1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU Arni1 Abduh H. Harun2 Imran3 Program Studi PPKn, Jurusan pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah dengan penggunaan metode tanya jawab dalam pembelajaran PPKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIB SMP Negeri 10 Palu? Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn dengan menggunakan metode tanya jawab. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMP Negeri 10 Palu, melibatkan 20 orang siswa terdiri atas 9 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Pada setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 50% dan daya serap nilai rata-rata hasil belajar siswa 56%. Dari 20 orang siswa hanya 10 orang yang memperoleh ketuntasan secara individu sehingga presentase ketuntasan klasikal mencapai 50%. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan kelas dengan menerapkan metode Tanya jawab belum berhasil sehingga perlu dilakukan kembali penelitian pada tindakan siklus II. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 90% dan nilai rata-rata hasil belajar siswa 80%. Dari 20 siswa yang mengikuti tes yang tuntas belajar yakni 18 siswa dengan presentase ketuntasan 90%. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Tanya jawab secara efektif dan efisien tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dengan demikian, pembelajaran dengan menerapkan metode Tanya jawab dinyatakan tuntas dan mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni minimal 80% dan daya serap klasikal minimal 65%. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn.
Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar Siswa dan Metode Tanya Jawab. 1.
2. 3.
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir, Stambuk A 321 09 045 Pembimbing I Pembimbing II
2
1. PENDAHULUAN Pelajaran PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang amat penting untuk dipelajari oleh siswa, yang mengajari tentang peristiwa, fakta, serta konsep yang berkaitan dengan kehidupan sosial, berbangsa dan bernegara. Sebagaimana kita ketahui bersama pula tidak selamanya harapan itu dapat terwujud, ternyata dalam pembelajaran PPKn masih terdapat siswa yang belum berhasil, seperti kenyataan yang kami peroleh dikelas VIIB SMP Negeri 10 Palu, yakni nilai ratarata yang diperoleh siswa pada tahun ajaran 2013/2014 yaitu 53%. Apalagi dengan di berlakukannya kurikulum KTSP 2006 yang menekankan pada keaktifan siswa, sehingga cara guru dalam mengajarkan materi tidak hanya dengan ceramah dan siswa tidak bersifat pasif saja. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat esensi bagi setiap orang dalam mengarungi kehidupan, terutama pada zaman yang penuh dengan informasi dan teknologi seperti sekarang ini. Dibelahan bumi manapun terdapat masyarakat dan disana pula terdapat pendidikan. Manusia diwajibkan untuk selalu belajar menerima dan menyerap informasi yang selalu up to date dan dapat diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari karena ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang seiring dengan perubahan jaman. Salah satu masalah yang mempengaruh pembelajaran dan hasil belajar siswa adalah kurangnya strategi guru dalam menggunakan model-model pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar siswa berkaitan dengan prestasi belajar siswa, jika siswa memiliki prestasi yang tinggi maka siswa tersebut memiliki hasil belajar yang tinggi dan begitupun sebaliknya. Hasil belajar mengacu pada perolehan hasil secara keterlibatan mental, emosi, dan sosial dari siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar teraktualisasi pada perubahan sikap dan kepribadian siswa untuk lebih berprestasi dalam berbagai aktivitas belajar di sekolah. Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh secara individu setelah mengikuti proses belajar mengajar yang nampak dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan keterampilan, hasil belajar yang diperoleh oleh siswa merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dalam diri (Faktor Internal) maupun dari luar diri (Faktor Eksternal).
