Glosari
Action painting
:
Aliran dalam seni lukis yang lebih mengutamakan gerakan badan dan anggota tubuh dalam proses berkarya.
Aksara
:
1. Lambang bunyi, yaitu sistem tanda-tanda grafis yang dipakai manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran. 2. Jenis sistem tanda grafis tertentu, misalnya aksara Pallawa, aksara Inka, dan lain sebagainya. 3. Huruf. [KBBI]
Alfabetis
:
Suatu grafem yang menandai bunyi yang terdapat dalam suatu kata. Ada �������������������������������� tiga macam sistem alfabetis: a) yang hanya menandai bunyi konsonan (b, c, d, f, g, m, s, dan sebagainya) dan tidak menandai bunyi vokal (a, e, i, o, u), b) yang menandai konsonan dengan tanda ekstra di atas, di bawah, atau di sekitar grafem konsonan, untuk menandai vokal yang diucapkan bersama konsonan itu (lihat keterangan mengenai sistemsistem tulisan India dan Indonesia), c) yang menandai konsonan dan vokal masing-masing dengan grafem sendiri. �������������������������� Sistem tulisan Latin—yang Anda baca saat ini—adalah sebuah sistem alfabetis model c.
Amulet
:
Sesuatu yang dipakai untuk melindungi si pemakai terhadap segala macam kejahatan atau gangguan. Disebut juga jimat.
Banner atau banir
:
Bendera kecil biasanya beraneka warna yang dipasang memanjang keatas dan runcing ujungnya dipasang untuk memeriahkan suasana serta menarik perhatian. ������ (Pada masa sekarang sering dipergunakan sebagai iklan).
178 — Sistem Tulisan dan Kaligrafi Batu Rosetta
:
Batu pipih dari zaman Raja Ptolomeus V, dengan inskripsi bertuliskan aksara Yunani, aksara demotik serta aksara hieroglif. Berkat �������������������������������� adanya tiga jenis aksara pada lempengan batu tersebut, pada tahun 1822. Champollion berhasil membaca aksara hieroglif.
Billboard
:
Papan reklame.
Cuneus, cuneiform
:
Aksara paku.
Dadaisme
:
Gerakan dalam kesenian (seni rupa, sastra, teater, dan sebagainya) yang dalam manifestasinya menentang estetika yang sudah mapan.
Demotik
:
Salah satu jenis aksara, perkembangan dari aksara hieroglif.
Diakritik
:
Tanda-tanda di atas atau di bawah huruf untuk menandai bunyi vokal “pendek”, atau untuk menandai penggabungan konsonan.
Elemen fonetik
:
Salah satu elemen grafem yang menandai bunyi sebuah suku kata.
Elemen signifik
:
Satu elemen grafem lagi yang melengkapi elemen fonetik, untuk menunjukkan suatu aspek dari makna kata yang dimaksud.
Font
:
Salah satu set huruf yang memiliki bentuk yang sama. Font yang lazim dipakai termasuk: Bookman Old Style, Times Roman, Courier, dan Helvetica.
Gotik atau gothic
:
Tulisan gothic, tulisan dalam gaya gothic dengan hurufhuruf yang ramping dan rapat : “mirip pagar”.
Grafem
:
1. Suatu simbol atau lambang yang dipakai dalam suatu sistem tulisan—simbol apa saja: huruf; angka; titik, koma, dan tanda-tanda lain; tanda vokal di atas dan di bawah huruf dalam tulisan Arab; “karakter” dalam tulisan Tionghoa; dan sebagainya. 2. Satuan terkecil sebagai pembeda di sebuah sistem aksara. [KBBI]
Gutenberg
:
Penemu cikal bakal mesin cetak pertama, abad ke-15.
Hadis
:
Kitab rujukan kedua sesudah Al Qur’an yang didasarkan atas perbuatan serta ucapan Nabi Muhammad.
Han’gul
:
Aksara Korea.
Hanacaraka
:
Sistem tulisan Jawa.
Harakat
:
Tanda baca dalam aksara Arab.
Glosari — 179 Hieroglif
:
Tulisan Mesir kuno, dipakai untuk monumen—dinding istana dan kuil, patung dewa dan raja, serta makam raja.
Hiragana
:
Tulisan bahasa Jepang—jenis sistem tulisan silabis. [Digunakan untuk menulis unsur gramatika bahasa Jepang yang tidak terdapat dalam bahasa Tionghoa.]
Homonim
:
Dua kata, tiga kata, atau lebih, dengan bunyi sama tetapi arti berbeda.
