POTENSI PARIWISATA CURUG BATU BLEK DI DESA SANTANAMEKAR KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA Erna Sri Nuralia1 (
[email protected]) Nandang Hendriawan2(
[email protected] ) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikam ABSTRAK ERNA SRI NURALIAH. 2015. “Potensi Objek Wisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya”. Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Latar belakang dari penelitian ini tentang potensi Curug Batu Blek sebagai Objek Pariwisata. Curug Batu Blek berlokasi di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kebupaten Tasikmalaya. Curug Batu Blek Belum dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi apa yang ada di Curug Batu Blek, dan faktor apa yang menghambat Curug Batu Blek sebagai Objek Pariwisata. Metode yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data. Penulis memberikan kuisioner, wawancara, stadi dokumentasi dan stadi literatur, diambil dari 59 responden (36 responden dari masyarakat 20 dari pengunjung dan 3 dari pegawai pemerintahan). Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut sebanyak 44 resonden (83,01%) menyatakan bahwa panorama alam Curug Batu Blek yang menarik perhatian pengunjung sehingga menjadi salah satu potensi pengembangan pariwisata, 37 responden (66,63%) mengatakan pemandian di sekitar curug untuk berenang berpotensi jika dijadikan sebagai objek pariwisata, 31 responden (55,35%) menyatakan panorama alam disekitar Curug Batu Blek berpotensi jika digunakan sebagai tempat perkemahan. Faktor penghambat pengembangan Curug Batu Blek sebagai objek pariwisata ini adalah kurangnya sarana dan prasarana prasarana 41 responden (73,21%) sangat setuju jika dibangun sarana dan prasarana yang memadai 18 responden (90%) pengunjung mendapat informasi hanya dari rekannya dan kurangnya dukungan dari masyarakat setempat karena dikhawatirkan akan merusak lingkungan dan mencemari air yang banyak dimanfaatkan oleh warga untuk kebutuhan domestik dan pertanian. Kata Kunci: Potensi, Curug Batu Blek, Desa Santanamekar
1
Alumni Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Negeri SiliwangiTasikmalaya Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, FKIP Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya
2
-1
ABSTRACT ERNA SRI NURALIAH, 2015. “The Potential of Curug Batu Blek Tourism in
Santanamekar Village Cisayong Subdistrict Tasikmalaya”.Geografi department faculty of educational sciences and teachers’ training siliwangi university. The background of the research is about the potential of “Curug Batu Bek” as a tourism. Curug Batu Blek is located in Santanamekar village, Cisayong subdistrict, Tasikmalaya. Curug Batu Blek never managed by the government and people around there. Aim of the research are to know what are the potentials of Curug Batu Blek and what are obstacle factor of expanding Curug Batu Blek that located in Santanamekar. The research method used by the writer is descriptive qualitative in collecting the data. The writer gives Questioner, interview, field research, study documentation and study of literature. Taken from 59 respondent (36 respondents are people, 20 respondents are visitor and 3 respondents are employees of the village).The result is know that the view of Curug Batu Blek is wonderful it can be the power of attraction of visitor. 44 respondent (83,01%) are love the view, 37 respondent (66,63 %) respondents are like the water fall that can be bating place, 31 respondent (55,35%) like the view because it can used for camping. The obstacle factors of expanding Curug Batu Blek are the access road and infrastructure. 41 respondent (73,21%) are complaint about the infrastructure and 18 respondent (90%) are regret of less intention from government and less support from the people around there. Sugesstion for the next researcher is more precise and selective to expose the problem that regarding with “The Potential of Curug Batu Blek Tourism in Santanamekar Village Cisayong Subdistrict Tasikmalaya”. Keywords : Potential, Curug Batu Blek, Santanamekar Village
1. PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Curug Batu Blek terletak di hulu anak sungai Ciloseh di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Curug Batu Blek ini memiliki keunikan
tersendiri,
curug
ini
terbentuk
pada
endapan
lava
berstruktur
meniang/berkolom persegi berwarna abu-abu kehitaman menyerupai “blek” sehingga penduduk menyebutnya batu blek, curug tersebut selam ini diminati oleh para wisatawan secara khusus. Selain menikmati panorama alam curug tersebut, wisatawan juga bisa belajar mengenai batuan meniang/berkolom persegi tersebut karna batuan itu merupakan batuan yang unik. Untuk mencapai Curug Batu Blek cukup sulit hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua saja setelah itu pengunjung harus berjalan kaki kurang lebih sejauh 1,9 km, meskipun tidak adanya akses jalan yang memadai tetapi hal itu tidak mengurungkan niat para pengunjung yang ingin Erna Sri Nuraliah dan Nandang Hendriawan, Potensi Pariwisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya -2
menikmati keindahan alam Curug Batu Blek, meskipun belum ada fasilitas apapun yang ada di lokasi curug tersebut. Tempat ini baik jika dikembangkan sebagia objek wisata karena bisa menambah pendapatan asli daerah dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar namun hingga saat ini belum ada usaha dari pemerintah maupun masyarakat setempat untuk mengembangkan Curug Batu Blek sebagai objek pariwisata.