3
Seorang pendidik, guru diharapkan untuk dapat mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu langkah kongkrit dengan metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa paham dan menemui makna dengan apa yang diajarkan gurunya. Metode pembelajaran yang diperlukan adalah pembelajaran yang mendorong siswa menjadi aktif, kooperatif dan kritis sehingga siswa bersifat partisipatif aktif dalam mencoba memahami konsep yang diajarkan. Olehnya itu peneliti akan menerapkan metode tanya jawab pada siswa kelas VIIB, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan metode tanya jawab yakni guru akan bertanya jawab dengan siswa dan siswa bertanya jawab dengan siswa lain dalam hal ini saling membelajarkan diri dengan lingkungan sosial pendidikannya, dengan demikian materi dan konsep yang diajarkan akan lebih jelas, dipahami,dimaknai dan dimengerti oleh siswa tersebut. Karena metode tanya
jawab
mengantarkan
siswa
kepada
siswa
pertanyaan-pertanyaan,
pernyataan-pernyataan serta menemukan jawaban yang kemudian membangun pemahaman siswa tentang konsep PKn yang dipelajari. Penggunaan metode tanya jawab pada pembelajaran PKn sangat efektif sebab pembelajaran PKn erat kaitannya dengan materi-materi tata aturan hidup manusia, seperti norma, budaya dan mekanisme bermasyarakat serta bernegara yang merupakan konsep realitas dalam kehidupan siswa sehingga pembelajaran PKn akan menyentuh dan membelajarkan serta langsung memberikan pengalaman dan makna pada siswa. Dengan penerapan metode tanya jawab semua hal yang ada dibenak siswa akan dikeluarkan, diungkapkan dan dipertanyakan kepada guru maupun temannya. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul "Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode tanya jawab pada pembelajaran PPKn di kelas VIIB SMP Negeri 10 Palu".
II METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class room action research) yang dilakukan secara kolaboratif dan kooperatif serta partisipatif. Artinya dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru mata
4
pelajaran PKn kelas VIIB SMP Negeri 10 Palu dan secara partisipatif bersama dengan guru melaksanakan penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah dengan tujuan, meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui metode Tanya jawab. Penelitian tindakan kelas ini mengikuti tahap tindakan yang bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi spiral yang dicantumkan Kemmis dan Mc Taggart (Depdiknas, 2005:6)4. Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Palu. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIB berjumlah 20 orang siswa, terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dalam penelitian ini dimana dengan menggunakan Tes, wawancara (diskusi) dan Observasi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan 1) lembar observasi aktivitas siswa, 2) lembar observasi aktivitas guru, 3) Tes hasil belajar. Untuk mengelola data mentah menjadi informasi bermakna peneliti melakukan tiga tahapan, yaitu: Mereduksi data, Penyajian Data, Penarikan kesimpulan dan verifikasi serta teknik analisis data yang digunakan menganlisis data kualitatif yang diperoleh dari tes hasil kegiatan siswa proses pembelajaran siswa dengan menggunakan rumus persentase ketuntasan belajar siswa sebagai berikut: 1) Daya Serap Individu
DSI dengan : X Y
X Y
x 100 %
= Skor yang diperoleh siswa = Skor maksimal soal
DSI = Daya Serap Individu Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% (Depdiknas, 2006:37)5. 4.
Depdiknas. (2006). Dokumen KTSP Sekolah.
5.
Depdiknas. (2006). Dokumen KTSP Sekolah.
5
2) Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Persentase KBK= Keterangan:
∑
∑
x 100%
∑ N = Jumlah siswa yang tuntas ∑ S = Jumlah siswa seluruhnya. KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal
Proses pembelajaran di kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 85% siswa telah tuntas secara individu (Depdiknas, 2006:37) 6.
No. 1 2 3 4 5
Tabel 3.4 Taraf Keberhasilan Tindakan Taraf Keberhasilan Kualifikasi 85%-100% Sangat Baik (SB) 70%-84% Baik (B) 55%-69% Cukup (C) 46%-54% Kurang (K) 0%-45% Sangat Kurang (SK)
III HASIL Hasil analisis tes pra tindakan diperoleh skor rata-rata 53% dengan presentase ketuntasan klasikal 43% dan daya serap klasikal hanya mencapai 52,05%. Dari 20 siswa yang mengikuti tes, hanya 9 siswa yang tuntas belajar atau mencapai minimal daya serap individu 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa yang ada dan yang telah ditetapkan sekolah. Berdasarkan hasil pra tindakan kemudian peneliti merencanakan tindakan siklus I, setelah semua perencanaan dianggap matang kemudian dilaksanakan tindkan siklus I. Berdasarkan data observasi aktivitas siswa pada, dapat dilihat hasil yang diperoleh bahwa pada pertemuan pertama terlihat secara umum aspek yang diamati mengindikasikan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah masuk dalam kategori cukup dengan skor tercapai sebesar 24 dan dari skor maksimal 36 dan presentase yang diperoleh 66,67%, 6.
Depdiknas. (2006). Dokumen KTSP Sekolah.
6
maka dari hasil tersebut masuk dalam kriteria cukup. Hal ini dikarenakan siswa masih dalam tahap penyesuaian dengan temannya. Meskipun demikian terdapat beberapa siswa mewakili temannya untuk menjawab pertanyaan dari guru dan dari teman sendiri dengan cukup baik. Terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada beberapa aspek sudah baik, namun ada beberapa aspek yang masih dalam ketegori cukup. Dari hasil observasi tersebut menunjukkan pada siklus I, skor tercapai yang diperoleh sebesar 22 dari skor maksimal 32, dengan presentase sebesar 68,75%. Dengan demikian, hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama masuk dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa penugasan guru dalam menerapkan metode Tanya jawab pada mata pelajaran PPKn di Kelas VIIB SMP Negeri 10 sudah baik. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I yang dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit maka kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes akhir. Tes ini berupa tes tertulis dengan jumlah soal 3 nomor. Dan tes lisan. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal ini adalah 20 menit. Hasil tes yang diperoleh pada tindakan siklus I yakni dengan skor tertinggi 100, skor terendah 30 dan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh 56%. Dari 20 orang siswa hanya 10 orang yang memperoleh ketuntasan secara individu sehingga presentase ketuntasan klasikal mencapai 50%. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan kelas dengan menerapkan metode Tanya jawab belum berhasil sehingga perlu dilakukan kembali penelitian pada tindakan siklus II. Tindakan siklus I dianggap belum berhasil sebab masih ada kelemahankelemahan yang perlu diperbaiki di antaranya siswa belum mampu memahami dan menkaji materi dengan baik, siswa belum mampu mengerjakan tugas dari guru dengan baik sehingga hasil belajar yang diperoleh sangat rendah. Selain itu, guru menyampaikan materi terlalu terburu-buru sehingga siswa merasa kurang paham dan guru kurang memberikan penghargaan kepada siswa. Adapun kelebihan pada siklus I yang perlu dipertahankan yaitu pemberian motivasi guru sudah dianggap baik.
