ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEMILIK TOKO OFFLINE DAN ONLINE TERHADAP PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILANNYA DI WILAYAH JAKARTA SELATAN Afina Linaty, Maya Safira Dewi, S.E,AK., M.Si
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ialah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak pemilik toko offline dan online terhadap pemenuhan kewajiban pajak penghasilannya di wilayah Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif dengan tehnik pengumpulan data berupa kuisioner. Objek penelitian adalah para pemilik toko offline dan online yang berada di Jakarta Selatan. Uji statistik yang digunakan penulis adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan menunjukan bahwa pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sosialisasi pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan. Secara parsial kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan memiliki pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan pengetahuan pajak dan sosialisasi pemerintah. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa masih banyak terdapat wajib pajak pemilik toko offline dan online yang tidak memiliki pengetahuan pajak tentang perlakuan pajak dalam e-commerce dan tidak memiliki kesadaran akan kewajiban melaporkan penghasilan online. Sosialisasi pemerintah tentang pelaporan penghasilan online juga dirasakan masih kurang maksimal oleh wajib pajak. (AL)
Kata Kunci : Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Sosialisasi Pemerintah, Kepatuhan Pajak Penghasilan
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk ekonomi, pada hakikatnya ia harus memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya. Terdapat berbagai macam media didalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, dapat dengan cara pergi ke toko konvensional dan melakukan transaksi jual beli secara langsung atau dengan kemajuan teknologi saat ini konsumen dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya dengan cara melalui media internet. Dengan didorong oleh kebutuhan akan penghematan waktu dan biaya, maka internet menjadi salah satu media komunikasi yang penting dalam memenuhi kebutuhan manusia, khususnya dalam menjalankan bisnis. Penerapan praktis dari teknologi internet pada dunia bisnis saat ini sudah semakin berkembang yakini berdagang didunia maya dengan memanfaatkan internet yang kerap disebut dengan e-commerce. E-commerce memiliki dampak yang besar didalam perkembangan ekonomi. “Menurut catatan International Data Corporation (IDC) yang dikutip Kompas (5/10/2012), nilai perdagangan lewat internet di Indonesia tahun 2011 mencapai 3,4 miliar dolar AS atau sekitar 30 triliun rupiah. Bahkan, menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), mayoritas transaksi e-commerce tidak membayar pajak meskipun nilai transaksinya rata-rata setahun mencapai 100 triliun rupiah” (Budi:2014). Perkembangan e-commerce juga dimanfaatkan oleh para pemilik toko konvensional (offline) untuk memperbesar jangkauan pemasaran toko mereka. Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut para pemilik toko konvensional (offline) untuk selalu kreatif dan inovatif dalam memenangkan persaingan. Salah satunya dengan melakukan penetrasi pasar melalui internet. Dengan internet konsumen bisa lebih mudah dalam membeli barang, tidak perlu pergi ke toko tapi dapat dengan cara via telepon atau messages dan barang akan dikirimkan via jasa pengiriman barang. Jika selama ini toko offline hanya bisa menjangkau pasar lokal yang terbatas, saat ini internet menjadi media yang paling tepat bagi para pelaku usaha untuk memperluas pangsa pasarnya dengan membuka toko online. Melalui jaringan internet toko offline dapat menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya pasar lokal namun bisa menjangkau pasar nasional bahkan internasional. Permasalahan didalam penjualan secara online adalah konsumen memiliki ketakutan akan penipuan saat mereka sudah membayar tetapi barang yang mereka pesan tidak dikirimkan, hal ini merupakan keuntungan bagi toko offline dan online karena dengan toko offline dan online memiliki tempat yang tetap dan jelas, konsumen akan lebih percaya dalam membeli barang via online. Saat kepercayaan konsumen meningkat tingkat pembelian dalam toko offline dan online juga akan meningkat dibandingkan pembelian di toko online saja. Menurut Hu (2013:90) dalam jurnal The impact of sales tax on internet and catalog sales: Evidence from a natural experiment: “With the current economic downturn, many states are facing budgetary crises and looking for ways to enlarge their tax bases. Some states, like New York and North Carolina, have already passed laws to tax internet sales.”