SEMINAR ILMIAH PBBM] (2015)
PENGARUH EKSPRESI LPOPROTEIN LIPASE TERHADAP
KADAR TRIGLISERIDA SERUM PADA TIKUS MODEL DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG TERPAPAR KUERSETIN JANGKA PENDEK Sylvia Rianissa Putril, Arta Farmawati2, Tasmini2 rFakukas '?Bagian
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Bengldu Biokimi4 Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
E-mail:
[email protected]
ABSTRAK belakang. EDzim lipoFotein lipase (LPL) dikenal sebagai enzim yang menghidrolisis igliserida di jaringan ekstralepatik. Pada diabetes melitus dapat terjadi gangguan regulasi LPL dehsiensi kerja insulin sehingga dapat mengakibatkan abnormalitas metabolisme ien yang pada panjang dapat menyebabkan dislipidemia diabetikum. Kuersetin dikenal memperbaiki profil lipid pada berbagai hewan coba dengan kondisi diabetes melitus (DM) naupun kondisi lainnya. Selain itu, paparan kueNetin jangka panjang diketahui dapat nedngkatkan ekspresi LPL di jaringan ekstrahepatik. menggrurakan desain kuasi-eksperimental posl test only control group dengan subyek tikus Wistar yang dibagi dalam 9 kelompok dengan dosis perlakuan b€rbeda. Selelah 4 miriggu perlakuan, kadar trigliserida serum diperiksa. Tikus dieutanasia dar. m. soletrs diambil untuk diperiksa ekspresi LPL dengan metode ELISA. Metode.
Penelitian
ini
Ilasil Penelitian. Kadar trigliserida serum tertinggi ditemukan pada kelompok kuersetin 5 mg4
Sinpulan. Pembedan kuersetin tidak mempengaruhi kadar trigliserida semm, namun dapat neningka&an eksprcsi LPL di jaringan otot mrgka walaupun tidak ditemukan perbedaan bernakna. Kadar triglisedda serum tidak berkorelasi dengan ekspresi LPL di jaringan otot mrgka setelah 4 minggu perlaluan. Kata
kunci: kuersetin, trigliserida, ekspresi LPL, otot rangka, DM tipe 2.
PINDAHULUAN Lipoprotein lipase (LPL) merupakan enzim penting dalam metabolisme dan transpor lipid.l Enzim ini merupakan golongal enzim hidrolase dengan substat
trigliserida yang berasal dari kilomikron dan
very low density lipoproleih NLDL), akibatnya kandungan trigliserida di kilomikon
dan
VLDL
akan menurun.2
PROSID]NG SEMINAR ILMAH PBBMI (2015)
t32 Pada diabetes melitus
(DM) dapat terjadi
gangguan regulasi lipoprotein
lipase.
Penclitian 1'avangar el a1. tentang regulasi LPL pada tikus DM menunjukkan bahwa
keadaan DM menimbulkan penurunan aktivitas LPL di jaringan adiposa epididimis dan otot janturrg.3 Cangguan regulasi
LPL ini
dapat menyebabkan abnormalitas metabolisme
sehingga menimbulkan diabetikum.aj Salah satu ciri
dislipidemia dislipidemia
diabetikum adalah peningkatan kadar trigliserida darah. Pcningkatan kadar trigliserida darah juga bersifat aterogenik, peningkatan kadar trigliserida puasa sangat infark berhubungan dengan
risiko
miokardium.a
Dislipidemia diabetikum pada DM tipe 2 biasanya tidak terkoreksi dcngan sempuma walaupun dengan kontrol glikemik yang baik.5 Fondjo el a/. menyalakan bahwa pernberian glibenklamid 5 mg/kg berat badan selama 6 ninggu pada tikus DM dapat menurunkan kadar trigliserida secaxa signifikan,6 namun penelitian Mughal et a/. menunjukkan hasil yang berbeda.?
ini eksplorasi senyawa alam dalam penatalaksanaan DM dan komplikasinya telah banyak dilakukan, salah satunya adalah Saat
kuersetin. Berbagai penelitian menunjukkan kuersetin dapat menumnkan kadar trigliserida dan kolesterol total darah howan coba, serta memperbaiki steatohepatitis non alkoholik yang diinduksi diet tinggi lemak pada tikus gurun.8'9'10 Pemberian kucrsetin selama 41 minggu juga dapal menyebablan peningkalan ekspresi gen LPL di jaringan paru dengan menggunakan pemeriksaan mictoaray.tr
Berdasarkan
METODE
data mengenai
efek kuersetin terhadap kadar trigliserida serum dan LPL, maka dirancang penelitiar untuk mengetahui ekspresi LPL di jaringan otot dan rangka tikus model DM tipe hubungamya dengan kadar trigliserida serum pada papaJan kuersetin jangka pendek.
