ANALYSIS OF FEASIBILITY EXPENDITURE LOCAL GOVERNMENT IN THE INVESTMENT SECTOR PUBLIC AT VILLAGE LEVEL Rio Nanda Prasetya, Budiman Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010 Gunadarma University
http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Feasibility, Expenditure, Public Sector Investment. ABSTRACT This research was conducted to determine the feasibility of an expenditure level of the Government in the Public Sector Investment in Tebet Timur Village. Feasibility in value based on Qualitative Descriptive Analysis Method. The sample used is the investment data period 2009-2010. In studies using primary data in the form of public investment activities run period 2009/2010, as well as secondary data include such records and bookkeeping Village monograph data. This study uses Benefit / Cost Analysis, by converting to the costs of each investment. The results of this study indicate that the investment Notebooks and Printers that have been running an investment worth 'decent' because the obtained result of B / C> 1 and M / C> 1.
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari suatu pengeluaran Pemerintah dalam Investasi Sektor Publik pada Kelurahan Tebet Timur. Kelayakan di nilai berdasarkan Metode Analisis Deskriptif Kualitatif. Sampel yang digunakan adalah data investasi periode 2009-2010. Dalam penelitian menggunakan data primer berupa kegiatan investasi publik berjalan periode 2009/2010, serta data sekunder meliputi pencatatan dan pembukuan Kelurahan seperti data monografi. Penelitian ini menggunakan metode Benefit / Cost Analysis dengan melakukan konversi terhadap biaya-biaya pada masing-masing investasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada investasi Notebook dan investasi Printer yang telah berjalan bernilai ’layak’ karena diperoleh hasil B/C > 1 dan M/C >1. Kata kunci : Kelayakan, Pengeluaran, Investasi Sektor Publik. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini terjadi sangat pesat, hal tersebut disebabkan oleh faktor tingginya tingkat investasi terutama di sektor publik. Pemerintah dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan investasi publik diperlukan untuk pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang menjadi prioritas kebijakan. Investasi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penganggaran modal/investasi. Namun untuk menilai kelayakan dan menghindari penyalahgunaan dana, diperlukan penilaian berupa analisa yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penilaian layak tersebut. Analisis investasi sektor publik sangat diperlukan untuk menentukan suatu proyek atau program yang sedang berjalan bernilai layak atau tidak. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja Kelurahan oleh masyarakat. Penilaian tersebut merupakan proses untuk menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek-proyek tersebut layak untuk diakomodasikan dalam anggaran modal/investasi. LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Secara umum, investasi adalah penanaman modal (baik modal tetap maupun modal tidak tetap) yang digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh keuntungan suatu perusahaan. Menurut Halim (2005: 4) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Pengertian Sektor Publik Menurut Muindro (2008 : 3) ” pengertian sektor publik adalah merupakan suatu manajemen keuangan yang sumbernya berasal dari publik sehingga menimbulkan konsekuensi untuk dipertanggung-jawabkan kepada publik, akibatnya pengelolaannya memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik. Kajian Penelitian Sejenis Vicky Gitasiswaya, 0900831563 Jurusan Teknik Industri, Universitas Bina Nusantara, dengan judul “ Analisis Investasi Kelayakan Proyek Crank Shaft Tipe KPH dan KFM di PT. MTM”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisa deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ dari hasil pengukuran didapat dengan metode Non