ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemuda sering disebut sebagai tombak generasi penerus bangsa, sehingga perkembangan-perkembangan dalam kehidupan sosial para pemuda menjadi bahan menarik untuk selalu diperhatikan. Kehidupan pemuda di Jepang tidak jauh berbeda dengan kehidupan para pemuda di negara lain. Naka (1983 : 31) berpendapat bahwa, sebagian besar pemuda di semua negara termasuk Jepang merasa kehidupannya bahagia apabila dapat saling mencinta dan dicinta. Pada saat orang-orang saling berusaha untuk mengerti dan menghargai, itulah hubungan manusia yang terbaik menurut pemuda Jepang. Di sisi lain, kehidupan pemuda Jepang saat ini semakin marak menjadi obyek pornografi dari orang-orang dewasa, hal ini seperti yang dikatakan oleh West (2006 : 251) bahwa : “Japan that often is described as the world‟s largest distributor of child pornography. Magazines like Lolita sell well, and a search on the Internet for “Japanese dolls” might get you different results than you had in mind, depending, of course, on what you had in mind.” “Jepang yang sering digambarkan sebagai distributor pornografi anak terbesar di dunia. Majalah seperti Lolita 1 laku baik, dan pencarian di Internet untuk "Boneka Jepang" mungkin anda mendapatkan hasil yang berbeda dari yang anda miliki dalam pikiran, tergantung, tentu saja, pada apa yang ada dalam pikiran anda."
1
Gadis perempuan muda.
1
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2
Menurut Hawari (dalam Kurniawan, 2009 : 4), dari segi psikologi atau kejiwaan, pornografi dan pornoaksi dapat berakibat pada lemahnya fungsi pengendalian diri (self control). Oleh karena itu lingkungan dengan tingkat pornografi dan pornoaksi yang tinggi akan berdampak pada meningkatnya pergaulan bebas, pelacuran, kehamilan di luar nikah, aborsi, anak yang dilahirkan di luar nikah dan kekerasan seksual. Kebebasan pemuda Jepang terkait urusan seksualitas, berpengaruh juga terhadap hubungan percintaan di Jepang. Menurut Naka (1983 : 33), pemuda Jepang menyatakan bahwa hubungan kelamin sebelum perkawinan dibolehkan jika keduanya saling mencintai. Hubungan percintaan yang bebas ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka aborsi di Jepang. Berdasarkan data dari Legally induced abortions: 1999 – 2008, Jepang menduduki peringkat pertama angka aborsi tertinggi di Benua Asia. Tingginya angka aborsi di Jepang, berawal dari mulai dilegalkannya aborsi setelah Perang Dunia II. Sugimoto (1997 : 155) menjelaskan bahwa, “Abortion has been a legal means of birth control in postwar Japan … Japan‟s Eugenic Protection Law allows women to have abortion for economic reason” yang artinya aborsi merupakan cara legal dari pembatasan kelahiran setelah perang di Jepang … Hukum Perlindungan Egenetika Jepang mengizinkan wanita melakukan aborsi untuk alasan ekonomi. Aborsi di Jepang menjadi pilihan yang legal setelah terjadinya baby boom I pada tahun 1946, sebagai akibat dari Perang Dunia II pada tahun 1945.
