SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DENGAN KOMBINASI DOSIS PUPUK PHONSKA DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13 Rizan Harun 1), Nelson Pomalingo 2), Fauzan Zakaria 3)**) ABSTRAK
Rizan Harun. 613410080. Sistem Tanam Jajar Legowo Dengan Kombinasi Dosis Pupuk Phonska dan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Inpari 13. Dibawah bimbingan Nelson Pomalingo dan Fauzan Zakaria. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh sistem tanam jajar legowo terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah inpari 13, kombinasi pupuk Phonska dan Urea yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi padi sawah inpari 13 pada sistem tanam legowo dan interaksi antara sistem tanam jajar legowo dan pemupukan Phonska dan Urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah varietas Inpari 13. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Luhu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo mulai dari bulan Maret sampai bulan Juni 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan split plot 3 x 3 pola RAK dimana sistem tanam sebagai petak utama terdiri atas sistem tanam legowo 2:1, legowo 3:1 dan legowo 4:1 dan kombinasi dosis pupuk Phonska dan pupuk Urea ditempatkan sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem jarak tanam jajar legowo 4:1 berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah anakan produktif. Kombinasi pupuk Urea dan Phonska yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil padi sawah Inpari 13 adalah parameter jumlah anakan dan jumlah anakan produktif dengan perlakuan P2 (Urea 300 kg/ha + Phonska 225 kg/ha). Interaksi antara sistem tanam jajar legowo dan kombinasi pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah Inpari 13 terjadi pada parameter pengamatan produksi per petak dengan perlakuan terbaik yaitu L1P1 (sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan kombinasi pupuk Urea 180 kg/ha + Phonska 190 kg/ha). Kata Kunci: Padi, Varietas Inpari 13, Pupuk, Jajar Legowo
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
PENDAHULUAN Produksi padi di Provinsi Gorontalo tahun 2009 sebesar 256.933 ton/GKG, naik sebesar 19.060 ton dibandingkan pada tahun 2008. Kenaikan produksi padi ini terutama disebabkan oleh kenaikan produktifitas sebesar 2,81 kwintal/ha (5,54%) dan kenaikan luas panen sebesar 1.100 ha (BPS Provinsi Gorontalo, 2010 : 1). Namun, pada tahun 2010 produksi hanya mencapai 253.563 ton/GKG atau turun sebesar 1,85% dibandingkan tahun sebelumnya (BPS Provinsi Gorontalo, 2011:1). Padi sawah inpari 13 merupakan varietas unggul terbaru Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, uji coba benih padi unggul varietas Inpari 13 ini telah dilakukan di Desa Pilohayanga, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo pada tahun 2011 (Info Publik, 2011:1). Pertumbuhan dan produksi padi sawah inpari 13 melalui sistem tanam legowo membutuhkan suatu pengelolaan pemupukan yang berimbang untuk meningkatkan hasil panen pada setiap musim tanam. Peningkatan produksi tersebut dapat dicapai dengan menggunakan pupuk NPK-Phonska, sebagai suatu pupuk majemuk yang mengandung unsur hara N P dan K yang dibutuhkan oleh tanaman, baik pada pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Untuk itu penelitian tentang pertumbuhan dan produksi padi sawah inpari 13 melalui pemupukan NPK-phonska pada sistem tanaman legowo perlu dilakukan sebagai suatu bagian informasi ilmiah untuk masyarakat dalam menggunakan padi sawah inpari 13 pada sistem usahatani. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sistem tanam jajar legowo terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah inpari 13, mengetahui kombinasi pupuk Phonska dan Urea yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi padi sawah inpari 13 pada sistem tanam legowo dan mengetahui interaksi antara sistem tanam jajar legowo dan pemupukan Phonska dan Urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah varietas Inpari 13. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di Desa Luhu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dari bulan Maret sampai bulan Juni 2012. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : Hand Traktor, Cangkul, sekop, parang, Hands Prayer, ember, timbangan analitik, meteran, tali, patok, kamera digital dan alat tulis menulis. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : benih padi varietas Inpari 13, pupuk ponska, pupuk urea dan pestisida. Metode Penelitian Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan petak terbagi (split plot design) dalam kelompok, dari dua faktor yakni sistem tanam jajar legowo dan kombinasi dosis pupuk Phonska dan pupuk Urea. Sistem tanam jajar legowo ditempatkan Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
