Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP YPM BANGKO
ARTIKEL
Oleh ADE SUSANTI NIM 1103869
Asisten Direktur I
Prof. Dr. Gusril, M.Pd.
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
1
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP YPM BANGKO
Oleh ADE SUSANTI NIM 1103869
Artikel ini disusun berdasarkan tesis untuk persyaratan wisuda periode September 2013 dan telah disetujui oleh kedua pembimbing Padang,
Agustus 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Lufri, M.S.
Dr. Irwan, M.Si.
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
2
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP YPM BANGKO Ade Susanti (Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Padang) Abstract : College is an educational institution organized to prepare students who have good academic skills, especially mathematical ability. However, mathematical ability of students in STKIP YPM Bangko still low. This is due in part because they are conventional learning where learning is more dominated by the lecturer. One effort that can be done is to used a cooperative model with probing prompting NHT type. The goal was to known the effect of cooperative learning model NHT with probing prompting the mathematical problem-solving ability of students STKIP YPM Bangko.This research was quasy experimental by randomized control group only design. The population was all math education student STKIP YPM Bangko. The Samples in this research used purposive sampling techniques of students who take courses in the theory of chances, while samples class taken at random that students as classroom experiment class-A and students as classroom control class B. The instrument used was a test of mathematical problem solving ability. Analysis used t-test and two-way ANOVA for interaction. Based on the analysis we concluded that student mathematics problem-solving ability who were taught using cooperative learning model by NHT with probing prompting better than students who were taught by conventional learning. Student mathematics problem-solving ability who were taught a high initial capability using cooperative learning model by NHT with probing prompting no better than student who were taught by conventional teaching. Student mathematical problem-solving ability who were taught a low initial capability using cooperative learning model by NHT with probing prompting better than students who were taught by conventional learning. There was no interaction between learning model with initial ability to influence student problem solving ability. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Tipe NHT, Probing Prompting, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu kebutuhan penting dalam kehidupan
manusia, karena melalui pendidikan manusia
dapat
mengembangkan
3
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
dirinya
maupun
memberdayakan
dibutuhkan
dan
berguna
dalam
potensi alam dan lingkungan sosial
kehidupan sehari-hari, bagi sains,
untuk
perdagangan dan industri, dan karena
kepentingan
hidupnya.
Menyadari
akan
pentingnya
matematika
pendidikan,
maka
pemerintah
komunikasi yang singkat dan tidak
melakukan berbagai usaha untuk
ambigius serta berfungsi sebagai alat
meningkatkan
mutu
pendidikan.
untuk
Peningkatan
mutu
pendidikan
memprediksi.
dilakukan
disemua
cabang
ilmu
pengetahuan termasuk matematika. Matematika merupakan suatu
suatu
daya
mendeskripsikan
alat
dan
Pembelajaran matematika di setiap jenjang pendidikan merupakan sarana agar peserta didik memiliki
ilmu pengetahuan yang dapat melatih
berbagai
berpikir secara logis, kritis dan
pemecahan masalah dan mampu
keratif.
memegang
menalarkan masalah tersebut dengan
peranan penting dalam kehidupan
kritis, sistematis, logis dan kreatif.
manusia, matematika dapat masuk
Tujuan pembelajaran tersebut dapat
dalam
dikembangkan melalui pendidikan
Matematika
seluruh
segi
kehidupan
kemampuan
manusia, dari yang paling sederhana
pembelajaran
sampai
paling
tingkat
(dalam
perguruan
kompleks.
kepada
yang
Cockroft
matematika
sekolah
dasar
tinggi.
