ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
S K RI P S I
DINING
RETNOWATI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER t JUNI 1983 TERHADAP PERMINTAAN UANG KUASI DI
INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
AIRLANGGA
1987
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
/7V>‘ -
-: C'
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER 1 JUNI 1983 TERHADAP PERMINTAAN UANG KUASI DI INDONESIA
C MtLlfc p e rp u sta k a a h SN IV E R SIT A S A .RLA N O O A
\
r
S U R A Bj*
Skripsi Diajukan untuk Memperlengkapi Syarat-syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Studi Pembangunan
Oleh:
DINING RETNOWATI No. Pokok: 048211276
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1987
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Surabaya. Disetujui dan diterima baik oleh:
Dosen Pembimbing:
Ketua Jurusan
(Brs’f Ec, Samekto Hartojo)
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Surabaya, Disetujui dan diterima baik oleh:
Dosen
SKRIPSI
Pembimbing:
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullillah penulis panjatkan ke hadlirat Allah S.W.T. Atas segala rakhmat dan karunia-Nya penulis telah memperoleh kekuatan fisik dan mental sehing ga dapat menyelesaikan penulisan skripsi sesuai
dengan
yang diharapkan. Penulls menyadari bahwa masih terdapat
berbagai
kekurangan dalam skripsi ini. Dengan lapang dada penulis mengharap dan menerima segala bentuk saran maupun kritik yang bermanfaat bagi perbaikan dan pengembangan
skripsi
ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi
salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana di kultas Ekonomi Universitas Airlangga. Dalam
Fa-
penulisan
skripsi ini, penulis tidak dapat terlepas dari
dukungan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penu lis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya
kepada: 1. Ayah, Xbu, dan adik-adikku atas
segala
pengertian,
pengorbanan dan doa restunya; 2. Bapak Drs. Sc. Samekto Hartojo, selaku dosen
pembim-
Mng; 3. Bapak Drs. Ec. Sihhadi Poernomo, Bapak Drs. Ec. Subagyo, Bapak Drs. Sc. Tjuk Kasturi Sukiadi, dan
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
Bapak
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Drs. Ec. Soekarnoto; 4. Sdr. Ir. Nur Iriawan, Sdr. Yudhi Wahyu Maharani,
dan
Sdr, Drs. Ec. Bambang Eko Afiatno; 5* Dekan beserta seluruh staf dan pengajar di
Fakultas
Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya; 6 . Pimpinan serta staf perpustakaan Universitas Airlang
ga Surabaya; 7. Sdr. Eko Siswantoro selaku petugas pada ruang
baca
Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya; 8 . Seseorang yang menyertai penulis dalam perjalanan pan-
jang ini; 9 . Teman-teman dan sahabat-sahabat, terutama yang terga-
bung dalam warga MA.BES SP 1 82; 10. Semua pihak yang memberi pengaruh positif. Akhir kata, penulis senantiasa berharap,
skripsi
yang amat sederhana ini dapat memberikan manfaat
kepada
pembaca maupun penulis.
Surabaya,
Oktober 1987 Penulis
iii SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAB I S I Halaman Kata Pengantar ....................................
ii
Daftar Isi ........................................
iv
Daftar Tabel .... ;................................. vii Daftar Lampiran ...................................
viii
BAB: I. Pendahuluan ..................................
1
1. Pandangan Umum .................,..........
1
2. Penjelasan Judul ...........................
5
3. Alasan Pemilihan Judul ......... *..........
7
4* Tujuan Penyusunan ..................... .
7
5. Sistematika Skripsi ........................
8
..............................
10
6.1. Permasalahan .........................
10
6.2. Hipotesis kerja ......................
1t
* 6.3. Teba telaah ...........................
12
6.4. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data
13
II. Teori Permintaan Uang dalam Hubungannya dengan Model Permintaan Uang dari Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay ............................
16
•' 6 . Metodologi
1. Pengertian Uang ...........................
17
2. Teori Permintaan Uang ......................
21
2.1. Teori Kuantitas U a n g ..................
23
2.1.1. Teori Kuantitas Uang Modern .....
24
3. Model Permintaan Uang menurut Bijan B.
Aghe-
iv SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB:
Halaman vli serta Penggunaannya dalam , Analisis Per mintaan Uang Kuasi .........................
29
3.1. Model permintaan uang menurut Bijan B. Aghevli ...............................
29
3.2. Penggunaan model Bijan B. Aghevli dalam analisis permintaan uang kuasi ........
34
III. Kebijaksanaan dan Perkembangan Moneter di Indo nesia ........................................
41
1. Deregulasi Perbankan .......................
41
2. Perkembangan Permintaan Uang Periode 19801985 ......................................
44
3. Perkembangan Tingkat Bunga dan Tingkat Infla si Periode 1979-1985 '......................47 4. Perkembangan Pendapatan Riil Masyarakat Peri ode 1 9 8 0 sampai dengan 1985 .......... -....
52
IV. Analisis Perkembangan Permintaan Uang Kuasi di . Indonesia ....................................
56
1. Analisis Permintaan Uang Kuasi dalam Ilubung&jmyu dengan Tingkat Bunga dan Tingkat Infla si .........................«. ............ .
r' 6 2
2. Analisis Permintaan Uang Kuasi dan Pendapatan Riil Masyarakat ...........................
59
3* Analisis Model Permintaan Uang Kuasi menurut Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay .....
62
3.1. Pengaruh kebijaksanaan moneter 1 Juni 1 9 8 3 terhadap permintaan uang kuasi ....
68
4. Efektivitas Kebijaksanaan Moneter 1 Juni 1983 terhadap Permintaan Uang Kuasi di Indonesia .
74
V. Kesimpulan dan Saran .........................
77
1 . Kesimpulan ................................
77
2. Suran-saran ...... .........................
78
v SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Daftar Pustaka Lampiran
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Perkembangan Permintaan Uang Sempit, Uang Kua si, dan Uang Luas dalam Nilai Nominal 1979:IV1985:IV (dalam milyar rupiah) ...............
45
2. Perkembangan Tingkat Inflasi dan Tingkat Bunga 1979:IV - 1985:IV ..........................
49
3. Perkembangan Uang Kuasi dan Deposito Berjangka Tahun 1980 - 1985 (dalam milyar rupiah) .....
50
4. Perkembangan Deposito Berjangka Tahun 1980 1985 (dalam milyar rupiah) ....... ..........
51
5. Posisi Produk Domestik Bruto Periode Tahun 1979 - 1985 ................................
53
6 . Perkembangan Produk Domestik Bruto
Triwulanan Indonesia dalam Nilai Nominal dan Riil 1980:11985:IV (dalam milyar rupiah) ...............
54
7. Perkembangan Permintaan Uang Kuasi di Indone sia Periode 1979 - 1980 .....................
57
8 . Tingkat Inflasi dan Tingkat Bunga
Deposito Berjangka pada Bank-bank Pemerintah 1979 1985 .......................................
58
9. Posisi Produk Domestik Bruto dan Uang Kuasi di Indonesia Tahun 1979 - 1985 .................
60
10. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto dan Uang Ku asi di Indonesia Tahun 1979 - 1985 ..........
61
11. Permintaan Uang Kuasi, Tingkat Bunga, Tingkat Inflasi dan Produk Domestik Bruto Indonesia 1980:1 - 1985:1V ...........................
63
12. Permintaan Uang Kuasi, Tingkat Bunga, Tingkat Inflasi dan Produk Domestik Bruto Indonesia 1980:1 - 1985:1V (dalam harga logaritma) ....
64
13. Uang Beredar dan Likuiditas Perekonomian 19801985 (Agustus) (milyar rupiah) ..............
75
vii SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1. Tabel-tabel Data dan Sumbernya. 2. Hasil-hasil Perhitungan Regresi. 3. Tabel-tabel Uji Statistik.
viii
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I PENDAHULUAN
1. Pandangan Umum Keadaan dan perkembangan
perekonomian
Indonesia
selama ini masih sangat bergantung pada kondisi
ekonomi
dunia, terutama pada perkembangan harga migas di pasaran internasional dan pada penerimaan bantuan serta pinjaman luar negeri. Perekonomian dunia yang mengalami kesulitan se^ak awal tahun 1 9 8 0 , telah mengubah keadaan pasar gas dunia ke arah yang kurang menguntungkan bagi nyatanya juga membawa dampak langsung terhadap
mi kita,
pertum
buhan ekonomi Indonesia. Sejak tahun 1982 Indonesia mempunyai tingkat pertum buhan ekonomi yang rendah dibanding masa-masa sebelumnya, Pertumbuhan secara rata-rata per tahun peri ode 1982-1985 sekitar 3>9%, sedangkan periode 1 971 — 1 9 8 1 secara rata-rata mencapai 8%. 1 Dalam memasuki Pelita IV, "... diperlukan pembiayaan yang memadai, yang terutama harus bersumber
dari
dalam negeri, sedangkan sumber-sumber luar negeri merup pakan sumber pelengkap." Bertitik tolak dari hal ini kemudian didorong oleh tuntutan bahwa perkembangan serta
Anggito Abimanyu dan Darmawan Budiarto, "Tantangan Deregulasi: Instrumen Apalagi?'.', Prisma, Nomor 6 , LP3ES, Jakarta, 1986, hal. 61, 2
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, GBIIN, Depdikbud, Jakarta, 1984, hal. 110. 1 SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
pertumbuhan ekonomi harus tetap berada pada tingkat yang sebaik-baiknya, sementara itu sumber pembiayaan
pemba
ngunan yang berasal dari luarnegeri semakin sulit
untuk
diperoleh, maka pemerintah terdorong untuk menggali sum ber pembiayaan pembangunan yang berasal dari dalam negeri. Berdasarkan kenyataan tersebut, berbagai kebijak sanaan telah dikeluarkan pemerintah dalam usahanya untuk mengatasi tantangan yang dialami oleh perekonomian —
kita
salah satunya adalah kebijaksanaan moneter. Diungkap-
kan dalam Kajian Perekonomian Indonesia dalam
analisis-
nya tentang 'Perkembangan Moneter dan Perbankan1 kebijaksanaan moneter di Indonesia mempunyai
bahwa peranan
yang penting dalam mendukung usaha peningkatan
pemba
ngunan yaitu dengan menyediakan alat likuiditas yang memadai bagi perekonomian, meningkatkan pertumbuhan ekono mi yang optimal sambil tetap menjaga stabilitas ekonomi? Tepatnya mulai tanggal 1 Juni 1983) Indonesia memasuki era baru dalam sistem moneter dan perbankan. Sua tu kebijaksanaan moneter dan perbankan yang mendasar te lah dikeluarkan oleh pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai Deregulasi Perbankan. Kebijaksanaan ini
memberi
kebebasan kepada bank-bank untuk menetapkan tingkat
bu-
^Dirangkum dari Kajian Perekonomian Indonesia, "Perkembangan Moneter dan Perbankan", dari berbagai edi si dan nomor penerbitan.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
nga dan ekspansi kreditnya. Tujuannya antara lain meningkatkan pengerahan dana pembangunan'yang dari dalam negeri —
melalui perbankan —
untuk berasal
dan
menyalur-
kan kembali dalam bentuk kredit bagi kegiatan dunia usaha. Pada kenyataannya selama tiga tahun
deregulasi
perbankan, pihak bank mampu memobilisasi dana masyarakat terutama deposito berjangka yang relatif besar. pihak perbankan menghadapi kesulitan dalam
Namun,
menyalurkan
dananya yang berbentuk kredit bagi kegiatan dunia usaha. Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan dari
seorang
analis ekonomi yang menyatakan bahwa, Kelesuan pasar dengan tingkat inflasi rendah, .ting kat bunga yang masih tinggi, merosotnya nilai dollar (US$) serta ketidakpastian harga minyak — walaupun telah ada kesepakan sementara — sangat raewamai situasi moneter Indonesia hingga saat ini. 4 Investasi finansial menjadi pilihan yang
lebih
menarik dengan rangsangan tingkat bunga nominal yang cu kup besar. Bahkan tingkat bunga riil pun masih
tinggi,
karena rendahnya tingkat inflasi. Dengan demikian,
dana
cenderung digunakan untuk spekulasi daripada untuk kegi atan investasi. Menurut Anwar Nasution, dalam jangka pendek dere-
Anggito Abimanyu dan Darmawan Budiarto, "Uang, Pasar Dana dan Spekulasi", Infobank, Edisi No. 82, 1986, halaman 49-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
gulasi itu telah menimbulkan ketidakpastian bagi pereko nomian secara keseluruhan. Sumber ketidakpastian but merupakan akibat perubahan sumber dana
terse
perbankan,
perubahan tingkat bunga, dan perubahan arah perkreditan? Konsekuensi logis yang timbul sebagai akibat adanya regulasi perbankan ini adalah berubahnya tingkat pada deposito berjangka dan tabungan yang
de bunga
selanjutnya
akan mempengaruhi minat masyarakat dalam menyimpan kekayaannya. Sebagai akibat lanjutnya, permintaan uang kuasi — J
deposito berjangka dan tabungan — '
menjadi bertambah.
Permintaan akan deposito berjangka dan
tabungan
jika dilihat dari sisi perbankan identik dengan penawaran deposito berjangka dan tabungan. Deng&n perkataan la, in, permintaan uang ku&si itu identik dengan dana
yang
ditawarlcan dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan, Beberapa definisi uang, masing-masing berbeda sesuai dengan tingkat likuiditasnya, M 1 adalah uang kertas dan uang logam ditambah simpanan dalam bentuk re kening koran (demand deposit). M2 adalah M1 ditambah tabungan dan deposito berjangka..(time deposit) pada bank umum. Deposito berjangka dan tabungan walaupun tidak dipandang sebagai uang dalam definisi M1 tetapi bersifat alat finansial yang likuid sekali dan merupakan suatu cara yang penting untuk mengumpulkan nilai (store of value) . 6 Dari pernyataan tersebut terkandung suatu penger-
^Anwar Hasution, "Fungsi Supervisi BI Masih Kurang". Prisma, no, 6 , LP3ES, Jakarta, 1986, hal. 25. ^Nopirin, Ekonomi Moneter. Edisi kedua, BPPE UGM, Yogyakarta, 1985, hal. 3. MILIK. PEKPUSTAKAAN "U N IV ER SIT A S A IR L A N G G A ' SKRIPSI
SURABAYA
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
tian bahwa uang kuasi merupakan bagian dari
definisi
uang secara luas (M2) yang permintaannya lebih
banyak
ditujukan untuk menyimpan kekayaan. Uang kuasi juga mempunyai arti penting dalam memelihara likuiditas
pereko
nomian suatu negara, karena likuiditas perekonomian terdiri atas jumlah uang beredar (M1 ) ditambah dengan
uang
kuasi. Model permintaan uang kuasi dari Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay dapat dipakai untuk
mengkuantifi-
kasikan hubungan antara variabel-variabel bebas dan
tak
bebas dalam teori permintaan uang. Suatu modifikasi yang mungkin dilakukan terhadap model tersebut dapat memberikan suatu kerangka analitis dalam rangka mengkaji
peri-
laku variabel-variabel yang ada dalam model tersebut. Dari hasil pengujian model permintaan uang
kuasi
tersebut, pengaruh kebijaksanaan moneter 1 Juni 1983 ter hadap permintaan uang kuasi di Indonesia dapat
dilihat
melalui pengujian secara kuantitatif.
2. Pen.jelasan Judul Judul skripsi ini adalah "PENGARUH
KEBIJAKSANAAN
MONETER 1 JUNI 1983 TERHADAP ?2R!ffiTTAAN UANG KUASI DI IN DONESIA". Adapun maksudnya secara terinci dapat
diurai-
kan sebagai berikut: (1) Pengaruh, perkataan ini berarti 'akibat dari sesuatu'
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
yang dalam hal ini adalah kebijaksanaan moneter 1 Ju ni 1983; (2) Kebijaksanaan moneter adalah rencana dan
tindakan
otoritas moneter yang terkoordinasikan untuk menjaga' keseimbangan moneter dan kestabilan ekonomi; (3) 1 Juni 1983 merupakan tanggal, bulan dan tahun ditetapkannya kebijaksanaan tersebut oleh pemerintah; (4) Dari penggabungan penjelasan (2) dan (3) adalah kebijaksanaan pemerintah di bidang
maksudnya moneter,
dan perbankan untuk mengarahkan dan menaikkan
kebe-
basan yang lebih luas bagi perbankan agar lebih mandiri yang selanjutnya disebut sebagai Deregulasi Per bankan; (5) Kata ’terhadap* berarti hanya dikaitkan dengan, yai tu dikaitkan dengan 'permintaan uang kuasi di
Indo
nesia; (6 ) Permintaan uang kuasi yang dimaksud adalah permintaan uang oleh masyarakat dalam bentuk deposito jangka, tabungan dan rekeningAabungan dalam
ber valuta
asing; (7) Di Indonesia merupakan batasan geografis
pembahasan
skripsi ini, Dengan demikian maksud judul tersebut secara seluruhan adalah bagaimanan pengaruh
variabel-variabel
yang mempengaruhi permintaan uang kuasi sehubungan
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
ke-
de-
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
ngan adanya kebijaksanaan moneter 1 Juni 1983
terhadap
permintaan uang kuasi di Indonesia.
3. Alasan Pemilihan Judul Setelah adanya deregulasi perbankan 1 Juni
1983,
tingkat bunga uang kuasi di Indonesia mengalami perubahan yang menyolok. Hal ini tentu berpengaruh pada
jumlah
permintaan uang kuasi. Jika dibandingkan dengan masa sebelum deregulasi perbankan, sekarang ini masyarakat cenderung memegang uang kuasi dalam jumlah yang lebih besar dibanding uang sempit. Bertitik tolak dari
kenyataan
itulah, penulis mehjadi tertarik untuk melihat secara empiris tentang pengaruh deregulasi perbankan terhadap per mintaan uang kuasi di Indonesia, akhirnya menetapkan ju dul seperti telah disebutkan pada bagian muka,
4. Tujuan Penyusunan Tujuan penyusunan skripsi ini dapat diuraikan se bagai berikut: (1) Untuk lebih memahami teori ekonomi moneter,
khusus-
nya tentang teori permintaan uang dan teori ekonometrika yang biasa dipakai dalam analisis
kuantitatif
di dalam ilmu ekonorni; (2 ) r.lenganalisis bentuk hubungan antara
variabel-varia
bel yang mempengaruhi permintaan uang kuasi;
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
(3) Menerapkan model permintaan uang kuasi Bijan B. Aghe vli dan N.A.L. I.lailangkay dalam pembahasan
skripsi
ini sehingga pengaruh deregulasi perbankan
1
Juni
1983 terhadap permintaan uang kuasi di Indonesia da pat dilihat melalui pengujian empiris; (4) Agar memperoleh gambaran bagaimana pengaruh
deregu
lasi perbankan 1 Juni 1983 terhadap permintaan
uang
kuasi di Indonesia.
5. Sistetnatika Skripsi Sistematika di dalam skripsi ini mencakup
lima
bab, Bab I merupakan pendahuluan, Bab II, III, dan adalah bagian uraian skripsi ini. Pada Bab V
IV
merupakan
kesimpulan dan saran. Adapun uraian secara lengkap
bab-
bab dan sub-sub bab adalah sebagai berikut; Bab I: Pendahuluan. Secara berurutan meliputi sub bab: Pandangan Umum, Penjelasan Judul, Alasan
Pemilihan
Judul, Tujuan Penyusunan, Sistematika Skripsi, dan Metodologi, Sub bab Metodologi dirinci lagi, yaitu
meliputi'-
Permasalahan, Hipotesis kerja, Teba telaah, serta Prosedur pengumpulan dan pengolahan data. Bab II: Teori Permintaan Uang dalam
Hubungannya
dengan M0del Permintaan Uang dari Bijan B. Aghevli
dan
N.A.L. Mailangkay. Sub bab pertama secara ringkas membahas pengertian tentang uang. Sub bab kedua m'enggambiarkan
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
teori permintaan uang yang ditekankan pada teori kuanti tas uang modern. Kemudian pada sub bab terakhir
dikemu-
kakan model permintaan uang Bijan B. Aghevli- N.A.L. Mailangkay. Bab II ini secara keseluruhan akan menunjukkan teori yang digunakan sebagai landasan dalam
pembahasan
skripsi ini, kemudian dihubungkan dengan model perminta an uang Bijan B. Aghevli - N.A.L. Mailangkay yang
ber-
manfaat sebagai alat analisis. Bab III: Kebijaksanaan dan Perkembangan
Moneter
di Indonesia. Pengertian tentang kebijaksanaan moneter -1. Juni 1983 dikemukakan dalam sub bab pertama. Tiga
sub
bab berikutnya menyajikan data mengenai perkembangan mo neter di Indonesia, yaitu perkembangan jumlah uang si, tingkat bunga, tingkat inflasi dan Produk
kua
Domestik
Bruto untuk periode 1979-1985. Bab IV: Analisis Perkembangan Permintaan Uang Ku asi di Indonesia Periode 1980-1985. Analisis secara kualitatif mengenai pengaruh variabel tingkat bunga,
ting
kat inflasi dan Produk Domestik Bruto terhadap perminta an uang kuasi disajikan pada sub bab pertama. Pada
sub
bab berikutnya disajikan analisis secara kuantitatif ya itu dengan menggunakan model Bijan B. Aghevli-H.A.L. Ma ilangkay, dan selanjutnya, pengaruh deregulasi perbankan
SKRIPSI
terhadap permintaan uang kuasi akan dianalisis pada
sub
bab ketiga. Sub bab terakhir akan membahas mengenai
ba-
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
gaimana efektivitas kebijaksanaan deregulasi
perbankan
terhadap permintaan uang kuasi. Bab V: Kesimpulan dan Saran. Di dalam bab ini sub bab pertama menyimpulkan mengenai hasil-hasil
pengujian
dan pembahasan dalam skripsi ini. Beberapa saran
yang
berkaitan dengan kesimpulan dalam sub bab pertama
akan
disajikan dalam sub bab kedua.
6 . Metodologi
6.1. Permasalahan. Permintaan uang kuasi, antara lain
dipengaruhi
oleh tingkat bunganya. Hubungan antara tingkat bunga dan permintaan uang kuasi bersifat searah, sehingga
apabila
tingkat bunganya naik, permintaan uang kuasi akan
naik.
Demikian pula sebaliknya, jika tingkat bunga turun, per mintaan uang kuasi akan turun pula. Deregulasi perbankan 1 Juni 1983, pada av/alnya menimbulkan konsekuensi logis, yaitu naiknya tingkat bunga uang kuasi. Hal ini menyebabkan jumlah kekayaan
masya
rakat yang dialokasikan dalam bentuk uang kuasi
menjadi
meningkat, yang berarti bahwa permintaan uang kuasi juga meningkat. Pada perkembangan selanjutnya menunjukkan
adanya
hal. yang tidak wajar. Reaksi turunnya tingkat buriga uang
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
kuasi mulai tampak, tetapi permintaannya tetap mengalami peningkatan. Mengutip pernyataan suatu sumber "... bahwa 1985
suku bunga deposito yang terus menurun pada
tahun 7 ternyata disertai oleh kenaikan volumenya . ' Dengan demikian jelaslah bahwa kondisi
tersebut
merupakan suatu penyimpangan. Seharusnya bila tingkat bu nga uang kuasi turun maka permintaannya juga menurun.
