Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktek Corporate Governance dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011) Tiara Dewi Kencana
[email protected] Pembimbing : Sudaryono., SE., MM Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma http://www.gunadarma.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan, corporate governance,dan leverage terhadap manajemen laba perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2011. Struktur kepemilikan yang digunakan pada penelitian ini antara lain: kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial. Corporate governance yang digunakan pada penelitian ini antara lain: ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris dan komite audit. Data dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan yang telah diaudit yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial ukuran dewan komisaris dan leverage mempengaruhi manajemen laba. Variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Kata Kunci : Struktur Kepemilikan, Corporate Governance, leverage, Manajemen Laba ABSTRACT This study aimed to examine the effect of ownership structure, corporate governance and leverage against earning management on corporate profits and the real estate property listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2007-2011. Ownership structure used in this study include: institutional ownership, managerial ownership. Corporate governance used in this study include: size of the board of directors, the composition of the board of directors and audit committee. The data in this study were taken from the audited financial statements are published through the website www.idx.co.id. The sampling method used in this study was purposive sampling method. The analysis model used is multiple linear regression. The results of this study indicate that partial commissioners size and leverage affect earnings management. Variables of institutional ownership, managerial ownership, the composition of the board and the audit committee has no effect on earnings management. Keywords: Ownership Structure, Corporate Governance, leverage, Earning Management
PENDAHULUAN Laporan keuangan adalah suatu cerminan dari kondisi perusahaan karena memuat informasi mengenai posisi keuangan, laporan kinerja manajemen, laporan arus kas dan perubahan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat utama para manajer untuk menunjukan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk melaksanakan fungsi pertanggung jawaban dalam organisasi. Menurut standar akuntansi keuangan tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh mereka yang memiliki wawasan bisnis dan ekonomi supaya informasi yang disajikan dalam laoran keuangan dapat dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, maka laporan keuangan dalam lapora tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh artinya memberikan informasi secara lengkap dan terbuka sehingga tidak menyesatkan orang yang membacanya. Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemilik dan manajemen (Beneish, 2001) dalam (Nuryaman, 2008). Menurut teori keagenan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance=GCG). Corporate governanace merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Struktur governance didesain sedemikian rupa agar mampu mendukung berjalannya
aktivitas organisasi perusahaan secara bertanggung jawab dan terkendali. Dengan kata lain struktur governance harus mampu mendukung tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip-pinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness). Leverage sebagai salah satu usaha dalam peningkatan laba perusahaan, dapat menjadi tolok ukur dalam melihat perilaku manajer dalam aktivitas manajemen laba. LANDASAN TEORI Teori Agensi (Agency Theory) Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (1995) dalam Ma’ruf (2006) adalah
hubungan
principal
dan
atau
kontrak
agent.
antara
Principal
memperkejakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian
otorisasi
pengambilan
keputusan dari principal kepada agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executif Officier) sebagai agent mereka. Jika agent tidak berbuat sesuai kepentingan principal, maka akan terjadi konflik keagenan (agency conflict), sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Salah satu kendala yang akan muncul antara agent dan principal adalah adanya asimetris informasi.
Manajemen Laba (Earning Management) Manajemen laba adalah hal yang
sehingga dapat mengurangi manajemen laba (Ujiyantho
dan
Pramuka,
sangat kontroversial di dunia akuntan.
Kepemilikan
Pernyataan
apakah
kepemilikan saham oleh pihak institusi lain
manajemen laba baik atau buruk sulit dibuat.
yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau
Kebanyakan
langkah-
lembaga lain. Kepemilikan saham oleh
langkah yang dilakukan dan motivasi dan
pihak-pihak yang terbentuk institusi seperti
mendasari dilakukannya manajemen laba.
perusahaan
umum
mengenai
bergantung
Manajemaen
pada
laba
yaitu
suatu
kemampuan untuk memanipulasi pilihan-
institusional
2007).
asuransi,
bank,
merupakan
perusahaan
investasi, dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan Manajerial
pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba
Kepemilikan
yang diinginkan (Belkaoui, 2007). Scott
kepemilikan
(2006) mendefinisikan manajemen laba
perusahaan yang diukur dengan perentase
sebagai pilihan kebijakan akuntansi yang
jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen
dilakukan manajer untuk tujuan spesifik.
(Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Dengan
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan
demikian dapat disimpulkan bahwa manajer
bahwa
perilaku
yang mempunyai kepemilikan saham di
opportunistic dalam mengelola perusahaan.
perusahaan akan cenderung bertindak sesuai
Manajer
mempunyai
dengan kepentingan pemegang saham karena
memilih
dan
manajer
mempunyai
kebebasan
menggunakan
untuk
alternative
terdapat
alternatiif yang tersedia untuk menyusun
keduanya
laporan
keuangan
dihasilkan
dapat
saham
kesamaan
laba
yang
Dewan Komisaris
dengan
yang
Dewan
sehingga sesuai
manajerial
komisaris
oleh
merupakan manajemen
kepentingan
antara
merupakan
suatu
diinginkan walaupun laba yang dihasilkan
mekanisme
tersebut
untuk memberikan petunjuk serta arahan
tidak
perusahaan
mencerminkan
yang
sebenarnya.
keadaan Berbicara
pada
mengawasi
pengelola
dan
perusahaan.
mekanisme
Mengingat
tentang manajemen laba tidak terlepas dari
manajemen yang bertanggung jawab untuk
Teori Akuntansi Positif dan Teori Keagenan.
meningkatkan efisiensi dan daya saing
Kepemilikan Institusional
perusahaan, sedangkan dewan komisaris
Kepemilikan
institusional
memiliki
kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen proses monitoring secara efektif
bertanggung
jawab
untuk
mengawasi
manajemen
maka
dewan
komisaris
merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan
perusahaan. Karakteristik dewan komisaris
bahwa leverage menyebabkan peningkatan
secara umum dan khususnya proporsi dewan
nilai perusahaan.
komisaris dapat menjadi suatu mekanisme
METODE PENELITIAN
yang menentukan tindakan manajemen laba.
Objek penelitian yang digunakan dalam
Komposisi Dewan Komisaris Independen
penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI tahun
Komisaris independen adalah komisaris
2007-2011. Populasi dalam penelitian ini
yang bukan merupakan anggota manajemen,
adalah perusahaan-perusahaan di bidang
pemegang saham mayoritas, pejabat atau
Real Estate dan property yang terdaftar di
dengan cara lain yang berhubungan langsung
Bursa
atau tidak langsung dengan pemegang saham
pengambilan sampel
mayoritas
teknik Purposive Sampling. Pengambilan
dari
mengawasi
suatu
perusahaan
pengelolaan
yang
perusahaan
Efek
sampel
Indonesia
bertujuan
(BEI).
Teknik
yaitu menggunakan
(purposive
sampling)
(FCGI,2002).
dilakukan dengan mengambil sampel dari
Komite Audit
populasi
Komite audit adalah komite yang dibentuk
Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan
oleh dewan komisaris untuk melakukan
pertimbangan (judgement) tertentu atau jatah
tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.
(quota)
Keberadaaan komite audit sangat penting
Adapun kriteria yang digunakan untuk
bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit
memilih sampel dalam penelitian ini adalah
merupakan komponen baru dalam sistem
sebagai berikut : (1) Perusahaan Real Estate
pengendalian perusahaan. Selain itu komite
dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
audit dianggap sebagai penghubung antar
Indonesia
(BEI).
pemegang saham dan dewan komisaris
menerbitkan
laporan
dengan pihak manajeman dalam menangani
periode yang berakhir 31 Desember selama
masalah pengendalian.
periode tahun 2007 sampai dengan 2011. (3)
Leverage
Memiliki ketersediaan data lengkap, baik
Kebijakan hutang merupakan salah satu
data
alternatif
selain
kepemilikan institusional, dewan direksi,
menjual saham di pasar modal. Hutang yang
dewan komisaris, komite audit dan leverage,
dipergunakan secara efektif dan efisien akan
maupun
meningkatkan nilai perusahaan. Herry dan
mendeteksi manajemen laba.
pendanaan
perusahaan
Hamin (dalam Tarjo, 2008) menunjukkan
berdasarkan
tertentu
mengenai
data
kriteria
tertentu.
(Jogiyanto,
(2)
Perusahaan
keuangan
kepemilikan
yang
2004:79).
tahunan
manajerial,
diperlukan
untuk
yang ada dalam susunan dewan
Pengukuran Variabel
komisaris perusahaan.