sebagai petak utama yang terdiri atas tiga taraf perlakuan yakni L1 = Legowo 2 : 1, L2 = Legowo 3 : 1 dan L3 = Legowo 4 : 1, sedangkan kombinasi dosis pupuk Phonska dan pupuk Urea ditempatkan sebagai anak petak yang terdiri atas tiga taraf perlakuan yakni P1 = Phonska 180 kg/ha + Urea 190 kg/ha, P2 = Phonska 300 kg/ha + Urea 225 kg/ha dan P3 = Phonska 250 kg/ha + Urea 275 kg/ha. Parameter Pengamatan Pengamatan dilakukan pada setiap anak petak dengan menentukan titik pengamatan dengan metode diagonal. a. Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) b. Jumlah Anakan (batang) c. Jumlah Anakan Produktif (batang) d. Jumlah Presentase Biji Berisi (persentase) e. Jumlah Berat 1000 butir (gram) f. Produksi Real (kg) Data dan Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis of Variance (Anova). Jika F Hitung lebih besar dari F Tabel maka akan dilakukan uji lanjut dengan BNT pada taraf uji 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Inpari 13 Setelah melakukan rangkaian kegiatan, diperoleh data-data mengenai pengaruh sistem tanam jajar legowo terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah inpari 13 yang disajikan pada Tabel berikut ini: Tinggi Tanaman Padi Sawah Varietas Inpari 13 Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman setelah dianalisa statistik dan diuji lanjut disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji BNT Pengaruh Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Tinggi Tanaman Padi Sawah Varietas Inpari 13 Perlakuan L1 L2 L3 BNT
Tinggi Tanaman (cm) 65,39b 64,81b 67,61a 1,59
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan probability ≤ 0.05
Pada perlakuan L3 (jarak tanam legowo 4:1) menghasilkan nilai tertinggi tanaman 67,61 cm. Nursanti (2009:27) jarak tanam dalam baris yang semakin rapat akan semakin meningkatkan tinggi tanaman kacang tanah. Nursanti (2009:27) menyatakan bahwa pertambahan tinggi tanaman ini disebabkan karena Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
tajuk tanaman yang semakin merapat mengakibatkan kualitas cahaya yang diterima menjadi menurun. Semakin rapat jarak tanam yang dipakai maka pertumbuhan tinggi tanaman akan semakin cepat karena tanaman saling berusaha mencari sinar matahari yang lebih banyak (Nursanti, 2009:28). Suprihatno (2010:3) menambahkan bahwa tinggi rendahnya batang tanaman dipengaruhi sifat atau ciri yang mempengaruhi daya hasil varietas. Berdasarkan karakteristik tinggi tanaman varietas yang memiliki tinggi tanaman pendek dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor iklim ataupun faktor lainnya. Semakin tinggi tanaman semakin tinggi pula kecenderungan untuk rebah. Varietas yang mempunyai batang yang pendek akan lebih banyak menyerap sinar matahari dibandingkan dengan penyerapan sinar matahari oleh varietas yang tinggi. Dengan batang yang panjang, intensitas sinar matahari yang menembus kanopi (tajuk) pertanaman ke bagian bawah pertanaman di atas permukaan tanah akan jauh berkurang. Jumlah Anakan Padi Sawah Varietas Inpari 13 Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan setelah dianalisis statistik dan diuji lanjut disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji BNT Pengaruh Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Jumlah Anakan Padi Sawah Varietas Inpari 13 Perlakuan L1 L2 L3 BNT
Jumlah Anakan (batang) 14,16 b 15,29 ab 15,87 a 1,43
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan probability ≤ 0.05
Pada Tabel 5 terlihat bahwa jumlah anakan yang berbeda-beda. Pada perlakuan L3 jarak tanam legowo 4:1 jumlah anakan yang berbeda nyata dari yang lainnya yaitu 15,87 rumpun. Ini disebabkan karena jarak tanam menunjukkan perbedaan, jika jarak tanam yang dipakai semakin lebar, maka akan menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak Husna (2010:2) jumlah anakan akan maksimal apabila tanaman memiliki sifat genetik yang baik ditambah dengan keadaan lingkungan yang menguntungkan atau sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Husna (2010:5) mengatakan bahwa jumlah anakan maksimum juga ditentukan oleh jarak tanam, sebab jarak tanam menentukan radiasi matahari, hara mineral serta budidaya tanaman itu sendiri. Jarak tanam yang lebar persaingan sinar matahari dan unsur hara sangat sedikit dibanding dengan jarak tanam yang rapat. Jumlah Anakan Produktif Padi Sawah Varietas Inpari 13 Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan produktif setelah dianalisis statistik dan diuji lanjut disajikan pada Tabel 6.
