nMSE = ",MSE,"\n") } aditif<-function(data,err1,err2) { y<-data[,1] x<-as.matrix(data[ ,-1]) n<-length(y) p<-ncol(x)
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
h<-rep(0,p) xurut<-matrix(0,n,p) mawal<-matrix(0,n,p) mlama<-matrix(0,n,p) m<-matrix(0,n,p) nu<-rep(0,n) miu<-rep(0,n) z<-rep(0,n) R<-matrix(0,n,p) B<-matrix(0,n,n) q<-2*p datagab<-matrix(0,n,q+2) databaru<-matrix(0,n,q+2) ybaru<-rep(0,n) mbaru<-matrix(0,n,p) mnew<-matrix(0,n,p) v1<-rep(0,p) v2<-rep(0,p) a<-rep(0,n) b<-rep(0,n) devian<-rep(0,n) devianbaru<-rep(0,n) z<-rep(0,n) for(j in 1:p) { cat("\nUntukprediktorke-",j," inputkan : \n") h[j]<-as.numeric(readline("nilai h optimal = ")) } for(j in 1:p) { optimalx<-ex(y,x[,j],h[j]) xurut[,j]<-optimalx optimalmtopi<-emtopi(y,x[,j],h[j]) m[,j]<-optimalmtopi } for(k in 1:p) { for(a in 1:n) { for(b in 1:n) { if(x[a,k]==xurut[b,k]) { mawal[a,k]<-m[b,k] break }
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
} } } for(i in 1:n) { nu[i]<-sum(mawal[i,]) miu[i]<-exp(nu[i])/(1+exp(nu[i])) B[i,i]<-miu[i]%*%(1-miu[i]) z[i]<-nu[i]+((y[i]-miu[i])/B[i,i]) } rss<-sum((t(z-nu)%*%B%*%(z-nu)))/n for(i in 1:n) { if(y[i]==0) { a[i]<-0 b[i]<-(1-y[i])*log10(1-miu[i]) } if(y[i]==1) { a[i]<-y[i]*log10(miu[i]) b[i]<-0 } devian[i]<-a[i]+b[i] } dev<-(-2*sum(devian))/n mnew<-mawal s<-0 u<-0 rssbaru<-rss devbaru<-dev zbaru<-z while(dev>err1) { devlama<-devbaru zlama<-zbaru repeat { mlama<-mnew rsslama<-rssbaru for(j in 1:p) { optimalAh<-eAh(y,x[,j],h[j]) Ah<-optimalAh datagab<-cbind(zlama,data,mnew) databaru<-datagab[order(x[,j]),1:(q+2)]
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
z<-databaru[,1] ybaru<-databaru[,2] mbaru<-databaru[ ,(p+3):(q+2)] R[,j]<-z-apply((mbaru[ ,-j]),1,sum) mbaru[ ,j]<-Ah%*%R[,j] for(a in 1:n) { for(b in 1:n) { if(x[a,j]==xurut[b,j]) { mnew[a,j]<-mbaru[b,j] break } } } } for(i in 1:n) { nu[i]<-sum(mnew[i,]) miu[i]<-exp(nu[i])/(1+exp(nu[i])) B[i,i]<-miu[i]*(1-miu[i]) z[i]<-nu[i]+((y[i]-miu[i])/B[i,i]) } rssbaru<-sum((t(z-nu)%*%B%*%(z-nu)))/n rss<-abs(rsslama-rssbaru) s<-s+1 if(rss<err2) break } for(i in 1:n) { nu[i]<-sum(mnew[i,]) miu[i]<-exp(nu[i])/(1+exp(nu[i])) B[i,i]<-miu[i]%*%(1-miu[i]) zbaru[i]<-nu[i]+((y[i]-miu[i])/B[i,i]) } for(i in 1:n) { if(y[i]==0) { a[i]<-0 b[i]<-(1-y[i])*log10(1-miu[i]) } if(y[i]==1) { a[i]<-y[i]*log10(miu[i])
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
b[i]<-0 } devianbaru[i]<-a[i]+b[i] } devbaru<-(-2*sum(devianbaru))/n dev<-abs(devlama-devbaru) u<-u+1 } miutopi<-miu cat("\n ==================================================") cat("\n i\tm1topi\t\t m2topi\t m3topi\t\t miutopi") cat("\n ==================================================\n") for(i in 1:n) { cat(i,"\t",mnew[i,],"\t",miu[i],"\n") } cat("\n Rata-Rata RSS Konvergen \t= ", rss, "\n") cat("\n Rata-Rata Deviance Konvergen \t= ", dev, "\n") mtopi<-matrix(0,n,p) mtopi<-mnew miupred<-matrix(0,n,p) cat("MIU PREDIKSI \n") for(j in 1:p) { cat("miuke-",j,"\n") for(i in 1:n) { miupred[i,j]<-exp(mtopi[i,j])/(1+exp(mtopi[i,j])) cat(i,"\t",miupred[i,j],"\n") } } miupred.urut<-matrix(0,n,p) mtopi.urut<-matrix(0,n,p) win.graph() for(j in 1:p) { a<-cbind(x[,j],miupred[,j],mtopi[,j]) a.urut<-a[order(x[,j]),1:3] xurut[,j]<-a.urut[,1] miupred.urut[,j]<-a.urut[,2] mtopi.urut[,j]<-a.urut[,3] } par(mfrow=c(3,1))