1.3 Tujuan Adapun tujun dari penelitian ini adalah untuk mengetahi potensi apasaja yang ada di Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, dan faktor apa yang menghambat berkembangnya Curug Batu Blek sebagai objek pariwisata.
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, pengkajian yang dilakukan dipusatkan pada persoalan yang terjadi saat sekarang yang aktual mengenai Potensi Objek Wisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya.Metode deskriptif kuantitatif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, menganalisis, mengklasifikasikan dan menginterpretasikannya. 3. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.2 Potensi Objek Wisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Curug Batu Blek memiliki potensi yang khas dibandingkan dengan curug lain yang ada di sekitaran Gunung Galunggung. Curug Batu Blek ini belum dikelola baik oleh pemerintah maupun masyarakat setempat. Adapun potensi yang ada di Curug Batu Blek adalah sebagai berikut: a. Panorama alam Curug Batu Blek Curug Batu Blek yang berada di wilayah kehutanan memiliki banyak potensi fisik yang dapat menunjang dalam pengembangan objek wisata. Panorama alam yang masih asli saat ini hanya dijumpai di daerah pedesaan saja. Suasana pedesaan dengan panorama alam yang indah menjadikan Erna Sri Nuraliah dan Nandang Hendriawan, Potensi Pariwisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya -3
pengunjung yang datang akan dimanjakan matanya sepanjang perjalanan menuju lokasi. Hamparan sawah dan perkebunan yang luas, seakan mengelilingi perjalanan menuju lokasi dan menambah keaslian alamnya, selain itu deretan pohon damar membuat sepanjang perjalanan tidak akan terasa panas.
Gambar 3.1 Panorama Alam Curug Batu Blek Gambra 3.1 diatas dapat dilihat panorama alam Curug Batu Blek yang indah ditambah air yang sangat jernih dan mengalir deras ditambah udara yang sangat sejuk, membuat para pengunjung betah berada disana. b. Pemandian di Sekitar Curug Curug Batu Blek merupakan curug yang terletak di wilayah kehutanan, sehingga memiliki sumber mata air yang jernih dan mengalir deras, banyak pengunjung yang datang hanya untuk berenang di sekitar curug tersebut. Terdapat dua curug di lokasi tersebut, yang pertama Curug Batu Blek dan yang kedua di bagian bawah Curug Batu Blek terdapat Curug Citiis, kedua curug tersebut sering dijadikan tempat berenang oleh para pengunjung.
Gambar 3.2 Pemandian di Sekitar Curug
Erna Sri Nuraliah dan Nandang Hendriawan, Potensi Pariwisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya -4
Berdasarkan gambar 3.2 dapat dilihat para pengunjung yang sedang berenang di Curug Batu Blek, karna terletak di lingkungan hutang membuat air yang mengalir sangat jernih dan deras. c. Tempat Berkemah Selain panorama alamnya yang indah, di sekitaran Curug Batu Blek juga sering dijadikan tempat perkemahan, biasanya pengunjung berkemah dekat dengan perkebunan warga.Jarak antara tempat perkemahan dengan Curug Batu Blek cukup jauh yaitu sekitar 1 km, meskipun jauh tetapi tidak mengurungkan niat para wisatawan untuk berkemah di tempat tersebut.
