Jurnal Biology Science & Education 2013
surati
ABSTRAK PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI ANTARA METODE TANYA JAWAB DENGAN KERJA KELOMPOK
Surati, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Ambon, 081231226671, email:
[email protected]
Hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri metode tanya jawab dan metode kerja kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil hasil uji t dimana thitung sebesar 0,56 lebih kecil dari ttabel 2,069 yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar antara metode tanya jawab dan kerja kelompok terhadapahasil belajar siswa kata kunci: inquary, kerja kelompok, tanya jawab
ABSTRACT A COMPARISON OF STUDENT LEARNING OUTCOMES THROUGH LEARNING INKUIRI BETWEEN QUESTION AND ANSWER METHOD WITH GROUP WORK Learning between the students who are taught by learning inkuiri method question and answering integration and method of work group indicated no difference significant. Based on the test results t calculate is 0,56 smaller than t table is 2,069 that means no significant influence on the study between method of integration and employment without group of students learning keywords: inquary, working groups, question and answer Prestasi akademik seorang akademiknya sangat dipengaruhi oleh pebelajar dipengaruhi oleh kemampuan
keterampilan berpikir yang dapat dilatih
berpikir
dan
dan dikembangkan di sekolah, dimana
dikembangkan melalui proses akademik
keterampilan berpikir merupakan salah
baik di lembaga formal maupun non
satu kecakapan hidup yang sangat penting
formal. Bagi seorang siswa prestasi
yang harus dimiliki oleh seorang siswa
yang
BIOLOGI SEL
dapat
dilatih
Page 13
Jurnal Biology Science & Education 2013
untuk modal hidupnya kelak apabila terjun
ke
masyarakat
dan
siap
Piaget periode
surati
menyatakan ada empat
utama dalam perkembangan
menghadapi tuntutan abad 21, SDM yang
kemampuan
berkualitas
memiliki
dengan usia yaitu: periode sensorimotor
kecakapan berpikir tinggi. Salah satu
(usia 0 - 2 tahun), periode praoperasional
skecakapan hidup (life skill) yang perlu
(usia 2 - 7 tahun), periode oparasional
dikembangkan melalui proses pendidikan
kongkrit (usia 7 - 11 tahun), dan periode
adalah keterampilan berpikir. Hal ini
operasional
menunjukkan bahwa pengetahuan dapat
dewasa). Selanjutnya menunjukkan bahwa
diperoleh dengan kemampuan berpikir,
anak-anak yang belajar di sekolah untuk
terutama
pertama
tinggi
dalam
yang
upaya
memecahkan
berpikir
formal
kali
dan
berkorelasi
(usia
11
adalah
sampai
bersifat
masalah dalam kehidupan sehari-hari
“praoperasional”, atau didominasi oleh
(Usman, 1994).
persepsi-persepsinya. Pada usia sepuluh
Menurut
Idrus
tahun pertama, sebagian besar siswa
pengembangan
mengembangkan kemampuannnya untuk
potensi berpikir siswa belum diupayakan
menjalankan operasi kognitif yang tinggi,
secara terencana dan terintegrasi dalam
mereka belajar membedakan interpretasi
pembelajaran
pula
atau deskripsi sebab dan akibat. Sekolah
sekolah-
menengah pertama adalah waktu yang
sekolah, dalam proses pembelajaran di
tepat untuk pengajaran awal tentang
kelas,
pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau
mengingat
proses-proses berpikir kompleks. Hal ini
(2005),
Corebima
bahwa
berdasarkan
guru
pemahaman
upaya
IPA.
dan
Demikian
pengamatan
lebih konsep
di
menekankan dan
kembali pelajaran yang telah disampaikan
disebabkan
dan pencarian satu jawaban yang benar
kognitif siswa remaja telah matang untuk
terhadap soal-soal yang diberikan dan
diberikan tantangan berupa pemikiran
belum
mengupayakan
keterampilan
yang lebih kompleks (Corebima, 1999).
