Adang Bachtiar Ketua Umum PP IAKMI 2015
Lahir Cirebon, Jawa Barat Dokter dari UNIVERSITAS INDONESIA Master of Public Health (MPH): HARVARD-USA Doctor of Science (DSc): JOHNS HOPKINS-USA Post Doctoral dalam Statistik Lanjut: UNIV of MICHIGAN-USA
Current Activities:
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Ketua Umum Tim Kendali Mutu-Kendali Biaya- JKN, Panel Ahli Koalisi Profesi Kesehatan – Anti Rokok (KPK-AR), Ketua Koalisi Inisiasi Program Imunisasi Gigi – UKGS Inovatif Oral Health Working Group, World Federation of Public Health Associations, Member of Panel Expert Tim Ahli Nasional TB, Spesialis Kebijakan Kesehatan Dep Admin & Kebijakan Kesehatan , FKMUI, Ketua periode 2006-2012; Membimbing > 200 doktor dalam ilmu
kedokteran, kedokteran gigi, keperawatan, kesmas, perencanaan wilayah, kesejahteraan sosial Komis Ahli Tim Pembina Peneliti Kesehatan, Badan Litbangkes Kemkes RI Senior Dental Leaders Conference, Harvard University-King College UK Collaboration, 2015 Alumni 2015 Recipient of the APACPH Award on Public Health Achievement Recognition
Makalah Oleh: DR Drg Theresia Ronny Andayani MPH Direktur Kesehatan Gizi Masyarakat Bappena
STRENGTHS-OPPORTUNITIES-ASPIRATIONS-RESULTS KEKUATAN-HASIL DIHARAPKAN-ASPIRASI-SITUASI PELUANG (ANALISIS KHAS)
ANALISIS K.H.A.S(1) • KEKUATAN: • Revolusi mental yang mengisi pembangunan rohani, tidak saja fisik dan sosial
• Fokus pada hidup sehat semakin menjadi kepentingan pembangunan IPM
• Fokus pada Gerakan Masyarahat Hidup Sehat akan dilaksanakan 2016 • Implikasi pendidikan tinggi kesehatan •Softskills dan hardskills yang saling melengkapi •Interprofesssional education
ANALISIS K.H.A.S(2) • HASIL DIHARAPKAN: • Indikator pembangunan kesehatan daerah perhatikan indicator RPJMN sehingga kontinuitas pembangunan jelas, akuntabel dan transparansi.
• Pendekatan pendidikan yang problem based based yang terukur
ANALISIS K.H.A.S(3) • ASPIRASI: • Seharusnya sector lain menjadi target advokasi sector kesehatan
sehingga “Beyond Health Determinant” terkendali (Ingat kasus bidan wafat fisabillah karena infrastruktur yang merupturkan plasentanya)
• Gini indeks sebagai ukuran kesenjangan perhatikan • Pembiayaan di daerah miskin, di desa, dan regional yang miliki
kemiskinan yang kronis MERUPAKAN FAKTOR RISIKO KESEHATAN
• Pendidikan kesmas yang multientry multiexit
ANALISIS K.H.A.S(3) • ASPIRASI: • Isyu status gizi bermasalah merupakan LOST GENERATION bagi bangsa
• Stunting-Gibukur-Kegemukan-Gizi salah/berbahaya menjadi tanggung jawab semua sektor
•Di sector kesehatan UKM dan UKP memberi peran utama yg
memberdayakan semua sector termasuk masy menuju kuliner local yang sehat
•Pendidikan kesmas yang multientry multiexit
THE POWER OF COALITION .
.
Reflection
Dialogue .
ACTION .
Adapted fr: Freire, P. (1995) Pedagogy of the Oppressed. New York: Continuum Publishing Co
ANALISIS K.H.A.S(4) • SITUASI PELUANG: • MEA untuk semakin baik dalam IPTEK • Melalui Glorekalisasi • UU Desa mendorong UKBM lebih efektif • Revitalisasi BKKBN mendorong keluarga sejahtera • Fokus kapasitasi dikti pada reformasi PHC •Susbsistem SDM – Logistik obat – Sisfokes – Pembiayaan – Pelayanan bermutu
Makalah Oleh: DR Dr Tubagus Rahmat Sentika SpA MARS Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PM&K
STRENGTHS-OPPORTUNITIES-ASPIRATIONS-RESULTS KEKUATAN-HASIL DIHARAPKAN-ASPIRASI-SITUASI PELUANG (ANALISIS KHAS)
• KEKUATAN:
ANALISIS K.H.A.S(1)
• Bonus demografi adalah fase terbaik untuk tinggal landas • Transisi epidemiologi menuju PTM dengan peny menular tetap menjadi keprihatinan, plus communicated diseases (penyakit yang disyiarkan melalui kulturasi budaya)
• UU Desa yang merupakan instrument kebijakan yang mendorong focus yang jelas menuju keberdayaan di tingkat yang paling efektif di masyarakat
• BPJS mendrong strukturisasi yankes bagi semua pilar termasuk pasien memahami jenjang layani.