Mulyono, 2009:251) mengemukakan
mengembangkan
mengapa
matematika
diajarkan,
tersebut,
karena
matematika
sangat
mampu
dalam
mahasiswa mengatasi
dari sampai Dengan
kemampuan diharapkan permasalahan
4
5
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini senada
dengan
Nomor
Kepmendiknas
Kepmendiknas,
perguruan tinggi sebagai salah satu
45
tahun
2002
mengatakan
bahwa
“Pendidikan
diharapkan mampu mencetak guru
menghasilkan
kemampuan
matematika
harus
yang
Berdasarkan
tempat
lahirnya
calon
yang
guru,
memiliki
bertindak yang benar dan cerdas,
keterampilan dan keahlian dalam
tindakan
yang
bidangnya. Kemampuan pemecahan
efektif, yang mampu memecahkan
masalah matematis perlu dimiliki
masalah nyata dalam kehidupan”.
dan dikembangkan agar mahasiswa
yang
produktif,
Perguruan tinggi merupakan
mampu
salah satu lembaga pendidikan yang
permasalahan
diselenggarakan untuk menyiapkan
keahliannya
peserta
memiliki
berkehidupan
dan/atau
masyarakat.
didik
kemampuan
yang
akademik
profesional yang dapat menerapkan
mengatasi
setiap
dalam
bidang
maupun
dalam
bersama
Kenyataan
di
lapangan
ilmunya. Tujuan pembelajaran yang
menunjukkan
diharapkan agar para lulusannya
matematis mahasiswa khususnya di
dapat
dasar-dasar
STKIP YPM Bangko masih relatif
keahlian dan keterampilan dalam
rendah. Mahasiswa masih banyak
bidangnya. Hal ini senada dengan
yang belum mampu mengembangkan
Kepmendiknas Nomor 232 tahun
kemampuan
2000.
dengan baik. Berdasarkan diskusi
menguasai
bahwa
di
kemampuan
pemecahan
masalah
dengan beberapa dosen di STKIP
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
YPM Bangko, faktor penyebabnya
Berdasarkan uraian di atas,
adalah mahasiswa masih terbiasa
maka
dengan proses pembelajaran di SMP
diharapkan
ataupun
hanya
konsep dengan baik. Penggunaan
menerima apa yang disampaikan
strategi pembelajaran yang tepat
dosen. Padahal, di perguruan tinggi
perlu dilakukan agar konsep yang
mahasiswa
disampaikan
SMA
dengan
dituntut
untuk
lebih
dosen
selaku dapat
dapat
pendidik
mengajarkan
diterima
dan
mandiri dan aktif menggali informasi
dipahami dengan baik.
mengenai materi yang dipelajari, dan
yang
mampu memahami konsep bukan
meningkat kemampuan pemecahan
hanya sekedar menghafal rumus
masalah
tetapi
dengan memperhatikan kemampuan
mampu
menganalisis
dan
memecahkan permasalahan.
memahami
konsep
dilakukan
matematis
untuk
mahasiswa
awal adalah dengan menerapkan
Kemampuan awal mahasiswa dalam
dapat
Salah satu
dasar
matematika juga menjadi salah satu
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan probing prompting. Model
NHT
dan
probing
faktor keberhasilan mahasiswa dalam
prompting akan dapat menciptakan
memahami dan mempelajari materi
pembelajaran yang lebih kreatif dan
selanjutnya. Menurut Suherman, dkk
inovatif. Kedua model pembelajaran
(2002:22) “bahwa dalam matematika
ini akan membantu dosen ataupun
terdapat topik atau konsep prasyarat
anggota kelompok dalam memberi
sebagai dasar untuk memahami topik
bimbingan
atau konsep selanjutnya”.
adanya bimbingan dan tutorial antar
dan
tutorial.