2
Penelitian
ini
menggunakan
desain
kuasi-eksperimental post test only conlrcl groap. Subyek penelitian adalah tikus Wistar jantan masing-masing bemsia 3 bulan dengan berat 200-300 g. Sampel penelitian adalah jaxingan otot rangka dan darah hewan coba, Besar sampel dihitung dengan rumus Federerl
(n
1)(k-1)u ls
dengan n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah kelompok. Karena pada penelilian ini
subyek dibagi dalam
9
kelompok,
maka
didapat jurnlah mininral sampel unruk masing-
nasing kelompok sejumlah 3. Dua puluh tujuh ekor tikus Wistax jantan diadaptasi selama 3 ha-ri dengan pakan standar
AIN-93M sesuai komposisi Reeves el
a/.r?
Tikus dipelihara dalam kandang terpisah yang memungkinkan akses pakan AIN-93M dan air ad libitum, dalam suhu ruang dan dengan siklus terang-gelap l2 jam. Setelah masa adaptasi,24 ekor til-us dipilih secara acak untuk diinduksi diabetes melitus (DM) dengan injeksi intraperitoneal 60 mg/kgBB slreplozotocitt (STZ) dan 120 rng/kgBB nikolinamida,13 sedangkan tiga ekor sisanya dimasukkan dalam kelompok tikus normal yang mendapat plasebo (Kl). Sebelum
induksi, tikus dipuasakan
semalam.l4
Streptozotocin dilarutkan dalam larutan dapar sitrat (pH 4,5) dan diberikan dengan dosis 60 dengan pembedal mg,4
diikuti
nikotinamida yang telah dilarutkan dalam larutan garam fisiologis dengan dosis 120 mglkgBB setelah lima belas menit pemberian
STZ. Setelah '7-14 hafi injeksi STZnikotinamida, kadar glukosa darai puasa diperiksa untuk memastikan DM. Tikus dinyatakan DM bila kadar glukosa darah puasa 2 126 mg/dl.r3 TiL-us yang telah dinyatakan DM dibagi ke dalam 8 kelompok, yaitu kelompok DM yarg mendapat plasebo (K2), kelompok DM
SEM/NAR ILM]A}I PBBMI (20]5)
diberi kuersetin
5 mg/kg berat badan
(K3), kuersetin 20 ng/kgBB (K4),
in 80
mg,4(gBB
(K5),
kombinasi
5 mg&gBB-glibenllamid 5 B (K6), kuersetin 20 mg&gBBid 5 mg/kgBB (K7), kuersetin
80
glibenklamid 5 mg,&gBB (K8), dan id 5 mg,&gBB (K9). Kuersetin
(Signa) dilarutkan
dengan
thyl
cellulose (CMC) 0,5%.r5 kuersetin diberikan per sondase sesuai
dosis masing-masing
kelompok
HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Glukosa Darah Puasa
Dua kelompok mengalami peningkatan kadar glukosa darah puasa (GDp), yaitu kelompok tikus
DM
yang mendapat plasebo dan kelompok kuersetin mg&gBB, sedangkan 7 kelompok lainnya mengalami pemrmnan kadar GDP, namua perubahan kadar cDP ini tidak signifikan (Tabel 1).
20
Penurunan
kadar GDP pada Kl
tampaknya merupakan variasi normal kadar GDP. Penurunan kadar GDP pada kelompok DM sesuai dengan hasil penelitian Jeong et a/.
Glibenklamid dilarutkan denga-n 0.5%. Larutan glibenklamid diberikan Efek pemrunan kadar glukosa darah oleh sondase, seperti juga pada pemberian kuersetin dapat disebabkan oleh Setelah perlakuan selama 4 minggu, glukosa dara-h puasa dan kadar Irigliserida serum seluruh kelompok diperiksa. Danh tikus diambil dad sinus retoorbitalis dan digrurakan unuk pemeriksaan kadar glukosa dan trigliserida darah. Tikus dipuasakan semalam sebelum pengambilan darah. Kadar GDP dan trigliserida diperiksa dengan metode kolorimetri, yaitu GOD-PAP untuk pemeriksaan kadar glukosa dan GPOIAP Lrntuk pemeriksaan kadar triglise da.
lemeriksaan dilakukan sesuai dengan lrosedur yang tertera di manual reagen (GOD FS
dan Triglycerides FS, Diasys).