Gambar 3.4 Tempat Berkemah Gambar 3.4 diatas dapat dilihat aktivitas para pengunjung yang sedang berkemah di dekat perkebunan warga yang dekat dengan lokasi Curug Batu blek. 3.3 Faktor Penghambat Berkembangnya Curug Batu Blek Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya
di
Desa
Dengan adanya potensi seperti yang dijelaskan pada uraian sebelumnya, Curug Batu Blek mengalami kendala dalam proses pengembangannya seperti akses jalan yang kurang baik sarana dan prasarana yang belum tersedia dan kurangnya perhatian dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat setempat. Dengan adanya kendala tersebut, akan mengganggu perkembangan Curug Batu Blek sebagai objek pariwisata. Berikut uraian dari masing-masing kondisi yang menjadi faktor penghambat pengembangan objek wisata ini: a. Sarana dan Prasarana Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah
Erna Sri Nuraliah dan Nandang Hendriawan, Potensi Pariwisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya -5
tujuan wisata seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya (Suantoro, 1997:21) Kedudukan sarana dan prasaranan merupakan faktor yang sangat penting. Suatu objek wisata akan terkenal dan ramai dikunjungi apabila tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, hal ini berpengaruh karena pengunjung yang datang tentunya memperhatikan kenyamanan dan pelayanan yang diberikan, sedangkan di Curug Batu Blek belum ada sama sekali sarana dan prasarana yang tersedia, kondisi jalan pun hanya jalan setapak sehingga pengunjung harus berjalan kaki sejauh 1,9 km. b. Kurangnya Promosi Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat dikunjungi, untuk perencanaan dan promosi merupakan bagian terpenting dalam pengembangan objek wisata Keberhasilan suatu objek wisata untuk menarik wisatawan tersebut tidak lepas dari peranan promosi yang dilakukan, karena promosi bertujuan untuk mempengaruhi, mengajak orang untuk membeli dan mempergunakan sebuah produk. Dalam bidang kepariwisataan sebuah objek wisata akan dikunjungi banyak wisatawan apabila promosi yang dilakukan menggunakan berbagai media cetak, ataupun elektronik. Untuk itu dalam pengembangan objek wisata tanpa adanya promosi tidak akan berhasil (Kusdinto, Hadinoto,1998:43). Belum adanya promosi yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat setempat untuk mengembangkan Curug Batu Blek sebagai Objek Pariwisata, terbukti dengan kurangnya informasi yang didapatkan pengunjung mengenai Curug Batu Blek c. Kurangnya Perhatian dan Dukungan Dari Masyarakat Setempat Keberhasilan pelaksanaan pembangunan pariwisata akan bergantung pada pemerintah dan masyarakat setempat. Untuk mencapai pembangunan yang optimal, maka ke dua pihak tersebut harus menciptakan sinergi. Dengan demikian tanpa perang yang optimal dari pemerintah dan masyarakat, maka pembangunan pariwisata akan berjalan secara tidak teratur dan tidak terarah yang akhirnya akan menimbulkan permasalahan sosial di masyarakat. Curug Erna Sri Nuraliah dan Nandang Hendriawan, Potensi Pariwisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya -6
Batu Blek ini sama sekali belum dikelola baik oleh pemerintah maupun masyarakat setempat terbukti dengan tidak adanya fasilitas apapun di Curug Batu Blek. Sedangkan kelangsungan pariwisata bergantung pada pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam, sejarah, budaya dan manusia dilingkungan
setempat
sebagai
tempat
wisata
dan
sebagai
tujuan
pengembangan. Maka hasil dari pengembanagn objek wisata tersebut akan dirasakan oleh pemerinta dan masyarakat yaitu dapat membantu masyarakat sekitar dan menambah pendapatan asli daerah (PAD) Curug Batu Blek ini belum di kelola baik oleh pemerintah maupun masyarakat
setempat, dikarnakan masyarakat
kurang setuju dengan
dibangunnya curug ini sebagai objek pariwisata, dikhawatirkan akan merusak lingkungan dan mencemari air yang banyak dimnfaatkan oleh warga sekitar untuk kebutuhan domestik dan perkebunan warga sekitar. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian inin dapat disimpulkan sebagai berikut: 4.1.1 Potensi yang dimiliki Curug Batu Blek a. Panorama Alam Curug Batu Blek Curug Batu Blek yang berada di wilayah kehutanan memiliki banyak potensi fisik yang dapat menunjang dalam pengembangan objek wisata, panorama alam Curug Batu Blek yang indah dengan dua curug yang berdampingan. Hamparan sawah dan perkebunan yang luas seakan mengiringi perjalanan menuju lokasi dan maenambah keaslian alamnya. Selain itu deretan pohon damar membuat sepanjang perjalanan tidak akan terasa panas. Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa 6 responden (11,32%) menyatakan Curug Batu Blek sangat menarik jika dijadikan objek pariwisata dan 44 responden (83,01%) menarik jika dijadikan objek pariwisata. b. Pemandian di Sekitar Curug
Erna Sri Nuraliah dan Nandang Hendriawan, Potensi Pariwisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya -7
Curug Batu Blek merupakan curug yang terletak di wilayah kehutanan, sehingga memiliki sumber mata air yang jernih dan mengalir deras, banyak pengunjung yang datang hanya untuk berenang di sekitar curug tersebut. Terdapat dua curug dilokasi tersebut, yang pertama Curug Batu Blek dan yang kedua di bagian bawah Curug Batu Blek terdapat Curug Citiis. Kedua curug tersebut sering dijadikan tempat berenang para pengunjung namun pengunjung tidak disarankan mendekat ke sumber jatuhnya air karena kedalaman sungainya cukup dalam. Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa 17 responden
(30,36%) menyatakan bahwa pemandian disekitar
Curug sangat berpotensi dan 37 responden (66,07%) menyatakan bahwa pemandian di sekitar Curug Batu Blek berpotensi jika dikembangkan. c. Tempat Perkemahan Selain panorama alamnya yang indah, di sekitaran Curug Batu Blek juga sering dijadikan tempat perkemahan, biasanya pengunjung berkemah dekat dengan perkebunan warga. Jarak antara tempat perkemahan dengan Curug Batu Blek cukup jauh yaitu sekitar 1.5 km, meskipun jauh tetapi tidak mengurungkan niat para wisatawan untuk berkemah di tempat tersebut. Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa mereka tertarik untuk berkemah di sekitar lokasi Curug Batu Blek terbukti dengan 16 responden (28,58%) menyatakan sangat berpotensi dan 31 responden (55,35%) menyatakan berpotensi jika di sekitar Curug Batu Blek dijadikan tempat perkemahan. Dengan memiliki berbagai potensi diharapkan pihak-pihak yang berkepentingan mampu mengoptimalkan potensi yang ada, sehingga Curug Batu Blek mampu dijadikan sebagai Objek Wisata sebagai salah satu wisata alternatif khususnya di Kabupaten Tasikmalaya. 4.1.2 Faktor yang menjadi penghambat berkembangnya Curug Batu Blek sebagai objek pariwisata a. Kurangnya sarana dan prasarana Erna Sri Nuraliah dan Nandang Hendriawan, Potensi Pariwisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya -8
Kedudukan sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting. Suatu objek wisata akan terkenal dan ramai dikunjungi apabila tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, hal ini berpengaruh karena pengunjung yang datang tentunya memperhatikan kenyamanan dan pelayana yang diberikan, sedangkan di Curug Batu Blek belum ada sama sekali sarana dan prasarana yang tersedia. kondisi jalan menuju Curug Batu Blek
kurang baik sehingga
pengunjung harus berjalan sejauh 1,8 km karena kondisi jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor karena hanya jalan setapak. b. Kurangnya Promosi Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat dikunjungi, untuk perencanaan dan promosi merupakan bagian terpenting dalam pengembangan objek wisata. Keberhasilan suatu objek wisata untuk menarik wisatawan tersebut tidak lepas dari peranan promosi yang dilakukan, karena promosi bertujuan untuk mempengaruhi, mengajak orang untuk membeli dan mempergunakan sebuah produk. Dalam bidang kepariwisataan sebuah objek wisata akan dikunjungi banyak wisatawan apabila promosi yang dilakukan menggunakan berbagai media
cetak, ataupun elektronik. Untuk itu dalam pengembangan
objek wisata tanpa adanya promosi tidak akan berhasil. 18 responden (90%) mendapatkan informasi mengenai Curug Batu Blek hanya dari rekannya. Hal ini mebuktikan belum adanya promosi yang serius dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat setempat. c. Kurangnya Perhatian dan Dukungan dari Masyarakat Setempat Keberhasilan pelaksanaan pembangunan pariwisata akan bergantung pada pengelola, pemerintah dan masyarakat. Untuk mencapai pembangunan yang optimal, maka beberapa pihak tersebut harus menciptakan sinergi. Dengan demikian tanpa peran yang optimal dari pemerintah dan masyarakat, maka pembangunan
Erna Sri Nuraliah dan Nandang Hendriawan, Potensi Pariwisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya -9
pariwisata akan berjalan secara tidak teratur dan tidak terarah yang akhirnya akan menimbulkan permasalahan sosial di masyarakat. Maka hasil dari pengembanagn objek wisata tersebut akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat yaitu dapat membantu masyarakat sekitar dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Curug Batu Blek ini sama sekali belum dikelola baik oleh pemerintah maupun masyarakat setempat dikarnakan banyak masyarakat yang tidak setuju jika Curug Batu Blek dijadikan sebagai objek pariwisata karena dihawatirkan akan merusak lingkungan dan mencemari air yang banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kebutuhan domestik dan perkebunan mereka. A. Saran Berdasarkan pembahasan tersebut, mengenai pengembangn Curug Batu Blek sebagai Objek Pariwisata, saran dari penulis adalah sebagi berikut: 4.2.1 Pengembangan Curug Batu Blek sebagi Objek Pariwisata sebaiknya harus tetap menjaga kelestarian lingkungan tanpa harus merubah atau mengeksploitasi alam yang berlebihan. 4.2.2 Perbaikan aksesibilitas jalan menuju lokasi Curug Batu Blek, dikarnakan aksesibilitas yang ada sangat tidak memadai. 4.2.3 Pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang dengan tetap menjaga kelestarian lingkungannya. 4.2.4 Melakukan promosi melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.
DAFTAR PUSTAKA Bintarto, R dan Surastopo Hadisumarno. 1978.Metode Analisa Geografi. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Ekonomi Sosial (LP3S). Endarto Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: LPP UNS Sugiono. 2013. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung. (CV. ALFABETA)
Erna Sri Nuraliah dan Nandang Hendriawan, Potensi Pariwisata Curug Batu Blek di Desa Santanamekar Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya - 10