Dengan
6
7
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
mahasiswa
berkemampuan
tinggi
matematika adalah upaya membantu
dengan mahasiswa berkemampuan
siswa
(mahasiswa)
rendah,
kemampuan
pemecahan
mengkontruksikan
masalah
matematis
mahasiswa
atau
untuk
konsep-konsep
prinsip-prinsip
matematika
meningkat. Peran dosen dalam kedua
dengan
model ini adalah sebagai fasilitator,
melalui proses internalisasi sehingga
motivator,
evaluator
konsep atau prinsip itu terbangun
pembimbing
yang
serta mengelola
masalah
yang
sendiri
kembali.
berlangsungnya fase-fase tersebut. Berdasarkan
kemampuannya
Proses perguruan
pembelajaran tinggi
di
menuntut
telah dikemukakan, maka batasan
mahasiswa untuk lebih mandiri dan
masalah dalam penelitian ini adalah
aktif dalam memahami dan menggali
kemampuan
masalah
informasi/pengetahuan dalam setiap
matematis mahasiswa masih rendah
mata kuliah yang diberikan agar
pada mata kuliah teori peluang di
berhasil dalam belajar, tak terkecuali
STKIP YPM Bangko.
pada perkuliahan Teori peluang.
pemecahan
Pembelajaran
merupakan
Standar kompetensi yang diharapkan
suatu upaya menciptakan kondisi
adalah
yang
memahami,
memungkinkan
mahasiswa
mahasiswa
mampu
mengidentifikasi,
dapat belajar. Dalam hubungannya
membuktikan
dan
meningkatkan
dengan pembelajaran matematika,
kemampuan
Nikson (dalam Muliyardi, 2002:2)
mengembangkan dasar-dasar teori
mengemukakan bahwa pembelajaran
peluang, penggunaan rumus peluang,
pemecahan
masalah,
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
serta konsep-konsep peluang sebagai dasar penarikan kesimpulan dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
(mahasiswa) mengkontruksikan konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Teori
Pembelajaran kooperatif tipe
merupkan
konstruktivisme teori
belajar
yang
NHT merupakan salah satu tipe
melandasi teknik probing. Seorang
pembelajaran
yang
dosen harus mampu memfasilitasi
kepada
mahasiswanya dalam membangun
memberikan
kooperatif kesempatan
mahasiswa untuk saling membagikan
pengetahuannya
ide-ide
menstimulasi
dan
mempertimbangkan
dengan terjadinya
proses
jawaban yang paling tepat serta dapat
adaptasi.
mendorong semangat kerja sama.
menyatakan “salah satu cara untuk
Model
menstimulasi dengan mengajukan
pembelajaran
probing-
adalah
model
prompting
Staton
cara
serangkaian
(1978:48)
pertanyaan
yang
pembelajaran dengan memberikan
tersusun secara sistematis yang dapat
serangkaian
diajukan pada saat-saat yang tepat
Suyatno
pertanyaan.
(2009:63),
Menurut
pembelajaran
probing prompting adalah: pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa (mahasiswa) dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa
selama pembelajaran berlangsung”. Langkah-langkah
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan probing prompting dalam penelitian
ini
kelas
adalah
(1)
membagi mahasiswa dalam beberapa kelompok dan memberi identitas
8
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
anggota
dengan
nomor,
(2)
matematika.
Suherman
dkk.
memberikan serangkaian pertanyaan
(2003:89) mengungkapkan “bahwa
yang
pemecahan
mengandung
masalah
(3)
masalah
merupakan
memberikan kesempatan mahasiswa
bagian kurikulum matematika yang
merumuskan
sangat
anggota
jawaban
dengan
kelompoknya,
penting
dalam
proses
(4)
pembelajaran maupun penyelesaian”.
memberikan tugas yang sama kepada
Untuk itu, Dosen dituntut menggali
tiap-tiap kelompok (5) mahasiswa
kreativitas dengan mengembangkan
berdiskusi, (6) dosen membimbing
berbagai strategi pemecahan masalah
dan menuntun dalam proses berpikir
dengan fokus pada persoalan yang
mahasiswa
tidak
yang
mengalami
biasa
dijumpai
kesulitan, (7) dosen memanggil salah
kemampuan
satu nomor untuk presentasi hasil,
senantiasa terbangun.
(8) mahasiswa lain menyimak dan
Dalam
menyebutkan memberi
satu
nomor
tanggapan.