1. Variabel Independen
e. Komite Audit
a. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional dalam penelitian
ini
menggunakan
indikator jumlah saham yang dimiliki
institusi
(perusahaan
asuransi, bank, dana pension, dan sebagainya) dari seluruh modal saham yang beredar.
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan
saham
oleh
manajemen
perusahaan
yang
diukur dengan presentase jumlah yang
manajemen.
dimiliki Indikator
oleh yang
digunakan adalah jumlah saham yang dimiliki manajemn dari seluruh modal perusahaan.
Ukuran dewan komisaris diukur
dewan
komisaris,
anggota
baik
yang
berasl dari internal perusahaan maupun
dari
eksternal
perusahaan. d. Komposisi Dewan Komisaris Komposisi
dewan
komisaris
diukur dengan presentase jumlah dewan yang
komisaris ada
dalam
diukur
menggunakan
dengan indikator
presentase anggota komite audit yang berasl dari luar komite audit terhadap seluruh anggota komite audit. f. Leverage
total asset.
kewajiban Semakin
dengan
total
besar
rasio
leverage, berarti semakin tinggi nilai utang perusahaan. 2. Variabel Dependen Manajemen laba dapat diukur dengan discretionary accrual yang dalam penelitian ini menggunakan model Jones yang dimodifikasi (Dechow et al, 1995). Discretionary accrual
c. Ukuran Dewan Komisaris
dengan jumlah total
audit
Leverage merupakan rasio antara
b. Kepemilikan Manajerial
saham
Komite
independen perusahaan
terhadap jumlah total komisaris
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ΤΑC = NI – CFO (1) Nilai total akrual (TACC) diestimasi dengan
persamaan
regresi
OLS
sebagai berikut : TACt/TAt-1 = β1 (1 / TΑt-1) + β2 ( REVt / TΑt-1) + β3 (ΡΡΕt / TΑt-1) + e (2) Dengan
menggunakan
koefisien
regresi diatas nilai non discretionary accrual (NDTAC) dapat dihitung dengan rumus :
NDTAC = β1 (1 / TΑt-1) + β2
independen terhadap variabel dependen.
((REVt - RECt) / TΑt-1) + β3
Model
(ΡΡΕt / TΑt-1) (3)
berganda untuk melihat pengaruh struktur
Selanjutnya DTAC dapat dihitung
kepemilikan, praktik corporate governance
sebagai berikut :
dan leverage terhadap manajemen laba
DTACt = (TACt / TAt-1) – NDTAC
dalam penelitian ini adalah :
yang
digunakan
dalam
regresi
(4) Y=a+β1X1+ β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+β6X6+
Keterangan : TAC = Total accruals dalam periode t NI = Net Income (laba bersih setelah pajak) pada periode t CFO = Arus kas operasi (Cash Flows from Operations) TA = Total aset pada periode t-1 REVt = Perubahan penjualan bersih
dalam periode t RECt = Perubahan piutang bersih
dalam periode t PPEt = Nilai aktiva tetap (gross) pada periode t NDTAC
=
Non
discretionary
accruals DTAC = Discretionary accruals β1, β2, β3 = Fitted coeficient yang diperoleh
dari
hasil
regresi
persamaan (2) Teknik Analisis Data
Keterangan : Y = Manajemen Laba a = Kontanta β1, β2, β3, β4, β5, β6 = Koefisien Regresi X1=Kepemilikan Institusional X2=Kepemilikan Manajerial X3=Ukuran
Dewan
Komisaris X4=
Komposisi
Dewan
Komisaris X5 = Komite Audit X6 = Leverage = Faktor Pengganggu HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil statistik deskriptif tersebut diketahui bahwa dari 20 sampel dan n 100, mean earning management selama
Dalam penelitian ini, metode analisis yang
periode pengamatan (2007 sampai dengan
digunakan untuk menguji hipotesis adalah
2011) sebesar 0,37405 dengan standar
metode regresi linier berganda. Metode
deviation 0,108467 dimana hasil tersebut
regresi berganda adalah metode statistik
menunjukan δ > mean earning management.
untuk menguji hubungan antara variabel
Rata-rata KI selama periode pengamatan
2007-2011 sebesar 0,37405 dengan δ =
Darmawati (2003) yang menyatakan
0,108467, mean KM sebesar 0,36117 dengan
bahwa
δ = 0,118489, mean UDK sebesar 0,37169
kepemilikan oleh investor institusional
dengan δ = 0,110721, mean KDK sebesar
yang besar dapat didorong untuk secara
0,43977 dengan δ = 0,139606, mean KA
sukarela
sebesar -0,39712 dengan δ = 0,305938,
prapengungkapan.
