ABSTRAK Ufen, Agustina, Erveda Siki Sakin Putri .2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Peta Konsep Tipe Fishbone dengan Menggunakan Areal Pura Taman Ayun Sebagai Sumber Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Widhya Brata Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. Pembimbing: (I) Dr. Ir. H. Deden Ismail, M.Si., (II) Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si. Kata kunci: Kooperatif tipe STAD, Peta konsep tipe fishbone, Motivasi belajar. Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam khususnya pada mata pelajaran biologi pada umumnya masih menggunakan metode ceramah. Pembelajaran cenderung abstrak sehingga konsep-konsep pembelajaran kurang bisa atau sulit dipahami. Proses belajar mengajar tidak maksimal diterima oleh siswa dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa rendah. oleh sebab itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Widhya Brata Mengwi. Penelitian ini merupakan Pre-Eksperimental Design dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design yang dilaksanakan dari tanggal 27 Januari sampai 14 Maret 2013. Populasi dari penelitin ini adalah seluruh siswa kelas X, Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh karena populasi relatif kecil, semua anggota populasi dijadikan sampel yang jumlahnya 32 siswa. Data motivasi belajar dianalisis menggunakan statistik non parametrik Willcoxon Match Pairs test. Dengan hasil motivasi belajar siswa pada saat pretest berada pada klasifikasi cukup tinggi 37,5 % dan pada saat posttest berada pada klasifikasi tinggi 59,37%. Peningkatan hasil motivasi belajar siswa sejalan dengan meningkatnya hasil peta konsep fishbone pada setiap aspeknya. Pada pretest aspek kemampuan menjawab pertanyaan memiliki rata-rata skor tertinggi 2,06 dan aspek kerapian pembuatan peta konsep memiliki rata-rata skor terendah 1,81. Pada posttest aspek keterkaitan antara isi peta konsep memiliki rata-rata skor tertinggi 2,97 dan aspek penguasaan peta konsep oleh masingmasing siswa memiliki rata-rata skor terendah 2,81. Hal ini menunjukkan bahwa peta konsep tipe fishbone sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar karena siswa terlatih untuk menuangkan ide dan kreativitas yang secara tidak langsung mempengaruhi motivasi belajar siswa untuk terus belajar memperoleh hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diketahui bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun berpengaruh sangat nyata (P=0,00<0,01) terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Widhya Brata, Mengwi.
1
I. Pendahuluan Pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa didalam maupun diluar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian. Dalam melaksanakan proses pembelajaran maka dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak karena keberhasilan dari suatu proses pendidikan tidak hanya bergantung pada pendidik maupun peserta didik itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor luar yaitu lingkungan sekitar, keluarga dan masyarakat (Umbara, 2003). Proses pembelajaran agar berhasil dengan baik memerlukan usaha keras dari semua pihak baik dari siswa, guru, orang tua, lingkungan maupun pemerintah. Guru di harapkan dapat memilih metode yang baik dan tepat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan berhasil dengan baik. Akan tetapi masih banyak ditemui guru yang mengajar secara menoton karena hanya menggunakan satu metode saja, yaitu metode ceramah yang termasuk dalam klasifikasi metode konvensional (Kholid, 2009). Keberhasilan dalam suatu pengajaran ditentukan oleh bagaimana proses itu berlangsung. Di samping itu proses interaksi belajar pada prinsipnya sangat tergantung pada guru dan siswanya. Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang lebih baik, sehingga siswa akan termotivasi dalam belajar, sedangkan peserta didik dituntut adanya motivasi dalam belajar. Namun pada kenyataannya dilihat dari motivasi belajar biologi siswa kelas X SMA Widhya Brata masih rendah. Sehubungan dengan pernyataan di atas, terdapat dua faktor yang saling mempengaruhi yaitu faktor internal yang meliputi intelegensi, kemampuan dan motivasi baik dari dalam maupun dari luar. Pengembangan ilmu pengetahuan tersebut tidak hanya dapat diterapkan disekolah
saja akan tetapi bisa juga