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
plot(xurut[,1],miupred.urut[,1],type="l",xlim=c(min(xurut[,1]),max(xurut[, 1])),ylim=c(min(y),max(y)),xlab=("usia(tahun)"),ylab=("peluang kejadian(Y=1)")) plot(xurut[,2],miupred.urut[,2],type="l",xlim=c(min(xurut[,2]),max(xurut[, 2])),ylim=c(min(y),max(y)),xlab=("lama rawat(hari)"),ylab=("peluangkejadian(Y=1)")) plot(xurut[,3],miupred.urut[,3],type="l",xlim=c(min(xurut[,3]),max(xurut[, 3])),ylim=c(min(y),max(y)),xlab=("IMT(kg/cm)"),ylab=("peluang kejadian(Y=1)")) }
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 4 Program Cut Off Probability cp<-function(data) { y<-data[,1] miu<-data[,2] n<-length(y) c<-rep(0,n) d<-rep(0,n) e<-rep(0,n) f<-rep(0,n) g<-rep(0,n) ytopi1<-matrix(0,n,1) th<-seq(0,1,0.01) nth<-length(th) a<-matrix(0,nth,2) for(j in 1:nth) { cat("-------------------------\n") cat("Threshold : ",th[j],"\n") cat("-------------------------\n") for(i in 1:n) { if(miu[i]<=th[j]) ytopi1[i]<-0 else ytopi1[i]<-1 c<-cbind(y,ytopi1) if(c[i,1]==0&&c[i,2]==0) { d[i]<-1 } else { d[i]<-0 } n11awal<-d if(c[i,1]==0&&c[i,2]==1) { e[i]<-1 } else { e[i]<-0 } n12awal<-e
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
if(c[i,1]==1&&c[i,2]==0) { f[i]<-1 } else { f[i]<-0 } n21awal<-f if(c[i,1]==1&&c[i,2]==1) { g[i]<-1 } else { g[i]<-0 } n22awal<-g } n11<-sum(n11awal) n12<-sum(n12awal) n21<-sum(n21awal) n22<-sum(n22awal) cat("n11 = ",n11,"; n12 = ",n12,";\nn21 = ",n21,"; n22 = ",n22,"\n") cat("\n============================\n\tCROSSTAB\n======= =====================\n\t\t PREDIKSI\n\t\t 0\t 1\nOBSERVASI 0 | ",n11,"\t",n12,"\n\t 1 | ",n21,"\t",n22,"\n") A<-(((n11+n22)/(n11+n12+n21+n22))*100) cat("\nKetepatanKlasifikasi =",A,"\n\n\n") a[,1]<-th a[j,2]<-A } cat("\n thketepatanklasifikasi\n") print(a) thres<-as.numeric(readline("masukkannilai threshold maksimal : ")) th1<-seq(0,thres,0.01) nth1<-length(th1) b<-matrix(0,nth1,2) for(j in 1:nth1) { b[,1]<-th1 b[j,2]<-a[j,2] } cat("\n thketepatanklasifikasi\n") print(b)
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
win.graph() plot(b[,1],b[,2],type="l",xlab="Nilai cut off probablity",ylab="KetepatanKlasifikasi") }
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 5 Output Bandwidth Optimum 1. Usia >bw(a[,1],a[,2],0.01) ========================== Bandwidth GCV ========================== 0.01 0.2761013 0.02 0.2761013 0.03 0.2761013 0.04 0.2761013 0.05 0.2761013 0.06 0.2761013 0.07 0.2761013 0.08 0.2761013 0.09 0.2761013 0.1 0.2761013 0.11 0.2761013 0.12 0.2761013 0.13 0.2761013 0.14 0.2761013 0.15 0.2761013 0.16 0.2761013 0.17 0.2761013 0.18 0.2761012 0.19 0.2761010 0.2 0.2761000 0.21 0.2760973 0.22 0.2760903 0.23 0.2760748 0.24 0.2760441 0.25 0.2759885 0.26 0.2758954 0.27 0.2757497 0.28 0.2755347 0.29 0.2752333 0.3 0.2748295 0.31 0.2743098 0.32 0.2736651 0.33 0.2728912 0.34 0.2719897 0.35 0.2709683 0.36 0.2698401 0.37 0.2686227 0.38 0.2673370 0.39 0.2660059 0.4 0.2646528