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
3
Perang Dunia II ini berdampak pada dibuatnya aturan atas Hukum Perlindungan Egenetika Jepang pada tahun 1948. Peraturan ini mengizinkan seorang wanita untuk dapat melakukan aborsi kandungannya, dan aturan ini terus menimbulkan pro dan kontra di masyarakat Jepang hingga sekarang ini. Pemerintahan Jepang terus berbenah terhadap aturan tersebut, hingga terjadi perubahan (amendement) atas peraturan perundang-undangan ini sebanyak 19 kali sejak aturan ini lahir. Keterbukaan Pemerintah Jepang terhadap tindakan baru pelegalan aborsi merupakan
bentuk
perlindungan
dan
perhatian
suatu
negara
terhadap
masyarakatnya. Kato (2009 : 196) mempunyai pendapat yang berbeda yaitu : “Indeed, I believe that the state should not guide women by proposing indications for abortion. Reproductive decision-making should be, in principle, entrusted to individual women‟s decisionmaking capacity without the state formulating conditions”. “Tentu saja, saya percaya bahwa tidak seharusnya suatu negara mengarahkan perempuan untuk melakukan tindakan aborsi. Pengambilan keputusan reproduksi seharusnya pada prinsipnya dipercayakan pada kemampuan setiap individu wanita tanpa merumuskan suatu ketetapan.” Pernyataan Kato di atas menjelaskan bahwa, kebijakan untuk melegalkan aborsi bukanlah cara yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah Jepang seharusnya memberikan kepercayaan dan kebebasan terhadap setiap individu wanita dalam pengambilan keputusan untuk memilih aborsi daripada melahirkan janin. Di sisi lain, pelegalan aborsi di Jepang ternyata tidak berarti angka aborsi meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan,
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4
Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang (Kousei Roudoushou), aborsi di Jepang semakin tahun semakin mengalami penurunan. Penurunan angka aborsi di Jepang diikuti dengan menurunnya tingkat aborsi disetiap kelompok umur di Jepang. Di sisi lain, pada kelompok umur 20-24 tahun meskipun mengalami penurunan tetapi tetap menunjukkan angka tertinggi aborsi setiap tahunnya, jika dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti pandangan pemuda Jepang yang berumur 20-24 tahun terhadap aborsi. Usia 20 tahun merupakan usia dewasa bagi orang Jepang dan kelompok umur 20-24 tahun merupakan bagian dari kelompok umur pemuda di Jepang. Kelompok pemuda pada usia ini oleh Hurlock (1980 : 246) disebut sebagai masa dewasa dini. Pandangan-pandangan para pemuda terhadap aborsi yang banyak dilakukan dikalangan mereka, menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Selain itu, faktor sosial budaya yang mempengaruhi tingginya tingkat aborsi di kelompok pemuda Jepang, untuk lebih memilih aborsi dari pada melahirkan janin menjadi hal yang juga menarik untuk diteliti.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan alasan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pandangan pemuda Jepang yang belum menikah terhadap aborsi wanita lajang di Jepang ? 2. Apakah faktor sosial budaya yang menyebabkan tingginya angka aborsi pada wanita lajang di Jepang ?
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
5
1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pandangan pemuda Jepang terhadap aborsi wanita lajang di Jepang. 2. Menjelaskan faktor-faktor sosial budaya yang mempengaruhi tingginya angka aborsi di kalangan wanita lajang.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada para akademisi untuk bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan aborsi para pemuda di Jepang Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi pembaca tentang pandangan-pandangan pemuda Jepang yang belum menikah terhadap tindakan aborsi yang dilakukan wanita lajang dan faktor sosial budaya yang ada di Jepang terkait aborsi wanita lajang. . 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aborsi yang menjadi referensi penulis dalam penelitian ini, sebelumnya telah dilakukan oleh 2 (dua) mahasiswa dari Perguruan Tinggi di Indonesia dan seorang mahasiswa dari Perguruan Tinggi di Jepang dalam bentuk penulisan skripsi. Penelitian pertama tentang aborsi di Jepang dilakukan oleh Skolastika Sandya Estirahayu, mahasiswi
