ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK Oleh: SITI SHOLEKHAH NOOR NPM : 0811031053 Tlpn : 085279769123 Email :
[email protected] Pembimbing I : Harsono Edwin P., S.E., M.Si. Pembimbing II : Retno Yuni Nur S., S.E., M.Sc., Akt. Corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan agar sesuai dengan harapan pemangku kepentingan. Lembaga yang membantu menyosialisasikan corporate governance yaitu The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). IICG membuat program untuk menilai penerapan corporate governance pada perusahaan yang disebut Corporate Governance Perception Index (CGPI). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan publik yang mengikuti program CGPI pada tahun 2006-2010. Periode pengamatan yang digunakan adalah selama dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah pengumuman skor CGPI. Sampel dalam penelitian berjumlah 12 perusahaan yang dipilih melalui metode purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan uji parametrik yaitu One Samples T Test. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada current ratio terjadi peningkatan kinerja keuangan yang signifikan. Debt to equity ratio menunjukkan penurunan kinerja keuangan yang tidak signifikan. Net profit margin, return on asset, return on equity, dan total asset turn over menunjukkan penurunan kinerja keuangan yang signifikan. Kata Kunci: Corporate Governance, Kinerja Keuangan, Corporate Governance Perception Index
1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Krisis ekonomi pada tahun 1997 di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan tidak dapat bertahan dalam persaingan bisnis sehingga banyak perusahaan yang mengalami kejatuhan serta kebangkrutan. Dalam Kaihatu (2006) dijelaskan bahwa pada tahun 1999 di saat negara-negara Asia Timur mulai mengalami pemulihan, Indonesia belum merasakan hal yang sama. Moeljono (2005) dalam Kaihatu (2006) berpendapat bahwa pulih atau terpuruknya perekonomian suatu negara tergantung pada korporat masing-masing sehingga mengindikasikan bahwa korporat kita belum terkelola dengan benar. Dalam Laporan IICG (2006) dijelaskan bahwa Indonesia mulai menerapkan prinsip corporate governance sejak menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan International Monetary Fund (IMF) yang dalam salah satu bagiannya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan (corporate governance) sehingga pada tahun 1999 dibentuklah Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Menurut majalah SWA, yang bekerja sama dengan IICG untuk mengumumkan hasil pemeringkatan skor CGPI, kinerja keuangan perusahaan peserta program CGPI sesudah pengumuman skor CGPI memiliki hasil yang beragam. Djatmiko (Majalah SWA, 19 Februari – 3 Maret 2004) menjelaskan bahwa PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk. menduduki peringkat ketujuh CGPI dengan skor 87,00 pada tahun 2002. Tetapi pada tahun 2003, BNI tidak masuk dalam peringkat 10 besar hasil pemeringkatan skor CGPI. Kejadian ini dikarenakan telah terjadi skandal keuangan sebesar Rp1,7 triliyun yang melibatkan pejabat BNI. Permasalahan kinerja keuangan yang berbeda terjadi pada kinerja PT Unilever Tbk. Pambudi (Majalah SWA, 19 Februari – 3 Maret 2004) menjelaskan bahwa PT Unilever Tbk. yang pada tahun 2002 menduduki peringkat delapan mencuat pada tahun 2003 dengan meraih posisi kedua peringkat CGPI. Sejalan dengan meningkatnya peringkat CGPI diketahui pula bahwa kinerja PT Unilever Tbk. pun meningkat.
Seperti halnya fakta yang diungkap oleh majalah SWA (19 Februari – 3 Maret 2004) dan SWA (28 April 2005), penelitian tentang corporate governance dan Corporate Governance Perception Index terhadap kinerja perusahaan di Indonesia pun mempunyai hasil yang berbeda antara satu dengan yang lain. Menurut penelitian Riandi dan Siregar (2011) penerapan good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap net profit margin (NPM) serta earning per share (EPS) dan tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset (ROA). Sayidah (2007) menemukan kualitas corporate governance yang diproksikan dengan skor CGPI tidak berpengaruh terhadap NPM, ROA, ROE, dan ROI. Hasil yang berbeda berasal dari penelitian Nuswandari (2009) yang menunjukkan skor CGPI berpengaruh signifikan terhadap ROE. Penelitian Nuswandari (2009) didukung oleh Darmawati (2005) bahwa skor CGPI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROE. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman corporate governance perception index sehingga judul dari penelitian ini yaitu “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Pengumuman Corporate Governance Perception Index pada Perusahaan Publik yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” 1.2.
Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.0. Rumusan Masalah a. Berdasarkan current ratio apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI? b. Berdasarkan debt to equity ratio apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI? c. Berdasarkan rasio net profit margin apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI?
d. Berdasarkan rasio return on asset apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI? e. Berdasarkan rasio return on equity apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI? f. Berdasarkan rasio total asset turn over apakah terdapat perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI?