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Tabel 6. Hasil Uji BNT Pengaruh Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Jumlah Anakan Produktif Padi Sawah Varietas Inpari 13 Perlakuan L1 L2 L3 BNT
Jumlah Anakan Produktif (batang) 12,89 b 13,84 ab 14,43 a 1,23
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan probability ≤ 0.05
Pada perlakuan L3 (jarak tanam legowo 4:1) menghasilkan nilai anakan produktif yang berbeda nyata yaitu 14,43 rumpun. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sistem tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah anakan produktif. Hal ini terlihat dari masing-masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata. Anakan produktif yang dihasilkan merupakan gambaran dari jumlah anakan maksimum yang dihasilkan sebelumnya. Menurut Kuswara dan Alik (2003:12) jumlah anakan maksimum akan berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil produksi. Husna (2010:8), menyatakan bahwa anakan produktif merupakan anakan yang berkembang lebih lanjut dan menghasilkan malai. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Husna (2010:7), bahwa pada tanaman padi potensi pembentukan anakan produktif terlihat dari jumlah anakan, tetapi tidak selamanya demikian karena pembentukan anakan dipengaruhi oleh lingkungannya. Persentase Biji Berisi Padi Sawah Varietas Inpari 13 Hasil analisis statistik perlakuan sistem tanam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap persentase biji berisi (P>0,05) setelah dianalisis statistik dan diuji lanjut dan disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji BNT Pengaruh Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Persentase Biji Berisi Padi Sawah Varietas Inpari 13 Perlakuan L1 L2 L3 BNT
Persentase Biji Berisi (%) 86,44 a 86,22 a 86,11 a 0,91
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan probability ≤ 0.05
Pada perlakuan sistem tanam, persentase biji berisi tertinggi terlihat pada perlakuan sistem tanam legowo 2:1 (L1) , yaitu 86,44 gram dan terendah pada sistem tanam legowo 4:1 (L3) yaitu 86,11 gram. Hal ini dikarenakan pada masa awal penanaman sampai fase pertumbuhan banyak tanaman yang hidup sehingga kompetisi antar tanaman baik dalam unsur hara maupun cahaya tidak terlalu tinggi yang menyebabkan pembagian hasil fotosintesis untuk pengisian bulir Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
malai menjadi lebih efisien. Perlakuan sistem tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase biji berisi, karena pada proses fase generatif tanaman pengisian biji tidak mengalami hambatan. Hal ini disebabkan karena hama penyakit yang mengganggu tanaman sangat sedikit, pengaruh pemeliharaan yang intensif. Selain itu penanaman dilakukan pada musim tanam besar. Jumlah Berat 1000 Butir Padi Sawah Varietas Inpari 13 Hasil analisis statistik perlakuan sistem tanam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap persentase biji berisi (P>0,05). setelah dianalisis statistik dan diuji lanjut dan disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji BNT Pengaruh Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Jumlah Berat 1000 Butir Padi Sawah Varietas Inpari 13 Perlakuan L1 L2 L3 BNT
Jumlah Berat 1000 Butir (gram) 27,00 a 26,67 a 26,67 a 0,44
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan probability ≤ 0.05