mean LEV sebesar 0,34290 dengan δ =
informasi privat dan pengungkapan
0,099914
sukarela
mengungkapkan
dengan
informasi
Jika
perolehan
dilakukan
sebelum
pada pengumuman laba akan lebih kecil
a. Hipotesis 1 (H1)
untuk perusahaan dengan kepemilikan
Hipotesis pertama yang diajukan pada ini
perusahaan
pengumuman laba, maka reaksi pasar
Pengujian Hipotesis
penelitian
manajer
adalah
kepemilikan
oleh institusi besar. b. Hipotesis 2 (H2)
institusional (KI) berpengaruh terhadap
Hipotesis kedua yang diajukan pada
manajemen laba. Dari hasil penelitian
penelitian
ini diperoleh nilai koefisien regresi untu
manajerial (KM) berpengaruh terhadap
variabel KI sebesar -0,262 dengan nilai
manajemen laba. Dari hasil penelitian
signiifikansi sebesar 0,794, dimana nilai
ini diperoleh nilai koefisien regresi
signifikansi
untuk
pada tingkat
signifikan
ini
adalah
variabel
KM
kepemilikan
sebesar
0,741
0,794 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan
dengan nilai signiifikansi sebesar 0,460,
hasil tersebut KI tidak berpengaruh
dimana nilai signifikansi pada tingkat
terhadap
Dengan
signifikan 0,460 lebih besar dari 0,05.
demikian hipotesis pertama menyatakan
Berdasarkan hasil tersebut KM tidak
bahwa
institusional
berpengaruh terhadap manajemen laba.
memiliki pengaruh terhadap manajemen
Dengan demikian hipotesis pertama
laba ditolak. Hal ini menunjukkan
menyatakan
bahwa kepemilikan institusional tidak
manajerial memiliki pengaruh terhadap
dapat memberikan pengaruh terhadap
manajemen
tindakan
menunjukan bahwa
manajemen
kepemilikan
manajemen
laba.
laba,
artinya
bahwa
laba
kepemilikan
ditolak.
Hal
ini
penelitian ini
dengan adanya kepemilikan saham oleh
mengindikasikan
pihak institusi tidak mampu mengurangi
sampel penelitian tidak menggunakan
terjadinya tindakan manajemen laba.
kepemilikan
Hasil
mengurangi manajemen laba, sehingga
penelitian
penelitian
yang
ini
mendukung
dilakukan
oleh
bahwa
manajerial
perusahaan
untuk
dapat disimpulkan bahwa kepemilikan
manajerial tidak mampu mengurangi ketidakselarasan manajemen
kepentingan
dengan
antara
pemilik
d. Hipotesis 4 (H4)
atau
Hipotesis keempat yang diajukan pada
pemegang saham. Hasil penelitian ini
penelitian ini adalah komposisi dewan
mendukung penelitian yang dilakukan
komisaris (KDK) berpengaruh terhadap
oleh Boediono (2005) yang menyatakan
manajemen laba. Dari hasil penelitian
bahwa kepemilikan manajerial kurang
ini diperoleh nilai koefisien regresi
memberikan
kontribusi
dalam
untuk variabel KDK sebesar 1,159
mengendalikan
tindakan
manajemen
dengan nilai signiifikansi sebesar 0,249,
laba.
dimana nilai signifikansi pada tingkat
c. Hipotesis 3 (H3)
signifikan 0,249 lebih besar dari 0,05.
Hipotesis ketiga yang diajukan pada
Berdasarkan hasil tersebut KDK tidak
penelitian ini adalah ukuran dewan
berpengaruh terhadap manajemen laba.
komisaris (UDK) berpengaruh terhadap
Dengan demikian hipotesis pertama
manajemen laba. Dari hasil penelitian
menyatakan bahwa komposisi dewan
ini diperoleh nilai koefisien regresi
komisaris
berpengaruh
terhadap
untuk variabel UDK sebesar -2,232
manajemen
laba
Hal
dengan nilai signiifikansi sebesar 0,028,
menunjukkan bahwa komposisi dewan
dimana nilai signifikansi pada tingkat
komisaris tidak berpengaruh signifikan
signifikan 0,028 lebih kecil dari 0,05.