ANALISIS K.H.A.S(2) • HASIL DIHARAPKAN: • Bonus demografi menuju kekuatan ekonomi di Asia • Tanggung jawab sector kesehatan •Kesertaan dlm pembiayaan kesehatan •Promprev yang menjadi prioritas • Ketenagaan kesehatan efektif bermutu dan sustain • Kapasitas pendidikan kesehatan yang berfokus pada promprev
ANALISIS K.H.A.S(3) • ASPIRASI: • Transisi epidemiologi menuju PTM dengan peny menular tetap menjadi keprihatinan, plus communicated diseases (penyakit yang disyiarkan melalui kulturasi budaya)
• Penguatan desentralisasi yang bertanggugn jawab (SPM terukur akuntabel dan transparansi)
• Academician-Business-Govt for empowerment yang lemah • Sistem pendidikan tinggi yang menguatkan ABG
ANALISIS K.H.A.S(4) • SITUASI PELUANG: • Gerakan revolusi mental sebagai kerangka pembangunan yang tahan banting dalam “tsunami” globalisasi
• Paradigma Glorekalisasi (global std – regional collab – kearifan local)
•Pendidikan tinggi kesehatan yang berstandar global •Kolaborasi regional •Mengembangkan kearfian lokal
Makalah Oleh: Drg Kartini Rustandi Mkes Direktur BUKD Kemkes
STRENGTHS-OPPORTUNITIES-ASPIRATIONS-RESULTS KEKUATAN-HASIL DIHARAPKAN-ASPIRASI-SITUASI PELUANG (ANALISIS KHAS)
ANALISIS K.H.A.S(1) • KEKUATAN: • Puskesmas yang semakin menjadi gatekeeping yang efektif (PHC) • UKBM yang prioritas termasuk Rumah Desa Sehat (menuju kesehatan adalah tanggung jawab diri)
• Ditunjang dengan rujukan yang efektif •Pendidikan interprofessinal yang berfokus pada PHC/PC •Ditunjang pengembangan model system rujukan yang efektif
ANALISIS K.H.A.S(2) • HASIL DIHARAPKAN: • Model mental yang terus menuju hidup sehat • Didukung RS yang juga memelihara hidup sehat (Health Promoting Hospital)
•Konsep RS yang menjadi bagian bangkes di wilayah perlu dicarikan model pendidikan tingginya
• ASPIRASI:
ANALISIS K.H.A.S(3)
• Konsep pelayanan kesehatan yang lebih fleksibel termasuk mobile services dll
• Mutu layanan di layanan primer menjadi prioritas melalui system akreditasi
• Implikasi Dikti Kesehatan • Dikembangkannya model2 yankes yang fleksibel termasuk pengembangan pendidikan TCAM
• Orientasi mutu pelayanan (tmsk safety) dlam setiap pendidikan tinggi kesehatan
ANALISIS K.H.A.S(4) • SITUASI PELUANG: • UU Desa • Mendorong UKBM menjadi focus perhatian • Pembangunan infrastruktur desa yang akan membantu bangkes • Implikasi Dikti Kes • Pendidikan tinggi yang siap ditempatkan di desa sebagai teknokrat bangun desa secara berjenjang
FRAMEWORKS DIGUNAKAN
Globalisasi Pasar Global Bagi semua
Ekonomi Lintas-batas
Produk barang & jasa; modal; keahlian & inovasi serta informasi Kelembagaan & Aturan Global yg Mengikat
Sektor Pembangunan Manusia & Kesejahteraan Faktor Risiko Kes
Kesejahteraan Keluarga
KESEHATAN
YANKES
Globalization and Health • Secara umum,
ada hubungan yang jelas antara pertumbuhan ekonomi dengan kesehatan
• Dampak negatif pada lingkungan (polusi dll) • Dampak positif pertumbuhan IPTEK • Dampak negatif perdagangan produk tak sehat & perilaku permisif
• Dampak negatif keamanan wilayah dan konflik yang meluas • Transmisi infeksi lintas-batas yang eksplosif
Indonesia berada pada puncak fase pertama (Fase Peningkatan Tajam) menuju fase kedua (Fase Konstan) kmd akan menuju fase ketiga (Fase Peningkatan Melandai)
Deaton 2003
In General: Strong Negative Correlation Between PCGDP and <5Mortality Rate
Fort de Kock International Seminar , Bukittingi 2015
But: 1. Health performance varies greatly among countries with similar PC-GDP 2. And the winner is.. But HOW CAN??
Fort de Kock International Seminar , Bukittingi 2015
Poverty and Health World Bank, World Development Report, 2000/1, Attacking Poverty
• CAPABILITIES & RIGHTS • Poor people live without fundamental freedoms of action and choice that the better-off take for granted.
• Poverty is multidimensional: • Inadequate food, shelter, health, education • Vulnerability to disease, dislocation, disaster • Often mistreatment by state and society • The experience of multiple deprivations is intense and painful
Meningkatnya • faktor risiko personal & lingkungan • malnutrisi
Kesakitan/ Kematian Menurunnya: • kualitas hidup • produktivitas • kemampuan belajar • tabungan
Menurunnya : • akses ke pengetahuan & informasi • kemampuan mengakses pelayanan
Meningkatnya hutang, dll Kemiskinan Verifikasi empiris dlm disertasi Sirait, USU-2009
Deprivation and Mental Health
• Cowen’s concept of ‘Wellness’ • Resilience • Competence • Social change and • Empowerment • Overlaps with the wider population health and ‘SDG’ agenda • Social and economic prosperity will depend on improving COMPLETE health and wellbeing
• Rethinking of public health policy
Mental Health(1) more than the absence of mental illness
Mental health may be defined as: “a state of emotional and social well-being in which the individual realises his or her own abilities, can manage the normal stresses of life, can work effectively, and is able to play a role in his or her community” (WHO, 1999)
Mental Health(2) more than the absence of mental illness “The capacity of the individual, the group, and the environment to interact in ways that promote subjective well-being, the optimal development and use of mental abilities (cognitive, affective, and relational), the achievement of individual and collective goals consistent with justice; and, the attainment and preservation of conditions of fundamental equality” (Striking a Balance, Epp, 1988)
Fort de Kock International Seminar , Bukittingi 2015
Therefore,
Aspects of Wellbeing • Emotional wellbeing - affect/feeling • Psychological wellbeing - positive functioning • Spiritual wellbeing - meaning and purpose in life • Physical wellbeing - physical health and fitness • Social wellbeing - relations with others and society Fort de Kock International Seminar , Bukittingi 2015
WTO – A New Evil Empire? Anti-globalists criticize the WTO for its allegedly undemocratic decision-making and lack of openness in reaching agreements. They claim the 25 richest developed nations manipulate trade deals to the disadvantage of 120 poor developing countries. Philip Morris menerobos mengatur RUU Pertembakauan Visitasi DPRRI dan Presiden menyepakati Trans Pacific Partnership Agreement (TPPA) berpotensi merugikan kesehatan dari sisi ekspansi industri “Merokok itu Dapat Membunuh” dan Suplai obat generic yang murah
Komitmen Dunia Dalam GATS • Ada 4 moda globalisasi perdagangan: • Moda 1 Penyediaan lintas batas • Moda 2 Transaksi di LN • Mode 3 Perwakilan dagang di DN • Moda 4 Penyediaan tenaga ahli naturalis
“PR” KITA BERSAMA • Bagaimana Indonesia mempersiapkan PT ke dalam globalisasi? • Peran sektoral masing-masing untuk berbagai isyu globalisasi PT Kes: • Perdagangan barang dan jasa yang menguntungka dikti dan yankes • Arus modal yang mendorong kerjasama dikti dan yankes • Migrasi masuk-keluar tenaga (kesehatan) yang memperkaya pengembangan IPTEK
• Kemampuan advokasi global untuk peran bangsa yang efektif dalam percaturan global dan kesejahteraan kawasan
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
“PR” KITA BERSAMA • Bagaimana Dikti Kesehatan di Indonesia memanfaatkan Kerangka Pembangunan SDG?
