ABSTRAK Bahrudin, NIM. 809018300398, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa Kelas 3 Melalui Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) di M.I. Darul Muqinin Sukabumi Utara Jakarta Barat . Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar Matematika siswa kelas 3 yang masih tergolong rendah serta kegiatan pembelajaran yang masih berjalan monoton. Penelitian ini di laksanakan di M.I. Darul Muqinin Jakarta Barat dengan subyek penelitian para siswa/i kelas 3 dengan jumlah 20 orang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas 3 di M.I. Darul Muqinin Jakarta Barat dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui empat kali pertemuan dalam 2 siklus. Pelaksanaan PTK ini juga dilakukan dalam empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan adalah: lembar observasi aktifitas siswa, lembar observasi aktifitas guru, lembar kerja untuk diskusi, lembar tugas untuk di rumah (PR), tes tertulis dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS), dokumentasi serta catatan-catatan lain yang dapat mendukung pelaksanaan PTK tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 di M.I. Darul Muqinin. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan hasil nilai belajar siswa, yaitu antara hasil tes siswa siklus I dengan hasil tes siswa siklus II. Yang mana pada hasil tes siswa siklus I hanya memperoleh nilai rata-rata sebesar 47,00 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa 20% (sebanyak 4 orang siswa saja yang baru mencapai KKM 70), kemudian meningkat pada hasil tes siswa siklus II dengan nilai ratarata tes sebesar 76,50 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 85% (sebanyak 17 orang siswa dari 20 orang siswa yang sudah mencapai KKM 70).
i
KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan cucuran rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) di M.I. Darul Muqinin Jakarta Barat.” Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah dan tercurah kepada junjungan kita kekasih Allah SWT, pembawa rahmat bagi semesta alam, yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, serta kita semua selaku pengikut-Nya hingga akhir zaman. Selanjutnya pada kesempatan ini, izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terimakasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada: 1.
Bpk. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bpk. Firdausi, S.Si, M.Pd. Selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyelesaian Skripsi ini.
4.
Kepala M.I. Darul Muqinin Jakarta Barat, Bpk. Drs. H. Mudili HAS. yang telah memberikan izin penelitian di Madrasah Ibtidaiyyah Darul Muqinin.
5.
Bpk. M. Taufik, S.Pd.I. selaku observer dan sekaligus juga sebagai kolaborator yang telah membantu peneliti selama penelitian berlangsung.
6.
Seluruh dewan guru beserta staf M.I. Darul Muqinin Jakarta Barat.
7.
Para Siswa dan siswi M.I. Darul Muqinin khususnya kelas 3 yang telah membantu peneliti dalam penelitian ini.
ii
8. Keluarga tercinta dan juga teman-teman seprofesi yang sekaligus para mahasiswa dan mahasiswi One Mode System fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Serta semua pihak yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Mudahmudahan atas segala bantuan, bimbingan, dukungan, serta doa yang telah diberikan mendapatkan ganjaran pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiiin. Akhirnya, penulis juga menyadari bahwa masih banyak sekali kesalahankesalahan dan juga kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.
Jakarta, 8 Januari 2015 Penulis,
Bahrudin
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR. ................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................... iv LAMPIRAN .................................................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5 D. Perumusan Masalah .................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II : DESKRIPSI TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Deskripsi Teori Tentang Hasil Belajar Matematika ................... 8 1. Pengertian dan Karakteristik Matematika ............................. 8 2. Hasil Belajar Matematika ..................................................... 16 3. Jenis-jenis Hasil Belajar Matematika .................................... 17 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika ................................................................ 23 B. Deskripsi Teori Tentang Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT .......................................................................................... 31 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ..................................... 31 2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ........................................ 35 3. Pentingnya Pembelajaran Kooperatif .................................... 35
iv
4. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif .................................... 38 5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ........... 41 6. Tahapan-tahapan atau Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Model TGT ..........................................................
44
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 52 1. Tempat Penelitian .................................................................. 52 2. Waktu Penelitian .................................................................... 52 B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan .................. 52 1. Metode Penelitian .................................................................. 52 2. Desain Intervensi Tindakan .................................................... 53 C. Subyek Penelitian ....................................................................... 55 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................ 55 E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................... 55 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................. 58 G. Data dan Sumber Data ................................................................ 59 H. Instrumen Penelitian .................................................................. 59 I. Tekhnik Pengumpulan Data ...................................................... 62 J. Tekhnik Pemeriksaan Keterpercayaan ....................................... 63 K. Analisis Data ............................................................................... 63 BAB IV : DESKRIPSI DATA, PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ........................................................................... 65 1. Penelitian Pendahuluan ......................................................... 65 2. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian .......................................... 66 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 92 C. Pembahasan ............................................................................. 96
v
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 103 B. Saran-saran ................................................................................. 103
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 105 UJI REFERENSI
vi
LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 2. Kisi-kisi Penilaian Hasil Belajar Matematika Siklus I 3. Instrumen Soal Tes Matematika Siklus I 4. Kunci Jawaban Soal Matematika (Tes Siklus I) 5. Soal-soal Turnamen Siklus I 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 7. Kisi-kisi Penilaian Hasil Belajar Matematika Siklus II 8. Instrumen Soal Tes Matematika Siklus II 9. Kunci Jawaban Soal Matematika (Tes Siklus II) 10. Soal-soal Turnamen Siklus II 11. Instrumen Bahan Diskusi Siklus I (Pertemuan ke 1) 12. Instrumen Tugas Pekerjaan Rumah Siklus I (Pertemuan ke 1) 13. Instrumen Bahan Diskusi Siklus II (Pertemuan ke 3) 14. Instrumen Tugas Pekerjaan Rumah Siklus II (Pertemuan ke 3) 15. Hasil Observasi Pengamat Terhadap kegiatan Guru Siklus I 16. Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I 17. Hasil Belajar Siswa Siklus I 18. Hasil Observasi Pengamat Terhadap Kegiatan Guru Siklus II 19. Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II 20. Hasil Belajar Siswa Siklus II 21. Hasil Angket Respon Siswa
vii
BAB I PENDAHULUAN
A . Latar Belakang Masalah Dewasa
ini,
dunia
pendidikan
sedang
dihadapkan
pada
suatu
permasalahan tentang bagaimana caranya agar dapat berlomba dan bersaing untuk membuat terobosan baru dalam
meningkatkan
mutu dan kualitas
pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya sekolah-sekolah internasional yang ada dan marak bermunculan di hampir setiap negara. Mereka berlomba dan bersaing dalam mengetengahkan bentuk dan model penyajian pembelajaran yang sistematis, efektif, efisien, menarik serta sesuai dengan standarisasi pendidikan tingkat dunia. Mereka juga berusaha menyajikan bentuk dan model pembelajaran yang belum pernah ada sebelumnya (inovatif) dengan berpedoman pada beberapa teori pendidikan yang dibuat oleh para pakar pendidikan dunia. Sementara itu, di Indonesia sendiri mutu pendidikan yang ada sekarang ini dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa indikasi : Pertama, lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap dalam memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Kedua, peringkat Human Development Index (HDI) Indonesia yang masih rendah, yaitu peringkat 111 dari 117 negara (tahun 2004). Ketiga, berdasarkan laporan International Educational
Achievement (IEA) bahwa
kemampuan membaca para siswa SD Indonesia berada pada urutan ke 38 dari 39 negara yang disurvei. Keempat, berdasarkan laporan Trend in International Matemathics and Science Study (TIMSS), yaitu suatu lembaga yang mengukur hasil pendidikan di dunia, mengemukakan bahwa kemampuan Matematika siswa Sekolah Menengah Pertama Indonesia berada diurutan ke 34 dari 38 negara.1 Hal tersebut mengindikasikan bahwa telah terjadi kemerosotan dalam prestasi belajar oleh para siswa di banyak sekolah di negara kita, baik bagi 1
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta:PT Rajawali Pers, 2011), Cet. 1, hal. 47- 48
1
2
siswa-siswa yang berada di sekolah-sekolah negeri maupun bagi siswa-siswa yang berada di sekolah-sekolah swasta. Baik bagi siswa-siswa yang berada di daerah perkotaan, maupun bagi siswa-siswa yang berada daerah di pedesaan. Hal tersebut terjadi terutama sekali dalam mata pelajaran Matematika, sehingga menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi rendah. Penyebab hasil belajar siswa rendah karena dipengaruhi adanya beberapa hambatan yang antara lain: (1). Kurang dikemasnya pembelajaran dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan (pembelajaran kurang memenuhi strategi PAIKEM GEMBROT, yaitu: pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, serta gembira dan berbobot), (2). Guru seringkali menyampaikan materi pembelajaran yang terkesan apa adanya (konvensional) sehingga pembelajaran cenderung membosankan dan kurang menarik minat para siswa yang pada akhirnya prestasi belajar siswa kurang memuaskan, (3). Di sisi lain juga ada kecendrungan bahwa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah. Setidak-tidaknya ada tiga indikator yang menunjukkan hal itu. Pertama, Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapatnya kepada orang lain. Kedua, siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri. Dan ketiga, siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain.2 Masitoh dan Laksmi Dewi, berpendapat bahwa terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan dalam metode pembelajaran ceramah, diantaranya : (a) siswa menjadi jenuh terutama kalau guru tidak pandai menjelaskan, (b) dapat menimbulkan verbalisme pada siswa, (c) materi ceramah terbatas pada yang diingat guru, (d) bagi siswa yang keterampilan mendengarnya kurang akan dirugikan, (e) siswa dijejali dengan konsep yang belum tentu dapat diingat terus, (f) informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan zaman, (g) tidak merangsang berkembangnya kreatifitas siswa, (h) terjadi interaksi satu arah yaitu dari guru kepada siswa.3 2
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta:PT Rajawali Pers, 2011), Cet. 1, hal. 267 3 Dra. Masitoh, M.Pd. dan Laksmi Dewi, M.Pd, Strategi Pembelajaran, (Jakarta, Dirjen Pend. Islam Departemen Agama RI, 2009) Cet-1 Hal. 159
3
Dari hasil wawancara dengan guru Matematika di MI Darul Muqinin Jakarta Barat diketahui bahwa hasil belajar Matematika siswa disekolah tersebut rendah. Yang menjadi penyebab Rendahnya hasil belajar Matematika tersebut di duga karena guru secara aktif menjelaskan materi, memberi contoh, dan latihan. Sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat,
dan mengerjakan latihan.
Pembelajaran seperti itu kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, membentuk, dan mengembangkan pengetahuan siswa. Dengan demikian, pembelajaran tersebut dirasakan kurang mampu menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa. Selain itu,
sangat kecil sekali peluang
terjadinya proses sosial antar para siswa tersebut, yaitu hubungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya di dalam rangka membangun kebersamaan dalam pengetahuan. Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang lahir dari gagasan Jean Peaget. Dalam pandangan konstruktivisme, pengetahuan disusun dalam pemikiran pelajar. Pengetahuan dikembangkan secara aktif oleh pelajar itu sendiri. Menurut Suherman, didalam kelas konstruktivisme, para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang berada dalam diri mereka. Mereka berbagi strategi dan penyelesaian, debat antara yang satu dengan yang lainnya, dan berpikir secara kritis tentang cara yang terbaik untuk menyelesaikan setiap masalah.4 Salah satu model pembelajaran yang berpijak pada
pandangan
konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara kelompok. Para siswa dalam satu kelas dijadikan beberapa kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru.5 Dalam pembelajaran kooperatif masing-masing siswa anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan diri dan anggotanya. Mereka harus saling membantu melaksanakan tugas yang di berikan kepada kelompoknya 4
https://Julifa.wordpress.com/2013/11/15/pendekatan-pembelajaran-konstruktivisme kontekstual problem-solving pmri/. 5 Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung, Alfabeta, 2013) cet. ke 4, hal. 56
4
sehingga setiap anggota kelompok mencapai potensi optimal yang mungkin di raihnya. Sampai saat ini sudah cukup banyak tipe/model-model pembelajaran kooperatif learning yang di kembangkan, diantaranya adalah: Student TeamsAchievement Divisions (STAD) atau Divisi Pencapaian-Kelompok Siswa, Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Turnament (TGT), Team Assisted Individralization (TAI), Model Pembelajaran Investigasi Kelompok atau Group Investigation (GI), dan lain-lain6. Teams Games Turnament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan adanya kerjasama antar anggota kelompok untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Slavin (1995), Terdapat lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) yaitu : (1). Penyajian Kelas (Class Pressentation), (2), Kelompok (Teams), (3). Permainan (Games), (4). Kompetisi/Turnamen (Turnaments) atau Perlombaan, dan (5). Pengakuan Kelompok/Penghargaan Kelompok (Teams Recognition)7. Hal menarik yang merupakan ciri khas yang membedakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode pembelajaran kooperatif yang lainnya adalah adanya turnamen yang mempertandingkan antar kelompok8. Didalam turnamen, siswa yang berkemampuan akademiknya sama akan saling berlomba untuk mendapatkan skor tertinggi dimeja turnamennya. Jadi, siswa yang berkemampuan akademiknya tinggi akan berlomba dengan siswa yang berkemampuan akademiknya tinggi, siswa yang berkemampuan akademiknya sedang akan berlomba dengan siswa yang berkemampuan akademiknya sedang, siswa yang berkemampuan akademiknya rendah
akan berlomba dengan siswa yang
berkemampuan akademiknya rendah pula. Oleh karena itu, setiap siswa punya kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik dimeja turnamennya. Hal ini tentu akan memotivasi siswa dalam belajar sehingga berpengaruh juga terhadap prestasi belajar siswa. 6
Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung, Alfabeta, 2013) cet. ke 4, hal. 64. 7 Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung, Alfabeta, 2013) cet. ke 4, hal. 67-70. 8 Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung, Alfabeta, 2013) cet. ke 4, hal. 73.
5
Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka perlu kiranya dilakukan suatu tindakan yang akan dilaksanakan oleh guru untuk mencari dan menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi dan meningkatkan hasil belajar Matematika siswa. Dalam hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas yang diberi judul: ” UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) DI M.I. DARUL MUQININ JAKARTA BARAT ”. B. Identifikasi Masalah Permasalahan yang timbul dan sering terjadi serta dialami selama proses pembelajaran berlangsung di kelas diantaranya adalah : kurangnya konsentrasi, perhatian, dan minat belajar siswa. Untuk itu perlu adanya identifikasi masalah yang antara lain adalah sebagai berikut : 1. Motivasi dan hasil belajar matematika siswa masih tergolong rendah. 2. Jalannya pembelajaran matematika di kelas masih monoton. 3. Metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru masih bersifat
konvensional. 4. Tidak adanya strategi pembelajaran menarik yang diterapkan oleh guru, sehingga menimbulkan terjadinya kejenuhan dan kebosanan belajar siswa. 5. Strategi pembelajaran dengan menggunakan metode Teams Game Tournament (TGT) dianggap dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian dapat dibahas dengan jelas dan
tidak meluas, maka
penelitian dibatasi pada upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Game Tournament di Madarasah Ibtidaiyah (MI) Darul Muqinin Kebon Jeruk Jakarta Barat. Hasil belajar dibatasi pada hasil belajar kognitif dengan materi pokok : bangun datar, persegi dan persegi panjang, standar kompetensi: Menghitung keliling dan luas
6
pada bangun datar persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. D. Perumusan Masalah Bertolak dari latar belakang dan pembatasan masalah maka masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1.Bagaimana proses pembelajaran dapat diterapkan di MI. Darul Muqinin dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT pada hasil belajar matematika? 2.Apakah pelaksanaan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar matematika? 3.Bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas III MI. Darul Muqinin Jakarta Barat dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Untuk
mengetahui
bagaimana
pelaksanaan
strategi
pembelajaran
kooperatif tipe TGT dapat diterapkan di sekolah, khususnya dalam pembelajaran matematika. 2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi siswa 1.Siswa diharapkan mampu dapat menyelesaikan permasalahan seputar peningkatan hasil belajar. 2.Diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
7
b. Bagi Guru 1. Dapat meningkatkan kualitas serta mutu pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). 2. Dapat dijadikan alternatif model pembelajaran kelas 3. Dapat
membantu
meningkatkan
kreatifitas
dan
perhatian
dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. 4. Dapat dijadikan pengalaman dalam menggunakan metode pembelajaran selanjutnya. c. Bagi sekolah Menjadi salah satu sumber masukan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.
8
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Deskripsi Teori tentang Hasil Belajar Matematika 1. Pengertian dan Karakteristik Matematika Apakah matematika itu? Hingga saat ini belum ada kesepakatan yang bulat di antara para matematikawan tentang apa yang disebut matematika itu. Untuk mendeskripsikan definisi matematika, para matematikawan belum pernah mencapai satu titik ―puncak‖ kesepakatan yang ― sempurna‖. Banyaknya definisi dan beragamnya deskripsi yang berbeda dikemukakan oleh para ahli mungkin disebabkan oleh pribadi (ilmu) matematika itu sendiri, di mana matematika termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas, sehingga masing-masing ahli bebas mengemukakan pendapatnya tentang matematika berdasarkan sudut pandang, kemampuan, pemahaman, dan pengalamannya masing-masing. Oleh sebab
itu, matematika tidak akan pernah selesai (tuntas) untuk
didiskusikan, dibahas, maupun diperdebatkan. Penjelasan mengenai apa dan bagaimana sebenarnya matematika itu akan terus mengalami perkembangan seiring dengan pengetahuan dan kebutuhan manusia serta laju perubahan dan perkembangan zaman.1 Menurut Drs. E.T. Ruseffendi, M.Sc. Matematika juga timbul karena fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari 4 wawasan yang luas yaitu: aritmetika, aljabar, geometri dan analisa (analyses). Di mana dalam aritmetika mencakup antara lain teori bilangan dan statistika. Selain itu matematika adalah : ratunya ilmu (mathematics is the queen of the sciences), maksudnya antara lain ialah bahwa matematika itu tidak bergantung kepada bidang studi lain ; bahasa, dan agar dapat difahami orang dengan tepat kita harus 1
Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat & Logika, (Malang : Ar-Ruzz Media Yogyakarta, 2008), cet. 1 hal. 17
8 7
9
menggunakan simbol dan istilah yang cermat yang disepakati secara bersama ; ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif ; ilmu tentang pola keteraturan ; ilmu tentang struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil.2 Pengertian matematika juga dilontarkan oleh Andi Hakim Nasoetion, beliau berpendapat bahwa, ― matematika‖ berasal dari kata Yunani yaitu ―mathein‖ atau ―manthenein‖ yang berarti ―mempelajari‖. Kata tersebut mempunyai hubungan yang erat ―widya‖
yang
mempunyai
dengan kata Sanskerta ―medha‖ atau
arti
―kepandaian‖,
―ketahuan‖,
atau
―inteligensi‖.3 Sedangkan menurut Abdul Halim Fathani, bahwa yang dimaksud dengan karakteristik matematika adalah ciri-ciri umum yang terdapat dalam matematika, yang antara lain sebagai berikut : 1). Memiliki Objek Kajian yang Abstrak Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak, walaupun tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Sementara beberapa matematikawan menganggap bahwa objek matematika itu ―konkret‖ dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebut objek matematika secara lebih tepat sebagai objek mental atau pikiran. Ada empat objek kajian dalam matematika, yaitu fakta, operasi atau relasi, konsep, dan prinsip. a. Fakta Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang biasanya diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu. Contoh : 2
Drs.E.T. Ruseffendi, M.Sc., Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG, (Bandung: Tarsito, 1980), cet. 5, hal. 148 3 Andi Hakim Nasoetion, Landasan Matematika, (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1980), Cet Ke 3, hal. 12
10
Simbol ―2‖ secara umum telah difahami sebagai simbol untuk bilangan dua. Sebaliknya, bila kita menghendaki bilangan dua, maka cukup dengan menggunakan sialam trigonometri, dikenal simbol ―< ― yang berarti ― sudut ―, simbol ― simbol ― (a,b)‖
―
yang menunjukan ― segitiga‖. Dalam aljabar,
menunjukkan ―pasangan berurutan‖, simbol ―f‖ yang
dipahami sebagai ―fungsi‖, dan lain-lain. Cara mempelajari fakta dapat dilakukan dengan cara hafalan, drill (latihan secara terus menerus), demonstrasi tertulis, dan lain-lain. Namun, yang perlu diperhatikan adalah bahwa mengingat fakta itu penting, tetapi jauh lebih penting memahami konsep yang diwakilinya. Menurut Skemp, arti atau konsep yang diwakili oleh simbol disebut deep structure (struktur dalam), sementara bentuk simbol itu sendiri merupakan surface structure (struktur muka). Rubenstein
dan
Thompson
sebagaimana
dikutip
Sumardyono,
mengingatkan bahwa : Secara umum, guru harus menyadari kesulitankesulitan tentang simbol bagi siswa. Simbolisme merupakan bentuk bahasa matematika yang rapi, abstrak, khusus, dan formal….Dengan demikian, kesempatan menggunakan bahasa tersebut seharusnya secara bertahap, kaya, penuh arti, dan bermanfaat. b. Konsep Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan. Contoh : ―Segitiga‖ adalah nama suatu konsep. Dengan konsep itu, kita dapat membedakan mana yang merupakan contoh segitiga dan mana yang bukan contoh segitiga. ―Bilangan Prima‖ juga nama suatu konsep, yang dengan konsep itu kita dapat membedakan mana yang merupakan bilangan prima dan mana yang bukan bilangan prima. Konsep ― bilangan prima‖ lebih kompleks dari konsep ―segitiga‖, oleh karaena didalam konsep ―bilangan
11
prima‖ memuat konsep-konsep lain seperti ―faktorisasi‖, ―bilangan‖, ―satu‖, dan lain-lain. Disamping itu, dalam matematika terdapat konsep-konsep yang penting, seperti ―fungsi‖ dan ―variabel‖. Selain itu, terdapat pula konsep-konsep yang lebih kompleks, dseperti ―matriks‖, ―determinan‖, ―periodik‖, ―gradien‖, ―vector‖, ―group‖, dan ―bilangan phi‖. Konsep dapat dipelajari lewat defenisi atau observase langsung. Seseorang dianggap telah memahami suatu konsep, jika ia dapat memisahkan contoh konsep dari yang bukan contoh konsep. c. Operasi atau Relasi Operasi adalah pengerjaan hitung, pengertian aljabar, dan pengerjaan matematika lainnya. Sementara relasi adalah hubungan antara dua atau lebih elemen. Contoh : Contoh
operasi
antara
lain
:
―penjumlahan‖,
―perpangkatan‖,
―gabungan‖, ―irisan‖, dan lain-lain. Sedangkan relasi antara lain : ―sama dengan‖, ―lebih kecil‖, dan lain-lain. Pada dasarnya, operasi dalam matematika adalah suatu fungsi, yaitu relasi khusus, karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Sementara dari elemenelemen yang dioperasikan dengan elemen yang diperoleh dari operasi tersebut bisa sama bisa pula berbeda. Elemen yang dihasilkan dari suatu operasi disebut sebagai hasil operasi. d. Prinsip Prinsip adalah obyek matematika, yang terdiri atas beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi. Secara sederhana, dapatlah dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan di antara berbagai obyek dasar matematika. Prinsip dapat berupa ―aksioma‖, ―teorama‖ atau ―dalil‖, ―corollary‖ atau sifat, dan sebagainya.
Contoh :
12
Sifat komutatif dan sifat asosiatif dalam aritmetika merupakan suatu prinsip. Begitu pula dengan Teorema Pythagoras. Contohsebuah aksioma antara lain ―melalui satu titik A di luar sebuah garis G dapat dibuat tepat sebuah garis yang sejajar dengan garis G‖. Siswa dapat dianggap telah memenuhi suatu prinsip bila ia memahami bagaimana prinsip tersebut dibentuk dan dapat menggunakannya dalam situasi yang cocok. Bila demikian, berarti ia telah memahami fakta, konsep, atau defenisi serta operasi atau relasi yang termuat dalam prinsip tersebut. 2). Bertumpu pada Kesepakatan Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan istilah yang telah disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan dan dikomunikasikan. Contoh : -
Lambang bilangan yang digunakan sekarang: 1, 2, 3, …. Dan seterusnya merupakan contoh sederhana dari sebuah kesepakatan dalam matematika. Siswa secara tidak sadar menerima kesepakatan itu ketika mulai mempelajari tentang angka atau bilangan. Termasuk pula penggunaan kata ―satu‖ untuk lambang ―1‖, atau ―sama dengan‖ untuk lambang ―=‖ juga merupakan kesepakatan.
-
Istilah ―fungsi‖ kita batasi pengertiannya sebagai pemetaan yang mengawankan setiap elemen dari himpunan yang tepat satu ke sebuah
elemen
di
himpunan
yang
lain.
Mengapa
harus
menggunakan kata ―tepat satu‖ ? Penggunaan kata ―tepat satu‖ merupakan contoh kesepakatan dalam matematika. Bila ada pemetaan yang bernilai ganda, kita tidak menyebutnya sebagai fungsi. Dalam matematika, kesepakatan atau konvensi merupakan tumpuan yang amat penting. Kesepakatan yang amat mendasar adalah aksioma (postulat, pernyataan pangkal yang tidak perlu pembuktian) dan konsep
13
primitif (pengertian pangkal yang tidak perlu didefinisikan, undefined term). Aksioma yang diperlukan untuk menghindari proses berputar-putar dalam pembuktian (circulus in probando). Sedangkan konsep primitif diperlukan untuk menghindari proses berputar-putar dalam pendefinisian (circulus in defienindo). 3). Berpola Fikir Deduktif Dalam ilmu matematika, hanya diterima pola fikir yang bersifat deduktif. Pola fikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan
pemikiran
yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus. Pola berfikir deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang amat sederhana, tetapi juga dapat terwujud dalam bentuk yang tidak sederhana. Contoh : -
Seorang siswa telah memahami konsep dari ―lingkaran‖. Ketika berada di dapur, ia dapat menggolongkan mana peralatan dapur yang berbentuk lingkaran dan mana yang bukan berbentuk lingkaran. Dalam hal ini, siswa tersebut telah menggunakan pola berpikir deduktif secara sederhana ketika menunjukkan suatu peralatan yang berbentuk lingkaran.
-
Perhatikan pola jumlah bilangan-bilangan ganjil berikut ini. 1 = 1 x 1 = 12 1 + 3 = 2 x 2 = 22 1 + 3 + 5 = 3 x 3 = 32 1 + 3 + 5 + 7 = 4 x 4 = 42 …. Dan seterusnya
Dari pola yang terlihat, kemudian disimpulkan bahwa : 1 + 3 + 5 + …. + (2n – 1) = n2 , n adalah bilangan ganjil. Penarikan kesimpulan dengan pola pikir induktif di atas tidak dapat dibenarkan dalam matematika. Pendekatan induktif tersebut tidaklah
14
salah, tetapi untuk dapat diterima sebagai suatu kebenaran harus dapat dibuktikan secara umum (deduktif). 4). Konsisten dalam Sistemnya Dalam matematika, terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk dari beberapa aksioma dan memuat beberapa teorema. Ada sistem-sistem yang berkaitan, ada pula sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan lainnya. Sitem-sistem aljabar dengan sistem-sistem geometri dapat dipandang lepas satu dengan lainnya. Di dalam sistem aljabar, terdapat pula beberapa sistem lain yang lebih ―kecil‖ yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Demikian pula di dalam sistem geometri. Contoh : Di dalam aljabar terdapat contoh aksioma dalam group, sistem aksioma dalam ring, sistem aksioma dalam lapangan ( field ), dan lain-lain. Di dalam geometri, terdapat sistem geometri netral, sistem geometri insidensi, sistem geometri Euclid, sisitem geometri Lobachevski, dan lain-lain. Di dalam masing-masing sistem, berlaku ketaatasasan atau konsistensi. Artinya, dalam setiap sistem tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema ataupun definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenarannya. Antara sistem atau struktur yang satu dengan sistem atau struktur yang lain tidak mustahil terdapat pernyataan yang saling kontradiksi. 5). Memiliki Simbol yang Kosong Arti Di dalam matematika, banyak sekali terdapat simbol baik yang berupa huruf Latin, huruf Yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya. Simbolsimbol tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasa disebut model
matematika.
Model
matematika
dapat
berupa
persamaan,
pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu ada pula model matematika yang berupa gambar (pictorial) seperti bangun-bangun geometrik, grafik, maupun diagram.
15
Contoh : Model matematika, seperti x + y = z tidak selalu berarti bahwa x, y, dan z berarti bilangan. Secara sederhana, bilangan-bilangan yang biasa digunakan dalam pembelajaranpun bebas dari arti atau makna real. Bilangan tersebut dapat berarti panjang, jumlah barang, volume, nilai uang, dan lainlain tergantung pada konteks penerapan bilangan tersebut. Jadi, secara umum, model atau simbol matematika sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya dengan konteks tertentu. Secara umum, hal ini pula yang membedakan simbol matematika dengan simbol yang bukan matematika. Kosongnya arti dari model-model matematika itu merupakan ―kekuatan‖ matematika, yang dengan sifat tersebut, ia bisa masuk pada berbagai macam bidang kehidupan, dari masalah tekhnis, ekonomi, hingga ke bidang psikologi. 6). Memerhatikan Semesta Pembicaraan Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol matematika, bila kita menggunakannya seharusnya kita memperhatikan pula lingkup pembicaraannya. Lingkup atau sering disebut semesta pembicaraan bisa sempit bisa pula luas. Bila kita berbicara tentang bilangan-bilangan, maka simbol-simbol tersebut menunjukkan bilangan-bilangan pula.Begitu pula bila kita berbicara tentang transformasi geometris (seperti translasi, rotasi, dan lain-lain), maka simbol-simbol matematikanya menunjukkan suatu transformasi pula. Benar salahnya atau ada tidaknya penyelesaiannya suatu soal atau masalah, juga ditentukan oleh semesta pembicaraan yang digunakan. Contoh : Dalam semesta himpunan bilangan bulat, terdapat model 2 x = 3. Adakah penyelesaiannya? Apabila diselesaikan dengan menggunakan cara biasa tanpa menghiraukan semesta pembicaraannya, maka diperoleh x = 1,5. Tetapi 1,5 bukan termasuk bilangan bulat. Jadi, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa model tersebut tidak memiliki penyelesaian dalam semesta
16
pembicaraan bilangan bulat. Atau dengan kata lain dapat dinyatakan sebagai ―himpunan kosong‖.4 2. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar dapat dicapai oleh siswa apabila siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dan juga telah melalui beberapa tes atau evaluasi. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai kemampuankemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.5 Hal senada tersebut juga dilontarkan oleh Nana Sudjana sebagaimana yang telah dikutip oleh Kunandar yang menyatakan bahwa, ― hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan‖. Sedangkan S. Nasution berpendapat bahwa, ― hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitaif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa tersebut telah mengetahui suatu materi atau belum.
Sedangkan
penilaian
merupakan
upaya
sistematis
yang
dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.‖ (Cullen, dalam Fathul Himam,).6
4
Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, (Malang, Januari 2008) cet. Ke 1, hal. 58 -71 5 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 1989), cet. 12, hal. 22 6 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta, PT Rajawali Pers, 2011), cet.1 hal.276-277.
17
Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif). Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran matematika. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satu bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab oleh para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Tujuan ulangan harian untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.7 Dengan demikian, hasil belajar matematika dapat diartikan sebagai hasil akhir yang telah dicapai oleh peserta didik yang ditandai dengan adanya suatu bentuk perubahan dari ranah : kognitif yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses pembelajaran. 3. Jenis-jenis Hasil Belajar Matematika Pendidikan sebagai sebuah proses belajar memang tidak cukup dengan sekedar mengejar masalah kecerdasannya saja. Berbagai potensi anak didik atau subyek belajar lainnya juga harus mendapatkan perhatian yang proporsional agar berkembang secara optimal. Karena itulah aspek atau factor rasa atau emosi maupun ketrampilan fisik juga perlu mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang. Sejalan dengan pengertian kognitif, afektif dan psikomotorik tersebut, kita juga mengenal istilah cipta, rasa, dan karsa yang dicetuskan oleh tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara. Konsep ini juga mengakomodasi berbagai potensi anak didik. Baik menyangkut aspek cipta yang berhubungan dengan otak dan kecerdasan, aspek rasa yang berkaitan dengan emosi dan perasaan, serta karsa atau keinginan maupun ketrampilan yang lebih bersifat fisik. 7
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta, PT Rajawali Pers, 2011), cet.1 hal.277.
18
Konsep kognitif, afektif, dan psikomotorik dicetuskan oleh Benyamin Bloom pada tahun 1956. Karena itulah konsep tersebut juga dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom. Pengertian kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam Taksonomi Bloom ini membagi adanya 3 domain, ranah atau kawasan potensi manusia belajar. Dalam setiap ranah ini juga terbagi lagi ke dalam beberapa tingkatan yang lebih detail. Ketiga ranah itu meliputi : 1). Kognitif (Proses Berfikir) Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegtahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian : a. Pengetahuan (knowledge) mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar. Contoh : siswa dapat menyebutkan beberapa contoh bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. b. Pemahaman (comprehension) Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang rendah. Contoh : siswa dapat mengerti dan memahami hasil penjumlahan antara bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. c. Penerapan (application) Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan
19
aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman. Contoh
:
siswa
dapat
menerapkan
dan
menggambarkan
dengan
menggunakan garis bilangan hasil penjumlahan antara bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif’ d. Analisis (analysis) Mengacu kepada kemampun menguraikan materi ke dalam komponen-komponen
atau
faktor-faktor
penyebabnya
dan
mampu
memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan. e. Sintesa (evaluation) Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponenkomponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerlukan tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada kemampuan sebelumnya. f. Evaluasi (evaluation) Mengacu kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berfikir yang tinggi. Urutan-urutan seperti yang dikemukakan di atas, seperti ini sebenarnya masih mempunyai bagian-bagian lebih spesifik lagi. Di mana di antara bagian tersebut akan lebih memahami akan ranah-ranah psikologi sampai
di
mana
kemampuan
pengajaran
mencapai
Introduktion
Instruksional. Seperti evaluasi terdiri dari dua kategori yaitu ―Penilaian dengan menggunakan kriteria internal‖ dan ―Penilaian dengan menggunakan kriteria eksternal‖. Keterangan yang sederhana dari aspek kognitif seperti
20
dari urutan-urutan di atas, bahwa sistematika tersebut adalah berurutan yakni satu bagian harus lebih dikuasai baru melangkah pada bagian lain. Aspek kognitif lebih didominasi oleh alur-alur teoritis dan abstrak. Pengetahuan akan menjadi standar umum untuk melihat kemampuan kognitif seseorang dalam proses pengajaran. 2). Afektif (Nilai atau Sikap) Afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa. Menurut Krathwol klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori : a. Penerimaan (receving) Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif. b. Pemberian respon atau partisipasi (responding) Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi peserta dan tertarik. c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing) Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak
menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut
dapat
diklasifikasikan menjadi ―sikap dan opresiasi‖. d. Organisasi (organization) Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
21
e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex) Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Variable-variabel di atas juga telah memberikan kejelasan bagi proses pemahaman taksonomi afektif ini, berlangsungnya proses afektif adalah akibat perjalanan kognitif terlebih dahulu seperti pernah diungkapkan bahwa: ―Semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengatahuan yang kita miliki. Sikap selalu diarahkan pada objek, kelompok atau orang hubungan kita dengan mereka pasti di dasarkan pada informasi yanag kita peroleh tentang sifat-sifat mereka.‖ Bidang afektif dalam psikologi akan memberi peran tersendiri untuk dapat menyimpan menginternalisasikan sebuah nilai yang diperoleh lewat kognitif dan kemampuan organisasi afektif itu sendiri. Jadi eksistensi afektif dalam dunia psikologi pengajaran adalah sangat urgen untuk dijadikan pola pengajaran yang lebih baik tentunya. 3). Psikomotorik (Keterampilan) Psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. Menurut Dave, klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu : a. Peniruan terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol
22
otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna. b. Manipulasi Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja. c. Ketetapan memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahankesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum. d. Artikulasi Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda. e. Pengalamiahan Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa domain psikomotorik dalam taksonomi instruksional pengajaran adalah lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, di mana sebagai fungsinya adalah untuk meneruskan nilai yang terdapat lewat kognitif dan diinternalisasikan lewat afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata oleh domain psikomotorik ini.
23
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Sasaran kegiatan evaluasi hasil belajar adalah: 1. Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan pada mereka? 2. Apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya? 3. Apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara kongkret dalam praktek atau dalam kehidupannya sehari-hari? Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.8 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika Secara umum faktor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. a. faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. 1). Factor fisiologis Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang sehat
8
http://syahsmkn2tb.wordpress.com/2012/07/29/ranah-kognitif-afektif-dan-psikomotorik-dalampendidikan/Rabu, 13-3-2013/Pk.20.25 WIB.
24
dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani. Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah : a.
menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar,
b. c.
rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat; istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula . dalam proses belajar , merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh lkarena itu, baik guru maupun siswwa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi makanan yang bergizi , dan lain sebagainya. 2). Factor psikologis Faktor–faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama yang
25
dapat mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat. – kecerdasan /intelegensia siswa Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemempuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan dmikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari hamper seluruh aktivitas manusia. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi iteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai factor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya. Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut.9 Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision
9
Tingkat kecerdasan (IQ)
Klasifikasi
140 – 169
Amat superior
120 – 139
Superior
http://ekosuprapto.wordpress.com/2009/04/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prosesbelajar/Jumat,11 mei 2012/jam : 20.45
26
110 – 119
Rata-rata tinggi
90 – 109
Rata-rata
80 – 89
Rata-rata rendah
70 – 79
Batas lemah mental
20 — 69
Lemah mental
Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu: A. Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara IQ 140—IQ 169; B. Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120—IQ 139; C. Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang anatara IQ 110—IQ 119; D. Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90—IQ 109; E. Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ 80—IQ 89; F. Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada pada IQ 70—IQ 79; G. Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada IQ 20—IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot. Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa. -
Motivasi Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
27
belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik). Menurut Arden N. Frandsen, yang termasuk dalam motivasi intrinsik untuk belajar anatara lain adalah: Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki dunia yang lebih luas; 1. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju; 2. Adanaya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang tua, saudara, guru, atau temanteman, dan lain sebaginya. 3. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah. -
Minat Secara sederhana, minaat (interest) nerrti kecemnderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya
28
terhadap berbagai factor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya. Untuk membagkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Anatara lain, pertama, dengan mebuat materi yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desai pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya. -
Sikap Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses
belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik sehingga
29
membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi ddiri siswa. -
Bakat Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara
umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating. Berkaitan dengan belajar, Slavin mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil. Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
B. Faktor-faktor eksogen/eksternal Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa, dalam hal ini, Syah menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan
30
menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. 1) Lingkungan sosial a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan temanteman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar. b. Lingkungan sosial massyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya. c. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. 2)
Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah; a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan factor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas
31
belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat. b. Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain sebagainya. c. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan
metode
mengajar
guru,
disesuaikan
dengan
kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.10 B. Deskripsi Teori Tentang Metode Pembelajaran Kooperatif TipeTGT 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berasal dari kata asing yaitu ‖Cooperate‖ yang artinya bekerja sama. Pembelajaran kooperatif adalah merupakan pembelajaran yang mana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang dirancang untuk mendapatkan hasil/tujuan bersama. Siswa dituntut untuk bisa bekerja sama dalam mencapai sukses bersama serta bertanggung jawab terhadap keberhasilan individu dalam kelompoknya. Pembelajaran
kooperatif
merupakan
pembelajaran
dengan
menggunakan kelompok kecil yang siswanya bekerja secara bersama-sama untuk memaksimalkan belajar mereka, siswa dituntut untuk bertanggung jawab terhadap keberhasilan setiap individu dan kelompoknya. Didalam pembelajaran kooperatif guru sebagai fasilitator dan guru bukan lagi satusatunya sebagai sumber informasi bagi siswa. 10
http://ekosuprapto.wordpress.com/2009/04/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prosesbelajar/Jumat,11 mei 2012/jam : 20.45
32
Wina Sanjaya berpendapat, bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
model
pembelajaran
dengan
menggunakan
sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai dengan enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai rasa ketergantungan positif.
Ketergantungan
semacam
itulah
yang
selanjutnya
akan
memunculkan rasa tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan
kelompok,
sehingga
setiap
individu
akan
memiliki
kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.11 Sementara itu menurut Kunandar, dalam bukunya ‖Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru”, mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan di kalangan para siswa.12 Hal senada juga dijelaskan oleh Demitra dan kawan-kawan, bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dilaksanakan dengan berkolaborasi. Anggota-anggota kelompok belajar dengan bekerjasama antara yang satu dengan yang lainnya. Kooperatif dapat diartikan sebagai suatu cara bertukar pendapat antara anggota kelompok. Suatu kegiatan kerjasama dapat dikatakan sebagai adanya dua 11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana, 2006), cet. Ke 1, Hal. 242 – 243. 12 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta, PT Rajawali Pers, 2011), cet.1 hal.270.
33
atau lebih anggota kelompok yang berkolaborasi dengan tujuan yang sama.13 Beberapa definisi lain tentang pembelajaran kooperatif, yaitu : Demitra dan kawan-kawan juga menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu kluster strategi pembelajaran yang memita pelajar bekerja
secara
Pembelajaran
kolaboratif kooperatif
untuk
mencapai
mengembangkan
tujuan
yang
kerjasama,
sama.
memberikan
pengalaman kepemimpinan dan membuat keputusan kelompok dan memberikan kesempatan kepada pelajar berinteraksi dan belajar dengan pelajar lainnya yang memiliki latar belakang budaya, status sosial ekonomi dan kemampuan yang berbeda-beda. Definisi ini mengandung komponenkomponen keterampilan bekerjasama, memimpin, membuat keputusan, interaksi antar pelajar dan keberagaman kelompok.14 Posamentier
secara
sederhana
menyebutkan
belajar
secara
kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas. Definisi ini menyatakan bahwa metode pembelajaran melalui pendekatan kooperatif merupakan suatu pembelajaran dimana siswa belajar bersama, saling menyumbang pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok, berbeda dengan pembelajaran konvensional, penekanan pembelajaran kooperatif adalah ‖belajar bersama‖. Menurut Posamentier pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda, saling bekerjasama untuk belajar dan bertanggung jawab atas teman sekelompoknya. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman atau kelompok
13
Demitra dkk, Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Handep untuk Pembelajaran Matematika dan Sains, (Palangkaraya, Universitas Palangkaraya, 2010), Hal. 8 14 Demitra dkk, Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Handep untuk Pembelajaran Matematika dan Sains, (Palangkaraya, Universitas Palangkaraya, 2010), Hal.27-28
34
belum menguasai bahan pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak cukup jika hanya mempelajari materi saja, tetapi mereka juga harusmempelajari ketrampilan untuk memperlancar hubungan pada saat kerja kelompok. Menurut Suyanti, pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena, itu tim harus mampu membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh keberhasilan tim.15 Dalam strategi pembelajaran
kooperatif,
siswa
di
arahkan
untuk
bisa
bekerja,
mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu atau kelompok. Sedangkan untuk mencapai hasil yang maksimal, maka terdapat lima unsur/prinsip yang harus diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif,
yaitu :
interdependence),
(1).
(2).
Prinsip
tanggung
ketergantungan positif jawab
perseorangan
(positive (individual
accountability), (3). interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), (4). partisipasi dan komunikasi antar anggota (participation communication), dan (5). evaluasi proses kelompok.16 Pada pembelajaran kooperatif diajarkan ketrampilan-ketrampilan khusus agar dapat bekerjasama didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman kelompok dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan dalam belajar. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bersama dalam kelompok kecil, dan masing-masing 15 16
Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010), hal. 99 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010), hal. 101.
35
anggota mempunyai tanggungjawab terhadap keberhasilan diri dan kelompoknya. 2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif. Menurut Johnson dan Johnson serta Hilke mengemukakan bahwa ada 9 ciri tertentu yang terdapat didalam pembelajaran kooperatif, yaitu : 1. Terdapat saling ketergantungan yang positif diantara anggota kelompok, 2. Dapat dipertanggungjawabkan secara individu, 3. Bersifat heterogen, 4. Berbagi kepemimpinan, 5. Berbagi tanggung jawab, 6. Menekankan pada tugas dan kebersamaan, 7. Membentuk keterampilan sosial. 8. Peran guru/dosen mengamati proses belajar siswa/mahasiswa, 9. Efektivitas belajar tergantung pada kelompok.17 3. Pentingnya Pembelajaran Kooperatif Slavin dalam Sanjaya mengemukakan dua alasan mengapa strategi pembelajaran kooperatif menjadi strategi pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan oleh para ahli pendidikan untuk digunakan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa pengguna pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan
sosial,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.
Kedua, pembelajaran kooperatif dapat
merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan 17
Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung, Alfabeta, 2013), cet. 4, hal. 59
36
masalah dan mengitegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut maka
pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.18 Sedangkan Harvey F. Silver, dkk. mengemukakan enam alasan positif keberhasilan TGT (Teams Games Tournamen) : (1). TGT menggabungkan aspek-aspek terbaik dari kooperasi dan kompetisi, (2). TGT memenuhi semua persyaratan dari sebuah strategi pembelajaran kooperatif yang efektif, (3). TGT mengembangkan pembelajaran murid melalui repetisi dan variasi, (4). TGT menyediakan data pemeriksaan yang efektif bagi guru, (5). TGT menggunakan model penskoran berbasis motivasi, (6). TGT menggabungkan berbagai jenis pertanyaan.19 Dengan demikian, tugas-tugas belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berfikir kritis, berfikir konseptual, dan berpikir tinggi diharapkan dapat meningkat secara nyata pada diskusi dalam kelompok belajar kooperatif jika dibandingkan apabila siswa bekerja secara kompetitif atau secara individual. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar dari satu teman ke teman yang lainnya dari pada bersama gurunya. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang sangat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. Perbedaan
model
pembelajaran
kooperatif
dengan
model
pembelajaran tradisional juga dijelaskan oleh Abdurrahman dan Bintaro sebagaimana yang dikutif Kunandar, dapat dilihat pada tabel 1 selanjutnya di bawah ini20 :
18
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana, 2006), Cet. Ke 1, Hal. 242. 19 Harvey F. Silver dkk. strategi-strategi pengajaran, (Jakarta, P.T. Indeks Permata Puri Media, 2012) cet. ke 1, hal. 61 – 63. 20 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta : PT. Rajawali Prers, 2011), Cet. 1, Hal. 272-273
37
Tabel 1 Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Tradisional
Adanya saling ketergantungan positif, Guru sering membiarkan adanya saling membantu, dan saling
siswa yang mendominasi kelompok
memberikan motivasi sehingga ada
atau menggantungkan diri pada
interaksi promotif.
kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang Akuntabilitas mengukur penguasaan materi pelajaran diabaikan
individual
sehingga
sering
tugas-tugas
tiap anggota kelompok, dan kelompok sering diborong oleh salah seorang diberi umpan balik tentang hasil belajar anggota
kelompok,
sedangkan
para anggotanya sehingga dapat saling anggota kelompok lainnya ‖enakmengetahui siapa yang memerlukan enak saja‖ di atas keberhasilan bantuan
dan
siapa
yang
dapat temannya
belajar
dianggap
‖pemborong‖.
memberikan bantuan. Kelompok
yang
heterogen,
baik Kelompok
belajar
biasanya
dalam kemampuan akademik, jenis homogen. kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Ketua
kelompok
demokratis
atau
dipilih
secara Ketua kelompok sering ditentukan
bergilir
untuk oleh guru atau kelompok dibiarkan
memberikan pengalaman memimpin untuk memilih ketuanya dengan bagi para anggota kelompok.
cara masing-masing.
Keterampilan sosial yang diperlukan \keterampilan sosial sering tidak dengan kerja gotong royong seperti secara langsung diajarkan. kepemimpinan,
kemampuan
berkomunikasi, mempercayai orang
38
lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. Pada saat pembelajaran kooperatif Pemantauan melalui observasi dan sedang
berlangsung,
melakukan
guru
pemantauan
terus intervensi sering tidak dilakukan melalui oleh
guru
pada
saat
belajar
observer dan melakukan intervensi jika kelompok sedang berlangsung. terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok. Guru memperhatikan secara langsung Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Penekanan
tidak
penyelesaian hubungan
kelompok-kelompok belajar.
hanya
tugas interpersonal
tetapi
pada Penekanan
sering
hanya
pada
juga penyelesaian tugas.
(hubungan
antar pribadi yang saling menghargai).
4. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif Keuntungan dari pembelajaran kooperatif itu sendiri menurut Johnson dan Johnson sebagaimana yang telah dikutif oleh Trianto adalah sebagai berikut: 1. Siswa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya, terlibat aktif dan memiliki usaha yang lebih besar untuk meningkatkan prestasi belajarnya, baik bagi siswa yang punya kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 2. Siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran kooperatif, memiliki konsentrasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang senang mendengarkan ceramah. Hal ini disebabkan karena waktu
39
mereka lebih banyak digunakan untuk mengintegrasikan berbagai konsep yang terdapat dalam materi. 3. Menimbulkan motivasi belajar siswa karena adanya tuntutan untuk menyelesaikan tugas 4. Hubungan lebih positif, hal ini mencakup hubungan akademik secara perseorangan atau kelompok, menghormati perbedaan dan pandangan antar siswa. Dengan saling mendengarkan pendapat, maka akan dapat meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan bersosialisasi serta kemampuan mengatasi kesulitan. Sedangkan menurut Wina Sanjaya keuntungan atau keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran adalah : 1. Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan diri pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber,dan belajar dari siswa yang lain. 2. Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. 3. Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta dapat menerima segala perbedaan. 4.
Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
40
interpersonal yang positif. mengembangkan keterampilan me-manage waktu,dan sikap positif terhadap sekolah. 6. Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktek memecahkan masalah tanpa rasa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. 7.
Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.21 Di dalam bukunya yang berjudul ‖ Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif‖ Trianto, M.Pd. mengatakan, bahwa ada enam fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Secara lengkap fase-fase dalam pembelajaran seperti ini dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini22: Tabel 2 Fase
Kegiatan Guru
Fase 1
Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
pembelajaran yang ingin dicapai
siswa
pada
pembelajaran
tersebut
dan
memotivasi siswa belajar. Fase 2 Menyajikan atau menyampaikan
21
Guru menyajikan informasi kepada siswa
baik
dengan
jalan
mendemonstrasikan (peragaan) atau
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana, 2006), Cet. Ke 1, Hal. 249 – 250. 22 Trianto, M.pd. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta, Kencana-2010). Cet.2. Hal.70-71
41
informasi
Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
lewat bahan bacaan (teks).
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya
membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi/perubahan secara efisien.
Fase 4 Membimbing kelompok dalam bekerja dan belajar Fase 5 Mengevaluasi
Guru
membimbing
kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau
masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru
mencari
cara-cara
untuk
menghargai, baik dari upaya maupun dari
hasil
belajar
individu
dan
kelompok
5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Sebagai metode pembelajaran tentunya pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa ahli dalam Depdiknas menegaskan dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1. Lebih meningkatkan pencerahan waktu untuk tugas;
42
2. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan siswa (Student Center); 3. Mendidik siswa untuk lebih bersosialisasi dengan orang lain; 4. Memperbaiki kehadiran; 5. Motivasi belajar tinggi; 6. Hasil belajar lebih tinggi: Sedangkan kelemahan pembelajaran kooperatif menurut Suarjana adalah : 1. Bagi guru a. Sulitnya mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi prestasi akademik b. Waktu yang dihabiskan untuk diskusi siswa cukup banyak sehingga siswa
melewati
waktu
yang
sudah
ditetapkan
bahkan
dapat
menyebabkan materi tidak dapat terealisasikan sesuai dengan kurikulum apabila ada guru yang belum berpengalaman 2. Bagi Siswa Siswa yang mempunyai kemampuan tinggi belum terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada temannya yang membutuhkan bantuan. Selain itu semua, pembelajaran kooperatif juga membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruang kelas dan membutuhkan perabot yang bisa dipindahkan. Menurut Noornia terdapat banyak model pembelajaran
kooperatif
yang berhasil dikembangkan peneliti-peneliti pendidikan dan telah diterapkan pada beragam pembelajaran diantaranya adalah:
43
1.
STAD (Student Teams-Achievement Divisions) merupakan pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerja sama kelompok dan tanggung jawab kelompok untuk mencapai ketuntasan belajar dengan melibatkan peran tutor sebaya.
2.
JIGSAW merupakan pembelajaran kooperatif yang anggota kelompoknya diberi tugas berbeda satu dengan yang lainnya dari sebuah tema yang dibahas, kemudian tes diberikan secara menyeluruh agar semua kelompok mengetahui semua pokok bahasan.
3.
Teams
Games
Turnament
(TGT)
merupakan
bentuk
pembelajaran kooperatif dimana setelah siswa belajar secara individual, untuk selanjutnya dalam kelompok masing-masing anggota kelompok mengadakan turnamen atau lomba dengan anggota
kelompok
lainnya
sesuai
dengan
tingkat
kemampuannya. 4. Investigation Group (IG) merupakan suatu pembelajaran kooperatif
dimana
semua
anggotanya
dituntut
untuk
merencanakan apa yang diteliti dan bersama-sama kelompok membuat rencana pemecahannya. Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa terdapat bermacammacam model pembelajaran kooperatif. Retno Dwi Suyanti menyatakan, walaupun metode pembelajaran kooperatif berbeda-beda, tetapi semua pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif learning pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Pembelajaran secara tim, karena tim adalah merupakan tempat untuk mencapai tujuan dalam kelompok secara kooperatif. Tim juga harus mampu membuat siswa mencapai tujuan belajar.
44
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif yang menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif
harus
dilaksanakan
sesuai
dengan
perencanaan melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk segala ketentuan- ketentuan yang sudah disepakati bersama. 3. Kemauan untuk bekerjasama dalam rangka mencapai keberhasilan secara kelompok. 4. Keterampilan bekerjasama yang kemudian dipraktikan melalui aktivitas dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mendorong siswa agar mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.23 6. Tahapan-tahapan atau Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Model TGT Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Kahfi disusun dalam dua tahap, yaitu pra kegiatan pembelajaran dan detail kegiatan pembelajaran. Pra kegiatan pembelajaran menggambarkan hal-hal yang perlu dipersiapkan dan rencana kegiatan. Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT secara rinci akan diuraikan di bawah ini: A. Pra kegiatan pembelajaran TGT: 1. Persiapan a. Materi Materi dalam pembelajaran kooperatif model TGT dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran berkelompok, oleh karena itu, guru harus mempersiapkan work sheet yaitu materi yang
23
Suyanti R.D., Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hal. 98-100.
45
akan dipelajari pada saat belajar kelompok, dan lembar jawaban dari
work sheet tersebut. Selain itu guru juga harus
mempersiapkan soal-soal turnamen. b. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok Guru harus mengelompokkan siswa dalam satu kelas menjadi 45 kelompok yang kemampuannya heterogen. Cara pembentukan kelompok dilakukan dengan mengurutkan siswa dari atas kebawah dan dari bawah keatas berdasarkan kemampuan akademiknya, dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut dibagi menjadi empat bagian yaitu kelompok tinggi, sedang 1, sedang 2, dan rendah. Kelompok-kelompok yang akan dibentuk diusahakan berimbang baik dalam hal kemampuan akademik maupun jenis kelamin dan rasnya, pada kerja kelompok ini guru bertugas sebagai fasilitator yaitu berkeliling bila ada kelompok yang ingin bertanya tentang work sheet. Pada kerja kelompok tersebut diperlukan waktu 40 menit, kemudian diadakan validasi kelas artinya hasil kerja kelompok dicocokkan bersama dari soal work sheet tersebut. 2. Membagi siswa kedalam meja turnamen Dalam pembelajaran kooperatif model TGT tiap meja turnamen terdiri dari 4-5 siswa yang sifatnya homogen dan berasal dari kelompok yang berlainan. Gambaran dari pembagian siswa dalam meja turnamen dapat dilihat dalam gambar diagram berikut ini :
46
Gambar 1 Rancangan Meja Turnamen Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Secara Umum Tim A A-1
A-2
A-3
A-4
Tinggi
Sedang
Sedang
Rendah
Turnamen
Turnamen
Turnamen
Turnamen
meja 1
meja 2
meja 3
meja 4
Tim B B-1
B-2
Tinggi
Sedang
Tim C B-3
Sedang Keterangan:
B-4
C-1
C-2
C-3
Rendah
Tinggi
Sedang
Sedang
A-1 : Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan tinggi A-2 : Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan sedang 1 A-3 : Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan sedang 2 A-4 : Anggota kelompok A yang memiliki kemampuan rendah
C-4 Rendah
47
B-1 : Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan tinggi B-2 : Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan sedang 1 B-3 : Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan sedang 2 B-4 : Anggota kelompok B yang memiliki kemampuan rendah C-1 : Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan tinggi C-2 : Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan sedang 1 C-3 : Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan sedang 2 C-4 : Anggota kelompok C yang memiliki kemampuan rendah Penjelasan dari gambar di atas diuraikan sebagai berikut: 1. Kelompok A terdiri dari 4 siswa yaitu A-1, A-2, A-3, dan A-4, kelompok B terdiri dari 4 siswa yaitu B-1, B-2, B-3, dan B-4, dan kelompok C terdiri dari 4 siswa juga yaitu C-1, C-2, C-3, dan C-4. Kelompok A, B, dan C merupakan kelompok belajar. 2. A-1, B-1, dan C-1 saling dipertandingkan dimeja 1 karena ketiganya mempunyai kemampuan yang sama yaitu berkemampuan tinggi semua. 3. A-2, B-2, dan C-2 saling dipertandingkan di meja 2 karena ketiganya mempunyai kemampuan yang sama yaitu berkemampuan sedang 1 semua. 4. A-3, B-3, dan C-3 saling dipertandingkan di meja 3 karena ketiganya mempunyai kemampuan yang sama yaitu berkemampuan sedang 2 semua. 5. A-4, B-4, dan C-4 saling dipertandingkan di meja 4 karena ketiganya mempunyai kemampuan yang sama yaitu berkemampuan rendah semua.
48
B. Detail kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT a. Penyajian kelas 1) Pembukaan Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi (prasyarat belajar). Saat pembelajaran kelas ini guru harus sudah mempersiapkan work sheet dan soal turnamen. 2) Pengembangan Guru memberikan penjelasan materi secara garis besar b. Belajar kelompok Guru membacakan anggota kelompok dan meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kelompok biasanya terdiri dari 4 atau 5 siswa yang anggotanya heterogen. Dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnis. Guru memerintahkan kepada siswa untuk belajar dalam kelompok (kelompok asal). Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Biasanya belajar kelompok
ini
mendiskusikan
masalah
bersama-sama,
membandingkan jawaban dan memperbaiki pemahaman yang salah tentang suatu materi. Kelompok merupakan bagian yang utama dalam TGT. Dalam segala hal, perhatian ditempatkan pada anggota kelompok agar melakukan yang terbaik untuk kelompok dan dalam kelompok melakukan yang terbaik untuk membantu sesama anggota. Jika ada satu anggota yang tidak bisa
49
mengarjakan soal atau
memiliki pertanyaan yang terkait
dengan soal tersebut, maka teman sekelompoknya mempunyai tanggungjawab untuk menjelaskan soal atau pertanyaan tersebut. Jika dalam satu kelompok tersebut tidak ada yang bisa mengerjakan maka siswa bisa meminta bimbingan guru. Setelah belajar kelompok selesai guru meminta kepada perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok. Dalam pembelajaran TGT guru bertugas sebagai fasilitator berkeliling dalam kelompok jika ada kelompok yang mengalami kesulitan. c. Validasi kelas Artinya guru meminta tiap-tiap kelompok untuk menjawab soalsoal yang sudah didiskusikan sesama kelompoknya dan guru menyimpulkan jawaban dari masing-masing kelompok untuk didiskusikan bersama. d. Turnamen Sebelum turnamen dilakukan, guru membagi siswa kedalam mejameja turnamen. Setelah masing-masing siswa berada dalam meja turnamen berdasarkan unggulan masing-masing kemudian guru membagikan satu set seperangkat soal turnamen. Satu set seperangkat turnamen terdiri dari soal turnamen, kartu soal, lembar jawaban, poin gambar smile, dan lembar skor turnamen. Semua seperangkat soal untuk masing-masing meja adalah sama. Bentuk turnamen secara rinci diuraikan sebagai berikut: 1.Dalam meja turnamen telah disediakan satu set seperangkat pembelajaran yang sama untuk semua meja turnamen. 2. Guru membagikan kartu bernomor kepada masing-masing meja turnamen. Kartu tersebut dikocok dan kemudian dibagikan
50
kepada anggota kelompok dalam meja turnamen. Siswa yang mendapatkan kartu dengan angka yang paling tinggi maka dia bertindak sebagai lider, sedangkan kartu dari siswa lain dikembalikan lagi. Lider adalah orang yang membaca
soal
sekaligus yang menjawabnya. Soal yang dibacakan oleh lider merupakan soal yang harus dikerjakan oleh seluruh siswa dalam meja turnamen tersebut (celing). Searah dengan putaran jarum jam maka celing-1, celing-2, celing-3, celing-4 juga menjawab soal. Celing-4 bertugas melihat kunci jawaban setelah semua siswa menjawab. e. Urutan Celling Dalam Meja Turnamen Misalnya lider mendapatkan kartu dengan angka 12 maka lider membaca soal 12. dari soal 12 tersebut lider menjawab A, celing 1 menjawab C, celing 2 menjawab C, celing 3 menjawab E, dan celing 4 menjawab E, ternyata setelah celing 4 membuka jawaban maka yang benar adalah C, sehingga kartu yang angkanya paling besar tadi berpindah ke C1, celing 2 dan celing 4 tidak dapat kartu ini karena aturan mainnya berjalan searah dengan putaran jarum jam, dan C1 yang menjawab pertanyaan benar pertama tadi. Sehingga C1 bertindak sebagai lider. Selanjutnya C1 mengambil kartu diatas meja, misalnya mendapatkan kartu no. 9 maka C1 membuka soal no. 9 dan lider yang tadi bertugas membuka kunci jawaban. Begitu selanjutnya, jika soal yang tidak dapat dijawab oleh semua anggota turnamen, maka nomor kartu tersebut dikembalikan di atas meja sekaligus jawaban kartu yang tidak terjawab dibacakan oleh celing dan kemudian dikocok kembali. Lider berikutnya disesuaikan urutan searah putaran jarum jam. Setelah waktu yang ditentukan pada turnamen selesai, selanjutnya menentukan poin berdasarkan benar
51
salahnya jawaban, apabila menjawab dengan benar maka akan mendapatkan 1 poin yang berupa gambar smile. Semua anggota turnamen berhak mengambil sendiri poin yang telah disediakan asalkan soal dijawab dengan benar. Setelah usai turnamen, maka masing-masing anggota turnamen mengumumkan siswa yang paling banyak mendapatkan poin dan selanjutnya kelompok turnamen kembali kekelompok asal sambil membawa poin-poin yang telah mereka dapat, kemudian masing-masing kelompok akan menjumlah poin-poin tersebut. Kelompok yang mendapat poin terbanyak maka dialah yang akan menjadi juaranya. Juara yang diambil yaitu juara I, II dan III. e. Penghargaan kelompok Setelah turnamen selesai, siswa kembali kekelompok asal kemudian
menjumlahkan
poin
yang mereka
dapat.
Guru
mengumumkan tiga kelompok yang mempunyai poin tertinggi diantara kelompok yang lain yang akan mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah-hadiah lainnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis membagi kegiatan penelitiannya dalam beberapa tahapan yang meliputi : tempat penelitian dan waktu penelitian, yang antara lain sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Untuk mendapatkan data akurat yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian secara langsung di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Muqinin, yang berdomisili di Jalan Nuh Kelurahan Sukabumi Utara – Kecamatan Kebon Jeruk – Jakarta Barat untuk mata pelajaran matematika. Sedangkan sebagai subyek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas 3 tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa/i sebanyak 20 orang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei sampai dengan akhir bulan Juni tahun 2013 pada semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Penentuan waktu penelitian yang dilaksanakan di sini mengacu pada hari-hari belajar efektif (HBE) di sekolah yang berpedoman pada kalender pendidikan yang diperoleh dari Kantor Departemen Agama RI. B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi praktik pembelajaran di sekolah. Penelitian
tindakan
kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi
guru untuk meningkatkan layanan pendidikan melalui penyempurnaan praktik
52
53
pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini diupayakan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Game Tournament) di MI. Darul Muqinin Sukabumi Utara Jakarta Barat. Penelitian tindakan kelas ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan orang lain yang disebut kolaboratif. Karena penelitian ini dilaksanakan di dalam kelas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model proses yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model proses siklus (putaran/spiral) yang mengacu pada model PTK Kemmis dan Taggart. Penelitian dengan menggunakan model ini apabila pada awal pelaksanaan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan dapat tercapai. Rancangan tersebut memiliki empat tahapan kegiatan pada setiap siklusnya, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan ini dilaksanakan dalam sistem spiral yang saling berkaitan antara langkah pertama dengan langkah-langkah berikutnya. Penelitian yang dimaksud di sini adalah penelitian yang dilakukan di sekolah tempat peneliti mengajar, yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Darul Muqinin Sukabumi Utara Jakarta Barat dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Game Tournament). 2. Desain Intervensi Tindakan Model penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang dalam satu siklus terdiri dari empat komponen yaitu :1). perencanaan (planning), 2).aksi/tindakan (action), 3). observase (observating), dan 4). refleksi (reflecting). Langkah yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini antara lain melakukan tahap awal dengan melakukan observasi, lalu merencanakan tindakan yang akan
54
diambil pada siklus pertama yang terdiri dari membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), mempersiapkan instrument dan mempersiapkan siapa saja orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Berikut ini adalah model penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart yang diambil dari buku Penelitian Tindakan Kelas, karangan: Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed.1 Gambar 1: Bagan Penelitian Tindakan Kelas Model Desain Kemmis & Mc Taggart :
Bagan Penelitian Siklus I REFLECTIF
PLAN
OBSERVE
ACTION
Bagan Penelitian Siklus II REFLECTIF
PLAN
OBSERVE
ACTION
1
Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), Cet. Ke 1, Hal. 126
55
C. Subyek Penelitian Subyek dalam Penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas 3 MI. Darul Muqinin Kelurahan Sukabumi Utara Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat, dengan jumlah siswa dan siswi sebanyak 20 orang. Sementara partisipan dalam penelitian ini adalah rekan sejawat yang merupakan guru matematika kelas 3 dan sekaligus juga bertindak sebagai pengamat/observer dan kolaborator yang dapat dipercaya untuk
bekerjasama dalam memberikan
masukan, kritik, serta saran yang membangun dalam penelitian ini. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti di sini bukan hanya sebagai peneliti, namun juga sebagai perancang serta terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peran peneliti juga dapat sekaligus memperbaiki kondisi belajar, menangani permasalahan yang muncul dalam pembelajaran serta mencari alternatif permasalahan yang timbul, dengan mengembangkan kemitraan dengan guru yang mengajar di kelas 3 MI. Darul Muqinin Sukabumi Utara Jakarta Barat. Sedangkan posisi peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai pelaksana langsung kegiatan dengan dibantu oleh seorang observer (pengamat) yang bertugas mengamati aktifitas siswa selama proses belajar mengajar (KBM) berlangsung. Disamping itu, peneliti juga berusaha mengumpulkan berbagai data yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian. E. Tahapan Intervensi Tindakan Adanya tindakan merupakan cirri utama yang membedakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penelitian jenis lainnya. Tindakan yang akan dilakukan tentu saja didasarkan atas masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang diajukan. Adapun tahapan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan meliputi : a). perencanaan (planning), b). tindakan (action), c). pengamatan (observing), dan d). refleksi (reflection). Rencana intervensi tindakan yang akan dilaksanakan dalam dua siklus, dengan rincian siklus satu terdiri dari dua pertemuan dan pertemuan ketiga merupakan siklus yang kedua.
56
Dalam penelitian ini tahapan-tahapan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan (planning) Berdasarkan permasalahan yang diperoleh, maka dapat ditetapkan langkah-langkah perencanaan tindakan sebagai berikut : a. Peneliti dengan observer mengadakan pertemuan untuk
menentukan
langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penelitian. b.Peneliti merencanakan skenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan tingkat kemampuan awal siswa berdasarkan hasil kesepakatan bersama observer. Adapun skenario perencanaan tindakan adalah sebagai berikut : 1.
Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
2.
Pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran dengan menggunakan format penilaian yang sudah ditentukan.
3. Merancang LKS yang akan digunakan dalam proses pengamatan lapangan pada saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. 4. Menyiapkan alat-alat dan juga media pembelajaran yang akan digunakan pada saat berlangsungnya pembelajaran, yang antara lain : buku panduan
pelajaran matematika kelas 3, spidol, penggaris
panjang ukuran satu meter, lembar tugas siswa, aneka warna gambargambar bintang yang dibuat dari kertas origami. 5. Merencanakan metode pembelajaran yang akan digunakan pada saat berlangsungnya penelitian. 6. Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran pada saat penelitian berlangsung.
57
2. Pelaksanaan Tindakan (Action) Peneliti melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam skenario pembelajaran, dengan menggunakan materi yang telah direncanakan sesuai hasil kesepakatan bersama. Dalam melaksanakan kegiatan ini peneliti mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah disusun dalam skenario pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti juga melibatkan koraborator, yaitu teman sejawat yang mengamati saat kegiatan sedang berlangsung. 3. Pengamatan (Observing) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini, observer mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan/observasi yang meliputi : keaktifan siswa, semangat belajar, keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan, ketekunan dalam belajar, ekspresi diri dan sebagainya. Dalam proses ini, semua kegiatan ditunjukan dengan mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya, serta untuk mengetahui sampai seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diharapkan yakni meningkatkan hasil belajar matematika. 4. Refleksi (Reflection) Setelah
peneliti
melakukan
proses
belajar
mengajar,
peneliti
mengumpulkan dan menganalisis data hasil observer, baik peneliti maupun kolaborator bersama-sama melakukan refleksi (mengevaluasi kembali proses belajar mengajar yang telah dilakukan).