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
0.41 0.42 0.43 0.44 0.45 0.46 0.47 0.48 0.49 0.5 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57 0.58 0.59 0.6 0.61 0.62 0.63 0.64 0.65 0.66 0.67 0.68 0.69 0.7 0.71 0.72 0.73 0.74 0.75 0.76 0.77 0.78 0.79 0.8 0.81 0.82 0.83 0.84 0.85 0.86 0.87
SKRIPSI
0.2633002 0.2619692 0.260678 0.2594421 0.2582737 0.2571819 0.2561729 0.2552502 0.2544151 0.2536669 0.2530036 0.2524218 0.2519175 0.251486 0.2511225 0.2508217 0.2505786 0.2503883 0.2502458 0.2501467 0.2500867 0.2500618 0.2500684 0.2501031 0.2501628 0.2502449 0.2503469 0.2504664 0.2506016 0.2507506 0.2509117 0.2510837 0.2512651 0.251455 0.2516522 0.2518559 0.2520652 0.2522794 0.2524979 0.2527200 0.2529453 0.2531731 0.2534031 0.2536347 0.2538677 0.2541016 0.254336
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
0.88 0.2545707 0.89 0.2548052 0.9 0.2550393 0.91 0.2552727 0.92 0.2555051 0.93 0.2557363 0.94 0.2559659 0.95 0.2561936 0.96 0.2564194 0.97 0.2566429 0.98 0.2568639 0.99 0.2570821 1 0.2572975 =========================== h.Optimum GCV minimum [1] 0.6200000 0.2500618
2. Lama Rawat >bw(a[,1],a[,3],0.01) ========================== Bandwidth GCV ========================== 0.01 0.3128623 0.02 0.3128623 0.03 0.3128623 0.04 0.3128623 0.05 0.3128623 0.06 0.3128623 0.07 0.3128623 0.08 0.3128623 0.09 0.3128623 0.1 0.3128623 0.11 0.3128623 0.12 0.3128623 0.13 0.3128623 0.14 0.3128623 0.15 0.3128623 0.16 0.3128623 0.17 0.3128623 0.18 0.3128623 0.19 0.312862 0.2 0.3128612 0.21 0.3128586 0.22 0.3128521 0.23 0.3128376 0.24 0.3128089 0.25 0.3127569
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
0.26 0.27 0.28 0.29 0.3 0.31 0.32 0.33 0.34 0.35 0.36 0.37 0.38 0.39 0.4 0.41 0.42 0.43 0.44 0.45 0.46 0.47 0.48 0.49 0.5 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57 0.58 0.59 0.6 0.61 0.62 0.63 0.64 0.65 0.66 0.67 0.68 0.69 0.7 0.71 0.72
SKRIPSI
0.3126698 0.3125334 0.3123319 0.3120486 0.3116679 0.311176 0.3105622 0.3098201 0.3089480 0.3079487 0.30683 0.3056031 0.3042825 0.3028844 0.3014261 0.2999249 0.2983974 0.2968590 0.2953233 0.2938021 0.2923054 0.2908410 0.2894153 0.2880329 0.286697 0.2854096 0.2841716 0.2829833 0.2818443 0.2807534 0.2797093 0.2787103 0.2777546 0.2768402 0.2759650 0.2751271 0.2743242 0.2735546 0.2728162 0.2721072 0.2714259 0.2707705 0.2701397 0.2695319 0.2689457 0.2683799 0.2678334
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
0.73 0.267305 0.74 0.2667937 0.75 0.2662987 0.76 0.2658190 0.77 0.2653538 0.78 0.2649025 0.79 0.2644643 0.8 0.2640387 0.81 0.263625 0.82 0.2632227 0.83 0.2628314 0.84 0.2624506 0.85 0.2620798 0.86 0.2617187 0.87 0.2613669 0.88 0.2610241 0.89 0.26069 0.9 0.2603643 0.91 0.2600467 0.92 0.2597370 0.93 0.259435 0.94 0.2591404 0.95 0.2588530 0.96 0.2585728 0.97 0.2582993 0.98 0.2580326 0.99 0.2577725 1 0.2575187 =========================== h.Optimum GCV minimum [1] 1.0000000 0.2575187