Huruf
Sebagaimana halnya dengan istilah aksara, istilah huruf pun bermakna luas dan mencakup baik aksara (letter), maupun suatu sistem huruf seperti huruf Arab (script).
Huruf kursif
:
Huruf cetak yang berdirinya miring ke kanan menyerupai tulisan tangan.
Ideografi
:
Sistem tulisan yang bukan hanya menggambarkan obyek secara langsung, melainkan juga sifat dan konsep-konsep yang berkaitan dengan benda tersebut.
Ikonografi
:
Ilmu yang mempelajari perkembangan sejarah dan perbandingan ungkapan-ungkapan satu sama lain, yang terdapat dalam seni rupa.
Iluminasi
:
Hiasan pinggir pada suatu halaman naskah kuno, seperti pada Alkitab, Al Qur’an serta naskah-naskah lama. Kata ����� Iluminasi diambil dari arti pencahayan atau penyinaran, karena pada iluminasi tersebut sering mempergunakan prada atau tinta emas murni.
Inskripsi
:
Bahan kajian yang memuat informasi sejarah kuno Indonesia yang tertera pada batu, kepingan logam / tembaga, arca, batu nisan atau benda lainnya.
Isim
:
Jimat, pusaka; benda yang dipercaya memiliki kekuatan magis.
Kaligrafer, kaligraf
:
Penulis kaligrafi, sering juga disebut kaligraf. Dalam Bahasa Arab disebut Khattat.
Kaligrafi
:
Istilah kaligrafi berasal dari bahasa latin (Callos = indah, grafos = aksara). Jadi secara etimologis kaligrafi adalah tulisan indah. Dalam Bahasa Arab disebut khat.
Kaligram
:
kaligrafi dengan beraneka bentuk tertentu (menyerupai gambar).
Kanji
:
Grafem-grafem logografis Tionghoa.
Katakana
:
Tulisan bahasa Jepang—sistem tulisan silabis. [Digunakan terutama untuk kata-kata dari bahasa asing (kecuali bahasa Tionghoa)]
180 — Sistem Tulisan dan Kaligrafi Khat
:
Kaligrafi dalam bahasa Arab.
Kolase
:
Karya seni yang materinya mempergunakan tempelantempelan seperti kertas, kayu, logam dsb. Direkatkan di atas kanvas atau dasar lukisan lainnya.
Kubisme
:
Lukisan atau karya seni lainnya yang dalam visualisasinya menyederhanakan pada bentuk-bentuk dasar seperti kubus, silinder, lingkaran, segitiga dan sebagainya
Lettrisme
:
Gerakan dalam seni rupa dan seni lainnya yang mempergunakan unsur-unsur aksara sebagai objek suatu karya.
Logografis
:
Prinsip tulisan berdasarkan makna. Satu ������������ grafem menandai satu kata seluruhnya. Misalnya, ����������������������� dalam bahasa Indonesia, grafem <2> adalah simbol logografis untuk kata dua.
Logogram
:
Grafem logografis.
Lukisan realistik (realisme) :
Lukisan yang dalam visualisasinya mendekati bentukbentuk nyata seperti potret.
Maad
:
Tanda baca memanjangkan bunyi seperti lafaz amin dibacanya aaaamiiiin.
Mihrab
:
Bagian dari mesjid yang terdapat pada dinding bagian kiblat. Pada mesjid-mesjid kuno biasanya berbentuk relung (niche).
Morfem
:
Satu unit makna dalam bahasa yang tidak bisa dibagi lagi menjadi unit makna yang lebih kecil.
Muqarnas
:
Hiasan tiga dimensional pada mesjid atau arsitektur lainnya, mirip dengan bentuk stalaktit.
Orakel
:
Ramalan, semacam jampi-jampi berkaitan dengan upacara kepercayaan tertentu.
Papyrus
:
Tumbuhan yang terdapat di delta Sungai Nil Mesir. Jalur-jalur tangkainya yang dibelah dua diletakkan bersilangan saling menindih kemudian dipres dan dijemur sampai kering. Digunakan baik berbentuk lembaran maupun gulungan. Dalam abad keempat papyrus terdesak oleh perkamen. Kantor-kantor pemerintahan Paus masih menggunakan papirus sampai abad kesebelas.
Perkamen
:
Sejak abad kedua sebelum Masehi digunakan sebagai bahan untuk ditulisi. Untuk itu kulit domba atau kambing dikerik dan dilicinkan tanpa disamak.