Perlakuan sistem tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah berat 1000 butir. Pada perlakuan sistem tanam, persentase biji berisi tertinggi terlihat pada perlakuan sistem tanam legowo 2:1, yaitu 27,0 gram dan terendah pada sistem tanam legowo 4:1 yaitu 26,67 gram. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran biji sangat ditentukan oleh faktor genetik sehingga berat 1000 butir yang dihasilkan sama. Tinggi rendahnya berat biji tergantung dari banyak atau tidaknya bahan kering yang terkandung dalam biji. Bahan kering dalam biji diperoleh dari hasil fotosintesis yang selanjutnya dapat digunakan untuk pengisian biji. Sesuai dengan pendapat Rahimi, et al (2011:7) yang menyatakan bahwa rata-rata bobot biji sangat ditentukan oleh bentuk dan ukuran biji pada suatu varietas. Rahimi, et al (2011:7) menambahkan apabila tidak terjadinya perbedaan pada ukuran biji maka yang berperan adalah faktor genetik. Tanaman yang mendapat efek samping, menjadikan tanaman mampu memanfaatkan faktor-faktor tumbuh yang tersedia seperti cahaya matahari, air dan CO2 dengan lebih baik untuk pertumbuhan dan pembentukan hasil, karena kompetisi yang terjadi relatif kecil (Wahyuni et al, 2004:12). Produksi per Petak Padi Sawah Varietas Inpari 13 Hasil analisis statistik perlakuan sistem tanam menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap produksi real (P>0,05). Pada perlakuan sistem tanam, produksi real tertinggi terlihat pada perlakuan sistem tanam legowo 4:1, yaitu 6,26 kg dan terendah pada sistem tanam legowo 2:1 yaitu 5,95 kg.
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Tabel 9.
Hasil Uji BNT Pengaruh Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Produksi Per Petak Padi Sawah Varietas Inpari 13 Perlakuan L1 L2 L3 BNT
Produksi per Petak (Kg) 5,95 a 6,09 a 6,26 a 0,57
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan probability ≤ 0.05
Perlakuan sistem tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi per petak padi sawah. Hal ini terlihat dari masing-masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Aplikasi berbagai jarak tanam yang digunakan akan mempengaruhi produksi secara langsung. Proses ini dapat saja terjadi karena masih banyak faktor lingkungan lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman antaranya curah hujan, hama yang menyerang, anakan yang mati atau tidak produktif. Yuhelmi (2002:10), faktor paling penting yang mempengaruhi hasil produksi adalah anakan dan jumlah malai yang terbentuk. Kombinasi Pupuk Terbaik Untuk Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah Varietas Inpari 13 Hasil pengamatan terhadap kombinasi pupuk terbaik untuk pertumbuhan dan produksi padi sawah varietas Inpari 13 adalah pada parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah anakan, anakan produktif dan berat 1000 butir setelah dianalisis statistik dan diuji lanjut disajikan pada Tabel 10 dan 11. Tabel 10. Hasil Uji BNT Kombinasi Pupuk Terbaik Untuk Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah Varietas Inpari 13 Pada Parameter Jumlah Anakan Perlakuan P1 P2 P3 BNT
Jumlah Anakan (batang) 14,98 b 16,33 a 14,00 b 1,20
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan probability ≤ 0.05
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Tabel 11. Hasil Uji BNT Kombinasi Pupuk Terbaik Untuk Pertumbuhan Dan Produksi Padi Sawah Varietas Inpari 13 Pada Parameter Jumlah Anakan Produktif Perlakuan P1 P2 P3 BNT
Jumlah Anakan Produkrif (batang) 13,65 ab 14,44 a 13,06 b 1,25
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan probability ≤ 0.05