3. Indeks Massa Tubuh (IMT) >bw(a[,1],a[,4],0.01) ========================== Bandwidth GCV ========================== 0.01 4.300783 0.02 2.846705 0.03 2.374983 0.04 1.991915 0.05 1.673520 0.06 1.449856 0.07 1.302308 0.08 1.196106 0.09 1.110539 0.1 1.036134
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
0.11 0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 0.19 0.2 0.21 0.22 0.23 0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.29 0.3 0.31 0.32 0.33 0.34 0.35 0.36 0.37 0.38 0.39 0.4 0.41 0.42 0.43 0.44 0.45 0.46 0.47 0.48 0.49 0.5 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57
SKRIPSI
0.9681158 0.9041637 0.8437657 0.7874846 0.7361518 0.6903228 0.6500873 0.615127 0.5848704 0.5586461 0.5357923 0.5157171 0.497922 0.4820027 0.4676378 0.4545749 0.4426165 0.4316083 0.4214293 0.4119842 0.4031973 0.3950076 0.387365 0.3802274 0.3735582 0.3673247 0.3614973 0.3560485 0.3509523 0.3461845 0.3417218 0.3375425 0.333626 0.3299532 0.3265062 0.3232684 0.3202245 0.3173604 0.3146632 0.3121211 0.3097232 0.3074597 0.3053213 0.3032997 0.3013872 0.2995767 0.2978614
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
0.58 0.2962352 0.59 0.2946924 0.6 0.2932275 0.61 0.2918357 0.62 0.2905121 0.63 0.2892526 0.64 0.2880528 0.65 0.2869091 0.66 0.2858179 0.67 0.2847759 0.68 0.2837801 0.69 0.2828275 0.7 0.2819156 0.71 0.281042 0.72 0.2802044 0.73 0.2794007 0.74 0.2786291 0.75 0.2778877 0.76 0.2771751 0.77 0.2764896 0.78 0.2758301 0.79 0.2751951 0.8 0.2745836 0.81 0.2739946 0.82 0.2734270 0.83 0.2728799 0.84 0.2723525 0.85 0.2718441 0.86 0.271354 0.87 0.2708814 0.88 0.2704257 0.89 0.2699864 0.9 0.2695628 0.91 0.2691545 0.92 0.2687609 0.93 0.2683817 0.94 0.2680162 0.95 0.2676641 0.96 0.2673250 0.97 0.2669983 0.98 0.2666838 0.99 0.2663811 1 0.2660896 =========================== h.Optimum GCV minimum [1] 1.0000000 0.2660896
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 6 Output Nilai Awal Fungsi Regresi 1. Nilaiawaluntukprediktorusia >na(a[,1],a[,2],0.62) ======================================== X Y mtopi error ======================================== 8 1 0.4935386 0.5064614 11 0 0.5526994 -0.5526994 5 1 0.4186882 0.5813118 10 0 0.1519948 -0.1519948 7 1 0.5452948 0.4547052 6 0 0.2768696 -0.2768696 9 0 0.07387556 -0.07387556 5 0 0.4186882 -0.4186882 12 1 0.4982219 0.5017781 7 1 0.5452948 0.4547052 6 0 0.2768696 -0.2768696 12 0 0.4982219 -0.4982219 6 1 0.2768696 0.7231304 5 0 0.4186882 -0.4186882 6 0 0.2768696 -0.2768696 6 0 0.2768696 -0.2768696 10 0 0.1519948 -0.1519948 7 1 0.5452948 0.4547052 6 0 0.2768696 -0.2768696 5 1 0.4186882 0.5813118 7 1 0.5452948 0.4547052 5 1 0.4186882 0.5813118 5 0 0.4186882 -0.4186882 6 1 0.2768696 0.7231304 5 0 0.4186882 -0.4186882 8 0 0.4935386 -0.4935386 5 1 0.4186882 0.5813118 11 1 0.5526994 0.4473006 6 0 0.2768696 -0.2768696 6 0 0.2768696 -0.2768696 6 0 0.2768696 -0.2768696 13 0 0.1814868 -0.1814868 7 0 0.5452948 -0.5452948 9 0 0.07387556 -0.07387556 9 0 0.07387556 -0.07387556 5 0 0.4186882 -0.4186882 6 0 0.2768696 -0.2768696 6 0 0.2768696 -0.2768696