. “Dengan krisis ekonomi saat ini, banyak negara yang menghadapi krisis anggaran dan mencari cara untuk memperbesar basis pajak mereka. Beberapa negara, seperti New York dan North Carolina, telah melewati undangundang untuk penjualan internet pajak”. Hal diatas juga telah diterapkan di Indonesia yaitu atas penghasilan yang diterima dari hasil kegiatan usaha toko yang menjual secara offline dan online diwajibkan membayar pajak penghasilan. Hal ini di pertegas dalam UU PPH pasal 4 ayat 1 yang berbunyi Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pajak sangat berperan penting didalam suatu Negara karena pajak memiliki fungsi sebagai sumber dana yang dipergunakan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran tahunan, oleh karena itu sangat penting bagi seorang Wajib Pajak untuk membayar pajaknya tetapi kepatuhan Wajib Pajak membayar pajak bukan hal yang mudah bagi masyarakat Indonesia hal ini dikarenakan adanya perubahan sistem tahun 1984 dari official assessment menjadi self assessment. Didalam self assessment Wajib Pajak di tuntut untuk menghitung, menyetor, membayar dan melaporkan besar pajaknya sendiri. Dengan self assessment dibutuhkan kesadaran dan kejujuran Wajib Pajak. Sementara itu tingkat kepatuhan pajak menurut Manurung (2013):
“Presentase tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih tergolong rendah, orang pribadi yang seharusnya membayar pajak atau yang mempunyai penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebanyak 60 juta orang, tetapi jumlah yang mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 20 juta orang dan yang membayar pajaknya/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 8,8 juta orang dengan rasio SPT sekitar 14,7 persen. Sementara badan usaha yang terdaftar sebanyak 5 juta, yang mau mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak hanya 1,9 juta dan yang membayar pajak/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilannya hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen. Oleh karena itu Negara mengalami kerugian yang besar karna rendahnya tingkat kepatuhan pajak”. Berdasarkan berkembanganya bisnis e-commerce dan masih rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak peneliti ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak toko offline dan online. Oleh karena itu, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEMILIK TOKO OFFLINE DAN ONLINE TERHADAP PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILANNYA DI WILAYAH JAKARTA SELATAN”.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka masalah yang dapat di identifikasikan adalah sebagai berikut : 1. Apakah pengetahuan pajak pemilik toko offline dan online mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilannya? 2. Apakah kesadaran Wajib Pajak pemilik toko offline dan online mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilannya? 3. Apakah sosialisasi pemerintah mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pemilik toko offline dan online? 4. Dari ketiga faktor diatas, faktor apakah yang paling signifikan mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pemilik toko offline dan online? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh dari pengetahuan pajak Wajib Pajak pemilik toko offline dan online di Jakarta Selatan terhadap kepatuhan pemenuhan pajak penghasilannya. 2. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran Wajib Pajak pemilik toko offline dan online di Jakarta Selatan terhadap kepatuhan pemenuhan pajak penghasilannya. 3. Untuk mengetahui pengaruh sosialisasi pemerintah terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pemilik toko offline dan online di wilayah Jakarta Selatan. 4. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama pengetahuan pajak, kesadaran Wajib Pajak, sosialisasi pemerintah terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pemilik toko offline dan online di wilayah Jakarta Selatan dan faktor apa yang paling mempengaruhi.