6.2. Hipotesis kerja. Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mai^afigkay
menerang-
kan bahwa "Permintaan uang kuasi tidak semata-mata dipe ngaruhi oleh tingkat bunganya saja, tetapi
dipengaruhi o
pula oleh tingkat inflasi yang diharapkan." kondisi yang menyimpang — lam permasalahan —
Sehingga
seperti telah dikemukakan da
disebabkan oleh anggapan masyarakat,
bahwa lebih menguntungkan bila kekayaannya ditanamkan .dal&Hi bentuk uang kuasi daripada dalam bentuk asset lainnya —
yang return-nya diukur dari tingkat
fisik
inflasi.
Hal tersebut disebabkan, walaupun tingkat bunga uang ku asi sudah menurun, tetapi tingkatnya masih lebih daripada tingkat inflasi yang diharap.
tinggi v
7
"Perkembangan Moneter dan Perbankan", Kajian Per ekonomian Indonesia, No. 07 Vol. V, Juli 1986, hal. 10. o Hendi Kariawan, "Pengaruh .Deregulasi Perbankan terhadap Permintaan Uang", Prisma, No. 6 , 1986, hal. 75.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
Melalui perbandingan antara .nilai
elastisitas
tingkat bunga uang kuasi dan nilai elastisitas
tingkat
inflasi, akan dapat dilihat bagaimana pengaruh perubahan tingkat bunga uang kuasi yang diikuti oleh
perubahan
tingkat inflasi masih mampu memacu laju kenaikan permin taan uang kuasi. Dengan demikian dapatlah dikemukakan suatu
hipo-
tesis kerja, bahwa permintaan uang kuasi itu dipengaruhi oleh bentuk hubungan —
perbandingan —
antara elastisi-
tas tingkat bunga uang kuasi dengan elastisitas
tingkat
inflasi. Dengan perkataan lain, jika tingkat bunga kuasi lebih besar daripada tingkat inflasi maka
uang
permin
taan uang kuasi tetap meningkat.
6.3. Teba telaah.
®
Pembahasan dan analisis di dalam skripsi ini nya melihat satu sisi, yaitu sisi permintaan uang saja. Agar dalam penulisan skripsi ini tidak
ha kuasi
mengalami
kesimpangsiuran, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai berikut; (1) Uang kuasi yang dimaksud adalah'deposito
berjangka,
tabungan, rekening valuta asing milik penduduk sebagaimana yang dilaporkan oleh Bank Indonesia; (2 ) Model yang digunakan dalam analisis data adalah
mo
del permintaan uang kuasi Bijan B. Aghevli dan N.A.L.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
Mailangkay. Variabel-variabel yang tercakup di dalamnya adalah uang kuasi, Produk Domestik Bruto,
ting
kat bunga dan laju inflasi; (3) Pengukuran tingkat bunga uang kuasi berdasarkan pada rata-rata tertimbang tingkat bunga berbagai. deposito berjangka pada bank-bank pemerintah, karena 62,5% dari deposito berjangka berada pada
sekitar bank-bank
pemerintah;^ (4) Tingkat inflasi diukur dari perubahan indeks konsumen (IIIK) yang mulai digunakan sebagai
harga indi-
kator laju inflasi di Indonesia pada tahun 1979; (5) Pendapatan riil masyarakat diukur dari Produk Domes tik Bruto riil (PDB riil); (6 ) Pembahasan skripsi ini didukung oleh data tahun 1979 sampai dengan 1 9 8 5 dalam bentuk data triwulanan, sebab untuk menyusun model tersebut data tahunan tidak mencukupi.
6 .4 . Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.
Data yang digunakan dalam skripsi ini berjenis da ta sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metoda survey, yakni survey kepustakaan dengan jalan
o
Penulis mengambil data yang telah diolah dari berbagai macam sumber dan penerbitan, eeperti: Infobank, Prisma, dan Kajian Perekonomian Indonesia.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
membaca buku-buku literatur, majalah, surat kabar, lapor an laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik dan lain-lainnya sesuai dengan kebutuhan penulisan skripsi ini. Data yang telah diperoleh akan dianalisis
dengan
menggunakan model permintaan uang kuasi Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay, Yaitu: f
Log (QM)t = a^k + a2k log (Y)t + a^k log (i)^ + a^k log (P)t + (1-k) log (QM) t _ 1 Sebelum itu, akan diadakan penyesuaian terhadap
data
yang telah diperoleh. Rumus-rumus yang digunakan
untuk
pengo'lahan data itu adalah: (1) QMt
= (QM*/3?)t-. 100
QM^ = Permintaan uang kuasi riil pada periode t *
QM^ = Permintaan uang kuasi nominal pada periode t Pt (2) Yt
= Indeks Harga Konsumen (IHK) pada periode t = (Y*/P)t . 100
Y^ * Y^
= Pendapatan riil pada periode t «= Pendapatan nominal pada periode t
P^
= Indeks Harga Konsumen pada periode t IHKt - IHKt _ 1
(3) Pt
SKRIPSI
= ------------
P^
= Tingkat inflasi pada periode t
IHK
= Indeks Harga Konsumen
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
t
= triwulan ke 1 , 2 , 3, .. •> — iK Yt - 4,5/12
UI
I
_
Q2
= i Yt
q3
= i Yt + 1,5/12
Q4 Q
1 = T Yt ♦ 4,5/12
= data triwulanan
Y^
= data tahun yang berlaku (periode t)
Y ^.^1 = data tahun sehelumnya Rumus (4) disebut cara interpolasi linier berfungsi untuk mengubah data tahunan menjadi data 1° wulanan.
yang tri-
10
Cara ini telah digunakan oleh Insukindro untuk memperoleh data PDB triwulanan dalam beberapa makalahnya. Perumusan interpolasi linier tersebut dilakukan de ngan cara coba-coba dan didasarkan pada model yang dikembangkan oleh A.C. Diz. Lihat Insukindro, "Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan Devisa dan Angka .Pengganda terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia”, Ekononomi dan Keuangan Indonesia, Desember 1984, hal. 450.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TEORI PERMINTAAN UANG DALAM HUBUNGANNYA DENGAN MODEL PERMINTAAN UANG DARI BIJAN B. AGHEVLI-N, A. L. MAILANGKAY
Deregulasi perbankan 1 Juni 1983 menimbulkan
be-
berapa perubahan pada sistem perbankan di Indonesia. An tara lain berubahnya tingkat bunga deposito dan tabungan yang araat menyolok, sehingga minat masyarakat untuk
me-
nyimpan kekayaan dalam bentuk deposito dan tabungan atau uang kuasi juga meningkat. Atau dengan kata lain, dengan adanya kebijakan tersebut, permintaan uang kuasi
masya
rakat meningkat. Untuk melihat bagaimana pengaruh deregulasi
per
bankan terhadap permintaan uang kuasi di Indonesia dapat dianalisis secara kuantitatif. Seperti telah dikemukakan pada Bab I, bahwa model permintaan uang kuasi dari Bijan B. Aghevli - N.A.L. Mailangkay dapat dipakai untuk mengkuantifikasikan hubungan antara variabel-variabel
dalam
teori permintaan uang. Variabel-variabel yang ada dalam model
tersebut
ternyata mempunyai kesamaan dengan variabel-variabel
di
dalam teori tentang permintaan uang yang dikemukakan Mil ton Friedman atau disebut Teori Kuantitas Modern.
Dapat
dikatakan pula bahwa model permintaan uang kuasi ini di-
16 SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
dasarkan pada Teori Kuantitas Uang Modern. Dengan
demi
kian dalam pembahasan selanjutnya akan diuraikan
teori
permintaan uang yang ada hubungannya dengan model terse but sehingga pengaruh deregulasi perbankan terhadap per mintaan uang kuasi dapat dilihat dari teori
permintaan
uang melalui pengujian secara kuantitatif.
1. Pengertian Uang Uang merupakan bagian yang tak terpiaahkan
dari
kehidupan kita sehari-hari. Mengutip pernyataan Iswardono Sardjono, "Bahwa uang itu merupakan darahnya
pereko
nomian .*. dimana mekanisme perekonomian berdasarkan lalulintas barang dan jasa semua kegiatan ekonomi ... akan memerlukan uang sebagai alat pelancar guna mencapai i Ouan.u Jika ditinjau dari proses terjadinya, pada nya uang itu berwujud barang-barang —
barang
ngat disukai oleh semua orang dan jumlahnya
tu-
mula-
yang
sa-
terbatas —
yang disetujui untuk digunakan sebagai alat penukar. De ngan meningkatnya peradaban masyarakat, muncullah
suatu
lembaga yang raengorganisasikan kegiatan masyarakat. Lembaga tersebut kemudian raenetapkan dan mengeluarkan
SKRIPSI
alat
penukar (uang) dalam bentuk,, ukuran, berat dan
bahan
Iswardono Sardjono, Uang dan Bank, BPFE sitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1983V hal. 1.
Univer
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
.
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
tertentu, yaitu logam. Pada perkembangan selanjutnya muncul alat penukar yang dibuat dari kertas, Can saat
ini
apa yang disebut uang sebagai alat tukar, wujudnya
ada
lah logam dan kertas, Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa uang ada lah sesuatu yang secara umum diterima sebagai alat tukar, alat bayar, satuan dasar penilaian, penyimpan daya atau kekayaan. Untuk menjadikan sesuatu itu dapat
beli dise
but sebagai uang, ada beberapa kriteria yang dapat digu nakan sebagai pedoman, yaitu: (1 ) accetability dan cogniaability yang berarti da pat diterima secara umum dan diketahui secara umum. (2 ) stability value, memiliki nilai yang stabil, (3 ) elasticity of supply yaitu jumlah uang yang beredar harus dapat mencukupi kebutuhan dunia usaha (pereko nomian) . (4) portability artinya uang harus mudah dibawa untuk urusan setiap hari, (5 ) durability atau tahan lama. (6 ) divisibility berarti dapat digunakan untuk memantapkan transaksi dari berbagai jumlah sehingga harus dicetak nominal yang bermacam-macam. Definisi mengenai uang telah dikemukakan oleh pa ra ahli dalam teorinya masing-masing. Perbedaan definisi tersebut pada umumnya didasarkan pada perbedaan motif permintaan uang. Uang juga didefinisikan tingkat likuiditas dari aktiva-aktiva finansial,
motifberdasar karena
"Aspek uang yang terpenting adalah 'likuiditas1, ... yang berarti uang itu dapat ditukar menjadi
barang-barang
2Ibid. hal. 2-4.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
atau jasa-jasa *••• Makin roudah pertukarannya, makin likuid sesuatu asset. Uang dalam pengertian sempit (Ml) adalah uang kertas
dan
logam
ditambah uang giral yang dimiliki
oleh
individu, perusahaan dan lembaga-lembaga pemerintah (de mand deposit). Dalam arti luas (M2) adalah uang
kartal,
uang giral dan ditambah uang kuasi. Uang kuasi
tersebut
meliputi deposito berjangka, tabungan dan rekening tabungan dalam bentuk valuta asing. Mengutip Anwar Nasution, bahwa "Total liquidity in
atau
pernyataan
Indonesia
is
compused of currency, demand deposit, and quasi .money. Sehingga pengertian uang secara luas (M2) disebut
juga
likuiditas perekonomian. Sedangkan tabungan dan deposito berjangka narnya merupakan alat penyimpan kekayaan yang
sebe-
mempunyai
tingkat likuiditas tinggi, sehingga dapat dengan
cepat
diubah menjadi uang. Dengan demikian, tabungan dan depo sito berjangka dapat difungsikan sebagai alat pembayaran, sebagai alat penyimpan kekayaan dan sebagai alat yaran tertunda. Oleh sebab itu, deposito berjangka
*3ruce Glassburner dan Aditiawan Chandra, dan Kebi.jaksanaan Bkonomi Makro, Cetakan ICetiga, Jakarta, 1983) hal. 93*
pemba dan
Teori LP3ES,
^Anwar Nasution, Financial Institutions and Poli cies in Indonesia, Institute- of Southeast Asian Studies, Singepore, 1'983* hal. 119.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
tabungan digolongkan sebagai uang dan dinamakan uang ku asi. Jika ditinjau dari fungsinya, permintaan uang kuasi ini lebih condong ditujukan sebagai alat penyimpan keka yaan, sedang uang dalam pengertian sempit (Ml) permintaannya lebih banyak ditujukan untuk keperluan
transaksi
sehari-hari. Untuk dapat menaksir permintaan uang dalam penger tian sempit (M1 ) digunakan asumsi keseimbangan
pada pa-
sar uang, sehingga jumlahnya dapat ditaksir dari
jumlah
uang beredar yang dikeluarkan oleh pemerintah (supply of money). Sedangkan jumlah dana yang terkumpul
pada
per
bankan dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan ser ta rekening-rekening valuta asing milik
penduduk
dapat
dipakai sebagai penaksir jumlah uang kuasi yang diminta, Mengenai penggunaan uang secara luas di dalam ke~ giatan perekonomian yang meliputi konsumsi, produksi dan distribusi, oleh Boediono dikemukakan sebagai empat fungsi uang, yaitu: Jika digunakan secara luas ... sebagai: (a) alat tu kar menukar (means of exchange), (b) pengukur nilai (measure of value), (c) standar (ukuran) pembayaran masa depan (standard of deffered payments), (d) satu cara untuk menyimpan daya beli atau kekayaan (store of value atau store of wealth).5 Luas dan pentingnya fungsi uang yang semakin nya-
c ^Boediono, Teori Moneter, Cetakan Keempat, BPPEUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1984, hal. 2.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
ta bagi setiap kegiatan ekonomi anggota masyarakat
dan
bagi perekonomian suatu negara, dinyatakan pula oleh Ismid Hadad sebagai berikut: ... bukan saja bagi perorangan, melainkan sebagai penggerak roda perekonomian secara keseluruhan, baik nasional maupun internasional, uang menyandang sifat dan dinamika yang mampu menjelma sebagai sarana pengatur kehidupan masyarakat, negara, bahkan dunia mo dern dewasa ini . 6
2, Teori Permintaan Uang Teori permintaan uang, secara garis besar
dapat
dikelompokkan menjadi dua klasifikasi. Pengelompokan itu pada umuranya didasarkan pada perbedaan mengenai pandangan-pandangan pencetusnya, khususnya mengenai antara variabel-variabel yang mempengaruhi
hubungan permintaan
uang. Dua klasifikasi tersebut selanjutnya disebut
de
ngan Aliran Teori Keynes dan Aliran Teori Kuantitas Uang. Penganut Aliran Keynes disebut kaum Keynesian, sedang penganut Aliran Teori Kuantitas disebut kaum Monetaris. Dua aliran teori permintaan uang tersebut
mempu
nyai kesamaan konsepsi, yakni bahwa uang adalah salah sa tu alat untuk meriyimpan daya beli atau kekayaan of value). Perbedaan yang pokok antara dua aliran
(store teori
permintaan uang tersebut adalah mengenai hubungan antara
^Ismid Hadad, "Topik Kita", Prisma, Edisi LP3ES, Jakarta, 1986, hal. 1.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
Juni,
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
uang yang berada pada sektor moneter dengan tingkat harga-harga umum yang berada pada sektor riil, Kaum monetaris berpendapat bahwa teori permintaan uang merupakan teori pokok adanya hubungan antara
kuan-
titas uang dengan harga-harga, Dengan perkataan lain terdapat hubungan yang erat dan langsung antara
kel.ebihan
uang tunai yang ada dalam masyarakat dengan laju inflasi*/ Di pihak lain, aliran Keynes menyatakan bahwa ti dak terdapat hubungan yang langsung antara
kuantitas
uang dengan inflasi. Hubungan tersebut adalah melalui mekanisme tingkat bunga* Dalam teorinya, Keynes pada hakikatnya menyatakan bahwa terdapat berbagai motif raasyarakat memegang uang, yaitu untuk tujuan transaksi,
speku-
lasi, dan berjaga-jaga. Dalam hal ini, Keynes raenekankan pada £ungsi uang sebagai alat penyimpan kekayaan, -
Perbedaan yang fundamental antara dua aliran per
mintaan uang tersebut menyebabkan perbedaan pula
dalam
implikasinya. Teori Keynes lebih cocok bagi negara-negara maju yang perekonomiannya memiliki sektor
keuangan
yang lengkap sehingga dapat terjadi mekanisme tingkat bu nga dengan baik. Sedangkan mekanisme aliran monetaris lebih
cocok
untuk negara-negara sedang berkembang karena sektor keuangannya belum rumit sehingga dapat terjadi mekanisme se cara langsung antara kuantitas uang dengan
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
harga-harga
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
umura. Oleh karena Indonesia termasuk pada negara
sedang
berkembang, maka teori kuantitas uang kiranya lebih
se-
suai untuk diterapkan. Dalam kaitannya dengan analisis dalam skripsi ini, Teori Kuantitas Uang dapat dipergunakan sebagai landasan untuk memilih model yang akan digunakan. Oleh karena itu, teori kuantitas uang akan dibahas lebih mendalam bila dibandingkan dengan pembahasan tentang teori Keynes* Pembahasan mengenai teori kuantitas lebih. ditekankan pada te ori kuantitas uang yang modern, karena teori ini merupa kan dasar teori model permintaan uang Bijan B. Aghevli N.A.L. Mailangkay.
2.1. Teori Kuantitas Uang. Dalam pemikirannya yang tradisional, teori
kuan
titas uang menyatakan bahwa penambahan kuantitas
uang
akan menyebabkan pengeluaran masyarakat bertambah dan pada akhirnya akan menyebabkan pendapatan
juga,
nasional
meningkat secara nominal. Dengan perkataan lain, permin taan uang oleh masyarakat hanya didasarkan pada
motif
transaksi saja. Teori kuantitas uang ini menyatakan hubungan tara kuantitas uang dengan harga-harga. Teori ini ambil landasan bahwa kuantitas uang dihubungkan
an
meng secara
langsung dengan sektor riil melalui permintaan uang. Da-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
pat dikatakan bahwa permintaan uang
merupakan
kekuatan
yang stabil dan dominan dalam perekonomian, Aliran kuantitas uang ini
cenderung
menganggap
bahwa pemerintah tidak mempunyai pengaruh penting terha dap permintaan uang. Pada perkembangan selanjutnya, teo ri kuantitas uang dibedakan lagi menjadi yaitu teori kuantitas uang Klasik dan
dua
teori
golongan, kuantitas
uang Modern. Teori-teori yang dikelompokkan dalam kuantitas Klasik adalah teori Irving Fisher, teori fred Marshall dan A.C. Pigou. Sedangkan teori
teori Al
kuantitas
Modern dicetuskan pertama kali oleh pTofesor dari
Uni
versitas Chicago, yaitu Milton Friedman. Uraian yang le bih mendalam mengenai teori ini akan dibahas pada bagian selanjutnya.
2*1,1* Teori Kuantitas Uang Modern. Milton Friedman adalah seorang yang mengembangkan teori kuantitas uang dari kaum Klasik.
Teorinya disebut
sebagai teori kuantitas uang Modern. Penganut aliran te ori ini disebut kaum Monetaris. Teori kuantitas uang Modern ini dapat diintsrpretasikan sebagai pengembangan lebih lanjut
dari
teori
Cambridge. Dasar pemikiran yang digunakan dalam teorinya menganggap bahwa "...teori permintaan uang hanyalah satu penerapan dari teori umum mengenai permintaan, ... yaitu
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
pemilihan antara berbagai alternatif oleh konsumen Dalam tulisannya, Anwar Nasution juga
menyatakan
the monetarists who see money as part of
an
7 ' "...
individual
asset treat the demand for money like the demand for any Q durable goods." Sehingga cara pendekatan Milton Eriedman terhadap permintaan uang ialah dengan anggapan
uang
seperti barang-barang, dan menganalisis permintaan
uang
dari segi teori tentang pilihan konsumen, yaitu
pilihan
antara memegang uang atau membeli barang-barang.berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Friedman melihat lima faktor yang menentukan permin taan uang: (1 ) kegunaan atau manfaat persediaan uang (money balances), (2 ) tingkat harga, (3 ) tingkat pen dapatan riel, (4 ) suku bunga, dan (5 ) tingkat peru bahan dalam tingkat harga ....9 Teori Friedman tersebut dapat ditulis sebagai berikut : 1 0 Md = f (U, P, Y, i, p)
(1)
i«I^ = Demand for money permintaan uang U
= Utility of balance
7
Boediono, op cit, hal. 50.
®Anwar Kasution, op cit, hal. 1 5 8 . ^Dudley G. Luckett, Money and Banking. Second Edition,, terjemahan Paul C.^Tosyadi, Krlangga, Jakarta, 1983r 'hal- 465. 1 0 Ibid. hal. 4 6 6 .
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
Kegunaan/manfaat sisa-aisa uang P
= Price level tingkat harga
Y
= Level of real income tingkat pendapatan riil
i
= Interest rate suku..bunga
p
s Rate of change in the price level tingkat perubahan dalam tingkat harga Menurut Friedman, pendapatan nominal sama
dengan
hasil kali tingkat harga dan pendapatan riil, Y = Py. Se hingga Friedman lebih suka memperlakukan P dan y
secara
terpisah daripada dalam bentuk pendapatan nominal atau Y. Lebih lanjut dikemukakan bahwa pendapatan nominal dengan permintaan uang mempunyai hubungan yang proporsional dan searah. Akan tetapi untuk pendapatan riil, hubungan ter sebut lebih daripada proporsional, misalnya bila terjadi kenaikan pendapatan riil 1 $, permintaan uang akan mening kat lebih besar dari ']%, Tingkat bunga menurut Friedman sebenarnya merupa kan opportunity cost untuk menyimpan uang, yaitu merupa kan pendapatan yang diperoleh seandainya uang
tersebut
diinvestasikan. Jika tingkat bunga tinggi berarti besar biaya kesempatan (opportunity cost) untuk pan uang. Akibatnya, masyarakat semakin berminat
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
makin menyim untuk
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
menyirapan kekayaannya dalam bentuk uang, yakni uang kua* si. Dengan kata lain, tingkat bunga dan permintaan uang dalam pengertian sempit (Ml) mempunyai hubungan yang terbalik, sedangkan .tingkat.bunga dengan permintaan uang ku asi mempunyai hubungan yang searah. Variabel lainnya yang mempengaruhi /
permintaan
uang adalah tingkat perubahan dalam tingkat harga
(in
flasi). Inflasi ini merupakan biaya kerugian dalam
daya
beli jika harga-harga naik. Bila inflasi tersebut melaju semakin cepat berarti makin tinggi biayanya. Sebagai akibat lebih lanjut, kuantitas uang yang diminta, baik uang sempit (uang beredar) maupun uang kuasi akan
itu sema
kin kecil. Kegunaan/manfaat sisa-sisa uang (U) dalam maan (1 ) dapat diabaikan karena dianggap tidak bergerak secara menyolok —
stabil, Variabel p
persapernah (tingkat
perubahan dalam tingkat harga) juga diabaikan karena in flasi dianggap stabil —
penelitian yang diadakan di Ame-
rika Serikat yang pada saat itu keadaan :perekonomiannya stabil dalam arti sudah selesainya masa yang lama. Sehingga persamaan (1) dapat
hiper
inflasi
.disederhanakan
menjadi: ^** Md = f (P, Y, i)
(2)
^Lihat, ibid, hal, 467.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
Beberapa modifikasi terhadap persamaan (2)
perlu
dilakukan agar dapat diperoleh suatu persamaan dasar un tuk mengadakan studi empiris tentang permintaan uang. Un tuk itu, persamaan (2 ) dapat ditulis lagi dalam
bentuk
spesifik sebagai berikut: Md = a P Yb i°
(3)
di mana a, b, dan c adalah konstan-konstan yang nilainya dapat ditentukan dengan analisis regresi. Kemudian digunakan aeumsi keseimbangan antara ped a nawaran dan permintaan di pasar uang, yakni M * M , se hingga diperoleh suatu persamaan: Ms = a P Yb i c
(4)
Kuruf ,s! dihilangkan agar bentuknya lebih sederhana dan selanjutnya membagi kedua sisi persamaan (4 ) itu
dengan
variabel P, sehingga persamaan (4) menjadi: (5 )
M/P = a Yb ic M/P merupakan sisa-sisa uang riil —
permintaan uang ri
il yang diperlakukan sebagai variabel tunggal. Dalam har ga logaritma, persamaan (5 ) menjadi: (6 )
Log M/P = log a + b (log Y) + (c (log i) Persamaan (6 ) "..♦merupakan bentuk dasar
yang
diambil
oleh kebanyakan studi empiris tentang permintaan
uang
yang dilakukan teoretikus-teoretikus kuantitas dalam ta12 hun-tahun terakhir ini."
