HUBUNGAN LAMA WAKTU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DMPA (DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT) DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN (Studi Pada Akseptor KB Suntik DMPA Di Kelurahan Karsamenak Kota Tasikmalaya Tahun 2015) Ressy Hartini 1) Siti Noviyanti dan Hj. Ai Sri Kosnayani 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Reproduksi1) Universitas Siliwangi (
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan Reproduksi Fakultas Ilmu Kesehatan2) Universitas Siliwangi ABSTRAK Program Keluarga Berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang dasar dan utama bagi wanita. Alat kontrasepsi Suntik merupakan metode kontrasepsi yang banyak digunakan para ibu. Kontrasepsi tersebut menimbulkan efek samping, diantaranya adalah kenaikan berat badan. Salah satu penyebab kenaikan berat badan yaitu karena pengaruh hormon progesteron. Penggunaan kontrasepsi Suntik DMPA dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kenaikan berat badan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Lama waktu Penggunaan Alat Kontrasepsi DMPA dengan kenaikan berat badan. Metode penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 88 dari 1.106 populasi. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Non-Parametrik yaitu uji rank spearman.Hasil penelitian menunujukan bahwa dari 88 responden nilai rata-rata lama waktu penggunaan 29 bulan dengan kenaikan berat badan rata-rata 3,38 kg nilai r = 0,573 dan berpola positif (+1) semakin lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA semakin tinggi kenaikan berat badannya. Hasil uji statistikp= 0,000 < 0,05 yang menandakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan alat kontrasepsi DMPA dengan kenaikan berat badan. Diharapkan petugas KB dapat memberikan informasi tentang efek samping yang ditimbulkan dari alat kontrasepsi DMPA kepada akseptor KB dan menyarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain yang lebih efektif seperti penggunaan alat kontrasepsi MKJP. Kata Kunci
: lama penggunaan, kenaikan, kontrasepsi DMPA
Kepustakaan : 11 (2001- 2014)
CORRELATION WITH THE TIME PERIOD OF THE USE OF DMPA (DHEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETATE) BIRTH-CONTROL AND WEIGHT GAIN (A study on the Fmilly Planning acceptor injection DMPA at Karsamenak District Kawalu Tasikmalaya City in 2015) Ressy Hartini 1) Siti Noviyanti dan Hj. Ai Sri Kosnayani 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Reproduksi1) Universitas Siliwangi (
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan Reproduksi Fakultas Ilmu Kesehatan2) Universitas Siliwangi ABSTRACT Family Planning Program is one of the basic and primary preventive health care for women. Contraceptive injection (or birth-control shot) is a birth-control method that is commonly used by mothers. To the termine the relationship of the length of time the use contraceptive DMPA With weight gain . This method causes side effects including weight gain. One of the causes of the weight gain itself is due to the influence of progesterone hormone. The long term use of DMPA contraceptive injection can affect weight gain. The research method that is used is analytical survey using cross sectional approach with 88 samples from 1,106 populations. Analysis is done through univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using the non-parametric which is spearman rank test. The result shows that from 88 respondents with the average time of 29 months of the use gain the average weight of 3.38 kg with r = 0.573 and patterned positive (+1), the longer time DMPA contraceptive injection is used, the higher weight gain is. Statistical test result of p = 0.000 <0.05 indicates that there is a significant relationship within the time period of using DMPA birth-control and weight gain. Family Planning Program employees are expected to provide information concerning the side effect of DMPA birth-control to the acceptors and to advice them to use another types of birth-control method which are more effective such as the use of MKJP birth-control. Key words
: time period of the use, gain ,DMPA contraception
References
: 11 (2001-2014)
