1
ABSTRAK PELATIHAN CINTA BACA SEJAK DINI DI DESA MARGASARI, KARAWANG TIMUR, KARAWANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Oleh: Sutri, S.Pd., M.Pd. dan Rina Marlina, S.Psi., M.Pd. Kegemaran membaca perlu ditanamkan sejak dini, sejak di dalam kandungan. Hal ini tidak diketahui oleh semua orang tua ataupun calon orang tua. Padahal sejak dalam kandungan otak sudah berkembang dan berlanjut perkembangannya sampai masa pengasuhan. Selama ini orang tua mayoritas beranggapan bahwa pendidikan anak dimulai ketika masuk usia sekolah play group dan taman kanak-kanak. Namun faktanya sejak dalam kandungan otak sudah berfungsi penuh menyerap informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan dan keahlian seorang anak dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan, seperti belajar berbicara, dan belajar membaca bergantung pada banyaknya interaksi awal secara alamiah antara bayi dengan orang tuanya. Serta kemampuan orang tua untuk membantunya mulai belajar mandiri. Menanamkan cinta baca sejak bayi dapat dimulai dengan menunjukkan satu atau dua huruf yang berwarna cerah. Gunakan huruf-huruf tersebut sebagai mainan bayi. Dalam hal ini dapat dilakukan penekanan dengan penyebutan nama huruf setiap bayi mengamati huruf tersebut. Huruf dapat ditambahkan secara perlahan seiring pertumbuhannya. Kelompok sasaran yang menjadi program pengabdian masyarakat ini adalah warga ibu hamil dan yang memiliki balita di desa Margasari, Karawamg Timur. Pelaksanaan program akan bertempat di masjid Buana Kasitti perumahan Buana Tamansari, Karawang Timur, Karawang. Penyampaian materi kepada sasaran, metode yang digunakan adalah expositori. Metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu, definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Kata Kunci: cinta baca, usia dini A. Pendahuluan Majunya teknologi justru membawa dampak negatif bagi perkembangan belajar anak, teknologi-teknologi modern yang diciptakan seperti video game dan televisi hanya membuat anak malas membaca, meskipun sebagian anak menjadikan teknologi sebagai media berkreativitas. Menanggapi fenomena demikian perlunya peranan orang tua untuk menanamkan, menyadarkan dan memotivasi agar anak gemar membaca
2
daripada bermain game atau menonton televisi. Menanamkan, menyadarkan dan memotivasi anak gemar membaca bukanlah proses instan, tetapi berkelanjutan. Kegemaran membaca perlu ditanamkan sejak dini, sejak di dalam kandungan. Hal ini tidak diketahui oleh semua orang tua ataupun calon orang tua. Padahal sejak dalam kandungan otak sudah berkembang dan berlanjut perkembangannya sampai masa pengasuhan, hal ini sejalan dengan pendapat Rizem Aizid (2011: 10) menyatakan bahawa 90% kualitas perkembangan otak anak dipengaruhi pada usia 0-5 tahun yang disebut sebagai periode emas (golden age). Golden age anak merupakan periode penting dalam masa tumbuh kembangnya. Bagian otak terdiri dari dua belahan, belahan otak kanan dan belahan otak kiri, otak kanan berkembang sejak masa dalam kandungan sedangkan otak kiri berkembang saat memasuki usia belajar. Daniel H. Pink (2006: 28) menjelaskan bahwa belahan otak kiri berpikir secara berurutan, superior dalam analisa dan menangani kata-kata. Belahan otak kanan berpikir secara holistik
mengenali
pola-pola,
serta
menafsirkan
emosi-emosi
dan
ekspresi-ekspresi nonoverbal. Selama ini orang tua mayoritas beranggapan bahwa pendidikan anak dimulai ketika masuk usia sekolah play group dan taman kanak-kanak. Namun faktanya sejak dalam kandungan otak sudah berfungsi penuh menyerap informasi. Rizem Aizid (2011: 12) menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan dan keahlian seorang anak dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan, seperti belajar berbicara, dan belajar membaca bergantung pada banyaknya interaksi awal secara alamiah antara bayi dengan orang tuanya. Serta kemampuan orang tua untuk membantunya mulai belajar mandiri. Menanamkan cinta baca sejak bayi dapat dimulai dengan menunjukkan satu atau dua huruf
yang berwarna cerah. Gunakan huruf-huruf tersebut
sebagai mainan bayi. Dalam hal ini dapat dilakukan penekanan dengan
3
penyebutan nama huruf setiap bayi mengamati huruf tersebut. Huruf dapat ditambahkan secara perlahan seiring pertumbuhannya. B. PEMBAHASAN Kelompok sasaran yang menjadi program pengabdian masyarakat ini adalah orang tua yang memiliki anak dalam masa pengasuhan dan calon orang tua (ibu hamil) di desa Margasari, Karawamg Timur. Pelaksanaan program akan bertempat di masjid Buana Kasitti perumahan Buana Tamansari, Karawang Timur, Karawang. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan bekal kepada orang tua/calon orang tua untuk menamkan cinta baca sejak dini pada putra-putrinya maupun lingkungan sekitarnya. Program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi warga desa Margasari Karawang Timur, Karawang dalam hal: 1. mengetahui manfaat membaca dini sejak dalam kandungan; 2. dapat mengajarkan membaca pada putra-putrinya sejak usia dini; 3. Mengetahui dan mengoptimalkan masa emas anak (golden ages). Penyampaian materi kepada sasaran, metode yang digunakan adalah expositori. Metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu, definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Narasumber atau pemateri menyampaikan materi berupa ceramah dengan menyampaikan tahap-tahap perkembangan anak dan stimulasi masa kehamilan sebagai sarana pemicu perkembangan otak dengan penerapan membaca dini. Pengadaan pengabdian masyarakat berupa pelatihan cinta baca sejak dini akan
menambah
pengetahuan
dan
mengekspos
Universitas
Negeri
Singaperbangsa Karawang sebagai institusi yang layak mendapat tempat
4
terbaik dalam masyarakat, promosi, informasi dan jalinan kerjasama dengan lembaga lain di daerah Karawang dan memberikan pengetahuan begitu luar biasanya fungsi membaca sejak dini sementara sebagian besar masyarakat, baru mengajarkan pada usia sekolah. Program pengabdian masyarakat ini menghadapi beberapa kendala sebagai berikut. 1. Tempat Awalnya program ini direncanakan di Masjid Buana Kassiti tetapi karena tidak semua warga Buana Tamansari diundang berkaitan dengan kuota dan sasaran kegiatan maka tempat dialihakan Blok C. 37. 2. Peserta Peserta dicanangkan 30 warga berpasangan sesuai undangan, tetapi karena mayoritas warga bekerja di industri dan adanya sistem shift dalam pembagian kerja maka warga yang hadir dalam pelatihan membaca sejak dini sebanyak 30 warga tidak berpasangan..
H. Solusi Melihat antusiasme dari warga perlu diadakannya program serupa dengan jumlah undangan jauh lebih banyak dan perlunya sistem registrasi sebelum pelaksanaan abdimas. Diperlukan tambahan waktu pelaksanaan dan kerjasama dengan pihak pemerintah yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, psikologi keluaraga dan BKKBN. C. SOLUSI DAN REKOMENDASI Menyikapi program yang telah dilaksanakan, perlu adanya program lanjutan serupa untuk memberikan pemahaman ke masyarakat mengenai pola asuh yang sama antara ayah dan ibu dalam satu keluaraga. Program lanjutan dapat
berupa
diskusi
panel
berlanjut
secara
periodik
menanggapi
perkembangan anak, bahasa anak khususnya keterampilan membaca anak di
5
masyarakat, selain itu juga mewadahi orang tua dalam forum ilmiah agar tetap melestarikan budaya membaca, mendongeng dan kebahasaan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Daniel H. Pink. 2006. Misteri Otak Kanan Manusia (Terjemahan). Yogyakarta: Think. Dhieni, Nurbiana, dkk. 2009. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Henry Guntur Tarigan. 2008. Membaca. Bandung: Angkasa. Rizem Aizid. 2011. Tips Ampuh Anak Gemar Baca Sejak dalam Kandungan sampai Masa Pengasuhan. Yogyakarta: Diva Press. Rouf, Abdul. 2009. Metode Pengajaran Membaca, (Online), diunduh Oktober 2014).