Universitas Indonesia Jakarta pada
tahun 1998. Judul dari penelitian ini adalah “Sikap dan Pandangan Wanita Jepang
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
6
Yang Telah Menikah Terhadap Aborsi”. Penelitian ini mengkaji tentang tindakan dan alasan wanita Jepang melakukan aborsi. Obyek penelitian ini lebih dititikberatkan pada wanita yang telah menikah, dan sebagian besar setuju dengan mengambil keputusan untuk aborsi karena mahalnya biaya membesarkan anak di Jepang atau karena alasan ekonomi. Peneliti memberikan saran untuk mengkaji sikap dan pandangan remaja Jepang terhadap aborsi dalam penelitian selanjutnya. Kelebihan dari penelitian ini adalah peneliti dapat memaparkan dengan jelas mengenai faktor-faktor sosial penyebab aborsi pada wanita yang telah menikah, tetapi dalam penelitian ini tidak terdapat teori yang mendukung analisis dari hasil penelitian. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Thovinna Kurniawan, mahasiswi Universitas Bina Nusantara Jakarta pada tahun 2009. Judul dari penelitian kedua ini adalah “Analisis Jajak Pendapat Masyarakat Jepang Terhadap Fenomena Aborsi”. Penelitian ini menganalisis hasil angket yang dibagikan peneliti kepada 50 orang Jepang berumur 12-30 tahun secara random dengan 10 buah pertanyaan. Hasil angket dalam penelitian ini salah satunya adalah 84% responden berpendapat bahwa kenakalan remaja merupakan salah satu penyebab terjadinya aborsi dan 80% responden tidak setuju aborsi dilegalkan, karena akan mengakibatkan angka aborsi semakin meningkat. Menurut peneliti, kekurangan dalam penelitian ini adalah belum ditemukannya penyebab yang lebih spesifik mengapa remaja Jepang tetap melakukan aborsi. Saran yang diberikan oleh peneliti untuk peneliti selanjutnya adalah lebih dalam meneliti kasus aborsi di kalangan remaja Jepang dihubungkan dengan konsep ketuhanan di kalangan
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
7
remaja Jepang. Kelebihan dalam penelitian ini adalah data hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi tentang pendapat masyarakat Jepang mengenai aborsi di Jepang. Meskipun peneliti telah mendapatkan data yang akurat dari 50 orang Jepang, tetapi analisis data yang dilakukan kurang maksimal dan cenderung hanya bersifat deskriptif. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Domon Rie dari Universitas Hokkaido, pada tahun 2003. Judul dari penelitian tersebut adalah Jinkou Ninshin Chuuzetsu to Shakai Keizai Kouzou : Gouhouka no Nihon, Kakusa no Amerika, Iten no Irlando (Aborsi dan struktur ekonomi masyarakat : Legalisasi Jepang, Perbandingan
Kualitatif
Amerika,
Pergerakan
Irlandia).
Penelitian
ini
membandingkan kebijakan 3 negara (Jepang, Amerika dan Irlandia) antara kemajuan perekonomian negara dihubungkan dengan kebijakan pemerintahnya dalam pelegalan aborsi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah suatu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang besar semakin mempengaruhi tingkat pembebasan untuk melakukan aborsi. Peneliti telah menganalisis dengan jelas keterkaitan antara tingkat aborsi dengan perekonomian masyarakat di suatu negara. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti tidak menjelaskan tingkat usia pihak aborsi yang menjadi obyek dari penelitian. Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan obyek penelitian pada aborsi yang dilakukan oleh wanita lajang berusia 20-24 tahun di Jepang. Wanita lajang sebagai obyek penelitian karena dalam penelitian sebelumnya tidak meneliti tentang aborsi yang dilakukan wanita lajang di Jepang. Penelitian yang ditujukan pada wanita lajang belum menikah
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
8
diharapkan dapat menjadi kesatuan untuk melengkapi informasi tentang aborsi di Jepang.