1. Pendahuluan pemerintah Indonesia telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) untuk mengatasi permasalahan laju pertumbuhan penduduk (Hartanto, 2004:20). Kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) atau KB suntik tiga bulan merupakan kontrasepsi yang sampai sekarang di anggap paling efektif yang banyak menjadi pilihan kaum ibu menurut (Prawirohardjo, 2006) karena kurang dari 1 % dari 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam satu tahun pemakaian, selain itu hal ini juga disebabkan karena aman, sederhana, dan murah. Efek samping dari kontrasepsi suntik DMPA adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau (spotting), amenorea, kenaikan berat badan, terlambatnya kembali kesuburan, dalam penggunaan jangka panjang terjadi perubahan lipid serum dan menimbulkan kekeringan pada vagina, penurunan libido, gangguan emosi, sakit kepala, jerawat (Prawirohardjo, 2006). Lama pemakaian KB suntik DMPA akan mempermudah metabolisme gula dan karbohidrat menjadi lemak dan merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya sehingga mempengaruhi kenaikan berat badan. Kenaikan berat badan yang dialami akseptor KB Suntik DMPA umumnya tidak terlalu besar, yaitu antara 1-5 kg dalam tahun pertama. Rata – rata tiap tahun naik 2,3 sampai 2,9 kg (Hartanto, 2002:171). Dan selanjutnya meningkat secara bertahap hingga mencapai 7,5 kg selama enam tahun pemakaian (Varney, 2007:483). Pencapaian akseptor KB aktif tahun 2014 di Kota Tasikmalaya jumlah akseptor KB yang terdiri atas AKDR 10.368 (12,10%), MOP 122 (0,14%), MOW 1.222 (1,43%), kondom 1.091 (1.20%), implant 2.830 (3,30%), suntik 46.584 (54,37%), pil 23.465 (27,39%) (BKKBN Tasikmalaya,2014). Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu merupakan akseptor KB yang paling banyak menggunakan KB Suntik yaitu sebanyak 1.106. Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 akseptor alat kontrasepsi DMPA melalui wawancara, 13 orang (65%) diantaranya mengalami kenaikan berat badan dan 40 % mengeluhkan adanya peningkatan berat badan ini, dengan lama waktu pemakaian 3 bulan-12 tahun dan rata-rata mengalami kenaikan 3 kg sampai 6 kg. Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana hubungan lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA dengan kenaikan berat badan pada akseptor KB di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya?”. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak sebanyak 1.106 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 88 orang yang sudah yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quota sampling . Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa data sekunder kartu akseptor KB untuk mengetahui mengetahui berapa lama akseptor tersebut menggunakan alat kontrasepsi DMPA dan berat badan awal sebelum penggunaan alat kontrasepsi DMPA sedangkan berat badan setelah penggunaan diukur langsung menggunakan neraca berat badan. 3. Hasil Penelitian a. Analisis Univariat 1) Karakteristik subjek penelitian (1) Umur Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Pada Akseptor KB Suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak Tahun 2015 Variabel Umur
Mean 31,65
Standar deviasi 7,06
Min – Maks 18-45
Hasil analisis didapatkan rata-rata umur akseptor alat kontrasepsi DMPA adalah 31,65 tahun (95% CI: 30,15-33,14) dengan standar deviasi 7,06 tahun. Umur termuda 18 tahun dan tertua 45 tahun. (2) Pekerjaan Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Pada Akseptor KB Suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak Tahun 2015 Pekerjaan F % IRT 65 73,9 Wiraswasta 15 17,0 Pedagang/Buruh 8 9,1 Pegawai Negeri Total 88 100,0 Diketahui bahwa pekerjaan aseptor KB suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak kebanyakan sebagai IRT yaitu sebanyak 65 orang (73,9%), Wiraswasta 15 0rang (17 %), pedagang.buruh 8 orang (9,1%) dan Pegawai Negri tidak ada. (3) Pendidikan Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan Pada Akseptor KB Suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak Tahun 2015 Pendidikan SD SMP SMA
F 37 29 20
% 42,0 33,0 22,7
Perguruan tinggi 2 2,3 Total 88 100,0 Diketahui bahwa pendidikan aseptor KB suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak kebanyakan lulusan Sekolah Dasar yaitu sebanyak 37 orang (42%). Sekolah Menengah Pertama 29 orang (33 %), Sekolah Menengah Atas 20 orang (22,7%) dan Perguruan Tinggi 2 orang (2,3%). (4) Riwayat KB Sebelumnya Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Riwayat KB Sebelumnya Pada Akseptor KB Suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak Tahun 2015 Riwayat KB sebelumnya F % Tidak Pernah Ganti 60 68,2 Pernah Ganti (pil, suntik 1 28 31,8 bulan, IUD) Total 88 100,0 Diketahui bahwa riwayat KB sebelumnya responden yang tidak pernah ganti KB lain sebanyak 60 orang (68,2%) dan responden yang pernah ganti KB lain sebanyak 28 orang (31,8%). (5) Keluhan Lain Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Keluhan Pada Akseptor KB Suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak Tahun 2015 Keluhan Lain Gangguan Haid (amenhorea, spotting) Pusing, mual dan muntah Keputihan Total
F 69
% 78,4
18 1 88
20,15 1,1 100,0
Diketahui bahwa umur responden yang mengalami keluhan lain dari penggunaan KB suntik yang paling banyak adalah gangguan haid sebanyak 69 orang (78,4%), pusing/mual muntah sebanyak 18 orang (20,5%) dan keputihan hanya satu orang (1,1%).