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5 1 0.4186882 0.5813118 11 1 0.5526994 0.4473006 ======================================== MSE = 0.1826032
2. Nilaiawaluntukprediktor lama rawat >na(a[,1],a[,3],1) ======================================== X Y mtopi error ======================================== 5 1 0.4301176 0.5698824 3 0 0.3831922 -0.3831922 4 1 0.398864 0.601136 3 0 0.3831922 -0.3831922 2 1 0.4076336 0.5923664 5 0 0.4301176 -0.4301176 4 0 0.398864 -0.398864 8 0 0.05903006 -0.05903006 3 1 0.3831922 0.6168078 2 1 0.4076336 0.5923664 2 0 0.4076336 -0.4076336 4 0 0.398864 -0.398864 3 1 0.3831922 0.6168078 4 0 0.398864 -0.398864 6 0 0.3839651 -0.3839651 2 0 0.4076336 -0.4076336 5 0 0.4301176 -0.4301176 5 1 0.4301176 0.5698824 3 0 0.3831922 -0.3831922 4 1 0.398864 0.601136 6 1 0.3839651 0.6160349 5 1 0.4301176 0.5698824 3 0 0.3831922 -0.3831922 4 1 0.398864 0.601136 4 0 0.398864 -0.398864 6 0 0.3839651 -0.3839651 3 1 0.3831922 0.6168078 3 1 0.3831922 0.6168078 4 0 0.398864 -0.398864 8 0 0.05903006 -0.05903006 4 0 0.398864 -0.398864 6 0 0.3839651 -0.3839651 3 0 0.3831922 -0.3831922 3 0 0.3831922 -0.3831922
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5 0 0.4301176 -0.4301176 3 0 0.3831922 -0.3831922 5 0 0.4301176 -0.4301176 7 0 0.2210884 -0.2210884 5 1 0.4301176 0.5698824 5 1 0.4301176 0.5698824 ======================================== MSE = 0.2215977
3. Nilaiawaluntukprediktor IMT >na(a[,1],a[,4],1) ======================================== X Y mtopi error ======================================== 14.22 1 0.3978995 0.6021005 25.32 0 0.2663762 -0.2663762 11.49 1 0.6421431 0.3578569 16.87 0 0.1159167 -0.1159167 11.71 1 0.651498 0.348502 19.9 0 0.06039376 -0.06039376 24.63 0 0.2016639 -0.2016639 13.88 0 0.4541824 -0.4541824 25.96 1 0.3994035 0.6005965 12.13 1 0.6523875 0.3476125 13.29 0 0.5464975 -0.5464975 17.81 0 0.1762873 -0.1762873 12.12 1 0.652625 0.347375 15.1 0 0.2440683 -0.2440683 15.65 0 0.1531648 -0.1531648 15.69 0 0.1476151 -0.1476151 6.23 0 1.453708e-06 -1.453708e-06 17.92 1 0.1794906 0.8205094 14.21 0 0.3995763 -0.3995763 12.56 1 0.6304064 0.3695936 22.74 1 0.5645344 0.4354656 22.47 1 0.5725369 0.4274631 21.26 0 0.3078909 -0.3078909 12.64 1 0.6238464 0.3761536 12.71 0 0.617504 -0.617504 11.46 0 0.6403948 -0.6403948 11.89 1 0.654607 0.3453930 27.15 1 0.5549925 0.4450075 17.16 0 0.1368824 -0.1368824
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25.42 0 0.2842537 -0.2842537 23.12 0 0.5136869 -0.5136869 27.92 0 0.4511985 -0.4511985 12.09 0 0.653262 -0.653262 14.73 0 0.31011 -0.31011 19.52 0 0.08146313 -0.08146313 10.59 0 0.5419919 -0.5419919 17.54 0 0.1632855 -0.1632855 18.72 0 0.1564722 -0.1564722 14.34 1 0.37766 0.62234 13.28 1 0.5479454 0.4520546 ======================================== MSE = 0.1675950