58
Proses kegiatan refleksi, antara lain peneliti dengan kolaborator mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran bagi peneliti pada putaran berikutnya. Proses refleksi juga akan merupakan verifikasi data hasil pengamatan kolaborator, sehingga akan diperoleh data-data yang sama dan tepat antara peneliti dan kolaborator. Berdasarkan verifikasi dari hasil pengamatan tersebut, maka akan diperoleh data yang akurat mengenai butir-butir manakah yang sudah muncul dan butir-butir manakah yang belum muncul pada proses kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh peneliti pada putaran pertama. Hal ini dimaksudkan sekaligus sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang baru dan melakukan perbaikan pada proses pembelajaran bagi peneliti pada putaran berikutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil dari semua pelaksanaan tindakan yang diharapkan adalah tercapainya hasil belajar matematika dengan indikator-indikator keberhasilan yaitu: siswa dapat menggambar luas dan keliling persegi, siswa dapat menggambar luas dan keliling persegi panjang, membandingkan luas bangun datar, mengurutkan luas berbagai bangun datar, menaksir luas daerah beberapa bangun datar dengan menghitung petak satuan, menemukan cara menghitung luas persegi, menemukan cara menghitung keliling persegi, menemukan cara menghitung luas persegi panjang,
menemukan
cara
menghitung
keliling
persegi
panjang,
dan
menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar. Sedangkan target pencapaian hasil tindakan penelitian digambarkan sebagai berikut: 1.
Untuk hasil belajar matematika dianggap berhasil, jika 75 % siswa telah mencapai target KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70.
2. Untuk aktivitas belajar siswa dianggap berhasil dalam siklus jika skor pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan juga guru telah mencapai rata-rata nilai dari skor total ≥ 70 %.
59
G. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Game Tournament) ada dua jenis, yaitu : Pertama: Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh peneliti dari hasil mengamati/memantau selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Kedua: Data Kuantitatif yang berupa nilai tes dari hasil belajar matematika siswa-siswi tentang melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah yang disajikan pada akhir pembelajaran dan siklus. 2. Sumber Data a. Data pemantau diperoleh dari guru saat guru melaksanakan proses pembelajaran bersama observer. b. Sumber data dalam penelitian ini adalah para siswa dan siswi kelas III MI. Darul Muqinin Sukabumi Utara Jakarta Barat pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013, guru matematika kelas III selaku kolaborator, peneliti, dan RPP yang diambil dari dokumen KTSP terbaru. H. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam, yaitu : 1. Instrumen Tes Dalam instrumen tes ini, tes yang digunakan adalah tes formatif, yaitu sebuah tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes evaluasi yang diberikan pada akhir pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen tes siklus I dan kisi-kisi instrumen tes siklus II.
60
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Tingkat
Nomor
Jumlah
Kemampuan
Butir
Butir
C 1
1
1
berbagai
C 2
2
1
Menaksir luas daerah beberapa
C 2
3, 10
2
No.
1.
Indikator
Menggambar luas persegi dan persegi panjang
2.
Mengurutkan
luas
bangun datar 3.
bangun datar dengan menghitung petak satuan 4.
Menemukan
cara
menghitung
C 3
4
1
cara
menghitung
C 3
5, 9
2
Menyelesaikan soal cerita yang
C 3
6, 7, 8
3
6
-
10
luas persegi 5.
Menemukan
luas persegi panjang 6.
berhubungan
dengan
bangun
datar Jumlah
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II
No.
1
Indikator Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi
Tingkat Kemampuan
Nomor Butir
C 3
1, 2
Jumlah Butir 2
61
2
Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi panjang
C 3
3, 4
2
3
Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi
C 3
5, 6
2
4
Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi panjang
C 3
7, 8
2
4
-
8
Jumlah
2. Instrumen Non Tes Ada beberapa macam instrumen yang digunakan dalam instrument non tes ini, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT dapat terlaksana dengan baik, bagaimana interaksi yang terjadi di dalam kelas, serta untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. b. Lembar Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Angket ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengukur bagaimana respon siswa
sebagai
upaya
untuk
meningkatkan
respon
mereka
terhadap
pembelajaran matematika di kelas. Berikut di bawah ini adalah kisi-kisi angket respon siswa terhadap pembelajaran matematika. Tabel 3.3. Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika No.
Pertanyaan
1.
Apakah kamu menyukai pelajaran matematika ?
2.
Apakah kamu pernah mendapatkan nilai yang bagus pada mata pelajaran matematika ?
Ya
Tidak
62
3.
Menurut kamu, apakah ada yang sukar dalam mempelajari matematika ?
4.
Apakah kamu selalu mengerjakan tugas P.R. matematika yang diberikan oleh gurumu ?
5.
Apakah orangtua kamu selalu membantu kamu di rumah untuk mengerjakan tugas P.R. matematika ?
6.
Menurut kamu, apakah penyampaian pelajaran matematika yang diberikan oleh Bapak tadi sudah bagus ?
7.
Sukakah kamu dengan metode pembelajaran TGT yang Bapak sampaikan tadi ?
8.
Dalam kesempatan lain, maukah kamu mempelajari matematika dengan menggunakan metode TGT lagi ?
c. Lembar Wawancara Dalam wawancara ini, peneliti terlebih dahulu mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi belajar siswa, serta untuk mengetahui gambaran secara umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan juga mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa di kelas. I. Tekhnik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data yang diambil dalam penelitian ini adalah : tes, observasi, wawancara dan diskusi. a. Tes: digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. b. Observasi : digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam kegiatan
belajar mengajar dan implementasi metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Game Tournament). c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
63
d. Diskusi dapat dilaksanakan antara guru, teman sejawat, dan juga kolaborator dalam merefleksi hasil dari siklus PTK dalam penelitian ini. J. Tekhnik Pemeriksaan Keterpercayaan Untuk memperoleh hasil yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan, maka peneliti menggunakan beberapa tekhnik pemeriksaan keterpercayaan, yang antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bekerjasama dengan kolaborator, Peneliti mengeksplor dan mencari berbagai sumber data yang berbeda serta dapat dipercaya guna memperoleh gambaran/informasi
tentang keaktifan siswa di dalam kelas. Adapun
informasi tentang aktifitas siswa tersebut dilakukan dengan mengobservasi siswa dan juga dengan memeriksa catatan-catatan siswa seputar pembelajaran matematika. 2. Untuk memperoleh gambaran/informasi data tentang hasil belajar siswa, maka dilakukan pemeriksaan yang berupa hasil tes siswa, baik hasil tes siswa secara tertulis maupun hasil tes siswa secara tidak tertulis. 3. Mengecek kembali semua kelengkapan data yang sudah dikumpulkan, dengan tujuan agar tidak terjadi hal-hal yang keliru, baik yang berupa kejanggalan-kejanggalan maupun yang berupa ketidak absahan kelengkapan data. K. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tekhnik persentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. 1. Hasil belajar : dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. 2. Aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar matematika: dengan menganalisis tingkat
jumlah skor keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar matematika. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
64
3. Implementasi pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Game
Tournament)
:
dengan menganalisis
tingkat
keberhasilan implementasi metode tersebut kemudian dikategorikan dalam klasifikasikan berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil. Sedangkan untuk menghitung prosentase hasil belajar siswa, peneliti menggunakan pedoman yang berlaku di tingkat sekolah dasar, yaitu jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor maksimum yang dicapai kemudian dikalikan dengan 100 %.2
Nilai Perolehan :
Nilai =
Apabila semua indikator yang telah ditetapkan sudah memenuhi ketuntasan (mencapai rata-rata kelas minimal 80 %, dan maksimal 100 %), maka dapat diinterpretasikan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
2
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), Hal. 207
BAB IV DESKRIPSI DATA, PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Penelitian pendahuluan Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pertemuan
dengan
kepala sekolah untuk mengantarkan surat izin penelitian dan menentukan waktu penelitian yang tepat. Kemudian peneliti juga bertemu dan meminta kesediaan teman sejawat agar bersedia menjadi kolaborator atau menjadi mitra bagi peneliti dalam penelitian Matematika di kelas III M.I. Darul Muqinin Jakarta Barat. Setelah mendapat izin dari pihak sekolah, peneliti menemui pengurus bidang Tata Usaha (TU) untuk meminta data-data profil sekolah dan juga nilai hasil ulangan harian serta nilai hasil ulangan tengah semester (UTS) semester II. Nilai hasil ulangan harian dan nilai hasil ulangan tengah semester (UTS) semester II ini, dapat dijadikan acuan oleh peneliti sebagai pertimbangan penelitian. Kemudian peneliti mulai mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian, termasuk di dalamnya mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan sebagai pedoman pembelajaran yang akan dilaksanakan nanti. Hal penting lain yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah membentuk kelompok belajar dan menentukan subjek penelitian. Untuk membentuk kelompok belajar siswa, peneliti mengurutkan data awal siswa berupa nilai ulangan harian siswa mulai dari yang tertinggi, sedang sampai dengan yang terendah. Daftar nama siswa yang sudah diurutkan tersebut dibagi menjadi empat kelompok akademik yaitu kelompok siswa berkemampuan akademik tinggi, sedang I, sedang II, dan rendah. Agar kelompok belajar siswa yang diperoleh heterogen maka peneliti memilih seorang siswa dari
setiap
kelompok tersebut untuk dikelompokkan lagi menjadi kelompok belajar. Jadi, dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang siswa berkemampuan akademik tinggi, dua orang siswa dengan
65
66
kemampuan akademik sedang, dan satu orang siswa dari kelompok yang berkemampuan akademik rendah (kurang).1 Selain berdasarkan kemampuan akademik, pembentukan kelompok juga berdasarkan jenis kelamin. Karena kelas III terdiri dari 20 siswa, maka terbentuk 5 kelompok belajar masing-masing terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen, baik heterogen dari segi kemampuan akademik maupun heterogen dari jenis kelamin. Berdasarkan data awal siswa tersebut, peneliti juga menentukan 4 siswa untuk menjadi subjek pengamatan yaitu: siswa yang berinisial H berjenis kelamin perempuan yang mewakili kelompok siswa
berkemampuan akademik tinggi.
Siswa yang berinisial NH berjenis kelamin perempuan yang mewakili kelompok siswa yang berkemampuan akademik sedang I. Siswa yang berinisial AW berjenis kelamin laki-laki yang mewakili kelompok siswa yang berkemampuan akademik sedang II. Siswa yang berinisial L berjenis kelamin laki-laki yang mewakili kelompok siswa yang berkemampuan akademik rendah. Pengambilan 4 siswa tersebut bertujuan untuk mengetahui secara mendalam aktivitas siswa dan prestasi siswa dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 1. Kegiatan Siklus I a. Perencanaan Beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang akan dilaksanakan pada saat pembelajaran matematika dengan materi : Bangun datar persegi dan persegi panjang, Standar Kompetensi (SK) : Menghitung keliling dan luas pada bangun datar persegi dan persegi panjang serta penggunaannya dalam pemecahan masalah. Sedangkan Kompetensi
1
Dasarnya (KD) adalah : Menyelesaikan masalah yang
Prof.Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana, 2010), cet.7, hal.248
67
berkaitan dengan keliling dan luas pada bangun datar persegi dan persegi panjang. 2. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa serta lembaran catatan lainnya. 3. Menyiapkan soal-soal diskusi, soal-soal turnamen, soal tugas (PR), dan soal-soal tes untuk evaluasi ( soal posttest siklus I) yang dikemas dalam bentuk lembar tugas (LKS) yang sudah diphotokopi. 4. Menyiapkan kunci jawaban dan reward (hadiah) bagi kelompok pemenang turnamen yang berupa gambar-gambar bintang dengan warna-warna yang menarik. 5. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournamen). 6. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok belajar/diskusi. b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan oleh guru mata pelajaran Matematika yang sekaligus bertindak sebagai peneliti dan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observer dan juga merupakan guru bidang studi di kelas 3 M.I. Darul Muqinin. Pelaksanaan tindakan tersebut terdiri dari 4 kali pertemuan dalam 2 siklus, yaitu pertemuan 1 dan 2 siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 dan 7 Juni 2013. Sedangkan pertemuan 3 dan 4 siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 dan 12 Juni 2013. Tindakan I (siklus I) dilaksanakan dalam 210 menit, berlangsung selama 2 kali pertemuan dengan rincian: 1 kali pertemuan berlangsung selama 3 jam pelajaran. Sedangkan 1 jam pelajaran lamanya adalah 35 menit. Jadi, jumlah seluruh jam pertemuan adalah 3 jam pelajaran x 35 menit x 2 kali pertemuan = 210 menit. Sebelum dilaksanakan penelitian pada pertemuan pertama, peneliti menemui kolaborator/teman sejawat terlebih dahulu dengan tujuan untuk
68
mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan sebagai pedoman pembelajaran pada siklus I nanti. Materi Pokok pembelajaran yang diambil pada RPP siklus I ini adalah tentang bangun datar, persegi dan persegi panjang yang akan disampaikan dalam 2 kali pertemuan. Adapun indikator yang hendak dicapai adalah agar setelah pembelajaran dilaksanakan para siswa diharapkan mampu : (1). Menggambar luas persegi, (2). Menggambar luas persegi panjang, (3). Membandingkan luas bangun datar, (4). Mengurutkan luas berbagai bangun datar, (5). Menaksir luas daerah beberapa bangun datar dengan menghitung petak satuan, (6). Menemukan cara menghitung luas persegi, (7). Menemukan cara menghitung luas persegi panjang, (8). Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar.
Adapun rincian pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada lampiran 1.
Gambar 4.1. Peneliti sedang berdialog dengan kolaborator sebelum penelitian dilaksanakan
69
Pertemuan ke 1 Siklus I (Rabu, 5 juni 2013) Tahap pertemuan pendahuluan dimulai dengan guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan membaca do’a sebelum belajar dan mengabsen kehadiran siswa, kemudian sedikit menyampaikan tujuan pembelajaran. Disamping itu guru juga menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari bersama yaitu tentang: bangun datar, persegi dan persegi panjang dengan mempergunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Gambar 4.2 Guru sedang menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe TGT kepada siswa Setelah itu guru membentuk kelompok belajar siswa yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya dan meminta siswa supaya setiap jam pelajaran Matematika posisi duduk harus tetap berkelompok. Lebih lanjut guru memberikan motivasi kepada siswa berupa hadiah, yaitu tiga kelompok yang memperoleh skor
70
turnamen tertinggi akan mendapatkan hadiah atau penghargaan dalam bentuk bintang yang dibuat dari kertas origami dengan warna-warna yang menarik. Guru juga menjelaskan atau memberi gambaran bahwa keberhasilan kelompok bergantung pada keberhasilan individu, sehingga untuk menjadi kelompok yang terbaik, setiap anggota kelompok harus menyumbangkan skor turnamen yang terbaik pula. Untuk itu, pada saat diskusi kelompok harus terjadi tutor sebaya, dalam arti bahwa siswa yang berkemampuan akademik tinggi harus dapat membantu siswa yang berkemampuan akademik sedang maupun siswa yang berkemampuan
akademik
rendah,
dengan
harapan
agar
siswa
yang
berkemampuan akademik rendah dan siswa yang berkemampuan akademik sedang dapat menyerap dan memahami semua materi yang telah dipelajari dan diajarkan sebelumnya. Dengan demikian, mereka diharapkan bisa memberikan skor (nilai) yang terbaik untuk kelompoknya masing-masing.
Gambar 4.3 Siswa sedang tekun melaksanakan diskusi dengan kelompoknya masing-masing Selanjutnya guru memulai tahap penyajian materi secara klasikal. Pada awalnya guru mengingatkan siswa tentang beberapa materi prasyarat yang telah dipelajari siswa sebelumnya.
71
Setelah siswa duduk berkelompok, guru menjelaskan tentang materi pada pertemuan tersebut, materinya yaitu tentang bangun datar, persegi dan persegi panjang. Setelah usai menjelaskan materi, guru memberikan soal-soal diskusi untuk dikerjakan pada setiap kelompok masing-masing. Setelah waktu yang disediakan untuk diskusi berakhir, guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas melalui perwakilan kelompoknya masing-masing secara bergantian. Kemudian
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
hasil diskusi secara bersama-sama.
Gambar 4.4 Siswa sedang mempresentasikan hasil diskusi Dan pada tahap terakhir pertemuan I, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Pada tahap ini ada siswa yang bertanya seputar bangun persegi dan persegi panjang. Setelah semua pertanyaan siswa dijawab guru dan semua siswa paham materi ini, maka guru memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk dikerjakan secara bersama-sama dengan kelompoknya masing-masing. Pertemuan ke 2 Siklus I (Jum’at, 7 Juni 2013) Pada pertemuan ke 2 ini dilaksanakan turnamen. Sebelum dilaksanakan turnamen, Guru menjelaskan beberapa aturan turnamen yaitu dimulai dengan
72
siswa duduk di meja turnamen masing-masing sesuai dengan kemampuan akedemiknya. Pada turnamen I ini terdapat lima meja turnamen, masing-masing meja terdiri dari 4 siswa yang homogen, baik homogen dari segi kemampuan akademik maupun homogen dari segi jenis kelamin. Kemudian siwa mengambil satu lembar kertas soal dan satu lembar kertas jawaban yang masih kosong untuk dikerjakan pada turnamen. Satu lembar kertas soal terdiri dari satu soal, siswa harus mengerjakan satu soal pada satu lembar jawaban. Sehingga setelah mengerjakan satu soal siswa harus mengembalikan lembaran kertas tersebut pada tempatnya. Pada saat turnamen berlangsung siswa terlihat antusias sekali dalam mengerjakan soal karena selain dituntut agar pekerjaan dan hasilnya harus benar, juga harus cepat. Kemudian guru dan semua masing-masing perwakilan turnamen mencocokan hasil
jawaban yang telah dijawab oleh perwakilan turnamen.
Apabila jawaban dapat dijawab siswa dengan benar, maka siswa akan mendapat satu poin yang berupa gambar bintang yang terbuat dari kertas origami. Siswa yang menjawab dengan benar dan banyak akan mendapat poin yang lebih banyak pula. Gambar bintang yang terbuat dari kertas origami dapat dilihat pada foto berikut di bawah ini :
Gambar 4.5 Gambar-gambar bintang yang terbuat dari kertas origami sebagai salah satu media turnamen
73
Setelah itu salah satu perwakilan meja turnamen mengambil kertas soal selanjutnya untuk dikerjakan kembali. Setelah waktu turnamen yang disediakan berakhir dan sampai kartu soal telah dikerjakan semua, maka akan dilakukan penghitungan jumlah poin keseluruhan pada masing-masing kelompok. Kemudian guru mengumumkan tiga kelompok terbaik pertama yang menjadi juara I, II, dan III yang akan mendapat hadiah. Pada saat turnamen berlangsung, guru mata pelajaran dan teman sejawat masing-masing menjadi fasilitator di tiap meja turnamen. Tugas fasilitator adalah mengawasi jalannya turnamen.
Gambar 4.6 Kegiatan siswa pada saat turnamen Kemudian pada tahap terakhir pertemuan 2 siklus I, peneliti mengadakan tes evaluasi I. Pada tahap ini, siswa bukan lagi berkelompok dan berdiskusi, melainkan melaksanakan tugas masing-masing secara individu. Adapun tujuan dilaksanakannya tes evaluasi tahap I ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh
74
mana tingkat pemahaman dan kemampuan siswa seputar materi yang telah dipelajari dalam 2 kali pertemuan tersebut. Siswa akan diberi soal evaluasi I ( LKS Siklus I ) dengan jumlah soal sebanyak 10 soal (lihat lampiran 2).
Gambar 4.7 Guru sedang menjelasakan tahap evaluasi Sebelum tes evaluasi I dimulai, guru menugaskan kepada siswa supaya duduk kembali pada tempatnya masing-masing. Selanjutnya guru meminta supaya siswa tenang karena sebentar lagi akan diadakan tes. Guru memberikan waktu selama 5 menit kepada siswa untuk belajar kembali. Setelah itu peneliti mulai membagikan soal tes evaluasi I kepada para siswa. Hasil perolehan nilai (skor nilai sementara) dapat dilihat pada lampiran selanjutnya. Berdasarkan hasil perolehan nilai sementara tersebut dapat dikatakan bahwa belum terjadi peningkatan keberhasilan kelas, yakni dari 20 orang siswa peserta tes, hanya 4 orang siswa saja atau sebesar 20 % yang dinyatakan lulus atau mencapai ketuntasan KKM. Sedangkan sisanya sebanyak 16 orang siswa atau sebesar 80 % belum mencapai ketuntasan KKM yang diharapkan. Dengan demikian, maka siklus ke-2 akan dilanjutkan, karena tingkat keberhasilan kelas pada siklus ini belum mencapai 75 %.
75
c. Hasil observasi a). Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Oleh Guru Siklus I Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 berikut di bawah ini : Tabel 4.1 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Kegiatan Guru Siklus I No.
Aspek yang dinilai
Skor
Skor Ideal
1
Guru membuat RPP
3
4
2
Guru membuka pelajaran dengan baik
3
4
3
Guru menanyakan kembali pelajaran siswa sebelumnya (apersepsi)
3
4
4
Guru menguasai materi pelajaran
3
4
5
Guru mengelola kelas dengan baik
3
4
6
Guru memberikan penugasan kepada siswa
2
4
7
Guru menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT
3
4
8
Guru bersifat luwes, terbuka, dan membantu
2
4
9
Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugas tournamen
2
4
10
Guru menutup pelajaran dengan baik
4
4
28
40
Jumlah Persentase skor yang diperoleh
Keterangan Poin : 1 = kurang
3 = baik
2 = cukup
4 = baik sekali
70,00
76
b). Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, guru sudah lebih baik dalam hal meningkatkan kemampuan belajar siswa Berikut dibawah ini adalah tabel hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa. Tabel 4.2 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I No.
Aspek yang dinilai
Skor Yang Diperoleh
Skor Maksimal
1
Siswa hadir dalam proses belajar mengajar
3
4
2
Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan
2
4
3
Siswa dapat menerima materi dengan baik
2
4
4
Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan baik
2
4
5
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik
3
4
6
Siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran
3
4
7
Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan baik
3
4
18
28
Jumlah Persentase skor yang diperoleh
Keterangan : 4 = Jika x > 15 3 = Jika 10 < x ≤ 15 2 = Jika 5 < x ≤ 10 1 = Jika x < 5
64,28
77
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar di kelas pada siklus I sudah mendapatkan respon yang cukup baik dari siswa walaupun masih ada beberapa siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik. c). Hasil Belajar Siswa Siklus I Dari data tes hasil belajar siswa pada siklus pertama di atas, diperoleh hasil bahwa nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 20 dengan rata-rata nilai 47,00. Penyajian data dalam bentuk nilai dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini : Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Nilai Ketuntasan Ahmad Farizi 30 0 Ahmad Farhan A. 20 0 Ahmad Wildan 60 0 Ade Yemmy 40 0 Hilwa Fauziah 70 1 Jamaluddin 40 0 Juliansyah 60 0 Kaisah Salsabila 40 0 Khoirotun Nisa 75 1 Lukmanul Hakim 30 0 Muhammad Fadhlan 65 1 Muhammad Raihan 40 0 Muhammad Sami 40 0 Nazwa Halida 60 0 Putri Salsabila 25 0 R. Aulia Nelson 70 1 Savina Putri R. 45 0 Suzanne M.S. 60 0 Teptazani 40 0 Zidan Rusydy 30 0 940 4 Jumlah 47,00 Nilai Rata-rata 20 % Prosentase Ketuntasan Belajar Keterangan : 1 = Tuntas 0 = Tidak Tuntas
78
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh guru bidang studi matematika pada sekolah (madrasah ibtidaiyyah) tersebut adalah sebesar 70. Dengan adanya tabel data distribusi tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa sebanyak 4 orang siswa (20%) sudah mencapai ketuntasan dalam hasil belajar, sedangkan sisanya sebanyak 16 orang siswa (80%) belum mencapai ketuntasan atau belum mencapai target KKM dalam hasil belajar matematika pada pokok bahasan bangun datar persegi dan persegi panjang. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Belum semua siswa antusias dan serius dalam mengerjakan tugas matematika pada materi bangun datar persegi dan persegi panjang. 2. Masih adanya siswa yang belum mengerti seputar penjelasan yang telah diberikan peneliti. 3. Siswa terlihat masih ragu dan malu untuk bertanya kepada peneliti. 4. Guru kurang kooperatif dan bersikap acuh tak acuh dalam memberikan tugas kepada siswa. 5. Guru kurang luwes, kurang terbuka dan terkesan kurang membantu siswa. 6. Dalam menutup atau mengakhiri pelajaran, guru terkesan masih terburu-buru, tanpa memberikan rangkuman secara rinci. d. Refleksi Siklus I Refleksi pada siklus I dilakukan untuk menentukan apakah siklus I sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan atau belum. Jika belum maka akan dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I yang selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II. Kemudian, berdasarkan hasil uraian dari penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa sebelum tindakan pada siklus I masih belum berhasil karena baru mencapai 64,28% dari kriteria yang ditetapkan sebesar 70%.