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian hipotesis kuantitatif dengan tehnik pengumpulan data berupa kuisioner. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Tebet Jakarta Selatan. Peneliti memilih KPP Tebet Jakarta Selatan karena didaerah tersebut terdapat banyak toko offline yang menjual barang atau jasanya secara online juga. Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Tebet pada tahun 2013 sebanyak 2.852 wajib pajak. Data tersebut diperoleh dari wawancara dengan Account Representative di KPP Tebet Jakarta Selatan. Peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Oleh karena itu peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampling nonprobabilitas (nonprobability sampling). Peneliti menggunakan rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel dari populasi. Dari hasil penghitungan rumus slovin jumlah responden yang diteliti adalah 97 orang. Didalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda untuk menguji masingmasing variabel. Dalam mengolah dan menganalisis data, penelitian ini menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 16. Data dalam penelitian ini berupa ordinal dimana jawaban dari setiap pertanyaan
bernilai 1,2,3 dan 4 sebagai frekuensinya. Data yang telah di dapat dari responden akan diuji ke dalam pengujian instrument berupa uji validitas dan reliabilitas, setelah itu pengujian asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji heterokedatisitas dan uji multikolinearitas untuk memenuhi asumsi regresi linear berganda agar dapat menjawab hipotesis penelitian. Pengujian regresi linear berganda dilakukan dengan menguji seluruh variabel bebas atau independen secara bersama-sama. Berikut persamaan regresi linear berganda yang dikutip oleh Sugiyono (2009: 277) untuk tiga prediktor adalah : Y = a + b 1X 1 + b 2X 2 + b 3X 3 + e Keterangan : Y X1;X2;X3 a b1;b2;b3 e
: Variabel dependen : Variabel independen : Nilai konstanta (harga Y jika X=0) : Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) atau koefisien prediktor : Error
Untuk mengetahui signifikansi regresi linier berganda maka dapat dilakukan pengujian dengan cara berikut ini : Hipotesis : Ho : Variabel X1,X2 dan X3 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y Ha : Variabel X1,X2 dan X3 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y Dan dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : a. Jika nilai nonprobabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai nonprobabilitas Sig atau (0,05≤ Sig), maka Ho tidak ditolak dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. b. Jika nilai nonprobabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai nonprobabilitas Sig atau (0,05≤ Sig), maka Ho ditolak dan Ha tidak ditolak, artinya signifikan. Pengujian koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. kriteria penilaian adjusted R2 adalah sebagai berikut : a. Bila nilai adjusted R2 = 0 berarti variabel-variabel independen tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan variabel-variabel dependen. b. Bila nilai adjusted R2 mendekati 1, berarti variabel-variabel independen dapat memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Uji Signifikansi Stimulan (Uji F) pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian model penelitian akan dilakukan dengan uji F tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas : a. Jika signifikan (F) < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima b. Jika signifikan (F) > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak 2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai F-hitung : a. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh) b. Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh) Uji Koefisien Regresi dengan Uji t bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali 2009, 16). Jadi pengujian statistik t ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a. Jika thitung < ttabel dan nilai Sig > 0,05, maka Ho tidak ditolak dan Ha ditolak, artinya secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika thitung > ttabel dan nilai Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha tidak ditolak, artinya secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang di dapat dari responden diuji ke dalam pengujian instrument berupa uji validitas dan reliabilitas, setelah itu pengujian asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji heterokedatisitas