(9)
berpikir
mahasiswa
penelitian
ini,
untuk
Indikator kemampuan pemecahan
dosen
masalah
yang
digunakan
mengajukan pertanyaan akhir untuk
(1)
mengidentifikasi
mengecek
(2)
merencanakan
pemahaman mahasiswa,
(10) memberikan kesimpulan. Kemampuan
agar
memecahkan
adalah
unsur-unsur, dan
memilih
strategi, (3) menerapkan strategi, serta
(4)
menjelaskan
dan
masalah seyogyanya menjadi salah
menyimpulkan hasil sesuai dengan
satu kemampuan yang harus dikuasai
permasalahan.
mahasiswa
dalam
pembelajaran
9
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
Hipotesis dalam penelitian ini
kelompok
yaitu
kelompok
adalah (1) Kemampuan pemecahan
eksperimen yang akan memperoleh
masalah matematis mahasiswa yang
perlakuan
diajar
dengan
menggunakan
model
dengan Probing
model
NHT
Prompting
dan
pembelajaran kooperatif tipe NHT
kelompok kontrol yang mendapatkan
dengan
baik
pembelajaran konvensional. Variabel
secara keseluruhan maupun yang
pada penelitian ini terdiri dari (1)
berkemampuan awal tinggi ataupun
variabel
rendah
model
probing
prompting
lebih
mahasiswa
baik
yang
pembelajaran
diajar
daripada dengan
NHT
yaitu
kombinasi
dengan
probing
promting, (2) variabel moderator
(2)
yaitu kemampuan awal siswa dan (3)
model
variabel terikat adalah kemampuan
pembelajaran dan kemampuan awal
matematis yaitu pemecahan masalah.
mahasiswa
Berdasarkan
Terdapat
konvensional,
bebas
interaksi
dalam
antara
mempengaruhi
kemampuan pemecahan masalah.
variabelnya,
desain
penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only
Metode Design. Penelitian
ini
menggunakan Populasi dalam penelitian ini
jenis penelitian eksperimen semu adalah (quasy
experiment),
seluruh
mahasiswa
karena pendidikan matematika STKIP YPM
kelompok sampel yang digunakan Bangko yang terdaftar pada tahun sudah terbentuk dengan sendirinya. akademik 2012/2013 yang berjumlah Sesuai dengan jenis penelitian, maka 514 orang. Pengambilan sampel penelitian ini akan melibatkan dua
10
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
dilakukan dengan teknik purposive
masalah
sampling
yang
setelah dilaksanakan pembelajaran
Teori
matematika di kelas eksperimen dan
yaitu
mengambil
mahasiswa
mata
kuliah
Peluang yang terdiri dari 3 kelas.
matematis
mahasiswa
kelas kontrol.
Pengambilan kelas sampel dilakukan
Berdasarkan hasil analisis data
secara acak sehingga didapat kelas A
diperoleh
sebagai kelas eksperimen dan kelas
kemampuan
B sebagai kelas kontrol.
matematis mahasiswa yang diajar
Instrumen
yang
bahwa
skor
rata-rata
pemecahan
masalah
digunakan
menggunakan model pembelajaran
adalah tes kemampuan pemecahan
kooperatif tipe NHT dengan probing
masalah matematis. Analisis data
prompting (46,70) lebih tinggi dari
menggunakan uji t untuk hipotesis 1,
skor
2, dan 3 karena data berdistribusi
pemecahan
normal dan variansi homogen serta
mahasiswa
ANAVA dua arah untuk hipotesis 4.
pembelajaran konvensional (41,15).
