ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Abstrak Pengaruh Pengembangan Model Asuhan Keperawatan Adaptasi Roy Terhadap Self Efficacy, Respons Penerimaan, dan Respons Biologis pada Pasien Tuberkulosis Paru Makhfudli Tuberkulosis paru akan membawa dampak besar dalam kehidupan pasien baik secara fisik, mental maupun kehidupan sosial. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy terhadap self efficacy, respon penerimaan dan respon biologis pada pasien tuberkulosis paru. Desain quasi experiment, nonrandomized control group pretest posttest design. Besar sampel sebanyak 42 responden. Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan adanya perbedaan sebelum dan sesudah pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy menggunakan uji Paired t Test. Mengetahui perbedaan responden kelompok perlakuan dan kontrol digunakan uji Independent t Test. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy secara signifikan dapat memperbaiki self efficacy (p=0,000), memperbaiki respon psikologis (p=0,000), memperbaiki respon sosial (emosi) (p=0,000), memperbaiki respon sosial (cemas) (p=0,000), memperbaiki respon sosial (intereaksi sosial) (p=0,000), tidak memperbaiki respon stres (p=0,202), terdapat penurunan selisih nilai rerata kadar kortisol (-8,08) perlakuan terjadi peningkatan selisih rerata sebesar (7,6) kelompok kontrol, terdapat perbedaan BTA awal pengobatan (p= 0,044), terdapat berbedaan BTA setelah 1 bulan pengobatan (p= 0, 023), dan terdapat berbedaan BTA 2 bulan akhir fase intensif (p= 0,021) Kesimpulan menunjukan pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy dapat meregulasi self efficacy, respon psikologis dan respon sosial mengakibatkan penurunan kortisol menginduksi peningkatan sistem imun akan merusak atau menghancurkan tuberkulosis sehingga tercermin mempercepat angka konversi BTA. Kata Kunci : Pengembangan model asuhan keperawatan adaptasi Roy, self efficacy, respon penerimaan, respon biologis, tuberkulosis paru.
DISERTASI
PENGARUH MODIFIKASI MODEL…
MAKHFUDLI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Abstract Level Changes of Endogenous Nitric Oxide Exhalation and Visual Analog Scale (VAS) in Migraine Sufferers with Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) Arman Yurisaldi Saleh Introduction: Migraine is a public health problem that has a huge impact on patients and their families. The patients undergo neurochemical changes in the duramater, which increase levels of Nitric Oxide (NO) as a result of excessive activity of inducible-Nitric Oxide Synthase (i-NOS) during acute migraine attacks (ictal). Some researchers assume NO as a cause of headache in migraine. Oral abortive pharmacological therapy for acute migraine attacks, experiences absorption barriers due to the increased of sympathetic nerve activity in the gut. Therefore the therapeutic effect is not immediate benefits. In migraine sufferers found endocannabinoid deficiency, that function as a brain's natural analgesic. Endocannabinoid is known to suppress inflammatory processes in the trigeminal ganglion through the decrease activity of CGRP, serotonin etc. Increased levels of endocannabinoid in migraine may occur due to an increase activity of endogenous neuronal-NOS (n-NOS) from the cerebellum. This n-NOS is secreted synergically in the process of Long-Term Depression (LTD), which can suppress the activity of CGRP that ultimately can reduce pain in migraine. Increased levels of the n-NOS can be achieved through Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) of the cerebellum. This study used NMES which is based on the fact that NO is a modulator of various neurotransmitters and natural analgesic in the brain, including endocannabinoids. The NMES procedure was carried out through the stimulation of median nerve (fast conduction type II and III). This stimulation will raise the activity of the cerebellum in the event of a muscle twitch. Aim: The aim of this study was to get a migraine abortive therapy through the use of NMES with a combination of electrical amplitude and frequency appropriately. Methods: This study was carried out through 3 phases, as follows: 1. Measurements of endogenous nitric oxide exhalation conducted in 91 subjects consisting of 30 normal subjects, 31 subjects without migraine attacks (interictal) and 30 subjects with migraine attacks (ictal). 2. Study phase 2 was to find a combination of electrical amplitude and frequency of NMES appropriately, so that the subjects feel comfortable without pain. 3. The subjects who fulfilled the International Headache Society (IHS) criteria, including migraine with and/or without aura, were randomized into clinical
xxiii DISERTASI
PERUBAHAN KADAR NITRIT ...
ARMAN YURISALDI SALEH
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
trial group (n=33) and sham group (n=30). The NMES was performed with blinding to the subjects, using 6 mA, 125 Hz and 0.2 ms. Endogenous exhalated NO levels and clinical improvements using Visual Analog Scale (VAS), were measured before and after NMES treatment. Results: 1. The levels of endogenous exhalated NO in each group were: normal group (median=5), interictal group (median=11), ictal group (median=14). Coefficient correlation between VAS and endogenous exhalated NO level, was 0.815. The combination of amplitude of 6 mA, and frequency of 125 Hz was the 2. best result for subjects. This combination was able to decrease pain intensity and decrease endogenous exhalated NO level during migraine attack. 3. There was a significant difference of pain intensity and endogenous exhalated NO level between sham group + paracetamol compared to clinical trial group + paracetamol, before and after NMES treatment. Conclusion: NMES with a combination of amplitude of 6 mA, and frequency of 125 Hz can be used as a migraine abortive therapy. Key Word: Endogenous Nitric Oxide Exhalation – Visual Analog Scale (VAS) – Migraine – Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES)
xxiv DISERTASI
PERUBAHAN KADAR NITRIT ...