7
Hasil observasi untuk siswa pada siklus II pada tabel
4.6 di atas
manunjukkan adanya penungkatan pada aktivitas siswa dengan jumlah skor tercapai sebesar 33 dari skor maksimal 36 sehingga dicapai presentase sebesar 91,66% dengan kriteria sangat baik. Pembelajaran pada siklus II siswa sudah dapat memahami materi yang dibahas. Kegiatan Tanya jawab di kelas juga sudah mengalami peningkatan yang sangat baik. Tindakan siklus II, terjadi peningkatan yang sangat baik hampir seluruh aspek yang diamati, terutma menyangkut keaktifan siswa dalam melakukan diskusi dan keantusiasan siswa dalam melakukan Tanya jawab. Sehingga tiap-tiap siswa berlomba-lomba untuk dapat kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru dan dari teman-teman lainnya dan siswa lainnya mampu untuk menambahkan pertanyaan temannya yang belum lengkap. Terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus II, terlihat adanya peningkatan yang cukup baik dibeberapa aspek yang diamati, seperti aspek dalam menyajikan informasi kepada siswa bagaimana lewat bahan bacaan, guru menjelaskan kepada siswa bagaimana mengerjakan tugas, guru memberikan kesempatan masing-masing siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru dan dari teman-temannya dan aspek guru dalam memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam melaksanakan Tanya jawab. Berdasarkan hasil observasi tersebut, diperoleh skor tercapai 30 dari skor maksimal 32 sehingga dicapai presentase sebesar 93,75%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh dari aktivitas guru pada pertemuan kedua masuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian kriteria yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas telah tecapai yaitu 75%
8
Diketahui bahwa hasil tes Tanya jawab yang diperoleh pada siklus II yakni dengan skor tertinggi 100, skor terendah 50 dan skor rata-rata yang diperoleh 80%. Dari 20 siswa yang mengikuti tes yang tuntas belajar yakni 18 siswa dengan presentase ketuntasan 90%. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Tanya jawab secara efektif dan efisien tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dengan demikian, pembelajaran dengan menerapkan metode Tanya jawab dinyatakan tuntas dan mencapai indikator penelitian yang telah ditetapkan yakni minimal 80%. Kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I sudah diperbaiki pada tindakan siklus II, dalam menyampaikan materi guru memperbesar volume suaranya serta memberikan contoh-contoh dan siswapun paham terhadap penjelasan guru, selain itu guru juga memberi penguatan agar siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Pada tindakan siklus II hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ingin dicapai sehingga peneliti tidak melanjutkan lagi penelitian ini pada siklus berikutnya.
IV. Pembahasan Hasil belajar siswa merupakan nilai ranah kognitif yang diperoleh siswa berupa nilai hasil tes dengan soal yang sama pada siswa Kelas VIIB SMP Negeri 10 Palu. Nilai evaluasi tersebut diperoleh setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan menerapkan metode Tanya jawab secara efektif dan efisien pada materi Demokrasi. Nilai terendah di kelas VIIB secara berturut-turut yaitu siswa yang mendapatkan nilai terendah adalah 2 orang pada siklus I dengan nilai 30. Dan nilai tertinggi di kelas VIIB SMP Negeri 10 Palu pada tindakan siklus I berjumlah 2 orang dengan nilai 100 dan pada siklus II nilai tetinggi ada 3 orang dengan nilai 100. Walaupun ada siswa yang memperoleh nilai ≤6,5 itu dikarenakan masih ada materi belum dipahaminya, dan berdasarkan pengamatan saat berlangsungnya Tanya jawab dikelas siswa masih mengalami kesulitan untuk bertanya. Hal ini dikarenakan belum terbiasa kegiatan Tanya jawab secara efektif dan efisien,
9
padahal saat tanya jawab berlangsung merupakan kesempatan yang baik bagi siswa untuk menanyakan tentang sesuatu yang belum dipahaminya. Akibatnya, saat mengerjakan soal post test siswa tersebut menjadi tidak biasa menjawab dengan baik. Namun banyak siswa yang telah berhasil mencapai hasil belajar secara individual, sehingga pada akhirnya mendapatkan nilai rata-rata 61 pada siklus I. dan 72,75 pada siklus II. Indikator kinerja yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi dasar dalam penelitian ini adalah apabila siswa mencapai hasil belajar ranah kognitif secara individual ≥75% murid telah mencapai ketuntasan belajar individual. Sehingga siswa dianggap ketuntasan belajarnya meningkat dan kompetensi dasar yang diinginkan tercapai serta kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran meningkat. Hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator kinerja. Rata-rata kelas dan hasil belajar klasikal pada Kelas VII SMP Negeri 10 Palu yang melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran PKn dengan materi Demokrasi. Pengalaman belajar yang menyenangkan dapat melekat dalam memori siswa periode waktu yang lebih lama, sehingga siswa akan lebih mudah meningatnya kembali saat melakukan Tanya jawab dan mampu mengerjakan soal tes walaupun evaluasi tidak langsung dilaksanakan sesuai waktu pembelajaran.
