THE EFFECT OF OPERATIONAL ANALYSIS OF AUDIT ON MANAGEMENT OF REVENUE SERVICES AT. MULTI LOGISTICS INDONESIA YEAR 2010 Singgih Nurseto, Widyatmini Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: operational audit, revenue services
ABSTRACT Management services revenue is a managerial function is important, because physical investigation on this revenue services involving an investment amount and affect the effectiveness and efficiency of Activities Company. Therefore, operational audits on revenue services is very needed to reduce the risk of excess, loss, anticipating the possibility of the fraud and ensure that procedures have been done better so that later can be made a suggestion for improvement. The purpose of this study, researchers just want to find out whether there is a positive influence between operational audits with revenue management services. Operational audit is an evaluation of the various operations of the company while the goal was to assess whether the implementation of operational activities have been carried out economically, effectively and efficiently. One of the companies that need to be done in the operational audit is the problem of revenue management services. While the notion it self is service revenue increased due to the inclusion of assets from the sale of a product that is not tangible or intangible and can only be felt. From the calculation can be concluded that the positive effect that the operational audit of the management services income at PT. MULTI LOGISTICS Indonesia in 2010.
1
ABSTRAK Pengelolaan pendapatan jasa merupakan salah satu fungsi manajerial yang penting, karena pemeriksaan fisik atas pendapatan jasa ini melibatkan investasi rupiah dan mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kegiatan perusahaan. Oleh sebab itu, audit operasional atas pendapatan jasa sangat diperlukan untuk mengurangi resiko terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik sehingga kemudian dapat dibuatlah suatu usulan perbaikan. Tujuan dari penelitian ini, peneliti hanya ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif antara audit operasional dengan pengelolaan pendapatan jasa. Audit operasional merupakan evaluasi atas berbagai kegiatan operasional perusahaan sedangkan sasarannya adalah untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan operasional telah dilaksanakan secara ekonomis, efektif dan efisien. Salah satu bagian dalam perusahaan yang perlu dilakukan audit operasional adalah masalah pengelolaan pendapatan jasa. Sedangkan pengertian pendapatan jasa itu sendiri adalah meningkatnya aktiva yang dikarenakan masuknya hasil penjualan suatu produk yang tidak berwujud atau tidak nyata dan hanya dapat dirasakan. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa bahwa audit operasional berpengaruh positif terhadap pengelolaan pendapatan jasa pada PT. MULTI LOGISTICS Indonesia tahun 2010. Kata Kunci: audit operasional, pendapatan jasa
2
PENDAHULUAN Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan menuntut pula perkembangan di bidang pemeriksaan akuntansi (audit). Pemeriksaan akuntansi (audit) yang dilakukan tidak hanya pemeriksaan akuntansi yang hanya meliputi keuangan saja tetapi juga pemeriksaan yang menekankan penilaian sistematis dan objektif serta berorientasi pada tujuan untuk memperoleh keyakinan tentang keefektifan dan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Pimpinan perusahaan memerlukan audit operasional yang menyajikan informasi mengenai aktivitas operasional perusahaan dan tidak terbatas pada informasi keuangan dan akuntansi saja. Audit operasional sering disebut juga sebagai audit manajemen atau nama lainnya adalah audit kinerja. Berdasarkan hasil penelitian Michell Suharli (2006), audit manajemen sering kali diartikan sama dengan audit operasional. Pengertian sederhana dari audit manajemen adalah investigasi dari suatu organisasi dalam semua aspek kegiatan manajemen dari yang paling tinggi sampai dengan ke bawah dan pembuatan laporan audit mengenai efektivitasnya atau dari segi profitabilitas dan efisiensi kegiatan bisnisnya. Sedangkan pengertian sederhana audit operasional adalah uraian aktifitas perusahaan yang sistematis dalam hubungannya dengan tuuan untuk melihat, mengidentifikasikan peluang perbaikan atau mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan. Jelas kedua pengertian serupa karena pemeriksaan manajemen dilakukan saat manajemen beroperasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Achmad Badjuri dan Elisa Trihapsari (2004), bahwa pengertian audit kinerja adalah audit yang merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut. Apabila belum dilaksanakan seperti seharusnya, maka auditor akan memberikan rekomendasi atau saran agar pada masa yang akan datang menjadi lebih baik. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa tujuan umum dari didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan berusaha menekan biaya serendah mungkin. Untuk memperoleh laba, pihak manajemen perusahaan dituntut untuk lebih giat lagi guna mengambil keputusan-keputusan ke depan yang kiranya dapat membawa kemajuan dan perkembangan perusahaan. Untuk mengantisipasi kekeliruan dalam pengambilan keputusan maka salah satu caranya adalah pihak manajemen melakukan audit operasional terlebih dahulu. Dedi Kusmayadi (2009), hasil penelitiannya adalah bahwa: (1). Audit operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi strategi dan dampaknya pada laba operasi; (2). Audit operasional dan implementasi strategi secara parsial maupun simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi strategi dan dampaknya pada laba operasi. Di dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Michell Suharli (2006), tercantum bahwa penurunan laba perusahaan secara berkelajutan dan signifikan. Audit manajemen berusaha mencari penyebab dan pemecahannya misalnya cost yang terlalu tinggi atau harga yang 3
harus ditingkatkan. Selain mengadakan audit operasional, manajemen juga perlu melakukan evaluasi atau pengukuran kinerja. Menurut Naniek Niviari (2002), pengukuran kinerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan organisasi dan dapat digunakan untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan. Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley (2006), audit manajemen adalah tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta metode operasional organisasi tertentu yang bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi serta efektivitas prosedur serta metode tersebut. Jadi menurut Naniek Niviari (2002), di dalam audit manajemen juga dilakukan evaluasi kinerja. Di samping itu, ada beberapa tools yang bisa digunakan dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kinerja, diantaranya Six Sigma dan Balance Scorecard. Pengelolaan pendapatan jasa merupakan salah satu fungsi manajerial yang penting, karena pemeriksaan fisik atas pendapatan jasa ini melibatkan investasi rupiah dan mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kegiatan perusahaan. Oleh sebab itu, audit operasional atas pendapatan jasa sangat diperlukan untuk mengurangi resiko terjadinya selisih, kehilangan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan memastikan bahwa prosedur telah dilakukan dengan baik sehingga kemudian dapat dibuatlah suatu usulan perbaikan, selain itu untuk mengetahui apakah apakah prosedur pengelolaan pendapatan jasa tersebut telah dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh Yohansen D. Saragih (2003), memberikan kesimpulan bahwa, pelaksanaan audit operasional atas pelayanan kesehatan pada RS Dr. Hasan Sadikin yang diterapkan telah memadai. Audit operasional sangat berperan dalam mencapai efektivitas pelayanan kesehatan gawat darurat. Hal ini diketahui bahwa dengan audit operasional yang disusun dan diterapkan dengan baik dapat menganalisa efektivitas pelayan kesehatan gawat darurat dengan audit yang dilakukan pada bagian pelayanan kesehatan gawat darurat. Namun di dalam penelitian tersebut belum diketahui arah dari hasil penelitian. Hal ini dikarenakan penelitian tersebut belum menggunakan regresi linier sederhana. Dalam penelitian ini peneliti hanya menganalisis pengaruh audit operasional terhadap pengelolaan pendapatan jasa pada PT. MULTI LOGISTICS Indonesia Tahun 2010. Penelitiaan dilakukan dengan menggunakan data hubungan audit operasional terhadap pengelolaan pendapatan jasa pada PT. MULTI LOGISTICS Indonesia tahun 2010 dengan melalui kuesioner. Responden yang dipilih adalah: Presiden Direktur, Kepala Cabang Jakarta, Bagian Akuntansi dan Kasir, Bagian Administrasi, Bagian Pemasaran, Bagian H.R.D, Bagian Operasional dan Helper. Pihak independen yang menjadi responden adalah Dewan Komisaris PT. MULTI LOGISTICS Indonesia. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh analisis audit operasional terhadap pengelolaan pendapatan jasa? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pengaruh audit operasional terhadap pengelolaan pendapatan jasa.