79
Dengan demikian perlu dicari kelemahan-kelemahan yang ada pada tindakan siklus I untuk selanjutnya dapat ditentukan perbaikan-perbaikannya. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan teman sejawat, maka perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1). Perbaikan untuk peneliti/guru : a. Dalam memberikan penugasan/soal-soal, peneliti/guru harus lebih banyak memotivasi siswa sehingga siswa dapat memperoleh hasil jawaban secara baik dan benar (maksimal). b. Peneliti/guru harus bersifat lebih luwes, lebih terbuka dan juga membantu dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi atau dialami oleh siswa. Disamping itu, peneliti/guru juga harus selalu ingat agar berbicara nyaring dan tidak terlalu cepat ketika
memberikan
penjelasan di depan kelas sehingga siswa mampu mencerna dengan baik setiap apa yang dibicarakan/dikatakan peneliti/guru. c. Selain harus memperhatikan pengaturan waktu dengan tepat, maka peneliti/guru juga harus memberikan waktu yang cukup kepada para siswa,
sehingga pembelajaran yang dilaksanakan benar-benar
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan dan dibuat sebelumnya, terutama pada saat pelaksanaan turnamen. 2). Perbaikan untuk siswa : a. Siswa harus lebih memperhatikan dan serius saat guru menjelaskan pembelajaran serta jangan merasa ragu atau malu untuk bertanya kepada teman kelompoknya dalam menjawab soal turnamen yang diberikan peneliti. b. Siswa harus lebih serius merespon setiap pertanyaan yang terdapat pada soal turnamen, sehingga siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik.
80
c . Siswa harus dapat merespon dan menjawab setiap pertanyaan/tugas yang diberikan guru dengan baik. Oleh karena
itu para siswa
diharuskan untuk ikut serta dalam mengoreksi setiap tugas soal, baik tugas soal dalam bentuk LKS, tugas soal untuk diskusi, tugas PR, maupun tugas soal turnamen dengan tujuan agar dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab di kalangan para siswa. Baik tanggungjawab pada diri sendiri maupun tanggungjawab pada kelompok. Adapun materi yang dibahas pada siklus II ini, sama dengan materi yang diberikan pada siklus I, yaitu materi tentang: bangun datar persegi dan persegi panjang. 2. Kegiatan Siklus II a. Perencanaan Ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh peneliti pada tahap perencanaan kegiatan siklus II ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Berdo’a bersama dan kemudian mengabsensi kehadiran siswa. 2. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi, catatan lapangan dan angket respon siswa. 3. Menyiapkan soal-soal diskusi yang akan didiskusikan oleh siswa nanti. 4. Menyiapkan soal-soal tugas (PR). 5. Menyiapkan soal-soal untuk turnamen. 6. Menyiapkan soal-soal tes untuk evaluasi (soal-soal postes siklus II). 7. Menyiapkan kunci jawaban untuk soal-soal tes tersebut di atas.
81
8. Menyiapkan hadiah-hadiah perlombaan yang berupa gambar-gambar bintang yang dibuat dari kertas origami dengan aneka warna yang menarik, serta hadiah-hadiah lainnya. Selain dari hal-hal tersebut di atas tadi, maka tindakan pada siklus selanjutnya ini harus lebih terarah lagi. Disamping waktu yang digunakan oleh peneliti harus seoptimal mungkin, peneliti juga harus lebih persuasif dalam memberikan bimbingan, dorongan, dan arahan belajarnya kepada para siswa. Dengan demikian, maka diharapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode TGT (teams games tournament) akan tepat mengenai sasaran serta tujuan yang hendak dicapai. Sama halnya dengan pertemuan pada siklus yang pertama (I), maka pertemuan pada siklus yang kedua (II) ini juga dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Sedangkan Materi yang menjadi pokok bahasan pada siklus ke dua (II) ini juga masih tetap sama, yaitu materi tentang bangun datar persegi dan persegi panjang, dengan indikator yang hendak dicapai dari tindakan pembelajaran siklus II ini adalah : (1) menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi, (2) menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi panjang, (3) menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi dan (4) menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi panjang. Pada indikator pertemuan siklus I dan indikator pertemuan siklus II terdapat perbedaan. Kalau pada indikator siklus I soal-soal postes yang diberikan lebih banyak menggunakan gambar-gambar yang berupa bangun datar dan hanya sedikit soal cerita, maka pada indikator siklus II semua soal postest yang diberikan peneliti adalah dalam bentuk soal cerita, tanpa adanya gambar-gambar bangun datar, baik bangun datar persegi maupun bangun datar persegi panjang. Oleh karena itu, para siswa diminta harus lebih teliti dan juga harus benarbenar memahami isi bacaan/teks dari soal-soal yang akan diberikan oleh peneliti nanti. Selain itu peneliti juga dituntut untuk dapat memperhitungkan alokasi
82
waktu yang tersedia agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan seoptimal mungkin. b. Pelaksanaan Sama halnya pada siklus pertama, maka pada pertemuan siklus kedua selanjutnya ini akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan ke 3 (dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Juni 2013) dan pertemuan ke 4 (dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 Juni 2013), yang kesemuanya itu memerlukan alokasi waktu selama 210 menit, yang terdiri dari 2 x 3 jam pelajaran. Sedangkan 1 jam pelajarannya = 35 menit. Pertemuan ke 3 Siklus II (Rabu, 12 Juni 2013) Pada tahap awal siklus II pertemuan 3 ini, peneliti memulai kegiatan dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan membaca do’a bersama-sama, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengingatkan siswa kembali tentang model pembelajaran TGT yang akan dilaksanakan. Peneliti yang juga sekaligus guru mata pelajaran tak lupa pula memberikan motivasi pada tiaptiap kelompok untuk berlomba-lomba bersaing menjadi kelompok yang terbaik, terutama kelompok yang pada turnamen I belum menjadi 3 kelompok terbaik. Selain itu, untuk memotivasi para siswa guru juga memberikan hadiah bagi para juara I, II, dan III sebagai pemenang turnamen pada siklus pertama (siklus I) yang telah selesai dilaksanakan. Selanjutnya sebelum pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan, peneliti segera mengatur beberapa orang siswa untuk dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi sesuai dengan acuan atau kriteria yang telah disusun dan ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Selain itu, peneliti juga mengingatkan kepada para siswa agar lebih teliti dan berhati-hati dalam mengerjakan soal diskusi serta selalu menjaga kekompakan demi membela kelompoknya masing-masing. Soal-soal diskusi pada pertemuan ini memang agak berbeda dengan soalsoal diskusi sebelumnya (pada pertemuan I siklus I). Soal diskusi yang disajikan
83
pada kali ini adalah semua soal berbentuk soal cerita, karena ini sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti, tetapi materi yang disajikan tetap sama yaitu materi tentang: bangun datar, persegi dan persegi panjang. Setelah peneliti merasa bahwa para siswa telah siap melaksanakan diskusi, maka peneliti segera memberikan lembaran-lembaran soal-soal diskusi pada setiap kelompok. Sebelum diskusi dimulai guru mengingatkan bahwa diakhir pembelajaran setiap kelompok harus menyerahkan laporan hasil diskusi. Setelah waktu yang disediakan untuk berdiskusi habis, maka setiap kelompok harus menyerahkan hasil diskusi yang telah didiskusikan dan mempresentasikannya di depan kelas secara satu persatu melalui perwakilan kelompoknya masing-masing. (Bentuk soal-soal diskusi dapat dilihat pada lampiran berikutnya). Kemudian pada babak terakhir pertemuan ke III siklus II ini, peneliti juga memberikan tugas kelompok yang berupa P.R. untuk dikerjakan bersama-sama di rumah. (Bentuk soal-soal Pekerjaan Rumah (PR) dapat dilihat pada lampiran berikutnya). Pertemuan ke 4 Siklus II (Jum’at, 14 Juni 2013) Pada pertemuan ke 4 (pertemuan terakhir) siklus II kali ini, agenda yang harus dilaksanakan oleh peneliti adalah kegiatan turnamen ke 2. Adapun kelompok-kelompok yang diikutsertakan dalam kegiatan turnamen ini masih tetap sama (tidak berbeda) dengan angota-anggota kelompok turnamen terdahulu atau sebelumnya, dimana pada setiap kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa yang berbeda dalam hal jenis kelamin dan juga berbeda dalam hal tingkat kemampuan akademiknya. Siswa yang berbeda dalam hal jenis kelamin terdiri dari siswa lakilaki dan siswa perempuan, sedangkan siswa yang berbeda dalam hal tingkat kemampuan akademiknya terdiri dari: 1 orang siswa yang mempunyai tingkat kemampuan akademik tinggi, 1 orang siswa yang mempunyai tingkat kemampuan akademik sedang I, 1 orang siswa yang mempunyai tingkat kemampuan akademik
84
sedang II dan 1 orang siswa yang mempunyai tingkat kemampuan akademik rendah. Selanjutnya sebelum pelaksanaan turnamen yang kedua dilaksanakan, peneliti juga tak lupa mengatur posisi tempat duduk, yang berupa meja dan bangku yang akan dipergunakan dalam kegiatan turnamen. Kemudian, guru juga meminta kepada siswa untuk segera duduk dimeja turnamen secara tertib dan tenang.
Foto 4.8 Guru sedang membagikan perlengkapan soal turnamen Setelah peneliti memberikan perlengkapan turnamen pada setiap meja turnamen yang berupa satu set lembar soal dan lembar jawaban yang masih kosong, maka selanjutnya peneliti menjelaskan aturan turnamen, yaitu setiap kelompok berhak mengambil satu lembar soal untuk dikerjakan pada satu lembar kertas jawaban. Setelah selesai dijawab, masing-masing perwakilan turnamen menaruh alat tulis di atas meja supaya tidak ada yang curang dalam memberikan jawaban, siswa kemudian diminta memperhatikan jawaban yang akan dibacakan peneliti dan membahasnya bersama-sama. Kartu soal yang telah diambil tersebut dikembalikan ke tempat semula dan mengambil kartu soal yang lain untuk
85
dikerjakan pada lembar jawaban yang sama. Begitu seterusnya sampai waktu yang disediakan berakhir atau kartu soal sudah dikerjakan semua. Setelah selesai memberikan penjelasan, peneliti mempersilahkan siswa untuk mengambil satu kartu soal. Pada saat turnamen terlihat sekali antusias mereka dalam mengerjakan soal karena selain dituntut agar memberikan jawaban yang benar, siswa juga dituntut harus cepat. Siapa yang cepat dan benar dalam mengerjakan soal akan mendapat poin lebih banyak. Setelah waktu turnamen berakhir guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Kemudian peneliti meminta siswa untuk menghitung poin masingmasing individu dan dilanjutkan dengan penghitungan poin kelompok. Setelah penghitungan poin selesai dilakukan, peneliti meminta lembar jawaban dikumpulkan dimeja paling depan. Berikut di bawah ini peneliti sampaikan foto/gambar yang berisi tentang keantusiasan siswa di kelas dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT (Times Games Tournamen) :
Foto 4.9 Antusias siswa pada saat mengerjakan soal tournament
86
Kemudian peneliti mengumumkan kelompok-kelompok yang menjadi pemenang atau yang menjadi juara, baik juara I, II, dan III. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti diatas, maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan keberhasilan kelas, jika dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I sebelumnya, tingkat keberhasilan kelas pada siklus ini adalah 85%, yakni dari 20 peserta tes, yang dinyatakan lulus sebanyak 17 orang siswa. Sedangkan yang gagal sebanyak 3 orang siswa atau sebesar 15%, karena skor tesnya belum mencapai target KKM yang diharapkan yaitu : 70. Jadi secara klasikal, pada siklus II ini seluruh siswa dinyatakan telah mencapai kriteria ketuntasan belajar. c. Hasil Observasi a). Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Oleh Guru Siklus II Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap kegiatan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung, nampak bahwa telah terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dari perbandingan hasil prosentase skor yang diperoleh antara siklus I dan siklus II, begitu juga halnya dengan hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, nampak
bahwa siswa sangat senang dalam belajar kelompok. Mereka aktif berdiskusi dalam
menyelesaikan
masalah.
Mereka
sudah
mulai
mempunyai
rasa
tanggungjawab terhadap keberhasilan kelompoknya masing-masing. Hasil
observasi
pengamat
terhadap
aktivitas/kegiatan
guru
dan
aktivitas/kegiatan siswa siklus II dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini, sedangkan Format observasi tindakan secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 18 dan lampiran 19.
87
Tabel 4.4 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Kegiatan Guru Siklus II No.
Aspek yang dinilai
Skor
Skor Ideal
1
Guru membuat RPP
4
4
2
Guru membuka pelajaran dengan baik
3
4
3
Guru menanyakan kembali pelajaran siswa sebelumnya (apersepsi)
3
4
4
Guru menguasai materi pelajaran
4
4
5
Guru mengelola kelas dengan baik
3
4
6
Guru memberikan penugasan kepada siswa
4
4
7
Guru menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT
4
4
8
Guru bersifat luwes, terbuka, dan membantu
4
4
9
Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugas tournamen
3
4
10
Guru menutup pelajaran dengan baik
4
4
36
40
Jumlah Persentase skor yang diperoleh
90,00
Keterangan Poin : 1 = kurang
3 = baik
2 = cukup
4 = baik sekali
b). Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II Hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa siklus II seperti yang telah dikemukakan di atas dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut di bawah ini :
88
Tabel 4.5 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II No.
Aspek yang dinilai
Skor yang Diperoleh
Skor Maksimal
1
Siswa hadir dalam proses belajar mengajar
4
4
2
Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan
4
4
3
Siswa dapat menerima materi dengan baik
3
4
4
Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan baik
3
4
5
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik
4
4
6
Siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran
3
4
7
Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan baik
4
4
25
28
Jumlah Persentase skor yang diperoleh
89,28
Keterangan : 4 = Jika jumlah siswa lebih besar dari 15 orang 3 = Jika jumlah siswa antara 10 sampai dengan atau sama dengan 15 orang 2 = Jika jumlah siswa antara 5 sampai dengan atau sama dengan 10 orang 1 = Jika jumlah siswa kurang dari 5 orang c). Hasil Belajar Siswa Siklus II Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini :
89
Tabel 4.5 Hasil belajar siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Ahmad Farizi Ahmad Farhan A. Ahmad Wildan Ade Yemmy Hilwa Fauziah Jamaluddin Juliansyah Kaisah Salsabila Khoirotun Nisa Lukmanul Hakim Muhammad Fadhlan Muhammad Raihan Muhammad Sami Nazwa Halida Putri Salsabila R. Aulia Nelson Savina Putri R. Suzanne M.S. Teptazani Zidan Rusydy Jumlah Nilai Rata-rata Prosentase Ketuntasan Belajar Keterangan : 1 = Tuntas
Nilai 50 45 80 85 90 80 85 70 100 65 90 75 80 80 50 95 80 85 80 65 1530
Ketuntasan 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17 76,50 85 %
0 = Tidak Tuntas Berdasarkan data yang diambil dari hasil observasi terhadap kegiatan guru dan data yang diambil dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika siklus kedua dengan menggunakan metode Teams Games Tournamen (TGT) yang telah ditampilkan di atas, maka jelaslah terlihat bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan baik dari segi kegiatan guru maupun dari segi aktivitas siswa dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan yang terjadi antara persentase
90
skor yang diperoleh, dimana persentase skor yang diperoleh pada hasil observasi kegiatan guru siklus I yang mencapai 70,00 kemudian pada siklus II meningkat menjadi 90,00. Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa siklus I yang semula persentase skor yang diperolehnya mencapai nilai 64,28 kemudian meningkat pada siklus II menjadi 89,28. Adapun bukti lain tentang adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT) yaitu pada hasil observasi yang dilakukan terhadap kegiatan guru yang semakin meningkat atau membaik yang ditandai dengan adanya perubahan pada : 1). Guru yang semakin teliti, hati-hati dan simpel dalam membuat RPP, 2). Guru yang semakin menguasai materi pembelajaran dengan jelas, 3) dalam memberikan penugasan kepada siswa, guru berusaha untuk meminimalisir tingkat kesukaran yang ada, 4). guru yang semaksimal mungkin sudah menguasai penggunaan metode pembelajaran tipe TGT tersebut, 5). Sifat guru yang luwes, terbuka dan juga membantu, dan 6). Guru memberikan waktu yang cukup luas kepada para siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas. Sedangkan peningkatan yang terjadi pada hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus II meliputi : 1). Siswa hadir dalam proses belajar mengajar, 2). Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan, 3). Siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik, 4). Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan baik, 5). Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik, dan 6). Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan baik. Sementara itu, peningkatan hasil belajar siswa juga terjadi pada siklus yang ke II ini, dimana pada siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata hanya sebesar 47,00 dengan prosentase siswa yang mencapai target KKM 20% (sebanyak 4 orang siswa saja), maka pada hasil belajar siswa di siklus II ini telah mengalami peningkatan yang cukup besar dengan nilai rata-rata siswa 76,50 dengan prosentase siswa yang telah mencapai target KKM sebesar 85%, dalam
91
arti sebanyak 17 orang siswa sudah mencapai target KKM yang telah ditentukan dari 20 orang siswa yang telah diteliti. Dengan melihat beberapa perubahan-perubahan poin peningkatan yang terjadi, baik perubahan peningkatan poin yang terjadi pada hasil observasi terhadap kegiatan guru, perubahan peningkatan poin yang terjadi pada hasil observasi terhadap aktivitas siswa maupun perubahan peningkatan poin yang terjadi pada hasil belajar siswa, maka berarti target penelitian telah tercapai sehingga peneliti merasa tidak perlu lagi untuk melakukan tindakan penelitian lebih lanjut di siklus berikutnya. Selain dari data-data hasil observasi terhadap kegiatan guru, data-data hasil observasi terhadap aktivitas siswa serta data-data hasil belajar siswa yang telah dilaksanakan oleh peneliti dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Teams Games Tournamen (TGT) pada akhir siklus II ini, maka peneliti juga melakukan penggalian data dengan 2 cara, yaitu : 1). mewawancarai beberapa orang siswa dengan inisial A, B, C, dan D yang telah ikut dalam kegiatan pembelajaran semenjak dari awal penelitian hingga akhir penelitian berlangsung, 2). membuat angket respon siswa. d. Refleksi Siklus II Setelah melihat adanya beberapa perubahan poin yang terjadi sehubungan dengan penggunaan metode pembelajaran TGT dan juga berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan teman sejawat dalam penelitiannya di dalam kelas, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa terlibat aktif dalam berdiskusi kelompok. Demikian juga berdasarkan hasil angket dan wawancara yang diberikan guru terhadap siswa, diperoleh kesimpulan bahwa kerjasama dalam kelompok lebih mereka sukai daripada belajar sendiri. Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa diketahui bahwa kegiatan guru dan siswa sudah mencapai kriteria sangat baik dan baik. Dari segi hasil juga sudah memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu selain terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas
92
belajar yaitu dari 20% pada siklus I meningkat menjadi 85% pada siklus II. yang juga telah mencapai kriteria ketuntasan belajar secara klasikal. Akan tetapi, peneliti juga menyadari bahwa tentunya masih banyak sekali terdapat kelemahan-kelemahan dan juga kekurangan-kekurangan yang terjadi yang kiranya dapat diperbaiki dan dikoreksi pada setiap pembelajaran selanjutnya, khususnya pada pembelajaran matematika. B. Hasil Penelitian Dari hasil nilai posttest siklus I dan hasil nilai posttest siklus II, maka dapat diperoleh rekapitulasi hasil nilai siswa dari kedua siklus tersebut yang dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Perbedaan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT) No. Tingkatan
Nilai Dalam Nilai Siklus I
Nilai Siklus II
Hasil Belajar Matematika 1.
Nilai Tertinggi
75
100
2.
Nilai Terendah
20
45
3.