Pengujian hipotesis dibantu dengan
Nilai
SPSS 20 For Windows
kemampuan
rata-rata
kemampuan
masalah yang
maksimum
matematis
diajar
dan
pemecahan
dengan
minimum masalah
mahasiswa kelas eksperimen lebih Hasil Penelitian dan Pembahasan tinggi dari nilai maksimum dan Setelah penelitian di lapangan minimum mahasiswa kelas kontrol. selesai,
selanjutnya
data
hasil Simpangan baku di kelas eksperimen
penelitian
dianalisis
untuk (8,98) lebih kecil dibandingkan kelas
mengungkapkan
bagaimana
hasil kontrol (10,03). Hal ini berarti
penguasaan kemampuan pemecahan
11
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
kemampuan
pemecahan
masalah
berkemampuan awal tinggi kelas
mahasiswa di kelas kontrol lebih
kontrol lebih menyebar dibandingkan
menyebar dibandingkan di kelas
dengan kelas eksperimen.
eksperimen. Skor pemecahan
Skor rata-rata masalah
kemampuan
pemecahan
mahasiswa
mahasiswa
rata-rata
kemampuan
masalah
matematis
berkemampuan
awal
berkemampuan awal tinggi kelas
rendah kelas eksperimen (43,47)
eksperimen
lebih tinggi dibanding skor rata-rata
(52,60)
lebih
tinggi
dibanding skor rata-rata kemampuan
kemampuan
pemecahan
mahasiswa
masalah
mahasiswa
pemecahan
masalah
berkemampuan
awal
berkemampuan awal tinggi kelas
rendah kelas kontrol (37,22). Nilai
kontrol (49,00). Nilai maksimum
maksimum (68) dan minimum (31)
(61) dan minimum (45) kemampuan
kemampuan
pemecahan masalah mahasiswa kelas
mahasiswa kelas eksperimen lebih
eksperimen
tinggi
tinggi dari nilai maksimum (52) dan
dibandingkan nilai maksimum (60)
minimum (24) kelas kontrol. Satu
dan minimum (35) mahasiswa kelas
orang mahasiswa kelas eksperimen
kontrol. Hal ini disebabkan karena
yang berkemampuan awal rendah
mahasiswa kelas eksperimen lebih
dengan nilai 53, pada tes akhir
terbiasa menyelesaiakan soal-soal
mampu memperoleh skor 68 dari 70
pemecahan
total skor maksimum. Hal ini karena
sedikit
masalah.
lebih
Berdasarkan
simpangan baku, skor kemampuan
dalam
pemecahan
mahasiswa
masalah
mahasiswa
pemecahan
proses terlihat
masalah
pembelajaran aktif,
sering
12
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
bertanya dan mampu menyelesaikan
eksperimen dan kelas kontrol lebih
permasalahan
diberikan
besar dari 0,05. Nilai signifikansi
sehingga saaat tes akhir mahasiswa
yang diperoleh secara keseluruhan
dapat menyelesaikan soal dengan
adalah
baik sesuai dengan indikator yang
berkemampuan awal tinggi 0,099
diharapkan. Berdasarkan simpangan
dan kemampuan awal rendah 0,973.
yang
0,456.
Pada
mahasiswa
baku, nilai kemampuan pemecahan
Setelah diketahui bahwa data
masalah mahasiswa berkemampuan
berdistribusi normal dan variansi
awal rendah kelas eksperimen lebih
homogen, maka dilakukan pengujian
menyebar
hipotesis. Hasil Uji hipotesis pertama
dibandingkan
dengan
kelas kontrol.
diperoleh nilai thitung 2,145 > ttabel
Berdasarkan
uji
persyaratan
1,674. Hal ini berarti H0 ditolak atau
hipotesis dengan α = 0,05 diperoleh
kemampuan
bahwa nilai signifikansi untuk uji
matematis mahasiswa yang diajar
normalitas
menggunakan model pembelajaran
data
pemecahan
tes
kemampuan
masalah
kelas
pemecahan
kooperatif tipe NHT dengan probing
eksperimen dan kelas kontrol 0,200
prompting
lebih
baik
lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti
mahasiswa
yang
diajar
data berdistribusi normal pada kedua
pembelajaran konvensional.
kelas sampel. Untuk uji homogenitas
masalah
daripada dengan
Uji hipotesis kedua diperoleh
nilai
nilai thitung 1,192 < ttabel 1,739.