Glosari — 181 Kemudian digosok dengan kapur supaya lebih putih, atau diberi warna untuk naskah istimewa. Piktograf
:
Sistem tulisan atau aksara yang merupakan gambaran langsung dari benda yang dimaksud. Tulisan piktograf merupakan fase awal perkembangan sistem aksara.
Piktogram
:
Piktografi, tulisan piktografi. Gambar dengan bentuk yang disederhanakan atau sebagai lambang.
Pit
:
Kuas untuk alat melukis atau menulis aksara Tionghoa.
Prasasti
:
Sejenis piagam yang berisi pernyataan tentang sesuatu hal yang dituliskan pada tembaga, batu atau media lainnya.
Proporsi
:
Perbandingan antara satu bagian dengan bagian lain, yang biasanya menjadi patokan untuk mengukur nilai artistik dari satu karya seni.
Pseudo kaligrafi
:
Kaligrafi semu, istilah dalam seni rupa yang memperlihatkan wujud aksara tetapi tidak ada unsur keterbacaan
Pustaha
Buku kulit kayu (laklak), dengan tulisan batak, dari masyarakat Batak Toba Sumatera Utara. Kata pustaha berasal dari bahasa Sanskerta, pustaka
Quill
:
Alat menulis yang mempergunakan pena dari bulu angsa.
Reed
:
Alat menulis yang terbuat dari tumbuhan tertentu (sejenis ilalang).
Relief
:
Ukiran atau gambar yang timbul dari permukaan bidangnya.
Silabis, aksara silabis
:
sistem tulisan yang menggunakan satu lambang untuk satu suku kata
Stroke
:
Sapuan atau goresan pit (kuas) dalam menulis aksara Tionghoa.
Tauhid
:
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tiongkok, Tionghoa
:
Istilah Tiongkok atau juga lazim disebut China, mengacu pada pengertian negara (Kuo) yang dikaitkan dengan lokasi geografis, sedangkan istilah Tionghoa lebih mengacu kepada budayanya dan sifatnya.
Tipografi
:
Ilmu cetak; seni percetakan; menyangkut tata letak halaman, juga pemilihan tipe aksara serta besarannya.
182 — Sistem Tulisan dan Kaligrafi
Tulisan
:
1. Sarana untuk mewujudkan suatu bahasa secara visual [...diwujudkan dengan tanda pada suatu medium tetap (misalnya kertas, batu, logam—tidak mencakup bahasa isyarat) atau suatu medium elektronik (lewat komputer)] 2. hasil menulis; barang yang ditulis; cara menulis [KBBI] 3. karangan; buku [KBBI]
Tulisan Kufah
:
Salah satu gaya/corak aksara Arab Kuno yang tidak mempergunakan harakat. Al Quran yang paling awal ditulis dengan gaya tulisan ini.
Vellum
:
Material tulis sebelum ditemukan kertas. Terbuat dari kulit sapi muda.
Waroge
:
Perkakas upacara ladang di Baduy, terbuat dari sebilah bambu yang digores dengan tulisan dan lambanglambang tertentu.
Yupa
:
Prasasti/tugu dari batu peninggalan raja Mulawarman, Kutai (abad ke-4)
Bibliografi
Abdul Gafur, dkk. Indonesia Indah “Aksara”. Jakarta: Percetakan Negara Republik Indonesia, 1997. Abdul Karim Husain. Khath: Seni Kaligrafi. Yogyakarta: Menara Kudus, 1971. Aboebakar, H. Sedjarah Al-Qur’an. Surabaya-Malang: ������������������������������������ Sinar–Bupemi, 1956. Affendi, Yusuf dkk. Naskah dan Buku. Bandung: Badan Pelaksana Festival Istiqlal, 1991. Al-Baba, Kamil (terj. ��������������������������� Sirojuddin D. AR.)��. Dinamika Kaligrafi Islam. Darul Ulum Press, 1992. Ali Akbar. Kaidah Menulis dan Karya-Karya Master Kaligrafi Islam. Jakarta: ����������������� Pustaka Firdaus, 1992. Amran, Rusli, Sumatra Barat hingga Plakat panjang, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta, 1981. Arnold, Thomas & Alfred Guillaume. The Legacy of Islam. London: Oxford University Press, 1931. Arsono dkk. Pameran Seni Rupa Kontemporer Istiqlal. 2 jilid. Bandung: Badan Pelaksana Festival Istiqlal, 1996. Ave, Joop, ed. Nafas Islam Kebudayaan Indonesia. Bandung: Badan Pelaksana Festival Istiqlal, 1991. Aziza, Mohammed. La calligraphie arabe. (Collection Esthétique et Civilisation.) Tunis: Société Tunisienne de Diffusion, 1973. Barrass, Gordon C. The Art of Calligraphy in Modern China. London: British Museum Press, 2002. Cameron, Alison Stilwell. Chinese Painting Techniques. 2nd edition. Rutland, VT: Charles E. Tuttle, 1980. Child, Heather. Calligraphy Today. New York: Watson-Guptill, 1958. Coulmas, Florian. The Blackwell Encyclopedia of Writing Systems. Oxford: Blackwell, 1996. Damais, Louis-Charles. Epigrafi dan Sejarah Nusantara. Jakarta: Ecole Francais d’ExtremeOrient, 1995. Damase, Jacques, ed. La calligraphie islamique en Turquie depuis le 12e siècle. Paris: Damase, 1976.