12rbid, hal. 4 6 9 .
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
Penulisan dalam bentuk logaritma seperti terlihat pada persamaan (6 ) dimaksudkan agar koefisien a, b, c secara langsung dapat mencerminkan harga
dan
elastisitas
variabel-variabel yang bersangkutan. Selanjutnya, konsep elastisitas ini dapat digunakan untuk menerangkan bagaimana pengaruh satu variabel — innya tetap —
dengan asumsi variabel la
terhadap permintaan uang.
Dalam mengemukakan teorinya, Friedman lebih menekankan pada analisis secara empiris dan teori yang dikemukakannya mempunyai beberapa kelebihan, antara lain da lam hal penentuan definisi uang, yakni dapat menggunakan definisi dalam arti sempit (M1) dan dalam arti luas (M2). Demikian juga terhadap suku bunga, dapat menggunakan su ku bunga dalam jangka pendek atau suku bunga jangka panjang surat-surat berharga milik pemerintah atau
swasta.
Jangka waktu yang dipakai juga dapat berbeda-beda, misalnya dapat dipakai data tahunan, triwulanan atau pun
bu-
lanan. Kelebihan lainnya adalah dapat menggunakan
data
dari berbagai negara.
3. r.Iodel Permintaan Uang Menurut Bi.jan B. Aghevli
serta
Penggunaannya dalam Analisis Permintaan Uang Kuasi
3.1. Model permintaan uang menurut Bijan B. Aghevli. Berdasarkan pada teori permintaan uang yang dike-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
mukakan oleh Milton Friedjnan — dern —
Teori Kuantitas Uang Mo
Bijan B. Aghevli secara khusus menyusun
model
permintaan akan aktiva moneter di Indonesia dengan meng gunakan analisis kuantitatif. Metoda-raetoda kuantitatif di bidang ekonomi — perti ilmu ekonometri —
se-
penggunaannya semakin pesat ber-
kembang, yaitu dipergunakan untuk mengadakan analisis maupun pendekatan masalah serta digunakan pula untuk menga dakan peramalan dan perencanaan. Hal tersebut *dikemukakan oleh Boediono dalam tulisannya: Today almost every Central Bank, Finance Department and National Planning Institution of various coun tries of the world employ the econometric model to formulate their policies, as well as to forecast‘the out comes. Indonesia is one of the few countries which does not, as yet, employ this ’new technology1 to formulate her own development policies.13 Bijan B, Aghevli menyusun model ekonometri sektor moneter Indonesia — taan aktiva moneter —
salah satunya adalah model
permin
didasarkan pada pengamatan
kwar-
talan 1968:1 - 1973:IV. Alasannya adalah karena pada pe riode sebelum tahun 1 9 6 8 uang kartal dan giral merupakan bagian besar dalam likuiditas total. Setelah tahun 1968, volume uang kuasi tumbuh cepat sekali sehingga menduduki bagian yang besar dalam likuiditas perekonomian.
^Boediono, "Sebuah Model Iflakro Triwulanan Untuk Indonesia", Ekonomi dan Keuangan Indonesia, September, 1979, hal. 3W . !
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
Hasil-hasil ramalan yang didasarkan pada
model
tersebut sangat bermanfaat sebagai taksiran bebas
yang
digunakan bersama-sama informasi lain untuk tujuan pengambilan keputusan. Mengenai kekayaan moneter, Bijan B. Aghevli mengemukakan sebagai berikut: Kekayaan-kekayaan moneter memaittkan p:eranan ganda yang penting di negara-negara berkembang karena ke kayaan-kekayaan semacam ini tidak hanya digunakan untuk tujuan transaksi tetapi juga merupakan bentuk tabungan ... * Masyarakat memegang tabungan-tabungannya dalam bentuk barang-barang riil atau sebagai ke kayaan moneter.14 Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
kekayaan
moneter riil dapat berupa uang beredar (M1) maupun berupa tabungan dan deposito berjangka (uang kuasi). demikian berarti bahwa Bijan B. Aghevli , fungsi permintaan uang dengan istilah fungsi
Dengan
mengemukakan permintaan
kekayaan moneter riil. Selanjutnya, dikeraukakan oleh Bi jan B. Aghevli bahwa n... permintaan kekayaan’moneter ri il yang diinginkan (M/P)D merupakan fungsi dari pendapat an riel, Y, laju inflasi, ft, dan bunga yang 15 untuk uang kuasi, r, sebagai berikut:”
dibayarkan
Log W P ) ^ = aQ + a 1 log(Y) + a2 *K: +
log(r)(7)
^Bijan B. Aghevli, "Model Ekonometri Sektor Mo neter Indonesia", dalam Faried Wijaya dan Soetatwo Kadiwigeno (ed), Untaian Ekonomi Moneter dan Perbankan^ Edi si Pertama, BPfE-UQM, YogyakarlTa, 1980, hal. 69. 1 5 Ibid, hal. 70.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
Di dalam model tersebut, pendapatan diukur dengan Produk Domestik Bruto yang penggunaannya lebih sesuai de ngan kondisi di Indonesia dibanding dengan Produk Nasional Bruto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Anwar Nasution bahwa "... the former GDP gives better picture of the domestic economic activity . Tingkat bunga yang digunakan dalam model^ini ada lah tingkat bunga yang dibayarkan pada deposito berjang ka dengan jatuh tempo satu tahun atau lebih yang
dinya-
takan dengan persentase atas dasar tahunan. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan tingkat bunga ter sebut adalah bahwa komposisi deposito berjangka
mendu-
duki persentase yang besar terhadap jumlah uang . kuasi, dan sebagian besar dari deposito berjangka berada
pada
bank-bank pemerintah (lihat Lampiran 1 Tabel 2 dan 3). Bijan B. Aghevli mengemukakan pula tentang
ting
kat inflasi yang diharapkan, yaitu bahwa: Masyarakat mengukur besarnya ongkos pengganti (the opportunity cost) .... Selanjutnya dianggap bahwa ma syarakat menyesuaikan harapan-harapan menurut hubung an berikut ini: AKe = Y
: 0
(8 )
Formula di atas berarti bahwa masyarakat menyesuai kan harapan inflasinya menurut perbedaan antara in flasi alctual dan, harapan-harapan yang ditunjukkan da lam periode sebelumnya. Sebuah analisa data di Indo nesia menunjukkan bahwa koefisien penyesuaiannya sa-
16 Anwar Easution, op cit, hal. 120.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
ngat mendekati satu. Laju inflasi aktual dapat digunakan sebagai pengganti untuk inflasi yang diharapkan .,..1 7 Model yang dikemukakan oleh Bijan B. Aghevli hanya memandang dari satu sisi saja, yakni sisi
ini
permin-
taan uang dan model ini mengasumsikan bahwa: ... masyarakat menyesuaikan saldo riil yang . mereka pegang dalam setiap bentuk kekayaan moneter dengan tingkat yang mereka inginkan* Penyesuaian
se-
A Log (M/P)t = A Jl log (M/P)* - log (M/P)t_1'
(9)
o U O ^adalah koefisien penyesuaiannya, Melalui substitusi persamaan (7 ) dan (8 ) ke dalam persamaan (9 ) dan dengan menggunakan asumsi bahwa perraintaan uang riil selalu sama dengan penawarannya, maka da pat diperoleh model permintaan kekayaan moneter model permintaan uang —
riil —
sebagai berikut:
Log (M/P)® = aQ ..\ + a r>\ log (Y)t
17 Bijan B. Aghevli* op cit dalam Paried Wijaya Soetatwo Hadiwigeno (ed), loc cit. 4
&
1 8 Ibid, hal. 69. 19
7Anwar Uasution,loc pit.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
+ V A T t t + a 3-A 10s (r )t + (1-A) log (M/P) t _ 1
(10)
Untuk definisi uang sempit (M1), koefiaien a 1 .diharapkan positif, sedangkan ag cLs.n a^ diharapkan negatif. Kemudian untuk definisi uang kuasi (QM) dan uang luas (M2), koefisien a^ dan a^ diharapkan positif, sedangkan a^ diha rapkan negatif. Di dalara model permintaan uang ini, Bijan B. Aghe vli menggunakan rumusan interpolasi linier — mana yang dilakukan oleh A.C. Diz —
sebagai-
untuk meraperoleh da
ta Produk Domestik Bruto triwulanan dari data
tahunan.
Hal ini ;juga dinyatakan oleh Anwar Nasution: Aghevli derive their quarterly nominal GDP series from', annual figures by the linier interpolation technique as first popularized by Adolfo Caesar Diz (1970). In this technique, the quarterly nominal GDP series is derive by taking a linier interpolation of the annual series for real income subject to the con dition that sum for each year should add to the cor responding v a l u e . 20
3.2« Penggunaan Model Bi;jan B. Aghevli dalam
_ -Analisis
Permintaan Uang Kuasi. Penggunaan metoda-metoda kuantitatif untuk menganalisis variabel-variabel ekonomi dalam rangka
merumus-
kan suatu kebijakan pada saat ini memang semakin berkembang dan nyata-nyata semakin dibutuhkan, yakni
sebagai
2 0 Ibid.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
pendamping dari rumusan yang dibuat secara
kualitatif
oleh para pengambil keputusan. Seperti dinyatakan
oleh
Boediono: Menggunakan model ekonometri untuk perumusan kebijak■sanaari tldaklah berarti bahwa intuiai dan penilaian kualitatif dari perumus kebijaksanaan tidak diperlukan lagi .... Intuisi perumus kebijaksanaan yang didasarkan atas pengalaman dan pengetahuannya yang mendalam mengenai bidang kebijaksanaan tersebut tetap merupakan unsur yang terpenting dalam proses perumussan kebijaksanaan maupun proyeksi. ^ 1 Dengan demikian, model ekonometri hanya merupakan alat untuk mempertajam dan mengoreksi
lembaga-lembaga
tersebut, sehingga model ekonometri yang ditaksir secara baik akan dapat memberikan landasan yang objektif
serta
konsisten bagi pengambilan keputusan kebijakan. Akan te— tapi perlu diperhatikan bahwa model ekonometri yang baik adalah tidak hanya mencakup variabel-variabel tif saja, namun juga harus dapat mencakup
kuantita-
aspek-aspek
kualitatif yang mempunyai pengaruh terhadap variabel ekonomi yang pada umumnya bersifat kuantitatif. Suatu model ekonometri juga perlu disempumakan dari waktu ke
waktu
sesuai dengan tersedianya data baru. Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay secara khusus juga pernah menggunakan model ekonometri untuk menganalisis permintaan uang kuasi di Indonesia pada
periode
tahun 1968-1973* Model tersebut akan digunakan
.kembali
21
SKRIPSI
Boediono,
op
cit, hal. 353.
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
dalam menganalisis permintaan uang kuasi (QM) sehubungan dengan adanya deregulasi perbankan 1 Juni 1983. Penggunaan model uang kuasi tersebut dalam skripsi ini adalah dengan alasan bahwa sebelum deregulasi per bankan 1 Juni 1983 tersebut uan^; beredar — pengertian sempit (M1 )
uang
dalam
menempati bagian yang besar da
lam likuiditas perekonomian. Uamun, setelah masa deregu lasi perbankan 1 Juni 1983, uang kuasi tumbuh dengan cepat dan menempati bagian yang besar dalam likuiditas perekonomian Indonesia. Dengan perkataan lain, 'jumlah kuasi lebih besar daripada jumlah uang beredar. ini mempunyai persamaan dengan kondisi tahun
uang
Kondisi
1 9 6 8 -1 9 7 3 ,
pada saat Bijan B. Aghevli dan II.A.L. Mailangkay menerapkan model tersebut di Indonesia. ModeJ permintaan uang kuasi tersebut adalah seba22 gai berikuts Log (QIvl/P)t = aQk + a^k log (Y/P)t + a 2k log (i)t + a^k log (P)t + (1-k) log (QM/P) t - 1
(11)
(QM/P)^ = permintaan uang kuasi pada periode t a^k
= titik potong (intercept)
.(Y)^.
= pendapatan riil pada periodo t
22
Hendi Kariawan, "Pengaruh Deregulasi Perbankan Terhadap Permintaan Uang11, Prisma, Edisi Juni 1986, halaman 8 3 .
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
(i)^
= tingkat bunga uang kuasi pada periode t
k
= angka penyesuaian parsial permintaan uang ku asi yang terjadi terhadap permintaan uang ku asi yang diinginkan
(QM/P) t _ 1 = permintaan uang kuasi pada periode t-1 a
= elastisitas masing-masing variabel
Dalam model tersebut yang terpenting adalah
,mengetahui
besamya koefisien tiap-tiap variabel bebas agar
dapat
dilihat pengaruhnya terhadap variabel tak bebas.
Alat
yang digunakan adalah regresi linier berganda. Model permintaan uang kuasi ini menggunakan
kon-
sep 'beda kala* atau time lag dengan alasan bahwa pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tak
bebas
dalam kenyataannya memerlukan waktu, Adanya konsep kala dalam model ini tercermin pada variabel
beda
(QM/PKiz 1I s
yaitu permintaan uang kuasi pada periode t- 1 atau perio de sebelumnya. J. Supranto menyatakan bahwa: Di dalam ekonomi ketergantungan variabel tak bebas (Y) pada variabel bebas (X) jarang terjadi seketika itu juga (rarely instantaneous). Seringkali reaksi Y terhadap X memerlukan waktu. V/aktu yang diperlukan untuk timbulnya reaksi atau jav/aban terhadap suatu aksi atau pengaruh disebut beda kala atau 'lag1.23 Anggapan-anggapan atau asumsi penyesuaian parsial juga digunakan dalam model ini, yang berarti bahwa masya-
23
Supranto, Ekonometrik, Buku II, Lembaga nerbit PE -UI, Jakarta, "19847 Thai. 114.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
Pe-
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
rakat menyesuaikan permintaan uang kuasi yang
terjadi
terhadap permintaan uang kuasi yang diinginkan* Variabel k dalam model tersebut menunjukkan angka penyesuaian parsial permintaan uang kuasi yang terjadi terhadap permin taan uang kuasi yang diinginkan. Untuk melihat perubc;han tingkat bunga dan tingkat inflasi sebagai akibat adanya deregulasi perbankan
ter
hadap permintaan uang kuasi dalam model tersebut dimasukkan variabel boneka atau dummy variable. Sehingga
model
permintaan uang kuasi atau persamaan (1 1 ) menjadi:2^ Log (QM/P)t = aQk + a ^ log (Y/P)t + a2k log (i)t + a^k log (P)t + a^k log (Di)t + a^k log (DP)t + (1 -k) log (QM/P) t - 1
(1 2 )
(Di)^ = mencerminkan pengaruh perubahan tingkat uang kuasi yang terjadi setelah kebijakan
bunga dere
gulasi dilakukan terhadap permintaan uang kuasi. (DP)^ = mencerminkan pengaruh perubahan tingkat
inflasi
yang diharapkan terjadi terhadap permintaan uang kuasi se,t§lah_ kebijakan deregulasi dilakukan. Uengenai variabel boneka t J. Supranto
mengemuka-
kan sebagai berikut: Suatu cara untuk membuat kuantitifikasi (berbentuk angka) dari data kualitatif (tak berbentuk angka) ia-
^^Hendi Kariawan, op cit„ hal* 84.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
lah dengan jalan memberikan nilai 1 (satu) atau 0 (nol). Angka nol (0) kalau atribut yang dimaksudkan tidak ada (tidak terjadi) dan diberi angka satu (1 ) kalau ada (terjadi) .... Variabel yang mengambil ni lai 0 atau 1 tersebut dinamakan variabel boneka (dum my variable) .•••Variabel boneka dapat digunakan de ngan mudah seperti variabel-variabel lainnya yang kuantitatif sifatnya.25 Dengan demikian, variabel boneka berfungsi untuk menangkap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel kuali tatif yang berpengaruh pada variabel-variabel
kuantita-
tif. Dalam hal ini adalah deregulasi perbankan yang
meV
nirabulkan perubahan tingkat bunga:..dan tingkat
inflasi.
Pemberian angka nol merupakan suatu cara untuk mengkuantifikasikan masa sebelum adanya deregulasi
perbankan,
sedangkan angka satu untuk masa setelah deregulasi
per
bankan * Bentuk logaritma digunakan pula dalam model
per
mintaan uang kuasi atau persamaan (1 2 ), karena logaritma sangat ber'guna bagi karya empiris dalam ilmu ekonomi. Beberapa alasan yang menunjukkan bahwa logaritma sangat besar manfaatnya untuk karya empiris dalam ilmu
ekonomi
adalah sebagai berikut: (1 ) Hubungan antara variabel da lam ekonomi lebih baik diuraikan dengan sebuah kurva daripada dengan sebuah garis lurus (linier). Sebuah
kurva
sulit untuk ditaksir dengan analisis regresi, Oleh kare na itu, data asli diambil logaritraanya dan kemudian
me-
Supranto, op cit. hal. 198-199.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
nyelesaikan sebuah regresi garis lurus pada
logaritma-
logaritma tersebut. Hal ini dapat dilakukan karena transformas! ke dalam bentuk logaritma dari banyak kurva akan menghasilkan garis lurus. (2) Logaritma berhubungan
de
ngan konsep ekonomi, khususnya elastisitas. Logaritma da pat menerangkan konsep elastisitas secara langsung. Oleh karena itu, koefisien dari variabel-variabel dalam model tersebut dapat langsung menunjukkan harga elastisitasnya. Langkah berikutnya untuk melakukan pembuktian em(1 2 )
piris terhadap model yang terdapat dalam persamaan
itu adalah dengan mengumpulkan data dari variabel-variabelnya dalam suatu seri yang cukup mewakili dan jutnya dilakukan perhitungan-perhitungan untuk
selanrnenentu-
kan besarnya koefisien regresi variabel-variabel
bebas-
nya. Dengan demikian dapat diketahui bentuk
hubungan
antara variabel-variabel bebas itu dengan variabel . tak bebasnya dalam model tersebut. Sehingga dapat dilihat bagaimana pengaruh variabel-variabel pendapatan riil, ting kat bunga, dan tingkat inflasi sebagai akibat adanya de regulasi perbankan 1 Juni 1983 terhadap permintaan
uang
kuasi di Indonesia.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III KEBIJAKSANAAN DAN PERKEMBANGAH MONETER DI INDONESIA
Kebijaksanaan moneter pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama dengan kebijaksanaan ekonomi umumnya, antara lain meliputi tujuan untuk mencapai full employment, pertumbuhan ekonomi, stabilitas hargn-harga, dan pemerataan. Kebijaksanaan moneter mejL'upttican snj-tui .-*nuu IUn i/or A yang dapat mompcngaruhi kegiatan ekonomi, Dalam pelaksa naannya kebijakan ini menggunakan suatu instrumen baik yong^bersifat umum seperti cash ratio, discount rate po licy dan open market operation maupun instrumen yang ber oifat khusus untuk tujuan selektif. Sehingga kebijakan monoter dapat dipakai untuk mencapai sasaran pembangunan. Untuk mengendalikan keadaan perekonomian, pemerintah melalui Bank Indonesia (Bank Sentral) dapat
mengam-
bil langkah, yakni menetapkan kebijakeanaan moneter. Se perti deregulasi perbankan yang dikeluarkan oleh pemerintah pada tanggal 1 Juni 1983.
1. Deregulasi Perbankan Sebelum adanya deregulasi perbankan 1 Juni
1983,
dunia perbankan Indonesia berada dalam posici dana murah
41 SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
yang berasal dari Bank Indonesia melalui injeksi
kredit
likuiditas. Dalam kebijaksanaan pemberian kreditnya, pihak bank berusaha untuk sebanyak mungkin menggunakan dana dari Bank Indonesia dan sesedikit mungkin menggunakan dana sendiri. Usaha untuk menghimpun dana dari
masyara
kat berupa deposito berjangka dan tabungan atau uang ku asi relatif tidak digalakkan. Struktur pendanaan perbankan — bank peraerintah —
khususnya
bank-
sangat bergantung pada Bank Indonesia.
Demikian juga besarnya suku bunga deposito berjangka dan tabungan serta suku bunga kredit ditentukan oleh Bank In donesia. Bank Indonesia pada raasa sebelum deregulasi per bankan berfungsi sebagai lender of the first resort bankbank pemerintah. Dalam rangka mendorong kegiatan ekonomi —
melalui penyediaan likuiditas yang mencukupi serta un
tuk memelihara stabilitas moneter —
Bank Indonesia meng
gunakan pengaturan seoara langsung. Dengan berubahnya keadaan perekonomian Indonesia, maka sangat dirasakan bahwa dana pembangunan semakin sulit untuk diperoleh, Oleh sebab itu, pemerintah
berang-
gapan perlu segera mengambil langkah baru untuk
menga-
tasi keterbatasan dana pembangunan. Pada tanggal 1 Juni 1983, pemerintah melalui Bank Indonesia mengeluarkan serangkeian peraturan yang sifatnya mendasar di bidang moneter dan perbankan. Serangkai-
M I LI K v PERPUS1AK.AAN j "U N IV H RS 1TAS AIRLAN O G A SKRIPSI
s u r a b MONETER... PENGARUH KEBIJAKSANAAN
J
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
an peraturan tersebut adalah kebijaksanaan moneter dere gulasi perbankan. Pada av^alnya kebijaksanaan ini
sering
disehut sebagai langkah liberalisasi perbankan, "... berhubung kata 'liberal* saat ini di Indonesia
mengandung
konotasi negatif, setidak-tidaknya dari sudut pandang pe merintah, maka langkah 1 Juni 1983 kemudian lebih i nal sebagai deregulasi perbankan.”
dike-
1
-Di dalam kebijaksanaan deregulasi perbankan
ter-
kandung beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh otoritas moneter Indonesia, antara lain: (1) Meningkatkan pengerahan dana pembangunan yang berasal dari dalam negeri melalui perbankan, yang ditempuh dengan cara meningkatkan permintaan masyara kat akan tabungan dan deposito berjangka^ (uang kua si). (2) Mendorong pertumbuhan investasi. (3) Mendorong peningkatan efisiensi perbankan. (4 ) Mengubah fungsi Bank Indonesia yang semula sebagai lender of first resort bagi bank-bank pemerintah menjadi lend er of last resort. Untuk itu di luar sektor prioritas, Bank Indonesia hanya akan memberikan kredit li kuiditas dengan pertimbangan tertentu. (5) Mengubah pola kebijaksanaan pengaturan jumlah uang beredar, yaitu dari pengaturan langsung menjadi tidak lang sung, 2 Dengan demikian, pada dasarnya, deregulasi perban kan berisikan: (1) Penghapusan pagu kredit pada bank pemerintah. (2) Penghapusan pagu tingkat bunga deposito berjangka pa-
1 Syahrir, "Deregulasi Perbankan: Pengurangan Distorsi dalam Elconomi", Prisma, Edisi Juni, 1986, hal. 3. 2 Hendi Kariawan, op cit, hal. 76.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
da bank-bank pemerintab. (3) Menaikkan tingkat bunga Tabanas dan Taska. (4) Tetap diberlakukannya pagu tingkat bunga dan
kredit
likuiditas Bank Indonesia untuk sektor-sektor
yang
diprioritaskan oleh pemerintah. (5 ) Kelonggaran pembebasan pajaKbunga atas deposito ber* jangka rupiah yang dimiliki penduduk Indonesia.