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 7 Output Estimasi Model Aditif >aditif(a,1,1) Untukprediktorke- 1 inputkan : nilai h optimal = 0.62 Untukprediktorke- 2 inputkan : nilai h optimal = 1 Untukprediktorke- 3 inputkan : nilai h optimal = 1 ======================================================= i m1topi m2topi m3topi miutopi ======================================================= 1 0.4935386 0.4301176 0.3978995 0.7894404 2 0.5526994 0.3831922 0.2663762 0.768928 3 0.4186882 0.398864 0.6421431 0.811486 4 0.1519948 0.3831922 0.1159167 0.6572591 5 0.5452948 0.4076336 0.651498 0.8326361 6 0.2768696 0.4301176 0.06039376 0.6829541 7 0.07387556 0.398864 0.2016639 0.6624885 8 0.4186882 0.05903006 0.4541824 0.7174607 9 0.4982219 0.3831922 0.3994035 0.7825889 10 0.5452948 0.4076336 0.6523875 0.83276 11 0.2768696 0.4076336 0.5464975 0.7739937 12 0.4982219 0.398864 0.1762873 0.7452379 13 0.2768696 0.3831922 0.652625 0.7879624 14 0.4186882 0.398864 0.2440683 0.7430001 15 0.2768696 0.3839651 0.1531648 0.6929611 16 0.2768696 0.4076336 0.1476151 0.6968027 17 0.1519948 0.4301176 1.453708e-06 0.6415536 18 0.5452948 0.4301176 0.1794906 0.7604053 19 0.2768696 0.3831922 0.3995763 0.7426214 20 0.4186882 0.398864 0.6304064 0.809684 21 0.5452948 0.3839651 0.5645344 0.8166471 22 0.4186882 0.4301176 0.5725369 0.8055488 23 0.4186882 0.3831922 0.3078909 0.7520865 24 0.2768696 0.398864 0.6238464 0.7857643 25 0.4186882 0.398864 0.617504 0.8076879 26 0.4935386 0.3839651 0.6403948 0.8202288 27 0.4186882 0.3831922 0.654607 0.8109948 28 0.5526994 0.3831922 0.5549925 0.816211 29 0.2768696 0.398864 0.1368824 0.6926667 30 0.2768696 0.05903006 0.2842537 0.6502534 31 0.2768696 0.398864 0.5136869 0.7666374
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32 33 34 35 36 37 38 39 40
0.1814868 0.5452948 0.07387556 0.07387556 0.4186882 0.2768696 0.2768696 0.4186882 0.5526994
0.3839651 0.3831922 0.3831922 0.4301176 0.3831922 0.4301176 0.2210884 0.4301176 0.4301176
0.4511985 0.653262 0.31011 0.08146313 0.5419919 0.1632855 0.1564722 0.37766 0.5479454
0.7343196 0.829452 0.68291 0.6423219 0.793126 0.7048024 0.6580081 0.7731994 0.8221178
Rata-Rata RSS Konvergen= 1.824847 Rata-Rata Deviance Konvergen= 0.7794558
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 8 Cut Off Probability >cp(b) No tresshold [1,] 0.00 [2,] 0.01 [3,] 0.02 [4,] 0.03 [5,] 0.04 [6,] 0.05 [7,] 0.06 [8,] 0.07 [9,] 0.08 [10,] 0.09 [11,] 0.10 [12,] 0.11 [13,] 0.12 [14,] 0.13 [15,] 0.14 [16,] 0.15 [17,] 0.16 [18,] 0.17 [19,] 0.18 [20,] 0.19 [21,] 0.20 [22,] 0.21 [23,] 0.22 [24,] 0.23 [25,] 0.24 [26,] 0.25 [27,] 0.26 [28,] 0.27 [29,] 0.28 [30,] 0.29 [31,] 0.30 [32,] 0.31 [33,] 0.32 [34,] 0.33 [35,] 0.34 [36,] 0.35 [37,] 0.36 [38,] 0.37 [39,] 0.38 [40,] 0.39 [41,] 0.40 [42,] 0.41 [43,] 0.42
SKRIPSI
ketepatan klasifikasi 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
[44,] [45,] [46,] [47,] [48,] [49,] [50,] [51,] [52,] [53,] [54,] [55,] [56,] [57,] [58,] [59,] [60,] [61,] [62,] [63,] [64,] [65,] [66,] [67,] [68,] [69,] [70,] [71,] [72,] [73,] [74,] [75,] [76,] [77,] [78,] [79,] [80,] [81,] [82,] [83,] [84,] [85,] [86,] [87,] [88,] [89,] [90,]