184 — Sistem Tulisan dan Kaligrafi Danielsson, Bengt, ed. La découverte de la Polynésie, Catalogue Musée de L’Homme, Paris, 1972. Druet, Roger & Herman Grégoire. La civilisation de l’écriture. Paris: Fayard, Dessain et Tolra, 1976. Etiemble. L’Ecriture. (Collection Idées.) Paris: Gallimard, 1973. Fischer, Steven Roger. A History of Writing. London: Reaktion Books, 2001. Gallop, Annabel Teh and Bernard Arps. Golden Letters: Writing Traditions of Indonesia / Surat Emas: Budaya Tulis di Indonesia. London: The British Library / Jakarta: Yayasan Lontar, 1991. Gaur, Albertine. A History of Calligraphy. London: British Museum Press, 1994. Gelb, I. J. A Study of Writing. 2nd edition. Chicago: University of Chicago Press, 1963. Hattstein, Markus dan Peter Delius. Islam: Art and Architecture. Cologne: Konemann, 2000. Holme, Rathbone dan Kathleen M. Frost. Modern Lettering and Calligraphy. London: The Studio, 1954. Isou, Isidore. De l’Impressionnisme au Lettrisme. Paris: ���������������������������������� Editions Filipacchi, 1974. Israr, C. Dari Teks Klasik Sampai ke Kaligrafi Arab. Jakarta: Yayasan Masagung, 1985. ———. Sejarah Kesenian Islam, PT Pembangunan, Jakarta, 1958. Jury, David. Letterpress: The Allure of the Handmade. Mies, Swiss: RotoVision, 2004. Khatibi, Abdelkebir dan Mohammed Sijelmassi. ���������������������������� L’art calligraphique arabe. Paris: Chène, 1968. ———. The Splendour of Islamic Calligraphy. London: Thames and Hudson , 1994. Koffler, Sandy, ed. “The Art of Writing.” Courier [Paris] 3, Mars 1964. Kumar, Ann dan John H. McGlynn. Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia. Jakarta: Yayasan Lontar, 1996 Mahoney, Dorothy. The Craft of Calligraphy. London: Pelham Books, 1981. Massoudy, Hassan. Calligraphie arabe vivante. Paris: Flammarion, 1981. McGlynn, John H., ed. Indonesian Heritage, 10: Language and Literature. Singapore: Archipelago Press, 1998. Nakanishi, Akira. Writing Systems of the World. Rutland, VT: Charles E. Tuttle, 1980. Obi, H. Skripta Kuno dan Kaligrafi. Oriental. ��������� Paris-Teynac, E. J. “The Squared Kufic Writing.” The Islamic Review [London], JanuaryMarch 1966. Peignot, Jérôme. De l’écriture à la typographie. Paris: Gallimard, 1967. Sabana, Setiawan, dkk. Katalog Seni Rupa Modern. Bandung: Badan Pelaksana Festival Istiqlal, 1991. Sachar, Howard Morley. Moshe Castel. Michel Tapié de Celeyran, pengantar. Neuchatel: Swiss: Editions du Griffon, 1968. Safadi,Yasin Hamid. Calligraphie islamique. London: �������������������������������� Thames and Hudson, 1978. Sampson, Geoffrey. Writing Systems: A Linguistic Introduction. Stanford, CA: Stanford University Press, 1985.