Rata-rata Nilai Perolehan
47,00
76,50
Berdasarkan tabel hasil nilai yang diperoleh siswa dari kedua siklus tersebut di atas, maka dapat diperoleh gambaran bahwa nilai rata-rata siswa pada posttest siklus I sebesar 47,00 dengan nilai tertinggi/maksimum siswa sebesar 75 dan nilai terendah/minimum siswa sebesar 20. Sedangkan hasil nilai yang didapat pada posttest siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 76,50 dengan nilai tertinggi/maksimum siswa sebesar 100 dan nilai terendah/minimum siswa sebesar
93
45. Rekapitulasi perbedaan tingkat hasil belajar matematika siswa jika ditampilkan dalam sebuah diagram akan tampak terlihat seperti berikut ini : Diagram 4.1 Perbedaan Tingkat Hasil Belajar Matematika Siswa 120 100 80 Nilai Tertinggi
60
Nilai Terendah
40
Rata-Rata Hasil Belajar
20 0 Nilai Siklus Nilai Siklus I II
Rekapitulasi hasil observasi pengamat terhadap kegiatan guru siklus I dan siklus II, serta rekapitulasi hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa siklus I dan siklus II jika disederhanakan lagi dapat dilihat pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 berikut di bawah ini :
Tabel 4.9 Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II Kriteria Skor
Siklus I
Siklus II
Skor Ideal
40
40
Skor yang Diharapkan
28
36
Persentase Skor yang Diperoleh
70
90
94
Tabel 4.10 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Kriteria Skor
Siklus I
Siklus II
Skor Ideal
140
140
Skor yang Diharapkan
18
25
Persentase Skor yang Diperoleh
64,28
89,28
Sementara itu Prosentase hasil analisis data observasi terhadap kegiatan guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Turnamen) dalam pembelajaran matematika siswa kelas 3 pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.2 sebagai berikut : Diagram 4.2 Persentase Tingkat Hasil Observasi terhadap Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Game Turnamen (TGT) Siklus I dan Siklus II 100 90 80 70
Skor Ideal
60 Skor yang diharapkan
50 40
Persentase skor yang diperoleh
30 20 10 0 Siklus I
Siklus II
95
Sedangkan prosentase hasil analisis data observasi terhadap aktivitas siswa dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Turnamen) dalam pembelajaran matematika siswa kelas 3 pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut di bawah ini : Diagram 4.3 Persentase Tingkat Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Game Turnamen (TGT) Siklus I dan Siklus II
160 140 120 Skor Ideal
100 80
Skor yang diharapkan
60
Persentase skor yang diperoleh
40 20 0 Siklus I
Siklus II
Dengan adanya gambaran hasil belajar matematika siswa dalam bentuk tabel dan juga dalam bentuk diagram antara siklus I dan siklus II, dan juga gambaran persentase tingkat hasil observasi terhadap egiatan guru serta gambaran persentase tingkat hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Team Game Turnamen (TGT) Siklus I dan Siklus II tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika siswa kelas 3 di MI. Darul Muqinin Sukabumi Utara – Jakarta Barat, pada materi bangun datar persegi dan persegi panjang dengan menggunakan metode TGT (Teams Games Tournamen), dapat dikatakan telah berhasil dilaksanakan pada 17 orang siswa dari jumlah siswa seluruhnya sebanyak 20 orang siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya tingkat keberhasilan
96
belajar siswa yang pada siklus I hanya mencapai tingkat KKM sebanyak 4 orang siswa saja (sebesar 20%), sedangkan pada hasil belajar siswa siklus II telah mencapai tingkat KKM sebanyak 17 orang siswa (sebesar 85%) dari target KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70. Rincian data skor nilai hasil belajar dalam bentuk nilai tes siklus I dapat dilihat dalam lampiran 17, dan rincian nilai hasil belajar dalam bentuk nilai tes siklus II dapat dilihat dalam lampiran 20. C. Pembahasan Pada hasil kegiatan belajar siswa pada postes siklus I jumlah siswa yang lulus atau mencapai target KKM yang diharapkan hanya berkisar 4 orang siswa saja ( sebesar 20%) dari 20 orang siswa dengan jumlah nilai rata-rata 47,00. Sedangkan jumlah siswa yang lulus atau mencapai target KKM pada hasil belajar siswa pada postes siklus II mengalami peningkatan, yaitu sekitar 17 orang siswa (sekitar 85%) dari 20 orang siswa dengan nilai rata-rata perkelasnya 76,50. Hal tersebut menunjukan adanya perbedaan yang mencolok dan signifikan dengan diterapkannya metode pembelajaran Team Games Tournamen (TGT), karena metode tersebut dirasakan dan dinilai lebih efektif dapat meningkatkan minat dan antusias terhadap hasil belajar matematika yang telah dilakukan oleh siswa kelas 3 di M.I. Darul Muqinin Sukabumi Utara - Jakarta Barat. Adanya kegagalan nilai hasil belajar siswa pada postes siklus I tersebut di atas disebabkan karena : 1) masih banyaknya siswa yang kurang memperhatikan seputar pembelajaran yang dijelaskan guru, 2). Siswa terlihat masih ragu dan malu-malu untuk bertanya, baik kepada temannya maupun kepada guru, 3). Sebagian besar siswa masih banyak yang belum memahami cara mencari keliling dan luas pada bangun datar persegi dan persegi panjang, 4). Sikap guru yang kurang membantu dalam menyelesaikan soal yang dijawab siswa. Sedangkan adanya keberhasilan nilai hasil belajar siswa pada postes siklus II disebabkan oleh : 1). Siswa sudah mulai mengerti penjelasan guru tentang cara mencari keliling dan mencari luas pada bangun datar persegi dan persegi panjang,
97
2). Siswa tidak ragu-ragu lagi untuk bertanya baik kepada temannya maupun kepada guru apabila ada hal-hal yang belum dimengerti, 3). Guru bersifat lebih luwes dan juga membantu kepada siswa, 4). Adanya rasa tanggungjawab sesama siswa dalam kelompok untuk membantu kelompoknya agar supaya menang dalam lomba atau turnamen, 5). Adanya motivasi yang diberikan guru dalam bentuk hadiah-hadiah untuk direbut oleh setiap kelompok. Dari hasil nilai rata-rata yang diperoleh siswa tersebut menunjukan bahwa hasil nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada posttest siklus II adalah lebih besar jika dibandingkan dengan hasil nilai rata-rata siswa pada postes sebelumnya (siklus I). Perbedaan yang terjadi antara nilai hasil belajar siswa pada posttest siklus I dengan nilai hasil belajar siswa pada posttest siklus II tersebut disebabkan oleh : 1. Adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara anggota kelompok dalam team. 2. Adanya kerjasama dan koordinasi yang baik yang terjadi antara guru (peneliti) dengan sesama team di dalam kelas. 3. Siswa mulai mengerti dan terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode TGT (Teams Games Tournamen). 4. Siswa menyenangi pembelajaran dengan metode TGT (Teams Games Tournamen). Adapun faktor lain yang menyebabkan terjadinya peningkatan pada hasil observasi terhadap aktivitas siswa, dimana pada siklus I prosentase skor yang diperoleh baru mencapai 64,28 kemudian pada siklus II meningkat menjadi 89,28 adalah : 1). Keseluruhan siswa hadir dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), 2). Siswa sudah benar-benar memperhatikan dan konsentrasi saat guru menjelaskan pembelajaran, 3). Siswa dapat menerima materi pembelajaran yang diberikan dengan baik, 4). Siswa dapat merespon dan menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh guru dengan baik, 5) siswa mengerjakan tugas
98
yang diberikan guru dengan baik dan juga hati-hati, 6). Siswa dapat mengikuti pembelajaran sampai akhir dengan baik. Sama halnya dengan hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang mengalami peningkatan, maka pada hasil observasi terhadap kegiatan guru siklus II juga mengalami peningkatan yang berarti, dimana pada hasil observasi terhadap kegiatan guru siklus I yang baru mencapai prosentase skor yang diperoleh 70, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 90. Hal ini disebabkan oleh : 1). Guru lebih hati-hati dan teliti dalam membuat RPP, 2). Guru sudah semakin menguasai materi pembelajaran dengan baik, 3). Guru memberikan penugasan (dalam bentuk soal-soal) kepada siswa dengan tingkat kesukaran yang seminimal mungkin, 4). Guru menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan jelas, 5). Guru lebih bersifat luwes, terbuka dan membantu dalam mengampu siswa, dan 6). Guru memberikan waktu yang cukup luas kepada siswa untuk menyelesaikan tugas turnamen dan juga tugas-tugas siswa lainnya dengan baik. Rekapitulasi hasil observasi pengamat terhadap kegiatan guru dan rekapitulasi hasil observasi pengamat terhadap aktivitas siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 berikut ini :
99
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamat Terhadap Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II No
Asfek Yang Dinilai
1 2
Guru membuat RPP Guru membuka pelajaran dengan baik Guru menanyakan kembali pelajaran siswa sebelumnya (apersepsi) Guru menguasai materi pelajaran Guru mengelola kelas dengan baik Guru memberikan penugasan kepada siswa Guru menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT Guru bersifat luwes, terbuka dan membantu Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugas Guru menutup pembelajaran dengan baik Jumlah
3 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Siklus I Skor Skor Ideal 3 4 3 4
Siklus II Skor Skor I Ideal 4 4 3 4
3
4
3
4
3 3 2
4 4 4
4 3 4
4 4 4
3
4
4
4
2
4
4
4
2
4
3
4
4 28
4 40
4 36
4 40
Persentase skor yang diperoleh
70,00
90,00
Keterangan Poin : 1 = kurang
3 = baik
2 = cukup
4 = baik sekali
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II No 1 2 3
Asfek Yang Dinilai Siswa hadir dalam proses belajar mengajar Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan Siswa dapat menerima materi pembelajaran dengan baik
Siklus I Jumlah Data Frekuensi Tabel
Siklus II Jumlah Data Frekuensi Tabel
3
20
4
20
2
20
4
20
2
20
3
20
100
4. 5. 6. 7.
Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan baik Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik Siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan baik Jumlah Persentase skor yang diperoleh
2
20
3
20
3
20
4
20
3
20
3
20
3
20
4
20
18
140
25
140
64,28
89,28
Keterangan : 4 = Jika jumlah siswa lebih besar dari 15 orang 3 = Jika jumlah siswa antara 10 sampai dengan atau sama dengan 15 orang 2 = Jika jumlah siswa antara 5 sampai dengan atau sama dengan 10 orang 1 = Jika jumlah siswa kurang dari 5 orang Dengan menggunakan metode pembelajaran team games tournament (TGT) dalam pembelajaran matematika pada materi bangun datar persegi dan persegi panjang dapat membuat siswa termotivasi serta dapat membangkitkan minat dan semangat belajar, sehingga siswa cenderung menjadi lebih aktif dalam mempelajari dan memahami mata pelajaran matematika. Disamping itu, selama pembelajaran berlangsung para siswa nampak menunjukan respon yang positif dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas, terlebih-lebih lagi dengan diterapkannya
pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
team
games
tournament (TGT), hal tersebut dapat ditunjukan dengan adanya beberapa alasan yang diberikan oleh peneliti dan sekaligus juga sebagai guru yang antara lain : 1. Siswa dapat bekerjasama dengan teman-teman kelompoknya. 2. Siswa dapat berusaha agar selalu menjadi yang terbaik didalam kelompoknya maupun diluar kelompoknya.
101
3. Siswa merasa senang karena dapat mengajari teman-temannya yang kurang memahami pembelajaran matematika, terutama dalam materi bangun datar persegi dan persegi panjang. 4. Siswa dapat lebih memahami pembelajaran matematika melalui penerapan metode team games tournament (TGT). 5. Siswa merasa senang jika belajar dengan teman kelompok, karena tidak perlu merasa malu dan takut untuk bertanya kepada teman. 6. Siswa merasa tertantang untuk membela teman-teman kelompoknya dalam menjawab soal-soal yang diberikan oleh peneliti. Sementara itu, berdasarkan perbandingan hasil angket respon siswa antara siklus I dengan siklus II, maka peneliti memperoleh gambaran dan kesimpulan tentang pendapat beberapa orang siswa yang menyatakan bahwa ada yang tidak menyukai pelajaran matematika pada siklus I, namun ada juga yang mulai menyukai pelajaran matematika pada siklus II. Ada juga yang menyatakan tidak mendapatkan nilai yang bagus pada mata pelajaran matematika siklus I, namun ada juga yang gembira karena mendapatkan nilai yang bagus pada mata pelajaran matematika di siklus II ini. Ada yang menyatakan bahwa penyampaian pelajaran matematika yang diberikan oleh guru belum bagus pada siklus I, namun ada juga yang menyatakan bahwa penyampaian pelajaran matematika yang diberikan oleh guru pada siklus II sudah bagus. Dengan adanya tanggapan atau respon yang diberikan oleh para siswa tersebut tadi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode TGT (Team Games Tournamen) kiranya dapat dijadikan sebagai suatu acuan metode atau modal pembelajaran bagi para pendidik (guru) dalam mengembangkan sistem pembelajaran yang ada di dalam kelas, sehingga diharapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan nanti akan lebih terarah dan dapat mempermudah para siswa dalam memahami materi yang diberikan guru.
102
Selain itu, dengan adanya uraian kesimpulan hasil angket respon siswa siklus I dan siklus II di atas tadi, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode Teams Games Tournamen (TGT) pada siklus II telah berhasil. Dengan demikian, maka berdasarkan rencana semula bahwa pemberian tindakan hanya dilakukan pada dua siklus telah berjalan dengan baik. Jadi, penelitian ini telah berakhir pada siklus yang ke II. Hasil angket respon siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti buat, hasil pengolahan data observasi proses belajar mengajar dan hasil tes setiap siklus sebagai interpretasi data atau konsep dalam penyusunan skripsi ini seperti yang terdapat dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran yang diterapkan di MI. Darul Muqinin Jakarta Barat dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT, berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT, dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas III di M.I. Darul Muqinin Jakarta Barat. 3. Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kelas III M.I. Darul Muqinin Jakarta Barat, setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT pada hasil belajar siswa siklus I sebesar 20 % (dengan nilai rata-rata siswa 47,00) atau sebanyak 4 orang siswa, meningkat pada siklus II menjadi sebesar 85 % (dengan nilai rata-rata 76,50) atau sebanyak 17 orang siswa dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 20 orang. B. Saran-saran Dari kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, antara lain : 1. Sudah selayaknya bagi seorang guru untuk selalu mencoba model dan metode pembelajaran yang lain (yang baru) selain metode konvensional, agar jalannya pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik, menyenangkan, gembira dan berbobot (gembrot).
103
104
2. Guru lebih menitikberatkan/memperhatikan pada tingkat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. 3. Guru seharusnya dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik lagi sehingga hasil belajar siswa akan lebih meningkat dimasa berikutnya.
105
DAFTAR PUSTAKA
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta:PT Rajawali Pers, 2011.
Dra. Masitoh, M.Pd. dan Laksmi Dewi, M.Pd, Strategi Pembelajaran, Jakarta, Dirjen Pend. Islam Departemen Agama RI, 2009. https://Julifa.wordpress.com/2013/11/15/pendekatan-pembelajarankonstruktivisme kontekstual problem-solving pmri/. Prof. Dr. H. Tukiran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, Bandung, Alfabeta, 2013 Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat & Logika, Malang : Ar-Ruzz Media Yogyakarta, 2008. Drs.E.T. Ruseffendi, M.Sc., Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG, Bandung: Tarsito, 1980. Andi Hakim Nasoetion, Landasan Matematika, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1980. Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, Malang, 2008. Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 1989. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, PT Rajawali Pers, 2011. http://syahsmkn2tb.wordpress.com/2012/07/29/ranah-kognitif-afektif-danpsikomotorik-dalam-pendidikan. http://ekosuprapto.wordpress.com/2009/04/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhiproses-belajar. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2006. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, PT Rajawali Pers, 2011. Demitra, dkk. Laporan Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional, Universitas Palangkaraya, 2010. Demitra, dkk. Laporan Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional, Universitas Palangkaraya, 2010.
106
R.D. Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010. R.D. Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010. Tukiran Taniredja, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, Bandung, Alfabeta, 2013. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2006. Harvey F. Silver, dkk. Strategi-Strategi Pengajaran, Jakarta, PT. Indeks Permata Puri Media, 2012. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta : PT. Rajawali Pers, 2011. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2006. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta, Kencana, 2010. Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010. Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.
Lampiran : 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I Tahun Pelajaran 2012 - 2013 Sekolah
: MI. Darul Muqinin
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : III/2 Alokasi Waktu
: 6 x 35 menit (dalam 2 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi Menghitung luas dan keliling pada bangun datar persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas pada bangun datar persegi dan persegi panjang C. Indikator 1. Menggambar luas persegi 2. Menggambar keliling persegi 3. Menggambar luas persegi panjang 4. Menggambar keliling persegi panjang 5. Membandingkan luas bangun datar persegi 6. Membandingkan luas bangun datar persegi panjang 7. Membandingkan keliling bangun datar persegi 8. Membandingkan keliling bangun datar persegi panjang 9. Mengurutkan luas berbagai bangun datar 10. Menaksir luas daerah beberapa bangun datar dengan menghitung petak satuan 11. Menemukan cara menghitung luas persegi 12. Menemukan cara menghitung keliling persegi 13. Menemukan cara menghitung luas persegi panjang
14. Menemukan cara menghitung keliling persegi panjang 15. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menggambar luas persegi 2. Siswa dapat menggambar luas persegi panjang 3. Siswa dapat membandingkan luas bangun datar 4. Siswa dapat mengurutkan luas berbagai bangun datar 5. Siswa dapat menaksir luas daerah beberapa bangun datar dengan menghitung petak Satuan 6. Siswa dapat menemukan cara menghitung luas persegi 7. Siswa dapat menemukan cara menghitung luas persegi panjang 8. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan bangun datar E. Materi Pokok Bangun datar, Persegi dan persegi panjang F. Metode Pembelajaran Ekspositori, tanya jawab, diskusi, tournament dan penugasan (PR). G. Kegiatan Pembelajaran
Mendiskusikan materi yang akan dipelajari pada kelompok belajar masing-masing.
Mencatat hasil diskusi kelompok untuk dilaporkan didepan kelas.
Berlomba untuk mendapatkan poin sebanyak-banyaknya dimeja tournament.
Menentukan juara perlombaan.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal Apersepsi dan Motivasi : - Guru mengajak siswa berdo’a bersama - Guru mengabsen siswa yang tidak hadir. - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. - Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok belajar/kelompok diskusi. - Guru memotivasi siswa.
Kegiatan Inti Siswa diminta mendengarkan penjelasan guru seputar materi pokok yang akan dibahas dengan penuh perhatian. Siswa diminta mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan pembahasan materi secara kelompok. Guru memberikan soal-soal diskusi kepada tiap-tiap kelompok. Siswa mendiskusikan soal-soal latihan yang diberikan guru pada kelompok belajar masing-masing dengan penuh ketekunan dan tanggung jawab. Guru meminta kepada perwakilan dari tiap-tiap kelompok untuk melaporkan hasil diskusi dengan cara mempresentasikannya didepan kelas dengan penuh Tanggung jawab
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Siswa mengerjakan soal postest yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab dan meluruskan kesalahpahaman serta memberikan penguatan materi. Guru memberikan kesimpulan seputar materi yang telah dibahas bersama.
I. Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Menggambar luas bangun datar persegi
Tertulis dan penampilan
Isian dan Lembar observasi
Contoh Instrumen Gambarlah dalam buku berpetak, luas sebuah bangun datar persegi dengan masingmasing sisinya 10 petak satuan.
J. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
Buku Paket Matematika untuk kelas 3 SD/MI, Karangan : Tim Bina Matematika, Penerbit : Yudhistira.
Lembar Kerja Siswa yang berupa soal-soal tournament.
Bintang yang dibuat dari kertas origani, spidol dan penghapus spidol.
Lampiran : 2 KISI-KISI PENILAIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS I TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Tingkat Satuan Pendidikan : SD/MI. Materi Pelajaran
: Bangun datar persegi dan persegi panjang
Kelas / Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 Menit ( 1 x Pertemuan )
Standar Kompetensi
: Menghitung keliling dan luas bangun datar persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang
No.
1.
Indikator
Menggambar luas persegi dan persegi
Tingkat
Nomor
Jumlah
Kemampuan
Butir
Butir
C 1
1
1
panjang 2.
Mengurutkan luas berbagai bangun datar
C 2
2
1
3.
Menaksir luas daerah beberapa bangun datar
C 2
3, 10
2
dengan menghitung petak satuan 4.
Menemukan cara menghitung luas persegi
C 3
4
1
5.
Menemukan cara menghitung luas persegi
C 3
5, 9
2
C 3
6, 7, 8
3
6
-
10
panjang 6.
Menyelesaikan
soal
cerita
yang
berhubungan dengan bangun datar Jumlah
Lampiran : 3 INSTRUMEN SOAL TES MATEMATIKA SIKLUS I TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 Menit ( 1 x Pertemuan )
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini dengan tepat ! 1. Gambarlah dibuku berpetakmu sebuah bangun datar persegi panjang, dengan panjang 10 petak satuan dan lebar 8 petak satuan !
2. A
D C B
Urutkanlah bangun-bangun datar di atas, mulai dari bangun datar yang terbesar sampai dengan bangun datar yang terkecil ! 3. Hitunglah berapa luas petak satuan bangun datar di bawah ini !
4. 1
15 cm
Berapa cm persegikah luas bangun datar persegi tersebut ?
5.
11 cm
Hitunglah luas bangun datar persegi panjang tersebut !
22 cm 6. Pak Amin mempunyai sebidang kebun yang berbentuk persegi panjang. Panjang kebun tersebut 15 meter, sedangkan lebarnya 7 meter. Berapa meter persegikah luas kebun Pak Amin itu ? 7. Adik mempunyai sebuah kertas origami yang berbentuk persegi. Jika panjang sisi kertas tersebut 12 cm, maka berapa cm persegikah luas kertas origami adik tersebut ? 8. Ayah ingin membuatkan kakek sebuah rumah yang sederhana di kampung. Berapa meter persegikah luas rumah kakek, jika diketahui panjangnya 13 meter dan lebarnya 6 meter ? 9. Tulislah sebuah rumus untuk mencari luas bangun datar persegi panjang ! 10. Hitunglah berapa petak satuan luas bangun datar pada gambar di bawah ini !
Lampiran : 4 KUNCI JAWABAN MATEMATIKA (TES SIKLUS I) TAHUN PELAJARAN 2012 – 2013 1.
2. B, C, A dan D 3. 28 petak satuan 4. 225 sentimeter persegi 5. 242 sentimeter persegi 6. 105 meter persegi 7. 144 sentimeter persegi 8. 78 meter persegi 9. Panjang x Lebar 10. 49 petak satuan
Lampiran : 5 Soal – soal Turnamen Siklus I 1. Gambarlah sebuah bangun datar persegi dengan panjang sisi masing-masing 13 cm. Kemudian carilah luas bangun persegi tersebut ! ........................................................................................................................................... 2. Gambarlah sebuah bangun persegi panjang, dengan panjang 16 cm dan lebar 7 cm. Kemudian tentukanlah luasnya ! ............................................................................................................................................. 3. Hitunglah berapa petak satuan gambar di bawah ini !
.......................................................................................................................................... 4.
Hitunglah berapa luas bangun datar di samping ini !
20 cm ............................................................................................................................................................ 5. Sebuah bangun datar persegi panjang mempunyai panjang 21 cm, dan lebar 12 cm. Hitunglah berapa luas bangun tersebut !
6. 12 cm
Tentukan berapa luas bangun datar tersebut !
24 cm ............................................................................................................................................................ 7. Sebuah ubin keramik lantai sebuah rumah mempunyai mempunyai sisi – sisi yang sama panjang sebesar 30 cm.Hitunglah luas ubin tersebut ! ............................................................................................................................................................ 8. Hitunglah berapa petak satuan luas bangun di bawah ini !
............................................................................................................................................................ 9.
A
Urutkanlah luas bangun tersebut mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar !
A
B
C D
............................................................................................................................................................ 10. Sebuah bangun datar mempunyai panjang 32 cm. Lebar 20 cm. Carilah luas bangun datar tersebut !
Lampiran : 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS II Tahun Pelajaran 2012 - 2013
Sekolah
: MI. Darul Muqinin
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : III/2 Alokasi Waktu
: 6 x 35 menit (dalam 2 x Pertemuan)
C. Standar Kompetensi Menghitung keliling dan luas pada bangun datar persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah D. Kompetensi Dasar Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang C. Indikator 1. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi 2. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi panjang 3. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi 4. Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi panjang D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi 2. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi panjang 3. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi 4. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi panjang E. Materi Pokok Bangun datar persegi dan persegi panjang
F. Metode Pembelajaran Ekspositori, tanya jawab, diskusi, tournament dan penugasan (PR). G. Kegiatan Pembelajaran
Mendiskusikan materi yang akan dipelajari pada kelompok belajar masing-masing.
Mencatat hasil diskusi kelompok untuk dilaporkan didepan kelas.
Berlomba untuk mendapatkan poin sebanyak-banyaknya dimeja tournament.
Menentukan juara perlombaan.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal Apersepsi dan Motivasi : - Guru mengajak siswa berdo’a bersama - Guru mengabsen siswa yang tidak hadir. - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. - Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok belajar/kelompok diskusi. - Guru memotivasi siswa.
Kegiatan Inti Guru membagi siswa kedalam kelompok meja tournament secara tertib dan disiplin Guru menjelaskan tentang beberapa aturan tournament yang harus ditaati pada saat tournament berlangsung. Siswa dengan dibimbing guru memainkan tournament dengan penuh tanggung jawab , berani dan disiplin. Pada saat turnamen berlangsung guru menjadi fasilitator di tiap meja turnamen. Guru dan semua masing-masing perwakilan turnamen mencocokan hasil jawaban yang telah dijawab oleh perwakilan turnamen dengan penuh tanggung jawab dan jujur.
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Siswa mengerjakan soal postest yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab dan meluruskan kesalahpahaman serta memberikan penguatan materi. Guru memberikan kesimpulan seputar materi yang telah dibahas bersama.
I. Penilaian
Indikator Pencapaian Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tertulis dan penampilan
Isian dan Lembar observasi
Contoh Instrumen Sehelai kertas origami mempunyai sisi 17 cm. Berapa cm persegikah luas kertas origami tersebut ?
J. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
Buku Paket Matematika untuk kelas 3 SD/MI, Karangan : Tim Bina Matematika, Penerbit : Yudhistira.