terhadap
Berdasarkan
UDK
banyaknya jumlah anggota komisaris
berpengaruh terhadap manajemen laba.
independen dalam perusahaan belum
Dengan demikian hipotesis pertama
berhasil mengurangi manajemen laba
menyatakan
dewan
yang terjadi. Keberadaan komisaris
komisaris memiliki pengaruh terhadap
independen dalam perusahaan bukan
manajemen laba diterima. Hal
penentu
hasil
bahwa
tersebut
ukuran
menunjukan
bahwa
ukuran
komisaris
berpengaruh
ini
dewan terhadap
ditolak.
manajemen
utama
untuk
laba,
ini
berarti
mengurangi
tindakan manajemen laba oleh manajer. Kemungkinan
penambahan
anggota
manajemen laba, artinya besar kecilnya
dewan komisaris independen dalam
ukuran dewan komisaris ternyata tidak
perusahaan
mampu
menutupi tindakan manajemen laba
mempengaruhi
tindakan
manajemen laba dalam perusahaan.
hanya
formalitas
yang dilakukan manajer.
untuk
Hasil penelitian ini tidak mendukung
Hipotesis keenam yang diajukan pada
penelitian Nasution dan Setiawan (2007)
penelitian ini adalah leverage (LEV)
yang menyatakan bahwa proporsi dewan
berpengaruh terhadap manajemen laba.
komisaris independen secara signifikan
Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai
berpengaruh negatif terhadap praktek
koefisien regresi untuk variabel LEV
manajemen laba di perusahaan.
sebesar -2,340 dengan nilai signiifikansi
e. Hipotesis 5 (H5)
sebesar 0,021, dimana nilai signifikansi
Hipotesis kelima yang diajukan pada
pada tingkat signifikan 0,021 lebih kecil
penelitian ini adalah komite audit (KA)
dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut
berpengaruh terhadap manajemen laba.
LEV berpengaruh terhadap manajemen
Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai
laba.
koefisien regresi untuk variabel KA
pertama menyatakan bahwa leverage
sebesar -1,125 dengan nilai signiifikansi
memiliki pengaruh terhadap manajemen
sebesar 0,263, dimana nilai signifikansi
laba diterima. Hal ini berarti leverage
pada tingkat signifikan 0,263 lebih besar
dalam perusahaan berpengaruh terhadap
dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut KA
manajemen laba, artinya apabila suatu
tidak berpengaruh terhadap manajemen
perusahaan memiliki leverage yang
laba.
tinggi,
Dengan
demikian
hipotesis
Dengan
maka
demikian
hipotesis
kemungkinan
pertama menyatakan bahwa komite
melakukan
audit berpengaruh terhadap manajemen
besar, dan perusahaan pun memiliki
laba ditolak. Hal ini berarti adanya
kewajiban yang lebih besar dalam
komite
dalam
pengungkapan terhadap publik. Hasil ini
perusahaan tidak terlalu berpengaruh
sesuai dengan penelitian Tarjo (2008).
terhadap
artinya
Temuan tersebut sesuai dengan debt
anggota komite audit independen bukan
covenant hypothesis yang menyatakan
faktor utama untuk mengawasi tindakan
bahwa jika semua hal yang lain tetap
manajemen
sama dan semakin dekat perusahaan
audit
independen
manajemen
perusahaan. dengan
laba,
dalam Diduga,
mengelola sama
bahwa
laba
sangat
halnya
dengan pelanggaran perjanjian hutang
komisaris
yang berbasis akuntansi, maka lebih
penambahan
mungkin manajer perusahaan untuk
penambahan
independen,
manajemen
untuk
anggota komite audit hanya formalitas
memilih
untuk
memindahkan laba yang dilaporkan dari
menutup-nutupi
manajemen laba oleh manajer. f. Hipotesis 6 (H6)
tindakan
prosedur
akuntansi
yang
periode mendatang ke periode sekarang.
KESIMPULAN DAN SARAN
terhadap
Kesimpulan
anggota komite audit independen bukan
1. Kepemilikan
institusonal
tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase saham yang dimiliki oleh institusi lain selain perusahaan itu sendiri, maka akan semakin mengurangi tindakan
manajemen
laba
yang
dilakukan perusahaan tersebut. 2. Kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase saham yang dimiliki oleh
manajer,
maka
tidak
akan
mengurangi tindakan manajemen laba
manajemen
laba,
artinya
faktor utama untuk mengawasi tindakan manajemen
dalam
mengelola
perusahaan. 6. Leverage
berpengaruh
manajemen
laba.
terhadap
Leverage
atau
besarnya hutang merupakan salah satu faktor
yang
memotivasi
terjadinya
manajemen laba. Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian
selanjutnya
sebaiknya
yang dilakukan perusahaan tersebut.
menggunakan sampel perusahaan yang
3. Ukuran dewan komisaris berpengaruh
tidak hanya pada perusahaan property
ini
dan real estate saja, tetapi dapat
menunjukkan bahwa semakin banyak
dikembangkan dengan menggunakan
jumlah
sampel dari kelompok perusahaan lain
terhadap
manajemn
dewan
laba.
Hal
komisaris
dalam
perusahaan justru semakin besar praktek
2. Menggunakan alat ukur manajemen lain
manajemen laba yang dilakukan. 4. Komposisi
dewan
komisaris
yang listed di Bursa Efek Indonesia.
tidak
yang ada, yang lebih relevan untuk
berpengaruh terhadap manajemen laba.
memprediksi
Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan
mempengaruhi dilakukannya tindakan
komisaris independen dalam perusahaan
manajemen laba.
bukan penentu utama untuk mengurangi tindakan manajemen laba oleh manajer. 5. Komite
audit
tidak
berpengaruh
3. Dalam
faktor-faktor
penelitian
selanjutnya
menambahkan variabel independen lain di luar model penelitian ini agar dapat
terhadap manajemen laba. Hal ini berarti
mengetahui
adanya komite audit independen dalam
mempengaruhi manajemen laba.
perusahaan tidak terlalu berpengaruh
yang
faktor-faktor
yang
dan Struktur Kepemlikan Dengan Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan,
Zaki.
2004.
Intermediate
Accounting. Jakarta: BPFE.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Teori
Klein, A. 2002. “Audit Committee, Board of Director Characteristic, and Earnings Management”. http://papers.ssrn.com/.
Boediono, SB Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VII Solo.
Isnanta, Rudi. 2008. Pengaruh Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan. Skripsi. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Belkaoui,
Ahmed
Riahi.
2004.
Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Bhuono, Agung Nugroh. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Jakarta : Andi Darmawati, Deni. 2003. “Corporate Governance dan Manajemen Laba: Suatu Studi Empiris”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 5, No. 1, h. 4768. Dechow, Patricia M., R.G. Sloan and A.P. Sweeney, (1995), Detecting earnings management, The Accounting Review 70, 193-225. Faisal. 2004. “Analisis Agensi Cost, Struktur Kepemilikan, dan Mekanisme Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar. Girsang, Isian Mahdalena, 2010. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dan Kinerja Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Hastuti.D. Theresia. 2005. “Hubungan Antara Good Corporate Governance
Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics3. www.ssrn.com. Jogiyanto.
2004.
Teori
Portfolio
dan
Investasi. Yogyakarta: BPFE. Midiastuty, Pratana P. dan Mas’ud Machfoedz. 2003. “Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba”. Simposium Nasional Akuntansi 6. Surabaya. Nasser, Etty M, (2000). “Model CAMEL Untuk Memprediksi Financial Distress Pada Sektor Perbankan Go Public”. Jurnal Auditing dan Akuntansi Indonesia. Volume 4. No. 02 Desember. Jakarta Nasution, M dan Setyawan. D. 2007. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan
Indonesia”.Simposium Akuntansi X Makasar.
Nasional
Nuryaman. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Simposium Nasional Akuntansi XI.Pontianak. Ujiyantho, Arief Muh dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X. Palestin, Shatila Halima. 2006. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governance dan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris di PT. Bursa Efek Indonesia)”. Scott,
R. William. 2006. Financial Accounting Theory 4 th Edition. Prentice-Hall, New Jersey.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sujoko, Soebiantoro 2007.“Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 9. No.1, Surabaya Universitas Kristen Petra. Tarjo.
2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity Capital”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak
Wedari, Linda Kusumaning. 2004 . Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit terhadap Aktivitas Manajamen Laba . Simposium Nasional Akuntansi 7.
http://www.idx.co.id