HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA N 1 SAROLANGUN Dewi Irawati1), Prof. Dr. H. Rahmat Murboyono M. Pd 2) , Drs. M. Salam. M, Si3) 1) Alumni Prodi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi Email :
[email protected] 2) Pembimbing Utama, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP UNJA 3) Pembimbing Pendamping, Dosen Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP UNJA
ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional, dengan dua variabel bebas yaitu persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru (X1) dan fasilitas belajar (X2) serta satu variabel terikat yaitu minat belajar ekonomi (Y). Pengujian hipotasis pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi parsial dan pengujian hipotesis yang ketiga menggunakan korelasi berganda. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan minat belajar sebesar 0,410, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan minat belajar sebesar 0,425 serta terdapat hubungan secara bersama-sama antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan fasilitas belajar dengan minat belajar sebesar 0,633. korelasi semakin kuat apabila kedua variabel mempengaruhi secara bersama-sama. Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi
PENDAHULUAN Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang – undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta beradaban bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembang potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhklaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan manjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Guna mewujudkan hal tersebut, di perlukan adanya teladan dari pihak-pihak penting pendidikan, terutama para pendidik (guru) karena guru adalah teladan yang pertama dan utama dalam pendidikan. Maister (Suprihatiningrum, 2013:109) mengemukakan bahwa profesionalisme seorang guru bukan sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen, melainkan lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi, bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi, melainkan memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan sebagai seorang guru. Persepsi siswa mengenai kompetensi kepribadian guru adalah penting dalam proses belajar mengajar karena dengan begitu secara tidak langsung itu berarti bahwa siswa memiliki minat atau perhatian terhadap mata pelajaran yang dalam hal ini mata pelajaran ekonomi. Melalui persepsi positif siswa terhadap gurunya ini mampu membangkitkan minat belajar siswa yang juga berdampak pada prestasi belajar siswa itu sendiri. Menurut Saudagar dan Idris (2009:45) fungsi dari kompetensi ini adalah memberikan teladan dan contoh dalam membimbing, mengembangkan kreativitas dan membangkitkan minat belajar anak didiknya. Dalam menjalankan perannya sebagai guru, kompetensi kepribadian memiliki hubungan yang cukup besar karena guru dalam mendidik dan membimbing siswanya tidak hanya dengan bahan yang disampaikan atau metode penyampaian yang sesungguhnya, tetapi dengan seluruh kepribadiannya. Mendidik dan membimbing tidak hanya terjadi dalam interaksi formal tetapi juga interaksi informal, tidak hanya diajarkan tetapi juga ditularkan. Sebagai pribadi yang digugu dan ditiru, tidaklah berlebihan bila anak didik mengharapkan figur guru yang senantiasa memperhatikan kepentingan mereka. Figur guru yang memperhatikan kepentingan anak didik biasanya mendapatkan ekstra perhatian dari anak didik. Anak didik senang dengan sikap dan perilaku yang baik yang diperlihatkan oleh guru. Figur yang seperti inilah yang mampu mendorong timbulnya minat belajar para siswa. Selain dari persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru, fasilitas belajar juga memiliki hubungan yang berperan penting dalam membangkitkan minat belajar siswa. Dengan adanya fasilitas penunjang kegiatan proses belajar maka akan meningkatkan minat siswa dalam belajar dan sebaliknya jika kurang atau bahkan tidak adanya fasilitas belajar maka akan menurunkan minat siswa dalam belajar. Hal ini diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gie (2002:33) yang menyatakan bahwa untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadahi antara lain tempat belajar, alat, waktu dan lain-lain. Jadi pada prinsipnya fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang memudahkan untuk belajar. Dengan tersedianya fasilitas yang memadai diharapkan siswa akan meningkatkan minat alam mengikuti kegiatan belajar. Dengan kata lain dengan adanya guru yang memiliki kompetensi kepribadian
yang baik yang dapat membimbing serta memberikan contoh bagi siswanya dan di dikung dengan ketersediaannya fasilitas belajar yang dilengkapi sekolah akan melahirkan rasa senang dan ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar sehingga siswa tersebut memberikan perhatian dan melibatkan dirinya dalam mengikuti proses belajar yang berlangsung. Sehingga proses belajar mengajar menjadi lancar dan lebih mudah dan pada akhirnya tercapailah hasil yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2009:13) yang menyatakan bahwa kegiatan belajar akan lebih bermakna jika siswa yang belajar memiliki minat sehingga berperan aktif dalam kegiatan tersebut, kondisi yang seperti ini dapat tercipta tidak hanya dengan bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, tetapi juga didukung dengan adanya kompetensi guru yang mengajar dan diimbangi dengan lengkapnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar. Bertitik tolak dari uraian di tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru ekonomi dengan minat belajar siswa kelas X di SMA N 1 Sarolangun, dan ntuk mengetahui hubungan antara fasilitas belajar dengan minat belajar siswa kelas X di SMA N 1 Sarolangun. Serta untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru ekonomi dan fasilitas belajar dengan minat belajar siswa kelas X di SMA N 1 Sarolangun. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian deskriptif korelasional adalah penelitian yang memberikan gambaran informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto,2003:209). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X DI SMA N 1 Sarolangun berjumlah 58 orang. Menurut Arikunto (2003:126) instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih oleh peneliti untuk memudahkan mengumpulkan data. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Sedangkan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada 30 orang responden. Berdasarkan hasil uji coba angket yang dianalisis dengan bantuan program Microsoft Office EXEL 2007 maka dari 25 butir soal mengenai persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru diperoleh angket yang valid sebanyak 22 butir soal. Sementara untuk angket fasilitas belajar yang berjumlah 24 butir soal yang valid 21 butir soal serta 20 butir soal untuk minat belajar dan yang valid sebanyak 17 butir soal. Adapun untuk angket yang tidak valid berdasarkan hasil konsultasi dengan tim TPSM maka diperbaiki bentuk soalnya dan digunakan kembali. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha diperoleh koefisien reliabilitas persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru = 0,834, fasilitas belajar = 0,823, dan minat belajar = 0,824. Selanjutnya koefisien dikonsultasikan dengan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 𝛼 0,05
dengan n = 30 dan diperoleh 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,374. Karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka dapat dinyatakan bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. Uji normalitas yaitu uji yang digunakan untuk melihat data yang diteliti normal sesuai dengan standar statistik, jika datanya tidak normal, maka datanya tidak dapat digunakan, begitu pula sebaliknya. Uji normalitas bisa juga diartikan untuk menguji sekelompok data yang berasal dari populasi yang berada di bawah frekuensi normal atau tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak. Mencari varian masing-masing data kemudian dihitung nilai F. Jika nilai F sudah didapatkan maka nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai F yang terdapat dalam daftar distribusi F dengan taraf kepercayaan 95% dan dk pembilang 𝑛1−1 dan dk penyebut 𝑛2−1 . Jika nilai F yang didapatkan dari perhitungan lebih kecil dari harga F tabel, maka kedudukan kedua kelompok data varians yang homogen dan sebaliknya. Uji hipotesis berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program bantu SPSS, rumusan masalah pertama dan kedua menggunakan rumus korelasi parsial dan rumusan masalah ketiga menggunakan rumus korelasi ganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian secara umum, menunjukkan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru termasuk kedalam kategori tinggi dengan rentang interval antara 83,33 ≤ 100, fasilitas belajar termasuk dalam kategori baik dengan rentang interval 79 ≤ 95, dan hasil belajar termasuk dalam kategori tinggi dengan rentang interval 66,65 ≤ 79,95. Hasil uji normalitas data menggunakan uji kolmogorov smirnov (Uji K-S) berdasarkan taraf signifikasi alpha 0,05. Hasil pengujian normalitas diperoleh taraf signifikan persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian gru 0,738, fasilitas belajar 0,645 dan minat belajar 0,585. Hal ini dapat dimaknai bahwa variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru(𝑋1 ), fasilitas belajar (𝑋2 ) dan minat belajar (Y) berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas data penelitian dilakukan Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan program bantu SPSS. Adapun acun pengambilan keputusan pada uji homogenitas ini adalah jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan data tidak sama atau tidak homogen. Dan jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa data adalah sama atau homogen. Hasil pengujian homogenitas diperoleh koefisien homogenitas variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan minat belajar = 0,430, variabel fasilitas belajar dan minat belajar = 0,30, karena 0,430 dan 0,301 > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh adalah homogen. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, data ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi parsial melalui bantuan komputer program
SPSS 17.0 for windows. Dari hasil analisis korelasi parsial antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan minat belajar siswa apabila fasilitas belajar dianggap tetap atau sama diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,410. Karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka ini berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru (𝑋1 ) dan minat belajar (Y) pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA N 1 Sarolangun. Jika nilai korelasi tersebut diinterprestasikan maka termasuk dalam kategori sedang. Artinya terdapat hubungan yang sedang antara persepsi seswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan minat belajar apabila fasilitas belajarnya dianggap tetap atau sama. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Roqib dan Nurfuadi (2011:123) yang menyatakan bahwa kompetensi kepribadian ini memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan minat belajar siswa karena kompetensi kepribadian berfungsi untuk memberikan bimbingan dan suri tauladan, yang secara bersama-sama mengembangkan kreativitas dan membengkitkan minat belajar pada anak didik. Untuk rumusan masalah kedua, data juga ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi parsial melalui bantuan komputer program SPSS 17.0 for windows. Hasil analisis korelasi parsial antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan minat belajar siswa apabila fasilitas belajar dianggap tetap atau sama diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,425. Karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒 𝑙 maka ini berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara fasilitas belajar (𝑋2 ) dan minat belajar (Y) pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X di SMA N 1 Sarolangun. Jika nilai korelasi tersebut diinterprestasikan maka termasuk dalam kategori sedang. Artinya terdapat hubungan yang sedang antara fasilitas belajar dengan minat belajar apabila persepsi seswa tentang kompetensi kepribadian guru dianggap tetap atau sama. Hasil penelitin ini sejalan dengan pendapat Djamarah dan Aswan (2010:164) yang juga menyatakan bahwa lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi minat belajar peserta didik dan sangat terbatasnya fasilitas belajar akan mengakibatkan minat belajar peserta didik cenderung sedikit. Terakhir, untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga data juga tabulasi dan dianalisis secara bersama dengan menggunakan rumus korelasi ganda melalui bantuan komputer program SPSS 17.0 for windows. Berdasarkan analisis korelasi ganda antara variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan fasilitas belajar dengan minat belajar diperoleh rhitung sebesar 0,633. Jika diinterprestasikan maka nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan korelasi yang kuat antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama Y. Kemudian berdasarkan hasil analisis uji F pada 𝛼 0.05 ternyata harga F hitung lebih besar dari F tabel ( 18,35 > 3,17). Karena Fh > Ft maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, koefisien korelasi ganda yang ditemukan adalah signifikan. Hal ini memberikan pengertian bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan fasilitas belajar dengan minat belajar ekonomi siswa kelas X di SMA N 1 Sarolangun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi persepsi siswa tentang kompetensi
kepribadian guru dan fasilitas belajar siswa mak semakin tinggi pula minat belajar siswa, begitu pula sebaliknya semakin rendah persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan fasilitas belajar siswa maka semakin rendah pula minat belajar siswa tersebut. Yang dapat dilihat dari hasil penelitian ini adalah adanya korelasi yang kuat antara variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan minat belajar maupun variabel fasilitas belajar dengan minat belajar. Nilai korelasi ini bahkan akan semakin kuat jika kedua variabel ini, persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan fasilitas belajar secara bersama-sama. Hal ini menandakan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan fasilitas belajar juga merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2009:13) yang menyatakan bahwa kegiatan belajar akan lebih bermakna jika siswa yang belajar memiliki minat sehingga berperan aktif dalam kegiatan tersebut, kondisi yang seperti ini dapat tercipta tidak hanya dengan bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, tetapi juga didukung dengan adanya kompetensi guru yang mengajar dan diimbangi dengan lengkapnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Terdapat hubungan antara variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dengan minat belajar ekonomi pada siswa kelas X di SMA N 1 Sarolangun, sebesar rhitung 0,410 sehingga dapat dikatakan semakin tinggi persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru maka semakin tinggi pula minat belajar. 2. Terdapat hubungan antara variabel fasilitas belajar dengan minat belajar ekonomi pada siswa kelas X di SMA N 1 Sarolangun, sebesar rhitung 0,425 sehingga dapat dikatakan semakin baiknya fasilitas belajar maka akan mengakibatkan semakin tingginya minat belajar. 3. Terdapat hubungan antara variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru (X1) dan fasilitas belajar ekonomi (X2) dengan minat belajar ekonomi (Y), sebesar rhitung 0,633. Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru dan semakin baiknya fasilitas belajar maka akan mengakibatkan semakin tingginya minat belajar.. Saran Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan motivasi untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan dan kecakapan dalam pelaksanaan tugas serta tanggung jawab sehingga mewujudkan sosok guru yang dapat digugu dan ditiru, serta dapat membangkitkan minat belajar pesarta didik. Sedangkan bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi, sehingga para siswa meningkatkan persepsi positif pada guru dan meningkatkan pemanfaatan fasilitas belajar yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya Roqib, Dan Nurfuadi, 2011. Kepribadian Guru. Purwekerto: Stain Purwekerto Press Saudagar Dan Idrus, 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada Press Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta ---------. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Syah, Muhibbin, 2010. Psikolog Pendidikan. Bandung: Rosda Umar, Husein. 2003. Metodelogi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: Gramedia Sujanto, Agus Dkk, 2004. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Supriadi. 2011. Sttretegi Belajar Dan Mengajar. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya Djamarah, Syaiful Bahri, 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Djamah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta