PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI)
NURINA UTAMI Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRACT The purpose of this study to examine and learn practical application of good corporate governance (GCG) to the financial performance of the company. Financial performance is measured in terms of using the net profit margin (NPM), return on assets (ROA), return on equity (ROE) and earnings per share (EPS). This study population is a company registered in CGPI respectively during 2008-2010. The sampling method used was purposive sampling which consists of 12 companies. The analysis model used is a simple linear regression. Based on the results of this study show GCG implementation does not affect the ROA significantly, but the effect on NPM, ROE and EPS most significantly, ROA can not be explained by the implementation of GCG, while NPM, ROE and EPS can be explained by the implementation of GCG. Keywords: good corporate governance (GCG), net profit margin (NPM), return on assets (ROA), return on equity (ROE) and earnings per share (EPS). Pendahuluan Latar Belakang Masalah Isu mengenai Corporate Governance mulai menjadi pembahasan yang penting khususnya di Indonesia, yaitu setelah Indonesia mengalami masa krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Hal ini disebabkan karena lemahnya Corporate Governance yang diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek Corporate Governance. Ditambah lagi dengan terjadinya krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008. Krisis ekonomi global sangat berdampak buruk terhadap perekonomian negara berkembang dan maju di dunia. Awalnya dari krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, kemudian merambat menjadi krisis ekonomi global. Di Indonesia juga merasakan dampak dari krisis ekonomi global tersebut, terganggunya kegiatan ekspor impor, meningkatnya jumlah
pengangguran, kerusuhan sosial, nilai tukar rupiah yang melemah, tingkat suku bunga yang tinggi, kondisi pasar modal yang semakin tertekan akibat jatuhnya Bursa Asing Global yang berdampak dengan penutupan Bursa Efek Indonesia selama tiga hari berturut-turut. Hal ini mengakibatkan hilangnya kepercayaan investor pada sistem keuangan pasar negara berkembang dan pasar lainnya. Pengelola perusahaan (corporate governance) dalam dunia ekonomi, merupakan hal yang dianggap penting sebagaimana yang terjadi dalam pemerintahan negara. Implementasi Good Corporate Governance (GCG) pada saat ini bukan lagi sekedar kewajiban, namun telah menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan memiliki kedudukan penting dalam menjalankan peranan dalam kehidupan ekonomi dan sosial. Good Corporate Governance diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundangundangan. Penerapan good corporate governance perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu (1) negara dan perangkatnya sebagai regulator, (2) dunia usaha sebagai pelaku pasar dan masyarakat sebagai penggunaan produk (3) dan jasa dunia usaha. Pada tahun 2001 Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menerbitkan pedoman good corporate governance. Pedoman ini bertujuan agar dunia bisnis memiliki acuan dasar mengenai konsep serta pola pelaksanaan good corporate governance yang sesuai dengan pola internasional umumnya dan khususnya. Melalui penerapan good corporate governance tersebut diharapkan (1) perusahaan mampu menigkatkan kinerjanya melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta mampu meningkatkan pelayanannya kepada stakeholders, (2) perusahaan lebih mudah memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat meningkatkan corporate value, (3) mampu mengingkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan (4) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen. Melihat akan harapan tersebut, maka kebutuhan akan pelaksanaan good corporate governance sudah merupakan kebutuhan yang mendesak bagi suatu perusahaan. sehingga menjadi keharusan bagi perusahaan-perusahaan untuk menerapkan dan melaksanakan good corporate governance agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Manfaat perusahaan menerapkan praktek good corporate governance adalah resources yang dimiliki pemegang saham perusahaan dapat dikelola dengan baik, efisien dan digunakan semata-mata untuk kepentingan penigkatan nilai perusahaan. Semua itu dilakukan perusahaan untuk dapat maju dan bersaing secara sehat. Hal ini berarti bahwa good corporate governance tidak saja berakibat positif terhadap pemegang saham namun bagi masyarakat luas yang berupa pertumbuhan perekonomian nasional.
Good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik) muncul sebagai pilihan sebab secara teoritis praktik good corporate governance dapat menigkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan umumnya corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor. Disisi lain, tingginya praktik korupsi di Indonesia menujukkan masih lemahnya praktik good corporate governance dinegara ini. Perusahaan meyakinkan bahwa implementasi good corporate governance merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi good corporate governance berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai penerapan prinsip good corporate governance merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Investor ataupun calon investor senantiasa akan menganalisa laporan keuang perusahaan sebelum mengambil kuputusan untuk berinvestasi. Tujuan berinvestasi pada suatu perusahaan adalah untuk memperoleh return, jika yang diharapkan adalah retrun yang berasal dari aktifitas normal perusahaan, maka investor menilai profitabilitas perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan beberapa rasio keuangan yaitu net profit margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS). Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja perusahaan, salah satu diantaranya adalah profitabilitas perusahaan. Dan untuk tetap dapat bertahan hidup, perusahaan harus berada dalam kondisi yang menguntungkan. Profitabilitas perusahaan dapat diproksikan dengan yaitu net profit margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan earning per share (EPS). Good Corporate Governance Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesi (FCGI) tahun 2002, pengertian Good Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk menciptakan pertambahan nilai bagi pemegang kepantingan. Prinsip – prinsip Good Corporate Governance Prinsip-prinsip dasar good corporate governance merupakan kerangka dalam perumusan praktik corporate governance itu sendiri. Penerapan good corporate governance yang baik adalah ketika prinsip-prinsip dasar tersebut dilaksanakan semaksimal mungkin. Prinsip good corporate governance yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kesetaraan dan
kewajaran diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan. (Wahyudin Zarkasyi, 2008) Manfaat Penerapan Good Corporate Governance Diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut (FCGI, 2001): a) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. b) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value. c) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. d) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan stakeholdes value dan deviden. The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan Corporate Governance Perception Index (CGPI) The Indnesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang didirikan pada tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen yang melakukan kegiatan diseminasi dan pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance - GCG) di Indonesia. Pernyataan visi “Menjadi lembaga independen dan bermatabat untuk mendorong terciptanya prilaku bisnis yang sehat”, menjadi inspirasi IICG untuk senantiasa berupaya memasyarakatkan konsep, praktik dan manfaat GCG kepada dunia bisnis khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. Kegiatan utama yang dilakukan adalah melaksanakan riset penerapan GCG yang hasilnya berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI). Hipotesis Hipotesis dari penelitian yan akan dilakukan berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka adalah sebagai berikut: H1 : Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Net Profit Margin (NPM) H2 : Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Return on Asset (ROA) H3 : Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Return on Equity (ROE) H4 : Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Earning Per Share (EPS) Kerangka Konseptual Penelitian ini menggunakan satu variabel indepeden yaitu penerapan GCG, dan empat variabel dependen yaitu NPM, ROA, ROE dan EPS. Corporate governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan
dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utamanya adalah mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Kepercayaan investor dan efisiensi pasar sangat tergantung dari pengungkapan kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Agar bernilai di pasar modal global, informasi tersebut harus jelas, konsisten, dan dapat diperbandingkan serta menggunakan standar akuntansi yang diterima di seluruh dunia. Dampak transparasi adalah bahwa pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat memperhatikan dampak risiko bertransaksi dengan perusahaan. Prinsip good corporate governance diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan yang dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan memenuhi laba yang ditargetkan. Adapun manfaat dari penerapan good corporate governance salah satunya yaitu meningakatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan yang tentu saja berimbas besar terhadap hasil penjualan. Dengan adanya penjualan atau laba bersih yang baik akan berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan. Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi hubungan yang signifikan antara penerepan Good Corporate Governance dengan kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif, dimana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji kebenarannya. Hubungan antar variabelnya bersifat kausal. Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh dari penerapan GCG terhadap NPM, ROA, ROE dan EPS. Sampel Penelitian Teknik penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling, artinya bahwa populasi yang memenuhi kriteria tertentu sesuai yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah: a) Yang konsisten selalu ikut serta dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award pada periode tahun 20082010 b) Perusahaan-perusahaan yang telah go public dari tahun 2008-2010 c) Dan menyediakan laporan keuangan lengkap atau yang dibutuhkan dalam meneliti dari tahun 2008-2010. Hingga diperoleh sampel 12 perusahan yang sesuai dengan kriteria.