Bibliografi — 185 Sandberg, W.J. (dkk). L’Art de l’écriture. Paris: Unesco, 1965. Sibeth, Achim. The Batak: Peoples of the Island of Sumatra. London: Thames and Hudson, 1991. Sirojuddin Ar., D. Desain Pelajaran Kursus Kaligrafi. Jakarta: Departemen Pembinaan Bakat, Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an, SMEA IAIN Syarif Hidayatullah, 1994. ———. Seni Kaligrafi Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985. Soemantri, Hilda, ed. Indonesian Heritage, 7: Visual Art. Singapore: Archipelago Press, 1998. Soetriyono, Eddy and Jean Couteau. Made Wianta: Calligraphy in Song. Surabaya: Emmitan Fine Art Gallery / Wianta Foundation, 2005. Sri Mulyono. Apa dan Siapa Semar. Jakarta: ���������������������������� Gunung Agung, 1978. Stafford, Muriel. You and Your Handwriting. New York: Dell, 1963. Stevens, John. Sacred Calligraphy of the East. Boulder, CO: Shambhala, 1981. Stevens, Timon (terj. Tjun Suryaman). Kaligrafi dari A sampai Z: Suatu Pedoman untuk Menulis dan Menggambar Huruf dan Teks. Tjun Suryaman, terj. Bandung: Angkasa, 1985. Subarna, Abay D. Calligraphy Islam di Indonesia. Skripsi, Bagian Seni Rupa, Departemen Perentjanaan dan Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung, 1968. Yatim, Othman Mohd dan Abdu��������������� l Halim Nasir. Epigrafi Islam Terawal di Nusantara. Selangor: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990. Yee, Chiang. Chinese Calligraphy: an Introduction to its Aesthetic and Technique, Cambridge, MA: Harvard University Press, 1979.
Tentang Penulis Abay D. Subarna, lahir di Limbangan (Garut), dibesarkan di Bandung menambah khasanah pengetahuan di Paris. Lulus Seni Rupa ITB tahun 1969 dengan thesis mengenai Kaligrafi Islam di Indonesia. Pada tahun 1976 ia melanjutkan pascasarjana di Universitas Sorbonne, Perancis, tahun 1983 berhasil meraih gelar Doktor. Selanjutnya ia menjadi anggota bagi pusat penelitian estetika seni rupa Islam yang berada di bawah naungan Universitas Sorbonne. Sejak 1967 hingga 2005 menjadi staf pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Dalam kegiatan ilmiah, banyak melakukan penelitian, membuat karangan ilmiah, serta mengikuti berbagai seminar baik di dalam atau pun di luar negeri. Sebagai seniman, sampai saat ini Abay D. Subarna lebih dari 95 kali pameran seni lukis yang dilakukannya di berbagai kota di Indonesia maupun di manca negara, di antaranya di Surabaya, Semarang, Bandung, Jakarta, Kuala Lumpur, Rijswijk (Holand) dan Paris, Brunei Darussalam. Herry Dim, lahir di Bandung, 19 Mei 1955. Kegiatan utamanya kini sebagai pelukis sambil sesekali mengerjakan pula artistik untuk seni pertunjukan (drama, tari, musik), seni grafis, disain grafis, seni instalasi, dan kadang-kadang menulis esei seni dan kebudayaan di berbagai media seperti di Pikiran Rakyat, Republika, Kompas, Gatra, Matra, Horison, atau pun berupa makalah seminar serta tulisan-tulisan lepas di berbagai buku. Kumpulan tulisannya yang sempat dibukukan dengan judul “Jawinul: Jalan-jalan di Rimba Kebudayaan” terbit tahun 1995 dengan diberi pengantar oleh Goenawan Mohamad. Sejak tahun 1975, ia telah mengikuti berbagai pameran. Dalam catatan era tahun 1990-an saja, antara lain ia mengikuti pameran-pameran: di Bandung, Yogyakarta, Jakarta, Kualalumpur, Fukuoka, Amsterdam, Paris, Denmark, dll. Jabatin Bangun, belajar Etnomusikologi di Universitas Sumatera Utara, Medan, dan Antroplogi di program Pascasarjana Universitas Indonesia. Beliau aktif dalam kegiatan kesenian dan menulis. Saat ini beliau masih tercatat sebagai pengajar di Institut Kesenian Jakarta. Sejak ������������ tahun 2006, menjadi Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta.
Philip Yampolsky, musikolog, telah meneliti keanekaragaman kesenian Indonesia sejak 1971. Dari 1990 sampai dengan 1999, bersama banyak kolega dari Indonesia, ia meneliti, merekam, mengedit, dan menulis komentar buat Music of Indonesia (Seri Musik Indonesia), 20 album CD (juga kaset) dengan musik dari 23 propinsi (dari 27 total waktu itu). Seri rekaman tersebut diterbitkan di Indonesia oleh Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI) dan di Amerika Serikat oleh Smithsonian Folkways Recordings. Sejak tahun 2000-2006 ia bekerja sebagai Program Officer dalam bidang Seni dan Budaya di Kantor perwakilan Ford Foundation di Jakarta.