1.2.1. Batasan Masalah a. Faktor kinerja keuangan yang digunakan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas b. Perubahan kinerja keuangan yang dianalisis diasumsikan hanya berdasarkan pengumuman skor CGPI. Sedangkan faktor ekonomi dan non-ekonomi lain yang mempengaruhi kinerja tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. c. Indeks terhadap penerapan corporate governance yang digunakan hanya CGPI. 1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian a.
Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan current ratio
b.
Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan debt to equity ratio
c.
Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio net profit margin
d.
Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio return on asset
e.
Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio return on equity
f.
Untuk mengetahui perbedaan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio total asset turn over
1.3.2. Manfaat Penelitian a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terhadap pengaruh pengumuman skor CGPI terhadap kinerja keuangan perusahaan.
b.
Penelitian ini dapat membantu pihak-pihak yang ingin mengetahui tentang penerapan corporate governance pada perusahaan publik yang ada di Indonesia sesuai peraturan yang telah dibut oleh IICG.
2.
LANDASAN TEORI
2.1.
Stewardship Theory Menurut penjelasan BAPEPAM (2006), salah satu teori yang berkaitan dengan perkembangan corporate governance adalah stewardship theory. Stewardship theory dibangun berdasarkan sifat alami manusia yakni manusia dapat dipercaya, bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan memiliki kejujuran terhadap pihak lain. Hal ini mengindikasikan bahwa melalui stewardship theory, corporate governance dapat tercipta dengan baik pada setiap organisasi karena agen telah melaksanakan salah satu prinsip dasar terciptanya corporate governance yaitu responsibilitas (bertanggung jawab).
2.2.
Agency Theory Jensen dan Meckling (1976) mendefinisi teori agensi sebagai suatu hubungan antara pemberi wewenang (principal) yang melimpahkan wewenang kepada penerima wewenang (agen) untuk membuat keputusan yang sesuai dengan keinginan principal. Supatmi (2007) menjelaskan bahwa principal memberikan wewenang kepada agen untuk mengelola perusahaan namun manajemen acapkali bertindak tidak sesuai dengan keinginan para principal yaitu mementingkan kemakmuran manajemen sendiri. Hal ini disebabkan karena principal dan agen merupakan individu yang berbeda sehingga menimbulkan perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak. Corporate governance timbul akibat keterbatasan teori keagenan dalam mengatasi masalah keagenan menurut Ariyanto dkk. (2000) dalam Nuswandari (2009)Konsep corporate governance timbul untuk mengatasi dan mengendalikan perilaku manajemen yang mementingkan diri sendiri. Penerapan corporate governance yang baik diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan kepentingan pribadi setiap principal dan agen dalam masalah keagenan.
2.3.
Corporate Governance
2.3.0. Pengertian Corporate Governance Pengertian corporate governance menurut Laporan The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) (2009) adalah sebagai serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders). Menurut OECD (2004) corporate governance merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi ekonomis melalui hubungan antara manajemen perusahaan dengan dewan direksi, shareholders, dan stakeholders lain.
2.3.1. Sejarah Perkembangan Corporate Governance Menurut BAPEPAM (2006), istilah corporate governance muncul pada tahun 1984 lewat tulisan yang dibuat oleh Robert I. Tricker. yang berjudul Corporate Governance – Practices, Procedures, and Power in British Companies and Their Board of Directors. Dalam tulisan tersebut, Tricker menjelaskan corporate governance dalam empat kegiatan utama, yaitu petunjuk, melakukan tindakan, pengawasan, dan akuntabilitas. Pada bulan Mei 1991 dibentuk The Cadbury Committee oleh Dewan Pelaporan Keuangan, Bursa Efek London, serta para akuntan untuk mengatasi masalah keuangan dan tata kelola perusahaan. Tujuan utama dibentuk The Cadbury Committee yaitu menelaah aspek-aspek corporate governance yang berkaitan dengan laporan keuangan dan akuntabilitas. 2.3.2. Prinsip-prinsip Corporate Governance Prinsip dasar yang mendasari terciptanya corporate governance menurut Kementrian BUMN dalam BAPEPAM (2006) adalah sebagai berikut: a.
Transparency (keterbukaan)
b.
Independency (kemandirian)
c.
Accountability (akuntabilitas)
d.
Responsibility (pertanggungjawaban)
e.
Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Menurut OECD (2004) terdapat enam prinsip corporate governance yaitu: a.
Rerangka dasar corporate governance
b.
Hak shareholders
c.
Kesetaraan perlakuan terhadap shareholders
d.
Peranan stakeholders
e.