Setelah pengambilan darah, seluruh tikus dieutanasia dengan teknik dislokasi servikal
dan dilakukan persiapan pengambilar otot rangka m. soleus
jaringa-n. Jaringan
drambil kemudiar dihomogenasi
dengan prosedur pada sebelumnya.l6 Homogenat
sesuai
penelitian
kemudian digunakan untuk pemeriksaan ekspresi LPL dengan metode ELISA. Prosedur ELISA
dilakukan sesuai petunjuk (Uscn,Inc.).
dari
produsen
penghambatan o-glukosidase sehingga menuunkan absorysi karbohidrat. Kuersetin
juga dapat meningkatkan kadar adiponektin plasma sehingga memperbaiki resistansi insulin dan meningkatkar ambilan glukosa oleh jaringan-jaringan yang sensitif insulin sehingga menurunkan kadar glukosa darah.lo
Seluruh kelompok kombinasi kuersetinglibenklamid menunjukkan penurunan GDp dalam 4 minggu, berbeda dengan kelompokkelompok yang hanya mendapat kue$etin. Hal ini mengindikasikao kombinasi kuersetin dan glibenklamid lebih berpotensi dalam mengontuol kadar GDP pada DM, yang dapat disebabkan oleh peran glibenklamid dalam meningkatkan sekresi insulin sehingga menurunJ
Peningkatao kadar GDp yang ditemukan
pada tikus DM yang mendapat plasebo mtmgkin disebabkan oleh memburuknya kondisi DM. Diabetes melitus menyebabkan
peningkatan katabolisme
sehingga
nemungkinkan kadar glukosa darah tetap tinggi.rTJ8Je Kelompok kuersetin 20 mg/kgBB
jugu
mengalami peningkatan
GDp. Peningkatan ini dapat diakibatkan oleh durasi perlakuan yang relatif singkat dan rendahnya
dosis kuersetin yang diberikan pada hewan coba.
PROSIDING SEMINAR ILMIAH PBBMl (201J,
Tabel
l. Kadar glukosa
darah puasa sebelum dan setelah perlakuan' GDP
Kelompok
I
GDP
nol
'Iikus DM + kuerselin 5 mgn(gBB Tikus DM + kuersetir 20 mgn(gBtl
3
82,321 15,31' 171.37 + 13,61b' 1s3.90139,1Ir"
3
140,96
Tikus DM + kucrsetin 80 ngAgBB Tikus DM + kuersetin 5 mgftgBB-glibenklamid Tikus DM + kucNetin 20 mg/kgBB glibenklamid Tikus DM + kuerset;n 80 mg,4(gBB-glibenklamid
3
2'7 3
,54
+
3
283.79
!
TikLrs
3
nornal+ plasebo
Tikus DM
r
gli
II
3
piasebo
3 3
1
I,t,'OV :t,..,,1;,'t
"b*";@alam GDP I adalah kadar glukoro duralt prusa I ha
65
,',7
t !22,05
346.68 ,68
+ 1
137.75
0,3r0 0.153
1 ,21i35,53
0,422
m(
205.42 +
0,i82
pe pe
94,48bh 290.38 + ?5,74bdr'
238.58 t38.58 8.58 + I62,
I62,18
!
189 09 + 31.(
0,396 0,307 0,733 0,290 0'304
337,21 182
t
10',7,59 142,52181,65 164,t1158,09
11,52bdg 1'7',t
,nb
,09131,09
151,38bh
77+47-l8r' 110,09149'05 019 | * ref ara
I
sebelum perlakuan dan GDP
p:0,05 -*Ui r-rmr-Wurri" CIP l: ? < 0,0s
simpang baku'
ll
da
adalah kadar glukosa darah puasa
p:
nenunjukkan nllai a*'Uji Y'ruskal-Wallis GDP ll:
sama
se
,':
lorr roc Mann-whitnev U: p
0,05.
Kad.[ t gliserida sentm
selumh kclompok berada dalan rentang normal Hasil v)r one-vay ANOVA mcnunjukkan tidak terdapat perL.dalm belmal
ini (5 mg,&gBB, 20
mg/kgDB, dan 80 mgftgBB dengan atau tanpa kombinasi dengrur glibenklamid 5 mg/kgBB) tidak menunjukkan perbcdaan bermakla dalam rentang waktu 4 minggu. Berbagai penelitian mcnunjukkan induksi DM dengan STZ dapal menilgkalkan kadar
trigliserida semm pada tikus Wistar dewasa dalam lvaktu 5 minggu setelah injeksi STZ,rq?r namun hasil Yang sama tidak ditemukan pada penelitian ini. llal ini mr.rngkin disebabkan oleh dosis STz-nikotinamida yang digunakan tidal mencukupi untuk menyebabkan abnormalitas kadar tr igliserida .erum dalam $allu 5 minggu
sehingga belum dapat
n
Kli",np"k-
3 it 3 3 3 iliu, ona * tu".r.tin s mykgAB Slibenklamid 3 rii,.lnl n tu"...t;" Z0 ig/kgBB-glibenklamid 3 iiiu. br,l n l"".'"tin t0 n;/kgBB-;tibenklamid 3
pl"t"b. ";.-"ll + plasebo DM Tikus Tilut oM + Lu"oaitt S */tgoB Tikus DM + kuersetin 20 rng/kgBB Tjkus DM + kuersctin 80 mg/k8BB r-
slibcntlrmid 5 mg lgtlB
DM: diabelcs melitus. *Uji o'e-ltdy ANOVA: P - 0,05
'
menimbulkan
dislipidemia diabetikum, ditarnbah lagi dengan kemungkinan adanya variasi genetik antar individu dalam memetabolisme makrcnutrien, khusr.rsnya lipid.