Discount Flow bahwa Payback period dari proyek ini cukup feasible yaitu, 4,7 tahun dibandingkan dengan nilai depresiasi mesin untuk 8 tahun, dari metode Discount Cash Flow pun proyek ini dinilai feasible dimana NPV bernilai positif, dan IRR>MARR”. Bambang Sumantri, dkk, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu, dengan Judul “ Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Lada (piper nigrum, L) Di Desa Kunduran Kecamatan Ulu Musi Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan”. Metode penelitian yang diterapkan adalah Stratified Random Sampling. Dengan kesimpulan yang diperoleh yaitu, “ Pengembangan usahatani tersebut layak untuk dilanjutkan karena Net B/C sebesar 2,5 dan NPV sebesar 46.074.609,2 dan Nilai IRR adalah 37,42%. Hasil Analisis Kelayakan Finansial menyatakan bahwa usahatani lada layak karena cukup menguntungkan”. Saudara Afandi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, dengan judul “ Analisis Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Usaha Distribusi PT Aneka Andalan Karya “. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Payback Period, metode ARR, metode NPV, metode IRR, metode Profitabilitas Index (PI). Dari perhitungan lima metode tersebut dapat ditunjukkan bahwa rencana pengembangan usaha PT Aneka Andalan Karya dapat diterima dan layak dilaksanakan. METODE PENELITIAN Objek penelitian pada penelitian ini adalah Kelurahan Tebet Timur dengan Kepala Kelurahan Drs. H. Zahirin Tambun, MSi. dan wakil Machdi, SE. dengan 13 orang staff karyawan lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah B/C Analysis dengan data yang digunakan berupa data primer yaitu data Investasi yang terjadi pada periode 2009/2010 dan data sekunder berupa pencatatan dan pembukuan Kelurahan serta data monografi. Metode ini merupakan cara mengevaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai sekarang dari seluruh manfaat keuntungan yang diperoleh dengan nilai sekarang dari seluruh biaya proyek tersebut. Analisis benefit-cost ratio dirumuskan sebagai berikut : M = M0 + M1 + M2 + ....+ Mn (1+i) (1+i)2 (1+i)n C = C0 + C1 + C2 + ....+ Cn (1+i) (1+i)2 (1+i)n M di sini memiliki artian manfaat yang diperoleh atau didapat setelah perealisasian projek yang sedang dijalankan, sedangkan C dimaksudkan sebagai Cost atau biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan proyek tersebut. Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan bila (M/C) > 1. Metode ini akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode Net Present Benefit apabila B/C > 1 berarti pula B/C lebih besar dari 0. Benefit/Cost ratio dirumuskan sebagai berikut : Gross Present Value = Benefit/Cost Ratio Investasi Oleh Dixon (1994), “(dalam Mardiasmo et al., 2009)”, analisis biaya-manfaat pada dasarnya harus dapat mengukur manfaat sosial (net social benefits). NCB dapat dirumuskan : NSB = (SB/PB + E) – (SC/PC + E) PEMBAHASAN Proses Pelaksanaan pengeluaran Investasi Publik pada Pemerintah Daerah Tingkat Kelurahan Dalam prosesnya diperlukan beberapa tahap hingga suatu DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) dapat terealisasi, yaitu : - Pada masing-masing seksi di Kelurahan menyusun rencana kerja dan anggaran DPA. - DPA diserahkan pada Sekkel (Sekretaris Kelurahan) untuk persetujuan. - Sekkel melakukan pemilihan pelaksanaan anggaran yang nantinya akan
diajukan kepada Lurah. - Persetujuan Lurah dan realisasi projek anggaran. - Kelurahan membuat LPJ untuk diberikan kepada pihak Pemda DKI. Pengajuan kebutuhan investasi dari setiap seksi dalam bentuk anggaran Menyerahkan RKA & DPA pada sekretaris Kelurahan Kepala Seksi RKA & DPA DPA DPA-Disetujui DPA&RKA DAI DPA & RKA-Proses RKA & DPA-Disetujui LPj Sumber : Bagian Bendahara Kelurahan Tebet Timur, 2010