Lembar Kerja Siswa yang berupa soal-soal tournament.
Bintang yang dibuat dari kertas origani, spidol dan penghapus spidol
Lampiran : 7
KISI-KISI PENILAIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS II TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Tingkat Satuan Pendidikan : SD/MI. Materi Pelajaran
: Bangun datar,Persegi dan persegi panjang
Kelas / Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 Menit ( 1 x Pertemuan )
Standar Kompetensi
: Menghitung keliling dan luas bangun datar persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang
No. 1
Indikator Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi
Tingkat Kemampuan
Nomor Butir
Jumlah Butir
C 3
1, 2
2
2
Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan keliling persegi panjang
C 3
3, 4
2
3
Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi
C 3
5, 6 dan 9
3
4
Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas persegi panjang
C 3
7, 8 dan 10
3
4
-
10
Jumlah
Lampiran : 8 INSTRUMEN SOAL TES MATEMATIKA SIKLUS II TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: III / 2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 Menit ( 1 x Pertemuan )
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini dengan tepat !
1. Sebuah bangun datar berbentuk persegi mempunyai panjang sisi sebesar 17 cm. Tentukanlah keliling bangun datar tersebut !
2. Andre sedang berlari mengelilingi lapangan sekolah yang berbentuk persegi. Jika setiap sisi lapangan sekolah yang dikelilingi Andre mempunyai panjang sisi 25 meter, maka berapa meterkah Andre harus mengelilingi lapangan sekolah selama satu putaran penuh?
3. Pak Guru sedang mengukur keliling selembar kertas karton yang akan dibuat prakarya. Berapa sentimeterkah keliling kertas yang akan diukur oleh Pak Guru, jika diketahui panjang kertas karton tersebut 85 cm, dan lebar 60 cm ?
4. Hitunglah keliling sebuah bangun datar persegi panjang, jika diketahui panjang bangun tersebut 57 cm, dan lebar bangun tersebut 23 cm !
5. Kakak sedang menggambar sebuah bangun datar yang berbentuk persegi di buku berpetak. Jika masing-masing sisi bangun tersebut mempunyai panjang sisi 27 petak satuan, maka berapa petak satuankah luas bangun persegi yang harus digambar oleh kakak ?
6. Carilah luas sebuah taplak meja yang berbentuk persegi, jika diketahui panjang sisi taplak meja tersebut 85 cm !
7. Aku sedang mengukur panjang dan lebar selembar kain yang akan dibuat ibu untuk seragam sekolahku. Panjang kain tersebut 90 cm, Sedangkan lebarnya 80 cm. Berapa sentimeter persegikah luas kainku?
8. Kebun sekolahku yang berbentuk persegi panjang akan dibuatkan pagar disekelilingnya. Jika panjang kebun sekolah itu 35 meter dan lebar 20 meter, berapa meter persegikah luas kebun sekolahku itu ?
9. Oki akan membuat seekor burung bangau dari selembar kertas origami. Kertas origami tersebut masing-masing mempunyai panjang sisi sebesar 16 cm. Berapa cm persegikah luas kertas origami tersebut ?
10. Selembar ketas HVS yang berbentuk bangun datar persegi panjang, mempunyai panjang sisi sebesar 33 cm dan lebar sisi 22 cm. Berapakah cm persegikah luas kertas HVS tersebut ?
Lampiran : 9
KUNCI JAWABAN MATEMATIKA (TES SIKLUS II) TAHUN PELAJARAN 2012 – 2013
1. 68 cm 2. 100 meter 3. 5.100 cm 4. 1.311 cm 5. 108 petak satuan 6. 340 sentimeter persegi 7. 7200 sentimeter persegi 8. 700 meter persegi 9.
64 sentimeter persegi
10.
726 sentimeter persegi
Lampiran : 10 Soal – soal Turnamen Siklus II 1. Di dinding kelas 3, terdapat sebuah jam dinding yang berbentuk persegi. Panjang tiap-tiap sisi jam dinding tersebut adalah 30 cm. Hitunglah berapa cm keliling jam dinding tersebut !
.......................................................................................................................................... 2. Sudin mempunyai selembar kertas origami yang berbentuk persegi. Setelah diamat-amati, ternyata panjang masing-masing sisi tersebut adalah 16 cm. Hitunglah berapa cm-kah keliling kertas origami tersebut !
............................................................................................................................................................ 3. Sehelai kertas HVS ukuran A-4 yang berbentuk persegi panjang, mempunyai panjang 29 cm dan lebar 21 cm. Cobalah hitung berapa cm keliling kertas HVS itu!
............................................................................................................................................................ 4. Sebuah bangun datar mempunyai panjang 32 cm dan lebar 16 cm. Hitunglah keliling bangun datar tersebut!
............................................................................................................................................................ 5. Carilah keliling bangun datar persegi yang masing-masing mempunyai panjang sisi sebesasr 15 cm!
6. Hitunglah luas sebuah bangun datar persegi yang mempunyai panjang sisi 21 cm!
............................................................................................................................................................
7. Pak Guru mempunyai sebidang kebun yang berbentuk persegi. Carilah berapa meter persegi luas kebun Pak Guru, jika sisi-sisi kebun Pak Guru sebesar 16 meter!
............................................................................................................................................................
8. Sebuah lapangan bulutangkis berbentuk persegi panjang. Panjang lapangan tersebut 50 meter, sedangkan lebarnya 25 meter. Cobalah hitung berapa meter persegikah luas lapangan bulutangkis tersebut!
..........................................................................................................................................
9. Carilah luas sebuah bangun datar persegi panjang, dengan panjang sisi 75 cm dan lebar sisi 30 cm!
...........................................................................................................................................
10. Sebuah meja belajar mempunyai panjang 110 cm dan lebar 60 cm. Hitunglah berapa cm persegi luas meja belajar tersebut!
Lampiran : 11
INSTRUMEN BAHAN DISKUSI SIKLUS I ( PERTEMUAN KE 1 )
Ayo, diskusikan dengan teman kelompokmu ! 1.
Gambarlah di buku berpetakmu sebuah bangun datar dengan panjang petak 31 petak satuan, dan lebar 17 petak satuan. Kemudian tentukanlah : a. Nama bangun datar tersebut ! b. Tulislah rumus untuk mencari luas bangun datar tersebut ! c. Carilah berapa petak satuan luasnya !
2. 53 cm
Berdasarkan keterangan dari gambar di atas, maka carilah : a. Nama bangun datar di atas ! b. Sebuah rumus untuk mencari luas bangun tersebut ! c. Hitunglah luas bangun tersebut !
Lampiran : 12 INSTRUMEN TUGAS PEKERJAAN RUMAH SIKLUS I ( PERTEMUAN KE 1 )
Diskusikanlah dengan teman kelompokmu !
1. 21 cm 113 cm Perhatikanlah gambar bangun datar pada di atas, kemudian tentukanlah : a. Nama bangun datar gambar di atas ! b. Tulislah rumus untuk mencari luas bangun datar tersebut ! c. Setelah rumus bangun datar tersebut kamu ketahui, maka carilah berapa luasnya!
2.
Seorang dermawan muslim ingin menyumbangkan sebagian uangnya untuk membeli sebidang tanah guna membangun sebuah masjid. Jika diketahui lebar tanah yang akan dibangun masjid itu 68 meter dan panjangnya 125 meter, maka tolonglah dermawan muslim tersebut untuk mencari : a. Luas tanah tersebut ! b. Rumus untuk mencari luasnya ! c. Berbentuk bangun datar apakah tanah tersebut !
Lampiran : 13
INSTRUMEN BAHAN DISKUSI SIKLUS II ( PERTEMUAN KE 3 )
Ayo, diskusikan dengan teman kelompokmu ! 1.
Kakek ingin menghibahkan sebidang tanah kepada ayahku. Adapun lebar tanah yang ingin dihibahkan kakek kepada ayahku adalah sebesar 74 meter dan panjangnya
135
meter. Diskusikanlah : a. Berapa luas tanah yang ingin dihibahkan kakek kepada ayahku itu ! b. Berapa kelilingnya !
2.
Pak Azis ingin menjual sebidang tanah kepada Pak Andre. Tanah yang akan dijual Pak Azis tersebut mempunyai panjang 142 meter, dan lebar 71 meter. Tolonglah Pak Andre untuk menemukan : a. Berbentuk bangun datar apakah tanah Pak Azis tersebut ? b. Berapa luas tanah Pak Azis tersebut, dan tulislah rumus untuk mencari luasnya ! c. Berapa kelilingnya, dan tulislah sebuah rumus untuk mencari kelilingnya !
Lampiran : 14
INSTRUMEN TUGAS PEKERJAAN RUMAH SIKLUS II ( PERTEMUAN KE 3 )
Diskusikanlah dengan teman kelompokmu !
1.
Ibu sedang mengukur selembar taplak meja yang akan digunakan untuk menutupi meja makan. Panjang taplak meja tersebut 178 cm, dan lebarnya 90 cm. Tolonglah Ibu untuk mencari : a. Berapa luas permukaan taplak meja tersebut, serta tulislah sebuah rumus untuk mencari luasnya ! b. Berapa kelilingnya, dan tulislah pula sebuah rumus untuk mencari keliling taplak meja tersebut !
2.
Sebuah bangun datar mempunyai panjang sisi 212 cm, dan lebar 97 cm. Berdasarkan keterang tersebut, maka carilah : a. Berapa sentimeter persegikah luas bangun datar tersebut ? b. Berbentuk apakah bangun datar tersebut ? c. Dan berapakah kelilingnya ?
Lampiran : 15 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Kegiatan Guru Siklus I No.
Aspek yang dinilai
Skor
Skor Ideal
1
Guru membuat RPP
3
4
2
Guru membuka pelajaran dengan baik
3
4
3
Guru menanyakan kembali pelajaran siswa sebelumnya (apersepsi)
3
4
4
Guru menguasai materi pelajaran
3
4
5
Guru mengelola kelas dengan baik
3
4
6
Guru memberikan penugasan kepada siswa
3
4
7
Guru menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT
3
4
8
Guru bersifat luwes, terbuka, dan membantu
2
4
9
Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugas tournamen
2
4
10
Guru menutup pelajaran dengan baik
4
4
28
40
Jumlah Persentase skor yang diperoleh Keterangan Poin : 1 = kurang
3 = baik
2 = cukup
4 = baik sekali
70.00
Lampiran : 16 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I No.
Aspek yang dinilai
Skor Yang Diperoleh
Skor Maksimal
1
Siswa hadir dalam proses belajar mengajar
3
4
2
Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan
2
4
3
Siswa dapat menerima materi dengan baik
2
4
4
Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan baik
2
4
5
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik
3
4
6
Siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran
3
4
7
Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan baik
3
4
Jumlah Persentase skor yang diperoleh Keterangan : 4 = Jika x > 15 3 = Jika 10 < x ≤ 15 2 = Jika 5 < x ≤ 10 1 = Jika x < 5
18 64,28
Lampiran : 17
Hasil Belajar Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Ahmad Farizi Ahmad Farhan A. Ahmad Wildan Ade Yemmy Hilwa Fauziah Jamaluddin Juliansyah Kaisah Salsabila Khoirotun Nisa Lukmanul Hakim Muhammad Fadhlan Muhammad Raihan Muhammad Sami Nazwa Halida Putri Salsabila R. Aulia Nelson Savina Putri R. Suzanne M.S. Teptazani Zidan Rusydy Jumlah Nilai Rata-rata Prosentase Ketuntasan Belajar
Keterangan :
1 = Tuntas 0 = Tidak Tuntas
Nilai 30 20 60 40 70 40 60 40 75 30 65 40 40 60 25 70 45 60 40 30 940
Ketuntasan 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 47,00 20%
Lampiran : 18 Hasil Observasi Pengamat Terhadap Kegiatan Guru Siklus II No.
Aspek yang dinilai
Skor
Skor Ideal
1
Guru membuat RPP
4
4
2
Guru membuka pelajaran dengan baik
4
4
3
Guru menanyakan kembali pelajaran siswa sebelumnya (apersepsi)
3
4
4
Guru menguasai materi pelajaran
3
4
5
Guru mengelola kelas dengan baik
4
4
6
Guru memberikan penugasan kepada siswa
3
4
7
Guru menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT
4
4
8
Guru bersifat luwes, terbuka, dan membantu
4
4
9
Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugas tournamen
3
4
10
Guru menutup pelajaran dengan baik
4
4
36
40
Jumlah Persentase skor yang diperoleh Keterangan Poin : 1 = kurang
3 = baik
2 = cukup
4 = baik sekali
90.00
Lampiran : 19
Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II No.
Aspek yang dinilai
Jumlah Frekuensi
Data Tabel
1
Siswa hadir dalam proses belajar mengajar
4
20
2
Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan
4
20
3
Siswa dapat menerima materi dengan baik
3
20
4
Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan baik
3
20
5
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik
4
20
6
Siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran
3
20
7
Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan baik
4
20
25
140
Jumlah Persentase skor yang diperoleh
89.28
Keterangan : 4 = Jika jumlah siswa lebih besar dari 15 orang 3 = Jika jumlah siswa antara 10 sampai dengan atau sama dengan 15 orang 2 = Jika jumlah siswa antara 5 sampai dengan atau sama dengan 10 orang 1 = Jika jumlah siswa kurang dari 5 orang
Lampiran : 20 Hasil belajar siswa Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Ahmad Farizi Ahmad Farhan A. Ahmad Wildan Ade Yemmy Hilwa Fauziah Jamaluddin Juliansyah Kaisah Salsabila Khoirotun Nisa Lukmanul Hakim Muhammad Fadhlan Muhammad Raihan Muhammad Sami Nazwa Halida Putri Salsabila R. Aulia Nelson Savina Putri R. Suzanne M.S. Teptazani Zidan Rusydy Jumlah Nilai Rata-rata Prosentase Ketuntasan Belajar
Keterangan :
1 = Tuntas 0 = Tidak Tuntas
Nilai 50 45 80 85 90 80 85 70 100 65 90 75 80 80 50 95 80 85 80 65 1530
Ketuntasan 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 76,60 85%
Lampiran : 21
Hasil Angket Respon Siswa
Nama siswa
: …………………………………..
Kelas
: …………………………………..
Isilah beberapa pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada kolom yang tersedia ! No.
Pertanyaan
1.
Apakah kamu menyukai pelajaran matematika ?
2.
Apakah kamu pernah mendapatkan nilai yang bagus pada mata pelajaran matematika ?
3.
Menurut kamu, apakah ada yang sukar dalam mempelajari matematika ?
4.
Apakah kamu selalu mengerjakan tugas P.R. matematika yang diberikan oleh gurumu ?
5.
Apakah orangtua kamu selalu membantu kamu di rumah untuk mengerjakan tugas P.R. matematika ?
6.
Menurut kamu, apakah penyampaian pelajaran matematika yang diberikan oleh Bapak tadi sudah bagus ?
7.
Sukakah kamu dengan metode pembelajaran TGT yang Bapak sampaikan tadi ?
8.
Dalam kesempatan lain, maukah kamu mempelajari matematika dengan menggunakan metode TGT lagi ?
Ya
Tidak
T
Mata Pelajaran
Matematika
Ifari/Tanggal
.
R*. hl,,.
Nama
: :.*3.9..{ 3....
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini dengan tepat
l.
V
!
Gambarlah dibuku berpetakmu sebuah bangun datar persegi panjang, dengan panjang petak satuan dan lebar 8 petak satuan
2.
mt2
Kelas/Semester
!0
!
n
A
A
D
Urutkanlah bangun-bangun datar di atas, mulai da,-i bangun datar yang terbesar sampai dengan bangun datar yang terkecil
,
*3.
tL, q ,n*glt A,A
Tylrtr
!
petak satuan bangun datar di bawah
ini
! \
V
/^
4 s &
["
rui ;
l-l
Berapa cm persegikah luas bangun datar persegi tersebut ?
Lfx
l5;6srrh
',
*- t:\
ll
+'
cm
Hitunglah luas bangun datar persegi panjang tersebut
!
1'1x22 r" 73 cnn 22 cm
6.
-r > I t
V
"f ir
*'*
1". j,
ar
t
rI
Amin mempunyai sebidang kebun yang berbentuk persegi panjang. Panjang kebun meter, sedangkan lebarnya 7 meter. Berapa meter persegikah luas kebun Pak
tersebut
l5
Amin itu
? l5"X ;
7. Adik.mempunyai
: loB{ *':
sebuah kertas origami yang berbentuk persegi. Jika parljang sisi kertas
tersebut 12 crp,maka berapa cm persegikah luas kertas origami adik tersebut ? r u i] rr,
lx l?'"j
,
8. Ayah ingin membuatkan kakek sebuah rumah yang sederhana di kampung. Berapa meter persegikah luas rumah kakek, jika diketahui panjangnya 13 meter dan lebamya 6 meier ? ':l 'q lp;- JeSr *i
1|-2
.
Pak
t,i$t FTt
y-us
untuk mencari iuas bangun datar persegi panjang
!
W. Hitunglah berapa petak satuan luas bangun datar pala gambar di bawah ini
74
7: 'l)
!
Lernbar Keria Siswa Siklus I (Satu)
Mata Pelajaran
IIari/Tanggal
: Matematika , Bsb.9.:. s.:,L..--.39 3.. I
Selesaikanlah soal-soal di bawah ihi dengan tepat
l.
Nama
,
Kelas/Semester
z
P-es!:.-L:$*Y.lc^
llll2
!
Gambarlah dibuku berpetakmu sebuah bangun datar persegi panjang, dengan panjang f 0
petak satuan dan lebar 8 petak satuan
!
l
A
A
D B
Urutkanlah bangun-bangun datar di atas, mulai dmi bangun datar yang terbesar sampai dengan bangun datar yang terkccil
t DAI B, C,
Hitunglah berapa luas pctak satuan bangun datar di bawah ini
15 cm
Berapa cm persegikah luas bangun datar persegi tersebut ?
ls xrs: l(6mn
"1r
t, h
ft ,l
!
--
I
+'
I
cm
I{itunglah luas bangun datarpersegi panjang tersebut
Iat crn
!
22 cm 6. Pak Amin mempunyai sebidang kebun yang berbentuk persegi panjang. Panjang kebun
}-
tersebut 15 meter, sedangkan lebamya 7 meter. Berapa meter persegikah luas kebun Pak
Amin itu z tO3
|n
7. Adik mempunyai
sebuah kertas origaini yang berbentuk persegi. Jika panjang sisi kertas
iersebut 12 cm, maka berapa cm persegikah luas kertas origami adik tersebut ?
6Cr
ern
8. Ayah ingin membuatkan kakek sebuah rumah yang sederhana di kampung. Berapa meter luas rumah kakelq jika diketahui panjangnya l3 meter dan lebarnya 6 meter ?
B.ffi1*n
I
q. Turislah sebuah rumus untuk mencari luas bangun datar persegi panjang
L
!
Pxu
Ip. Hitunglah berapa petak satuan luas bangun datar pada gambar di bawah ini !
11 ?s ,ss
f, .t', L'
.1
4; Lembar Keria Siswa Siklus
II
(Dua)
,.4...H3.11.h.*n
Mata Pelajaran
: Matematika
llari/Tanggal
,,.fi.h.&.g'.:1.t.:f-:*.9.8 *.,us/semester z rrr t Z
Selesaikanlah soal-soal di bawah
Nama
ilti denqan lgpat !
Sebuah bangun datar berbentuk persegi mempunyai panjang sisi sebesar l7 cm. Tentukanlah
ketiling bangun datar tersebut
!
Ke
t-ir
in' i 1)^i;' =.,19 f
i
I\
Andre sedang berlari mengelilingi lapangan sekolah yang berbentuk persegi. Jika setiap sisi lapangan sekolah yang dikelilingi Andre mempunyai panjang sisi 25 meter, maka berapa meterkah Andre harus mengelilingi lapangan sekolah selama satu putaran penuh?
Vg.i L,l.r. - \ y ; '-.a-,l
,
_;\y, Pak Guru sedang mengukur keliling selembar kertas karton yang akan dibuat prakarya.
Berapa sentimeterkah keliling kertas yang akan diukur.oleh Pak Guru, kerras karron tersebut 85 cm, dan lebar 60 cm
? keLitinn - ?.X
jika dik6tahuipanjang P-+
l-)
^(
.;J,fJ+'qit
Hitungtah keliling sebuah bangun datar persegi panjang, I
tersebut 57 cm, dan lebar bangun tersebut 23 cm
I
jiL" iif"?li(fianjang bargun
t : *'v] /
-'a.
|
:
;'. t
Kakak sedang rnenggarnbar sebuah bangun datar yang berbentuk persegi di buku berpetak. Jika masing-masing sisi bangun tersebut mempunyai panjang sisi 27 petak satuan, maka berapa petak satuankah luas bangun persegi yang harus digambar oleh kakak
? 5 , )_ P*ff,flk
Carilah luas sebuah taplak meja yang berbentuk persegi, jika diketahui panjang sisi taplak mejatersebut 85 cm
-s
! 6 'l
,L'lir
r.
,,_"q
yang akan dibuat ibu untuk seragam Aku sedang mengukur panjang dan lebar selembar kain Berapa sentimeter kain tersebut 90 cm, Sedangkan lebarnya 80 cm' sekolahku. Panjang
persegikah ruas
kainku?
,i.,\
[]k* _
it?bo cnn'
\/
akan dibuatkan pagar disekelilingnya' Jika Kebun sekolahku yang berbentuk persegi panjang berapa meter persegikah luas kebun panjang kebun sekolah itu 35 meter dan lebar 20 meter,
,.toturrtu itu
t
PX L .
1* eZo :70* f fn?
u
kertas origami' Kertas origami akan membuat seekor burung bangau dari selembar sisi sebesar l6 cm'Berapa cm persegikah luas tersebut masing-masing mempunyai panjang
oki
kertas origami tersebut ?
Zf
OC
A panjang sisi
, ,i-selembar ketas HVS yang berbentuk bangun datar persegi panjang' memPunyai V sebesar 33 crn dan lebar sisi 22 cm. Berapakah cm persegikah luas ksrtas HVS tersebut ? ' ' PxL
: j$xZL
: 7|fr( wt*
'{ {., . :.- .le,
1
r r -t-.
:
Lembar Keria Siswa Siklus I (Satu)
Mata Pelajaran
Nama
,
IIari/Tanggal
Kelas/Semester
z
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini dengan
I
,
I. Gambarlah
Khp.i!:*s.01$*.
llll2
tept !
dibuku berpetakmu sebuah bangun ddtar persegi panjang, dengan panjang f 0
vn
A D B
Urutkanlah bangun-bangun datar di atas, mulai dmi bangun datar yang terbesar sampai dengan bangun datar yang ierkecil
, {
V
Uitunglah berapa luas petak satuan bangun datar di bawah ini
'vx?-* zo
J n,.,, Sr:; x sisi h* $'* 41" 't.' J
I
i:.
! g CA D
i tfxtS : atf crrrL
!
Berapa cm persegikah luas bangun datar persegi tersebut ?
-
I
I
cm
Hitunglah luas bangun datar persegi panjang tersebut
!
Pxt
= ltx.;2 > ?}9 Cmz
22 cm
6.,/uAmin
\ /
v
mempunyai sebidang kebun yang berbentuk persegi panjang. Panjang kebun
tersebut 15 meter, sedangkan lebamya 7 meter. Berapa meter persegikah luas kebun Pak
Amin itu
t 7. Adik
?
Fx L -'igt"7 i t0I. mt
mempunyai sebuah kertas origami yang berbentuk persegi. Jika panjang sisi kertas
tersebut 12 cm, maka berapa crn persegikah luas kertas origami adik tersebut
l3 meter
dan lebarnya 6 meter ?