• Peran sektoral masing-masing dalam kerangka SDG: • Penyelarasan peta jalan sektoral dikti kesehatan (sector/s Roadmap)? • Sisi regulasi pusat dan daerah • Sisi Dikti PT kes berbasis PBL-Team learning untuk programming dan
pemberdayaan masyarakat sipil yang integrated pada wilayah high risk (Gerakan Masy Sehat)
UNIVERSAL HEALTH COVERAGE • Definisi yang dipakai adalah sesuai dalam SKN yaitu • Subsistem Yankes UKM dan UKP yang “seamless” tak terputus • Subsistem Pemberdayaan Masy termasuk TCAM • Subsistem Pembiayaan • Subsistem Manajemen Kes yang komprehensif pusat sd daerah • Subsistem Riset Kesehatan untuk pembaruan
“PR” KITA BERSAMA • Bagaimana dikti kesehatan mendorong mobilisasi sumberdaya bangkes • Menuju peningkatan derajat kesehatan • 5-level prevention yang komprehensif mampu dibiayai secara efektif? • Sektor diluar Kemkes juga bangkes. Bagaimana mengaturnya • Pajak rokok dan barang lain • Pemberdayaan masy • Public Private Mix. Bagaimana peran dekonsentrasi/desentralisasi propinsi • Reformasi yankes dengan regulasi yang sinergistik (misal yankes TNI Polri dan HIV/AIDS)
HEALTH SECTOR REFORM • Bidang yang menjadi perhatian dikti kesehatan untuk pengembangan model • Reformasi kesehatan bidang pembiayaan • Reformasi kesehatan bidang nakes • Reformasi kesehatan bidang logistic dan alat kesehatan • Reformasi kesehatan bidang pemberdayaan utk kesehatan • Reformasi kesehatan bidang informasi kesehatan • GOAL UTAMA: • Gerakan Massal Hidup Sehat
A Policy Focus On Wellbeing
“GERAKAN MASSAL HIDUP SEHAT” • Measure what matters - set of national wellbeing
audits
• Wellbeing economy - employment, meaningful work and environmental taxation
• Reclaim our time • Education system that promotes flourishing • Health service that promotes complete health • Invest in the early years and parenting • Discourage materialism and promote authentic advertising
• Strengthen active citizenship social wellbeing and civil society
Fort de Kock International Seminar , Bukittingi 2015
Generic Principles Of Effective Complete Health Promotion
• Adopt a socio-ecological approach - at individual, family, group/community and broader society
• Adopt a competence enhancement approach - resourcefulness and competence
• Implementation approach that is empowering, collaborative and participatory
• Adopt a comprehensive approach - integrated strategies • Address social inequity - multi-sectoral initiatives tackling sources of disadvantage and inequalities
• Theory base, research principles of efficacy, needs assessment and high quality implementation
DATA USA SOALAN INFLASI BIAYA KES
US: Unnecessary Care are $700 Billion
64 % or roughly $450 billion spent on Over-Utilization Events
The Payers’ Response • Menolak reimburse; Menurunkan unit biaya • Restriksi utilisasi; Meningkatkan aksesibilitas (utk akumulasi dana) • Menuntut perbaikan mutu dan transparansi • Ditandai peran verifikator “semakin ganas” • Meningkatkan premi • Risk based intervention & payment Kegiatan prom-prev & home care (non hospitalized) Insentif/disinsentif utk kualitas (peran otonomi sangat diperlukan) Mendorong kapitasi juga di FKTRL Regulasi khusus untuk hidup sehat (Masukan Bappenas) 59
PENINGKATAN SUMBERDAYA UNTUK JKN
INDEKS MUTU DIMUKA BPJS INDEKS MUTU DIMUKA PUBLIK
KOMITMEN POLITIK THD JKN
Pelayanan Prolanis Berdaya
Pelayanan Upaya Promotif
Yan Upaya Prev
Yan Upaya Kuratif
Yan Upaya Rehab
QI utk Kredensial Yankes
PELAYANAN KES PARIPURNA Kapasitasi Sarpras Bermutu
Kapasitasi Jejaring Yankes
Kapasitasi Sistem Mgmt Kapasitasi Yankes
Perenc CPE Bagi staf
Wasdanil Profesi Nakes
Kapasitasi Nakes
Audit Internal Yankes
Audit Internal Insititusi
Audit Eksternal BPJS
UPAYA PENINGKATAN MUTU Sistem F-folder efektif
Proses Record Report
Pemanfaatan Data/Info Mgmt
Sisfo Mutu Terkoneksi Terintegrasi
P-Care yg Berdayakan
Advokasi – Brokering Knowledge – Convening Stakeholders
KEPEMIMPINAN BERSAMA 4PILAR JKN
Knowledge Mgmt Mutu
Metode & SPO Mutu
Kapasitasi Kredensial
Nakes bersertifi kasi
“PR” KITA BERSAMA • Fokus2 Dikti kesehatan: • Bagaimana PHC menjadi bagian yang efektif dari JKN? • Bagaimana SDM kesehatan dapat di kapasitasi untuk mengisi UKM dan UKP: • Peran tenaga UKP dalam menunjang UKM • Peran tenaga kesmas untuk mengelola UKM dan UKP •Ahli Kesmas Pratama – Muda – Madya - Utama • Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat dikelola menuju Germas Hidup Sehat (Healthy consumerism)
DESA MEMBANGUN • UU Desa yang kuat • Fokus pembangunan yang semakin dekat ke konstituen • Berdayakan sampai ke keluarga • Menguntungkan sistem2 bangkes terutama PHC • Yan primer yang akan semakin efektif • TCAM yang akan semakin mendapat perhatian
Distorsi Sektoral: Fokus Dikti Kesehatan untuk Solusi Bangun Desan?
Modifikasi dari: FA Moeloek, 2010
GATEKEEPING YG LUAS MELALUI DESA YANG KUAT RUJUKAN LANJUT RUJUKAN AWAL
YAN KURATIF DASAR KONSELING SAAT KUNJUNGAN
KONSELING HI-RISK GROUP HOME CARE LAYANAN EDUKASI LEWAT MEDIA (COMMUNICATED SOCIETY)
COMMUNITY EMPOWERMENT (UKBM) KAPASITASI KELUARGA DI DESA
“PR” KITA BERSAMA • Dikti kesehatan yang mampu akomodir diversitas (dan disparitas) sistem2 dikti kesehatan sehingga mampu
• Ciptakan model2 Bangkes yang efektif? Bermutu? Sustain? • Disparitas wilayah • Geografis sulit • Infrastruktur yang berbeda • Kemampuan (kapasitas dan kapabilitas) yang berbeda
STRATEGI DI WILAYAH MENDORONG DESA? Target SDG
Jenjang Kel/ Komunitas
Jenjang Sektoral (Sistem Kesehatan)
Layanan Public Health 5 Target SDG 4 Risks NCD
Healthy Consumerism
1.Mutu Yankes
Percepatan pembangunan Gender
2. Mgmt SDMKes
PKH
Mgmt Sektor Kes
3. SIK & Surveilens
PHBS UKM Percepatan Penanggula ngan Kemiskinan
Pendidikan Food Security
4. Obat & alkes 5. Pembiayaan Kes
JKN
“Health in All Policy”
6. Kepemimpinan kes & Akuntabilitas
Food Safety Perpajakan Perdagangan Desa Membangun
Need PUBLIC HEALTH CAPACITATION
PH PROFESSION Strategic HRH in Indonesia(1) • Dalam UU Nakes no 36/ 2014 disebutkan bahwa tenaga kesmas meliputi: Epidemiolog kes, Promkes, Pembimbing Kes Kerja, Adminkes, Biostat dan Kependudukan, Kespro dan Kesehatan Keluarga • Aspek pengembangan keprofesian • Pendidikan bergelar SKM sebagai KKNI-6 (Ahli Profesi Pratama) perlu pengembangan pendidikan keprofesian KKNI-7 yang selaras dengan UU ASN yaitu Ahli Profesi Muda – kemudian Madya (KKNI-8) dan Utama (KKNI-9) Dedi Supratman, 2015
PH PROFESSION Strategic HRH in Indonesia(2) • Aspek regulasi diharapkan dari pemerintah • MoU dengan unsur AIPTKMI dan IAKMI untuk strukturisasi program sertifikasi berbagai profesi kesmas (epidemiologi, pembimbing KerKeja dst) • Penempatan nakes kesmas di pedesaan, dst sesuai jenjang KKNI nya Dedi Supratman, 2015
PH PROFESSION Strategic HRH in Indonesia(3) • Aspek program pengembangan keprofesian yang dikerjasamakan dengan pemerintah • Pengembangan program KKNI-7 (Pendidikan Profesi Kesmas) kerjasama dg Bapelkes yang terakreditasi melalui pelatihan kertampilan modular yang di sertifikasi PT Kesmas • Pengembangan Sistem Uji kompetensi AKM PratamaMuda-Madya-Utama (Pustanser – MTKI – IAKMI/AIPTKMI)
Dedi Supratman, 2015
PUBLIC HEALTH NQF #7 Karir Profesi 6-Ahli KM Pratama 7-AKM Muda
CPD sepanjang karir
STR-IAKMI Renc CPD
MIRACLE
8-AKM Madya 9-AKM Utama Jenjang KKNI
SKP sebagai pengalaman
Bekerja di bidang Kesmas sec profesional Dedi Supratman, 2015
Public Health is a complex concept and so we need to develop a meaningful Identifiable BRAND
Hugh H. Tilson MD, DrPH, Public Health Leadership Program, UNC School of Public Health and Member of the Panel, IOM, 2008
JATI DIRI “MIRACLE” M I R A C L E
MENGELOLA KEBIJAKAN DAN PROGRAM KESMAS (UKM DAN UKP) INOVASI UNTUK PENDEKATAN KESMAS TERBARUKAN RISET DAN DATA UNTUK KEPUTUSAN2 KESMAS AKTUALISASI SEBAGAI MANUSIA PEMBELAJAR UNTUK KESMAS COMMUNITARIAN – HIDUP BERSAMA MASYARAKAT LEADER BAGI SEMUA UNTUK PEMBANGUNAN KESMAS EDUKASI UNTUK HIDUP SEHAT
MIRACLE .
Kemampuan softskills dan hardskills keprofesian yang menggerakkan SEMUA UNSUR untuk menyehatkan bangsa
Dibutuhkan kepemimpinan kesmas untuk capai pekerjaan keprofesian yang bermutu
SDG Frame .
. Asses
. Develop
.
.
.
. Manage Professionalism .
Program2 UKM-UKP yang sinergistik yang mudah diakses-tersedia-efektifbermutu-efisien-sinambung
Lampiran ke-1
MAKALAH BAPPENAS
DR. Drg. Theresia Ronny Andayani, MPH Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
OUTLINE PAPARAN
1. Kondisi Umum Pembangunan Kesehatan 2. Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 3. Rancangan Rencana Aksi Gerakan Masyarakat Sehat
79
1.
80
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) meningkat:
a. b. c. d. e.
Angka kematian dan kesakitan yang disebabkan PTM semakin tinggi Perilaku hidup tidak sehat: pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok semakin mendorong PTM Kekurangan gizi pada ibu hamil dan bayi yang dilahirkan sampai usia 2 tahun meningkatkan risiko PTM pada masa dewasa Transisi demografi yaitu semakin meningkatnya jumlah penduduk dewasa dan usia tua berakibat pada meningkatnya risiko serangan PTM Transisi Epidemiologi yaitu beban penyakit menular masih tinggi, sementara itu, beban penyakit tidak menular juga meningkat.
81
Penyakit menular menurun tetapi prevalensinya masih cukup tinggi: A. Penyakit yang belum terselesaikan:
• •
Prevalensi HIV/AIDS, Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi Muncul risiko Multi Drug Resistant Tuberkulosis (TB)
B. Neglected tropical diseases (penyakit terabaikan)
•
Kusta, filariasis, dan frambusia masih menjadi masalah
C. Emerging Diseases:
•
Globalisasi menimbulkan ancaman penyakit menular dari negara lain (Polio, SARS, Flu Burung, MERS, Ebola, Meningitis, dll) 82
Transisi Epidemiologi • •
Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat
Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok, dll) Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015
1990
2000
Cedera 8%
Cedera 7%
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
56%
37%
2010
Penyakit Menular
43%
2015
Cedera 9% Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
49%
33%
Cedera 13% Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
30%
58%
Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014)
Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
Penyakit Tidak Menular
57%
Perubahan Beban Penyakit • Tahun 1990: penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll) menjadi penyebab kematian dan kesakitan terbesar • Sejak Tahun 2010: PTM menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes) Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)
Tahun 1990
Peringkat
1
2 3
ISPA Tuberkulosis Diare
4
Stroke
6
Komplikasi Kelahiran
5
Kecelakaan Lalin
7
Anemia Gizi Besi
8
13 16
Malaria
Jantung Iskemik Diabetes Melitus
Tahun 2010 1 2 3 4 5 6 7 9
12 26
Stroke Tuberkulosis
Kecelakaan Lalin Diare
Jantung Iskemik Diabetes Melitus Low Back Pain ISPA
Komplikasi Kelahiran Malaria
Tahun 2015 1 2 3 4 5
Stroke Kecelakaan Lalin Jantung Iskemik Kanker Diabetes Melitus
6
Tuberkulosis
8
Depresi
7
ISPA
9
Asfiksia dan Trauma Kelahiran
10
Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
Beban Ganda Permasalahan Gizi: menyebabkan peningkatan PTM 37.2% (8,92 juta) Balita Pendek
12.1 % Balita Kurus 11,9 % Kegemukan pada Balita
Indonesia termasuk dalam 17 negara di dunia dengan 3 masalah gizi (Global Nutrition Report, 2014)
28,9% Kegemukan pada Penduduk >18 th Catatan: • Pendek dan kurus pada Balita: • menghambat kemampuan kognitif (inteligensia) dan motorik anak • meningkatkan risiko PTM pada masa dewasa, • Kegemukan pada orang dewasa merupakan faktor risiko PTM
85
Faktor Risiko Perilaku Penyebab Terjadinya PTM yang Harus Diperbaiki 26,1 % 36,3 % 93,5 % 4,6% Sumber: *Riskesdas 2007 & **Riskesdas 2013
Penduduk kurang aktivitas fisik** Penduduk usia >15 tahun yang merokok ** Perempuan usia > 10 tahun (1,9%) Penduduk >10 th kurang konsumsi buah dan sayur ** Penduduk >10 th minum minuman beralkohol (4,6%)* 86
Beban Akibat Penyakit Tidak Menular Meningkat Penurunan produktivitas ekonomi: • Kematian : hilangnya potensi/modal sumber daya • Kecacatan: menurunkan produktivitas
Beban finansial:
• Biaya pelayanan PTM lebih mahal, menjadi beban bagi pembiayaan kesehatan • Biaya untuk berobat bisa menyebabkan kemiskinan (katastropik) 87
Simpulan Kondisi
• Perlu Penguatan Upaya Promotif dan Preventif Multi Sektor Dan Terintegrasi dalam Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
88
2.
89
Strategi Pembangunan Agar ketimpangan tidak melebar
NORMA PEMBANGUNAN 1) 2)
Membangun untuk manusia dan masyarakat; Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar; 3) Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengahbawah, tanpa Derajat kesehatan &menghalangi, status menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan. gizi, responsiveness dan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan 4) Aktivitas pembangunan keseimbangan ekosistem perlindungan finansial
3 DIMENSI PEMBANGUNAN Menurunkan kesenjanagan antarkelompok & DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN antarwilayah MANUSIA SEKTOR UNGGULAN Pendidikan
DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
Kedaulatan Pangan
Kesehatan
Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan
Perumahan
Kemaritiman dan Kelautan
Mental / Karakter
Pariwisata dan Industri
Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur
KONDISI PERLU
Meningkatkan akuntabilitas Kepastian dan Penegakan Hukum
Keamanan dan Ketertiban
Politik & Demokrasi
Tata Kelola & RB
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA Slide - 90
• CERDAS BERPIKI R
Emosi/Mental
• SEHAT FISIK
Otak
Tubuh
MENUJU MANUSIA INDONESIA (SEHAT) SEUTUHNYA
• MENTAL POSITIF, PROGRESIF DAN KONSTRUKTI F
91
TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN dan GIZI MASYARAKAT Mendukung Program Indonesia Sehat
•
Meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
•
Meningkatkan pemeratan pelayanan kesehatan.
•
Meningkatkan perlindungan finansial
Dimensi Pembangunan Manusia
Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan
92
SASARAN RPJMN 2015-2019 (Buku II) No 1
2
Indikator Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak 1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran
2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
Meningkatnya Status Gizi Masyarakat 1. Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen)
2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (persen) 3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif 4. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen) 5. Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen) 6. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta (persen)
Status Awal
Target 2019
346
306
(SP 2010)
32
(2012/201 3)
37,1
(2013)
10,2
(2013)
38,0
(2013)
19,6
(2013) 12 (2012)
32,9
(2013)
93
24 28 8
50 17
9,5 28
SASARAN RPJMN 2015-2019 (Buku II) N o 3
Indikator Meningkatnya Pengendalian Penyakit Meningkatnya Penyehatan Lingkungan
Menular
dan
1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk
2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen)
3. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 4. Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta
5. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi Filariasis
6. Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan
Status Target Awal 2019 Tidak Menular serta 297 (2013)
245
0,43 (2013)
<0,5
20 (2013)
34
212 (2013) 0
15,3
300 35
40
7. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen)
25,8 (2013)
23,4
9. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun
7,2
5,4
8. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) 10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013
15,4
(2013) (2013)
-
94
15,4 40
SASARAN RPJMN 2015-2019 (Buku II) No 4
Indikator
Target 2019
Meningkatnya Pemerataan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan berkualitas 1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi
2. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi 5
Status Awal
3. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
0
5.600
10
481
71,2
95
(2013)
Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 1. Jumlah puskemas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga 1.015 5.600 kesehatan 2. Persentase RSU Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter 29 60 spesialis 3. Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang ditingkatkan 25.000 56.910 kompetensinya (kumulatif)
95
Sasaran RPJMN 2015-2019
No 6
Indikator
7
Target 2019
86,4
107,2
7
1
Meningkatnya Perlindungan Finansial 1. Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) (dalam juta)
No
Status Awal
2. Unmet need pelayanan kesehatan
Indikator
Status Awal
Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Obat dan Makanan 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 75,5 (2014)
2. Persentase obat yang memenuhi syarat
3. Persentase makanan yang memenuhi syarat
92 (2014)
87,6 (2013)
96
Target 2019 90 94
90,1
Sasaran RPJMN 2015-2019
8. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif 9. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
10. Meningkatnya perlindungan finansial termasuk menurunnya pengeluaran katastropik akibat pelayanan kesehatan 11. Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness) 12. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan nasional
97
2.