Kombinasi pupuk terbaik pada parameter jumlahn anakan yaitu pada perlakuan P2 (Phonska 300 kg/ha + Urea 225 kg/ha) dan kombinasi pupuk terbaik pada parameter jumlah anakan produktif yaitu pada perlakuan P2 (Phonska 300 kg/ha + Urea 225 kg/ha). Nyatanya pengaruh pupuk Phonska dan Urea terhadap jumlah anakan produktif disebabkan oleh perannya dalam memperbaiki struktur tanah,kondisi ini sangat menguntungkan dalam perkembangan akar tanaman padi sawah, dengan berkembangannya akar maka semakin banyak bulu-bulu akar yang kontak dengan tanah, maka makin banyak pula unsur hara fosfor dan unsur hara lain serta air yang diserap sehingga berpengaruh terhadap jumlah anakan dan jumlah anakan produktif. Perlakuan pemupukan memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah anakan dan jumlah anakan produktif. Perlakuan pemupukan yang diberikan menyebabkan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan dapat memacu pertumbuhan tanaman seperti bertambahnya jumlah anakan serta panjang daun sehingga kondisi suhu mikro di lingkungann sekitar per tanaman menurun. Pemberian pupuk pada tanaman yang dilakukan tepat waktu akan mempengaruhi proses pembentukannya seperti pembentukan anakan produktif, pembentukan malai, pembentukan buah dan pengisian biji. 4.1 Hasil Uji BNT Pengaruh Interaksi Sistem Jajar Legowo dan Kombonasi Jenis Pupuk Terhadap Produksi Perpetak (Kg) Padi Sawah Inpari 13 Hasil pengamatan terhadap hasil uji BNT pengaruh interaksi sistem jajar legowo dan kombonasi jenis pupuk terhadap produksi per petak padi sawah inpari 13 disajikan pada Tabel 12.
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Tabel 12.
Hasil Uji BNT Pengaruh Interaksi Sistem Jajar Legowo dan Kombonasi Jenis Pupuk Terhadap produksi per petak Padi Sawah Inpari 13 Perlakuan L1P1 L1P2 L1P3 L2P1 L2P2 L2P3 L3P1 L3P2 L3P3 BNT
Produksi Perpetak (Kg/petak) 6,52 a 6,00 a 5,33 b 5,53 b 6,32 a 6,43 a 6,42 a 6,05 a 6,30 a 0,72
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan probability ≤ 0.05
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara sistem tanam jajar legowo dan kombinasi pupuk phonska serta urea terdapat interaksi yang sangat nyata pada variabel produksi per petak padi sawah varietas Inpari 13. Adapun perrlakuan terbaik terjadi pada kombinasi antara sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan kombinasi pupuk Urea 180 kg/ha + Phonska 190 kg/ha. Aplikasi berbagai jarak tanam yang digunakan akan mempengaruhi produksi secara langsung. Proses ini dapat saja terjadi karena masih banyak faktor lingkungan lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman antaranya curah hujan, hama yang menyerang, anakan yang mati atau tidak produktif. Menurut Yuhelmi (2002:12), faktor paling penting mempengaruhi hasil produksi adalah anakan dan jumlah malai yang terbentuk.
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Sistem jarak tanam jajar legowo 4:1 berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah anakan produktif. 2. Kombinasi pupuk Urea dan Phonska yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil padi sawah Inpari 13 adalah parameter jumlah anakan dan jumlah anakan produktif dengan perlakuan Urea 300 kg/ha + Phonska 225 kg/ha. 3. Interaksi antara sistem tanam jajar legowo dan kombinasi pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah Inpari 13 terjadi pada parameter pengamatan produksi per petak dengan perlakuan terbaik yaitu sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan kombinasi pupuk Urea 180 kg/ha + Phonska 190 kg/ha. Saran 1. Dalam budidaya tanaman padi sawah diharapkan para petani menggunakan sistem tanam jajar legowo 4:1 dengan didukung oleh penggunaan pupuk yang seimbang agar produksi yang dihasilkan lebih tinggi. 2. Diharapkan para petani menggunakan sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan didukung oleh penggunaan pupuk yang seimbang dengan kombinasi pupuk Urea 180 kg/ha + Phonska 190 kg/ha agar produksi yang dihasilkan lebih tinggi.