dilakukan diluar lingkungan sekolah, yaitu dengan memilih areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar guna mengetahui motivasi belajar siswa pada pokok bahasan keanekaragaman hayati. Untuk mengupayakan agar siswa belajar lebih aktif, berfikir lebih kritis, lebih berpartisipasi dalam proses belajar mengajar serta mampu berinteraksi satu sama lain diperlukan pemilihan metode pembelajaran yang tepat oleh guru. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat 2
digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengantisipasi keadaan di atas adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang merupakan suatu bentuk pembelajaran kooperatif yaitu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai tujuan belajar. Penerapan peta konsep tipe fishbone pada penelitian dapat membantu siswa untuk memotivasi siswa lebih kreatif dalam membuat peta konsep. Adanya peta konsep tulang ikan membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar biologi. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dikelas X SMA Widhya Brata Mengwi, bahwa motivasi dan perhatian siswa mengikuti kegiatan pembelajaran biologi cukup rendah. Oleh sebab itu, melalui penelitian ini peneliti mencoba menerapkan pembelajaran model kooperatif tipe STAD yang dituangkan dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar siswa Kelas X SMA Widhya Brata Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013.” Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : “ Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Widhya Brata Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013 ? ”. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: “ Untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Widhya Brata Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013 ” . 3
Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :“ Bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal pura Taman Ayun sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Widhya Brata Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013”. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas guna menjawab permasalahan yang ada. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak. Bagi Siswa : Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui peta konsep tipe fishbone yang dilakukan di areal Pura Taman Ayun dapat menjadikan motivasi dalam proses pembelajaran. Bagi Guru: Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD
melalui peta konsep tipe fishbone yang dilakukan di areal Pura Taman Ayun dapat membantu guru untuk menciptakan suatu kegiatan belajar yang menarik dan memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Bagi Sekolah: Diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memotivasi belajar siswa dan dijadikan acuan untuk mengambil suatu kebijakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui peta konsep tipe fishbone sehingga dapat merancang dan mengembangkan program pengajaran serta strategi pembelajaran yang aktif dan efektif. 2. Metode Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Widya Brata Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Januari sampai 14 Maret 2013. 4
Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Widhya Brata Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013. Menurut Arikunto (2004), sampel adalah keseluruhan dari populasi yang diambil dengan menggunakan data tertentu. Mengutip pendapat dari Arikunto (2004), yang menyatakan bahwa apabila populasi kurang dari 100 orang maka sampel diambil secara keseluruhan, sedangkan populasi di atas 100 maka sampel diambil setengah dari populasi. Dalam penelitian ini, Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh, karena populasi relatif kecil, maka semua anggota populasi dijadikan sampel yang jumlahnya 32 siswa (Sugiyono, 2011). Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi belajar siswa. Aspek yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa meliputi perhatian, relevansi, percaya diri dan kepuasan. Kisi-kisi instrumen motivasi belajar siswa terdapat pernyataan positif dan pernyataan negatif yang disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar
No 1. 2. 3. 4.
Kondisi Perhatian Relevansi Percaya diri Kepuasan
Angket Motivasi Pernyataan positif Pernyataan Negatif 1, 6, 7, 15, 17, 19 8, 11, 20 3, 5, 12, 13, 23 21 9, 25 2, 14 4, 10, 16, 18, 22, 26 24
Tehnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data motivasi belajar. Data ini akan dicari dengan menggunakan angket tertutup. Angket motivasi siswa yang berjumlah 26 butir soal setelah divalidasi disebarkan dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan pada siswa kelas X SMA Widhya Brata. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) penyebaran angket motivasi belajar sebelum perlakuan, (2) pelaksanaan 5
pembelajaran pokok bahasan keanekaragaman hayati dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep Fishbone, (3) penyebaran angket motivasi belajar sesudah perlakuan. Angket motivasi belajar merupakan angket tertutup karena angket tersebut sudah dilengkapi dengan alternatif
jawaban
sehingga responden hanya memberi jawaban yang sesuai. Skala pengukuran angket motivasi belajar menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang sudah disediakan yaitu sangat setuju dengan skor 5, setuju dengan skor 4, raguragu dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 2, dan sangat tidak setuju dengan skor 1 untuk pernyataan positif sedangkan skor untuk pernyataan negatif yaitu jawaban sangat setuju dengan skor 1, setuju dengan skor 2, ragu-ragu dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 4 dan sangat tidak setuju dengan skor 5. Validitas dan Reabilitas Data Uji Validitas Instrumen yang valid dapat digunakan untuk mendapatkan data. Valid berarti Instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Validitas angket dilakukan dengan sistem
judgment expert atau
pendapat para ahli dalam hal ini setelah instrumen dikontruksikan dengan aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan teori tertentu, selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli yang akan memberikan keputusan terhadap instrumen. Jadi valid atau tidaknya instrumen ditentukan oleh pendapat para ahli (Sugiyono, 2008). Angket motivasi sudah divalidasi oleh validator ahli yaitu bapak Dr. Ir. H. Deden Ismail, M.Si sebagai dosen pembimbing I, ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si sebagai dosen pembimbing II, guru pamong sekolah yaitu ibu Dra. Pendit Dayatri dan teman sejawat yaitu Anik Ariati. Selanjutnya dilakukan uji coba instrumen dengan jumlah responden sebanyak 34 siswa diluar sampel penelitian. Pengujian validitas motivasi belajar
menggunakan
rumus
korelasi
Product
Moment
dengan
membandingkan indeks Korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen sebanyak 36 item menggunakan bantuan SPSS 16,0 dinyatakan 26 item yang valid dan 10 item tidak valid Sehingga item yang 6
tidak valid dianggap gugur dan tidak digunakan dalam proses pengambilan data. Perangkat pembelajaran lainnya yang perlu di validasi antara lain RPP dan LKS. rumus korelasi product moment sebagai berikut :
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
[N ∑ X
2
][
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
]
Sumber : Arikunto (2002) Keterangan: rxy = Koefisien korelasi N = Jumlah sampel X = Skor butir Y = Skor total Kriteria yang digunakan untuk menetukan butir valid adalah jika koefisien korelasi yang didapat lebih kecil (<) daripada koefisien yang terdapat pada tabel harga kritis dari r product moment ( rxy < rtabel ) yaitu 0,05 dengan taraf signifikan 5%. Uji coba instrumen dilakukan kepada 34 siswa di luar sampel. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas atau tingkat keajegan jawaban siswa terhadap pertanyaan maupun pertanyaan dalam instrumen. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolak ukur dari tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas untuk butir isi angket ditentukan dengan menggunakan rumus K-R 21 (Kuder-Richardson) dibawah ini :
k r11 = ( k − 1)
M (k − M ) 1 − 2 ks t 7
Keterangan: r11 = Reliabilitas yang dicari st2 = Varians total k
= Jumlah item dalam tes
M = Means skor total Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan SPSS 16 for windows. Menurut (Fraenkel dan Wallen dalam Aryati 2008), pedoman untuk memberikan kategori reliabilitas adalah jika koefisien Alpha (α) lebih besar daripada 0,70. Kriteria normatifnya (Slameto, 2011) adalah : 0,00 – 0,19 berarti sangat rendah, 0,20 – 0,39 berarti rendah, 0,40 – 0,59 berarti sedang, 0,60 – 0,79 berarti tinggi, 0,80 – 1,00 berarti sangat tinggi. Pengujian reliabilitas terhadap 26 item soal angket yang sudah valid dengan nilai Alpha Cronbach yang diperoleh 0,894 dengan nilai reliabilitas sangat tinggi. Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa seluruh item angket
yang digunakan untuk mengukur motivasi