2. Perkembangan Permintaan Uang Periode 1980-1985 Permintaan uang yang didefinisikan dalam arti luas adalah merupakamlikuiditas perekonomian.
Likuiditas
perekonomian terdiri dari jumlah uang kuasi (QM)
ditam-
bah jumlah uang beredar (M1), sehingga dari posisi likui ditas perekonomian ini dapat dilihat perkembangan permintaan uang di Indonesia, baik uang beredar, uang kuasi ma upun uang luas. Perkembangan permintaan uang — pokannya —
menurut pengelom-
dapat pula dilihat menurut periode waktu se
perti yang dikehendaki, kemudian dibedakan untuk masa sebelum deregulasi perbankan (1979sIV—1983sll) dan masa setel&h deregulasi perbankan (1903:III-1985:IV). Pada masa sebelum deregulasi perbankan,
secara
umum, permintaan uang beredar (M1) dari triwulan ke triwulan naik. Dari Tabel 1 dapat dilihat, hanya
pada
ta-
hun 1982:IV, permintaan uang beredar menurun sekitar 6,2
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45 TABEL 1
PEKEMBANGAN PERMINTAAN UANG SEMPIT, UANG KUASI, DAN UANG LUAS DALAM NILAI NOMINAL, 1979:IV - 1988:1V Raslo(%)
Tahun Ml
m
M2
1979:IV
3.386
1,837
1980: I
3.797
2.006
1983:
1984:
Laju Pertum buhan(% )
M 1/M 2
QM/M2
6.222
64,8
36,2
6.803
65,4
QM
Ml
M2
*
-
-
36
12
9
11
10
16
11,8
13
12 6
n
4.179
2.309
6.488
64,4
36,6
m
4.682
2.612
7.294
04,2
36
IV
4.995
2.696
7.691
64,9
36,1
6,3
3
1981:
1982:
(dalam m ilyar rupiah)
I
» 6.214
2.692
7.906
65,9
34,1
4,4
0,14
2,8
n
6.618
2.763
8.381
67
33
7,7
2,6
6
m
6.997
3.119
9.116
65,8
34,2
6.7
12,8
8,7
IV
6.486
3.231
6 ,7 1 7 '
66,7
33,3
8,1
3,6
6,6
I
6.775
3.376
10.161
66,7
33,3
4,6
4,5
4,6
n m
7.177
3.636
10.713
67
33
6
4,7
5,5
7.693
3.667
11.260
67,4
32,6
6,7
3,7
5
IV
7.121
3.954
11.075
64,3
36
-6,2
7,8
-1.6
I
12.248
60,2
40
3,6
23,1
10,6
7.379
4.869
n
7.606
8.465
12.970
67,9
42,1
1*7
12,3
6
m
7.716
6.120
13.836
58,7
44,3
2,8
12
6,7
IV
7.669
7.094
14.663
61,6
46,4
-1,9
16
6
I
8.066
7.704
16.769
61
48,9
6,4
8,6
7,6
n
8.183
6.267
16.450
49,7
60,3
1,6
7,3
4.4
ni
7.961
8.780
16.741
47,6
62,6
-2,7
6,2
1,7
IV
8.661
9.366
17.937
47,8
62,2
7,7
6.6
7.1
1985: - 1
8.988
10.469
19.447
46,2
63,8
4,7
11,8
8,4
n m
9.428
10.998
20.426
46,1
63,9
4,9
6,1
5
9.414
12.236
21.660
43,6
66,8
-0,16
11,2
6
IV
10.104
13.049
23.163
43,6
60,6
7,3
6.6
7
RATA-RATA PERTUMBCTHAN(%) ’79 • '83
•
’83 • '86
-
*
•
-
6,6
7,6
6
•
•
*
•
3
9
6
-
-
65
36
•
♦
-
•
48
52
•
*
-
RATA-RATA RA8IO<%) ’79 - '83
•
'83 • '88
-
Bumber : Laporan M lngguan Bank Indonesia, berbagai edlel. Laporan T ahunan Bank Indonesia T ahun 1965/1986.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
persen atau menjadi Rp 7.121 milyar, sedang untuk
uang
kuasi terjadi penurunan permiritaannya pada tahun 1 9 8 1 :1 , yaitu sekitar 0,14% atau menjadi Rp 2.692 milyar. Kenaikan permintaan uang beredar yang
tertinggi
adalah sebesar 12%, yaitu pada 1980:1 dan 1980:111.
Se
dangkan permintaan uang kuaai kenaikan tertingginya
se
besar 23,1% atau menjadi Rp 4.869 milyar pada 1983:1. Untuk periode setelah deregulasi perbankan,
per
mintaan uang beredar mengalami turun naik, tetapi permintaan uang kuasi dari triwulan ke triwulan selalu
raenun-
jukkan peningkatan dan tidak pernah menurun. * * Bila dibandingkan menurut periode waktu,
secara
rata-rata, permintaan uang sempit mengalami penurunan da ri 5,5% menjadi 3% untuk masa setelah deregulasi perban kan. Sedangkan uang kuasi, secara rata-rata
permintaan-
nya mengalami peningkatan sekitar *1,5% atau menjadi
3%
pada masa setelah deregulasi perbankan. Kemudian,, perkembangan permintaan uang
sempit,
luas, dan kuasi (Ml, M2, dan QM) dapat dilihat dari
ra-
sio atau perbandingan maging-masing kelompok uang —
M1
dan QM —
terhadap likuiditas perekonomian (M2). Menurut
perbedaan masa, yaitu sebelum dan sesudah deregulasi per bankan, secara rata-rata, perbandingan atara uang sempit dan uang luas (M1/M2) mengalami penurunan dari 6 5%
men-
jadi 48& atau sekitar 17$. Sedangkan, perbandingan anta-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
ra QM dan M2 (QM/M2) mengalami peningkatan sekitar
17%,
yaitu dari 35% menjadi 52%. Dari Tabel 1 juga dapat disimpulkan bahwa pada ma sa sebelum deregulasi perbankan, masyarakat
memegang
uang sempit dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah uang kuasi yang dipegangnya. Hal ditunjukkan oleh perbandingan (rasio) secara
ini
rata-rata
antara M1 terhadap M2 yang nilainya lebih besar daripada rasio antara QM terhadap M2, yakni M1/M2 = 65% sedangkan QM/M2 = 37%. Tetapi untuk masa setelah deregulasi
perbankan,
keadaan berubah menjadi sebaliknya. Rasio QM terhadap M2 lebih besar daripada M1 terhadap QM, yakni M1/M2
adalah
sekitar 48%, sedangkan QM/M2 sebesar 52%. Dengan demikian, pada masa setelah deregulasi perbankan,
masyarakat
Indonesia cenderung memegang uang kuasi dalam suatu jum lah yang lebih besar dibanding dengan jumlah! uang sempit.
3. Perkembangan Tingkat Bunga dan Tingkat Inflasi Perio de 1979-1985 Paktor-faktor yang merapengaruhi besar dan
kecil-
nya permintaan uang kuasi antara lain adalah tingkat bu nga dan tingkat inflasi, Perkembangan tingkat
inflasi
dan tingkat bunga, baik secara nominal maupun riil mulai triwulan I tahun 1980 sampai dengan triwulan IV 1985 da-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
pat dilihat pada Tabel 2. Karena berbagai macam keterbatasan yang ada,
me-
nyebabkan penulis mengalami kesulitan dalara ...memperoleh data tingkat bunga di Indonesia. Oleh sebab itu, data mengenai tingkat bunga diambil dari berbagai sumber
yang
cara pengolahannya mempergunakan dasar perhitungan
yang
sama, yaitu memakai rata-rata tertimbang berbagai
depo
sito berjangka yang berada pada bank-bank pemerintah. Mengenai pemilihan tingkat bunga deposito berjangka pada bank-bank pemerintah sebagai pengukur tingkat bu nga uang kuasi di Indonesia, terdapat beberapa
alasan
yang dapat dikemukakan, yaitu: (1) Bahwa pada periode ta hun 1 9 8 0 sampai dengan tahun 1985 sebagian besar atau lebih kurang 75% dari uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, dan (2 ) sebagian besar atau sekitar 6 2 ,3 %
dari
deposito berjangka tersebut berada pada bank-bank
peme
rintah (lihat Tabel 3). Tabel 3 nienggarabarkan
proporsi
deposito berjangka terhadap uang kuasi. Sedangkan
dalam
Tabel 4 raenunjukkan posisi deposito berjangka pada bankbank pemerintah. Pengukuran laju inflasi di Indonesia, semenjak ta hun 1979 didasarkan atas Indeks Harga Konsumen (IHK) In donesia. Indeks ini mencakup 115-150 jenis barang dan jasa serta merupakan gabungan indeks harga di 1 7 kota, ya itu: Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
Surabaya,
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
TABEL 2 PERKEMBANGAN TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT BUNGA 1979:IV - 1985:IV *) Tahun IHK ; Tk infla Tk bunga no Tk bunga si <*) minal (£•)**) riil (%) 1979:IV
143,07
-
1980:1
147,14
11
8,17
11,44
5,12
-
-
II
156,61
2,83 6,32
III
160,78
2,65
11,44
8,75
IV
167,55
4,17
11,44
7,23
172,14
2,71 1,50
11,44
8,69
11,73
10,23
11,73
10,21
11,73
10,37
1981:1
II III
174,73 177,38
IV
179,82
1,52 1,36
189,63
5,42
11,73
190,94
11,74 11,74
6,31 11,35 10,18
1982:1
II III
193,41
0,39 1,56
IV
197,85
2,29
11,74
9,45
205,99
11,74 11,40
7,61 6,52
12,90
11,32
1983:1 II
216,19
III IV
219,61
4,13 4,88 1,58
221,53
0,87
14,80
13,93
233,42 238,69
5,30
17,50
12,20
2,24
17,88
III
238,98
0,12
17,90
15,64 17,78
IV
241,63
1,04
17,10
16,06
1985:1 II
242,12 249,46
0,20
18,00
17,80
17,70 16,00
14,67 15,50
14,60
14,34
1984:1 II
III
250,69
3,03 0,50
IV
251,34
0,26
Sumber: Laporan Mingguan Bank Indonesia dari berbagai nomor penerbitan.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
Keterangan: *) Indeks Harga Konsumen Indonesia di 17 ibukota pinsi, April 1978 - Maret 1979 = 100.
pro
**) Diambil dari data yang telah diolah oleh Majalah Infobank, Prisma, dan Kajian Perekonomian Indonesia da ri berbagai nomor penerbitan. Angka-angka itu dihi- . tung dengan menggunakan dasar perhitungan yang sama, yaitu rata-rata tertimbang tingkat bunga deposito berjangka pada bank-bank pemerintah. TABEL 3
^ Tahun
PERKEMBANGAR UANG KUASI DAN DEPOSITO BERJANGICA TAHUN 1980 - 1985 (dalam milyar rupiah) Uang kuasi
Deposito berjangka
1980
2.696
1.650,8
1981
3.230
2.209,9
1982
3.954
2 .9 8 1 , 6
1983
7.094
5.781,8
1984
9.356
7.778,9
1985
13.049
1 1 .7 2 6 , 6
Sumber: 1. Nota Keuangan dan RAPBN 1986/1987. 2, Laporan Mingguan Bank Indonesia* Medan, Padang, Palembang, Pontianak, Banjarmasin, Denpasar, Mataram, dan Jayapura. Indeks Harga Konsumen ini merupakan pengganti dari Indeks Biaya Hidup di Jakarta da lam hal pengukuran laju inflasi di Indonesia. Dengan demikian, Indeks Harga Konsumen
Indonesia
ini merupakan alat ukur yang lebih mencerminkan
keadaan
sebenarnya. Di samping mencakup nilai pengeluaran dan jumlah serta jenis barang dan jasa yang lebih banyak, juga
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
TABEL 4 P^ICEMBANGAN DEPOSITO BERJAKGKA TAHUN 1980 - 1985 (dim milyar Rp) *#) Deposito ' BP B.S.N. (% x Dep) (% x Dep)
Tahun 1980
1 .6 5 0 , 8 (1 0 0 )
1981
2.209,9 (1 0 0 )
1982
2 ,9 8 1 , 6 (1 0 0 )
1.196,7 (72,5) 1.399,6 (63,3) 1.718,2 (57,6)
19830
5.781,8 (1 0 0 )
3.631,2 (6 2 ,8 )
1984
7.778,9 (1 0 0 )
4.405,2 (56,63)
1985
1 1 ,7 2 6 , 6 (1 0 0 )
7.150,7 (60,98)
B.A. {% % Dep) 222,8
231,3 (14,0
(13,5)
417,4 (18,9) 672,6 (2 2 ,6 )
392,9 (17,7 590 ,*6 (19,8)
1.292.3 (22,4) 2 .1 6 0 . 1 (27,8)
858.3 (14,8) 1 .2 1 3 , 6 (15,42)
3 .3 1 2 , 2
1.263,7 (10,78)
(28,25)
Keterangan: *) Termasuk sertifikat deposito. **) Termasuk Bank Pembangunan Daerah. B.P.
= Bank-bank pemerintah.
B.S.N. = Bank swasta nasional. B.A.
= Bank Asing.
Sumber: 1. Kota Keuangan dan RAPBN 1986/1987. 2. Laporan Mingguan Bank Indonesia, mencakup pola konsumsi semua golongan masyarakat di
se-
jumlah kota besar di Indonesia* Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada masa lum deregulasi perbankan, laju inflasi yang
sebe-
tertinggi
mencapai 5,42£>, yaitu pada 1982:1. Setelah masa
deregu
lasi perbankan, tingkat inflasi tertinggi mencapai 5,30# pada 1984:1.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
Tingkat bunga nominal tertinggi yang pernah dicapai pada masa sebelum deregulasi perbankan adalah 11,74% sedang untuk tingkat bunga riil sebesar 10,23%* Pada masa sebelum deregulasi perbankan ini, tingkat bunga nomi nal relatif tidak berubah —
perubahannya sangat
kecil.
Sedangkan pada masa setelah deregulasi perbankan,
ting
kat bunga, baik dalam harga nominal maupun dalam
harga
riil mengalami perubahan yang cukup menyolok. Dari Tabel 2 terlihat bahwa sejak diberlakukannya kebijaksanaan deregulasi perbankan, tingkat bunga mengalami peningkatan, yaitu mulai 1 9 8 3 : 1 1 1 sampai dengan ta hun 1985:1. Setelah itu, sampai dengan 1985:IV,
tingkat
bunga cenderung turun. Peningkatan suku bunga tersebut merupakan
akibat
yang wajar dari adanya kebijaksanaan ini. Karena
bank-
bank berusaha menarik masyarakat untuk raenanamkan
dana-
nya dalam bentuk uang kuasi melalui rangsangan suku
bu
nga yang tinggi.
4. Perkembangan Pendapatan Riil Masyarakat Periode
1980
Sampai Dengan 1985 Posisi Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku mulai tahun 1979 hingga 1985 disajikan dalam sebuah tabel, yakni Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat
bahwa
pertumbuhan secara rata-rata selama enam tahun adalah se-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
besar 20,5$. Produk Domestik Bruto (tahunan) yang
ter
tinggi terjadi pada tahun 1 9 8 0 , yaitu sekitar 41,9$ atau raenjadi Rp 4 5 .4 4 5 , 7 milyar, sedangkan pertumbuhan terenTABBL 5 POSISI PRODUK DOMESTIK BRUTO PERIODE TAIIUN 1979-1985 Tahun
Produk Domestik Bruto (milyar Rp)
Pertumbuhan ($)
1979
32.025,4
40,80
1 9 80
45.445,7
41,91
1981
54.027,0
18,88
1982
59.632,6
10,38
1983
73.697,6
23,50
1984
87.535,5
18,78
*) 1985 }
9 6 .0 6 6 , 4
9,75
*) Angka sementara. Sumber: Republik Indonesia, Hota Keuangan dan RAPBN, Ta hun Anggaran 1980/198T "s/d 1984/1985. dah adalah sebesar 9,7$ yang terjadi pada tahun 1 9 8 5 , ya itu menjadi Rp 96,066,4 milyar. Sebelum diberlakukannya kebijaksanaan
deregulasi
perbankan, Produk Domestik Bruto mencapai pertumbuhan pa ling tinggi sebesar 41,9$ pada tahun 1980. Setelah dere gulasi perbankan, pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang tertinggi hanya mencapai 18,7$. "Dalam menerapkan model permintaan dan Mailangkay, pendapatan riil masyarakat
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
uang
Aghevli
diukur
dari
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54
TABEL 6 PERKEfrlBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TRIV/ULAHAN INDONESIA DALAM HARGA NOMINAL DAN RIIL 1980:1 - 1985:IV (dim milyar Rp) Tahun 1980:1
PDB tahunan .
45.445,7
II III IV 1981 si
%
54.027,0
II III IV
PDB triwulanan (nominal)*
PDB triwulanan (riil)
10.103,270
6.866,430
10,942,040
6.986,808
11,780,809 12.619,578
7.327,280
12.702,253 13.238,584 13.774,915
7,531,830 7'.379,025 7.519,363
14.311,247
7.765,765 7.958,650
14.382,625
7.584,572
II
14.732,975
III
15.083,325
7.716,023 7.798,627
IV
15.433,675
7.800,695
17.105,806
8.304,192
17.984,868
8.319,010
III
18.863,931
IV
19.742,993
8.589,741 8 .9 1 2 , 1 0 8
1982:1
1983:1 II
59.632,6
73.697,6
1984:1 II III IV
87.535,5
1985:1 II
96.066,4+)
III IV
20.586,571 21.451,440 22.316,309
8.819,541 8.987,155
23.181,178
9.338,149 9.593,667
23.216,828
9.588,976
23.750,009 24.283,190
9.520,568
24.816,371
9.686,541 9.873,626
Sumber: Republik Indonesia, Nota Keuangan dan RAPBN, Ta hun Anggaran 1980/1981 s/d 1984/1985, diolah Icembali.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
Keterangan: *) Dihitung dengan rumusan interpolasi linier. +) Angka sementara. Produk Domestik Bruto (PDB)".^ Produk Domestik Bruto-ri il yang digunakan dalam pembahasan ini "berbentuk
data
triwulanan, sedangkat data Produk Domestik Bruto
yang
tersedia hanya dalam bentuk tahunan. Sehingga untuk memperoleh data Produk Domestik Bruto riil triwulanan digu nakan rumusan interpolasi linier. Tabel 6 memperlihatkan Produk Domestik Bruto secara tahunan dan triwulanan atas dasar harga yang
berlaku
(nominal) serta Produk Domestik Bruto triwulanan
riil.
Sehingga perkembangan pendapatan riil masyarakat
mulai
triwulan I 1980 sampai dengan triwulan IV 1985 dapat pu la ditunjukkan dalam Tabel 6 .
3Ibid, hal. 80.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV ANALISIS PERKEMBANGAN PERMINTAAN UANG KUASI DI INDONESIA
1. Analisis Permintaan Uang Kuasi dalam Hubungannya
de
ngan Tingkat Bunga dan Tingkat Inflasi Dalam menganalisis permintaan uang kuasi di Indo nesia, dasar perhitungan yang digunakan adalah
posisi
deposito berjangka, tabungan dan rekening-rekening valu ta asing milik penduduk. Sehingga jumlah dana yang kumpul pada perbankan dalam bentuk deposito
ter-
berjangka,
tabungan dan rekening-rekening valuta asing milik penduduk dianggap sebagai permintaan uang kuasi. Analisis selanjutnya, permintaan uang kuasi
akan
dikaitkan dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya, seperti pendapatan riil, tingkat inflasi dan tingkat bui
nga. Permintaan uang kuasi mulai tahun 1979-1985 terus mengalami kenaikan, sebagaimana terlihat dalam
Tabel 7.
Kenaikan permintaan uang kuasi mencapai angka yang
ter
tinggi sebesar 79,4% pada tahun 1983 dibanding dengan ta hun sebelumnya (1982) yang hanya mencapai 22,4%. Kenaik an permintaan secara drastis tersebut sehubungan
dengan
mulai diberlakukannya kebijaksanaan deregulasi perbankan tanggal 1 Juni 1983* Dengan adanya kebijaloanaan
ini,
56 SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
TABEL 7 PERKEMBANGAN PERMINTAAN UANG KUASI DI INDONESIA PERIODE 1979-1985 Permintaan uang kuasi
Perubahan
(milyar Rp)
{%)
1979
1.837
1980
2.696
35,2 m 46,6
1981
3.230
19,8
1982
3.954
22.4
1983
7.094
79,4.
1984
9.356
31,9
1985
13.049
39,4
Tahun
Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia 1985/1986, hal. 5, diolah kembali. bank-bank berlomba-lomba untuk menyerap dana dari masyarakat yang sebanyak-banyaknya, yaitu dengan jalan memberikan tingkat -bunga yang tinggi. Penentuan tingkat bunga <s* uang kuasi pada suatu" tingkat yang_ cukup tinggi ini dimaksudkan agar pihak perbankan dapat
menciptakan
daya tarik bagi masyarakat untuk mengalokasikan kekayaannya dalam bentuk uang kuasi. Selain dipengaruhi oleh tingkat bunga, permintaan uang kuasi dipengaruhi pula oleh tingkat inflasi.