1.6 Landasan Teori Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah konsep pemuda dan konsep aborsi. Konsep-konsep ini dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan para pemuda lebih memilih untuk melakukan aborsi dari pada melahirkan anak. Aborsi yang dilakukan pemuda di Jepang, sebagian besar dipengaruhi oleh kehidupan ataupun kebiasaan para pemuda Jepang dalam melakukan hubungan percintaan dengan pasangannya. Berlangsungnya hubungan percintaan di Jepang bukan merupakan aktifitas yang rumit untuk dilakukan dan dipikirkan bagi pemuda-pemuda di Jepang. Kebebasan berfikir dan bertindak ini seperti pendapat Okano (2009 : 192), yaitu : ”Dating for them was „just for play‟s sake‟ (oasobide). As long as dating remained „play‟, they did not need to be concerned with complexities (gotagota shitakoto). The complexities included their own awareness of class differences (sodachi no chigai) and zainichi backgrounds, and their partners‟ and their own families‟ reactions.” Kencan bagi mereka ’hanya untuk bersenang-senang’. Selama berkencan dianggap sebagai 'permainan', mereka tidak terlalu memperhatikan permasalahan. Permasalahan meliputi kesadaran diri mereka dalam menyikapi perbedaan kelas (perbedaan pertumbuhan) dan latar belakang keluarga, dan pasangan mereka dan reaksi keluarga mereka sendiri'. Kato dalam artikelnya menjelaskan bahwa aborsi merupakan Liberated Individuals yang artinya kebebasan diri (wanita). Kato (2009 : 195) menyatakan bahwa, “Applied to the abortion context, the view of medical associations was
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
9
that in order to exercise this right to self-determination women‟s requests for prenatal screening and selective abortion should be answered” yang artinya berlaku bagi konteks aborsi, pandangan dari himpunan kedokteran menyatakan untuk membiasakan para wanita melakukan pemeriksaan sebelum melahirkan dan bertanggung jawab atas pilihan aborsi. Pendapat Kato di atas menjelaskan bahwa wanita memiliki faktor utama dalam menentukan dan memilih tindakan apa yang lebih baik dilakukan untuk dirinya. Penggunaan konsep pemuda dan aborsi ini, membantu peneliti untuk mengupas alasan para wanita di Jepang melakukan aborsi. Aborsi dipandang sebagai suatu pilihan yang dihadapi para wanita lajang Jepang apabila mengalami kehamilan di luar pernikahan (mikon ninshin). Dalam tindakan aborsi ini, konsep pemuda beserta faktor sosial budaya masyarakat Jepang menjadi faktor yang dapat diteliti terkait pengambilan keputusan untuk melakukan aborsi di Jepang.
1.7 Metode Penelitian Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode penelitian yang dilakukan berupa kajian kepustakaan dan wawancara. Dengan metode ini, peneliti dapat menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga hasil yang diperoleh dapat dengan mudah untuk dipahami para pembaca. 1.7.1. Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan 2 metode dalam pengumpulan data mengenai aborsi wanita lajang di Jepang, yaitu dengan kajian kepustakaan dan wawancara. Kajian
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
10
kepustakaan ini dititik beratkan pada data dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang (kousei roudoushou) yang validitasnya dapat dipertanggungjawabkan karena merupakan hasil survei nasional. Penelitian ini juga dilengkapi melalui kepustakaan lain yang berasal dari skripsi, jurnal, artikel dan buku yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan topik penelitian. Sumber data yang ke-2 berasal dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap 5 pemuda Jepang yang tinggal di Jepang. Wawancara dilakukan untuk dapat mengetahui pandangan-pandangan pemuda Jepang tentang topik penelitian. Wawancara ini dilakukan selama 15 hari, mulai tanggal 26 September 2013 sampai 10 Oktober 2013. Dalam teknik ini diharapkan jawaban yang didapatkan dari responden bervariasi, karena responden tidak dibatasi dalam menjawab, sehingga informasi yang didapatkan diusahakan sebanyak-banyaknya. Alwasilah (2003 : 97) berpendapat bahwa, metode kualitatif dalam penelitian sosial memiliki kelebihan yaitu adanya fleksibilitas tinggi bagi peneliti untuk menetukan langkah-langkah penelitian. Seiring dengan berkembangnya media komunikasi di dunia, maka mempermudah para peneliti sekarang untuk melakukan berbagai teknik wawancara. Media dapat mempermudah para peneliti yang obyek penelitiannya berbeda negara dengan peneliti. Penelitian kualitatif dapat mempermudah permasalahan tersebut, seperti pendapat Hikmat (2011 : 39) bahwa penelitian kualitatif bersifat menerima adanya penyesuaian-penyesuaian yang lebih mudah dalam menghadapi kenyataankenyataan ganda yang bersifat kompleks. Perbedaan waktu dan aktivitas antara