DPA : Dokumen Pelaksanaan Anggaran RKA : Rencana Kerja dan Anggaran LPj : Laporan Pertanggungjawaban DAI : Dokumen Analisis Investasi Gambar 1. Proses pengajuan hingga penyetujuan suatu projek investasi Program Kerja Kelurahan Tahun 2009 Memilih projek yang akan diajukan kepada Kepala Lurah Projek disetujui Lurah untuk dilaksanakan Sekretaris Kelurahan APBD Kelurahan Lurah Pemda DKI Data dan realisasinya sesuai dengan SPK No. 012/DPA-499/K.TT/2009 yang ditujukan untuk bagian Bendahara sebagai berikut : 1. Pengadaan Notebook SONY VAIO EB15FG/P (RED) (1 Unit) pada tanggal 26 Juni 2009 dengan Nilai Rp 24.750.000,-. 2. Pengadaan Printer HP Laser Jet P 1006(1 Unit) pada tanggal 26 Juni 2009 dengan Nilai Rp 4.983.000,-. Tabel 1. Tabel biaya konversi selama satu tahun pada investasi periode 2009-2010
No Rincian Keterangan Notebook Printer 1 Rata-rata penggunaan per Hari 4 Jam 2 Rata-rata penggunaan per Minggu 20 Jam 3 Rata-rata penggunaan per Bulan 80 Jam 1000 lembar = 2 RIM 4 Rata-rata penggunaan per Tahun 960 Jam 12000 lembar = 24 RIM 1 Biaya Perawatan/Tahun Rp 1.000.000,00 Rp 750.000,00 2 Biaya Penyusutan dalam 1 Tahun * Rp 25.781,00/jam Rp 415,00/lbr 3 Biaya Kertas HVS 80gr@Rp 50.000/RIM - Rp 1.200.000,00 4 Biaya Pembelian Cartridge (setahun) - Rp 3.875.000,00 4.ii Hitam : Rp 250.000/Buah x (10 Buah) - Rp 2.500.000,00 4.ii Warna : Rp 275.000/Buah x (5 Buah) - Rp 1.375.000,00 Total Rp 1.025.781,00 Rp 5.825.415,00 Biaya yang Di Konversikan/Bulan 1 Sewa PC di Warnet Rp 3.000/Jam Rp 240.000,00 2 Print : 2.i Hitam/Putih = Rp 1.000/lembar Rp 900.000,00 2.ii Warna = Rp 2.000/lembar Rp 200.000,00 Total Rp 240.000,00 Rp 1.100.000,00 Dalam Satu Tahun Rp 2.880.000,00 Rp 13.200.000,00 Sumber : Bagian Bendahara Kelurahan Tebet Timur, 2010
Keterangan : - Harga di atas merupakan harga yang ditetapkan oleh Kelurahan dalam anggaran belanja. - Jenis Kertas yang digunakan HVS 80 gr. - Biaya di atas merupakan biaya perawatan dan lain-lain untuk kedua Investasi dan biaya yang dikonversikan untuk mengetahui besar dari manfaat sosial yang diperoleh. - Biaya penyusutan untuk Notebook menggunakan metode jasa jam dan untuk Printer menggunakan metode hasil produksi. - (*) B. Penyusutan : (Harga Perolehan – Nilai Residu) / n - Nilai residu diperoleh adalah 0 (nol) karena barang investasi tidak untuk dijual kembali. Dari data di atas dapat diperoleh angka-angka untuk dilakukan analisis dengan menggunakan metode B/C Analysis. Investasi pada pengadaan Notebook dapat dinilai layak bila M/C > 1 M untuk Notebook bernilai Rp. 2.880.000,00 dan C (Cost) bernilai Rp 1.025.781,00. Oleh karena itu dapat diperoleh perhitungan : M/C = 2.880.000/ 1.025.781 M/C = 2,8076 M/C > 1 (Maka Investasi dinyatakan layak) sedangkan metode tersebut akan bernilai konsisten apabila B/C > 1 dengan demikian memiliki nilai positif, rumus yang digunakan adalah Gross Present Value = Benefit/Cost Ratio Investasi GPV = (2.880.000/24.750.000) : (1.025.781/24.750.000) GPV = 0,1164 / 0,0414 B/C = 2,8116 B/C > 1 (Maka Investasi dinyatakan layak) Menurut Dixon, analisis biaya-manfaat pada dasarnya mengukur manfaat sosial bersih yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
NSB = (SB/PB + E) – (SC/PC + E) [(Rp 2.880.000,00 / 1) + 0] – [(Rp 5.950.000,00/ 1)+0] Rp 2.880.000,00 – Rp 1.025.781,00 Net Social Benefit = Rp 1.854.219,00 Sedangkan pada investasi Printer dapat diperoleh angka-angka untuk dilakukan analisis dengan menggunakan metode B/C Analysis. Investasi dapat dinilai layak bila M/C > 1 M untuk Printer bernilai Rp. 13.200.000,00 dan C (Cost) bernilai Rp. Rp 5.825.415,00. Oleh karena itu dapat diperoleh perhitungan: M/C = 13.200.000/ 5.825.415 M/C = 2,2659 M/C > 1 (Maka Investasi dinyatakan layak) Sedangkan metode tersebut akan bernilai konsisten apabila B/C > 1 dengan demikian memiliki nilai positif, rumus yang digunakan adalah Gross Present Value = Benefit/Cost Ratio Investasi GPV = (13.200.000/4.983.000) : (5.825.415 /4.983.000) GPV = 2,649 / 1,1691 B/C = 2,2658 B/C > 1 (Maka Investasi dinyatakan layak) Menurut Dixon, analisis biaya-manfaat pada dasarnya mengukur manfaat