Tabcl 2. Kadar trigliserida serum setelah 4
T;k".
gl p{ a: d:
Kadar Trigliserida Serurn
'I iLu. D\.4
:
0,05; notasi berbeda pada kolon vang > 0'05' 0,05, noiasi ymrg sama pada kolon yarg sama menunjukkan nilail
Uji
pe
m in
0.06s*** ,0
setelah4 minggup€rlakuan DM adalalr diabetes melitus'
*Uji T berpasanga.r:
kel
lakuan. Kadar Trigliscrida scr m {ms/dL) 100'421 93.16+24.84
14'87
:::':^=.: 106'6213338 104'99
!21'31
101,55!24'16 98 96 97
t
5'53
!28'52 '39
1y! !t:!!-
101-08 +30.05
0'933*
b n p
ll
r li a
(
]NG SEMIN/IR
ILMIAH PBBMI (20]5)
Kadar trigliserida serunr kelompok id 5 mg&gBB bcrada dalam batas walaupur sedikit lebih tinggi dari pok tikus normal dan tikus DM yang plasebo. Hal ini sesuai dengan hasil itian l"4ovahedian el d1.20 Walaupun lvllLgh:rl et a/. tidak menemukan nar trigliserida scrum yang bermakna pemberian glibenklamid selama l2 7 namun penelitian Nattrass el a/. jukkan penberian glibcDklamid 5 mg merrurunkan kadar trigliserida serum signifikan serla mcningkatkan kadar I dan asam lemak bcbas plasma. Efek bahan kadar trigliscrida, gliserol, dan lcmak bebas darah ini tampaknya i oleh kadar insulin di sirkulasi dan disebabkan efek ekstrapankreas amid. Glibentlamid bekerja dengan
sekresi insulin,
sehingga
glibenklamid dapat meningkatkan
liogenesis
di jaringan adiposa
dan
tlrrurmalkJn kalar lrigliseriLla dalam darah.22
Kadar trigliserida pada
kelompok hersetin 5 mg/kgBD, kuersetin 20 mglkgBB,
kuersetin 80 ng/kgBB masih berada dalam rentang nonnal namrm sedikt lebih tinggi dibanding kelompok tikus normal, tikus DM yang mendapal plasebo, dan kelompok giibenkiamid 5 mg4(gBB. Kadar trigliserida serum ketiga kelompok yang lcbih tinggi dari kelompok kontrol mungkin disebabkan oleh durasi pemberian kuersetin yang singkat sehingga belum dapat menimbulkan efek dar
lenurunan
kadar trigliserida
serum.
Kemungkinan lainnya adalah dosis kuersetin
yang digunakan belum cukup
untuk menurunkan kadar triglise da serum. Faktor lain yang mungkin berperor adalah adanya
jr"e,r,lol pada hewan coba selama masa perawatan, yaitu karena sondase yang dilakukan setiap hari dan ruarg gerak yang
terbatas
di dalam
kandang
hewan.
Pedngkatan kortisol pada kcadaan stes dapat
meningkatkan sekresi VLDL,23 sehingga meningkatkan kadar trigliserida dalam darah.
Hal inilah yang mungkin
menyebabkan perubahan kadar trigliserida pada kelompokkelonpok ini tidak signifikan.