dan uji multikolinearitas. Setelah model regresi yang diajukan lolos dari uji asumsi klasik, maka selanjutnya analisis regresi berganda sudah dapat dilakukan dalam rangka pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan penentuan persamaan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis ini dilakukan melalui pengujian koefisien determinasi (R Square), uji signifikansi simultan (Uji Statistik F), dan uji signifikansi parameter individual (Uji Statistik t). Pengujian Koefisien Determinasi (R Square) Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besaran R Square digunakan untuk mengukur goodness of fits garis regresi (Ghozali 2009, 15). Tabel 4.19 merupakan hasil dari pengujian koefisien determinasi. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai R Square adalah 0,498 jadi dapat disimpulkan bahwa 49.8% variabel Kepatuhan Wajib Pajak pada Wajib Pajak di Lingkungan KPP tebet Jakarta Selatan dapat diterangkan oleh variabel Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Pemerintah dari Wajib Pajak yang bersangkutan. Sedangkan sisanya sebesar 51.2% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R .706a
R Square .498
Adjusted R Square .482
Std. Error of the Estimate .69444
a. Predictors: (Constant), Sosialisasi Pemerintah (X3), Pengetahuan Pajak (X1), Kesadaran (X2) b. Dependent Variable: Kepatuhan (Y)
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Pengujian Secara Simultan Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. (Ghozali 2009, 17). Uji Statistik F ini merupakan pengujian yang diperlukan dalam menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hasil uji ini pada output SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel ANOVA seperti yang penulis tampilkan pada tabel 4.20. a. Hipotesis yang penulis ajukan untuk penelitian ini adalah : Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sosialisasi pemerintah terhadap kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pemilik toko offline dan online Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak dan sosialisasi pemerintah terhadap kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pemilik toko offline dan online b. Kriteria Pengujian: 1. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas : a. Jika signifikan (F) < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima b. Jika signifikan (F) > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak 2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai F-hitung :
a. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh) b. Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh) Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 44.471 44.848 89.320
df 3 93 96
Mean Square 14.824 .482
F 30.739
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Sosialisasi Pemerintah (X3), Pengetahuan Pajak (X1), Kesadaran (X2) b. Dependent Variable: Kepatuhan (Y)
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS F tabel untuk jumlah sampel 97 Wajib Pajak dengan 3 variabel independen dan tingkat α = 0,05 adalah 2,7. Dari tabel 4.20 dapat dilihat nilai F hitung adalah sebesar 30.739 jauh lebih besar dari F Tabel yang besarnya 2,7. Nilai Signifikansi F Hitung diperoleh sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat α yang ditetapkan sebesar 0,05. Dari kedua hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik antara Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Pemerintah terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan KPP tebet Jakarta Selatan.
Pengujian Signifikansi Parameter Individual Pengujian statistik t bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali 2009, 16). Jadi pengujian statistik t ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial antara Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Pemerintah terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan KPP tebet Jakarta Selatan. Dalam pengujian ini jika t hitung > t tabel atau signifikansi t hitung < α, maka terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai t tabel untuk jumlah sampel sebanyak 97 Wajib Pajak dan tingkat α = 0,05 adalah sebesar 1.984 Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa
Model 1
(Constant) Pengetahuan Pajak (X1) Kesadaran (X2) Sosialisasi Pemerintah (X3)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 1.067 .422 .227 .104 .336 .052 .264
.075
Standardized Coefficients Beta .170 .506
t 2.526 2.179 6.405
Sig. .013 .032 .000
.270
3.526
.001
a. Dependent Variable: Kepatuhan (Y)
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Hasil pengujian signifikansi parameter individual (uji statistik t) pada tabel output SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel Coefficientsa seperti yang penulis tampilkan pada tabel 4.21. Dari tabel tersebut dapat diketahui jika t hitung untuk variabel Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Pemerintah masing-masing
adalah 2.179, lalu 6.405 dan 3.526. Nilai signifikansi t hitung variabel Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Pemerintah juga lebih kecil dari nilai tingkat α yang ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Pemerintah terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan KPP Tebet Jakarta Selatan. Penentuan Persamaan Regresi Linear Berganda. Untuk memperoleh persamaan regresi linear berganda, maka diperlukan tabel Coefficientsa yang diperoleh dari output SPSS versi 16 seperti yang ditampilkan pada tabel 4.21. Tabel 4.4 Hasil Analisa Persamaan Analisis Regresi Berganda Coefficientsa
Model 1
(Constant) Pengetahuan Pajak (X1) Kesadaran (X2) Sosialisasi Pemerintah (X3)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 1.067 .422 .227 .104 .336 .052 .264
.075
Standardized Coefficients Beta .170 .506
t 2.526 2.179 6.405
Sig. .013 .032 .000
.270
3.526
.001
a. Dependent Variable: Kepatuhan (Y)
sumber: Hasil Pengolahan SPSS Dari tabel tersebut maka diperoleh nilai parameter konstanta dan nilai parameter penduga untuk melengkapi model regresi yang sudah dirumuskan sebelumnya. Persamaan regresi linear berganda (model regresi) yang terbentuk adalah sebagai berikut : Y = 1.067+ 0.227X1 + 0,336X2 + 0,264X3 + e Keterangan: Y : Kepatuhan Wajib Pajak X1 : Pengetahuan Pajak X2 : Kesadaran Wajib Pajak X3 : Sosialisasi Pemerintah e : Faktor error/disturbance Angka 1.067 merupakan nilai konstanta, yang berarti apabila nilai variabel independen yaitu pengetahuan pajak, kesadaran Wajib Pajak dan sosialisasi pemerintah nol maka nilai Kepatuhan pemenuhan Pajak Penghasilan adalah 1,067. Koefisien regresi Pengetahuan Pajak sebesar 0,227, berarti setiap penambahan satu skor variabel Pengetahuan Pajak akan meningkatkan nilai Kepatuhan pemenuhan Pajak Penghasilan Wajib Pajak sebesar 0,227 dengan asumsi skor variabel independen lain tetap. Koefisien regresi kesadaran Wajib Pajak sebesar 0,336 berarti setiap penambahan satu skor variabel kesadaran wajib pajak akan meningkatkan nilai kepatuhan pemenuhan Pajak Penghasilan wajib pajak sebesar 0,336 dengan asumsi skor variabel independen lain tetap. Koefisien regresi sosialisasi pemerintah sebesar 0,264 berarti setiap penambahan satu skor variabel sosialisasi pemerintah akan meningkatkan nilai Kepatuhan pemenuhan Pajak Penghasilan Wajib Pajak sebesar 0,264 dengan asumsi skor variabel independen lain tetap. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis mengenai pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran Wajib Pajak, sosialisasi pemerintah terhadap kepatuhan pemenuhan pajak penghasilan wajib pajak pemilik toko offline dan online yang terdapat di Jakarta Selatan yang menggunakan Statical Package for the Social Science versi 16 dalam pengolahannya dapat diketahui pembahasannya sebagai berikut: a. Pengetahuan pajak (X1) terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan (Y).
Dari hasil analisis secara parsial atau satu variabel independen dengan satu variabel dependen pada tabel 4.21, t hitung = 2.179 lebih besar daripada t tabel = 1.984 dan signifikan hitung = 0,032 lebih kecil daripada α = 0,05 oleh karena itu dapat disimpulkan jika pengetahuan pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan pajak penghasilan secara parsial. Berdasarkan analisis deskriptif diketahui jika pengetahuan pajak pada indikator 1,2,3, dan 5 memiliki nilai yang tinggi dengan banyaknya responden menjawab sangat setuju dan setuju sedangkan indikator 4 memiliki nilai yang cukup rendah yaitu 45% responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Atas analisis tersebut dapat disimpulkan jika pengetahuan pajak Wajib Pajak pemilik toko offline dan online sudah optimal kecuali kurangnya pengetahuan Wajib Pajak mengenai bisnis e-commerce yang memiliki perlakuan pajak yang sama dengan bisnis offline. b.
Kesadaran Wajib Pajak (X2) terhadap terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan (Y). Dari hasil analisis secara parsial atau satu variabel independen dengan satu variabel dependen pada tabel 4.21 mengungkapkan bahwa kesadaran Wajib Pajak memiliki pengaruh paling tinggi dibandingkan variabel pengetahuan pajak X1 dan sosialisasi pemerintah X2, t hitung = 6.405 lebih besar daripada t tabel = 1.984 dan signifikan hitung = 0,000 lebih kecil daripada α = 0,05 oleh karena itu dapat disimpulkan jika kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan pajak penghasilan secara parsial. Berdasarkan analisis deskriptif diketahui jika indikator 1,2,3 dan 4 memiliki nilai yang cukup rendah yaitu rata-rata 43% responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Atas analisis tersebut dapat disimpulkan jika masih banyak Wajib Pajak pemilik toko offline dan online yang tidak memiliki kesadaran untuk menggabungkan penghasilan offline dan online, tidak sadar akan dampak sanksi yang akan dikenakan apabila tidak melaporkan penghasilan online, tidak memiliki kesadaran untuk aktif mencari tahu peraturan pajak tebaru dan tidak sadar apabila penghasilan online termasuk objek pajak penghasilan.
c.
Sosialisasi Pemerintah (X3) terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan (Y). Dari hasil analisis secara parsial atau satu variabel independen dengan satu variabel dependen pada tabel 4.21 mengungkapkan bahwa t hitung = 3.526 lebih besar daripada t tabel = 1.984 dan signifikan hitung = 0,001 lebih kecil daripada α = 0,05 oleh karena itu dapat disimpulkan jika sosialisasi pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan pajak penghasilan secara parsial. Berdasarkan analisis deskriptif diketahui jika sosialisasi pemerintah pada indikator 1 dan 4 memiliki nilai yang tinggi yaitu dengan banyaknya responden yang menjawab setuju dan sangat setuju, sedangkan dalam indikator 2 dan 3 masih cukup banyak responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju yaitu sebanyak 33% dan 24%. Atas analisis tersebut dapat disimpulkan jika sosialisasi pemerintah dalam penyampaian informasi dan media sosialisasi dianggap sudah cukup baik tetapi sosialisasi tentang pelaporan penghasilan online dan keaktifan pemerintah dalam memberikan sosialisasi masih dianggap kurang maksimal oleh para Wajib Pajak.
d.
Pengetahuan pajak (X1), Kesadaran wajib pajak (X2) dan Sosialisasi Pemerintah (X3) terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan (Y). Dari hasil analisis pengujian stimulant (uji F) dalam tabel 4.20 dapat dilihat nilai F hitung= 30.739 lebih besar dari F Tabel= 2,7. Nilai Signifikansi F Hitung diperoleh sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat α yang ditetapkan sebesar 0,05. Dari kedua hal tersebut, maka berdasarkan kriteria pengujian diperoleh kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik antara Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Pemerintah terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan KPP tebet Jakarta Selatan. Menurut analisis R square dalam tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa 49.8% variabel Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan KPP tebet Jakarta Selatan dapat diterangkan oleh variabel Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Pemerintah dari Wajib Pajak yang bersangkutan. Sedangkan sisanya sebesar 51.2% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan wawancara dengan Account Representative KPP Tebet, saat ini pemerintah masih belum berfokus kepada bisnis e-commerce sehingga saat ini pemerintah belum membuat sistem yang dapat mendeteksi transaksi online. Jika pemerintah sulit untuk mendeteksi transaksi maka ketegasan terhadap transaksi secara online pun juga akan sulit dilaksanakan. Wajib pajak pemilik toko offline dan online tidak akan merasa takut akan sanksi dari ketidakpatuhan dan Wajib Pajak akan merasa bahwa mereka tidak memiliki kewajiban yang bersifat memaksa. Oleh karena itu faktor-faktor dari luar penelitian yang
1. 2.