berpikir
tingkat
Proses-proses
tinggi.
perkembangan
kapasitas
Kemampuan berpikir berhubungan
pemikiran tingkat tinggi jarang sekali
dengan
prestasi
belajar
biologi
dan
dilatihkan.
keterampilan berpikir. Nordland dan De Vito menyatakan ada korelasi antara
BIOLOGI SEL
Page 14
Jurnal Biology Science & Education 2013
surati
tingkat penalaran dengan hasil belajar
inkuiri
IPA. Hasil belajar siswa meningkat secara
keterampilan
signifikan setelah mereka dilatih dengan
pembelajaran inkuiri melatih indikator
keterampilan berpikir tertentu (Suryani,
berpikir
2009). Rendahnya keterampilan berpikir
Merumuskan
siswa dapat disebabkan karena strategi
argument,
yang diterapkan guru dalam pembelajaran
Melakukan investigasi atau pengumpulan
belum berorientasi pada pemberdayaan
data, membuat generalisasi dari data,
berpikir
membuat tabel dan grafik, membuat
tingkat
tinggi,
dan
hanya
berpotensi
memberdayakan
berpikir
kritis,
di
masalah, 3)
karena
antaranya
1)
2)
Memberi
Melakukan
induksi:
menekankan pada pemahaman konsep.
kesimpulan
Melalui KTSP 2006 telah ditetapkan
Pembelajaran inkuiri bertujuan untuk
bahwa salah satu standar kompetensi
mengembangkan tingkat berfikir dan juga
lulusan
menunjukkan
keterampilan berfikir kritis (Corebima,
kemampuan berpikir tinggi. Oleh karena
2005). Pada prinsipnya pengajaran inkuiri
itu diharapkan kepada para guru agar
membantu siswa bagaimana merumuskan
dalam merencanakan dan melaksanakan
pertanyaan,
mencari
pembelajaran yang mampu melatih dan
pemecahan
untuk
mengembangkan keterampilan berpikir
keingintahuannya dan untuk membantu
siswa di samping pemahaman konsep. Hal
teori dan gagasannya tentang dunia. Lebih
ini
karena
jauh lagi dikatakan bahwa pembelajaran
keterampilan berpikir tinggi merupakan
inkuiri bertujuan untuk mengembangkan
suatu
untuk
tingkat berpikir dan juga keterampilan
menghadapi tantangan kehidupan di abad
berpikir kiritis. Dalam pembelajaran perlu
ke 21 ini (Sanjaya, 2008).
ditetapkan strategi. Strategi pembelajaran
SMP
penting
life
adalah
untuk
skill
dilakukan
bagi
siswa
Keterampilan berpikir kritis dapat diberdayakan
hipotesis.
jawaban
atau
memuaskan
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
strategi
harus dikerjakan guru dan siswa agar
satu
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
diantaranya adalah pembelajaran inkuiri
efektif dan efisien. Untuk melaksanakan
sebagaimana dinyatakan oleh Corebima
strategi diperlukan seperangkat metode
(2005), bahwa pembelajaran berbasis
pengajaran. Ada berbagai metode yang
pembelajaran
BIOLOGI SEL
melalui
terkait
tertentu,
salah
Page 15
Jurnal Biology Science & Education 2013
surati
dapat digunakan dalam pembelajaran,
random pada kelas VIII dengan cara
namun dalam penelitian ini digunakan
undian. Hasil undian diperoleh kelas kelas
metode tanya jawab dan metode kerja
VIII C sebagai kelas kerja kelompok
kelompok
karena
membandingkan
peneliti
ingin
dengan jumlah sampel 25 orang dan kelas
belajar
antara
VIII A sebagai kelas tanya jawab dengan
hasil
pembelajaran inkuiri secara individu dan
jumlah sampel 25 orang.
pembelajaran inkuiri secara kelompok.