signifikansi data tes kemampuan
Hal ini berarti H0 diterima atau
pemecahan
kemampuan
variansi
diperoleh
bahwa
masalah
kelas
pemecahan
masalah
13
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
matematis
mahasiswa
antara model pembelajaran dengan
berkemampuan awal tinggi yang
kemampuan
awal
terhadap
diajar
kemampuan
pemecahan
masalah
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
matematis mahasiswa.
dengan probing prompting tidak
Diitolaknya hipotesis pertama
lebih baik daripada mahasiswa yang
dan ketiga karena dalam proses
diajar
pembelajaran di kelas eksperimen,
dengan
pembelajaran
konvensional. Uji hipotesis ketiga diperoleh
dosen
memberikan
kepada
mahasiswa
kesempatan untuk
saling
nilai thitung 2,036 > ttabel 1,692.
bekerja sama, bertukar pikiran dan
Hal ini berarti H0 ditolak atau
saling membantu dalam belajar. Hal
kemampuan
ini sesuai dengan yang dikemukakan
pemecahan
matematis
masalah mahasiswa
oleh
berkemampuan awal rendah yang
dengan
diajar
siswa
menggunakan
model
Ibrahim
(2000:6)
pembelajaran (mahasiswa)
“bahwa kooperatif
akan
saling
pembelajaran kooperatif tipe NHT
bekerja sama untuk mempelajari
dengan probing prompting lebih baik
materi dan menyelesaikan tugas-
daripada mahasiswa yang diajar
tugas, serta memberikan penjelasan
dengan pembelajaran konvensional
kepada
Uji
hipotesis
keempat
anggota
Mahasiswa
kelompoknya”.
berkemampuan
awal
diperoleh nilai Fhitung 0,312 >
tinggi berusaha menjadi tutor bagi
Ftabel 4,03. Hal ini berarti H0
mahasiswa
diterima atau tidak terdapat interaksi
rendah agar hasil yang diperoleh
berkemampuan
awal
14
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
maksimal, seperti yang dinyatakan
sifatnya
dalam
demikian
tujuan
pembelajaran
mengarahkan. ingatan
Dengan mahasiswa
kooperatif oleh Ibrahim (2000:104)
terhadap konsep yang didapatkan
”bahwa mahasiswa berkemampuan
sebelumnya akan tersimpan lebih
lebih tinggi dapat menjadi tutor bagi
lama. Hal ini sesuai dengan pendapat
mahasiswa
yang dinyatakan oleh Silberman
yang
berkemampuan
(2006:149) “bahwa materi yang telah
rendah”. Selain itu, mahasiswa merasa tidak
dibiarkan
begitu
saja
dibahas oleh mahasiswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam
memahami materi dalam kelompok
pikiran
tetapi dibimbing dan dituntun dengan
tidak”.
pertanyaan-pertanyaan terjadi
proses
beraktifitas
untuk
sehingga
berpikir
dan
membangun
ketimbang
materi
yang
Bimbingan dan tuntunan dari teman
satu
kelompok
serta
pertanyaan dari dosen membantu
pengetahuannya dalam pemecahan
mahasiswa
dalam
belajar
dan
masalah Hal ini sesuai dengan
memecahkan masalah, sehingga hasil
pendapat Suherman (2003:55) bahwa
yang diperoleh menjadi lebih tinggi.