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
11
peneliti dan responden, menjadi permasalahan yang komplek dalam penelitian, sehingga
peneliti
melakukan
penyesuaian
teknik
wawancara
dengan
menggunakan chat Facebook dan Line sebagai media sosial yang digemari di negara si peneliti dan responden. Peneliti kemudian melakukan pendekatan dengan cara bertukar informasi seputar identitas dan waktu pelaksanaan wawancara. Sebagai analisis data yang diperoleh dari hasil wawancara akan digabungkan dengan hasil dari kajian kepustakaan. Wawancara ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas permasalahan aborsi wanita lajang di Jepang dan dapat memberikan penemuan-penemuan baru yang dimungkinkan berbeda dengan hasil dari kajian pustaka. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaanpertanyaan mendalam kepada para responden, dengan tujuan untuk mendapatkan beraneka macam jawaban yang berbeda. 1.7.2. Metode Pemilihan Respoden Peneliti memilih responden dalam wawancara berdasarkan 3 teknik yaitu purposive 2, accidental sampling3 dan convenience 4 . Menurut Ravid (2011 : 7), pengambilan sampel dalam wawancara dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan cara purposive dan convenience yang bertujuan untuk lebih memfokuskan dalam menggali iformasi dan meminimalkan error dalam penelitian. Melalui teknik purposive, peneliti memberikan beberapa kriteria responden beserta alasannya. Syarat yang pertama adalah reponden harus 2
Pengambilan sampel dengan cara menambahkan kriteria-kriteria tambahan pada sampel. Pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. 4 Pengambilan sampel yang dilakukan karena kedekatan peneliti dan tidak menyusahkan. 3
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
12
merupakan masyarakat Jepang, dikarenakan obyek penelitian yang diteliti adalah wanita lajang yang berkewarganegaraan Jepang. Syarat kedua adalah reponden harus memiliki akun Facebook atau Line, karena wawancara akan dilakukan melalui media sosial tersebut. Penelitian ini dilakukan kepada laki-laki dan perempuan, dikarenakan selain peneliti ingin mengetahui pendapat dari pihak yang dapat melakukan aborsi, peneliti juga ingin mendapatkan informasi dari pihak lain yang juga bertanggung jawab atas tindakan aborsi. Teknik yang kedua adalah Accidental Sampling, peneliti melakukan pengiriman informasi penawaran wawancara kepada beberapa pemuda yang tergabung dalam Organisasi Ashinaga 5 di Jepang melalui Line dan Facebook. Ashinaga dipilih sebagai lembaga dari obyek penelitian karena memiliki hubungan baik dengan Perguruan Tinggi tempat peneliti mempelajari bahasa Jepang, kedekatan ini akan mempermudah untuk mencari beraneka macam jawaban dalam permasalahan di penelitian. Peneliti memperoleh 5 pemuda yang menerima penawaran tersebut dan bersedia untuk diwawancarai secara tertulis melalui media sosial Line atau Fecebook. Secara otomatis 5 pemuda tersebut menjadi responden dalam penelitian ini. Dua dari lima pemuda tersebut pernah tinggal di Indonesia dan menjadi asisten dosen di Perguruan Tinggi tempat peneliti belajar Bahasa Jepang, sedangkan sisanya berasal dari pertemanan. Teknik yang ketiga adalah Convenience, yang bertujuan untuk mengurangi error dan memfokuskan pada penelitian. Kedekatan antara peneliti dan responden 5
Organisasi sosial yang didirikan pada tahun 1988 dan bergerak untuk memberikan dukungan baik secara fisik dan rohani kepada anak-anak yang memiliki orang tua dengan cacat serius dan tidak mampu bekerja, atau yang telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua karena sakit atau kecelakaan.