Variabel Penelitian
Berpijak pada teori dan bertolak
Variabel bebas dalam penelitian
dari pentingnya keterampilan berpikir itu
ini adalah pembelajaran inkuiri dengan
untuk diupayakan dan diimplementasikan
metode tanya jawab dan metode kerja
dalam pembelajaran serta pengaruhnya
kelompok
terhadap hasil belajar, maka perlu adanya
keterlaksanaan
penelitian
dalam penelitian ini adalah hasil belajar
yang
“Perbandingan
mengkaji
Hasil
tentang
Belajar
antara
dengan RPP.
indikator
Variabel
terikat
dengan indikator nilai tes hasil belajar.
Pembelajaran Inkuiri Melalui Metode
Instrumen Penelitian
Tanya Jawab dan Kerja Kelompok”.
1. Tes Hasil Belajar Instrumen ini dilengkapi dengan
METODE PENELITIAN
kisi-kisi test dan butir test, yang disusun
Jenis Penelitian
berdasarkan tujuan pembelajaran yang
Penelitian penelitian
ini
quasy
merupakan
eksperimen
yang
bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar dua kelompok dengan treatment pembelajaran yang berbeda.
dalam
dalam
penelitian
ini
wilayah
Maluku
Tengah. Sampel penelitian diambil 2 kelas untuk ujicoba yang ditentukan secara BIOLOGI SEL
dalam
upaya
untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan. soal test pada kelompok inkuiri metode kerja
adalah sama. Test terdiri dari pretest dan
adalah semua siswa kelas VIII SMP Negerilima
dicapai
kelompok dan inkuiri metode tanya jawab
Populasi dan Sampel Populasi
hendak
posttest yang dibuat sama untuk kelompok inkuiri kerja kelompok dan kelompok inkuiri tanya jawab. Soal pretest pararel dengan soal posttest sebanyak 15 butir soal dalam bentuk 15 soal pilihan ganda. Page 16
Jurnal Biology Science & Education 2013
Pretest diberikan sebelum pembelajaran
Pengamatan
dimulai dan posttest diberikan setelah
observasi
pembelajaran.
mengisi
2. Lembar observasi keterlaksanaan rencana pembelajaran (RPP)
pengamatannya
Lembar
observasi
menggunakan
lembar
pembelajaran atau
observasi
pengamatan
surati
menuliskan pada
pada
pembelajaran
dengan hasil lembar
saat
proses
berlangsung,
yang
digunakan untuk mengamati kemampuan
dilakukan oleh teman sejawat untuk
guru mengelola pengajaran inkuiri dengan
tiap metode pembelajaran.
strategi tanya jawab dan tugas tugas
Tehnik Analisa Data
kelompok.
Analisis
post-test
untuk
melihat
pengaruh antara pembelajaran inkuiri
Teknik Pengumpulan Data 1. Memberikan
data
kelas
metode tanya jawab dan metode kerja
inkuiri tanya jawab dan kelas inkuiri
kelompok terhadap hasil belajar siswa.
kerja kelompok untuk mengetahui
Dianalisis dengan menggunakan rumus
hasil belajar siswa setelah penerapan
product moment:
pembelajaran
pada
inkuiri
mendapatkan
data
untuk
post-test.
=
Test
dilakukan secara klasikal dikerjakan oleh setiap siswa. Post-test diberikan selesai pembelajaran. 2. Observasi
Melakukan
terhadap
pembelajaran.
pengamatan
keterlaksanaan
untuk
menyatakan
besar kecilnya hubungan metode tanya
(pengamatan)
keterlaksanaan
Selanjutnya
skenario
KP = r2 x 100%
terhadap RPP.