akan terdapat dua aktifitas dalam
Hal ini sesuai dengan manfaat dari
probing prompting yaitu aktifitas
pembelajaran NHT yang dinyatakan
berpikir dan aktivitas fisik. Dengan
Lundgren dalam Ibrahim (2000:18)
adanya tuntunan mahasiswa merasa
bahwa pembelajaran kooperatif tipe
diingatkan secara tidak langsung
NHT memberikan pemahaman yang
dengan pertanyaan-pertanyaan yang
lebih mendalam dan hasil belajar
15
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
lebih tinggi. Serta menurut Suyatno
teman tanpa memahaminya. Ketika
(2009:63)
proses pembelajaran, ada beberapa
dengan
serangkaian
memberikan
pertanyaan
akan
mahasiwa yang bertanya, namun
membantu dalam mengkontruksikan
mahasiswa yang bertanya itu-itu saja
konsep-prinsip-aturan
dan
menjadi
pengetahuan baru, tanpa memberi
sebagian
Mahasiswa
Pada kelas kontrol, mahasiswa terbiasa
dengan
soal-soal
mahasiswa
berkemampuan awal tinggi.
tahu secara langsung.
tidak
besar
berkemampuan
awal tinggi di kelas eksperimen tidak lebih
baik
dari
mahasiswa
pemecahan masalah, karena dalam
berkemampuan awal tinggi di kelas
proses
lebih
kontrol. Mahasiswa berkemampuan
dengan
awal tinggi di kelas eksperimen dan
pembelajaran
didominasi
oleh
dosen
memberikan materi dalam bentuk
kelas
ceramah.
terpengaruh
dengan
menemukan konsep atau berdiskusi
pembelajaran
yang
sangat terbatas, sehingga mahasiswa
Walaupun
hanya menerima pelajaran dengan
kemampuan
pasif.
mahasiswa di kelas eksperimen lebih
Kesempatan
Dalam
untuk
menyelesaikan
kontrol
tidak
secara
terlalu model
diterapkan.
rata-rata
pemecahan
skor
masalah
masalah, mahasiswa lebih banyak
tinggi
dibanding
kelas
kontrol,
menyelesaikan
namun
hasil
tesebut
belum
secara
individu,
sehingga ketika mengalami kesulitan
signifikan. Hal ini disebabkan karena
mahasiswa
dan
ketika menjawab soal mahasiswa
memilih untuk melihat jawaban dari
berkemampuan awal tinggi di kelas
kebingungan
16
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
eksperimen ingin menjawab soal
Penelitian
ini
merupakan
dengan cepat, mereka merasa soal
penelitian
yang diberikan telah mereka pahami
membandingkan
dengan baik dan mereka merasa
pembelajaran
dapat mengerjaka soal benar. Namun
pembelajaran kooperatif tipe NHT
dalam penyelesaiannya mahasiswa
dengan
menjawab soal dengan pemahaman
model pembelajaran konvensional.
mereka sendiri dan sebagian tidak
Penelitian bertujuan untuk melihat
menerapkan prosedur/indikator yang
kemampuan
diharapkan.
matematis mahasiswa. Berdasarkan
Pada mahasiswa
kelas
kontrol,
berkemampuan
awal
hasil
eksperimen
probing
analisis
model
prompting
data
dan
masalah
yang
telah
dilakukan maka dapat disimpulan
cukup
1.
proses
model
pemecahan
sebagai berikut:
Dalam
dua yaitu
tinggi juga menjawab soal dengan baik.
yang
Kemampuan
pemecahan
pembelajaran, mahasiswa juga lebih
masalah matematis mahasiswa
aktif
yang diajar menggunakan model
dibanding
teman-temannya
yang berkemampuan awal rendah.
pembelajaran
Namun, karena tidak terbiasa dengan
NHT dengan probing prompting
penyelesaian soal-soal pemecahan
lebih baik daripada mahasiswa
masalah,
yang diajar dengan pembelajaran
sehingga
tidak
dapat
tipe
konvensional.
menjawab soal dengan baik Kesimpulan
kooperatif
2.