Kadar triglisedda semm
kelompok
kuerselin 80 mg/kgBB-glibenklamid berada dalam rentang nomal namun lebih rendah dibanding kelompok kontrol, walaupun tidat bermakna secara statistik. Tampaknya dosis kombinasi ini lcbih baik dibanding dosis lain dalam merurunkan kadar trigliserida serurn, kemungkinan disebabkan oleh efek kuersetin dalam nrenurunkan kadar trigliserida di sirkulasi atau proses sintesis endogennya dan
mencegah kelebihan trigliserida dan komponennya dideposit di jaringan nonadiposa.8'10 Penurunan sintesis tdgliserida oleh
kuersetil tampaknya dipengaruhi oleh penuruncn ekspresi percxirome prolilerorordclirctted receptora (PPAR-d) dan ,rtelo/ tegulato\) element-binding protein- I c (SREBP-1c).'?4 Sterol regulatory elementbinding protein- lc merupalan regularor enzim lipogenik, perubahan ekspresinya akan rnempengaruhi sekesi VLDL.2s Kadar trigliserida tikus-tikus kelompok kuersetin 5 mglkgBB, kuersetin 20 mg4
iri ef a/.
PROSIDING ;^EMINAR ILMIAII PBIjMI (2015)
discbabkan oleh efek glibenklamid dalam meningkatkan sekresi insulin. Peningkatan sekresi insulin akan mcmacu ambilan
jrringm dan memicu rriglrsclidu "lcl, lipogenesis sehingga menuunkan kadar
tigliserida se.un. Efek glibenl
disebabkan oleh STZ akan nenurunkan transkipsi LPL. Hal inilah yang tampaknya menyebabkan pcDumnan ekspresi LPL pada tikus DM. Karena penelitian ini tidak menre ksa kadar insulin darah, maka adanya penumnan kadar insulin darah tidak dapat dipastikan.
Seluruh kclompok memiliki kadar LPL yang lebih tinggi dad kelompok tikus normal dan tikus DM yang mendapat plasebo. Dua
kelompok memiliki kadar LPL yang lebih tinggi dari tikus DM yang mendapat plasebo dan mendckati nilai normal, yaitu kclompok kuersetin 5 mg4
Kadar Lipoprotcin Lipasc Jaringan Otot liangka \nalisis k:dar I I'l l'?. .o/. a.. Jengcn urj i Kruskal-Wallis nrenunjukkan tidak terdapat perbedaan bernrakna antar kelompok. Data dan analisisnya disajikan pada Tabel 3.
mg,&gBB-glibcnklamid. Kuersetin tampaloya dapat meregulasi LPL dengan meniDgkatkan transkripsinya sehingga meningkatkan ekpresi LPL di ja ngar otot rangka.rr Kadar LPL kelompok kuersetin 5 mg/kgllB-glibenklarnid
Walaupun tidak menunjuklan perbedaan yang
5
signilikan, nanrun kadar LPL pada tikus kontrol DM lcbih rendah dari tikus normal.
Seperti yang telah diketahui, insulin mcningkatkan transkripsi LPL di jaringan.2? Pcnu.lnan kadar insulin dalan darah akibat pankreas yang kerusakan pada sel
lebih tinggi da.i kelompok kuersetin
mg,&gBB. Pcrbcdaan ini mungkin disebabkan olch kemampuan kuersetin dan insulin dalam nreningkatkcn rrJnskjipsi I.PL. Sepefli )ang telah diketahld, glibenklamid bekerja dengaa meningka&an sekrcsi insulil.28
B
Tabel 3. I(adar LPL rz. so/eus setelah 4 minggu pcrlakuan. Kadar LPL Kelompok
(nslmL) '74.101.45,67 Tikus Domal + plasebo 3 Tikus DM + plascbo 3 61,22 ! 42,81 Tikus DM + kuersetin 5 mg/kgBB 3 80,09 141,55 + fikus DM kuersetin 20 mg/kgBB 3 129 ,41 !27 ,63 Tikus DM + kuersetin 80 mg/kgBB 3 1r r,86t r 6,02 Tikus DM + kuerselin 5 ng/kgBB-glibcnklamid 3 93,38 1,88 likLr. D\4 | kuer.erin 20 nrg igBB-gliberklamid 3 144,48 15 r,91 TiklLs DM + kuersctin 80 ng/kgBB-glibenkJamid 3 1r9,49 t 25,87 l ikus DM + elibenklamid 5 150!11qll1 Sebaran data diuji dengan Shapiro-Wilk. Data disajikan dalam rerata + sirrpang baku. LPL adalah lipoprotein lipase, dipeliksa dari homogenat 100 mg jaringan ,7r. .!o/sr6.
t
me/kgBB
*U.ji ore }l,q'r
3
P (ns/e)
3.704,83
0,099*
3.360,8,r 4.004,38 6.1',72,01
5.593, r 6
4.669,18 7 .223,82 6.9 / 4,35 7.515,60
ANOVA:p > 0,05.