jawab
dan
metode
kerja
kelompok
terhadap hasil belajar ditentukan dengan rumus koefisien diterminan (Sudjana, 2002):
dimana: KP = nilai koefisien deteminan r
= nilai koefisien korelasi
Untuk melihat seberapa besar pengaruh pembelajaran inkuiri metode tanya jawab dan metode kerja kelompok terhadap hasil belajar siswa, maka diuji dengan menggunakan rumus uji t: BIOLOGI SEL
Page 17
Jurnal Biology Science & Education 2013
surati
HASIL PENELITIAN 1. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Tabel 1 Hasil Pengamatan Pembelajaran Inquiri Metode Tanya Jawab dan Kerja Kelompok No
Rata-rata Penilaian
Aspek yang Diamati
Kategori
Tanya Jawab
Kerja Kelompok
1
Pendahuluan
3,16
3.08
Baik
2
Kegiatan inti
3,08
3,13
Baik
3
Penutup Pengelolaan waktu
3,25
3,25
Baik
3 3,15
3 3,15
Baik
4 5
Suasana kelas
Berdasarkan
hasil
pengamatan
Baik
berbentuk
pilihan
ganda.
Tes
ini
pada Tabel 1 menunjukan skor rata – rata
digunakan untuk mengetahui keberhasilan
aspek
tiap-tiap
proses
yang
diamati
untuk
pembelajaran.
Keberhasilan
kegiatan.
Pengamatan
meliputi
pembelajaran diukur dengan pencapaian
pendahuluan,
kegiatan
penutup,
hasil belajar berdasarkan standar kiteria
inti,
pengelolaan kelas, dan suasanan kelas
ketuntasan
minimal
mendapatkan penilaian rata-rata dengan
Negerilima
Leihitu,
kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa
jawaban yang dijawab benar tiap siswa
rencana pembelajaran telah dilaksanakan
adalah 65, maka pembelajaran dikatakan
dengan baik, baik menggunakan metode
tuntas, apabila 70% dari seluruh siswa dan
tanya jawab maupun dengan metode kerja
mencapai proporsi KKM 65 dikatakan
kelompok.
tuntas secara klasikal. Hasil belajar siswa
2. Hasil Tes Belajar
dapat
Hasil menggunakan
BIOLOGI SEL
belajar soal
diukur tes
hasil
dilihat
(KKM) apabila
pada
SMP proporsi
Tabel
2.
dengan belajar
Page 18
Jurnal Biology Science & Education 2013
surati
Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar Metode tanya Jawab dan Metode Kerja Kelompok Metode Tanya Jawab Metode Kerja kelompok Tes Belajar Persentase (%) Frekuensi Frekuensi Persentase (%) Tidak Tidak Tidak Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Pretes
1
24
4%
96%
0
Postes
21
4
84%
16%
23
Dari Tabel 2 menunjukan bahwa
tujuannya
25
0%
2
adalah
100%
92%
untuk
8%
mengetahui
ketuntasan pretes kelas metode tanya
seberapa pengaruh pembelajaran inkuiri
jawab hanya 1 (4%) siswa yang tuntas dan
metode tanya jawab dan metode kerja
24 (96%) siswa tidak tuntas. Pada kelas
kelompok terhadap hasil belajar siswa.
metode kerja kelompok ketuntasan pretes
Dalam penelitian ini taraf signifikansi
semus
yang digunakan ialah sebesar 5% atau
siswa
tidak
tuntas.
Setelah
dilaksanakan pembelajaran, ketuntasan
0,05.
postes dari kelas metode tanya jawab
Sebelum melakukan uji t, terlebih
hanya 4 (16%) orang siswa yang tidak
dahulu
tuntas dan 21 (84%) orang siswa tuntas.
moment
sementara
antara
pada
kelas
metode
kerja
menghitung untuk
korelasi
mengetahui
pembelajaran
inquiri
product hubungan dengan
kelompok 2 (8%) orang tidak tuntas .dan
metode tanya jawab dan metode kerja
23 (92%) orang siswa tuntas. Secara
kelompok terhadap hasil belajar siswa.