Jenis dan Sumber Data Di dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data skunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data yang dipergunakan meliputi: a) Data perusahaan yang ikut serta dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) pada tahun 2008-2010. b) Data-data perusahaan berupa data skor CGPI, besarnya nilai NPM, ROA, ROE dan EPS masing-masing perusahaan. Pengukuran Variabel Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang mejadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah GCG berdasatkan skor CGPI. Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruh atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah kinerja keuangan yang meliputi NPM, ROA, ROE dan EPS. a) Net Profit Margin (NPM) Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bersih dengan total penjualan yang diperoleh dari setiap penjualan. NPM =
Laba bersih Penjualan
× 100%
b) Return On Asset (ROA) Return on asset sering disebut rentailitas ekonomis yang merupakan ukuran kemempuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. ROA =
Laba bersih setelah pajak Total aktiva
x100%
c) Return On Equity (ROE) Return on equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
ROE =
Laba bersih setelah pajak Total ekuitas
× 100%
d) Earning Per Share Earning per share digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham. EPS = jumlah
laba bersih lembar saham beredar
Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan metode analisis statistik dan menggunakan bantuan softwere SPSS 17.0. Pengujian dilakukan setelah uji asumsi klasik. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana. Disebut regresi linier sederhana karena analisis ini hanya berkaitan dengan dua variabel saja, satu disebut variabel independen atau variabel bebas, biasanya diberi notasi X, sedangkan variabel satunya disebut sebagai variabel dependen atau variabel terkait yang biasa diberi notasi Y. Penelitian ini menggunakan model regresi linier sederhana sebagai berikut: Y= a + bX + e Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data (Jogiyanto, 2004). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurrosis dan skewness. Dalam penelitian ini penulis menjabarkan statistik deskriptif berupa mean, maksimum, minimum dan standar deviasi. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitin ini adalah sebagai berikut: a) Uji Normalitas Ingin mengetahui dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, jika dilanggar maka tidak valid. Untuk menguji normalitas data, peneliti menggunakan analisis grafik dan statistik. Dalam analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik normal probability plot. Sedangkan analisis statistik dengan uji statistik Kolmogorov-Sminov jika Asymp.Sig.(2tailed) signifikansi > 0.05 maka dinyatakan normal, begitu juga sebaliknya.
b) Uji Autokorelsi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya). Untuk menditeksi terjadi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji durbin watson (DW) dengan melihat: TINGKAT AUTOKORELASI Kesimpulan (DURBIN WATSON) DW Kurang dari 1,10
Ada autokorelasi
1,10 – 1,54
Tidak ada kesimpulan
1,55 – 2,46
Tidak ada autokorelasi
2,47 – 2,90
Tidak ada kesimpulan
Lebih dari 2,91
Ada autokorelasi
c) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Dengan melihat grafik scatterplot, model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedstisitas yaitu tidak berpola atau menyebar. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi sederhana. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu penerapan GCG secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diproduksi dengan NPM, ROA, ROE dan EPS. a) Adjusted R2 Adjusted R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0≤ adjusted R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila adjusted R2 = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila adjusted R2 semakin besar mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila adjusted R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
b) Uji – t Uji statistik disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji ini menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan: 1) Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak 2) Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak atau Ho diterima Kesimpulan Kesimpulan mengenai pengaruh GCG terhadap NPM, ROA, ROE dan EPS. Disini hubungan satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Sampel yang dipilih sebanyak 12 perusahaan selama tiga tahun berturut-turut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik uji - t setelah sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik. Dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Penerapan GCG berpengaruh terhadap NPM dengan tingkat signifikanisi 0.009 (<0.05). Nilai adjusted R2 = 0.161 menunjukkan bahwa variabel NPM dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG sebesar 16.1%, sedangkan sisanya sebesar 83,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model regresi. 2) Penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap ROA dengan tingkat signifikansi 0.258 (>0.05). Nilai adjusted R2 = 0.009 menunjukkan bahwa variabel ROA sangat lemah terhadap variabel independen GCG sebesar 0.9%. 3) Penerapan GCG berpengaruh terhadap ROE dengan tingkat signifikansi 0.039 (<0.05). Nilai adjusted R2 = 0.093 menunjukkan bahwa variabel ROE dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG sebesar 9.3%, sedangkan sisanya sebesar 90.7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model regresi. 4) Penerapan GCG berpengaruh terhadap EPS dengan tingkat signifikansi 0.019 (<0.05). Nilai adjusted R2 = 0.127 menunjukkan bahwa variabel EPS dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG sebesar 12.7%, sedangkan sisanya sebesar 87.3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model regresi. Penerapan good corporate governance memiliki pengaruh yang bervariatif terhadap kinerja keuangan pada perusahaan. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian ini, mendukung hasil penelitian Dani Riandi dan Hasan Sakti Siregar (2011) yang menyatakan bahwa penerapan GCG berpengaruh terhadap NPM dan EPS, sedangkan tidak berpengaruh pada ROA. Dan Cahyani Nuswandari (2009) yang menyatakan bahwa ROE mempengaruhi kinerja operasi perusahaan, sedangkan Tobin’s Q tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan.