98
Strategi Penguatan Kebijakan Publik Lintas Sektor
Pencegahan dengan Dampak Jangka Pendek
Pencegahan dengan Dampak Jangka Panjang
Membudayakan pola hidup sehat : 1. Meningkatkan aktivitas fisik teratur dan terukur 2. Konsumsi gizi seimbang 3. Tidak merokok 4. Menghindari konsumsi alkohol 5. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 6. Mengelola stres Fokus intervensi gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk pembangunan sumber daya manusia berkualitas pada masa depan
99
TAHAPAN PENCEGAHAN PENYAKIT 1. Pencegahan Primer
Promosi Kesehatan Perlindungan Spesifik
2. Pencegahan Sekunder
Deteksi Dini dan
Fokus Gerakan Masyarakat Sehat
Penanganan Segera 3. Pencegahan Tersier
Pembatasan Kecacatan Rehabilitasi
100
EMPAT PILAR GERAKAN MASYARAKAT SEHAT 1. Penguatan kebijakan publik lintas sektor, pelibatan dunia usaha dan masyarakat 2. Reformasi sistem pelayanan kesehatan dasar dengan pendekatan keluarga 3. Penguatan kepemimpinan dan tata kelola yang efektif 4. Penguatan komponen promotif dan preventif dalam paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
101
AREA STRATEGI NASIONAL 1. Advokasi, Kemitraan, dan Regulasi 2. Promosi Kesehatan dan Penurunan Faktor Risiko 3. Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan 4. Surveilans, Monitoring, dan Evaluasi
102
Ilustrasi Kegiatan Lintas Bappenas & Kemkeu : Perencanaan, Penganggaran, Monev Sektor Germas Kemendagri: Standar Pelayanan Minimal Kemenperin: Fortifikasi, GGL BPOM: Jajanan Anak Sekolah Kemenkes: 1000 HPK Menpan: Edaran ttg Olahraga di Kantor/Institus i Mendikbud & Menag: UKS, Kurikulum Pemda: Kawasan Tanpa Rokok Kemenkeu: Cukai Rokok Kemendag: Peredaran Minuman beralkohol
PKK, Pramuka: Karang Kitri
Kemendikbud Kantin Sehat
Kementan: Produksi dan Ketersediaan Buah & sayur Pemda: Taman untuk Aktivitas Fisik Car Free Day Kemenhub: Jalur Sepeda Pedestrian
Kemenpora: Gedung & Fasilitas Olahraga Kemendes: Lapangan Desa
Kemenhub: Keamanan Transportasi
Kemenkes: Screening Kanker, Hipertensi, Diabetes, PHBS
BPJS: Pencegahan Sekunder
Kemenkes: Pola Gizi Seimbang KemenUKM: Minum Jamu KKP: Gemarikan Kemenparekraf: Pariwisata Olahraga Pemda & Kem Pora Kejuaraan OR Olahraga & Aktifitas fisik Masy, PocoPoco
1000 HPK Meningkatnya KONSUMSI BUAH & SAYUR Meningkatnya AKTIFITAS FISIK Menurunnya MEROKOK YANKESDAS
Kemenkes: Surveilans Penyakit Kemkominfo: Iklan Layanan Masyakat
Kemenko PMK, Kemenko Perekonomian: Pengendalian Pelaksanaan
LINGKUNGAN SEHAT
103
Hidup Sehat Prevalensi Penyakit Menurun 50%
Lampiran ke-2
MAKALAH MENKO
PEMBANGUNAN MANUSIA & KEBUDAYAAN
Curriculum Vitae DR. Dr. Tb. Rachmat Sentika Sp.A.,MARS Tempat, Tanggal Lahir: Sukabumi, February 9th 1956 Golongan: Pembina Utama gol IV E / PNS/ Kem.Kesehatan NIP : 1956 0209 1982 12 1 002 Jabatan : Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan kesehatan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ; Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Pengalaman Pekerjaan: (Kepala Puskesmas Pagaden, Subang 1981 – 1985, PPDS 1986 – 1990, Dokter Aba di RSU Tangerang 1990 – 1992, Anggota DPR 1992 – 1997 & 1997 – 1999, Deputi Perlindungan Anak KPP dan PA 2000 - 2006, KPAI 2006 - 2012, Staf Ahli Menteri Bidang MDG’s Kemenko Kesra Pendidikan : Dokter Umum UNPAD 1982, Dokter Spesialis Anak UNPAD 1990, Magister Administrasi Rumah Sakit UI 1997, Lemhanas KRA 32/1999, Doktor Kebijakan Perlindungan Anak, Unpad 2007. Pengalaman Organisasi: • Ketua Gugus Tugas Perlindungan Anak,Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP.IDAI 2008–2011/2012-2014) • Ketua Bidang Kependudukan dan MCH, PB IDI 2009 – 2014, • Ketua Bidang Advokasi PKBI 2008 – 2014 • Alamat Jl Mandar VII DC 7 No. 7, Sec 3A, Bintaro Jaya, Tangerang, Banten. tlp 0811831838,
[email protected]
Motto: “DEDICATIO PRO HUMANITATE”
OLEH :
DR dr. Tb Rahmat Sentika, Sp.A, MARS Deputi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK
FOKUS KOORDINASI KEMENKO PMK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
JAMINAN KEBUTUHAN DAN PELAYANAN DASAR
• PEMBERDAYAAN IBU, ANAK, DAN KELUARGA • PEMBERDAYAAN PEREMPUAN • PEMBERDAYAAN GENERASI MUDA
SELARAS BASIS DATA PEMBANGUNAN DESA SEMESTA
PEMBANGUNAN MASYARAKAT BERKARAKTER
108
PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA 2010-2035
1971
BERTAMBAH •Mencapai 305 juta di 2035 •Proporsi remaja besar •Proporsi lanjut usia naik
1980
2010
produktif Usia PRODUKTIF ADALAH KELOMPOK RENTAN
MASUK PADA ERA DIGITAL DAN TEKNOLOGI TANTANGAN Ketahanan Pangan dan Energi Penyediaan lapangan kerja. Pergeseran pola penyakit dan komposisi penduduk Pelestarian Lingkungan
2
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN Pencapaian MDGs dan Post (SDGs) 2015
Implementasi JKN
angka kematian angka kemiskinan angka kesakitan
akses pelayanan pelayanan yang terstruktur pelayanan yang efisien & efektif
Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya
7
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN RPJMN I 2005 -2009
RPJMN II 2010-2014
Bangkes diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu yankes
Akses masyarakat thp yankes yang berkualitas telah lebih berkembang dan meningkat
KURATIFREHABILITATIF
RPJMN III 2015 -2019 Akses masyarakat terhadap yankes yang berkualitas telah mulai mantap
RPJMN IV 2020 -2025 Kes masyarakat thp yankes yang berkualitas telah menjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia
PROMOTIF - PREVENTIF
VISI: MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN
Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan
111
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEHATAN KURATIFREHABILITATIF
Akses masyarakat terhadap yankes yang berkualitas telah mulai mantap
1. Ibu hamil Screening bayi baru 2. Bayi lahir
PROMOTIF - PREVENTIF
Iimunisasi , vit A, PMT 3. Balita
7. Lansia
6. Usia produktif
VISI
Kesja 5. Remaja Kespro
UKS 4. Usia sekolah
112
ISU STRATEGIS RPJMN 2015-2019 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja dan Lansia Percepatan Perbaikan Status Gizi Masyarakat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan yang Berkualitas Pemenuhan Ketersediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Pengawasan Obat dan Makanan Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Manajemen, Penelitian dan Pengembangan, dan Sistem Informasi Pengembangan dan Peningkatan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional
VISI, MISI DAN STRATEGI PRESIDEN DAN WAPRES (DALAM DOKUMEN NAWACITA) 1.