mempengaruhi kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan yang diungkapkan Account Representative adalah: Ketegasan Pemerintah Sistem Perpajakan Penghasilan Online
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan dan analisa pada bab sebelumnya mengenai pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran Wajib Pajak dan sosialisasi pemerintah terhadap kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan pajak yang tersusun dari beberapa indikator seperti definisi pajak, fungsi pajak, hak dan kewajiban Wajib Pajak, e-commerce dan tata cara penghitungan pajak penghasilan berdasarkan hasil analisis secara parsial atau satu variabel independen dengan satu variabel dependen pada tabel 4.21, t hitung = 2.179 lebih besar daripada t tabel = 1.984 dan signifikan hitung = 0,032 lebih kecil daripada α = 0,05 oleh karena itu dapat disimpulkan jika pengetahuan pajak memiliki pengaruh rendah namun signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan pajak penghasilan secara parsial. 2. Kesadaran Wajib Pajak yang tersusun atas indikator penggabungan penghasilan online dan offline, sanksi pajak, keaktifan Wajib Pajak dan penghasilan online termasuk objek pajak berdasarkan hasil analisis secara parsial atau satu variabel independen dengan satu variabel dependen pada tabel 4.21 mengungkapkan bahwa kesadaran Wajib Pajak memiliki pengaruh paling tinggi dibandingkan variabel pengetahuan pajak X1 dan sosialisasi pemerintah X3, t hitung = 6.405 lebih besar daripada t tabel = 1.984 dan signifikan hitung = 0,000 lebih kecil daripada α = 0,05 oleh karena itu dapat disimpulkan jika kesadaran Wajib Pajak memiliki pengaruh yang besar dan signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan pajak penghasilan secara parsial. 3. Sosialisasi Pemerintah yang tersusun atas indikator batasan Informasi, bentuk sosialisasi, keaktifan sosialisasi dan media sosialisasi berdasarkan hasil analisis secara parsial atau satu variabel independen dengan satu variabel dependen pada tabel 4.21 yaitu t hitung = 3.526 lebih besar daripada t tabel = 1.984 dan signifikan hitung = 0,001 lebih kecil daripada α = 0,05 oleh karena itu dapat disimpulkan jika sosialisasi pemerintah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan pajak penghasilan secara parsial. 4. Hasil analisis pengujian stimulant (uji F) dalam tabel 4.20 dapat dilihat nilai F hitung= 30.739 lebih besar dari F Tabel= 2,7. Nilai Signifikansi F Hitung diperoleh sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat α yang ditetapkan sebesar 0,05. Dari kedua hal tersebut, maka berdasarkan kriteria pengujian diperoleh kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan pajak, kesadaran Wajib Pajak dan sosialisasi pemerintah terhadap kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan pemilik toko offline dan online. Menurut analisis R square dalam tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa 49.8% variabel Kepatuhan Wajib Pajak pada Wajib Pajak di Lingkungan KPP tebet Jakarta Selatan dapat diterangkan oleh variabel Pengetahuan Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Pemerintah dari Wajib Pajak yang bersangkutan. Sedangkan sisanya sebesar 51.2% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 5. Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang paling mempengaruhi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan para pemilik toko offline dan online di KPP Tebet Jakarta Selatan. Saran Setelah melakukan penelitian ini maka penulis dapat memberikan saran yang ditunjukan kepada para pembaca, antara lain: 1. Agar para pemilik toko offline dan online pada khususnya dan masyarakat pada umumnya lebih meningkatkan pengetahuan mengenai perpajakan dengan cara bertanya, membaca, mencari tahu dengan melalui internet. Saat ini untuk mencari tahu peraturan pajak secara online bisa membuka situs resmi dirjen pajak yaitu www.pajak.go.id. Dengan kita mengetahui pengetahuan mengenai perpajakan, maka kita akan tahu kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak kepada Negara. 2. Account Representative KPP Tebet jangan hanya berfokus kepada bisnis-bisnis besar tetapi juga kepada bisnis-bisnis kecil seperti toko offline dan online karna bisnis online juga memilki omset yang besar. 3. Untuk bisnis online, jika tidak patuh membayar pajak penulis menyarankan untuk memberikan sanksi secara online juga contohnya dengan memblokir website penjualan dan menuliskan di website tersebut jika pemilik bisnis tersebut tidak membayar pajak serta menuliskan nominal sanksi yang dikenakan karena pesatnya
perkembangan internet saat ini juga berdampak dengan cepatnya penyebaran informasi. Apabila informasi tentang besarnya sanksi yang dikenakan dan pemblokiran website maka para Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha yang sama dan tidak patuh akan merasa takut apabila tidak patuh membayar pajak.