0.43 0.44 0.45 0.46 0.47 0.48 0.49 0.50 0.51 0.52 0.53 0.54 0.55 0.56 0.57 0.58 0.59 0.60 0.61 0.62 0.63 0.64 0.65 0.66 0.67 0.68 0.69 0.70 0.71 0.72 0.73 0.74 0.75 0.76 0.77 0.78 0.79 0.80 0.81 0.82 0.83 0.84 0.85 0.86 0.87 0.88 0.89
SKRIPSI
37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 37.5 42.5 50.0 52.5 52.5 57.5 65.0 67.5 70.0 70.0 72.5 80.0 82.5 85.0 85.0 75.0 77.5 75.0 65.0 67.5 62.5 62.5 62.5 62.5 62.5 62.5
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
[91,] [92,] [93,] [94,] [95,] [96,] [97,] [98,] [99,] [100,] [101,]
0.90 0.91 0.92 0.93 0.94 0.95 0.96 0.97 0.98 0.99 1.00
SKRIPSI
62.5 62.5 62.5 62.5 62.5 62.5 62.5 62.5 62.5 62.5 62.5
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
Lampiran 9 Peluang Kejadian untuk Masing-Masing Prediktor No miu1topi miu2topi miu3topi 1 0,621 0,606 0,598 2 0,635 0,595 0,566 3 0,603 0,598 0,655 4 0,538 0,595 0,529 5 0,633 0,601 0,657 6 0,569 0,606 0,515 7 0,518 0,598 0,550 8 0,603 0,515 0,612 9 0,622 0,595 0,599 10 0,633 0,601 0,658 11 0,569 0,601 0,633 12 0,622 0,598 0,544 13 0,569 0,595 0,658 14 0,603 0,598 0,561 15 0,569 0,595 0,538 16 0,569 0,601 0,537 17 0,538 0,606 0,500 18 0,633 0,606 0,545 19 0,569 0,595 0,599 20 0,603 0,598 0,653 21 0,633 0,595 0,638 22 0,603 0,606 0,639 23 0,603 0,595 0,576 24 0,569 0,598 0,651 25 0,603 0,598 0,650 26 0,621 0,595 0,655 27 0,603 0,595 0,658 28 0,635 0,595 0,635 29 0,569 0,598 0,534 30 0,569 0,515 0,571 31 0,569 0,598 0,626 32 0,545 0,595 0,611 33 0,633 0,595 0,658 34 0,518 0,595 0,577 35 0,518 0,606 0,520 36 0,603 0,595 0,632
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
No miu1topi miu2topi miu3topi 37 0,569 0,606 0,541 38 0,569 0,555 0,539 39 0,603 0,606 0,593 40 0,635 0,606 0,634
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
Lampiran 10 Selang Prediksi untuk Data Out Sample No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
SKRIPSI
Usia bb 7,38 10,38 4,38 9,38 6,38 5,38 8,38 4,38 11,38 6,38 5,38 11,38 5,38 4,38 5,38 5,38 9,38 6,38 5,38 4,38 6,38 4,38 4,38 5,38 4,38 7,38 4,38 10,38 5,38 5,38 5,38 12,38 6,38 8,38 8,38
ba 8,62 11,62 5,62 10,62 7,62 6,62 9,62 5,62 12,62 7,62 6,62 12,62 6,62 5,62 6,62 6,62 10,62 7,62 6,62 5,62 7,62 5,62 5,62 6,62 5,62 8,62 5,62 11,62 6,62 6,62 6,62 13,62 7,62 9,62 9,62
Lama Rawat bb ba 4 6 2 4 3 5 2 4 1 3 4 6 3 5 7 9 2 4 1 3 1 3 3 5 2 4 3 5 5 7 1 3 4 6 4 6 2 4 3 5 5 7 4 6 2 4 3 5 3 5 5 7 2 4 2 4 3 5 7 9 3 5 5 7 2 4 2 4 4 6
IMT Bb 13,22 24,32 10,49 15,87 10,71 18,90 23,63 12,88 24,96 11,13 12,29 16,81 11,12 14,10 14,65 14,69 5,23 16,92 13,21 11,56 21,74 21,47 20,26 11,64 11,71 10,46 10,89 26,15 16,16 24,42 22,12 26,92 11,09 13,73 18,52
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
ba 15,22 26,32 12,49 17,87 12,71 20,90 25,63 14,88 26,96 13,13 14,29 18,81 13,12 16,10 16,65 16,69 7,23 18,92 15,21 13,56 23,74 23,47 22,26 13,64 13,71 12,46 12,89 28,15 18,16 26,42 24,12 28,92 13,09 15,73 20,52
MAKSYUFATUL ILMI
No 36 37 38 39 40
SKRIPSI
Usia bb 4,38 5,38 5,38 4,38 10,38
ba 5,62 6,62 6,62 5,62 11,62