2) Variabel Penelitian (1) Variabel Lama Waktu Penggunaan Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Waktu Penggunaan PadaAkseptor KB Suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak Tahun 2015
Variabel
Mean
Standar deviasi
Min – Maks
Lama waktu penggunaan 29,23 bln 24,65 bln 3 – 96 (bulan) Hasil analisis didapatkan rata-rata lama waktu penggunaan kontrasepsi DMPA adalah 29,23 bulan (95% CI: 24,00 – 34,45) dengan standar deviasi 24,65 bulan. Lama waktu penggunaan paling sebentar adalah 3 bulan dan paling lama 96 bulan. (2) Variabel Kenaikan Berat Badan Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik DMPA di Kelurahan Karsamenak Tahun 2015 Variabel Kenaikan berat badan (kg)
Mean
Standar deviasi
Min – Maks
3,38 kg
3,91 kg
-5 – 12
Hasil analisis didapatkan rata-rata kenaikan berat badan pada penggunaan kontrasepsi DMPA adalah 3,38 kg (95% CI: 2,55 – 4,20) dengan standar deviasi 3,91 kg. Dari hasil diatas didapatkan ada responden yang mengalami penurunan berat badan sebesar 5kg sedangkan yang mengalami kenaikan berat badan tertinggi sebesar 12 kg. (3) Lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA dengan kenaikan berat badan
Grafik 3.1 Grafik sebaran lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA dengan kenaikan berat badan
Grafik 3.1 Didapatkan nilai korelasi 1 (r= 0,573). Besaran korelasi menunjukan bahwa korelasi antara lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA dengan kenaikan berat badan berada dalam kategori “positif” sehingga nilai 1 mengindikasikan ada hubungan linier positif jadi semakin lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA semakin tinggi kenaikanberat badannya. Perolehan p= 0,000 < 0,05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan. b. Analisis Bivariat. 1) Hubungan Lama Waktu Penggunaan Alat Kontrasepsi DMPA dengan Kenaikan Berat Badan pada akseptor KB di Kelurahan Karsamenak Tahun 2015. Tabel 3.8 Hubungan Lama Waktu Penggunaan Alat Kontrasepsi DMPA dengan Kenaikan Berat Badan pada akseptor KB di Kelurahan Karsamenak Tahun 2015 Hubungan
N
p-value
R
Lama waktu Penggunaan alat kontrasepsi DMPA terhadap Kenaikan Berat Bdan
88
0,000
0,573
Hasil uji Bivariat dengan uji Rank Spearman mendapatkan nilai korelasi 0,573 dan nilai p = 0,000. Kesimpulan dari hasil tersebut didapatkan hubungan lama penggunaan alat kontrasepsi DMPA terhadap kenaikan berat badan menunjukan hubungan yang kuat r= 0,573 dan berpola positif r= +1 artinya semakin lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA semakin tinggi kenaikan berat badannya. Hasil uji statistikp= 0,000 < 0,05 yang menandakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan alat kontrasepsi DMPA dengan kenaikan berat badan. 4. Pembahasan Hasil distribusi frekuensi lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA paling sedikit yaitu 3 bulan dan yang paling lama selama 96 bulan dan rata-rata lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA pada akseptor KB di Kelurahan Karsamenak adalah 29 bulan. Menurut Saefudin (2003) untuk pemakaian kontrasepsi suntik dalam jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, penurunan libido, gangguan emosi, sakit kepala, dapat menimbulkan jerawat, dan juga dapatmenyebabkan osteoporosis. Sebagian besar akseptor kontrasepsi suntik DMPAdi Kelurahan Karsamenak masih dalam usia reproduksi dan sudah mempunyai 1 atau 2 anak, sehingga untuk
pemakaian dengan rata-rata 29 bulan masih dalam keadaan normal untuk menjarangkan kehamilan. Hasil distribusi frekuensi kenaikan berat badan pada akseptor KB di Kelurahan Karsamenak terjadi kenaikan rata-rata sebesar 3,38 kg. Dalam penelitian ini juga sesuai dengan teori Hartanto (2004), tentang rata - rata kenaikan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi Suntik DMPA adalah 1-5 kg dalam tahun pertama. Ratarata tiap tahun naik antara 2,3 - 2,9 kg meskipun penyebab pertambahan berat badan tidak terlalu jelas dan nampaknya terjadi karena bertambahnya lemak dalam tubuh, kurangnya olahraga, serta asupan makan yang berlebihan. Disamping itujuga karena pengaruh hormon progesteron yang terdapat dalam alat kontrasepsi tersebut. Hipotesa para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Hal ini berarti akseptor mengalami kenaikan berat badan setelahmenggunakan alat kontrasepsi Suntik DMPA (Hartanto, 2004). Hormon progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi Suntik DMPA akan beradaptasi dengan tubuh para akseptor, sehingga semakin lama pemakaian kontrasepsi tersebut hormon semakin bertambah yang akan mempengaruhi kenaikan berat badan. Kebanyakan akseptor kontrasepsi suntik di Kelurahan Karsamenak mengeluhkan adanya kenaikan berat badan setelah penggunaan suntik DMPA serta gangguan haid seperti amenorhea dan spotting. Hasil uji Bivariat dengan uji Rank Spearman mendapatkan nilai korelasi 0,573 dan nilai p = 0,000. Kesimpulan dari hasil tersebut didapatkan hubungan lama penggunaan alat kontrasepsi DMPA terhadap kenaikan berat badan menunjukan hubungan yang kuat r= 0,573 dan berpola positif r= +1 artinya semakin lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA semakin tinggi kenaikan berat badannya. Hasil uji statistik p= 0,000 < 0,05 yang menandakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan alat kontrasepsi DMPA dengan kenaikan berat badan. Sebagian besar ibu-ibu di Kelurahan Karsamenak memilih kontrasepsi suntik DMPA karena di anggap efektif, aman, murah dan sederhana, sehingga untuk pemakaian kontrasepsi non-hormonal atau MKJP masih kurang diminati. Hasil penelitian yang dihasilkan oleh Saridi Kelurahan Tarok Dipok didapatkan hasil bahwa 31 responden (50%) menggunakan kontrasepsi suntik tiga bulan, 23 responden (69,9%) mengalami kenaikan berat badan dan 8 (27,5%) responden tidak mengalami kenaikan berat badan. Hasil chi-square didapatkan p=0,002 < value 0,05, hasil penelitian oleh Nani Suryani dkk (2010) di BPS Supriyatni didapatkan nilai rata-rata lama pemakaian 23 bulan dengan rata-rata kenaikan berat badan 5,30 kg, nilai t = 23,277 hal ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara lamanya pemakaian kontrasepsi Suntik DMPA dengan kenaikan berat badan pada akseptor Suntik DMPA dan nilai R² = 90,25% artinya semakin lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA, berat badan cenderung naik. Dan hasil penelitian Hastutik (2013) di RB Ngudi Saras didapatkan sebagian besar responden adalah akseptor yang telah menggunakan KB suntik DMPA selama 2 tahun atau lebih (81,8%), adapun sebagian besar responden selama
menggunakan KB mengalami peningkatan berat badan sebesar kurang dari 5 kg (50,0%) hasil analisis diperoleh rxy = 0,524 > r tabel = 0,423 ; p = 0,012 < 0,05) yaitu ada hubungan yang signifikan antara lama penggunaan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan. Dari ketiga hasil penelitian diatas maka lama penggunaan alat kontrasepsi DMPA sangat mempengaruhi terhadap kenaikan berat badan. Menurut Prawirohardjo (2006) DMPA memiliki efek samping meliputi terganggunya pola haid diantaranya adalah siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), amenorea, kenaikan