belajar siswa sudah reliabel atau handal, sehingga keseluruhan instrumen dianggap layak digunakan dalam penelitian. Analisis Data Motivasi Belajar Data motivasi belajar siswa terlebih dahulu ditabulasi. Analisis motivasi belajar siswa pada prettest dan posttest dinilai secara deskriptif berdasarkan nilai rata-rata, standar deviasi, nilai terendah serta nilai tertinggi. Selanjutnya menghitung skor dari pernyataan positif dan negatif sehingga dapat menentukan kategori tiap-tiap aspek motivasi belajar seperti perhatian, relevansi, percaya diri, serta kepuasan. Data motivasi
siswa dianalisis dengan mencari kriteria
penggolongan motivasi belajar. Secara umum mencari kriteria penggolongan motivasi belajar siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Range = Max – Min i=
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐾𝐾
Sumber: (Sudrajat & Achyar, 2010) 8
Keterangan : Range : Nilai motivasi belajar siswa Max
: Skor tertinggi motivasi belajar siswa
Min
: Skor terendah motivasi belajar siswa
i
: Lebar Kelas
k
: Kelas Data motivasi belajar berupa data Ordinal sehingga pengujian hipotesis
menggunakan statistik non parametrik dengan uji wilcoxon Match Pairs test untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa pada saat pretest dan pada saat posttest. Data motivasi belajar siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : N = Banyaknya data T = Jumlah rangking/jenjang yang terkecil Pengujian hipotesis menggunakan uji Wilcoxon Macthed Pairs test. Kriteria pengujian wilcoxon Macthed Pairs test yaitu jika nilai signifikan yang diperoleh < 0,01 maka terdapat perbedaan antara pretest dan posttest. (Sugiyono, 2011). Analisis statistik menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS 16.0 for windows. 3. Hasil dan Pembahasan Hasil Analisis Data Motivasi Belajar Berdasarkan hasil angket yang telah ditabulasi dapat diketahui mengenai kategori hasil analisis motivasi belajar siswa pada saat sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
9
Tabel 4.1 Kategori Motivasi Belajar Siswa Pada Pretest dan Posttest
Frekuensi Siswa No Interval
Klasifikasi
Pretest
%
Posttest
%
1 26-46
Sangat Tidak tinggi
5
15,62
0
0
2 47 - 67
Kurang tinggi
6
18,75
2
6,25
3 68-88 4 89-109 5 110-130
Cukup tinggi Tinggi Sangat Tinggi
12 9 0
37,5 28,12 0
4 19 7
12,5 59,37 21,87
Pada Tabel 4.1, terlihat bahwa frekuensi siswa pada saat pretest berada pada klasifikasi cukup tinggi sebanyak 12 siswa (37,5 %) dan pada saat posttest berada pada klasifikasi tinggi sebanyak 19 siswa (59,37 %). Peningkatan frekuensi motivasi belajar siswa disebabkan oleh pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar. Adapun hasil kriteria motivasi belajar pada saat pretest dan pada saat posttest (Lampiran 7). Penilaian motivasi belajar siswa meliputi empat aspek yaitu perhatian, relevansi, percaya diri dan kepuasan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa adanya perbedaan nilai setiap aspek baik pada saat pretest maupun pada saat posttest secara rinci terdapat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Peningkatan Skor Aspek Motivasi Belajar Siswa 10
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat, terdapat perbedaan total skor pada saat pretest dan posttest. Dari perolehan skor tersebut dapat dilihat peningkatan paling tinggi berada pada aspek percaya diri dengan perolehan skor 376 pada saat pretest menjadi 494 pada saat posttest dengan besarnya peningkatan 31,38 %. Sedangkan peningkatan paling rendah berada pada aspek relevansi dengan perolehan skor 574 pada saat pretest menjadi 726 pada saat postest dengan besarnya peningkatan 26,48 %. Skor secara keseluruhan aspek motivasi belajar siswa pada saat pretest dan posttest terdapat pada (Lampiran 8). Dari Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa seluruh aspek motivasi mengalami peningkatan secara signifikan. Hal tersebut didukung oleh hasil uji wilcoxon pada setiap aspeknya. Hasil peta konsep Fishbone Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa adanya perbedaan nilai setiap aspek pada prettest dan pada posttest. Secara rinci terdapat pada Tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Peningkatan Skor Aspek Peta Konsep Siswa Perlakuan No
Gain Score
Aspek Pretest Postest
%
1
Kerapian pembuatan peta konsep
1,81
2,88
59
2
Keterkaitan antara isi peta konsep
1,94
2,97
53
3
Warna, tulisan, dan garis desain peta konsep
2,00
2,94
47
1,94
2,81
45
2,06
2,84
38
yang menarik 4
Penguasaan peta konsep oleh masingmasing siswa
5
Kemampuan menjawab pertanyaan