Keterbukaan
f.
Tanggung jawab dewan komisaris
2.3.3. Manfaat Corporate Governance Manfaat corporate governance dalam Laporan CGPI (2012) adalah sebagai berikut: a.
Menjaga sustainability perusahaan
b.
Meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan pasar
c.
Mengurangi agency cost dan cost of capital
d.
Meningkatkan kinerja, efisiensi, dan pelayanan terhadap stakeholders
e.
Melindungi organ dari intervensi politik dan tuntutan hukum
f.
Membantu terwujudnya good corporate citizen
2.3.4. Perkembangan Corporate Governance di Indonesia Pada tahun 1999 pemerintah melalui Kep-10/M.EKUIN/08/1999 membentuk suatu lembaga yang bertugas merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional tentang corporate governance yaitu Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Menurut Laporan CGPI (2006), selain KNKG ada pula lembaga independen yang membantu mensosialisasikan corporate governance di Indonesia yang diantaranya adalah Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD), dan The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). 2.3.4. Sistem Penilaian dan Pemeringkatan Indeks Corporate Governance The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dibentuk pada tanggal 2 Juni 2000. Selanjutnya pada tahun 2001, IICG mengeluarkan program tentang penilaian penerapan corporate governance yang dikenal sebagai Corporate Governance Perception Index (CGPI). Aspek-aspek corporate governance yang dinilai dalam program CGPI menurut Laporan CGPI (2006) adalah sebagai berikut: a.
Komitmen
b.
Hak pemegang saham
c.
Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham
d.
Peran stakeholders
e.
Transparansi
f.
Tanggung jawab dewan komisaris dan dewan direksi
Tahapan riset dan pemeringkatan program CGPI menurut Laporan CGPI (2009) adalah sebagai berikut:
2.4.
a.
Self-assessment
b.
Penilaian dokumen
c.
Penilaian makalah
d.
Observasi ke perusahaan
Rerangka Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI.Untuk mengetahui pengaruh pengumuman skor CGPI dilakukan pembandingan rasio-rasio keuangan sebelum dan setelah pengumuman skor CGPI. Jika hasil uji penelitian menunjukkan hasil yang berbeda, maka disimpulkan bahwa pengumuman skor CGPI berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat rerangka pemikiran sebagai berikut: Kinerja Keuangan Perusahaan (sebelum pengumuman)
Skor CGPI
Kinerja Keuangan Perusahaan (sesudah pengumuman)
Sumber: Penulis 2.5.
Penelitian Terdahulu Penelitian Darmawati (2005) yang berjudul hubungan corporate governance dengan kinerja perusahaan menggunakan skor CGPI sebagai proksi corporate governance menjelaskan bahwa corporate governance
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE. Sedangkan penelitian Supatmi (2007) membuktikan bahwa corporate governance tidak berpengaruh positif terhadap rasio profitabilitas, likuiditas, leverage, dan aktivitas. Hasil yang berbeda diungkap pula pada Riandi dan Siregar (2011) bahwa penerapan good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap NPM dan EPS namun tidak berpengaruh terhadap ROA. 2.6.
Hipotesis a.
Skor CGPI terhadap Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Proksi rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio. Penerapan corporate governance diharapkan dapat menjaga likuiditas. Ha1 : Terdapat perbedaan current ratio antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
b.
Skor CGPI terhadap Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Proksi rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio. Melalui penerapan corporate governance diharapkan perusahaan dapat menjaga tingkat solvabilitas untuk memberikan kepercayaan kepada investor bahwa semua kewajiban perusahaan dapat terpenuhi. Ha2 : Terdapat perbedaan debt to equity ratio antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
c.
Skor CGPI terhadap Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari berbagai aktivitas. Proksi rasio profitabilitas dalam penelitian ini yaitu net profit margin, return on asset, dan
return on equity. Melalui corporate governance diharapkan tujuan utama perusahaan yaitu mendapatkan laba (profit) dapat tercapai. Ha3 : Terdapat perbedaan net profit margin antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI Ha4 : Terdapat perbedaan return on asset antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI Ha5 : Terdapat perbedaan return on equity antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI d.
Skor CGPI terhadap Rasio Aktivitas Proksi rasio aktivitas dalam penelitian ini adalah total asset turn over yang menjelaskan tentang tingkat efisiensi aset dalam menghasilkan penjualan. Penerapan corporate governance diharapkan dapat menjaga efisiensi perputaran aset untuk menciptakan penjualan. Ha6
: Terdapat perbedaan total asset turn over antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
3.