berat badan (merupakan efek samping tersering), terlambatnya kembali kesuburan, dalam penggunaan jangka panjang terjadi perubahan lipid serum dan menimbulkan kekeringan pada vagina, penurunan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat. Kenaikan berat badan kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan bukan merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus dapat menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Akibat pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah (Hartanto, 2004). Menurut Binadiknakes (2001) kenaikan berat badan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern diantaranya yaituumur, aktifitas fisik, herediter (kebiasaan makan), gangguan hormon, psikologis, dan pola makan atau pola konsumsi. 5. Simpulan 1. Rata-rata lama waktu penggunaan kontrasepsi DMPA adalah 29,23 bulan. Lama waktu penggunaan paling sebentar adalah 3 bulan dan paling lama 96 bulan. 2. Rata-rata kenaikan berat badan pada penggunaan kontrasepsi DMPA adalah 3,38 kg. Kenaikan berat badan tertinggi sebesar 12 kg. 3. Hasil uji statistik dengan uji rank-spearman didapatkan ada hubungan yang signifikan antara lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA dengan kenaikan berat badan dengan nila p= 0,000 < p value 0,05. 6. SARAN a. Bagi Petugas KB Diharapkan petugas KB dapat memberikan informasi tentang efek samping yang ditimbulkan dari alat kontrasepsi DMPA kepada akseptor KB dan menyarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain yang lebih efektif seperti penggunaan alat kontrasepsi MKJP. b. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode lain untuk mengidentifikasi lama waktu penggunaan alat kontrasepsi DMPA terhadap kenaikan berat badan. Dan perlu dilakukan uji lanjut dari penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan penyebab kenaikan berat badan serta efek samping lain yang ditimbulkan oleh alat kontrasepsi DMPA ini.
DAFTAR PUSTAKA Binadiknakes. 2001. Elktromedik dan Pengembangannya Edisi 17. mmmmmmJakarta. Desi Ekawati, 2010. Pengaruh Kb Suntik DMPA terhadap mmmmmmPeningkatan berat badan di BPS Siti Syamsiyah mmmmmmWonokarto Wonogiri: Universitas Sebelas Maret mmmmmmSurakarta. Diana Purnamasari, 2009. Hubungan Lama Pemakaian Kb Suntik mmmmmmDepo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dengan mmmmmmPerubahan Berat Badan di BPS (bidan praktek swasta )“ mmmmmmyossi trihana” Jogonalan Klaten. Universitas Sebelas mmmmmmMaret Surakarta. Hartanto. Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. mmmmmmJakarta:Pustaka Sinar Harapan. Hastutik, 2013. Hubungan lama penggunaan kb suntik dmpa dengan mmmmmmPeningkatan berat badan di rb ngudi saras Karanganyar. mmmmmmMitra Husada Karanganyar. Irianto. Koes. 2014.Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung: mmmmmmPustaka Alfabeta. Nani Haryati dkk, 2010. Pengaruh lamanya pemakaian alat mmmmmmkontrasepsi Depo medroxy progesterone acetate (dmpa) mmmmmmTerhadap kenaikan berat badan di bps Supriyatni desa mmmmmmpaketingan Kecamatan sampang Kabupaten cilacap mmmmmmTahun 2010. Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto. Notoatmodjo. Soekidjo.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. mmmmmmJakarta:Bineka Cipta. Prawirohardjo. Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan mmmmmmKontrasepsi.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono mmmmmmPrawirohardjo. Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi . mmmmmmJakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidananedisi 4. Jakarta: EGC Mmmmmm