Lima kelompok lainnya memiliki kadar LPL yang jauh lcbih tjnggi dari tikus DM yang mcndapat plascbo dan tikus normal. Tingginya kadar t,PL inilah yang tampaknya
menyebabkan kadar trigliserida serum tetap berada dalam batas nom1al. Penelitian lerdahulu menunjukkan ckspresi LPL yat1g
berlebihan dapat menurunkan
kadar
ING SEMINAR
]LMAH ?BBM]
(2015)
ida, kolesterol, dan low /cla (L,DL).re
density
Di sisi lain. ekspresi LPL
ini dapal berdampak negatif nelabolisnre, karcna ualauput elspresi berlebihan
berlebihan dapat menurunkan kadar iserida, kolesterol. dan LDL sehingga 1'ang
aterosklerosis,29lo n,unun resi LPL di jaringan otot yang berlebihan dapar menyebabkan r esistansi insulin . , , J l.lz ur pennglaltn srfiesa Ingllsenoa. inilah yang tan'lpaknya menyebabkan kadar GDP pada kelompok 20
disebabkan oleh durasi perlakuan yang lebih singkat. Hubungan antara kad,ar LPL m. soleus dan kadar trigliserida serum dilihat dengan
menggunakan
uji korelasi
Berdasarkan uji Pearson diketahui bahwa kadar trigliserida serum berbanding terbalik dengan kadar LPL, namun korelasinya sangat lemah dan tidak bermakna (Tabel 4). Tabel 4. Uji korelasi kadar trigliserida serum dan kadar LPL.
Kadar LPL antara kelompok-kelompok
hanya mendapat kuersetin
dan
jukkan pola yang sama. Kadar LPL kflinggi ditemukan pada kelompok 20 B, diikuti oleh kelompok kuersetin 80 mg/kgBB dan kuersetin 5 mg/kgBB. Pola yang sama juga terlihat pada kelompokftdompok kombinasi kucrsetin-glibenklamid Kadar LPL kelompok-kclompok kombinasi kuersetin-glibenklamid relatif lebih tinggi dib.rnding kelompok-kelompol yang hanla mend.Lpat kuersetin. Hal ini dapat disebabkan oleh efek glibenklamid dalam meningkatkan sekresi insulin. Peningkatan sekresi insulin akan meningkatkan transkripsi LPL. Efek
$ibenklamid dan efek kuersetin dalam ncregulasi lran.kripri LPL dapat bersincrgi dalam meregulasi kadar LPL di jaringan otot rargka.
Kuersetin tampaknya dapat meregulasi LPI dcngan meninglatlcn transkipsinya. Pemberian kuersetin dengan dosis 1olo (setam dengan 500 nrgkgBBl ielama 4l minggu dapat meningkatl'an elsprcsi LPL di jaringan paru berdasarkal hasil microanay.t| Berbeda dengan hasil penelitian de Boet et al., pada
penclitian
ini tidak
perbedaan ekspresi
dilemukan adanya
LPL yang signifikar antar
kelornpok hcwan coba,
kemungkinan
Pearson.
Kadar trigliserida serum
Koefisien korelasi
Kadar LPL m. soleus -0,092
0,648
N
2'7
Tampaknya peningkatan ekspresi LPL menyebabkan kadar trigliserida dapat berada
pada rentang normal. Secara
teoretis,
peningkatal ekspresi LPL akan meningkatkan hidrolisis trigliserida pada kilomikon dan VLDL di dalam darah sehingga memuunkan kadar trigliserida di sirkulasi, kemudian gliserol dan asam lemak hasil hidrolisis triglisedda yang dikatalisis oleh LPL dapat digunakan sebagai sumber energi bagi jaringan otot rangka.32 Pada DM tipe 2 cenderung tedadi produksi VLDL yang berlebihan, kemungkinan disebabkan adanya
interaksi antara hiperglikemia dan defek genetik. Selain itu, pada DM tipe 2 juga terjadi gangguan bersihan VLDL. Penurunan laju katabolisme VLDL ini berbanding lurus dengan penurunan kadar glukosa darah.33
SIMPULAN Perlakuan kuersetin dengan variasi dosis selana 4 minggu tidak mempengaruhi kadar
trigliserida semm sectfa signifrkan, namun dapat meninglatkan ekspresi LPL di jaringan
PROSIDING SEt.IINAR n MIAH PBIJMI (2415)
ti8 otot rangka walaupun tidak secara signifikan' Kadar trigliserida serum tidak berkorelasi
LPL di jaringan otot rangka tikus Wistar model DM tipe 2 setela.h dengan eksprcsi
pcmberian kuersetin dosis 5, 20, 80 mg/kgBB, kombinasi kuerselin dosis 5,20, 80 mg/kgBB-
glibenkiamid 5 mg^(gBB, dan glibenklamid
5
mg/kgBB.