Dari Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan total skor pada pretest dan posttest. Dapat dilihat peningkatan paling tinggi berada pada aspek kerapian pembuatan peta konsep yaitu 59% 11
dan peningkatan paling rendah
berada pada aspek kemampuan menjawab pertanyaan yaitu 38%. Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa seluruh aspek hasil peta konsep fishbone mengalami peningkatan secara signifikan. Hasil Uji Hipotesis Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil uji menggunakan Wilcoxon Macthed Pairs test dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah perlakuan dengan nilai signifikansi ( P = 0,00<0,01). Dari angka signifikansi yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Widhya Brata, Mengwi Tahun Ajaran 2012 / 2013. 4. Pembahasan Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis data yang telah dilakukan diketahui bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Widhya Brata, Mengwi Tahun Ajaran 2012/2013 dengan nilai signifikansi yang diperoleh (P=0,00<0,01) pada saat pretest dan postest. Secara keseluruhan motivasi belajar siswa pada saat pretest berada pada klasifikasi cukup tinggi yaitu 37,5% dan saat posttest berada pada klasifikasi tinggi yaitu 59,37%. Hal ini dipengaruhi oleh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis 12
peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajarnya, sehingga berpengaruh pada meningkatnya motivasi belajar siswa. Penilaian motivasi belajar meliputi 4 aspek seperti perhatian, relevansi, percaya diri serta kepuasan. Dari keempat aspek ini yang mengalami peningkatan paling tinggi terdapat pada aspek percaya diri yaitu 31,38%. Hal ini disebabkan karena siswa semakin berani dalam menuangkan ide-ide di dalam kelompok, adanya kualitas interaksi yang baik, saling terbuka memberi masukan, komunikasi yang terjalin baik antar anggota, sehingga membangun rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran. Hal ini pun semakin terlihat jelas dari beberapa siswa yang awalnya pasif sudah mulai lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Ditinjau dari skor setiap aspek, diperoleh bahwa pada aspek relevansi mengalami peningkatan paling kecil yaitu 26,48%. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami dan belum menyesuaikan diri terhadap pola belajar yang baru. Namun terlepas dari permasalahan tersebut yang perlu ditekankan bahwa meskipun peningkatan setiap aspek memiliki rentangan skor yang berbeda tetapi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ditinjau dari berbagai aspek. Peningkatan hasil motivasi belajar siswa sejalan dengan meningkatnya hasil peta konsep tipe fishbone. Secara keseluruhan dari hasil peta konsep tipe fishbone dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan pada setiap aspeknya. Peningkatan paling tinggi berada pada aspek kerapian pembuatan peta konsep dengan besarnya peningkatan 59%. Hal ini disebabkan karena siswa sering menggunakan peta konsep pada proses pembelajaran sehingga pada pembuatan peta konsep tipe fishbone siswa cendrung lebih terorganisasi dan membuat siswa lebih termotivasi 13
dalam proses pembelajaran. Sedangkan peningkatan paling rendah berada pada aspek kemampuan menjawab pertanyaan dengan besarnya peningkatan 38%. Hal ini disebabkan karena siswa kurang teliti dalam menjawab pertanyaan pada LKS yang telah disediakan dan siswa juga kurang paham sehingga dalam pembuatan peta konsep, hanya berdasarkan pemikiran siswa saja tanpa mengkaitkan pertanyaan yang ada pada LKS. Hal ini menunjukkan bahwa peta konsep tipe fishbone sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa terlatih untuk menuangkan ide dan kreativitas yang secara tidak langsung mempengaruhi motivasi belajar siswa untuk terus belajar memperoleh hasil yang memuaskan. Berdasarkan penelitian Heriyanto (2010), Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah laku. Motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan dan menentukan efektivitas pembelajaran. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hariyati (2012), peta konsep bisa digunakan untuk mengelompokkan materi pelajaran atau kurikulum, sebagai alat perencanaan, peta konsep dapat membantu guru dalam merencanakan, menyusun dan mengurutkan materi pelajaran. Selain itu Hariyati juga mengungkapkan bahwa penerapan pembelajaran dengan melalui peta konsep dapat memberikan inovasi dalam proses belajar mengajar. Hasil penelitian oleh Indriani (2012), juga mengemukakan pembelajaran dengan aplikasi peta konsep ini dapat membantu siswa untuk menuangkan ide mereka pada pembelajaran yang sudah didapat, sehingga mereka bisa membuat konsep materi sesuai dengan pikiran mereka masing-masing. Pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone sangatlah penting dalam proses