Sejak
diberlakukannya kebijaksanaan deregulasi perbankan, ting kat inflasi terus mengalami penurunan (lihat
Tabel
Pada masa setelah deregulasi perbankan, tingkat
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
8 ).
bunga
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
nominal yang naik kemudian mengalami penurunan lagi, masih tetap dapat merangsang kenaikan permintaan uang kua si karena pada masa setelah deregulasi perbankan, tahun 1 9 8 3 sampai dengan tahun 1 9 8 5 , tingkat bunga
yakni riil
TABEL 8 TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK-BANK PEMERINTAH 1979 - 1985 Tahun
*) Tingkat inflasi 7 (%)
i
Tingkat bunga Nominal (%)
Riil (%)
1979
21,77
11
1980
15,97
11,44
1981
7,09
11,73
4,64
1982
9,66
11,74
2,08
14,80
3,34
v1983
1— ,
11,46
1984
8,76
17,10
1985
4,31
14,60
Sumber:
-10,77 '-4,53 ‘
f
8,34' 10,29
*) Laporan Mingguan Bank Indonesia 5 Maret 1987. **) Prisma edisi Juni 1986 dan Februari 1987, Infobank dari berbagai nomor penerbitan dan Kajian Perekonomian Indonesia dari berbagai nomor penerbitan.
masih tetap menunjukkan peningkatan. Dengan perkataan la in, walaupun tingkat bunga uang kuasi sudah
mengalami
penurunan menjadi 1 4 ,6%, tetapi tingkatnya masih tinggi daripada tingkat inflasi, sehingga
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
lebih
permintaan
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59
uang kuasi
raasih tetap mengalami peningkatan. Ini
arti bahwa masyarakat telah
bersikap rasional
berdengan
mengalokasikan kekayaan mereka dalam bentuk uang
kuasi
daripada untuk mengadakan kegiatan investasi. Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa tingkat bunga dan tingkat inflasi, kedua-duanya merupakan
faktor-fak-
tor yang mempengaruhi permintaan uang kuasi. Bila
ting
kat bunga lebih tinggi daripada tingkat inflasi, permintaan uang kuasi tetap meningkat,
2. Analisis Permintaan Uang Kuasi dan
Pendapatan
Riil
Masyarakat Faktor lainnya yang mempengaruhi
permintaan uang
kuasi adalah pendapatan riil masyarakat. Seperti
telah
dikemukakan pada bagian muka bahwa pendapatan riil
ma
syarakat diukur dari Produk Domestik Bruto riil, Apabila pendapatan riil masyarakat meningkat, mereka
cenderung
akan menambah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan
kon-
eumsinya. Hal ini berakibat meningkatnya permintaan uang beredar (M1). Di sisi lain, setelah kebutuhan mereka terpenuhi, mereka akan meningkatkan
konsumsi tabungannya
yang pada akhirnya menambah permintaan uang kuasi. Dapat diartikan pula, bahwa bila pendapatan masyarakat cukup tinggi, maka masyarakat lebih
riil banyak
berkesempatan untuk mengalokasikan pendapatan mereka itu
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
dalam bentuk tabungan dan atau depoalto berjangka. daan yang sebaliknya, bila pendapatan riil
Kea-
masyarakat
rendah, maka' .tidak akan ada bagian pendapatan atau relatif eangat kecil bagian pendapatan mereka yang
dialoka-
sikan untuk menabung. Secara teoretis dinyatakan pula bahwa bila penda patan riil masyarakat bertambah, permintaan uang juga meningkat, sehingga keduanya mempunyai
kuasi
hubungan
yang searah. Hubungan tersebut ditunjukkan dalam Tabel 9. TABEL 9 POSISI PRODUK DOMESTIK;’BRUTO DAH UANG KUASI DI INDONESIA TAHUN 1979 - 1985 I Tahun
Produk Domestik Bruto (milyar Rp)
Uang kuasi (milyar Rp)
1979
32.054,4
1 .837
1 9 80
45.445,7
2.696
1981
54.027,0
3.230
1982
59.632,6
3.954
1983
73.697,6
7.094
1984
87.535,5
9.356
1985
96.006,4
13.049
Sumber: Tabel 4 dan 5, diolah kembali. Mulai tahun 1979 sampai dengan 1985, Produk Domestik Bru-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
to selalu meningkat, seiring pula dengan permintaan uang kuasi yang juga selalu meningkat dari tahun ke tahun. Bila dikaji lebih lanjut, permintaan
uang
tumbuh dengan cepat pada saat pertumbuhan Produk
kuasi Domes
tik Bruto yang tinggi. Dapat dilihat pada Tabel 10, pada masa sebelum deregulasi perbankan, yaitu pada 1 9 8 0 , pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang tinggi, yaitu
sebe-
TABEL 10 PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO DAK UANG KUASI DI INDONESIA TAHUN 1979 -
1985
Tahun
Produk Domestik Bruto (%)
Uang kuasi (%)
1979
40,80
35,20
1 9 80
41,91
46,60
1981
18,88
19,80
1982
10,38
22,40
1983
23,50
79,40
1984
18,78
31,90
1965
9,75
39,40
Somber: Tabel 7, diolah kembali.
SKRIPSI
sar 41,91$, diikuti dengan pertumbuhan uang kuasi
yang
tinggi pula, yakni sebesar 46,60^. Demikian pula,
pada
masa setelah diberlakukannya deregulasi perbankan,
pada
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
tahun 1983, pertumbuhan Produk Domestik Bruto
mencapai
nilai tertinggi sebesar 2 3 ,50 # diikuti dengan pertumbuhan uang kuasi yang tinggi pula, yaitu sebesar 79*40$.
3. Analisis Model Permintaan Uang Kuasi Menurut Bijan B. Aghevli dan N.A.L. Mailangkay Dengan menggunakan metoda regresi linier berganda dan berdasarkan pada data yang disajikan pada
Tabel 11,
kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma sebagaimana terlihat pada Tabel 12. Jumlah seri waktu yang digunakan sebanyak 24 (n = 24), sebuah variabel tak
be
bas dan empat variabel bebas, maka koefisien regresi mo del permintaan uang kuasi itu dapat ditaksir. , Model ini diestimasikan dengan menggunakan berbentuk triwulanan pada periode waktu
data
1980:I-1985:IV.
Diharapkan model ini dapat menjelaskan pengaruh
varia-
bel-variabel tingkat bunga, tingkat inflasi dan
penda
patan riil terhadap permintaan uang kuasi. Model permintaan uang kuasi Bijan 3. Aghevli
dan
N.A.L. Mailangkay adalah sebagai berikut: Log (QM)t = aQk + a ^ log(Y)t + a2k log(i)t + a3k log(P)t + (1-k) log(QM)tfcl Kemudian untuk melihat pengaruh deregulasi perbankan
(1) 1
Juni 1983 melalui perubahan tingkat bunga dan tingkat in flasi, digunakan variabel boneka sehingga model
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
permin-
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63
TABEL 1T P e rm in ta a n U a n g K uasi, T in g k a t B unga, T in g k a t Inflasi D a n P ro d u k D om estik B ru to Indonesia 1980 ; I - 1985 : V
T ahun/
Q M T -R 1IL
P D B -R IIL
T K . B, Q M •)
T K . IN F L S
Q M T-1 R IIL
T riw u lan
(m ily ar ru p iah )
(m ily ar ru p iah )
(% )
<% )
(m ilyar ru p iah )
1980:1
1363,327
6866,430
11
2,83
1283,986
11
1474,363
6986,808
11,44
6,32
1361,327
III
1624,580
7327,280
11,44
2,65
1474,363
IV
1609,072
7531,830
11,44
4,17
1624,580
1981:1
1563,843
7379,025
11,40
2,71
1609,072
11
1531,297
7519,363
11,73
1,50
1563,843
III
1758,372
7765,765
11,73
1,52
1581,297
IV
1796,797
7958,651
11,73
1,36
1758,372
•1982:1
1780,309
11
1851,890
III
7584,573
11,73
5 ,42
1*796,797
7716,023
11,74
0 ,39
1780,309
1895,972
7798,627
11,74
1,56
1851,890
IV
1998,484
7800,695
11,74
'2 ,2 9
1895,972
1983:1
2363,707
830,192
11,74
4,13
1998,484
II
2527,869
8319,010
11,40
4,88
2363,707
111
2786,758
8589,741
12,90
1,58
2527,869
IV
3202,275
8912,108
14,80
0,87
2786,758
1984:1
3300,488
8819,541
17,50
5,30
3202,275
U
3463,488
8987,155
17,88
2,24
3300,488
III
3673,947
9338,149
17,90
0,12
3463,488
IV
3872,036
9593,667
17,10
1,04
3673,947
1985:1
4319,759
9588,976
18
0,2 0
3872,036
II
4408,723
9520,568
17,70
3,03
4319,759
III
4880,928
9686,541
16
IV
5191,712
9873,626
14,65
'
0,5
4408,723
0,26
4880,928
K eteran g an : Q M -R I1 L
: P e rm in ta a n U an g K uasi riil
P D B -R U L
; P ro d u k D om estik B ru to riil
T K . B. Q M : T in g k a t b u n g a u a n g kuasi T K . IN F L S : T in g k a t inflasi QM -1 RIIL. : P e rm in ta a n u an g kuasi riil p erio d e sebelum nya
S u m b er
: D io lah d a ri L ap o ra n M in g g u an B ank In d o n esia, 5 M aret 1987 d an L a p o ra n T a h u n a n B ank In d o n esia 1985/1986 •) D a ta tin g k a t b u n g a d ia m b il d a ri d a ta y an g su d a h d io lah oleh P rism a , in f o b a n k , K ajian P c re k o n o m ian In d o n esia d e n g a n d a s a r p c rh itu n g a n ra ta -ra ta tertim b a n g d a r i tin g k a t b u n g a b erb ag ai d ep o sito b e rja n g k a p a d a b a n k -b a n k p em erin tah
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64
T ib e t 12 P erm in taa n U ang K oasf, T ingkat B unga. T in g k a t Inflasi D a n P ro d u k D om estik B ruto Indonesia 1980 : 1 - 1985 : V (dalam h arg a lo g aritm a)
T ahun/ T riw ulan
QM T-R11L (m ilyar ru p iah )
1979:IV
3.1065
P D B -R IIL (m ilyar ru p iah ) -
T K . B. Q M
T K . IN FLS
< * )
<*>
Q M T -I RIIL (m ilyar ru p iah ) -
-
1980:1
3*13460
3,8367
1,04140
0 , 45170
3,10850
11
3.16800
3.8443
1,05840
0,80070
3,13460
III
3,21070
3,8650
1.05840
0,42320
3,16800
IV
3.20660
3,8769
1,05840
0,62010
3.21070
1981:1
3,19420
3,8679
1.0S840
0,43300
3,20660
11
3,19900
3,8762
1,06920
0,17610
3.19420
III
3,24510
3.8902
1,06920
0,18190
3,19900
IV
3,25450
3.9008
1.06920
0,13350
3.24510
1982:1
3,25030
3.8799
1,06920
0,73400
3.25450
II
3,26760
3,8874
1,06970
•0.40890
3,25030
III
3,27780
3,8920
1.06970
0,19310
3,26760
IV
3,30070
3,8921
1,06970
0,30060
3.27780
3,30070
1983:1
3,37360
3,9193
1,06970
0.61600
II
3,40270
3,9200
1.05690
0,68840
3,37360
III
3.44500
3,9340
1.11060
0,19870
3,40270
IV
3,50540
3,9440
1.17020
-0.10640
3,44500
1984:1
3,51860
3.9454
1,24300
0,72430
3,5t>540
11
3,53950
3,9536
1,25230
0,38020
3,51860
III
3,56510
3,9703
1,25280
0,35020
3,53950
IV
3.58790
3,9820
1,23300
-0,92080
3,56510
1985:1
3,63550
3,9818
1.25530
-0.69890
3,58790
II
3,64430
3,9786
1,24800
0,48140
3.63550
III
3,68830
3,9862
1,20410
•0,30100
3,64430
IV
3,7530
3,9945
1.16450
-0.58500
3,68850
K eteran g an : Q M -R JII.
: P erm in iaa n U ang Kuasi riil
P D B -R IIL
: P ro d u k D om estik B ru to riil
T K . B. Q M : T ingkai bunga uang kuasi T K . IN F L S : T in g k a t Inflasi Q M -I R IIL : P erm in taa n u an g kuasi riil p eriode sebelum nya S u m b er
SKRIPSI
: T abel 11 d io lah kem bali.
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
taan uang kuasi atau persamaan (1 ) menjadi: Log (QM)t = aQk + a ^ log(Y)t + a2k log(i)t + a^k log(P)t + a^k log(Di)t
(2)
+ a^k log(DP)t + (1-k) log(QM) t _ 1 Transformasi nilai variabel-variabel ke dalam bentuk lo garitma memungkinkan untuk menginterpretasikan koefisien regresi persamaan (2 ) sebagai koefisien elastisitas* Setelah melalui proses perhitungan (lihat Lampiran 2 ) maka hasil pengujian model permintaan uang
kuasi
beserta analisisnya akan dibedakan untuk periode sehglum deregulasi perbankan dan setelah deregulasi
perbankan.
Dari persamaan (1) diperoleh hasil sebagai berikut: Log (QM)+ = -0,5326 + 1,0245 log(Y), ( 2 , 121)
+ 0,0648 log(i)t - 0,0013 log(P)t (0,580)
(0,124)
+ 0,7170 log(QM), . (5 ,2 1 4 ) K 2 = 9955 Statistik uji P
=
(3)
588,517
Statistik uji Durbin-V/atson
=
1,859
Angka dalam kurung adalah menunjukkan besarnya —2 statistik uji t. R adalah estimasi koefisien determinasi persamaan (3). Koefisien determinasi ini
menunjukkan
kuat atau lemahnya hubungan antara variabel tak bebas de ngan variabel-variabel bebasnya, Besarnya koefisien
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
de-
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66
terniinasi adalah 99 %, ini berarti bahwa model dalam per samaan (3 ) dapat menjelaskan 99 $ variasi yang
terdapat
dalam variabel-variabel bebasnya, Sedangkan sisanya
se
besar 1 $ dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak dapat ditangkap oleh model tersebut. Persamaan (3) menggambarkan hubungan antara variabel-variabel permintaan uang kuasi pada masa sebelum ditetapkannya kebijaksanaan Deregulasi Perbankan
1
Juni
1983. Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa
selu-
ruh koefisien regresinya menunjukkan tanda yang
benar.
, Pada tingkat kepercayaan sebesar 95%, koefisien
varia
bel-variabel persamaan (3 ) signifikan semuanya. Hasil pengujian tersebut memperlihatkan bahwa pengaruh variabel tingkat bunga dan tingkat inflasi terha dap permintaan uang kuasi tidak begitu berarti. Hal
ini
ditunjukkan oleh besarnya nilai statistik uji t yang nilainya mendekati nol. Elastisitas tingkat bunga
sebe
sar 0,0648, karena hubungannya bersifat searah (positif) dan dengan mengasumsikan variabel-variabel lainnya tetap maka setiap kenaikan 1 % tingkat bunga uang kuasi
akan
mengakibatkan peningkatan pada permintaan uang kuasi se besar 0,0648%. Sebaliknya bila tingkat bunga uang
kuasi
turun sebesar 1 % maka permintaan uang kuasi juga akan turun, yakni sebesar 0 ,0648 % Untuk tingkat inflasi, elastisitasnya hanya sebe-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67
sar 0 ,0 0 1 3 , ini berarti bahwa perubahan tingkat
inflasi
hanya berpengaruh sangat kecil terhadap jumlah perminta an uang kuasi. Pendapatan riil masyarakat mempunyai yang positif terhadap permintaan elantis.Llas pendapatan
sebeoar
uang
kuasi,
1 ,0 Z-rj -^pat
hubungan sehingga diartikan
bahwa apabila pendapatan riil raasyarkut nuik I>'5, permin taan uang kuasi meningkat 1,0245%. Sebaliknya, bila pen dapatan riil masyarakat turun 1 %, permintaan uang akan turun 1,0245%.
Dengan
demikian
kuasi
dapat disimpulkan
. bahwa pendapatan riil masyarakat mempunyai suatu hubung an yang lebih dari proporsional terhadap permintaan uang kuasi. 4
Log (QM). = -0,5326 + 1,0245 log(Y). ( 2 , 121) + 0,0648 log(i)t + 0,2389 log(Di)t (0 ,5 8 0 ) (1,2-18) - 0,0013 log(P)t - 0,0528 log(DP)t (°>1 2 4)
(3,204)
+ 0,7170 log(QM). 1 (5,214) Per uarrwian (4) menggambarkun
(4) •..:h variabel-va
riabel bebas yang ada dalam model permintaan uang
kuasi
terhadap permintaan uang kuasi untuk masa setelah
dere
gulasi perbankan. Koefisien regresi variabel tingkat bunga (i)
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
da-
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68
pat digabung dengan koefisien regresi variabel perubahan tingkat bunga (Di). Sedangkan koefisien regresi
tingkat
inflasi (P) dapat pula digabung dengan koefisien regresi variabel perubahan tingkat inflasi (DP).
Penggabungan
ini dilakukan dengan alasan ada pengaruh yang cukup ber arti variabel-variabel tersebut terhadap permintaan uang kuasi, Adanya pengaruh tersebut ditunjukkan oleh
nilai
statistik uji t (angka dalam kurung), bahwa dengan ting kat kepercayaan 95%, koefisien variabel-variabel
terse
but dapat dibuktikan tidak sama dengan nol.
3.1. Pengaruh kebijaksanaan moneter 1 Juni 1983 terhadap permintaan uang kuasi. Dari hasil pengujian persamaan (3) dan (4), sete lah keduanya dijumlahkan dapat ditulis menjadi: Log (QM)t = -0,5326 + 1,0245 log(Y)t + 0,3037 log(i)t - 0,0542 log(P)t + 0 , 7 1 7 0 log(QM) t - 1
(5 )
Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa seluruh koefisien regresi dalam persamaan (5 ) menunjukkan
tanda
yang benar, yaitu positif untuk variabel-variabel penda patan rill (Y) dan tingkat bunga uang kuasi (i),
eedang
untuk variabel tingkat inflasi .(F) negatif. Hasil analisis yang merupakan penggabungan persa maan (3) clan persamaan (4) tersebut merupakan model per-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69
mintaan uang kuasi dalam jangka pendek, sehingga
koefi
sien regresi mssing-masing variabelnya menunjulckan elas tisitas jangka pendek. Pada masa setelah deregulasi perbankan,
sebagai-
mana terlihat dalam persamaan (5 ), peranan variabel ting kat bunga dan tingkat inflasi menjadi lebih berarti
di
banding dengan pada saat sebelum diberlakukannya kebijaksanaan deregulasi perbankan 1 Juni 1983 seperti yang di~ sajikan dalam persamaan (3 ). Elastisitas tingkat bunga pada persamaan (5) mengalami peningkatan, yaitu dari 0,0648 menjadi 0,3037. Hu bungan yang bersifat searah (positif) antara tingkat bu nga dan permintaan uang kuasi ini berarti bahwa pada ma sa setelah diberlakukannya kebijaksanaan moneter 1 tahun 1983, apabila tingkat bunga uang kuasi naik
Juni sebe
sar 1 % akan diikuti oleh peningkatan permintaan uang ku asi sebesar 0 ,30 % dengan asumsi variabe-variabel lainnya tidak berubah. Sebaliknya bila tingkat bunga itu
turun
sebesar 1 %, permintaan uang kuasi akan turun 0,30%. Demikian juga, variabel tingkat inflasi
setelah
diberlakukannya kebijaksanaan deregulasi perbankan 1 Ju ni 1983, elastisitas jangka pendeknya meningkat dari se besar 0,0013 menjadi 0,0542. Variabel tingkat
.inflasi
dan permintaan uang kuasi mempunyai hubngan yang fat negatif (berlawanan), sehingga jika tingkat
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
bersi inflasi
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
naik 1 %, permintaan uang kuasi akan turun 0 ,05 4 $. Dengan membandingkan antara elastisitas
tingkat
bunga dan tingkat inflasi dalam jangka pendek
persama
an (5 ), terlihat bahwa elastisitas tingkat bunga
nilai-
nya lebih besar daripada elastisitas tingkat inflasi ya itu 0,3037 untuk elastisitas tingkat bunga dan 0,054 un tuk tingkat inflasi. Dari pembahasan tersebut menunjukkan bahwa
sete
lah penetapan kebijaksanaan deregulasi perbankan,
dalam
jangka pendek elastisitas tingkat bunga lebih besar ripada elastisitas tingkat inflasi. Hal ini
da
menunjukkan
bahwa tingkat bunga uang kuasi lebih banyak mempunyai pengaruh terhadap perubahan permintaan uang kuasi
diban-
dingkan dengan tingkat inflasi. Kondisi selanjutnya, tingkat bunga . uang
kuasi
yang pernah mengalami penurunan untuk beberapa waktu ternyata tidak menyebabkan permintaan uang kuasi turun. Hal ini dapat terjadi karena tingkat bunga uang k.uasi
yang
turun tersebut nilainya masih lebih tinggi daripada ting kat inflasi sehingga masyarakat cenderung memilih
untuk
tetap menambah permintaan uang kuasi mereka. Besarnya angka penyesuaian adalah k, yaitu
0,283
yang berarti penyesuaian permintaan uang kuasi yang terjadi terhadap permintaan uang kuasi yang diinginkan
me-
merlukan waktu kurang dari satu triwulan.