PtL
\\'/14irifi;ffiJrYr$l*n mencari luas bangun datar persegi panjang r lebor
!
,ft*l*'g
yy{fXt""glah
7xB
l.
rl
l,, tl',
berapa petak satuan luas bangun datar padagambar
=S6
4 rS iSi = Llxta
B"rd*B,&f '
Ayah ingin membuatkan kakek sebuah rr,rmah yang sederhana di kampung. persegikah luas rumah kakek, jika diketahui panjangnya
?
di tarvah ini
!
F:,.
-L
Lembar Fleria Siswe Siklus I (Satu)
Mata Pelajaran
Ifari/fanggal
: Matematika Nama , *lF.*y...=.,S].S;.L?.1.?....... Keras/semester
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini dengan tepat
l.
, {11JCI.dh16rr..........
: ttr t 2
!
Gambarlah dibuku berpetakmu sebuah bangun datar persegi panjang, dengan panjang r0
/r
petak satuan dan lebar 8 petak satuan
!
A
A
D B
Urutkanlah bangun-bangun datar di atas, mulai dari bangun datar yang terbesar sampai dengan bangun datar yang terkecil
IBIC)AJD
Hitunglah berapa luas petak satuan bangun datar di bawah ini
L{
x * I
*"
ft!,
..1
r,
!
X::28
4.
5 cm
lxlf:60
Berapa cm persegikah luas bangun datarpersegi tersebut ?
I
Y
I
cm
Hitunglah luas bangun datar persegi panjang tersebut
!
22 cmXll crnzLZLl cm 22 cm
Pak
Amin mempunyai sebidang kebuh yang berbentuk persegi panjang. Panjang kebun
tersebut 15 meter, sedangkan lebamya 7 meter. Berapa meter persegikah luas kebun Pak
Aminitu?lfXZ:lo$ . Adik
noe
mempunyai sebuah kertas origami yang berbentuk persegi. Jika panjang sisi kertas
tersebut 12 cm, maka berapa cm persegikah luas kertas origami adik tersebut ? cr?1
l2xt2 r lqq
) t.
Ayah ingin membuatkan kakek sebuah rumah yang sederhana di kampung. Berapa meter
U)-fffiUf[d"";grah
V ,
H,;,S4fir3|
ffiftuk
jika diketahui panjangnya 13 meter
dan lebarnya 6 meter ?
mencari luas bangun datar persegi panjang
berapa petak satuarr luas bangun datar pada gambar
V/tO. Hitunglah 7X8:EL
"i
kakek,
!
di bawah ini
t
I
I
cm
Hitunglah luas bangun datarpersegi panjang tersebut
ll
XZZ=
!
z(Ltrt
22 cm Pak Amin memppnyai sebidang kebun yang berbentuk persegi panjang. Panjang kebun
tersebut 15 meter, sedangkan lebarnya 7 meter. Berapa meter persegikah luas kebun Pak
Aminitu?
PXL l5 f 7tlsf
7. Adik mempunyai tersebut
l-t
1,2
Cnz^
sebuah kertas origami yang berbentuk persegi. Jika panjang sisi kertas
cm, maka berapa crn persegikah luas kertas origami adik tersebut ?
x le : 43 cn"
ingin memDuatKan membuatkan KaKeK Ayan lngln kakek seDuan sebuah ruman rumah yang sederhana dl di kampung. Berapa meter l€mpung. tterapa meter \/u.8. Ayah persegikah luas rumah kake( jika diketahui panjangnya I3 meter dan lebarnya 6 meter ? f
i
13 xe 276 yZ{fAislah sebuah rumus untuk rnencari luas bangun datarpersegi paJa nt * Lp$a
t
ytd.
rurtunglah terapa petak satuan luas bangun datar pada gambar di bawah
Vx? =j;6
"k ii
,t*'
panjang
!
ini
t
T
Lembar Keria Sisrra Sii.Jus i (Satu)
Mata Pelajaran
:
94'
Name
Matematika
IIari/Tanggal
Selesaikanlah soal-soal di bawah ini dengan tepat
l.
!
Gambarlatr dibuku berpetakmu sebuah bangun datar persegi panjang, dengan panjang petak satuan dan lebar 8 petak satuan
vr
l0
!
A D B
Urutkanlah bangun-bangun datar di atas, mulai Cari bangun datar- yang terbesar sampai dengan bangun datar yang terkeci!
V3.
! BCh D
Hitunglah berapa luas petak satuan bangun datar di bawah ini
!
+xv:28
/ n,., 4 L
t"
at" .'1 ,
Berapa cm persegikah luas birngun datar persegi tersebirt ?
l5 r lJ
:
1z"f c,,,
Nama
Mata Pelajaran
:
Matematika
Hari/Tanggal
,
..hr.b.v....1?..:.b.:...?9,.t]..... Kelas/semester
Selesaikanlah sgal-soal di bawah
:
: rtr t 2
ilti denqan lepat !
l7 cm. Tentukanlah Sebuah bangun datar berbentuk persegi mempunyai panjang sisi sebesar
J,
x keliling bangun datar tersebr, ! , 1 Lt =
sis
t
xll
- 68 ctn
persegi. Jika setiap sisi Andre sedang berlari mengelilingi lapangan sekolah yang berbentuk
J,
meter' maka berapa lapangan sekolah yang dikelilingi Andre mempunyai panjang sisi 25
I X f rT i : QxZb .. tq) Cnn
putaran penuh? meterkah Andre harus mengelilingi lapangan sekolah selama satu
tv-' /t.
pak Guru sedang mengukur keliling selembar kertas karton yang akan dibuat prakarya' Berapa sentimeterkah keliling kertas yang akan diukuLroleh Pak Guru' kertas karton tersebut 85 cm, dan lebar 60 cm
V
?
Hitunglah keliling sebuah bangun datar persegi tersebut 57 cm,dan lebar bangun tersebut 23
jika diketahui panjang
1-X (P Of
: 1"{Bs f) 60) Crn I9D = panjansiil?FftTipanjang
cm'
=ni= :{€O
bangun
+ + 23
c$^
y'. rcuUu*seCang menggambar sebuah bangun datar yang berbentuk persegi di buku berpetak' petak satuan, maka Jika masing-masing sisi bangun tersebut mempunyai panjang sisi 27
kakak berapa petak satuankah luas bangun persegi yang harus digambar oleh
'
=' *;;Y + 29
,
/6. Carilah luas sebuah taplak meja. yang berbentuk persegi, jika,- diketahui r:r-^e^,...i -^-,^-^= panjang sisi taplak 'rnz meja tersebut 85 cm
!
Sisfxcjq-r
:
-s i.
$',1
;'[", r' ,. 'i
]
.
??zEcn>
Aku sedang mengukur panjang dan lebar selembar kain yang akan dibuat ibu untuk seragam sekoiahku. panjang kain tersebut 90 cm, Sedangkan lebarnya 80 cm. Berapa sentimeter persegikah luas kainkur PXI-
=
* ' 5Dr8o
'
Jika sekolahku yang berbentuk persegi panjang akan dibuatkan pagar disekelilingnya. luas kebun panjang kebun sekolah itu 35 meter dan lebar 20 meter, berapa rneter persegikah
g. Kebun
,.totuttuitu?'P X L ':- 35x ).oo -tuav-10 Cf{t " /
tV/
seekor burung bangau dari selembar kertas origami. Kertas origami masing-masing mempunyai panjang sisi sebesar 16 cm. Berapa cm persegikah luas
g.Oki akan membuat tersebut
kertas origami tersebut
?
S\T i,}(
Sr\ i
=[6x]t
: 2bbcrnL HVS yang berbentuk bangun datar persegi panjang, mempunyai panjang sisi ? sebpsar 33 cm dan lebar sisi 22 cm. Berapakah cm persegikah lu.as kertas HVS tersebut
10. Selembar ketas
P
xL
= 3bxz z
: +\L LmL
G
I
i[' td a' t"t L*, ----:-
-a-:;j=:
.
-:-
---
- -;';
' ' i-
--;
-'
3r , .8,....A,V.1i3.,..1V.:,,
Mata Pelajaran
IIari/Tanggal I
' .Rfr&UJ.Z.#.=?gls di bawah.ilti dengan tepat !
. Sebuah bangun datar berbentuk kelilingbangun datartersebut
j.
/
d"are
!
r+JV l+-
l
Selesaikanlah sgal-soal
t llll2
Kelas/semester
g5 6n
'1.
e!0 (Tr' 1-
persegi mempunyai panjang sisi sebesar
kr
lr lfzr
't-
v,g
4{.
t
la
o
t7
4 .'{, 0x
l7 cm. Tentukanlah
\ 1{5, S :^46tt(A oB '
sedang berlari mengelilingi lapangan sekolah yang berbentuk persegi. Jika setiap sisi
lapangan sekolah yang dikelilingi Andre mempunyai panjang sisi 25 meter, maka berapa meterkah Andre harus mengelilingi
lapaffii:;.$,*lttfma
:1 r ,,
4.
satu putaran penuh?
h.f^
l.lgfffiE*ihr
akan dibuat prakarya.
Berapa sentimeterkah keliling kertas yang akan diukur oleh Pak Guru, kertas karton tersebut 85 cm, dan lebar 60 cm
? tsP tt h tTtil*?l"ii,
Panjang
t*)
rJ
V{gir"nglah
keliling sebuah bangun datar persegi
='1,9 o panjang,3i[a 6i(e[atrui panjang F,rtt lt^1:L xlp+L\
tersebut 57 cm, dan lebarbanguntersebut 23 cm
|tl
c
-Ldtax-
/
\
jika diketahui
!
'
=L
*tlfa q,]f*'\
=L{8c
Kakak se,Jang menggambar sebuah bangun datar yang
t 5. ')- Jika masing-masing
bangun
u"ru.ntutl$Ptrda
buku berpetal<.
sisi bangun tersebut mempunyai panjang sisi 27 petak satuan, maka
bgrapa petak satuankah luas bangun persegi yang harus digambar oleh kakak
/
'
Lvns
=lifi
{S lS
:7"1
V U Carilah luas sebuah taplak meja yang b-erbentuk persegi, jika diketahui panjang sisi taplak
4r '17
t:
{,
2-l
$
,,#r )gt 7,7
J--------. {vaP{tSt:I S '' 5 =85(flf
meja tersebut 85 cm
''
-7L?t(n,
3* 0i i;
r.
4d*
,;:, iilt
+
r
F-
1o r6
3?
22{ .-J\ 'bb 72,
r-
t6 + 2r\ {
J
rt--'\
?.o7(
,)b
b6
b
go
35
1
00
!--+
oo ( o
00
7LD -' *>--Y
v?00
7rn
untuk seragam Aku sedang mengukur panjang dan lebar selembar kain yang akan dibuat ibu cm' Berapa sentimeter sekolahku. Panjang kain tersebut 90 cm, Sedangkan lebarnya 80 persegikah
luaskainku? L
vq<:
Fqnj qtt9 x Lf
'h
-tr
= 72aA C n'L pagar disekelilingnya. Jika Kebun sekolahku yang berbentuk persegi panjang akan dibuatkan persegikah luas kebun panjang kebun sekolah itu 35 meter dan lebar 20 meter, berapa meter
sekolahkuitu?
L, 9S-Fa aj4x3 Xt-f h"1,' : JS C^rX 2- s cr\
'7s@(r{
V
Kertas origami Oki akan membuat seekor burung bangau dari selembar kertas origami. cm persegikah luas tersebut masing-masing mempunyai panjang sisi sebesar l6 cm' Berapa kertas origami tersebut
? LvclS:-{ ;.5 ;X-fi : t6rt o
Sl
1?66crt
t\'//o
panjang sisi selembar ketas HVS yang berbentuk bangun datar persegi panjang, mempunyai luas kertas HVS tersebut ? sebesar 33 cm dan lebar sisi 22 cm. Berapakah cm persegikah
L
vqS= PnrtjaaS
- f3 fLL
= 7L 6
h
i
[',
n'
li, i,-
C,."
X
Lq bq
f
n
.clo Lembar KeJia Siswa Siklus II (Dua) Mata Pelaiaran
: Matematika
Nama
,.Hr\ws..-puzioh
IIari/Tanggal
, KEb..x.la. j.uni.. ?P.17
Kelas/Semester
z
llll2
Selesaikpnlah soal-soal di baw,ah ilti dengan tgpat !
l7 cm. Tentukanlah Sebuah bangun datar berbentuk persegi mempunyai panjang sisi sebesar keliling bangun datar tersebut ! lctiiiT I 4XSisi
:4x
lTcrn cnr"
l6 g
persegi. Jika setiap sisi Andre sedang berlari mengelilingi lapangan sekolah yang berbentuk
, /.
V \/
25 meter, maka berapa lapangan sekolah yang dikelilingi Andre mempunyaipanjang sisi putaran penuh? meterkah Andre harus mengelilingi lapangan sekolah selama satu
r":1.1! \4.x2Sc*
. \0gem,
pak Guru sedang mengukur keliling selembar kertas karton yang akan dibuat prakarya
V
jikadiketahui panjang Berapa sentimeterkah keliling kertas yang akan diukur oleh Pak Guru,
.
kertas karton tersebut 85 crn, dan lebar 60 cm
O
' iirl;Blh' '. r$O errn-
/ V
panjang bangun Hitunglah keliling sebuah bangun datar persegi panjang, jika diketahui
tersebut 5'7 cmdan lebar bangun tersebut 23 cm'
/
V t
*iii6[|f
'\Qrlcrn di buku berpetak' Kakak sedang menggambar sebuah bangun datar yang berbentuk persegi petak satuan' maka Jika masing-masing sisi bangun tersebut mempunyai panjang sisi 27
kakak ? berapa petak satuankah luas bangun persegi yang harus digambar oleh
)
1/
6. Carilah
$,
,.'*' \,.'' ,
;tsq-Klacr'-
jika diketahui panjang sisi taplak luas sebuah taplak meja yang berbentuk persegi,
xSiSi .FI*r01..
meja tersebut 85 cm I /'-s!St
'.
?,S1gC/h
jt
i
_.
-$
l'l S\S\ xsigi
r, i'
l.AUu sedang mengukur panjang
sekolahku. Panjang kain tersebut 90 cm, Sedangkan lebarnya 80 cm. Berapa sentimeter
Vv
\ |
/
persegikah luas kainku,
/ y
sekolahku itu? L : P
lL
,t
^V
$.
t_
& I
*ts
?/:Sfgi xSiS i
Selembar ketas HVS yang berbentuk bangun datar persegi panjang, mempunyai panjang sisi sebesar 33 cm dan lebar sisi 22 cm. Berapakah cm persegikah luas kertas HVS tersebut ?
xr ..TlLcfi|
\Wcu)/-Ta
t
in*,
J
, XSp; rci* -b <.{>1^
LIF
!
\\ u
Oki akan membuat seekor burung bangau dari selembar kertas origami. Kertas origami tersebut mdslng-masing mempunyai panjang sisi sebesar l6 cm. Berapa cm persegikah luas
/
ft
xBocnr I T-rog-ca,
sekolahku yang berbentuk persegi panjang akan dibuatkan pagar disekelilingnya. Jika panjang kebun sekolah itu 35 meter dan lebar 20 meter, berapa meter persegikah luas kebun
kertas origami tersebut
t['
,:,#t
8. Kebun
.
h
dan lebar selembar kain yang akan dibuat ibu untuk seragam
eh
Lembar Keria Siswa Siklus Mata Pelajaran Hari/Tanggal
II (Dua)
,Ah*ed.ftn..?"1 k*b.v..n.)}r6.=}'.?.Il - Kelas/semester z lll l2 Nama
Matematika
Selesaikanlah soal-soal di bawoh ilti dengan lepat !
)
| /
Sebuah bangun datar berbentuk persegi mempunyai panjang sisi sebesar 17 cm.Tentukanlah
V
keliling bangun datar tersebrt rlrEl;l;Iq
'#4i+i rA *'!?x 4 'atcrn
Z. Andre
\ ,
"lZ
sedang berlari mengelilingi lapangan sekolah yang berbentuk persegi. Jika setiap sisi
lapangan sekolah yang dikelilingi Andre mempunyai panjang sisi 25 meter, maka berapa meterkah Andre harus mengelilingilapangan sekolah selama satu putaran
penuntLPtthg'!X!. Y r-"-""--
";3.9X4 -$o*n*f
/ pak Guru se,Jang mengukur keliling selembar kertas karton yang akan dibuat prakarya,
V
Berapa sentimeterkah keliling kertas yang akan diukur oleh Pak Guru, kertas karton tersebut 85 cm, dan lebar 60 cm f
I\,
';Yo#'f
4. Hitunglah keliling sebuah
V
tersebut 57 cm,dan lebar
\
bangun
SeeC
L
"
*. run
:.asgf datar persegi panjang, jikidiketahui panjang =
/
'
ktli tinq=)*F*
jika diketahui pmjang
bangun
tersebut 23 cmr lr+l'tinq = Ed P+ L bangun
cg + Aa i6lirut -.[6;f ftt =
Kakak sedang menggambar sebuah bangun datar yang
bttb;r'ff€;,iiJ.gi di buku berpetak.
Jika masing-masing sisi bangun tersebut mempunyai panjang sisi 27 petak satuan, maka berapa petak satuankah luas bangun persegi yang harus digambar oleh kakak
f lf€f ;'lrly '-1\? :Qtxq ^
r I05f
tl'tr
Carilah luas sebuah taplak meja yang berbentuk persegi, jika diketahui panjang sisitaplak
,1
4*
m.
t4s
t*
a
*tt 4, for:i
mejatersebut 85 cm 4
Lqa
4x
! lap\;*tiy
:*+{-xS
:et{{
j 3tn rr"r
ffi
QSb i:
i,
'1
,
----'--:.--_'.-
-- '-]--'--_
---"_^.:_- --
seragam Aku sedang mengukur panjang dan lebar selembar kain yang akan dibuat ibu untuk sentimeter sekolahku. Panjang kain tersebut 90 cmo Sedangkan lebarnya 80 cm' Berapa
persegikah luas kainkur
'l [r}(S 'PXL ^ : 3o KBoCpl ) = 73o
\ Y
/
ij.b* .in#
t*:/ 7zo eo
-+.
o
orig$Iff
akan membuat seekor burung bangau dari selembar kertas origami. Kertas cm persegikah luas tersebut masing-masing mempunyai panjang sisi sebesar 16 cm. Berapa
9. Oki
1/
$a
t
kertas origami tersebut
2
ffi f i \" irG[
[u09i
",
-*_
, / V
panjang sisi ,O.Selembar ketas HVS yang berbentuk bangun datar persegi panjang, mempunyai ;;.;";;3 cm dan lebar sisi 22 cm.Berapakah cm persegikah luas kertas HVS tersebut r {-rx$'p7r'l
7
I6"
d
'l
i4
:r
ss
a
tEr
-I r:\
b
>?
-i.r-__'
aex ,
-T
b6
6(
7eb
_t"
--{
!--:i
Uji
Nama
Bahrudin
NIM
809018300398
Jurusan
PGMI
Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul Skripsi
:
Pembimbing
:
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Maternatika Siswa Kelas III Melalui Metode Teams Games Tournamen (TGT) Di ML Darul Muqinin lakarta Barat.
Firdausi, S.Si. M.Pd.
Paraf Pembimbing
Judul Buku & Nama Pengarang
No. 1
Referensi
Tindakan Kelas Sebagai 201l), Cet' 1,
@'Penelitian
Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta:PT Rajawali Pers, hal.47- 48
2.
nra- Masitoh, M.Pd. dan Laksmi Dewi, M.Pd,
Strategi
H
Pembelajaran, (Jakarta, Dirjen Pend. Islam Departemen Agama
Rf,2009) Cet-l Hal. 159 J.
4.
aUOul ffatirn'Fithani, Motematika Hakikat & Logika, (Malang Ar-Ruzz Media Yogyakarta, 2008), cet. I hal. 17
:
nrse:.
Rtrseffendi, M.Sc., Pengaiaran Matematikq Modern untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG, (Bandung: Tarsito, 1980), cet. 5, hal.
#
148 5.
enOl Uat
.6.
ffi
Matematika Hakikat dan Logika, (Malang,
Januari 2008) cet. Ke 1, hal.58'71
7.
Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengaiar,
(Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 1989), cet. 12,hal;22 8.
Langkai uudan Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembongan Profesi Guru, (Jakarta, PT Rajawali Pers, 20ll), cet.l
@
hal.276-2'17. 9.
20t31Pk.20.25
wIB.
**{*,'
Y
4'
tr
10.
http://ekosuprapto.wordpress.com/2OOg I O4l Lglfa ktor-fa ktoryang-mempengaruhi-hasil-belajarflumat,l mei 20l2ljam
I
20.45 11
Wina Sanjaya, Strotegi Pembelajaran Berorientasi Standor Pendidikon, (Jakarta, Kencana,2006), cet. Ke 1, Hal.242-243.
12.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitiqn Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta, PT Rajawali Pers, 201l), cet.l
Proses
hal270.
+
14.
Demitra, dkk. Laporan Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas N as i onal, (Universitas Palangkaraya, 20 I 0), hal 27 - 28.
15.
R.D. Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimio, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010), hal. 99
4 + -z
16.
R.D. Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta, Graha Ilmu,
L)
13.
Demitra, dkk. Laporan Hibah Kompetitif Penelitian Sesuoi Prioritas Nasional, (Universitas Palangkaraya, 2010), hal. 8
2010), hal. 101
17.
Tukiran Taniredja, Model-Model Pembelaiaran Inovatif dan Efektif, (Bandung, Alfabeta, 2013), cet, ke 4,ha1.59.
18.
Wina Sanjaya, Strotegi Pembelajaran Berorientasi Stondar
Proses
Pendidikan, pokorta, Kencono,2006), Cet, Ke 7, Ha|.242. 19.
Harvey F. Silver dkk, strotegi-strotegi pengoioron, ( Jakarta, P.T. lndeks Permata Puri Media, 2012), cet. ke 1, hal. 61- 63.
20.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindqkan Kelas Sebagai
1
a
)
a' ?4
Pengembangan Profesi Guru, (lakarta : PT. Rajawali Pers, 201 1), Cet.
l,Hal.272-273
21.
Wina Sanjaya, Strotegi Pembelojaron Berorientosi Standor Pendidikon, (Jakarto, Kencono, 2006), Cet. Ke 7, Hal. 249 - 250.
22.
l.r:ianto, M.pd. Mendesain Model Pembelajoran lnovatif- rogresif, (Jakarta, Kencana-2010). Cet.2.
23.
I I
:.
,c' -*rl
i
.'i!
.:
' ;
i
\.
R.D. Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010), hal. 98
24.
Hal.7O-7L
Proses
- 100.
Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Deportemen Agama Republik Indonesia,2009), Cet. Ke l,Hlal.126
f 4 7
BIOGRAFI PENULIS
Penulis (Bahrudin), lahir di Jakarta pada tanggal 6 Juni 1966 (06-06-1966) merupakan putra belahan jiwa (buah hati) dan sekaligus anak ke tujuh dari pasangan suami istri Bapak H. Buang (Alm) dan Ibu Asmanah (Almh). Saat ini, Penulis tinggal di Jl. Daud I RT.001/RW.08 Kelurahan Sukabumi Utara Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat.
Adapun riwayat pendidikan penulis adalah sebagai berikut : 1. SDN. 04 pagi lulus pada tahun 1980 2. SMPN. 189 lulus tahun 1983 3. SMEAN. 17 lulus tahun 1986 4. D.2 Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2003
Hingga sekarang penulis masih bekerja sebagai tenaga pengajar (guru) di MI. Darul Muqinin Kelurahan Sukabumi Utara Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat.
Jakarta,
Januari 2015 Penulis