individu dikatakan tuntas karena proporsi
Data untuk analisis product moment
diatas 65, tuntas secara klasikal karena
adalah nilai postes metode tanya jawab
84% dari kelas metode tanya jawab siswa
dan metode kerja kelompok, sehingga
mencapai proporsi di atas 65. Dan pada
diperoleh ttabel = 2,069. Ternyata thitung
kelas metode kerja kelompok tuntas
lebih kecil dari ttabel artinya tidak ada
secara klasikal karena 92% dari seluruh
pengaruh pembelajaran inquiri dengan
siswa mencapai proporsi diatas 65.
metode tanya dan metode kerja kelompok
3. Hasil Uji t
terhadap hasil belajar siswa pada konsep
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran metode tanya jawab
dan
metode
kerja
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan.
kelompok
dilakukan dengan menggunakan uji t, BIOLOGI SEL
Page 14
Jurnal Biology Science & Education 2013
selain
PEMBAHASAN
surati
berpotensi
memberdayakan
Hasil pengamatan keterlaksanaan
keterampilan berfikir kritis sesuai dengan
RPP, menunjukkan bahwa guru dapat
pendapat: 1) melalui pendekatan inkuiri
melaksanakan
inkuiri
siswa dikondisikan untuk berfikir secara
dengan baik, baik metode tanya jawab
kritis dan kreatif, 2) bahwa pembelajaran
maupun metode kerja kelompok. Seluruh
inkuiri
aspek dalam RPP terlaksana dengan baik.
keterampilan berfikir kritis, 3) yang
Hal
skor
menyatakan pembelajaran inkuiri melatih
oleh
indikator
ini
pembelajaran
ditunjukkan
pengamatan
yang
dengan diberikan
berpotensi
berfikir
memberdayakan
kritis
seperti
pengamat dengan kategori baik. Rencana
merumuskan masalah, memberi argument,
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
melakukan induksi dan 4) penelitian yang
dikembangkan
yang
diungkapkan menyimpulkan pembelajaran
pada
dengan
adalah
RPP
dikembangkan
berorientasi
pembelajaran
inkuiri,
inkuiri
terbimbing
memiliki
dengan
dampak positif dalam mengembangkan
menggunakan metode tanya jawab dan
berfikir kritis siswa yang berkaitan dengan
metode
Disamping
pengembangan inteligensi siswa (Nur,
berorientasi pada pembelajaran inkuiri
2002). Pembelajaran inkuiri juga mampu
dengan metode tanya jawab dan metode
meningkat hasil belajar dalam hal ini
kerja kelompok, juga untuk meningkatkan
ketuntasan belajar oleh Suryani (2009),
kompetensi
kegiatan
bahwa dengan inkuiri terbimbing dapat
pembelajaran biologi, yang terlihat dari:
meningkatkan prestasi belajar siswa yang
(1) tujuan pembelajaran, (2) komponen
ditandai dengan ketuntasan belajar siswa.
kerja
kelompok.
siswa
dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang
Demikian
pula
kelas
metode
kerja
tertulis pada RPP, dan (3) komponen
pembelajaran
evaluasi hasil belajar yang tercantum
kelompok, ketuntasan hanya mencapai
dalam RPP.
92% dan mancapai peningkatan menjadi
Ketuntasan belajar klasikal pada
inkuiri
dengan
100%.Keadaan ini menunjukkan bahwa
kelas pembelajaran inkuiri metode tanya
pembelajaran
jawab mencapai 84% dan Keadaan ini
memberdayakan
membuktikan bahwa pembelajaran inkuiri
kemampuan berfikir kritis sebagaimana
BIOLOGI SEL
inkuiri dan
berpotensi meningkatkan
Page 20
Jurnal Biology Science & Education 2013
surati
yang diungkapkan oleh bahwa penerapan
metode tanya jawab dan metode kerja
inkuiri dengan strategi kooperatif akan
kelompok.
dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis sehingga memberi dampak pada peningkatan hasil belajar dalam hal ini ketuntasan
belajar
sebagaimana
yang
pernah diteliti oleh Winarni (2001), menemukan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, meningkatkan hasil
Hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri metode tanya jawab dan metode kerja menunjukkan
tidak
ada
perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil hasil uji t dimana thitung sebesar 0,56 lebih kecil dari ttabel 2,069 yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan pada hasil belajar antara metode tanya jawab dan kerja kelompok terhadapahasil belajar siswa. Tidak adanya pengaruh yang signifikan ini disebabkan dua kelas yang diberi perlakuan merupakan sampel yang setara dan sama KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajarkan pembelajaran inkuiri BIOLOGI SEL
1. Pembelajaran dibudayakan
inkuiri pada
hendaknya
siswa
karena
strategi pembelajaran ini efektif untuk melatih keterampilan berfikir tingkat tinggi sehingga siswa menjadi terlatih untuk berfikir kritis dan ini sangat baik
belajar kognitif.
kelompok
SARAN
untuk perkembangan penalaran dan intelektual siswa. 2. Pada metode kerja kelompok guru hendaknya lebih memperhatikan siswa saat bekerja dalam kelompok. ntuk melaksanakan pembelajaran inkuiri waktu pembelajaran sebaiknya lebih dari 2 x 40 menit karena pembelajaran inkuiri
membutuh
waktu
yang
panjang. DAFTAR PUSTAKA Amien, M. 1986. Metode Discovery – Inquiry dalam Pendidikan IPA. Depdikbud, Dirjen Dikti. Jakarta. Amin, M. 1987. Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode DiscoveryInquiry. Depdikbud, Dikti Projek Pengembangan LPTK. Jakarta. BSNP. 2006a. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. BSNP. 2006b. Kurikulum Tingkat Satuan Page 21
Jurnal Biology Science & Education 2013
Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Corebima, A.D. 1999. Proses dan Hasil Pembelajaran MIPA di SD, SLTP, dan SMU: Perkembangan Penalaran Siswa Tidak Dikelola Secara Terencana Proceeding Seminar Quality Improvement of Mathematics and Science Education in Indinesia (JICA). Bandung, Agust 11. Corebima, A.D. 2005. Pemberdayaan Berpikir Siswa pada Pembelajaran Biologi: Satu Penggalakan Penelitian Payung di Jurusan Biologi UNM. Makalah Disampaikan dalam Seminar Nasional Biologi dan Pembelajaran FMIPA UNM, Malang: 3 Desember 2005.Joni, T.R. 1992. Memicu Perbaikan Pendidikan melalui Kurikulum. Jurnal Ilmu Pendidikan. Kardi, S. dan Nur, M. 2000. Pengantar pada Pengajaran dan Pengelolaan Kelas. UNESA University Press. Surabaya Karyadi, B. dan Winarni, E. 2000. Pelaksanaan Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Inkuiri dalam Upaya Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa SLPT 11 Bengkulu. Laporan Penelitian Bengkulu. Bengkulu: LPPM Universitas Bengkulu. Nurhayati Nunung. 2006.Pelajaran IPA Biologi. Yrama Widya. Bandung. Nur, M. dan Wikandari, P.R. 1998. Pendekatan-Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran. IKIP Surabaya. Nur, M dan Wikandari, P.R. 1998. Pengajaran Berpusat pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme BIOLOGI SEL
surati
dalam Pengajaran. IKIP Surabaya. Nur, M. 1999. The Developing of Science Instruktional Model Using Process Approach to Increase Student, Reasoning and Thinking Ability. Dikti. Surabaya Nur, M. 2002. KeterampilanKeterampilan Proses Sains. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA. Oates, K, K. 2002. Inquiry Science: Case Study in Antibiotic Prospecting. The American Biology Teacher, 64(3): 184-187. Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta Subiyanto. 1988. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung Sudjana, N. 1996. Metoda Statistik. Tarsito. Bandung Suryani, N. D. 2009. Pengembangan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Fisika Materi Pokok Kalor Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pendidikan Delta Widya. Dinas Pendidikan. Surabaya Usman, U.M. 1994. Menjadi Guru Profesional. PT. Gramedia. Bandung. Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Bigraf Publishing. Yogyakarta.
Page 22