DAFTAR PUSTAI'A
t.
wang II, EckcL RH. Lipoprotein lipase: from gene to obesity. Am J Physiol Endocrinol Metab. 2009;297:112?1 -E28B
2. Munay RK, Beldcr DA,
Botham KM, Kennelly PJ, RodwcllVW, Weil PA Flarper's illustrated biochem;shy 28rr' ed New York:
3.
The McGraw-Hill Compaoies, Inc.' 2009' 'lavangar K, Murata Y, Pedersen ME, Goels
of J Clin rat lipoprotein lipase in the diabetic
9.
W6icicki J, Nlokrzycki K, Marchlewicz M, Bialecka M, WendaL. Cawroiska-Szklarz B, R6zewicka DroTdzik M. Effect of quercetin on Ju2wiak
exper;mental
4.
high-density lipoprotein, and risk of nyocardial;nf-arction. Circ. 1997; 96: 25202525.
5.
6.
7.
Goldberg IJ. Diabclic dyslipidcmia: causes and consequences. l'he J Clilr Endocrinol Metab. 2001; 86 (3): 96s-971 Fondjo FA, Kargang R, Oyono JLE, Yonkeu JN. Anti-dyslipidemic and antioxidant potentials of methaool extract ol Kalanchoe crenala whole plaot in streplozotocin-induced diabetic nepbropathy in rats llrop J Pham Res. 2012; l l (5),'76'1 '7'75 Mughal MA. Aanir K, Ali M, Maheri WM, ' Jan M. The eff'ects ot' glibcnclnmide on serum lipids and lipoprotein in typc II non-insulin dcpendent djabetes mell;tus J Pak Med Assoc
(4):89-92. YiDg HZ, I-iu YII, Yu B, Wane ZY, Zang JN, 1999; 49
8.
Yu CH.
Dietary quercetir
ameliorates
nonalcoholic sieatohepatilis induced by a high-fal diet in gcrbils. Food Chem Toxicol. 2013: 52: 53 60.
hyperlipidemia
and
atherosclerosis in rabbits. Pharmacol Rep 2005; 57: 60'1-609 10. Jeong SM, Kang MJ, Choi HN, Kim JH, Kim Jl. Quercelin ameliorates hyperglycemia and dyslipidenia and inproves antioxidant slatus in type 2 d;abctic db/db mice. Nut Res Pract 2012,6 (3):201'207 . 11 de Boer VCJ. van Schothorst EM, Dihal AA, van der woude H, Arts ICW, Rietjens IMCM, HolJman PCFI, Keijer J Chronic quercetir exposure affeots fatty acid catabolism in rat lung. Celt Mol Lit'e Soi. 2006; 63: 2847-2858. t2. Recves PC, Nielsen FH, Fahey JI GC. AIN-93 purified diets for laboratory rodents: final rcpon of lhe Amcrican lrrslitule ol \utrition
Ad Hoc Writ;ng
JF. Hoff$an AI{, Kraemer l"B. Regulation
Invest. 1992; 90: 1672-1678. Caziano Jli, Hennckers CH. O'Donoell CJ, Breslow iL, Buring JE- l:asting triglycerides'
S,
Commitlec
on
the
reformulation of the AIN-764 rodent diet J Nutr. I993; l2l: 1939-1951. 13. Barik R, Jain S, Qwatm D, Joshi A, Tripathi GS, Goyal R. Antidiabetic activity of aqueous root ej{lracl ol l, hnocarpur hut$ccns in streptozotocin-nicotinamide ; duccd type-ll diabetos in rats. Indian J Pharmacol. 2008; 40: 19-22.
14.
Conn PM. Sourccbook of models for biornedical research. New Jcrsey: Humana
Prcss,2008. 15. Nanjundan PK, Arunachalam A, Thakur RS Antinociceptive property of Ttigonella Joenurfi graecum (fcnugreek seeds) in high fat diet fed/low dose streptozotocin induced diabetic neuropathy in rats. Pharmacologyonline 2009;
2:21-36. 16. Tan MII, Sata T, Havel RJ. Tho significancc of lipoprolein lipase in rat skeletal muscles. J Lipid Res. 1977; l8: 363-370 17. Akbazadeh A, Norouzian D, Mehrabi MR, Jamshidi Sh, Farhangi A, Allah Vcrdi A, Mofidian SMA, Lame Rad B. Induction of diabetes by streptozotocin in rats lndian J Cl;n Biochem. 2007; 22 (2): 60-6'1. 18. Maciel RM, Costa MM, Mafiins DB, Franga RT, Schmatz R, Graqa DL, Duarte MMMF,
SEMINAR ]LMI,4H PBBMI (2015)
CM, Schetinger MRC, lrC, Palma HE, Abdala FH, Stefanello N, Zinpel Felin Lopes STA. Antioxidant and anti-inflammatory effects of quercetin ilr lunct'onal and morphological alterations in streptozotocin-induced diabetic rats. Res Vct Sci. Accessed at'7 Aug 2013. Danesi CC, Mazzanti
status in obese Zucker rats. Obesity. 2008; 16:
Paim
2081-2087.
