ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR AND EQUITABLE TREATMENT DALAM BILATERAL INVESTMENT TREATY DENGAN KEDAULATAN NEGARA ATAS SUMBER DAYA ALAM
Oleh:
FITRI NURIL ISLAMY NIM 031211133120
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iv
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Stay Hungry. Stay Foolish. -Steve Jobs
v
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur Penulis panjatkan atas nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT, sehingga proses penulisan skripsi yang berjudul “Relasi Antara Klausula Fair and Equitable Treatment dalam Bilateral Investment Treaty Dengan Kedaulatan Negara Atas Sumber Daya Alam” ini dapat terselesaikan. Selain merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, diharapkan penulisan skripsi ini juga dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Atas terselesaikannya skripsi ini, Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Orangtua, Muyasyaroh dan Abdul Malik, yang dengan sepenuh hati telah mendukung cita-cita Penulis. Terselesaikannya skripsi ini merupakan salah satu bentuk rasa terima kasih yang dapat Penulis berikan. Juga kepada kakak Penulis, Yustin, yang selalu memberikan dukungan kepada Penulis. 2. Seluruh dosen departemen Hukum Internasional, yang telah mendukung Penulis dalam perkuliahan maupun pada kegiatan Penulis yakni perlombaan
peradilan
semu
internasional.
Terima
kasih
telah
memberikan kepercayaan dan dukungannya untuk tim moot court. 3. Seluruh keluarga Airlangga International Moot Court Society, Mas Yanuar, Mbak Esty, dan Mas Andin, yang setia melatih disela-sela kesibukannya, terima kasih atas segala bentuk ilmu dan hadiah yang
vi
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
telah kalian berikan. Anggota tim IHL, Mbak Lulun dan Mbak Jane, kalian berdua memang luar biasa, terima kasih atas pengalaman IHL yang luar biasa. Anggota tim Jessup, Adika - the true leader, Titha, Jasmine, Chesa, Dewi, Nano, dan Bima, kita pasti bisa. Tim IHL 2015, Mega, Cristian, Grey dan Anya, terima kasih telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menjadi manajer dari salah satu tim IHL terhebat yang pernah Unair miliki. Terima kasih AIMCS. 4. Mahasiswa minat hukum internasional angkatan 2012. Raras dan Ley yang telah baik hati membantu Penulis untuk memenuhi syarat kelulusan. Mbak Alik, Sarah, Zerry, Adi, Adika, Gigih, Bela, Nanda, Rayhan, Yoan, Wafi, Nurul, Intan, dan Mirza. Terima kasih atas pengalaman luar biasa yang telah kalian berikan. 5. Teman-teman SKI angkatan 2012, Rizqa, Sheila, Bhima, Diko, Davin, Angga, juga sahabat Penulis, Kiki dan Dinar. Terima kasih telah menjadi tempat Penulis berlabuh ketika dunia Penulis sedang kelabu. 6. La Bamba, Vanya, Zalfa, Ifah, Uyung, kalian yang terbaik.
Surabaya, 28 Januari 2016
Fitri Nuril Islamy
vii
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT The obligation to accord fair and equitable treatment (FET) to foreign investments is one of the obligation for host state under the bilateral investment treaty (BIT). Among the other protection elements in the BIT, FET standard has gained prominence among the foreign investors as it has been regularly invoked by claimants in international arbitration, with a considerable rate of success. This is because of the broad interpretation by arbitrators due to the lack of definition in the BIT itself. On the other hand, every State has its own sovereignty over natural resources located within their territory. Under this sovereignty, every State has the right to exploration, develpoment and disposition of such resources in the interest of their national development and of the well being of the people of the State. When the State execute this right, the foreign investors are often claim that they are injured. This paper will established how the standard of FET in BIT could hampered the State‟s soverignty over their natural resources and what should the government of Indonesia do regarding their concluded and future BIT.
Keywords: Fair and Equitable Treatment, Bilateral Investment Treaty, Sovereignty, Natural Resources.
viii
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRAK
Klausula Fair and Equiutable Treatment dalam Bilateral Investment Treaty merupakan salah satu bentuk perlindungan yang diberikan oleh host State kepada investor asing. Tidak ada definisi yang jelas mengenai klausula tersebut, sehingga pada perkembangannya, arbitrator pada arbitrase internasional cenderung untuk menginterpretasikan klasula ini secara luas, tanpa ada batasan dan berbeda-beda pada setiap kasusnya. Klausula Fair and Equitable Treatment ini menjadi klausula yang paling ampuh jika investor ingin mengajukan klaim terhadap tindakan host State yang dianggap merugikannya. Sehingga pada Skripsi ini ditemukan bahwa klausula ini dapat menghambat host State dalam melaksanakan hak kedaulatannya atas Sumber Daya Alam, seperti mengatur dan mengelola. Indonesia sebagai negara yang memiliki Sumber Daya Alam yang besar sebaiknya merubah klausula Fair and Equitable Treatment yang terdapapt pada setiap perjanjian investasi bilateral yang dimilikinya sehingga meminimalisir gangguan atas pelaksanaan hak kedaulatan astas Sumber Daya Alam dalam bentuk gugatan ke arbitrase internasional. Kata Kunci: Fair and Equitable Treatment, Bilateral Investment Treaty, Kedaulatan, Sumber Daya Alam.
ix
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................
iv
MOTTO............................................................................................................
v
KATA PENGANTAR....................................................................................
vi
ABSTRACT.....................................................................................................
viii
ABSTRAK.......................................................................................................
ix
DAFTAR ISI....................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................
6
1.5 Metode Penelitian...................................................................................
6
1.5.1 Tipe Penelitian................................................................................
6
1.5.2 Pendekatan Masalah.......................................................................
6
1.5.3 Sumber Bahan Hukum....................................................................
7
a.
Sumber Hukum Primer..............................................................
7
b.
Sumber Hukum Sekunder.........................................................
9
c.
Sumber Hukum Tambahan........................................................
9
1.5.4 Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum...........................................
9
1.5.5 Analisa Bahan Hukum....................................................................
9
1.6 Pertanggungjawaban Sistematika...........................................................
10
BAB II PRINSIP KEDAULATAN NEGARA ATAS SUMBER DAYA ALAMNYA......................................................................................................
12
2.1 Konsep Kedaulatan Negara....................................................................
12
2.2 Kedaulatan Negara atas SDA dalam Instrumen Hukum Internasional..
14
x
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.2.1 Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa............................................
14
a. United Nation Resolution No. 626 (VII): Right to exploit freely natural weatlh and resources.........................................................
14
b. United Nation Resolution No. 1803 (XVII): Permanent sovereignty over natural resources................................................
15
2.2.2 Konvensi-Konvensi Internasional...................................................
15
2.3 Kedaulatan Negara dalam Instrumen Hukum Nasional.........................
16
2.3.1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945....
16
2.3.2 Putusan Mahkamah Konstitusi.......................................................
18
a. Putusan MK Nomor 3/PUU-VIII/2010 tentang Pengujian Undang-Undang Nomor 27 tahuun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil..........................................
18
b. Putusan MK nomor 36/PUU-X/2012 tentang Pengujian UndangUndang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.....
20
c. Putusan MK nomor 85/PUU-XI/2013 tentang Pembatalan Undang-Undang Sumber Daya Air................................................
24
2.3.3 Undang-Undang nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal..............................................................................................
24
2.3.4 Undang-Undang nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi...............................................................................................
28
2.3.5 Undang-Undang nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.....................................................................
29
2.3.6 Undang-Undang nomor 39 tentang Perkebunan.............................
31
2.3.7 Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas..........................................................................................
31
2.4 Kasus Arbitrase Indonesia......................................................................
32
a. Churchill Mining v. Republic of Indonesia (ICSID Case No. ARB/12/14)....................................................................................
33
b. Nusa Tenggara Partnership B.V. and PT Newmont Nusa Tenggara
v.
Republic
of
Indonesia
(ICSID
Case
no.
ARB/14/15)....................................................................................
34
xi
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III KLAUSULA FAIR AND EQUAL TREATMENT DALAM BILATERAL INVESTMENT TREATY....................................................
38
3.1 Klausula FET..........................................................................................
38
a. Interpretasi yang luas dan tidak dapat diprediksi...........................
42
b. Penetapan batas pertanggungjawaban............................................
43
c. Kebutuhan untuk menyeimbangkan kepentingan negara dan kepentingan investor secara efektif................................................
44
1.2 Kasus-Kasus yang Berkaitan dengan Klausula FET.............................
45
3.2.1 Tecnicas Medioambientales Tecmed S.S. v. United Mexican States..............................................................................................
45
3.2.2 Continental Causality CO. V. Republic of Argentina....................
47
3.2.3 Parkerings-Compagniet AS v. Republic of Lithuania....................
49
3.3 Trend Perubahan Klausula FET.............................................................
52
3.3.1 Southern African Development Community..................................
52
3.3.2 Asia-Pacific Economic Cooperation/UNCTAD Modules..............
54
a. Tidak ada sumber acuan................................................................
55
b. Mengacu pada prinsip hukum internasional...................................
56
c. Mengacu
pada
hukum
kebiasaan
internasional
(standar
perlakuan minimum terhadap orang asing)....................................
57
3.3.3 UNCTAD Policy Options for IIA Reform......................................
59
a. Merujuk pada hukum kebiasaan Internasional/standar minimum perlakuan terhadap orang asing......................................................
59
b. Menjelaskan kewajiban FET melalui daftar yang terbuka.............
60
c. Menjelaskan melalui daftar kewajiban FET yang tetap.................
63
d. Menghilangkan Klausula FET........................................................
63
3.4 Klausula FET dalam BIT Indonesia.......................................................
64
a. BIT antara Indonesia dan Belanda................................................
64
b. BIT antara Indonesia dan Korea Selatan........................................
65
c. BIT antara Indonesia dan Australia................................................
65
d. Klausula FET dalam Draft Template Indonesia mengenai Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal.......
66
xii
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV PENUTUP.............................................................................
68
DAFTAR BACAAN
xiii
SKRIPSI
RELASI KLAUSULA FAIR ...
FITRI NURIL ISLAMY