METODA PENELITIAN
3.1.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan adalah perusahaan publik yang mengikuti program pemeringkatan CGPI pada tahun 2006-2010 dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan publik yang terdaftar di BEI yang mengikuti program pemeringkatan CGPI tahun 2006-2010 kecuali sektor keuangan 2) Data pada laporan keuangannya dalam mata uang rupiah 3) Tidak melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2004-2011
4) Perusahaan yang memiliki laporan keuangan secara lengkap dan mempublikasikannya pada tahun 2004-2011 5) Periode laporan keuangannya berakhir pada 31 Desember setiap tahunnya 6) Perusahaan publik yang hanya sekali mengikuti program pemeringkatan CGPI pada tahun 2006-2010 Tabel 3.2 Perusahaan Sampel Nama Perusahaan PT Astra International Tbk.
Kode ASII
Tahun
2
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.
UNSP
2006
3
PT Astra Otoparts Tbk.
AUTO
2010
4
PT Timah Tbk.
TINS
2010
No. 1
2006
Sumber: Data olahan 3.2.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber informasi. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian berupa laporan keuangan dan data hasil pemeringkatan skor CGPI. Sumber data dalam laporan ini adalah sebagai berikut: a. website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) b. website The Indonesian Institute for Corporate Governance (www.iicg.org) c. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) d. Sumber data pendukung lainnya
3.3.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.3.1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diproksikan dengan CR, DER, NPM, ROA, ROE, dan TATO. Sedangkan variabel independen adalah variabel bebas atau tidak terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah skor CGPI. Dalam penelitian ini skor CGPI diasumsikan dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. 3.3.2. Definisi Operasional Variabel Corporate Governance Perception Index (CGPI) menurut IICG (2009) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Penilaian terhadap penerapan corporate governance oleh IICG disajikan dalam bentuk skor berupa nilai dari 55-100. Pada penelitian ini penilaian kinerja keuangan perusahaan berasal dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. a.
Rasio Likuiditas Proksi rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio (CR). Dalam Harahap (2010: 301) dijelaskan bahwa current ratio menunjukkan sejauh mana aset lancar dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar. CR =
(1.1)
b. Rasio Solvabilitas Proksi rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER). Dalam Harahap (2010: 303) dijelaskan bahwa DER menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. DER =
c.
(1.2)
Rasio Profitabilitas 1. Net Profit Margin (NPM) NPM digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih per rupiah penjualan. NPM =
(1.3)
2. Return On Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan laba yang diperoleh perusahaan melalui aset. ROA =
(1.4)
3. Return on Equity (ROE) Rasio ini menunjukkan laba bersih jika diukur melalui modal pemilik.
ROE =
(1.5)
d.
Rasio Aktivitas Proksi rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turn over (TATO). Dalam Harahap (2010 : 303) dijelaskan bahwa TATO menunjukkan penjualan yang diukur melalui perputaran aset perusahaan.
TATO =
3.4.
(1.6)
Alat Analisis
3.4.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan meringkas data yang dianalisis. Prosedur statistika deskriptif dalam program SPSS menghitung nilai dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan kemencengan distribusi (skewness). Dalam penelitian ini, analisis deskriptif yang digunakan adalah menghitung mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi dari CR, DER, NPM, ROA, ROE, dan TATO untuk tahun 2004-2011. 3.5.
Metoda Analisis Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan yang mengikuti program pemeringkatan CGPI. Untuk memberikan gambaran mengenai data yang digunakan maka digunakan analisis statistika deskriptif terlebih dahulu. Kemudian rasio-rasio yang diteliti, yaitu rasio sesudah pengumuman skor CGPI, dibandingkan dengan rasiorasio sebelum pengumuman skor CGPI.
3.6.
Pengujian Statistik
3.6.1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model penelitian. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Hipotesis nol (HO) dinyatakan bahwa dari masing masing variabel penelitian sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdistribusi normal. Jika tingkat signifikansi lebih kecil daripada 0,05 (tingkat signifikansi yang telah ditentukan) maka dapat disimpulkan bahwa data yang dimiliki mempunyai sebaran tidak normal sehingga HO dinyatakan ditolak. Sebaliknya jika tingkat signifikansi lebih besar daripada 0,05 dapat disimpulkan bahwa data yang dimiliki mempunyai sebaran normal sehingga HO dinyatakan diterima. 3.6.2. Uji Hipotesis Uji One Sample T Test Parametrik Data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji parametrik One Samples T Test. Sedangkan bentuk uji hipotesis dari penelitian ini adalah dua sisi atau dua arah (two-tailed test). 4.
PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diproksikan oleh current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, return on asset, return on equity, dan total asset turn over. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan peserta CGPI non keuangan tahun 2006-2010 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan periode pengamatan kinerja keuangan adalah dua tahun sebelum dan satu tahun sesudah pengumuman pemeringkatan skor CGPI.