4
TINJAUAN PUSTAKA Audit Operasional Banyak definisi dari audit operasional yang mencakup penyebutan efficiency (pengeluaran yang minimum dari sumber daya), effectiveness (pencapaian hasil yang diinginkan) dan economy (kinerja dari suatu entitas). Menurut Mardiasmo (2009), ketiga hal di atas masuk ke dalam audit kinerja (performance audit) atau value for money audit (VFM audit). Audit operasional sering disebut juga sebagai audit manajemen atau audit kinerja. Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke (2000), pengertian audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitas. Menurut Agoes Soekrisno (2004), audit operasi adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. Dari beberapa definisi-definisi mengenai audit operasioanal di atas dapat disimpulkan bahwa, audit operasional merupakan suatu proses pemeriksaan atas operasi yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen untuk menilai ekonomi, efisiensi dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasi yang dilakukan secara sistematis. Pada intinya auditoperasional sangat bermanfaat bagi peningkatan ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas organisasi baik yang bergerak dalam bidang produksi maupun bidang pemberian pelayanan (jasa) serta pihak pemerintah ataupun swasta. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Iwan Setiawan (2005), bahwa audit operasional sangat menunjang efektivitas produksi. Sedangkan Yohansen D. Saragih (2003), mengemukakan bahwa Audit operasional sangat berperan dalam mencapai efektivitas pelayanan kesehatan gawat darurat. Selain itu audit operasional juga dapat diterapkan di dalam instansi pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Cahyoko (2005), bahwa Audit operasional terhadap Instansi Pemerintah dimaksudkan untuk mengidentifikasikan kegiatan, program, aktivitas yang memerlukan perbaikan atau penyempurnaan dengan tujuan memberikan rekomendasi agar pengelolaan kegiatan, program, aktivitas dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif pada instasi yang diaudit. Dari pemaparan hasil penelitian, memberikan indikasi kuat bahwa audit operasional memiliki pengaruh positif terhadap upaya perbaikan aktivitas dan kinerja organisasi. Dengan demikian melalui audit operasional diharapkan organisasi akan mampu melaksanakan kegiatan bisinis terbaik dengan konsep perbaikan berkesinambungan yang mengacu terhadap ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pendapatan Jasa Salah satu bagian dalam perusahaan yang perlu dilakukan audit operasional adalah masalah pengelolaan pendapatan jasa karena pendapatan jasa merupakan bagian utama dalam laporan rugi laba sebuah perusahaan jasa dan seringkali merupakan perkiraan yang nilainya cukup besar. Dengan besarnya jumlah pemasukan dari pendapatan jasa suatu perusahaan, jelaslah bahwa pendapatan jasa merupakan aktiva yang sangat penting. Terutama bagi perusahaan jasa yang 5
bergerak dalam bidang pengiriman barang. Pendapatan jasa digunakan untuk menutupi biayabiaya operasional yang timbul dari kegiatan-kegiatan operasional sebuah perusahaan. Menurut Zaki Baridwan (2004), pendapatan jasa atau hasil penjualan adalah harga jual kali kuantitas yang dijual, sehingga di dalamnya tidak termasuk pajak pertambahan nilai (PPN). Jadi, pengertian pendapatan jasa adalah meningkatnya aktiva yang dikarenakan masuknya hasil penjualan suatu produk yang tidak berwujud atau tidak nyata dan hanya dapat dirasakan. Audit Operasional atas Pengelolaan Pendapatan Jasa Dalam melaksanakan pengujian audit atas laporan keuangan, auditor harus selalu menyadari arti penting laporan rugi laba bagi pemakai laporan keuangan. Selain itu auditor juga harus yakin bahwa setiap total pendapatan yang tercakup pada laporan rugi laba maupun laba bersih tidak disalah sajikan secara material. Banyak pemakai lebih mengandalkan laporan rugi laba ketimbang neraca dalam membuat keputusan. Investor modal, kreditur jangka panjang, perwakilan serikat buruh dan bahkan sering kali kreditur jangka pendek lebih tertarik pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba ketimbang harga perolehan atau nilai buku masingmasing aktiva. Dengan mempertimbangkan tujuan laporan rugi laba, berikut ini dua konsep esensial di dalam audit akun pendapatan menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley (2006): Penandingan pendapatan dan beban periodik merupakan hal yang penting untuk hasil penentuan hasil operasi yang tepat. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten untuk periode yang berbeda adalah hal yang penting agar dapat diperbandingkan.
METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Aman Santoso (2004), penentuan responden yang berkaitan dengan penelitian ini adalah individu-individu yang berkaitan dengan audit operasional, yaitu Direktur, Manajer Produksi, Bagian Quality Control. Menurut Sugiyono (2006), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Untuk itu agar dapat mendukung penelitian ini, peneliti memilih responden yang sesuai dengan identifikasi masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan peneliti maka responden yang berkaitan dengan penelitian ini adalah individuindividu yang berkaitan dengan analisis pengaruh audit operasional terhadap pengelolaan pendapatan jasa. Individu yang melakukan audit di perusahaan ini adalah internal auditor, maka dalam penelitian ini responden yang dimaksud adalah: Presiden Direktur, Kepala Cabang Jakarta, Bagian Akuntansi dan Kasir, Bagian Administrasi, Bagian Pemasaran, Bagian H.R.D, 6
Bagian Operasional dan Helper. Pihak independen yang menjadi responden adalah Dewan Komisaris. Alasan dipilihnya pihak internal perusahaan sebagai pemilihan responden karena yang mengetahui kinerja auditor adalah pihak internal perusahaan. Jika permasalahan internal diketahui oleh pihak luar perusahaan terutama oleh para competitor, maka para pesaing akan tahu kelemahan perusahaan sehingga hal tersebut akan menjadi keuntungan bagi para pesaing. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai PT. MULTI LOGISTICS Indonesia yang berjumlah 45 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian. Jika peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian, maka disebut sensus. Namun jika sebagian saja disebut sampel. Dengan demikian metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus. Metode Pengumpulan Data Pada kesempatan penelitian ini peneliti membaca buku, dan catatan-catatan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas. Serta mencari informasi mengenai objek penelitian melalui situs perusahaan tersebut. Selain itu peneliti juga melakukan kajian penelitian sejenis. Selain melakukan studi pustaka, peneliti juga melaksanakan studi lapangan, yang antara lain dilakukan dengan cara peninjauan langsung ke PT. MULTI LOGISTICS yang menjadi objek penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan dengan cara observasi dan survei dengan membagikan kuesioner sebanyak 45 sampel kepada Presiden Direktur, Kepala Cabang Jakarta, Bagian Akuntansi dan Kasir, Bagian Administrasi, Bagian Pemasaran, Bagian H.R.D, Bagian Operasional dan Helper. Pihak independen yang menjadi responden adalah Dewan Komisaris PT. MULTI LOGISTICS Indonesia. Metode Analisis Data Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, adalah: analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah dengan menggunakan tabel untuk memperjelas pembahasan pada penelitian ini. Sedangkan analisis kuantitaif yang dilakukan dalam penelitian ini berupa perhitunganperhitungan. Pengolahan data yang berasal dari kuesioner menggunakan software statistik SPSS 17 ini yang bertujuan untuk membantu peneliti atau pengguna statistik terhindar dari perhitungan manual statistik yang melelahkan tetapi ingin memperoleh output statistik yang akurat dan dapat dimengerti. Dalam penelitian ini software SPSS 17 digunakan hanya untuk menghitung uji validitas, uji reliabilitas dan anlisis regresi linier sederhana. Analisis kuantitatif yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain: pengujian instrumen melalui uji validitas dan uji reliabilitas, analisis data dengan menggunakan skala likert dan regresi linier sederhana serta pengujian hipotesis dengan menggunakan uji chi square. Instrumen yang valid mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Validitas ini didasarkan pula pada konsekuensi dimana peneliti yakin bahwa instrumen telah mencakup data yang ingin dicapai maka instrumen itu dinyatakan valid. Menurut Sugiyono (2003), biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Menurut Singgih Santoso (2005), bila semua butir pertanyaan berkorelasi positif terhadap kepuasan pelanggan, maka secara teoritis instrumen tersebut dikatakan valid. Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu 7
variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat dilakukan. Untuk uji Reliabilitas menurut Singgih Santoso (2005), adalah data tersebut dikatakan reliabel bila koefisian reabilitas besarnya koefisien alpha lebih dari 0,6. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Menurut Sugiyono (2003), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala ini menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan juga secara pasti buruk. Skor response para responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor, dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert. Skala ini menggunakan ukuran ordinal, karena hanya dapat membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya di dalam skala. LSR adalah metode pengukuran sikap yang banyak digunakan dalam penelitian sosial karena kesederhanaannya. LSR sangat bermanfaat untuk membandingkan skor sikap seseorang dengan distribusi skala dari sekelompok orang lainnya, serta untuk melihat perkembangan atau perubahan sikap sebelum dan sesudah eksperimen atau kegiatan. Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau fungsional. Untuk menetapkan kedua variabel mempunyai hubungan kausal atau tidak, maka harus didasarkan pada teori atau konsep-konsep tentang dua variabel tersebut. Bila ingin mengetahui bagaimana variabel dependen atau kriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen atau prediktor secara individual, maka gunakanlah analisis regresi. Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen atau sebaliknya. Ada dua macam regresi linier, yaitu: regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Dalam penelitian ini analisis regresi linier yang digunakan adalah regresi linier sederhana, karena pada penelitian ini hanya terdapat satu variabel independen dan satu variabel dependen. Menurut Sugiyono (2003), regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalah uji Chi Square atau Chi Kuadrat yaitu pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-benar terjadi (selanjutnya disebut dengan frekuensi observasi, dilambangkan dengan f o) dengan frekuensi harapan yang didasarkan atas hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data (selanjutnya disebut dengan frekuensi harapan, dilambangkan dengan f e). Derajat kebebasan untuk nilai Chi Square dapat ditentukan dengan menggunakan rumus db = (b – 1) . (k – 1), dimana db adalah derajat bebas, b adalah banyaknya baris dan k adalah banyaknya kolom. Menurut Sugiyono (2003), chi kuadarat adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, data berbentuk nominal dan sampelnya besar. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel yang diteliti, terlebih dahulu dicari harga χ2 pada tabel nilai Chi Square dengan melihat beberapa derajat kebebasan dan taraf signifikan yang sudah ditentukan sebesar 95% (resiko kesalahan sebesar 5%). Secara statistik dinyatakan α = 0,05 untuk menolak atau menerima hipotesis penelitian. 8
Menurut Sugiyono (2003), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan atau lebih dikenal dengan hipotesis penelitian. Hipotesis ada dua macam, yaitu: hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Menurut Ronald E. Walpole (1995), hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Untuk mengetahui pengaruh audit operasional terhadap pengelolaan pendapatan jasa pada PT. MULTI LOGISTICS Indonesia, maka diperlukan sebuah uji tes terhadap atribut dan karakteristik dengan hipotesis. Berdasarkan pada pokok permasalahan dan tujuan penelitian maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : Hipotesis: Ho: Audit Operasional tidak berpengaruh terhadap pengelolaan pendapatan jasa pada PT Multi Logistics tahun 2010. Ha: Audit Operasional berpengaruh terhadap pengelolaan pendapatan jasa pada PT Multi Logistics tahun 2010. Adapun ketentuan ditolak atau diterimanya hipotesa dalam penelitian ini adalah Ho diterima jika χ2 hitung lebih kecil dari nilai χ 2 tabel, sedangkan Ho ditolak jika χ 2 hitung lebih besar dari nilai χ2 tabel.
PEMBAHASAN Pengujian Instrumen Uji instrumen dilakukan kepada para responden yang memiliki latar belakang berbedabeda. Responden yang dipilih pada penelitian ini antara lain, adalah: Presiden Direktur, Kepala Cabang Jakarta, Bagian Akuntansi dan Kasir, Bagian Administrasi, Bagian Pemasaran, Bagian H.R.D, Bagian Operasional dan Helper. Pihak independen yang menjadi responden adalah Dewan Komisaris. Pada penelitian kali ini demografik respondennya, antara lain: jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan dan lamanya bekerja. Berikut adalah tabel rangkuman demografik responden:
Variabel Jenis kelamin Pendidikan Terakhir Jabatan Lamanya Bekerja
Tabel 4.1 Rangkuman Demografik Responden Indeks tertinggi Pria SMA Sederajat Operasional < 1 Tahun
Jumlah 33 34 18 11
Identitas responden berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh pria sebanyak 33 pria, sebab perusahaan ini bergerak dalam bidang pengiriman barang (cargo), sehingga bagian operasional memiliki jumlah karyawan terbanyak dibandingkan dengan bagian lainnya. Sedangkan karyawan bagian operasional semuanya berjenis kelamin pria. Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh SMA Sederajat sebanyak 34 orang, karena 9
perusahaan ini bergerak dalam bidang pengiriman barang (cargo) dan baru 6 tahun berjalan, sehingga bagian operasional memiliki jumlah karyawan terbanyak dibandingkan dengan bagian lainnya. Sedangkan karyawan bagian operasional yang dibutuhkan oleh perusahaan tidak harus memiliki ijazah perguruan tinggi, tetapi cukup dapat bekerja dengan giat. Identitas responden berdasarkan jabatan didominasi oleh Operational sebanyak 18 orang, sebab perusahaan ini bergerak dalam bidang pengiriman barang (cargo), sehingga bagian operasional memiliki jumlah karyawan terbanyak dibandingkan dengan bagian lainnya. Identitas responden berdasarkan lama bekerja didominasi oleh < 1 tahun sebanyak 11 orang, karena pada saat penelitian ini dilaksanakan, perusahaan baru saja melakukan penerimaan karyawan baru. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software SPSS 17. Kuesioner dibagikan kepada 30 orang responden. Kriteria valid tidaknya suatu item instrumen apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan sebesar 0,05. Berdasarkan kriteria tersebut, maka seluruh item pernyataan yang ada di dalam kuesioner ini dapat dinyatakan valid. Sedangkan uji reliabilitas yang didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software SPSS 17, pernyataan dalam kuisioner tersebut dinyatakan reliable, karena dengan jumlah responden sebesar 30 orang dan nilai r hitung = 0,964 atau dinyatakan lebih besar dari batas minimum yaitu 0,6 sehingga kuesioner dapat diandalkan guna menjaring data yang diperlukan untuk mengukur tingkat pendapat karyawan dan staf terhadap audit operasional dan pengelolaan pendapatan jasa PT. MULTI LOGISTICS Indonesia tahun 2010. Analisis Data PT. MULTI LOGISTICS Indonesia telah melaksanakan upaya peningkatan pendapatan jasa melalui audit operasional. Tujuannya tidak lain adalah agar peningkatan laba melalui pendapatan jasa dengan melakukan efisisensi dan efekivitas di dalam kegiatan operasional berjalan dengan baik. Bila laba meningkat maka, perusahaan akan dapat terus survive dan semakin berkembang. Namun apakah upaya yang dilaksanakan tersebut dapat dikatakan berhasil? Oleh karena itu, untuk meninjaunya salah satu cara dengan melaksanakan pengedaran kuesioner kepada para staf, karyawan maupun karyawatinya serta pihak independen yang terkait, yaitu Dewan Komisaris untuk mengetahui pendapat terhadap kualitas audit operasional terhadap pengelolaan pendapatan jasa. Yang dimaksud dengan tingkat pendapat di sini adalah seberapa besar prosentase responden yang menjawab sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pendapat responden terhadap kualitas perusahaan sebagaimana telah dijelaskan dalam landasan teori dan metodologi, dapat ditinjau dari aspek audit operasional dan pengelolaan pendapatan jasa. Dari faktor tersebut yang kemudian dijabarkan dalam 80 butir pernyataan dan didapatkan hasil sebagai berikut: Gambar 4.1 Letak Mayoritas Skor Jawaban Responden 14.767 0
3.600
7.200
10.800
14.400
18.000
Dari seluruh data dan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa hasil dari penyebaran kuesioner kepada 45 responden dengan menggunakan metode likert mendapatkan hasil 14.767 10
yang berada diantara kuartil III dan maksimal (14.400 < 14.767 < 18.000), yang artinya sangat baik atau staf, karyawan, dewan komisaris dan pihak terkait lainnya sangat setuju terhadap kualitas audit operasional terhadap pengelolaan pendapatan jasa yang dilakukan oleh PT. MULTI LOGISTICS Indonesia. Dari tabel 4.1 dibawah ini adalah hasil pengujian data dengan menggunakan regresi linear sederhana dengan bantuan program SPSS 17. Hasil ringkasan output tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Variabel Koefisien Standar Error T Value Konstanta 3,735 4,708 0,793 Pengelolaan Pendapatan Jasa 0,200 0,017 11,550 R Square = 0,756 F = 133,407 Sig F = 0,000 R = 0,87
Probabilitas 0,432 0,000
Koefisien determinasi adalah 0,756 artinya 75,6 % dari pengelolaan pendapatan jasa ditentukan oleh audit operasional. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 0,244 atau 24,4% ditentukan oleh faktor lain. Anova terbaca nilai Fhitung sebesar 133,407 dengan tingkat signifikasi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 (dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikasi atau α = 5%), maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi pengelolaan pendapatan jasa. Nilai r tabel untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 45 diperoleh 0,29 dan untuk 1% = 0,38. Karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk kesalahan 5% maupun 1% (0,87 > 0,38 > 0,29), maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif sebesar 0,87 antara nilai audit operasional dan pengelolaan pendapatan jasa. Persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Ỹ = 3,735 + 0,200X. Konstanta sebesar 3,735 menyatakan bahwa jika tidak ada audit operasional, maka pengelolaan pendapatan jasa adalah 3,735. Koefisen regresi sebesar 0,200 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai untuk audit operasional akan meningkatkan pengelolaan pendapatan jasa sebesar 0,200. Dan sebaliknya, jika nilai audit operasional turun sebesar 1, maka pengelolaan pendapatan jasa juga diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,200. Gambar 4.2 Kurva Hasil Perhitungan Tingkat Pengaruh Audit Operasional Terhadap Pengelolaan Pendapatan Jasa Secara Keseluruhan.
Ho
0
Ha
9,49
32,38
11
Hasil χ2 hitung sebesar 32,38 lebih besar daripada nilai χ 2 tabel (0,05:4) = 9,49 pada taraf nyata 5% dengan derajat bebasnya adalah 4 berarti hipotesis nol (Ho) ditolak. Kesimpulan uji adalah Audit Operasional berpengaruh terhadap pengelolaan pendapatan jasa pada PT Multi Logistics Indonesia tahun 2010. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Yohansen D. Saragih, 2003), karena jenis objek penelitian tersebut sama dengan objek penelitian ini, yaitu instansi yang samasama bergerak dalam bidang pemberian pelayanan (jasa). Penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa, pelaksanaan audit operasional atas pelayanan kesehatan pada RS Dr. Hasan Sadikin yang diterapkan telah memadai. Audit operasional sangat berperan dalam mencapai efektivitas pelayanan kesehatan gawat darurat. Hal ini diketahui bahwa dengan audit operasional yang disusun dan diterapkan dengan baik dapat menganalisa efektivitas pelayan kesehatan gawat darurat dengan audit yang dilakukan pada bagian pelayanan kesehatan gawat darurat.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan menggunakan beberapa metode penelitian dan telah melalui beberapa uji instrumen, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa audit operasional berpengaruh positif terhadap pengelolaan pendapatan jasa pada PT. MULTI LOGISTICS Indonesia tahun 2010. Implikasi Kebijakan Implikasi kebijakan yang diperoleh perusahaan melalui penelitian ini adalah dapat memberi masukan bagi pihak manajemen dalam menjalankan operasinya dan memberikan gambaran tentang pentingnya audit operasional dalam menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan pendapatan jasa perusahaan. Dan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan. Saran untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk lebih tidak hanya menganalisis data secara kuantitatif saja, namun perlu diadakan pengembangan metode penelitian seperti wawancara dan investigasi agar memperoleh temuan bukti-bukti audit yang sekiranya dapat memperkuat teori penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A., J. Randal Elder dan Mark S. Beasley. 2006. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Alih Bahasa: Tim Dejacarta. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Jakarta: Indeks. Arens, Alvin A. dan K. James Loebbecke. 2000. Auditing Suatu Pendapat Terpadu. Jilid 1. Terjemahan: Amir Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat. Badjuri, Achmad dan Elisa Trihapsari. 2004. Audit Kinerja pada Organisasi Sektor Publik Pemerintah. Jurnal Fokus Ekonomi Vol. 3 No. 2, Agustus 2004. Semarang: STIE Stikubank. Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: BPFE. 12
Cahyoko. 2005. Proses Pelaksanaan Audit Operasional Terhadap Instansi Pemerintah pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Tengah. Tugas Akhir. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Kusmayadi, Dedi. 2009. Pengaruh Audit Operasional Terhadap Implementasi Strategi dan Dampaknya Pada Laba Operasi (Sensus pada Bank Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya). Jurnal dedik68. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI. Niviari, Naniek. 2002. Six Sigma, Balance Scorecard dan Kaitannya Dengan Audit Manajemen. E Journal UnUd. Denpasar: Universitas Udayana. Santoso, Singgih. 2005. SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Gramedia. Santoso, Aman. 2004. Audit Operasional Atas Proses Produksi Dalam Usaha Menekan Tingkat Kecacatan Produk: Studi Kasus Pada PT “X” di Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Widyatama. Setiawan, Iwan. 2005. Peranan Audit Operasional Atas Proses Produksi Dalam Mendukung Efektivitas Proses Produksi Perusahaan. Skripsi. Bandung: Universitas Widyatama. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kelima. Bandung: Alphabeta. Suharli, Michell. 2006. Audit Finansial, Audit Manajemen dan Sistem Pengendalian Intern. Jurnal BEJ Vol. 3 No. 1 Artikel 3, Agustus 2006. Jakarta: Universitas Kristen Indonesia Atma Jaya dan Universitas Budi Luhur. Soekrisno, Agoes. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika. Edisi ke-5. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Saragih, Yohansen D. 2003. Peranan Audit Operasional Dalam Mendorong Efektivitas Pelayanan Kesehatan Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit: Studi Kasus Pada Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin. Skripsi. Bandung: Universitas Widyatama. Www.multilogistics.co.id
13