4.2.1 Aktivitas dalam Kegiatan Pengamatan Saat siswa melakukan diskusi kelompok pada materi “Demokrasi” tiap 5 kelompok siswa diamati oleh seorang observasi dengan panduan lembar observasi. Hasil data aktivitas siswa dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar obsevasi siswa dalam kegiatan pengamatan. Data hasil observasi yang telah dirangkum pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah siswa Kelas VIIB SMP Negeri 10 Palu yang termaksud dalam kategori aktif dan 2 orang kurang aktif. Hal ini menujukkan tercapainya indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian karena secara klasikal >75% siswa aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian, kemahiran keterampilan saja tidak cukup menghasilkan ketermpilan belajar yang tinggi, namun diperlukan umpan balik aktivitas yang relevan. Dengan aktivitas yang cukup dalam berinteraksi dengan lingkungan, maka siswa
10
akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bertahan lama dalam ingatannya. Oleh karena itu, dengan demikian hasil belajar siswapun akan lebih optimal. Walaupun telah dijelaskan pada pembahasan bahwa upaya meningkatkan metode Tanya jawab secara efektif dan efisien berpengaruh positif terhadap hasil belajar PKn siswa di Kelas VIIB SMP Negeri 10 Palu. Namun pembahasan tersebut terasa belum lengkap apabila analisis terhadap hasil evaluasi yang diperoleh siswa terhadap hasil evaluasi yang diperoleh siswa setelah dilakukan post test pasca penerapan metode Tanya jawab secara efktif dan efisien. Berdasarkan hasil tes PTK ini, dari 20 siswa yang diobservasi, ada 18 siswa yang dinyatakan telah tuntas belajar. Kenyataan ini menceritakan 2 hal yaitu: 1) ketuntasan yang dialami oleh 18 siswa menceritakan tingginya prestasi hasil belajar mereka di Kelas VIIB SMP Negeri 10 Palu. Perbandingan jumlah siswa yang tidak tuntas mengisyaratkan bahwa metode tanya jawab secara efektif dan efisien yang diterapkan oleh guru PPKn dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, hal ini perlu terus dipupuk, di pertahankan dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Beberapa item yang telah dikategorikan baik perlu dipertahankan agar keinginan yang hendak dicapai dapat diwujudkan dengan baik pula.
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil Pra tindakan menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa 53% dan ketuntasan belajar klasikal 43%. Hasil tindakan siklus I menunjukkan nilai ratarata hasil belajar siswa 56% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 50%. Hasil tindakan siklus II menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa 80% dan ketuntasan belajar klasikal 90% Berdasarkan hasil di atas setiap tindakan menunjukkan peningkatan hasil belajar dan pada tindakan siklus II telah mencapai indikator kinerja yakni minimal 65 untuk nilai rata-rata hasil belajar dan minimal 80 untuk ketuntasan belajar klasik sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya perbaikan pembelajaran dengan
11
menggunakan metode tanya jawab dapat meingkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas VIIB SMP Negeri 10 Palu.
5.2 Saran-saran 1. Siswa harus lebih siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru maupun siswa lainnya. 2. Guru mampu memilih pertanyaan yang tepat yang akan ditujukan pada siswa. 3. Agar pihak yang pengambil kebijakan lebih jeli dalam menyikapi kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran.
12
DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. (2006). Dokumen KTSP Sekolah. Dimyati, d.k.k. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Rineka Cipta. Khaeruddin, d.k.k. (2005). Metodologi Ilmu Pengetahuan. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Muslich, Masnur. (2010). Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman Praktis bagi Guru Profesional. Cetakan Keempat. Jakarta: Bumi Aksara. Ramadhan A., dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir (Skripsi) & Artikel Penelitian. Palu: Universitas Tadulako. Tidak diterbitkan. Suharsimi, dkk. (2007). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.