Inisiasi Kartu Indonesia Sehat
2.
Memenuhi kebutuhan layanan kesehatan, perangkat dan alat kesehatan dan tenaga khususnya untuk penduduk di perdesaan dan daerah terpencil
3.
Sistem perlindungan sosial bidang kesehatan yang inklusif dan menyediakan jaminan persalinan gratis bagi setiap perempuan yang melakukan persalinan
4.
Mengalokasikan anggaran sekurang-kurangnya 5% dari anggaran negara untuk penurunan AKI, AKBA, HIV/AIDS, penyakit menular dan penyakit tidak menular
5.
UU Tentang Kesehatan, UU Keperawatan, pengalihan konsorsium Asuransi TKI menjadi bagian dari BPJS Kesehatan
6.
Pelayanan publik dasar prima melalui pembangunan 50.000 rumah sehat dan 6.000 puskesmas perawatan
7.
Meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat secara lebih luas dan merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani
RPJMN PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN 2015-2019
No
INDIKATOR
STATUS AWAL
TARGET 2019
3. Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan 1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi 2. Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal satu RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional 3. Presentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 4.
0 (2014)
5.600
10 (2014)
481
71,2 (2013)
95 %
Meningkatnya Perlindungan Finansial, Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat Serta Sumber Daya Kesehatan 1. Persentase kepesertaan SJSN kesehatan (persen)
51,8 (Oktober 2014)
Min 95 %
2. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan
1.015 (2013)
5.600
3. Persentase RSU kabupaten/kota kelas C yang memiliki tujuh dokter spesialis
25 (2013)
60
75,5 (2014)
90,0
92 (2014)
94
4. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 5. Persentase obat yang memenuhi syarat
TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia
PROGRAM INDONESIA PINTAR
PROGRAM INDONESIA SEHAT
PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA
PARADIGMA SEHAT
PENGUATAN YANKES
JKN
DTPK
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
VISI DAN MISI PRESIDEN
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN
Paradigma Sehat Program : Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan Promotif Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan Pemberdayaan masyarakat INDIKATOR : • KECAMATAN SEHAT DG RUMAH SEHAT DI DESA
Penguatan Yankes PROGRAM : • Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan Mutu
JKN Program : • Benefit Sistem • pembiayaan:
• Penerapan pendekatan Continuum of Care Intervensi berbasis risiko kesehatan (health risk) INDIKATOR : 1 PUSKESMAS TERAKREDITASI 1 RSUD TERAKREDITASI
•
asuransi – azas gotong royong Kendali Mutu & Kendali Biaya Sasaran: PBI & non PBI
INDIKATOR : TOTAL HEALTH COVERAGE
13
PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN
PENINGKATAN AKSES
1.Pemenuhan tenaga 2.Peningkatan sarana pelayanan primer 3.Pemenuhan prasarana pendukung 4.Inovasi pelayanan di terpencil &sangat terpencil
PENINGKATAN MUTU
1.Penyediaan NSPK/SOP 2.Peningkatan kemampuan nakes 3.Program Dokter Layanan Primer 4.Program Akreditasi FKTP
REGIONALISASI RUJUKAN
1. Sistem Rujukan Regional dan Provinsi 2. Sistem Rujukan Nasional
PENGUATAN DINKES KAB/KOTA, PROVINSI
1. Sosialisasi 2. Advokasi
3. Capacity
Building
DUKUNGAN LINTAS SEKTOR
1. Dukungan Regulasi 2. Infrastruktur listrik, air, 3. Dukungan transportasi, komunikasi 4. Dukungan pendanaan
Skema Gerakan Indonesia Sehat TDK MAMPU..? RUJUK
SEMBUH •
• • • • • •
PENDIDIKAN PHBS MELALUI AKTIFITAS PROMOTIF DAN PREVENTIF DARI NAKES DAN KOMUNITAS KADER GIZI 1.000 HPK PELATIHAN ANTE NATAL DAN POST NATAL PELAYANAN IMUNISASI DASAR PELAYANAN KB PELAYANAN PALIATIF DI RUMAH (HOME CARE) GALANG DONOR DARAH SUKARELA
1. 2. 3. 4.
• SEMBUH • PERLU PEMULIHAN
BANGUN SISTEM ON-LINE DG DUKUNGAN ICT DUKUNGAN DANA BOK PEMENUHAN DAN REVIEW HARGA OBAT BANGUN KEMITRAAN DENGAN PMI
1. 2.
Perbaikan sistem rujukan melalui implementasi UU 44 th 2009. Perluasan PUSAT PELAYANAN TERPADU (PPT) perempuan korban kekerasan di RS klas A dan B
RUMAH SEHAT •
PENGIRIMAN TIM NUSANTARA SEHAT (TEAM BASED) • IMPLEMENTASI TASK SHIFTING
(PENGALIHAN TUGAS/WEWENANG KEPADA NAKES LAIN/KADER TERSTANDARISASI DAN SESUAI PERATURAN PERUNDANGAN)
SINERGI DAN HARMONISASI DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pemerintah Prov – Kab/Kota
Nilai Sosial Bersama komunitas Sektor Swasta
Masyarakat Madani 33
TERCERMIN DALAM PROFIL APBD NYA MINIMAL 10%
PERAN PEMERINTAH PROVINSI DIHARAPKAN MEMASTIKAN : 1. Pelaksanaan percepatan penguatan pelayanan kesehatan Primer di Kabupaten/Kota.; 2. Melakukan percepatan intergrasi Jamkesda ke BPJS Kesehatan; 3. Memantau distribusi kartu KIS hasil validasi; 4. Kepatuhan Pemerintah Kabupaten Kota dalam pembayaran iuran peserta BPJS (PNS dan Jamkesda terintegrasi) kepada BPJS Kesehatan.