4.2.
Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Keuangan
4.2.1. Current Ratio Hasil analisis deskriptif untuk current ratio sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Statistika Deskriptif
N CRsebelum
8
Minimum ,74
CRsesudah
4
1,32
Valid N (listwise)
4
Maximum 2,88
Mean 1,8375
Std. Deviation ,79746
3,26
2,2750
1,08611
Sumber: Output SPSS, data olahan Melalui output di atas diketahui bahwa rata-rata CR sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 1,8375 dan rata-rata CR sesudah pengumuman CGPI adalah 2,2750. Hal ini menjelaskan bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dibiayai oleh setiap Rp 1,8375 aset lancar sebelum pengumuman skor CGPI sedangkan setelah pengumuman skor CGPI setiap Rp 1 kewajiban lancar dibiayai oleh Rp 2,2750 aset lancar. Berdasarkan output tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata CR setelah pengumuman skor CGPI. 4.2.2. Debt to Equity Ratio Hasil analisis deskriptif untuk debt to equity ratio sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Statistika Deskriptif
N DERsebelum
8
Minimum ,39
DERsesudah
4
,51
Valid N (listwise)
4
Sumber: Output SPSS, data olahan
Maximum 1,81
Mean 1,0062
Std. Deviation ,63171
4,29
1,6950
1,75091
Berdasarkan descriptive statistics di atas diketahui bahwa rata-rata DER sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 1,0062 yang berarti setiap Rp 1,0062 kewajiban dibiayai oleh Rp 1 ekuitas pemegang saham. Sedangkan rata-rata untuk DER sesudah pengumuman CGPI adalah 1,6950 yang menjelaskan bahwa setiap Rp 1 ekuitas pemegang saham dapat membiayai kewajiban sebesar Rp 1,6950. Berdasarkan output di atas diketahui bahwa rata-rata DER mengalami peningkatan sehingga mengindikasikan bahwa kinerja keuangan mengalami penurunan. 4.2.3. Net Profit Margin Hasil analisis deskriptif untuk rasio net profit margin sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Statistika Deskriptif Std. N
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
NPMsebelum
8
,04
,15
,1163
,03701
NPMsesudah
4
,09
,14
,1100
,02160
Valid N (listwise)
4
Sumber: Output SPSS, data olahan Output descriptive statistics di atas menjelaskan bahwa rata-rata NPM sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 0,1163 yang berarti bahwa setiap Rp 0,1163 laba bersih dihasilkan oleh Rp 1 penjualan. Sedangkan setelah pengumuman skor CGPI rata-rata NPM yaitu 0,1100. Hal ini menjelaskan bahwa setiap Rp 1 penjualan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,1100. Berdasarkan output tersebut diketahui bahwa terjadi penurunan rasio NPM setelah pengumuman skor CGPI. 4.2.4. Return on Asset Hasil analisis deskriptif untuk return on asset sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Statistika Deskriptif Std. N
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
ROAsebelum
8
,06
,23
,1263
,05528
ROAsesudah
4
,05
,14
,1075
,04272
Valid N (listwise)
4
Sumber: Output SPSS, data olahan Berdasarkan descriptive statistics di atas diketahui bahwa rata-rata ROA sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 0,1263 yang berarti bahwa kemampuan setiap Rp 1 aset perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar Rp 0,1263 sedangkan sesudah pengumuman skor CGPI laba yang dapat dihasilkan oleh setiap Rp 1 aset adalah sebesar Rp 0,1075. Berdasarkan output di atas diketahui bahwa rata-rata ROA mengalami penurunan sehingga mengindikasikan bahwa kinerja keuangan mengalami penurunan. 4.2.5. Return on Equity Hasil analisis deskriptif untuk rasio return on equity sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Statistika Deskriptif
N ROEsebelum
8
Minimum ,09
ROEsesudah
4
,09
Valid N (listwise)
4
Maximum ,35
Mean ,2450
Std. Deviation ,07964
,24
,1900
,06880
Sumber: Output SPSS, data olahan Output descriptive statistics di atas menggambarkan bahwa rata-rata ROE sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 0,2450 dan rata-rata untuk ROE sesudah pengumuman CGPI adalah 0,1900. Hal ini menjelaskan bahwa kemampuan setiap Rp 1 ekuitas pemegang saham dapat menghasilkan laba
sebesar Rp 0,2450 sebelum pengumuman skor CGPI dan Rp 0,1900 setelah pengumuman skor CGPI. Berdasarkan output tersebut diketahui bahwa terjadi penurunan rasio ROE setelah pengumuman skor CGPI. 4.2.6. Total Asset Turn Over Hasil analisis deskriptif untuk rasio total asset turn over sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Statistika Deskriptif
N TATOsebelum
8
Minimum ,62
TATOsesudah
4
,45
Valid N (listwise)
4
Maximum 1,59
Mean 1,1350
Std. Deviation ,35601
1,33
,9850
,37599
Sumber: Ouput SPSS, data olahan Hasil descriptive statistics di atas menjelaskan bahwa rata-rata rasio TATO sebelum pengumuman skor CGPI yaitu 1,1350 yang berarti setiap Rp 1 perputaran aset dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,1350. Sedangkan rata-rata untuk TATO sesudah pengumuman CGPI adalah 0,9850 yang berarti bahwa penjualan sebesar Rp 0,9850 dapat dihasilkan oleh setiap Rp 1 perputaran aset. Berdasarkan hasil statistika deskriptif di atas diketahui bahwa rata-rata TATO mengalami penurunan sehingga mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan. 4.3.