Ketidak konsistenan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu dikarenakan adanya perbedaan alat ukur yang digunakan dalam menilai profitabilitas atau kinerja perusahaan sehingga hasil yang diperoleh memiliki variasi antara satu alat ukur dengan alat ukur lainya dan antara satu penelitian dengan penelitian lainnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan GCG memiliki pengaruh yang bervariatif terhadap profitabilitas perusahaan tergantung dari alat ukuran yang digunakan dalam menilai profitabilitas perusahaan, dengan kata lain perbedaan sudut pandang yang digunakan untuk menilai profitabilitas perusahaan akan memberikan hasil yang berbeda antara satu rasio dengan rasio lainnya. Dengan kata lain, bila menggunakan pendekatan good corporate governance hasil yang didapat akan bersifat positif tanpa melihat akan keadaan perusahaan pada tahun tersebut apakah dapat menciptakan nilai bagi perusahaan atau tidak, sedangkan dengan perhitungan profitabilitas meskipun return dan laba bersih perusahaan tampak bagus belum tentu memiliki nilai tambah bagi kegiatan operasionalnya karena bias saja sebagian besar modal kerjanya bersumber dari pemegang saham yang dalam perhitungan kinerja keuangan konvensinal dianggap sebagai modal gratis. Sehingga dengan pendekatan profitabilitas secara rinci menjelaskan nilai ekonomis dari perusahaan. Saran Beberapa saran dari peneliti antara lain: 1) Menambah jumlah sampel yang ada, sehingga tidak hanya perusahaan yang terdaftar di CGPI saja tetapi juga pada ruang lingkup yang lebih luas seperti di BEI. 2) Menambahkan variabel kontrol yaitu LogBM, LogTA, LogYears. 3) Menggunakan indikator lain selain NPM, ROA, ROE, dan EPS untuk menilai profiabilitas suatu perusahaan seperti return investment (ROI), BOPO (perbandingan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), net interest margin (NIM) dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA Antonius, Alijoyo dan Subarto Zaini. 2004. Komisaris Independen: Penggerak Praktik GCG di Perusahaan. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramediatro. Bramantyo, Djohanputro. 2006. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Cetakan ke-2. Jakarta: Penerbit PPM Carningsih. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan”.
Chugh, Lal C dkk. “Corporate Govenance and Firm Performance”. Journal of Finance and Accontancy. Page 1-10 FCGI. 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi ke-3. Jakarta. Gurbuz, A. Osman dkk. 2010. “Corporate Governance and Financial Performance with a Perspective”. Jamar. Vol.8, No.2, Page 21-37 Jogianto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Yogyakarta: BPFE Husein, Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Nuswandari, Cahyani. 2009. “Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE). Vol.16, No.2, Hal. 70-84 Pratisto, Arif. 2009. Statistik menjadi lebih mudah dengan SPSS 17. Jakarta: Elex Media Computindo Riandi, Dani dan Hasan Sakti Siregar. 2011. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Return On Asset, Net Profit Margin dan Earning Per Share Pada Perusahaan yang Terdaftar di GCPI”. Jurnal Ekonom. Vol.14, No.3 Sarwono, Jonathan. 2006. Yogyakarta: ANDI
Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.
Sayidah, Nur. 2007. “Pengaruh Kualitas Corporate GovernanceTerhadap Kinerja Perusahaan Publik”. JAAI. Vol.11, No.1, Hal. 1-19 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-10. Bandung: Alfabeta Wulandari, Ndaruningpuri. 2006. “Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja {erusahaan Publik DI Indonesia”. Fokus Ekonomi. Vol.1, No.2, Hal. 120-136 Zarkasyi, Moh. Wahyudin. 2008. Good Corporae Governance. Bandung: Alfabeta