Kemampuan
pemecahan
masalah matematis mahasiswa
17
18
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
berkemampuan awal tinggi yang diajar
menggunakan
pembelajaran
3.
model
kooperatif
tipe
Berdasarkan kesimpulan yang didapat maka model pembelajaran kooperatif
tipe
numbered
heads
NHT dengan probing prompting
together dengan probing prompting
tidak
memberikan pengaruh yang berarti
lebih
baik
daripada
mahasiswa berkemampuan awal
pada
tinggi
pemecahan
yang
diajar
dengan
peningkatan
kemampuan
masalah
pembelajaran konvensional.
mahasiswa
Kemampuan
terutama pada kelompok mahasiswa
pemecahan
kelas
matematis
masalah matematis mahasiswa
berkemampuan
berkemampuan
STKIP YPM Bangko.
awal
rendah
awal
eksperimen
rendah
di
yang diajarkan menggunakan Saran model pembelajaran kooperatif Penelitian ini menekankan pada tipe
NHT
dengan
probing peningkatan
hasil
belajar
kemampuan
pemecahan
masalah
prompting lebih baik daripada mahasiswa berkemampuan awal matematis mahasiswa. Berdasarakan rendah
yang
diajar
dengan kesimpulan yang diperoleh, maka
pembelajaran konvensional. dalam 4.
penelitian
ini
dapat
Tidak terdapat interaksi antara dikemukakan beberapa saran sebagai model
pembelajaran
dan berikut:
kemampuan
awal
terhadap 1.
Bagi dosen, hasil penelitian ini
kemampuan pemecahan masalah diharapkan dapat menjadi salah matematis mahasiswa satu
bahan
referensi
dalam
19
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
meningkatkan
kemampuan
dengan
pemecahan masalah matematis
dicapai.
mahasiswa. 2.
4.
yang
hendak
Selain menitik beratkan pada
Dosen sebaiknya menyiapkan
materi yang diajarkan dosen
perencanaan
sebaiknya
yang
matang,
tidak
melupakan
menyiapkan semua bahan (alat)
kemampuan awal sebagai materi
yang diperlukan dalam proses
prasyarat yang harus dikuasai
pembelajaran
mahasiswa sebelum mempelajari
dan
langkah-langkah yang
baik
menyusun
pembelajaran agar
proses
materi lebih lanjut. 5.
Soal tes untuk masing-masing
pembelajaran lebih optimal serta
aspek kemampuan matematis
membiasakan
lebih
model
menggunakan
pembelajaran
bervariasi
dalam
yang
dikembangkan
dan
diperbanyak agar lebih detail
mentransfer
materi. 3.
tujuan
mengukur setiap indikatornya. 6.
Bagi ketua perguruan tinggi,
Dosen harus selalu mengontrol,
hasil penelitian ini diharapkan
memonitor
dapat menjadi salah satu rujukan
dan
membimbing
serta memberikan petunjuk dan
atau
arahan kepada mahasiswa yang
meningkatkan
mengalami
pembelajaran
kesulitan
menyelesaikan
dalam
permasalahan
yang diberikan agar kegiatan dan aktivitas mahasiswa sesuai
referensi
dalam kualitas
matematika
di
STKIP YPM Bangko 7.
Penelitian lanjutan yang ingin lebih
mengembangkan
hasil
Ade Susanti, Pengaruh Model Kooperatif Tipe NHT dengan Probing Prompting
penelitian ini sedapat mungkin diharapkan
dapat
variabel-variabel mungkin
juga
Siswa Aktif. Nusamedia.
Bandung:
mengontrol lain
yang
memiliki
pengaruh yang besar terhadap
Staton, Thomas. F. (Terjemahan). (1978). Cara Mengajar dengan Hasil yang Baik, Metodemetode Mengajar Moderen dalam Pendidikan Orang Dewasa. Bandung : Diponogoro.
hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran khususnya
dan
matematika pembelajaran
lain umumnya.
Catatan: Artikel ini ditulis dari tesis penulis di Pascasarjana Universitas Negeri Padang dengan tim pembimbing Prof.Dr. Lufri, MS. dan Dr. Irwan, M.Si. Daftar Rujukan
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika. Padang: Jurusan Matematika FMIPA UNP. Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Silberman, L. Melvi. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar
Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI Suyatno. 2009. Menjelajah Seratus Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
20