Pengujian Hipotesis Dalam uji normalitas untuk current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, return on asset, return equity, dan total asset turn over diketahui mempunyai tingkat signifikansi >0,05 yang berarti HO diterima sehingga mengindikasikan bahwa data dalam penelitian berdistribusi normal.
4.3.1. Rasio Likuiditas Pengujian hipotesis untuk rasio likuiditas dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diproksikan dengan current ratio. Hasil pengujian hipotesis current ratio adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 One Sample T Test
Mean 1,8375
Sebelum Sig. (2-tailed) Keterangan 0,000 HO ditolak
Mean 2,2750
Sesudah Sig. (2-tailed) Keterangan 0,025 HO ditolak
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan One Samples T Test terhadap current ratio diketahui tingkat signifikansinya (2-tailed) sebelum dan sesudah yaitu 0,000 dan 0,025. Tingkat signifikansi tersebut <0,05 yang berarti bahwa sampel pada penelitian menolak HO sehingga mengindikasikan bahwa Ha1 terdukung secara statistik yang berarti terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI jika diukur melalui current ratio. Hasil penelitian berlawanan dengan penelitian Supatmi (2007) bahwa skor CGPI tidak berpengaruh terhadap rasio likuiditas yang diproksikan dengan current ratio. 4.3.2. Rasio Solvabilitas Uji hipotesis untuk rasio solvabilitas dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diproksikan dengan debt to equity ratio. Hasil pengujian hipotesis debt to equity ratio adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 One Samples T Test
Mean
Sebelum Sig. (2-tailed) Keterangan
Mean
Sesudah Sig. (2-tailed) Keterangan
1,0062
0,003
1,6950
0,148
HO ditolak
HO tidak dapat ditolak
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS Berdasarkan uji hipotesis debt to equity ratio menggunakan One Samples T Test diketahui tingkat signifikansinya (2-tailed) yaitu 0,003 dan 0,148. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa sampel penelitian menolak HO sebelum pengumuman skor CGPI dan tidak mampu menolak HO setelah pengumuman skor CGPI. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan kinerja sesudah pengumuman skor CGPI. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Supatmi (2007) bahwa skor CGPI tidak berpengaruh terhadap rasio solvabilitas yang diproksikan oleh debt to equity ratio. 4.3.3. Rasio Profitabilitas Pengujian hipotesis untuk rasio profitabilitas dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diproksikan dengan net profit margin, return on asset, dan return on equity. a. Hasil pengujian hipotesis net profit margin adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 One Samples T Test
Mean 0,1163
Sebelum Sig. (2-tailed) Keterangan 0,000 HO ditolak
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS
Mean 0,1100
Sesudah Sig. (2-tailed) Keterangan 0,002 HO ditolak
Menurut output uji hipotesis di atas diketahui bahwa tingkat signifikansi (2-tailed) terhadap rasio net profit margin yaitu 0,000 dan 0,002 yang berarti <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik sampel pada penelitian menunjukkan bahwa HO ditolak yang mengimplikasikan Ha3 terdukung. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diproksikan oleh net profit margin. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Sayidah (2007) bahwa skor CGPI tidak berpengaruh terhadap net profit margin. b.
Hasil pengujian hipotesis return on asset adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 One Samples T Test Sebelum
Sesudah
Mean
Sig. (2-tailed)
Keterangan
Mean
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,1263
0,000
HO ditolak
0,1075
0,015
HO ditolak
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS Berdasarkan uji hipotesis return on asset menggunakan One Samples T Test diketahui tingkat signifikansinya (2-tailed) yaitu 0,000 dan 0,015. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa tingkat signifikansi ROA adalah <0,05 dan menjelaskan bahwa sampel pada penelitian menolak HO sehingga mengindikasikan bahwa Ha4 terdukung. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI. Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian Sayidah (2007) serta Riandi dan Siregar (2011) bahwa skor CGPI tidak berpengaruh terhadap rasio profitabilitas yang diproksikan oleh return on asset. c.