Lama Rawat bb ba 2 4 4 6 6 8 4 6 4 6
IMT Bb 9,59 16,54 17,72 13,34 12,28
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
ba 11,59 18,54 19,72 15,34 14,28
MAKSYUFATUL ILMI
Lampiran 11 Estimasi Model Data Out Sample No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
m1topi 0,277 0,494 0,152 0,498 0,498 0,545 0,419 0,419 0,545 0,181 0,277 0,419 0,277 0,419 0,545 0,419 0,545
SKRIPSI
m2topi 0,384 0,399 0,383 0,430 0,399 0,399 0,408 0,383 0,383 0,383 0,408 0,399 0,383 0,383 0,000 0,000 0,221
m3topi 0,176 0,244 0,398 0,116 0,284 0,244 0,454 0,202 0,542 0,060 0,179 0,400 0,555 0,630 0,451 0,555 0,565
mtopi 0,837 1,136 0,933 1,044 1,181 1,188 1,281 1,004 1,470 0,625 0,864 1,217 1,215 1,432 0,996 0,974 1,331
exp(mtopi) 1+exp(mtopi) Miutopi 2,310 3,310 0,698 3,116 4,116 0,757 2,542 3,542 0,718 2,841 3,841 0,740 3,259 4,259 0,765 3,281 4,281 0,766 3,598 4,598 0,783 2,728 3,728 0,732 4,351 5,351 0,813 1,868 2,868 0,651 2,373 3,373 0,703 3,377 4,377 0,772 3,370 4,370 0,771 4,188 5,188 0,807 2,709 3,709 0,730 2,648 3,648 0,726 3,785 4,785 0,791
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
Lampiran 12 Estimasi Model dengan Pendekatan Paramterik untuk MasingMasing Prediktor dan Keseluruhan Prediktor
No miu1topi* miu2topi* miu3topi* miutopi* 1 0,369 0,333 0,398 0,347 2 0,345 0,435 0,300 0,363 3 0,393 0,383 0,424 0,423 4 0,353 0,435 0,373 0,417 5 0,377 0,489 0,421 0,512 6 0,385 0,333 0,346 0,324 7 0,361 0,383 0,306 0,330 8 0,393 0,208 0,401 0,237 9 0,337 0,435 0,295 0,355 10 0,377 0,489 0,417 0,510 11 0,385 0,489 0,407 0,507 12 0,337 0,383 0,365 0,356 13 0,385 0,435 0,418 0,464 14 0,393 0,383 0,390 0,402 15 0,385 0,287 0,385 0,304 16 0,385 0,489 0,384 0,492 17 0,353 0,333 0,474 0,385 18 0,377 0,333 0,364 0,331 19 0,385 0,435 0,398 0,451 20 0,393 0,383 0,413 0,417 21 0,377 0,287 0,322 0,264 22 0,393 0,333 0,324 0,314 23 0,393 0,435 0,334 0,413 24 0,385 0,383 0,413 0,412 25 0,393 0,383 0,412 0,416 26 0,369 0,287 0,424 0,318 27 0,393 0,435 0,420 0,470 28 0,345 0,435 0,285 0,352 29 0,385 0,383 0,371 0,385 30 0,385 0,208 0,299 0,186 31 0,385 0,383 0,318 0,351 32 0,329 0,287 0,279 0,220 33 0,377 0,435 0,418 0,460 34 0,361 0,435 0,393 0,435
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
No miu1topi* miu2topi* miu3topi* miutopi* 35 0,361 0,333 0,350 0,314 36 0,393 0,435 0,432 0,478 37 0,385 0,333 0,367 0,337 38 0,385 0,245 0,357 0,248 39 0,393 0,333 0,397 0,359 40 0,345 0,333 0,407 0,340
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI
Lampiran 13 Output Logistik Parametrik dengan SPSS
Classification Table
a
Predicted Y Observed Step 1
Y
Percentage
0
1
Correct
0
25
0
100.0
1
15
0
.0
Overall Percentage
62.5
a. The cut value is .780
Variables in the Equation B Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Usia
-.018
.159
.013
1
.908
.982
lamarawat
-.200
.236
.717
1
.397
.819
Imt
-.025
.071
.121
1
.728
.975
.869
1.555
.312
1
.576
2.384
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: usia, lamarawat, imt.
SKRIPSI
PEMODELAN KEJADIAN MALNUTRISI...
MAKSYUFATUL ILMI