14
pembelajaran karena dapat membantu pendidik dalam mengkondisikan siswa, memudahkan siswa dalam memahami ilmu dan melatih siswa menjadi aktif. Dalam proses pembelajaran tidak selalu berada didalam kelas ataupun laboratorium saja tetapi kita bisa mengandalkan laboratorium alami seperti areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajar, karena dalam kegiatan pembelajaran mereka dapat menyatu dengan alam, berinteraksi dengan sesama, mendapatkan pengalaman proses pembelajaran yang baru serta melatih siswa untuk lebih mandiri dan berkooperatif. Dengan demikian proses pembelajaran akan jauh lebih bermakna bagi diri siswa. Sementara itu metode ceramah lebih sering diarahkan pada aliran informasi dari guru ke siswa saja tanpa melibatkan siswa secara aktif. Inovasi pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki keterampilan berbicara dan berkelompok atau bersosialisasi secara mandiri tanpa sulit membayangkan materi yang disampaikan guru, sehingga proses belajar dapat lebih efisien, menarik tanpa ada salah pemahaman pada diri siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa. 5. Simpulan Berdasarkan paparan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan bahwa Penerapan Pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun berpengaruh sangat nyata (P=0,000<0,01) terhadap motivasi belajar siswa.
15
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Diharapkan bagi siswa dapat meningkatkan motivasi belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep tipe Fishbone dengan menggunakan areal Pura Taman Ayun sebagai sumber belajarnya. 2 Diharapkan bagi Guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui peta konsep tipe fishbone yang dilakukan diareal Pura Taman Ayun dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran. 3 Diharapkan bagi sekolah dapat dijadikan acuan untuk mengambil suatu kebijakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui peta konsep tipe fishbone sehingga dapat merancang dan mengembangkan program pengajaran serta strategi pembelajaran yang aktif dan efektif.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I.G.G. (1971). Pengertian pura di bali. Denpasar: Proyek Pemeliharaan Dan Pengembangan Kebudayaan Daerah Bali Arikunto, S. (2003). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Aryati, K.J. (2008). Reabilitas dan validitas penelitian. Diunduh pada tanggal 19 Juni 2013. Diunduh dari http://irwansst.blogspot.com/2011_11_01_archive.html Barbara, B. S. (1994). Sumber belajar terintegrasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga Eliyanti, S. (2012). Peta konsep terarah. Surabaya: UNESA Elington, H. (2005). Sumber pembelajaran untuk siswa. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hamalik, O. ( 2010 ). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Hariyati, J. (2012). Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif stad (student teams – achievement divisions) melalui peta konsep terhadap hasil belajar biologi siswa semester genap sma negeri 1 petang. Skripsi (s1) program studi pendidikan biologi unmas denpasar. Heriyanto, M. (2010). Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik student team achievement division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas XI program ilmu pengetahuan sosial (IPS) SMA kristen 1 salatiga tahun ajaran 2010/2011. Skripsi.Yogyakarta: FE UNY. Ibrahim, N. (2001). Hasil belajar fisika siswa sltp terbuka tanjung sari sumedang jawa barat. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Diunduh pada tanggal 28 Juni 2013. Diunuh dari http:// www.library.usu.id/download/pdf Indriani, N. (2006). Penerapan pembelajaran kooperatif model stad (students teams achievement division) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar biologi siswa kelas di smpn 2 peji pasuruan. Diunduh pada tanggal 12 Juli 2013. Diunduh dari http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=subyek&subyek=pembelajaran kooperatif STAD students Teams Achievement Divisions Irwan, S. S. (2011). Analisis fishbone. Diunduh pada tangga 19 Juni 2012. Diunduh dari http://irwansst.blogspot.com/2011_11_01_archive.html 17
18