sosial bersih yang dapat dinyatakan sebagai berikut : NSB = (SB/PB + E) – (SC/PC + E) [(Rp 13.200.000,00 / 1) + 0] – [(Rp 6.821.600,00/ 1)+0] Rp 13.200.000,00 – Rp 5.825.415,00 Net Social Benefit = Rp 7.374.585,00 Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode B/C Analisis, program investasi berjalan periode 2009/2010 dinyatakan layak untuk investasi pada Notebook SONY VAIO maupun untuk investasi pada Printer HP LJ P1006 karena telah memenuhi kriteria layak dalam metode tersebut yaitu B/C > 1 dan juga M/C >1 dengan Net Sosial Benefit bernilai positif. Namun dari data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa masih banyak kekurangan dari data-data yang dikeluarkan oleh Kelurahan, seperti penetapan harga kertas pada printer dan cartridge (tinta), serta pada penghitungan biaya, tidak dicantumkannya biaya penyusutan yang merupakan unsur utama biaya pada aktiva tetap berwujud. Oleh karena itu Biaya penyusutan ditambahkan dalam perhitungan untuk kelengkapan perhitungan dalam akuntansi dengan Metode Jasa Jam pada Notebook dan Metode Hasil Produksi pada Printer. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan dalam analisis kelayakan pengeluaran Pemerintah Daerah dalam investasi sektor publik pada tingkat Kelurahan pada Kelurahan Tebet Timur : 1. Investasi yang dilakukan pada periode 2009-2010 adalah sebagai berikut : - 1 buah Notebook dengan nilai Rp 24.750.000,- 1 buah Printer dengan nilai Rp 4.983.000,Kedua investasi tersebut dilakukan pada tanggal 26 Juni 2009, namun nilai yang tercantum pada laporan kelurahan telah terjadi pertambahan dari nilai sebelumnya yaitu : - Notebook Rp 23.490.000,-
- Printer Rp 1.700.000,2. Biaya yang harus dikeluarkan selama masa umur ekonomis barang investasi tersebut adalah sebagai berikut : - Notebook : Rp 1.025.781,- per Tahun - Printer : Rp 5.825.415,- per Tahun 3. Nilai layak diberikan apabila B/C > 1 , M/C > 1 dan Net Social Benefit bernilai positif. Pada Notebook , investasi bernilai layak karena diperoleh M/C = 2,8076 (M/C > 1) ; B/C = 2,8116 (B/C > 1). Maka investasi pada pengadaan notebook dapat dinyatakan layak dengan Net Social Benefit sebesar Rp 1.854.219,- , sedangkan pada pengadaan printer dinyatakan layak karena M/C = 2,2659 (M/C > 1) ; B/C = 2,2658 (B/C > 1) serta menghasilkan Net Social Benefit sebesar Rp 7.374.585,00. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa investasi berupa 1 unit Notebook dan 1 unit printer dinyatakan layak sesuai dengan ketentuan yang digunakan dalam B/C Analysis. Beban penyusutan ditambahkan karena dalam penghitungan secara akuntansi dibutuhkan penghitungan beban tersebut, namun dalam operasional harian Kelurahan tidak diperlukan penambahan penghitungan beban penyusutan karena tidak digunakan. Nilai Residu dalam perhitungan biaya penyusutan adalah 0 (nol) karena barang investasi tidak untuk di jual kembali sehingga tidak memiliki nilai sisa, namun sebaiknya kebijakan tersebut ditinjau karena setiap barang memiliki nilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan kembali. Perbaikan atau memaksimalkan sistem pengendali untuk mengantisipasi terjadinya pertambahan nilai pada sejumlah investasi barang dalam anggaran secara berlebihan. DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul , 2005, Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta. Kasmir dan Jakfar, 2007, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 2. Kencana, Jakarta. Mardiasmo, 2009, Akuntansi Sektor Publik, Andi Yogyakarta, Jakarta. Muindro,2008, Akuntansi Sektor Publik : Organisasi Non Laba, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Investasi Pemerintah. Subagyo, Ahmad, 2008, Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sugijanto, Gunardi dan Loho, Akuntansi Pemerintahan dan Organisasi Non Laba, PPA-FE. UNIBRA, 1995. Umar, Husein, 2005, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 3. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.