SKRIPSI
MILIK PKRPUST A K.AAh ■'UNiVERbl JJU.ANQGA'f PENGARUH ___ S KEBIJAKSANAAN U iv i L IMONETER... ri
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71
Kemudian untuk memperoleh model permintaan
uang
kuasi dalam jangka panjang dapat dilakukan dengan
cara
membagi model permintaan uang kuasi dalam jangka atau persamaan (5) dengan koefisien
pendek
penyesuaiannya
(k) •
serta dengan menghilangkan variabel log(QM)^_^
sehingga
diperoleh bentuk sebagai berikut: Log (QM)t = 1,8819 + 3,6201 log(Y)t + 1,0731 log(i)t - 0,1915 log(P)t (6 ) Dalam jangka panjang, elastisitas pendapatan
se
besar 3,6201. Dengan mengasumsikan variabel-variabel lainnya tidak berubah, dapat diartikan bila pendapatan ri il masyarakat naik 1 %, permintaan uang kuasi akan
naik
sebesar 3»62%. Sebaliknya, bila pendapatan riil
masya
rakat turun 1 %, permintaan uang kuasi juga akan
turun,
yakni sebesar 3,62%* Elastisitas tingkat bunga sebesar 1,0731, berarti dalam jangka panjang jika tingkat bunga uang kuasi
naik
sebesar 1%, permintaan uang kuasi akan naik 1,07%- ‘ Se dans bila tingkat bunga itu turun 1 %, permintaan uang ku asi akan turun 1,07%. Elastisitas tingkat inflasi sebesar 0,1915. perti telah diketahui, hubungan tingkat inflasi
Sedengan
permintaan uang kuasi bersifat berlawanan sehingga
bila
tingkat inflasi naik 1 % akan diikuti penurunan
permin
taan uang kuasi sebesar 0,19%. Sebaliknya, bila
tingkat
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72
inflasi turun 1 % menyebabkan perinintaan uang kuasi
me
ningkat sebesar 0,19%. Dari persamaan (5) dan (6 ) terlihat pula bahwa da lam jangka pendek dan jangka panjang, antara
pendapatan
riil masyarakat dengan permintaan uang kuasi terdapat hubungan yang lebih dari proporsional. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya elastisitas jangka pendek maupun
panjang
masing-masing 1,0245 dan 3)621. Berdasarkan pada model permintaan uang kuasi jangka pendek dan panjang, selisih antara tingkat bunga
dan
tingkat inflasi dapat dibandingkan. Dalam jangka pendek, selisih tersebut sebesar 0,3037 - 0,0542 atau 0,2495, sedangkan dalam jangka panjang selisihnya sebesar 1,073*1 0,1915 atau 0,8816. Dapat diartikan bahwa bila bunga dan tingkat inflasi meningkat sebesar 1 %,
tingkat dengan
asumsi pendapatan riil masyarakat dan permintaan uang ku asi pada periode sebelumnya tetap, maka dalam jangka pen dek permintaan uang kuasi naik sebesar 24,9% dan
dalam
jangka panjang sebesar 8 8 ,1 % Selanjutnya melalui perbandingan antara
tingkat
bunga dan tingkat inflasi dapat diketahui bagaimana
pe
ngaruh kedua variabel tersebut terhadap permintaan
uang
kuasi. Perbandingan antara tingkat bunga dan tingkat in flasi dalam jangka pendek 0,3037/0,0542 dan dalam jangka panjang 1,0731/0,1915 atau sebesar 1 : 5,6%. Sehingga bi-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73
la tingkat bunga turun 1 % dan tidak diikuti
peningkatan
inflasi sebesar 5 ,6%, permintaan uang kuasi masih
tetap
dapat meningkat, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dari pembahasan di atas dapat dijelaskan
secara
singkat bahwa peningkatan uang kuasi pada periode 1 9 8 0 : 1 sampai dengan 1985:1V bukan hanya dipengaruhi oleh ting kat bunga saja, melainkan ada beberapa variabel yang mempengaruhinya, yaitu pendapatan riil masyarakat,
tingkat
inflasi dan permintaan uang kuasi pada periode
sebelum-
nya. Dengan deraikian benarlah bahwa permintaan uang ku asi merupakan fungsi tingkat bunga dan untuk selanjutnya ini bergantung pada kuat lemahnya hubungan antara
ting
kat bunga dan permintaan uang kuasi. Oleh sebab itu, na ik turunnya permintaan uang kuasi dipengaruhi pula perbandingan antara tingkat bunga dan tingkat
oleh
inflasi-
nya. Selama tingkat bunga itu elastisitasnya lebih besar daripada elastisitas tingkat inflasi, permintaan uang ku asi masih tetap meningkat. Perubahan tingkat bunga uang kuasi sebagai akibat adanya kebijafcsanaan deregulasi perbankan memang
berpe-
ngaruh terhadap permintaan uang kuasi. Namun, reaksi tu- runnya tingkat bunga uang kuasi yang pernah timbul
itu
tidak mengakibatkan penurunan permintaan uang kuasi
ka-
rena besarnya tingkat bunga masih berada di atas tingkat
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74
inflasinya.
4/ Effektivitaa Kehi.laksanaan Moneter 1 Juni 19Q3 terhadap Permintaan Uang Kuasi di Indonesia Kebijaksanaan moneter pada hakikatnya
merupakan
suatu kebijaksanaan bagaimana pemerintah melalui 1tangannya’ mengatur jumlah uang beredar yang ada di
masyarakat
dengan melalui berbagai instrumen kebijaksanaan.
Tujuan
ditetapkannya kebijaksanaan moneter ini adalah untuk nyediakan alat likuiditas yang memadai bagi
me-
perekonomian
dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi* Memasuki Pelita IV ini, keadaan ekonomi dunia sih tetap diwarnai oleh resesi, kemudian disusul
ma-
tindak-
an proteksionisme negara-negara maju, serta turunnya har ga minyak bumi. Dalam rangka menopang kehidupan keadaan-keadaan tersebut tentu merupakan suatu tersendiri bagi bangsa Indonesia
untuk mencari
ekonomi, tantangan alterna-
tif pemecahannya. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 1 Ju ni 1983, dalam upaya menghimpun dana dari masyarakat, pe merintah telah mengumumkan kebijaksanaan deregulasi
per
bankan. Kebijaksanaan ini, dalam prakteknya memang berpengaruh positif terhadap perkembangan likuiditas perekono mian. Tingkat bunga yang tinggi merupakan salah satu daya tarik bagi masyarakat untuk menyimpan uangnya dalam
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
ben-
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
OO <3* Y~* r* E*- r r— m
c n cr> vo .• CO •s f •r — *?*■
CO in n •r— CO
m vo m f' m m «V m
vO CM m * CM r •
c n rn VO * in vo • 0
>
1
CVJ
i ~ G\ CO •* in r • m co
o^
0 cr> •t*— h-
C -rCO *• r> v o • rn vo
c j\ 0 v O •* c^m CM OJ
C -. m m •> CTv CM » CM 0 T“
•*!}CT> rVO CO • co s j-
0 0
m vo •* v o CM • m
0
*
•V O CO
r—
VV UJ rVr \1 V
m • CTvnj• r* OJ
c *-v o CO < - VO • •
CM t-
*
CO • <J\
t- m in * ONCM ♦ CM m
m r~ v o *•
G\ •* ^
CM • CM CM
r—
CM
in O c**- ^ 0 "4* T“ T-
1—
A
ca •H
a
3
fH
u
■ I l» rUJ o rr\
w »a*
t^-Q O LA ~ i n cO •t— OJ
C\ CM CM *CTv CO •m m
VO CO CO " ^ tc r. • CO vo
* - CO m ~ CVJ cr>
r^ t^ in •> CO •m OJ
CM O
in v o OV * ONCs•v ^
v o co CJ\ •* VO vO
m m m * O h • m CM
• m
co CTv •* V - T— • 1 r—
vo m t^ C*“ vO • CO CTs
in m r* CM • t-
r” ON ^ v o t" •m
cd
♦H
s
m UJ
rrs
1
CO i n • in CM
&
1-
CO ^ ^ CTl • OJ
• CM
O +> •H m to 0 C
0
+> •H CQ O a
/*\ V i
v_^ cd
cd
G G cd ^ cd
H c cd G Ph cd • H ,G
i-i > 5 cO +* Fh aj W
bo 3 G fh cd
t
>>
O Gj
Fh cd Td a Fh a> ffl
d >5
cd >5
G G cd
& cd
fi
•H C w 2 cd cd 3 ^ 3
W
cd
rO
bfl 3
b£) 3
c u u
G fH
PS fH
cd
Cd
cd
D
• CO
•
ttO 3
E
G> W 't R
O G O
C cd cd cd +» > 5
0 )^ f H '—
^
C cd
•>— '
G cd *H
^
cd
>i
T)
SKRIPSI
1
Pi
<0
cd cd t o C cd C cd P
3 ‘o d ,a Fh U cd
«
as
•
m
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
3 fl <— t G
Q)
P h
bO cd cd G > ^3
>5 CQ u
•rl
cd G cd
Cd
0 B P a) cd 3
H fn fl) cd Q> {5 ^ •
«rt
nd cd *H , 0
^5 fH •h a> h IPm
• in
Poli for
o^
1
c r\ cm t*•> m crv
Indonesia, Center
^to • x—
1— *n3* OJ * c r \t" • CO rT”
Center for Policy Studies, Ka.jian Perekonomian cy Studies, Jakarta, 1985*, hal. 4 9 .
V
co co i n «-
Sumber:
1rT\ 1
rf* rr\
CM * cn •r -
c\ j
UANG
BEREDAR DAN LIKUIDITAS PBREKONOMIAN 1980 - 1985 (Agustus)
rVJ n /-f\ T*“
0 0
8 ,0
LTN CO CT\ <—
5 -2 5 8
75
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76
tuk deposito dan tabungan. Perkembangan likuiditas perekonomian (M2) mulai ta hun 1980 sampai dengan 1985 (Agustus) dapat dilihat
pada*
Tabel 13* Sampai dengan bulan Agustus 1985, menurut angka perkiraan sementara, likuiditas perekonomian (M2)
menca-
pai 21.379 milyar rupiah atau meningkat sebesar 19,20% dibandingkan dengan akhir tahun 1984. Kenaikan tersebut se bagian besar disebabkan oleh peningkatan jumlah uang kua si . Dari Tabel 13 dapat pula dilihat, setelah diberlakukannya kebijaksanaan deregulasi perbankan, jumlah
uang
kuasi terus meningkat. Pada tahun 1983, peningkatan
itu
mencapai 79,4%. Hal ini menunjukkan kecenderungan
bera-
lihnya penggunaan uang yang lebih likuid kepada penggunaan uang dalam bentuk deposito dan tabungan. Selanjutnya dapat disimpulkan, kebijaksanaan mone ter 1 Juni 1983 mempunyai pengaruh yang positif
terhadap
peningkatan permintaan uang kuasi (QM). Dapat pula
diar-
tikan, kebijaksanaan ini bersifat positif terhadap
usaha
mobilisasi dana dari masyarakat yang merupakan salah satu tujuan pemerintah untuk menopang kehidupan ekonomi.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1• Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bagian yang lebih dahulu, penulis menarik kesimpulan bahwa hipotesis
kerja
yang dikemukakan dalam skripsi ini ternyata benar. Selanjutnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang lebih
te-*
rinci sebagai berikut: (1) Hasil analisis model permintaan uang kuasi
menurut
Bijan B. Aghevli dan H.A.L. Mailangkay, dengan menggunakan berbagai kriteria pengujian yang pada data triwulanan 1980:1 - 1985:1V
didasarkan menunjukkan
bahwa model tersebut dapat dipakai sebagai alat ana lisis kuantitatif permintaan uang kuasi, Sehingga mo del tersebut dapat menjelaskan hubungan-hubungan an tara variabel-variabel yang ada di dalamnya; (2) Berdasarkan hasil analisis model tersebut, perminta-i an uang kuasi pada periode 1980:1 - 1985:IV
bukan
hanya dipengaruhi oleh tingkat bunga saja, tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan riil masyara kat dan tingkat inflasi yang diharapkan. Dengan
de
mikian relevan dengan teori permintaan uang yang di kemukakan oleh Milton Friedman — dern —
Teori Kuantitas Mo
bahwa permintaan uang (M1 atau M2)
dipenga-
77 SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78
ruhi oleh variabel tingkat bunga, tingkat
inflasi,
dan pendapatan riil masyarakat; (3) Melalui perbandingan dan selisih antara tingkat
bu
nga dengan tingkat inflasi dapat dijelaskan bagaimana pengaruh kedua variabel tersebut terhadap permin taan uang kuasi. Bentuk hubungan atau ihilah' yang mempengaruhi naik turunnya
perbandingan permintaan
uang ■ kuasi; (4) Hasil analisis model tersebut juga menyatakan
bahwa
setelah diberlakukannya kebijaksanaan deregulasi per bankan 1 Juni 1983, elastisitas tingkat bunga
. uang
kuasi lebih besar daripada elastisitas tingkat infla si. Dengan demikian, deregulasi perbankan 1 Juni ta hun 1983 itu mempunyai pengaruh yang positif
terha
dap peningkatan permintaan uang kuasi di Indonesia; (5) Elastisitas pendapatan riil masyarakat, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap
dalam
permintaan
uang kuasi bersifat positif. Berarti, bahwa
permin
taan uang kuasi meningkat apabila pendapatan riil ma syarakat meningkat, demikian pula sebaliknya.
2. Saran-saran Selanjutnya berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan tersebut di atas dapat dikemukakan saran-saran
seba
gai berikut:
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79
(1) Perbandingan antara elastisitas tingkat
bunga
dan
tingkat inflasi mempunyai pengaruh yang cukup berar ti, Oleh karena itu, agar tetap menaikkan permintaan uang kuasi, elastisitas tingkat bunga harap tetap dijaga supaya lebih tinggi daripada elastisitas
ting
kat inflasi; (2) Untuk dapat menyerap dana dari masyarakat yang berupa uang kuasi, pihak perbankan tidak perlu
menetap-
kan tingkat bunga yang terlalu tinggi, sebab tingkat bunga yang tinggi di sisi lain juga membawa
akibat
yang kurang baik, terutama bagi dunia usaha. Tingkat bunga yang selayaknya ditetapkan oleh pihak
perban
kan yang penting cukup dapat merangsang kenaikan per mintaan uang kuasi; (3) Mengingat tingkat bunga merupakan variabel yang
pa
ling berarti terhadap permintaan uang kuasi, tingkat bunga uang kuasi sebaiknya ditetapkan pada
tingkat
yang menarik. Namun, bila permintaan uang kuasi oleh masyarakat sudah cukup tinggi, kiranya perlu
pula
pihak mengambil langkah untuk menurunkan tingkat bu nga agar tercapai tingkat bunga kredit yang rendah; (4) Seperti dikemukakan pada bagian yang lebih awal . c-slam skrisi ini, permintaan uang kuasi akan
mening
kat apabila pendapatan riil masyarakat j'uga
mening
kat. Peningkatan pendapatan masyarakat itu akan ter-
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80
jadi bila laju pertumbuhan perekonomian juga mening kat. Untuk itu. perlu diciptakan kestabilan
antara
tingkat bunga uang kuasi, tingkat inflasi dan
ting
kat bunga kredit sehingga tingkat bunga uang
kuasi
tetap dapat merangsang permintaan uang kuasi dan sisi lain tingkat bunga kredit tetap dapat
di
menarik
kenaikan kredit, Dengan demikian, investasi akan te tap meningkat dan selanjutnya laju pertumbuhan
per
ekonomian dapat pula meningkat; (5) Supaya model permintaan uang kuasi ini dapat digunakan sebagai alat analisis yang lebih tepat, perlu diperbaiki melalui penyediaan data yang
kiranya lebih
representatif. Oleh sebab itu, seyogyanya pihak Biro Pusat Statistik dan Bank Indonesia mengupayakan adanya data tingkat bunga dan Produk Domestik
Bruto
yang selama ini belum tersedia dalam bentuk
jangka
pendek, khususnya dalam jangka waktu triwulanan.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA
Aghevli. Bijan B., "Model Ekonometri Sektor Moneter Indo nesia", dalam Faried Wijaya dan Soetatwo Hadiwigeno (ed), Untaian- Ekonomi Moneter dan Perbankan, Edisi I , BPFE-UGM, Yogyakarta, T98 O . Anggito Abimanyu dan Darmawan Budiarto, "Uang, Pasar Da na dan Spekulasi", Infobank, Edisi nomor 82, Jakarta. 1986.
'■
_______, "Tantangan Deregulasi: Instrumen Apalagi?", Pris ma, Edisi no. 6, LP3ES, Jakarta, 1986. Bagian Urusan Ekonomi dan Statistik, Laporan Mingfluan no mor 1403. Bank Indonesia, Jakarta, 1987. ✓ _______, Laporan Tahunan 1986/1987, Bank Indonesia, Jakar ta, 1987. Boediono, "Sebuah Model Makro Triwulanan untuk Indonesia", Ekonomi dan Keuanaan Indonesia. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1979. _______ , Teori Moneter, Cetakan Pertama, BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 19&6. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Garis-garis Besar ■ Haluan Negara, Departemen PendidikanT dan Kebudayaan, Jakarta, 1 984. Glaftf.;bm-n'ii\ Bruce dan Aditiawan Chandra, Teori dan Kebi.jaksanaan Ekonomi Makro, Cetakan Ke tim ~ L P3 E3, Jakarta, 1983- ■ Hendi Kariawan, "Pengaruh Deregulasi Perbankan terhadap Permintaan Uang",■ Prisma, Edisi no. 6, LP3ES, Jakarta, 1986. Insukindro, "Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Cadangan De visa dan Angka Pengganda terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia", Ekonomi dan Keuan/gan Indonesia, Lemba ga Penerbit FE-UI, Jakarta, 1934. Ismid Hadad, "Topik Kita", Prisma, Edisi no. 6, LP3ES, Ja karta, 1986. Iswardono Sardjono, Uan^j dan Bank, BPFE Universitas Gajah
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Mada, Yogyakarta, 1983. Ka.jian Perekonomian Indonesia, nomor 07 Volume V, •'Jakarta, 1986. Luckett, Dudley G., Money and Banking. 2nd Edition..ter.iemahan Paul C. Rosya^i," Erlangga, Jakarta, 1983. Nasution, Anwar, Financial Institutions and Policies ' in Indonesia, Institute of Southeast Asia Studies, SingeporeV 1983. ______ , "Fungsi Supervisi BI Masih Kurang", Prisma, Edi. si no. 6, LP3ES, Jakarta, 1986. Nopirin, Ekonomi Moneter, Edisi Kedua. BPFE Gad jaET~MadaT, Yo gyakarta,l955.
Universitas
Republik Indonesia, Nota Keuangan dan RAPBN 1980/1981 s/d 1964/1985-. Republik Indonesia"Jakarta , t .th. Syahrir, "Deregulasi Perbankan: Pengurangan Distorsi da lam Ekonomi, Prisma, Edisi nomor 6, LP3ES, Jakarta, 1,986. Cargill, Thomas P, l.ioney, The Financial System and r.onotux1:/ rulio.y, Prentice - ilali lnc, ijftv; Yon-:, *979• J, Socpranto, Ekonometrik, Buku I, Lembaga Penorbit PE UI, Jakarta, 1984. ______ , Ekonometrik, Buku II, Lembaga Penerbit PE-UI,'1 Jakarta, 1984* Kelcjitm, Harry. H and Wallace E. Oates, Introductions to Economotric : Principles and Applications, Second Ed£ tion, Harper and Row, New York, 1981. r.Ianullong, I,S., Ekonomi Iwoneter, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984. Ueiaelman, David (ed), Varietes of Monetary Experience# The University of Chicago Prose, Chicago, 1970.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Laropiran 1
TABEL-TABEL DATA DAK SUMBERNYA TABEL 1 >
- PQSISI DEPO SITO BERJANGKA D A LA M R UPIAH SELURUH BANK M E N U R U T JA N G K A W A K T U RUPIAH TIM E DEPO SITS A T ALL BANKS BY M A T U R IT Y ’* (Dalam milyar rupiah/ln billions of rupiah) Yang sudah
Pada akhir
1976 1977 1978 1979 1980 1981 Maret Juni September Desember 1982 Maret Juni September Desember 1983 Maret Juni September Desember 1984 Maret Juni September Desember 1985 Maret Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
jatuh tempo Matured
1 bulan 1 month
3 bulan 3 months
6 bulan 6 months
12 bulan 12 months
24 buian 24 months
Lainnya Others
Jumlah Total
7 41 56 76 91
21 22 17 27 77
42 49 42 32 100
53 92 104 126 183
112 82 97 99 128
523 605 612 612 679
4 4 3 19 21
762 895 931 991 1.279
96 102 111 121
84 107 149 131
106 114 153 161
199 232 251 237
163 183 218 231
721 763 808 834
20 24 23 39
1.389 1.525 1.713 1.754
74 127 142 148
152 197 196 210
160 156 208 195
229 239 266 275
250 287 298 322
855 904 925 966
98 49 78 82
1.818 1.959 2.113 2.198
144 153 294 178
339 497 540 756
256 452 555 605
282 475 • 658 843
335 457 800 1.265
950 896 784 683
101 73 117 111
2,407 3.003 3.748 4.441
162 28 47 70
848 804 785 992
632 821 725 877
891 1.167 1.165 1.132
1.620 1.980 2.267 2.352
591 480 408 396
168 119 119 203
4.912 5.399 5.516 6.022
54 58 52 71 74 82 82 78
1.047 1.119 1.288 1.237 1.238 1.382 1.324 1.251
955 1.041 . 1.182 1.287 1.357 1.382 1.391 1.403
1.171 1.246 1.305 1.425 1.461 1.506 1.538 1.504
2.778 3.328 3.490 3.621 3.689 3.785 3.894 3.927
379 398 399 420 442 467 511 536
161 183 178 167 175 211 206 189
6.545 7.373 7.894 8.228 8.436 8.815 8.946 8.888
1) T e rm a s u k se rtiflk a t d e p o s iio d a n d e p o s ito y a n g s u d a h ia tu h
1) I n c lu d e s
c e rtific a te s
of
d e p o s its
and
End of
1976 1977 1978 1979 1980 1981 March June September December 1982 March June September December 1983 March June September December 1984 March June September December 1985 March June July August September October November December m a tu re d
w fe k t u .
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
d e p o s i t;
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TABEL 2
PO SISI DEPO SITO B ERJANG KA R lfelA H SELURUH BANK M E N U R U T KELOMPOK BANK RUPIAH TIM E D EPO SITS A T ALL BANKS BY GROUPS OF BANKS ' lOalam milyar rupiah/ln billions of rupiahl Bank Pemerintah Pada akhir
State Banks
Bank Swasta Nas. National Private
Bank Pemb. Daerah Local Development Banks
Banks 1976 1977 1978 1979 1980 198L Maret Juni September Desember 1982 Maret Juni September Oesember. 1983 Maret Juni' September Desember 1984 Maret Juni September Desember 1985 Maret Juni Juli Agustus September Oklober November Desember 4
Jumlah Total
End of
1976 1977 1978 1979 1980 1981 March June September December 1982 March June September December 1983 March June September December 1984 March June September December 1985 March June July August September October November December
Banks
652 737 765 775 903
56 77 87 .123 209
4 5 6 7 10
50 76 73 86 157
762 895 931 991 1.279
971 1.013 1.092 1.093
243 300 361 382
11 15 17 19
164 197 243 260
1.389 1.525 1.713 1.754
1.110 1.143 1.194 1.231
404 472 536 572
21 25 28 35
283 319 355 360
1.818 1.959 2.113 2.198
1.347 1.682 2.262 2.831
579 783 927 1.078
39 45 51 56
442 493 508 476
2.407 3.003 3.748 4.441
3.044 3.276 3.264 3.497
1.216 1.429 1.480 1.750
61 68 74 79
591 626 698 696
4.912 5.399 5.516 6.022
3.925 4.346 4.648 4.849 4,980 5.279 5.415 5.337
1.806 2.191 2.399 2.521 2.595 2.687 2.718 2.755
82 87 90 97 103 109 113 120
732 749 757 761 758 740 700 676
6.545. 7.373 7.894 8.228 8.436 8.815 8.946 8.888
.
_
_
| _
_
1) Berbcda dengan tabel 4a lam a yang hanyn m o m u a t d e p o sito berjan g ka p ada ba nk-ba n k p e m e rin ta h , la b e l in i m e m tiflt d e p o s ito b e rja ngka ru p ia h s e lu ru h b a n k. Di s a m p in g itu dalarn ta b e l in i d im a su kka n p u la s e rtifik a t d e p o s ito d a n d e p o s ito y a n g sudnh (atuh w e k tu , s e d a n gka n d e p o s ito a n tn rb a n k tid a k d im a s u k ka n . O leh seb a b itu d e p o s ito b e rja n g ka pada k c lo m p o k ba n k p e m crin ta h da la m ta b e l in i tid a k d a p a t d ib a n d in g k a n d e n g a n ta b e l lam a.
SKRIPSI
Bank Asing Foreign
_
_____
1) U n lik e th e fo rm e r ta b le 4a th a t s h o w e d tim e d e p o s its w ith s la te b a n ks, th is ta b le s h o w s ru p ia h tim e d e p o s its o f a ll b a n k s. This n e w ta b le also in c lu d e s c e rtific a te s o f d e p o s its and m a tu re d d e p o s its , b u t does n o t in c lu d e in te rb a n k d e p o s its . T h erefore, tim e d e p o s its o f s ta te b a n k s in th is ta b le are n o l c o m p a ra b le w ith th a t in th e o ld ta b le .