CK,
DV,
Available
Elam MB, Wilcox HC, Solomon
SS,
M. hr vivo grouh hormone treatment stimulates secretion of very low density lipoprotcin by the isolaled perfused rat liver. EndooriDology. 1992; I3l (6). 2717IJeimberg
2722. 24.
Kobori M, Masumoto S, Akimoto Y, Oike H. Chronic dietary iDtake of quercetin alleviates hepatic fat accumulation associated with consumption of a Westem-style diet in C57/BL6J mice. Mol Nutr Food Res. 2011; 55: 530-540.
MB, Wilcox HG, Cagen LM, Deng X, Raghow R, Kumar P, Heimberg M, Russell JC. Increased hepatic VLDL secretion, lipogenesis, and SREBP-I expression in the coryulent JCR:LA-Cp rat. J Lipid Res. 2001;
25. Elam
42:2039-2048. 26. Rivera L, Mor6n R, Sanchez M, Zarzuelo A, Galisteo M. Quercetin ameliorates metabolic syndrome and improves the inflammatory
of
cellular protein kinase Co binding of the C subunit of protein
depletion
activates kinase A to the 3'-untrmslat€d region of the lipoprotein lipase frRNA. Biochem J.2008;
at:
lnu:' dr.doi.nrq I0. l0l6 i.n sc.201 1.04.028. Sheela N, Jose MA, Sathyamurthy D, Kumar BN. tffect of sllymarin on streptozolocinnicotinamide induced type 2 diabetic nephropathy in rats. IJKD . 2013:'7 : l1'7 -123 . ?0. Movahedian A, Zolfaghari B, Sajjadi SE, Mohatjou R. Antihyperlipidemic effect of Peucedanum pa-stinaciJolium extract'n strcptozotocin-induced diabelic rats. Clinics. 2010;65 (6): 629-633. ?1. Krishna B D, Rao S, Saryanarayana ML. Serum insulin leveJs and lipid profiles of streptozotocin induced diabetic Wistar rats. J Ind Vet Assoc. 20l2; I 0: 22-26. 22. Nattrass M, Ilinks L, Smythe P, Todd PG, Albefti KC.. Compamtive effects of two doses of glibenclamide upon metabolic rhythms in maturity-onset diabetics. Diabetes Metab. 1978; 4 (3): 175-180. 23.
27. Unal R, Pokrovskaya I, Tripathi P, Monia BP, K€m PA, Ranganathan G. Translational regulation of lipoprotein lipase in adipoc),tes:
413 (2)t 315'322.
28.
Katzung BC. Basic and clinical pharmacologt. gn ed. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc., 2004. 29. Pulawa LK, Jensen DR, Coates A, Eckel RH. Reduction of plasma triglycerides in apolipoprotein C-ll lran5genic mice overexpressing lipoprotein lipase in muscle. J Lipid Res. 2007; 48: 145-151. 30. Yagyu H, Ishibashi S, Chen Z, Osuga J, Okazaki M, Peney S, Kitamine T, Shimada M, Ohashi K, Harada K, Shionoiri F, Yahagi N, Gotoda T, Yazaki Y, Yamada N.
Orerexpressed lipoprorein lipase in atherosclerosis in apolipoprot€in E knockout lq99:40: I677-1685. 31. Kim JK, Fillmore JJ, Chen Y, Yu C, Moore IK, Pypaert M, Lutz EP, Kako Y. VelezCarrasco W, Goldberg IJ, Breslow JL, mice. J Lipid Res.
Shulman GI. Tissue-specific overexpression of lipoprotein lipase causes tissue-specifi c insulin resistance. Proc Natl Acad Sci USA. 2001; 98: 7522-752',7.
32. Weinstock PH, Levak-Fmnk S, Hudgins LC, Radner H, Fdedman JM, Zecbner & Breslow JL. Lipoprotein lipase controls fatty acid entD/ into adipose tissue, but fat mass is preserved by endogenous synthesis in mice deficient in adipose tissue lipoprotein lipase. Proc Natl Acad Sci USA. le97 ; s4: 10261 -10266. 33. Ho\^ard BV. Lipoprorein melabolism in diabetes mellitus. J Lipid Res. 1987; 2