Keterbatasan-keterbatasan Ketidakadanya kesempurnaan menyadarkan penulis bahwa tidak ada penelitian yang sempurna, adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini tidak mencangkup seluruh wilayah pemilik toko offline dan online di Indonesia karna keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga yang dimiliki penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Banyaknya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruihi kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban pajak penghasilan yang tidak dibahas dalam penelitian ini sehingga dapat dibahas dalam penelitian sebelumnya oleh peneliti yang berbeda.
REFERENSI Budi, Chandra. 9 Juni (2014). Menyasar Pajak Transaksi E-commerce. (Online) diakses 19 Juni 2014 dari http://www.kemenkeu.go.id/Artikel/menyasar-pajak-transaksi-e-commerce. Dharmasetya, Olivia Angela M Lani. (2010). Analisis Perilaku Membayar Pajak Penghasilan pada Pemilik Online Shop di Situs Jejaring Sosial Friendster di Wilayah Jakarta. Skripsi S1. Universitas Atma Jaya, Jakarta. Ghozali,Imam. (2009). Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harisno dan Purjadi, Tri. (2009). E-business dan E-commerce Sebagai Trend Taktik Baru Perusahaan. Jurnal CommIT, Volume 03/Nomor 02, 66-69, diakses 01 Mei 2014 dari http://www.library.binus.ac.id. Harjo, Dwikora. (2013). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. Hu, Yu Jeffry dan Tang, Zhulei. (2013). The Impact of Sales Taxes on Internet and Catalog Sales: Evidence from a Natural Experiment. International Journal of Industrial Organization,84-90, http://www.proquest.com. Ikatan Konsultan Pajak Indonesia. (2013). Pendidikan Perpajakan Modul 1. Jakarta: Tax Training House IKPI. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP – 114/PJ./2005 tentang pembentukan tim sosialisasi dalam rangka memberikan sosialisasi perpajakan bagi masyarakat. Keputusan Mentri Keuangan Republik Indonesia Nomor 80/PMK.03/2010 tentang penetuan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak, penentuan tempat pembayar pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak. Keputusan Mentrian Keuangan Republik Indonesia Nomor 544/KMK.04/2000 dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-550/PJ/2000 tentang kriteria wajib pajak patuh. Kriyantono, Rachmat. (2012). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Manurung, Surya. 20 Febuari (2013). Kompleksitas Kepatuhan Pajak. (Online) diakses 15 April 2014 dari http://www.pajak.go.id/content/article/kompleksitas-kepatuhan-pajak. Mardiasmo. (2013). Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Montana, Sugiarto dan Noor, Muwasiq Mochamad. (2010). Pengembangan Customer Relationship Management Berbasis E-Commerce. Jurnal CommIT, volume 04/ nomor 02, 139-149, diakses 01 Mei 2014 dari http://www.library.binus.ac.id. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-4/PJ/2009 tentang Kewajiban Orang Pribadi Yang Tidak Menyelenggarakan Pembukuan Untuk Melakukan Pencatatan. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Priantara, Diaz Waluyo. (2011). Kupas Tuntas. Jakarta: Indeks. Sarjono, Haryadi dan Juliana, Winda. (2013). SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta:Salemba Empat. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta. Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor: SE – 62/PJ/2013 tentang penegasan ketentuan perpajakan atas transaksi e-commerce. Surat Edaran Nomor: SE-42/PJ./2012 tentang kebijakan pemberian informasi perpajakan. Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007. Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008. Yamin,Sofyan dan Kurniawan, Heri. (2009). Structural Equation Modeling: Belajar Lebih Mudah Teknik Analisis Data Kuisoner Dengan Lisrel-PLS. Jakarta:Salemba Infotek.