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TABEL 3
- JU M L A H REKENING TA B U N G A N SELURUH BANK M E N U R U T KELOMPOK BANK 11 {Dalam ribuan rekening) Bank Pemerintah Tabanas/
1976 1977 1978 1979 1980 1981 Maret Juni September Desember 1982 Maret Juni September Desember 1983 Maiet Juni September Desember 1984 Maret Juni September Desember 1985 Maret Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 1986 Januari Februari Maret
State Banks Tabungan
Bank Swasta Nasional Sub Jumlah
Tabanas/ Taska Tabanas/Taska
Taska Tabanas/Taska
Lainnya Other Savings
Sub Total
5.027 6.350 6.898 7.393 8.134
1.401 1.770 1.022 2.060 2.180
6.428 8.120 8.820 9.453 10.314
179 226 245 263 316
8.256 8.410 8.551 8.639
2.159 2.198 2.420 2.156
10.415 10.608 10.971 10.795
336 342 363 393
8.677 8.607 8.732 8.929
2.108 2.342 2.334 2.442
10.785 10.949 11.066 11.371
9.083 9.120 9.376 9.734
2.257 2.439 2.328 2.274
10.078 10.163 10.537 10.854
National Private Banks Tabungan Lainnya Other Savings
Sub Total
65 82 90 96 118
244 308 335 359 434
129 132 151 154
465 474 514 547
435 444 466 497
143 153 161 169
578 597 627 666
11.340 11.559 11.704 12.008
539 534 585 633
166 187 193 205
705 721 778 838
2.311 2.249 2.386 2.411
12.389 12.412 12.923 13.265
677 720 751 799
213 238 245 265
890 958 996 1.064
11.337 11.499 11.823 11.826 12.177 12.190 12.375 12.760
2.416 2.290 2.118 1.763 2.278 2.282 2.315 2.307
13.753 13.789 13.941 13.589 14.455 14.472 14.690 15.067
845 873 892 928 962 980 1.007 1.032
255 269 273 267 273 290 296 287
1.100 1.142 1.165 1.195 1.235 1.270 1.303 1.319
12.749 12.840 13.020
1.967 1.981 2.009
14.716 14.821 15.029
1.031 1.038 1.053
304 306 310
1.335 1.344 1.363
•
I I Term asuk s e io rm i o n cjko s n n ik h n ji.
SKRIPSI
Sub Jumlah
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TABEL 4 l a . J U M L A H U A N G BEREDAR M O N E Y SUPPLY
*
(Dalam milyar Rupiah/ln billions of Rupiahs)
Pada akhir
Jumlah Total
1979
Perubahan
%
Change
Kartal Currency Posisi Position
Giral
%
Demand deposits Posisi % Position
T fiw .-I T riw .-I) T riw .-lll T riw .-IV
2.800 3.005. 3,160 3.385
+.897 + 312 + 205 + 155 + 225
+36 + 13 +7 • +5 +7
1.369 1.493 1.480 1,552
49 50 47 46
1.431 1.512 1.680 1.833
51 50 53 54
T fiw .-I T tiw .- ll T riw .-lll T riw .-IV
3.797 4.179 4.682 4.995
+ 1.610 +412 +382 + 503 +313
+ 48 + 12 + 10 + 12 +7
1.774 1.955 2.130 2.153
47 57 45 43
2.023 2.224 2.552 2.842
53 53 55 57.
+ 1.491 T riw .—1 T riw .-ll T riw .-lll T fiw .-IV
5.214 5.618 5.997 6.486
+219 + 404 + 379 + 489
+ 30 +4 +8 +7 +8
2.229 2.384 2.451 2.657
43 42 41 39
•i 2.985 3.234 3.546 3.929
57 56 59 61
T fiw .-I T r iw .-ll T riw .-Ill T riw .-IV
6.775 7.177 7.593 7.121
+635 + M + 396 +422 -4 7 2
+ 10 +3 +6 +6 -6
2.541 2.643 2.826 2.934
38 37 37 41
4.234 4.528 4.767 4.187
62 63 63 59
T riw .-I T r iw .-ll T riw .-lll T riw .-IV
7.379 7.505 7.716 7.569
+ 448 + 258 + 126 + 211 -1 4 7
+6 +3 +2 +3 -2
3.000 3.284 3.307 3.333
41 44 43 44
4.379 4.221 4.409 4.236
59 52 57 56
T fiw .-I T fiw ,- ll T riw .-lll T riw .-IV
8.055 8.183 7.961 8.581
+ 1.012 +486 + 128 -2 2 2 + 620
+ 13 +6 +2 -3 +8
3.554 4.047 3.641 3.712
44 49 46 43
4.501 4.136 4.320 4.869
56 51 54 57
+ 1.523
+ 17
Triw.-I Triw.-ll Triw.-lll Triw.-IV
8.988 9.428 9.414 10.104
+ 407 +440 -1 4 +690
+5 +5 +?
3.785 4.276 4.268 4.440
42 45 46 44
5.203 5.152 5.146 5.664
58 55 54 56
9.913 10.037 10.475
+ 1.429 -1 9 1 + 124 + 438
+ 14 -1 +1 +4
4.420 4.646 5.044
45 46 48
5.493 5.391 5.431
55 54 52
1980
m
1982
1983
1984
1985
1986 Januari Februari Maret
SKRIPSI
—
End o
1979 Quart. -1 Q u a rt.-II Q u a rt.-Ill Q u a rt.-IV 1980 Q uart.-1 Q uart.-11 Q u a rt.-Ill Q u a rt.-IV 1981 Q uart.-1 Q uart.-11 Q u a rt.-Ill Q u a rt.-IV 1982 Quart.-1 Q u a rt.-tl Q u a rt.-Ill Q u a rt.-IV 1983 Quart.-1 Q u a rt.-II Q u a rt.-Ill Quart. - IV 1984 Q u a rt.-! Q u a rt.-II Q u a rt.-Ill Q u a rt.-IV 1985 Quart.-1 Quart.*11 Quart,-III Quart.-IV 1986
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
January February March
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TABEL 5 PERUBAHAN SEBAB-SEBAB YA NG M EM P EN G A R U H I JU M L A H U A N G BEREDAR C HA NG ES IN FACTORS AFFECTING M O N E Y SUPPLY (Dalam milyar Rupiah/In billions of Rupiah)
Pada akhir
1979 . T riw .-l 1 T riw .-ll T riw .-lll T riw .-IV 1980 T riw .-I T riw .-ll T riw .-lll T riw .-IV 1981 Triw. - I T riw .-ll T riw .-lll T riw .-IV 1982 T riw .-I T riw .-ll T riw .-lll Triw. - I V 1 983 T r i w . - I 2) T riw .-ll T riw .-lll T riw .-IV 1984 T riw .-I T riw .-ll T riw .-Ill T riw .-IV 1985 Triw.-I Triw.-ll Triw.-lll T riw .-IV 1986 Januari Februari
Maret 1) 2)
Aktiva ' Luar Ncgeri bersih N et Foreign Assets
1 .7 8 8 254 338 341 855 3 .0 4 0 1.011
1.112 689 228 14 9 185 -191 124 31 1 .2 3 7 25 -730 -2 8 2 -2 5 0 1 .1 8 0 -5 6 6 337 779 630 3 .5 3 0 1 .4 3 8 853 125 1 .1 1 4 1 .7 5 0 717 226 137 670 2.7 5 6 69 -1 9 4 106
Sektor Pemerintah/Public Sector Tagihan r Tagihan pd. bersih pada Badan/Lemb. Rekening Pern. Pusat & Perush.Pern. Khusus Net Claims Claims on Blocked on Central Official Entities Account G ov't. and Public Enterprises 1 .7 7 9 246 340 342 851 -1 .8 6 8 -3 1 2 -9 9 7 -2 3 2 -3 2 7 -5 9 1 -3 1 5 -4 3 4 -1 3 6 294 129 112 -5 8 333 -2 5 8 -1 .2 8 6 689 -2 5 9 -9 8 1 -7 3 5 -3 .3 5 9 -360 -1 .1 4 7 -9 9 3 -8 5 9 -278 -5 706 -7 3 -906 315 92 417 906
371 56 87 54 174 489 -6 5 198 211 145 593 -1 4 72 307 228 689 76 339 277 -3 -4 2 -3 7 7 316 -1 2 31 '1 9 0 -5 7 -1 7 4 287 134 514 -1 0 9 60 249 314 396 -1 0 5 159 -4 9 9
T a r m a s u k re k e n in g -re k e n in g v a lu ta a sin g m ilik p e n d u d u k . T id a k te rm a s u k reva lue s! v a lu ta a sin g ta n g g a l 3 0 M a re t 1 9 8 3 m a s in g m a s in g e e b e s a r R p 1 .9 6 2 m ily a r p a d a A k tiv a Lu a r N c g e ri; R p 131 m ilyar p ad a T a g ih a n bersih pada P em e rln tah P u sa t; Rp 1 4 6 m ily a r p ad a Tag ih an fftd * B a d a n / la m b a g a & P ecusehtao. P e m e cim e U ; R p 1 0 6 mUyft* p ad a R e k e n in g K h u ju s ; R p 1 4 6 m ily a r p a d a T a g ih a n p a d a P eru so lia an p e ru s e h a a n P e ro ra n g a n ; R p 6 2 0 m ilya r p ad a s im p a n a n berjan g ka |> T a b u n g a n d a n R p 1 .3 9 9 m ily a r p a d o L a in n y a .
SKRIPSI
85 4 9 42 30 -5 —
-2 -1 -2 36 —
41 -1 -4 109 -3 -2 80 34 118 —
-1 -3 122 124 -3 63 -6 70 63 - 1 70 1 -5 -2 8 — —
-7
Simpanan Tagihan pd. •' Berjangka Perush. dan dan Perorangan Tabungan Claims on Time & Business Savings and Deposits Individuals 557 201 203 276 -123 1.1 7 8 203 244 388 343 1 .7 5 6 322 579 493 362 2 .2 6 0 487 754 551 468 2 .1 8 3 736 47 620 780 3 .6 4 6 911 1.0 8 1 779 875 3.3 3 4 592 1 .1 2 4 765 833 3 .1 1 9 423 135 357
-5 1 6 -3 5 -1 1 6 -234 -131 -8 5 9 -1 6 9 -3 0 3 -3 0 3 •>84 -5 3 5 3 -7 1 -3 5 6 -111 -7 2 4 -1 4 6 -1 6 0 -131 -2 8 7 -2 .5 2 0 -2 9 4 -5 9 7 -655 -9 7 4 -2 .2 6 2 -6 1 0 -5 6 3 -5 1 4 -5 7 5 -3 .6 9 3 -1 .1 0 3 , -5 3 8 . -1 .2 3 8 -8 1 4 -3 .4 4 2 -2 9 4 -1 8 1 -1 6 9
Lainnyar bersih Net Other Items
-4 3 6 -129 -8 5 100 -3 2 2 -3 6 5 -256 130 -249 10 83 38 408 -5 2 -3 1 1 -591 -2 6 2 253 -4 0 6 -1 7 6 815 70 283 463 -1 -8 5 7 -8 3 3 15 100 -139 -166 316 -1 .2 0 7 127 698 -1 .6 8 7 -3 7 6 -2 1 2 -2 5 6
End of
1979 Q u a rt.-1 Q u a rt.-II Quart. - Ill Q u a rt.-IV 1980 Quart. - I Q uart. - I I Quart. - I I I Q u a rt.-IV 1981 Quart. - I . Q u a rt.-II Quart. - I l l Q u a rt.-IV 1982 Quart. - I Q u a rt.-II Quart. - III Q u a rt.-IV 1983 Quart. - 1 ^ Q u a r t .-11 Quart. - Ill Quart. - I V 1984 Quart. - I Quart. - I I Quart. —111 Quart. - I V 1985 Q u a rt.-1 Quart.-II Quart.-Ill Q ua rt.-IV 1986 January February M arc h
In clu d e s Fo re ig n C u rr e n c y D e p o s its h e ld b y re s id e n t. D o e s n ot in c lu d o reva lu a tio n a d ju s tm e n t of b a la n c e in F o re ig n E x c h a n g e o n M a r c h 3 0 . 1 9 8 3 a m o u n tin g to R p 1 ,9 6 2 b illion in N e t F o re ig n A s s e ts ; R p 131 billion in N et C la im s o n C e n tri)l G o v e r n m e n t ; R p 1 4 6 billion in C la im s o n Q U ic la l E n tities a n d P u b lic E n te r p ris e r ; R p 1 0 6 b illion in B lo c k e d A c c o u n t ; R p 1 4 8 billion in C la im s o n B u s in e s s a n d In d iv id u a ls ; Rp 6 2 0 billion in T im o a n d S a v in g D e p o s its a n d R p 1 ,3 9 9 billion in N e t O th e rs Ite m s .
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TABEL 6 - POSISI TA B U N G A N SELURUH BANK M E N U R U T K ELO M POK BANK 11 (Dalam milyar rupiah} Bank Pemerintah State Banks Pada akhir
1976 1977 1978 1979 1980 1981 Maret Juni September Desember 1982 Maret Juni September Desember 1983 Maret Juni September Desember 1984 Maret Juni September Desember 1985 Maret Juni Juli Agustus September October November Desember J986_ Januari Februari Maret April Mei Juni
Bank Swasta Nasioiw! National Private Banks
Tabanas/ Taska
Tabungan Lainnya
Sub Jumlah
Tabanas / Taska
Tabungan Lainnya
Sub Jumlah
Tabanas/Taska
Other Savings
Sub Total
Tabanas/Taska
Other Savings
Sub Total
104 143 180 200 271
2 4 5 6 10
106 147 185 206 281
'4 7 8 8 13
298 307 323 353
17 91 14 14
315 398 337 367
15 16 18 20
367 362 373 403
' 16 72 19 19
383 434 392 422 '
437 414 431 471
29 100 26 18
505 513 521 586 610 630 645 661 685
.
2 1 3 6 10
6 8 11 14 23
11 13 16 17
26 29 34 37
21 22 24 27
17 18 22 21
38 40 46 48
466 514 457 489
29 30 34 39
21 25 30 30
50 55 64 69
33 70 10 48
538 583 531 634
49 46 48 55
23 32 31 32
72 78 79 87
38 80 66 44 26 44
59 65 66 71 74 80 86 94
31 36 41 40 41 42 43 44
90. 101 107 111. 115 . 122 129 138
99 103 102 108 110 110
49 49 48 50 52 55
148 152 150 158 162 165
752 799
42 33
64B 710 711 705 711 765 794 832
847 887 908 926 905 889
25 51 97 126 154 138
872 938 1.005 1.052 1.059 1.027
m
*
/
•
H Term asuK s o to ra n o n g k o s n a ik hnji.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TABEL 7
. _ — IN D E K S H A R G A K O N S U M E N IN D O N E S IA (G A B U N G A N 1 7 K O T A I C O N S U M E R P R IC E IN D E X F O R IN D O N E S IA {C O M P O S IT E O F 1 7 C IT IE S ) _ D a sa r : A p ril 1 9 7 7 - M a re t 1 9 7 8 = 10 0 Base : A p ril 1 9 7 7 - M a tch 1 9 7 8 * 1 0 0
M akanan
Perum ahan
Sandan<
A ne ka Barang & Jasa
Um um
P erubahan
F o o d s tu ffs
H ousing
C 1o t h i n '
M isce lla n e o u s
G eneral
C hange
M aret Juni S eptem ber O osem ber
1 2 0 ,4 5 1 3 0 ,6 9 1 3 8 ,9 2 1 4 1 ,1 4
1 2 0 ,8 7 1 3 3 ,4 0 1 3 7 .4 2 1 4 0 ,8 6
1 3 4 ,6 5 1 4 4 ,6 1 1 5 9 .1 1 1 6 8 .1 9
1 1 9 ,1 4 1 2 7 .8 9 1 3 5 .3 1 1 3 7 ,7 3
1 2 1 ,7 7 1 3 2 ,2 7 1 3 9 .7 8 1 4 3 ,0 7
M a re t Ju ni S eptem ber D esem ber
1 4 4 ,8 2 1 5 1 .3 2 1 5 5 ,1 3 1 6 5 .5 7
1 4 6 ,7 0 16 1 ,1 1 1 6 4 .2 3 1 6 8 .7 4
1 7 3 .8 2 1 7 8 ,8 5 1 8 5 ,4 8 1 9 0 ,8 0
1 3 9 ,5 8 1 5 1 ,2 7 1 5 6 ,1 7 1 5 9 .0 9
1 4 7 ,1 4 1 5 6 ,6 1 1 6 0 ,7 8 1 6 7 ,5 5
M aret Ju ni Oosem ber
1 7 2 .6 0 1 7 4 ,3 5 1 7 9 ,3 4
1 7 1 ,6 3 1 7 6 ,8 6 1 8 2 ,2 6
1 9 2 ,8 2 1 9 4 ,4 3 1 9 8 ,1 9
1 6 1 .6 8 1 6 3 ,4 7 1 6 8 ,7 6
1 7 2 ,1 4 1 7 4 ,7 3 1 7 9 ,8 2
M eret Juni S eptem ber Desem ber
1 8 3 .3 8 1 8 3 ,4 2 1 8 6 ,2 9 1 9 2 ,7 2
2 0 0 ,1 2 2 0 2 ,0 1 2 0 4 ,8 6 2 0 9 .7 6
2 0 0 ,2 7 2 0 2 .0 3 2 0 4 ,4 8 2 0 5 .0 2
M a re t Ju ni S eptem ber Desem ber
1 8 9 ,7 0 2 0 5 ,0 3 2 1 0 .4 8 2 1 2 .7 0
2 2 8 ,7 6 2 3 4 ,8 6 2 3 6 ,4 5 2 3 8 ,0 8
2 0 4 ,6 0 2 1 0 ,1 8 2 1 2 ,9 6 2 1 4 ,0 4
M aret J uni A g u s tu s S eptem ber O kto b e r N ovem b er Desem ber
2 2 0 .5 4 2 2 5 .2 9 2 2 3 ,2 0 2 2 2 ,4 5 2 2 1 ,5 2 2 2 0 ,9 0 2 2 6 .3 5
2 6 3 ,8 8 2 6 6 ,1 4 2 6 7 ,9 4 2 6 7 ,9 5 2 5 8 ,5 3 2 6 9 ,4 6 2 6 9 .9 9
2 1 5 ,1 4 2 1 7 ,5 0 2 1 9 ,6 8 2 1 9 .7 7 2 2 0 .3 4 2 2 0 ,4 6 2 2 0 ,5 8
J& nuari F ebruari M a ret A p ril Wei Juni Juli A gu s tu s S eptem ber O ktob er N ovem ber D esem ber
2 2 7 .0 7 2 2 3 .8 8 2 2 4 .3 4 2 2 7 ,7 7 2 2 7 ,9 1 2 3 2 ,2 5 2 3 0 ,2 4 2 2 8 .8 6 2 2 8 ,0 7 2 2 7 .4 6 2 2 8 ,8 5 2 3 0 ,8 9
2 7 2 ,3 7 2 7 2 ,8 9 2 7 3 .4 7 2 8 5 ,9 5 2 8 6 ,8 5 2 8 7 ,1 1 2 8 8 ,4 9 2 8 8 .4 5 288J07 2 8 9 ,3 1 2 8 9 ,2 0 2 8 9 ,3 6
2 2 0 ,8 3 2 2 0 .9 1 2 2 1 .0 8 2 2 2 ,5 2 2 2 4 .3 5 2 2 5 ,7 4 2 2 6 ,9 9 2 2 7 ,0 4 2 2 7 ,3 2 2 2 7 .4 6 2 2 7 .6 8 2 2 8 ,0 3
Jenu& ti Februari M a re i
2 3 7 .7 4 2 4 1 .1 1 2 3 8 ,2 3
2 9 0 ,1 5 2 9 1 .0 8 2 9 1 .1 5
2 2 8 ,1 7 2 2 8 ,4 8 2 2 8 .6 8
1979
1980
1981
19 8 2
1983
19 8 4
1985
1966
1)
.+ ? ,0 fr
Indeks H a rg a K o n s u m e n In d onesia d ig u n a k a n sajak b u la n M a ia t 1 9 7 9 u n iu k m a n g g a n tik a n Indeks B ia ya H id u o di Ja k a rta s e b a g a i p e n gu kur o a rk e m b a n g a n b ia ya h ld u p d l In d onesia (lihat p e n je la sa n p ad a h a la m a n
10—11].
21 S e ja k ta h u n 1 9 7 9 p a r t e n t a t o p o ru b a h a n la h u n a n d ih ltu n g sa ca ra ku m u la tlf, ya itu d e n g a n m e n|u m la h kan p tiise nta se p o ru b a h a n b u la n a n . 3 ) P a ru b a h a n IM K J a n u a ri i/ d O a a e m b a r 1 9 7 9 . U n tu k b u la n J a n u a ri »/d M a te t t 9 7 9 d ig un aV an k e n a fra n In d e k s B ia ya H id u p di Ja k a rta .
S u m b e r : Biro P usat S tatistik.
SKRIPSI
+ 2 1 ,7 7 31 + 5 .4 ? + 8 .3 9 + 5 ,5 8 **2 r3 3 . 1 1 5 ,9 7 + -2 r8 3 + 6 ,3 2 + 2 ,6 5
%
2\
! 979 M a rch June S ep tem be r D e cem b er 1980 M a rch Jun e S ep tem be r D ecem ber 1981
K
M a rc h + 1 .5 0 Jun e + 1 ,3 6 D ecem ber + 9 ,6 & 1982 1 8 3 ,9 0 1 8 9 ,6 3 + 5 ,4 2 M a rc h 1 8 4 ,9 3 1 9 0 ,9 4 + 0 ,3 9 Jun e 1 8 7 .1 3 1 9 3 ,4 1 + 1 ,5 6 S ep tem be r 1 8 9 .3 2 1 9 7 ,8 5 >•2,-2 9. D e cem b er f 1 1 .4 6 1983 2 1 0 ,5 7 2 0 5 ,9 9 + i> 3 M a rc h 2 1 7 ,1 8 2 1 6 ,1 9 + 4 .8 8 Ju ne 2 1 9 ,5 1 2 1 9 .6 1 + 1 ,58 S ep tem b er 2 2 1 ,5 4 2 2 1 ,5 3 + 0 ,8 3 , D ecem ber <•*‘ 0 ,7 6 1984 2 2 9 ,7 7 2 3 3 .4 2 * -5J30 M a rch 2 4 0 ,9 3 2 3 8 .6 9 + 2 ,2 4 June 2 4 4 ,1 4 2 3 9 ,2 2 -0 ,2 2 A ugust 2 4 4 ,5 7 2 3 8 .9 8 - 0 .1 ) 3 S e p te m b e r 2 4 6 ,0 3 2 3 9 ,0 6 + 0 .0 3 O cto b e r 2 4 6 ,3 5 2 3 9 ,1 4 + 0 ,0 3 N o ve m b er 2 4 6 .5 4 2 4 1 ,6 3 + .1,04 D e cem b er r 4 ,3 1 1985 2 4 7 ,1 7 2 4 2 ,7 5 + S ,4 6 J a n u a ry 2 4 7 ,3 7 2 4 1 ,5 4 -0 .5 0 February 2 4 8 ,0 7 2 4 2 .0 7 u' + 0 ,2 2 M a rc h 2 5 3 ,6 2 2 4 8 ,1 3 ' ■ + 2 .5 0 A p ril 2 5 5 ,3 7 2 4 9 .0 2 . + 0 ,3 6 M ay 2 5 5 ,4 9 2 5 1 ,2 3 / + 0 ,8 9 Ju ne 2 5 6 .4 7 2 5 0 ,9 4 • - 0 ,1 2 J u ly 2 5 8 ,2 7 2 5 0 .7 6 - 0 .0 7 * A ugust 2 5 8 ,4 0 2 5 0 ,3 8 w/ - 0 .1 5 S e p te m b e r 2 5 9 .1 2 2 5 0 ,5 9 + 0 .0 8 O c to b e r 2 5 9 ,4 5 2 5 1 ,2 4 + 0 .2 6 N o ve m b er 2 5 9 ,6 7 2 5 2 .2 0 D ecem ber ■*•0,-38 ►8 ,51 1986 2 6 0 ,0 6 2 5 5 .3 9 V 4 -r2 6 J a n u a ry 2 6 0 ,5 6 2 5 7 .1 8 Fe b rua ry + 0 ,7 0 2 6 0 .5 8 2 5 6 .0 7 -0 .4 3 M a rc h 11 The Consumer Price fnde* tor Indonesia h a t been used commencing
...tourwM •< 7r* .uprnwv ii'9WOKOlia WVII Wl UViriyII1UQA |UM*©OBUfB the tren d of c o st of liv in g in In d o n e sia (s a « e x p la n a to ry n o tea o n page e x p la n a to ry n o te s o n p a g a 1 0 - 1 1 ) . A s fro m 1 9 7 9 a nn ua l p e rc e n ta g e c h a n g e in c a lc u la te a i the to ta l of m o n th ly p erce n ta g e c h a n g e . P e rce n ta g e c h a n g e of C P I lo r th e period J a n u a r y th ro u g h D e c e m b e r | 1 9 7 9 . U s in g ih e rate of in c re a se o f th e Ja k a rta C o s t of li v i n g Index for the period J n n u a r y th ro u g h M a rc h 1 9 7 9 .
S o u rc e : C o n tra l B u re a u of S ta tis tics .
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
oo O
C>
0
c
x '
—
**.
~
—
■~i
X
A
0
O
O
6
1 —i
■r^i
" 1
03 U
w
^
• j
x
0
•H
O
fX
t
S
in CD O'tH {
•
t ~ o O O O'O C
Cf" •H
£ g
z <E
■
X c
1
r-i 0
c 1
•
«
*■
*
Q
80
3
»
x ’ 0
i r--.S", Q i'-’ OOOO O '\O OO l^“ ",1'^O O OQ OI | * ™ ‘ ; Ot > IO• ij Ot V-irM
—, r\ 3, 0 £■
! o O O O O O C- ■—■ o 2 £; 9
£
£
% X 9
T. O O O O O O C O D n
, ,
, c . = • > -
i
<1
0D; SC! 111 LL 1 3D f— CO
o w «
O
s EH H
w
PM
c£ i fN D 0 » LU CO fv ll! UJ -J Q Cl! == LL _i c. LC : q L1! •0 IL
P H
CO
O H-f in jV CO .3 K< ( T»i i T— , , t— 9 K* r.-;
c O r-. Q •w' 0 0r^*r in ,-T vC X! N •*0 h- 0 r\ C-i in O in ft. 0 u ■cf’ r. 1n
£• O O N •5 ■•j CO Q c v-i IN •r-i
H CO
O
n ,
G G ’ i_ '
111 O * ,
* rT <1 <»T f-; C 1
•j. c ;V L,’ c
iiU iil y
X Z
in ,
r. x
0
,
•
T~i
0
f:
r-.j O' -c
VD
—
3 ‘
C“
uK
O'
c-
<1 ' O •0 O r • w
*-•
1 -
-^
0
-0 .
r 0 •O
!?*
i” 'i
C-S
tH
0 jN.
f-!
T -i
’ — i
'
0. 01 0 ,0 0 0 0 r\ 'w' •*■ D- -! •■ "'-i -u c? l> v-J tp •0 i-J1 ‘■0 \ 0 c 't V V ( >, K " \ \ rx >■ — 0 X ‘d •C ir ?■ ro ”/ ■ ix* to X tXl 3D .0 5 I« I*,'- OD r. X od a- 7 Dt/'. i,ri ro ••■ -• kO • h--i O’
•— 45 r— ! -+• ilL i--i
cc D
0 >3* o- in ■Z GK O «t ••; ~ -H C\
Z
10
fO ‘■••'i <0 ro
•0
w
C-i r0 Tf *!.l
SKRIPSI
•
f- 7
> f- 'r
«
•
10
K"*!
«
—
r-i r-.j <3" OD CD !> O'
iE
'w1 V- u -r.
>
c
O
N.’
Lu
■ z.t r-" 11n ;
•
K> r O
St.. Q ,2, r , *1^1 0 O !w l 0 C r. 0 O i Q- j'J n* T~. 0 0 r^b N =q- ro C -j cc f •'Jf ro O u. ro CD to >e COtXl O c CO T-i ji. li"} O t j C‘-i r*! X CO ro T*“l O T-: O CD O IN CD LO fs CD f-H CD m- <1 «?■ t+ T-! ro •vJ 'O H 0 r^ ro r-‘i ►7; V-. a- - 0 1 1 * * " * * • * * * c * * * ' ’ 1 j i i 1
LQ
I
*1
0
l''; O O1 O O 0 O 'O in T-t 0* ill ro H“! Ll 03 O' ■m N U"> r-i re xfl CO n cr m in yT in in ill <> *G S.’ O'
H W w
<1
.0
0
Q
*■•'' r0
CO"D-
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
O !i; CD Lrj
,
0
Lfi
ro
IN r o
to iil
M IN iN r-j J * ‘ * t< *— 1 T~i
f-i
sj-j T T u-V,
0 •C J ro iT'i :0 u ii-’ *v 0"! O' 0- S'
r-'i
fO
■0 if;
"•l 0 - Q L. X •rH 1 fi 'O rpf CD J X.*f : r
'
j
j S. !CD Cr Ki -0‘CC-fO <3*'"0 'T a“ m ifj u~ if C X»
K
0
0
0
«t
i
r-'.!
‘0 i0 ro ro to to ro t--;
IT;
r i ro
m 0 o--* - - f-j
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
/
o ■tf N •H L o CO ■H >0 r , •H T 1^1 N Q CM o LU
IT j
03
O'
O
CD O'
•H z 1 1 1 I I 1 1 I
1 1 1 1 1 I
I
Cf)
h-i CD
>
<1
z
<1
z
\/
z
<E
r/3
CO
LU
CO UJ IX
ill
i i i I I i i i i i i i
UJ
-J m
E
□
in
i
£i fO ro © Z <1 O ' 0 in in CO O ' H CM 10
■H Ch m <3 N O <3 w tH H q o • ■ ■
Q t— CO
UJ
LU
i i i i i i i i i i
CC l"'. 00 o O o >0 r \ cn ro cn CO •H H o Ui • 1 •
UJ CO
cn u j
■■ Ll -J □
0
O •w« •
I—i
□ 1—1
co
SKRIPSI
o
u.
M O'
■H n CO ■H T-l CO cm CO ■H 7-1 in •H tN IN • ■ « • • • CM i i in H hO II 1 Ll Q
> O ' CM O ' in CO CO O ' UJ CM l> m N O ' 0 * CO C3 CO ■H cm CO CO m • CO N CD o CO W ID in Q lw* o • • • • < • • h-
ill ii UJ
r-i w sO K' i
Z
z
g« •3* <1 CM II
ll
cn
O
UJ CO
Ll
CO -J t-< E -J hH i—i l-H G u. i i cn • z ■H > (H l—l UJ E E Cl ■ ■ h- E • % /
•• •
ii
■£ >
ll l l UJ UJ
Q CD <£. r LU 3 .1 Z
1—1 1—4 i—i t—» > ll E i Z h□ E Q 0
X UJ
<
Q ■H
Z
HH
cm
ro
m ■o LL LU
a
j *—i t—i cn 1 hE CD «■ LU -1 CQ
h z
LU Q Z UJ Cl UJ Q
I-
z
LU t-i u o r-> HH in N ro o u. Ll CM ■$ o H UJ o o Q N □ • • ’• • CJ 1 1
O'
Z □ 1—1 CO
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
li • h* CO LU u1
cn
LU cn CD UJ cn _l cn i—i E j hH 1-4 Q lL cn IX • Z •H • 1 CD h-< 1 t tcn l l 0 1- 1- a
•sr -0 i O' •
o
cn o
t-HJ- cn t~4 KH Z ■ cn 1 i
>
h-
E E CO E E z D D o Q Q u
• Q H"
CO
CM Ch Cvl ro 0* O' Ch O' » •
o N Ch O' ■
II
li
ii
Q a a: UJ UJ cn i i UJ
D a:
E
a LU KCO D *")
a
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
lTJ
Q X tv Ci •X a < Vr 01 (7
f--'i rj-
O I—‘ T*H *-
t-i O
li';
O K ■> > i> rv«t -4} ■0n. •€■N *•
'? r'"> ,r‘"- ’-t ^ Lfl if! -0
■6 (0O' M CMCO ^ rs v- C'l -^l If!-0 C- O -r O “Jm r-4 > — •"
cr. x <sj
li. u~
?••) -o t-i> crft*0 C O ' O'
Ch
i> O '
>
ii . : -c . .. .i jj c -jo2k >a- ^ ■r. ^ _J
<-;* c-\ -a r
.. . «
_J :0 :•’ ?•"/r) n
>
:•
&
Li;
C1 .Zt ii U UJ _ •Y 1 LU C Tii ::■i Ji r. ;r r
O' ■n X’
• ‘lD“ ft > r'l'''4-0 TT •"'• - '• • i l Cl - - IT ) r. " C'-J * ' -0 ^ '-•/ T -G - ,v .'.• -i Ll u' u~ V -0 -0 *C [ -.i ?.--i p'-i
- ..o -y -
d
..
ai
h jj! i.' j r .
ttn
SKRIPSI
a c
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
t:' :■*
OURB.T N--w-
10 K'
II
I! ai
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 3
TABEL-TABEL UJI STATISTIK D IS TR IBUTION O F t Decrees or . Freedo m
*
Probability i .50
.30
.20
.10
.05
.02
.01
1 2 3 4 5
.1.000 .816 .765 .741 .727
1.963 1.386 1.250 1.190 1.156
3.078 1.886 1.638 1.533 1.476
6.314 2.920 2.353 2.132 2.015
12.706 4.303 3.182 2.776 2.571
31.821 6 .9 6 5 4.541 3 .747 3 .3 6 5
63.657 9.925 5.841 4 .604 4 .0 3 2
6 7 89 10
.7 J 8 .711 .706 .703 .7 0 0
1.134 1.119 1.108 1.100 1.093
1.440 1.415 1.397 1.383 1.372
1.943 1.895 1.860 1.833 1.812
2.447 2.365 2.306 2.262 2.228
3 .143 2 .9 9 8 2 .8 9 6 2.821 2.764
3.707 3.4 9 9 3.355 3.250 3.169
11 12 13 14 15
.697 .695 • .694 . .692 .691
1.088 1.083 1.079 1.076 1.074
1.363 1.356 1.350 1.345 1.341
1.796 1.782 1.771 1.761 1.753
2.201 2.179 2.160 2.145 2.131
2.7 1 8 . 2.681 2 .6 5 0 2.6 2 4 2.602*
3.106 3.055 3.012 2.977 2:947
16 17 18 19 20
.690 .689 .6SS .688 .687
1.071 1.069 1.067 • .066 1.064
1.337 1.333 1.330 1.328 1.325
1.746 1.740 1.734 1.729 1.725
2.120 2.110 2.101 *2.093 2.086
2.5S3 2.5 6 7 2.5 5 2 2 .539 2^528
2.921 2.898 2.878 2.861 2.845
21 22 23 24 25
.686 .6S6 .685 .6S5 .684
1.063 1.061 1.060 1.059 1.058
1.323 1.321 1.319 1.318 1.316
2.080 1,721 ■1.717 2.074 2.069 1 .714 1.711 o 2.064 1.70S " 2 .0 6 0
2.51S 2.50S 2 .5 0 0 2 .- v 2 2 .J S 5
2.831 2.819 2.807 2.797 2.787
26 27 :s 29 30
.684 . 6S4 .683 .683 .683
I.05S 1.057 1.056 1.055 1.055
1.315 1.314 1.313 1.311 1.310
1.706 1.703 1.701 ijm 1.6V7
2.056 2.052 2.0-1X 2.045 2.042
2 .479 2 .473 2 .J ..7 2 .4 '0 2.4>7
2.779 2.771 2.*?63 2.756 2.750
40 60 120 oc
.6S1 .679 .677 .674
1.050 1.046 1.041 1.036
1.303 1.296 1.289 1.282
1 .684 1.671 I.65X 1.645
2.021 2.000 I.9N0 l.% 0
2.423 2 . 3 ‘Ml 2 . 35S 2. *326
2.704 2.6 6 0 2.617 2 .576
A i'r :n .J j\ K is abridged from Table 111 «if I id L id ., I *h n ltn i:h . ;ntd by permission o f the authors and publishes.
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
D ISTRIBUTIO N
OF
F
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER...
DINING RETNOWATI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
'i ;«Mc
S;:*nilh .s u e 1*011)1 . o f J, hi
= I
.!
n >1 , : }
k'
k'
4
k'
r
- 5
n
(ft.
flu
A
d i-
" 1.
<6:
tk
( tv
1.07
0.70
1.25
0.59
l.4(.
0.49
1.70
16
(1.81 0.84
0.74
1.25
1.44
0.77
1.25
0.53 0.57
1.66
0.87
0.63 0.67
1.96 1.90
17
1.09 1.10
0.39 0.44 0.48
18 19
0.90
1.12
0.80
0 .7 1
1.13
0.83
1.42 1.41
0.61
0.93
20 21 22
0.95 0.97
1.15 1.16
Q M
1.26 1.26 1.27 1.27
1.85 1.80 1.77
1.41 1.41
1.00
1.17
1.40
0.68 0.72 0.75
23 24
1.02 1.04 J .05
1.19 1.20 1.21
1.07
1.22
27
J.09
28 29
1.10
1.23 1.24
15-
25 26
30 31 32
1.15 1.16 1.17
1.25 1.26 1.27 1.28
0.94 0.96 0.98. 1.00 1.02 1.04 1.05 1.07 1.08 1.10 1.11 1.13 !.!4
0.74 0.77
0.86 0.88
1.40
0.77
1.41
1.53
1.30
0.90
1.41
0.80 0.83
1.31 1.32 1.32
0.93
1.41
0.95
1.41
0.97
1.33 1.34 1.34
0.99 1.01 1.02 1.04
1.39
1.25 1.2$ *.33
1.34
1.19 1.20
1.39 1.40
1.24 1.2S 1.32
1.42 1.45 1.47
1.35 I.3S 1.40
1.4S 1.50 1.52
1.28 1.32 1.35 1.37
t .42 1.44 1.46
!.53 1.54
1.39 1.42
1.55
1.47 1.4*)
!.5f< 1.57
1.43 1.45 i .47
1.50
1.58
MS
75 SO K5 90 95 100
t .5o 1.51 1.52
1 52 ‘..53 1.54 1.55 1.56
0.92
1.51
1.42
0.94 0.96
1.51 1.51 1.51
1.14 1.15 1.20 1.24
■0.98 1.00
1.51
1.01
1.51 1.51 1.51
1.03 1.04
1.45
1.06 1.07
1.45
1.09
1.46
i.io
1.48 1.49 1.51
1.16 -.20 1.25 1.28 1.31 1.34 1.37
1.52 1.53 1.55 1.56 1.57 1.58
1.60
0.88 0.90 0.92 0.94 0.95 0.97
1.61 1.61 1.60 1.60 1.59 1.59 1.59
1.51
0.99 1.00
1.59 1.59
1.52*
1.02
1.58
1.52 1.52 1.53, 1.54
1.03 1.05
1 .5s
1.1! 1.16
1.58 1.59
1-2! 1.25 1.2S 1.31 1.34 1.3 A
1.59 1.60
1.55 1.56 1.57 1.58 1.59 1.60 1.60
1.39 1.41
1.59 1.60
0.83 0.85
1.43
1.61
1.45 1.46
1.62
1.39 1.41 1.42 1 44
1.63
CO *✓>
I.IS
1.49 1.50
1.63 1.62
1.45
1.33 1.34
1.43 1.45 1.4; 1.4*
1.51 1.51
0.81
1.41 1.42
O.SS 0.90
1.11 1.12
1.2; 1.2;
1.36 1.3S 1.41
1.64
1.38
1.15 1.16
50 55 60 65 70
0.78
1.44
1.32 1.32
1.38 1.40 1.43 1.45 1.47
1.52
1.10
!.*! 1.2:
1.66
0.85
1.38
36 37
0.70
1.71 1.69 1.67 1.65
1.08
1.05 1.07
0.63 0.66
1.74
1.52
>.37
1.35 1.36 1.36
0.52 0.56 0.60
0.72 0.75
1.42 1.43 1.43 1.43 1.44
1.19
40 45
1.55 1.54 1.53
1.29 1.30
35
39
J.5S 1.57
0.65
1.28
1.29 1.30 1.31
1.18
1.63 1.60
0.80 0.83
CO
33 34
1.12 1.13
0.S9 0.9!
1.43
1.61 1.61 1.62 1.62 l.(*3 1.64 1.64 1.(0
Nolc: k' - nunvxT of explanatory variables e\vlm(iiU' llw constant term. S o u r c e : J. ' "Unl' in a m i ( i . S. W a i M i n . *'*l\*%cini: I W S e n a ) ( o i r c l a d o n in I e a s t S q u a r e s R e g r e s s i o n , " />u>>nt t a k a . Vol. .iS. 1951. pp- I 5 ‘J
R e p t i m c d vviih t lie p e r m i s s i o n o f t l\C
iUilJior*; a n d (he H U n u c n i k t t irvt^iees.
______
M 1LIK FERPUSTAKAAN SKRIPSI
■CNIVEKNUAS A lR L A N O G A '.
PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER... S
U
R
a
h
a
y
a
DINING RETNOWATI I
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
able
SMjniJk.iiia:
i'i Mills
-= 2
k' = 1
. 2. V’u
//, ;iiul
ol
k' -
k‘ -
k ' ■^ 4
3
5
n
d tj
0.S3 4 1.40 1.40 0.S6 0.90 1.40
0.71
1.6!
1.84
rfi.
tin
16 17
0.95 0.98 1.01
1.23 1.24
IS
1.03
1.25 i .26
19
. 1.06
1.2S
20
1.08 1.10
1.28 ! .30
23
1.12 1.14
24 25
* 1.16 1.18
S.31 1.32 1.33 1.34
26 27 29
1.19 1.21 1.22 1.24
1.38
1.17
30
1.25
1.3S
31 32
1.26 1.27
1.39 1.40
1.18 1.20
33 34
f.28
35
1.30 1.31 J.32
1.41 1.41 ! .42 ! .43
21 22
28
36 37 3S 39 40 45 50 55 60 65 70 75 80 S5 90 95 100
1.29
J .33 1.34 J.35 1.39 1.42 1.45 1.47 1.49 1.51 1.53 1.54 ! .5(' 1.57 1.5S 1.59
tlu
2.09 2.03
0.75
1.59
0.59 0.64
0.79
CO
15
A
0.68
1.77
0.48 0.53 0.57
1.40
0.82
1.56
0.72
1.74
0.62
0.86
1.55
0.76
1.72
1.90
0.89 0.92
1.55 1.54
0.79 0.83
1.70
0.66 0.70
1.01
1.41 1.41 1.41 1.42 1.42
0.95 0.97
1.54
0.86
0.73 0.77
1.84
1.04 1.06
0.89
1.08
1.43
1.0 0 '
1.54 1.54
1.69 1.68 1.67
1.43
1.54
0.86
1.79 1.77
1.35
1.12
1.54
0.96
1.76
1.13 1.15
1.06
1.54 1.54
0.99
1.65 1.64
0.88
1.361.37
1.44 1.44
1.02 1.04
1.66 1.65
0.S3
1.10
0.91 0.94
0.91
1.64
0.93
1.75 1.74
1.63 1.63 1.63
0.96 0.98 :.G0
1.73 1.72
1.63 1.63 1.63
1.02 1.04 1.06
1.71 1.71 1.70
1.63 1.63 1.62
1.07
1.70 1.70
1.10
1.62
3.12
1.70 1.70
1J9 1.20
1.63
1.13 1.15
1.69 1.69
1.25 1.30 1.33 1.37 1.40
1.63
1.21 1.26 1.30
1.69
1.43 1.44 1.44 1.45 1.48 1.50 1.52 1.54 1.55 1.57 1.5S 1.5l> l.u l
0.93 0.96 0.99
1.45
1.08 1.10
1.54 1.54
1.45 1.46 1.47 1.47
1.13 1.15
1.48 1.48
1.16 1.17
!.25 1.26 1.27
1.48 .'.49 1.49
1.19 1.20 1.21
1.55 1.56
1.28 1.29
1.50 1.50
1.23 L24
1.30 1.34 1.38
1.51
1.25 I -30 1.34 ..37
1.56 1.56 1.57 1.58
1.21 1.22 1.24
1.41 1.44 1.46 1.4S Lf-0
1.53 1.54 1.56 1.57 1.59 1.60 1.61
1.6]
1 52 1.53 1.55
1.63 1.64
1.62 1.63
1.56 1.57
1.65 1.65
1.12
1.55 1-55 1.55 1.55
1.56
1.59 1.60
1.40 1.41 1.45 1.47
1.61 1.62 1.63 1.64
1.49 1.51
1.65
1.53 1.5 -i 1.55
1.65 1.66 1.67 1.67
1.01 1.03 1.05 1.07 1.08 1.10 1.12 1.13 1.15 1 .16 1.17
1.42 1.45 1.47 1.49 1.50 1.52 1.53
1.80
1.63 1.64 1.64 1.65 1.66 1.66 1.67
0.80
1.09
1.33 1.36 1.39 1.42 1.44 1.46
1.67 1.68 1.48 1.69 1.69 * 1.50 1.70 1.5!
1.98 1.93 1.87 1.82 1.80
1.73
1.69 1.69 1.69 1.69 1.70 1.70 1.70 1.71 1.71 1.71 1.72
N o t e : k ' - n u m b e r o f e x p l a n a t o r y v a r i a b l e s e. wl ml i ni : ttic c o n s t a n t t e r m. S o u r c e ; J. D u r h i n a r u l C . S. W a t s o n . " T e s t i n g f o r S e n a ! C o i r e l a l i o n i n L e a s t S q u a r e s R e g r e s s i o n , " n i o n t c t t i k a . V o l . .'S . 1 9 5 1 . p p . 159
177. U c p n m a l w i t h t h e p e r m i s s i o n o f t h e
a u t h o r s a n d t h e liii.iiui i i i l .t t t r u s t e e s .
M I L I K. PER PUST AK A AN u n iv ersitas SKRIPSI
airlan o o a*
PENGARUH KEBIJAKSANAANSMONETER... U K a B
AYA
DINING RETNOWATI