Lampiran ke-3
MAKALAH KEMKES DIRJEN BINA UPAYA KESEHATAN
STRATEGI KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU LAYANAN KESEHATAN PRIMER DAN RUJUKAN DI ERA JKN
Disampaikan pada : Rapat Koordinasi Nasional Penguatan Pelayanan Kesehatan HOTEL ROYAL KUNINGAN, JAKARTA, 25 NOVEMBER 2015
Arah Pembangunan Kesehatan (2005-2024) RPJMN I 2005-2009
RPJMN II 2010-2014 20102019
Upaya Kuratif
RPJMN III 2015-2019
RPJMN IV 2020-2024
Universal Coverage
Pendukung/penunjang
Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan
PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian dlm budaya 9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia PROGRAM INDONESIA PINTAR
PARADIGMA SEHAT
PROGRAM INDONESIA SEHAT
PENGUATAN YANKES Daerah terpencil/sangat terpencil, kepulauan dan Perbatasan
PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA
JKN
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
VISI DAN MISI PRESIDEN
PROGRAM INDONESIA SEHAT Paradigma Sehat Program • Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan • Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan • Pemberdayaan masyarakat
Penguatan Yankes Program • Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan Mutu Penerapan pendekatan continuum of care Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk)
JKN Program • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu & Kendali Biaya • Sasaran: PBI & Non PBI
Tanda kepesertaan KIS
PETA STRATEGI PENCAPAIAN VISI 2019 KEMENTERIAN KESEHATAN VISI PRESIDEN 2019 Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan berkepribadian berdasarkan Gotong Royong
T1. MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN MASYARAKAT AKI, AKB, % BBLR, % RMH TANGGA PHBS,
ARAH KEBIJAKAN KEMENKES: •Penguatan primary health care (UKP dan UKM) •Continum of care thru life cycle •Intervensi berbasis health risk
SASARAN
PROGRAM GENERIK & TEKNIS KEMENTERIAN
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI NASIONAL (RPJMN 20152019)
T2. MENINGKATNYA RESPONSIVENESS & PERLINDUNGAN MASY THD RISIKO SOSIAL & FINANSIAL DI BIDANG KESEHATAN
Peserta JKN, responsiveness
STRATEGIS/PROGRAM
(1)
Meningkatnya Kesehatan masyarakat
Meningkatnya tata (10) kelola kepemerintahan yang baik dan bersih
(3)
(2)
Meningkatnya Akses & Mutu Fasyankes
Meningkatnya Pengendalian Penyakit
Meningkatnya Jumlah, Jenis,(4) Kualitas, dan Pemerataan Tenaga Kesehatan
Meningkatnya (6) Sinergitas Antar K/L Pusat & Daerah
KERANGKA REGULASI:
(5)
Meningkatnya Kemandirian, Akses & Mutu Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin, Biosimilar) & Alkes
Meningkatnya Dayaguna Kemitraan (DN & LN)
(7)
(8) Meningkatnya Integrasi Perencanaan, Bimtek & Monev
Meningkatnya Kom-(11) petensi & Kinerja Aparatur Kemenkes
KERANGKA PENDANAAN:
(9)
Meningkatnya Efektivitas Litbangkes
(12)
Meningkatnya Sistem Informasi Kes. Terintegrasi
LINGKUNGAN STRATEGIS: GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL
• Percepatan Regulasi • Penyempurnaan Sistem JKN
• Peningkatan Pendanaan Preventif & Promotif • Peningkatan Efektivitas Pembiayaan Kesehatan KERANGKA KELEMBAGAAN: Peningkatan Efektivitas Organisasi
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT Sehat (70%*) KIE, Self care Promosi Kesehatan
Yang Sehat Tetap Sehat Yang sehat Tidak Sakit
UKBM( Posyandu, Posyandu Lansia, Posbindu PTM, Polindes, Poskesdes, Desa Siaga)
SEHAT ADALAH HARTAKU YANG HARUS KUJAGA DAN KUPELIHARA *Sumber : Susenas 2010
Mengeluh Sakit (30%*)
FKTP 80 % FKRTL 20%
sehat / rujuk balik sakit meninggal
STRATEGI PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN
Peningkatan Akses
1
2
3
Peningkatan Mutu Regionalisasi Rujukan 7
Penguatan Layanan Primer Dan Peningkatan Kualitas Layanan Sekunder FAKTA: >70% Penyakit yang ditangani Rumah Sakit adalah Penyakit Kewenangan tingkat pertama (Puskesmas) Memperkuat Layanan Kesehatan Primer
Panduan Klinis
PROFESI
Proses Rujukan
Penurunan Tingkat Kematian di RS
Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Rujukan
Penurunan Beban Kapasitas RS PPK tingkat I RS Kabupaten/kota
110 RS Rujukan Regional
Regionalisasi RS 20 RS Rujukan Provinsi
132
14 RS Rujukan Nasional
PENINGKATAN AKSES & MUTU YANKES PRIMER
DAHULU
PERMENKES NO. 75 /2014 TENTANG PUSKESMAS
HARAPAN STANDAR PELAYANAN KUALITAS PELAYANAN
Kecamatan yang Memiliki1 Puskesmas yang terakreditasi 133
USULAN KRITERIA SISTEM RUJUKAN TINGKAT LANJUT NO
RS NASIONAL
RS REGIONAL / PROP
RS KAB / KOTA
Menteri Kesehatan
Gubernur
Bupati / walikota
Lintas provinsi (mengampu 3 – 4 provinsi)
Lintas kabupaten (mengampu 3 – 5 kabupaten/ kota)
Lintas kecamatan (mengampu 5 – 8 kecamatan)
A & RS Pendidikan
B & RS Pendidikan
C dan D
JCI / Kelas dunia
Paripurna
Min. Utama
Total Jumlah Penduduk 3 – 4 Provinsi
Total Jumlah Penduduk 3 – 4 Kab/ Kota
Total Jumlah Penduduk 5 – 8 Kecamatan
Transportasi
Memiliki Jalur Penerbangan min. dari 3-4 Provinsi
Dapat dijangkau min dari 3-5 Kab/Kota
Dapat dijangkau min dari 5-8 Kecamatan
7
Sister Hospital
Sister Hospital dengan RS top di LN
Sister Hospital dg RS Rujukan Nasional / ASEAN / Kelas A lainnya
Sister Hospital dg RS regional
8
Unggulan (Excellency)
Minimal 2-3 Bidang Ilmu
Minimal 1 Bidang Ilmu
-
1
KRITERIA Penetapan peraturan
2
Akses rujukan
3
Kelas RS
4
Akreditasi
5
Jumlah penduduk (1 TT:1000 penduduk)
6
135