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
13
menjadi unsur penting dalam teknik ini, karena topik penelitian ini merupakan hal yang sensitif untuk dilakukan wawancara. Peneliti sebelumnya telah melakukan wawancara kepada 4 orang pemuda yang berbeda secara random, tetapi tidak mendapatkan jawaban yang mendalam, selain itu jawaban yang diharapkan tidak bervariasi karena peneliti juga susah untuk menggali informasi sedalam-dalamnya kepada responden yang baru saja kenal. Ketiga teknik yang digunakan oleh peneliti, didapatlah (5) lima pemuda yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu dengan data sebagai berikut : 1. Satou, umur 21 tahun dan saat wawancara sedang menempuh pendidikan di Ilmu manajemen (administrasi bisnis) Universitas Meijou, Nagoya. 2. Nozomi, umur 25 tahun dan sedang bekerja di PT. Nexus, Kantou. 3. Ai, umur 20 tahun dan dan saat wawancara sedang menempuh pendidikan di bidang Ilmu Farmasi, Universitas Oosaka Ootani. 4. Mika, umur 20 tahun dan saat wawancara sedang menempuh pendidikan di Universitas Wanita Otsuma, Tokyo. 5. Abe, umur 23 tahun dan saat wawancara sedang menempuh pendidikan di ilmu Olahraga, Universitas Toin, Yokohama.
1.7.3. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan secara detail mengenai faktor sosial budaya yang mempengaruhi pemuda Jepang melakukan aborsi. Menurut Hikmat
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
14
(2011 : 65) proses analisa data pada penelitian kualitatif adalah melakukan pelacakan dan pengaturan secara sistematik bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan
pemahaman
terhadap
bahan-bahan
tersebut
agar
dapat
dipresentasikan temuannya kepada orang lain. Analisis dalam penelitian ini terdiri dari 2 tahapan, yaitu tahapan penyusunan data dan tahapan analisis. Pada tahap penyusunan data ini, peneliti mengumpulkan data berupa artikel, jurnal dan buku yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan tema penelitian ini. Artikel, jurnal dan buku tersebut yang berhubungan dengan aborsi dijadikan satu kelompok, kemudian yang berhubungan dengan kehidupan sosial budaya pemuda Jepang dijadikan satu kelompok juga. Data-data tersebut kemudian diinterpretasikan untuk menemukan hubungan antar data. Tahapan kedua adalah menganalisa data yang telah disusun tersebut. Data dianalisa menggunakan konsep pemuda dan aborsi di Jepang sebagai landasan para pemuda Jepang melakukan aborsi. Konsep pemuda dan aborsi digunakan sebagai alat untuk mencari pengaruh dalam diri wanita lajang di Jepang, ketika mengambil keputusan untuk lebih memilih aborsi daripada melahirkan janinnya. Setelah data dianalisis maka akan muncul jawaban dari rumusan masalah, yaitu faktor sosial budaya yang menyebabkan wanita lajang di Jepang banyak yang melakukan aborsi dan pendapat pemuda Jepang terhadap aborsi wanita lajang tersebut.
1.8 Sistematika Penulisan
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
15
Sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu : a. BAB I merupakan pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah yang akan dibahas dalam penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, manfaat dalam penelitian ini, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. b. BAB II menerangkan tentang konsep pemuda dan konsep aborsi di Jepang. Subbab-subbab dalam bab ini akan menjelaskan tentang konsep secara umum tentang pemuda dan tingkat aborsi di Jepang terutama angka aborsi yang dilakukan wanita lajang di Jepang. c. BAB III merupakan pembahasan tentang pendapat para responden mengenai aborsi di kalangan wanita lajang dan faktor sosial budaya yang menyebabkan tingginya tingkat aborsi di kalangan wanita lajang. Penyusunan bab ini tidak hanya berdasarkan pendapat dari wawancara tetapi juga akan digabungkan dengan data kepustakaan. d. BAB IV menuliskan tentang kesimpulan peneliti dalam penelitian yang dilakukan dan memberikan saran bagi penelitian selanjutnya.
Skripsi
PANDANGAN PEMUDA JEPANG TERHADAP ABORSI (STUDI KASUS : 5 PEMUDA JEPANG)
DINA RACHMAWATI