ARMAN YURISALDI SALEH
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Abstrak Perubahan Kadar Nitrit Oksida Ekshalasi Endogen dan Visual Analog Acale (vas) Pada Pasien Migren Dengan Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES) Arman Yurisaldi Saleh
Pendahuluan: Migren adalah masalah kesehatan masyarakat yang berdampak cukup berat pada individu penderita. Penderita migren, mengalami perubahan dalam neurokimiawi selaput dura otak, yaitu mengalami peningkatan kadar NO yang berasal dari aktivitasi NOS (inducible NOS) yang berlebihan. Inducible NOS (iNOS) merupakan enzim yang dibuktikan meningkat pada serangan migren. Terapi farmakologik oral untuk abortif serangan migren, berefek lambat karena hambatan absorbs akibat aktivitas simpatis yang meningkat selama serangan migren. Endokanabinoid diketahui dapat menekan proses inflamasi pada ganglion trigeminal melalui penurunan aktivitas CGRP, serotonin dan lain-lain. Penelitian berupa mencari kombinasi frekuensi dan amplitudo NMES yang dapat menurunkan rasa nyeri kepala migren berdasarkan skala VAS dan kadar NO ekshalasi endogen. Penelitian ini menggunakan rangsang elektrik, berdasarkan fakta bahwa NO adalah modulator berbagai neurotransmiter dan analgetik alami di dalam otak, termasuk endokanabinoid, melalui perangangan serabut saraf konduksi cepat tipe II dan III, terkait aktivitas serebelum saat terjadi suatu muscle twitch. Tujuan : Tujuan studi ini membuktikan NMES dengan kombinasi frekuensi dan amplitudo tertentu sebagai alat untuk abortif serangan migren. Metode : 1. Mencari kadar NO ekshalasi endogen pada penderita migren dalam serangan, penderita migren di luar serangan dan orang normal. Penelitian menggunakan subjek 91 orang, terdiri dari 30 orang migren dalam serangan, 31 orang migren tidak dalam serangan dan 30 orang normal. 2. Menggunakan alat NMES untuk mencari kombinasi amplitudo dan frekuensi NMES yang dapat mengurangi nyeri kepala migren dalam skala VAS, menurunkan kadar NO ekshalasi endogen dan pasien merasa nyaman. 3. Menggunakan amplitudo 6 mA, frekuensi 125 Hz, dengan durasi 0,2 mdetik. Subjek yang memenuhi kriteria IHS (International Headache Society) termasuk migren dengan aura dan tanpa aura, dilakukan randomisasi, menjadi kelompok uji klinis (33 subjek) dan sham (30 subjek) dan dilakukan buta ganda. Intervensi dengan NMES pada permukaan kulit telapak tangan kanan dan kiri sampai tampak muscle
xxv DISERTASI
PERUBAHAN KADAR NITRIT ...
ARMAN YURISALDI SALEH
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
twitch (kedutan otot akibat rangsang elektrik memengaruhi saraf motorik), pada frekuensi dan amplitudo sesuai hasil studi awal yang dapat menurunkan kadar NO ekshalasi dan nyaman bagi subjek penelitian yaitu 6 mA, 125 Hz dengan panjang gelombang 0,2 mdetik. Hasil : 1. Median kadar NO ekshalasi endogen pada kelompok normal 5 ppb, migren tidak dalam serangan 11 ppb dan migren dalam serangan 14 ppb. Terdapat koefisien korelasi antara NO ekshalasi endogen dengan NO sebesar 0,851. 2. Didapatkan amplitudo 6 mA frekuensi 125 Hz merupakan kombinasi paling nyaman bagi subjek. 3. Terdapat perbedaan bermakna pada perbaikan klinis dalam skala VAS pada penderita migren dalam serangan sebelum dan sesudah perangsangan elektrik dibandingkan pembanding. Terdapat perubahan kadar NO ekshalasi endogen pada penderita migren dalam serangan sebelum dan sesudah perangsangan elektrik dibandingkan pembanding secara bermakna. Kesimpulan : Dengan kombinasi NMES amplitudo 6 mA dan frekuensi 125 Hz dapat digunakan untuk terapi abortif serangan migren. Kata kunci: NO ekshalasi endogen, migren, Neuromuscular Electrical Stimulation (NMES), Visual Analog Scale (VAS), muscle twitch, serebelum random alokasi amplitudo, frekuensi.
xxvi DISERTASI
PERUBAHAN KADAR NITRIT ...
ARMAN YURISALDI SALEH