Hasil pengujian hipotesis return on equity adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 One Samples T Test
Mean 0,2450
Sebelum Sig. (2-tailed) Keterangan 0,000 HO ditolak
Mean 0,1900
Sesudah Sig. (2-tailed) Keterangan 0,012 HO ditolak
Sumber: Lampiran IV, Ouput SPSS Menurut output uji hipotesis di atas diketahui bahwa tingkat signifikansi (2-tailed) terhadap rasio return on equity yaitu 0,000 dan 0,012 yang berarti <0,05. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sampel penelitian menunjukkan HO ditolak sehingga mengimplikasikan bahwa Ha5 terdukung. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diproksikan oleh return on equity. Hasil tersebut mendukung penelitian Darmawati (2005) dan Nuswandari (2009) bahwa skor CGPI berpengaruh terhadap return on equity. 4.3.4. Rasio Aktivitas Uji hipotesis untuk rasio aktivitas dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diproksikan dengan rasio total asset turn over. Hasil pengujian hipotesis untuk rasio total asset turn over adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 One Samples T Test
Mean 1,1350
Sebelum Sig. (2-tailed) Keterangan 0,000 HO ditolak
Sumber: Lampiran IV, Output SPSS
Mean 0,9850
Sesudah Sig. (2-tailed) Keterangan 0,014 HO ditolak
Berdasarkan uji hipotesis One Samples T Test untuk rasio total asset turn over diketahui tingkat signifikansinya (2-tailed) yaitu 0,000 dan 0,014. Hal tersebut mengindikasikan bahwa rasio TATO mempunyai tingkat signifikansi <0,05 yang berarti bahwa sampel penelitian menolak HO sehingga mengindikasikan bahwa Ha6 terdukung. Hal ini mengimplikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI berdasarkan rasio total asset turn over. Hasil ini bertentangan dengan penelitian Supatmi (2007) bahwa skor CGPI tidak berpengaruh terhadap TATO. Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Rasio
Tingkat Signifikansi (2-tailed)
Keterangan
Current ratio
0,025
Ha1 diterima
Debt to equity ratio
0,148
Ha2 ditolak
Net profit margin
0,002
Ha3 diterima
Return on asset
0,015
Ha4 diterima
Return on equity
0,012
Ha5 diterima
Total asset turn over
0,014
Ha6 diterima
Menurut hasil rekapitulasi pengujian hipotesis One Sample T Test sesudah pengumuman skor CGPI di atas diketahui bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diprokasikan CR, NPM, ROA, ROE, serta TATO dan tidak ada perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diprokasikan oleh DER. 5.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan Penelitian ini menguji tentang perbedaan kinerja keuangan yang diproksikan oleh rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sedangkan sampelnya adalah perusahaan peserta program CGPI tahun 2006-2010 untuk periode pengamatan kinerja keuangan pada 2 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah pengumuman skor CGPI. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini maka dapat dijelaskan beberapa hal seperti di bawah ini: 1.
Rasio likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata CR setelah pengumuman skor CGPI dan mengindikasikan terjadinya peningkatan kinerja keuangan. Sedangkan uji hipotesis untuk rasio CR menggunakan One Sample T Test dan hasilnya yaitu sampel penelitian menolak HO sehingga mengimplikasikan bahwa Ha1 terdukung. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI.
2.
Rasio solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan debt to equity ratio. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata DER setelah pengumuman skor CGPI sehingga mengindikasikan terjadinya penurunan kinerja keuangan. Sedangkan uji hipotesis untuk rasio DER menggunakan One Samples T Test dan hasilnya yaitu HO terdukung oleh sampel penelitian sehingga Ha2 ditolak yang mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI.
3.
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio net profit margin, return on asset, dan return on equity. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat penurunan rata-rata NPM, ROA, dan ROE setelah pengumuman skor CGPI sehingga mengindikasikan terjadinya penurunan kinerja keuangan. Sedangkan uji hipotesis untuk rasio NPM, ROA, dan ROE menggunakan One Samples T Test dan hasilnya yaitu sampel penelitian menolak HO sehingga mengimplikasikan bahwa Ha3, Ha4, dan Ha5 terdukung. Hal
ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI yang diproksikan oleh NPM, ROA, dan ROE. 4.
Rasio aktivitas dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio total asset turn over. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa terdapat penurunan rata-rata TATO setelah pengumuman skor CGPI sehingga mengindikasikan terjadinya penurunan kinerja keuangan. Sedangkan uji hipotesis untuk rasio TATO menggunakan One Samples T Test dan hasilnya yaitu HO tidak terdukung yang berarti bahwa Ha6 diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI
5.2.
Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu: a.
Waktu penelitian yang digunakan belum mampu memberikan hasil yang akurat sebab sampel yang digunakan sedikit
b.
Proksi rasio untuk mengukur kinerja keuangan yang digunakan terbatas
c.
Penelitian ini hanya menggunakan pengumuman skor CGPI dalam menganalisis perubahan kinerja keuangan sebelum dan sesudah pengumuman skor CGPI tanpa memperhatikan faktor ekonomi dan non-ekonomi lain yang dapat mempengaruhi kinerja
5.3.
Saran Di bawah ini adalah beberapa saran yang perlu diperhatikan untuk penelitian selanjutnya yaitu: a.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperluas waktu penelitian
b.
Penelitian selanjutnya hendaknya menambahkan proksi rasio untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
c.
Untuk mengukur perubahan kinerja keuangan sebelum dan setelah pengumuman skor CGPI perlu menggunakan faktor ekonomi dan non-
ekonomi lain dalam menentukan batasan permasalahan sehingga hasil penelitian lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica. Peringkat Corporate Governance. Luciana Spica Almilia (Ed). November 2011. Diakses 2 April 2012 http://spicaalmilia.files.wordpress.com/2011/11/peringkat-corporate-governancetahun-2006-2009.pdf BAPEPAM. Studi Penerapan Prinsip-prinsip OECD 2004 dalam Peraturan BAPEPAM mengenai Corporate Governance. 2006. Diakses 4 Mei 2012 http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi2006/Studi-Penerapan-OECD.pdf Darmawati, Deni. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8 No. 6: 65-81 Djatmiko, Harmanto Edy. “Ada Kemajuan, Banyak Keprihatinan”. 19 Februari – 3 Maret 2004. Diakses 23 Maret 2012 http://www.iicg.org/asset/doc/cgpi/GCGPI%202003-SWA.pdf Forum for Corporate Governance in Indonesia. What is Corporate Governance. 2011. Diakses 21 April 2012 http://www.fcgi.or.id/corporate-governance/aboutgood-corporate-governance.html Ghozali,Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3 No. 4 (Oktober): 305-360
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta : CV Andi Offset Kaihatu, Thomas S. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol. 8 No. 1 (Maret): 1-9 Mitrariset. Data CGPI. Diakses 28 April 2012 http://www.mitrariset.com/DATA_CGPI.html Mukti, Rama Kerta. Kutipan, Catatan Kaki, Catatan Tubuh. Rama Kerta Mukti (Ed.). November 2010. Diakses 13 Mei 2012 ramakertamukti.files.wordpress.com/2010/11/penulisan-kutipan.doc Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 16 No. 2 (September): 70-84 Ong, Chin Huat, dan Soo Hoon Lee. 2000. Board Functions and Firm Performance: A Review and Directions for Future Research. Journal of Comparative International Management. Vol. 3 No. I (Juni) Organisations for Economic Co-Operation and Development. OECD Principles of Corporate Governance. 2004. Diakses 13 Mei 2012 http://www.oecd.org/dataoecd/32/18/31557724.pdf Riandi, Dani, Hasan Sakti Siregar. 2011. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Asset, Net Profit Margin, dan Earning per Share pada Perusahaan yang Terdaftar di Corporate Governance Perception Index. Jurnal Ekonom. Vol. 14 No. 3 (Juli) Sam. Uji Hipotesa Perbedaan T-Test. 2006. Diakses 15 Mei 2012 http://samianstats.files.wordpress.com/2008/10/uji-perbedaan-t-test.pdf Sayidah, Nur. 2007. Pengaruh Kualitas Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004, 2005). JAAI. Vol. 11 No. 11 (Juni): 1-19
Statistik, Konsultan. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Konsultan Statistik (Ed.). Maret 2009. Diakses 14 Mei 2012 http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/uji-normalitas-dengankolmogorov.html Supatmi. 2007. Corporate Governance dan Kinerja Keuangan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol 14: 183-191 The Indonesian Institute for Corporate Governance. Good Corporate Governance dalam Perspektif Manajemen Stratejik. April 2009. Diakses 15 April 2012 www.iicg.org/asset/doc/Profil%20CGPI%202008.pdf The Indonesian Institute for Corporate Governance. Good Corporate Governance dalam Perspektif Risiko. 2012. Diakses 20 Juni 2012 www.iicg.org/asset/doc/Profile%20CGPI%202012%20A_4.pdf Wild, John J., K.R. Subramanyam, dan Robert E. Haley, 2005. Financial Statement Analysis (Analisis Laporan Keuangan), Edisi Kedelapan, Buku Kedua, Alih Bahasa oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap, Jakarta: Salemba Empat