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2011. Inpari 13, Padi Sangat Genjah dan Tahan Wereng Cokelat. http://wongtaniku.wordpress.com/2011/04/01/padiinpari-13/. (Online). Diaskes tanggal 24 April 2012 hal 1. Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo. 2011. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah. Agro Inovasi. Gorontalo hal 4-6. BPS
Provinsi Gorontalo. 2010. Provinsi Gorontalo. (Online). http://www.GorontaloProvinsi.go.id. Diakses tanggal 23 April 2012 hal 1.
BPS
Provinsi Gorontalo. 2011. Provinsi Gorontalo. (Online). http://www.GorontaloProvinsi.go.id. Diakses tanggal 23 April 2012 hal 1.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. 2011. Budidaya Padi. http://www.warintekjogja.com/warintek/warintekjogja/warintek_v3/datadigi tal/bk/padi%20bantul.pdf. (Online). Diakses Tanggal 23 April 2012. Hasanah, I. 2007. Bercocok Tanam Padi. Penerbit Azka Mulia Media. Jakarta. Hal 12-21. Indriani. 2001. Tinjauan Pustaka. Tersedia di http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/25105/4/Chapter%20II.pdf (Online) diakses tanggal 23 April 2012 hal 26. Kosniari, D. N. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk (N, P, K) dan Jenis Pupuk Alternatif terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dan Kadar N, P, K Inceptisol Selemadeg, Tabanan. Jurnal Agritop. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Udayana. Hal 8. Kuswara, E., Alik S. 2003. Dasar Gagasan dan Praktek Tanaman Padi Metode SRI. KSP Mengembangkan Pemikiran untuk Membangun Pengetahuan Petani Jawa Barat. Info Publik. 2011. Padi Varietas Inpari 13, Peningkatan Produksi Beras. (Online). http://infopublik.layanan.go.id/read/3818/padi-varietas-inpari-13peningkatan-produksi-beras.html. Hal 1. Husna, Y. 2010. Pengaruh Penggunaan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas IR 42 dengan Metode SRI (System of Rice Intensification). Jurnal. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Vol 9 Hal 2-7.
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Nursanti, R. 2009. Pengaruh Umur Bibit dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Buru Hotong (Setaria italica (L.) Beauv). Skripsi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Hal 27-28. Posyanluh Pertanian. 2011. Budidaya Padi Sistem Jajar Legowo. http://bp3kpkerinci.blogspot.com/2011/08/budidaya-padi-sistem-jajarlegowo html.(Online ). Diakses tanggal 25 April 2012 hal 3. Rahimi, Z. Zuhry, E. Nurbaiti. 2011. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Batang Piaman dengan Metode System of Rice Intensification (SRI) di Padang Marpoyan Pekanbaru. Jurnal. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Hal 7. Sari, N.E. 2009. Pertumbuhan dan Produksi Padi yang Ditanam dengan Metode System of Rice Intensification (SRI) di Desa Umo, Depok, Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Hal 18. Suprihatno, B. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengem bangan Pertanian Kementrian Pertanian Sukamandi. Hal 3. Suryana, A. 2008. Pengelolaan Tanaman Padi Terpadu (PTT). Bogor. Hal 12. Sutedjo, M M. 2004 . Analisis Tanah, Air, dan Jaringan Tumbuhan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Hal 25. Sutedjo, M M. 2010 . Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Hal 11. Wahyuni, S.U.S. Nugraha dan Soejadi.2004. Karakteristik Dormansi Dan Metode Efektif Untuk Pematahan Dormansi Benih Plasmanutfah Padi. Jurnal Peneltian Tanaman Pangan. Hal 12. Yuhelmi, R. 2002. Pengaruh Interval Penyiraman Terhadap Beberapa Varietas Padi Gogo dari Kabupaten Kuantan Singingi dan Siak Sri Indrapura. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau. Hal 10-12. Zaini, Z., S. Abdurrahman, N. Widiarta, P. Wardana, D. Satyorini, S. Kartaatmadja, dan M. Yamin. 2009. Pedoman Umum PPT Padi Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Jakarta. Hal 22.
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo